Anda di halaman 1dari 46

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Perencanaan

Data umum :

1. Tipe Bangunan : Gedung (Hotel)

2. Letak lokasi bangunan : Jl. Khatib Sulaiman, Limbukan

Payakumbuh Selatan Kota Payakumbuh,

Data teknis

1. Panjang bangunan : 30 meter

2. Lebar bangunan : 24 meter

3. Jumlah lantai bangunan : 6 lantai

4. Tinggi tiap lantai : 4 meter

5. Mutu beton (fc’) : 30 Mpa

6. Mutu baja (fy)

Tulangan utama : 420 Mpa

Tulangan sengkang : 280 Mpa


4.2 Data Pembebanan

Bangunan gedung diperhitungkan untuk memikul beban-beban sebagai

berikut:

1. Beban Mati

a. Berat Beton Bertulang : 2400 kg/m3

b. Air Hujan : 1000 kg/m2

c. Spesi/Plesteran : 21 kg/m2

d. Pasangan 1/2 Bata : 250 kg/m2

e. Instalasi ME : 25 kg/m2

f. Dinding Kaca : 10 kg/m2

g. Keramik : 24 kg/m2

h. Plafond + Penggantung : 18 kg/m2

2. Beban Hidup

a. Lantai Atap : 100 kg /m2

b. Lantai Typical : 195,7753 kg /m2

c. Koridor :

3. Beban Gempa

a. Faktor Reduksi : (PPPURG Tabel 4)

b. Katagori Resiko Bangunan : III (SNI 1726-2019)

c. Faktor Keutamaan (Ie) : (SNI 1726-2019)


4.1.2 Gambar struktur

A B C D

Gambar 4.1 Denah Balok Pelat Lantai Atap

A B C D

Gambar 4.2 Denah Balok Pelat Lantai 1


A B C D

Gambar 4.3 Denah Balok Pelat Lantai Dasar

A B C D

Gambar 4.4 Denah Balok Pelat Lantai Typical


A B C D

Gambar 4.5 Disribusi Pembebanan Pelat Pada Balok Induk Lantai Atap

A B C D

Gambar 4.6 Disribusi Pembebanan Pelat Pada Balok Anak Lantai Atap
Gambar 4.7 Denah Portal Arah X

Gambar 4.8 Denah Portal Arah Y


4.3 Perencanaan Dimensi Struktur (Preliminary Design)

4.3.1 Perencanaan Dimensi Balok

1. Balok Induk Arah Y

a. Tinggi Balok

Perencanaan dimensi berdasarkan SNI 2847-2019 sebagai berikut :

Tabel 4.1 Tinggi Minimum Balok Nonprategang

Kondisi perlekatan Minimum h[1]


Perlekatan sederhana ℓ/16
Menerus satu sisi ℓ/18,5
Menerus dua sisi ℓ/21
Kantilever ℓ/8
Sumber : SNI 2847- 2019 Tabel 9 .3.1.1 Hal. 180

Untuk balok atau plat rusuk satu arah yang ditumpu oleh dua tumpuan

sederhana, maka tebal minimumnya diambil sebesar L/16, dimana L

merupakan bentang terpanjang.

L
h ≥
16

10000
h ≥
16

h ≥ 625 mm digunakan h = 700 mm

b. Lebar balok (bw)

Untuk menentukan lebar balok (bw) = ½ h – 2/3 h.Untuk lebar balok

digunakan ½ h.

bw = ½ h.
bw =1/2 x 700 mm

bw =450 mm

sehingga balok induk yang direncanakan sebesar 45 x 70 cm.

2. Balok Induk Arah X

L
h ≥
16

8000
h ≥
16

h ≥ 500 mm digunakan h = 600 mm

c. Lebar balok (bw)

Untuk menentukan lebar balok (bw) = ½ h – 2/3 h.Untuk lebar balok

digunakan ½ h.

bw = ½ h.

bw = 1/2 x mm

bw = 300 mm

sehingga balok induk yang direncanakan sebesar 35 x 60 cm.

3. Balok Anak

Dimensi balok anak dapat direncanakan kurang lebih 2/3 dari dimensi balok

induk.

h = 2/3 x 700 = 466,6667 mm → digunakan h = 500 mm

bw = 2/3 x 450 = 300 mm → digunakan h = 350 mm

sehingga balok anak direncakan sebesar 35 x 50 cm.


4. Balok Anak Arah X

Dimensi balok anak dapat direncanakan kurang lebih 2/3 dari dimensi balok

induk.

h = 2/3 x 500 = 3333,3333 mm → digunakan h = 400 mm

bw = 2/3 x 350 = 233,3333 mm → digunakan h = 250 mm

sehingga balok anak direncakan sebesar 25 x 40 cm.

sehingga balok induk arah Y yang direncanakan sebesar 45 x 70 cm.

sehingga balok induk yang X direncanakan sebesar 35 x 60 cm.

sehingga balok anak Y direncakan sebesar 35 x 50 cm.

sehingga balok anak X direncakan sebesar 25 x 40 cm.


