Anda di halaman 1dari 103

Departemen Teknik Sipil

TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”


Tahun Akademik 2017/2018

BAB V
PERENCANAAN STRUKTUR DERMAGA

5.1. Tinjauan Umum

Dalam suatu perencanaan konstruksi harus ditetapkan terlebih dahulu


parameter yang berperan dalam perhitungan struktur dermaga. Parameter-
parameter tersebut meliputi data hidrooseanografi di lokasi dermaga sesuai
dengan perhitungan pada Bab Analisa Hidrooseanografi maupun tipe dan
jenis kapal yang dilayani. Parameter-parameter yang digunakan antara lain
adalah sebagai berikut :
1. Arah gelombang dominan dan angin dominan berasal dari Timur,
2. Ttinggi gelombang (H) sebesar = 3.61 m dan periode gelombang (T)
sebesar 7.22 m
3. Elevasi muka air laut berdasarkan analisa pasang surut adalah :
- Muka air tertinggi (Highest High Water Level (HHWL)) = + 2.88
m
- Muka air tinggi rerata (Mean High Water Level (MHWL))= +
2.08m
- Muka air laut rerata (Mean Sea Level (MSL)) =+
1.27m
- Muka air rendah rerata (Mean Low Wate Level (MLWL))= +
0.47m
- Muka air terendah (Lowest Low Water Level (LLWL)) = +
0.00m
4. Data Kapal :
 Jumlah Kapal dilayani : 1 buah
 Tipe Kapal : Kapal Ferry
 Tonase : 5000 GT = 6188 DWT
 Loa (Length Overall) : 104 m
 Lebar Kapal : 17.1 m
 Draft Kapal : 3.6 m
 Lpp : 92 m

Ananda Dwi S.K 21010115120025 34


Puteri Fauziyah C 21010115120070
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

Perencanaan tersebut meliputi perencanaan dimensi dermaga dan


perencanaan elemen penyusun struktur dermaga yang meliputi
perencanaan plat, balok, pondasi serta tiang pancang.

Gambar 5.1 Kapal Ferry (sumber: marinetraffic.com)

Ananda Dwi S.K 21010115120025 35


Puteri Fauziyah C 21010115120070
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

Gambar 5.2 Layout Dermaga

Ananda Dwi S.K 21010115120025 36


Puteri Fauziyah C 21010115120070
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

5.2. Skema Perhitungan

Perencanaan tersebut meliputi perencanaan dimensi dermaga serta


perhitungan elemen penyusun struktur yang meliputi perencanaan plat
lantai, balok, dan pondasi tiang pancang. Skema Perhitungan perencanaan
struktur dermaga dibuat untuk memudahkan dalam melakukan langkah –
langkah apa saja dalam perencanaan struktur dermaga. Dimana langkah –
langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Gambar 5.3. Skema Perhitungan Perencanaan Konstruksi dan Daya Dukung


Tanah Pada Dermaga

Ananda Dwi S.K 21010115120025 37


Puteri Fauziyah C 21010115120070
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

5.3. Perhitungan Struktur

Perhitungan struktur dermaga akan dilakukan dengan program


software Midsas Gen untuk menghitung gaya-gaya dalam yang bekerja pada
elemen struktur. Untuk memperoleh hal itu, terlebih dahulu dibuat
permodelan struktur dan perhitungan serta distribusi beban yang bekerja
pada struktur dermaga.

5.3.1. Peraturan yang Digunakan

Beberapa peraturan yang digunakan pada perencanaan struktur


dermaga kali ini adalah sebagai berikut :
1) SNI 2847:2013 untuk Beton Bertulang Struktural
2) SNI 1727:2013 untuk Beban Minimum Struktural
3) SNI 1726:2012 untuk Tata Cara Ketahanan Gempa pada Struktur
4) PIANC 2002
5) OCDI 2009
6) PERENCANAAN PELABUHAN 2009

5.3.2. Parameter Perencanaan

Beberapa parameter perencanaan yang digunakan pada


perencanaan struktur dermaga kali ini yaitu antara lain :
1. Beton Bertulang
- Beton struktural direncanakan menggunakan mutu f’c = 40
MPa kecuali Spun Pile mutu K-600 kg/cm2 (f’c = 50 MPa).
- Tiang pancang menggunakan Spun Pile beton Precast
diameter 80 cm dan tebal 120 mm dengan L = 12 m produksi
dari Wijaya Karya Beton.
- Digunakan bore pile dari beton agar pemeliharaan dalam
jangka panjang lebih mudah, karena beton memiliki sifat
yang tidak mudah korosi sehingga tidak perlu dilakukan
pengecatan atau usaha lain untuk mencegah korosi.
- Selimut beton yang direncanakan adalah 80 mm.
- Balok yang direncanakan berukuran 50/70 cm.

Ananda Dwi S.K 21010115120025 38


Puteri Fauziyah C 21010115120070
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

- Tebal plat yang direncanakan adalah 300 mm.


- Tulangan direncanakan untuk ulir mutu BJTD 40 dan untuk
polos BJTD 30.
 Besi beton ulir, U32 untuk D > 12 mm.
 Besi beton polos, U24 untuk D < 12 mm.
- Pile Cap yang direncanakan adalah 1,2 m × 1,2 m tebal 0,8 m
untuk dermaga dan 1.2 m x1.2 m tebal 0.8 m untuk dolphin

- Faktor dan ketentuan lain yang dikutip dari peaturan yg


berlaku.

Gambar 5.4. Jenis dan Kelas Baja

Ananda Dwi S.K 21010115120025 39


Puteri Fauziyah C 21010115120070
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

Gambar 5.5. Spesifikasi Tiang pancang

Ananda Dwi S.K 21010115120025 40


Puteri Fauziyah C 21010115120070
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

2. Penentuan Fixity Point


Penentuan ini berfungsi untuk menentukan kedalaman
jepitan titik pada pondasi. Tanah yang diasumsi perintis
memiliki pengaruh jepitan pada tiang dengan kondisi tanah lapis
atas sudah baik, maka titik jepitan ditentukan mulai dari
permukaan tanah yang direncanakan. Dalam perencanaan kali
ini, melihat dari data tanah yang didapat, direncanakan pondasi
dipasang hingga kedalaman 40 m.

Gambar 5.6. Fixity point Tiang ancang (OCDI 1999)

Dengan menggunakan metode OCDI 2002. Posisi jepit tiang


pancang ditentukan berdasarkan faktor kelenturan (flexibity factor)
dengan rumus sebagai berikut :

β=

4 Kh× D
4 × EI
dan fixity point adalah Zr =
SF
β
(Technical standards for port and harbour in japan, hal 303, 1999)

Ananda Dwi S.K 21010115120025 41


Puteri Fauziyah C 21010115120070
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

Dimana :

Zr = Letak Jepitan Tiang (cm)


N-spt = 30 ( N-spt kedalaman – 40 m )
Kh = Koefisien subgrade reaction
= 0,15 x (N-SPT - 40,00 m)

= 0,15 x (30)

= 4,5 kg/cm3

E = Modulus elastisitas tiang = 4700 x √ f ' c kg/cm2


= 4700 x √ 50
kg/cm2
= 33234.02 MPa

= 338887.3 kg/cm2

π
I = Momen inersia penampang = × D4
64
π 4
= × 80
64
= 2010619,298 cm4
D = Diameter tiang pancang = 80 cm

Perhitungan :

β=

4 Kh× D 4
4 × EI
=
√ 4,5 ×80
4 ×(33234.02 x 2010619,298)
¿ 0,00606

Safety Factor (SF) diambil 2


SF 2
Zr = = = 330,14 cm = 3,3 m
β 0,00606
Elevasi Dermaga = 4,4 m
Hv = Zr + (kedalaman dasar + elevasi dermaga)
= 3,3 m + (7.88 m + 4,4 m)
≈ 15.58 m = 16 m

Ananda Dwi S.K 21010115120025 42


Puteri Fauziyah C 21010115120070
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

Sehingga, fixity point yang direncanakan adalah 16 m dari


elevasi dermaga meuju dasar laut yang direncanakan.

Elevasi lantai dermaga = 4,4 m

Kedalaman dasar laut = 7.88 m

x = 3,3 m

Gambar 5.7 Hasil Perhitungan Fixity Point Tiang Pancang

Ananda Dwi S.K 21010115120025 43


Puteri Fauziyah C 21010115120070
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

3. Model Struktur
Dermaga yang direncanakan memiliki panjang 23 m dan
lebar 26 m. dengan menggunakan aplikasi SAP 2000 V.14,
struktur dermaga beserta bebannya dimodelkan.

Gambar 5.7. Model Struktur Dermaga (3D Model SAP2000)

Gambar 5.8 Model Struktur Walkway (Mooring Dolphin)


(3D Model SAP2000)

Ananda Dwi S.K 21010115120025 44


Puteri Fauziyah C 21010115120070
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

5.4. Perhitungan Beban Struktur Dermaga


Beban yang bekerja pada dermaga dapat dibedakan menjadi
beban vertikal dan beban horisontal. Beban vertikal meliputi berat
sendiri bangunan dermaga, beban hidup, beban uplift, dan
sebagainya. Beban horisontal dibedakan meliputi gaya benturan
kapal ketika kapal merapat ke dermaga (gaya sandar, berthing
forces) dan gaya tambat (mooring forces), yaitu gaya yang
ditimbulkan ketika kapal bertambat di dermaga yang disebabkan
oleh angin, arus dan gelombang.

5.4.1. Beban Vertikal


1) Beban Mati
Berat sendiri material yang diperhitungkan dalam perencanaan
adalah sebagai berikut :
- Beton Bertulang = 2400 kg/m3
- Baja = 7850 kg/m3
- Beban Pelat = 2400 × 0,3 = 720 kg/m3
Beban mati akan dihitung menggunakan software SAP2000 dengan
melakukan proses sebagai berikut:
1. Pemodelan struktur dermaga
2. Mendefinisikan karakteristik material
3. Mendefinikan dimensi elemen
4. Mendefinisikan kasus pembebanan (Load Cases)
Input Load Name : DEAD
Load Type : DEAD
Self Weight Multipler : 1

Ananda Dwi S.K 21010115120025 45


Puteri Fauziyah C 21010115120070
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

Gambar 5.9 Input Dead Load pada SAP2000

Ananda Dwi S.K 21010115120025 46


Puteri Fauziyah C 21010115120070
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

2) Beban Hidup
Beban yang diakibatkan oleh orang atau peralatan yang bergerak
sifat sementara yang membebani struktur. Beban hidup yang
diperhitungkan adalah sebagai berikut :

 Beban Dump Truck

Gambar 5.10 spesifikasi dump truck

(Sumber : Website PT. Hino Motors http://hino.co.id/id/product/detail/hino500-


series/dump-new-ranger)

 Perhitungan beban hidup akibat truck sebagai berikut :

Wtruck : Berat truk kosong = 8,100 ton

Wbeban : Beban maksimum truck = 26 ton

Wtotal : Wtruck + Wbeban = 8,1 ton + 26 ton

= 34,1 ton

Ltruck : Panjang antar as = 4,830 m

Btruck : Lebar antar ban dalam 1 as = 2,490 m

Ananda Dwi S.K 21010115120025 47


Puteri Fauziyah C 21010115120070
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

Atruck : Ltruck x Btruck = 4,830 m x 2,490 m

= 12,027 m2

W total
Qtruck : Beban truck pada pelat =
A truck

34,100ton
= 2
12,027 m
= 2,835 ton/m2

2
- Beban Hidup Merata 40 kN/m Menurut OCDI of Japan 2009 pada
lantai dermaga

Gambar 5.11 Spesifikasi Tabel OCDI Untuk Beban Hidup

Sehingga dari pertimbangan-pertimbangan yang ada, beban hidup yang


digunakan adalah beban menurut OCDI of Japan 2009. Hal ini dikarenakan
besar beban yang ada pada OCDI of Japan 2009 baik merata maupun terpusat
sesuai dengan fungsi dermaga untuk kapal ferry 5000 GT.

qbeban = 15 KPa = 1,5 ton/m2 (Merata)

Ananda Dwi S.K 21010115120025 48


Puteri Fauziyah C 21010115120070
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

P beban = 200 kN = 20 ton (Terpusat)


Gambar 5.12 Live Load Dermaga (SAP2000)

3) Beban Uplift
Lantai dermaga yang dekat dengan permukaan air
dibawahnya, maka gaya gelombang dapat berdampak pada bagian
bawah dermaga (Gaya Uplift) tergantung pada kondisi gelombang
dan bentuk structural plat / lantai dermaga. Oleh sebab itu, kondisi
ini perlu diperhitungkan terhadap gaya uplift. Total gaya Uplift
yang terjadi pada lantai dermaga :

Ananda Dwi S.K 21010115120025 49


Puteri Fauziyah C 21010115120070
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

P=4×ɣ×g×H
Dimana :
P = Beban Uplift (KN/m2)
ɣ = Berat jenis air laut (1,025 ton / m3)
g = Gaya gravitasi (9,81 m2/s)
H = Tinggi gelombang (3,61m)
(Sumber : OCDI 1999, halaman 124)

Elevasi lantai = +4,4 m

HHWL = 2,88 m 3,61 m

LLWL = 0,000 m

Gambar 5.20 Sketsa Beban Uplift Pada Dermaga

Perhitungan Gaya Uplift :


P =4×ɣ×g×H
= 4 × 1.025 × 9.81 × 3.61
= 145.198 KN / m2

Dikarenakan posisi lantai dermaga berada jauh dengan permukaan


air di bawahnya, maka gaya uplift pada bagian dermaga boleh
dianggap tidak berpengaruh terhadap struktur dermaga.

