Tubes Beton Bertulang Fix

TUGAS BESAR
STRUKTUR BETON BERTULANG
Disusun oleh:
GILANG RAHMAT APRIANTO (202010340311051)
FITRIANI (202010340311054)
KEZYA VIRA YUWANDA (202010340311069)
JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2023/2024
1
LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS BESAR STRUKTUR BETON BERTULANG
Disusun oleh:
GILANG RAHMAT APRIANTO (202010340311051)
FITRIANI (202010340311054)
KEZYA VIRA YUWANDA (202010340311069)
Laporan Tugas Besar ini telah disusun sebagai salah satu syarat untuk kegiatan Praktek Kerja
Nyata (PKN) di Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang.
Laporan ini disetujui pada:
Hari :
Tanggal :
Tempat :
Dengan nilai :
Menyetujui,
Asisten Dosen Pembimbing Dosen Pembimbing
ALFIDA RAHMAWATI WIBOWO Ir. Erwin Rommel, M.T.

NIM. 202010340311053 NIP.196703221993031002
2
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Besar
struktur beton bertulang dengan baik.
Tugas akhir ini disusun sebagai syarat untuk mengkuti program praktek kerja nyata di
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil pada Universitas Muhammadiyah Malang.
Pada Kesempatan ini penyusun menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. Erwin Rommel, MT. selaku dosen pembimbing .

2. Ibu Ir. Rofikatul Karimah, MT. selaku dosen pengampu mata kuliah struktur beton
bertulang.
3. Rekan – rekan mahasiswa yang telah banyak membantu hingga terselesaikannya
laporan tugas besar ini.
Akhirnya kami berharap semoga Tugas besar struktur beton bertulang ini dapat berguna
bagi penyusun pada khususnya dan pembaca pada umumnya, Kami berharap akan adanya
kritik,saran, dan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan Tugas besar struktur
beton bertulang ini.
Malang, 2023
3
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR SOAL
LEMBAR ASISTENSI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAGIAN I PRADIMESI DAN PEMBEBANAN
BAGIAN II PERENCANAAN DAN PEMBEBANAN PELAT
BAGIAN III PERENANAAN BALOK ANAK
BAGIAN IV PERHITUNGAN ANALISA STRUKTUR PORTAL
BAGIAN V PERENCANAAN BALOK INDUK
BAGIAN VI PERENCANAAN KOLOM
BAGIAN VII PERENCANAAN SLOOF & PERENCANAAN PONDASI
GAMBAR KERJA
4
5
TUGAS MATA KULIAH STRUKTUR BETON BERTULANG (TYPE B)
Nama/NIM :
Gilang Rahmat A. 202110340311051
1.………………………………./……………………………..
Fitriani 202110340311054
2.…………………………….…/……………………………..
Kezya Vira Y 202110340311069

3.………………………………./……………………………..
SOAL TIPE B :
I. Data-data yang diketahui :

a. Panjang bentang arah memanjang adalah a dan panjang bentang melintang adalah b
Pilihan bentang memanjang dan bentang melintang (a , b ) :
a. (5 m , 5 m) b, (5.5 m , 6 m) c. (6 m , 6.5 m)
b. Tinggi antar tingkat : ( pilih salah satu )
Lantai 1 : h = 4.0 m ; 4.5 m ; 5.0 m
Lantai 2 - atap : h = 3.5 m ; 4.0 m ; 4.5 m
d. Mutu bahan : ( pilih salah satu )
Beton ( fc’) : 25 MPa ; 30 MPa ; 35 MPa
Mutu baja ( fy ) : tulangan plat dan sengkang : 240 MPa ; 400 MPa
: Tulangan pokok / utama : 240 MPa ; 400 MPa
e. Data tanah : ( pilih salah satu )
Teganagan ijin tanah : 200 kN/m2 ; 220 kN/m2 ; 240 kN/m2
Kedalaman tanah keras dari lantai dasar : 2.0 m ; 2.25 m ; 2.50 m
f. Fungsi bangunan : (pilih salah satu ) :
a. Ruang komputer b. Ruang makan c. Perpustakaan d. Ruang menonton e. Hotel
II. Komponen struktur yang direncanakan :
a. Gambar rencana denah pembalokan dan rencana dimensi plat, balok dan kolom.
b. Perencanaan penulangan dan gambar penulangan plat atap & plat lantai
c. Perencanaan penulangan dan gambar penulangan balok anak atap dan balok anak lantai:
a. b 1 – 2 – 3 – 4
d. Perencanaan penulangan dan gambar tulangan portal melintang
A1–3–4-6; dan C 1 – 3 – 4 – 6 (keduanya)
e. Perencanaan penulangan dan gambar tulangan portal memanjang: ( pilih salah satu )
a. 1 A – C – E – G – I atau b. 2 A – C – E – G – I
f. Perencanaan dan penulangan pondasi dibawah portal serta gambar penulangannya.
Pembimbing ;
( Ir Erwin Rommel, MT )
BAB I
PRADIMENSI DAN
PEMBEBANAN
Gilang Rahmat Aprianto (20211040311051)
Fitriani (20211040311054)
Kezya Vira Yuwanda (20211040311069)
1.1 Dimensi Balok

• Balok induk memanjang ( L = 500 cm )
1
Tinggi balok ( h ) = 12 × 𝐿
1
= 12 × 500 = 41,67 𝑐𝑚 ≈ 45 𝑐𝑚
1
Lebar balok ( b ) =2×ℎ
1
= 2 × 45 = 22,5 ≈ 25 𝑐𝑚
Jadi, dimensi balok induk memanjang yang dipakai adalah 25 x 45 cm

• Balok induk melintang ( L = 500 cm )
1
1
= 12 × 500 = 41.67 𝑐𝑚 ≈ 45 𝑐𝑚
1
Lebar balok ( b ) =2×ℎ
1
= 2 × 45 = 22,5 𝑐𝑚 ≈ 25 𝑐𝑚
Jadi, dimensi balok induk memanjang yang dipakai adalah 25 x 45 cm

• Balok anak memanjang ( L = 500 cm )
1
1
= 14 × 500 = 35,71 𝑐𝑚 ≈ 40
1
Lebar balok ( b ) =2 ×ℎ
1
= × 40 = 20 𝑐𝑚
2
Dimensi balok anak memanjang 20 x 40 cm.

• Dimensi balok induk dan balok anak
Balok induk memanjang Balok induk melintang Balok anak

memanjang
h= 45 cm
h= 45cm
h= 40cm
b= 20cm
b= 25 cm b= 25cm
1.2 Dimensi Kolom

• Syarat kekakuan
EI Kolom ≥ EI Balok
• Balok diambil data b dan h yang memiliki nilai L paling panjang
L= 5 m = 500 cm
• Direncanakan kolom berbentuk persegi, dengan asumsi awal
b = 50 cm, h = 50 cm
• Perhitungan kekakuan balok dan kolom
• Balok
1
𝑥𝑏𝑥ℎ3
KB = 12
𝐿
h= 45cm
1
𝑥25𝑥453
12
= 500
= 379,687 𝑐𝑚3
b= 25cm
● Kolom
1
𝑥𝑑4
K lantai 1 = 12
𝐿
1
𝑥504
= 12400
h= 50cm
= 1302,08 𝑐𝑚3
1
𝑥𝑑4
K lantai 2 = 12
𝐿
1
𝑥504
b= 50cm = 12350
= 1488,09 𝑐𝑚3
K(𝑬𝑰) Kolom > K(𝑬𝑰) Balok

𝐸𝐼 𝐸𝐼
≥3
𝐿 𝐿
1488,09 𝑐𝑚3 ≥ 1302,08 𝑐𝑚3
Jadi, dimensi kolom yang dipakai 50 x 50 cm
1.3 Pendimensian struktur pelat

• Tebal pelat atap (t) > 100 mm
• Tebal pelat lantai (t) > 120 mm
7.3.1.1 untuk pelat solid nonprategang yang tidak bertumpuh atau melekat pada
partisi atau kontruksi lain yang mungkin rusak akibat lendutan yang besar, ketebalan
keseluruhan pelat h tidak boleh kurang dari batas minimum pada tabel 7.3.1.1, kecuali
jika hasil hitungan pada batas lendutan 7.3.2 terpenuhi.
Tabel 7.3.1.1, ketebalan minimum pelat solid satu arah nonprategang
8.3.1.2 pada pelat tepi tidak menerus yang sesuai 8.3.1.2, harus disediakan balok tepi
dengan 𝑎𝑓 ≥ 0,80, atau ketebalan minimum harus memenuhi b atau d pada tabel
8.3.1.2 dan harus diperbesar paling sedikit 10 persen pada panel tapi tidak menerus
Tabel 8.3.1.2, ketebalan minimum pelat dua arah nonprategang dengan balok
diantar tumpuan pada semua sisinya
• Menentukan pelat satu arah atau 2 arah (𝐿𝑦 ⁄𝐿𝑥 )
𝐿𝑦 500 𝐿𝑦
= 250 = 2 → ≤ 2 = pelat 1 arah
𝐿𝑥 𝐿𝑥
• Balok
1
h= 45cm
𝐼𝑏 = × 𝑏 × ℎ3
12
1
𝐼𝑏 = × 250 × 4503
12
𝐼𝑏 = 1,898 × 109 𝑚𝑚4
b= 25cm
• Asumsikan tebal pelat lantai adalah 120mm (arah 𝐿𝑦 , 𝐿𝑥 ), yaitu

𝐿𝑦 = 5000𝑚𝑚, 𝐿𝑥 = 2500𝑚𝑚
• Momen inersia arah panjang

1
𝐿𝑦 = × 5000 × 1203 = 7,2 × 108 𝑚𝑚4
12
𝐸𝐼𝑏 1,898 × 108
𝛼𝐿𝑦 = = = 0,263
𝐸𝐼𝑥 7,2 × 108
• Momen inersia arah pendek

1
𝐿𝑥 = × 2500 × 1203 = 3,6 × 108 𝑚𝑚4
12
𝐸𝐼𝑏 1,898 × 108
𝛼𝐿𝑥 = = = 0,527
𝐸𝐼𝑥 3,6 × 108
𝐵𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔−𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 5000−500
• 𝛽1 = 1 1 = 1 1 = 0,97
𝑏𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘−( 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘− 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚) 5000− ( 200− 500)
2 2 2 2
• 𝐼𝑛 = 𝐵𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 − 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 = 5000 − 500 = 4500 𝑚𝑚
𝑓𝑦 240
𝐼𝑛(0,8+ ) 4500(0,8+ )
•
1400 1400
ℎ= = = 97,73 𝑚𝑚
36+9×𝛽1 36+9×0,97
𝑓𝑦 240
𝐼𝑛(0,8+ ) 4500(0,8+ )
•
1500 1500
ℎ𝑚𝑎𝑥 = = = 120 𝑚𝑚
36 36
Sehingga direncankan:
1. untuk pelat lantai direncanakan tebal pelat 120 mm
2. untuk pelat atap direncanakan tebal pelat 100 mm
BAB II
PERENCANAAN
DAN PEMBEBANAN
PELAT
Fitriani (20211040311054)
PERENCANAAN PEMBEBANAN PELAT

➢ PELAT ATAP
Tebal Pelat atap = 10 cm
Perencanaan pembebanan pada pelat atap
Beban Mati (Dead Load)
• Berat Sendiri Pelat = Tebal Pelat x BJ Beton
= 0,1 x 2400 = 240 Kg/m2
• Plafon + Penggantung
Rangka plafond Alumunium = 10 = 10 Kg/m2
Plafond Calciboard / gypsum = 5 = 5 Kg/m2
• Beban spesi 2 cm = 0,02 x 2200 = 44 Kg/m2
+
qDL = 299 Kg/m2
Beban Hidup (Life Load) (SNI 2727:2020 Tabel 4.3-1)

Beban guna atap dasar (L) = 0,96 10 Kn/m2
+
qLL = 96 Kg/m2
Beban Kombinasi (SNI 2727:2020 pasal 2..1)

qu = 1,2 qDL+ 1,6 qLL
= 1,2 x 299 + 1,6 x 96
= 512,4 Kg/m2
= 5,124 kN/m2
➢ PELAT LANTAI
Tebal Pelat Lantai = 12 cm
Perencanaan pembebanan pada pelat Lantai
Berat sendiri pelat = 0,12 x 2400 = 288 Kg/m2
• Berat keramik + spesi
Keramik 40 x 40 = 0,01 x 2200 = 22 Kg/m2
Spesi 2cm = 0,02 x 2200 = 44 Kg/m2
• Berat plafond + penggantung
Plafond calciboard / gypsum =5 = 5 Kg/m2
+
qDL = 369 Kg/m2
Beban hidup (ruang makan) (SNI 2727:2020 Tabel 4.3-1)
• Beban guna merata = 4,79 Kg/m2
= 479 Kg/m2
+
qLL = 479 Kg/m2
Beban berfaktor (SNI 2727:2020 pasal 2.3.1)

qu = 1,2 qDL+ 1,6 qLL
= 1,2 x 369 + 1,6 x 479
= 1209,2 Kg/m2
= 1,2092 kN/m2
➢ PERENCANAAN PENULANGAN PELAT ATAP
❖ Perencanaan penulangan pelat atap arah X

Beban rencana pelat atap : qu = 5,124 kN/m2
Dari hasil analisa struktur menggunakan STAAD PRO diperoleh hasil sebagai berikut :
• Mu Lapangan = 10.895 kNm
• Mu Tumpuan = 10.492 kNm
Penulangan Momen Lapangan Pelat Atap Arah X

• Mu Lapangan = 10,895 kNm
• Fc’ = 25 Mpa
• Fy = 240 Mpa
• Tebal plat (b) = 1000 mm
(h) = 100 mm
• d rencana = 100 – 25 = 75 mm
𝑀𝑢 10,895 𝑥106
• Rn = = = 2,15 𝑁/𝑚𝑚2
ø𝑏𝑑 2 0,9𝑥1000𝑥752
0,8 𝑓𝑐′ 2𝑅𝑛

• 𝜌 perlu = (1-√1 − )
𝑓𝑦 0,85𝑓𝑐′
0,85𝑥25 2𝑥2,15
= (1 − √1 − ) = 0,00946
240 0,85𝑥25
1,4 1,4
• 𝜌 𝑚𝑖𝑛 = 𝑓𝑦 = = 0,0058
240
0,85𝑥𝑓𝑐 ′ 𝑥𝛽1 600 0,85𝑥25𝑥0,85 600

• 𝜌b = . 600+𝑓𝑦 = ` . 600+240 = 0,0538
𝑓𝑦 240
• 𝜌 max = 0,75𝑥 𝜌b = 0,75 x 0,0538 = 0,04
Di pakai 𝜌 perlu karena 𝜌 min < 𝜌 perlu < 𝜌 max
Maka, 𝜌 perlu adalah 0,00946
Luas tulangan
• As =𝜌xbxd
= 0,00946 x 1000 x 75
= 710 𝑚𝑚2
Dipakai tulangan = ∅ 8 − 50 𝑚𝑚 (As = 1005,3 𝑚𝑚2 )
Luas Tulangan Susut

𝜌 yang digunakan adalah 0,0014 karena fy = 240 (Luasan
tulangan susut dan suhu harus menyediakan paling sedikit memiliki rasio
luas tulangan luas bruto penampang beton = 0,0014) (SNI 2013 pasal
7.12.2.1)
Luas tulangan susut
As = 0,0014 x b x h
= 0,0014 x 1000 x 100
= 140 mm2
Dipakai tulangan = ∅ 6 − 150 𝑚𝑚 (𝐴𝑠 = 188,5 𝑚𝑚2 )
D aktual = h – selimut plat - 1⁄2 ∅ 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 > 𝑑 𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎
= 100 – 20 - 1⁄2 8 > 75 𝑚𝑚
= 76 mm > 75 mm ( OK )
Kontrol
𝐴𝑠.𝑓𝑦 1005,3 .240
ɑ = 0,85.𝑓𝑐 ′ .𝑏 = = 11,35
0,85 𝑥 25 𝑥 1000
𝑎
Mn = As.Fy. (daktual - 2 )
11,35
= 188,5 x 240 x ( 76 - )
2
= 3181503 Nmm = 31,815 kNm

Syarat Mu ≤ Ø Mn 10,895 kNm ≤ 0,9 x 31,815 kNm
10,895 kNm ≤ 28,635 kNm (OK)

• Penulangan Momen Tumpuan Arah x atap
Momen Tumpuan = 10,492 kN/m
= 10,492 x 106 Nmm
fc’ = 25 Mpa
fy = 240 Mpa
h = 100 mm
b = 1 m = 1000 mm
d rencana = h – 25 mm
= 100 mm – 25 mm
= 75 mm
𝑀𝑢 10,492 x 106
Mn = =
∅ 0,9
𝑀𝑛
Rn = 𝑏 𝑑𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎2
10,492 𝑥 106
= 0,9𝑥1000 𝑥 752
= 2,07 𝑁/𝑚𝑚2
0,85.𝑓𝑐′ 2𝑅𝑛
𝜌perlu = (1 − √1 − 0,85.𝑓𝑐′)
𝑓𝑦
0,85.25 2.2,07
= (1 − √1 − 0,85.25)
240
= 0,0091
1,4
𝜌𝑚𝑖𝑛 = 𝑓𝑦
1,4
= 240
= 0,006
0,85 𝑥 𝑓𝑐 ′ 𝑥 𝛽 600
𝜌𝑏 = 𝑓𝑦
𝑥 (600+𝑓𝑦)
0,85𝑥 25 𝑥 0,85 600
= 𝑥 (600+240)
240
= 0,053
𝜌𝑚𝑎𝑥 = 0,75 𝑥 𝜌𝑏
= 0,75 x 0,053
= 0,4
• Pemeriksaan rasio tulangan

Syarat:
𝜌𝑚𝑖𝑛 < 𝜌𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 < 𝜌𝑚𝑎𝑥
0,006 < 0,0091< 0,04
Maka menggunakan 𝜌𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 0,0091
• Luas Tulangan
As = 𝜌 𝑥 𝑏 𝑥 𝑑𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎
= 0,0091 x 1000 x 75
= 683 mm2
Maka menggunakan tulangan φ8-50 mm2 (As = 1005,3 mm2)
C C
➢ Luas Tulangan Susut

𝜌 yang digunakan adalah 0,0014 karena fy = 240 (Luasana tulangan susut dan suhu harus menyediakan
paling sedikit memiliki rasio luas tulangan luas bruto penampang beton = 0,0014)
(SNI 2013 pasal 7.12.2.1)
Luas tulangan susut

As = 0,0014 x b x h
= 0,0014 x 1000 x 100
= 140 mm²
Dipakai tulangan = φ6 - 150 mm (As = 188,5 mm²)
• d aktual = h – selimut plat - > d rencana
1
= 100 - 20 - 2 8> 75 mm
= 76 mm > 75 mm (OK)
𝑎𝑠 .𝑓𝑦
• Kontrol = 0,85.𝑓𝑐 ′ .𝑏
1005,3 𝑥 240
= 0,85 𝑥 25 𝑥 1000
= 11,354
𝑎
• Mn = As . Fy (daktual - 2)
9,950
= 11,354. 240 (76 - )
2
= 207091,99 Nmm
= 20,709 kNm
• ∅Mn = 0,9 x 20,709
= 18,638kNm
Syarat ∅Mn > Mu
18,638 kNm > 10,492 kNm (ok)
• Perencanaan Penulangan Pelat Atap Arah Y
Beban rencana pelat qu = 5,124 KN/m²
Dari hasil analisa struktur menggunkan STAAD-PRO diperoleh hasil sebagai berikut :
Mu Lapangan = 2,435 KNm

Mu Tumpuan = 3,316 KNm
➢ Daerah lapangan pelat atap arah Y

h = 100 mm
b = 1000 mm
d rencana = 100 – 25 = 75mm
𝑀𝑢
• Rn =
𝑏 𝑑𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎2
2,435 𝑥 106
= 0,9𝑥1000 𝑥 752
= 0,48 𝑁/𝑚𝑚2
0,85.𝑓𝑐′ 2𝑅𝑛
• 𝜌 = (1 − √1 − 0,85.𝑓𝑐′ )
𝑓𝑦
0,85.25 2 . 0,48
= (1 − √1 − 0,85 . )
240 25
= 0,00202
1,4
1,4
= 240
= 0,006
0,85 𝑥 𝑓𝑐 ′ 𝑥 𝛽 600
𝜌𝑏 = 𝑥 (600+𝑓𝑦)
𝑓𝑦
0,85𝑥 25 𝑥 0,85 600
= 𝑥 (600+240)
240
= 0,075 x 0,714
= 0,053
= 0,75 x 0,053
= 0,4
𝜌 < 𝜌𝑚𝑖𝑛 < 𝜌𝑚𝑎𝑥
0,0020 < 0,006 < 0,04
Maka menggunakan 𝜌 = 0,006 ( karena 𝜌 < 𝜌𝑚𝑖𝑛)
• Hasil rasio tulangan tarik