4.3.2 Perencanaan Dimensi Pelat

Diketahui :

Balok induk Arah Y : 45/70 cm

Balok induk Arah X : 35/60 cm

Balok anak Arah Y : 35/50 cm

Balok anak Arah X : 25/40 cm

Mutu beton Fc’ : 30 Mpa

Mutu baja tulangan fy : 420 Mpa

Direncanakan :

Tebal pelat :10 dan 12 cm

1. Menentukan tebal plat (h) :

a. Pemeriksaan tebal pelat berdasarkan bentang bersih balok (ln)

- Untuk bentang terpanjang (Ly) = 10000 mm

Lny = 5000 mm – (450/2 mm + 350/2 mm ) = 4600 mm

- Untuk bentang terpendek (Lx) = 8000

Lnx = 4000 mm – (350 /2 mm + 250/2 mm ) = 3700 mm

Lny > Lnx

4600 mm > 3700 mm ...... OK

Maka untuk perhitungan digunakan (Lny) = 4600 mm

b. Nilai banding bentang terpanjang terhadap bentang terpendek (β)

β = Lny / Lnx

β = 4600 mm / 3700 mm
β = 0,8043 < 2 ( Pelat 2 Arah

c. Tebal Pelat (h)

Untuk pelat dengan balok yang membentang di antara tumpuan

pada semua sisinya, tebal minimumnya, hf, harus memenuhi

ketentuan sebagai berikut (SNI 2847-2019, hal 135) :

hf =ln ¿ ¿ Jika αm < 2 ,maka:hf ≥ 120 mm

hf =ln ¿ ¿ Jika αm > 2 ,maka:hf ≥ 90 mm

Keterangan :

𝛼𝑚 = Nilai rata–rata (rasio kekakuan lentur penampang balok

terhadap kekakuan lentur pelat).

Ln = Panjang bentang bersih untuk sisi pelat dan balok (mm).

fy = Tegangan leleh baja (MPa).

β = Perbandingan antara bentang bersih dari sisi terpanjang

dengan bentang bersih terpendek.

be = Lebar efektif flens (mm)

bw = Lebar beban balok (mm)

y = Titik tengah dari penampang (mm)

α = Ibp/Ip

dimana :

Ibp = Inersia balok

Ip = Inersia pelat

α = Kekakuan pelat
2. menentukan momen inersia balok pelat (Ibp)

a. Untuk balok yang berada di tengah konstruksi

be=2.500

h=700m m
h f= 1 5 0 m m

hw =550m m

bw=450 mm

Berdasarkan SNI 2847-2019 hal 97, batasan dimensi lebar sayap efektif

untuk balok T sebagai berikut :

be 2 (8 x hf ) + bw = 2 ( 8 x 120 ) + 450 = 2.370 mm

be 2 (Ln/2) + bw = 2 ( 4.600/2 ) + 450 = 5.050 mm

be L/4 = 10000 / 4 = 2.500 mm

maka diambil nila lebar efektif yang terkecil yaitu 2.370 mm

hw = h – hf

= 700 mm – 120 mm

= 580 mm

3. Titik Berat Balok Pelat

Rumus :
y=
( 1
2 [ 2 ]
A 1. hw )+ A 2 ( + hw )
hf

( A 1 )+ ( A 2 )

A1 = be x hf

= 2.370 mm x 120 mm = 284.400 mm2

A2 = hw x bw

= 580 mm x 450 mm = 261.000 mm2

Sehingga Y (= 284.400 . 12 580)+[ 261.000 ( 1202 +580 )]


( 284.400 )+ ( 261.000 )

82.476 .000+159.210.000
Y =
545.400

Y = 435,7735 mm

4. Inersia Balok Pelat (Ibp)

Rumus :

Daerah 1

Ix1 = 1/12 x bw x hw3

= 1/12 x 450 x 5803 = 7.316.700.000 mm4

y1 = 1/2 x hw

= 1/2 x 580 mm = 290 mm

Daerah 2

Ix2 = 1/12 x be x hf3


= 1/12 x 2.370 x 1203 = 341.280.000 mm4

Y2 = (1/2 x hf ) + hw

= (1/2 x 120 ) + 580 mm = 640 mm

Ibp = 7.316.700.000 + (284.400 x (640 - 290)2) + 341.280.000 +

(261.000 x (640- 290 )2)

