Disusun oleh:
Carlo Jonathan Sihombing 043116 40000 016
Nugie Ramadhan 043116 40000 038
Bilal Pradanahadi 043116 40000 076
Dosen Pembimbing :
Dr. Ir. Hasan Ikhwani, M.Sc.
Kelas A
Kelompok 11
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan tugas ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah dan tercurahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan Tugas Ujian Tengah Semester mata kuliah Rekayasa Pipa Bawah
Laut.
Penulis tentu menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mohon maaf
yang sebesar-besarnya.
Penulis
0
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN 3
1.1. Latar Belakang 3
1.2. Rumusan Masalah 3
1.3. Tujuan 4
1.4. Manfaat 4
1.5. Batasan Masalah 4
BAB II DASAR TEORI 5
2.1. Penentuan Diameter Pipa 5
2.2. Analisa Desain Ketebalan Pipa 6
2.3. Proteksi Katoda 6
2.4. Metode Instalasi Pipa 7
2.5. Metode Perlindungan Lain 9
BAB III METODOLOGI 10
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 14
4.1. Data yang Digunakan 14
4.2. Pertanyaan 14
4.3. Pembahasan 15
4.3.1. Perghitungan inside diameter 15
4.3.2. Perhitungan wall thickness 15
4.3.3. Perhitungan Berat Minimal Pipa yang Disyaratkan 16
4.3.4. Perhitungan dan Merencanakan Tebal Concrete 20
4.3.5. Perhitungan Dan Perencanaan Perlindungan Korosi Dengan Menggunakan
Sacrificial Anode 21
4.3.6. Perhitungan Dan Perencanaan Perlindungan Korosi Dengan Menggunakan
Impressed Current 25
4.3.7. Pemilihan Perlindungan Korosi 30
4.3.8. Metode Instalasi 30
4.3.8. Metode Proteksi Pipa Setelah Diinstalasi 31
BAB V PENUTUP 32
DAFTAR PUSTAKA 33
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.3. Tujuan
Adapun tujuan penulisan laporan kerja praktik ini adalah :
1. Menghitung inside diameter
2. Menghitung wall thickness
3. Menghitung berat minimal pipa yang disyaratkan stabilitas
4. Menghitung dan rencanakan tebal concrete coating
5. Menghitung dan merencanakan perlindungan korosi dengan menggunakan
Sacrificial Anode
6. Menghitung dan merencanakan perlindungan korosi dengan menggunakan
Impressed Current
7. Memilih metode perlindungan terhadap korosi yang sesuai dengan pipa
8. Merencanakan metode instalasi di laut beserta perlindungan pipa selanjutnya
setelah selesai diinstalasi
1.4. Manfaat
Manfaat dari tugas ini adalah untuk mengaplikasikan ilmu yang didapatkan dari
perkuliahan Rekayasa Pipa Bawah Laut dan juga sebagai Ujian Tengah Semester pada
mata kuliah tersebut.
3
BAB II
DASAR TEORI
Weymouth:
P21 −P 22 0.5
2.67
Q g=1.1× D ×( )
L× S × Z ×T
di mana:
o Qg = Gas flow rate (MMSCFD)
o D = Diameter dalam pipa (inch)
o P1 = Tekanan awal (psia)
o P2 = Tekanan akhir (psia)
o L = Panjang pipa (ft)
o S = Gas specific gravity
o T = Temperatur aliran gas (R)
o Z = Faktor kompresibilitas gas
Panhandle B:
D 5 ×(P21−P22 ) 0.5
Q g=( )
25.2 × f × L× S × Z ×T
o Qg = gas flow rate (MMSCFD)
o D = Diameter dalam pipa (inch)
o P1 = Tekanan awal (psia)
o P2 = Tekanan akhir (psia)
4
o f = friction factor
o L = Panjang pipa (ft)
o S = Gas specific gravity
o T = Temperatur aliran gas (R)
o Z = Faktor kompresibilitas gas
Setelah didapatkan nilai diameter dalam pipa, maka kemudian dapat diperkirakan nilai
diameter luar pipa dari tabel Nominal Pipe Size (NPS) berdasarkan ASME B36.10M.
S=0,72 x E x SMYS
Pi × D
t=
2S
t n=t + A
di mana:
S = allowable stress value
E = joint factor
SMYS = Specified Minimum Yield Strength
t = pressure design wall thickness
Pi = internal design pressure
D = outside diameter
tn = nominal wall thickness
A = Allowance
Bashi (2003) menyatakan bahwa proteksi katodik merupakan cara paling efektif
untuk melindungi struktur logam di kondisi terendam dalam fluida cair, contohnya air
5
laut, dari korosi. Proteksi katodik (Cathodic Protection) adalah teknik yang digunakan
untuk mengendalikan korosi pada permukaan logam dengan menjadikan permukaan
logam tersebut sebagai katode. Dalam perlindungan korosi untuk pipa bawah laut,
metode yang umum digunakan ada dua, yaitu Sacrificial Anode dan Impressed Current.
