Anda di halaman 1dari 22

TUGAS MANDIRI

“REKAYASA BANGUNAN TAHAN GEMPA”

OLEH : MARETRI FADELLA SINAGA


NIM : 17209009

TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2023
LEMBAR ASISTENSI TUGAS MANDIRI

NAMA : MARETRI FADELLA SINAGA


NIM : 17-209-009

N TANGGAL KETERANGAN PARAF


O
1. Asumsi
1.1 Perletakan
Perletakan yang digunakan dalam tugas ini adalah perletakan jepit. Perletakan jepit ini
diasumsikan sebagai pondasi sebuah bangunan yang bereaksi terhadap gaya horizontal dan
vertikal. Dikarenakan desain pondasi menggunakan pondasi dalam, maka diartikan struktur tidak
mengalami rotasi maupun translasi.
2.1 Standar perencanaan bangunan
1. Peraturan Perencanaan Tahan Gempa untuk Gedung SNI 1726:2019
2. Perhitungan struktur beton untuk gedung SNI 2847-2019
3. Standar Pembebanan mengacu pada PPPURG
4. Perhitungan struktur beton untuk gedung SNI 2847-2013

2. Desain Struktur
2.1 Pemodelan
1. Denah x, y (Tampak Atas)
2. Portal x, z
3. Portal Z, Y

2.2 Spesifikasi struktur bangunan


Bangunan empat lantai akan difungsikan sebagai perkantoran yang berlokasi di
Kota Medan dengan kondisi tanah sedang, akan menggunakan sistem perencanaan
rangka pemikul beban khusus. Berikut spesifikasi struktur bangunannya.
Fungsi gedung : Kantor
Jumlah Lantai : 4 Lantai
Tinggi Lantai 1 : 4,5 m
Tinggi Lantai 2 : 4 m
Tinggi Lantai 3 : 3,5 m
Tinggi Lantai 4 : 3,5 m
Total tinggi bangunan : 15, 5 m
Panjang Bangunan : 16 m
Lebar Bangunan : 21 m
Asumsi Tebal plat atap : 10 cm = 0,10 m
Asumsi Tebal Plat Lantai : 12 cm = 0,12 m

4m

4m

4m
Y
4m
X
7m 7m 7m
Iy 4000
¿ = 0.57¿2 → Pelat dua ara h
Ix 7000

2. Data beton dan baja


Kuat tekan beton Fc’ : 25 Mpa
Kuat leleh baja Fy’ : 420 Mpa
BJ beton = 24 kN/m3 = 2400kg/m3
BJ baja = 7850 kg/m3

2.3 Preliminary design Balok


Perencanaan balok mengacu pada SNI 2847-2019.
Tebal minimum balok nonprategang
Tertumpu Satu Kedua Kantilever
sederhan ujung ujung
a menerus menerus
ι/16 ι/18,5 ι/21 ι /8

Persamaan ini dapat digunakan dengan beberapa syarat pendukung, yaitu:


1. Dapat diaplikasikan untuk beton normak dengan berat jenis 2400kg/cm2 dengan
Fy= 420Mpa
2. Untuk struktur beton ringan dengan berat jenis dan berat beton 1440kg/m3 , nilai
harus dikalikan dengan persamaan
hmin=hminx(1,65-0,0003wc)
tetapi tidak kurang dari 1,09.
3. Untuk Fy selain 420 Mpa, nilainya harus dikalikan dengan (0,4+fy/700)
4. Untuk perhitunagn lebar bentang normalnya diantara 0,4-0,6
Ket: bmin= lebar minimal penampang
hmin= tinggi minimal penampang
Wc = berat jenis beton
Fy = mutu tulangan longitudinal

Denah balok
1. Portal memanjang (Sumbu X)
a. Balok A1 sebagai jenis balok satu ujung menerus, maka didapat dimensinya
sebagai berikut.
L
hmin= 18,5

700
hmin= 18,5

hmin=37.83=40 cm
maka bmin untuk balok A1 adalah
bmin= 0.6xhmin
bmin=0.6x37.83
bmin=22.42=25 cm
maka dimensi untuk balok satu ujung menerus dan panjang bentang 700cm
digunakan dimensi 25/40.

b. Balok A2 sebagai jenis balok dua ujung menerus, maka didapat dimensinya
sebagai berikut.
L
hmin= 21

700
hmin= 21

hmin=33.33=35 cm
maka bmin untuk balok A2 adalah
bmin= 0.6xhmin
bmin=0.6x33.33
bmin=19.99=20 cm
maka dimensi untuk balok dua ujung menerus dan panjang bentang 700cm
digunakan dimensi 20/35.
Dari dua contoh perhitungan maka nilai-nilai dimesi penampang dari balok
memanjang lainnya dengan bentang 7 meter adalah sebagai berikut.

