Bab Ii M.irfan o
Bab Ii M.irfan o
menjamin kekuatan dan keamanan struktur suatu bangunan, karena inti dari suatu
bertingkat, yang sangat dipengaruhi oleh perancangan yang cermat. Selain itu,
desain struktur juga harus memperhatikan nilai ekonomisnya. Proses desain yang
Hotel adalah suatu industri atau usaha jasa yang dikelola secara komersial
dan minuman serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial.
5
1. European Plan (E.P) adalah hotel dimana harga yang telah ditetapkan terdiri
2. Continental Plan (C.P) adalah hotel dimana harga yang telah ditetapkan
3. Modified American Plan (M.A.P) adalah hotel dimana harga yang telah
ditetapkan terdiri dari harga kamar termasuk satu kali lunch atau satu kali
dinner.
4. Full American Plan (F.A.P) adalah hotel dimana harga yang telah ditetapkan
terdiri dari harga kamar termasuk tiga kali makan (breakfast, lunch, dinner).
Berdasarkan Lokasi
3. Highway hotel adalah hotel yang terletak di tepi jalan bebas hambatan dan
4. Airport Hotel adalah hotel yang terletak tidak jauh dari airport.
1. Seasonal Hotel adalah hotel yang hanya buka pada waktu- waktu tertentu
6
Berdasarkan luas dan jumlah kamar :
1. Hotel kecil (small hotel) adalah hotel yang mempunyai 25 kamar atau
kurang.
2. Hotel sedang (average hotel) adalah hotel yang mempunyai lebih dari 25
3. Hotel menengah (above average hotel) adalah hotel yang mempunyai lebih
4. Hotel besar (large hotel) adalah hotel yang mempunyai lebih dari 300
kamar.
1. Economy Class Hotel adalah hotel yang memiliki tarif kamar kelas ekonomi
3. Deluxe / luxury Hotel adalah hotel yang memiliki harga kamar sangat
mahal.
1. Transient Hotel adalah ho tel dimana para tamunya menginap hanya untuk
2. Semi Residential Hotel adalah hotel dimana para tamunya menginap lebih
1. Hotel keluarga (family hotel) adalah hotel yang dirancang untuk keluarga.
2. Hotel bisnis (business hotel) adalah hotel yang dirancang untuk para
usahawan.
7
3. Hotel wisatawan (Tourist Hotel) adalah hotel yang dirancang untuk
wisatawan.
4. Hotel transit (Transit Hotel) adalah hotel yang dirancang untuk orang -
5. Hotel perawatan kesehatan (Cure Hotel) adalah hotel yang dirancang untuk
meningkatkan kesehatannya.
yang berfungsi menyediakan kuat tarik yang tidak dimiliki beton biasa.
dengan cara pengujian tekan beton. Kuat tekan beton (f’c) dilakukan dengan
melakukan uji silinder beton dengan ukuran diameter 150 mm dan tinggi 300 mm.
Pada umur 28 hari dengan tingkat pembebanan tertentu. Selama 28 hari silinder
beton ini biasanya diletakkan dalam sebuah ruangan dengan temperatur tetap.
Untuk aplikasi yang umum, digunakan beton dengan kekuatan 20 Mpa dan 25
Mpa. Untuk konstruksi beton prategang 35 Mpa dan 40 Mpa. Untuk beberapa
aplikasi tertentu, seperti untuk kolom pada lantai-lantai bawah suatu bangunan
8
tinggi, beton dengan kekuatan 60 Mpa telah digunakan dan dapat disediakan oleh
A. Beton
lainnya, agregat halus, agregat kasar, dan air dengan atau tanpa bahan campuran
lainnya beton memiliki kuat tekan yang tinggi dan kuat tarik yang sangat rendah.
a) Modulus elastisitas
suatu regangan (sebagai kemampuan terjadi retak) kecil. Tolak ukur yang
regangan yang masih dalam keadaan elastisitas. Modulus elastisitas yang besar
regangan yang masih kecil, artinya bahwa beton tersebut mampu menahan
tegangan (desak utama) yang cukup besar akibat beban-beban yang terjadi pada
umum dari sifat elastis suatu bahan adalah modulus elastisitas, yang merupakan
Modulus elastis beton mempunyai hubungan dengan sifat beton lainnya terutama
kuat tekan beton itu sendiri. Modulus ini merupakan perbandingan antara
tegangan dan regangan, dan dengan pengujian ini dapat diketahui besarnya beban
9
yang dapat dipikul tanpa merusak beton itu sendiri (masih dalam keadaan plastis).
