BAB V
PERENCANAAN STRUKTUR DERMAGA
β=
√
4 Kh× D
4 × EI
dan fixity point adalah Zr =
SF
β
(Technical standards for port and harbour in japan, hal 303, 1999)
Dimana :
= 0,15 x (30)
= 4,5 kg/cm3
= 338887.3 kg/cm2
π
I = Momen inersia penampang = × D4
64
π 4
= × 80
64
= 2010619,298 cm4
D = Diameter tiang pancang = 80 cm
Perhitungan :
β=
√
4 Kh× D 4
4 × EI
=
√ 4,5 ×80
4 ×(33234.02 x 2010619,298)
¿ 0,00606
x = 3,3 m
3. Model Struktur
Dermaga yang direncanakan memiliki panjang 23 m dan
lebar 26 m. dengan menggunakan aplikasi SAP 2000 V.14,
struktur dermaga beserta bebannya dimodelkan.
2) Beban Hidup
Beban yang diakibatkan oleh orang atau peralatan yang bergerak
sifat sementara yang membebani struktur. Beban hidup yang
diperhitungkan adalah sebagai berikut :
= 34,1 ton
= 12,027 m2
W total
Qtruck : Beban truck pada pelat =
A truck
34,100ton
= 2
12,027 m
= 2,835 ton/m2
2
- Beban Hidup Merata 40 kN/m Menurut OCDI of Japan 2009 pada
lantai dermaga
3) Beban Uplift
Lantai dermaga yang dekat dengan permukaan air
dibawahnya, maka gaya gelombang dapat berdampak pada bagian
bawah dermaga (Gaya Uplift) tergantung pada kondisi gelombang
dan bentuk structural plat / lantai dermaga. Oleh sebab itu, kondisi
ini perlu diperhitungkan terhadap gaya uplift. Total gaya Uplift
yang terjadi pada lantai dermaga :
P=4×ɣ×g×H
Dimana :
P = Beban Uplift (KN/m2)
ɣ = Berat jenis air laut (1,025 ton / m3)
g = Gaya gravitasi (9,81 m2/s)
H = Tinggi gelombang (3,61m)
(Sumber : OCDI 1999, halaman 124)
LLWL = 0,000 m
Dimana:
(Bambang Triatmodjo,1999)
Keterangan :
M D = Displacement of vessel (t)
LBP = Length between perpendiculars (m)
B= Lebar kapal (m)
D = Draft kapal (m)
рSW = Kepadatan air laut = 1,025 t/m3
= 0.65
4. C M (Koefisien Massa)
K c 1.36
= = 0.37
D 3.6
Maka :
C M =1.875−0.75 [ ]
Kc
D
Keterangan :
Kc = Under keel clearance (m)
D = Draft kapal (m)
C M =1.875−0.75
[ ]
1.36
3.6
= 1.592
5. Ce (Koefisien Eksentrisitas)
r
Dari grafik hubungan dan Cb diperoleh pada gambar berikut:
Loa
r
=0,238
Loa
r =0,238 × Loa
1
l= × Loa
4
1
= × 104
4
= 26 m
1
l= x Loa
6
1
= x 104
6
= 17.3 m
Dimana :
L : Jarak sepanjang muka air dari pusat berat kapal sampai titik
sandar kapal (m) (untuk dermaga l = 0,25 x Loa)
Untuk dermaga :
1 1
Ce= = =0.47
() ( )
2 2
l 0.25 × 104
1+ 1+
r 24.752
1 1
Ce= = =0.6
( rl ) ( )
2 2
17.3 7
1+ 1+
24.752
6. Cs (Koefisien Kekerasan)
Cs = 1
7. Cc (Koefisien Bentuk)
Cc = 1
8. Vx (Kecepatan Merapat Kapal)
Vx = 0.2 m/s
9. Komponen kecepatan dalam arah tegak lurus sisi dermaga (m/d)
V = v sin 10
= 0.2 sin 10
= 0,035 m/s
Maka dapat dihitung energi benturan kapal sebagai berikut:
Untuk Dermaga :
W ×V2
E= ×Cm ×Ce ×Cs × Cc
2× g
2
7077.321 ×(0.2× sin ( 10 ) )
0
E= ×1.59 ×0.47 × 1×1
2 × 9.81
E=0.329 ton−m
Type Size SF
Tanker, Bulk, Cargo Largest 1,25
Smallest 1,75
Container Largest 1,5
Smallest 2
General 1,75
Cargo
Ro-Ro, Ferries ≥2,0
(Sumber : PIANC 2002)
Dari perhitungan didapat besarnya energi benturan kapal (Edolphin) pada
dolphin adalah 4.67 tonm, sedangkan energi benturan kapal (Edermaga) pada
dermaga adalah 3.457 tonm. Pada fender, energi benturan kapal yang diterima
adalah sebesar 50% karena 50% yang lain dari energi benturan kapal disalurkan
kembali ke kapal.