= 0,006 x 1000 x 75
= 450 mm2
Maka menggunakan tulangan φ8-100 (As = 502,7 𝑚𝑚2 )

Luas Tulangan Susut
(SNI 2013 pasal 7.12.2.1)
Luas tulangan susut
• As = 0,0014 x b x h
= 0,0014 x 1000 x 100
= 140 mm²
• d aktual = h – selimut plat > d rencana

1
= 100 - 20 - 2 8 > 75 mm
= 76 mm > 75 mm (OK)
• Kontrol
𝐴𝑠.𝑓𝑦 502,7 .240
ɑ = 0,85.𝑓𝑐 ′ .𝑏 = = 5,67
0,85 𝑥 25 𝑥 1000
𝑎
5,67
= 502,7 . 240 (76 - )
2
= 8827210,92 Nmm
= 8 kNm
• ∅Mn = 0,9 x 91,692
= 82,523 kNm
Syarat ∅Mn > Mu
82,526 kNm > 5,124 kNm (OK)
• Penulangan Momen Tumpuan Arah x atap

Momen Tumpuan = 3,316 KNm
= 3,316 KNm x 106 Nmm
fc’ = 25 Mpa
fy = 240 Mpa
h = 100 mm
b = 1 m = 1000 mm
d rencana = h - 30mm
= 100 mm – 25 mm
= 75 mm
𝑀𝑢 3,316 x 106
Mn = =
∅ 0,9
𝑀𝑛
Rn = 𝑏 𝑑𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎2
3,316𝑥 106
= 0,9𝑥1000 𝑥 752
= 0,65 𝑁/𝑚𝑚2
0,85.𝑓𝑐′ 2𝑅𝑛
𝜌 = (1 − √1 − 0,85.𝑓𝑐′)
𝑓𝑦
0,85.25 2 .0,65
= (1 − √1 − 0,85.25)
240
= 0,00275
1,4
1,4
= 240
= 0,006
0,85 𝑥 𝑓𝑐 ′ 𝑥 𝛽 600
𝜌𝑏 = 𝑥 ( )
𝑓𝑦 600+𝑓𝑦
0,85𝑥 25 𝑥 0,85 600
= 𝑥 (600+240)
240
= 0,075 x 0,714
= 0,053
= 0,75 x 0,053 = 0,4
• Pemeriksaan rasio tulangan
Syarat:
0,003 < 0,006< 0,04
Maka menggunakan 𝜌 = 0,006 ( karena 𝜌 < 𝜌𝑚𝑖𝑛)

= 0,006 x 1000 x 75
= 450
Maka menggunakan tulangan φ8-100 (As = 502,7)
Luas Tulangan Susut

paling sedikit memiliki rasio luas tulangan luas bruto penampang beton = 0,0014) (SNI 2013 pasal 7.12.2.1)
Luas tulangan susut
As = 0,0014 x b x h
= 0,0014 x 1000 x 100
= 140 mm²
• d aktual = h – selimut plat - ⁄ > d rencana

1
= 100 - 20 - 2 8 > 75 mm
= 76 mm > 75mm (OK)
• Kontrol
𝐴𝑠.𝑓𝑦 502,7 .240
ɑ = 0,85.𝑓𝑐 ′ .𝑏 = = 7,30
0,85 𝑥 25 𝑥 1000
𝑎
5,67
= 502,7 . 240 (76 - )
2
= 8827210,92 Nmm
= 8,827 kNm
• ∅Mn = 0,9 x 8,827
= 7,944 kNm
Syarat ∅Mn > Mu
7,944 kNm > 5,124 kNm (ok)
• Perencanaan Penulangan Pelat Lantai Arah X

Beban rencana pelat qu = 1210 KN/m²

Mu Tumpuan = 24,756 kNm
Daerah lapangan pelat Lantai arah X

h = 120 mm
b = 1000 mm
d rencana = 120 – 30 = 90 mm
𝑀𝑢
• Rn = 𝑏 𝑑𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎2
25,712 𝑥 106
= 0,9𝑥1000 𝑥 902
= 3,52 𝑁/𝑚𝑚2
0,85.𝑓𝑐′ 2𝑅𝑛
• 𝜌 = (1 − √1 − )
𝑓𝑦 0,85.𝑓𝑐′
0,85.25 2 . 3,52
= (1 − √1 − 0,85 . )
240 25
= 0,016
1,4
1,4
= 240
= 0,006
0,85 𝑥 𝑓𝑐 ′ 𝑥 𝛽 600
𝜌𝑏 = 𝑥 (600+𝑓𝑦)
𝑓𝑦
0,85𝑥 25 𝑥 0,85 600
= 𝑥 (600+240)
240
= 0,075 x 0,714
= 0,053
= 0,75 x 0,053
= 0,04
0,015 < 0,015 < 0,04
Maka menggunakan 𝜌 = 0,015 ( karena 𝜌 > 𝜌𝑚𝑖𝑛)

= 0,016 x 1000 x 90
= 1440
Maka menggunakan tulangan φ10-50(As = 1570,8)

Luas Tulangan Susut
(SNI 2013 pasal 7.12.2.1)
Luas tulangan susut
As = 0,0014 x b x h
= 0,0014 x 1000 x 100
= 140 mm²
• d actual = h – selimut plat - ⁄ > d rencana
1
= 120 - 20 - 2 10> 75 mm
= 95 mm ≥ 75 mm (OK)
𝑎𝑠 .𝑓𝑦
• control α = 0,85.𝑓𝑐 ′ .𝑏
1570,8 𝑥 240
= 0,85 𝑥 25 𝑥 1000
= 17,73
𝑎
• Mn = As . Fy (d - 2)
17,73
= 1570,8 . 240 (95 - )
2
= 32472205,92 Nmm
= 32,472 kNm
• ∅Mn = 0,9 x 32,472
= 29,224 kNm
Syarat ∅Mn > Mu
29,224 kNm >24,756 kNm (ok)
Daerah Tumpuan pelat Lantai arah X

Mu Tumpuan= 24,756 KNm
h = 120 mm
b = 1000 mm
d rencana = 120 – 30 = 90 mm
𝑀𝑢
24,756 𝑥 106
= 0,9𝑥1000 𝑥 902
= 3,40 𝑁/𝑚𝑚2
0,85.𝑓𝑐′ 2𝑅𝑛
• 𝜌 = (1 − √1 − 0,85.𝑓𝑐′ )
𝑓𝑦
0,85.25 2 . 3,40
= (1 − √1 − 0,85 . )
240 25
= 0,0154
1,4
1,4
= 240
= 0,006
0,85 𝑥 𝑓𝑐 ′ 𝑥 𝛽 600
𝜌𝑏 = 𝑥 (600+𝑓𝑦)
𝑓𝑦
0,85𝑥 25 𝑥 0,85 600
= 𝑥 (600+240)
240
= 0,075 x 0,714
= 0,053
= 0,75 x 0,053
= 0,04
𝜌𝑚𝑖𝑛 < 𝜌 < 𝜌𝑚𝑎𝑥
0,006 < 0,0154 < 0,04

= 0,0154 x 1000 x 90
= 1386
Maka menggunakan tulangan φ10 – 50 (As = 1570,8)
Luas Tulangan Susut

(SNI 2013 pasal 7.12.2.1)
Luas tulangan susut
As = 0,0014 x b x h
= 0,0014 x 1000 x 100
= 140 mm²
• d actual = h – selimut plat - ⁄ > d rencana

1
= 120 - 20 - 2 10 > 75 mm
= 95 mm > 75 mm (OK)
𝑎𝑠 .𝑓𝑦
1570,8 𝑥 240
= 0,85 𝑥 25 𝑥 1000
= 17,73
𝑎
• Mn = As . Fy (d - 2)
17,73
= 1570,8 . 240 (95 - )
2
= 32472205,92 Nmm
= 34,472 kNm
• ∅Mn = 0,9 x 34,472 kNm
= 31,024 kNm
Syarat ∅Mn > Mu
31,024 kNm >24,756 kNm (ok)
• Perencanaan Penulangan Pelat Lantai Arah Y

Beban rencana pelat qu = 1210 KN/m²
• Mu Lapangan = 5,747 KNm

• Mu Tumpuan = 7,828 K
Daerah Lapangan pelat Lantai arah Y
h = 120 mm
b = 1000 mm
d rencana = 120 – 30 = 90 mm
𝑀𝑢
5,747 𝑥 106
= 0,9𝑥1000 𝑥 902
= 3,40 𝑁/𝑚𝑚2
0,85.𝑓𝑐′ 2𝑅𝑛
• 𝜌 = (1 − √1 − 0,85.𝑓𝑐′ )
𝑓𝑦
0,85.25 2 . 3,40
= (1 − √1 − 0,85 . )
240 25
= 0,0154
1,4
1,4
= 240
= 0,006
0,85 𝑥 𝑓𝑐 ′ 𝑥 𝛽 600
𝜌𝑏 = 𝑥 (600+𝑓𝑦)
𝑓𝑦
0,85𝑥 25 𝑥 0,85 600
= 𝑥 (600+240)
240
= 0,075 x 0,714
= 0,053
= 0,75 x 0,053
= 0,04
𝜌𝑚𝑖𝑛 < 𝜌 < 𝜌𝑚𝑎𝑥
0,006 < 0,0154 < 0,04

= 0,0154 x 1000 x 90
= 1386 mm
Maka menggunakan tulangan φ10-50 (As = 1570,8)

➢ Luas Tulangan Susut
(SNI 2013 pasal 7.12.2.1)
Luas tulangan susut

As = 0,0014 x b x h
= 0,0014 x 1000 x 100
= 140 mm²
• D actual = h – selimut plat - ⁄ > d rencana
1
=120 - 20 - 2 10> 75 mm
=95 mm > 75 mm (OK)
𝑎𝑠 .𝑓𝑦
1570,8 𝑥 240
= 0,85 𝑥 25 𝑥 1000
= 17,73
𝑎
• Mn = As . Fy (daktual - )
2
17,73
= 1570,8 . 240 (95 - )
2
= 32472205,92 Nmm
= 32,472 kNm
• ∅Mn = 0,9 x 32,472
= 29,224 kNm
Syarat ∅Mn > Mu 29,224 kNm > 24,756 kNm (ok)
BAB III
PERENCANAAN
BALOK ANAK
PERENCANAAN PENULANGAN BALOK ANAK ATAP MELINTANG
(20 cm x 40 cm)
PERENCANAAN BALOK ANAK ATAP MELINTANG (20 cm x 40 cm)
Perencanaan balok anak atap melintang B 1-2-3-4

= 0,1 x 2400 = 240 Kg/m2
+
qDL = 299 Kg/m 2

+
qLL = 96 Kg/m2
qu = 1,2 qDL+ 1,6 qLL

= 1,2 x 299 + 1,6 x 96
= 512,4 Kg/m2
= 5,124 kN/m2
• Beban Merata
Beban Mati Plat (qdl) = 299 kg/m2
Beban Hidup Plat (qll) = 96 kg/m2
Beban berfaktor (q) = 1,2 (qdl) + 1,6 (qll)

= 1,2 (299) + 1,6 (96)
= 512,4 kg/m2
= 5,124 KN
Q = 5,124 x 2,5
= 12,81 Kn/M
PERENCANAAN PENULANGAN PADA BALOK ANAK ATAP MELINTANG (20cm x 40cm)

PROGRAM STAAD-PRO
PERENCANAAN PENULANGAN BALOK ANAK ATAP MELINTANG (20 cm x 40 cm)
PENULANGAN DAERAH TUMPUAN
Mu = 25,670 kNm (Diambil dari momen tumpuan terbesar program STAAD Pro)
b = 200 mm
h = 400 mm
fc’ = 25 MPa
fy = 400 MPa
d rencana = 400 – 70 = 330 mm
Tulangan Pokok
Mu = 25,670 kNm
𝑀𝑢 ×106
Rn = Ø×𝑏 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 ×𝑑 2
25,670 ×106
= 0,85 ×200 ×3302
= 1,386
0,85 ×𝑓𝑐 ′ 2𝑅𝑛
ρ perlu = (1 − √1 − 0,85𝑓𝑐)
𝑓𝑦
0,85 ×25 2×1,386

= (1 − √1 − 0,85×25)
400
= 0,0035
0,85 ×𝑓𝑐 ×𝛽 600
ρb = ×
𝑓𝑦 (600+𝑓𝑦)
0,85 ×25 ×0,85 600
= ×
400 (600+400)
= 0,027
ρ Max = 0,75 x ρb
= 0,75 x 0,027
= 0,020
1,4
ρ Min = 400
1,4
= 400
= 0,0035
Dipakai ρperlu = 0,0035 karena ρ min < ρ perlu < ρ max
Luas Tulangan
As =ρxbd
= 0,0035 x 200 x 330
= 231 mm2
Dipakai tulangan 3 ø 12 ( As = 339 mm2)

d actual = h – selimut beton – Ø Sengkang – ½ Ø tulangan
= 400 – 40 – 10 – ½ 12
= 344 mm
d pakai > d rencana → 344 mm > 330 mm (ok)
Kontrol:
As = 339 mm2
fy = 400 MPa
fc’ = 25 MPa
𝐴𝑠×𝑓𝑦
a =
0,85×𝑓𝑐′×𝑏
339×400
=
0,85×25×200
= 31,905 mm
𝑎
Mn = 𝐴𝑠 × 𝑓𝑦 × (𝑑 − 2)
31,095
= 339 × 400 × (344 − ) × 10−6
2
= 44,483 kNm
Mr = Ø x Mn
= 0,9 x 44,483
= 46,758 kNm
Mr = 40,034 kNm > Mu = 25,670 kNm (AMAN)
GAMBAR PENULANGAN ATAP PADA DAERAH TUMPUAN

PENULANGAN ATAP PADA DAERAH LAPANGAN
b = 200 mm
h = 400 mm
fc’ = 25 MPa
fy = 400 MPa
d rencana = 400 – 70 = 330 mm
Tulangan Pokok
Lebar efektif balok T
B efektif =¼L
= ¼ 5000
= 1250 mm
B efektif = bw + 16 hf
= 200 + 16 x 100
= 1800 mm
5000−200
B efektif ≤ 𝑏 + 2( )
2
5000−200
≤ 200 + 2( )
2
≤ 5000 mm
(Dengan mengambil nilai terkecil befektif maka dipakai befektif = 1250 mm)
Anggap seluruh sayap tertekan
ℎ𝑓
Mr =Ø (0,85 x fc’ x bf x hf (d − )) 10−6
2
100
= 0,9 (0,85 x 25 x 1250 x 100 (330 − )) 10−6
2
= 549,84 kNm
Mr = 549,84 kNm > Mu = 56,187 kNm (termasuk balok T persegi)

𝑀𝑢 ×106
Rn = Ø×𝑏 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 ×𝑑 2
28,224 ×106
=
0,85 ×200 ×3302
= 1,524
0,85 ×𝑓𝑐 ′ 2𝑅𝑛

ρ perlu = (1 − √1 − 0,85𝑓𝑐)
𝑓𝑦
0,85 ×25 2×1,524

= (1 − √1 − 0,85×25)
400
= 0,0039
0,85 ×𝑓𝑐 ×𝛽 600

ρb = ×
𝑓𝑦 (600+𝑓𝑦)
0,85 ×25 ×0,85 600
= ×
400 (600+400)
= 0,027
ρ Max = 0,75 x ρb
= 0,75 x 0,027
= 0,020
1,4
ρ Min = 400
1,4
= 400
= 0,0035
Luas Tulangan
As =ρxbxd
= 0,0039 x 200 x 330
= 257,4 mm2
Dipakai tulangan 3D12 (As = 339 mm2)
d aktual = h – selimut beton – Ø Sengkang – ½ Ø tulangan

= 400 – 40 – 10 – ½ 12
= 344 mm
Pemeriksaan Daktilitas Penampang

Kontrol:
As = 339 mm2
𝐴𝑠×𝑓𝑦
a =
0,85×𝑓𝑐 ′ ×𝑏𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓
339×400
=
0,85×25×1250
= 5,104 mm
𝑎
Mn = 𝐴𝑠 × 𝑓𝑦 × (𝑑 − 2)
5,104
= 339 × 400 × (344 − ) × 10−6
2
= 46,308 kNm
Mr = Ø x Mn
= 0,9 x 46,308
= 41,677 kNm
Mr = 41,677 kNm > Mu = 28,224 kNm (AMAN)

SKETCH RENCANA PENULANGAN PADA ATAP DAERAH LAPANGAN
Perhitungan Sengkang Balok Anak Atap Melintang
Vu = 37,159 kN (Diambil dari gaya lintang lapangan terbesar pada program STAADPRO)
bw = 200 mm
h = 400 mm
fc’ = 25 Mpa
fy = 240 Mpa
d rencana = 400-70 = 330 mm
Nilai λ = 1,0 untuk beton normal (SNI 2487-2013 Pasal 11.6.4.3)
∅𝑉𝑐 = ∅ (0,17𝜆 √𝑓𝑐 ′ 𝑏𝑤 𝑑)

= 0,75 (0,17 × 1 × √25 × 200 × 330 )
= 42075 Kn
½ ØVc = ½ x 42075 kN
= 21037,5 kN
Vc1 = 0,33 × √𝑓𝑐 ′ × 𝑏𝑤 × 𝑑
= 0,33 × √25 × 200 × 330

= 108900 kN
Vc2 = 0,66 × √𝑓𝑐 ′ × 𝑏𝑤 × 𝑑
= 0,66 × √25 × 200 × 330

= 217800 kN
Vu kritis terjadi pada penampang sejarak d dari muka tumpuan
Vu kritis 1
𝑋1 2,5 − 0,3435
=
37,159 2,5
2,157 × 37,159
𝑋1 =
2,5
𝑋1 = 32,06 𝑘𝑁
Vu kritis 2
𝑋2 2,5 − 1,25
=
37,159 2,5
1,25 × 37,159
𝑋2 =
2,5
𝑋2 = 18,57 𝑘𝑁
Persyaratan:
• Jika Vu < ½Ø Vc tidak dibutuhkan tulangan geser

• Jika ½Ø Vc < Vu > Ø Vc dibutuhkan tulangan geser minimum. Dapat dipasang tulangan
Sengkang vertical berdiameter 10 mm dengan jarak maksimum ditentukan.
• Jika Vu > Ø Vc tulangan geser harus disediakan
1
• Vs ≤ 3 𝑏𝑤 × 𝑑 × √𝑓𝑐′ , Smaks = d/2
1
• Vs > 3 𝑏𝑤 × 𝑑 × √𝑓𝑐′ , Smaks = d/4
Perhitungan Sengkang Daerah Tumpuan

½ Ø Vc < Vu kritis 1
21,89 kN < 32,06 𝑘𝑁 (Dibutuhkan tulangan geser minimum)
Av = 2 x ¼ x π x 102
= 157,08 mm2
𝐴𝑣 ×𝑓𝑦 ×𝑑
S1 =
𝑉𝑠
157,08 ×240 ×330
= 41,39 × 103 ×0,75
= 400,76 mm
𝑑 330
S2 =2= 2
= 165 𝑚𝑚
Jadi dipilih S2 = 165 mm (Dipasang Ø10 – 165)

Perhitungan Sengkang Daerah Lapangan
Vu kritis 2 > ½ Ø Vc
18,57 kN > 21,89 kN (Dibutuhkan tulangan geser minimum)
Av = 2 x ¼ x π x 102
= 157,08 mm2
S1 = 𝑉𝑠
157,08 ×240 ×330
=
39,4 × 103 ×0,75
= 421,01 mm
𝑑 330
S2 =2= 2
= 165 𝑚𝑚
𝐴𝑣 ×𝑓𝑦
S3 =
0,35 ×𝑏𝑤
157,08 ×240
= 0,35 ×200
= 538,56 mm
S4 = 400 mm
TABEL PENULANGAN SENGKANG BALOK ANAK ATAP MELINTANG (20CM X 40CM)
Daerah Mu (kNm) Vu (Kn) Mr (kNm) As (mm2) Tulangan
Tumpuan 25,670 - 40,034 339 3D12

Lapangan 28,224 - 41,677 339 3D12
Tumpuan - 37,159 - 157 Ø10 – 165
Sengkang
Lapangan - 37,159 - 157 Ø10 – 165
GAMBAR PENULANGAN SENGKANG BALOK ANAK ATAP MELINTANG