Modulus elastisitas adalah rasio dari tegangan normal tarik atau tekan terhadap
regangan.
modulus elastisitas sebagai rasio tegangan saat mencapai 40% dari tengan runtuh
Dengan:
=𝑤𝑐.1,50.043√𝑓𝑐 untuk nilai wc antara 1440 dan 2560 kg/m3 f'c dalam MPa.
Modulus elastisitas dan kuat tekan dari beton dipengaruhi oleh fas dan
umur beton. Peningkatan fas akan meningkatkan jumlah pori dalam beton
bertambahnya umur, reaksi pada semen semakin sempurna dan jumlah produk
10
kepadatan beton semakin meningkat. Dengan demikian modulus elastisitas dan
B. Baja tulangan
Menurut SNI 2052:2017 Baja tulangan beton adalah baja karbon atau baja
atau sirip/ulir dan digunakan untuk penulangan beton. Baja ini diproduksi dari
pembuatan beton bertulang. Beton lemah terhadap tarik, karena baja tulangan
mempunyai fungsi untuk menahan kekuatan tarik pada beton maka pada beton
diberi baja tulangan. Baja beton merupakan bahan yang paling penting karena
digunakan dalam berbagai bentuk untuk hampir semua struktur baik besar
lainnya(Nawy, 1998).
11
Menurut SNI 2052:2017 ada 2 jenis baja tulangan, yaitu :
1. Baja tulangan beton polos adalah baja tulangan beton berpenampang bundar
dan guna menahan gerakan membujur dari batang secara relative terhadap
12
c. Jenis Tulangan Ikan (Fish Bon)
Gambar 2.2 Jenis Baja Tulangan Beton Sirip/Ulir
Sumber : SNI 2052:2017
Mutu besi beton yang baik adalah yang memiliki kekuatan tarik (standard
yield strength / Ys) minimal 24 kg/mm2. Kadar karbon berpengaruh besar kepada
sifat mekanik dari besi beton. Kadar karbon yang terlalu besar akan membuat besi
beton menjadi lebih getas dan akan meningkatkan kekerasan dan kekuatan tarik
pada keuletan besi beton.Unsur mangan yang terlalu banyak dapat meningkatkan
Setiap batang baja tulangan beton harus diberi tanda (marking) dengan huruf
timbul (emboss) yang menunjukkan merek pabrik pembuat dan ukuran diameter
nominal.
Setiap batang baja tulangan beton sesuai dengan standar harus diberi tanda
pada ujung-ujung penampangnya dengan warna yang tidak mudah hilang sesuai
13
Tabel 2.1 Tabel untuk tanda kelas baja tulangan beton
14
Tabel 2.3 Ukuran Baja Tulangan Beton Sirip
15
a) Kuat tarik baja tulangan
tekan,tetapi karena harganya cukup mahal, maka baja tulangan ini diutamakan
untuk menahan beban tarik pada struktur beton bertulang. Sedangkan beban tekan
yang berkerja cukup ditahan oleh betonya. Hubungan antara tegangan dan
harus ≤ 550 Mpa (Pasal 9.4). untuk desain tulangan geser nilai f yt ≤ 420 Mpa
(Pasal 11.4.2), dan untuk desain tulangan torsi f yt ≤ 420 Mpa (Pasal 11.5.3.4)
16
2.3 Komponen Struktur
2.3.1 Kolom
gaya tekan axial bersamaan atau tidak dengan gaya momen. Dikarenakan resiko
keruntuhan kolom lebih berbahaya dibanding struktur lantai, baik pelat atau balok,
karena kolom lebih banyak memikul bagian struktur dibanding balok sehingga
bila kolom runtuh akan lebih banyak bagian dari bangunan yang hancur dibanding
bila balok yang runtuh. Oleh karena itu dalam mendesain kolom harus
mengandung dasar filosofi perencanaan kolom yaitu “strong column weak beam”.