Perencanaan Fender
Fungsi utama dari sistem fender adalah untuk mencegah kerusakan
pada kapal dan dermaga pada waktu kapal merapat ke dermaga. Pada
waktu kapal merapat dan bertambat di dermaga terjadi benturan,
gesekan dan tekanan antara kapal dan dermaga. Gaya-gaya yang
timbul pada wak- tu penambatan kapal adalah benturan kapal, gesekan
antara kapal dan der- maga dan tekanan kapal pada dermaga. Gaya-
gaya tersebut dapat menye- babkan kerusakan pada kapal dan struktur
dermaga. Untuk mencegah ke- rusakan tersebut di depan sisi dermaga
0.464
=
2
= 0.232 ton-m
Type Size SF
Tanker, Bulk, Cargo Largest 1,25
Smallest 1,75
Container Largest 1,5
Smallest 2
General 1,75
Cargo
Ro-Ro, Ferries ≥2,0
(Sumber : PIANC 2002)
Maka dapat dicari tipe fender yang cocok dari perhitungan tersebut yaitu
Tabel 5.3 Dimensi Fender Type V
Maka :
W 2
F= ×v
2× g × d Fender
Keterangan :
W 2
F = ×v
2× g × d Fender
7077.321 2
= × 0,026
2× 9.81× 0.45
Dari perhitungan tersebut, untuk dermaga dipilih fender jenis V 1000 dengan
kemampuan menyerap energi sebesar 122.83 kNm dan gaya yang diteruskan
sebesar 119 kN. Sedangkan untuk dolphin digunakan fender jenis V 250x1000
RM dengan kemampuan menyerap energy sebesar 11,76 kNm dan gaya yang
diteruskan sebesar 147 kN.
L = 2 x √ r 2−( r −h )2
( Berdasarkan Bambang Triadtmodjo, hal 277, 2009 )
Dimana :
L = 2 x √ r 2−( r −h )
2
Keterangan :
L = 2 x √ r 2−( r −h )2
= 2 x √(24.752)2−( 24.752−1 )2
Jadi jarak maksimum antar fender pada dermaga berjarak 13.928 m, dan
digunakan jarak antar fender 13 m.
Dengan Qa = 0,063 V2
Dimana:
V = Kecepatan angin (m/s) (71.63 knot = 36.82
m/s)
Qa : Tekanan angin (kg/m2)
Kondisi Nilai C
Air dalam 1,0 – 1,5
Kedalaman air/draft kapal = 2 2,0
Kedalaman air/draft kapal = 1,5 3,0
Kedalaman air/draft kapal = 1,1 5,0
Kedalaman air/draft kapal = 1 6,0
Gaya akibat arus adalah sebesar 1.775 ton, masih lebih kecil
terhadap gaya reaksi fender (R)
Ra < R = 1.775 ton < 97.5 ton. Sehingga fender pada Dermaga
Tanjung Perak yang direncanakan menggunakan fender karet
seibu V karena memenuhi pesyaratan spesifikasi.