Ananda Dwi S.K 21010115120025 50


Puteri Fauziyah C 21010115120070
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

Gambar 5.13 UpliftLoad Dermaga (SAP2000)

Ananda Dwi S.K 21010115120025 51


Puteri Fauziyah C 21010115120070
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

5.4.2. Beban Horizontal


1). Gaya Sandar (Berthing Force)

Besarnya benturan kapal maksimum yang terjadi apabila


kapal bermuatan penuh bersandar ke dermaga. Sudut sandar yang
direncanakan adalah sebesar 900 terhadap sisi muka dermaga yang
menghadap ke laut. Rumus yang digunakan untuk menghitung
gaya benturan tersebut adalah:
2
W ×V
E= ×Cm ×Ce ×Cs × Cc
2× g

Dimana:

E : Energi benturan (ton.m)


V : kecepatan kapal saat merapat (m/s)
W : Displacement kapal (ton)
α : sudut tambat kapal (900)
g : gravitasi bumi (9,81 m/s2)
Cm : koefisien massa
Ce : koefisien eksintrisitas
Cs : koefisien kekerasan (untuk dermaga, Cs = 1)
Cc : koefisien bentuk tambatan (untuk dermaga, Cc = 1)

Kecepatan merapat kapal merupakan salah satu faktor penting


dalam perencanaan dermaga dan sistem fender, yang dapat
ditentukan dari nilai pengukuran atau pengalaman. Secara umum
kecepatan merapat diberikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 5.1. Tabel Kecepatan Merapat Kapal Dermaga

(Bambang Triatmodjo,1999)

Ananda Dwi S.K 21010115120025 52


Puteri Fauziyah C 21010115120070
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

Direncanakan jenis kapal yang berlabuh/bersandar di dermaga


adalah:
- Tipe Kapal : Kapal Ferry
- Tonase : 5000 GT
- Loa (Length Overall) : 104 m
- Lebar Kapal : 17.1 m
- Draft Kapal : 3.6 m
- Lpp : 92 m
- Displacement G : 3580
- γ 0(Berat Jenis Air Laut) : 1.025 ton/m3

Koefisien-koefisien yang dicari dengan formula berikut ini:

1. DWT (Dead Weight Tonnage)


DWT = GT/0.541
= 5000/0.808
= 6188 ton
2. W = DT (Displacement Tonnage)
DT = 0.506 + 0.904 x log DWT
= 0.506 + 0.904 x log (6188)
= 7077,321 ton
3. C B (Koefisien Blok)
MD
CB = LBP × B × D × р SW

Keterangan :
M D = Displacement of vessel (t)
LBP = Length between perpendiculars (m)
B= Lebar kapal (m)
D = Draft kapal (m)
рSW = Kepadatan air laut = 1,025 t/m3

LBP = 0,613 + 0,401 Log (GT)

Ananda Dwi S.K 21010115120025 53


Puteri Fauziyah C 21010115120070
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

= 0,613 + 0,401 Log (5000)


= 2.096 m
M D = C B × LBP × B × D × р SW

= 0.65 × 2.096 × 17.1 × 3.6 × 1.025


= 85.978 ton
85.978
Cb = 2.096 ×17.1× 3.6 ×1.025

= 0.65
4. C M (Koefisien Massa)
K c 1.36
= = 0.37
D 3.6
Maka :

C M =1.875−0.75 [ ]
Kc
D
Keterangan :
Kc = Under keel clearance (m)
D = Draft kapal (m)

C M =1.875−0.75
[ ]
1.36
3.6
= 1.592
5. Ce (Koefisien Eksentrisitas)
r
Dari grafik hubungan dan Cb diperoleh pada gambar berikut:
Loa

Ananda Dwi S.K 21010115120025 54


Puteri Fauziyah C 21010115120070
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

Gambar 5.14. Grafik r/Loa (Sumber : Pelabuhan Laut,


Bambang Triadmojo, 2010)

r
=0,238
Loa

r =0,238 × Loa

Untuk kapal yang bersandar di dermaga :

1
l= × Loa
4

1
= × 104
4

= 26 m

Untuk bresting dolphin :

1
l= x Loa
6

1
= x 104
6

= 17.3 m

Dimana :

Ananda Dwi S.K 21010115120025 55


Puteri Fauziyah C 21010115120070
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

L : Jarak sepanjang muka air dari pusat berat kapal sampai titik
sandar kapal (m) (untuk dermaga l = 0,25 x Loa)

r : Jari-jari kelengkungan sisi haluan kapal (m)

Loa : Panjang kapal (m)

r =0,238 ×104 m=24.752 m

Untuk dermaga :

1 1
Ce= = =0.47
() ( )
2 2
l 0.25 × 104
1+ 1+
r 24.752

Untuk bresting dolphin :

1 1
Ce= = =0.6
( rl ) ( )
2 2
17.3 7
1+ 1+
24.752

6. Cs (Koefisien Kekerasan)
Cs = 1
7. Cc (Koefisien Bentuk)
Cc = 1
8. Vx (Kecepatan Merapat Kapal)
Vx = 0.2 m/s
9. Komponen kecepatan dalam arah tegak lurus sisi dermaga (m/d)
V = v sin 10
= 0.2 sin 10
= 0,035 m/s
Maka dapat dihitung energi benturan kapal sebagai berikut:
Untuk Dermaga :
W ×V2
E= ×Cm ×Ce ×Cs × Cc
2× g
2
7077.321 ×(0.2× sin ( 10 ) )
0
E= ×1.59 ×0.47 × 1×1
2 × 9.81

Ananda Dwi S.K 21010115120025 56


Puteri Fauziyah C 21010115120070
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

E=0.329 ton−m

Untuk bresting dolphin :


2
W ×V
E= ×Cm ×Ce ×Cs × Cc
2× g
2
7077.321 ×(0.2× sin ( 100 ) )
E= ×1.59 ×0.67 × 1×1
2 × 9.81
E=0.464 ton−m

Tabel 5.2 Tabel SF (PIANC 2002)

Type Size SF
Tanker, Bulk, Cargo Largest 1,25
Smallest 1,75
Container Largest 1,5
Smallest 2
General 1,75
Cargo
Ro-Ro, Ferries ≥2,0
(Sumber : PIANC 2002)
Dari perhitungan didapat besarnya energi benturan kapal (Edolphin) pada
dolphin adalah 4.67 tonm, sedangkan energi benturan kapal (Edermaga) pada
dermaga adalah 3.457 tonm. Pada fender, energi benturan kapal yang diterima
adalah sebesar 50% karena 50% yang lain dari energi benturan kapal disalurkan
kembali ke kapal.

Perencanaan Fender
Fungsi utama dari sistem fender adalah untuk mencegah kerusakan
pada kapal dan dermaga pada waktu kapal merapat ke dermaga. Pada
waktu kapal merapat dan bertambat di dermaga terjadi benturan,
gesekan dan tekanan antara kapal dan dermaga. Gaya-gaya yang
timbul pada wak- tu penambatan kapal adalah benturan kapal, gesekan
antara kapal dan der- maga dan tekanan kapal pada dermaga. Gaya-
gaya tersebut dapat menye- babkan kerusakan pada kapal dan struktur
dermaga. Untuk mencegah ke- rusakan tersebut di depan sisi dermaga

Ananda Dwi S.K 21010115120025 57


Puteri Fauziyah C 21010115120070
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

dipasang fender yang dapat me- nyerap energi benturan. Jumlah


energi yang diserap dan gaya maksimum yang diteruskan pada
struktur dermaga digunakan untuk menentukan jenis dan ukuran
fender.

Beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan tipe fender adalah


kondisi gelombang, arus dan angin, ukuran kapal, kecepatan dan atah
kapal pada waktu merapat ke dermaga, keberadaan kapal tunda untuk
membantu penambatan, tipe dermaga, dan juga ketrampilan nahkoda
kapal.

Prosedur Perencanaan Fender


Perencanaan sistem fender didasarkan pada hukum kekekalan energi.
Energi benturan kapal dengan dermaga sebagian diserap oleh sistem
fender sedang sisanya diserap oleh struktur dermaga. Struktur
dermaga yang sangat kaku dianggap tidak menyerap energi benturan,
sehingga energi ditahan oleh sistem fender. Prosedur perencanaan
fender diberikan berikut ini :
a. Menentukan energi benturan kapal, yang didasarkan pada kapal
terbesar yang merapat di dermaga.
b. Menentukan energi yang dapat diserap oleh dermaga. Energy
tersebut sama dengan setengah gaya reaksi fender (F) dikalikan
dengan defleksinya (d), E = Fd/2.
c. Energi yang akan diserap oleh fender adalah energi yang
ditimbulkan oleh benturan kapal dikurangi energi yang diserap
dermaga.
d. Pilih fender yang mampu menyerap energi yang sudah dihitung di
atas berdasar karakteristik fender yang dikeluarkan oleh pabrik
pembuatnya.

Hubungan Energi dan Gaya

Ananda Dwi S.K 21010115120025 58


Puteri Fauziyah C 21010115120070
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

Kapal yang merapat ke dermaga membentuk sudut terhadap sisi


dermaga dan mempunyai kecepatan tertentu. Dalam perencanaan
fender dianggap bahwa kapal bermuatan penuh dan merapat dengan
sudut 10° terhadap sisi depan dermaga. Pada saat merapat tersebut sisi
depan kapal membentur fender, dan menimbulkan energi benturan
yang diserap oleh fender dan dermaga. Kecepatan merapat kapal
diproyeksikan dalam arah tegak lurus dan memanjang dermaga.
Komponen dalam arah tegak lurus sisi dermaga diperhitungkan untuk
merencanakan fender.

Gambar di bawah menunjukkan kapal yang membentur dermaga pada


saat merapat. Karena benturan tersebut fender memberikan gaya reaksi
F. Apabila d adalah defleksi fender, maka terdapat hubungan berikut
ini :

Gambar Benturan Kapal Pada Dermaga

Energi yang membentur dermaga adalah 1/2𝐸, maka energi benturan


yang disebabkan oleh kapal yang diserap fender (F) adalah
Pada Dermaga :
E
F=
2
0.329
=
2
= 0.165 ton-m
Pada Bresting Dolphin :
E
F=
2

Ananda Dwi S.K 21010115120025 59


Puteri Fauziyah C 21010115120070
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

0.464
=
2
= 0.232 ton-m

Untuk nilai faktor keamanan dari energi benturan kapal dapat


menggunakan tabel dibawah ini :

Tabel 5.2 Tabel SF (PIANC 2002)

Type Size SF
Tanker, Bulk, Cargo Largest 1,25
Smallest 1,75
Container Largest 1,5
Smallest 2
General 1,75
Cargo
Ro-Ro, Ferries ≥2,0
(Sumber : PIANC 2002)

Dari perhitungan didapat besarnya gaya benturan kapal terhadap


dermaga (F) adalah 0.329 t.m pada dermaga dan 0.464 pada berthing dolphin.
Dari energy abnormal yang diserap fender adalah
Pada Dermaga :
EA = Fs ×EN
= 2 × 0.329
= 0.658 ton-m
= 6.58 kNm
Pada Berthing Dolphin :
EA = Fs ×EN
= 2 × 0.464
= 0.928 ton-m
= 9.28 kNm

Maka dapat dicari tipe fender yang cocok dari perhitungan tersebut yaitu
Tabel 5.3 Dimensi Fender Type V

Ananda Dwi S.K 21010115120025 60


Puteri Fauziyah C 21010115120070
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

Tabel 5.3 Kapasitas Fender Type CSS

Ananda Dwi S.K 21010115120025 61


Puteri Fauziyah C 21010115120070
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

Gambar 5.15 Fender Tipe V

Maka :

W 2
F= ×v
2× g × d Fender

Keterangan :

F = Gaya bentur yang di serap fender (ton)

𝑑𝑓𝑒𝑛𝑑𝑒𝑟 = Defleksi fender (m)

V = Komponen kecepatan dalam arah tegak lurus sisi dermaga (m/d)

W = Displacement / berat kapal (ton)

g = Percepatan grafitasi (m/d²)

W 2
F = ×v
2× g × d Fender

7077.321 2
= × 0,026
2× 9.81× 0.45

F = 0.543 ton < 75 ton

Dari perhitungan tersebut, untuk dermaga dipilih fender jenis V 1000 dengan
kemampuan menyerap energi sebesar 122.83 kNm dan gaya yang diteruskan
sebesar 119 kN. Sedangkan untuk dolphin digunakan fender jenis V 250x1000
RM dengan kemampuan menyerap energy sebesar 11,76 kNm dan gaya yang
diteruskan sebesar 147 kN.

