Anda di halaman 1dari 29

Perancangan Stuktur Bangunan Tinggi

Gedung Kuliah Bersama 9 Lantai + 1 Bassement

BAB II
PENDIMENSIAN & PERHITUNGAN PLAT

2.1 Perencanaan Penulangan Plat Lantai


a. Data Perencanaan
Fy = 240 MPa
Fc’ = 30 MPa
BJ Beton Bertulang = 2400 kg/m3
Adukan (spesi) dari semen = 2100 kg/m3
Berat keramik = 5 kg/m2
Berat plafond 4mm & penggantung (11+7) = 18 kg/m2
Berat pipa & ducting = 40 kg/m2
Beban hidup lantai gedung = 497 kg/m2
Tebal plat lantai = 12 cm
Tebal finishing = 2 cm
Berat Pasir = 1800 kg/m2
Pembebanan Plat
1. Beban plat lantai tanpa beban kamar mandi
1.a. Beban Mati (WD); PPIUG 1983 hal.11
Berat sendiri plat 12cm ( 0.12 x 2400 ) = 288 kg/m2
Adukan finising lantai 2cm (0.02x2100) = 42 kg/m2
Plafond (4mm) + penggantung (11+7) = 18 kg/m2
Berat Keramik 1cm = 24 kg/m2
Berat Pasir 3cm (0.03x1800) = 54 kg/m2
Pipa + ducting AC = 40 kg/m2 +
Jumlah = 466 kg/m2

1.b. Beban Hidup (WL); PPIUG 1983 hal.17


Beban Hidup = 479 kg/m2 = 4,79 kN/m2

Beban ultimate (WU) SNI 03-2847-2013 Ps 9.2


WU = 1,2 WD + 1,6 WL
= (1,2 x 466) + (1,6 x 497)
= 1325,6 kg/m2
Perancangan Stuktur Bangunan Tinggi
Gedung Kuliah Bersama 9 Lantai + 1 Bassement

2.1.1. Perhitungan Dimensi Tebal Plat


Menentukan Jenis Plat
Jenis plat satu arah atau dua arah dapat ditentukan dari besarnya nilai β yang dapat
diketahui dengan cara:
𝛽 = 𝑙𝑦
𝑙𝑥

Dimana:
ly = bentang plat terpanjang
lx = bentang plat terpendek

Menentukan Tebal Plat Minimum


Tebal minimum plat dengan balok yang meghubungkan tumpuan pada semua sisinya
harus memenuhi syarat sebagai berikut :
Perhitungan dimensi plat dua arah berdasarkan SNI 2847:2013 pasal 9.5.3.3 hal 72
untuk tebal plat sebagai berikut :
a. Untuk αfm yang sama atau ≤ 0,2 maka h > 120mm
b. Untuk 0,2<αfm<2, ketebalan h minimum plat harus memenuhi tidak kurang dari

 fy 
Ln  0.8 
 1400  Dan tidak boleh kurang dari 120 mm
h

36  5  fm  0.2 
c. Untuk αfm≥ 2 , ketebalan pelat minimum tidak boleh kurang dari

 fy 
Ln   0.8  
h  1400  Dan tidak boleh kurang dari 90 mm
36  9

1. Perencanaan pola balok anak pada pelat lantai 800x500 (Plat terbesar)
 Menambahkan 1 Balok Anak
Tebal pelat rencana (hf) = 12 cm
Lebar balok induk rencana (bw) = 35 cm
Tinggi balok induk rencana (hw) = 70 cm
Panjang balok (Lb) = 400 x 500 cm
Perancangan Stuktur Bangunan Tinggi
Gedung Kuliah Bersama 9 Lantai + 1 Bassement

 Bentang bersih arah memanjang


1
Ln = Ly – 2 x ( 2x Lebar balok induk )
35
Ln = 500 – 2 x ( )
2
= 465 cm

 Bentang bersih arah memendek


Sn = Lx – 2 x ( 1/2 x Lebar balok induk)
35
Sn = 400 – 2 x( )
2
= 365 cm

 Rasio bentang bersih dalam arah memanjang terhadap plat


β = Ln/Sn
465
=
365
= 1.27 < 2 (digunakan plat 2 arah) ...SNI 2847-2013 pasal 9.5.3.2
Dimana :
Ln = Bentang bersih arah memanjang
Sn = Bentang bersih arah memendek
β = Rasio bentang bersih dalam arah memanjang terhadap plat

 Bentang bersih arah memanjang

Lebar efektif balok tengah (be)


L
be1 =
4
500
=
4

= 125 cm
be2 = bw + 16 x hf
= 35 + 16 x 12
= 227 cm
1
be3 = x (Lb – bw)
2
1
= x ( 500 – 35 )
2
Perancangan Stuktur Bangunan Tinggi
Gedung Kuliah Bersama 9 Lantai + 1 Bassement

= 232,5 cm
Lebar efektif balok tepi (be)
L
be1 = bw +
12
500
= 35 +
12
= 76.67 cm ~ 77 cm
be2 = bw + 6 x hf
= 35 + 6 x 12
= 107 cm
1
be3 = bw + x Lb
2
1
= 35+ x 500
2
= 285 cm
be yang digunakan adalah be yang terkecil = 77 cm

  
2 3
 be  h  hf   h f   be  h 
1   1 x f  x 4  6   4    1 x f  
 bw   hw    hw   hw   bw   hw  
K
 be  h 
1   1 x f 
 bw   hw 
K = 1,37

E balok = 4700 x √ fc’


= 4700 x √ 30
= 25743 kg/cm²
E plat = 4700 x √ fc’
= 4700 x √ 30
= 25743 kg/cm²
I balok = 1/12 x K x bw x hw³
= 1/12 x 1,37 x 35 x 343000
= 1370772 cm4
I pelat = 1/12 x bs x hf3
= 1/12 x 500 x 1728
= 72000 cm4
E balok x I balok
α =
E pelat x I pelat
Perancangan Stuktur Bangunan Tinggi
Gedung Kuliah Bersama 9 Lantai + 1 Bassement

25743 x 1370772
=
25743 x 72000
= 19.0385
Untuk α > 2 , ketebalan minimum harus memenuhi (SNI 2847:2013pasal 9.5.3.3(c))
fy
Ln+ (0,8+ )
1500
hmin =
36 + 9β
400
465+ (0,8+ )
1500
=
36 +9 .1.27
= 9.83 cm > 9 cm .... (Minimum 90 mm)
Hrencana = 12 cm > 9 cm ....... (Memenuhi
Jadi, rencana awal menggunakan plat dengan tebal 12 cm dapat digunakan tanpa
harus menambah balok anak lagi.