Beban arus diasumsikan mengenai penambat maka :
Untuk Dermaga :
Rf 1.775
Rf tiap joint = = = 1.775 ton
n 1
Bobot Kapal
Gaya Tarik Bollard (ton) Gaya Tarik Bitt (ton)
(GRT)
2001-3000 35 35
3001-5000 45 35
5001-10000 70 50
10001-15000 100 70
15001-20000 100 70
(Sumber:http://elastomerbearingpadelastomerjembatan.blogspot.com/
2013/07/bollard-dermaga-bollard-dermaga.html?m=1)
Berdasarkan Tabel 5.6 dengan gaya tarik bollard sebesar 45 ton, digunakan
bollard dengan tipe CVS-50.
Mu Bollard = F x h
1
= 45 ton x ( x 280+330+170) mm
2
= 45 ton x 640 mm
T=70 ton
h=640mm
Ananda Dwi S.K 21010115120025 71
Puteri Fauziyah C 21010115120070
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018
- =
1
m[ √
1− 1−]2 m Rn
fy
=
1
[ √
11,765
1− 1−
2(11,765)(6,2)
400 ]
= 0,0172
Diketahui bahwa < max, maka digunakan
- As perlu = b d = 0,0172 (500) (400) = 3440 mm2
Tulangan yang akan dibutuhkan
3440
As perlu
= 1 2 = 12,133 = 13 tulangan
A tulangan ( 19 )
4
1 1
- As terpasang = n ( 2) = 13 x 192 = 3685,874 mm2
4 4
- As terpasang > Asperlu OKE
500 – (13 x 19)
- Spasi tulangan = = 101,83 mm = 100 mm
13
(OK)
Jadi, tulangan yang digunakan yaitu 13D19 mm, dengan
tulangan sengkang menggunakan tulangan polos Ø12-250 mm
13D19
Ф12-250
x=100 mm
D=500 mm
1) Beban Gelombang
Beban gelombang pada dermaga meliputi beban gelombang pada
struktur tiang dan beban gelombang pada tepi dermaga.
a. Beban Gelombang pada Struktur Tiang
Dalam perhitungan gaya gelombang pada tiang vertikal dengan
kondisi gelombang tidak pecah digunakan persamaan
L0 = 1,56T2
= 1,56 (7.22)2
= 81.320 m.
d 7.88
= = 0,097
Lo 81.320
d
Dengan nilai = 0,097 dari lampiran (Triatmodjo,2009)
Lo
d
maka didapat nilai = 0,13308
L
d 7.88
maka nilai L = = = 59.2125 m.
0,13308 0,13308
2π
k = bilangan gelombang ( )
L
2π 2π
= = 0,106
L 59.2125
2π
ω = frekuensi gelombang ( )
T
2π 2π
= = 0,870
T 7.22
Cd = koefisien drag = 1.
ρ gH
P= x {(sinh k(h+s+t) – sinh k(h+s))}
2 k cosh(kh)
Dimana :
P = Gaya gelombang pada dermaga (N/m).
ρ = Berat jenis air laut (1025 kg/m3).
g = Percepatan gavitasi (9,81 m/s2).
h = Kedalaman air laut (7.88 m).
H = Tinggi gelombang (3.61 m).
k = Bilangan gelombang (0.106).
L = Panjang gelombang (59.21 m).
T = Periode gelombang (7.22 detik).
t = Tebal plat (0,3 m).
S = Elevasi dermaga – HHWL - t
= 4.4 – 2.88 – 0,3 = 1,21 m
maka gaya gelombang yang terjadi pada tepi dermaga adalah :
ρ gH
P = x {(sinh k(h+s+t) – sinh k(h+s))}
2 k cosh(kh)
1025 x 9,81 x 3.61
= x {(sinh (0,106 x
2(0,106) cosh(0,106 x 7.88)
(7.88+1,21+0,3) – sinh (0,106)(7.88+1,21))}
= 6042.386 N
i. Beban Horizontal
1) Beban Gempa
a. Perhitungan Jenis Tanah Dasar
Berdasarkan data hasil penyelidikan tanah dengan menggunakan N-
SPT (Standard Penetration Test) dari Laboratorium Mekanika Tanah
Department Teknik Sipil Undip diperoleh hasil seperti dicamtumkan
pada Tabel dibawah.