A. Jenis Kolom
1. Kolom tekan pendek, seperti pedestal, umumnya beban aksial yang besar
dan momen yang kecil atau diabaikan, kolom tipe ini bisa didesain tanpa
sumbu kolom akan berdefleksi secara lateral, akibatnya akan ada beban
tambahan yaitu beban kolom dikalikan defleksi lateral, hal ini disebut
17
tulangan longitudinal bergerak saat konstruksi dan mencegah tul
18
2.3.2 Balok
bahan/material yaitu beton polos dan tulangan baja. Beton Polos merupakan
bahan yang memiliki kekuatan tekan yang tinggi akan tetapi memiliki kekuatan
tarik yang rendah, sedangkan tulangan baja akan memberikan kekuatan tarik yang
beton dan tulangan baja diharapkan dapat saling bekerja sama dalam menahan
gaya-gaya yang bekerja dalam struktur tersebut, dimana gaya tekan ditahan oleh
1. Balok persegi
19
Keterangan :
h = tinggi balok,
b = lebar balok,
d = tinggi balok dari tepi serat yang tertekan ke pusat tulangan tarik,
2. Balok L/T
keterangan :
hf = Tebal sayap,
b = lebar balok,
be = lebar sayap
ini.
20
b. Lebar slab efektif sebagai sayap balok T tidak boleh melebihi seper
melebihi :
c. Untuk balok dengan slab pada suatu sisi saja, lebar efektif yang
dimensi tebal lebar flens dan tebal, lebar dan tinggi efektif pada balok juga
luas tulangan pada baja tarik. Penentuan tebal flens biasanya tidak lepas dari
21
Balok T adalah balok pada bagian interior sedangkan balok L terletak pada
persegi juga berlaku untuk balok T maupun balok L. Perbedaan pokok terletak
pada perhitungan gaya tekan blok beton yang tergantung dari tinggi garis netral ,
sebagai berikut:
1. Balok T palsu
Kasus ini dijumpai pada balok T atau L dimana garis netral berada didalam
flens ( c < hf ), seperti ditunjukan pada gambar dibawah . kasus ini juga berlaku
jika c hf dan a < hf sehingga parameter desain yang diuraikan juga masih dapat
digunakan.
, (Adam, 2016)
2. Balok T (murni)
Kasus ini dijumpai pada balok T atau L dimana garis netralberada di dalam
flens (c > f) dan tinggi blok tegangan segi empat ekuivalen juga lebih besar dari
22
Gambar 2.9 Analogi balok T (Adam, 2016)
C. Plat Lantai
Plat adalah elemen struktur datar yang memiliki ketebalan yang lebih kecil
dari dimensi lainnya (Fahri, Suyadi, & Purwanto, 2016). Plat beton bertulang
yaitu struktur tipis yang terbuat dari beton bertulang dengan bidang yang arahnya
horizontal, dan beban yang bekerja tegak lurus pada struktur tersebut. Plat
mendukung kekakuan balok portal (Irawan, Ilhami, & Noor, 2016). Berdasarkan
posisi peletakan tumpuan, plat lantai dapat diklasifikasikan sebagai plat dengan 1
arah tumpuan dan plat dengan 2 arah tumpuan (Ching, 2014). Pada posisi 1 arah,
plat ditumpukan pada dua ujung plat dengan posisi sejajar, sedangkan untuk 2
23
2.4 Landasan Teori
penurunan, dan perubahan perubahan dimensi yang tertahan. Beban yang dipikul
oleh bangunan tinggi dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu beban gravitasi,
Beban
Kombinasi Beban
Utama
U = 1,4D D
U = 1,2D + 1,6 L + 0,5 (Lr atau R) L
U = 1,2D + 1,6 (Lr atau R) + (1,0 L atau0,5 W) Lr atau R
U = 1,2D + 1,0W + 1,0L + 0,5 (Lr atau R) W
U = 1,2D + 1,0E + 1,0L E
U = 0,9D + 1,0W W
