Anda di halaman 1dari 11

Survey dan Disain Jembatan

BAB IX
PENULANGAN LENTUR BALOK SEGI EMPAT
CARA N LENTUR
9.1 IDENTIFIKASI PROGRAM
Program ini menggunakan satuan kN-meter dalam melakukan analisis penulangan lentur
balok segi empat. Metode yang digunakan dalam menghitung kebutuhan penulangan
adalah metode elastis n lentur dengan referensi dari buku Perhitungan Lentur Dengan
Cara n dari Ir. Wiratman Wangsadinata.
Program ini memberikan pilihan apakah momen yang akan dianalisis diklasifikasikan
sebagai beban tetap atau sebagai beban sementara. Program ini juga dapat digunakan untuk
berbagai macam mutu beton dan mutu baja tulangan.
Keluaran dari program ini adalah banyaknya kebutuhan tulangan tarik dan tekan yang
diperlukan yang didasarkan atas diameter tulangan yang digunakan.
Perlu ditegaskan bahwa program ini dibuat untuk tujuan pendidikan dan pelatihan SRRP
(Sumatera Region Road Project) IBRD Loan No. 4307-IND. Tanggung jawab terhadap
pengunaan hasil keluaran program ini 100 % ada di pengguna. Pengguna wajib melakukan
pengecekan terhadap kesahihan hasil keluaran program ini.

9.2 TEORI DASAR


9.2.1 ASUMSI
Perhitungan penampang beton akibat beban kerja/elastis didasarkan pada suatu keadaan
elastis dengan bertitik tolak pada anggapan-anggapan sebagai berikut
a. Bidang rata dianggap tetap rata setelah mengalami lentur dan tetap tegak lurus pada
sumbu konstruksi (asas Bernoulli).
b. Regangan-regangan di dalam penampang diasumsikan berbanding lurus dengan
jaraknya terhadap garis netral (asas Navier)
c. Pada keadaan elastis dianggap terdapat hubungan linier antara tegangan tekan beton
dan regangan tekan beton. Hubungan antara tegangan tekan beton dan regangan tekan
beton dinyatak sebagai berikut

b = b Eb
b = Regangan tekan beton
b = Tegangan tekan beton
Eb = Modulus sekan beton

Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer

IX - 1

Survey dan Disain Jembatan

Dalam segala hal, modulus elastisitas sekan beton tidak boleh diambil kurang angkaangka yang didapat dari persamaan berikut.
Pada pembebanan tetap
Eb = 6400bk (kg/cm2)
Pada pembebanan sementara Eb = 9600bk (kg/cm2)
d.

Tegangan tarik dipikul sepenuhnya oleh baja tulangan, dengan kata lain tegangan tarik
pada beton diabaikan.

e.

Setiap satuan luas baja tulangan dapat dianggap ekivalen dengan n satuan luas beton
dalam hal memikul tegangan. Tegangan baja di suatu titik dari penampang dapat
dianggap n kali tegangan beton di titik yang sama. Besaran n tresebut disebut angka
ekivalensi dan ditentukan dengan persamaan berikut
n=

Ea
Eb

(9.1)

Ea = adalah modulus elastisitas baja


Eb = adalah modulus sekan beton.
Untuk mutu beton standar sesuai Peraturan Beton Indonesia 1971, angka ekivalensi
maksimum dicantumkan dalam Tabel 9.3.
f. Mutu Beton (kg/cm2)
Berdasarkan Peraturan Beton Indonesia 1971, Beton untuk konstruksi beton bertulang
dibagi dalam mutu dan kelas seperti tercantum dalam Table 9.1. Mutu beton sebagai
parameter input dinyatakan dengan nilai bk (kg/cm2) = kekuatan karakteristik dari
beton tersebut
Tabel 9.1 Kelas dan Mutu Beton
Kelas
Mutu
I
B 0
B 1
II
K 125
K 175
K 225
III
K>225

Tujuan
bk (kg/cm2)
Non strukturil
Strukturil
125
Strukturil
175
Strukturil
225
Strukturil
>225
Strukturil

Tegangan yang diijinkan untuk beton strukturil adalah seperti pada Tabel 9.2.

Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer

IX - 2

Survey dan Disain Jembatan

Tabel 9.2 Tegangan Ijin Beton


bk (kg/cm2)
100
125
175
225
Umum

Kek. lentur tanpa atau dgn gaya normal 'b


Pembebanan tetap
35
40
60
75
0.33 bk

Pembebanan sementara
55
70
100
125
0.56 bk

Tabel 9.3 Angka Ekivalensi Maksimum n


Mutu beton bk (kg/cm2)
B1
K125
K175
K225

100
125
175
225

Umum

bk

Angka ekivalensi maksimum n


Pembebanan tetap
Pembebanan sementara
33
22
30
20
24
16
21
14
330
220

'bk

'bk

g. Mutu Baja Tulangan


Peraturan Beton Indonesia 1971 menyatakan bahwa pada umumnya baja tulangan yang
terdapat di Indonesia dapat dibagi dalam mutu-mutu yang tercantum dalam Tabel 9.4
berikut.
Tabel 9.4 Mutu Baja Tulangan
Mutu

U 22
U 24
U 32
U 39
U 48

Sebutan

Baja lunak
Baja lunak
Baja sedang
Baja keras
Baja keras
Umum

Tegangan leleh
karakteristik
au (kg/cm2)
2200
2400
3200
3900
4800
au

Tegangan tarik atau tekan ijin ' a


Pembebanan tetap
1250
1400
1850
2250
2750
0.58 au

Pembebanan sementara
1800
2000
2650
3200
4000
0.83 au

h. Diagram tegangan dalam daerah tekan beton disederhanakan dari kurva lengkung
menjadi garis lurus

Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer

IX - 3

Survey dan Disain Jembatan

9.2.2 NOTASI

'a
n
b

y
A

Da

D =Da+Db

Db

z=h

Ta

A
d

a
n

A' luastulang antekan


=
A luastulang antarik

a
n b

z
h

'=

'=

A
bh

a
'a

A'
=
bh

y
h
Gambar 9.1 Notasi Penulangan Balok

Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer

IX - 4

Survey dan Disain Jembatan

9.2.3 MOMEN YANG MAMPU DIPIKUL PENAMPANG


Momen yang mampu dipikul oleh penampang di tentukan dengan rumus
M = kbh 2
(9.2)
k adalah nilai terkecil dari k1 dan k2 menurut persamaan (9.3) dan persamaan (9.4).
k1 =

a
n
n

k 2 = b n

(9.3)

(9.4)

adalah koefisien garis netral yang penurunannya dijabarkan pada bagian 9.2.4 dan
koefisien lengan momen yang penurunannya dijabarkan pada bagian 9.2.5
9.2.4 KOEFISIEN GARIS NETRAL
Dari statis momen terhadap garis netral = 0, didapat persamaan berikut
1 2
by + nA' ( y d ' ) = nA(h y )
2

(9.5)

Jika y=h dimasukkan ke persamaan (9.5), akan diperoleh persamaan berikut.


1 2 2
b h + nA(h d ' ) = nA(h h)
2
1 2 2
d'
b h + nbhh( ) = nbhh(1 )
2
h
1 2
d'
+ n ( ) n (1 ) = 0
2
h
1 2
d'
+ (n + n ) + ( n n ) = 0
2
h

(9.6)

Dengan menggunakan rumus ABC, nilai ditentukan sebagai berikut

2
d'
(1 + )
= n 1(1 + ) + (1 + ) 2 +
n
h

n =

1 2

d'
+ 1 ( + 1)
h

Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer

(9.7)

(9.8)

IX - 5

Survey dan Disain Jembatan

9.2.5 KOEFISIEN LENGAN MOMEN


Resultante gaya tekan pada daerah tekan beton (D) adalah
D = Da + Db

(9.9)

Da = Gaya tekan pada tulangan tekan


Db = Gaya tekan beton.
Resultante gaya tekan D bekerja pada jarak y dari serat tepi tertekan, dimana y dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan berikut
1
y + Da d ' = y ( Db + Da )
3
1
Db y + Da d '
3
y =
Da + Db
Db

(9.10)

dimana
1
1
Db = ' b yb = ' b hb
2
2

(9.11)

Da = A' ' a

(9.12)

Dari perbandingan segi tiga diperoleh

'a
: 'b = ( y d ' ) : y
n
'a
y d'
d'
) = 'b (1 )
= 'b (
n
y
h

(9.13)