= 7.316.700.000 + 34.839.000.000 + 341.280.000 +

24.867.500.000

= 67.023.200.000 mm4

5. Inersia Pelat (Ip)

bw ly
Ip1 = 1/12 x ( 2 +2) xh 3

450 5000
= 1/12 x ( 2
+
2 ) x 120 3

= 392.400 .000mm4

Ibp
α1 =
Ip 1

67.023.200 .000
= 392.400.000

= 170,8032 mm4

bw lx
Ip2 = 1/12 x ( 2 +2) xh 3

450 4000
= 1/12 x ( 2
+
2 ) x 120 3

= 320.400 .000mm4
Ibp
α2 =
Ip 1

67.023.200 .000
= 320.400.000

= 209,1860 mm4

be = 2370 mm

II
Y2=640 mm

hf =120 mm
hw= 580 mm

Y=435 mm

I
Y1=290mm

bw= 450 mm

b. Untuk balok yang berada ditepi konstruksi


hf=150mm

be=833.3333
h=700mm

hw=550mm

bw=450 mm
Berdasarkan SNI 2847-2019 hal 97, batasan dimensi lebar sayap efektif

untuk balok L sebagai berikut :

be (6 x hf ) + bw = 2 ( 6 x 120 ) + 450 = 1170 mm

be (Ln/2) + bw = ( 4.600/2 ) + 450 = 2.750 mm

be L/12 = 10.000 / 12 = 833,3333 mm

Maka diambil nilai lebar efektif yang terkecil yaitu 833,3333 mm

hw = h – hf

= 700 – 120 = 580 mm

1. Titik berat

Rumus :

y=
( 1
2 [ 2 ]
A 1. hw )+ A 2 ( + hw )
hf

( A 1 )+ ( A 2 )

A1 = be x hf

= 833,3333 mm x 120 mm = 100.000 mm2

A2 = hw x bw

= 580 mm x 450 mm = 261.000 mm2

Sehingga Y (= 100.000 . 12 580 )+[261.000 ( 1202 +580 )]


( 100.000 ) +261.000

29.000.000+167.040 .000
Y =
361.000

Y = 543,0471 mm
2. Inersia Balok Pelat (Ibp)

Rumus :

Ibp = Ix1 + (A1 x (y-y1)2) + Ix2 + (A2 x (y2-y)2)

Daerah 1

Ix1 = 1/12 x bw x hw3

= 1/12 x 450 x 5803 = 7.316.700.000 mm4

y1 = ½ x hw

= ½ x 580 = 290 mm

Daerah 2

Ix2 = 1/12 x be x (hf)3

= 1/12 x 833,3333 x 1203 = 120.000.000 mm4

y2 = (½ x hf) + hw

= (½ x 120 )+ 580 = 640 mm

Ibp = 7.316.700.000 + (100.000 x (640- 290)2) + 120.000.000

+ (261.000 x (640- 290) 2)

= 2.764.800.000 + 12.250.000.000+120.000.000 + 31.972.500.000

= 51.659.200.000 mm4

3. Inersia Plat (Ip)


bw ly
Ip3 = 1/12 x ( 2 +2) xh 3

450 5000
= 1/12 x ( 2
+
2 ) x 120 3
= 392.400.000 mm4

Ibp
α3 =
Ip 3

51.659.200 .000
= 392.400 .000 = 131,6439

bw lx
Ip4 = 1/12 x ( 2 +2) xh 3

450 4000
= 1/12 x ( 2
+
2 ) x 120 3
= 320.400.000 mm4

Ibp
α4 =
Ip 3

51.659.200 .000
= 320.400 .000 = 161,2334

α 1+α 2+ α 3+α 4
αm =
4

3170,8033+ 209,1860+131,6493+161,2335
= 4
= 168,2180

Untuk αm lebih besar dari 2,0 ketebalan pelat minimum tidak boleh kurang dari
ketentuan (SNI 2847-2019, hal 135) :

hf =
(
ln 0,8+
fy
1400 )
36+ 9 β
hf = 4600 (0,8+ 1400
420
) = 117,0236 mm
36+(9 x 0,8043)

Jadi, tebal pelat lantai 120 mm dapat memenuhi. Sedangkan untuk tebal

pelat atap digunakan 100 mm dapat memenuhi.

4.4 Perencanaan Kolom

Dimensi kolom direncanakan dengan asumsi sebagai berikut :

1. Pembebanan diambil dari ½ bentang yang bersebelahan dengan

arah x dan arah y.

2. Ujung-ujung kolom dianggap jepit

3. Beban-beban yang bekerja hanya beban gravitasi saja

Gambar 4.11 Denah Pembebanan Pada Kolom


Perhitungan beban akibat muatan tiap lantai yang bekerja pada kolom.