U = 0,9D + 1,0E E
Sumber : SNI 2847-2019 Tabel 5.3.1 Hal. 84
dimana :
E : Beban Gempa (earthquake load), kNm atau kNLr : Beban Hidup Pada
24
A. Beban Mati
Beban mati adalah berat seluruh bahan konstruksi gedung yang
finishing, dan komponen arsitektural dan struktural lainnya serta peralatan layan
Tabel 2.5 Masa jenis minimum material untuk evaluasi beban mati dan beban
hidup
Masa Masa
Masa jenis Masa jenis
Material jenis Material jenis
y, lb/ft3 µ, kg/m3 y, lb/ft3 µ, kg/m3
Aluminum 170 2700 Besi
Produk Aspal Cetak 450 7200
Aspal dan tar 81 1300 Tempa 480 7700
Bensin 42 700 Timbal 710 11,4
Grafit 135 2160 Kapur
Parafin 56 900 Terhidrasi, 32 500
Minyak bumi 53 850 lepas
Terhidrasi, 45 800
padat
Pasangan bata,
Kuningan 526 8430 batu bata 115 1850
(padat)
Pasangan bata,
Perunggu 552 8850 125 2150
beton (padat)
Pasangan bata,
Ubin keramik 150 2400 162 2600
batu
Semen mortar
Arang 12 200 130 2100
atau kapur
Papan partikel
Cinder fill 57 920 45 750
(particleboard)
Batubara,
50 800 Kayu lapis 36 600
tumpukan
Beton, normal 144 2300 Pasir
Beton, Bersih dan
150 2400 90 1440
bertulang kering
Tembaga 556 9000 Sungai, kering 106 1700
25
Masa Masa
Masa jenis Masa jenis
Material jenis Material jenis
µ, kg/m3 µ, kg/m3
y, lb/ft3 y, lb/ft3
Tanah Batu
Tanah
Basalt, granit,
lempung, 63 1100 169 2700
gneiss
kering
Tanah Batu kapur,
lempung, 110 1750 marmer, 179 2850
lembab kuarsa
Tanahlempung
dan kerikil, 100 1600 Batu pasir 169 2700
kering
Lumpur,
96 1550 Serpih 163 2600
moist, padat
Lumpur,
78 1250 Terra cotta
moist, lepas
Pasir dan
Berongga,
kerikil, kering, 100 1600 120 1950
terisi
lepas
Pasir dan
Berongga,
kerikil, kering, 110 1750 72 1150
tidak terisi
padat
Pasir dan
120 1900 Timah 459 7360
kerikil, basah
Kaca 160 2600 Air
62 1000
Kerikil, kering 104 1660 Tawar
Gipsum, lepas 70 1150 Laut 64 1030
Kayu, kering
Gipsum, papan
50 800 udara 28 to 47 450 to 750
dinding
(seasoned)
Seng,
Es 57 920 gulungan 449 7200
lembaran
Sumber : SNI 8900:2020 hal 29
26
Beban (lb/ft2) per ft2 Beban (kN/m2) per
Komponen
luas lantai m2 luas lantai
Saluran mekanikal 4 0.20
Sistem sprinkler 6 0.30
Bagian penting dan sistem
1 0.05
elektrikal
Plester pada ubin atau beton 5 0.25
Plester pada reng kayu 8 0.40
Sistem saluran baja yang digantung 2 0.10
Reng logam dan plester semen yang
15 0.70
digantung
Reng logam dan plester gipsum
10 0.50
yang digantung
Sistem penggantung dari kayu 2.5 0.15
Sumber : SNI 8900:2020 hal 31
Blok kayu 3 in. (75 mm) pada 1/2 in. (12 mm)
16 0.80
mortar dasar
Sumber : SNI 8900:2020 hal 31
27
Tabel 2.8 Elemen nonstruktural vertikal, beban mati minimum: dinding
Beban (ib/ft2) per ft2 Beban (kN/m2) per m2
permukaan vertikal (dikali permukaan vertikal
dengan tinggi elemen dalam (dikali dengan tinggi elemen
Komponen
ft untuk dalam m untuk
mendapatkan beban garis mendapatkan beban garis dalam
dalam lb/ft) kN/m)
Dinding
Dinding stud luar
(Stud baja atau
kayu):
2 x 4 in. (50 x 100
mm) pada 16 in.
(400 mm), 5/8 in.
11 1.00
(15 mm) gipsum,
diinsulasi, 3/8 in.
(10 mm) bersisian
2 x 6 in. (50 x 150
mm) pada 16 in.
(400 mm), 5/8 in.
12
(15 mm) gipsum,
diinsulasi, 3/8 in.