Tabel Hasil penyelidikan tanah
(Sumber : Laboratorium Mekanika Tanah Department Teknik Sipil
Undip)
Kedalaman (m) Jenis Tanah SPT (N) d (m) di/Ni
(1) (2) (3) (4) (4)/(3)
-2 Lanau Kepasiran 20 2 0,100
-4 Lanau Kepasiran 15 2 0,133
-6 Lanau Kepasiran 10 2 0,200
-8 Lanau Kepasiran 5 2 0,400
-10 Pasir Kelempungan 3 2 0,667
-12 Pasir Kelempungan 1 2 2,000
-14 Lempung 1 2 2,000
-16 Lempung 1 2 2,000
-18 Lempung 1 2 2,000
-20 Lempung 10 2 0,200
-22 Lempung 15 2 0,133
-24 Lempung 18 2 0,111
-26 Lempung 25 2 0,080
-28 Lempung 28 2 0,071
-30 Lempung 30 2 0,067
30 10,163
N Rata - rata 6,1
Jenis Tanah Lunak
Dari hasil perhitungan nilai N-SPT rata-rata pada Tabel diatas
didapatkan hasil N-SPT rata-rata sebesar 10,163. Berdasarkan table
4.2 SNI Gempa 1726-2019 tentang klasifikasi situs, maka tanah
diklasifikasikan dalam jenis tanah lunak.
Tabel 5.8 Respon Percepatan Periode dan Spektral Percepatan (Puskim PU,2011)
Batuan (B) Tanah Keras (C) Tanah Sedang (D) Tanah Lunak (E)
0,32
0,320 0 0,320 0,320
PGA (g) PGA (g) PGA (g) PGA (g)
0,65
0,654 4 0,654 0,654
SS (g) SS (g) SS (g) SS (g)
0,24
0,241 1 0,241 0,241
S1 (g) S1 (g) S1 (g) S1 (g)
0,99
0,990 0 0,990 0,990
CRS CRS CRS CRS
0,93
0,930 0 0,930 0,930
CR1 CR1 CR1 CR1
1,08
1,141 0 1,180 1,141
FPGA FPGA FPGA FPGA
1,13
1,392 8 1,277 1,392
FA FA FA FA
1,55
3,035 9 1,918 3,035
FV FV FV FV
0,34
0,365 5 0,377 0,365
PSA (g) PSA (g) PSA (g) PSA (g)
0,74
0,910 4 0,835 0,910
SMS (g) SMS (g) SMS (g) SMS (g)
0,37
0,732 6 0,462 0,732
SM1 (g) SM1 (g) SM1 (g) SM1 (g)
0,49
0,607 6 0,557 0,607
SDS (g) SDS (g) SDS (g) SDS (g)
0,25
0,488 1 0,308 0,488
SD1 (g) SD1 (g) SD1 (g) SD1 (g)
0,10
0,161 1 0,111 0,161
T0 (detik) T0 (detik) T0 (detik) T0 (detik)
0,50
0,804 5 0,554 0,804
TS (detik) TS (detik) TS (detik) TS (detik)
Dari data yang didapat diatas, dapat dimasukkan nilai SDS dan
SD1 sebagai base input ke software SAP2000.