PERENCANAAN BALOK ANAK LANTAI MELINTANG (20 cm x 40 cm)
Perencanaan balok anak atap melintang B 1-2-3-4
PEMBEBANAN BALOK ANAK LANTAI MELINTANG (20cm x 40cm)
Perencanaan Balok Anak Lantai Melintang B-1-2-3-4

Keramik 40 x 40 = 0,01 x 2200 = 22 Kg/m2
Spesi 2cm = 0,02 x 2200 = 44 Kg/m2
+
qDL = 369 Kg/m2

= 479 Kg/m2
+
qLL = 479 Kg/m2

qu = 1,2 qDL+ 1,6 qLL
= 1,2 x 369 + 1,6 x 479
= 1209,2 Kg/m2
= 1,2092 kN/m2
• Beban Merata
Beban Mati Plat (qdl) = 369 kg/m2
Beban Hidup Plat (qll) = 479 kg/m2
Beban berfaktor (q) = 1,2 (qdl) + 1,6 (qll)
= 1,2 (369) + 1,6 (479)
= 1209,2 kg/m2
= 12,09 KN
Q = 12,09 x 2,5
= 30,225 Kn/M
PERENCANAAN PENULANGAN PADA BALOK ANAK LANTAI ARAH MELINTANG

(20cm x 40cm) PROGRAM STAAD-PRO
PERENCANAAN BALOK ANAK LANTAI MELINTANG (20 cm x 40 cm)
Penulangan Daerah Tumpuan
b = 200 mm
h = 400 mm
fc’ = 25 MPa
fy = 400 MPa
d rencana = 400 – 70 = 330 mm
Tulangan Pokok
Mu = 60,568 kNm
𝑀𝑢 ×106
Rn =
Ø×𝑏 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 ×𝑑 2
60,568 ×106
=
0,85 ×200 ×3302
= 3,271
0,85 ×𝑓𝑐 ′ 2𝑅𝑛

ρ perlu = (1 − √1 − )
𝑓𝑦 0,85𝑓𝑐
0,85 ×25 2×3,271

= (1 − √1 − )
400 0,85×25
= 0,0089
0,85 ×𝑓𝑐 ×𝛽 600

ρb = ×
𝑓𝑦 (600+𝑓𝑦)
0,85 ×25 ×0,85 600
= ×
400 (600+400)
= 0,027
ρ Max = 0,75 x ρb
= 0,75 x 0,027
= 0,020
1,4
ρ Min =
400
1,4
=
400
= 0,0035

Luas Tulangan
As =ρxbd
= 0,0089 x 200 x 330
= 547,8 mm2

= 400 – 40 – 10 – ½ 12
= 344 mm
d pakai > d rencana → 344 mm > 330 mm (OK)

Kontrol:
As = 679 mm2
fy = 400 MPa
fc’ = 25 MPa
𝐴𝑠×𝑓𝑦
a =
0,85×𝑓𝑐′×𝑏
679 ×400
=
0,85×25×200
= 63,905 mm
𝑎
Mn = 𝐴𝑠 × 𝑓𝑦 × (𝑑 − 2)
63,905
= 679 × 400 × (344 − ) × 10−6
2
= 84,751 kNm
Mr = Ø x Mn
= 0,9 x 84,751
= 76,276 kNm
Mr = 76,276 kNm > Mu = 60,568 kNm (AMAN)

GAMBAR PENULANGAN LANTAI PADA DAERAH TUMPUAN
PENULANGAN BALOK INDUK LANTAI PADA DAERAH LAPANGAN
b = 200 mm
h = 400 mm
fc’ = 25 MPa
fy = 400 MPa
d rencana = 400 – 70 = 330 mm

B efektif =¼L
= ¼ 5000
= 1250 mm
B efektif = bw + 16 hf
= 200 + 16 x 100
= 1800 mm
5000−200
B efektif ≤ 𝑏 + 2( )
2
5000−200
≤ 200 + 2( )
2
≤ 5000 mm
(Dengan mengambil nilai terkecil befektif maka dipakai befektif = 1250 mm)
ℎ𝑓
Mr =Ø (0,85 x fc’ x bf x hf (d − )) 10−6
2
100
= 0,9 (0,85 x 25 x 1250 x 100 (330 − )) 10−6
2
=549,84 kNm
Mr = 549,84 kNm > Mu = 66,593 kNm (termasuk balok T persegi)

𝑀𝑢 ×106
Rn =
Ø×𝑏 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 ×𝑑 2
66,593 ×106
=
0,85 ×200 ×3302
= 3,59
0,85 ×𝑓𝑐 ′ 2𝑅𝑛

ρ perlu = (1 − √1 − )
𝑓𝑦 0,85𝑓𝑐
0,85 ×25 2×3,59

= (1 − √1 − )
400 0,85×25
= 0,0098
0,85 ×𝑓𝑐 ×𝛽 600

ρb = ×
𝑓𝑦 (600+𝑓𝑦)
0,85 ×25 ×0,85 600
= ×
400 (600+400)
= 0,027
ρ Max = 0,75 x ρb
= 0,75 x 0,027
= 0,020
1,4
ρ Min =
400
1,4
=
400
= 0,0035

Luas Tulangan
As =ρxbxd
= 0,0098 x 200 x 330
= 646,8 mm2
Dipakai tulangan 6 D 12 (As = 679 mm2)

d aktual = h – selimut beton – Ø Sengkang – ½ Ø tulangan
= 400 – 40 – 10 – ½ 12
= 344 mm
d pakai > d rencana → 344 mm > 330 mm (OK)
Pemeriksaan Daktilitas Penampang

Kontrol:
As = 679 mm2
𝐴𝑠×𝑓𝑦
a =
0,85×𝑓𝑐 ′ ×𝑏𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓
679 × 400
=
0,85×25×1250
= 10,224 mm
𝑎
Mn = 𝐴𝑠 × 𝑓𝑦 × (𝑑 − 2)
10,224
= 679 × 400 × (340,5 − ) × 10−6
2
= 92,041 kNm
Mr = Ø x Mn
= 0,9 x 92,041 kNm
= 82,837 kNm
Mr = 82,837 kNm > Mu = 66,593 kNm (AMAN)

SKETCH PENULANGAN PADA LANTAI DAERAH LAPANGAN
Perhitungan Sengkang Balok Anak Lantai Melintang
Vu = 146,84 kN (Diambil dari gaya lintang lapangan terbesar pada program STAADPRO)
bw = 200 mm
h = 400 mm
fc’ = 25 Mpa
fy = 240 Mpa
d rencana = 400 -70 = 330 mm
Nilai λ = 1,0 untuk beton normal (SNI 2487-2013 Pasal 11.6.4.3)

∅𝑉𝑐 = ∅ (0,17𝜆 √𝑓𝑐 ′ 𝑏𝑤 𝑑)
= 0,75 (0,17 × 1 × √25 × 200 × 330 )
= 42,075 kN
½ ØVc = ½ x 42,075 kN
= 21,037 kN
Vc1 = 0,33 × √𝑓𝑐 ′ × 𝑏𝑤 × 𝑑
= 0,33 × √25 × 200 × 330

= 108,900 kN
Vc2 = 0,66 × √𝑓𝑐 ′ × 𝑏𝑤 × 𝑑
= 0,66 × √25 × 200 × 330

= 217,800 kN
Vu kritis 1
𝑋1 2,5 − 0,25
=
146,84 2,5
2,25 × 146,84
𝑋1 =
2,5
𝑋1 = 132,156 𝑘𝑁
Vu kritis 2
𝑋2 2,5 − 1,25
=
146,84 2,5
1,25 × 146,84
𝑋2 =
2,5
𝑋2 = 73,42 𝑘𝑁
Persyaratan:
• Jika Vu < ½Ø Vc tidak dibutuhkan tulangan geser

• Jika ½Ø Vc < Vu > Ø Vc dibutuhkan tulangan geser minimum. Dapat dipasang tulangan
Sengkang vertical berdiameter 10 mm dengan jarak maksimum ditentukan.
• Jika Vu > Ø Vc tulangan geser harus disediakan
1
• Vs ≤ 3 𝑏𝑤 × 𝑑 × √𝑓𝑐′ , Smaks = d/2
1
• Vs > 3 𝑏𝑤 × 𝑑 × √𝑓𝑐′ , Smaks = d/4
Perhitungan Sengkang Daerah Tumpuan

½ Ø Vc < Vu kritis 1
42,075 kN < 132,156 𝑘𝑁 (Dibutuhkan tulangan geser minimum)
Av = 2 x ¼ x π x 102
= 157,08 mm2
S1 = 𝑉𝑠
157,08 ×240 ×330
= 146,84 × 103 ×0,75
= 112,964 mm ~ 115 mm
𝑑 330
S2 =2= 2
= 165 𝑚𝑚
Perhitungan Sengkang Daerah Lapangan

Vu kritis 2 > ½ Ø Vc
73,42 kN > 21,037 kN (Dibutuhkan tulangan geser minimum)
Av = 2 x ¼ x π x 102
= 157,08 mm2
S1 = 𝑉𝑠
157,08 ×240 ×330
=
146,84 × 103 ×0,75
= 112,964 mm
𝑑 330
S2 =2= 2
= 𝟏𝟔𝟓 𝒎𝒎
𝐴𝑣 ×𝑓𝑦
S3 = 0,35 ×𝑏𝑤
157,08 ×240
= 0,35 ×200
= 538,56 mm
S4 = 400 mm
TABEL PENULANGAN SENGKANG BALOK ANAK ATAP MELINTANG (20CM X 40CM)
Mr
Daerah Mu (kNm) Vu (Kn) As (mm2) Tulangan
(kNm)
Tumpuan 60,658 kNm - 76,276 679 mm 6D12
Lapangan 66,593 kNm - 82,837 679 mm 6D12
Tumpuan - 146,84 kN - 165 mm Ø10 – 115
Sengkang
Lapangan - 146,84 kN - 165 mm Ø10 – 165
PERHITUNGAN
ANALISA
STRUKTUR
PORTAL
Fitriani (202110340311054)
PERENCANAAN BALOK INDUK ATAP MELINTANG (25 cm x 45 cm)

Perencanaan Balok Induk Atap Melintang C-1-2-3-4
● Beban Merata(ATAP)
Beban Mati
Beban sendiri plat (qdl) = 299 kg/m2
Beban Hidup
Beban sendiri plat = 96 kg/m2
Beban berfaktor (q) = 1,2 (qdl) + 1.6 (qll)
= 1,2 (299) + 1,6 (96)
= 512,4 kg/m2
= 5,124 KN
Q = 5,124 x 2,5
= 12,81 Kn/m
Fitriani (202110340311054)
PERENCANAAN BALOK INDUK LANTAI MELINTANG (25 cm x 45 cm)

Perencanaan Balok Induk Lantai Melintang C-1-2-3-4
● Beban Merata(LANTAI)
Beban Mati
Beban Hidup
Beban merata guna ruang makan = 479 kg/m2
= 1,2 (369) + 1,6 (479)
= 1209,2 kg/m2
= 12,09 KN
Q = 12,09 x 2,5
= 30,225 Kn/m
Fitriani (202110340311054)
• SKETCH PEMBEBANAN
Fitriani (202110340311054)
PERHITUNGAN MOMEN BALOK INDUK MELINTANG

Fitriani (202110340311054)
Fitriani (202110340311054)
PERHITUNGAN GESER PADA PORTAL ARAH MELINTANG

Fitriani (202110340311054)
Fitriani (202110340311054)
PERHITUNGAN AKSIAL PADA PORTAL ARAH MELINTANG

Fitriani (202110340311054)
Fitriani (202110340311054)
PERENCANAAN BALOK INDUK LANTAI MEMANJANG (25 cm x 45 cm)

Perencanaan Balok Induk Atap Memanjang 1 A–C–E–G–I
● Beban Merata (ATAP)

Beban Mati
Beban Hidup
= 1,2 (299) + 1,6 (96)
= 512,4 kg/m2
= 5,124 KN
Q = 5,124 x 2,5
= 12,81 Kn/m
P = Q Balok anak atap melintang
= 25,620 Kn
Fitriani (202110340311054)
PERENCANAAN BALOK INDUK LANTAI MEMANJANG (25 cm x 45 cm)

Perencanaan Balok Induk Lantai Memanjang 1 A–C–E–G–I
● Beban Merata(LANTAI)
Beban Mati
Beban Hidup
Beban merata guna ruang makan = 479 kg/m2
= 1,2 (369) + 1,6 (479)
= 1209,2 kg/m2
= 12,09 KN
Q = 12,09 x 2,5
= 30,225 Kn/m
P = Q Balok anak lantai melintang
= 60,450 Kn
Fitriani (202110340311054)
Fitriani (202110340311054)
PERHITUNGAN MOMEN BALOK INDUK MEMANJANG

Fitriani (202110340311054)
Fitriani (202110340311054)
Fitriani (202110340311054)
PERHITUNGAN GESER BALOK INDUK MEMANJANG

Fitriani (202110340311054)
Fitriani (202110340311054)
Fitriani (202110340311054)
PERHITUNGAN AKSIAL BALOK INDUK MEMANJANG

Fitriani (202110340311054)
Fitriani (202110340311054)
Fitriani (202110340311054)
Fitriani (202110340311054)
BAGIAN V
PERENCANAAN
BALOK INDUK
DENAH RENCANA PENULANGAN BALOK INDUK MELINTANG
PERENCANAAN BALOK INDUK ATAP MELINTANG (25 cm x 45 cm)
Perencanaan Balok Induk Atap Melintang C-1-2-3-4
Distribusi pembebanan pada pelat atap

= 0,1 x 2400 = 240 Kg/m2
+
qDL = 299 Kg/m2

+
qLL = 96 Kg/m2
qu = 1,2 qDL+ 1,6 qLL

= 1,2 x 299 + 1,6 x 96
= 512,4 Kg/m2
= 5,124 kN/m2
● Beban Merata
Beban Mati
Beban Hidup

= 1,2 (299) + 1,6 (96)
= 512,4 kg/m2
= 5,124 KN
Q = 5,124 x 2,5
= 12,81 Kn/m
PENGGAMBARAN BALOK INDUK ATAP MELINTANG
MENGGUNAKAN PROGRAM STAAD-PRO
PERENCANAAN BALOK INDUK ATAP MELINTANG 25 cm x 45 cm
(PENULANGAN PADA DAERAH TUMPUAN)
Mu = 29,286 KN (diambil dari momen tumpuan terbesar program STAAD PRO)

B = 250 mm
H = 450 mm
Fc = 25 Mpa
Fy = 400 Mpa
Drencana = 450 – 70 = 380 mm
Mu = 29,286 KNm
𝑀𝑢
Rn = ∅ 𝑥 𝑏 𝑥 𝑑2
29,286 𝑥 106
= 0,9 𝑥 250 𝑥 4302 = 0,703
(𝑓𝑐′−28) (30−28)
B₁ = 0,85 - 𝑥 0,05 = 0,85 − 𝑥0,05 = 0,835
7 7
0.85 𝑥 𝑓𝑐 2𝑅𝑛
𝜌 perlu = (1 − √1 − )
𝑓𝑦 0.85 𝑓𝑐
0.85 𝑥 30 2 𝑥 0,703
= (1 − √1 − )
400 0,85 𝑥 30
= 0,0017
0,85 𝑥 𝑓𝑐 𝑥 𝛽 600
𝜌b = x (600+𝑓𝑦)
𝑓𝑦
0,85 𝑥 30𝑥 0,835 600
= x (600+400)
400
= 0,032
𝜌 Max = 0,75 x 𝜌𝑏
= 0,75 x 0,0319 = 0,024
1,4 1,4
𝜌 Min = 𝑓𝑦 = 400 = 0,0035
Dipakai 𝜌 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑢 = 0,0017 karena 𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 < 𝜌 min < 𝜌 max

Luas Tulangan
As =𝜌𝑥𝑏𝑥𝑑
= 0,0017 x 250 x 430
= 182,75 mm²
Dipakai tulangan 2 D 14 mm (As = 308mm² )
1
d pakai = h – selimut beton - ∅ Sengkang - 2 ∅ tulangan
1
= 450 – 40 – 10 – 2 13
= 439 𝑚𝑚
d pakai > d rencana
393,5 mm > 380 mm (OK)
Kontrol :
As = 398 mm²
fc’ = 25 Mpa
fy = 400 Mpa
𝐴𝑠 𝑥 𝑓𝑦
𝑎 = 0,85 𝑥 𝑓𝑐 ′ 𝑥 𝑏
398𝑥 400
= 0,85 𝑥 25 𝑥 250
= 29,967 mm
𝑎
Mn = As x fy (d - 2 )
29,967
= 398 x 400 x ( 393,5 - ) x 10−6
2
= 60,259 KNm
Mr = ∅ Mn
= 0,9 x 60,259 KNm
= 54,233 KNm
Mr > Mu
54,233 KNm > 29,286 KNm (Aman)
PENGGAMBARAN PENULANGAN DAERAH TUMPUAN

PERENCANAAN PENULANGAN BALOK INDUK ATAP MELINTANG
(25 cm x 45 cm)
PENULANGAN DAERAH LAPANGAN
Mu = 14,927 KNm (diambil dari momen tumpuan terbesar program

STAAD PRO)
B = 250 mm
H = 450 mm
Fc = 25 Mpa
Fy = 400 Mpa
Drencana = 450 – 70 = 380 mm
Lebar Efektif balok T
1
b efektif = .𝐿
4
1
= 4 . 5000
= 1250 𝑚𝑚
b efektif = bw + 16 hf
= 250 + (16 x 100)
= 1850 mm
𝐿−𝑏𝑤 5500 − 250
bw + 2 x ( 2
) = 250 + 2 x ( 2
) = 5500 mm
𝐿−𝑏𝑤
b efektif ≤ bw + 2 x ( 2
)
1250 mm ≤ 5000 mm
Dipakai b efektif = 1250 mm
⮚ Anggap seluruh sayap tertekan
ℎ𝑓
Mr = ϕ (0,85 x fc’ x bf x hf (𝑑 − ))
2
100
= 0,9 (0,85 x 25 x 1250 x 100 (380 − )) 𝑥 10−6
2
= 788,906 KNm
Mr > Mu
788,906 KNm > 14,927 KNm (Termasuk balok T persegi)
𝑀𝑢 14,927 𝑥 10 6
Rn = 𝜙 𝑥 𝑏 𝑒𝑓𝑓 𝑥 𝑑2 = 0,9 𝑥 1250 𝑥 430 2 = 0,071
0.85 𝑥 𝑓𝑐 2𝑅𝑛
𝜌 perlu = (1 − √1 − )
0.85 𝑥 25 2 𝑥 0,071
= (1 − √1 − )
400 0,85 𝑥 25
= 0,00017
0,85 𝑥 𝑓𝑐 𝑥 𝛽 600
𝜌b = x (600+𝑓𝑦)
𝑓𝑦
0,85 𝑥 25 𝑥 0,835 600
= x (600+400)
400
= 0,032
= 0,75 x 0,032
= 0,024
1,4
𝜌 Min = 𝑓𝑦
1,4
= 400
= 0,0035
Dipakai 𝜌 𝑚𝑖𝑛 = 0,00017 karena 𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 < 𝜌 Min < 𝜌 Max
Luas Tulangan
= 0,0035 x 250 x 380
= 332,5 mm²
Dipakai tulangan 2 D 16 mm (As = 402 mm² )
1
d pakai = h – selimut beton - ∅ Sengkang - 2 tulangan
1
= 450 – 40 – 10 – 2 𝑥 16 = 392 𝑚𝑚
d pakai > d rencana
392 mm > 380 mm (OK)
Pemeriksaan Daktilitas Penampang :
𝐴𝑠 1,4
ρ actual = 𝑏𝑤 𝑥 𝑑 > 𝑓𝑦
402 1,4
= 250 𝑥 380 > 400
= 0,0042 > 0,0035 (OK)