(10 mm) bersisian
Dinding eksterior
48 2.30
dengan lapisan
Unit dinding batu
Tebal dinding, in. Tebal dinding, mm
bata padat:
4 8 12 16 100 150 200 250 300
11 3.8
Tidak diplester 39 79 155 1.90 2.90 4.70 5.50
5 0
Unit dinding ubin
Tebal dinding, in. Tebal dinding, mm
batu bata:
4 6 8 10 12 100 150 200 250 300
Diplester di dua 3.1
37 52 64 79 91 1.80 2.50 3.80 4.40
sisi 0
2.6
Tidak diplester 27 41 54 68 81 1.30 2.00 3.30 3.90
0
Unit dinding bata
Tebal dinding, in. Tebal dinding, mm
beton berongga:
Tidak di grout 4 6 8 10 12 100 150 200 250 300
48 in. (1.2 m) 1.9
29 30 39 47 54 1.40 1.45 2.25 2.60
pada jarak grout 0
40 in. (1.0 m) 2.2
36 47 57 66 1.70 2.70 3.15
pada jarak grout 5
32 in. (0.8 m) 2.3
37 48 59 69 1.80 2.80 3.30
pada jarak grout 0
Sumber : SNI 8900:2020 hal 35
28
B. Beban Hidup
Beban hidup adalah beban yang diakibatkan oleh pengguna dan penghuni
bangunan gedung atau struktur lain termasuk beban kontruksi dan beban
lingkungan, seperti beban angin, beban hujan, beban gempa, beban banjir, atau
struktur lain harus merupakan beban maksimum yang diharapkan terjadi akibat
penghunian dan penggunaan bangunan gedung, akan tetapi tidak boleh kurang
Tabel 2.9 Beban hidup terdistribusi merata minimum, Lc dan beban hidup
terpusat minimum
Reduksi
Reduksi beban
beban Terpus Juga
Hunian atau Merata, Lo hidup berlantai
hidup at Ib lihat
penggunaan psf (Kn/m²) banyak diizinkan
diizinkan? (Kn) pasal
(No. Pasal)
(No. Pasal)
Apartemen (lihat
rumah tinggal)
Sistem lantai
akses
Tidak
Ruang pertemuan 60 (2,87) Tidak (4.7.5)
(4.7.5)
29
Reduksi
Reduksi beban
beban Terpus Juga
Hunian atau Merata, Lo hidup berlantai
hidup at Ib lihat
penggunaan psf (Kn/m²) banyak diizinkan
diizinkan? (Kn) pasal
(No. Pasal)
di lantai) (4.7.5)
Lobi Tidak
100 (4,79) Tidak (4.7.5)
(4.7.5)
Kursi dapat Tidak
100 (4,79) Tidak (4.7.5)
dipindahkan (4.7.5)
Panggung Tidak
150 (7,18) Tidak (4.7.5)
pertemuan (4.7.5)
Lantai podium Tidak
100 (4,79) Tidak (4.7.5) 4.14
(4.7.5)
Tidak
60 (2,87) Tidak (4.7.5)
(4.7.5)
Tribun penonton
stadion dan arena
4.14
dengan kursi tetap
(terikat di lantai)
Ruang pertemuan Tidak
100(4,79) Tidak (4.7.5)
lainnya (4.7.5)
Hunian (lihat
rumah tinggal)
Duduk mesin - - 300
elevator (1,33)
(pada area 2 in.x 2
in. [50mm x
50mm])
30
Reduksi
beban
Reduksi beban
hidup Terpus Juga
Hunian atau Merata, Lo hidup berlantai
diizinkan? at Ib lihat
penggunaan psf (Kn/m²) banyak diizinkan
Kontruksi pelat (Kn) pasal
(No. Pasal) 200
lantai finishing - -
(0,89)
ringan
(pada area 1 in. x 1
in. [25mm x
25mm])
Jalur
penyelamatan 100(4,79) Ya (4.7.2) Ya (4.7.2)
saat kebakaran
Hunian satu
40 (1,92) Ya (4.7.2) Ya (4.7.2)
keluarga saja
Tangga permanen Lihat
- -
pasal
4.5.4
Garasi/parker
(lihat pasal 4.10)
Mobil penumpang Tidak Lihat
40 (1,92) Ya (4.7.4)
saja (4.7.4) pasal
4.10.1
Truk dan bus
Lihat
Lihat pasal - -
pasal
4.10.2 4.10.2
Pegangan tangga
Lihat
dan pagar Lihat 4.5.1 - -
4.5.1
pengaman
Batang pegangan Lihat
4.5.2
(No. Pasal)
Helipad (lihat
pasal 4.11)
Helikopter dengan Lihat
Tidak
berat lepas landas 40 (1,92) - pasal
(4.11.1)
lebih dari 3.000 lb 4.11.2
(13,35 kN) atau
kurang
Helikopter dengan
Lihat
berat lepas landas Tidak(4.11.