NAMA BALOK DIMENSI


INDUK B H
A1 25 40
A2 20 35
A3 25 40
B1 20 35
B2 25 40
B3 20 35
C1 25 40
C2 20 35
C3 25 40
D1 20 35
D2 25 40
D3 20 35
E1 25 40
E2 20 35
E3 25 40

2. Portal Melintang (sumbu Y)


a. Balok F1 sebagai jenis balok satu ujung menerus, maka didapat dimensinya
sebagai berikut.
L
hmin= 18,5

400
hmin= 18,5

hmin=21.62=25 cm
maka bmin untuk balok F1 adalah
bmin= 0.6.hmin
bmin=0.6x21.62
bmin=12.97=15 cm
maka dimensi untuk balok satu ujung menerus dan panjang bentang 400cm
digunakan dimensi 15/25.

b. Balok G1 sebagai jenis balok dua ujung menerus, maka didapat dimensinya
sebagai berikut.
L
hmin= 21 x

400
hmin= 21

hmin=19.04=20cm
maka bmin untuk balok G1 adalah
bmin=0.6xhmin
bmin=0.6x19.04
bmin=11.42=15 cm
maka dimensi untuk balok dua ujung menerus dan panjang bentang 400cm
digunakan dimensi 15/20.
Dari dua contoh perhitungan maka nilai-nilai dimesi penampang dari balok
melintang lainnya dengan bentang 4 meter adalah sebagai berikut.

NAMA BALOK DIMENSI


INDUK B H
F1 15 25
F2 15 25
F3 15 25
F4 15 25
G1 15 20
G2 15 20
G3 15 20
G4 15 20
H1 15 20
H2 15 20
H3 15 20
H4 15 20
I1 15 25
I2 15 25
I3 15 25
I4 15 25

Dari perhitungan memiliki dimensi yang terbesar untuk balok memanjang dan
melintang pada setiap lantai. Untuk dimensi balok memanjang 25cmx40cm dan
balok melintang 15cmx25cm.
L
Untuk dimensi balok induk = 12 ; Dimana L diambil dari bentang terpanjang.
L
Untuk balok anak menggunakan = 15

Jenis balok DIMENSI


TINGGI(cm) LEBAR(cm) TEBAL(tc)
Balok induk 58.4 29.2 40
Balok Anak 46.7 23.35 40

Asumsi ketebalan selimut beton diambil dari peraturan selimut beton SNI-2847-
2019.
2.4 Preliminary design pelat
P1=Pelat dengan dua balok tepi dan dua balok tengah
P2=pelat dengan satu balok tepi dan tiga balok tengah
P3=pelat dengan empat balok tengah

Pelat lantai berfungsi mendistribusikan beban ke struktur utama seperti balok dan
kolom. Mengacu pada SNI 2847:2019, menghitung dimensi pelat dengan balok
yang membentang dapat dihitung dengan beberapa syarat berikut.
1
Dimana Ln : Panjang bentang bersih dari muka ke tumpuan (Ln= Ly-2( 2 xlebar
balok induk terpanjang)
β : rasio bentang bersih arah panjang terhadap arah pendek pada pelat
ln
dua arah. Dengan rumuus : β = Sn

1
Sn : Lebar bentang bersih (Sn= Ly-2( 2 xlebar balok induk terpendek)

∝fm: Nilai rata-rata untuk semua balok pada tepi-tepi suatu pelat

∝m : Rasio kekakuan lentur penampang balok terhadap kekakuan lentur


E balok x I balok
pelat. Dengan rumus : ∝m= EpelatxIpelat

1
Rumus Inersia balok (Ib)= 12 xbwxh3xk

1
Rumus Inersia pelat (Ip)= 12 xlyxt3

bc t t t bc t
Untuk nilai k=1+( bw -1)( h )[4-6( h )+4( h )2+( bw -1)( h )3]

bc t
1+( bw -1)( h )

Untuk pelat yang diapit balok tengah menggunakan persamaan melalui nilai be
terkecil:
be1≤0,25 Ln
be1≤bw+16t
1
be1≤ bw+(2x 12 Ln)
Untuk balok tepi
1
be≤bw+ 12 L

be1≤bw+6t
1
be1≤ bw+ 2 Ln

Dengan menggunakan pelat P1 dengan luas (7mx4m) dengan dua balok


tepi dan dua balok tengah, maka tebal pelat:
A1= 25 cmx40cm
B1= 20cmx35cm
F1=15cmx25cm
F2=15cmx25cm
Asumsi t pelat=12 cm, maka untuk mencari nilai β , harus menghitung Ln
dan Sn terlebih dahulu.
1
Ln= Ly-2( 2 xlebar balok induk terpanjang)
1
Ln= 400-2( 2 x25)