Jika persamaan (9.11) , persamaan (9.12) dan persamaan (9.13) dimasukkan ke persamaan
(9.10), akan diperoleh persamaan berikut
1
1
1d
)d '
' b hb h + nA ' ' b (1
2
h
3
y =
d'
1
' b bh + nA ' ' b (1 )
h
2

(9.14)

1 2 2
1d
hb + nbh(1
)d '
h
2
y =
1
1 d'
bh + nbh(1
)
2
h

(9.15)

Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer

IX - 6

Survey dan Disain Jembatan

1 2
1 d'
h + (1
)d '
h
6
h =
1
1 d'
+ n(1
)
2
h

(9.16)

1 2
h d '
d'
h + n
6
h
h =
h d '
1
+ n
2
h

(9.17)

1 3 2
h + n(h d ' )d '
h = 6
1 2
h + n(h d ' )
2

(9.18)

1 3 2
d'
h + nh( )d '
h
h = 6
1 2
d'
h nh( )
2
h

(9.19)

d' d'
1
h 2 3 + n

6
h h

h =
1
d'

h 2 + n
h

(9.20)

1 3
d' d'
+ n ( )
h h
h = 6
1 2
d'
+ n ( )
2
h

(9.21)

Koefisien lengan momen dapat dihitung sebagai berikut


z = h - y

(9.22)

h = h - h

(9.23)

= 1 -
1 3
d'
+ n ( )d ' h
h
= 1 6
1 2
d'
+ n ( )
2
h

(9.24)

Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer

(9.25)

IX - 7

Survey dan Disain Jembatan

9.2.6 MENENTUKAN Ca, Cb DAN h PADA TABLE CARA n


Keseimbangan momen menyaratkan M = Tz yang memberikan
M = A ah = nbh

a
h
n

(9.26)

Persamaan (9.26) dapat ditulis sebagai berikut


h2 =

nM 1
M
1
=
a b n 'b b

(9.27)

Yang menghasilkan
h = Ca

M
nM
= Cb
ab
'b b

(9.28)

dimana
Ca =

Cb =

1
n

(9.29)

1
n

(9.30)

9.3 INPUT DATA


a. Mutu Beton (kg/cm2)
Berdasarkan Peraturan Beton Indonesia 1971, Beton untuk konstruksi beton bertulang
dibagi dalam mutu dan kelas seperti tercantum dalam Table 9.1. Mutu beton sebagai
parameter input dinyatakan dengan nilai bk (kg/cm2) = kekuatan karakteristik dari
beton tersebut
b. Mutu Baja Tulangan
Peraturan Beton Indonesia 1971 menyatakan bahwa pada umumnya baja tulangan yang
terdapat di Indonesia dapat dibagi dalam mutu-mutu yang tercantum dalam Tabel 9.4.
c. Tipe Pembebanan
Berdasarkan peraturan Beton Indonesia 1971, ada 2 tipe pembebanan yaitu
Pembebanan Tetap
Pembebanan Sementara
Semua kombinasi beban tanpa beban angin atau gempa disebut pembebanan tetap,
sedangkan setiap kombinasi pembebanan dengan beban angin atau gempa disebut
pembebanan sementara.

Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer

IX - 8

Survey dan Disain Jembatan

c.

Diameter Tulangan (mm)


Dari hasil penulangan balok dapat diketahui kebutuhan luasan tulangan tarik dan
tekan. Kebutuhan jumlah tulangan bisa dihitung jika kita menentukan terlebih dahulu
diameter tulangan yang akan digunakan.

d.

Data Penampang (meter)


Data penampang yang diperlukan dalam menghitunag kebutuhan penulangan adalah
tinggi penampang total (ht), lebar penampang (b) dan tebal selimut beton (d)

ht

selimut beton
b
Gambar 9.2 Data Penampang
e.

Perbandingan Luasan Tulangan Tekan dan Tulangan Tarik ()


Karena program penulangan ini memperhitungkan tulangan tekan, maka diperlukan
input perbandingan luasan tulangan tarik dan tekan yang diinginkan.

f.

Momen Disain Tak-Terfaktor (kN-meter)


Karena analisa penulangan ini adalah analis secara elastis, maka momen disain yang
dimasukkan tidak boleh memasukkan faktor beban.

9.4 CARA PEMAKAIAN PROGRAM


a.

Langkah pertama adalah mengaktifkan program/software dengan meng-klik file


program yaitu NBALOK.EXE. Pada layar monitor akan muncul Form Input Data.

b.