60 (2,87) - pasal
lebih dari 3.000 lb 1)
4.11.2
(13,35 kN )
Rumah sakit
Ruang operasi, 60 (2,87) Ya (4.7.2) Ya (4.7.2) 1.000 4,13
31
Reduksi
Reduksi beban
beban Terpus Juga
Hunian atau Merata, Lo hidup berlantai
hidup at Ib lihat
penggunaan psf (Kn/m²) banyak diizinkan
diizinkan? (Kn) pasal
(No. Pasal)
laboratorium (4,45)
Ruang pasien 1.000
40 (1,92) Ya (4.7.2) Ya (4.7.2)
(4,45)
Koridor diatas 1.000
80 (3,83) Ya (4.7.2) Ya (4.7.2)
lantai pertama (4,45)
Hotel (dilihat
rumah tinggal)
Perpustakaan
Ruang kaca 1.000
60 (2,87) Ya(4.7.2) Ya(4.7.2)
(4,45)
Ruang pasien Tidak(4.7.3 1.000
150(7,18) Ya(4.7.3)
) (4,45)
Koridor diatas 1.000
80 (3,83) Ya(4.7.2) Ya(4.7.2)
lantai pertama (4,45)
Pabrik
Ringan Tidak 2.000
125(6,00) Ya (4.7.3)
(4.7.3) (8,90)
Berat Tidak 3.000
250(11,97) Ya (4.7.3)
(4.7.3) (13,35)
Gedung
perkantoran
Lobi dan koridor 2.000(8,
100(4,79) Ya (4.7.2) Ya (4.7.2)
lantai pertama 90)
Kantor 2.000(8,
50(2,40) Ya (4.7.2) Ya (4.7.2)
90)
Koridor di atas 2.000(8,
80(3,83) Ya (4.7.2) Ya (4.7.2)
lantai pertama 90)
Lembaga hukum
Blok sel 40(1,92) Ya (4.7.2) Ya (4.7.2)
Koridor 100(4,79) Ya (4.7.2) Ya (4.7.2)
Tempat rekreasi
Tempat bowling, 75(3,59) Tidak Tidak (4.7.5)
billiard, dan
(4.7.5)
penggunaan sejenis
Ruang dansa dan Tidak
100 (4,79) Tidak (4.7.5)
ballroom (4.7.5)
Gimnasium Tidak
100 (4,79) Tidak (4.7.5)
(4.7.5)
Rumah tinggal
Hunian satu dan
dua keluarga tanpa 10 (0,48) Ya (4.7.2) Ya (4.7.2) 4.12.1
gedung
loteng yang tidak
dapat dihuni 20(0,96) Ya (4.7.2) Ya (4.7.2) 4.12.2
dengan gudang
loteng yang tidak 30(1,44) Ya (4.7.2) Ya (4.7.2)
32
Reduksi
beban Reduksi beban
Terpus Juga
Hunian atau Merata, Lo hidup hidup berlantai
at Ib lihat
penggunaan psf (Kn/m²) diizinkan? banyak diizinkan
(Kn) pasal
dapat dihuni dan (No. Pasal)
ruang tidur
semua ruang
40(1,92) Ya (4.7.2) Ya (4.7.2)
kecuali tangga
semua hunian
rumah tinggal
lainnya
ruang pribadi dan
40(1,92) Ya (4.7.2) Ya (4.7.2)
koridornya
Tidak
ruang publik 100(4,79) Tidak (4.7.5)
(4.7.5)
koridor ruang
100(4,79) Ya (4.7.2) Ya (4.7.2)
public
Atap
Atap datar,
berhubung, dan 20 (0,96) Ya (4.8.2) - 4.81
lengkung
Atap yang Sama dengan
digunakan penggunaanya Ya (4.8.3) -
penghuni yang dilayani
Atap untuk tempat
100 (4,70) Ya (4.8.3) -
berkumpul
33
Reduksi
beban
hidup
Reduksi beban
diizinkan? Terpus Juga
Hunian atau Merata, Lo hidup berlantai
area tributary at Ib lihat
penggunaan psf (Kn/m²) banyak diizinkan
dari atap yang (Kn) pasal
(No. Pasal)
didukung oleh
komponen
struktur rangka
Semua kontruksi
20 (0,96) Ya (4.8.2) 4.8.1
lainnya
penyimpanan dan
pekerjanya, dan
garasi bengkel.
Semua komponen
300
struktur atap utama - -
(1,33)
lainnya.
Semua permukaan
atap dengan beban
pekerja
pemeliharaan
Sekolah
34
Reduksi
beban
hidup
diizinkan?