Pemeriksaan tulangan penampang
𝑎 = 0,85 𝑥 𝑓𝑐 ′ 𝑥 𝑏 𝑒𝑓𝑓
402 𝑥 400
= 0,85 𝑥 25 𝑥 1250
= 6,05 mm
𝑎
Mn = As x fy (d - 2 )
6,05
= 402 x 400 x ( 392 - ) x 10−6
2
= 62,54 KNm
Mr = ∅ Mn
= 0,9 x 62,54 KNm
= 58,986 KNm
Mr > Mu
58,986 KNm > 14,297 KNm (AMAN)
PENGGAMBARAN PENULANGAN DAERAH LAPANGAN
PERHITUNGAN SENGKANG BALOK ATAP MELINTANG
Vu = 30,729 KN (diambil dari gaya lintang lapangan terbesar program STAAD PRO)
B = 250 mm
H = 450 mm
Fc = 25 Mpa
Fy = 400 Mpa
Drencana = 450 – 70 = 380 mm
Hitung Øvc ; ½ Ø vc ; vc1 ;vc2
Ø Vc = Ø (0,17 . λ Fc' bw d)
= 0,75 (0,17 x 1 x 25 x 250 x 380) x 10-3
= 60,563 KN
½ Øvc = ½ 60,563 KN
= 30,281 KN
Vc1 = 0,33 Fc' bw d
= 0,33 x 25 x 250 x 380 = 156,750 KN
Vc2 = 0,66 x Fc' bw d
= 0,66 x 25 x 250 x 380 = 313,500 KN
𝑥 2,5 − 0,25
𝑉𝑢 𝐾𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 1 = =
30,729 2,5
2,25 × 30,729
𝑋1 = = 27,65 𝐾𝑁
2,5
𝑥 2,5 − 1,250
30,729 2,5
1,25 × 30,729
𝑋2 = = 15,36 𝐾𝑁
2,5
Persyaratan :
● Jika 𝑉𝑢 < 2 ∅ 𝑉𝑐 tidak dibutuhkan tulangan geser

1
● Jika
1
∅ 𝑉𝑐 < 𝑉𝑢 > ∅ 𝑉𝑐dibutuhkan tulangan geser minimum. Dapat dipasang tulangan sengkang
2
vertical berdiameter 10mm dengan jarak maksimum ditentukan
● Jika 𝑉𝑢 > ∅ 𝑉𝑐 tulangan geser harus di sediakan
• Perhitungan Sengkang Daerah Tumpuan

∅ 𝑣𝑐 > 𝑣𝑢 𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠2
60,563 KN > 15,36 kN ( tidak dibutuhkan tulangan geser minimum)

Av = 2 x ¼ x π x 102
= 157 mm2
𝐴𝑣 𝑥 𝑓𝑦 𝑥 𝑑
S1 = 𝑉𝑢
157 𝑥 240 𝑥 380
= (15,36 𝑥 103 )
= 932,18 mm ~ 950 mm
S2 = d/2
= 380/2
= 190 mm ~ 200 mm
Jadi di pilih S2 = 200 mm (dipasang Sengkang Ø10 - 200)
• Perhitungan Sengkang Daerah Lapangan

0,5∅ 𝑣𝑐 < 𝑣𝑢 𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 2
30,281 KN <15,36 kN ( tidak dibutuhkan tulangan geser minimum)
Av = 2 x ¼ x π x 102
= 157 mm2
𝐴𝑣 𝑥 𝑓𝑦 𝑥 𝑑
S1 = 𝑉𝑢
157 𝑥 240 𝑥 380
= 15,36 𝑥 103
= 932,18 mm ~ 950 mm
S2 = d/2
= 380/2
= 190 mm ~ 200 mm
Jadi di pilih S2 = 200 mm (dipasang Sengkang Ø10 - 200)
TABEL PENULANGAN BALOK ANAK ATAP MELINTANG
DAERAH Mu/Vu As Pakai

NO Mr/KNM TULANGAN
TUMPUAN KN/M/KN mm2
1 TUMPUAN 29,286 KNm 59,233 KNm 308 mm2 2∅14
2 LAPANGAN 14,927 KNm 58,986 KNm 402 mm2 2∅16
3 SENGKANG 30,729 KNm - 157
4 TUMPUAN 30,729 KNm - 157 ø10-200 mm
5 LAPANGAN 30,729 KNm - 157 ø10-200 mm
Perencanaan Balok Induk Lantai melintang C-1-2-3-4
Distribusi pembebanan pada pelat Lantai

Keramik 40 x 40 = 0,01 x 2200 = 22 Kg/m2
Spesi 2cm = 0,02 x 2200 = 44 Kg/m2
+
qDL = 369 Kg/m2

= 479 Kg/m2
+
qLL = 479 Kg/m2

qu = 1,2 qDL+ 1,6 qLL
= 1,2 x 369 + 1,6 x 479
= 1209,2 Kg/m2
= 1,2092 kN/m2
● Beban Merata (LANTAI)
Beban Mati
Beban Hidup

= 1,2 (369) + 1,6 (479)
= 1209,2 kg/m2
= 12,09 KN
Q = 12,09 x 2,5
= 30,225 Kn/m
PENGGAMBARAN BALOK INDUK LANTAI
MELINTANG MENGGUNAKAN PROGRAM STAAD-PRO
Mu = 65,809 KNm (diambil dari momen tumpuan terbesar program STAAD PRO)
B = 250 mm
H = 450 mm
Fc = 25 Mpa
Fy = 400 Mpa
Drencana = 450 – 70 = 380 mm
TULANGAN POKOK
Mu = 65,809 KNm
𝑀𝑢
Rn = ∅ 𝑥 𝑏 𝑥 𝑑2
65,809 𝑥 106
= 0,9 𝑥 250 𝑥 3802 = 2,025
0.85 𝑥 𝑓𝑐 2𝑅𝑛
𝜌 perlu = (1 − √1 − )
0.85 𝑥 25 2 𝑥 2,025
= (1 − √1 − )
400 0,85 𝑥 25
= 0,00532
0,85 𝑥 𝑓𝑐 𝑥 𝛽 600
𝜌b = x (600+𝑓𝑦)
𝑓𝑦
0,85 𝑥 25𝑥 0,835 600
= x (600+400)
400
= 0,027
= 0,75 x 0,027 = 0,020
1,4 1,4
𝜌 Min = 𝑓𝑦 = 400 = 0,0035
Dipakai 𝜌 𝑀𝑖𝑛 = 0,0035 karena 𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 < 𝜌 min < 𝜌 max

Luas Tulangan
= 0,0035 x 250 x 380
= 332,5 mm²
Dipakai tulangan 2 D 19 mm (As = 567 mm² )
1
d pakai = h – selimut beton - ∅ Sengkang - 2 ∅ tulangan
1
= 450 – 40 – 10 – 2 19
= 390,5 𝑚𝑚
d pakai > d rencana
390,5 mm > 380 mm (OK)
Kontrol :
As = 567 mm²
fc’ = 25 Mpa
fy = 400 Mpa
𝑎 = 0,85 𝑥 𝑓𝑐 ′ 𝑥 𝑏
567 𝑥 400
= 0,85 𝑥 25 𝑥 250
= 42,691 mm
𝑎
Mn = As x fy (d - 2 )
42,691
= 567 x 400 x ( 390,5 - ) x 10−6
2
= 83,724 KNm
Mr = ∅ Mn
= 0,9 x 83,724 KNm
= 75,351 KNm
Mr > Mu
75,351 KNm > 60,859 KNm (Aman)
PENGGAMBARAN PENULANGAN DAERAH TUMPUAN

RENCANA PENULANGAN BALOK INDUK LANTAI MELINTANG
Mu = 34,785 KNm (diambil dari momen tumpuan terbesar program STAAD PRO)
B = 250 mm
H = 450 mm
Fc = 25 Mpa
Fy = 400 Mpa
Drencana = 450 – 70 = 380 mm
1 1
𝑏 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 = 4 × 𝐿 = 4 × 5000 = 1250 𝑚𝑚 (Dipakai)
𝑏 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 = 𝑏𝑤 + 16ℎ𝑓 = 250 + 16 × 120 = 2170 𝑚𝑚
ℎ𝑓
𝑀𝑟 = ∅ × (0,85 × 𝑓𝑐 ′ × 𝑏 × ℎ𝑓 × (𝑑 − ))
2
120
= 0,9 × (0,85 × 25 × 1250 × 120 × (380 − )) × 10−6
2
= 918 𝐾𝑁𝑚
Mr > Mu = 918 KNm > 34,785 KNm ( Termasuk Balok T Persegi )
𝑚𝑢
Rn =∅×𝑏×𝑑 𝑅𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎2
34,785 ×106
= 0,9×250×3802
= 1,071
0,85 𝑥 𝑓𝑐 ′ 2𝑅𝑛
𝜌 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑢 = 𝑥 (1 − √1 − )
𝑓𝑦 0,85 𝑓𝑐 ′
0,85 𝑥 25 2×1,071
= 𝑥 (1 − √1 − 0,85 ×25)
400
= 0,00274
0,85 ×𝑓𝑐×𝛽 600
𝜌𝑏 = × (600+𝑓𝑦)
𝑓𝑦
0,85 ×25×0,85 600

= × (600+400)
400
= 0,027
𝜌 = 0,75 × 𝜌𝑏
= 0,75 × 0,027
= 0,02025
1,4
𝜌 𝑚𝑖𝑛 = 𝑓𝑦
1,4
=400
=0,0035
𝑑𝑖𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 𝜌 = 0,00274 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝜌 < 𝜌 < 𝜌 𝑚𝑎𝑥
Luas Tulangan
As = 𝜌 × 𝑏 × 𝑑𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎
= 0,00274 × 250 × 380
= 260,3 𝑚𝑚2
Dipakai Tulangan 3D13 ( As = 398 mm2 )

1
𝑑 𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 = ℎ − 𝑠𝑒𝑙𝑖𝑚𝑢𝑡 𝑏𝑒𝑡𝑜𝑛 − ∅ 𝑠𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔 − ∅𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
2
1
= 450 − 40 − 10 − 2 13
= 393,5 mm
D pakai > d rencana
393,5 mm > 380 mm (OKE)
• kontrol :
As = 398 mm2
Fy = 400 Mpa
Fc’ = 25 Mpa
𝐴𝑠 1,4
𝜌 𝐴𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙 = >
𝑏𝑤 × 𝑑 𝑓𝑦
398 1,4
= >
250 × 380 400
= 0,00418 > 0,0035 (OKE)
• Pemeriksaan Tulangan Penampang :
𝐴𝑠 × 𝑓𝑦 398 × 400
𝑎= ′
= = 29,967 𝑚𝑚
0,85 × 𝑓𝑐 × 𝑏 0,85 × 25 × 250
𝑎
𝑀𝑛 = 𝐴𝑠 × 𝑓𝑦 × (𝑑 − )
2
29,967
= 398 × 400 × (393,5 − ) × 10−6 = 60,259 𝐾𝑁𝑚
2
𝑀𝑟 = ∅ × 𝑀𝑛 = 0,9 × 60,259 = 54,233 𝐾𝑁𝑚

Mr > Mu = 54,233 KNm > 34,785 KNm (AMAN)
SKETCH PENULANGAN BALOK INDUK MELINTANG
PERHITUNGAN SENGKANG BALOK LANTAI MELINTANG
Vu = 76,128 kNm (Diambil dari gaya lintang lapangan terbesar pada program STAAD Pro)
Bw = 250 mm
H = 450 mm
Fc’ = 25 Mpa
Fy = 240 Mpa
D pakai = 393 mm
Nilai 𝜆 = 1,0 untuk beton normal (SNI 2487-2013 Pasal 11.6.4.3)
𝜙 𝑉𝑐 = ∅(0,17 𝜆 √𝑓𝑐 ′ 𝑏𝑤 𝑑)
= 0,75 (0,17 × 1 × √25 × 250 × 393 = 62,634 𝑘𝑁

1 1
∅ 𝑉𝑐 = × 62,634 𝑘𝑁
2 2
= 31,317 𝑘𝑁
𝑉𝑐 1 = 0,33√𝑓𝑐′ 𝑏𝑤 𝑑
= 0,33 × √25 × 250 × 393

= 162,112𝑘𝑁
𝑉𝑐 2 = 0,66 √𝑓𝑐′ 𝑏𝑤 d
= 0,66 × √25 × 250 × 393

= 324,225 𝑘𝑁Vu kritis terjadi pada penampang sejarak d dari muka tumpuan
𝑥 2,5 − 0,25
76,128 2,5
2,25 × 76,128
𝑋1 = = 68,515 𝐾𝑁
2,5
𝑥 2,5 − 1,25
76,128 2,5
1,25 × 76,128
𝑋2 = = 38,064 𝐾𝑁
2,5
Persyaratan :
● Jika 𝑉𝑢 < 2 ∅ 𝑉𝑐 tidak dibutuhkan tulangan geser

1
● zJika 2 ∅ 𝑉𝑐 < 𝑉𝑢 > ∅ 𝑉𝑐dibutuhkan tulangan geser minimum. Dapat dipasang tulangan sengkang
1
● Jika 𝑉𝑢 > ∅ 𝑉𝑐 tulangan geser harus di sediakan
● Perhitungan Sengkang Daerah Tumpuan
● ∅ 𝑉𝑐 < 𝑉𝑢 𝐾𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 1
● 62,634 < 68,515 𝐾𝑁 (Dibutuhkan Tulangan Geser)

● 𝐴𝑣 = 2 × 4 × 𝜋 × 102 = 157 𝑚𝑚 (Dipakai Sengkang diameter 10 mm)
1
● 𝑆1 =
𝐴𝑣×𝑓𝑦×𝑑
𝑉𝑠
●
157×240×393
= 62,634×103×0,75 = 315,233 𝑚𝑚
● 𝑆2 =
𝑑 393
= = 196,5 𝑚𝑚
2 2
● Jadi dipilih S2 =196,5 mm ~ 200 mm (dipasang ∅10 − 200 𝑚𝑚)
● Perhitungan Sengkang Daerah Lapangan

● 𝑉𝑢 2 𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 < ∅ 𝑉𝑐
● 38,064 𝐾𝑁 < 62,634 𝐾𝑁 (Dibutuhkan Tulangan Geser, Tetapi Di Lapangan Tetap Digunakan
Tulangan Geser)
1
𝐴𝑣 = 2 × 4 × 𝜋 × 102 = 𝟏𝟓𝟕 𝒎𝒎 (Dipakai Sengkang diameter 10 mm)
𝐴𝑣 × 𝑓𝑦 × 𝑑
𝑆1 =
𝑉𝑠
157 × 240 × 393
= = 315,233 𝑚𝑚
62,634 × 103 × 0,75
𝑑 393
𝑆2 = = = 196,5 𝑚𝑚
2 2
𝐴𝑣 × 𝑓𝑦
𝑆3 =
0,35 × 𝑏𝑤
157 × 240
= = 430,628 𝑚𝑚
0,35 × 250
Jadi dipilih S2 =196,5 mm ~ 200 mm (Maka dipasang Tulangan Dengan jarak ∅10 − 200 𝑚𝑚)
TABEL PENULANGAN BALOK INDUK LANTAI MELINTANG

NO Mr/KNM TULANGAN
TUMPUAN KNm mm2
1 TUMPUAN 65,809 KNm 75,351 KNm 567 mm2 2∅19 mm2
2 LAPANGAN 34,785 KNm 54,233 KNm 398 mm2 3∅13 mm2
3 SENGKANG 76,128 KNm - 157 ø10-200 mm
4 TUMPUAN 76,128 KNm - 157 ø10-200 mm
5 LAPANGAN 76,128 KNm - 157 ø10-200 mm

RENCANA PENULANGAN BALOK INDUK MEMANJANG (1-A-C-E-G-I)
PERENCANAAN BALOK INDUK ATAP MEMANJANG (25cm x 45cm)
BALOK INDUK ATAP MEMANJANG 2-A-C-E-G-I
Beban Merata (ATAP)
Distribusi pembebanan pada pelat atap

= 0,1 x 2400 = 240 Kg/m2
+
qDL = 299 Kg/m2

+
qLL = 96 Kg/m2

qu = 1,2 qDL+ 1,6 qLL
= 1,2 x 299 + 1,6 x 96
= 512,4 Kg/m2
= 5,124 kN/m2
Beban Mati
Beban Hidup
Beban sendiri plat (qll) = 96 kg/m2
Beban berfaktor (q) = 1,2 (qdl) + 1.6 (qdl)
= 1,2 (299) + 1,6 (96)
= 512,4 kg/m2
= 5,124 KN/m
Q = 5,124 x 2,5
= 12,81 kN/m
P = 5,124 x 5
= 25,62 KN/m
PEMBEBANAN BALOK INDUK MEMANJANG
LONG SECTION MAIN BEAM
PERENCANAAN BALOK INDUK ATAP MEMANJANG (25cm x 50cm)
Mu = 42,926 kNm (diambil dari momen tumpuan terbesar program

STAAD Pro)
b = 250 mm
h = 450 mm
fc’ = 25 Mpa
Fy = 400 Mpa
d rencana = 450 -70 = 380 mm
Tulangan Pokok
Mu = 42,926 kNm
𝑚𝑢
Rn = ∅×𝑏×𝑑 𝑅𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎2
42,926 ×106
= 0,9×250×3802
=1,321
𝑓𝑐 ′ −28 25 −28
β = 0,85 – 0,05 = 0,85 – 0,05 = 1,032
7 7
0,85 𝑥 𝑓𝑐 ′ 2𝑅𝑛
𝜌 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑢 = 𝑥 (1 − √1 − )
𝑓𝑦 0,85 𝑓𝑐 ′
0,85 𝑥 25 2 𝑥 1,321
= 𝑥 (1 − √1 − 0,85 ×25 )
400
= 0,00341
0,85 ×𝑓𝑐×𝛽 600
𝜌𝑏 = × (600+𝑓𝑦)
𝑓𝑦
0,85 ×25×1,032 600

= × (600+400)
400
= 0,032
𝜌 max = 0,75 × 𝜌𝑏 = = 0,75 × 0,032 = 0,024
1,4 1,4
𝜌 𝑚𝑖𝑛 = 𝑓𝑦 = 400 = 0,0035
𝑑𝑖𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 𝜌 = 0,00485 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝜌 min < 𝜌 < 𝜌 𝑚𝑎𝑥

LUAS TULANGAN
= 0,00485 x 250 x 380
= 430,75 mm2
Dipakai tulangan 3D16 (AS = 603 mm2)

1
2
1
= 450 − 40 − 10 − 2 16
= 392 mm
D pakai > d rencana
392 mm > 380 mm (OKE)
Kontrol :
As = 603 mm2
Fy = 400 Mpa
Fc’ = 25 Mpa
𝐴𝑠 × 𝑓𝑦 603 × 400
𝑎= ′
= = 45,402 𝑚𝑚
0,85 × 𝑓𝑐 × 𝑏 0,85 × 25 × 250
𝑎
𝑀𝑛 = 𝐴𝑠 × 𝑓𝑦 × (𝑑𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 − )
2
45,402
= 603 × 400 × (392 − ) × 10−6 = 89,074 𝐾𝑁𝑚
2
𝑀𝑟 (𝑀𝑜𝑚𝑒𝑛 𝑅𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎) = ∅ × 𝑀𝑛 = 0,9 × 89,074 = 80,166 𝐾𝑁𝑚
Mr > Mu = 80,166 KNm > 42,926 KNm (AMAN)
SKETCH PENULANGAN PADA DAERAH TUMPUAN

PERENCANAAN BALOK INDUK MEMANJANG ( 25cm x 45cm)
Perencanaan Balok Induk Atap Memanjang (1-A-C-E-G-I)

STAAD Pro)
b = 250 mm
h = 450 mm
fc’ = 25 Mpa
Fy = 400 Mpa
D rencana = 450 – 70 = 380 mm
Lebar efektif balok T (dengan mengambil nilai terkecil dari b efektif)
1 1
𝑏 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 = 𝑏𝑤 + 16ℎ𝑓 = 250 + 16 × 120 = 2170 𝑚𝑚

ℎ𝑓
𝑀𝑟 = ∅ × (0,85 × 𝑓𝑐 ′ × 𝑏 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 × ℎ𝑓 × (𝑑 − ))
2
120
= 0,9 × (0,85 × 25 × 1250 × 120 × (380 − )) × 10−6
2
= 918 𝐾𝑁𝑚
Mr > Mu = 918 KNm > 37,853 KNm (Termasuk Balok T Persegi)
𝑚𝑢
Rn =
∅×𝑏×𝑑 𝑅𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 2
37,853×106
=
0,9×250×3802
= 1,165
𝑓𝑐 ′ −28 25 −28
β = 0,85 – 0,05 = 0,85 – 0,05 = 1,032
7 7
0,85 𝑥 𝑓𝑐 ′ 2𝑅𝑛
𝜌 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑢 = 𝑥 (1 − √1 − )
𝑓𝑦 0,85 𝑓𝑐 ′
0,85 𝑥 25 2 𝑥 1,165
= 𝑥 (1 − √1 − 0,85 ×25 )
400
= 0,00299
0,85 ×𝑓𝑐×𝛽 600
𝜌𝑏 = × (600+𝑓𝑦)
𝑓𝑦
0,85 ×25×1,032 600

= × (600+400)
400
= 0,032
𝜌 max = 0,75 × 𝜌𝑏 = = 0,75 × 0,032 = 0,024
1,4 1,4
𝜌 𝑚𝑖𝑛 = 𝑓𝑦 = 400 = 0,0035

Luas Tulangan
= 0,00299 × 250 × 380
= 284,05 𝑚𝑚2
Dipakai Tulangan 3D14( As = 462 mm2 )

