Anda di halaman 1dari 100

DATA

Penginputan Data :

f’c = 25 MPa
fy = 390 MPa
L1 = 5m
L2 = 4,5 m
L3 = 4,5 m
L4 = 5m
H1 = 4m
H2 = 3,5 m
Kedalaman tanah keras = 16 m
Tujuan bangunan = Perkantoran
Beban hidup yang bekerja = 250 kg/m²

1
GAMBAR RENCANA

DENAH

2
3
4
5
BAB I PERENCANAAN AWAL
(PRELIMINARY DESIGN)

1.1 DIMENSI BALOK

Untuk perencanaan tinggi balok (hmin) yang mutu bajanya selain dari 420 Mpa,
nilainya harus dikalikan dengan (0,4 + fy/700), SNI 2847 : 2013 pasal 9.5.2.2
Tabel 9.5 (a). Contoh, fy = 240, faktor penggandanya = ( 0,4 + 240/700) =
0,9071.
Untuk perhitungan lebar balok bedasarkan hubungannya dengan d min yang
ekonomis adalah = h min – tebal selimut beton, yaitu :
dmin = ( 1,5 – 2,0 ) . b diambil
b = d min / 1,5
Asumsi : diameter tulangan utama = 12 mm = 1,2 cm
Diameter tulangan sengkang = 8 mm = 0,8 cm
Tebal selimt (Ts) = 40 mm = 4,0 cm

a. Untuk Balok B1

Diketahui L = 4500 mm ( dua ujung menerus )

Jadi, dimensi baloknya adalah b x h = 8,645 x 18,367 cm²

6
b. Untuk Balok B2

Diketahui L = 4500 mm ( satu ujung menerus )

Jadi, dimensi baloknya adalah b x h = 10,300 x 20,849 cm²

c. Untuk Balok B3

Diketahui L = 5000 mm ( satu ujung menerus )

Jadi, dimensi baloknya adalah b x h = 11,844 x 23,166 cm²

d. Untuk Balok B4

Diketahui L = 5000 mm ( dua ujung menerus )

7
Jadi, dimensi baloknya adalah b x h = 10,005 x 20,408 cm²

Untuk wilayah gempa disyaratkan lebar balok minimum 250 mm

Tabel 1.1 Rekapitulasi Ukuran Balok


Syarat
BALOK UKURAN (cm²)
b min (cm)
B1 8,645 x 18,367
B2 10,300 x 20,849
25
B3 11,844 x 23,166
B4 10,005 x 20,408

Dalam perencanaan konstruksi, biasanya diambil ukuran balok yang


seragam. Ketentuan pengambilan ukuran balok yang sama yaitu sekurang –
kurangnya diambil sama dengan ukuran balok yang terbesar ( 11,844 x
23,166 ). Tetapi, dengan mempertimbangkan syarat untuk wilayah gempa,
maka digunakan ukuran balok sebesar ( b x h ) :
- Untuk lantai atap = ( 25 x 25 ) cm²
- Untuk lantai dua = ( 25 x 25 ) cm²

1.2 TEBAL PLAT

8
Menurut SNI 2847 : 2013 Pasal 9.5.3.3, tebal dari plat dengan balok yang
menghubungkan tumpuan pada semua sisinya harus memenuhi :
- Untuk αm lebih besar dari 0,2 tapi tidak lebih dari 2,0 tebal plat
minimum harus memenuhi :

- Untuk αm lebih besar dari 2,0 tebal plat minimum harus memenuhi :

Dalam segala hal tebal plat minimum tidak boleh kurang dari harga berikut
:
- Untuk 0,2 < αm < 2,0 = 120 mm
- Untuk αm > 2,0 = 90 mm

Plat – plat diwakili oleh panel seperti pada gambar di atas . Tinjauan balok
tepi dan balok tengah :

- Memanjang : Arah x
- Melintang : Arah y

9
Menurut SNI 2847 : 2013 Pasal 13.2.4, diaman pada konstruksi monolit atau
komposit penuh, suatu balok mencakup bagian dari plat pada tiap sisi balok
sebesar proyeksi balok yang berada di atas atau di bawah plat, diambil yang
terbesar, tetapi tidak boleh lebih besar dari 4 kali tebal plat, seperti pada gambar
sbb :

Sebenarnya bagian – bagian kecil dari plat (flans balok) yang telah
diperhitungkan dalam balok tidak boleh diperhitungkan untuk Is. Tetapi ACI
mengizinkan penggunaan lebar total portal Eqivalen dalam perhitungan Is,
sehingga :

Lebar efektif balok pinggir diambil nilai terkecil :

Lebar efektif balok tengah / dalam (Balok T) harus diambil nilai terkecil :

Momen Inersia dari penampang balok dengan flans terhadap sumbu pusat ialah
:

Dimana :

10
h = tinggi total balok

be = lebar total plat

bf = lebar efektif flans

bw = lebar badan balok

Momen Inersia plat :

Rasio kekakuan lentur balok (Ecb . Ib) terhadap kekakuan lentur plat (Ecs
. Is) dengan lebar yang dibatasi dalam arah lateral oleh suatu sumbu dari panel
yang berbatasan (bila ada) pada tiap sisi balok, yaitu :

Dimana :

Ecb = Modulus elastisitas balok beton

Ecs = Modulus elastisitas plat beton

A. Perhitungan α balok pada plat / panel


a. Balok tepi melintang (untuk balok B2 dan B4)
Ditaksir tebal plat, t = 12 cm

11
Lebar efektif, bE = bw + (h – t)
= 25 + (25 – 12) = 38 cm (terkecil)
Atau bE = bw + 4t
= 25 + 4 (12) = 73 cm

b. Balok tepi memanjang (untuk balok B1 dan B3)


Ditaksir tebal plat, t = 12 cm
Lebar efektif, bE = bw + (h – t)
= 25 + (25 – 12) = 38 cm (terkecil)
Atau bE = bw + 4t

12
= 25 + 4 (12) = 73 cm

c. Balok tengah melintang (untuk balok B2 dan B4)


Ditaksir tebal plat, t = 12 cm
Lebar efektif, bE = bw + 2 (h – t)
= 25 + 2 (25 – 12) = 51 cm (terkecil)
Atau bE = bw + 8t
= 25 + 8 (12) = 121 cm

13
d. Balok tengah memanjang (untuk balok B1 dan B3)
Ditaksir tebal plat, t = 12 cm
Lebar efektif, bE = bw + 2 (h – t)
= 25 + 2 (25 – 12) = 51 cm (terkecil)
Atau bE = bw + 8t
= 25 + 8 (12) = 121 cm

14
B. Perhitungan Kontrol Tebal Plat

15
a. Panel 1

b. Panel 2

c. Panel 3

16
d. Panel 4

Tabel 1.2 Rekapitulasi Tebal Plat


Panel Tebal Minimum Syarat
Plat (cm)
SNI 2847:2013 Pasal
9.5.3. 3
1 12,482

2 12,472
≥ 12,5
3 12,841

4 12,937

Dalam perhitungan tebal plat diperoleh penggunaan tebal plat


minimum yang terbesar adalah 12,937. Sehingga tebal plat yang
digunakan untuk atap dan lantai 1 adalah 13,00 cm.

17
1.3 DIMENSI KOLOM
Untuk menaksir ukuran penampang kolom, ditinjau kolom tengah yang
dianggap memikul beban terbesar.