Ananda Dwi S.K 21010115120025 62


Puteri Fauziyah C 21010115120070
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

Gambar 5.16 (a). Berthing Load pada Struktur Dermaga (SAP2000)

Ananda Dwi S.K 21010115120025 63


Puteri Fauziyah C 21010115120070
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

Posisi Daerah yang Dilindungi


Tipe fender yang digunakan dan penempatannya pada sisi depan
dermaga harus dapat melindungi dan menyerap energi benturan dari semua
jenis dan ukuran kapal untuk berbagai elevasi muka air laut. Fender dapat
melindungi dermaga benturan kapal besar, tetapi untuk ukuran kapal yang
lebih kecil fender tersebut tidak berfungsi dengan baik. Untuk dapat
melindungi dermaga terhadap benturan kapal dari berbagai ukuran maka
digunakan fender yang lebih panjang. Dalam arah horisontal jarak antara
fender harus ditentukan sedemikian rupa sehingga dapat menghindari
kontak langsung antara kapal dan dinding dermaga.
Persamaan berikut dapat digunakan untuk menentukan jarak maksimum
antara fender :

L = 2 x √ r 2−( r −h )2
( Berdasarkan Bambang Triadtmodjo, hal 277, 2009 )

Dimana :

L = Jarak maksimum antar fender (ton)

r = Jari – jari kelengkungan sisi haluan kapal (m2)

h = Tinggi fender (m)

Untuk jarak antar fender diperoleh hasil :

L = 2 x √ r 2−( r −h )
2

Keterangan :

L : Jarak maksimum antar fender (m)

r : Jari – jari kelengkungan sisi haluan kapal (m)

h : Tinggi fender (m)

L = 2 x √ r 2−( r −h )2

= 2 x √(24.752)2−( 24.752−1 )2

Ananda Dwi S.K 21010115120025 64


Puteri Fauziyah C 21010115120070
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

= 13.928 m = 13 m ( disesuaikan dengan jarak antar tiang pancang )

Jadi jarak maksimum antar fender pada dermaga berjarak 13.928 m, dan
digunakan jarak antar fender 13 m.

Ananda Dwi S.K 21010115120025 65


Puteri Fauziyah C 21010115120070
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

2). Gaya Tambat Akibat Angin (Mooring Force)

Angin yang berhembus ke kapal yang ditambatkan akan


menyebabkan gerakan kapal yang bisa menimbulkan gaya pada
dermaga. Apabila arah angin menuju ke dermaga, maka gaya
tersebut berupa gaya benturan ke dermaga. Sedangkan jika
arahnya meninggalkan dermaga akan menyebabkan gaya tarikan
kapal pada alat penambat. Besarnya gaya angin tergantung pada
arah hembusan angin, dapat dihitung dengan rumus:
1. Gaya longitudinal apabila angin datang dari arah haluan
Rw = 0,42 Qa Aw
Keterangan :
𝑅𝑤 = Gaya akibat angin (kN)
Q𝑎 = Tekanan angin (kg/m²)
Aw = Proyeksi bidang yang tertiup angin (m²)
2. Gaya longitudinal apabila angin datang dari arah buritan
Rw = 0,5 Qa Aw
Keterangan :
𝑅𝑤 = Gaya akibat angin (kN)
Q𝑎 = Tekanan angin (kg/m²)
Aw = Proyeksi bidang yang tertiup angin (m²)
3. Gaya lateral apabila angin datang dari arah lebar
Rw = 1,10 Qa Aw
Keterangan :
𝑅𝑤 = Gaya akibat angin (kN)
Q𝑎 = Tekanan angin (kg/m²)
Aw = Proyeksi bidang yang tertiup angin (m²)

Dengan Qa = 0,063 V2

Dimana:
V = Kecepatan angin (m/s) (71.63 knot = 36.82
m/s)
Qa : Tekanan angin (kg/m2)

Ananda Dwi S.K 21010115120025 66


Puteri Fauziyah C 21010115120070
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

: 0.063 x (36.82)2 = 85.39 kg/m2


Aw : Proyeksi bidang yang tertiup angin
Arah longitudinal
(AwL) = lebar kapal x (tinggi kapal – draft)
= 17.1 x (5.6– 3.6)
2
= 34.2 m
1. Gaya longitudinal apabila angin datang dari haluan
0
(α = 0 ) (RwL)
RwL = 0.42 x 85.39 x 34.2
= 1226.68 kg
= 1.22 ton
2. Gaya longitudinal apabila angin datang dari buritan
0
(α = 180 ) (RwL)
RwL = 0.5 x 85.39 x 34.2
= 1460.33 kg
= 1.46 ton
3. Gaya lateral apabila angin datang dari arah lebar
0
(α = 90 ) (RwT)
RwT = 1.1 x 85.39 x 34.2
= 3212.74 kg
= 3.21 ton

Angin dominan datang dari arah timur, sehingga dihitung


angin datang dari arah lebar kapal (lateral) maka terpilih Rw =
3212.74 kg mengenai struktur Mooring dolphin dan untuk
struktur dermaga diambil angin timur dari arah buritan kapal
dengan Rw = 3.21 ton
Beban angin di asumsikan mengenai fender-fender maka :
Untuk Dermaga :
Rw 3.21
Rw tiap joint = = = 3.21 ton
n 1

Ananda Dwi S.K 21010115120025 67


Puteri Fauziyah C 21010115120070
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

Untuk Mooring Dolphin :


Rw 3.21
Rw tiap joint = = = 0.535 ton
n 6

3). Gaya Tambat Akibat Arus (Mooring Force)

Seperti halnya angin, arus yang bekerja pada bagian kapal


yang terendam air juga akan menyebabkan terjadinya gaya pada
kapal yang kemudian diteruskan pada alat penambat dan
dermaga. Besar gaya yang ditimbulkan oleh arus diberikan oleh
persamaan berikut ini :
2
V
R f =C c γ w A c ( )
2g
dimana:
Ra : Gaya akibat arus (kg)
Ac : Luas tampang kapal yang terendam air (m2)
: B x draft kapal
: 17.1 x 3.6 = 61.56 m2
γw : Rapat massa air laut (1025 kg/m3)
Vc : Kecepatan arus (m/s)
: 0.394 m/s
Cc : Koefisien tekanan arus
Tabel 5.4 Tabel nilai Cc

Kondisi Nilai C
Air dalam 1,0 – 1,5
Kedalaman air/draft kapal = 2 2,0
Kedalaman air/draft kapal = 1,5 3,0
Kedalaman air/draft kapal = 1,1 5,0
Kedalaman air/draft kapal = 1 6,0

Kedalaman air/draft kapal = 5 / 3.6


= 1.38
Interpolasi :
Cc = 5 – (1.38 – 1.1) × 20 : 4 = 3.55

Ananda Dwi S.K 21010115120025 68


Puteri Fauziyah C 21010115120070
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

Arus datang dari arah timur (membentuk sudut α = 62ᵒ),


sehingga dihitung arah datang arus dari arah lebar kapal.
V2
R f =C c γ w A c ( )
2g

R f =3.55 x 1025 x 61.56(0,394 2


2 x 9,81 )
=1775,10 kg=1.775 ton

Gaya akibat arus adalah sebesar 1.775 ton, masih lebih kecil
terhadap gaya reaksi fender (R)
Ra < R = 1.775 ton < 97.5 ton. Sehingga fender pada Dermaga
Tanjung Perak yang direncanakan menggunakan fender karet
seibu V karena memenuhi pesyaratan spesifikasi.
Beban arus diasumsikan mengenai penambat maka :
Untuk Dermaga :
Rf 1.775
Rf tiap joint = = = 1.775 ton
n 1

Untuk Mooring Dolphin :


Rw 1.775
Rw tiap joint = = = 0.296 ton
n 6

Menghitung Dimensi dan tulangan Bollard (Beton):

Tabel 5.5 Gaya Tarikan Kapal

Bobot Kapal
Gaya Tarik Bollard (ton) Gaya Tarik Bitt (ton)
(GRT)

2001-3000 35 35

3001-5000 45 35

5001-10000 70 50

10001-15000 100 70

15001-20000 100 70

Ananda Dwi S.K 21010115120025 69


Puteri Fauziyah C 21010115120070
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

(Sumber: Perencanaan Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 2009)

Berdasarkan spesifikasi kapal yang digunakan untuk


merencanakan dermaga, nilai GT kapal ferr = 5000 Berdasarkan
Tabel 5.5 maka gaya tarik bollard adalah 45 ton.

Ananda Dwi S.K 21010115120025 70


Puteri Fauziyah C 21010115120070
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

(Sumber:http://elastomerbearingpadelastomerjembatan.blogspot.com/
2013/07/bollard-dermaga-bollard-dermaga.html?m=1)

Berdasarkan Tabel 5.6 dengan gaya tarik bollard sebesar 45 ton, digunakan
bollard dengan tipe CVS-50.

Mu Bollard = F x h

1
= 45 ton x ( x 280+330+170) mm
2

= 45 ton x 640 mm

= 44800 tonmm= 448000 kNmm

T=70 ton
h=640mm
Ananda Dwi S.K 21010115120025 71
Puteri Fauziyah C 21010115120070
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

Gambar 5.17 Gaya yang bekerja pada Bollard Rencana

Ananda Dwi S.K 21010115120025 72


Puteri Fauziyah C 21010115120070
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

Tabel 5.7 Jarak Bollard pada Dermaga

Ukuran Kapal Jarak maksimum ( m ) Jumlah Bollard Minimum


2001 - 5000 20 6
5001 – 20000 25 6
20001 - 51000 35 8
(Sumber : Bambang Triatmojo , 2009 )

Dari Tabel 5.7 di atas, maka untuk ukuran kapal sebesar


5000 GT memiliki jarak maksimum bollard 20 meter dengan
jumlah minimum bollard sebanyak 6 buah. Total Bollard yang akan
dipasang berjumlah 10 buah, direncanakan akan dipasang 2 Bollard
pada masing-masing Struktur Dermaga dengan jarak 18 meter dan
total 8 Bollard pada Struktur Mooring Dolphin bollard dengan
jarak 21 meter.

Gambar 5.18 Mooring Load pada Struktur Dermaga (SAP2000)

Ananda Dwi S.K 21010115120025 73


Puteri Fauziyah C 21010115120070
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

 Desain Penulangan Bollard


Dimensi bollard (D) = 50 cm = 500 mm
Mutu beton (f’c) = 40 Mpa
f ' c−28
β = 0,85 – [( ) x 0,05]
7
40−28
= 0,85 – [( ) x 0,05]
7
= 0,7642
Mutu baja (fy) = 400 Mpa
Ø tulangan pokok = 19 mm
Ø tulangan polos = 12 mm
Selimut beton = 80 mm
a. Mencari batas-batas rasio tulangan (min,b,max)
 Rasio tulangan minimum (min) (SNI 2847:2013 Pasal 10.5.1)
0,25 √ f ' c 0,25 √ 40
min = = = 0,00395
fy 400
1,4 1,4
min = = = 0,0035
fy 400
Digunakan nilai min yang terbesar yaitu 0,0039
 Rasio tulangan kondisi balance (b)
0,85 f ' c 600 0,85 x 0,8357 x 40 600
b = × = ×
fy 600+ fy 400 600+ 400
= 0,0426
 Rasio tulangan maksimum (max)
fy 400
c+ 0,003+
max = Es 200000
x b= x 0.0426
c+ s 0,003+ 0,005
= 0,0266
b. Design penulangan
fy 400
- m= = = 11,765
0,85 f ' c 0,85(40)
- d bollard = 500 – ( 80 + 12 + 19/2) = 400 mm
Mu 448000 000
- Rn = 2 = 2 = 6,2
bd (0,9)(500)(400)

Ananda Dwi S.K 21010115120025 74


Puteri Fauziyah C 21010115120070
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

- =
1
m[ √
1− 1−]2 m Rn
fy

=
1
[ √
11,765
1− 1−
2(11,765)(6,2)
400 ]
= 0,0172
Diketahui bahwa  <  max, maka digunakan 
- As perlu =  b d = 0,0172 (500) (400) = 3440 mm2
Tulangan yang akan dibutuhkan
3440
As perlu
= 1 2 = 12,133 = 13 tulangan
A tulangan ( 19 )
4
1 1
- As terpasang = n ( 2) = 13 x 192 = 3685,874 mm2
4 4
- As terpasang > Asperlu  OKE
500 – (13 x 19)
- Spasi tulangan = = 101,83 mm = 100 mm
13
(OK)
Jadi, tulangan yang digunakan yaitu 13D19 mm, dengan
tulangan sengkang menggunakan tulangan polos Ø12-250 mm
13D19
Ф12-250

x=100 mm

D=500 mm

Gambar 5.19 Penampang leher Bollard Diameter 500 mm

1) Beban Gelombang
Beban gelombang pada dermaga meliputi beban gelombang pada
struktur tiang dan beban gelombang pada tepi dermaga.
a. Beban Gelombang pada Struktur Tiang
Dalam perhitungan gaya gelombang pada tiang vertikal dengan
kondisi gelombang tidak pecah digunakan persamaan

Ananda Dwi S.K 21010115120025 75


Puteri Fauziyah C 21010115120070
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

(Morison,1950). Total gaya gelombang yang terjadi pada


struktur tiang adalah :
1 sinh 2 kh+2 kh
Fd max = ρ gCdH2
16 sinh 2 kh
π
Fi max = ρgCmD2H tanh (kh)
8
di mana :
Fdmax = gaya drag maksimum (N).
Fimax = gaya inersia maksimum (N).
ρ = Berat jenis air laut (1025 kg/m3).
g = Percepatan gavitasi (9,81 m/s2).
D = Diameter tiang pancang (0,8 m)
H = Tinggi gelombang (3.61 m).
h = Kedalaman air laut (7.88m).
T = Periode gelombang (7.22 detik).
L = Panjang gelombang (m).