Lantai Atap

a. Beban Mati (qdl)

- Berat Pelat Sendiri = (0,10 x 2400) x (8 x 10) = 19.200 kg/m

- Air Hujan = (0,05 x 1000) x (8 x 10) = 4.000 kg/m

- Spesi/Plesteran = (0,03 x 21) x (8 x 10) = 504 kg/m

- Instalasi M&E = (8 x 10) x 25 = 2.000 kg/m

- Plafond + Penggantung = 18 x (8 x 10) = 1.440 kg/m

- Balok Induk X (35/60) = (0,35 x 50) x (7,2 x 2400) = 4.032 kg/m

- Balok Anak X (25/40) = (0,25 x 0,30) x (7,55 x 2400) = 1.920 kg/m

- Balok Induk Y (45/70) = (0,45 x 0,60) x (10 x 2400) = 7.560 kg/m

- Balok Anak Y (35/50) = (0,35 x 0,40) x (10 x 2400) = 4.200 kg/m +

Total Wdl Lantai Atap = 44.856 kg/m

b. Beban Hidup (qll)

- Beban Hidup = 100 x 8 x 10 = 8.000 kg/m2

Total Wdl Lantai Atap = 8.000 kg/m2

Lantai Typical

a. Beban Mati (Wdl)

- Berat Pelat Sendiri = (0,15 x 2400) x (8 x 10) = 10.080 kg/m


- Spesi/Plesteran = (0,03 x 21) x (8 x 10) = 22,05 kg/m

- Instalasi M&E = (8 x 10) x 25 = 875 kg/m

- Pass. ½ Bata = (250 x 1,2) x (8 x 10) = 10.500 kg/m

- Pass. Kaca = 10 x 1,2 x (8 x 10) = 420 kg/m

- Balok Induk X (35/60) = (0,35 x 0,60) x (8 x 2400) = 4.032 kg/m

- Balok Anak X (25/40) = (0,25 x 0,40) x (8 x 2400) = 1.920 kg/m

- Balok Induk Y (45/70) = (0,45 x 0,70) x (10 x 2400) = 7.560 kg/m

- Balok Anak Y (35/50) = (0,35 x 0,50) x (10 x 2400) = 4.200 kg/m

- Plafond/Penggantung = 18 x (8 x 10) = 1.440 kg/m

- Keramik = 24 x8 x 10 = 840 kg/m +

Total Wdl Lantai Typical = 71.576 kg/m

b. Beban Hidup (Wll)

- Lantai Typical = 195,7855 x 8 x 10 = 15.662,84 kg/m

Total Wll Lantai Typical =15.662,84 kg/m

Perencanaan kolom berdasarkan pendekatan kekakuan antar balok dengan

kolom yaitu :

E . Ib E . Ik

Lb Lk

dimana :

1
Ib = . b. h3
12

1
Ib = . 0,45. 0,73
12

Ib = 0,0129 m4
Lb = 10 m (bentang terpanjang)

1
Ik = . b. h3 Asumsikan b = h
12

1
Ik = . h4
12

Lk = 5 m (1/2 dari bentang terpanjang)

Sehingga didapat :

0,0129 h ⁴

10 5

10 . h4 = 0,0129 x 5

h4 = 0,0064

h = 0,2832  0,35

h = 35 cm,

Maka direncanakan ukuran kolom

Lantai 1 dan 2 = 80 cm x 80 cm

Lantai 3 dan 4 = 70 cm x 70 cm

Lantai 5 dan 6 = 60 cm x 60 cm

Perhitungan selanjutnya ditabelkan :

Tabel 4.2 Perhitungan Pembebanan Masing-Masing Kolom


Beban Beban Berat
qDL qLL
Mati Hidup Sendiri Beban P
Lantai H
qDL Kolom Kombinasi Kombinasi (kg)
qLL (kg)
(kg) (kg) (kg) (kg)
6 24 44.856 8.000 1.536 53.827,2 12.800 66.627
15.662,8
1.536 85.891,2 25.060,5 11.0951.774
5 20 71.576 4
15.662,8
1.536 85.891,2 25.060,5 11.0951.774
4 16 71.576 4
15.662,8
1.536 85.891,2 25.060,5 11.0951.774
3 12 71.576 4
15.662,8
1.536 85.891,2 25.060,5 11.0951.774
2 8 71.576 4
15.662,8
1.536 85.891,2 25.060,5 11.0951.774
1 4 71.576 4
Total BeratBangunan 621.384,73

Berat sendiri kolom 60/60 = 0,60 x 0,60 x 2400 x 4 = 1.344 kg.

Berat sendiri kolom 70/70 = 0,70 x 0,70 x 2400 x 4= 2.100 kg.