Beban yang dipikul menurut Peraturan Pembebanan Indonesia (PBI) untuk


gedung 1983 hal. 11, 12, dan 17 :
Berat volume beton bertulang = 2400 kg/m³
Panjang kolom 7,5 m = 7,5 m
Berat beban hidup untuk perkantoran = 250 kg/m²
Beban hidup untuk plat atap = 100 kg/m²
Beban dinding ½ bata = 250 kg/m³
Berat volume air = 1000 kg/m³
Berat plafond + ducling = 20 kg/m²
Finishing plat atap (3cm) = 63 kg/m²
Finishing plat lantai (2cm) = 42 kg/m²
Berat konsol total = 2700 kg
Pembebanan yang bekerja hanya pembebanan gravitasi saja, tanpa ada beban
gempa yang terjadi yang terdiri dari :

1. Beban mati (DL)


2. Beban hidup (LL)

18
A. Kolom pada lantai 02 (Direncanakan dimensi 25cm x 25cm) Beban
hidup (LL) :
- Plat atap 4,75 . 4,75 . 100 = 2256 kg
- Beban air (5cm) 4,75 . 4,75 . 0,05 . 1000 = 1128 kg
= 3384 kg
Beban mati (DL)
- Beban kolom lantai 02 + konsol
0,25 . 0,25 . 3,5 . 2400 + 2700 = 3225 kg
- Beban plat atap
0,13 . 4,75 . 4,75 . 2400 = 7040 kg
- Berat balok atap
 Arah x (memanjang)
0,25 . 0,25 . (4,75 – 0,25) . 2400 = 675 kg
 Arah y (melintang)
0,25 . 0,25 . 4,75 . 2400 = 712,5 kg
- Berat finishing atap
4,75 . 4,75 . 63 = 1421 kg
- Berat plafond + ducling atap
4,75 . 4,75 . 20 = 451,3 kg
13525 kg

Menurut SNI 2847 : 2013 Pasal 9.2.1, kuat perlu (U) yang menahan
beban mati (DL) dan beban hidup (LL) paling tidak harus sama dengan :

U = 1,2 DL + 1,6 LL
= 1,2 (13525) + 1,6 (3384,4)
= 21645 kg

Pu = U . 9,81
= 21645 . 9,81 = 212334 kg
Menurut SNI 2847 : 2013 Pasal 10.3.6.2, kuat tekan rancang
komponen struktur non – prategang :

19
Sehingga :
ՓPn max = 0,8 . 0,65 . 0,85 . 25 . (62500 – 1250) + (320 . 1250)
= 884812,5 N

Syarat :
ՓPn max > Pu
884812,5 > 212334 (AMAN)

B. Kolom pada lantai 01 (Direncanakan dimensi 25cm x 25cm) Beban


hidup (LL) :
- Beban hidup lantai 02 = 3384 kg
- Beban plat lanati 01 4,75 . 4,75 . 250 = 5641kg
= 9025 kg
Beban mati (DL)
- Beban mati lantai 02 = 13525 kg
- Beban kolom lantai 01
0,25 . 0,25 . 3,5 . 2400 = 600 kg
- Beban plat lantai 01
0,13 . 4,75 . 4,75 . 2400 = 7040 kg

- Berat balok atap


 Arah x (memanjang)
0,25 . 0,25 . (4,75 – 0,25) . 2400 = 675 kg

20
 Arah y (melintang)
0,25 . 0,25 . 4,75 . 2400 = 712,5 kg
- Berat plafond + ducling atap
4,75 . 4,75 . 20 = 451,3 kg
- Berat dinding lantai 01
(3,5 – 0,25) (4,75-0,25) 250 = 3656 kg
(3,5 – 0,25) (4,75-0,25) 250 = 3656 kg
30315 kg

Menurut SNI 2847 : 2013 Pasal 9.2.1, kuat perlu (U) yang menahan
beban mati (DL) dan beban hidup (LL) paling tidak harus sama dengan :
U = 1,2 DL + 1,6 LL
= 1,2 (30315) + 1,6 (9025)
= 50819 kg

Pu = U . 9,81
= 50819 . 9,81 = 498530 kg

Menurut SNI 2847 : 2013 Pasal 10.3.6.2, kuat tekan rancang


komponen struktur non – prategang :

Sehingga :
ՓPn max = 0,8 . 0,65 . 0,85 . 25 . (62500 – 1250) + (320 . 1250)
= 884812,5 N

21
Syarat :
ՓPn max > Pu
884812,5 > 498530 (AMAN)

Kesimpulan : Ukuran Kolom yang direncanakan adalah 25 cm x 25 cm

22
BAB II
PERENCANAAN PENULANGAN PLAT
DENGAN METODE MARKUS

GAMBAR PENOMORAN PLAT

2.1 Tebal Plat Lantai


Tebal plat lantai diperoleh dari perhitungan sebelumnya = 13 cm

2.2 Kontrol Persyaratan untuk Metode Markus


a. Perbandingan bentang panjang dan bentang pendek

2.3 Perhitungan Beban


Beban – beban terhdap plat atap
Beban sendiri plat atap = 0,13 . 2400 = 312 kg/m²
Beban finishing atap = 63 = 63 kg/m²

23
Beban air hujan (5cm) = 0,05 . 1000 = 50 kg /m²
Beban hidup atap = 100 = 100 kg/m²

Wu = 1,2 (WDL) + 1,6 (WLL)


= 1,2 (312 + 63) + 1,6 (50 + 100) = 690 kg/m²

Beban – beban terhadap plat lantai


Berat sendiri plat lantai = 0,13 . 2400 = 312 kg/m²
Beban finishing lantai = 42 = 42 kg/m²
Beban hidup lantai 01 = 250 = 250 kg/m²

Wu = 1,2 (WDL) + 1,6 (WLL)


= 1,2 (312 + 42) + 1,6 (250) = 824,8 kg/m²

Beban yang diambil adalah yang terbesar dari kedua asumsi beban di atas.
Sehingga Wu untuk 1 meter lebar plat adalah 824,8 kg/m². Karena plat
menerus maka digunakan tabel markus menerus.

2.4 Perhitungan Luas Tulangan


Diambil lindungan beton (beton dekking) sebagai berikut:
Asumsi : Ø Tulangan arah y = 10 mm = 1,0 cm
Ø Tulangan arah x = 10 mm = 1,0 cm
Tebal selimut (Ts) = 40 mm = 4,0 cm

24
Digunakan beton dengan mutu 25 MPa dan baja dengan mutu 320 Mpa,
dengan menggunakan SNI 2847:2013 maka tulangan dapat dihitung sebagai
berikut :

a. Plat A

Mlx = 0,001.q.lx².Cmlx = 0,001 . 824,8 . 4,5² . 61 = 1018,83 kgm


Mly = 0,001.q.lx².Cmly = 0,001 . 824,8 . 4,5² . 51 = 851,81 kgm
Mtx = -0,001.q.lx².Cmtx = -0,001 . 824,8 . 4,5² . 61 = -1018,83 kgm
Mty = -0,001.q.lx².Cmly = -0,001 . 824,8 . 4,5² . 51 = -851,81 kgm