A. Menghitung nilai momen pada tiap bagian plat lantai

Nilai koefisien X diperoleh pada tabel berikut


Tabel 3. 1. Tabel Koefisien Momen

Ly/Lx 1 1,2 1,4 1,6 1,8


Mlx 21 34 42 49 53
Mly 21 22 18 15 15
Mtx 52 63 72 81 78
Mty 52 54 55 54 54

Momen lapangan bentang arah X


𝑀𝑙𝑥 = 0,001 . 𝑞𝑢 . 𝑙𝑥 2 . 𝑥
= 0,001 . 1325,6. 5,002. 21
= 659.94 kg.m
Momen lapangan bentang arah Y
𝑀𝑙𝑦 = 0,001 . 𝑞𝑢 . 𝑙𝑥 2 . 𝑥
= 0,001 . 1325,6. 5,002. 21
= 659.94 kg.m
Momen tumpuan bentang arah X
𝑀𝑡𝑥 = -0,001 . 𝑞𝑢 . 𝑙𝑥 2 . 𝑥
= -0,001 . 1325,6. 5,002. 52
= -1723,28 kg.m
Perancangan Stuktur Bangunan Tinggi
Gedung Kuliah Bersama 9 Lantai + 1 Bassement

Momen tumpuan arah Y


𝑀𝑡𝑦 = -0,001 . 𝑞𝑢 . 𝑙𝑥 2 . 𝑥
= -0,001 . 1325,6. 5,002. 52
= -1723,28 kg.m

4. Menghitung kebutuhan tulangan plat


Ditetapkan : Selimut plat = 40 mm (SNI 2847-2013 Pasal 7.7.1
Halaman 51 = 20 mm)
Diameter tulangan = 12 mm (D12)
Mutu baja (fy) = 240 MPa
Mutu beton = 30 Mpa

Tinggi efektif arah X (𝑑𝑥 )


𝑑𝑥 = h – s – 0,5Ø
= 120 – 40 – (0,5 . 12)
= 74 mm
Tinggi efektif arah Y (𝑑𝑦 )
𝑑𝑦 = h – s – Ø – 0,5Ø
= 120 – 40 – 12 – (0,5 . 12)
= 62 mm

Tulangan Lapangan X
Momen lapangan arah X yang terjadi:
𝑀𝑙𝑥 = 659.94 kg.m
= 6599400 N.mm
Kapasitas momen plat yang harus disediakan:
𝑀𝑙𝑥 6599400
𝑀𝑛 =( )=( ) = 8249250 Nmm
∅ 0,8

Mutu beton yang digunakan adalah fc’ = 30 MPa, sehingga β = 0,845


(SNI 2847-2013 Ps. 10.2.7.3 Hal 74)
Rasio tulangan balance plat, 𝜌𝑏
0,85 . 𝛽 . 𝑓𝑐′ 600 0,85 . 0,845 .30 600
𝜌𝑏 = . (600+ 𝑓 ) = . (600+240) = 0,064
𝑓𝑦 𝑦 240
Perancangan Stuktur Bangunan Tinggi
Gedung Kuliah Bersama 9 Lantai + 1 Bassement

Rasio tulangan maksimum plat, 𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠


𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,75 𝜌𝑏 = 0,75 . 0,064 = 0,048
Rasio tulangan minimum plat, 𝜌𝑚𝑖𝑛
1,4
 fc’ ≤ 31,36 MPa, 𝜌𝑚𝑖𝑛 = 𝑓𝑦

√𝑓𝑐′
 fc’ > 31,36 MPa, 𝜌𝑚𝑖𝑛 = 4 . 𝑓𝑦

sehingga,
1,4 1,4
𝜌𝑚𝑖𝑛 = = = 0,0058
𝑓𝑦 240
Rasio kuat tarik baja terhadap kuat tekan beton
𝑓𝑦 240
m = (0,85 . ) = (0,85 . ) = 9,412
𝑓𝑐 ′ 30

𝑀𝑛 8249250
𝑅𝑛 = ( )=( ) = 1,51 𝑀𝑃𝑎
𝑏 . 𝑑𝑥 2 1000 . 742

Rasio tulangan rencana

1 2(𝑚)(𝑅𝑛 )
𝜌= [1 − √1 − ]
𝑚 𝑓𝑦

1 2(9,412)(1,51)
𝜌= [1 − √1 − ]
9.412 240

𝜌 = 0,0065
Perhitungan menunjukkan bahwa rasio tulangan rencana lebih kecil dibandingkan
rasio tulangan minimum, 𝜌 > 𝜌𝑚𝑖𝑛 sehinggan digunakan 𝜌 = 0,0065
Luas tulangan perlu, 𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢

𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 𝜌 . 𝑏 . 𝑑𝑥 = 0,0065 . 1000 . 74 = 479.08 𝑚𝑚2


Jarak pemasangan tulangan, s
𝑏 . 𝐴𝑏 1000 . 0,25 . 𝜋 . 122
s=𝐴 = = 235.95 ~ 235 𝑚𝑚
𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 514,5

Syarat jarak antar tulangan


 s = 235 mm < 2 . 120 = 240 mm (OK)
 s = 235 mm < 200 mm (TIDAK)
Jadi, tulangan lapangan arah X yang digunakan adalah D12 – 200 dikarenakan syarat
jarak tulangan maksimum tidak boleh lebih dari 200 mm.
Perancangan Stuktur Bangunan Tinggi
Gedung Kuliah Bersama 9 Lantai + 1 Bassement

Luas tulangan terpasang, 𝐴𝑠𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔


𝐴𝑏 0,25 . 𝜋 .122 .1000
𝐴𝑆𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 = = = 565,2 𝑚𝑚2 > 𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 (OK)
𝑠 200

Kontrol kapasitas lentur plat bagian lapangan arah X


𝐴𝑆𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 . 𝑓
𝑦 565,2 . 240
𝑎= = = 5,320 𝑚𝑚
0,85 . 𝑓𝑐 ′ . 𝑏 0,85 . 30 . 1000
𝑎
𝑀𝑛= 𝐴𝑆𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 . 𝑓𝑦 (𝑑𝑥 − 2)
5,320
𝑀𝑛= 565,2 . 240 (74 − ) = 9677160,24 𝑁𝑚𝑚 > 𝑀𝑙𝑥 = 8249250 (AMAN)
2

Jumlah tulangan / meter


𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢
𝑛 =
𝐴𝑏
479.08
𝑛 =
0,25 . 𝜋 . 122 . 1000
𝑛 = 4.29 𝑏𝑢𝑎ℎ ~ 5 𝑏𝑢𝑎ℎ
Jadi, tulangan yang dipasang adalah 5D12 – 200

Tulangan Lapangan Y
Momen lapangan arah Y yang terjadi:
𝑀𝑙𝑥 = 659.94 kg.m
= 6599400 N.mm
Kapasitas momen plat yang harus disediakan:
𝑀𝑙𝑥 6599400
𝑀𝑛 =( )=( ) = 8249250 Nm
∅ 0,8

Mutu beton yang digunakan adalah fc’ = 30 MPa, sehingga β = 0,845


(SNI 2847-2013 Ps. 10.2.7.3 Hal 74)
Rasio tulangan balance plat, 𝜌𝑏
0,85 . 𝛽 . 𝑓𝑐′ 600 0,85 . 0,835 .30 600
𝜌𝑏 = . (600+ 𝑓 ) = . (600+240) = 0,064
𝑓𝑦 𝑦 240

Rasio tulangan maksimum plat, 𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠


𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,75 𝜌𝑏 = 0,75 . 0,064 = 0,048
Perancangan Stuktur Bangunan Tinggi
Gedung Kuliah Bersama 9 Lantai + 1 Bassement

