Anda di halaman 1dari 27

Tugas

Perancangan Pipa Bawah Laut

BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Perancangan pipa bawah laut merupakan salah satu hal yang kita kenal dalam teknologi lepas
pantai. Untuk mendapatkan nilai atau desain yang terbaik, agar sesuai dengan persyaratan yang
telah ditentukan. Maka dalam perancangan pipa bawah laut tersebut diperlukan parameter-
parameter dalam desain pipa yang sesuai antara lain yaitu ukuran maupun berat pipa beserta
beberapa analisisnya.
Untuk menentukan parameter-parameter dari perancangan pipa tersebut maka perlu untuk
diadakan analisis pada data lingkungan yang telah ada. Analisis berkaitan dengan data selama
masa operasi dari pipa yang telah didesain. Analisis-analisis tersebut antara lain; analisis
perhitungan inside diameter, analisis perhitungan wall thickness, analisis untuk berat minimal
dari pipa yang telah didesain, analisis perencanaan proteksi katodik, serta analisis proses instalasi
sampai analisis proteksi pipa setelah instalasi. Analisis-analisis tersebut cukup berperan penting
dalam menentukan apakah pipa yang telah dirancang memenuhi persyaratan atau tidak.

2. MASALAH
Adapun dengan melihat permasalahan yang timbul, maka dilakukan identifikasi masalah
sehingga dapat ditentukan proses penyelesaiannya. Permasalahan yang akan dibahas adalah
sebagai berikut:

a. Hitunglah Inside Diameter !

b. Hitunglah Wall Thickness !

c. Hitunglah berat minimal pipa yang disyaratkan stabilitas !

d. Hitung dan rencanakan tebal concrete coating !

e. Hitung dan rencanakan perlindungan korosi dengan menggunakan Sacrificial Anode !


f. Rencanakan metode Instalasi !

Jurusan Teknik Kelautan -1-


Tugas
Perancangan Pipa Bawah Laut
g. Rencanakan metode proteksi pipa setelah diinstalasi !

3. TUJUAN
Dari permasalahan di atas maka tujuan yang ingin dicapai yaitu sebagai berikut:
a. Menganalisis perhitungan dari Inside Diameter

b. Menganalisis perhitungan dari wall thickness.

c. Menghitung berat minimal pipa yang disyaratkan stabilitas

d. Menghitung tebal concrete yang akan digunakan.

e. Menghitung perlindungan korosi dengan menggunakan Sacrificial Anode.

f. Menganalisis metode instalasi pipa yang akan digunakan.

g. Menganaisis metode proteksi pipa setelah diinstalasi.

BAB II
DASAR TEORI

Jurusan Teknik Kelautan -2-


Tugas
Perancangan Pipa Bawah Laut
II.1 PERANCANGAN PIPA
II.1.1 Persamaan Weymouth :
Digunakan persamaan Weymouth karena persamaan ini digunakan untuk fluida dengan tekanan
tinggi, aliran cepat dan diameter besar. Persamaan ini digunakan apabila untuk menghitung diameter
dalam pipa apabila diketahui laju aliran fluidanya.
P21P22
Qg =1.1 d 2.67
( LSZ T 1 ) 1 /2

dengan
Qg = gas-flowrate
d = Inside Diameter pipa
P1 = Tekanan Hidrostatis
P2 = Tekanan Desain
L = Panjang pipa
S = Specific Gravity Gas
Z = Compressibility Factor Gas
T1 = Temperatur Gas

II.1.2 Perhitungan Ketebalan Pipa Menggunakan ASME B31.8


Standar ASME B31.8 ini tidak lebih rinci dibandingkan dengan ASME B31.3, namun lebih
rinci dibandingkan dengan ASME B13.4. ASME B31.8 ini seringkali dipakai untuk standar desain
untuk fasilitas sistem pipa untuk natural-gas, seperti compressor stations, fasilitas gas-treatment,
perhitungan dan regulasi untuk stations, dan ladang tangki. Persamaan untuk menghitung ketebalan
pipa dalam ASME B31.8 adalah :