• Momen Lapangan Arah X, Mlx = 101883 kgcm , dx = 7,50

Dengan rumus ABC diperoleh : AS = 5,624 cm²

Dipilih tulangan L1 = Ø10 – 125 = 6,28 cm²

25
Momen Lapangan Arah Y, Mly = 85181 kgcm, dy = 8,50 cm

Dengan rumus ABC diperoleh : AS = 4,061 cm²

Dipilih tulangan L1 = Ø8 – 100 = 5,03 cm²

• Momen Tumpuan Arah X, Mtx = 101883 kgcm, dx = 7,50


cm

Dengan rumus ABC diperoleh : AS = 5,624 cm²

Dipilih tulangan L1 = Ø10 – 125 = 6,28 cm²


Momen Tumpuan Arah Y, Mty = 85181 kgcm, dy = 8,50 cm

Dengan rumus ABC diperoleh : AS = 4,061 cm²

Dipilih tulangan L1 = Ø8 – 100 = 5,03 cm²

b. Plat B

Mlx = 0,001.q.lx².Cmlx = 0,001 . 824,8 . 5² . 13 = 268,06 kgm


Mly = 0,001.q.lx².Cmly = 0,001 . 824,8 . 5² . 38 = 783,56 kgm
Mtx = -0,001.q.lx².Cmtx = -0,001 . 824,8 . 5² . 13 = -286,06 kgm
Mty = -0,001.q.lx².Cmly = -0,001 . 824,8 . 5² . 38 = -783,56 kgm
Momen Lapangan Arah X, Mlx = 26806 kgcm, dx = 7,50 cm
Dengan rumus ABC diperoleh : AS = 1,416 cm²

Dipilih tulangan L1 = Ø8 – 125 = 4,02 cm²

• Momen Lapangan Arah Y, Mly = 78356 kgcm, dy = 8,50 cm

Dengan rumus ABC diperoleh : AS = 3,724 cm²

Dipilih tulangan L1 = Ø8 – 100 = 5,03 cm²

Momen Tumpuan Arah X, Mtx = 26806 kgcm, dx = 7,50 cm


Dengan rumus ABC diperoleh : AS = 1,416 cm²

Dipilih tulangan L1 = Ø8 – 125 = 4,02 cm²

• Momen Tumpuan Arah Y, Mty = 78356 kgcm, dy = 8,50 cm

Dengan rumus ABC diperoleh : AS = 3,724 cm²

Dipilih tulangan L1 = Ø8 – 100 = 5,03 cm²


c. Plat C

Mlx = 0,001.q.lx².Cmlx = 0,001 . 824,8 . 4,5² . 38 = 634,68 kgm


Mly = 0,001.q.lx².Cmly = 0,001 . 824,8 . 4,5² . 43 = 718.20 kgm
Mtx = -0,001.q.lx².Cmtx = -0,001 . 824,8 . 4,5² . 38 = -634,68 kgm
Mty = -0,001.q.lx².Cmly = -0,001 . 824,8 . 4,5² . 43= -718,20 kgm

• Momen Lapangan Arah X, Mlx = 63468 kg cm, dx = 7,50 cm

Dengan rumus ABC diperoleh : AS = 3,423 cm²

Dipilih tulangan L1 = Ø8 – 125 = 4,02 cm²

Momen Lapangan Arah Y, Mly = 71820 kg cm, dy = 8,50 cm

30
Dengan rumus ABC diperoleh : AS = 3,403 cm²

Dipilih tulangan L1 = Ø8 – 100 = 5,03 cm²

• Momen Tumpuan Arah X, Mtx = 63468 kg cm, dx = 7,50 cm

Dengan rumus ABC diperoleh : AS = 3,423 cm²

Dipilih tulangan L1 = Ø8 – 125 = 4,02 cm²

Momen Tumpuan Arah Y, Mty = 71820 kg cm, dy = 8,50 cm

31
Dengan rumus ABC diperoleh : AS = 3,403 cm²

Dipilih tulangan L1 = Ø8 – 100 = 5,03 cm²

d. Plat D

Mlx = 0,001.q.lx².Cmlx = 0,001 . 824,8 . 4,5² . 46 = 768,30 kgm


Mly = 0,001.q.lx².Cmly = 0,001 . 824,8 . 4,5² . 38 = 634,68 kgm
Mtx = -0,001.q.lx².Cmtx = -0,001 . 824,8 . 4,5² . 46 = -768,30 kgm
Mty = -0,001.q.lx².Cmly = -0,001 . 824,8 . 4,5² . 38= -634,68 kgm

Momen Lapangan Arah X, Mlx = 76830 kgcm, dx = 7,50 cm

32
Dengan rumus ABC diperoleh : AS = 4,177 cm²

Dipilih tulangan L1 = Ø8 – 100 = 5,03 cm²

• Momen Lapangan Arah Y, Mly = 63468 kg cm, dy = 8,50 cm

Dengan rumus ABC diperoleh : AS = 2,996 cm²

Dipilih tulangan L1 = Ø8 – 100 = 5,03 cm²

Momen Tumpuan Arah X, Mtx = 76840 kgcm, dx = 7,50 cm

33
Dengan rumus ABC diperoleh : AS = 4,177 cm²

Dipilih tulangan L1 = Ø8 – 100 = 5,03 cm²

• Momen Tumpuan Arah Y, Mty = 63468 kgcm, dy = 8,50 cm

Dengan rumus ABC diperoleh : AS = 2,996 cm²

Dipilih tulangan L1 = Ø8 – 100 = 5,03 cm²

34
Tabel 2.1 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Tulangan Plat
LOKASI PANEL A PANEL B PANEL C PANEL D
Tulangan Plat
Tulangan Arah X
Tulangan Lapangan Ø10 – 125 Ø8 – 125 Ø8 – 125 Ø8 – 100
Tulangan Tumpuan Ø10 – 125 Ø8 – 125 Ø8 – 125 Ø8 – 100
Tulangan Arah Y
Tulangan Lapangan Ø8 – 100 Ø8 – 100 Ø8 – 100 Ø8 – 100
Tulangan Tumpuan Ø8 – 100 Ø8 – 100 Ø8 – 100 Ø8 – 100

2.5 Sketsa Tulangan

a. Panel A

b. Panel B

35
c. Panel C

d. Panel D

36
37
BAB III
ANALISA PEMBEBANAN PORTAL

Analisa pembebanan portal dilakukan terhadap kombinasi pembebanan berikut:

1. Beban Gravitasi ( Beban Mati + Beban Hidup )


Beban – beban merata pada plat diterima oleh balok arah longitudinal dan
arah transversal (arah x dan arah y), seperti denah berikut. Disamping itu
portal juga menerima beban garis berupa berat sendiri balok dan berat
dinsing.

2. Beban Gravitasi + Beban Gempa


Semua beban yang bekerja selebar portal dianggap dipikul sepenuhnya oleh
portal yang bersangkutan. Lebar portal yang diamksud adalah jarak dari
tengah bentang sebelah kiri (jika ada) ke tengah bentang sebelah kanan.

38
Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa pada saat percepatan gempa sejajar
dengan sumbu x, maka semua beban – beban tersebut dipikul oleh portal
arah x. Demikian pula untuk arah y.