Ln=375 cm
1
Sn= Ly-2( 2 xlebar balok induk terpendek)

1
Sn= 400-2( 2 x15)

Sn=385 cm
ln
β=
Sn

β =1 < 2
Maka:
 Balok induk tepi(L)
1
a. be≤bw+ 12 L

1
be≤25+ 12 x400

be≤58,3
b. be≤bw+6t
be≤25+6(12)
be1≤97
1
c. be≤ bw+ 12 Ln

1
be≤ 25+ 12 375

be≤ 56.25
Dari hasil ketiga cara ini didapatkan nilai be terkecil=56.25. Dari nilai be yang
sudah ada, dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut.
be t t t be t
k=1+( bw -1)( h )[4-6( h )+4( h )2+( bw -1)( h )3]

be t
1+( bw -1)( h )

56.25 12 12 12 56.25 12
k=1+( 25 -1)( 40 )[4-6( 40 )+4( 40 )2+( 25 -1)( 40 )3]

56.25 12
1+( 25 -1)( 40 )

k= 2.59375

Untuk menghitung Inersia balok,


1
Ib= 12 x bw x h3 x k

1
Ib= 12 x25x403x2.59375

Ib=34583.3
Untuk Inersia pelat,
1
Is= 12 xlyxt3

1
Is= 12 x400x(12)3

Is= 57600
Ib 34583.3
Maka nilai α m= Is = 57600 = 0.60

 Balok tengah (T)


a. be≤0,25 Ln
be1≤0,25x400
be1≤100
b. be≤bw+16t
be≤25+16x(12)
be1≤217
1
c. be≤ bw+(2x 2 Ln)

1
be≤ 25+(2x 2 x375)

be≤ 400
Nilai be terkecil=100. Maka dicari nilai k,
be t t t be t
k=1+( bw -1)( h )[4-6( h )+4( h )2+( bw -1)( h )3]
be t
1+( bw -1)( h )

100 12 12 12 100 12
k=1+( 25 -1)( 40 )[4-6( 40 )+4( 40 )2+( 25 -1)( 40 )3]

100 12
1+( 25 -1)( 40 )

k=2.641

Untuk menghitung Inersia balok,


1
Ib= 12 x bw x h3 x k

1
Ib= 12 x25x403x2.641

Ib=35213.3
Untuk Inersia pelat,
1
Is= 12 xlyxt3

1
Is= 12 x400x(12)3

Is= 57600
Ib 35213.3
Maka nilai α m= Is = 57600 = 0.611

A 1+ F 1+ B 1+ F 2
α m=
4
0.600+0.600+0.611+0.611
α m=
4

α m= 1.96

Sesuai SNI 2847:2019, bilai nilai 0,2 < α m≤2,0, maka menggunakan rumus :
fy
ln (0,8+ )
hmin= 1400
≥125 mm
36+5 β (αfm−0,2)
420
375( 0,8+ )
hmin= 1400
≥ 125 mm
36+5(1)(1.96−0,2)
hmin=9.20cm≥12,5 cm

Dimensi pelat untuk pelat lantai dan atap DAK adalah sebagai berikut
Jenis pelat Tebal pelat (cm) Tebal asumsi (cm)
P1 9.20 12
P2 10.85 12
P3 10.84 12
Dari hasil seluruh perhitungan tebal pelat untuk semua lantai didapatkan
nilau pelat terbesar yaitu 10.85. Maka tebal pelat yang dapat digunakan
adalah 12 cm

2.5 Preliminary design kolom


Dalam menentukan dimensi kolom harus lebih dulu mencari beban yang ditahan
oleh kolom seperti beban balok, beban pelat, dan beban lainnya. Rumus untuk
mengetahui dimensi kolom adalah:
𝑃𝑢 ≤ 0,1 × 𝐹𝑐′ × 𝐴𝑔
𝑃𝑢 = 0,1 × 𝐹𝑐′ × 𝐴g
Nilai Ag merupakan luas penampang kolom yang didapat dari b.h.
Ket: K1 adalah kolom yang menopang dua buah balok dan satu buah pelat
K2 adalah kolom yang menopang tiga buah balok dan dua buah pelat
K3 adalah kolom yang menopang empat buah balok dan empat buah pelat

Anda mungkin juga menyukai