Metode Sacrificial Anode adalah metode yang menggunakan logam lebih reaktif
sebagai anode untuk melindungi logam dari pipa yang menjadi katode. Metode
Impressed Current adalah metode yang menggunakan arus DC dihubungkan ke anode.
a) S-lay
Metode S-Lay adalah metode instalasi di mana pipa diletakkan di dasar laut
yang saat proses penurununannya membentuk huruf “S”. Pipa disusun di barge dan
diturunkan dengan stinger. Terjadi dua tegangan yaitu overbend dan sagbend di
daerah lekukan saat pipa diturunkan. Metode ini biasanya dipakai di perairan relatif
dangkal.
6
Gambar instalasi metode J-Lay (Herdiyanti, 2013)
c) Reel Lay
Reel lay adalah metode instalasi pipa bawah laut dengan cara menurunkan pipa
bawah laut yang sebelumnya sudah disatukan dalam bentuk gulungan (Cho, 2017).
Dalam metoda ini umumnya pipa yang dinstalasikan adalah pipa berukuran diameter
kecil dan juga pipa yang fleksibel. Pada instalasi ini dibutuhkan vessel khusus yang
didesain yang memiliki drum dengan ukuran besar yang menjadi tempat gulungan
pipa. Jika pipa ini dinstalasi secara horizontal maka akan berbentuk S-Lay namun
jika dinstalasi secara vertikal maka akan berbentuk J-Lay. Metode ini lebih murah
jika dibandingkan dengan metode lain ditinjau dari sisi waktu dan biaya, namun
terbatas untuk pipa dengan ukuran diameter kecil dan bahan fleksibel, tidak bisa
bahan kaku seperti logam besi.
7
Skema instalasi Reel Lay (Cho, 2017)
d) Tow or pull
Metoda ini digunakan dengan cara menarik pipa yang sudah disiapkan di darat
dan kemudian ditarik ke tempat instalasi dengan cara ditarik oleh tug boat.
8
dengan material yang ketahanan korosinya lebih besar daripada logam yang dilapisi.
Coating juga dapat berupa liquid (cat) atau berupa lapisan concrete (beton).
Pemakaian Inhibitor
Inhibitor korosi merupakan zat organik dan anorganik yang bila ditambahkan ke
dalam lingkungan yang korosif akan menghambat atau menurunkan laju korosi.
Inhibitor korosi digunakan untuk melindungi pipa dari serangan korosi akibat aliran
fluida. Umumnya inhibitor korosi ini berasal dari senyawa-senyawa organik dan
anorganik yang mengandung gugus-gugus yang memiliki pasangan elektron bebas,
seperti nitrit, kromat, fosfat. Pemakaian inhibitor pada pipa bawah laut biasanya
digunakan untuk menangani permasalahan korosi internal yang diakibatkan oleh
aliran fluida yang memiliki fasa jamak, seperti air dan kontaminannya yaitu O2, H2S,
CO2. Untuk menghambat laju korosi pada internal pipa terjadi dengan cepat,
diperlukan pengendalian terhadap korosi dengan menggunakan pemakaian inhibitor
melalui proses pigging.