Luas pembebanan ditinjau dari denah berkut :

3.1 Perhitungan Beban Akibat Gaya Gravitasi


Potongan A-A

 Potal Eqivalen 1
Luas Trapesium = 0,5 . (0,5 + 5) . 2,25

39
= 6,19

Berat Trapesium = 6,19 W


W = Berat persatuan luas

Reaksi Tumpuan = RA = RB
= 6,19 W / 2 = 3,09 W
= 1,375 q

 Portal Eqivalen 2
Luas Trapesium = 0,5 . (2,25 + 2,25) . 2,25
= 5,06

Berat Trapesium = 5,06 W


W = Berat persatuan luas

Reaksi Tumpuan = RA = RB
= 5,06 W / 2 = 2,53 W
= 1,125 q

40
Potongan B-B

 Potal Eqivalen 3
Luas Trapesium = 0,5 . (3 + 3) . 3
= 6,25

41
Berat Trapesium = 6,25 W
W = Berat persatuan luas

Reaksi Tumpuan = RA = RB
= 6,25 W / 2 = 3,13 W
= 1,25 q

Pada perhitungan beban eqivalen plat diperoleh untuk bentang kiri terbesar =
1,2674 W dan bentang kanan yaitu eqivalen 3 = 1,1574 W dengan beban
eqivalen maksimum terdapat pada potongan A-A sehingga untuk
perhitungan selanjutnya digunakan portal potongan AA untuk
perhitungan Momen, Geser dan Normal diambil untuk mewakili portal
pada perhitungan.

1. Beban Gravitasi pada Balok Atap Bentang Kiri Beban


Mati (DL)
- Beban balok 0,25 . 0,4 . 2400 = 240 kg/m
- Beban plat 0,12 . 1,27 . 2400 = 365 kg/m
- Beban plafond + ducling 20 . 1,27 = 25,3 kg/m

42
- Beban finishing atap 42 . 1,27 = 53,2 kg/m

Beban Hidup (LL)

- Beban hidup plat atap 100 . 1,27 = 127 kg/m


- Beban air 0,05 . 1000 . 1,27 = 63,4 kg/m

Jadi beban rencana (qu1)

Qu1 = 1,2 DL + 1,6 LL

= 1,2 (683,58) + 1,6 (190,1) = 1124 kg/m

2. Beban Gravitasi pada Balok Atap Bentang Kanan


Beban Mati (DL)
- Beban balok 0,25 . 0,4 . 2400 = 240 kg/m
- Beban plat 0,12 . 1,16 . 2400 = 333 kg/m
- Beban plafond + ducling 20 . 1,16 = 23,1 kg/m
- Beban finishing atap 42 . 1,16 = 48,6 kg/m

Beban Hidup (LL)

- Beban hidup plat atap 100 . 1,16 = 116 kg/m


- Beban air 0,05 . 1000 . 1,16 = 57,9 kg/m
Jadi beban rencana (qu1)

Qu1 = 1,2 DL + 1,6 LL

= 1,2 (645,10) + 1,6 (173,9) = 1052 kg/m


3. Beban Gravitasi pada Balok Lantai 01 dan 02 Bentang Sebelah Kiri
Beban Mati (DL)
- Beban balok 0,25 . 0,4 . 2400 = 240 kg/m
- Beban plat 0,12 . 1,27 . 2400 = 365 kg/m
- Beban plafond + ducling 20 . 1,27 = 25,3 kg/m
- Beban finishing atap 42 . 1,27 = 52,3 kg/m

43
- Beban Keramik 24 . 1,27 = 30,4 kg/m
- Beban Dinding (3,2 – 0,4) . 250 = 700 kg/m

Beban Hidup (LL)

- Beban plat lt 01 dan 02 250. 1,27 = 316,84kg/m

Jadi beban rencana (qu1)

Qu1 = 1,2 DL + 1,6 LL

= 1,2 (1414) + 1,6 (316,84) = 2204 kg/m

4. Beban Gravitasi pada Balok Lantai 01 dan 02 Bentang Sebelah Kanan


Beban Mati (DL)
- Beban balok 0,25 . 0,4 . 2400 = 240 kg/m
- Beban plat 0,12 . 1,16 . 2400 = 333 kg/m
- Beban plafond + ducling 20 . 1,16 = 23,1 kg/m
- Beban finishing atap 42 . 1,16 = 48,6 kg/m
- Beban Keramik 24 . 1,16 = 27,8 kg/m
- Beban Dinding (3,2 – 0,4) . 250 = 700 kg/m

Beban Hidup (LL)

- Beban plat lt 01 dan 02 250. 1,16 = 289,35 kg/m

Jadi beban rencana (qu2)

Qu2 = 1,2 DL + 1,6 LL

= 1,2 (1372,9) + 1,6 (289,35) = 2110 kg/m

3.2 Perhitungan Beban Akibat Gempa


1. Berat Bangunan Total

44
a. Berat Atap (W3)
Beban Mati (DL)
- Beban Plat
9,5 . 1,45 . 0,12 . 2400 = 39672 kg
- Beban Balok
Arah memanjang
0,25 . 0,4 . 9,5 . 4 . 2400 = 9120 kg
Arah melintang
0,25 . 0,4 . 14,5 . 4 . 2400 = 13920 kg
- Beban Kolom
Kolom Tepi
4 . 0,25 . 0,25 . 1,6 . 2400 = 960 kg
Kolom Tepi Tengah
6 . 0,25 . 0,25 . 1,6 . 2400 = 1440 kg
Kolom Tengah
2 . 0,25 . 0,25 . 1,6 . 2400 = 480 kg
- Beban Finishing Atap
42 . 9,5 . 14,5 = 5785,5 kg
- Beban Plafond + Ducling
20 . 9,5 . 14,5 = 2755 kg
= 74132,5 kg
Beban Hidup (LL)
- Beban hidup plat atap = 13775 kg
- Beban air = 6887,5 kg
= 20662,5 kg

Beban Total W3 = 1,2 DL + 1,6 WL


= 1,2 (74133) + 1,6 (20662,5)

45
= 122019 kg

b. Berat Lantai 02 ( W2)


Beban Mati (DL)
- Beban Plat
15,5 . 13,5, . 0,12 . 2400 = 58320 kg
- Beban Balok
Arah memanjang
0,25 . 0,4 . 15 . 4 . 2400 = 14400 kg
Arah melintang
0,25 . 0,4 . 13,5 . 4 . 2400 = 12960 kg
- Beban Kolom
Kolom Tepi
4 . 0,25 . 0,25 . 3,2 . 2400 = 1920 kg
Kolom Tepi Tengah
6 . 0,25 . 0,25 . 3,2 . 2400 = 2880 kg
Kolom Tengah
2 . 0,25 . 0,25 . 3,2 2400 = 960 kg
- Beban Finishing Lantai 02
42 . 15 . 13,5 = 8505 kg
- Beban Plafond + Ducling
20 . 15 . 13,5 = 4050 kg
= 143895 kg

Beban Hidup (LL)


- Beban hidup plat atap = 50625 kg

Beban Total W2 = 1,2 DL + 1,6 WL


= 1,2 (143895) + 1,6 (50625)

46
= 253674 kg

c. Berat Lantai 01 (W1)


Beban Mati (DL)
- Beban Plat
15 . 13,5, . 0,12 . 2400 = 58320 kg
- Beban Balok
Arah memanjang
0,25 . 0,4 . 15 . 4 . 2400 = 14400 kg
Arah melintang
0,25 . 0,4 . 13,5 . 4 . 2400 = 12960 kg
- Beban Kolom
Kolom Tepi
4 . 0,25 . 0,25 . 3,5 . 2400 = 2100 kg
Kolom Tepi Tengah
6 . 0,25 . 0,25 . 3,5 . 2400 = 4200 kg
Kolom Tengah
2 . 0,25 . 0,25 . 3,2 2400 = 2100 kg
- Beban Finishing Lantai 01
42 . 15 . 13,5 = 8505 kg
- Beban Plafond + Ducling
20 . 15 . 13,5 = 4050 kg
= 150810 kg
Beban Hidup (LL)
- Beban hidup plat atap = 50625 kg