L0 = 1,56T2
= 1,56 (7.22)2
= 81.320 m.
d 7.88
= = 0,097
Lo 81.320
d
Dengan nilai = 0,097 dari lampiran (Triatmodjo,2009)
Lo
d
maka didapat nilai = 0,13308
L
d 7.88
maka nilai L = = = 59.2125 m.
0,13308 0,13308

k = bilangan gelombang ( )
L
2π 2π
= = 0,106
L 59.2125

ω = frekuensi gelombang ( )
T
2π 2π
= = 0,870
T 7.22
Cd = koefisien drag = 1.

Ananda Dwi S.K 21010115120025 76


Puteri Fauziyah C 21010115120070
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

Cm = koefisien inersia = 1,592 (Pada perhitungan


sebelumnya )
Maka perhitungan gaya gelombang yang terjadi pada struktur
tiang adalah :
1 sinh 2 kh+2 kh
Fd max = ρ gCdH2
16 sinh 2 kh
1
= x1025x9,81x1x(3.61)2
16
sinh ( 2 x 0,106 x 7.88 ) + ( 2 x 0,106 x 7.88 )
sinh ( 2 x 0,106 x 7.88 )
= 13522.802 N
π
Fi max = ρgCmD2H tanh (kh)
8
π
= x 1025 x 9.81 x 1.592 x (0.8) 2 x 3.61 x tanh (0,106
8
x 7.88)
= 9928.967 N
Total gaya horizontal pada struktur tiang adalah :

Fx = 13522.802 x (cos(0,870x1))2 - 9928.967 x


sin(0,870x1)
= 1600.571 N

Beban terpusat dikonversi menjadi beban merata segitiga


dengan panjang tiang pancang terkena pengaruh gelombang =
Hv- (Elev Dermaga – x) = 16 – (4,4– 3,3) = 14.9 m. Maka
didapatkan
2 x Fx 2 x 1600.571
qx = = = 214.84 N/m
Ltp 14.9

b. Beban Gelombang pada Tepi Dermaga


Gaya gelombang pada tepi dermaga diturunkan dari The
Overseas Coastal Area Development Institute of Japan, 2009 :

Ananda Dwi S.K 21010115120025 77


Puteri Fauziyah C 21010115120070
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

ρ gH
P= x {(sinh k(h+s+t) – sinh k(h+s))}
2 k cosh(kh)

Gambar 5.32 Sketsa Definisi Gaya Gelombang

Dimana :
P = Gaya gelombang pada dermaga (N/m).
ρ = Berat jenis air laut (1025 kg/m3).
g = Percepatan gavitasi (9,81 m/s2).
h = Kedalaman air laut (7.88 m).
H = Tinggi gelombang (3.61 m).
k = Bilangan gelombang (0.106).
L = Panjang gelombang (59.21 m).
T = Periode gelombang (7.22 detik).
t = Tebal plat (0,3 m).
S = Elevasi dermaga – HHWL - t
= 4.4 – 2.88 – 0,3 = 1,21 m
maka gaya gelombang yang terjadi pada tepi dermaga adalah :
ρ gH
P = x {(sinh k(h+s+t) – sinh k(h+s))}
2 k cosh(kh)
1025 x 9,81 x 3.61
= x {(sinh (0,106 x
2(0,106) cosh(0,106 x 7.88)
(7.88+1,21+0,3) – sinh (0,106)(7.88+1,21))}
= 6042.386 N

Ananda Dwi S.K 21010115120025 78


Puteri Fauziyah C 21010115120070
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

Ananda Dwi S.K 21010115120025 79


Puteri Fauziyah C 21010115120070
Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

i. Beban Horizontal
1) Beban Gempa
a. Perhitungan Jenis Tanah Dasar
Berdasarkan data hasil penyelidikan tanah dengan menggunakan N-
SPT (Standard Penetration Test) dari Laboratorium Mekanika Tanah
Department Teknik Sipil Undip diperoleh hasil seperti dicamtumkan
pada Tabel dibawah.
Tabel Hasil penyelidikan tanah
(Sumber : Laboratorium Mekanika Tanah Department Teknik Sipil
Undip)
Kedalaman (m) Jenis Tanah SPT (N) d (m) di/Ni
(1) (2) (3) (4) (4)/(3)
-2 Lanau Kepasiran 20 2 0,100
-4 Lanau Kepasiran 15 2 0,133
-6 Lanau Kepasiran 10 2 0,200
-8 Lanau Kepasiran 5 2 0,400
-10 Pasir Kelempungan 3 2 0,667
-12 Pasir Kelempungan 1 2 2,000
-14 Lempung 1 2 2,000
-16 Lempung 1 2 2,000
-18 Lempung 1 2 2,000
-20 Lempung 10 2 0,200
-22 Lempung 15 2 0,133
-24 Lempung 18 2 0,111
-26 Lempung 25 2 0,080
-28 Lempung 28 2 0,071
-30 Lempung 30 2 0,067
30 10,163
N Rata - rata 6,1
Jenis Tanah Lunak
Dari hasil perhitungan nilai N-SPT rata-rata pada Tabel diatas
didapatkan hasil N-SPT rata-rata sebesar 10,163. Berdasarkan table
4.2 SNI Gempa 1726-2019 tentang klasifikasi situs, maka tanah
diklasifikasikan dalam jenis tanah lunak.

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 80

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

a. Analisis Sprektrum Response Gempa


Salah satu standard beban yang diperhitungkan dalam perencanaan
dermaga adalah beban gempa. Pada perencanaan gempa kali ini,
beban gempa didasarkan pada kurva respons spektrum yang telah
dikeluarkan oleh Puskim PU.
Dengan menggunakan software yang telah disediakan oleh Puskim
PU, didapatkan kurva percepatan respon spektrum desain untuk
wilayah Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur seperti pada
Gambar 5.12 dan Tabel 5.8 menunjukkan periode dan spektral
percepatan berikut.

Gambar 5.20 Kurva Desain Respon Spektrum (Puskim PU)

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 81

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

Tabel 5.8 Respon Percepatan Periode dan Spektral Percepatan (Puskim PU,2011)

Batuan (B) Tanah Keras (C) Tanah Sedang (D) Tanah Lunak (E)
0,32
0,320 0 0,320 0,320
PGA (g) PGA (g) PGA (g) PGA (g)
0,65
0,654 4 0,654 0,654
SS (g) SS (g) SS (g) SS (g)
0,24
0,241 1 0,241 0,241
S1 (g) S1 (g) S1 (g) S1 (g)
0,99
0,990 0 0,990 0,990
CRS CRS CRS CRS
0,93
0,930 0 0,930 0,930
CR1 CR1 CR1 CR1
1,08
1,141 0 1,180 1,141
FPGA FPGA FPGA FPGA
1,13
1,392 8 1,277 1,392
FA FA FA FA
1,55
3,035 9 1,918 3,035
FV FV FV FV
0,34
0,365 5 0,377 0,365
PSA (g) PSA (g) PSA (g) PSA (g)
0,74
0,910 4 0,835 0,910
SMS (g) SMS (g) SMS (g) SMS (g)
0,37
0,732 6 0,462 0,732
SM1 (g) SM1 (g) SM1 (g) SM1 (g)
0,49
0,607 6 0,557 0,607
SDS (g) SDS (g) SDS (g) SDS (g)
0,25
0,488 1 0,308 0,488
SD1 (g) SD1 (g) SD1 (g) SD1 (g)
0,10
0,161 1 0,111 0,161
T0 (detik) T0 (detik) T0 (detik) T0 (detik)
0,50
0,804 5 0,554 0,804
TS (detik) TS (detik) TS (detik) TS (detik)

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 82

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

Dari data yang didapat diatas, dapat dimasukkan nilai SDS dan
SD1 sebagai base input ke software SAP2000.
b. Kategori Desain seismic
Struktur bangunan dermaga mengacu pada SNI 1726:2012
mengenai kategori gempa, dapat diambil pada tabel-tabel berikut,

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 83

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

Tabel 5.9 Kategori Resiko Bangunan Gedung dan Non-


Gedung (SNI 1726:2012)

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 84

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

Berdasarkan Tabel 5.9 terkait kategori resiko bangunan


gedung dan struktur lainnya untuk beban gempa, struktur
bangunan dermaga termasuk dalam kategori risiko IV.

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 85

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

Tabel 5.10 Faktor Keutamaan Gempa (SNI 1726:2012)

Berdasarkan Tabel 5.10 terkait faktor keutamaan


gempa (Ie), faktor keutamaan untuk struktur bangunan
dermaga dengan kategori resiko (IV) adalah 1,50.

Mengacu pada Tabel 9 dalam SNI 1726:2012 maka


struktur harus didesain sebagai Struktur Rangka Pemikul
Momen Khusus (SPRPMK) dengan nilai Koefisien
Modifikasi Respons (R) = 8,00.

c. Gaya Geser Dasar Seismic


Data-data dan parameter yang telah ditentukan diatas
lalu dihitung gaya geser dasar seismik dan dicek terhadap
struktur.
 Respon spektra desain untuk Dermaga adalah :

Ss = 0.6638

S1 = 0.2960

 Koefisien situs

Berdasarkan data tanah yang tersedia, jenis tanah yang


diasumsikan berada di daerah Pelabuhan tersebut tergolong
jenis batuan (SB).

Tabel 5.11 Koefisien Situs, Fa (SNI 1726:2012)

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 86

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

Berdasarkan Tabel 5.11, dengan nilai Ss = 0.6638


dan jenis tanah sedang (SD) didapatkan koefisien situs
Fa dengan melakukan interpolasi.
0.6638−0.5 x−1.7
=
0.75−0.5 1.2−1.7
Fa = 1,3724

Tabel 5.12 Koefisien Situs, Fv (SNI 1726:2012)

Berdasarkan Tabel 5.12, dengan nilai S1 = 0.296 dan jenis


tanah lunak (SE) didapatkan koefisien situs Fv dengan melakukan
interpolasi

0.296−0. 2 x−3.2
=
0.3−0. 2 2.8−3.2

Fv = 2,816

 Maksimum Respon Akselerasi Spektral

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 87

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

SMS = Fa x Ss = 1,3724 x 0.6638= 0.911

SM1 = Fv x S1 = 2,816 x 0.296 = 0.8335

 Desain spectral respons akselerasi singkat dan periode-1 dan ke-


2

2 2
SDS = x SMS = x (0.911) = 0.6073
3 3

2 2
SD1 = x SM1 = x (0.8335) = 0.5556
3 3

 Periode Fundamental Pendekatan

Tabel 5.13 Nilai Parameter Perioda Pendekatan (SNI 1726:2012)

Ct = 0,0466 (struktur beton bertulang), diperoleh dari tabel 5.13

hn = 16 m

x = 0,9 diperoleh dari tabel 5.13

Ta = Ct x hnx

= 0,0466 x 16,000,9

= 0.565 detik

Tabel 5.14 Koefisien Untuk Batas Atas Pada Periode Yang


Dihitung (SNI 1726:2012)

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 88

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

Berdasarkan Tabel 5.14, dengan nilai SD1 = 0,5556 ( >0,4 )


maka didapatkan koefisien Cu = 1,4

Ta max = Cu x Ta

= 1,4 x 0,565

= 0,791 detik

Waktu getar alami struktur, T ≤ T(max)

Gambar 5.21 nilai T pada SAP 2000

T ≤ Ta max

0,604 ≤ 0,791 (OK) (dari midas nilai T)

maka digunakan T = 0,604 detik

 Koefisien Respon Seismik (Pasal 7.8.1.1 SNI 1726:2012)

SDS = 0,6073

SD1 = 0,5556

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 89

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

I = 1,50

R =8

T = 0,604 detik

SD 1
cs max = T ×( R )
Ie

0,692
= 8
0,604 ×( )
1,50

= 0, 164

SDs
cs = R
Ie

0,792
= 8
1,50

= 0,148

cs min = 0,044 x SDS x Ie ≥ 0,01

= 0,044 x 0,792 x 1,50

= 0,05 ≥ 0,01 (OK)

Di mana, cs min < cs < cs max


Maka dipakai Cs = 0,148

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 90

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

Perhitungan berat struktur

 Beban mati struktur

Rencana dimensi tebal platform dermaga = 0,30 meter.