Rasio tulangan minimum plat, 𝜌𝑚𝑖𝑛


1,4
 fc’ ≤ 31,36 MPa, 𝜌𝑚𝑖𝑛 = 𝑓𝑦

√𝑓𝑐′
 fc’ > 31,36 MPa, 𝜌𝑚𝑖𝑛 = 4 . 𝑓𝑦

sehingga,
1,4 1,4
𝜌𝑚𝑖𝑛 = = = 0,0058
𝑓𝑦 240
Rasio kuat tarik baja terhadap kuat tekan beton
𝑓𝑦 240
m = (0,85 . ) = (0,85 . ) = 9,412
𝑓𝑐 ′ 30

𝑀𝑛 8838994,75
𝑅𝑛 = ( )=( ) = 2.15 𝑀𝑃𝑎
𝑏 . 𝑑𝑦 2 1000 . 622

Rasio tulangan rencana

1 2(𝑚)(𝑅𝑛 )
𝜌= [1 − √1 − ]
𝑚 𝑓𝑦

1 2(9,412)(2.15)
𝜌= [1 − √1 − ]
9.412 240

𝜌 = 0,0094
Perhitungan menunjukkan bahwa rasio tulangan rencana lebih kecil dibandingkan
rasio tulangan minimum, 𝜌 > 𝜌𝑚𝑖𝑛 sehinggan digunakan 𝜌 = 0,0094
Luas tulangan perlu, 𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢

𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 𝜌 . 𝑏 . 𝑑𝑥 = 0,0094 . 1000 . 74 = 579.91 𝑚𝑚2


Jarak pemasangan tulangan, s
𝑏 . 𝐴𝑏 1000 . 0,25 . 𝜋 . 122
s=𝐴 = = 194.93 ~ 190 𝑚𝑚
𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 579.91

Syarat jarak antar tulangan


 s = 190 mm < 2 . 120 = 240 mm (OK)
 s = 190 mm < 200 mm (OK)
Jadi, tulangan lapangan arah Y yang digunakan adalah D12 – 190.
Perancangan Stuktur Bangunan Tinggi
Gedung Kuliah Bersama 9 Lantai + 1 Bassement

Luas tulangan terpasang, 𝐴𝑠𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔


𝐴𝑏 0,25 . 𝜋 .122 .1000
𝐴𝑆𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 = = = 594.92 𝑚𝑚2 > 𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 (OK)
𝑠 190

Kontrol kapasitas lentur plat bagian lapangan arah Y


𝐴𝑆𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 . 𝑓
𝑦 594.95 . 400
𝑎= = = 5.60 𝑚𝑚
0,85 . 𝑓𝑐 ′ . 𝑏 0,85 . 30 . 1000
𝑎
𝑀𝑛= 𝐴𝑆𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 . 𝑓𝑦 (𝑑𝑦 − 2)
5,6
𝑀𝑛= 594.92 . 240 (62 − ) = 8453047.576 𝑁𝑚𝑚 > 𝑀𝑙𝑥 = 7071195,8 (AMAN)
2

Jumlah tulangan / meter


𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢
𝑛 =
𝐴𝑏
579.91
𝑛 =
0,25 . 𝜋 . 122 . 1000
𝑛 = 5.13 𝑏𝑢𝑎ℎ ~ 6 𝑏𝑢𝑎ℎ
Jadi, tulangan yang dipasang adalah 6D12 – 190

Tulangan Tumpuan X
Momen tumpuan arah X yang terjadi:
𝑀𝑡𝑥 = 1723.28 kg.m
= 17232800 N.mm
Kapasitas momen plat yang harus disediakan:
𝑀𝑡𝑥 17232800
𝑀𝑛 =( ∅
)=( 0,8
) = 21541000 Nmm

Mutu beton yang digunakan adalah fc’ = 30 MPa, sehingga 𝛽 = 0,845


(SNI 2847-2013 Ps. 10.2.7.3 Hal 74)
Rasio tulangan balance plat, 𝜌𝑏
0,85 . 𝛽 . 𝑓𝑐′ 600 0,85 . 0845 . 30 600
𝜌𝑏 = . (600+ 𝑓 ) = . (600+240) = 0,064
𝑓𝑦 𝑦 240

Rasio tulangan maksimum plat, 𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠


𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,75 𝜌𝑏 = 0,75 . 0,064 = 0,048
Rasio tulangan minimum plat, 𝜌𝑚𝑖𝑛
1,4
 fc’ ≤ 31,36 MPa, 𝜌𝑚𝑖𝑛 = 𝑓𝑦

√𝑓𝑐′
 fc’ > 31,36 MPa, 𝜌𝑚𝑖𝑛 = 4 . 𝑓𝑦
Perancangan Stuktur Bangunan Tinggi
Gedung Kuliah Bersama 9 Lantai + 1 Bassement

sehingga,
1,4 1,4
𝜌𝑚𝑖𝑛 = = = 0,0058
𝑓𝑦 240

Rasio kuat tarik baja terhadap kuat tekan beton


𝑓𝑦 240
m = (0,85 . ) = (0,85 . ) = 9,412
𝑓𝑐 ′ 30

𝑀𝑛 21541000
𝑅𝑛 = ( )=( ) = 3,93 𝑀𝑃𝑎
𝑏 . 𝑑𝑥 2 1000 . 742

Rasio tulangan rencana

1 2(𝑚)(𝑅𝑛 )
𝜌= [1 − √1 − ]
𝑚 𝑓𝑦

1 2(9,412)(3,93)
𝜌= [1 − √1 − ]
9.412 240

𝜌 = 0,0179
Perhitungan menunjukkan bahwa rasio tulangan rencana lebih besar dibandingkan
rasio tulangan minimum, 𝜌 > 𝜌𝑚𝑖𝑛 sehinggan digunakan 𝜌 = 0,0179
Luas tulangan perlu, 𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢

𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 𝜌 . 𝑏 . 𝑑𝑥 = 0,0179 . 1000 . 74 = 1324.45 𝑚𝑚2


Jarak pemasangan tulangan, s
𝑏 . 𝐴𝑏 1000 . 0,25 . 𝜋 . 122
s=𝐴 = 1324.45
= 85.35 ~ 85 𝑚𝑚
𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢

Syarat jarak antar tulangan


 s = 200 mm < 2 . 120 = 240 mm (OK)
 s = 200 mm < 200 mm (OK)
Jadi, tulangan tumpuan arah X yang digunakan adalah D12 – 85.
Luas tulangan terpasang, 𝐴𝑠𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔
𝐴𝑏 0,25 . 𝜋 .122 .1000
𝐴𝑆𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 = = = 1329.88 𝑚𝑚2 > 𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 (OK)
𝑠 85

Kontrol kapasitas lentur plat bagian tumpuan arah X


𝐴𝑆𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 . 𝑓
𝑦 1329.88 .240
𝑎= = = 12.517 𝑚𝑚
0,85 . 𝑓𝑐 ′ . 𝑏 0,85 . 30 . 1000
𝑎
𝑀𝑛= 𝐴𝑆𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 . 𝑓𝑦 (𝑑𝑥 − 2)
12.517
𝑀𝑛= 1329.88 . 240 (74 − 2
) = 21621247.54 𝑚𝑚 > 17509628 𝑀𝑡𝑥 (AMAN)
Perancangan Stuktur Bangunan Tinggi
Gedung Kuliah Bersama 9 Lantai + 1 Bassement

𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢
𝑛 =
𝐴𝑏
1324.45
𝑛 =
0,25 . 𝜋 . 122 . 1000
𝑛 = 11.72 𝑏𝑢𝑎ℎ ~ 12 𝑏𝑢𝑎ℎ
Jadi, tulangan yang dipasang adalah 12D12 – 190

Tulangan Tumpuan Y
Momen tumpuan arah Y yang terjadi:
𝑀𝑡𝑥 = 1723.28 kg.m
= 17232800 N.mm
Kapasitas momen plat yang harus disediakan:
𝑀𝑡𝑥 17232800
𝑀𝑛 =( )=( ) = 21541000 Nmm
∅ 0,8

Mutu beton yang digunakan adalah fc’ = 30 MPa, sehingga 𝛽 = 0,845


(SNI 2847-2013 Ps. 10.2.7.3 Hal 74)
Rasio tulangan balance plat, 𝜌𝑏
0,85 . 𝛽 . 𝑓𝑐′ 600 0,85 . 0845 . 30 600
𝜌𝑏 = . (600+ 𝑓 ) = . (600+240) = 0,064
𝑓𝑦 𝑦 240

Rasio tulangan maksimum plat, 𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠


𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,75 𝜌𝑏 = 0,75 . 0,063 = 0,048
Rasio tulangan minimum plat, 𝜌𝑚𝑖𝑛
1,4
 fc’ ≤ 31,36 MPa, 𝜌𝑚𝑖𝑛 = 𝑓𝑦

√𝑓𝑐′
 fc’ > 31,36 MPa, 𝜌𝑚𝑖𝑛 = 4 . 𝑓𝑦

sehingga,
1,4 1,4
𝜌𝑚𝑖𝑛 = = = 0,0058
𝑓𝑦 240

Rasio kuat tarik baja terhadap kuat tekan beton


𝑓𝑦 240
m = (0,85 . ) = (0,85 . ) = 9,412
𝑓𝑐 ′ 30

𝑀𝑛 21541000
𝑅𝑛 = ( )=( ) = 5.60 𝑀𝑃𝑎
𝑏 . 𝑑𝑦 2 1000 . 622
Perancangan Stuktur Bangunan Tinggi
Gedung Kuliah Bersama 9 Lantai + 1 Bassement

Rasio tulangan rencana

1 2(𝑚)(𝑅𝑛 )
𝜌= [1 − √1 − ]
𝑚 𝑓𝑦

1 2(9,412)(5.60)
𝜌= [1 − √1 − ]
9.412 240

𝜌 = 0,0267
Perhitungan menunjukkan bahwa rasio tulangan rencana lebih besar dibandingkan
rasio tulangan minimum, 𝜌 > 𝜌𝑚𝑖𝑛 sehinggan digunakan 𝜌 = 0,0267
Luas tulangan perlu, 𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢

𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 𝜌 . 𝑏 . 𝑑𝑥 = 0,0267 . 1000 . 62 = 1655.73 𝑚𝑚2


Jarak pemasangan tulangan, s
𝑏 . 𝐴𝑏 1000 . 0,25 . 𝜋 . 122
s=𝐴 = = 68.27 ~ 65 𝑚𝑚
𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 1655.73

Syarat jarak antar tulangan


 s = 200 mm < 2 . 120 = 240 mm (OK)
 s = 200 mm < 200 mm (OK)
Jadi, tulangan tumpuan arah Y yang digunakan adalah D12 – 65.
Luas tulangan terpasang, 𝐴𝑠𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔
𝐴𝑏 0,25 . 𝜋 .122 .1000
𝐴𝑆𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 = = = 1739.08 𝑚𝑚2 > 𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 (OK)
𝑠 65

Kontrol kapasitas lentur plat bagian tumpuan arah Y


𝐴𝑆𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 . 𝑓
𝑦 1739.08
𝑎= = = 16.368 𝑚𝑚
0,85 . 𝑓𝑐 ′ . 𝑏 0,85 . 30 . 1000
𝑎
𝑀𝑛= 𝐴𝑆𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 . 𝑓𝑦 (𝑑𝑥 − 2)
16.368
𝑀𝑛= 1739.08 . 240 (62 − 2
) = 22839931,48 𝑚𝑚 > 22461684.61 𝑀𝑡𝑦 (AMAN)

𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢
𝑛 =
𝐴𝑏
1655.73
𝑛 =
0,25 . 𝜋 . 122 . 1000
𝑛 = 14.65 𝑏𝑢𝑎ℎ ~ 15 𝑏𝑢𝑎ℎ
Jadi, tulangan yang dipasang adalah 15D12 – 190
Perancangan Stuktur Bangunan Tinggi
Gedung Kuliah Bersama 9 Lantai + 1 Bassement

REKAPITULASI HASIL PERHITUNGAN PELAT LANTAI


TIPE PELAT JENIS TULANGAN TULANGAN
Tulangan Lapangan Arah X (5Ø12 - 200)
Tulangan Lapangan Arah Y (6Ø12 - 190)
4x4
Tulangan Tumpuan Arah X (12Ø12 - 85)
Tulangan Tumpuan Arah Y (15Ø12 - 65)

3.1.Perencanaan Penulangan Plat Atap


a. Data Perencanaan
Fy = 400 Mpa
Fc’ = 32 Mpa
BJ Beton Bertulang = 2400 kg/m3
Adukan (spesi) dari semen = 21 kg/m2
Berat penutup lantai (1 cm) = 24 kg/m2
Berat tembok ½ bata = 250 kg/m2
Berat plafond & penggantung = 18 kg/m2
Berat pasir = 1800 kg/m2
Berat pipa & ducting = 40 kg/m2
Beban hidup atap gedung = 100 kg/m2
b. Pembebanan Plat
1. Beban Plat
1.a. Beban Mati (WD); PPIUG 1983 hal.11
Berat sendiri plat 10cm ( 0.10 x 2400 ) = 240 kg/m2
Berat Pasir 3cm (0.03x1800) = 54 kg/m2
Adukan finising lantai (0,02 cm x2100) = 42 kg/m2
Plafond (4mm) + penggantung (11+7) = 18 kg/m2
Pipa + ducting AC = 40 kg/m2 +
Jumlah = 394 kg/m2
= 3,94 kN/m2

1.b. Beban Hidup (WL); PPIUG 1983 hal.17


Beban hidup atap tiap 1m2 = 100 kg/m2
Beban air hujan (2cm) 0,02x1000 = 20 kg/m2 +
= 120 kg/m2 = 1,2 kN/m2
Perancangan Stuktur Bangunan Tinggi
Gedung Kuliah Bersama 9 Lantai + 1 Bassement

Beban ultimate (WU) SNI 03-2847-2013 Ps 9.2


WU = 1,2 WD + 1,6 WL
= (1,2 x 394) + (1,6 x 120)
= 664,8 kg/m2

2.1.2. Perhitungan Dimensi Tebal Plat


Menentukan Jenis Plat
Jenis plat satu arah atau dua arah dapat ditentukan dari besarnya nilai β yang dapat
diketahui dengan cara:

𝛽 = 𝑙𝑦
𝑙𝑥

Dimana:
ly = bentang plat terpanjang
lx = bentang plat terpendek

Tebal minimum plat dengan balok yang meghubungkan tumpuan pada semua sisinya
harus memenuhi syarat sebagai berikut :
Perhitungan dimensi plat dua arah berdasarkan SNI 2847:2013 pasal 9.5.3.3 hal 72
untuk tebal plat sebagai berikut :
d. Untuk αfm yang sama atau ≤ 0,2 maka h > 120mm
e. Untuk 0,2<αfm<2, ketebalan h minimum plat harus memenuhi tidak kurang dari

 fy 
Ln  0.8 
 1400  Dan tidak boleh kurang dari 120 mm
h

36  5  fm  0.2 
f. Untuk αfm≥ 2 , ketebalan pelat minimum tidak boleh kurang dari

 fy 
Ln   0.8  
h  1400  Dan tidak boleh kurang dari 90 mm
36  9
Perancangan Stuktur Bangunan Tinggi
Gedung Kuliah Bersama 9 Lantai + 1 Bassement

2. Perencanaan pola balok anak pada pelat atap 400x500


Tebal pelat rencana (hf) = 10 cm
Lebar balok induk rencana (bw) = 35 cm
Tinggi balok induk rencana (hw) = 70 cm
Panjang balok (Lb) = 500 cm

 Bentang bersih arah memanjang


1
Ln = Ly – 2 x ( 2x Lebar balok induk )
35
Ln = 400 – 2 x ( )
2
= 365 cm

 Bentang bersih arah memendek


Sn = Lx – 2 x ( 1/2 x Lebar balok induk)
35
Sn = 500 – 2 x( )
2
= 465 cm

 Rasio bentang bersih dalam arah memanjang terhadap plat


β = Ln/Sn
465
=
365
= 1.28 < 2 (digunakan plat 2 arah) ...SNI 2847-2013 pasal 9.5.3.2
Dimana :
Ln = Bentang bersih arah memanjang
Sn = Bentang bersih arah memendek
β = Rasio bentang bersih dalam arah memanjang terhadap plat

 Bentang bersih arah memanjang

Lebar efektif balok tengah (be)


L
be1 =
4
500
=
4

= 125 cm
Perancangan Stuktur Bangunan Tinggi
Gedung Kuliah Bersama 9 Lantai + 1 Bassement

be2 = bw + 16 x hf
= 35 + 16 x 10
= 195 cm
1
be3 = x (Lb – bw)
2
1
= x ( 500 – 35 )
2
= 232,5 cm
Lebar efektif balok tepi (be)
L
be1 = bw +
12
500
= 35 +
12
= 76.67 cm ~ 77 cm
be2 = bw + 6 x hf
= 35 + 6 x 10
= 95 cm
1
be3 = bw + x Lb
2
1
= 35+ x 500
2
= 285 cm
be yang digunakan adalah be yang terkecil = 77 cm

  
2 3
 be  h h  h 
 x 4  6 f   4 f  
be  h 
1   1 x f  1 x f  
 bw   hw    hw   hw   bw   hw  
K
 be  h 
1   1 x f 
 bw   hw 
K = 1,32

E balok = 4700 x √ fc’


= 4700 x √ 30
= 25743 kg/cm²
E plat = 4700 x √ fc’
= 4700 x √ 30
= 25743 kg/cm²
Perancangan Stuktur Bangunan Tinggi
Gedung Kuliah Bersama 9 Lantai + 1 Bassement

I balok = 1/12 x K x bw x hw³


= 1/12 x 1,32 x 35 x 343000
= 1326599,6 cm4
I pelat = 1/12 x bs x hf3
= 1/12 x 500 x 1000
= 41666.67 cm4
E balok x I balok
α =
E pelat x I pelat
25743 x 1326599,6
=
25743 x 41666.67
= 31,84
Untuk α > 2 , ketebalan minimum harus memenuhi (SNI 2847:2013pasal 9.5.3.3(c))
fy
Ln+ (0,8+ )
1500
hmin =
36 + 9β
400
465+ (0,8+ )
1500
=
36 +9 .1.28
= 9.81 cm .............. (minimal 90 mm)
hmin = 10 cm > 9 cm ..... (memenuhi)
Jadi, rencana awal menggunakan plat dengan tebal 10 cm dapat digunakan.

B. Menghitung nilai momen pada tiap bagian plat atap

Nilai koefisien X diperoleh pada tabel berikut


Tabel 3. 2. Tabel Koefisien Momen

Ly/Lx 1 1,2 1,4 1,6 1,8


Mlx 21 34 42 49 53
Mly 21 22 18 15 15
Mtx 52 63 72 81 78
Mty 52 54 55 54 54
Momen lapangan bentang arah X
𝑀𝑙𝑥 = 0,001 . 𝑞𝑢 . 𝑙𝑥 2 . 𝑥
= 0,001 . 664,8. 5,002. 21
= 349.02 kg.m
Perancangan Stuktur Bangunan Tinggi
Gedung Kuliah Bersama 9 Lantai + 1 Bassement

Momen lapangan bentang arah Y


𝑀𝑙𝑦 = 0,001 . 𝑞𝑢 . 𝑙𝑥 2 . 𝑥
= 0,001 . 664,8. 5,002. 21
= 349.02 kg.m
Momen tumpuan bentang arah X
𝑀𝑡𝑥 = -0,001 . 𝑞𝑢 . 𝑙𝑥 2 . 𝑥
= -0,001 . 664,8. 5,002. 52
= -864.24 kg.m
Momen tumpuan arah Y
𝑀𝑡𝑦 = -0,001 . 𝑞𝑢 . 𝑙𝑥 2 . 𝑥
= -0,001 . 664,8. 5,002. 52
= -864.24 kg.m

4. Menghitung kebutuhan tulangan plat


Ditetapkan : Selimut plat = 40 mm (SNI 2847-2013 Pasal 7.7.1
Halaman 51 = 20 mm)
Diameter tulangan = 10 mm (D10)
Mutu baja ( fy) = 240 Mpa
Mutu beton = 30 Mpa

Tinggi efektif arah X (𝑑𝑥 )


𝑑𝑥 = h – s – 0,5Ø
= 100 – 40 – (0,5 . 10)
= 55 mm
Tinggi efektif arah Y (𝑑𝑦 )
𝑑𝑦 = h – s – Ø – 0,5Ø
= 100 – 40 – 10 – (0,5 . 10)
= 45 mm
Perancangan Stuktur Bangunan Tinggi
Gedung Kuliah Bersama 9 Lantai + 1 Bassement

Tulangan Lapangan X
Momen lapangan arah X yang terjadi:
𝑀𝑙𝑥 = 349.02 kg.m
= 3490200 N.mm
Kapasitas momen plat yang harus disediakan:
𝑀𝑙𝑥 3490200
𝑀𝑛 =( )=( ) = 4362750 Nmm
∅ 0,8