Beban Total W1 = 1,2 DL + 1,6 WL


= 1,2 (150810) + 1,6 (50625)
= 261972 kg

47
Jadi Berat Total (Wt) = W3 + W2 + W1
= 122019 + 253674 + 261972
= 637665 kg

2. Waktu Getar Bangunan ( T ) Dengan rumus empiris


:
( H adalah tinggi bangunan total)
Jadi,

3. Koefisien Gempa Dasar Cperaturan = C / (f1 . f2)


Dimana :
F1 = factor kelebihan kekuatan struktur = 1,6
F2 = factor kelebihan kekuatan statis tak tentu dalam plastis = 1,75
C = Respon spectra untuk tiap zona yang didapat dari grafik antara
waktu getar

4. Faktor Keutamaan I
Berdasarkan desain struktur rangka beton di daerah rawan gempa (SNI 03-
1726-2012 Pasal 4.12 tabel 2) diperoleh factor keutamaan I = 1,0 untuk
gedung umum seperti untuk penghunian, perniagaan, dan perkantoran.

5. Gaya Geser Horizontal Total Akibat Gempa Rumus


:
Vx = Vy = ( C . I . Wt) / R
= ( 0,3 . 1 . 637665) / 8,5
= 22505,824 kg

48
6. Distribusi Gaya Geser Horizontal Total
a. Arah x

b. Arah y

Dimana :
Fix = Gaya horizontal akibat gempa pada lantai ke-i arah x
Fiy = Gaya horizontal akibat gempa pada lantai ke-i arah y
hi = Tinggi lantai ke-i terhadap lantai dasar
Wi = Berat lantai ke- i
Vx = Gaya geser horizontal total akibat gempa arah x
Vy = Gaya geser horizontal total akibat gempa arah y
B = Panjang sisi bangunan dalam arah yang ditinjau

Tingkat VTotal hi Wi Wi . hi Fix ,Fiy 1/4Fix


(t) (m) (t) Total

Atap 22,5058 10,2 122,019 1244,594 6,975 1,744


Lantai 2 22,5058 7 253,674 1775,718 9,952 2,488
Lantai 1 22,5058 3,80 261,972 995,494 5,579 1,395
4015,805 22,506 5,626

49
50
51
Kombinasi Pembebanan

KOMB 1 1,2 DL + 1,6 LL

KOMB 2 1,2 DL + 1,0 LL + 1,0 E

KOMB3 1,2 DL + 1,0 LL – 1,0 E

52
BAB IV
PERENCANAAN PENULANGAN BALOK DAN
KOLOM

4.1 Penulangan Balok


1. Penulangan Balok Atap
a. Tulangan Tumpuan
M (-) = 4,162284452 tm = 41622844,52 Nmm

Syarat :
Mn perlu > Mn ada (dianalisa dengan sifat balok T Murni)
Mn perlu > Mn ada (dianalisa dengan rumus balok biasa)

53
Hitung Luas Tulangan

Digunakan tulangan : 3 Ø 13 = 398,357 mm²

b. Tulangan Lapangan
M (+) = 3,33304999 tm = 3330499,90 Nmm

54
Syarat :
Mn perlu > Mn ada (dianalisa dengan sifat balok T Murni)
Mn perlu > Mn ada (dianalisa dengan rumus balok biasa)

Hitung Luas Tulangan :

Digunakan tulangan : 3 Ø 13 = 398,357 mm²

2. Penulangan Balok Lantai 02


a. Tulangan Tumpuan
M (-) = 7,932095598 tm = 793202955,98 Nmm

55
Syarat :
Mn perlu > Mn ada (dianalisa dengan sifat balok T Murni)
Mn perlu > Mn ada (dianalisa dengan rumus balok biasa)

56
Hitung Luas Tulangan :

Digunaka Tulangan 3 Ø 19 = 850,929 mm²

b. Tulangan Lapangan
M (+) = 5,151632779 tm = 51516327,79 Nmm

57
Syarat :
Mn perlu > Mn ada (dianalisa dengan sifat balok T Murni)
Mn perlu > Mn ada (dianalisa dengan rumus balok biasa)

Hitung Luas Tulangan

Digunakan Tulangan : 2 Ø 19 = 567,286 mm²

3. Penulangan Balok Lantai 01


a. Tulangan Tumpuan
M (-) = 9,66933 tm = 96693295,79 Nmm

58
Syarat :
Mn perlu > Mn ada (dianalisa dengan sifat balok T Murni)
Mn perlu > Mn ada (dianalisa dengan rumus balok biasa)

59
Hitung Luas Tulangan :

Digunakan Tulangan : 3 Ø 20 = 942,857 mm²

b. Tulangan Lapangan
M (+) = 6,35386554 tm = 63538655,44 Nmm

60
Syarat :
Mn perlu > Mn ada (dianalisa dengan sifat balok T Murni)
Mn perlu > Mn ada (dianalisa dengan rumus balok biasa)

Hitung Luas Tulangan :

Digunakan Tulangan : 2 Ø 20 = 628,571 mm²

4.2 Penulangan Kolom


1. Penulangan Kolom Atap
a. Mengecek Pengaruh Kelangsingan Kolom
Untuk komponen struktur tekan yang tidak ditahan terhadap
goyangan ke samping, pengaruh kelangsingannya dapat diabaikan
jika memenuhi :

61
Dimana :
K = factor tekuk = 1
Lu = panjang kolom = 3,2
R = radius girasi

Jadi,

Berarti factor kelangsingan tak dapat diabaikan

b. Faktor Pembesar Momen (δ)

Dimana :

Cm = 1 (Konservatif)

62
Penulangan Kolom Tepi
Pu = 4,24327694 ton

Mu = 2,13884579 tm
Mc = δ . Mu = 1,03492 . 2,13884579 = 2,2135 tm

Hitung :

Eksentrisitas :

Syarat :
e min < e (OK)

Hitung nilai ρ
- Sumbu Vertikal

63
- Sumbu Horizontal

Dari diagram interaksi kolom diperoleh :


β = 1,3 r = 0,015
Maka,
ρ = β . r = 1,3 . 0,015 = 0,0195

Hitung Luas Tulangan


Ast = ρ . Ag
= 0,0195 . 250 . 250
= 1218,75 mm²
As = As’ = 1/4 Ast = 304,688 mm²

Digunakan Tulangan 2 Ø 16 = 402,286

Penulangan Untuk Kolom Tengah


Pu = 9,61893086 ton

Mu = 1,38884202 tm
Mc = δ . Mu = 1,08282 . 1,38884202 = 1,5039 tm

Hitung :

64
Eksentrisitas :

Syarat :
e min < e (OK)

Hitung nilai ρ

- Sumbu Vertikal

- Sumbu Horizontal

Dari diagram interaksi kolom diperoleh :


β = 1,3
r = 0,004 (digunakan r minimum) Maka,
ρ = β . r = 1,3 . 0,004 = 0,0052

Hitung Luas Tulangan


Ast = ρ . Ag
= 0,0052 . 250 . 250
= 325 mm²
As = As’ = 1/4 Ast = 81,25 mm²

65
Digunakan Tulangan 2 Ø 12 = 226,3 mm²

Dengan cara yang sama diperoleh penulangan kolom pada


lantai 01 dan 02 seperti pada table 4.1

4.3 Penulangan Geser Pada Balok


1. Balok Atap

- Gaya geser rencana diambil gaya geser maksimum yaitu, Vu =


2,2438 ton

- Penampang kritis pertama pada jarak d :

