Latar Belakang
Guna menunjang kelancaran aktivitas pembangunan dan perekonomian di pulau-pulai kecil,
untuk aktifitas pembangunan di kawasan kepulauan maka direncanakan adanya unit Dermaga
Apung di Desa Mbokita, Kabupaten Morowali. Pembangunan dermaga apung tersebut
diharapkan dapat memperlancar arus distribusi barang bagi para nelayan.
Distribusi barang yang pembongkarannya melalui fasilitas Dermaga, Trestle, dan Mooring
Dolphine. Dengan adanya kepentingan tersebut, maka perlu adanya perancangan untuk
fasilitas – fasilitas prasarana tersebut, sehingga dalam pengoperasionalnya dapat berjalan
dengan lancar. Bangunan dermaga merupakan bangunan yang penting, sehingga dalam
perencanaannya perlu dilakukan dengan baik agar dapat memberikan rasa aman dan nyaman
bagi penggunanya.
Agar fungsi diatas dapat terpenuhi, dalam mendesain bangunan tidak bisa tanpa perencanaan
yang baik. Maka dari itu perlu adanya perencanaan struktur yang mengacu pada peraturan
(SNI) yang berlaku. Selain mengacu pada SNI yang berlaku juga sebaiknya di rencanakan
secara detil agar memperoleh hasil yang terbaik.
Metode Perencanaan
Struktur Dermaga ini akan direncanakan sebagai struktur rangka terbuka (open frame) tiga
dimensi (3D) di mana beban lateral dan beban gravitasi dipikul langsung oleh semua rangka.
Struktur akan dimodelkan dengan menggunakan program bantu SAP 2000 V14.2.2 di mana
dari simulasi komputer akan didapatkan gaya-gaya dalam dari struktur yang direncanakan
akibat beban-beban yang ada.
Pembebanan
Pembebanan yang perlu diperhatikan dalam perencanaan struktur ini adalah sebagai berikut :
1. Beban Tubrukan kapal
Data kapal yang akan bersandar di dermaga :
Length Overall (LOA) = 12,00 m
Breath Overall (BOA) = 3,00 m
Height Hull (Hhull) = 1,6 m
Draft (T) = 0,45 m
2. Kombinasi Pembebanan
Kombinasi pembebanan yang ditinjau dan digunakan untuk perencanaan struktur Dermaga
Apung ini di sesuai dengan Technical Standards for Port and Harbour Facilities in Japan –
1980 sebagai berikut :
1,3D + 2TK
Keterangan :
D = Beban Mati
TK = Tubrukan Kapal
Berikut ini adalah data tes tanah sondir pada wilayah Morowali
S-1
TEKANAN CONUS qc (Kg/cm2)
qc (Kg/cm)
S-2
Berdasarkan grafik tes sondir diatas, didapatkan informasi bahwa tanah keras stabil terdapat
pada kedalaman :
Dengan menggunakan kemungkinan paling kritis, data tanah keras stabil diambil pada
kedalaman -12 m, yaitu pada titik tes sondir S-1.
Sedangkan berdasarkan data Bathimetri di atas diambil kedalaman muka tanah paling kritis
berada pada -4 m dari LWS.
Maka dipakai tiang pancang dengan panjang 16 m dihitung dari LWS dermaga apung, dengan
rincian sebagai berikut :
L tiang pancang = Kedalaman tanah keras stabil + kedalaman tanah di bawah air
= 12 m + 4 m
= 16 m
Dengan memperhitungkan nilai selisih antara LWS dan HWS sebesar 2 m, maka panjang total
tiang pancang yang dipakai adalah 16 m + 2 m, sehingga didapat kebutuhan panjang untuk
satu (1) tiang pancang adalah 18 m.
BAB 4 PERMODELAN DAN ANALISA STRUKTUR
Urutan dalam tahapan permodelan dan analisa struktur adalah dimulai dengan
melakukan permodelan 3D menggunakan program bantu SAP 2000 V.14.2.2., kemudian
dilakukan memasukkan data material, data beban yang bekerja, melakukan permodelan
struktur, dan terakhir adalah analisa struktur (running).
Gambar 4.1 Input desain material struktur dengan SAP 2000 V.14.2.2
Gambar 4.2 Input desain beban rencana struktur dengan SAP 2000 V.14.2.2.
Berikut adalah ilustrasi permodelan struktur, diambil dari capture picture dari SAP
2000 V.14.22 berdasarkan data teknis berikut ini.
Gambar 4.4 View 3D XY permodelan struktur Dermaga Apung dengan SAP 2000 V.14.2.2.
Gambar 4.5 View 3D XZ permodelan struktur Dermaga Apung dengan SAP 2000 V.14.2.2.
Gambar 4.6 View 3D YZ permodelan struktur Dermaga Apung dengan SAP 2000 V.14.2.2.
4.2 Pembebanan Struktur
Data Kapal :
V = 2 knot
Cb = 0,45
L = 12 m
B =3m
T = 0,45 m
Dwt = 7,29
Reaksi Tubrukan
P = 1,2*105*V*√DWT
= 5249,96 N
= 5,25 Ton (Perhitungan impack)
Rencana kapal yang bersandar adalah lebih kecil dari perhitungan impack, kapal yang
akan bersandar pada dermaga apung adalah nelayan dan kapal boat fiber, maka
diasumsikan nilai beban tubrukan kurang dari 5 Ton, diambil nilai sebesar 3 Ton.
Gambar 4.7 Input beban tubrukan kapal terhadap dermaga apung dengan menggunakan
program bantu SAP 2000 V.14.2.2.
Gambar 4.8 Input desain kombinasi pembebanan struktur dengan SAP 2000 V.14.2.2.
Dari hasil analisa struktur dengan menggunakan program SAP 2000 V.14.2.2, didapatkan
rasio tegangan dari tiang pancang baja yang direncanakan memenuhi syarat ( < 1,00 ) dan
dapat digunakan untuk pekerjaan dermaga apung. Rasio tegangan didapatkan dari:
Pu M M uy
Stress Ratio = + ux +
fPn fM nx fM ny
Berikut adalah detail hasil analisa dari program bantu SAP 2000 V.14.2.2,