P d0
t= a
2 FET S Y

dimana
t = Ketebalan minimal desain pipa
P = Tekanan desain pipa
d0 = Outside diameter pipa
SY = minimal yield stress pipa

Jurusan Teknik Kelautan -3-


Tugas
Perancangan Pipa Bawah Laut
F = faktor desain
E = faktor sambungan las longitudinal
T = temperature derating factor

II.2 Gaya Hidrodinamik (Hydrodynamic Forces)


Serangkaian pipa lepas pantai dapat menerima beban atau tegangan dari berbagai
macam gaya yang ada di lingkungan laut, seperti gaya gelombang dan beban arus, untuk pipa yang
diletakan di atas sea bed akan mendapatkan gaya lift dan drag force serta osilasi akibat dari vortec
shedding.

II.2.1 Stabilitas Pipa


Lift force dan drag force yang di hasilkan oleh arus dan aliran gelombang dapat merusak
kestabilan pada pipa lepas pantai. Ketebalan pipa, ukuran pipa dan densitas berat lapisan dapat
digunakan untuk mengendalikan kestabilan pipa. Persamaan drag force dan lift force dapat di tulis
sebagai berikut :

1
FD . .CD .D.V 2
2
1
FL . .CL .D.V 2
2
F
W FL D
( 2.4 )

Dengan keterangan :
Cd : koefisien drag
Cl : Koefisien lift
d : Diameter luar pipa (mm)
Fd : drag force (N/m)
Fl : Lift Force (N/m)
v : effectIIIe velocity (m/s)
Umumnya perhitungan pada perancangan pipa lepas pantai mnggunakan data sebagai berikut :
1. untuk harga koefisien Cd : 0,7 1,3
2. untuk harga koefisien Cl : 0,7 1,5

Jurusan Teknik Kelautan -4-


Tugas
Perancangan Pipa Bawah Laut
II.3 Concrete Coating

Pada umumnya selain dilapisi oleh concrete coating, pipa juga dilapisi oleh lapisan anti korosi,
seperti pada gambar di bawah ini.

B
Concrete Coating

Lapisan Anti Korosi Korosi Korosi

Steel Pipe

Gambar 2.1 Potongan Melintang Pipa Bawah Laut (Mousselli, 1981)

Mousselli (1981) merumuskan persamaan untuk menghitung properti pipa yang sesuai sebagai
berikut:
2
Was 2.68( D 2 D1 )
( 2.5 )

c
Wac (( D 2t c ) 2 D 2 )
576 ( 2.6 )

w
Waw (( D 2t c 2t w ) 2 ( D 2t c ) 2 )
576 ( 2.7 )

Wa Was Wac Waw


( 2.8 )

B 0.35( D 2t c 2t w ) 2
( 2.9 )

Ws Wa B
( 2.10 )

Keterangan:
D : diameter luar steel pipe, in
Di : diameter dalam steel pipe, in
tc : tebal corrosion coating, in

Jurusan Teknik Kelautan -5-


Tugas
Perancangan Pipa Bawah Laut
tw : tebal weight coating, in
Was : berat baja di udara, lb/ft
Wac : berat corrosion coating di udara, lb/ft
Waw : berat weight coating di udara, lb/ft
Wa : berat pipa di udara, lb/ft
Ws : berat pipa tenggelam, lb/ft
B : gaya bouyancy, lb/ft
c : berat jenis lapisan anti korosi, lb/ft3
w : berat jenis lapisan beton, lb/ft3

Halliwell (1986) menyatakan bahwa densitas beton yang umum digunakan untuk melapisi pipa
berkisar antara 2250-3050 kg/m3. Densitas beton berbanding terbalik dengan dengan ketebalan
lapisan beton, semakin besar densitas beton, maka semakin tipis ketebalannya. PGN (2000)
menyatakan bahwa ketebalan lapisan concrete harus berada pada range 38-150 mm.