1
2
1
= 450 − 40 − 10 − 2 16
=392 mm
D pakai > d rencana
392 mm > 380 mm (OKE)
kontrol :
As =402 mm2
Fy = 400 Mpa
Fc’ = 25 Mpa
𝐴𝑠 1,4
402 1,4
= >
250 × 380 400
= 0,00423 > 0,0035 (OKE)
Pemeriksaan Tulangan Penampang :
𝐴𝑠 × 𝑓𝑦 402 × 400
𝑎= ′
= = 30,268 𝑚𝑚
0,85 × 𝑓𝑐 × 𝑏 0,85 × 25 × 250
𝑎
𝑀𝑛 = 𝐴𝑠 × 𝑓𝑦 × (𝑑 − )
2
30,268
= 402 × 400 × (392 − ) × 10−6 = 60,600 𝐾𝑁𝑚
2
𝑀𝑟 = ∅ × 𝑀𝑛 = 0,9 × 60,600 = 54,54 𝐾𝑁𝑚
Mr > Mu = 𝟓𝟒, 𝟓𝟒 KNm > 37,853 KNm ( OK AMAN)
SKETCH PENULANGAN DAERAH LAPANGAN

PERHITUNGAN SENGKANG BALOK INDUK ATAP MEMANJANG (1-A-C-E-G-I)
Vu = 46,194 kN (Diambil dari gaya lintang lapangan terbesar pada program STAAD Pro)
Bw = 250 mm
H = 450 mm
Fc’ = 25 Mpa
Fy = 240 Mpa
D pakai = 450-70 = 380 mm
Nilai 𝜆 = 1,0 untuk beton normal (SNI 2487-2013 Pasal 11.6.4.3

𝜙 𝑉𝑐 = ∅(0,17 𝜆 √𝑓𝑐 ′ 𝑏𝑤 𝑑)
= 0,75 (0,17 × 1 × √25 × 25 × 393

= 63,189 𝑘𝑁
1 1
∅ 𝑉𝑐 = × 63,189 𝑘𝑁
2 2
= 31,594 𝑘𝑁
𝑉𝑐 1 = 0,33√𝑓𝑐′ 𝑏𝑤 𝑑
= 0,33 × √25 × 250 × 393

= 162,112 𝑘𝑁
𝑉𝑐 2 = 0,66 √𝑓𝑐′ 𝑏𝑤 d
= 0,66 × √25 × 250 × 393

= 324,225 𝑘𝑁
SKETCH
𝑥 2,5 − 0,25
46,154 2,5
2,25 × 46,194
𝑋1 = = 41,574 𝐾𝑁
2,5
𝑥 2,5 − 1,25
46,154 2,5
1,25 × 46,154
𝑋2 = = 23,077 𝐾𝑁
2,5
Persyaratan :
1
• Jika 𝑉𝑢 < 2 ∅ 𝑉𝑐 tidak dibutuhkan tulangan geser
1
• Jika 2 ∅ 𝑉𝑐 < 𝑉𝑢 > ∅ 𝑉𝑐dibutuhkan tulangan geser minimum. Dapat dipasang tulangan sengkang

• Jika 𝑉𝑢 > ∅ 𝑉𝑐 tulangan geser harus di sediakan
o Perhitungan Sengkang Daerah Tumpuan
• ∅ 𝑉 > 𝑉𝑢 𝐾𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 1
• 63,189 > 41,574 𝐾𝑁 (Dibutuhkan Tulangan Geser)
1
• 𝐴𝑣 = 2 × 4 × 𝜋 × 102 = 157 𝑚𝑚 (Dipakai Sengkang diameter 10 mm)
• 𝑆1 = 𝑉𝑠
157×240×393
• = 63,189×103×0,75 = 312,464 𝑚𝑚 ~ 315 𝑚𝑚
𝑑 393
• 𝑆2 = = = 196,5 𝑚𝑚 ~ 200 mm
2 2
• Jadi dipilih S2 = 196,5 mm ~ 200 mm (dipasang ∅10 − 200 𝑚𝑚)
PERHITUNGAN SENGKANG DAERAH LAPANGAN
𝑉𝑢 2 𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 < ∅ 𝑉𝑐
23,077 𝐾 < 63,189 𝐾𝑁 (Dibutuhkan Tulangan Geser)
1
𝐴𝑣 = 2 × 4 × 𝜋 × 102 = 157 𝑚𝑚 (Dipakai Sengkang diameter 10 mm)
𝑆1 =
𝑉𝑠
157×240×393
= = 641,688 𝑚𝑚 ~ 650 mm
23,077×103
𝑑 393
𝑆2 = = = 196,5 𝑚𝑚 ~ 200 mm
2 2
𝐴𝑣 × 𝑓𝑦
𝑆3 =
0,35 × 𝑏𝑤
157×240
= 0,35×250 = 430,628 𝑚𝑚 ~ 430 mm
Jadi dipilih S2 =196,5 mm ~ 200 mm (dipasang ∅10 − 200 𝑚𝑚)
TABEL PENULANGAN ATAP MEMANJANG

NO Mr/KNM TULANGAN
TUMPUAN KNm mm2
2 LAPANGAN 80,544 KNm 918 KNm 462 mm2 3∅14 mm2
3 SENGKANG 46,194 KNm - 157 ø10-200 mm2
4 TUMPUAN 46,194 KNm - 157 ø10-200 mm2
5 LAPANGAN 46,194 KNm - 157 ø10-200 mm2
PERENCANAAN BALOK INDUK LANTAI MEMANJANG ( 25cm x 45cm)
PERENCANAAN BALOK INDUK LANTAI MEMANJANG (25cm x 45cm)
Perencanaan Balok Induk Lantai Memanjang 2-A-B-C-D-E-F-G-H-I
Distribusi pembebanan pada pelat Lantai

Keramik 40 x 40 = 0,01 x 2200 = 22 Kg/m2
Spesi 2cm = 0,02 x 2200 = 44 Kg/m2
+
qDL = 369 Kg/m2

= 479 Kg/m2
+
qLL = 479 Kg/m2
qu = 1,2 qDL+ 1,6 qLL
= 1,2 x 369 + 1,6 x 479
= 1209,2 Kg/m2
= 1,2092 kN/m2
● Beban Merata (LANTAI)

Beban Mati
Beban Hidup

= 1,2 (369) + 1,6 (479)
= 1209,2 kg/m2
= 12,09 KN
Q = 12,09 x 2,5
= 30,225 Kn/m
P (Beban Terpusat) = 12,09 x 5

= 60,45 KN/m
PERENCANAAN BALOK INDUK LANTAI MEMANJANG (1-A-C-E-G-I)

STAAD Pro)
b = 250 mm
h = 450 mm
fc’ = 25 Mpa
Fy = 400 Mpa
d rencana = 450 -70 = 380 mm
Tulangan Pokok
Mu = 105,099 kNm
𝑚𝑢
Rn = ∅×𝑏×𝑑 𝑅𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎2
105,099 ×106
= 0,9×250×3802
= 3,234
0,85 𝑥 𝑓𝑐 ′ 2𝑅𝑛
𝜌 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑢 = 𝑥 (1 − √1 − )
𝑓𝑦 0,85 𝑓𝑐 ′
0,85 𝑥 25 2 𝑥 3,234
= 𝑥 (1 − √1 − 0,85 ×25 )
400
= 0,00881
0,85 ×𝑓𝑐×𝛽 600
𝜌𝑏 = × (600+𝑓𝑦)
𝑓𝑦
0,85 ×25×1,032 600

= × (600+400)
400
= 0,032
𝜌 max = 0,75 × 𝜌𝑏 = = 0,75 × 0,032 = 0,024
1,4 1,4
𝜌 𝑚𝑖𝑛 = 𝑓𝑦 = 400 = 0,0035

Luas Tulangan
= 0,00881 × 250 × 380
= 836,95 𝑚𝑚2
Dipakai Tulangan 3 D 22 ( As = 1140 mm2 )

1
2
1
= 450 − 40 − 10 − 2 22
= 389 mm
D pakai > d rencana
389 mm > 380 mm (OKE)
Kontrol :
𝐴𝑠 × 𝑓𝑦 1140 × 400
𝑎= = = 85,835 𝑚𝑚
0,85 × 𝑓𝑐 ′ × 𝑏 0,85 × 25 × 250
𝑎
2
85,835
= 1140 × 400 × (389 − ) × 10−6 = 157,813 𝐾𝑁𝑚
2
𝑀𝑟 = ∅ × 𝑀𝑛 = 0,9 × 157,813 = 142,031 𝐾𝑁𝑚
Mr > Mu = 142,813 KNm > 105,099 KNm (AMAN)
GAMBAR PENULANGAN DAERAH TUMPUAN

PENULANGAN DAERAH LAPANGAN BALOK INDUK
LANTAI MEMANJANG (1-A-C-E-G-I)
Mu = 72,328 kN (diambil dari momen tumpuan terbesar program STAAD Pro)

b = 250 mm
h = 450 mm
Hf = 120 mm
fc’ = 25 Mpa
Fy = 400 Mpa
d rencana = 450 -70 = 380 mm
• Lebar efektif balok T (dengan mengambil nilai terkecil dari b efektif)

1 1
𝑏 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 = 𝑏𝑤 + 16ℎ𝑓 = 250 + 16 × 120 = 2120 𝑚𝑚

ℎ𝑓
𝑀𝑟 = ∅ × (0,85 × 𝑓𝑐 ′ × 𝑏 × ℎ𝑓 × (𝑑 − ))
2
120
= 0,9 × (0,85 × 25 × 1250 × 120 × (380 − )) × 10−6
2
= 918 𝐾𝑁𝑚
Mr > Mu = 918 KNm > 72,328 KNm (Termasuk Balok T Persegi)
Mu = 72,328 kNm
𝑚𝑢
Rn =
∅×𝑏×𝑑 𝑅𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎2
72,328 ×106
=
0,9×250×3802
= 2,226
0,85 𝑥 𝑓𝑐 ′ 2𝑅𝑛
𝜌 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑢 = 𝑥 (1 − √1 − )
𝑓𝑦 0,85 𝑓𝑐 ′
0,85 𝑥 25 2 𝑥 2,226
= 𝑥 (1 − √1 − 0,85 ×25 )
400
= 0,00589
0,85 ×𝑓𝑐×𝛽 600
𝜌𝑏 = × (600+𝑓𝑦)
𝑓𝑦
0,85 ×25×1,032 600

= × (600+400)
400
= 0,032
𝜌 max = 0,75 × 𝜌𝑏 = = 0,75 × 0,032 = 0,024
1,4 1,4
𝜌 𝑚𝑖𝑛 = 𝑓𝑦 = 400 = 0,0035

Luas Tulangan
= 0,00589 × 250 × 380
= 559,55 𝑚𝑚2
Dipakai Tulangan 4 D 19 ( As = 851 mm2 )

1
2
1
= 450 − 40 − 10 − 2 19
= 390,5 mm
D pakai > d rencana
390,5 mm > 380 mm (OKE)
kontrol :
As = 851 mm2
Fy = 400 Mpa
Fc’ = 25 Mpa
𝐴𝑠 1,4
851 1,4
= >
250 × 380 400
= 0,00895 > 0,0035 (OKE)
Pemeriksaan Tulangan Penampang :
𝐴𝑠 × 𝑓𝑦 851 × 400
𝑎= ′
= = 64,075 𝑚𝑚
0,85 × 𝑓𝑐 × 𝑏 0,85 × 25 × 250
𝑎
2
64,075
= 851 × 400 × (390,5 − ) × 10−6 = 122,020 𝐾𝑁𝑚
2
𝑀𝑟 = ∅ × 𝑀𝑛 = 0,9 × 122,020 = 109,818 𝐾𝑁𝑚
Mr > Mu = 109,818 KNm > 72,328 KNm (AMAN)
SKETCH PENULANGAN PADA DAERAH TUMPUAN

PERHITUNGAN SENGKANG BALOK INDUK LANTAI MEMANJANG
(1-A-C-E-G-I)
Vu = 108,752 kN (Diambil dari gaya lintang lapangan terbesar pada program STAAD Pro)
Bw = 250 mm
H = 450 mm
Fc’ = 25 Mpa
Fy = 240 Mpa
D pakai = 450-70 = 380 mm
Nilai 𝜆 = 1,0 untuk beton normal (SNI 2487-2013 Pasal 11.6.4.3)

𝜙 𝑉𝑐 = ∅(0,17 𝜆 √𝑓𝑐 ′ 𝑏𝑤 𝑑𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖)
= 0,75 (0,17 × 1 × √25 × 250 × 380) x 10-3

= 60,562 𝐾𝑁
1 1
∅ 𝑉𝑐 = × 60,562 𝑘𝑁
2 2
= 30,281 𝑘𝑁
𝑉𝑐 1 = 0,33√𝑓𝑐′ 𝑏𝑤 𝑑
= 0,33 × √25 × 250 × 380

= 156,750 𝑘𝑁
𝑉𝑐 2 = 0,66 √𝑓𝑐′ 𝑏𝑤 d
= 0,66 × √25 × 250 × 380

= 313,500 𝑘𝑁
𝑥 2,5 − 0,25
108,752 2,5
2,25 × 108,752
𝑋1 = = 97,876 𝐾𝑁
2,5
𝑥 2,5 − 1,25
108,752 2,5
1,25×108,752
𝑋2 = = 54,376 𝐾𝑁
2,5
Persyaratan :
1
• Jika 𝑉𝑢 < 2 ∅ 𝑉𝑐 tidak dibutuhkan tulangan geser
1
• Jika 2 ∅ 𝑉𝑐 < 𝑉𝑢 > ∅ 𝑉𝑐dibutuhkan tulangan geser minimum. Dapat dipasang tulangan
sengkang vertical berdiameter 10mm dengan jarak maksimum ditentukan

• Jika 𝑉𝑢 > ∅ 𝑉𝑐 tulangan geser harus di sediakan
• Perhitungam Sengkang Daerah Tumpuan
Vu > ∅ Vc
• 108,752 < 60,562 𝐾𝑁 ( Tulangan geser harus disediakan )

1
• 𝐴𝑣 = 2 × 4 × 𝜋 × 102 = 157 𝑚𝑚2 (Dipakai Sengkang diameter 10 mm)
• 𝑆1 =
𝑉𝑠
157×240×380
• = = 98,745 𝑚𝑚 ~ 100 𝑚𝑚
108,752 ×103 /0,75
𝑑 380
• 𝑆2 = = = 190 𝑚𝑚
2 2
• Jadi dipilih S1 = 100 mm (Maka dipasang ∅10 − 100 𝑚𝑚)
• PERHITUNGAN SENGKANG DAERAH LAPANGAN
𝟏
∅ 𝐕𝐜 < 𝑽𝒖 < ∅ 𝐕𝐜
𝟐
30,281 𝐾𝑁 < 108,752 𝐾𝑁 < 60,562 (dibutuhkan tulangan geser minimum. Dapat dipasang
tulangan sengkang vertical berdiameter 10 mm dengan jarak maksimum di tentukan.)
1
𝐴𝑣 = 2 × 4 × 𝜋 × 102 = 157 𝑚𝑚2 (Dipakai Sengkang diameter 10 mm)
𝑆1 =
𝑉𝑢 𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 1
157 × 240 × 380
= = 𝟏𝟗𝟔, 𝟕𝟔𝟕 𝒎𝒎 ~ 𝟐𝟎𝟎 𝒎𝒎
54,576 × 103 /0,75
𝑑 380
𝑆2 = = = 190 𝑚𝑚 ~ 200 mm
2 2
Jadi dipilih S2 =100 mm (Maka dipasang ∅𝟏𝟎 − 𝟐𝟎𝟎 𝒎𝒎)

TABEL PENULANGAN LANTAI MEMANJANG (1-A-C-E-G-I)

NO Mr/KNM TULANGAN
TUMPUAN KNm mm2
2 LAPANGAN 72,328 KNm 109,818 KNm 851 mm2 4∅19 mm2
3 SENGKANG 108,752 KNm - 157 mm2 -
4 TUMPUAN 108,752 KNm - 157 mm2 ø10-100 mm2
5 LAPANGAN 108,752 KNm - 157 mm2 ø10-200 mm2
BAGIAN VI
PERENCANAAN
KOLOM
PERHITUNGAN STAAD PRO ARAH MELINTANG
TABEL STAADPRO PUX (MELINTANG)
LT 1
LT2
TABEL STAADPRO MUX (MELINTANG)
LT1
LT2
PERHITUNGAN STAAD PRO ARAH MEMANJANG
TABEL STAADPRO PUY (MEMANJANG)

LT1
LT2
TABEL STAADPRO MUY (MEMANJANG)

LT1
LT2
PERENCANAAN KOLOM (50cm x 50cm)

LANTAI 1
Data Perencanaan Kolom Arah X (Melintang)
Pux = 162,200 kN
Mux = 25,872 kNm
Data Perencanaan Kolom Arah Y (Memanjang)
Puy = 305,515 kN
Muy = 41,137 kNm
Data perencanaan umum
Pu = Pux + Puy
= 162,200 kN + 305,515 kN
= 467,715 kN
Mu = Mux + Muy
= 25,872 kNm + 41,137 kNm
= 67,009 kNm
𝑀𝑢 67,009
e = = 467,715 = 0,143m = 143mm
𝑃𝑢
e min = 0,1 x h =0,1 x 500 = 50mm

Menentukan kolom pendek atau kolom panjang
Ec = 4700 𝑥 √𝐹𝑐′
= 4700 𝑥 √25
= 23500 Mpa
1
Igk = 12 𝑥 𝑏 𝑥 ℎ3
1
= 12 𝑥 500 𝑥 5003
= 5208333333 𝑚𝑚4
I kolom = 0,7 x 5208333333
= 3645833333
Lk = 4000 mm
𝐸𝑐. 𝑙𝑘 23500 𝑥 5208333333
= = 30598958333,33
𝐿𝑘 4000
1
Igb (x) = 12 𝑥 𝑏 𝑥 ℎ3
1
= 12 𝑥 250 𝑥 5003
= 2604166667 𝑚𝑚4
I beam (x) = 0,7 x 2604166667
= 1822916667
L (balok x) = 5500 mm – Dimensi Kolom
= 5500 - 500
= 5000mm
𝐸𝑐. 𝑙𝑏 25742,9602 𝑥 1822916667
= = 9385454241
𝐿𝑏 5000
1
igb(y) = 12 𝑥 𝑏 𝑥 ℎ3
1
= 12 𝑥 250 𝑥 5003
= 2604166667 𝑚𝑚4
I beam (y) = 0,7 x 2604166667
= 1822916667
L (balok y) = 6000 mm – Dimensi Kolom
= 6000 - 500
= 5500 mm
𝐸𝑐. 𝑙𝑏 25742,9602 𝑥 1822916667
= = 8532231128
𝐿𝑏 5500
𝐸𝐼𝐾
𝛴( ) (23463635597 )
𝐿𝐾
ΨA= 𝐸𝐼𝐵 = (9385454241 + 8532231128) = 1,31
𝛴( )
𝐿𝐵
𝐸𝐼𝐾
𝛴( )
𝐿𝐾
ΨB= 𝐸𝐼𝐵 = 0 (JEPIT)
𝛴( )
𝐿𝐵
MONOGRAM
Dari Nomogram, didapat Panjang efektif nilai k = 0,63

r = 0,3 x h
= 0,3 x 500
= 150 mm
500
𝑘 𝑥 𝐿𝑢 0,63 𝑥 (4000 − 2 )
= = 15,5 < 22 (𝐾𝑜𝑙𝑜𝑚 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘)
𝑟 150
⮚ Perencanaan Kolom Pendek
𝐴𝑔 =bxh
= 500 x 500
= 250000 mm²
Penulangan kolom di pakai 1 % Ac < As < 4 % Ac
Dicoba 𝑝𝑔 = 1 % = 0,01
Ast = 𝑝𝑔 𝑥 𝐴𝑔
= 0,01 x 250000
= 2500 mm² (dipakai tulangan 6 D 25 (Ast = 2945 mm²)
⮚ Pemeriksaan Kekuatan Penampang arah y

Puy = 305,515 kN
Muy = 41,137 kNm
e = Muy/Puy
= 41,137 kN / 305,515 kNm
= 134,648 mm
1
d pakai = 500 – 40 – 10 - 2 D 25
= 437,5 mm
1
d’ = 40 + 10 + 2 D 25
= 62,5 mm
As = As’ = 2 D 25 = 982 mm
a = 0,85 𝑥 𝑓𝑐 𝑥 𝑏
982 𝑥 400
= 0,85 𝑥 25 𝑥 500 = 36,97 mm
𝑎
𝑀𝑛 = As x fy (𝑑 − 2)
36,97
= 982 x 400 (437,5 − ) 𝑥 10−6
2
= 164,59 kNm
Mr = Ø Mn
= 0,9 x 164,59
= 148,13 kNm
Mr > Muy
148,13 kNm > 41,137 kNm (OK)
⮚ Pemeriksaan Kekuatan Penampang arah x