Mutu beton yang digunakan adalah fc’ = 30 MPa, sehingga β = 0,845


(SNI 2847-2013 Ps. 10.2.7.3 Hal 74)
Rasio tulangan balance plat, 𝜌𝑏
0,85 . 𝛽 . 𝑓𝑐′ 600 0,85 . 0,845 .30 600
𝜌𝑏 = . (600+ 𝑓 ) = . (600+240) = 0,064
𝑓𝑦 𝑦 240

Rasio tulangan maksimum plat, 𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠


𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,75 𝜌𝑏 = 0,75 . 0,064 = 0,048
Rasio tulangan minimum plat, 𝜌𝑚𝑖𝑛
1,4
 fc’ ≤ 31,36 MPa, 𝜌𝑚𝑖𝑛 = 𝑓𝑦

√𝑓𝑐′
 fc’ > 31,36 MPa, 𝜌𝑚𝑖𝑛 = 4 . 𝑓𝑦

sehingga,
1,4 1,4
𝜌𝑚𝑖𝑛 = = = 0,0058
𝑓𝑦 240
Rasio kuat tarik baja terhadap kuat tekan beton
𝑓𝑦 240
m = (0,85 . ) = (0,85 . ) = 9,412
𝑓𝑐 ′ 30

𝑀𝑛 4362750
𝑅𝑛 = ( )=( ) = 1,44 𝑀𝑃𝑎
𝑏 . 𝑑𝑥 2 1000 . 552

Rasio tulangan rencana

1 2(𝑚)(𝑅𝑛 )
𝜌= [1 − √1 − ]
𝑚 𝑓𝑦

1 2(9,412)(1,44)
𝜌= [1 − √1 − ]
9,412 240

𝜌 = 0.0062
Perancangan Stuktur Bangunan Tinggi
Gedung Kuliah Bersama 9 Lantai + 1 Bassement

Perhitungan menunjukkan bahwa rasio tulangan rencana lebih kecil dibandingkan


rasio tulangan minimum, 𝜌 > 𝜌𝑚𝑖𝑛 sehinggan digunakan
𝜌 = 𝜌𝑚𝑖𝑛 = 0,0062
Luas tulangan perlu, 𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢

𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 𝜌 . 𝑏 . 𝑑𝑥 = 0,0062 . 1000 . 55 = 340.43 𝑚𝑚2


Jarak pemasangan tulangan, s
𝑏 . 𝐴𝑏 1000 . 0,25 . 𝜋 . 102
s=𝐴 = = 230.59 ~ 230 𝑚𝑚
𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 340.43

Syarat jarak antar tulangan


 s = 230 mm < 2 . 100 = 200 mm (TIDAK)
 s = 230 mm < 450 mm (TIDAK)
Jadi, tulangan lapangan arah X yang digunakan adalah D10 – 200 dikarenakan syarat
jarak tulangan maksimum tidak boleh lebih dari 200 mm.

Luas tulangan terpasang, 𝐴𝑠𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔


𝐴𝑏 0,25 . 𝜋 .102 .1000
𝐴𝑆𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 = = = 392,5 𝑚𝑚2 > 𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 (OK)
𝑠 200

Kontrol kapasitas lentur plat bagian lapangan arah X


𝐴𝑆𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 . 𝑓
𝑦 392,5 . 240
𝑎= = = 3,694 𝑚𝑚
0,85 . 𝑓𝑐 ′ . 𝑏 0,85 . 30 . 1000
𝑎
𝑀𝑛= 𝐴𝑆𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 . 𝑓𝑦 (𝑑𝑥 − 2)
3,694
𝑀𝑛= 392,5 . 240 (55 − ) = 5007007.06 𝑁𝑚𝑚 > 𝑀𝑙𝑥 = 3546266,57 (AMAN)
2

Jumlah tulangan / meter


𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢
𝑛 =
𝐴𝑏
340.43
𝑛 =
0,25 . 𝜋 . 102 . 1000
𝑛 = 4.34 𝑏𝑢𝑎ℎ ~ 5 𝑏𝑢𝑎ℎ
Jadi, tulangan yang dipasang adalah 5D12 – 200
Perancangan Stuktur Bangunan Tinggi
Gedung Kuliah Bersama 9 Lantai + 1 Bassement

Tulangan Lapangan Y
Momen lapangan arah X yang terjadi:
𝑀𝑙𝑦 = 349.02 kg.m
= 3490200 N.mm
Kapasitas momen plat yang harus disediakan:
𝑀𝑙𝑥 3490200
𝑀𝑛 =( )=( ) = 4362750 Nmm
∅ 0,8

Mutu beton yang digunakan adalah fc’ = 30 MPa, sehingga β = 0,845


(SNI 2847-2013 Ps. 10.2.7.3 Hal 74)
Rasio tulangan balance plat, 𝜌𝑏
0,85 . 𝛽 . 𝑓𝑐′ 600 0,85 . 0,845 .30 600
𝜌𝑏 = . (600+ 𝑓 ) = . (600+240) = 0,064
𝑓𝑦 𝑦 240

Rasio tulangan maksimum plat, 𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠


𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,75 𝜌𝑏 = 0,75 . 0,063 = 0,048
Rasio tulangan minimum plat, 𝜌𝑚𝑖𝑛
1,4
 fc’ ≤ 31,36 MPa, 𝜌𝑚𝑖𝑛 = 𝑓𝑦

√𝑓𝑐′
 fc’ > 31,36 MPa, 𝜌𝑚𝑖𝑛 = 4 . 𝑓𝑦

sehingga,
1,4 1,4
𝜌𝑚𝑖𝑛 = = = 0,0058
𝑓𝑦 240
Rasio kuat tarik baja terhadap kuat tekan beton
𝑓𝑦 240
m = (0,85 . ) = (0,85 . ) = 9,412
𝑓𝑐 ′ 30

𝑀𝑛 4362750
𝑅𝑛 = ( )=( ) = 2.15 𝑀𝑃𝑎
𝑏 . 𝑑𝑥 2 1000 . 452
Rasio tulangan rencana

1 2(𝑚)(𝑅𝑛 )
𝜌= [1 − √1 − ]
𝑚 𝑓𝑦

1 2(9,412)(2.15)
𝜌= [1 − √1 − ]
9,412 240

𝜌 = 0,0094
Perhitungan menunjukkan bahwa rasio tulangan rencana lebih kecil dibandingkan
rasio tulangan minimum, 𝜌 > 𝜌𝑚𝑖𝑛 sehinggan digunakan 𝜌 = 0,0094
Perancangan Stuktur Bangunan Tinggi
Gedung Kuliah Bersama 9 Lantai + 1 Bassement

Luas tulangan perlu, 𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢

𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 𝜌 . 𝑏 . 𝑑𝑥 = 0,0094 . 1000 . 45 = 422.64 𝑚𝑚2


Jarak pemasangan tulangan, s
𝑏 . 𝐴𝑏 1000 . 0,25 . 𝜋 . 102
s=𝐴 = = 185.74 ~ 190 𝑚𝑚
𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 422.64

Syarat jarak antar tulangan


 s = 190 mm < 2 . 100 = 200 mm (OK)
 s = 190 mm < 450 mm (OK)
Jadi, tulangan lapangan arah X yang digunakan adalah D10 – 190.
Luas tulangan terpasang, 𝐴𝑠𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔
𝐴𝑏 0,25 . 𝜋 .102 .1000
𝐴𝑆𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 = = = 413.16 𝑚𝑚2 > 𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 (OK)
𝑠 190