Reduksi beban
Terpus Juga
Jalan
Hunian
di pinggir
atau Merata, Lo hidup berlantai
at Ib lihat
untuk
penggunaan
pejalan psf (Kn/m²) banyak diizinkan
(Kn) pasal
kaki, jalan lintas Tidak (No. Pasal) 8.000
250 (11,97) Ya (4.7.3) 4.15
kendaraan, dan (4.7.3) (35.60)
lahan/jalan untuk
truk-truk.
(harus dirancang
untuk beban lebih
berat jika
diperlukan)
Ringan Tidak
125 (6,00) Ya (4.7.3)
(4.7.3)
Berat Tidak
250 (11,97) Ya (4.7.3)
(4.7.3)
Toko
Eceran
Lantai pertama 1.000
100 (4,79) Ya (4.7.2) Ya (4.7.2)
(4,45)
Lantai diatasnya 1.000
75 (3,59) Ya (4.7.2) Ya (4.7.2)
(4,45)
Grosir, di semua Tidak 1.000
125 (6,00) Ya (4.7.3)
lantai (4.7.3) (4,45)
Penghalang Lihat
kendaraan pasal
4.5.3
Susuran jalan dan
panggung yang
60 (2,87) Ya (4.7.2) Ya (4.7.2)
ditinggikan
(selain jalan keluar)
Pekarangan dan 100 (4,79) Tidak Tidak (4.7.5)
35
Reduksi
beban Reduksi beban
Terpus Juga
Hunian atau Merata, Lo hidup hidup berlantai
at Ib lihat
penggunaan psf (Kn/m²) diizinkan? banyak diizinkan
(Kn) pasal
teras, jalur (No. Pasal)
(4.7.5)
pejalan kaki
Sumber: SNI 1727-2020
36
A. Beban Angin
Beban angin adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian
tekanan negatif (isapan), yang bekerja tegak lurus pada bidang-bidang yang
ditinjau. Besarnya tekanan positif dan tekanan negatif ini dinyatakan dalam
a. Tekanan tiup
Tekanan tiup di laut dan di tepi laut sampai sejauh 5 km dari pantai
menghasilkan tekanan tiup yang lebih besar dari pada yang ditentukan
dalam Point 1) dan 2), tekanan tiup (p) harus dihitung dengan rumus :
V2
𝑝 = (kg/m²) ............................................................................. (2.2)
16
dimana :
37
Pada cerobong, tekanan tiup dalam kg/m2 harus ditentukan dengan rumus
(42,5 + 0,6 h), dimana h adalah tinggi cerobong seluruhnya dalam meter,
B. Beban Gempa
dimodelkan sebagai beban horizontal terhadap struktur atas gedung atau bangunan,
1. Gempa Rencana
Tata cara ini menentukan pengaruh gempa rencana yang harus ditinjau dalam
berbagai kategori risiko struktur bangunan gedung dan non gedung sesuai
suatu faktor keutamaan gempa Ie menurut Tabel 2.11 khusus untuk struktur
Berikut tabel kategori risiko bangunan gedung dan non gedung untuk beban
gempa sesuai pada SNI 1726-2019 Tata cara perencanaan ketahanan gempa
38
Tabel 2.10 Kategori Risiko Untuk Beban Gempa
Kategori
Jenis Pemanfaatan
Risiko
Gedung dan non gedung yang memiliki risiko rendah terhadap
jiwa manusia pada saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak
dibatasi untuk, antara lain:
Fasilitas pertanian, perkebunan, perternakan, dan perikanan
Fasilitas sementara I
Gudang penyimpanan
Rumah jaga dan struktur kecil lainnya
Semua gedung dan struktur lain, kecuali yang termasuk
dalam kategori risiko I, III, IV, termasuk, tapi tidak dibatasi
untuk:
Perumahan
Rumah toko dan rumah kantor Pasar
Gedung perkantoran
Gedung apartemen/rumah susun II
Pusatperbelanjaan/mall
Bangunan industry
Fasilitas manufaktur
Pabrik
Gedung dan non gedung yang memiliki risiko tinggi terhadap jiwa
manusia pada saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi
untuk:
Bioskop
Gedung pertemuan
Stadion
Fasilitas kesehatan yang tidak memiliki unit bedah dan
unit gawat darurat
Fasilitas penitipan anak
Penjara
Bangunan untuk orang jompo
39
Kategori
Jenis Pemanfaatan risiko
Gedung dan non gedung yang tidak termasuk dalam kategori risiko
IV, (termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk fasilitas manufaktur, proses,
penanganan, penyimpanan, penggunaan atau tempat pembuangan
bahan bakar berbahaya, bahan kimia berbahaya, limbah
berbahaya, atau bahan yang mudah meledak) yang mengandung III
bahan beracun atau peledak dimana jumlah kandungan bahannya
melebihi nilai batas yang disyaratkan oleh instansi yang berwenang
dan cukup menimbulkan bahaya bagi masyarakat jika terjadi
kebocoran.