- Kapasitas geser balok :

Vc yang dapat digunakan = ½ . Vc = 41408,7 N

(Digunakan tulangan geser praktis )

66
Direncanakan tulangan sengkang Ø 6 (Av = 56,5714 mm²)

Jadi digunakan sengkang Ø 6 – 150

2. Balok Lantai

- Gaya geser rencana diambil gaya geser maksimum yaitu, Vu =


5,5886 ton

- Penampang kritis pertama pada jarak d :

- Kapasitas geser balok :

Vc yang dapat digunakan = ½ . Vc = 41408,7 N

Direncanakan tulangan sengkang Ø 6 (Av = 56,5714 mm²)

67
Jadi digunakan sengkang Ø 6 – 80

- Untuk daerah diluar jarak d Vud = 55886 N


Vc = 82817,44 N

Jadi digunakan sengkang Ø 6 – 150

Tabel 4.1 Rekapitulasi Penulangan Balok dan Kolom

68
4.4 Sketsa hasil Desain Tulangan
1. Balok

69
2. Kolom

70
4.5 Contoh Soal Analisa Kolom

71
Rencanakanlah kolom A untuk portal tanpa pengaku pada Gambar 1
untuk beban mati ditambah beban hidup dan angin menurut ACI-9.2. Tekan
aksial layan adalah 48080,79 kg beban mati dan 48080,79 kg beban hidup, dan
momen lentur layan adalah 44241,59 kg-m beban mati, 44241,59 kg-m beban
hidup berikut 20738,24 kg-m beban angin. Anggaplah bahwa beban tetap hanya
mencakup beban mati. Beban aksial berfaktor Pu pada kolom dalam besarnya
1,8 kali beban aksial pada kolom luar. Pilihlah suatu kolom bujur sangkar
dengan tulangan sekitar 2 % . Gunakan fc' 351.53 kg /cm2 , fy 4218,39 kg
/cm2dan metode kekuatan Peraturan ACI.

Jawab:

(a) Beban berfaktor. Menurut ACI-9.2.2,

Pu 0,75 1,4(4808,79) 1,7(4808,79) 111583,73 kg

Mu 0,75 1,4(4424,16) 1,7(4424,16) 1,7(20738,24) 36727,43 kg

(b) Taksir ukuran untuk keadaan berimbang. Dengan menggunakan Prosedur yang
diberikan di dalam pasal 13.16 dan 13.17

Gambar 1
Tulangan pada kedua sisi adalah kira-kira sama, T Cs ; dengan itu

72
Cc Pb Pn perlu
111583,73
0,85 fc '1 b b

0,003
b 0,003 566/651651 d 0,592
d

0,85(351,53)(0,8)(0,592d 159405,33

bd berimbang 515415,91

0,112903m2 2,01 Misalkan d 0,85 h

bh berimbang 0,133 m2 ambillah 38,1 cm bujur sangkar

Momen yang diperbesar adalah

Mc bM2b s M2s

Faktor pembesar b dimisalkan 1,0 dan oleh karena kolom relatif

panjang, faktor b diharapkan berkisar antara 1,2 sampai 1,5. jadi, jika

momen-momen berfaktor dipisahkan menjadi M 2b yang tidak menimbulkan

goyangan dan M 2s yang menimbulkan goyangan ,

M 2b 0,75 1,4(4424,16) 1,7(4424,16) 10369,12 kgm


Mu 0,75(1,7)(20738,24) 26406,7 kgm
Mctaksiran 1,0(10369,12) 1,3(26406,7) 44656,35 kgm

e perlu (taksiran) 0,401 m

73
Untuk eksentrisitas besar seperti ini, perencanaan kemungkinan akan
berada didalam daerah tarik menentukan dan penampang akan lebih besar
dari penampang berimbang 38.1 cm. Cobalah penampang dengan ukuran 18
cm untuk mendapatkan pendekatan pertama untuk b . Faktor b

kemungkinan besarnya 1,0.

(c) Perkiraan faktor panjang yang efektif k untuk portal tanpa pengaku yang

digunakan di dalam menghitung faktor pembesaran s dalam goyangan.

Ig untuk kolom (0,4572)(0,4572)3 0,003642 m4


3
0,012 m4
Ig untuk balok (0,4064)(0,7112)

Oleh karena penampang retak harus digunakan untuk momen inersia balok,
maka misalkan Icr Untu balok sebesar 0,00624 m4.

ΣEI/L, kolom
kolom ψ (bagian atas kolom luar)

ΣEI/L, balok balok

5,2

ψ (bagian atas kolom dalam) 1

Dengan menggunakan Grafik alignment pada gambar 15.8.1(b), dengan


(bawah) = 1,0 (diberikan), dapatkan k untuk kolom luar dalam 1,30.

74
(d) Perkiraan faktor pembesaran s . Oleh karena tulangan belum dipilih,

digunakan pendekatan berikut,

0,5EcIg
EI 1
d

455655.785 kg m

di mana : d 0,13

yang diperoleh dengan menganggap bahwa beban tetap hanya mencakup

beban mati. Harga d 0 barangkali dapat digunakan oleh karena goyangan

yang diakibatkan oleh beban tidak tetap (angin).

2
EI 2(4566642,1)
Pc (kLu)2 [1,45(55416)]2 662244,90kg (kolom luar)

2 (4566642,1)
Pc [1,30(55416)]2 825538,17 kg

(kolom dalam) dimana Lu 640,08 71,12 568,96 cm

1,0
s PU
1
Pc
Pc 2(662244,9) 3(825538,17) 3801104,312 kg
PU 111583,73[2 3(1,8)] 825538 kg
1

75
s 1,45

Mc taksiran 1,0(10369,12) 1,45(26406,7) 48665,7 kgm

e perlu 0,437 m

(e) Tentukan ukuran kolom dengan mengingat e = 0,437 m dan g 0,025 ,


dandengan menganggap tarik menentukan. Gunakan persamaan (13.14.7),

2
Pn 0,85fc bd 1 ed' 1 ed' 2 (m 1) 1 dd'

ed'

Taksirlah (lihat gambar 13.14.1untuk e' ) dengan menggunakan h = 45,72 cm,

e' 17,2 6,5


1,53
d 15,5

d' 2,5
0,16 d
15,5

fy 60
m 0,85 f ' 0,85(5) 14,1
c

0,5 g 0,0125

Pn 0,85(5)bd{ 0,0125 1 1,53

(1 1,53)2 2(0,0125)[13,1(1 0,16) 1,53]}

4,25(0,228)bd 0,970 bd

76
dengan mengambil d 0,85 h

bh perlu 0,274838 m2

Penampang bujur sangkar dengan ukuran sisi 45,72 cm tidak dapat


digunakan. Iteraksi kedua dari rumus dengan h = 0,0508 m memberikan bh
yang diperlukan = 0,2225802 m2 . Coba penampang bujur sangkar dengan
sisi 0,508 m dan tulangan 10 # 9 ( g = 0,025).

(f) Periksalah faktor panjang efektif k kembali. Gunakan Rumus (10-10). ACI
tanpa

faktor beban tetap d untuk EI.