Rencana dimensi balok = 50/70.

Rencana tiang pancang Pre-Cast = Ø 0,8m.

Pile cap mempunyai dimensi = 1,2 x 1,2 x 0.8 m.

Berat jenis beton γ = 2,400 ton/m3

Gaya Gempa Dermaga

1. Akibat berat sendiri platform

= luas dermaga x tebal platform x γ beton

= 119 x 0,30 x 2,4

= 85.68 ton

2. Akibat berat sendiri balok 50/70

= luas balok x bentang balok x γ beton

= (0.5 x 0.7) x (16 x 5 + (10+16) x 3 x 0.5) x 2.4

= 99.96 ton

3. Akibat berat sendiri pile cap tipe (42 Buah) (1,6x1,6x1)

= n x luas x tebal x γ beton

= 42 x ,1,6 x 1,6 x (1 - 0,3) x 2,4

= 180,64 ton

4. Akibat berat sendiri pile cap tipe (26 Buah) (1,8x1,6x1)

= luas x tebal x γ beton

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 91

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

= 26 x (1 - 0,3) x 1,8 x 1,6 x 2,4

= 125,8 ton

5. Akibat berat sendiri pile cap tipe 3 (4 Buah) (1,8x1,8x1)

= luas x tebal x γ beton

= 4 x (1 - 0,3) x 1,8 x 1,8 x 2,4

= 21,77 ton

6. Akibat berat sendiri tiang pancang (13 buah)

= jumlah x berat x panjang

= 13 x (641/1000) x m

= 632,28 ton

Total beban mati struktur

= akibat platform + akibat balok + akibat pile cap + akibat tiang


pancang

= 1476,4 ton

Gaya Gempa Trestle

1. Akibat berat sendiri platform

= luas x tebal platform x γ beton

= 1524.99 x 0,30 x 2,4

= 177,2 ton

2. Akibat berat sendiri balok 50/70

= n x luas x tebal balok x γ beton

= 80 x 0,5 x (1 - 0,3) x (3 – 1,6) x 2,4

= 53,76 ton

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 92

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

3. Akibat berat sendiri pile cap tipe 1

= n x luas x tebal x γ beton

= 20 x (1 - 0,3) x 1,6 x 1,6 x 2,4

= 86,02 ton

4. Akibat berat sendiri pile cap tipe 2

= n x luas x tebal x γ beton

= 24 x (1 - 0,3) x 1,8 x 1,6 x 2,4

= 116,12 ton

5. Akibat berat sendiri pile cap tipe 3

= n x luas x tebal x γ beton

= 4 x (1 - 0,3) x 1,8 x 1,8 x 2,4

= 21,77 ton

6. Akibat berat sendiri tiang pancang

= jumlah x berat x panjang x

= 16 x (641/1000) x 13,7 m

= 421,5216 ton

Total beban mati struktur

= akibat platform + akibat balok + akibat pile cap + akibat tiang


pancang

= 976,39 ton

Gaya Gempa Walkway

1. Akibat berat sendiri platform

= luas x tebal platform x γ beton

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 93

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

= (23 x 6) x 0,30 x 2,4

= 99,36 ton

2. Akibat berat sendiri balok 50/70

= luas x tebal balok x γ beton

= 22 x 0,5 x (1 - 0,3) x (3 – 1,6) x 2,4

= 14,78 ton

3. Akibat berat sendiri pile cap tipe 1

= n x luas x tebal x γ beton

= 0 x (1 - 0,3) x 1,6 x 1,6 x 2,4

= 0 ton

4. Akibat berat sendiri pile cap tipe 2

= n x luas x tebal x γ beton

= 12 x (1 - 0,3) x 1,8 x 1,6 x 2,4

= 58,06 ton

5. Akibat berat sendiri pile cap tipe 3

= n x luas x tebal x γ beton

= 4 x (1 - 0,3) x 1,8 x 1,8 x 2,4

= 21,77 ton

6. Akibat berat sendiri tiang pancang

= jumlah x berat x panjang

= 16 x (641/1000) x 16 m

= 140,5072 ton

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 94

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

Total beban mati struktur

= akibat platform + akibat balok + akibat pile cap + akibat tiang


pancang

= 33,48 ton

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 95

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

Gaya dasar seismik (V) (SNI 1726:2012 Pasal 7.8.1)

Gaya dasar seismic V dalam arah yang ditetapkan harus ditentukan sesuai
dengan persamaan berikut :

V = Cs x W

dimana :

Cs : koefisien respons seismik.

W : berat sismik efektif.

Maka perhitungan gaya dasar seismik yang terjadi adalah :


- V dermaga = 0,148 1476,39 = 118,2998ton = 1182,99 kN
- V trestle = 0,148 x 976,392 = 107,3462 ton = 1073,46 kN
- V Walkway = 0,148 x334,385= 38,094 ton = 380,94 kN

Tabel 5.15 pembagian nilai Vx dan Vy

Dermaga Trestle Walkway


V 118.299 107.346 38.094
Vx 15,728 7,571 14,631
Vy 17,695 22,713 3,658

Perbandingan Gaya Gempa Statik dan Dinamik

a. Gaya Gempa Statik


Pada gaya gempa statik data yang dimasukan pada software SAP 2000
V.14 menggunakan Load Pattern EQx (untuk arah x) dan EQy (untuk arah
y). Setelah itu menggunakan jenis beban Quake (gempa) dengan auto load
lateral pattern IBC2006 yang merupakan jenis peraturan gempa yang
umum digunakan saat menghitung gaya statik.

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 96

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

b. Gaya Gempa Dinamik


Pada gaya gempa statik data yang dimasukan pada software SAP 2000
V.14 menggunakan Load Case Gempa x (untuk arah x) dan Gempa y (untuk arah
y). Metode yang digunakan yaitu metode gaya gempa dinamik sehingga perlu
menggunakan data Response spectrum yang sesuai dengan lokasi perencanaan
dermaga dan data dari Diagram Spektra PUSKIM, 2011. Setelah itu
menggunakan jenis modal combination yang SRSS (Square Root of the Sum of
Squares) karena jika menggunakan CQC (Complete Quadratic Combination)
untuk selisih waktu getar alami yang berdekatan (selisih < 15 %) tetapi hasilnya
tidak memenuhi sehingga digunakan jenis modal combination SRSS yang sesuai.

Gambar 5.22 Gaya Gempa Arah X pada software SAP 2000

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 97

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

Gambar 5.23 Gaya Gempa Arah Y pada software SAP 2000

Untuk gaya gempa dinamis pada inputnya dapat dilihat pada


gambar 5.22 dan gambar 5.23 masing-masing untuk arah X dan Y. Pada
loads applied dimasukan dalam definisi percepatan (accel), jenis
namanya U1 untuk X dan U2 untuk Y, jenis fungsi menggunakan
Response spectrum yang sudah dimasukan sebelumnya dan pada scale
factor dimasukkan angka sesuai dengan perhitungan sebagai berikut agar
didapatkan hasil V dinamik ≥ 85 % V statik.
Gaya gempa dimasukkan dengan menggunakan scale factor 1
kemudian dirun untuk program analisis di software SAP 2000.
TABLE: Base Reactions
CaseType StepType StepNum GlobalFX GlobalFY GlobalFZ
Text Text Unitless KN KN KN
LinStatic -1185.834 -1.884E-09 -1.271E-10
LinStatic -2.206E-09 -1184.239 -8.675E-11
LinRespSpec Max 965.782 5.169E-08 0.182
LinRespSpec Max 4.318E-08 964.779 8.89E-08

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 98

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

Gambar 5.24 Perbandingan Gaya Gempa Statis dan Gaya Gempa


Dinamis

Dari bacaan gaya hasil running software SAP 2000 V.14 maka
didapat data sebagai berikut :

- Arah X :
V statik = 1185,834 kN
V dinamik = 965,782 kN
V dinamik = 81,44 % Vdinamik < 85 % V statik (TIDAK OK)

- Arah Y :
V statik = 1184,239 kN
V dinamik = 964,779 kN
V dinamik = 81,45 % Vdinamik < 85 % V statik (TIDAK OK)

Dari hasil pembacaan gaya di atas maka perlu adanya perbesaran


scale factor pada gempa dinamik agar lebih dari 85% gempa statik.
Maka dipilih perbedaan dengan rentang yang terjauh yaitu :
1184,239
= 1,227 (merupakan perbandingan dari kedua jenis
964,779
gempa tersebut)
Kemudian diisikan pada scale factor yang baru dan yang lama
diganti. Setelah proses running software SAP 2000 V.14 kembali
didapat hasil sebagai berikut:
Reactions
CaseType StepType StepNum GlobalFX GlobalFY GlobalFZ
Text Text Unitless KN KN KN
LinStatic -1185.834 -1.884E-09 -1.271E-10
LinStatic -2.206E-09 -1184.239 -8.675E-11
LinRespSpec Max 1158.9384 6.203E-08 0.2184
LinRespSpec Max 5.182E-08 1157.7348 1.0668E-07

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 99

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

Gambar 5.25 Perbandingan Gaya Gempa Statis dan Gaya Gempa


Dinamis Baru

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 100

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

- Arah X :
V statik = 1185,834 kN
V dinamik = 1158,938 kN
V dinamik = 97,73 % Vdinamik >85 % V statik (OK)

- Arah Y :
V statik = 1184,239 kN
V dinamik = 1157,7348kN
V dinamik = 97,76 % Vdinamik > 85 % V statik (OK)
Sehingga dari hasil pada Gambar 5.45 untuk gaya gempa
dinamik dengan Response spectrum dan gaya gempa statik tidak
terlalu berbeda jauh. Kemudian dipilih yang memiliki gaya lebih
besar untuk dimasukan kedalam kombinasi pembebanan dan
analisa struktur pada software SAP 2000 V.14

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 101

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

2). Beban Gelombang.

Beban gelombang pada dermaga meliputi beban gelombang pada struktur


tiang dan beban gelombang pada tepi dermaga.
c. Beban Gelombang pada Struktur Tiang
Dalam perhitungan gaya gelombang pada tiang vertikal dengan kondisi
gelombang tidak pecah digunakan persamaan (Morison,1950). Total gaya
gelombang yang terjadi pada struktur tiang adalah :
1 sinh 2 kh+2 kh
Fd max = ρ gCdH2
16 sinh 2 kh
π
Fi max = ρgCmD2H tanh (kh)
8
di mana :
Fdmax = gaya drag maksimum (N).
Fimax = gaya inersia maksimum (N).
Fx = gaya total pada arah x (N).
ρ = berat jenis air laut (1030 kg/m3).
g = percepatan gavitasi (9,81 m/s2).
D = diameter tiang pancang (0,6 m)
H = tinggi gelombang (0,82 m).
h = tinggi muka air (9,5 m).
T = periode gelombang (8,900 detik).
L = panjang gelombang (m).
L0 = 1,56T2
= 1,56 (8,9)2
= 123.5676 m.
d 9,5
= = 0,0768
Lo 123,5676
d
Dengan nilai = 0,0768 dari lampiran (Triatmodjo,2009)
Lo
d
maka didapat nilai = 0,122046
L

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 102

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

d 9,5
maka nilai L = = = 77,839 m.
0,122046 0,122046

k = bilangan gelombang ( )
L
2π 2π
= = 0.081
L 77,839

ω = frekuensi gelombang ( )
T
2π 2π
= = 0,701
T 8,9
Cd = koefisien drag = 1
Cm = koefisien inersia =1,4316 ( pada perhitungan sebelumnya )
maka perhitungan gaya gelombang yang terjadi pada struktur tiang
adalah
1 sinh 2 kh+2 kh
Fd max = ρ gCdH2
16 sinh 2 kh
1
= x1030x 9,81 x 1 x(0,82)2
16
sinh ( 2 x 0,081 x 9,5 ) + ( 2 x 0,081 x 9,5 )
sinh ( 2 x 0,081 x 9,5 )
= 719,353 N
π
Fi max = ρgCmD2H tanh (kh)
8
π
= x 1030 x 9,81 x 1,4316 x (0,6)2 x 0,82 x tanh (0,081 x 9,5)
8
= 1081,7822 N
Total gaya horizontal pada struktur tiang adalah :

Fx = 719,353 x (cos(0,701x1))2 - 1081,7822 x sin(0,701x1)


= 704,501 N

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 103

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

Beban terpusat di konversi menjadi beban merata segitiga dengan


panjang tiang pancang terkena pengaruh gelombang
= Fixity points - (elevasi dermaga - HHWL)
= 16 – ( 2,75-1,21) = 14,46 m.
2 x Fx
Maka di dapat qx =
Ltp
2 x 704,501
=
14,46
= 97,441 N/m

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 104

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

Gambar 5.26 Wave Load pada Struktur Dermaga (SAP2000)

a). Beban gelombang pada tepi dermaga


Pada saat tertentu ada kemungkinan tinggi gelombang mencapai elevasi
dermaga oleh karena itu perlu diperhitungkan gaya gelombang terhadap tepi
dermaga. Diasumsikan puncak gelombang berada pada sisi atas tepi
dermaga.