Pada Form Input Data masukkan parameter-parameter Input Data. Jika ingin
menganalisis data yang sudah pernah disimpan, gunakan tombol BUKA FILE

c.

Pada Form Input Data, jika ingin menyimpan data kasus yang sedang dianalisis, klik
tombol SIMPAN FILE dan tuliskan nama file yang akan digunakan.

d.

Pada Form Input Data, jika ingin menulangi data-data yang telah dimasukkan klik
tombol HITUNG, sehingga akan berada pada Lembar Analisis dan Output.

e.

Pada Lembar Analisis dan Output ini ditampilkan dimensi tiap penampang, momen
disain, kebutuhan tulangan tekan dan tarik baik luasan maupun jumlah tulangan serta
parameter-parameter yang digunakan dalam proses analisis yang bisa digunakan
untuak melakukan validasi hasil perhitungan.

Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer

IX - 9

Survey dan Disain Jembatan

f.

Pada Lembar Analisis dan Output, jika ingin memodifikasi data input dapat
menggunakan tombol KEMBALI untuk menuju ke Form Input Data.

g.

Pada Lembar Analisis dan Output, jika ingin menyimpan file laporan perhitungan
gunakan tombol LAPORAN dan masukkan nama file yang akan digunakan untuk
menyimpan data laporan yang berbentuk file dengan extension TXT.

9.5 INTERPRETASI HASIL KELUARAN.


Jika ternyata hasil analisis menunjukkan balok tidak kuat, yang ditandai dengan hasil
output yang kosong untuk nomor balok tertentu, maka hal ini berarti dimensi balok perlu
diperbesar, atau mutu beton perlu dinaikkan, atau baja tulangan perlu ditingkatkan, atau
dapat juga diatasi dengan menaikkan perbandingan tulangan tarik dan tekan .
Prinsip yang sama bisa dilakukan jika ingin mengurangi kebutuhan luasan tulangan.

9.6 CONTOH KASUS


Balok segi empat dengan dimensi 30 cm x 60 cm, direncanakan untuk memikul Momen
elastis sebesar 15000 kg-m = 150 kN-meter akibat pembebanan tetap. Mutu beton yang
digunakan adalah K-175 dan mutu baja adalah U-32. Perbandingan tulangan tekan dan
tulangan tarik = 0.6. Selimut beton = 5 cm. Hitung kebutuhan penulangan tarik dan
tekan.
9.6.1 CARA N MENGGUNAKAN TABEL
9.6.1.1 Menentukan o dan Ca
Dari Tabel 9.4 untuk mutu baja tulangan U-32 dan tipe pembebanan tetap didapat tegangan
tarik ijin baja tulangan = 1850 kg/cm2
Dari Tabel 9.2 untuk mutu beton K-175 dan tipe pembebanan tetap didapat kekuatan lentur
beton 60 kg/cm2
Dari Tabel 9.3 untuk mutu beton K-175 dan tipe pembebanan tetap didapat angka
ekivalensi n = 24

o =

'a
1850
=
= 1.285
n 'b 24 60

h = ht d = 60 5 = 55 cm
Ca =

h
nM
b ' a

55
24 15000
0.3 1850

= 2.16

Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer

IX - 10

Survey dan Disain Jembatan

9.6.1.2 Menentukan Nilai Dengan Tabel


Dari table cara n lentur untuk nilai Ca = 2.16 dan =0.6 didapat
a. = 1.326
b. = 1.727
c. = 0.872
d. 100 n = 24.85
karena > o berarti nilai nilai diatas dapat digunakan

100 24
= 0.01035
24.48

9.6.1.3 Luas Tulangan Tarik dan Tekan


A = bh
A = A

= 0.101035*30*55 = 17.0775 cm2 (tulangan tarik)


= 0.6*17.0775
= 10.2465 cm2 (tulangan tekan)

9.6.2 OUTPUT DARI PROGRAM


Jika digunakan program/software diatas akan didapat keluaran sebagai berikut
a. A = 16.66 cm2 (luas tulangan tarik)
b. A = 10.13 cm2 (luas tulangan tekan)
c. = 0.427
d. = 1.342
e. = 0.876
f. n = 0.2455
g. Ca = 2.163

Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer

IX - 11

Anda mungkin juga menyukai