BAB 7
PERHITUNGAN ANALISA STRUKTUR
7- 1
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
7- 2
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
7- 3
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
W *V 2
E * Cm * Ce * Cs * Cc
2* g
dimana :
E : energi kinetik akibat benturan (tonm)
V : kecepatan kapal saat merapat (m/det)
W : bobot kapal (ton)
α : sudut penambatan kapal thdp garis luar dermaga (100)
g : gaya gravitasi bumi (m/dt2)
Cm : koefisien massa
Ce : koefisien eksentrisitas
Cs : koefisien kekerasan (diambil Cs=1)
Cc : koefisien bentuk dari tambatan (diambil Cc=1)
Kapal yang digunakan dengan berat kapal DWT = 15000 ton.
Koefisien –koefisien dicari dengan formula sebagai berikut :
d
Cm 1 *
2 * Cb B
W
Cb
Lpp * B * d * 0
1
Ce
1 l r 2
Dimana :
Cb : koefisien blok kapal
l : jarak sepanjang permukaan air dari pusat berat kapal sampai titik sandar kapal (m) (
untuk Dermaga l = ¼*Loa )
7- 4
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
d 9,8
Cm 1 * 1 * 2,345
2 * Cb B 2 * 0,520 22
r
Dari grafik hubungan Loa dan Cb diperoleh (Gambar 7-2):
1 1
Ce 0,437
r
1 l
2
0,25 *140
1
2
27,20
7- 5
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
W *V 2
E * Cm * Ce * Cs * Cc
2* g
15000 * 0,15 2
E * 2,345 * 0,437 * 1,0 * 1,0 17,64 tonm
2 * 9,8
Jadi Beban benturan kapal yang bekerja pada Jetty Head adalah :
½*E = 8,82 tonm.
Berdasarkan besarnya energi berthing yang akan diserap, dipilih fender karet dengan jenis A.
Tabel fender dapat dilihat seperti pada Tabel7.1 berikut.
7- 6
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
7- 7
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
𝐿 2 𝑟 𝑟 ℎ
untuk kapal berbobot 14000DWT (9500 GT)
log r = -1,055 + 0,65 log (GT)
log r = -1,055 + 0,65 log (95000) = 1,530
r = 34 m
h = tinggi fender = 200 cm = 2m
𝐿 2 34 34 1
L = 16,37m
a). Gaya longitudinal apabila angin datang dari arah haluan (α = 00)
Rw 0, 42 * Qa * Aw
b). Gaya longitudinal apabila angin datang dari arah buritan (α = 1800)
Rw 0,50 * Qa * Aw
c). Gaya lateral apabila angin datang dari arah lebar (α = 900)
Rw 1,10 * Qa * Aw
Qa 0,063*V 2
7- 8
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
Dimana :
Karena konstruksiJetty Head direncanakan terdapat empat (4) buah Fender maka masing-
masingmenerima gaya horisontal akibat angin :
Rw 51
Rw 1 12 , 75 ton
4 4
Untuk arah sejajar kapal dapat diambil sebesar 30% dari gaya akibat angin maksimum (Quinn,
1972) yaitu:
Rf 0,14* S *V 2
b). Gaya tekanan karena arus yg bekerja dalam arah sisi kapal :
7- 9
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
Rf 12 * * C *V 2 * B'
dimana :
V = 0,22 m/s
Rf 0,14* S *V 2
b). Gaya tekanan karena arus yg bekerja dalam arah sisi kapal :
Rf 12 * * C *V 2 * B'
7- 10
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
200 – 500 15 15
501 – 1000 25 25
1001 – 2.000 35 25
2.001 – 3.000 35 35
3.001 – 5.000 50 50
5.001 – 10.000 70 50 (25)
10.001 – 15.000 100 70 (25)
15.001 – 20.000 100 70 (35)
20.001 – 50.000 150 100 (35)
50.001 – 100.000 200 100 (50)
(Sumber : Pelabuhan, Bambang Triadmodjo, 1996, hal 174)
Catatan :Nilai dalam kurung adalah untuk gaya pada tambatan yang dipasang disekitar
tengah kapal yangmempunyai tidak lebih dari 2 tali penambat
Beban tarikan kapal dengan bobot 10001 – 15000 GRT adalah 100 Ton.pada bollard dan 70
Tonpada Bitt.