9
BAB III
METODOLOGI
Dalam laporan ini, proses pengerjaan diilustrasikan dalam diagram alir berikut:
Mulai
10
Penentuan jenis teori gelombang menggunakan
diagram validitas teori gelombang
11
Perhitungan impressed current yang
diperlukan untuk perlindungan korosi
Selesai
12
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.2. Pertanyaan
4.3. Pembahasan
4.3.1. Perhitungan inside diameter
Dengan mengasumsikan Pressure drop = 200 psia, maka rumus yang digunakan
adalah
13
0.5
P21−P22
Q g=1.1× D 2.67
( L× S × Z ×T )
Dimana
Qg = Kecepatan aliran : = 1250 MMSCFD
P1 = Pressure 1 : 120 bar = 1740.45 psia
P2 = Pressure 2 : 1740.45 – 200 = 1540.45 psia
L = Panjang pipa penyalur : 15000 m = 49212.6 feet
S = Specific gravity diasumsikan = 0.621
Z = Kompresibilitas gas diasumsikan = 0.863
T = Temperatur aliran gas : 95o C = 662.67 Rankine
Maka
0.5
1740.452 −1540.452
1250=1.1× D 2.67
( 49212.6 ×0.621 ×0.863 ×662.67 )
0.5
1250 49212.6 × 0.621× 0.863× 662.67
D2.67=
1.1
× ( 1740.452−1540.452 )
Inside Diameter=2.67√ 5857.525=25.78 inch
Dari nilai tersebut, dengan menggunakan Tabel Nominal Pipe Sizing (NPS 26), maka
dapat ditentukan nilai Outer Diameter, yaitu :
Outer Diameter : 26 inch
Berdasarkan standar ASME B31.4 tentang Process Piping, didapat rumus untuk
menentukan wall thickness yaitu sebagai berikut :
S=0.72× E× SMYS
Pi D
t=
2S
t n=t + A
Dalam hal ini, kami mengasumsikan bahwa jenis pipa yang digunakan adalah
Dimana
Pi = Tekanan internal relative (psi) = 1740.45 psi
D = Outer diameter = 26 inch
SMYS = Specified Minimum Yield Strength (Grade X-65) = 65000 psi
E = Joint factor (asumsi seamless) =1
A = Allowance (asumsi allowance corrosion) = 0.02 inch
14
S=0.72× 1× 65000=46800 psi
1740.45× 26
t n= + 0,02
2 ( 46,800 )
t n=0.500 inch
berdasarkan table NPS Ryan Herco Flow Solution, dengan NPS 26, didapat nilai wall
thickness yang sesuai adalah 0.500 dengan Schedule 20
H 9.843
2
= 2
=0.003
g T 32.2 ×(10)
15
g T 2 32.2× 102
Lo = = =512.74 ft
2π 2π
d 328.084
=
Lo 512.74
=0.64
Parameter :
H = 9.843 ft
T = 10 s
d = 328.084 ft
L = 512.3 ft
πH
C= = 0.06033
L
2π
k= = 0.01226
L
2π
ω= = 0.628
T
16
u=
Dari Offshore Pipeline Design, Analysis, and Methods (Mousselli, 1981) diambil table
nilai koefisien berdasarkan nilai Angka Reynolds:
17
Dari tabel di atas, karena nilai Re < 5 x 104, maka didapatkan nilai koefisien:
Cd = 1.3 Cl = 1.5 Cm = 2
Menghitung FD, FL, dan FI
Gaya Drag
1
FD = ρ x Cd x D x Ueff 2
2
1
= x 2 x 1.3 x 2.167 x 0.0982
2
= 0.027 lb/ft
Gaya Lift
1
FL = ρ x C l x D x Ueff 2
2
1
= x 2 x 1.5 x 2.167 x 0.0982
2
= 0.0312 lb/ft
Gaya Inersia
D2 ∂ u
FI = ρ x Cm x π( ) ( )
4 dt
2
D
= 2 x 2.075 x ( π
4 )
x¿
2
3 πH
4
x
L( ) x C coshsinh2 k (z+
kd
d)
4
x ω sin 2 ( kx−ωt )
dengan t = 0, dan x = 0
FI =0
Dengan :
ρ=2 slug/ft 3
18
= 0.01175 kg/m
Dari data pipa yang direncanakan panjangnya 15000 m. Maka berat minimum pipa untuk
panjang 15000 m adalah sebagai berikut :
W =0.01175 kg /m x L
kg
W =0.01175 x 15000 m
m
W =176.25 kg
Jawab :
Required net down force = Weight of pipe + Weight of Concrete – Buoyancy Force
π
Weight of Concrete = ¿
4
π
= ¿
4
3.14 D 2
= [ −4.7] x 179.144
4 144
D2
= 140.63 ( −4.7 ¿
144
π
Buoyancy Force = ¿
4
D2
= 50.2243 x
144
= 0.3488 x D2
D2
Required net down force = 0.085 + 140.63 ( −4.7 ¿ - 0.3488 x D2
144
D2
200 = 0.085 + 140.63 ( −4.7 ¿ - 0.3488 x D2
144
19
199.915 = 0.976 D2 – 660.961 – 0.3488 D2
860.876 = 0.627 D2
1373 = D2
37 inch = D
20
4.3.5. Perhitungan Dan Perencanaan Perlindungan Korosi Dengan Menggunakan
Sacrificial Anode
Data Struktur yang akan dilindungi
Do = 26 inch = 0.66 m
L = 15000 m
Pipeline ini direncanakan penggunaannya dalam 25 tahun.
Sebelum diberi Cathodic Protection, pipa dibalut dengan Polyetylene Tape.