Pux = 162,200 kN
Mux = 25,872 kNm
e = Mux/Pux
= 25,872 kNm / 162,200 kN
= 159,507mm
1
d pakai = 500 – 40 – 10 - 2 D 25
= 437,5 mm
1
d’ = 40 + 10 + 2 D 25
= 62,5 mm
As = As’ = 1 D 25 = 491 mm
a = 0,85 𝑥 𝑓𝑐 𝑥 𝑏
491 𝑥 400
= 0,85 𝑥 25 𝑥 500
= 18,48 mm
𝑎
18,48
= 491 x 400 (437,5 − ) 𝑥 10−6
2
= 84,11 kNm
Mr = Ø Mn
= 0,9 x 84,11
= 75,70 kNm
Mr > Mux
75,70 kNm > 25,872 kNm (OK)
⮚ Kondisi Balance (Pemeriksaan Pu terhadap kondisi seimbang)

1
d pakai = 500 – 40 – 10 - 2 D 25
= 437,5 mm
1
d’ = 40 + 10 + 2 D 25
= 62,5 mm
500
Cb = 437,5 𝑥 ( 500+400)
= 243,05 mm
ab = 𝛽1 𝑥 𝐶𝑏
= 0,836 X 243,05
= 203,18mm
Pemeriksaan regangan pada masing-masing tulangan :

𝐶𝑏−𝑑′
⮚ 𝜀𝑠′ = 𝑥 0,003
𝐶𝑏
243,05−62,5
= 𝑥 0,003
243,05
= 0,0022
Fs’ = Es’ x 𝜀𝑠′
= 2 𝑥 105 x 0,0022
= 445 Mpa > fy = 400 Mpa
= 400 Mpa (dipakai)
1
As’ = (4 𝜋 𝑑²) x 2
1
= (4 𝑥 3,14 𝑥 25²) x 2
= 981,25 mm²
𝐻/2 − 𝐶𝑏
⮚ 𝜀𝑠2 = 𝑥 0,003
𝐶𝑏
250−243,05
= 𝑥 0,003
243,05
= 0,000085
Fs2 = Es’ x 𝜀𝑠2′
= 2 𝑥 105 x 0,000085
= 20 Mpa < fy = 400 Mpa
= 17 Mpa (dipakai)
1
As2 = (4 𝜋 𝑑²) x 1
1
= (4 𝑥 3,14 𝑥 25²) x 1
= 490,625 m
Rekapitulasi perhitungan disajikan dalam bentuk tabel :
TABEL 1 PERHITUNGAN REGANGAN PADA DAERAH TEKAN
Cs
As’ (mm²) 981,25
Fs’ / fy (Mpa) 400
As’ x (fs’ / fy ) (N) 392500
TABEL 2 PERHITUNGAN REGANGAN PADA DAERAH TARIK
T1 T2
As’ (mm²) 981,25 490,625
Fs’ / fy (Mpa) 400 17
As’ x (fs’ / fy ) (N) 392500 8340,625
𝛴 𝑇1 + 𝑇2 (𝑁)
400840,625
Pnb = Cc + Cs - 𝛴 𝑇
= (0,85 x fc’ x ab x b) + 392500 – 400840,625
= (0,85 x 25 x 203,18 x 500) + 392500 – 400840,625
= 2150446,875 N
= 2150,447 kN
Pnb > Pu
2150,447 kN > 467,715 kN (Keruntuhan Tarik)
⮚ Kapasitas Penampang pada keruntuhan Tarik

𝑓𝑦 400
m = 0,85 𝑥 𝑓𝑐′ = = 18,823
0,85 𝑥 25
𝐴𝑠 2945
p =𝑏. = 500 𝑥 435,5 = 0,0135
𝑑
ℎ−2𝑒𝑚𝑖𝑛 ℎ−2𝑒𝑚𝑖𝑛 2 𝑑 ′
Pn = 0,85 𝑥 𝑓𝑐 ′ 𝑥 𝑏 𝑥 𝑑 [ + √( 2𝑑 ) + 2𝑚𝑝 (1 − 𝑑 ) ] 𝑥 10−3
2𝑑
2
500−2𝑥50
= 0,85 𝑥 25𝑥 500 𝑥 437,5 [ + √(500−2𝑥50) + 2 𝑥 18,823 𝑥 0,0135 (1 − 62,5 ) ] 𝑥 10−3
2𝑥437,5 2𝑥437,5 437,5
= 4172, 666 kN
Ø Pn = 0,7 x 4172, 666 kN
= 2712,23 kN
⮚ Kontrol Kekuatan
Ø Pn > Pu = 2712,23 kN > 467,715 kN (OK)
Ukuran Sengkang yang digunakan adalah Ø10 karena tulangan memanjang kurang dari D25
Jarak spasi Sengkang tidak boleh lebih besar dari :
⮚ 16 kali diameter tulangan memanjang = 16 x 25 = 400 mm

⮚ 48 kali diameter sengkang / Sengkang ikat = 48 x 10 = 480 mm
⮚ Dimensi terkecil dari penampang kolom = 500 mm
Maka dari itu Sengkang yang digunakan adalah Ø10 – 400
PERENCANAAN KOLOM (50cm x 50cm)
LANTAI 2
Data Perencanaan Kolom Arah X (Melintang)
Pux = 48,292 kN
Mux = 24,638 kNm
Data Perencanaan Kolom Arah Y (Memanjang)
Puy = 90,900 kN
Muy = 37,853 kNm
Data perencanaan umum
Pu = Pux + Puy
= 48,292 kN + 90,900 kN
= 139,192 kN
Mu = Mux + Muy
= 24,638 kNm + 37,853 kNm
= 62,491 kNm
𝑀𝑢 62,491
e = = 139,192 = 0,448 m = 448 mm
𝑃𝑢
e min = 0,1 x h =0,1 x 500 = 50mm

Menentukan kolom pendek atau kolom panjang
Ec = 4700 𝑥 √𝐹𝑐′
= 4700 𝑥 √25
= 23500 Mpa
1
Igk = 12 𝑥 𝑏 𝑥 ℎ3
1
= 12 𝑥 500 𝑥 5003
= 5208333333 𝑚𝑚4
I kolom = 0,7 x 5208333333
= 3645833333
Lk = 4000 mm
𝐸𝑐. 𝑙𝑘 23500 𝑥 5208333333
= = 30598958333,33
𝐿𝑘 4000
1
Igb (x) = 12 𝑥 𝑏 𝑥 ℎ3
1
= 12 𝑥 250 𝑥 4503
= 1898437500 𝑚𝑚4
I beam (x) = 0,7 x 2604166667
= 1822916667
L (balok x) = 5500 mm – Dimensi Kolom
= 5500 - 500
= 5000mm
𝐸𝑐. 𝑙𝑏 25742,9602 𝑥 1822916667
= = 9385454241
𝐿𝑏 5000
1
Igb (y) = 12 𝑥 𝑏 𝑥 ℎ3
1
= 12 𝑥 250 𝑥 5003
= 2604166667 𝑚𝑚4
I beam (y) = 0,7 x 2604166667
= 1822916667
L (balok y) = 6000 mm – Dimensi Kolom
= 6000 - 500
= 5500 mm
𝐸𝑐. 𝑙𝑏 25742,9602 𝑥 1822916667
= = 8532231128
𝐿𝑏 5500
𝐸𝐼𝐾
∑ ( ) (23463635597 )
𝐿𝐾
ΨA= 𝐸𝐼𝐵 = (9385454241 + 8532231128) = 1,31
∑ ( )
𝐿𝐵
𝐸𝐼𝐾
∑ ( ) (23463635597 )
𝐿𝐾
ΨB= 𝐸𝐼𝐵 = (9385454241 + 8532231128) = 1,31
∑ ( )
𝐿𝐵
Dari Nomogram, didapat Panjang efektif nilai k = 0,79
r = 0,3 x h
= 0,3 x 500
= 150
500
𝑘 𝑥 𝐿𝑢 0,79 𝑥 (4000 − 2 )
= = 19,75 < 22 (𝐾𝑜𝑙𝑜𝑚 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘)
𝑟 150
⮚ Perencanaan Kolom Pendek
𝐴𝑔 =bxh
= 500 x 500
= 250000 mm²
Penulangan kolom di pakai 1 % Ac < As < 4 % Ac
Dicoba 𝑝𝑔 = 1 % = 0,01
Ast = 𝑝𝑔 𝑥 𝐴𝑔
= 0,01 x 250000
= 2500 mm² (dipakai tulangan 5 D 25 (Ast = 2945 mm²)
⮚ Pemeriksaan Kekuatan Penampang arah y

Puy = 90,900 kN
Muy = 37,853 kNm
e = Muy/Puy
= 37,853 kNm / 90,900 kN
= 416,424 mm
1
d pakai = 500 – 40 – 10 - 2 D 25
= 437,5 mm
1
d’ = 40 + 10 + 2 D 25
= 62,5 mm
As = As’ = 2 D 25 = 982 mm
a = 0,85 𝑥 𝑓𝑐 𝑥 𝑏
982 𝑥 400
= 0,85 𝑥 25 𝑥 500 = 36,97 mm
𝑎
36,97
= 982 x 400 (437,5 − ) 𝑥 10−6
2
= 164,59 kNm
Mr = Ø Mn
= 0,9 x 164,59
= 148,13 kNm
Mr > Muy
148,13 kNm > 37,853 kNm (OK)
⮚ Pemeriksaan Kekuatan Penampang arah x

Pux = 48,292 kN
Mux = 24,638 kNm
e = Mux/Pux
= 24,638 kNm / 48,292 kN
= 510,188
1
d pakai = 500 – 40 – 10 - 2 D 25
= 437,5 mm
1
d’ = 40 + 10 + 2 D 25
= 62,5 mm
As = As’ = 1 D 25 = 491 mm
a = 0,85 𝑥 𝑓𝑐 𝑥 𝑏
491 𝑥 400
= 0,85 𝑥 25 𝑥 500
= 18,48 mm
𝑎
18,48
= 491 x 400 (437,5 − ) 𝑥 10−6
2
= 84,11 kNm
Mr = Ø Mn
= 0,9 x 84,11
= 75,69 kNm
Mr > Mux
75,69 kNm > 24,638 kNm (OK)
⮚ Kondisi Balance (Pemeriksaan Pu terhadap kondisi seimbang)
1
d pakai = 500 – 40 – 10 - 2 D 25
= 437,5 mm
1
d’ = 40 + 10 + 2 D 25
= 62,5 mm
500
Cb = 437,5 𝑥 ( 500+400)
= 243,05 mm
ab = 𝛽1 𝑥 𝐶𝑏
= 0,836 X 243,05
= 203,18mm
Pemeriksaan regangan pada masing-masing tulangan :
𝐶𝑏−𝑑′
⮚ 𝜀𝑠′ = 𝑥 0,003
𝐶𝑏
243,05−62,5
= 𝑥 0,003
243,05
= 0,0022
Fs’ = Es’ x 𝜀𝑠′
= 2 𝑥 105 x 0,0022
= 445 Mpa > fy = 400 Mpa
= 400 Mpa (dipakai)
1
As’ = (4 𝜋 𝑑²) x 2
1
= (4 𝑥 3,14 𝑥 25²) x 2
= 981,25 mm²
𝐻/2 − 𝐶𝑏
⮚ 𝜀𝑠2 = 𝑥 0,003
𝐶𝑏
250−243,05
= 𝑥 0,003
243,05
= 0,000085
Fs2 = Es’ x 𝜀𝑠2′
= 2 𝑥 105 x 0,000085
= 20 Mpa < fy = 400 Mpa
= 17 Mpa (dipakai)
1
As2 = (4 𝜋 𝑑²) x 2
1
= (4 𝑥 3,14 𝑥 25²) x 1
= 490,625 mm²
Rekapitulasi perhitungan disajikan dalam bentuk tabel :
TABEL 1 PERHITUNGAN REGANGAN PADA DAERAH TEKAN

Cs
As’ (mm²) 981,25
Fs’ / fy (Mpa) 400
As’ x (fs’ / fy ) (N) 392500
TABEL 2 PERHITUNGAN REGANGAN PADA DAERAH TARIK
T1 T2
As’ (mm²) 981,25 490,625
Fs’ / fy (Mpa) 400 17
As’ x (fs’ / fy ) (N) 392500 8340,625
∑ 𝑇1 + 𝑇2 (𝑁) 400840,625
Pnb = Cc + Cs - ∑ 𝑇
= (0,85 x fc’ x ab x b) + 392500 – 400840,625
= (0,85 x 25 x 203,18 x 500) + 392500 – 400840,625
= 2150446,875 N
= 2150,447 kN
Pnb > Pu
2150,447 kN > 139,192 kN (Keruntuhan Tarik)
⮚ Kapasitas Penampang pada keruntuhan Tarik

𝑓𝑦 400
m = = = 18,823
0,85 𝑥 𝑓𝑐′ 0,85 𝑥 25
𝐴𝑠 2945
p =𝑏. = 500 𝑥 435,5 = 0,0135
𝑑
ℎ−2𝑒𝑚𝑖𝑛 ℎ−2𝑒𝑚𝑖𝑛 2 𝑑 ′
Pn = 0,85 𝑥 𝑓𝑐 ′ 𝑥 𝑏 𝑥 𝑑 [ + √( 2𝑑 ) + 2𝑚𝑝 (1 − 𝑑 ) ] 𝑥 10−3
2𝑑
2
500−2𝑥50
= 0,85 𝑥 25 𝑥 500 𝑥 437,5 [ + √(500−2𝑥50) + 2 𝑥 18,823 𝑥 0,0135 (1 − 62,5 ) ] 𝑥 10−3
2𝑥437,5 2𝑥437,5 437,5
= 4172, 666 kN
Ø Pn = 0,7 x 4172, 666 kN
= 2920,86 kN
⮚ Kontrol Kekuatan
Ø Pn > Pu = 2920,86 kN > 139,192 kN (OK)
Ukuran Sengkang yang digunakan adalah Ø10 karena tulangan memanjang kurang dari D25
Jarak spasi Sengkang tidak boleh lebih besar dari :
⮚ 16 kali diameter tulangan memanjang = 16 x 2 = 400 mm

⮚ 48 kali diameter sengkang / Sengkang ikat = 48 x 10 = 480 mm
⮚ Dimensi terkecil dari penampang kolom = 500 mm
Maka dari itu Sengkang yang digunakan adalah Ø10- 400
TABEL PERENCANAAN PENULANGAN KOLOM 50 X 50
KOLOM LANTAI 1 LANTAI 2
Pu (kN) 467,715 139,192
Pux (kN) 162,2 48,292
Mux (kNm) 25,872 24,638
Puy (kN) 305,515 90,900
Muy (kNm) 41,137 37,853
Tulangan Utama 6 D 25 6 D 25
Sengkang Ø 10-400 Ø 10-400
BAGIAN VII
PERENCANAAN
PONDASI DAN
SLOOF
PERENCANAAN PONDASI KOPEL
Data Perencanaan
Pu = Pux + Puy
= 162,200 kN + 305,515 kN
= 467,715 kN
Mux = 25,872 kNm
ɣ tanah = 17 kN/m2
σ tanah = 200 kN/m2
𝑀𝑢𝑥 25,872
𝑒= = = 0,055 𝑚
𝑃𝑢 467,715
emin = 0,1 h = 0,1 x 450 = 45 mm = 0,0045 m
L = 17,5 m
B=5m
Kedalaman tanah keras = 2 m
H = 0,45 m (diasumsikan 45 cm)
𝑃𝑢 𝑃𝑢 𝑥 𝑒 𝑥 𝑌
σ max = ± ≤ 𝜎 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ
𝐴 𝐼𝑥
467,715 467,715 𝑥 0,055 𝑥 (0,055 𝑥 2)
σ max = ± ≤ 𝜎 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ
87,5 1 3
12 𝑥 17,5 𝑥 5
= (+) 5,36 kN/m2 ≤ 200 kN/m2 (OK)
= (-) 5,32 kN/m2 ≤ 200 kN/m2 (OK)
2𝑃𝑢 2𝑀𝑢
𝑞𝑢 = +
𝐵 𝑋 𝐿 1 𝑥 𝐿2 𝑋 𝐵
6
2 𝑥 467,715 2 𝑥 25,872
𝑞𝑢 = +
5 𝑋 17,5 1 2
6 𝑥 17,5 𝑋 5
𝑞𝑢 = 10,893 𝑘𝑁/𝑚
PERENCANAAN PENULANGAN PONDASI KOPEL ARAH X
Perencanaan penulangan slab pondasi arah X

Beban rencana pondasi (qu) = 10,893 kN/m
Dari hasil Analisa struktur menggunakan STAAD Pro diperoleh hasil
sebagai berikut:
Mu Lapangan = 31,408 kNm
Penulangan Momen Lapangan Pondasi Arah X
Fc’ = 25 MPa
Fy = 400 MPa
Tebal Pondasi = (b): 1000 mm (diambil sejarak 1 m lebar pondasi)
= (h): 450 mm
D rencana = 450 – 40 = 410 mm
𝑀𝑢 31,408 𝑥106
• Rn = ø𝑏𝑑2 = 0,9𝑥1000𝑥4102 = 0,207 𝑁/𝑚𝑚2
0,8 𝑓𝑐′ 2𝑅𝑛

• 𝜌 perlu = (1-√1 − 0,85𝑓𝑐′ )
𝑓𝑦
0,85𝑥25 2𝑥0,207
= (1 − √1 − 0,85𝑥25) = 0,000508
400
1,4 1,4
• 𝜌 𝑚𝑖𝑛 = 𝑓𝑦 = = 0,0035
400
0,85𝑥𝑓𝑐 ′ 𝑥𝛽1 600 0,85𝑥25𝑥0,85 600

• 𝜌b = . 600+𝑓𝑦 = . 600+400 = 0,027
𝑓𝑦 400
𝜌 max = 0,75𝑥 𝜌b = 0,75 x 0,027 = 0,020

Di pakai 𝜌 perlu karena 𝜌 min > 𝜌 perlu < 𝜌 max
Maka, 𝜌 min adalah 0,0035
Luas tulangan
• As =𝜌xbxd
= 0,0035 x 1000 x 410
= 1435 𝑚𝑚2
Kontrol Faktor Reduksi:

𝐴𝑠.𝑓𝑦 2261,9 . 400
ɑ = 0,85.𝑓𝑐 ′ .𝑏 = = 42,576
0,85 𝑥 25 𝑥 1000
𝑎
42,576
= 2261,9 x 400 x (404 - )
2
= 346262509,1 Nmm = 346,262 kNm

Syarat Mu ≤ Ø Mn
31,408 kNm ≤ 0,9 x 346,262 kNm
31,408 kNm ≤ 311,636 kNm (OK)
Luas Tulangan Susut
As = 0,0014 x b x h
= 0,0014 x 1000 x 450
= 630 mm²
Dipakai tulangan = D12 - 150 mm (As = 754,0 mm²)
Penulangan Momen Tumpuan Pondasi Arah X
Fc’ = 25 MPa
Fy = 400 MPa
= (h): 450 mm
D rencana = 450 – 40 = 410 mm
𝑀𝑢 94,225 𝑥106
• Rn = ø𝑏𝑑2 = 0,9𝑥1000𝑥4102 = 0,622 𝑁/𝑚𝑚2
0,8 𝑓𝑐′ 2𝑅𝑛

• 𝜌 perlu = (1-√1 − 0,85𝑓𝑐′ )
𝑓𝑦
0,85𝑥25 2𝑥0,622
= (1 − √1 − 0,85𝑥25) = 0,00158
400
1,4 1,4
• 𝜌 𝑚𝑖𝑛 = 𝑓𝑦 = = 0,0035
400
0,85𝑥𝑓𝑐 ′ 𝑥𝛽1 600 0,85𝑥25𝑥0,85 600

• 𝜌b = . 600+𝑓𝑦 = . 600+400 = 0,027
𝑓𝑦 400
𝜌 max = 0,75𝑥 𝜌b = 0,75 x 0,027 = 0,020

Luas tulangan
• As =𝜌xbxd
= 0,0035 x 1000 x 410
= 1435 𝑚𝑚2
Dipakai tulangan = ∅ 𝟏𝟐 − 𝟓𝟎 𝒎𝒎 (As = 2261,9 𝒎𝒎𝟐 )