b. Kategori Desain seismic
Struktur bangunan dermaga mengacu pada SNI 1726:2012
mengenai kategori gempa, dapat diambil pada tabel-tabel berikut,
Ss = 0.6638
S1 = 0.2960
Koefisien situs
0.296−0. 2 x−3.2
=
0.3−0. 2 2.8−3.2
Fv = 2,816
2 2
SDS = x SMS = x (0.911) = 0.6073
3 3
2 2
SD1 = x SM1 = x (0.8335) = 0.5556
3 3
hn = 16 m
Ta = Ct x hnx
= 0,0466 x 16,000,9
= 0.565 detik
Ta max = Cu x Ta
= 1,4 x 0,565
= 0,791 detik
T ≤ Ta max
SDS = 0,6073
SD1 = 0,5556
I = 1,50
R =8
T = 0,604 detik
SD 1
cs max = T ×( R )
Ie
0,692
= 8
0,604 ×( )
1,50
= 0, 164
SDs
cs = R
Ie
0,792
= 8
1,50
= 0,148
= 85.68 ton
= 99.96 ton
= 180,64 ton
= 125,8 ton
= 21,77 ton
= 13 x (641/1000) x m
= 632,28 ton
= 1476,4 ton
= 177,2 ton
= 53,76 ton
= 86,02 ton
= 116,12 ton
= 21,77 ton
= 16 x (641/1000) x 13,7 m
= 421,5216 ton
= 976,39 ton
= 99,36 ton
= 14,78 ton
= 0 ton
= 58,06 ton
= 21,77 ton
= 16 x (641/1000) x 16 m
= 140,5072 ton
= 33,48 ton
Gaya dasar seismic V dalam arah yang ditetapkan harus ditentukan sesuai
dengan persamaan berikut :
V = Cs x W
dimana :
Dari bacaan gaya hasil running software SAP 2000 V.14 maka
didapat data sebagai berikut :
- Arah X :
V statik = 1185,834 kN
V dinamik = 965,782 kN
V dinamik = 81,44 % Vdinamik < 85 % V statik (TIDAK OK)
- Arah Y :
V statik = 1184,239 kN
V dinamik = 964,779 kN
V dinamik = 81,45 % Vdinamik < 85 % V statik (TIDAK OK)
- Arah X :
V statik = 1185,834 kN
V dinamik = 1158,938 kN
V dinamik = 97,73 % Vdinamik >85 % V statik (OK)
- Arah Y :
V statik = 1184,239 kN
V dinamik = 1157,7348kN
V dinamik = 97,76 % Vdinamik > 85 % V statik (OK)
Sehingga dari hasil pada Gambar 5.45 untuk gaya gempa
dinamik dengan Response spectrum dan gaya gempa statik tidak
terlalu berbeda jauh. Kemudian dipilih yang memiliki gaya lebih
besar untuk dimasukan kedalam kombinasi pembebanan dan
analisa struktur pada software SAP 2000 V.14
d 9,5
maka nilai L = = = 77,839 m.
0,122046 0,122046
2π
k = bilangan gelombang ( )
L
2π 2π
= = 0.081
L 77,839
2π
ω = frekuensi gelombang ( )
T
2π 2π
= = 0,701
T 8,9
Cd = koefisien drag = 1
Cm = koefisien inersia =1,4316 ( pada perhitungan sebelumnya )
maka perhitungan gaya gelombang yang terjadi pada struktur tiang
adalah
1 sinh 2 kh+2 kh
Fd max = ρ gCdH2
16 sinh 2 kh
1
= x1030x 9,81 x 1 x(0,82)2
16
sinh ( 2 x 0,081 x 9,5 ) + ( 2 x 0,081 x 9,5 )
sinh ( 2 x 0,081 x 9,5 )
= 719,353 N
π
Fi max = ρgCmD2H tanh (kh)
8
π
= x 1030 x 9,81 x 1,4316 x (0,6)2 x 0,82 x tanh (0,081 x 9,5)
8
= 1081,7822 N
Total gaya horizontal pada struktur tiang adalah :
P= ( 2pkcosh
xgxH
kh )
¿
Dimana :
P = Gaya gelombang pada tepi lantai dermaga (N/m)
p = berat jenis air laut (kg/m3)
= 1030 kg/m3
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
= 9,81 m/s2
h = kedalaman air laut (m)
= 9,5 m
H = tinggi gelombang (m)
H = 0,82 (m)
L = panjang gelombang (m)
= 77,839 m
P= ( 2pkcosh
xgxH
kh )
¿
P=¿
P = 1754.616 N/m
b. Kombinasi Pembebanan
4. Beban Mati (D): berat sendiri dari semua bagian dermaga yang
bersifat tetap.
5. Beban Hidup (L): beban yang terjadi akibat penggunaan dermaga
tersebut, baik beban yang bersifat orang, barang, mesin dan
peralatan.
6. Beban Sandar (B): beban berthing atau gaya sandar akibat
benturan kapal pada dermaga. Merupakan kejadian yang sering
terjadi pada tepi dermaga.