7- 11
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
k h xD
4
4EI
k h 0.15xN SPT
7- 12
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
Berdasarkan penyelidikan tanah yang dilakukan, sampai pada kedalaman -50,00m dari Sea Bed diperoleh
nilai N-SPT 49
(kh = 0,15 x 49 = 7,35 kg/cm3)
Data tiang pancang :
Diameter (D) = 71,12 cm
Modulus elastisitas pancang baja (E) = 2,10x106 kg/cm2
Inersia penampang (I) = 129.032 cm4
Faktor kelenturan tiang pancang :
k h xD 7,35 x71,12
4 4 0,026
4 EI 4 x 2,10 x10 6 x129.032
SF
Zf
Fixity point , dimana SF adalah faktor keamanan (diambil 2),
SF
Zf 500 cm 5 meter
Sehingga panjang tiang pancang yang digunakan dalam permodelan struktur dermaga adalah :
Lpancang = (keddasar + elev. lt) – (tplat + hpoer)+ fixity point
= (15 dari LWS + 5,0) – (0,30 + 1,20) + 5 = 23,5m≈ 24,0m
7- 13
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
Kombinasi Pembebanan
Pada kombinasi Pembebanan ini beban yang harus diperhitungkan bekerja pada struktur adalah :
Kombinasi 1 : 1,2 D + 1,6 L + 1,6 W + 1,2 C
Kombinasi 2 : 1,2 D + 1,6 L + 1,6 W + 1,2 C + 1,6 M
Kombinasi 3 : 1,5 D + 0,1 L + 1,0 Ex + 0,3 Ey
Kombinasi 4 : 1,5 D + 0,1 L + 0,3 Ex + 1 Ey
dimana :
- Dead Load (D)
- Live Load (L)
- Angin (W)
- Arus ( C)
7- 14
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
7- 15
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
7- 16
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
c. Menentukan Ss dan S1
7- 17
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
e. Menentukan Nilai Fa
Tabel 7.7 Koefisien Situs, Fa
Nilai Ss = 1,0
Kelas Situs = Kelas SE, maka diambil nilai Fa = 0,90.
7- 18
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
f. Menentukan Nilai Fv
Nilai S1 = 0,40
Kelas Situs = Kelas SE, maka diambil nilai Fv = 2,40
7- 19
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
Spektrum
perioda
respons
getar T
percepatan
(detik)
disain (Sa)
0.000 0.240
0.183 0.600
0.915 0.600
1.000 0.600
1.400 0.457
1.800 0.356
2.200 0.291
2.600 0.246
3.000 0.213
7- 20
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
Dengan cara memasukkan koordinat pada situs PUSKIM.ORG dapat ditentukan grafik respon spectra,
grafik dari Puskim lebih konservatif. (gambar7.6) Maka untuk analisis gempa digunakan grafik dari
Puskim.
Gambar 7.6 Grafik Respon Spektra Lokasi Gempa Serui dari Puskim
1. Pelat lantai
2. Balok
3. Pilecap
Pelat lantai direncanakan menggunakan beton cast in place sehingga perlu digunakan perancah
yang kuat menahan beban tebal pelat 30 cm dengan beban pekerja dan alat bantu. Total beban dapat
mencapai 820 kg/m2 , sehingga perancah harus diperhitungkan dengan benar oleh pelaksana agar tidak
terjadi kegagalan pada saat pelaksanaan. Mutubeton digunakan mutu K 350.