P= ( 2pkcosh
xgxH
kh )
¿

Gambar 5.27 sketsa definisi gaya gelombang

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 105

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

Dimana :
P = Gaya gelombang pada tepi lantai dermaga (N/m)
p = berat jenis air laut (kg/m3)
= 1030 kg/m3
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
= 9,81 m/s2
h = kedalaman air laut (m)
= 9,5 m
H = tinggi gelombang (m)
H = 0,82 (m)
L = panjang gelombang (m)
= 77,839 m

k = bilangan gelombang ( 2Lπ )



=
L
2 x 9,81
= = 0.081
77,839
t = tebal pelat dermaga (m)
= 0,3 m
S = elevasi dermaga – Hws – t
= 2,75 – 1,21 - 0,3
= 1,2 m

P= ( 2pkcosh
xgxH
kh )
¿

P=¿
P = 1754.616 N/m

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 106

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

Gambar 5.28 Wave Load pada Struktur Dermaga (SAP2000)

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 107

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

b. Kombinasi Pembebanan

Setiap komponen struktur harus dianalisa untuk semua kombinasi


beban yang berlaku, tergantung pada jenis komponen dan kondisi dermaga.
Kondisi kosong adalah kasus dimana tidak ada kapal berada di dermaga.
Kondisi tambat dan labuh adalah setelah ada kapal terikat ke dermaga
dengan aman. Kondisi sandar adalah terjadi ketika kapal bertumbukan
dengan dermaga dan kondisi gempa adalah terjadi saat gempa dengan
asumsi bahwa tidak ada kapal di dermaga, dan tidak ada angin atau gaya
arus pada struktur. Penggunaan berbagai jenis beban dibahas di bawah:

4. Beban Mati (D): berat sendiri dari semua bagian dermaga yang
bersifat tetap.
5. Beban Hidup (L): beban yang terjadi akibat penggunaan dermaga
tersebut, baik beban yang bersifat orang, barang, mesin dan
peralatan.
6. Beban Sandar (B): beban berthing atau gaya sandar akibat
benturan kapal pada dermaga. Merupakan kejadian yang sering
terjadi pada tepi dermaga.
7. Beban Tambat (M): beban mooring atau gaya tambat kapal saat
berlabuh akibat adanya arus dan angin merupakan kejadian yang
sering terjadi pada tepi dermaga. Angin dan arus pada kapal
masuk ke dalam kondisi tambat dan labuh. Beban angin dan arus
yang bekerja pada struktur adalah merupakan beban tambahan
yang bekerja secara simultan dengan beban tambat.
8. Beban Gempa (E): beban berdasarkan gempa rencana yang
besarnya berdasarkan lokasi struktur. Beban Gempa
diperhitungkan secara arah X dan Y.
9. Beban Gelombang (W) : Gaya gelombang yang terjadi pada
struktur atas dermaga. Besar gaya ini cukup kecil pengaruhnya.

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 108

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

10. Beban Uplift (U) : beban akibat pengaruh gelombang


berupa gaya angkat pada lantai dermaga. Pengaruh beban ini
cukup besar terutama pada daerah yang memiliki gelombang
tinggi.
Agar struktur dan komponennya harus dirancang sedemikian rupa
hingga kuat rencananya sama atau melebihi pengaruh beban-beban
terfaktor dengan kombinasi sebagai berikut:

1. 1,4 D
2. 1,2 D + 1,6 L
3. 1,2 D + 1 L + 1,2 B
4. 1,2 D + 1 L + 1,2 M
5. 1 D + 1 L + 1 Ex + 0,3 Ey
6. 1 D + 1 L + 0,3 Ex + 1Ey
7. 0,9 D + 1 Ex + 0,3 Ey
8. 0,9 D + 0,3 Ex + 1 Ey
9. 0,9 D + 1 W
10.0,9D + 1U

Gambar 5.29 Kombinasi Pembebanan pada Aplikasi SAP 2000

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 109

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

5.6. Hasil Perhitungan Struktur dan Penulangan Struktur

Pada perhitungan berikut hanya tampilkan gambar analisis


Dermaga saja. Adapun hasil dari perhitungan struktur adalah berupa
gaya-gaya dalam. Namun, sebelumnya struktur harus dicek
keruntuhannya apakah struktur tersebut kuat terhadap beban yang
bekerja atau terjadi over-stressed. Setelah dicek, barulah nilai gaya-
gaya dalam dapat digunakan untuk menghitung penulangan
1) Cek keruntuhan struktur akibat kombinasi beban

Gambar 5.30 Struktur Dermaga yang Dibebani oleh Kombinasi


Beban

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa tidak ada bagian


struktur dermaga yang berwarna merah (Over-stressed). Sehingga
dapat disimpulkan bahwa struktur dermaga kuat menahan
kombinasi beban yang terjadi. Dari gambar di atas dapat dilihat
bahwa tidak ada bagian struktur walkway yang berwarna merah
(Over-stressed). Sehingga dapat disimpulkan bahwa struktur
Walkway kuat menahan kombinasi beban yang terjadi.

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 110

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

2) Momen pada Frame

Gambar 5.31 Momen pada Struktur Dermaga

Berdasarkan hasil analisa diatas, didapat Momen ultimate (Mu)


sebagai berikut:
Tabel 5.17 Hasil Mu Balok (50/70)

Momen Balok
Balok (kNm)
Mu (+) Mu (-)
-
Tumpuan 166,2827
451,275
Dermaga
-
Lapangan 362,1008
30,3316
-
Tumpuan 79,1568
Mooring Dolphin 272,203
(Walkway) -
Lapangan 282,3461
82,9752

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 111

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

1) Gaya Geser pada Frame


Berdasarkan hasil analisa diatas, didapat Gaya geser ultimate
(Vu) sebagai berikut:

Gambar 5.32 Geser pada Struktur Dermaga


Tabel 5.18 Hasil Vu balok (50/70)

Geser (kN)
Balok
Vu (+)
Tumpuan 234,435
Dermaga Lapanga
-205,751
n
Mooring Tumpuan 197,76
Dolphin Lapanga
(Walkway) -179,052
n

2) Momen pada Shell

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 112

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

Gambar 5.33 Momen pada plat pada struktur dermaga

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 113

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

Berdasarkan hasil analisa diatas, didapat Momen ultimate (Mu) sebagai


berikut:
Tabel 5.19 Hasil Momen Pelat Tebal 30 cm

Muy Mux
Pelat
(kNm) (kNm)
Dermaga 65,4035 93,8862
Mooring Dolphin
63,561 49,5201
(Walkway)

1) Design Penulangan Pelat


Perhitungan Dimensi Pelat (Tipe A)
a) Perbandingan nilai bentang panjang (ly) dengan bentang pendek (lx) :
lx = ly = 3000 mm
ly 3000
β= = =1; β <2(two ways slab)
lx 3000
b) Kontrol Tebal Pelat:
Ecb . Ib
α= ; Ecb = Ecp
Ecs . Is
∑a
α fm =
n
Ec = Ecb = Ecp = 4700√ f ' c = 4700√ 40 = 25332,084 Mpa
1 1
Ib = x b x h3 = x 500 x 7003 = 1,429 x 1010 mm4
12 12
1 1
Is = x b x h3 = x 3000 x 3003 = 6,75 x 109 mm4
12 12
H plat = 300 mm (asumsi awal)
Tabel 5.20 Perhitungan Komponen αfm
No E ( Mpa) Ib (mm4) Is (mm4) α
α1 25332,084 1,429 x 1010 6,75 x 109 1,694
α2 25332,084 1,429 x 1010 6,75 x 109 1,694
α3 25332,084 1,429 x 1010 6,75 x 109 1,694
α4 25332,084 1,429 x 1010 6,75 x 109 1,694

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 114

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

α fm 1,694

αfm = 1,694 < 2

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 115

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

Berdasarkan SNI 2847:2013, untuk αfm yang sama atau lebih


kecil dari 0,2, harus menggunakan ketentuan pada pasal
9.5.3.2:
“Untuk pelat tanpa balok interior yang membentang di antara
tumpuan dan mempunyai rasio bentang panjang terhadap
bentang pendek yang tidak lebih dari 2, tebal minimumnya
harus memenuhi ketentuan Tabel 9.5(c) dan tidak boleh kurang
dari nilai berikut:
(a) Tanpa panel drop (drop panels) seperti yang didefinisikan
dalam 13.2.5........................125 mm
(b) Dengan panel drop (drop panels) seperti yang
didefinisikan dalam 13.2.5........................100 mm”
ln 3000
h minimal plat = = = 85,714 mm < 125 mm
35 35
maka digunakan h minimal = 125 mm
Untuk perencanaan Dermaga, digunakan tebal pelat 300mm

c) Tinggi efektif ( d ) untuk Pelat Tipe 1


h = 300 mm
P (selimut) = 75 mm
Dy = Dx = 16 mm
Dx 16
dx = h - p - = 300 – 75 - = 217 mm
2 2
Dy 16
dy = h – p – Dx - = 300 – 75 – 16 - = 201 mm
2 2
d) Pembebanan dan Momen Pelat Lantai Dermaga
Pembebanan dan perhitungan momen pada pelat lantai dermaga
dilakukan dengan menggunakan software SAP 2000.

e) Desain Penulangan Plat


a. Mencari batas-batas rasio tulangan (ρmin, ρb, ρmax)
f ' c−28
β = 0,85 – [( ) x 0,05]
7

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 116

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

40−28
= 0,85 – [( ) x 0,05]
7
= 0.764
0,25 √ f ' c 0,25 √ 40
1) ρmin = = = 0.0040
fy 392
1,4 1,4
ρmin = = = 0.00357
fy 392
maka dipilih ρmin yang terbesar yaitu 0,0035
'
0,85 x x f c 600
2) ρb = x
fy 600+ fy

0,85 x 0,8425 x 40 600


= x = 0.0400
392 600+392
fy 392
εc + 0,003+
3) ρmax = Es x ρb = 200000 x 0,0312 = 0,0195
εc+ εs 0,003+ 0,005
b. Design penulangan pada momen maksimum lapangan tegak
lurus sumbu x (Mlx)
fy 392
1) m = = = 11.529
0,85 f ' c 0,85 x 40
4
Mlx 9573,728 x 10
2) Rn = = = 2.259
Ø b d 2 0,9 x 1000 x 2172

3) ρ =
1
m [ √
1− 1−
2 mRn
fy ]
=
1
11,529 √
[1− 1−
2 x 11,529 x 2,259
392
] = 0.00596

ρ > ρmin, maka ρ = 0,00596


4) Asperlu = ρ.b.dx = 0,00596 x 1000 x 217 = 1295.083mm2
Tulangan yang akan dipasang yaitu 16 mm
As perlu 1295.083
5) n = 1 = 1 = 6,403 ≈ 8
x π x ❑2 x π x 162
4 4
b 1000
6) s = = = 125 mm
n 8
7) Tulangan yang digunakan yaitu 16 – 125 mm memenuhi syarat

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 117

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

8) Asterpasang = ¼ x π x ϕ2 x n
= ¼ x π x 162 x 8
= 1608.495 mm2
Asterpasang > Asperlu maka OKE !
9) Cek Momen Kapasitas
As× fyD ( 1608,495 ) (392)
a= ' = = 18,545 mm
0,85× f c × b 0,85 ( 40 ) (1000)
a
Mn = As terpasang x fy x (d - )
2
18,545
= 1608.495 x 392 x (217 - )
2
= 130978428,9 Nmm = 130,978 kNm
 Mn = 0,9 x 130,978 = 117,88 kNm
Mu = 95,737 kNm< Mn =117,88, sehingga didapatkan
 Mn > Mu  OKE
c. Design penulangan untuk Mly , Mlx, Mtx , dan Mty :
0,85 x 0,8425 x 40 600
= x = 0.0400
392 600+392
fy 392
εc + 0,003+
4) ρmax = Es x ρb = 200000 x 0,0312 = 0,0195
εc+ εs 0,003+ 0,005
d. Design penulangan pada momen maksimum lapangan tegak
lurus sumbu x (Mlx)
fy 392
10) m = = = 11.529
0,85 f ' c 0,85 x 40
4
Mlx 9573,728 x 10
11) Rn = = = 2.259
Ø b d 2 0,9 x 1000 x 2172