II.4. Cathodic Protection


Pada jalur pipa bawah sangat rawan terhadap korosi. Akan tetapi hal tersebut dapat dicegah
dengan pemasangan anode. Perhitungan dasar dalam penentuan jumlah anode pada jalur pipa
diberikan oleh Total E&P Indonesie sebagai berikut:
II.4.1 Kebutuhan Arus Anode
Dalam merencanakan proteksi katodik menggunakan anoda tumbal, kami mengacu pada
DNV RP F-103. Yang diperlukan adalah menghitung kebutuhan arus, menghitung massa anoda,
menghitung jumlah anoda yang diperlukan, menghitung jarak antar anoda, menghitung resistensi
anoda, dan menghitung arus keluaran anoda.
a Arus yang dibutuhkan :
I cm= A c f c i c
Dimana
Icm = Kebutuhan arus
Ac = Luas permukaan pipa
fc = mean coating breakdown factor
ic = current density

Jurusan Teknik Kelautan -6-


Tugas
Perancangan Pipa Bawah Laut
Menghitung Mean Coating Breakdown Factor: f c =f i + ( 0.5 f t dl )
Dimana
fi = initial coating breakdown factor
f = average yearly increase pada coating breakdown factor per tahun
t dl = umur desain per tahun

II.4.2 Berat minimum Anode


Persamaan berat minimum anode yang berfungsi untuk mempertahankan tingkat perlindungan
melalui service life dan berdasarkan arus rata-ratanya adalah sebagai berikut:

8760
m=I cm t dl

Dengan,
I cm = mean current design sesuaipersamaan 29 (A)
= utilization factor = 0,9 (bentuk cincin)
= electrochemical capacity bahan anode per kilogramnya (A jam/kg)

Nilai-nilai berikut akan digunakan untuk perhitungan perlindungan cathodic, menurut bentuk anode:

Tabel 2.1 Utilization Factor (Indonesie, 2004)


Utilization Factor
Tipe Anode
Long slender stand-off made by continuous casting 0.95
Long slender stand-off made by traditional mould casting 0.90
Long flush mounted anode 0.85
Short flush mounted anode 0.80
Half-shell bracelet anode 0.85
Magnesium anode in soil 0.80

II.4.3 Resistensi Anode


Tahanan anode dihitung untuk menentukan jumlah anode yang dibutuhkan untuk mempertahankan
tingkat cathodic protection pada akhir service life. Pada tabel berikut ini dapat dilihat formulasi
tahanan sesuai dengan jenis anode-nya:

Jurusan Teknik Kelautan -7-


Tugas
Perancangan Pipa Bawah Laut
Tabel 2.2. Anode Resistance (Indonesie, 2003)
Resistance Formula
Anode Type
Long slender stand-off L 4r 4L
Ra ln 1
2L r
Long flush mounted L lebar atau tinggi
Ra
2 S

Keterangan:
Ra : tahanan anode,
: resistIIIitas lingkungan, .m
L : panjang dari stand-off anode, m
R : diameter anode, m
S : rata-rata aritmatik dari panjang dan lebar anode, m

Tahanan anode dihitung pada saat mendekati akhir service life-nya dengan mempertimbangkan
pengurangan jari-jari anode dan panjangnya campuran yang digunakan. Pada formula berikut
diasumsikan bentuk akhir anode adalah silinder, sehingga harus dihitung panjang dan jari-jari akhir
anode:

L f Lo .1 (0.1.u )
( 2.14 )

m final d2
rf
L final . . 4
( 2.15 )

m final m0 .1 u
( 2.16 )

Keterangan:
L0 : panjang anode awal, m
Lf : panjang anode akhir, m

r0 : jari-jari anode awal, m


rf : jari-jari anode akhir, m

Jurusan Teknik Kelautan -8-


Tugas
Perancangan Pipa Bawah Laut
m0 : massa anode awal, kg
mf : massa anode akhir, kg
: densitas anode, kg/m3
d : diameter inti baja anode, m

II.4.4 Anode Current Output


Hasil arus pada anode pada masing-masing bagian service life sama dengan:
Ec Ea
I
R ( 2.17 )

Keterangan:
I : hasil arus anode, A
Ec : tingkat proteksi minimum (V.w.r.t.Ag/AgCl)
Ea : arus potensial aliran anode (V.w.r.t.Ag/AgCl pada air laut)
R : tahanan anode yang sesuai