7- 21
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
Wt = 1,2 DL + 1,6 LL
di mana :
DL = Beban mati (berat sendiri) struktur
LL = Beban hidup total (beban berguna)
Beban mati beton bertulang (DL) = 2400 kg/m3
Beban hidup (LL) = 4000 kg/m2
7.7.3. Karakteristik Material Beton Bertulang
Struktur pelat lantai direncanakan dengan menggunakan material beton bertulang dengan kriteria
sebagai berikut:
7- 22
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
B. Beban Hidup ( LL )
-
Beban hidup = 4000 kg/m2
- Bebanroda = 12,5 t/roda
Qu = 1,2 DL + 1,6 LL
= 1,2 . 770 + 1,6 . 4000
= 7324 kg/m2 = 73,24 kN/m2
MLx = 0,001 . qu . Lx2 . x= 0,001 . 73,24 . 42. 25 =29,29 kNm
MLy = 0,001 . qu . Lx2 . x = 0,001 . 73,24 . 42. 25 = 29,29 kNm
Mtx = - 0,001 . qu . Lx2 . x = -0,001 . 73,24 . 42. 31 = -36,32 kNm
Mty = -0,001 . qu . Lx2 . x = -0,001 . 73,24 . 42. 31 = -36,32 kNm
1, 4 1, 4
min 0 , 0035
fy 400
7- 23
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
Lx = 50
Fxm = 0,0880
Fym = 0.0525
Mxm1 = fxm . T . tx . ty = 0,0880 . 625 . 400 . 0,2 = 44 kNm
Mym1 = fym . T . tx . ty = 0,125 . 625 . 400 . 0,20 = 26,25 kNm
Bagian 2
tx = 20
tx/Lx = 0,05 (fxm)
Lx = 400
ty = 50
ty/Ly = 0,125 (fym)
Lx = 400
Fxm = 0,3008
Fym = 0.1873
Mxm2 = fxm . T . tx . ty = 0,3008 . 625 . 0,2 . 0,5 = 18,8 kNm
Mym2 = fym . T . tx . ty = 0,125 . 625 . 0,2 . 0,50 = 11,7 kNm
600
64,62
x 1 x r x 1 x 400 1 0,588 r 400 10 3
4 x 0,212 2 600 f 30
y
7- 25
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
7- 26
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
Ø tulangan pokok D= 32 mm
Ø sengkang D = 12 mm
Selimut beton (p) = 80 mm
d’ = p + Ø sengkang+0,5 Ø tulangan utama
= 80 + 12 + 16
= 108 mm
d = h – d’
= 900 – 108 = 792 mm
d*εc
c
fy
εc
Es
792 * 0,003
c
400
0,003
2.105
475,2 mm
1,4 1,4
ρ min 0,0035
fy 400
7- 27
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
Mu
As
a
0,8 * f y * (d - )
2
1289,7 * 1000000
403,92
0,8 * 400 * (792 - )
2
6830.57 mm 2
As
ρ
b*d
6830,57
500 * 792
0,017
Syarat rasio tulangan : ρ min ≤ ρ ≤ ρ max digunakan min
a
M n As * f y * d - )
2
354,45
6433,98 * 400 * 792 - 1.582.180.022 Nmm
2
1582,18 kNm
Checking : Mn > Mu
1582,18 kNm > 1301,91 kNm ... (AMAN !)
C. Perhitungan Tulangan Utama(Tumpuan)
Mu = -1439,6 kNm
Mu
As
a
0,8 * f y * (d - )
2
1439,6 * 1000000
354,45
0,8 * 400 * (792 - )
2
7217.7 mm 2
As
ρ
b*d
7217,7
500 * 792
0,018
7- 28
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
a
M n As * f y * d -
2
354,45
8042,48 * 400 * 792 - 1.977.726.257 Nmm
2
1977,73 kNm
Checking : Mn> Mu
1977,73 kNm >1439,6 kNm ... (AMAN !)