Berat sendiri kolom 80/80 = 0,80 x 0,80 x 2400 x 4= 2.100 kg.

Dimana :

qDL Kombinasi = 1,2 x 44.856 = 53.827,2 kg

qLL Kombinasi = 1,6 x .8.000 = 12.800 kg

Beban P = qDL Kombinasi + qLL Kombinasi

= 53.827,2 kg + 12.800 kg = 66.627,2 kg

Maka diperoleh,

Gaya berat Lt 6 (V) = 28.530,86 kg

Gaya berat Lt 1-5 (V) = 160.439,46 kg

Luas rencana kolom 4 (A) = 400 mm x 400 mm = 160.000 mm2

Luas rencana kolom 1-3 (A) = 500 mm x 500 mm = 250.000 mm2

Mutu beton (fc’) = 25 MPa

Gaya berat Lt 6 / Luas = V/A


110.951kg
=
490.000 mm 2

= 0,2264 kg/mm2

= 2,2643 N/mm2

Gaya berat Lt 5 / Luas= V/A

110.951 kg
=
160.000mm 2

= 0,6934 kg/mm2

= 6,9345 N/mm2

Gaya berat Lt 4-3 / Luas = V/A

110.951 kg
=
250.000 mm2

= 0,4438 kg/mm2

= 4,4381 N/mm2

Gaya berat Lt 1-2 / Luas = V/A

110.951kg
=
490.000 mm 2

= 0,2264 kg/mm2

= 0,2643 N/mm2
V/A < fc'

12,6813 N/mm2 < 30 MPa x 0,65

8,2430 N/mm2 < 19,5 N/mm2 …..….. OK

4.5 Analisa Struktur

4.5.1 Analisa Pembebanan Akibat Beban Mati Dan Beban Hidup

1. Pembebanan Pelat Atap

a. Beban Mati

Spesi/Plesteran = 21 kg/m2 = 21 kg/m2

Penggantung + Plafond = 18 kg/m2 = 18 kg/m2

Instalasi M&E = 25 kg/m2 = 25 kg/m2

Total Beban Mati (DL) = 64 kg/m2

b. Beban Hidup

Beban Hidup =100 kg/m2 = 100 kg/m2

Air Hujan = 0,05 x 1000 = 50 kg/m2

Total Beban Hidup (LL) = 150 kg/m2

1. Pembebanan Pelat Lantai 3-5 (Typycal)

a. Beban Mati

Beban Pada Pelat

Spesi/Plesteran = 0,03 x 21 kg/m2 = 0,63 kg/m2

Keramik = 24 kg/m2 = 24 kg/m2


Penggantung + Plafond = 18 kg/m2 = 18 kg/m2

Instalasi M&E = 25 kg/m2 = 25 kg/m2

Total Beban Mati = 67,63 kg/m2

Beban Pada Balok

Dinding = 250 kg/m2 = 250 kg/m2

b. Beban Hidup
Lantai Typical = 195,7855 = 195,7855 kg/m2
Total Beban Hidup = 195,7855 kg/m2

2. Pembebanan Pelat Lantai 2

c. Beban Mati

Spesi/Plesteran = 21 kg/m2 = 21kg/m2

Keramik = 24 kg/m2 = 24 kg/m2

Penggantung + Plafond = 18 kg/m2 = 18 kg/m2

Instalasi M&E = 25 kg/m2 = 25 kg/m2

Total Beban Mati = 88 kg/m2

Beban Pada Balok

Dinding = 7,2 x 3,7 x250kg/m2= 5.940 kg/m

d. Beban Hidup
Ruang Pertemuan =479 kg/m2 = 479 kg/m2

Ruang Makan restoran = 479 kg/m2 = 479 kg/m2

Beban Hidup =195,7855 kg/m2 = 195,7855 kg/m2


3. Pembebanan Pelat Lantai 1

e. Beban Mati

Spesi/Plesteran = 21 kg/m2 = 21 kg/m2

Keramik = 24 kg/m2 = 24 kg/m2

Penggantung + Plafond = 18 kg/m2 = 18 kg/m2

Instalasi M&E = 25 kg/m2 = 25 kg/m2

Total Beban Mati = 88 kg/m2

Beban Pada Balok

Dinding = 7,2x3,7x250kg/m2 = 5.940 kg/m

f. Beban Hidup
Ruang Pertemuan =479 kg/m2 = 479 kg/m2
Loby = = kg/m2
Beban Hidup = = 195,7855 kg/m2
4.5.1.1 Balok Anak Pelat Atap

1. Portal Arah Y

A B

Perhitungan

Diketahui :

DL = 333,63 kg/m2

LL = 100 kg/m2

a. Trapesium (L = 5 m ; T = 2 m)

