Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

PEMBAHASAN PELAT LANTAI

A. Uraian Umum
Pelat beton bertulang yaitu struktur tipis yang dibuat dari beton bertulang dengan
bidang yang arahnya horizontal, dan beban yang bekerja tegak lurus pada bidang struktur
tersebut. Pelat beton bertulang banyak digunakan pada bangunan sipil, baik sebagai lantai
bangunan, lantai atap dari suatu gedung, lantai jembatan maupun lantai pada dermaga.
Dalam proyek pembangunan Masjid Siti Aisyah Solo ini pelat beton digunakan untuk pelat
lantai dan dak atap.

B. Data pelat pada masjid Siti Aisyah


1. Pelat lantai dan fungsi di Proyek Masjid Siti Aisyah Solo
a) Lantai Basement berfungsi untuk tempat tandon air, ruang untuk Marbot dan juga
Kantor.

Gambar 4.1 Lantai Basement

b) Lantai 1 berfungsi untuk tempat sholat laki-laki, tempat wudhu, kamar mandi, selasar
Gambar 4.2 Lantai 1

c) Lantai 2 berfungsi untuk Ruang Kelas TPA/PAUD, Ruang Meeting, Lobby Lft

Gambar 4.3 Lantai 2

d) Lantai 3 berfungsi untuk Tempat Sholat Perempuan, Tempat Wudhu dan Toilet
Perempuan, Lobby Lift.
Gambar 4.4 Lantai 3

e) Lantai 4 berfungsi untuk Tempat Water Torn/ Tandon Air.

Gambar 4.5 Lantai 4

f) Dak Atap 1 dan 2 berfungsi untuk atap bangunan dan tandon


Gambar 4.6 dak atap 1 dan 2

2. Tebal pelat dan Tulangan


a. Basement : 20 cm Tulangan Ø16-200
b. Lantai 1 : 15 cm Tulangan Ø10-200
c. Lantai 2 : 12 cm Tulangan Ø10-200
d. Lantai 3 : 12 cm Tulangan Ø10-200
e. Lantai 4 : 12 cm Tulangan Ø10-200
f. Dak Atap 1 : 12 cm Tulangan Ø10-200
g. Dak Atap 2 : 10 cm Tulangan Ø10-200

3. Luas pelat :
a. Basement : 232,480 m2
b. Lantai 1 : 433,948 m2
c. Lantai 2 : 128,656 m2
d. Lantai 3 : 281,917 m2
e. Lantai 4 : 115,713 m2
f. Dak Atap 1 : 259,852 m2
g. Dak Atap 2 : 61,665 m2

4. Hasil Perhitungan Kebutuhan Beton dan banyaknya tulangan

Pemebahasan ini mengambil hasil perhitungan dari pihak proyek dengan menampilkan
sampel perhitungan yaitu kebutuhan beton pelat dan kebutuhan tulangan pada lantai 3.
Perhitungan ini menjadi contoh cara menghitung kebutuhan beton dan banyaknya tulangan
untuk pelat lantai lainnya. Berikut hasil dari perhitungan kebutuhan beton dan banyaknya
tulangan pada lantai 3: (Proses Hitungan terlampir)
 Kebutuhan beton (hanya pelat) : 33,99 m3 ~ 35 m3
 Kebutuhan tulangan : 507 batang ~ 510 batang

5. Analisa perhitungan sesuai dengan pehitungan mix design mata kuliah praktik beton :
Jumlah volume beton x factor keamanan/safety factor/wise
33,830 x 2,5

6. Kebutuhan Beton (Hitungan terlampir)


a. Basement : 46,496 m3
b. Lantai 1 : 65,092 m3
c. Lantai 2 : 15,439 m3
d. Lantai 3 : 33,830 m3
e. Lantai 4 : 13,886 m3
f. Dak Atap 1 : 31,182 m3
g. Dak Atap 2 : 6,167 m3

7. Kebutuhan Tulangan (Hitungan terlampir)


a. Basement : 228 batang (Ø16)
b. Lantai 1 : 676 batang (Ø10)
c. Lantai 2 : 228 batang (Ø10)
d. Lantai 3 : 492 batang (Ø10)
e. Lantai 4 : 188 batang (Ø10)
f. Dak Atap 1 : 452 batang (Ø10)
g. Dak Atap 2 : 108 batang (Ø10)
C. Metode Pelaksanaan
1. Rencana
Pembesian menggunakan sistem dua arah (two way slab) dengan memperhatikan
tulangan tumpuan dan lapangan.

Gambar 4.7 Rencana Pembesian

2. Aktualisasi
Pembesian menggunakan sistem dua arah (two way slab) dengan menyamakan
tulangan tumpuan dengan lapangan.

Gambar 4.8 Aktualisasi Pembesian

3. Keuntungan dan kekurangan


Keuntungan dan kekurangan model pembesian yang direncanakan dengan aktualisasi
di lapangan.

