Anda di halaman 1dari 36

Pelabuhan adalah sebagian daerah di air (laut,

danau, sungai) yang tertutup (inclosed) ,


terlindung dari gelombang dan memberikan
keamanan dan akomodasi yang nyaman bagi
kapal-kapal dalam kegiatannya memuat dan
menurunkan muatan (cargo atau penumpang)

Arti & maksud bangunan pelabuhan


Bangunan pelabuhan adalah bangunan-bangunan
yang ada di Pelabuhan yang memiliki fungsi yang
mendukung pelayanan Pelabuhan
Bangunan Pelabuhan terdiri dari :
(1) Break Water
(2) Dermaga (termasuk Dolphin)
(3) Gudang dan Fasilitas lain

(1) Sejarah Pelabuhan bermula sejak jaman kuno,


sebelum tahun 3500 SM ( sebelum Masehi )
(2) Sampai dengan jaman runtuhnya kerajaan Romawi,
banyak Pelabuhan yang dibangun di Mediterranean,
Laut Merah dan Persia
(3) Saat ini Pelabuhan berkembang, tidak hanya
jumlahnya saja, tetapi juga bidang Engineering dan
Technologynya.

(1) Pertumbuhan jumlah penduduk di Dunia


(2) Pertumbuhan Industri umum
(3) Pertumbuhan Industri minyak & gas
(4) Pertumbuhan perdagangan dunia

(1) Indonesia sebagai Negara, terdiri dari ribuan pulau.


(2) Indonesia termasuk sebagai Negara Maritim , karena
memiliki garis pantai yang sangat panjang
(3) Menurut data tahun 1991, jumlah Pelabuhan di
Indonesia tercatat sebanyak : 1.798 buah
(4) Ditinjau dari ukurannya terbagi sebagai berikut :
(a) 25 buah pelabuhan besar (70 % cargo nasional)
(b) 1.773 buah pelabuhan kecil
Data tersebut belum termasuk Pelabuhan Perikanan
yang dikelola Pemda sebanyak 540 buah.

Pelabuhan yang dikelola Negara, dibagi menjadi


empat wilayah :
(1) Wilayah I : Aceh, Sumut, Riau
(2) Wilayah II : DKI, Jabar, Sumbagsel, Kalbar
(3) Wilayah III : Jateng, Jatim, Kalsel, Bali
(4) Wilayah IV : Sulawesi, Maluku, Irja

Pengembangan Engineering bangunan Pelabuhan


meliputi hal-hal sebagai berikut :
(1) Soil Mechanic
(2) Wind, Tides and Waves
(3) Break water
(4) Beton struktur Dermaga
(5) Fendering system
(6) Corrosion protection

Natural Harbor

lokasinya tersedia
secara alamiah

Pelabuhan

Artificial Harbor

lokasinya ditetapkan
secara teknis dan
ekonomis

Pelabuhan alam adalah kondisi alam yang


terbentuk secara alamiah dan menguntungkan
untuk dimanfaatkan sebagai pelabuhan yaitu :
(1) Kedalaman air yang cukup
(2) Tidak terjadi endapan
(3) Gelombang airnya tenang (kecil)
(4) Daerahnya cukup luas

(1) Pelabuhan buatan adalah daerah tepi laut (sungai/


danau) yang dipilih dan dibangun sebagai pelabuhan
atas pertimbangan teknis dan ekonomis
(2) Pertimbangan teknis artinya dapat menjalankan
fungsi sebagai Pelabuhan
(3) Pertimbangan ekonomi artinya dapat memberikan
manfaat ekonomi yang lebih baik

Wharf/Quay

Dermaga
Pier/Jetty

Bangunan
Pelabuhan
Mound Type/Slope

Break Water
Wall Type/ Vertical

Bangunan ditepi laut (sungai, danau) yang berfungsi


untuk melayani kapal, dalam kegiatan menaikkan atau
menurunkan penumpang/cargo
Dermaga yang menempel jadi satu dengan daratan
pantai, tanpa dihubungkan dengan suatu bangunan
jembatan
Dermaga yang letaknya menjorok ketengah laut
(sungai, danau) dan dihubungkan dengan jembatan ke
daratan pantai

Steel/concrete
sheet pile

Wharf atau Quay


Caisson

Bentuk Dermaga
T shape

Pier atau Jetty


L shape

Break water, berfungsi untuk memberikan perlindungan


daerah Pelabuhan terhadap gelombang dan mencegah
terjadinya endapan

Pulau dalam posisi yang tepat dapat berfungsi sebagai


break water alam
Material Break Water type mound :
- Natural Rock (Batuan alam)
- Concrete Block
- Concrete shape (Tetrapod, Quadripod dll)
- Kombinasi
Material Break Water type wall
- Concrete block qravity walls
- Concrete caisson
- Sheet pile shell
- Sheet pile wall

Type break water, dipilih berdasarkan pertimbangan


atas :
(1) Material yang tersedia didekat lokasi bangunan
(2) Kedalaman air di lokasi bangunan
(3) Kondisi tanah dasar bangunan
(4) Fungsi bangunan

Batu yang dipasang pada lapisan luar untuk menahan


gelombang, beratnya ditetapkan dengan rumus :
3
K.
H
. Sr
W=
(cos - sin )3 (Sr - 1)3

W = berat cap rock individu (Kg)


H = tinggi gelombang ( meter )
K = koefisien 15 untuk batu alam, 19 untuk block
Sr = specifik gravity Rock/Block (ton/m3)
= sudut slope terhadap horizontal