12) ρ =
1
m [ √
1− 1−
2 mRn
fy ]
=
1
11,529 √
[1− 1−
2 x 11,529 x 2,259
392
] = 0.00596

ρ > ρmin, maka ρ = 0,00596


13) Asperlu = ρ.b.dx = 0,00596 x 1000 x 217 = 1295.083mm2
Tulangan yang akan dipasang yaitu 16 mm
As perlu 1295.083
14) n = 1 2 = 1 2 = 6,403 ≈ 8
x π x❑ x π x 16
4 4

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 118

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

b 1000
15) s = = = 125 mm
n 8
16) Tulangan yang digunakan yaitu 16 – 125 mm memenuhi syarat
17) Asterpasang = ¼ x π x ϕ2 x n
= ¼ x π x 162 x 8
= 1608.495 mm2
Asterpasang > Asperlu maka OKE !
18) Cek Momen Kapasitas
As× fyD ( 1608,495 ) (392)
a= ' = = 18,545 mm
0,85× f c × b 0,85 ( 40 ) (1000)
a
Mn = As terpasang x fy x (d - )
2
18,545
= 1608.495 x 392 x (217 - )
2
= 130978428,9 Nmm = 130,978 kNm
 Mn = 0,9 x 130,978 = 117,88 kNm
Mu = 95,737 kNm< Mn =117,88, sehingga didapatkan
 Mn > Mu  OKE

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 119

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

e. Design penulangan untuk Mly , Mlx, Mtx , dan Mty :

Tabel 5.21 Tabel Perhitungan Tulangan rencana Pelat

ρ As Perlu Diameter n As Terpasang Tulangan


Struktur Momen (Nmm) m Rn ρ min ρ max ρ n s (mm) Mn (Nmm) Φ Mn (Nmm) Cek
Terpilih (mm2) Rencana Rencana (mm2) Rencana
Dermaga Mlx 95737280.3 11.529 2.259 0.004 0.025 0.006 0.00597 1295.08 16 6.441 8 125 1608.495 130978463 117880616 OK Ø16-125
Dermaga Mly 66693009.3 11.529 1.834 0.004 0.025 0.005 0.00481 967.33 16 4.811 5 200 1005.310 76926532 69233879 OK Ø16-125
Dermaga Mtx 81376688.3 11.529 1.920 0.004 0.025 0.005 0.00505 1094.79 16 5.445 6 167 1206.372 99330083 89397075 OK Ø16-150
Dermaga Mty 56689057.9 11.529 1.559 0.004 0.025 0.004 0.00407 818.64 16 4.072 5 200 1005.310 76926532 69233879 OK Ø16-150
Walkway Mlx 50496448.8 11.529 1.192 0.004 0.025 0.003 0.00403 875.27 16 4.353 5 200 1005.310 83231834 74908651 OK Ø16-150
Walkway Mly 64814182.2 11.529 1.783 0.004 0.025 0.005 0.00467 939.30 16 4.672 5 200 1005.310 76926532 69233879 OK Ø16-150
Walkway Mtx 42921981.5 11.529 1.013 0.004 0.025 0.003 0.00403 875.27 16 4.353 5 200 1005.310 83231834 74908651 OK Ø16-200
Walkway Mty 55092054.9 11.529 1.515 0.004 0.025 0.004 0.00403 810.74 16 4.032 5 200 1005.310 76926532 69233879 OK Ø16-200

a. Detail Penulangan Plat :

Gambar 5.34 Detail Penulangan Plat Dermaga

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 120

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

2) Design Penulangan Balok (Balok 50 cm x 70 cm)


Data perencanaan untuk perhitungan tulangan balok dermaga
adalah sebagai berikut :
 Tebal selimut (ts) = 75 mm
 fy = 392 MPa
 Batas-batas rasio tulangan (min,b,max)
'
f c−28
β = 0,85 – [( ) x 0,05]
7
40−28
= 0,85 – [( ) x 0,05]
7
= 0,764
0,25 √ f ' c 0,25 √ 40
1. ρmin = = = 0,004033
fy 392
1,4 1,4
ρmin = = = 0.00357
fy 392
maka dipilih ρmin yang terbesar yaitu 0,00357
'
0,85 x x f c 600
2. ρb = x
fy 600+ fy
0,85 x 0,8425 x 40 600
= x
392 600+392
= 0.04009
fy 392
εc+ 0,003+
3. ρmax = Es x ρb = 200000 x 0,0312 =
εc+ εs 0,003+ 0,005
0.0248
fy 392
 m= = = 11.529
0,85 f ' c 0,85(40)
fy 392
 y = = = 0,002
Es 200000
 fy = 392 MPa

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 121

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

a. Pada Momen Tumpuan


Momen maksimum yang terjadi saat momen tumpuan
yaitu Mu = 451.275 Nmm = 46,001 Tonm. Dalam design
ini digunakan tulangan D22
 Mencari rasio tulangan
D 22
d = h – (ts +  + ) = 700 – (75+10+ ) = 604 mm
2 2
Mu 451,275 x 10 6
Rn = 2= = 2,748
b d (0,9)(500)(604)2
 Cek tahanan momen balok
 = 0,9
a 61,357
Mn = As × fy×(d− ) =(2660,93)(392)( 604− )
2 2
= 595935941,4 Nmm = 59,594 Tonm
 Mn = 0,9 × 59,594 = 53,635 Tonm > 46,001 Tonm
 Mn > Mu  OKE
Jadi, tulangan yang akan dipasang pada tumpuan yaitu
7D22 mm, memenuhi syarat.
b. Pada Momen Lapangan
Momen maksimum yang terjadi saat momen lapangan
yaitu Mu = 362,1008 Knm = 36,911. Dalam design ini
digunakan tulangan D22 dan 10.
 Mencari rasio tulangan
D 22
d = h – (ts +  + ) = 700 – (75+10+ ) = 604 mm
2 2
6
Mu 362,1008 x 10
Rn = 2 = 2 = 2.2056
bd (0,9)(500)(604)

 =
1
m [ √
1− 1−
2 m Rn
fyD ]

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 122

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

=
1
11,529[ √
1− 1−
2(11,529)(2,2056)
392 ]
= 0,0058

Diketahui bahwa  < min, maka  = min = 0,00433


 Cek kapasitas tulangan
As perlu = min b d = 0,0058 (392) (604) = 1758,289
mm2
As perlu 1758,289
Jumlah tulangan yang dibutuhkan = 1 = 1 2 = 6
( D2) ( 22 )
4 4
Tulangan
Tulangan yang akan dipakai yaitu 6D22 mm.
1 1
As terpasang = ( 2) n =  222(6) = 2280.796 mm2
4 4
As terpasang > As perlu  OKE
 Cek regangan balok
Asumsi awal : tulangan sudah leleh (s > y)
As× fyD ( 2280.796 ) (392)
a= ' = = 52.592 mm
0,85× f c × b 0,85 ( 40 ) (392)

a 52,592
c= = = 68.812 mm
❑ 0,764
d−c 604−68,812
s = × c = × 0,003 = 0.02231
c 68,812
fy 392
y = = = 0.00196
E 200000
s > y, maka fs = fy  OKE (Tulangan tarik sudah
leleh)
 Cek tahanan momen balok
 = 0,9
a 52,592
Mn = As × fyD ×(d− ) =(2280,796)(392)(604− )
2 2
= 516508835.6 Nmm = 51,650 Tonm

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 123

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

 Mn = 0,9 × 51,650 = 47,386 Tonm > 36,911 Tonm


 Mn > Mu  OKE
Jadi, tulangan yang akan dipasang pada lapangan yaitu
6D22 mm, memenuhi syarat.

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 124

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

Tabel 5.22 Tabel Perhitungan Tulangan Memanjang Rencana Balok

Tumpuan
Positif / Tulangan
No Struktur / Mu (Tonm) Lokasi ΦMn (Tonm) Cek
Negatif Longitudinal
Lapangan
1 Dermaga Tumpuan Posifit 16.9503262 4D22 Bawah 32.0700763 OK
2 Dermaga Tumpuan Negatif 46.0015291 7D22 Atas 54.8644137 OK
3 Dermaga Lapangan Posifit 36.9113965 6D23 Bawah 47.3861317 OK
4 Dermaga Lapangan Negatif 3.09190622 4D22 Atas 32.0700763 OK
5 Walkway Tumpuan Posifit 8.06899083 3D24 Bawah 30.0193358 OK
6 Walkway Tumpuan Negatif 27.7474618 4D24 Atas 39.6513109 OK
7 Walkway Lapangan Posifit 28.7814577 4D24 Bawah 39.6513109 OK
8 Walkway Lapangan Negatif 8.4582263 3D24 Atas 30.0193358 OK

c. Design Penulangan Geser


Pada design penulangan kali ini digunakan :
1. Pada Tumpuan
 Kuat Geser
Vu = 234,435 kN
dbalok = 604 mm
Berdasarkan SNI 2847:2013 pasal 11.2.1.1, kekuatan
geser yang disediakan beton untuk komponen
struktur balok adalah
Vc = 0,17 × λ × √ f ' c × b ×d
= 0,17 × (1 ) × √ ( 40 ) × ( 500 ) × ( 604 )
= 2053600 N = 205,36 kN
 Vc = (0,75) × (205,36) = 154,02 kN
Syarat : Vn ≥ Vu  Vn = Vc + Vs (SNI
2847:2013 pasal 11)
sehingga Vc + Vs ≥ Vu
 Kebutuhan Tulangan Geser

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 125

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

Berdasarkan SNI 2847:2013 pasal 11.4, terdapat 3


kondisi yang mempengaruhi kebutuhan tulangan
geser :
1. Vu < 0,5 Vc  Tidak membutuhkan
tulangan geser.
2. 0,5 Vc < Vu < Vc  Digunakan luas
tulangan geser minimum (SNI 2847:2013
pasal 11.4.6.1)
3. Vu > Vc  Digunakan luas tulangan geser
sesuai dengan SNI 2847:2013 pasal 11.4.7.2
persamaan (11-15) yaitu :
Av × fy ×d
Vs =
s
dengan Vs tidak boleh lebih dari
0,66 × √ f c ×b × d (SNI 2847:2013 pasal
'

11.4.7.9)
Checking :
Vu = 234,435 kN
Vc = 154,02 kN
0,5Vc = 77,01 kN
Sehingga Vu > Vc maka digunakan luas tulangan
geser sesuai dengan persamaan (11-15) pada SNI
2847:2013
 Hitung tulangan
Vc + Vs ≥ Vu
 Vs = Vu -  Vc = 234,435 – 154,02 = 80,415 kN
80,415
Vs = = 107,22 kN
0,75
Direncanakan tulangan geser 2Ø10 mm.