Tabel 4.1 Kekurangan dan kelebihan model pembesian


System System Keterangan
No. Tinjauan
Rencana Aktualisasi
1 Biaya Lebih hemat Lebih boros Karena besi tulangan yang
digunakan lebih banyak
2 Waktu Lebih lambat Lebih cepat Karena model perakitannya
yang lebih sederhana
3 Pelaksanaan Lebih lambat Lebih cepat Karena tidak mengharuskan
ketrampilan khusus dan tidak
ribet
4 Alat yang Ada alat dan Alat Penggunaan alat ini
digunakan skill khusus sederhana dimasksutkan untuk
membengkokan besi agar
sesuai rencana

D. Urutan Pelaksanaan

1. Perakitan Perancah
a. Persiapan
1) Mempersiapkan alat dan bahan
 Scaffolding
 Balok Kayu 8/15 dan 4/6
 Multiplek 9 mm
 Paku
 Palu
 Meteran
 Gambar kerja
2) Mempersiapkan tempat kerja
b. Langkah Kerja
1) Dirikan Scaffolding seperti gambar
Gambar 4.9 Scaffolding
2) Pasangkan balok kayu 8/15 diatas U-Head sebagai balok penahan, balok 6/12
dan 5/7 seperti gambar 4.10

Gambar 4.10 Pemasangan balok bekisting

3) Penambahan kayu 4/6 sebagai penahan bekisting balok

Gambar 4.11 Pemasangan balok penahan


4) Pemasangan multiplek 9mm sebagai bekisting pelat

Gambar 4.12 Pemasangan multiplek

c. Pengechekan
1) Pengecekan ukuran bekisting terhadap gambar kerja
2) Pengecekan elevasi bekisting terhadap gambar kerja
3) Pengecekan kekuatan balok penahan

2. Pembesian
a. Persiapan
1) Mempersiapkan bahan dan alat:
 Besi dengan ukuran sesuai rencana (Ø16/ Ø10)
 Banyaknya besi yang dibutuhkan
 Pemotong besi
 Catut
 Kawat bendrat
 Pembengkok besi (bar bender)
 Gambar Kerja
b. Langkah Kerja
1) Tempatkan besi tulangan diatas bekisting dengan banyak dan jarak yang telah
ditentukan.
2) Penempatan besi bisa dimulai dari arah x dahulu
3) Setelah tulangan arah x sudah tertata, selanjutnya tulangan arah y di
tempatkan diatasnya serta diperhatikan jaraknya.
4) Ikat pertemuan tulangan x dan y dengan kawat bendrat dan di kencangkan
dengan catut.

Gambar 4.13 Pembesian

5) Setelah lapis pertama atau lapis bawah sudah selesai, dibawah tulangan bawah
di beri beton tahu. Serta diatasnya diberi decking dari besi,

Gambar 4.14 Pemasangan beton tahu dan besi decking

6) Kerjakan lapis kedua atau lapis atas seperti langkah perakitan lapis pertama
atau lapis bawah.
Gambar 4.15 Pembesian siap cor

c. Pengecekan
1) Pengecekan ukuran tinggi antar tulangan
2) Pengecekan jarak antar tulangan
3) Pengecekan kekuatan rangkaian besi tulangan
4) Pengecekan kesediaan besi decking dan beton tahu
5) Pengecekan ikatan kawat bendrat

3. Pengecoran
a. Persiapan
1) Mempersiapkan bahan dan alat:
 Alat perata beton
 Alat Sorok beton
 Vibrator
 Besi ukur untuk cek ketebalan
 Readymix
 Concrete Pump Truck + Pipa
 Gambar Kerja
2) Uji Slump

Gambar 4.16 Hasil Uji Slump

b. Langkah Kerja dan Pengecekan


1) Rangkai dan persiapkan Concrete Pump Truck dengan Pipa menuju pelat
yang akan dicor
2) Setelah Concrete Mixer Truck datang, Uji slump terlebih dahulu.
3) Setelah uji slump terpenuhi, lakukan pengecoran.
4) Siapkan sorok dan vibrator agar beton dari pipa dapat diratakan
5) Setelah beberapan bagian sudah rata dicek ketebalan menggunakan besi ukur,
dan setelah sesuai ketebalan diratakan menggunkan alat perata.
6) Pastikan ketebalan plat sudah dicek dan diratakan.
E. Faktor Penghambat
Faktor penghambat dalam pengerjaan pelat lantai proyek pembangunan Masjid Siti Aisyah
SOLO antara lain:

1) Cuaca dan suhu udara yang seiring berubah-ubah dan kurang bersahabat dengan
pelaksanaan proyek yaitu cuaca yang seringkali terjadi hujan pada siang hingga sore
hari.

2) Beton ready mix datang terlambat sehingga waktu tidak berjalan sesuai jadwal dan
harus menunggu lama.

3) Vibrator rusak saat digunakan pada pengecoran lantai 3

Anda mungkin juga menyukai