21
Menghitung arus proteksi yang diperlukan (I) :
Diketahui:
ic = 0,07 (diketahui dari tabel A-2 DNV-RP-B401)
I = A x fc x ic
= 31086 x 0.425 x 0.07
= 924.81 Ampere
Dengan,
fc = factor coating breakdown
ic = design current density (A/m2)
I = arus proteksi yang diperlukan (Ampere)
22
u = 0.9 (diketahui dari tabel A-8 DNV-RP-B401)
I x t x 8760
M =
uxε
924.81 x 25 x 8760
= = 112518.5 kg
0.9 x 2000
dengan,
M = massa total anoda (kg)
t = design life (tahun)
I = arus proteksi yang diperlukan (A)
u = utilisation factor
ε = kapasitaas elektrokimia anoda (Ah/kg)
Jumlah anoda
M
N =
m
112518.5
=
14,5
= 7760 unit
Ntot = N x SF
= 7760 x 1.5
= 11640 unit
Menghitung Resistansi Anoda :
ρ 4l
Ra = [ln −1]
2π l D
7.85 4 x 1.067
= 2 x 3.14 x 1.067 [ln 0.068 −1]
= 3.676 Ohm
23
dengan,
Ra = resistensi anoda (ohm)
ρ = resisdtifitas elektrolit , 7,85 Ohm.m
D = diameter anode (m)
dengan,
N = Jumlah anoda
Ia = current output
Ra = resistensi anoda (ohm)
∆E = - 1,05 V (diketahui dari tabel 10-6 DNV-RP-B401)
24
15000
= = 1.3 m/ units
11640
25
fc = a + b x t (diketahui dari tabel 10-4 DNV-RP-B401)
= 0.05 + 0.015 x 25
= 0.425
I = A x fc x ic
= 31086 x 0.425 x 0.07
= 924.81 Ampere
Dengan,
fc = factor coating breakdown
ic = design current density (A/m2)
I = arus proteksi yang diperlukan (Ampere)
26
I x t x 8760
M =
uxε
924.81 x 25 x 8760
= = 112518.5 kg
0.9 x 2000
dengan,
M = massa total anoda (kg)
t = design life (tahun)
I = arus proteksi yang diperlukan (A)
u = utilisation factor
ε = kapasitaas elektrokimia anoda (Ah/kg)
Jumlah anoda
M
N =
m
112518.5
=
14,5
= 7760 unit
Ntot = N x SF
= 7760 x 1.5
= 11640 unit
= 3.676 Ohm
dengan,
Ra = resistensi anoda (Ohm)
ρ = resisdtifitas elektrolit , 7,85 Ohm.m
D = diameter anode (m)
Resistensi Groundbed
27
[ (2 l/e ) ln (0,656 Ntot)]
1+
F =
[ ln ( 4dl )−1 ]
[ (2 x 1.067 /1.3 ) ln (0,656 x 11640 )]
1+
=
[ ln ( 4 0.068
x 1,067
)−1]
= 1+4.67
= 5.67
F
Rg = Ra
Ntot
5.67
= 3.676
11640
= 0.0018 Ohm
dengan,
F = Faktor interferensi
Rg = resistensi groundbed (ohm)
Ntot = Jumlah total anoda yang dibutuhkan
e = Jarak antar anoda ( a = 1.3)
Resistansi kabel
Rc = Rc’ x L
= 5x10-6 x 15000
= 0.075 Ohm
Resistensi total
Rg+ Rc
RT ¿ + Rc
2
0,0018+0.075
¿ + 0.075
2
= 0.1134 ohm
dengan,
Rc = resistensi kabel (ohm)
Rc’ = 5x10-6
28
VERIVIKASI POTENTIAL ATTENUATION
Resistant pipa
ρLu
Rs =
πt (D−t)
22 x 10−8 x 15000
=
3.14 x 0.0127 (0.66−0.0127)
= 0.127 ohm/m
Rc
RL =
πDLu
100000
=
3.14 x 0.66 x 15000
= 3.217 ohm/m
Rs
α =
√ RL
0.127
=
√ 3.217
= 0.1987
dengan,
Rs = resistensi kabel (ohm)
RL = resistensi kebocoran (ohm)
Rc = resistensi coating, 100000 (ohm-m)
α = konstanta attenuation
Lu = panjang pipa (m)
D = diameter pipa ( 26 inch = 0.66m)
t = tebal pipa (0.5 inch = 0.0127m)
ρ = resistifikasi baja, 22 x 10-8 (ohm-m)
29
∆ ED = ( ∆ Ex ) cosh (αL)
= −( 0.45 ) cosh ( 0.1987 x 15000 )
= - 1.9 x 1022 V
Ed = Enat + ∆ ED
= −0.5+−1.9 x 1022
= - 1.9 x 1022 V
30
dalam kondisi tersebut adalah metode J – Lay. Metode J – Lay merupakan metode
pemasangan pipa dengan menggunakan tower vertikal atau disebut ramp. Pipa yang
dimasukan ke dalam air secara vertikal akan membetuk kurva J pada saat menyentuh
(touchdown) seabed. Fabrikasi dilakukan diatas kapal dengan melakukan pengelasan
secara vertikal dan tidak membutuhkan stinger horizontal buritan kapal untuk
launching pipa. Proses fabrikasi menggunakan pengelasan yang lebih canggih dari S-
Lay, yaitu menggunakan friction welding, electron beam welding atau laser welding.