2.00

5.00
qDL = DL x T qLL = LL x T

qDL = 195,7855 x 2 qLL = 100 x 2

qDL = 667,2600 x 2 sisi qLL = 200 x 2 sisi

qDL = 1334.52 kg/m qLL = 400 kg/m

2. Balok Anak Portal Arah X

A B C D

Perhitungan

Diketahui :

DL = 333,63 kg/m2

LL = 100 kg/m2

a. Trapesium (L = 4 m ; T = 2 m)

2.00

4.00

qDL = DL x T qLL = LL x T
qDL = 333,63 x 2 qLL = 100 x 2

qDL = 583,8525 kg/m qLL = 175 kg/m

4.5.1.2 Portal Arah Y Balok Anak Lantai Tipical

1. Portal arah Y Balok Anak

A B

Perhitungan

Diketahui :

DL = 195,7 855kg/m2

LL = 292,66 kg/m2

a. Trapesium (L = 5 m ; T = 2 m)

2.00

5.00
qDL = DL x T qLL = LL x T

qDL = 355,63 x 2 qLL = 292,66 x 2

qDL = 622,3525 x 2 sisi qLL = 512,155 x 2 sisi

qDL = 1.244,705 kg/m2 qLL = 1.024,31 kg/m

2. Portal Arah X Balok Anak Lantai Typical

Diketahui :

DL = 195,7 855kg/m2

LL = 292,66 kg/m2

b. Trapesium (L = 5 m ; T = 2 m)

2.00

5.00

qDL = DL x T qLL = LL x T

qDL = 355,63 x 2 qLL = 292,66 x 2

qDL = 622,3525 x 2 sisi qLL = 512,155 x 2 sisi

4.5.1.3 Balok anak lantai 1-4 ( ruangan pertemuan)

1. Portal Arah Y

Diketahui :

DL = 195,7 855kg/m2

LL = 292,66 kg/m2
c. Trapesium (L = 5 m ; T = 2 m)

2.00

5.00

qDL = DL x T qLL = LL x T

qDL = 355,63 x 2 qLL = 292,66 x 2

qDL = 622,3525 x 2 sisi qLL = 512,155 x 2 sisi

2.Balok Anak Portal Arah X

Diketahui :

DL = 195,7 855kg/m2

LL = 292,66 kg/m2

Segitiga (L = 5 m ; T = 2 m)

2.00

4.00

qDL = DL x T qLL = LL x T

qDL = 333,63 x 2 qLL = 100 x 2

qDL = 583,8525 kg/m qLL = 175 kg/m


4.5.1.4

Pengambaran pembebanan Balok anak Pelat lantai atap

qD L =1 334 .52 kg /m q DL =1 334 .52 kg /m q DL =1 334 .52 kg /m q DL =1 334 .5 2 kg /m q DL =133 4. 52 kg/m qDL =133 4.5 2 kg/m
q LL =4 00 K g/m qLL =40 0 Kg /m qLL =4 00 Kg /m qLL =40 0 Kg /m qLL =40 0 Kg /m q LL =400 K g/m

2 .00

5. 00 5. 00 5.0 0 5.0 0 5 .00 5 .00

Gambar 4.12 Pembebanan AS 1’-4’ Lantai Atap

Balok Induk Pelat Atap

1 Arah Y Pelat Lantai Atap


A B

Perhitungan

Diketahui :

DL = 333,63 kg/m2

LL = 100 kg/m2

a. Trapesium (L = 5 m ; T = 2 m)

2.00

5.00

qDL = DL x T qLL = LL x T

qDL = 333,63 x 1,75 qLL = 100 x 1,75


qDL = 583,8525 kg/m qLL = 175 kg/m

2. Portal Arah X lantai Atap

A B C D

Perhitungan

Diketahui :

DL = 333,63 kg/m2

LL = 100 kg/m2

a. Segitiga (L = 5 m ; T = 2 m)

2.00

4.00

qDL = DL x T qLL = LL x T

qDL = 333,63 x 2 qLL = 100 x 2


qDL = 583,8525 kg/m qLL = 175 kg/m

3.