Jurusan Teknik Kelautan -9-


Tugas
Perancangan Pipa Bawah Laut

BAB III
METODOLOGI
Dalam Tugas Perancangan Pipa Bawah Laut ini secara umum proses pengerjaannya meliputi :
Mulai

Data awal pipa

Analisis Inside Diameter

Analisis Wall Thickness

Data Lingkungan

Menentukan teori gelombang

Menentukan parameter gelombang

Perhitungan berat minimal

Perhitungan tebal concrete

Perencanaan Anoda

Memenuhi
Kriteria tidak

ya

SELESAI

Jurusan Teknik Kelautan - 10 -


Tugas
Perancangan Pipa Bawah Laut

BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN

III.DATA AWAL PIPA


FLUID Gas
FLOWRATE 2500 MMSCFD
DESIGN PRESSURE 120 bar
DESIGN TEMPERATURE 95C
HIDROSTATIC PRESSURE 210 bar
FLUID DENSITY 103.1 kg/m3
PIPE GRADE X-70
RENCANA PANJANG PIPA 1700 m
CODE ASME B31.8
TINGGI GELOMBANG (H) 3m
PERIODE GELOMBANG (T) 10 detik
ARUS PERMUKAAN 0.8 m/detik
KEDALAMAN (d) 75 m

III.1 Analisa Inside Diameter


Menggunakan Persamaan Weymouth :
P21P22
Qg =1.1 d 2.67
( LSZ T 1 ) 1 /2

30312 17252
2500=1.1 d 2.67 ( 0.621 x 0.863 x 0.025 x 76 ) 1 /2

D = 4.465 inch
Masukkan D yang telah diketahui lewat perhitungan kedalam table NPS untuk menentukan NPS
pipa. Berikut table NPS:

Jurusan Teknik Kelautan - 11 -


Tugas
Perancangan Pipa Bawah Laut

dari table NPS didapatkan bahwa NPS yang memenuhi adalah NPS 5 inch, dengan OD 5,563 inch.

III.2 Analisa Wall Thickness


Menggunakan persamaan yang ditentukan di ASME B.31.8 :
P d0
t= a
2 FET S Y
Diketahui:
Baja API 5L X 70 (Sy = 70000) dari table SMYS

Asumsi:

Jurusan Teknik Kelautan - 12 -


Tugas
Perancangan Pipa Bawah Laut
E =1(dari table longitudinal joint factor)

F = 0,4 , dikarenakan desain pada pipa ini ditaruh pada daerah dengan aktIIIitas pelayaran yang
lumayan padat.(dari table design factor)

T = 1, karena T=203oF (dari table temperature derating factor)

Jurusan Teknik Kelautan - 13 -


Tugas
Perancangan Pipa Bawah Laut

A = 0.125 in
MT = 0.12
5.563
t= x 5,563
2 x 1 x 0.4 x 1 x 70000

t=0.119 in
treq = 0.257 in
Selanjutnya mencari tebal plat dari schedule dengan data yang telah diketahui sebelumnya. Berikut
table schedule:

Didapatkan bahwa Tsel = 0,258 >= treq=0,257. Maka didapatkan bahwa tebal pipa memenuhi sesuai
standart.

III.3 Berat Minimum

Jurusan Teknik Kelautan - 14 -


Tugas
Perancangan Pipa Bawah Laut
Untuk mengetahui besarnya berat minimum pipa, diketahui bahwa menggunakan teori
gelombang airy. Dari teori gelombang tersebut dapat diketahui besarnya gaya lift dan gaya drag, dari

FD
W FL sa n d
perhitungan didapatkan:
dengan

FL 1
2 . .Cm .D.U ef2
massa jenis air laut

Cm = koefisien lift (0,7-1,5)


D = diameter luar pipa

U ef
2
0,778.U o .
2

D
yo
0 , 286

.H sign cosh k (d y ) 3 H .H cosh 2k (d y )


Uo . cos cos 2
T sinh kd 4 L T sinh kd

Untuk mendapatkan rumus Uo diatas terlebih dahulu menentukan teori gelombang dari grafik Region
of Validity dengan menghitung

d 45m
0,07
gT 2 9,81.82 s

H sign 2.4m
2
0.003
gT 9.81.8 2 s

Jurusan Teknik Kelautan - 15 -


Tugas
Perancangan Pipa Bawah Laut

Didapatkan teori gelombang stokes orde-2, untuk mendapatkan nilai L dilakukan dengan
memasukkan nilai d/Lo kedalam tabel C-1 pada buku SPM.
d
0.178
Lo
Berikut tabel C-1:

Jurusan Teknik Kelautan - 16 -


Tugas
Perancangan Pipa Bawah Laut

Dari tabel didapatkan d/L= 0.2066.