7. Beban Tambat (M): beban mooring atau gaya tambat kapal saat
berlabuh akibat adanya arus dan angin merupakan kejadian yang
sering terjadi pada tepi dermaga. Angin dan arus pada kapal
masuk ke dalam kondisi tambat dan labuh. Beban angin dan arus
yang bekerja pada struktur adalah merupakan beban tambahan
yang bekerja secara simultan dengan beban tambat.
8. Beban Gempa (E): beban berdasarkan gempa rencana yang
besarnya berdasarkan lokasi struktur. Beban Gempa
diperhitungkan secara arah X dan Y.
9. Beban Gelombang (W) : Gaya gelombang yang terjadi pada
struktur atas dermaga. Besar gaya ini cukup kecil pengaruhnya.
1. 1,4 D
2. 1,2 D + 1,6 L
3. 1,2 D + 1 L + 1,2 B
4. 1,2 D + 1 L + 1,2 M
5. 1 D + 1 L + 1 Ex + 0,3 Ey
6. 1 D + 1 L + 0,3 Ex + 1Ey
7. 0,9 D + 1 Ex + 0,3 Ey
8. 0,9 D + 0,3 Ex + 1 Ey
9. 0,9 D + 1 W
10.0,9D + 1U
Momen Balok
Balok (kNm)
Mu (+) Mu (-)
-
Tumpuan 166,2827
451,275
Dermaga
-
Lapangan 362,1008
30,3316
-
Tumpuan 79,1568
Mooring Dolphin 272,203
(Walkway) -
Lapangan 282,3461
82,9752
Geser (kN)
Balok
Vu (+)
Tumpuan 234,435
Dermaga Lapanga
-205,751
n
Mooring Tumpuan 197,76
Dolphin Lapanga
(Walkway) -179,052
n
Muy Mux
Pelat
(kNm) (kNm)
Dermaga 65,4035 93,8862
Mooring Dolphin
63,561 49,5201
(Walkway)
α fm 1,694
40−28
= 0,85 – [( ) x 0,05]
7
= 0.764
0,25 √ f ' c 0,25 √ 40
1) ρmin = = = 0.0040
fy 392
1,4 1,4
ρmin = = = 0.00357
fy 392
maka dipilih ρmin yang terbesar yaitu 0,0035
'
0,85 x x f c 600
2) ρb = x
fy 600+ fy
3) ρ =
1
m [ √
1− 1−
2 mRn
fy ]
=
1
11,529 √
[1− 1−
2 x 11,529 x 2,259
392
] = 0.00596
8) Asterpasang = ¼ x π x ϕ2 x n
= ¼ x π x 162 x 8
= 1608.495 mm2
Asterpasang > Asperlu maka OKE !
9) Cek Momen Kapasitas
As× fyD ( 1608,495 ) (392)
a= ' = = 18,545 mm
0,85× f c × b 0,85 ( 40 ) (1000)
a
Mn = As terpasang x fy x (d - )
2
18,545
= 1608.495 x 392 x (217 - )
2
= 130978428,9 Nmm = 130,978 kNm
Mn = 0,9 x 130,978 = 117,88 kNm
Mu = 95,737 kNm< Mn =117,88, sehingga didapatkan
Mn > Mu OKE
c. Design penulangan untuk Mly , Mlx, Mtx , dan Mty :
0,85 x 0,8425 x 40 600
= x = 0.0400
392 600+392
fy 392
εc + 0,003+
4) ρmax = Es x ρb = 200000 x 0,0312 = 0,0195
εc+ εs 0,003+ 0,005
d. Design penulangan pada momen maksimum lapangan tegak
lurus sumbu x (Mlx)
fy 392
10) m = = = 11.529
0,85 f ' c 0,85 x 40
4
Mlx 9573,728 x 10
11) Rn = = = 2.259
Ø b d 2 0,9 x 1000 x 2172
12) ρ =
1
m [ √
1− 1−
2 mRn
fy ]
=
1
11,529 √
[1− 1−
2 x 11,529 x 2,259
392
] = 0.00596
b 1000
15) s = = = 125 mm
n 8
16) Tulangan yang digunakan yaitu 16 – 125 mm memenuhi syarat
17) Asterpasang = ¼ x π x ϕ2 x n
= ¼ x π x 162 x 8
= 1608.495 mm2
Asterpasang > Asperlu maka OKE !