EI untuk kolom 0,2 EcIg EsIs


Ig (0,508)(0,508)3 0,005356 m4
Ec 57 351,53 4,.030 kg

Ig 0,0508(0,1016)(0,1905)2 0,0001873 m4
EI 0,2(25274,4)(25274,4) 55655,93(18730,41)
6964824,212 kgcm2

Untuk balok harus digunakan penampang retak transformasi. Untuk


menggantikan metoda umum di dalam Bab 4, dapat digunakan persamaan
(14.11.7) dan (14.11.8) dengan n = 7 dan fc' 351,53kg/cmi2.

2
2 n n
( n)
d
n 0,015(7) 0,105

77
2
0,21 0,105 0,365
(0,105)
d

Icr 8,5

(χ/d)3 n 1 χ 2

Ig 3 d

(0,365)3 2
0,502

8,5 3 0,105 0,635

EIuntuk balok 0,512 EcIg

0,512(4030)(544463,32) 17646172,27
kgm2

(bagian ataskolomluar) 1,4

(bagian ataskolomdalam) 0,7

Dengan menggunakan persamaan Gambar 15.8.1(b), didapatkan k = 1,37 untuk


kolom luar dan k = 1,27 untuk kolom dalam.

(g) Hitung faktor pembesaran s kembali .

EI 6964824,212 6162991,509 kgm 2

78
1 d 1,13
2
EI 2 (6162991,509)
Pc (kLu)2 [1,37(5196)]2 1002439,204 kg (kolom luar)
2
(6162991,509)
Pc [1,27(5196)]2 1165732,47 kg(kolom dalam)

Pu 7538,17 kg [dari langkah (d) diatas]

Pu 546538,17 0,214
Pc 0,70(454547)

1,0 1,0
s Pu 1 0,214 1,27
1
Pc

(h) Periksa kembali kapasitas dengan rumus pendekatan, persamaan


(13.14.7). Dengan menggunakan penampang ukuran 50,8 cm dan tulangan
10-#9 ( 4 buah pada setiap muka ), jarak yang lebih teleti antara sisi beton
dengan pusat tulangan adalah

d' ds 2,81(selimut) 1,953 (pengikat #3) 1,833 (jari jari


tulangan)

8,5 cm

sebagai pengganti 6,45 cm yang digunakan dalam perhitungan-perhitungan


pendahuluan.

79
e perlu bM2b s M2s
Pu

19,24 cm

e' 17 15
1,31
'
d 36 d
2,5
0,139 d
36

0,01 (hanya menggunakan tulangan dengan satu sisi) m 14,1

m' m 1 13,1

Pn 14,5 bd { 0,01 1 1,31

(1 1,31)2 2(0,01)[13,1(1 0,139) 1,31] }


14,5 (0,270)bd 8,717 bd
Pn 8,717(74)(425) 182797,73 kg
Pn 0,70 (182797,73) 127912,06 [Pu 111583,73 OK
kg]

Analisa statis dari penampang yang dipilih menunjukkan kekuatan sebesar

Pn = 217.270,76 kg pada e =0,372 m.


(i) Periksa faktor pembesaran b. Untuk dasar yang terjepit dari unsur yang tidak
mendukung beban transversal.

Mtb
Cm 0,6 0,4 M 2b

80
0,6 0,4
55.893 0,4 (harga minimum )
54687,4
Untuk pengaku dengan pengaku k = 1,0 (konservatif); sehingga

2
EI 2 (6115169,16)
Pc (kLu )2 [1,0(5446)]2 1864264,76kg

C 0,4
m
Pu 165417,4
1 1
Pc 0,70 (546558,85)
(Gunakan b= 1,0)
b 0,44
1,0

ini mendukung pemisahan b = 1,0 yang digunakan sebelumnya.

Gunakan penampang bujur sangkar dengan ukuran sisi 50,8 dan tulangan 10-#9
seperti diperlihatakan dalam gambar 2

Gambar 2
BAB V
PERENCAAN DIMENSI

81
DAN PENULANGAN PONDASI

A B

Dari hasil perhitungan diperoleh :


RA = 80417 N
RB = 153933 N

5.1 Data – data :


- Dimensi kolom, hc = 25,00 cm = 250 mm
- Dimensi kolom, bc = 25,00 cm = 250 mm
- Kuat rencana beton, f’c = 25 Mpa
- Kuat leleh bajah tulangan, fy = 320 Mpa
- Daya dukung tanah = 0,15 Mpa
- Dalam pondasi total = 16,0 m = 16000 mm
- Berat volume tanah urug = 18000 N/m³

82
P

16 m

d
d'

hc L

bc

5.2 Pondasi A
Data :
P =
80417 Htot
=H+h
h = 30 cm = 300 mm (ditaksir)
H = 15700 mm = 15,7 m

Perencanaan Dimensi Pondasi

Taksir tebal slab = 30 cm

L = 1 sampai 2 B (diambil L = 1,5 B)


Sehingga :

83
L = 1,5 B = 950 mm

• Kontrol Daya Dukung Tanah

Syarat :
qsu netto < qs revisi (OK)

• Tebal slab yang Ditinjau dari Geser Dua Arah

Syarat : Ø Vc > Vu

Dimana : Vc = ((hc + d) + (bc + d)). 2d 1/3 f’c


Vu = Af – (hc + d) . (bc + d) qsu netto
Ø = 0,6

B
hc

hc + d

Sehingga :
Vc = ((hc + d) + (bc + d)). 2d 1/3 f’c

84
= 1666,7 d + 6,67 d²

Vu = Af – (hc + d) . (bc + d) qsu netto


= 215361 – 210,01 d – 0,42003 d²

Syarat :
Ø Vc > Vu
0,6 (1666,7 d + 6,67 d²) > 215361 – 210,01 d – 0,42003 d²
4,42 d² + 1210 d – 215361,5 > 0

Diperoleh d = 122,85 mm = 150 mm

• Tebal slab yang Ditinjau dari Geser Satu Arah

hc

d
af

Syarat :
ØVc > Vu
0,6 (516,05 d) > 88293 – 260,11 d

85
309,63 d > 88293 – 260,11 d
309,63 d = 88293 – 260,11 d
569,74 d = 88293
d = 155 mm = 200 mm

Dengan demikian, tebal slab pondasi (h) = d + d’ = 200 + 100 = 300 mm

Kesimpulan hasil perhitungan :


- Panjang slab pondasi = 950 mm
- Lebar slab pondasi = 650 mm
- Tebal slab pondasi = 300 mm
- Tinggi efektif = 200 mm
- Beton dekking = 100 mm

• Perhitungan Luas Tulangan


a. Tulangan Arah Panjang L
Syarat : Ø Mn > Mu

Dimana :

Syarat :
Ø Mn >
Mu
0,8 . 64000 As – 3,707 As² > 16722442,76

86
3,7068 As² - 64000 As + 20903053,45 > 0
3,7068 As² - 64000 As + 20903053,45 = 0 Diperoleh
:
As = 320,66 mm
Digunakan tulangan : 5 Ø 12 = 565,714 mm²

b. Tulangan Arah Pendek B

Ø Mn > Mu
0,8 . 57290 As – 2,536 As² > 7980569,231
2,5362 As² - 57290 As + 9975711,538 > 0
2,5362 As² - 57290 As + 9975711,538 = 0 Diperoleh
:
As = 170,95 mm
Digunakan tulangan : 3 Ø 12 = 393,43 mm²