Metode ini cocok untuk diterapkan pada kondisi laut dalam dan membutuhkan sedikit
ruang kerja karena penyambungan dilakukan secara vertikal. Metode ini juga hanya
dapat melakukan pemasangan sepanjang 1-1.5 km per hari.
32
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1) Dalam laporan ini kita dapat mengetahui bahwa pipa memiliki diameter 26 inch
dengan NPS 26 dan schedule 20, dan wall thicknessnya adalah 0.5 inch, sehingga
dapat diketahui nilai outer diameternya adalah 26 inch.
2) Untuk mencari berat minimal pipa, kami mendapatkan teori gelombang stoker 2nd
order, kemudian kami mengetahui nilai Cd 1,3 Cl 1,5 dan Cm adalah 2. Dari nilai –
nilai tersebut, kami dapatkan berat pipa sebesar 0.085 lb/ft.
3) Dari hasil perhitungan nomor 4, tebal concrete pipa kami adalah 5.5 inch.
4) Pada perhitungan proteksi korosi menggunakan Sacrificial Anoda, kami
menggunakan Alluminium Alloy. Hasil perhitungan verifikasi arus keluaran anoda Ia
> I yaitu 2216.54 A > 924.81 A sehingga memenuhi, serta syarat bahwa Ca total = N
x Ca ≥ I x t x 8760 yaitu 1.57 x 1012 ≥ 2 x 108 sehingga memenuhi.
5) Pada perhitungan proteksi korosi menggunakan Impressed Current, kami
menggunakan High Silicon Cast Iron. Hasil Verivikasi Desain Point -1,05 V ≤ Ed
yaitu -1,05 V ≤ -1.9 x 1022 V sehingga memenuhi.
6) Kami memutuskan untuk memilih perlindungan korosi Sacrificial Anode. Pemillihan
metode ini dilandasi karena subsea pipeline yang kami pasang berada pada laut dalam
( kedalaman = 100m) dimana suhu pada kedalaman laut tersebut < 50 o C. Selain itu,
pada sacrificial anode kami menggunakan Alluminium Alloy yang dari segi harga
lebih murah dibandingkan dengan High Silicon Cast Iron.
7) Kami memutuskan menggunakan metode J-Lay untuk menginstalasi pipa bawah laut
tersebut, dimana metode ini sangat tepat dikarenakan pipa kami berada laut dalam
dengan kedalaman laut pipa adalah 100 m.
8) Dengan mengasumsikan daerah instalasi pipa kami berada pada tanah clay, maka
untuk menambah stabilitas pipa, kami memutuskan untuk memakai concrete
mattress. Selain itu kami juga mengasumsikan bahwa daerah pipa kami ada yang
berada pada daerah penurunan jangkar kapal. Sehingga metode perlindungan pipa
concrete mattress menjadi metode yang pas untuk diterapkan.
33
DAFTAR PUSTAKA
ASTM R0033-, ASME B36.10M-2004 Welded and Seamless Wrought Steel Pipe, ASTM
International, West Conshohocken, PA, 2004, www.astm.org
Bashi, S.M., Mailah, N. F., dan Radzi, M. A. M., 2003, “Cathodic Protection System”,
Proceedings of the National Power and Energy Conference, pp. 366–370, Bengi,
Malaysia
Cho, J. R., Joo, B. D., Cho, J. R., & Moon, Y. H. (2017), Finite Element Analysis of the
Offshore Reel-Laying Operations for Double-Walled Pipe, Advances in Mechanical
Engineering, Vol. 9:10
Herdiyanti, J., 2013, Comparisons Study of S-Lay and J-Lay Methods for Pipeline
Installation in Ultra Deep Water, Master's Thesis, 1-104
Mouselli, AH. 1981. Offshore Pipeline Design, Analisys, and Methods. Oklahoma: Pennwell
Books.
34