Kontrol kapasitas lentur plat bagian lapangan arah X


𝐴𝑆𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 . 𝑓
𝑦 413.16 . 240
𝑎= = = 3.889 𝑚𝑚
0,85 . 𝑓𝑐 ′ . 𝑏 0,85 . 30 . 1000
𝑎
𝑀𝑛= 𝐴𝑆𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 . 𝑓𝑦 (𝑑𝑥 − 2)
3.889
𝑀𝑛= 413.16 . 240 (45 − 2
) = 4269315.301 𝑁𝑚𝑚 > 𝑀𝑙𝑥 = 3546266,57 (AMAN)

Jumlah tulangan / meter


𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢
𝑛 =
𝐴𝑏
422.64
𝑛 =
0,25 . 𝜋 . 102 . 1000
𝑛 = 5.38 𝑏𝑢𝑎ℎ ~ 6 𝑏𝑢𝑎ℎ
Jadi, tulangan yang dipasang adalah 6D10 – 190

Tulangan Tumpuan X
Momen tumpuan arah X yang terjadi:
𝑀𝑡𝑥 = 864.24 kg.m
= 8642400 N.mm
Kapasitas momen plat yang harus disediakan:
𝑀𝑡𝑥 8642400
𝑀𝑛 =( )=( ) = 10803000 Nmm
∅ 0,8

Mutu beton yang digunakan adalah fc’ = 30 MPa, sehingga 𝛽 = 0,845


(SNI 2847-2013 Ps. 10.2.7.3 Hal 74)
Perancangan Stuktur Bangunan Tinggi
Gedung Kuliah Bersama 9 Lantai + 1 Bassement

Rasio tulangan balance plat, 𝜌𝑏


0,85 . 𝛽 . 𝑓𝑐′ 600 0,85 . 0835 . 30 600
𝜌𝑏 = . (600+ 𝑓 ) = . (600+240) = 0,064
𝑓𝑦 𝑦 240

Rasio tulangan maksimum plat, 𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠


𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,75 𝜌𝑏 = 0,75 . 0,064 = 0,048
Rasio tulangan minimum plat, 𝜌𝑚𝑖𝑛
1,4
 fc’ ≤ 31,36 MPa, 𝜌𝑚𝑖𝑛 = 𝑓𝑦

√𝑓𝑐′
 fc’ > 31,36 MPa, 𝜌𝑚𝑖𝑛 = 4 . 𝑓𝑦

sehingga,
1,4 1,4
𝜌𝑚𝑖𝑛 = = = 0,0058
𝑓𝑦 240

Rasio kuat tarik baja terhadap kuat tekan beton


𝑓𝑦 240
m = (0,85 . ) = (0,85 . ) = 9,412
𝑓𝑐 ′ 30

𝑀𝑛 10803000
𝑅𝑛 = ( )=( ) = 3.57 𝑀𝑃𝑎
𝑏 . 𝑑𝑦 2 1000 . 55

Rasio tulangan rencana

1 2(𝑚)(𝑅𝑛 )
𝜌= [1 − √1 − ]
𝑚 𝑓𝑦

1 2(9,412)(3,57)
𝜌= [1 − √1 − ]
9,412 240

𝜌 = 0,0161
Perhitungan menunjukkan bahwa rasio tulangan rencana lebih besar dibandingkan
rasio tulangan minimum, 𝜌 < 𝜌𝑚𝑖𝑛 sehinggan digunakan 𝜌 = 0,0161
Luas tulangan perlu, 𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢

𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 𝜌 . 𝑏 . 𝑑𝑥 = 0,0161 . 1000 . 55 = 885.50 𝑚𝑚2


Jarak pemasangan tulangan, s
𝑏 . 𝐴𝑏 1000 . 0,25 . 𝜋 . 102
s=𝐴 = = 88.65 ~ 85 𝑚𝑚
𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 885.50

Syarat jarak antar tulangan


 s = 85 mm < 2 . 100 = 200 mm (OK)
 s = 85 mm < 200 mm (OK)
Perancangan Stuktur Bangunan Tinggi
Gedung Kuliah Bersama 9 Lantai + 1 Bassement

Jadi, tulangan tumpuan arah X yang digunakan adalah D10 – 85.


Luas tulangan terpasang, 𝐴𝑠𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔
𝐴𝑏 0,25 . 𝜋 .102 .1000
𝐴𝑆𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 = = = 923.53 𝑚𝑚2 > 𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 (OK)
𝑠 85

Kontrol kapasitas lentur plat bagian tumpuan arah X


𝐴𝑆𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 . 𝑓
𝑦 923.53 . 240
𝑎= = = 8.692 𝑚𝑚
0,85 . 𝑓𝑐 ′ . 𝑏 0,85 . 30 . 1000
𝑎
𝑀𝑛= 𝐴𝑆𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 . 𝑓𝑦 (𝑑𝑥 − 2)
8.692
𝑀𝑛= 923.53 . 240 (55 − 2
) = 11227305.52 𝑚𝑚 > 8781231,51 𝑀𝑙𝑥 (AMAN)

Jumlah tulangan / meter


𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢
𝑛 =
𝐴𝑏
885.50
𝑛 =
0,25 . 𝜋 . 102 . 1000
𝑛 = 11.28 𝑏𝑢𝑎ℎ ~ 12 𝑏𝑢𝑎ℎ
Jadi, tulangan yang dipasang adalah 12D10 – 85

Tulangan Tumpuan Y
Momen tumpuan arah X yang terjadi:
𝑀𝑡𝑦 = 864.24 kg.m
= 8642400 N.mm
Kapasitas momen plat yang harus disediakan:
𝑀𝑡𝑥 8642400
𝑀𝑛 =( )=( ) = 10803000 Nmm
∅ 0,8

Mutu beton yang digunakan adalah fc’ = 30 MPa, sehingga 𝛽 = 0,845


(SNI 2847-2013 Ps. 10.2.7.3 Hal 74)
Rasio tulangan balance plat, 𝜌𝑏
0,85 . 𝛽 . 𝑓𝑐′ 600 0,85 . 0845 . 30 600
𝜌𝑏 = . (600+ 𝑓 ) = . (600+240) = 0,064
𝑓𝑦 𝑦 240

Rasio tulangan maksimum plat, 𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠


𝜌𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,75 𝜌𝑏 = 0,75 . 0,064 = 0,048
Rasio tulangan minimum plat, 𝜌𝑚𝑖𝑛
1,4
 fc’ ≤ 31,36 MPa, 𝜌𝑚𝑖𝑛 = 𝑓𝑦