18) Cek Momen Kapasitas
As× fyD ( 1608,495 ) (392)
a= ' = = 18,545 mm
0,85× f c × b 0,85 ( 40 ) (1000)
a
Mn = As terpasang x fy x (d - )
2
18,545
= 1608.495 x 392 x (217 - )
2
= 130978428,9 Nmm = 130,978 kNm
Mn = 0,9 x 130,978 = 117,88 kNm
Mu = 95,737 kNm< Mn =117,88, sehingga didapatkan
Mn > Mu OKE
=
1
m [ √
1− 1−
2 m Rn
fyD ]
=
1
11,529[ √
1− 1−
2(11,529)(2,2056)
392 ]
= 0,0058
a 52,592
c= = = 68.812 mm
❑ 0,764
d−c 604−68,812
s = × c = × 0,003 = 0.02231
c 68,812
fy 392
y = = = 0.00196
E 200000
s > y, maka fs = fy OKE (Tulangan tarik sudah
leleh)
Cek tahanan momen balok
= 0,9
a 52,592
Mn = As × fyD ×(d− ) =(2280,796)(392)(604− )
2 2
= 516508835.6 Nmm = 51,650 Tonm
Tumpuan
Positif / Tulangan
No Struktur / Mu (Tonm) Lokasi ΦMn (Tonm) Cek
Negatif Longitudinal
Lapangan
1 Dermaga Tumpuan Posifit 16.9503262 4D22 Bawah 32.0700763 OK
2 Dermaga Tumpuan Negatif 46.0015291 7D22 Atas 54.8644137 OK
3 Dermaga Lapangan Posifit 36.9113965 6D23 Bawah 47.3861317 OK
4 Dermaga Lapangan Negatif 3.09190622 4D22 Atas 32.0700763 OK
5 Walkway Tumpuan Posifit 8.06899083 3D24 Bawah 30.0193358 OK
6 Walkway Tumpuan Negatif 27.7474618 4D24 Atas 39.6513109 OK
7 Walkway Lapangan Posifit 28.7814577 4D24 Bawah 39.6513109 OK
8 Walkway Lapangan Negatif 8.4582263 3D24 Atas 30.0193358 OK
11.4.7.9)
Checking :
Vu = 234,435 kN
Vc = 154,02 kN
0,5Vc = 77,01 kN
Sehingga Vu > Vc maka digunakan luas tulangan
geser sesuai dengan persamaan (11-15) pada SNI
2847:2013
Hitung tulangan
Vc + Vs ≥ Vu
Vs = Vu - Vc = 234,435 – 154,02 = 80,415 kN
80,415
Vs = = 107,22 kN
0,75
Direncanakan tulangan geser 2Ø10 mm.
1 1
Av = ( 2) n = 102(2) = 157,079 mm2
4 4
Av × fy ×d Av × fy ×d
Vs = s=
s Vs
Av × fy ×d 157,079 x 294 ×604
s= = 3 = 260,151 mm
Vs (107,22× 10 )
Smax = d/2 = (604)/2 = 302 mm ; Maka jarak antar
tulangan yang akan dipasang pada tumpuan dan
lapangan harus di bawah 302 mm. maka untuk
tulangan tumpuan dipasang tulangan dengan jarak
antar tulangan 150 mm.
Cek tulangan
Av × fy ×d
Vs terpasang =
s
157,079× 294 ×604
= =
150
185956,40N
Vs max = 0,66 × √ f ' c ×b × d
= 0,66 × √ 40× 500 ×604
= 1260610.4 N
Sehingga Vs terpasang < Vs max (OK)
Vs = 0,75 x 185956,403 N = 139467,3025 N =
139,467 kN
Vu = 234,435 kN
Vn = Vs + Vc = 139,467 + 154,02
= 293,487 kN
Vn > Vu OKE
2. Pada Lapangan
Vu = 205,751 kN
dbalok = 604 mm
Vc = 243,526 kN
0,5Vc = 121,763 kN
0,5 Vc < Vu < Vc Digunakan luas tulangan
geser minimum (SNI 2847:2013 pasal 11.4.6.1)
Hitung Tulangan
Vc + Vs ≥ Vu
Vs = Vu - Vc = 259,069 – 163,691 = 95,378
kN
95,378
Vs = = 127,171 kN
0,75
Direncanakan tulangan geser 2Ø10 mm.