𝐴𝑠.𝑓𝑦 2261,9 . 400
ɑ = 0,85.𝑓𝑐 ′ .𝑏 = = 42,576
0,85 𝑥 25 𝑥 1000
𝑎
Mn = As.Fy. (daktual - )
2
42,576
= 2261,9 x 400 x (404 - )
2
= 346262509,1 Nmm = 346,262 kNm

Syarat Mu ≤ Ø Mn
94,225 kNm ≤ 0,9 x 346,262 kNm
94,225 kNm ≤ 311,636 kNm (OK)
Luas Tulangan Susut

As = 0,0014 x b x h
= 0,0014 x 1000 x 450
= 630 mm²
PERENCANAAN PENULANGAN PONDASI KOPEL ARAH Y
Perencanaan penulangan slab pondasi arah Y

Beban rencana pondasi (qu) = 10,893 kN/m
Dari hasil Analisa struktur menggunakan STAAD Pro diperoleh hasil
sebagai berikut:
Penulangan Momen Lapangan Pondasi Arah Y

Mu = 31,408 kNm
Fc’ = 25 MPa
Fy = 400 MPa
= (h): 450 mm
D rencana = 450 – 40 = 410 mm

𝑀𝑢 31,408 𝑥106
• Rn = ø𝑏𝑑2 = 0,9𝑥1000𝑥4102 = 0,207 𝑁/𝑚𝑚2
0,8 𝑓𝑐′ 2𝑅𝑛

• 𝜌 perlu = (1-√1 − 0,85𝑓𝑐′ )
𝑓𝑦
0,85𝑥25 2𝑥0,207
= (1 − √1 − 0,85𝑥25) = 0,000508
400
1,4 1,4
• 𝜌 𝑚𝑖𝑛 = 𝑓𝑦 = = 0,0035
400
0,85𝑥𝑓𝑐 ′ 𝑥𝛽1 600 0,85𝑥25𝑥0,85 600

• 𝜌b = . 600+𝑓𝑦 = . 600+400 = 0,027
𝑓𝑦 400
𝜌 max = 0,75𝑥 𝜌b = 0,75 x 0,027 = 0,020

Luas tulangan
• As =𝜌xbxd
= 0,0035 x 1000 x 410
= 1435 𝑚𝑚2
Dipakai tulangan = ∅ 𝟏𝟐 − 𝟓𝟎 𝒎𝒎 (As = 2261,9 𝒎𝒎𝟐 )

𝐴𝑠.𝑓𝑦 2261,9 . 400
ɑ = 0,85.𝑓𝑐 ′ .𝑏 = = 42,576
0,85 𝑥 25 𝑥 1000
𝑎
42,576
= 2261,9 x 400 x (404 - )
2
= 346262509,1 Nmm = 346,262 kNm

Syarat Mu ≤ Ø Mn
31,408 kNm ≤ 0,9 x 346,262 kNm
31,408 kNm ≤ 311,636 kNm (OK)
Luas Tulangan Susut
As = 0,0014 x b x h
= 0,0014 x 1000 x 450
= 630 mm²
Penulangan Momen Tumpuan Pondasi Arah Y

Fc’ = 25 MPa
Fy = 400 MPa
= (h): 450 mm
D rencana = 450 – 40 = 410 mm
𝑀𝑢 94,225 𝑥106
• Rn = ø𝑏𝑑2 = 0,9𝑥1000𝑥4102 = 0,622 𝑁/𝑚𝑚2
0,8 𝑓𝑐′ 2𝑅𝑛

• 𝜌 perlu = (1-√1 − 0,85𝑓𝑐′ )
𝑓𝑦
0,85𝑥25 2𝑥0,622
= (1 − √1 − 0,85𝑥25) = 0,00158
400
1,4 1,4
• 𝜌 𝑚𝑖𝑛 = 𝑓𝑦 = = 0,0035
400
0,85𝑥𝑓𝑐 ′ 𝑥𝛽1 600 0,85𝑥25𝑥0,85 600

• 𝜌b = . 600+𝑓𝑦 = . 600+400 = 0,027
𝑓𝑦 400
𝜌 max = 0,75𝑥 𝜌b = 0,75 x 0,027 = 0,020

Luas tulangan
• As =𝜌xbxd
= 0,0035 x 1000 x 410
= 1435 𝑚𝑚2
𝐴𝑠.𝑓𝑦 2261,9 . 400
ɑ = 0,85.𝑓𝑐 ′ .𝑏 = = 42,576
0,85 𝑥 25 𝑥 1000
𝑎
42,576
= 2261,9 x 400 x (404 - )
2
= 346262509,1 Nmm = 346,262 kNm

Syarat Mu ≤ Ø Mn
94,225 kNm ≤ 0,9 x 346,262 kNm
94,225 kNm ≤ 311,636 kNm (OK)
Luas Tulangan Susut
As = 0,0014 x b x h
= 0,0014 x 1000 x 450
= 630 mm²
Perhitungan transfer beban kolom ke pondasi
Pu = 467,715 kN
Kuat tumpu pada dasar kolom
N1 = Ø (0,85 x fc’ A1)
= (0,7 (0,85 x 25 x 500 x 500)) x 10 -3
= 3718,75 kN > Pu = 467,715 kN (OK)
Kuat tumpu pada sisi atas pondasi
A1 = 0,5 x 0,5
= 0,250 m2 (luas tumpu kolom)
A2 =5x5
= 25 m2 (luas tumpu pondasi)
𝐴2 25
√ =√ = 10
𝐴1 0,25
N2 = N1 x 2
= 3718,75 kN x 2
= 7437,5 kN > Pu = 467,715 kN (OK)
PERENCANAAN SLOOF MELINTANG (25/45) DIRENCANAKAN:
B = 250 mm
H = 450 mm
Sengkang = D10
Fc’ = 25 Mpa
Fy = 400 Mpa
Selimut beton = 40 mm
Pemeriksaan kekakuan sloof terhadap kolom

(EI/L)kolom > (EI/L)sloof
1 3 1 3
12 𝑥 500 𝑥 500 > 12 𝑥 250 𝑥 450
400 500
13020833,3 mm3 > 3796875 mm3 (OK)
Perencanaan sloof
Akibat beban mati (qdl)
Berat sendiri sloof = b x h x bj beton
= 0,25 x 0,45 x 2400
= 270 kg/m
Berat dinding = ɣ dinding x h dinding
= 170 kg/m2 x 4 m
= 680 kg/m
Qdl = Berat sendiri sloof + Berat dinding
= 270 kg/m + 680 kg/m
= 950 kg/m
Akibat beban hidup (qll)
Qll =0
Beban terfaktor (qu) = 1,4 qdl
= 1,4 x 950 kg/m
= 1330 kg/m
= 13,30 kN/m
PERENCANAAN PENULANGAN SLOOF MELINTANG (25/45)

DAERAH TUMPUAN

STAAD Pro)
B = 250 mm
H = 450 mm
Fc’ = 25 MPa
Fy = 400 MPa
d rencana = 450 – 70 = 380 mm
TULANGAN POKOK
Untuk menghitung kebutuhan tulangan pada sloof digunakan perhitungan
rho minimum
1,4 1,4
𝜌𝑚𝑖𝑛 = = = 0,0035
𝑓𝑦 400
‘
Luas tulangan
As =ρxbxd
= 0,0035 x 250 x 380
= 332,5 mm2

= 450 – 40 – 10 – ½ 12
= 394 mm
Kontrol:
As = 339 mm2
fy = 400 MPa
fc’ = 25 MPa
𝐴𝑠×𝑓𝑦
a = 0,85×𝑓𝑐′×𝑏
339×400
= 0,85×25×250
= 25,524 mm
𝑎
Mn = 𝐴𝑠 × 𝑓𝑦 × (𝑑 − 2)
25,524
= 339 × 400 × (394 − ) × 10−6
2
= 51,695 kNm
Mr = Ø x Mn
= 0,9 x 51,695
= 46,526 kNm
Mr = 46,526 kNm > Mu = 26,634 kNm (AMAN)
PERENCANAAN PENULANGAN SLOOF MELINTANG (25/45)
DAERAH LAPANGAN

STAAD Pro)
B = 250 mm
H = 450 mm
Fc’ = 25 MPa
Fy = 400 MPa
d rencana = 450 – 70 = 380 mm
TULANGAN POKOK
Untuk menghitung kebutuhan tulangan pada sloof digunakan perhitungan rho
minimum
1,4 1,4
𝜌𝑚𝑖𝑛 = = = 0,0035
𝑓𝑦 400
Luas tulangan
As =ρxbxd
= 0,0035 x 250 x 380
= 332,5 mm2
= 450 – 40 – 10 – ½ 12
= 394 mm

Kontrol:
As = 339 mm2
fy = 400 MPa
fc’ = 25 MPa
𝐴𝑠×𝑓𝑦
a = 0,85×𝑓𝑐′×𝑏
339×400
= 0,85×25×250
= 25,524 mm
𝑎
Mn = 𝐴𝑠 × 𝑓𝑦 × (𝑑 − 2)
25,524
= 339 × 400 × (394 − ) × 10−6
2
= 51,695 kNm
Mr = Ø x Mn
= 0,9 x 51,695
= 46,526 kNm
Mr = 46,526 kNm > Mu = 29,311 kNm (AMAN)

PERHITUNGAN SENGKANG SLOOF MELINTANG
Vu = 47,9749 kN (Diambil dari gaya lintang lapangan terbesar pada program

STAAD PRO)
b = 250 mm
h = 450 mm
fc’ = 25 Mpa
fy = 240 Mpa
d rencana = 450 -70 = 380 mm
Perhitungan tulangan geser untuk sloof didasarkan pada jarak minimum
𝑑 380
𝑆2 = = = 190 (dipasang Ø10-175)
2 2
Maka dipasang tulangan sengkang minimum Ø10-175
TABEL PENULANGAN SLOOF MELINTANG
Mu Vu Mr As
Daerah Tulangan
(kNm) (Kn) (kNm) (mm2)
Tumpuan 32,37 - 46,52 339 3Ø12
Lapangan 36,95 - 46,52 339 3Ø12
Sengkang - 47,97 - - Ø10-175
GAMBAR PENULANGAN PADA SLOOF MELINTANG
PERENCANAAN SLOOF MEMANJANG (25/45) DIRENCANAKAN:

B = 250 mm
H = 450 mm
Sengkang = D10
Fc’ = 25 Mpa
Fy = 400 Mpa
Selimut beton = 40 mm
Pemeriksaan kekakuan sloof terhadap kolom
(EI/L)kolom > (EI/L)sloof
1 3 1 3
12 𝑥 500 𝑥 500 > 12 𝑥 250 𝑥 450
400 500
13020833,3 mm3 > 3796875 mm3 (OK)
Perencanaan sloof
Akibat beban mati (qdl)
Berat sendiri sloof = b x h x bj beton
= 0,25 x 0,45 x 2400
= 270 kg/m
Berat dinding = ɣ dinding x h dinding
= 170 kg/m2 x 4 m
= 680 kg/m
Qdl = Berat sendiri sloof + Berat dinding
= 270 kg/m + 680 kg/m
= 950 kg/m
Akibat beban hidup (qll)
Qll =0
Beban terfaktor (qu) = 1,4 qdl
= 1,4 x 950 kg/m
= 1330 kg/m
= 13,30 kN/m
PERENCANAAN PENULANGAN SLOOF MEMANJANG (25/45)

DAERAH TUMPUAN
STAAD Pro)
B = 250 mm
H = 450 mm
Fc’ = 25 MPa
Fy = 400 MPa
d rencana = 450 – 70 = 380 mm
TULANGAN POKOK
minimum
1,4 1,4
𝜌𝑚𝑖𝑛 = = = 0,0035
𝑓𝑦 400
Luas tulangan
As =ρxbxd
= 0,0035 x 250 x 380
= 332,5 mm2

= 450 – 40 – 10 – ½ 12
= 394 mm
Kontrol:
As = 339 mm2
fy = 400 MPa
fc’ = 25 MPa
𝐴𝑠×𝑓𝑦
a = 0,85×𝑓𝑐′×𝑏
339×400
= 0,85×25×250
= 25,524 mm
𝑎
Mn = 𝐴𝑠 × 𝑓𝑦 × (𝑑 − 2)
25,524
= 339 × 400 × (394 − ) × 10−6
2
= 51,695 kNm
Mr = Ø x Mn
= 0,9 x 51,695
= 46,526 kNm
Mr = 46,526 kNm > Mu = 35,457 kNm (AMAN)
PERENCANAAN PENULANGAN SLOOF MEMANJANG (25/45)

DAERAH LAPANGAN

STAAD Pro)
B = 250 mm
H = 450 mm
Fc’ = 25 MPa
Fy = 400 MPa
d rencana = 450 – 70 = 380 mm
TULANGAN POKOK
minimum
1,4 1,4
𝜌𝑚𝑖𝑛 = = = 0,0035
𝑓𝑦 400
Luas tulangan
As =ρxbxd
= 0,0035 x 250 x 380
= 332,5 mm2

= 450 – 40 – 10 – ½ 12
= 394 mm
Kontrol:
As = 339 mm2
fy = 400 MPa
fc’ = 25 MPa
𝐴𝑠×𝑓𝑦
a = 0,85×𝑓𝑐′×𝑏
339×400
= 0,85×25×250
= 25,524 mm
𝑎
Mn = 𝐴𝑠 × 𝑓𝑦 × (𝑑 − 2)
25,524
= 339 × 400 × (394 − ) × 10−6
2
= 51,695 kNm
Mr = Ø x Mn
= 0,9 x 51,695
= 46,526 kNm
Mr = 46,526 kNm > Mu = 23,834 kNm (AMAN)
PERHITUNGAN SENGKANG SLOOF MEMANJANG
Vu = 40,341 kN (Diambil dari gaya lintang lapangan terbesar pada program

STAAD PRO)
b = 250 mm
h = 450 mm
fc’ = 25 Mpa
fy = 240 Mpa
d rencana = 450 -70 = 380 mm
Perhitungan tulangan geser untuk sloof didasarkan pada jarak minimum
𝑑 380
𝑆2 = = = 190 (dipasang Ø10-175)
2 2
Maka dipasang tulangan sengkang minimum Ø10-175

TABEL PENULANGAN SLOOF MEMANJANG
Mu Vu Mr As
Daerah Tulangan
(kNm) (Kn) (kNm) (mm2)
Tumpuan 35,457 - 46,52 339 3Ø12
Lapangan 23,834 - 46,52 339 3Ø12
Sengkang - 40,341 - - Ø10-175
GAMBAR PENULANGAN PADA SLOOF MEMANJANG

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
2000
TUGAS BESAR
500 500 500 500 STRUKTUR BETON
BERTULANG
1
KELOMPOK 15
DAPUR
SOAL TYPE B-1
500
± 0.00
TOILET PRIA TOILET WANITA

-0.05 -0.05
DOSEN PEMBIMBING
2
UP
1250
KASIR
250
± 0.00
3 Ir. ERWIN ROMMEL, MT.

NIP. 196703221993031002
MAHASISWA
RESTORAN
± 0.00
500
GILANG RAHMAT APRIANTO

(202110340311051)
FITRIANI
(202110340311054)
KEZYA VIRA YUWANDA
4
(202110340311069)
JUDUL GAMBAR SKALA

I G E C A
A DENAH RESTORAN LANTAI 2 DENAH RESTORAN 1:100

A1-1 SKALA 1:100 LANTAI 1
NO.GAMBAR JUMLAH
1 22
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
2000
TUGAS BESAR
BERTULANG
1
KELOMPOK 15
SOAL TYPE B-1

500
PRIVATE ROOM
TOILET PRIA TOILET WANITA
+ 4.00
+ 3.95 - 3.95
DOSEN PEMBIMBING
2
UP DOWN
250
1417

NIP. 196703221993031002
MAHASISWA
500
RESTORAN
+ 4.00 GILANG RAHMAT APRIANTO
(202110340311051)
FITRIANI
(202110340311054)
4
KEZYA VIRA YUWANDA
(202110340311069)
BALKON
167
- 3.95
JUDUL GAMBAR SKALA
I G E C A
A DENAH RESTORAN LANTAI 2 DENAH RESTORAN 1:100

A2-2 SKALA 1:100 LANTAI 2
NO.GAMBAR JUMLAH
2 22
KETERANGAN
B1 BALOK INDUK 25/45
B2 BALOK ANAK 20/40
K1 KOLOM UTAMA 50/50 JURUSAN TEKNIK SIPIL

S1 SLOOF 25/45 FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
2000
TUGAS BESAR
500 500 500 500
STRUKTUR BETON
BERTULANG
1
K1 S1 K1 S1 K1 S1 K1 S1 K1 KELOMPOK 15
S1 S1 S1 S1 S1
SOAL TYPE B-1
500
K1 K1 K1 K1 K1 DOSEN PEMBIMBING
2
S1 S1 S1 S1
S1 S1 S1 S1 S1
1250
250
S1 S1 S1 S1
3
Ir. ERWIN ROMMEL, MT.
K1 K1 K1 K1 K1
NIP. 196703221993031002
MAHASISWA
500
S1 S1 S1 S1 S1
(202110340311051)
FITRIANI
K1 S1 K1 S1 K1 S1 K1 S1 K1 (202110340311054)
4 KEZYA VIRA YUWANDA
(202110340311069)
JUDUL GAMBAR SKALA
I G E C A
S RENCANA KOLOM DAN SLOOF RENCANA KOLOM 1:100

S1-3 SKALA 1:100 DAN SLOOF
NO.GAMBAR JUMLAH
3 22
KETERANGAN
B2 BALOK ANAK 20/40
K1 KOLOM UTAMA 50/50 JURUSAN TEKNIK SIPIL

S1 SLOOF 25/45 FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
2000
TUGAS BESAR
BERTULANG
1
K1 B1 K1 B1 K1 B1 K1 B1 K1 KELOMPOK 15
B1 B2 B1 B2 B1 B2 B1 B1 SOAL TYPE B-1

500
K1 K1 K1 K1 K1 DOSEN PEMBIMBING
2
B1 B1 B1 B1
B1 B2 B1 B2 B1 B2 B1 B2 B1
250
1417
B1 B1 B1 B1
3
K1 K1 K1 K1 K1 NIP. 196703221993031002
MAHASISWA
B1 B2 B1 B2 B1 B2 B1 B2 B1
500

(202110340311051)
FITRIANI
K1 B1 K1 B1 K1 B1 K1 B1 K1
(202110340311054)
4
KEZYA VIRA YUWANDA
(202110340311069)
167
JUDUL GAMBAR SKALA
I H G F E D C B A
RENCANA BALOK
S RENCANA BALOK DAN KOLOM LANTAI 2 DAN KOLOM 1:100
S2-4 SKALA 1:100 LANTAI 2
NO.GAMBAR JUMLAH
4 22
KETERANGAN
B2 BALOK ANAK 20/40 JURUSAN TEKNIK SIPIL

K1 KOLOM UTAMA 50/50 FAKULTAS TEKNIK
S1 SLOOF 25/45 UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
2000 TUGAS BESAR

500 500 500 500
STRUKTUR BETON
BERTULANG
1
K1 B1 K1 B1 K1 B1 K1 B1 K1
KELOMPOK 15
SOAL TYPE B-1

B1 B2 B1 B2 B1 B2 B1 B2 B1
500
K1 K1 K1 K1 K1
DOSEN PEMBIMBING
2
B1 B1 B1 B1
B1 B2 B1 B2 B1 B2 B1 B2 B1
250
1417
K1
K1 B1 K1 B1 K1 B1 K1 B1 NIP. 196703221993031002
MAHASISWA
B1 B2 B1 B2 B1 B2 B1 B2 B1
500

(202110340311051)
FITRIANI
(202110340311054)
K1 B1 K1 B1 K1 B1 K1 B1 K1 KEZYA VIRA YUWANDA
4
(202110340311069)
167
JUDUL GAMBAR SKALA
I H G F E D C B A
RENCANA BALOK
S RENCANA BALOK DAN KOLOM ATAP DAN KOLOM 1:100
S3-5 SKALA 1:100 ATAP
NO.GAMBAR JUMLAH
5 22
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS
2000 MUHAMMADIYAH MALANG
500 500 500 500
TUGAS BESAR
STRUKTUR BETON
1
BERTULANG
TANGGA
Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150
KELOMPOK 15
Ø8-150
Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150
Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150

Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150
500
Ø6-150
Ø6-150
Ø6-150
Ø6-150
Ø6-150
Ø6-150
Ø6-150
Ø6-150
Ø6-150
Ø6-150
Ø6-150
Ø6-150
SOAL TYPE B-1
2
DOSEN PEMBIMBING
Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150
Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150
250
Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150

Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150
1417

NIP. 196703221993031002
Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150
Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150
Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150