D. PengaruhGeser
Vu = 428.49 kN
Perencanaan penampang geser harus didasarkan pada :
Vu ≤ Vc Vs
Kuat geser yang disumbangkan beton sebesar (SNI 03-1728-2002 pasal 13.3.1) :
fc
Vc * *b*d
6
30
0,75 * * 400 * 695
6
466,22 kN
Karena Vu < Vc, penampang tidak perlu tulangan geser, maka digunakan luas tulangan geser
minimum permeter (SNI 03-1728-2002 pasal13.5.5)
75 f c b * s 1 b*s
Av min Av
1200 f y 3 fy
75 30 400 * 1000 1 400 * 1000
Av min Av
1200 400 3 400
Av min 342,32 mm 2
Av 333,33 mm 2
7- 29
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
7- 30
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
= 595,5 mm
d * εc
c
fy
εc
Es
595 * 0,003
c
400
0,003
2.105
357 mm
a β1 * c
0,85 * 357
303,45 mm
1,4 1,4
ρ min 0,0035
fy 400
7- 31
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
a
M n As * f y * d - )
2
303,45
3436,12 * 400 * 595,5 - 609.945.661,2 Nmm
2
609,95 kNm
Checking : Mn> Mu
609,95 kNm > 437,73 kNm ... (AMAN !)
D. Pengaruh Geser
Vu = 47.12 kN
Perencanaan penampang geser harus didasarkan pada :
Vu ≤ Vc Vs
Kuat geser yang disumbangkan beton sebesar (SNI 03-1728-2002 pasal 13.3.1) :
fc
Vc * *b*d
6
30
0,75 * * 400 * 595 ,5
6
399,47 kN
Digunakan tulangan D12-150
7- 32
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
Momen M33 :
7- 33
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
Hasil analisis gaya dalam (M, D) maksimal yang terjadi pada balok kantilever bentang 3 m
menggunakan bantuan SAP 2000 adalah :
Momen tumpuan = -1410 kN-m
Gaya lintang tumpuan = 609 Kn
H = 900 mm
b = 500 mm
Ø tulangan pokok D = 32 mm
Ø sengkang D = 12 mm
Selimut beton (p) = 80 mm
7- 34
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
= 80 + 12 + 16
= 108 mm
d = h – d’
= 900 – 108
= 792 mm
d*εc
c
fy
εc
Es
792 * 0,003
c
400
0,003
2.105
475,2 mm
a β1 * c
0,85 * 4752
403,92 mm
E. Perhitungan ρ min dan ρ max
1,4 1,4
ρ min 0,0035
fy 400
7- 35
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
As
ρ
b*d
7467,71
500 * 792
0,018
Syarat rasio tulangan : ρ min ≤ ρ ≤ ρ max
PENGARUH GESER
Vu = 609.01 kN
Perencanaan penampang geser harus didasarkan pada :
Vu ≤ Vc + Vs
Kuat geser yang disumbangkan beton sebesar (SNI 03-1728-2002 pasal 13.3.1) :
fc
Vc *b*d
6
30
Vc 0,75 * 500 * 792
6
Vc 664,11 kN Vu 609,01 kN
Karena Vu < Vc, penampang tidak perlu tulangan geser, maka digunakan luas tulangan geser
minimum permeter (SNI 03-1728-2002 pasal13.5.5)
75 fc b s 1 bs
Av min Av
1200 fy 3 fy
75 30 400 * 1000 1 400 * 1000
Av min Av
1200 400 3 400
Av min 342,32 mm 2
Av 333,33 mm 2
Digunakan tulangan D12-150
7- 36
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
7- 37
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
H= 1300 mm
b = 1300 mm
Ø tulangan pokok D = 25 mm
Selimut beton (p) = 80 mm
d’= p + Ømelintang + 0,5 Øtulangan utama
= 80 + 25 + 12,5
= 117.5 mm
d = h – d’
= 1300 – 117,5
= 1.182,5 mm
d * εc
c
fy
εc
Es
1182,5 * 0,003
c
400
0,003
2.105
709,5 mm
a β1 * c
0,85 * 709,5
603,075 mm
Perhitungan
ρ min dan ρ max
1,4 1,4
ρ min 0,0035
f y 400
7- 38
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
Mu
As
a
0,8 * f y * (d - )
2
413 * 1000000
603,075
0,8 * 400 * (1182,5 - )
2
5380,375 mm 2
As
ρ
b*d
5380,375
1300 *1082,5
0,00095
Syarat rasio tulangan : ρ min ≤ ρ ≤ ρ max digunakan = 5380,375 mm2
min
7- 39
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
= 80 + 25 + 12,5
= 117.5 mm
d = h – d’
= 1100 – 117,5
= 982,5 mm
d * εc
c
fy
εc
Es
982,5 * 0,003
c
400
0,003
2.105
589,5 mm
a β1 * c
0,85 * 589,5
501,075 mm
B. Perhitungan
ρ min dan ρ max
1,4 1,4
ρ min 0,0035
f y 400
7- 40
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
As
ρ
b*d
268,268
1100 * 982,5
0,0002
Syarat rasio tulangan : ρ min ≤ ρ ≤ ρ max digunakan = 0,0035; As = 3782,625 mm2
min
7- 41
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
tanah, konsistensi tanah, nilai SPT, kedalaman muka air tanah, dan ketebalan masing-masing lapisan
tanah.