Smax = d/2 = (595,5)/2 = 297,75 mm ; Maka jarak
antar tulangan yang akan dipasang pada tumpuan
dan lapangan harus di bawah 297,75 mm. maka
untuk tulangan lapangan dipasang tulangan dengan
jarak antar tulangan 200 mm.
BwxS
Av min = 0,062 x √ f c x
'
fyt
500 x 200
¿ 0,062 x √ 40 x
294
= 133,374
Av × fy ×d
Vs =
s
Cek Tulangan
Av × fy ×d
Vs terpasang =
s
133,374 ×294 × 604
= =
200
118420,107N
Vs max = 0,66 × √ f ' c ×b × d
BAB VI
PERENCANAAN PONDASI TIANG PANCANG
Adapun output gaya normal terbesar pada base reaction tiang pancang
melalui analisis envelope dari kombinasi beban pada Bab V. Perencanaan Struktur
Dermaga adalah sebesar 1177.321 kN = 120.0123 Ton. Melalui metode
perhitungan daya dukung tanah yang telah disebutkan akan didapat grafik daya
dukung tanah yang dapat digunakan untuk mengetahui seberapa dalam perlu
dilakukan pemancangan dengan melihat nilai Qallowable terbesar antara 2 metode
berikut.
A. Metode Reese & O’Neill & Wright
= 12,5 * 2,0
= 25,0 kPa
Su/Pa = 25,0/100
= 0,25
Karena nilai Su/Pa < 1,500 maka nilai α = 0,55
Qskohesif = α * Su * keliling tiang * ketebalan lapisan
= 0,55 * 25,0 * (3,14 * 0,8m) * 2 m
= 69,115 kN
(ΣQs pada kedalaman -8 meter adalah 254,566 kN)
Qpkohesif = 9 * Su * area ujung tiang
= 9 * 25,0 * (1/4 * 3,14 * 0,8m2)
= 113,097 kN
Qall = (ΣQs + Qp)/SF
= (256,566 + 113,097)/2
= 147,065 kN
Gaya Normal Maksimum pada tiang dermaga adalah 1177.321 kN
= 120.0123 Ton maka daya dukung tanah pada kedalaman -8 meter tidak
memenuhi dan kedalaman pancang kurang dalam.
Dengan mencoba-coba kedalaman, agar mencapai daya dukung
yang mampu menahan gaya normal maksimum pada tiang dermaga
1177.321 kN = 120.0123 Ton diperoleh kedalaman minimal -28 meter
seperti pada tabel 6.2.
Tabel 6.2 Perhitungan Daya Dukung Tiang Pancang Metode Reese dan O’ Neill &
Wright
BAB VII
PENUTUP
7.1. Kesimpulan
Perencanaan dermaga yang dilakukan sudah melalui berbagai proses
analisis pertimbangan yang mengusahakan tercapainya struktur dan layout
dermaga yang optimum dari segi layanan, biaya dan kekuatan structural.
Untuk layout dan pendetailan struktur yang telah dilakukan dapat dilihat pada
gambar rencana yang dilampirkan dan untuk detail perhitungan dapat dilihat
pada laporan diatas.
7.2. Saran
- Pertimbangan bentang antar tiang pancang sebaiknya lebih diperhatikan
karena apabila terlalu dekat aka nada resiko tiang pancang miring
overlap dengan tiang pancang sebelahnyahal ini sangat membahayakan.
Maka hal ini perlu dijadikan pertimbangan
- Data tanah yang disediakan sebaiknya tidak cuma 1 karena kedalaman
pemancangan hasil hitungan akan kurang mewakili yang diperlukan dari
hasil hitungan.