MAHASISWA
500
Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150

Ø6-150
Ø6-150
Ø6-150
Ø6-150
Ø6-150
Ø6-150
Ø6-150
Ø6-150
Ø6-150
Ø6-150
Ø6-150
Ø6-150
Ø6-150
Ø6-150
Ø6-150
Ø6-150
(202110340311051)
FITRIANI
4 (202110340311054)
Ø6-150 Ø6-150 Ø6-150 Ø6-150
KEZYA VIRA YUWANDA
167
Ø6-150 Ø6-150 Ø6-150 Ø6-150

(202110340311069)
JUDUL GAMBAR SKALA

I H G F E D C B A
S RENCANA PLAT LANTAI 2

RENCANA PLAT 1:100
S4-6 SKALA 1:100
LANTAI 2
NO.GAMBAR JUMLAH
6 22
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS
2000 MUHAMMADIYAH MALANG
500 500 500 500
TUGAS BESAR
STRUKTUR BETON
1
BERTULANG
TANGGA
Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150
KELOMPOK 15
Ø8-100 Ø8-100 Ø8-100 Ø8-100 Ø8-100 Ø8-100 Ø8-100
Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150

Ø8-100 Ø8-100 Ø8-100 Ø8-100 Ø8-100 Ø8-100 Ø8-100
500
Ø6-150
Ø6-150
Ø6-150
Ø6-150
Ø6-150
Ø6-150
Ø6-150
Ø6-150
Ø6-150
Ø6-150
Ø6-150
Ø6-150
Ø6-150
Ø6-150
SOAL TYPE B-1
Ø8-100
Ø8-150
Ø8-100
Ø6-150
Ø6-150
2
DOSEN PEMBIMBING
Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150
Ø8-100 Ø8-100 Ø8-100 Ø8-100 Ø8-100 Ø8-100 Ø8-100 Ø8-100
250
Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150

Ø8-100 Ø8-100 Ø8-100 Ø8-100 Ø8-100 Ø8-100 Ø8-100 Ø8-100
1417

NIP. 196703221993031002
Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150
Ø8-100 Ø8-100 Ø8-100 Ø8-100 Ø8-100 Ø8-100 Ø8-100 Ø8-100
Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø8-150

MAHASISWA
500
Ø8-100 Ø8-100 Ø8-100 Ø8-100 Ø8-100 Ø8-100 Ø8-100 Ø8-100

Ø6-150
Ø6-150
Ø6-150
Ø6-150
Ø6-150
Ø6-150
Ø6-150
Ø6-150
Ø6-150
Ø6-150
Ø6-150
Ø6-150
Ø6-150
Ø6-150
Ø6-150
Ø6-150
(202110340311051)
FITRIANI
4 (202110340311054)
Ø6-150 Ø6-150 Ø6-150 Ø6-150
KEZYA VIRA YUWANDA
167
Ø6-150 Ø6-150 Ø6-150 Ø6-150

(202110340311069)
JUDUL GAMBAR SKALA

I H G F E D C B A
S RENCANA PLAT ATAP RENCANA PLAT 1:100

ATAP
S5-7 SKALA 1:100
NO.GAMBAR JUMLAH
7 22
FAKULTAS TEKNIK
2000 UNIVERSITAS
500 500 500 500
MUHAMMADIYAH MALANG
TUGAS BESAR
STRUKTUR BETON
1
BERTULANG
KELOMPOK 15
500
SOAL TYPE B-1
2
DOSEN PEMBIMBING
1250
250
500
3
NIP. 196703221993031002
250
MAHASISWA
500
250 GILANG RAHMAT APRIANTO

(202110340311051)
FITRIANI
(202110340311054)
250
4
KEZYA VIRA YUWANDA
(202110340311069)
JUDUL GAMBAR SKALA

I G E C A
RENCANA 1:100
S RENCANA PONDASI PONDASI
S6-8 SKALA 1:100
NO.GAMBAR JUMLAH
8 22
B
S7B-9
250 JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
TUGAS BESAR
12
Ø6-150 Ø8-150
+400 STRUKTUR BETON
BERTULANG
Ø8-150
Ø8-150
Ø8-150
KELOMPOK 15
Ø8-150 Ø8-150
Ø8-150
62,5 125 62,5
500
A
S7A-9
A
S7A-9
SOAL TYPE B-1
250
Ø6-150
Ø6-150
A POTONGAN A-A DOSEN PEMBIMBING

S7A-9 SKALA 1:20

B NIP. 196703221993031002
S7B-9
MAHASISWA
S DETAIL PLAT LANTAI

S7-9 SKALA 1:50
(202110340311051)
FITRIANI
(202110340311054)
KEZYA VIRA YUWANDA
(202110340311069)
12
Ø6-150 Ø8-150 Ø8-150 Ø6-150

JUDUL GAMBAR SKALA
DETAILPLAT 1:50
LANTAI 1:20
500
B POTONGAN B-B
NO.GAMBAR JUMLAH
S7B-9 SKALA 1:20
9 22
B
S12-10
FAKULTAS TEKNIK
250
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
10
Ø6-150 Ø8-100 Ø6-150 TUGAS BESAR
STRUKTUR BETON
+750 BERTULANG
KELOMPOK 15
Ø8-100 Ø8-100
Ø8-100
Ø8-100
Ø8-100
Ø8-100 62,5 125 62,5
SOAL TYPE B-1
500
A
S11-10
A
S11-10
250
Ø6-150
Ø6-150
A POTONGAN A-A DOSEN PEMBIMBING

S8A-10 SKALA 1:20

NIP. 196703221993031002
B
S12-10
MAHASISWA

S DETAIL PLAT ATAP (202110340311051)
S8-10 SKALA 1:50 FITRIANI
(202110340311054)
KEZYA VIRA YUWANDA
(202110340311069)
10
Ø6-150 Ø8-100 Ø8-100 Ø6-150

JUDUL GAMBAR SKALA
DETAILPLAT 1:50
ATAP 1:20
500
B POTONGAN B-B
NO.GAMBAR JUMLAH
S8B-10 SKALA 1:20
10 22
24 24 JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
TUGAS BESAR
STRUKTUR BETON
BERTULANG
A B C KELOMPOK 15
125 250 125

TUMPUAN LAPANGAN TUMPUAN SOAL TYPE B-1
500
DOSEN PEMBIMBING
S DETAIL BALOK ANAK ATAP

S9-11 SKALA 1:20

NIP. 196703221993031002
MAHASISWA
3Ø12 2Ø12 3Ø12

(202110340311051)
40
40
40
Ø10-150 Ø10-150 Ø10-150 FITRIANI
(202110340311054)
2Ø12 3Ø12 2Ø12 KEZYA VIRA YUWANDA
(202110340311069)
20 20 20 JUDUL GAMBAR SKALA
DETAIL BALOK 1:20

S POTONGAN A-A S POTONGAN B-B S POTONGAN C-C ANAK ATAP 1:10
S9A-11 SKALA 1:10 S9B-11 SKALA 1:10 S9C-11 SKALA 1:10
NO.GAMBAR JUMLAH
11 22
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
TUGAS BESAR
STRUKTUR BETON
BERTULANG
A B C KELOMPOK 15
125 250 125

TUMPUAN LAPANGAN TUMPUAN SOAL TYPE B-1
500
DOSEN PEMBIMBING
S DETAIL BALOK ANAK LANTAI

S10-12 SKALA 1:20

NIP. 196703221993031002
MAHASISWA
3D16 2D16 3D16

(202110340311051)
40
40
40
Ø10-150 Ø10-150 Ø10-150 FITRIANI
(202110340311054)
2D16 3D16 2D16 KEZYA VIRA YUWANDA
(202110340311069)
20 20 20 JUDUL GAMBAR SKALA
DETAIL BALOK 1:20

S POTONGAN A-A S POTONGAN B-B S POTONGAN C-C ANAK LANTAI 1:10
NO.GAMBAR JUMLAH
12 22
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
TUGAS BESAR
STRUKTUR BETON
BERTULANG
KELOMPOK 15
A B C
SOAL TYPE B-1

125 250 125
TUMPUAN LAPANGAN TUMPUAN
500 DOSEN PEMBIMBING
S DETAIL BALOK INDUK ATAP MELINTANG

S11-13 SKALA 1:20

NIP. 196703221993031002
MAHASISWA
2D16 2D16 2D16

(202110340311051)
Ø10-175 Ø10-175 Ø10-175 FITRIANI
45
45
45
(202110340311054)
KEZYA VIRA YUWANDA
2D16 2D16 2D16 (202110340311069)
JUDUL GAMBAR SKALA
25 25 25
DETAIL BALOK
1:20
INDUK ATAP
S POTONGAN A-A S POTONGAN B-B S POTONGAN C-C MELINTANG
1:10
NO.GAMBAR JUMLAH
13 22
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
TUGAS BESAR
STRUKTUR BETON
BERTULANG
KELOMPOK 15
A B C
SOAL TYPE B-1

125 250 125
S DETAIL BALOK INDUK LANTAI MELINTANG

S12-14 SKALA 1:20

NIP. 196703221993031002
MAHASISWA
2D19 2D19 2D19

(202110340311051)
Ø10-175 Ø10-175 Ø10-175 FITRIANI
45
45
45
(202110340311054)
KEZYA VIRA YUWANDA
2D19 2D19 2D19 (202110340311069)
JUDUL GAMBAR SKALA
25 25 25
DETAIL BALOK
1:20
INDUK LANTAI
S POTONGAN A-A S POTONGAN B-B S POTONGAN C-C MELINTANG
1:10
NO.GAMBAR JUMLAH
14 22
38 38 FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
TUGAS BESAR
STRUKTUR BETON
BERTULANG
KELOMPOK 15
A B C
SOAL TYPE B-1

125 250 125
S DETAIL BALOK INDUK LANTAI MEMANJANG

S13-15 SKALA 1:20

NIP. 196703221993031002
MAHASISWA
3D19 2D19 3D19

(202110340311051)
Ø10-175 Ø10-175 Ø10-175 FITRIANI
45
45
45
(202110340311054)
KEZYA VIRA YUWANDA
2D19 2D19 2D19 (202110340311069)
JUDUL GAMBAR SKALA
25 25 25
DETAIL BALOK
1:20
INDUK LANTAI
S POTONGAN A-A S POTONGAN B-B S POTONGAN C-C MEMANJANG
1:10
NO.GAMBAR JUMLAH
15 22
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
TUGAS BESAR
STRUKTUR BETON
BERTULANG
KELOMPOK 15
A B C
SOAL TYPE B-1

125 250 125
S DETAIL BALOK INDUK ATAP MEMANJANG

S14-16 SKALA 1:20

NIP. 196703221993031002
MAHASISWA
3D16 2D16 3D16

(202110340311051)
Ø10-175 Ø10-175 Ø10-175 FITRIANI
45
45
45
(202110340311054)
KEZYA VIRA YUWANDA
2D16 2D16 2D16 (202110340311069)
JUDUL GAMBAR SKALA
25 25 25
DETAIL BALOK
1:20
INDUK ATAP
S POTONGAN A-A S POTONGAN B-B S POTONGAN C-C MEMANJANG
1:10
NO.GAMBAR JUMLAH
16 22
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
TUGAS BESAR
STRUKTUR BETON
BERTULANG
KELOMPOK 15
A B C
SOAL TYPE B-1

125 250 125
S DETAIL SLOOF MELINTANG

S15-17 SKALA 1:20

NIP. 196703221993031002
MAHASISWA
3Ø12 2Ø12 3Ø12

(202110340311051)
Ø10-175 Ø10-175 Ø10-175 FITRIANI
45
45
45
(202110340311054)
KEZYA VIRA YUWANDA
2Ø12 3Ø12 2Ø12 (202110340311069)
JUDUL GAMBAR SKALA
25 25 25
DETAIL SLOOF 1:20

S POTONGAN A-A S POTONGAN B-B S POTONGAN C-C MELINTANG 1:10
NO.GAMBAR JUMLAH
17 22
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
TUGAS BESAR
STRUKTUR BETON
BERTULANG
KELOMPOK 15
A B C
SOAL TYPE B-1

125 250 125
S DETAIL SLOOF MEMANJANG

S16-18 SKALA 1:20

NIP. 196703221993031002
MAHASISWA
3Ø12 2Ø12 3Ø12

(202110340311051)
Ø10-175 Ø10-175 Ø10-175 FITRIANI
45
45
45
(202110340311054)
KEZYA VIRA YUWANDA
2Ø12 3Ø12 2Ø12 (202110340311069)
JUDUL GAMBAR SKALA
25 25 25
DETAIL SLOOF 1:20

S POTONGAN A-A S POTONGAN B-B S POTONGAN C-C MEMANJANG 1:10
NO.GAMBAR JUMLAH
18 22
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
TUGAS BESAR
D16-100 D16-50 D16-300 D16-150
STRUKTUR BETON
45
45
BERTULANG
250 250 KELOMPOK 15
POTONGAN A-A POTONGAN B-B SOAL TYPE B-1

S S
S17A-19 SKALA 1:50 S17B-19 SKALA 1:50
DOSEN PEMBIMBING

NIP. 196703221993031002
A
D16-300
MAHASISWA
D16-150 D16-300
D16-300
D16-150 GILANG RAHMAT APRIANTO

A
B (202110340311051)
FITRIANI
250
250
(202110340311054)
D16-300
D16-150
D16-150
KEZYA VIRA YUWANDA
(202110340311069)
JUDUL GAMBAR SKALA

B
250 250
DETAIL PONDASI 1:50

S DETAIL PONDASI TELAPAK S DETAIL PONDASI TELAPAK TELAPAK
S17-19 SKALA 1:50 S17-19 SKALA 1:50
NO.GAMBAR JUMLAH
19 22
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
TUGAS BESAR
D16-300 D16-150 D16-300 D16-300 D16-150
STRUKTUR BETON
45
45
BERTULANG
500 250 KELOMPOK 15
DETAIL POT. A-A

DETAIL POT. B-B
POTONGAN A-A POTONGAN B-B SOAL TYPE B-1

S S
S18A-20 SKALA 1:50 S18B-20 SKALA 1:50
DOSEN PEMBIMBING

NIP. 196703221993031002
D16-300
MAHASISWA
D16-150
D16-300
D16-300

A
(202110340311051)
FITRIANI
250
(202110340311054)
D16-150
D16-150
KEZYA VIRA YUWANDA

(202110340311069)
JUDUL GAMBAR SKALA

B
500
DETAIL PONDASI 1:50

S DETAIL PONDASI KOPEL KOPEL
S18-20 SKALA 1:50
NO.GAMBAR JUMLAH
20 22
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
TUGAS BESAR
STRUKTUR BETON
BERTULANG
KELOMPOK 15
EL +7.50 BALOK INDUK 25/45 BALOK INDUK 25/45 BALOK INDUK 25/45
SOAL TYPE B-1
KOLOM 50/50 KOLOM 50/50 KOLOM 50/50
EL +4.00 BALOK INDUK 25/45 BALOK INDUK 25/45 BALOK INDUK 25/45
DOSEN PEMBIMBING
KOLOM 50/50 KOLOM 50/50 KOLOM 50/50

NIP. 196703221993031002
EL ±0.00 MT SLOOF 25/45
SLOOF 25/45
SLOOF 25/45 MT
MAHASISWA

(202110340311051)
D16-100 D16-50 D16-300 D16-150 D16-300 D16-100 D16-50
EL -2.00
FITRIANI
500 250 500
(202110340311054)
1250
KEZYA VIRA YUWANDA
(202110340311069)
S PORTAL MELINTANG A 1-2-3-4 JUDUL GAMBAR SKALA

S19-21 SKALA 1:100
PORTAL
1:100
MELINTANG
1:20
A 1-2-3-4
NO.GAMBAR JUMLAH
21 22
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
TUGAS BESAR
STRUKTUR BETON
BERTULANG
KELOMPOK 15
EL +7.50 BALOK INDUK 25/45 BALOK INDUK 25/45 BALOK INDUK 25/45 BALOK INDUK 25/45
SOAL TYPE B-1
KOLOM 50/50 KOLOM 50/50 KOLOM 50/50 KOLOM 50/50 KOLOM 50/50
EL +4.00 BALOK INDUK 25/45 BALOK INDUK 25/45 BALOK INDUK 25/45 BALOK INDUK 25/45
DOSEN PEMBIMBING
KOLOM 50/50 KOLOM 50/50 KOLOM 50/50 KOLOM 50/50 KOLOM 50/50
NIP. 196703221993031002
EL ±0.00 MT SLOOF 25/45 SLOOF 25/45 SLOOF 25/45 SLOOF 25/45
MAHASISWA

(202110340311051)
D16-100 D16-50 D16-100 D16-50 D16-100 D16-50 D16-100 D16-50 D16-100 D16-50
EL -2.00
FITRIANI
500 500 500 500
(202110340311054)
2000
KEZYA VIRA YUWANDA
(202110340311069)
S PORTAL MEMANJANG 1 A-C-E-G-I JUDUL GAMBAR SKALA

S20-22
SKALA 1:100
PORTAL
1:100
MEMANJANG
1:20
1 A-C-E-G-I
NO.GAMBAR JUMLAH
22 22

Tubes Beton Bertulang Fix

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Tubes Beton Bertulang Fix

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

TUGAS BESAR

STRUKTUR BETON BERTULANG

KEZYA VIRA YUWANDA (202010340311069)

JURUSAN TEKNIK SIPIL

TUGAS BESAR STRUKTUR BETON BERTULANG

GILANG RAHMAT APRIANTO (202010340311051)

KEZYA VIRA YUWANDA (202010340311069)

Laporan ini disetujui pada:

Asisten Dosen Pembimbing Dosen Pembimbing

ALFIDA RAHMAWATI WIBOWO Ir. Erwin Rommel, M.T.

Pada Kesempatan ini penyusun menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Ir. Erwin Rommel, MT. selaku dosen pembimbing .

Kezya Vira Y 202110340311069

I. Data-data yang diketahui :

1.1 Dimensi Balok

Jadi, dimensi balok induk memanjang yang dipakai adalah 25 x 45 cm

Jadi, dimensi balok induk memanjang yang dipakai adalah 25 x 45 cm

Dimensi balok anak memanjang 20 x 40 cm.

Balok induk memanjang Balok induk melintang Balok anak

1.2 Dimensi Kolom

K(𝑬𝑰) Kolom > K(𝑬𝑰) Balok

1.3 Pendimensian struktur pelat

• Asumsikan tebal pelat lantai adalah 120mm (arah 𝐿𝑦 , 𝐿𝑥 ), yaitu

• Momen inersia arah panjang

• Momen inersia arah pendek

• 𝐼𝑛 = 𝐵𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 − 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 = 5000 − 500 = 4500 𝑚𝑚

PERENCANAAN PEMBEBANAN PELAT

Beban Hidup (Life Load) (SNI 2727:2020 Tabel 4.3-1)

Beban Kombinasi (SNI 2727:2020 pasal 2..1)

Beban berfaktor (SNI 2727:2020 pasal 2.3.1)

❖ Perencanaan penulangan pelat atap arah X

Penulangan Momen Lapangan Pelat Atap Arah X

0,8 𝑓𝑐′ 2𝑅𝑛

0,85𝑥𝑓𝑐 ′ 𝑥𝛽1 600 0,85𝑥25𝑥0,85 600

Luas Tulangan Susut

= 100 – 20 - 1⁄2 8 > 75 𝑚𝑚

= 3181503 Nmm = 31,815 kNm

10,895 kNm ≤ 28,635 kNm (OK)

• Pemeriksaan rasio tulangan

Maka menggunakan tulangan φ8-50 mm2 (As = 1005,3 mm2)

➢ Luas Tulangan Susut

Luas tulangan susut

Mu Lapangan = 2,435 KNm

➢ Daerah lapangan pelat atap arah Y

• Hasil rasio tulangan tarik

Maka menggunakan tulangan φ8-100 (As = 502,7 𝑚𝑚2 )

• d aktual = h – selimut plat > d rencana

• Penulangan Momen Tumpuan Arah x atap

• Hasil rasio tulangan tarik

Maka menggunakan tulangan φ8-100 (As = 502,7)

Luas Tulangan Susut

• d aktual = h – selimut plat - ⁄ > d rencana

• Perencanaan Penulangan Pelat Lantai Arah X

Mu Lapangan = 25,712 KNm

Daerah lapangan pelat Lantai arah X

• Hasil rasio tulangan tarik

Maka menggunakan tulangan φ10-50(As = 1570,8)

Daerah Tumpuan pelat Lantai arah X

• Hasil rasio tulangan tarik

Maka menggunakan tulangan φ10 – 50 (As = 1570,8)

Luas Tulangan Susut

• d actual = h – selimut plat - ⁄ > d rencana

• Perencanaan Penulangan Pelat Lantai Arah Y