Pekerjaan uji bor dilaksanakan pada 2 titik bor (BH-01, dan BH-02) dengan kedalaman mencapai
50 meter. Tanah keras pada BH-01 diperoleh pada kedalaman 50 meterdengan nilai SPT (N) = 50.
BORING LOG
Nomor : Bor 1 (Satu) Tgl. Pemeriksaan : 27 Oktober s/d 09 Nov 2015
Lokasi : Pelabuhan Serui Kedalaman : ‐ 50.00 Meter
Pekerjaan : Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Juru Bor : Octovian T, Cs
Laut Serui Provinsi Papua
Dept MAT SPT Grafik SPT
Sampel
Dept (m)
Litologi
Keterangan :
: Muka Air Tanah
: Sampel Tanah
7- 42
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
Daya dukung pondasi tiang pancang diharapkan dapat memikul beban aksial yang diterima oleh
pondasi tersebut. Tahanan daya dukung tiang diberikan dengan persamaan Qu = Qp + Qs, dimana:
Qp = Tahanan ujung tiang
Qs = Tahanan gesek tiang
Menurut Joseph E.Bowless dari bukunyaAnalisis dan Desain Pondasi (Edisi Keempat Jilid 2)
perhitungan tahanan ujung tiang pada tanah pasir dibagi menjadi beberapa cara, di antaranya: Dari data
hasil Uji Bor atau Soil Penetration Test (SPT) diperoleh nilai daya dukung ijin pondasi dihitung berdasarkan
data nilai N-SPT dengan menggunakan metode Meyerhoff dan faktor keamanan atau safety factor (SF)
adalah 3.
N2
49 50 47 49 (45 48) (47 47) 47,02
50 49 48 47
7- 43
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
N1 N 2 49 47,02
Nb 48,01
2 2
Nspt rata-rata = 24,76
Rumus Meyerhof
Qu = 4* Nb * Ab + (N * As) / 100
A. Perhitungan Daya Dukung Tiang Dermaga.
Nb = 49
Ab = ¼ 7112 = 0,397 m2 =4,32 ft2
N = Nilai rata-rata SPT sepanjang tiang = 24,76
As = Luas selimut = 111,68 m2 = 368,55 ft2
Qu = 4 * 49 * 4,32 + (24 * 368,55)/100 = 846,72 + 88,45 = 935,17 ton
Tahanan gesek tiang maks = 1 t/ft2
Control tahanan gesek dinding tiang = 0,24 t/ft2< 1 t/ft2
Daya dukung ijin tiang
Qu 935,17
Q 311,72 ton
a SF 3
7- 44
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
Q 479,68
Q u 159,89 ton
a SF 3
7- 45
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
LAMPIRAN
7- 46
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
Stress ratio tiang pancang tegak maksimum 0,411 tiang pancang miring 0,734
Tebal 16 mm:
7-47
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
Tebal 14 mm:
Stress ratio tiang pancang tegak maksimum 0,494 tiang pancang miring 0,925
Tebal 12 mm:
Stress ratio tiang pancang tegak maksimum 0,554 tiang pancang miring 1,070 > 1 (over stress)
7-48
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
Tebal 12 mm untuk tiang pancang tegak dan 14 mm untuk tiang pancang miring
Gambar 7. 24 Stress ratio tiang pancang tegak tebal12 mm untuk tiang pancang tegak dan 14 mm untuk tiang pancang miring
Stress ratio tiang pancang tegak maksimum 0,547 tiang pancang miring 0,998
Tebal 12 mm untuk tiang pancang tegak dan 19 mm untuk tiang pancang miring
Gambar 7. 25 Stress ratio tiang pancang tegak tebal 12 mm untuk tiang pancang tegak dan 19 mm untuk tiang pancang miring
Stress ratio tiang pancang tegak maksimum 0,536 tiang pancang miring 0,884
Dari hasil analisis tersebut maka penggunaan tiang pancang yang optimum adalah tiang pancang tegak digunakan diameter 711 mm
tebal 12 mm , tiang pancang miring digunakan diameter 711 mm tebal 19 mm.