Rock Mound

Mound Type

Concrete Block on
Rock Mound
Tetrapod on
Rock Mound

C. M Break Water

Wall Type

Concrete Caisson

Steel Sheet Pile Cells

(1) Tetapkan quarry natural Rock


(sebaiknya menggunakan batuan jenis basalt )
(2) Diproduksi armor rock sesuai kebutuhan dalam
gambar desain
(3) Siapkan access road dari quarry ke site
(lokasi penimbunan)
(4) Siapkan titik-titik pedoman (pengukuran)

(5) Material untuk core (50 Kg s/d 4000 Kg)


ditumpahkan ke lokasi break water, dengan loader,
sehingga membentuk tanggul
(6) Sambil membentuk tanggul, material lapis luar
ditumpahkan (1 ton s/d ton), di kedua kaki tanggul
(7) Armor rock yang besar sebagai lapis paling luar
diletakkan satu persatu dengan Crane
(6 ton s/d 15 ton)

(1) Laksanakan pekerjaan persiapan sesuai butir


(1) s/d (4) pada Rock Mound, dan memproduksi
concrete block
(2) Tebar coral base setebal + 1,20 m sebagai fondasi
(3) Buat tumpukan tanggul coral base sebagai material
core, dengan alat kapal keruk
(4) Selesai pembuatan tanggul coral base diikuti
dengan pembuatan jembatan dengan traveller

(5) Melalui jembatan tersebut ditumpahkan secondary


armor rock (1,50 Kg s/d 1000 Kg) dengan Dump
Truck melapisi tanggul coral base
(6) Pemasangan amor rock besar , seberat 4 ton atau
lebih (dikaki tanggul) dan concrete block seberat
8 s/d 16 ton (dibadan tanggul), dengan crane
yang bergerak mundur

(1) Caisson dari beton berbentuk box dibuat dengan


sistim sambungan dengan groove
(2) Caisson diangkut ketempat lokasinya dengan
cara diapungkan atau diangkat dengan flat barge
(pontoon)
(3) Fondasi tempat caisson berdiri ditebar coral sand
dan diratakan (oleh juru selam)

(4) Caisson diturunkan ke fondasi yang sudah siap,


satu dengan yang lain disambung dengan sistim
groove
(5) Caisson yang posisinya telah benar, diletakkan
dengan diisi pasir atau batu, kemudian difinishing
sebagai break water

(1) Pekerjaan persiapan termasuk pedoman titik


pancang dilaut.
(2) Fabrikasi tiang pancang (beton/Pipa Baja)
(3) Titik-titik pengukuran didarat dicheck kembali,
sebelum pemancangan dimulai
(4) Pemancangan awal (biasanya dilakukan pada
saat pasang besar)

(5) Urutan pemancangan, direncanakan lebih dulu


(6) Beton precast slab dibuat, selama proses
pemancangan
(7) Balok Induk & Balok Poer di cor ditempat
dengan perancah gantung
(8) Precast slab dipasang dengan bantuan Crane

(1) Pekerjaan persiapan


(2) Steel sheet Pile dipancang berbentuk lingkaran
sebagai satu cell
(3) Masing-masing cell berjarak + 1,5 m dan
ditutup/dihubungkan satu dengan yang lain
(4) Setiap cell diisi dengan batu pecah

(5) Diatas cell yang telah diisi, dicor beton


retaining wall
(6) Penimbunan daerah wharf rata dengan
daratan pantai
(7) Bila perlu dilakukan pengerukan dasar laut
didepan cells

(1) Pekerjaan persiapan


(2) Dipasang sheet pile membentuk dinding
yang tertutup
(3) Sheet pile dipasang steel wale, kemudian
dipasang sistim angkur ke daratan
(4) Penimbunan daerah wharf
(5) Dicor pile cap beton sebagai pengikat steel
pile bagian atas
(6) Bila perlu, dilakukan pengerukan dasar laut
didepan steel sheet pil

(1) Setiap dermaga (Wharf atau Jetty) selalu


dilengkapi dengan fender
(2) Fungsi fender, ada dua yaitu :
(a) Menjaga/melindungi Kapal dan Dermaga
terhadap kerusakan pada saat terjadi benturan
sewaktu kapal merapat ke dermaga
(b) Menyerap energi benturan dari kapal dan
meneruskan sebagian energi benturan
ke dermaga

(1) Cara tradisional, fender menggunakan kayu,


dimana energi benturan diserap sebagian oleh
defleksi kayu fender
(2) Cara modern, fender menggunakan karet (rubber)
kualitas tinggi.
Karet fender dapat dipasang langsung dan dapat
dikombinasi dengan kayu.
Design yang modern rubber fender dapat menyerap
energi ribuan Kg meter

(1) Bangunan dilaut harus dilindungan terhadap


proses karat
(2) Untuk struktur beton, harus menggunakan semen
yang tahan terhadap air asin dan asam
(3) Untuk struktur baja, dilindungi dengan dua cara :
(a) Dilapisi dengan cat
(b) Dipasang Anode (disebut sistim cathodic
protection)

(4) Khusus untuk tiang pancang dari baja


perlindungan terhadap karat, dilakukan dua cara :
(a) Bagian yang tertanam dalam tanah di cat
dengan ketebalan tertentu sesudah proses
sand blasting
(b) Bagian yang terendam air laut, dilindungi
dengan sistim Cathodic protection

(1) Karat yang terjadi pada metal yang terendam


dalam air atau tertanam pada tanah yang basah
pada umumnya disebabkan oleh aksi galvanis
(2) Fenomena tersebut mirip dengan keadaan pada
cell bateri, sebagai berikut :
+

Conductor

Electrolyte

Zink (Anode)
Carbon (Cathode)

Ada dua cara, yaitu :


(1) Galvanic Anode (arus internal)

Zink (Anode)

Pipa Baja (Cathode)

(1) Arus external dengan transformer


Transformer
+

Anode

Pipa Baja (Cathode)

Anda mungkin juga menyukai