Sehingga, L= 1190.997 ft

Maka

U ef
2
0,778.U o .
2
D
yo
0 , 286

.H sign cosh k (d y ) 3 H .H cosh 2k (d y )


Uo . cos cos 2
T sinh kd 4 L T sinh kd
3.14 x9.48 cosh 2 x3.14 / 1190.997(0.463)
Uo . cos
10 sinh 2 x3.14 / 1190.997( 246.06)
3 3.14 x9.84 3.14 x9.84 cosh 2 x 2 x3.14(0.463) / 1190.997
cos 2
4 1190.997 10 sinh 2 x3.14 x ( 264.06) / 1190,997

U 0 1,817 ft / s

0, 286
2 246.06
U ef 0,778.(1.817) .2

0,463

Jurusan Teknik Kelautan - 17 -


Tugas
Perancangan Pipa Bawah Laut
2
U ef 2.58 ft 2 / s 2

Menghitung reynold number


Re = Ue. D.1/v
Re = 119747.9
Dari reynold number didapat Cd,Cl, dan Cm dari tabel:

Cd = 1.13
Cl = 0.96
Cm =2
sehingga

= 1.978

= 1.680

= -0.322092685

Sehingga dengan menggunakan persamaan , dapat diketahui besarnya berat minimum, dari
perhitungan didapatkan:

Jurusan Teknik Kelautan - 18 -


Tugas
Perancangan Pipa Bawah Laut

= 5.565 lb/ft

III.4 Perhitungan Concrete


Adapun perhitungan tebal concrete yaitu sebagai berikut:
c
Wac (( D 2tc ) 2 D 2 )
576
w
Waw (( D 2t c 2t w ) 2 ( D 2tc ) 2 )
576

Wa Was Wac Waw

B 0.35( D 2t c 2t w ) 2

Ws Wa B

Dengan,

D= diameter luar pipa baja, in


Di = diameter dalam pipa baja, in
tc = tebal lapisan tahanan korosi, in
tw = tebal lapisan beton (concrete), in
Was = berat baja di udara, lb/ft
Wac = berat lapisan tahanan korosi di udara, lb/ft
Waw = berat beton di udara, lb/ft
Wa = berat total pipa di udara, lb/ft
B= gaya buoyancy, lb/ft
Ws = berat total submerged dari pipa , lb/ft

Dengan asumsi tc = 0 (langsung dilapisi concrete)


concrete = 149.8231 lb/ft3 ASTM C 642 (AISC, 2000)
Dengan iterasi maka:
Melalui iterasi didapatkan besar tebal concrete = 1.6 in
Pembuktian iterasi sebagai berikut:

Jurusan Teknik Kelautan - 19 -


Tugas
Perancangan Pipa Bawah Laut

Tabel Iterasi Penentuan Tebal Concrete

Ws (tabel) Ws yang diijinkan (berat pipa)


6.22 lb/ft 5.56 lb/ft (OK)

Syarat stabilitas arah lateral (Ikhwani, 2003)


S ( FD FL ) (Wsubmerged FL )

S yaitu angka keamanan 1,1


Asumsi S = 1,972 dan = 0,5 (clay) maka:
1,972(1,97 1,68) 0,5(6,22 1,68)
3,27 = 3,27 (OK)