Portal Y Lantai Typical

1. Portal Arah Y lantai Typical

A B

Perhitungan

Diketahui :

DL = 333,63 kg/m2

LL = 100 kg/m2

a. Trapesium (L = 5 m ; T = 2 m)
2.00

5.00

qDL = DL x T qLL = LL x T

qDL = 333,63 x 1,75 qLL = 100 x 1,75

qDL = 583,8525 x 2 sisi qLL = 175 x 2 sisi

qDL = 1.167,705 kg/m qLL = 350 kg/m

2. portal Arah X lantai Typical

Diketahui :

DL = 333,63 kg/m2

LL = 100 kg/m2

a. Segitiga (L = 4 m ; T = 2 m)

2.00

4.00

qDL = DL x T qLL = LL x T

qDL = 333,63 x 2 qLL = 100 x 2

qDL = 583,8525 kg/m qLL = 175 kg/m


3. Portal arah Y Ruang Pertemuan

A B

Diketahui :

DL = 333,63 kg/m2

LL = 100 kg/m2

a. Trapesium (L = 5 m ; T = 2 m)

2.00

5.00

qDL = DL x T qLL = LL x T

qDL = 333,63 x 1,75 qLL = 100 x 1,75

qDL = 583,8525 x 2 sisi qLL = 175 x 2 sisi

qDL = 1.167,705 kg/m qLL = 350 kg/m


4. Portal Arah X Ruang Pertemuan

A B C D

Diketahui :

DL = 333,63 kg/m2

LL = 100 kg/m2

a. Segitiga (L = 4 m ; T = 2 m)

2.00

4.00

qDL = DL x T qLL = LL x T

qDL = 333,63 x 2 qLL = 100 x 2

qDL = 583,8525 kg/m qLL = 175 kg/m


Analisa Pembebanan Akibat Gempa

Gempa Respon Spektrum

Pada perhitungan beban gempa ini, dihitung berdasarkan peraturan gempa

yang terbaru yaitu SNI 1726-2019 :

1. Menentukan kategori resiko bangunan gedung Gedung yang direncanakan

termasuk kedalam kategori resiko IV. Dengan nilai faktor keutamaan 1,5

Tabel 4.3 Kategori risiko bangunan gedung dan nongedung untuk beban gempa
Kategori
Jenis Pemanfaatan
Resiko

Semua gedung dan struktur lain, kecuali yang


termasuk dalam kategori risiko I, III, IV, termasuk,
tapi tidak dibatasi untuk:
 Perumahan
 Rumah toko dan rumah kantor Pasar
 Gedung perkantoran II
 Gedung apartemen/rumah susun
 Pusat perbelanjaan/mall
 Bangunan industry
 Fasilitas manufaktur
Pabrik
Sumber : SNI 1726 - 2019 Tabel 3 Hal 24 – 25

Tabel 2.9 Faktor keutamaan gempa


Kategori risiko Faktor keutamaan gempa, I e
I atau II 1,0
III 1,25
IV 1,50
Sumber : SNI 1726 - 2019 Tabel 3 Hal 24 – 25
2. Jenis tanah

Berdasarkan hasil soil investigation (sondir) yang dilakukan dilapangan,

kedalaman tanah keras terdapat pada kedalaman 3 m. Maka dikategori

adalah tanah keras (SC).

3. Menentukan parameter percepatan tanah

Manurut SNI 1726-2019 pasal 6.1.2 parameter SS (percepatan tanah dasar

pada periode pendek) dan S1 (percepatan batuan dasar pada periode 1

detik). harus ditetapkan masing-masing dari respon spectral percepatan 0,2

dan 1 detik dalam peta gerak tanah seismik dengan kemungkinan 2%

terlampaui dalam 50 tahun.

Lokasi perencanaan Gedung Perpustakaan dipadang kaduduak dari google

maps didapat koordinat lintang 0°12'40.5'' dan bujur 100°37'50.'', maka

didapat nilai SS = 1,121 g dan S1 = 0,511 g.

4. Menentukan koefisien situs

Berdasarkan nilai SS = 1.121 g dan jenis tanah keras (SC), didapat nilai fa

= 1,2 dan nilai S1 = 0,511 g dan jenis tanah keras (SC), didapat nilai fv =

1,5
Tabel 2.13 Koefisien situs, Fa

Parameter Respons Spektral Percepatan Gempa Maksimum


Kelas yang Dipertimbangkan Risiko - Tertarget (MCER) terpetakan
Situs
pada Periode Pendek, T = 0,2 detik, Ss

Ss >
Ss < 0,25 Ss = 0,5 Ss = 0,75 Ss = 1,0 Ss = 1,25 1,5
SA 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
SB 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9
SC 1,3 1,3 1,2 1,2 1,2 1,2
SD 1,6 1,4 1,2 1,1 1 1
SE 2,4 1,7 1,3 1,1 0,9 0,8
SF SS (ᵃ)
Sumber : SNI 1726 - 2019 Tabel 6 Hal. 34
.
Tabel 2.14 Koefisien situs, Fv
Parameter Respons Spektral Percepatan Gempa Maksimum
Kelas
yang Dipertimbangkan Risiko - Tertarget (MCER) Terpetakan
Situs
pada
Periode 1 detik, S1
S1<0,1 S1<0,2 S1<0,3 S1<0,4 S1<0,5 S1<0,6
SA 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
SB 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
SC 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,4
SD 2,4 2,2 2,0 1,9 1,8 1,7
SE 4,2 3,3 2,8 2,4 2,2 2,0
SF SS (ᵃ)
Sumber : SNI 1726 - 2019 Tabel 6 Hal. 34 – 35