√𝑓𝑐′
 fc’ > 31,36 MPa, 𝜌𝑚𝑖𝑛 = 4 . 𝑓𝑦
Perancangan Stuktur Bangunan Tinggi
Gedung Kuliah Bersama 9 Lantai + 1 Bassement

sehingga,
1,4 1,4
𝜌𝑚𝑖𝑛 = = = 0,0058
𝑓𝑦 240

Rasio kuat tarik baja terhadap kuat tekan beton


𝑓𝑦 240
m = (0,85 . ) = (0,85 . ) = 9,412
𝑓𝑐 ′ 30

𝑀𝑛 10803000
𝑅𝑛 = ( )=( ) = 5.33 𝑀𝑃𝑎
𝑏 . 𝑑𝑦 2 1000 . 452

Rasio tulangan rencana

1 2(𝑚)(𝑅𝑛 )
𝜌= [1 − √1 − ]
𝑚 𝑓𝑦

1 2(9,412)(5.33)
𝜌= [1 − √1 − ]
9,412 240

𝜌 = 0,0252
Perhitungan menunjukkan bahwa rasio tulangan rencana lebih besar dibandingkan
rasio tulangan minimum, 𝜌 < 𝜌𝑚𝑖𝑛 sehinggan digunakan 𝜌 = 0,0252
Luas tulangan perlu, 𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢

𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 𝜌 . 𝑏 . 𝑑𝑥 = 0,0252 . 1000 . 45 = 1134.99 𝑚𝑚2


Jarak pemasangan tulangan, s
𝑏 . 𝐴𝑏 1000 . 0,25 . 𝜋 . 102
s=𝐴 = 1134.99
= 69.16 ~ 65 𝑚𝑚
𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢

Syarat jarak antar tulangan


 s = 65 mm < 2 . 100 = 200 mm (OK)
 s = 65 mm < 200 mm (OK)
Jadi, tulangan tumpuan arah X yang digunakan adalah D10 – 65.
Luas tulangan terpasang, 𝐴𝑠𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔
𝐴𝑏 0,25 . 𝜋 .102 .1000
𝐴𝑆𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 = = = 1207.69 𝑚𝑚2 > 𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 (OK)
𝑠 65

Kontrol kapasitas lentur plat bagian tumpuan arah X


𝐴𝑆𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 . 𝑓
𝑦 1207.69. 240
𝑎= = = 11.367 𝑚𝑚
0,85 . 𝑓𝑐 ′ . 𝑏 0,85 . 30 . 1000
Perancangan Stuktur Bangunan Tinggi
Gedung Kuliah Bersama 9 Lantai + 1 Bassement
𝑎
𝑀𝑛= 𝐴𝑆𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 . 𝑓𝑦 (𝑑𝑥 − )
2
11.367
𝑀𝑛= 1207.69. 240 (45 − 2
) = 11395806.47 𝑚𝑚 > 8781231,51 𝑀𝑙𝑥 (AMAN)

Jumlah tulangan / meter


𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢
𝑛 =
𝐴𝑏
1134.99
𝑛 =
0,25 . 𝜋 . 102 . 1000
𝑛 = 14.46 𝑏𝑢𝑎ℎ ~ 15 𝑏𝑢𝑎ℎ
Jadi, tulangan yang dipasang adalah 15D10 – 65

REKAPITULASI HASIL PERHITUNGAN PELAT LANTAI


TIPE PELAT JENIS TULANGAN TULANGAN
Tulangan Lapangan Arah X (5Ø10 - 200)
Tulangan Lapangan Arah Y (6Ø10 - 190)
4x4
Tulangan Tumpuan Arah X (12Ø10 - 85)
Tulangan Tumpuan Arah Y (15Ø10 - 65)

2.1.3. Analisis Lendutan (Sesuai SNI 2847 2013)


Modulus Elastisitas Beton (Ec) = 4700√𝑓𝑐 ′ = 25742.96 kg/cm2
Modulus Elastisitas Baja (Es) = 200000 kg/cm2
Peninjauan plat lantai selebar 1 m (b) = 100 cm
Beban merata (tak terfaktor) (Q) = (Qd + Ql) x b
= (0,0466 + 0,0479) x 100
= 9,45 kg/cm
Panjang bentang terpanjang (Ly) = 500 cm
Batas lendutan maksimum izin = Ly/240
(SNI 2847-2013 Hal 71) = 500/240
= 2.083 cm
Momen inersia bruto (Ig) = 1/12 x Ly x h³
= 1/12 x 500 x 12³
= 72000 cm4
Perancangan Stuktur Bangunan Tinggi
Gedung Kuliah Bersama 9 Lantai + 1 Bassement

Modulus keruntuhan lentur (fr) = 0,62 λ √𝑓𝑐 ′


(SNI 2847-2013 Hal 70) = 0,62 x 1 x √30
= 3.40 kg/cm2
Perbandingan Modulus Elastisitas (n) = Es/Ec
= 200000/25742.96
= 7,77
Jarak garis netral terhadap sisi atas beton (c) = n x As / Ly
= 7,77 x 5,65 / 500
= 0,088 cm
Momen inersia penampang retak yang ditransformasikan ke beton (Menurut Buku
Beton Bertulang Hal 218 Berdasarkan SNI 2013) : 0.023
Icr = 1/3 x b x c³ + n x As x (dx-c)²
= 1/3 x 100 x 0,088³ + 7,19 x 5,23 x (7.4-0,088)²
= 2010.518 cm4
(Menurut Buku Beton Bertulang Hal 218 Berdasarkan SNI 2013) :
yt = h/2 = 12/2 = 6 cm

Momen retak (Menurut SNI 2847-2013 Hal 70)


Mcr = fr x Ig / yt
= 3.40 x 72000 / 6
= 40800 kg.cm

Momen maksimum akibat beban


Ma = 1/8 x Q x Ly²
= 1/8 x 9,45 x 500²
= 295312.5 kg.cm

Inersia efektif untuk perhitungan lendutan (SNI 2847-2013 Hal 70)


Ie = (Mcr/Ma)³ x Ig + [1-(Mcr/Ma)³ ] x Icr
= (40800/295312.5)³ x 72000 + [1-(40800/295312.5)³ ] x 2010.518
= 2195.29 cm4
Perancangan Stuktur Bangunan Tinggi
Gedung Kuliah Bersama 9 Lantai + 1 Bassement

Lendutan elastis seketika akibat beban mati dan beban hidup


Menurut Buku Perancangan Struktur Beton Bertulang berdasarkan SNI 2847-
2013 hal 220
ɖe = 5/384 x Q x Ly3 / (Ec x Ie)
= 5/384 x 9,45 x 500³ / (25742.96 x 2195.29)
= 0,272 cm
Rasio tulangan slab lantai (Menurut Buku Perancangan Beton Bertulang Hal 219
Berdasarkan SNI 2013)
ρ = As / (Ly x dx)
= 565.2 / (5000 x 7.4)
= 0,015
Faktor ketergantungan waktu untuk beban mati (jangka waktu > 5 tahun)
Ç = 2 (Menurut SNI 2847-2013 Hal 70)
λ = Ç / (1 + 50 x ρ)
= 2 / (1 + 50 x 0,015)
= 1,143

Lendutan jangka panjang akibat rangkak dan susut


ɖg = λ x 5/384 x Q x Ly3 / (Ec x Ie)
= 1,143 x 5/384 x 9,45 x 500³ / (25742.96 x 2195.29)
= 0,311 cm

ɖtotal = ɖe + ɖg
= 0,272 + 0,311
= 0,583 cm < Ly/240
= 0,583 cm < 2.083 cm ... Aman (OK)

Anda mungkin juga menyukai