Jurusan Teknik Kelautan - 20 -


Tugas
Perancangan Pipa Bawah Laut
III.5 Perencanaan Sacrificial Anode
Dalam merencanakan proteksi katodik menggunakan anoda tumbal, kami mengacu pada
DNV RP F-103. Yang diperlukan adalah menghitung kebutuhan arus, menghitung massa anoda,
menghitung jumlah anoda yang diperlukan, menghitung jarak antar anoda, menghitung resistensi
anoda, dan menghitung arus keluaran anoda.
b Arus yang dibutuhkan :
I cm= A c f c i c
Dimana
Icm = Kebutuhan arus
Ac = Luas permukaan pipa
fc = mean coating breakdown factor
ic = current density

Menghitung Mean Coating Breakdown Factor: f c =f i + ( 0.5 f t dl )


Dimana
fi = initial coating breakdown factor
f = average yearly increase pada coating breakdown factor per tahun
t dl = umur desain per tahun
Nilai f dan f i didapatkan dari tabel harga f dan fi tanpa coating beton dari ISO
15589-2

Jurusan Teknik Kelautan - 21 -


Tugas
Perancangan Pipa Bawah Laut

Asumsi :
Umur desain : 25 tahun
Tepi coating : 3LPP/Hss
Maka :
f c =f i + ( 0.5 f t dl )
f c =0,007+ ( 0.5 0,0003 25 )
f c =0,007+0,00375
f c =0,01075
Lalu untuk nilai i c didapatkan pada tabel 5-1 DNV RP F-103 :

Dalam kasus kami, kami memiliki data temperatur 95 derajat Celcius yang tidak terkubur,
sehingga nilai i c yang kami pakai adalah 0,07.
Maka nilai I cm dapat dicari : I cm= A c f c i c
OD
I cm=2 x x L x f c ic
2
5,563
I cm=2 x 3,14 x x 1700 x 0,01075 x 0,07
2
I cm=26,37 A

c Menghitung Massa Anoda :


8760
m=I cm t dl

dimana
I cm = mean current design sesuaipersamaan 29
= utilization factor
= electrochemical capacity bahan anode per kilogramnya

Jurusan Teknik Kelautan - 22 -


Tugas
Perancangan Pipa Bawah Laut
Nilai didapatkan dari tabel 5, ISO 15589-2

Tipe Anoda yang kami gunakan adalah berbahan Zinc yang berada pada sedimen bawah laut,
sehingga nilai = 580.
Maka nilai massa total anoda dapat dihitung :
8760
m=I cm t dl

8760
m=26,37 25
0,9 580
m=11603,28 kg
d Menghitung jumlah Anoda :
m
N=
ma
Dimana
m a = satuan unit massa yang tersedia di pasaran
Disini kami mengasumsusikan massa yang tersedia di pasaran adalah 50 kg, maka perhitungan
jumlah anoda :
m
N=
ma
11603,28
N=
50
N=221,26 buah
Jadi jumlah anoda yang dipakai untuk pipa sepanjang 1700 m adalah 222 buah.
e Menghitung Resistensi Anoda dan Arus Keluaran Anoda :
Dalam kasus ini kami mengasumsikan spesifikasi anoda yang kami gunakan adalah :

Anode Length (L) = 50 cm

Jurusan Teknik Kelautan - 23 -


Tugas
Perancangan Pipa Bawah Laut

Anode Width (b) = 10 cm


Anode Height (h) = 5 cm
Anode Legs = 5 cm
Tegangan Anode = 0,1 volt
Core OD Anode = 10 cm
4L
Ra ln 1
2L r

Dimana
Ra
= Resistensi Anoda
= sediment resistIIIity = 20 ohm.cm
L = Panjang anoda
r = radius anoda
Sebelum itu kita perlu mencari nilai r dengan cara :
Luas Anoda (A) = b x h
= 10 x 5
= 50 cm2
Radius1 =
A

= 3,14
50

= 15,92 cm
Radius2 = OD/2
= 10/2
= 5 cm
r=
0,6 x( ( R21R22 ) + R22)
= 0,6 x( ( 15,922 52 ) +52)
= 4,42 cm
Maka kita dapat menghitung resistensi dari anoda :
4L
R a=
2 L (ln
r
1 )
20 4 x 50
R a=
2 x 3,14 x 50 (
ln
4,42
1 )
Ra=0,179 ohm
Setelah kita mendapatkan Resistensi dari Anoda, kita dapat menghitung arus keluaran dari
Anoda :
I = V/ R
I = 0,1/0,179
I = 0,558 A