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 126

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

1 1
Av = ( 2) n =  102(2) = 157,079 mm2
4 4
Av × fy ×d Av × fy ×d
Vs = s=
s Vs
Av × fy ×d 157,079 x 294 ×604
s= = 3 = 260,151 mm
Vs (107,22× 10 )
Smax = d/2 = (604)/2 = 302 mm ; Maka jarak antar
tulangan yang akan dipasang pada tumpuan dan
lapangan harus di bawah 302 mm. maka untuk
tulangan tumpuan dipasang tulangan dengan jarak
antar tulangan 150 mm.
 Cek tulangan
Av × fy ×d
Vs terpasang =
s
157,079× 294 ×604
= =
150
185956,40N
Vs max = 0,66 × √ f ' c ×b × d
= 0,66 × √ 40× 500 ×604
= 1260610.4 N
Sehingga Vs terpasang < Vs max (OK)
 Vs = 0,75 x 185956,403 N = 139467,3025 N =
139,467 kN
Vu = 234,435 kN
 Vn =  Vs +  Vc = 139,467 + 154,02
= 293,487 kN
 Vn > Vu  OKE
2. Pada Lapangan

Vu = 205,751 kN
dbalok = 604 mm

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 127

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

Berdasarkan SNI 2847:2013 pasal 11.2.1.1, kekuatan


geser yang disediakan beton untuk komponen
struktur balok adalah
Vc = 0,17 × λ ×√ (f ' c )× b ×d
= 0,17 × (1 ) × √ ( 40 ) × ( 500 ) × ( 604 )
= 324702,6701 N = 324,702 kN
 Vc = (0,75) × (324,702) = 243,526 kN
Syarat : Vn ≥ Vu  Vn = Vc + Vs (SNI
2847:2013 pasal 11)
sehingga Vc + Vs ≥ Vu
 Kebutuhan Tulangan Geser
Berdasarkan SNI 2847:2013 pasal 11.4, terdapat 3
kondisi yang mempengaruhi kebutuhan tulangan
geser :
1. Vu < 0,5 Vc  Tidak membutuhkan
tulangan geser.
2. 0,5 Vc < Vu < Vc  Digunakan luas
tulangan geser minimum (SNI 2847:2013
pasal 11.4.6.1)
3. Vu > Vc  Digunakan luas tulangan geser
sesuai dengan SNI 2847:2013 pasal 11.4.7.2
persamaan (11-15) yaitu :
Av × fy ×d
Vs =
s
dengan Vs tidak boleh lebih dari
0,66 × √ f ' c ×b × d (SNI 2847:2013 pasal
11.4.7.9)
Checking :
Vu = 205,751 kN

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 128

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

Vc = 243,526 kN
0,5Vc = 121,763 kN
0,5 Vc < Vu < Vc  Digunakan luas tulangan
geser minimum (SNI 2847:2013 pasal 11.4.6.1)
 Hitung Tulangan
Vc + Vs ≥ Vu
 Vs = Vu -  Vc = 259,069 – 163,691 = 95,378
kN
95,378
Vs = = 127,171 kN
0,75
Direncanakan tulangan geser 2Ø10 mm.
Smax = d/2 = (595,5)/2 = 297,75 mm ; Maka jarak
antar tulangan yang akan dipasang pada tumpuan
dan lapangan harus di bawah 297,75 mm. maka
untuk tulangan lapangan dipasang tulangan dengan
jarak antar tulangan 200 mm.
BwxS
Av min = 0,062 x √ f c x
'
fyt
500 x 200
¿ 0,062 x √ 40 x
294
= 133,374
Av × fy ×d
Vs =
s
 Cek Tulangan
Av × fy ×d
Vs terpasang =
s
133,374 ×294 × 604
= =
200
118420,107N
Vs max = 0,66 × √ f ' c ×b × d

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 129

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

= 0,66 × √ 40× 500 ×604


= 1260610,4 N
Sehingga Vs terpasang < Vs max (OK)
 Vs = 0,75 x 118,420 = 88,815 N
Vu = 205,751 N
 Vn =  Vs +  Vc = 88,815 + 243,526
= 332,341 N
 Vn > Vu  OKE

 Tulangan tumpuan = 10-150 mm


 Tulangan lapangan = 10-200 mm
Jadi, tulangan pada tumpuan akan dipasang tulangan
utama 7D22 dan tulangan geser 10-150 mm. Sedangkan
pada lapangan akan dipasang tulangan utama 6D22 dan
tulangan 10-200 mm.

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 130

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

Gambar 5.35 Detail Penulangan Balok

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 131

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

BAB VI
PERENCANAAN PONDASI TIANG PANCANG

Pada Tugas Perencanaan Bangunan Sipil Dermaga ini, untuk mengetahui


kedalaman pemancangan pondasi tiang pancang diperlukan perhitungan daya
dukung tanah sehingga dapat diketahui seberapa dalam harus dilakukan
pemancangan untuk mendapatkan daya dukung yang dibutuhkan. Nilai daya
dukung tanah berdasarkan hasil uji bore log diperoleh dengan menggunakan
Metode Reese dan O’ Neill & Wright dengan faktor keamanan atau safety factor
(SF) pada umumnya digunakan antara 2-3 dan pada tugas ini digunakan nilai
Safety Factor sebesar 2,5.. Adapun nilai N-SPT tanah sampai dengan kedalaman
60 m adalah:
Tabel 6.1 Hasil Penyelidikan Tanah Bore Log
Tebal Lapisan
Lapisan Jenis Tanah Kedalaman (m) N-SPT di/Ni
(di)
1 Sand Silt 1,00 - 2,00 2 10 0.20
2 Sand Silt 2,00 - 3,00 1 11 0.09
3 sand Clay 3,00-6,00 3 1 3.00
4 Clay 6,00 - 16,00 10 2 5.00
5 Clay 16,00-28,00 12 8 1.50
6 Clay 28,00-36,00 2 20 0.10
7 Clay 36,00-46,00 10 29 0.34
8 Clay 46,00-54,00 8 35 0.23
9 Clay 54,00-60,00 6 38 0.16
∑ 54 10.622
Kesimpulan : N-SPT <15 (Tanah Lunak) < 5.083691

Adapun output gaya normal terbesar pada base reaction tiang pancang
melalui analisis envelope dari kombinasi beban pada Bab V. Perencanaan Struktur
Dermaga adalah sebesar 1177.321 kN = 120.0123 Ton. Melalui metode
perhitungan daya dukung tanah yang telah disebutkan akan didapat grafik daya
dukung tanah yang dapat digunakan untuk mengetahui seberapa dalam perlu
dilakukan pemancangan dengan melihat nilai Qallowable terbesar antara 2 metode
berikut.
A. Metode Reese & O’Neill & Wright

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 132

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

1. Tanah Kohesif (Lempung dan Lanau)


 Daya dukung ujung tiang (bearing)
Qp = 9 * Su * area ujung tiang < 4000 kPa
Dalam hal ini nilai Su (undrained shear strength) yang akan
digunakan adalah korelasi dengan N-SPT mengacu pada Sower 1979
sebagai berikut:
Tanah CH : 12,5 * N-SPT
Tanah CL, MH : 7,5 * N-SPT
Tanah ML : 3,0 * N-SPT
 Daya dukung selimut tiang (friksi)
Qs = α * Su * keliling tiang * ketebalan lapisan tanah < 260 kPa
di mana:
α = 0,55 untuk Su/Pa < 1,5
α = 0,55 – 0,1*(Su/Pa – 1,5) untuk 1,5 ≤ Su/Pa ≤ 2,5
Pa = 1 bar = 100 kPa
2. Tanah non Kohesif (Pasir)
 Daya dukung ujung tiang (bearing)
Qp = 57.5 * N-SPT * area ujung tiang < 3000 kPa
 Daya dukung selimut tiang (friksi)
Qs = 2 * N-SPT * keliling tiang * ketebalan lapisan tanah < 100 kPa

3. Daya dukung yang diijinkan


Total daya dukung ultimate didapatkan dari penjumlahan daya dukung
ujung tiang dan selimut tiang.
Qu = Qp + Qs
Sedangkan daya dukung tiang tunggal yang diijinkan adalah:
Q – all = Qu / SF
Dengan safety factor (SF) = 2 – 3

Contoh perhitungan pada kedalaman -8 meter:


Jenis tanah : kohesif (CH)
N-SPT : 2,0
Untuk jenis tanah CH, maka:
Su = 12,5 * N-SPT

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 133

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

= 12,5 * 2,0
= 25,0 kPa
Su/Pa = 25,0/100
= 0,25
Karena nilai Su/Pa < 1,500 maka nilai α = 0,55
Qskohesif = α * Su * keliling tiang * ketebalan lapisan
= 0,55 * 25,0 * (3,14 * 0,8m) * 2 m
= 69,115 kN
(ΣQs pada kedalaman -8 meter adalah 254,566 kN)
Qpkohesif = 9 * Su * area ujung tiang
= 9 * 25,0 * (1/4 * 3,14 * 0,8m2)
= 113,097 kN
Qall = (ΣQs + Qp)/SF
= (256,566 + 113,097)/2
= 147,065 kN
Gaya Normal Maksimum pada tiang dermaga adalah 1177.321 kN
= 120.0123 Ton maka daya dukung tanah pada kedalaman -8 meter tidak
memenuhi dan kedalaman pancang kurang dalam.
Dengan mencoba-coba kedalaman, agar mencapai daya dukung
yang mampu menahan gaya normal maksimum pada tiang dermaga
1177.321 kN = 120.0123 Ton diperoleh kedalaman minimal -28 meter
seperti pada tabel 6.2.

Tabel 6.2 Perhitungan Daya Dukung Tiang Pancang Metode Reese dan O’ Neill &
Wright

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 134

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

Borepile dia 40 Check


Kedalaman Jenis Tanah N-SPT Su (kPa) Su/Pa Koeff. a
Qs (kN) ΣQs (kN) Qp (kN) Qall (kN) Pu (KN) = 1177.321
0.000 - 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 Tidak OK
-2.000 SM 10.000 0.000 0.000 0.000 100.000 100.000 162.577 105.031 Tidak OK
-4.000 SM 7.500 0.000 0.000 0.000 75.398 175.398 121.933 118.933 Tidak OK
-6.000 SC 1.000 0.000 0.000 0.000 10.053 185.451 16.258 80.684 Tidak OK
-8.000 C 2.000 25.000 0.250 0.550 69.115 254.566 113.097 147.065 Tidak OK
-10.000 C 2.000 25.000 0.250 0.550 69.115 323.681 113.097 174.711 Tidak OK
-12.000 C 2.000 25.000 0.250 0.550 69.115 392.796 113.097 202.358 Tidak OK
-14.000 C 3.000 37.500 0.375 0.550 103.673 496.469 169.646 266.446 Tidak OK
-16.000 C 5.000 62.500 0.625 0.550 172.788 669.257 282.743 380.800 Tidak OK
-18.000 C 8.000 100.000 1.000 0.550 260.000 929.257 452.389 552.658 Tidak OK
-20.000 C 8.000 100.000 1.000 0.550 260.000 1189.257 452.389 656.658 Tidak OK
-22.000 C 9.000 112.500 1.125 0.550 260.000 1449.257 508.938 783.278 Tidak OK
-24.000 C 9.500 118.750 1.188 0.550 260.000 1709.257 537.212 898.588 Tidak OK
-26.000 C 10.000 125.000 1.250 0.550 260.000 1969.257 565.487 1013.897 Tidak OK
-28.000 C 13.000 162.500 1.625 0.549 260.000 2229.257 735.133 1185.756 OK
-30.000 C 19.000 237.500 2.375 0.541 260.000 2489.257 1074.425 1425.473 OK
-32.000 C 21.000 262.500 2.625 0.400 260.000 2749.257 1187.522 1574.711 OK
-34.000 C 21.000 262.500 2.625 0.400 260.000 3009.257 1187.522 1678.711 OK
-36.000 C 25.000 312.500 3.125 0.400 260.000 3269.257 1413.717 1873.189 OK
-38.000 C 32.000 400.000 4.000 0.400 260.000 3529.257 1809.557 2135.526 OK
-40.000 C 30.000 375.000 3.750 0.400 260.000 3789.257 1696.460 2194.287 OK
-42.000 C 30.000 375.000 3.750 0.400 260.000 4049.257 1696.460 2298.287 OK
-44.000 C 30.000 375.000 3.750 0.400 260.000 4309.257 1696.460 2402.287 OK
-46.000 C 32.500 406.250 4.063 0.400 260.000 4569.257 1837.832 2562.835 OK
-48.000 C 37.500 468.750 4.688 0.400 260.000 4829.257 2120.575 2779.933 OK
-50.000 C 36.000 450.000 4.500 0.400 260.000 5089.257 2035.752 2850.003 OK
-52.000 C 35.000 437.500 4.375 0.400 260.000 5349.257 1979.203 2931.384 OK
-54.000 C 35.000 437.500 4.375 0.400 260.000 5609.257 1979.203 3035.384 OK
-56.000 C 37.000 462.500 4.625 0.400 260.000 5869.257 2092.301 3184.623 OK
-58.000 C 38.000 475.000 4.750 0.400 260.000 6129.257 2148.849 3311.242 OK
-60.000 C 39.000 487.500 4.875 0.400 260.000 6389.257 2205.398 3437.862 OK

BAB VII
PENUTUP

7.1. Kesimpulan
Perencanaan dermaga yang dilakukan sudah melalui berbagai proses
analisis pertimbangan yang mengusahakan tercapainya struktur dan layout
dermaga yang optimum dari segi layanan, biaya dan kekuatan structural.
Untuk layout dan pendetailan struktur yang telah dilakukan dapat dilihat pada
gambar rencana yang dilampirkan dan untuk detail perhitungan dapat dilihat
pada laporan diatas.

7.2. Saran
- Pertimbangan bentang antar tiang pancang sebaiknya lebih diperhatikan
karena apabila terlalu dekat aka nada resiko tiang pancang miring
overlap dengan tiang pancang sebelahnyahal ini sangat membahayakan.
Maka hal ini perlu dijadikan pertimbangan
- Data tanah yang disediakan sebaiknya tidak cuma 1 karena kedalaman
pemancangan hasil hitungan akan kurang mewakili yang diperlukan dari
hasil hitungan.

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 135

Puteri Fauziyah C 21010115120070


Departemen Teknik Sipil
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL “DERMAGA”
Tahun Akademik 2017/2018

Ananda Dwi S. K. 21010115120025 136

Puteri Fauziyah C 21010115120070

Anda mungkin juga menyukai