7-49
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
Tebal 16 mm :
7-50
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
Tebal 14 mm :
Stress ratio tiang pancang tegak maksimum 0,895. Dari hasil analisis tersebut maka penggunaan tiang pancang yang optimum adalah
tiang pancang tegak digunakan diameter 508 mm tebal 12 mm dengan stress ratio lebih kecil dari 0,9.
7-51
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
7-52
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
7-53
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
JETTY
Gambar 7. 29 Pemodelan
7-54
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
7-55
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
7-56
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
Gambar 7. 36 Momen
7-57
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
7-58
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
Gambar 7. 39 Displacement
Kontrol Lendutan
Maximum Lateral Deformation = 9,52cm
Batas Ijin Deformasi :
∗ ∗
γijin = = = 50,4 cm
. . ∗ , . ∗
dimana :
γijin = lendutan yang diijinkan (cm)
Hu = gaya horizontal maksimum yang diterima tiang (kg)
E = elastic modulus material tiang pondasi (kg/cm2)
I = momen inersia tiang pondasi (cm4)
(sumber: Buku “Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi, Suyono Sosrodarsono)
7-59
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
Frame OutputCase P V2 V3 T M2 M3
Text Text Kgf Kgf Kgf Kgf-m Kgf-m Kgf-m
415 COMB3 0 -44361.44 -4.958E-11 -7218.23 -9.611E-11 -143960.52
415 COMB4 0 -44361.44 -4.958E-11 -7218.23 -9.611E-11 -143960.52
426 COMB3 0 -32607.03 -5.423E-19 -6989.47 -5.191E-11 -143523.61
426 COMB4 0 -32607.03 -5.423E-19 -6989.47 -5.191E-11 -143523.61
423 COMB3 0 -43719.11 -1.959E-11 -7268.43 -6.411E-11 -142629.98
423 COMB4 0 -43719.11 -1.959E-11 -7268.43 -6.411E-11 -142629.98
418 COMB3 0 -31969.08 -4.338E-11 -7037.94 -9.152E-11 -142093.01
418 COMB4 0 -31969.08 -4.338E-11 -7037.94 -9.152E-11 -142093.01
410 COMB3 0 -30634.8 1.249E-11 -7101.23 -1.195E-10 -140955.46
410 COMB4 0 -30634.8 1.249E-11 -7101.23 -1.195E-10 -140955.46
431 COMB3 0 -42037.64 -9.166E-11 -7239.17 -1.275E-10 -140698.38
431 COMB4 0 -42037.64 -9.166E-11 -7239.17 -1.275E-10 -140698.38
407 COMB3 0 -43693.45 -1.581E-10 -8042.47 -2.041E-10 -136810.42
407 COMB4 0 -43693.45 -1.581E-10 -8042.47 -2.041E-10 -136810.42
434 COMB3 0 -30344.48 -3.219E-11 -7689.57 -7.302E-11 -131370.37
434 COMB4 0 -30344.48 -3.219E-11 -7689.57 -7.302E-11 -131370.37
415 COMB3 0 -43685.44 -4.958E-11 -7218.23 -7.166E-11 -121940.49
415 COMB4 0 -43685.44 -4.958E-11 -7218.23 -7.166E-11 -121940.49
426 COMB3 0 -33283.03 -5.423E-19 -6989.47 -5.191E-11 -121609.39
426 COMB4 0 -33283.03 -5.423E-19 -6989.47 -5.191E-11 -121609.39
423 COMB3 0 -43043.11 -1.959E-11 -7268.43 -5.579E-11 -120931.11
423 COMB4 0 -43043.11 -1.959E-11 -7268.43 -5.579E-11 -120931.11
418 COMB3 0 -32645.08 -4.338E-11 -7037.94 -7.028E-11 -120524.02
418 COMB4 0 -32645.08 -4.338E-11 -7037.94 -7.028E-11 -120524.02
410 COMB3 0 -31310.8 1.249E-11 -7101.23 -8.308E-11 -119952.14
410 COMB4 0 -31310.8 1.249E-11 -7101.23 -8.308E-11 -119952.14
431 COMB3 0 -41361.64 -9.166E-11 -7239.17 -8.205E-11 -119840.32
7-60
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
7-61
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
7-62
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
7-63
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
TRESTLE 1
Gambar 7. 40 Pemodelan
7-64
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
Gambar 7. 43 Momen
7-65
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
7-66
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
Gambar 7. 46 Displacement
7-67
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
TRESTLE 2
Gambar 7. 47 Pemodelan
7-68
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
Gambar 7. 50 Momen
7-69
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
7-70
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
Gambar 7. 53 Displacement
7-71
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
7-72
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
7-73
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
7-74
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
7-75
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
Contents