5. Parameter spektrum respons percepatan pada perioda pendek (S MS) dan

perioda 1 detik (SM1) ditentukan dengan rumus berikut :

SMS = Fa. SS

= 1,2 x 1,121 = 1,3452 detik

SM1 = Fv. S1
= 1,5 x 0.511 = 0,7665 detik

6. Menghitung Percepatan Spektral Desain

Parameter percepatan spectral untuk perioda pendek, SDS dan pada

perioda 1 detik SD1, ditetapkan sebagai berikut :

SDS = 2/3. SMS

= 2/3 x 1,3452 = 0,8968 detik

SD1 = 2/3. SM1

= 2/3 x 0,7665 = 0,511 detik

7. Menetukan kategori desain seismik

Nilai SDS = 0,8968 sehingga termasuk kategori resiko D.

Nilai SD1 = 0,511 sehingga termasuk kategori resiko D.

Tebel 4.7 Kategori desain seismik berdasarkan parameter respons percepatan pada
periode pendek
Katagori Risiko
Nilai SDS
I atau II atau III IV
SDS < 0,167 A A
0,167 < SDS < 0,33 B C
0,33 < SDS <0,50 C D
0,50 < SDS D D
Sumber : SNI 1726 – 2019 tabel 8 hal 37

Tabel 4.8 Kategori desain seismik berdasarkan parameter respons percepatan pada
periode 1 detik
Katagori Risiko
Nilai SD1
I atau II atau III IV
SD1 < 0,067 A A
0,067 < SD1 < 0,133 B C
0,133 < SD1 <0,20 C D
0,20 < SD1 D D
Sumber : SNI 1726 – 2019 tabel 9 hal 37
8. Memilih system dan parameter struktur

Berdasarkan tabel system dan parameter struktur maka dengan jenis

sistem pemikul gaya seismik rangka beton bertulang pemikul momen

khusus didapat nilai :

Ra = 8 Cd = 5 ½ Ω0 = 3

Tabel 4.9 Faktor R, Cd, Ω0 untuk sistem pemikul gaya seismik


Koef. Faktor
Faktor Batasan sistem struktur dan
modifikas pembesara
kuat batasan tinggi struktur, Hn (m)
Sistem pemikul gaya i n
seismik lebih
respons, Defleksi Katagori desein seismik
sistem
Ra Ω0 Cd B C D E F
c. sistem rangka pemikul momen
1. Sistem baja
pemikul momen 8 3 5½ TB TB TB TB TB
khusus
2. Rangka batang baja
pemikul momen 7 3 5½ TB TB 48 30 Tl
khusus
3. Rangka baja
pemikul momen 4½ 3 4 TB TB 10 Tl Tl
menengah
4. Rangka baja
pemikul momen 3½ 3 3 TB TB Tl Tl Tl
biasa
5. Rangka beton
bertulang pemikul 8 3 5½ TB TB TB TB TB
momen khusus
Sumber : SNI 1726 – 2019 tabel 12 hal 50

9. Merencanakan respon spectrum

a. Untuk periode yang lebih kecil dari T0, spectrum respons percepatan

desain Sa, diambil dari persamaan :

T
Sa = SDS ( 0,4 – 0,6 . )
T0
sd 1
T0 = 0,2 .
sds

0,511
T0 = 0,2 . = 0,1140 detik
0,8968

sd 1
Ts =
sds

0,511
Ts = = 0,5687 detik
0,8986

Pada T = 0, maka :

T
Sa = SDS (0,4 – 0,6 )
T0

0
Sa = 0,8986 ( 0,4 – 0,6 ) = 0,3594 detik
0,1140

b. Untuk perioda lebih besar dari atau sama dengan T0 dan lebih kecil

dari atau sama dengan Ts, spectrum respons percepatan desain, Sa

sama dengan SDS :

Sa = SDS  Sa = 0,8986 detik

c. Untuk periode lebih besar dari Ts, tetapi lebih kecil dari atau sama

dengan T1, respons spectral percepatan desain Sa, diambil

berdasarkan persamaan :

Sa = SDS/T
Perhitungan Penulangan

Penulangan pelat

Pada analisa struktur gaya dalam yang diambil berdasarkan kombinasi beban

hidup, beban mati dan beban gempa, elemen frame dibagi menjadi beberapa

bagian pada area pelat lantai. Hasil kombinasi ini dijadikan sebagai dasar

perencanaan penulangan pelat.

Anda mungkin juga menyukai