Dengan cara yang sama didapatkan penulangan untuk Pondasi B dengan hasil
sebagai berikut

• Tulangan Arah Panjang (L) = 8 Ø 15


• Tulangan Arah Pendek (B) = 6 Ø 15

5.3 Sketsa Penulangan Pondasi


Sketsa Penulangan Pondasi A

87
65 cm

15 cm 65 cm 15 cm

Sketsa Penulangan Pondasi B

88
120 cm

25 cm 120 cm 25 cm

BAB VI PERENCANAAN TANGGA

6.1 Syarat Perencanaan Tangga


1 antride + 2 optride = (57 – 63 ) cm

89
Diambil tinggi anak tangga = optride = 20 cm, sehingga lebar anak tangga antride
:
1 antride + 2 (20) = 63 cm
1 antride = 23 cm

Pada perencanaan ini diamil perhitungan penulangan tangga dari lantai 01 ke


lantai 02 yang dianggap mewakili semua tangga (tangga lantai 02 ke lantai 03)

Jumlam optride = 200/20 = 10


Jumlah antride = 10 – 1 = 9
Panjang total antride = 9 x 23 = 207 cm
Lebar bordes = 150 cm

90
6.2 Perhitungan beban – beban yang bekerja

91
- Tangga
a. Beban Mati (DL)
Berat plat + anak tangga 0,1755 . 1,2 . 2400 = 505,33 kg/m
Finishing lantai 48 . 1,2 = 57,6 kg / m
Hand riil = 20 kg / m
= 582,93 kg /m

b. Beban Hidup (LL)


Beban hidup 250 . 1,2 = 300 kg/m

Beban rencana (q1) = 1,2 (582,93) + 1,6 (300) = 1179,5 kg/m

- Bordes
a. Beban Mati (DL)
Berat plat bordes 0,12 . 1,25 . 2400 = 360 kg/m
Finishing lantai 48 . 1,25 = 60 kg/m
= 420 kg/m

b. Beban Hidup (LL)


Beban hidup 250 . 1,25 = 312,5 kg/m

Beban rencana (q2) = 1,2 (420) + 1,6 (312,5) = 1004 kg/m

Momen Primer :

92
Faktor Kekakuan :

Tabel 6.1 Distribusi Momen


Titik C B A
Batang CB BA BC AB.
K 2.6667 2.6667 1.9324 1.9324
DF 1 0.579832 0.4201681 0

93
FEM -188.25 188.25 -421.1741 421.1741
Bal 188.25 135.0568 97.867281 0
Co 67.528424 94.125 0 -39.54832 48.93364
Bal -67.52842 -54.57668 0

Co -27.28834 -33.76421 0 -19.77416


Bal 27.28834 19.57757 14.186644 0
Co 9.7887841 13.64417 0 -5.732845 7.093322
Bal -9.788784 -7.911326 0
Co -3.955663 -4.894392 0 -2.866422
Bal 3.9556628 2.837925 2.0564673 0
Co 1.4189624 1.977831 0 -0.831022 1.028234
Bal -1.418962 -1.14681 0
Co Bal -0.573405 -0.709481 0 -0.415511
0.5734049 0.41138 0.2981013 0
Co 0.2056899 0.286702 0 -0.120463 0.149051
Bal -0.20569 -0.166239 0
Co -0.08312 -0.102845 0 -0.060232
Bal 0.0831196 0.059633 0.0432122 0
Co 0.0298164 0.04156 0 -0.017462 0.021606
-0.029816 -0.024098 0
Bal
Co -0.012049 -0.014908 0 -0.008731
Bal 0.0120489 0.008644 0.0062639 0
Co Bal 0.0043221 0.006024 0 -0.002531 0.003132
-0.004322 -0.003493 0
Co -0.001747 -0.002161 0 -0.001266
Bal 0.0017466 0.001253 0.000908 0
Co 0.0006265 0.000873 0 -0.000367 0.000454
Bal -0.000627 -0.000506 0

Co -0.000253 -0.000313 0 -0.000183


Bal 0.0002532 0.000182 0.0001316 0
Total 0 352.9681 -352.9681 455.2771

94
1004 kg/m 1179.5 kg/m

352.97 kgm
352.97 kgm

200 cm

455.28

1.5 m 2.07 m

Gaya Dalam

Bentang AB

1004 kg/
C m

352.97
SMB = 0 x = 1,5
VC . 1.5 - 1.5
VC = 517.69 kg Dx = 0
RC

Mx = 517.69 - 1/2 . 1004


2
x x
- 502 x2
Mx = 517.69
- 1004 x
x
Dx = 517.69 Mmaks = 133.47 kgm
Mx = 0 Dx = Mx =
-353 kgm Dx = x =
Untuk x = 0 0.5 m

95
. 1004 . 0.75 + 352.97 = 0 517.69 kg
-988.3 kg

Bentang BC

1179.5 kg/m
B
HC SMA = 0
352.97 kgm VC . ( 3.57 ) +HA ( 2) - ( 1004 .1.5)
.( 2.82 ) - ( 2441.6 . 1.035 ) + 455.28
988.31
HC = 2235.271 kg
2

SMB = 0
A
-HA . 2 - 455.28 - 2527 + 352.97
455.28 kgm
HC + VA . 2.07 =0

VA = 3429.9 kg
VC
SV = 0

VA + VC 1004 . 1.5 + 1179.5 . 2.07


3947.6 = 3947.6 Ok !!

Mx = VC . x - HC . y - 1/2 . q . x2 - 455.28 455.28


589.76 x2 -
= 3429.9 x - 2235.3 . 0.97 x -
= -589.8 x2 + 1270.2 x - 455.28

Dx = -1180 x + 1270.2
-1180 kg
Untuk x = 0 Mx = -455.3 Dx = x= 2.07-1171 kg
Mx = -352.97 kgm Dx =

Dx = 0 x = 1.1 m Mmaks = 228.67


kgm

Perencanaan Penulangan Balok

96
Balok AB
a. Tulangan Tumpuan
M (-) = 455,28 kgm = 4552770,6 Nmm

d = tebal rata – rata plat tangga – d’ – ½ Ø


= 175,46 – 25 – 6
= 144,46 mm
Hitung :

97
Periksa :
ρ > ρ min (digunakan rasio tulangan minimum)
ρ < ρ maks (OK)

Hitung Luas Tulangan


As =ρbd
As = 0,0044 . 1200 . 144,46
As = 758,42 mm² / 1,2 (lebar tangga)
As = 632,01 mm²

Digunakan tulangan Ø 12 – 15

b. Tulangan Bagi
Untuk tulangan bagi ρ = 0,002

As = 0,002 x 207/cosα x 14,446 = 7,9256 cm² / 2,74


As = 2,8892 cm²

Digunakan tulangan Ø 8 – 15

Dengan Perhitungan yang sama didapatkan hasil penulangan untuk tulangan


lapangan dan bordes sesuai table di bawah ini :

Tabel 5.2 Rekaptulasi hasil perhitungan penulangan tangga


Penulangan Hasil
Balok
Tumpuan Ø 12 – 15
Bagi Ø 8 – 15

98
Lapangan Ø 12 – 15
Bagi Ø 8 – 15
Bordes
Tumpuan Ø 12 – 20
Bagi Ø 8 – 20
Lapangan Ø 12 – 20
Bagi Ø 8 – 20
6.3 Sketsa Penulangan Tangga

99
100

Anda mungkin juga menyukai