TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2023
LEMBAR ASISTENSI TUGAS MANDIRI
2. Desain Struktur
2.1 Pemodelan
1. Denah x, y (Tampak Atas)
2. Portal x, z
3. Portal Z, Y
4m
4m
4m
Y
4m
X
7m 7m 7m
Iy 4000
¿ = 0.57¿2 → Pelat dua ara h
Ix 7000
Denah balok
1. Portal memanjang (Sumbu X)
a. Balok A1 sebagai jenis balok satu ujung menerus, maka didapat dimensinya
sebagai berikut.
L
hmin= 18,5
700
hmin= 18,5
hmin=37.83=40 cm
maka bmin untuk balok A1 adalah
bmin= 0.6xhmin
bmin=0.6x37.83
bmin=22.42=25 cm
maka dimensi untuk balok satu ujung menerus dan panjang bentang 700cm
digunakan dimensi 25/40.
b. Balok A2 sebagai jenis balok dua ujung menerus, maka didapat dimensinya
sebagai berikut.
L
hmin= 21
700
hmin= 21
hmin=33.33=35 cm
maka bmin untuk balok A2 adalah
bmin= 0.6xhmin
bmin=0.6x33.33
bmin=19.99=20 cm
maka dimensi untuk balok dua ujung menerus dan panjang bentang 700cm
digunakan dimensi 20/35.
Dari dua contoh perhitungan maka nilai-nilai dimesi penampang dari balok
memanjang lainnya dengan bentang 7 meter adalah sebagai berikut.
400
hmin= 18,5
hmin=21.62=25 cm
maka bmin untuk balok F1 adalah
bmin= 0.6.hmin
bmin=0.6x21.62
bmin=12.97=15 cm
maka dimensi untuk balok satu ujung menerus dan panjang bentang 400cm
digunakan dimensi 15/25.
b. Balok G1 sebagai jenis balok dua ujung menerus, maka didapat dimensinya
sebagai berikut.
L
hmin= 21 x
400
hmin= 21
hmin=19.04=20cm
maka bmin untuk balok G1 adalah
bmin=0.6xhmin
bmin=0.6x19.04
bmin=11.42=15 cm
maka dimensi untuk balok dua ujung menerus dan panjang bentang 400cm
digunakan dimensi 15/20.
Dari dua contoh perhitungan maka nilai-nilai dimesi penampang dari balok
melintang lainnya dengan bentang 4 meter adalah sebagai berikut.
Dari perhitungan memiliki dimensi yang terbesar untuk balok memanjang dan
melintang pada setiap lantai. Untuk dimensi balok memanjang 25cmx40cm dan
balok melintang 15cmx25cm.
L
Untuk dimensi balok induk = 12 ; Dimana L diambil dari bentang terpanjang.
L
Untuk balok anak menggunakan = 15
Asumsi ketebalan selimut beton diambil dari peraturan selimut beton SNI-2847-
2019.
2.4 Preliminary design pelat
P1=Pelat dengan dua balok tepi dan dua balok tengah
P2=pelat dengan satu balok tepi dan tiga balok tengah
P3=pelat dengan empat balok tengah
Pelat lantai berfungsi mendistribusikan beban ke struktur utama seperti balok dan
kolom. Mengacu pada SNI 2847:2019, menghitung dimensi pelat dengan balok
yang membentang dapat dihitung dengan beberapa syarat berikut.
1
Dimana Ln : Panjang bentang bersih dari muka ke tumpuan (Ln= Ly-2( 2 xlebar
balok induk terpanjang)
β : rasio bentang bersih arah panjang terhadap arah pendek pada pelat
ln
dua arah. Dengan rumuus : β = Sn
1
Sn : Lebar bentang bersih (Sn= Ly-2( 2 xlebar balok induk terpendek)
∝fm: Nilai rata-rata untuk semua balok pada tepi-tepi suatu pelat
1
Rumus Inersia balok (Ib)= 12 xbwxh3xk
1
Rumus Inersia pelat (Ip)= 12 xlyxt3
bc t t t bc t
Untuk nilai k=1+( bw -1)( h )[4-6( h )+4( h )2+( bw -1)( h )3]
bc t
1+( bw -1)( h )
Untuk pelat yang diapit balok tengah menggunakan persamaan melalui nilai be
terkecil:
be1≤0,25 Ln
be1≤bw+16t
1
be1≤ bw+(2x 12 Ln)
Untuk balok tepi
1
be≤bw+ 12 L
be1≤bw+6t
1
be1≤ bw+ 2 Ln
Ln=375 cm
1
Sn= Ly-2( 2 xlebar balok induk terpendek)
1
Sn= 400-2( 2 x15)
Sn=385 cm
ln
β=
Sn
β =1 < 2
Maka:
Balok induk tepi(L)
1
a. be≤bw+ 12 L
1
be≤25+ 12 x400
be≤58,3
b. be≤bw+6t
be≤25+6(12)
be1≤97
1
c. be≤ bw+ 12 Ln
1
be≤ 25+ 12 375
be≤ 56.25
Dari hasil ketiga cara ini didapatkan nilai be terkecil=56.25. Dari nilai be yang
sudah ada, dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut.
be t t t be t
k=1+( bw -1)( h )[4-6( h )+4( h )2+( bw -1)( h )3]
be t
1+( bw -1)( h )
56.25 12 12 12 56.25 12
k=1+( 25 -1)( 40 )[4-6( 40 )+4( 40 )2+( 25 -1)( 40 )3]
56.25 12
1+( 25 -1)( 40 )
k= 2.59375
1
Ib= 12 x25x403x2.59375
Ib=34583.3
Untuk Inersia pelat,
1
Is= 12 xlyxt3
1
Is= 12 x400x(12)3
Is= 57600
Ib 34583.3
Maka nilai α m= Is = 57600 = 0.60
1
be≤ 25+(2x 2 x375)
be≤ 400
Nilai be terkecil=100. Maka dicari nilai k,
be t t t be t
k=1+( bw -1)( h )[4-6( h )+4( h )2+( bw -1)( h )3]
be t
1+( bw -1)( h )
100 12 12 12 100 12
k=1+( 25 -1)( 40 )[4-6( 40 )+4( 40 )2+( 25 -1)( 40 )3]
100 12
1+( 25 -1)( 40 )
k=2.641
1
Ib= 12 x25x403x2.641
Ib=35213.3
Untuk Inersia pelat,
1
Is= 12 xlyxt3
1
Is= 12 x400x(12)3
Is= 57600
Ib 35213.3
Maka nilai α m= Is = 57600 = 0.611
A 1+ F 1+ B 1+ F 2
α m=
4
0.600+0.600+0.611+0.611
α m=
4
α m= 1.96
Sesuai SNI 2847:2019, bilai nilai 0,2 < α m≤2,0, maka menggunakan rumus :
fy
ln (0,8+ )
hmin= 1400
≥125 mm
36+5 β (αfm−0,2)
420
375( 0,8+ )
hmin= 1400
≥ 125 mm
36+5(1)(1.96−0,2)
hmin=9.20cm≥12,5 cm
Dimensi pelat untuk pelat lantai dan atap DAK adalah sebagai berikut
Jenis pelat Tebal pelat (cm) Tebal asumsi (cm)
P1 9.20 12
P2 10.85 12
P3 10.84 12
Dari hasil seluruh perhitungan tebal pelat untuk semua lantai didapatkan
nilau pelat terbesar yaitu 10.85. Maka tebal pelat yang dapat digunakan
adalah 12 cm