BAB 7 ............................................................................................................................................................. 1
PERHITUNGAN ANALISA STRUKTUR ............................................................................................................. 1
7.1. PERATURAN DAN STANDART ............................................................................................................ 1
7.2. METODE / PROSEDUR PERENCANAAN STRUKTUR ........................................................................... 1
7.3. SPESIFIKASI MATERIAL ...................................................................................................................... 3
7.4. BEBAN YANG BEKERJA ...................................................................................................................... 4
7.4.1. Gaya Benturan Kapal................................................................................................................. 4
7.4.2. Gaya Akibat Kapal ..................................................................................................................... 8
7.4.3. Gaya Akibat Arus ....................................................................................................................... 9
7.4.4. Gaya Tarik Kapal ...................................................................................................................... 10
7.4.5. Beban Vertikal ......................................................................................................................... 11
7.5. ANALISA DAN DESAIN TIANG PANCANG......................................................................................... 12
7.5.1. Posisi Fixity Point Tiang Pancang ............................................................................................ 12
7.5.2. Beban Gempa .......................................................................................................................... 14
7.6. PERHITUNGAN STRUKTUR .............................................................................................................. 21
7.7. PERHITUNGAN PELAT LANTAI ......................................................................................................... 21
7.7.1. Penentuan Tebal Pelat Lantai ................................................................................................. 22
7.7.2. Pembebanan Pada Pelat Lantai .............................................................................................. 22
7.7.3. Karakteristik Material Beton Bertulang .................................................................................. 22
7.7.4. Perencanaan Penulangan ....................................................................................................... 22
7.7.5. Pembebanan Pelat .................................................................................................................. 23
7.8. PERHITUNGAN BALOK..................................................................................................................... 26
7.8.1. Perhitungan Balok Jetty .......................................................................................................... 26
7.8.2. Perhitungan Balok Trestle ....................................................................................................... 30
7.8.3. PERHITUNGAN BALOK KANTILEVER PADA JETTY ....................................................... 33
7.8.4. Perhitungan Pilecap ................................................................................................................ 37
7.8.4.1. Pile Cap Dermaga ................................................................................................................ 37
7.9. PERHITUNGAN TIANG PANCANG .................................................................................................... 41
7.9.1. Rencana Spesifikasi Dimensi Tiang ......................................................................................... 41
7.9.2. Pekerjaan Penyelidikan Tanah ................................................................................................ 41
7-76
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
7-77
Laporan Akhir
Detail Engineering Design (DED) Pelabuhan Laut Serui Provinsi Papua
7-78