Jurusan Teknik Kelautan - 24 -


Tugas
Perancangan Pipa Bawah Laut

III.6 Metode Instalasi Pipa :

Dalam kasus yang didapatkan kelompok kami, kedalaman pipa pada 75 m yang termasuk
dalam perairan dangkal. Sehingga kelompok kami memilih Metode S-Lay dalam perencanaan
instalasi pipa ini. Metode S-Lay digunakan untuk perairan dengan kedalaman 500 ft atau
sama dengan 165 m. Selain itu, Metode S-Lay ini dapat digunakan untuk pipa berdiameter luar
hingga 60 inch. Dengan menggunakan barge yang terdapat stinger pada bagian belakang barge
untuk mengontrol bending bagian atas pipa dan tensioner untuk mengontrol bending bagian
bawah pipa. Tensioner yang berada pada barge akan menarik pipa yang akan dipasang ke arah
dalam dan memastikan tegangan dari semua pipa tidak melebihi tegangan ijin.

Dalam proses instalasi, setelah pipa ditempatkan pada roller, kemudian akan disambungkan
dengan pipa lain melalui proses las dalam welding station. Setelah proses pengelasan, kemudian
dilakukan proses pengecekan kekuatan las dengan menggunakan NDT (Non Distructed Test),
setelah itu dilakukan field joint coating atau memberikan perlindungan pada pengelasan antar
pipa. Setelah proses fabrikasi dalam welding station ini, pipa bisa diluncurkan menuju stinger dan
ke laut.

III.7 Metode Proteksi Pipa Setelah Instalasi

Dalam perlindungan pipa terdapat concrete dan perlindungan korosi. Selain itu, terdapat
perlindungan yang dapat dilakukan setelah proses instalasi. Dalam kasus ini kami menggunakan
trenching sebagai metode perlindungan pipa setelah instalasi. Trenching merupakan metode yang
membenamkan pipa ke dalam tanah atau ke bawah seabed. Trenching ini dilakukan dengan
membuat parit pada rute membentangnya pipa. Metode Trenching ini berguna untuk menghindari
terseretnya pipa akibat jangkar kapal dan menghindari adanya span pada pipa. Dalam metode
trenching pipa yang dijelaskan pada buku Mouselli, terdapat tiga peralatan yang digunakan yaitu
Jetting, Sand Fluidization, Mechanical Cutting atau Plowing.

BAB IV
Jurusan Teknik Kelautan - 25 -
Tugas
Perancangan Pipa Bawah Laut

KESIMPULAN
Dari penyelesaian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Inside diameter dari pipa didapatkan sesuai kriteria perhitungan yaitu NPS 5 inch
b. Wall thickness dari pipa tersebut aman sesuai kriteria ASME B31.8
c. Berat minimum pipa 5.565 lb/ft
d. Tebal concrete yang digunakan untuk melapisi pipa setebal 1,6 inch dan memenuhi
persyaratan stabilitas.
e. Jumlah anode yang dibutuhkan untuk proteksi katodik sebanyak 222 buah dengan berat
total anode 11603,28 kg
f. Metode instalasi yang digunakan adalah metode S-Lay
g. Metode proteksi pipa setelah instalasi menggunakan Trenching

DAFTAR PUSTAKA

Jurusan Teknik Kelautan - 26 -


Tugas
Perancangan Pipa Bawah Laut

Dawson, Thomas H. 1983. Offshore Structural Engineering. Prentice-Hall, Inc.


Englewood Cliffs, New Jersey

Det Norske Veritas, Offshore Standard-Submarine Pipeline System, Januari, 2000

Ikhwani, Hasan. 2003. Diktat Kuliah Perancangan Pipa Bawah Laut. Teknik Kelautan
ITS

Mousselli, 1981.Offshore Pipeline, Design, Analysis and Methods. PennWell Publishing


Company,Oklahoma

The American Society of Mechanical Engineers B31.8-2014, Gas Transmission and


Distribution of Piping System. Two Park Avenue, New York

Jurusan Teknik Kelautan - 27 -

Anda mungkin juga menyukai