Gedung dan non gedung yang ditunjukkan sebagai fasilitas yang
penting, termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk:
Bangunan - bangunan monumental
Gedung sekolah dan fasilitas pendidikan
Rumah ibadah
Rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya yang memiliki fasilitas
bedah dan unit gawat darurat
Fasilitas pemadam kebakaran, ambulans, dan kantor polisi, serta
garasikendaraan darurat
Tempat perlindungan terhadap gempa bumi, angin badai, dan
tempat perlindungan darurat lainnya
Fasilitas kesiapan darurat, komunikasi, pusat operasi dan fasilitas
lainnya untuk tanggap darurat
Pusat pembangki tenergi dan fasilitas publik lainnya yang
dibutuhkan pada saat keadaan darurat
Struktur tambahan (termasuk menara telekomunikasi, tangki IV
penyimpanan bahan bakar, menara pendingin, struktur stasiun listrik,
tangki air pemadam kebakaran atau struktur rumah atau struktur
pendukung air atau material atau peralatan pemadam kebakaran)
yang disyaratkan untuk beroperasi pada saat keadaan darurat
Gedung dan non gedung yang dibutuhkan untuk mempertahankan
fungsi struktur bangunan lain yang masuk kedalam kategori risiko
IV
40
Sistem struktural yang terkena beban gempa harus berdasarkan target
keandalan sesuai Tabel 2.12 dan Tabel 2.13. Prosedur analisis yang digunakan
Dimana :
41
SC (tanah keras, sangat pada
dan batuan lunak) 350 sampai 750 > 50 > 100
50 sampai
SD (tanah sedang) 175 sampai 350 15 sampai 50
100
SE (tanah lunak) < 175 < 15 < 50
Atau setiap profil tanah yang mengandung
lebih dari 3 m
tanah dengan karakteristik sebagai berikut :
1. Indeks plastisitas, PI > 20
2. Kadar air, w > 40 %
1. Kuat geser niralir Su < 25 kPa
Setiap profil lapisan tanah yang memiliki salah satu
atau
lebih dari karakteristik berikut :
SF (tanah khusus, yang 1. Rawan dan berpotensi gagal atau runtuh akibat
membutuhkan investigasi beban
geoteknik spesifikasi
dan analisis respons spesifik gempa seperti mudah likuifaksi, lempung
– situs sangat sensitif,
Catatan :
N/A Tidak Dapat Dipakai
42
Tabel 2.15 Koefisien Situs, Fa
Ss >
Ss < 0,25 Ss = 0,5 Ss = 0,75 Ss = 1,0 Ss = 1,25 1,5
SA 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
SB 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9
SC 1,3 1,3 1,2 1,2 1,2 1,2
SD 1,6 1,4 1,2 1,1 1 1
SE 2,4 1,7 1,3 1,1 0,9 0,8
SF SS (ᵃ)
Sumber : SNI 1726 - 2019 Tabel 6 Hal. 34
Catatan :
Ss = Situs yang memerlukan investigasi geoteknik spesifik dan analisis respons
situs-spesifik.
dimana :
43
1 detik
44
Tabel 2.17 Koefisien Untuk Batas Atas Pada Perioda Yang Dihitung
periode 1 detik (SM1) yang disesuaikan dengan pengaruh klasifikasi situs, harus
Bila spektrum respons desain diperlukan oleh tata cara ini dan prosedur
gerak tanah dari spesifikasi-situs tidak digunakan, maka kurva spektrum respons
1.
Untuk periode yang lebih kecil dari T0, spektrum respons percepatan
Sa ¿ S DS ¿ ............................................................................... (2.7)
2.
Untuk periode lebih besar dari atau sama dengan T0 dan lebih kecil
45
dari atau sama dengan Ts, spektrum respons percepatan desain, Sa sama
dengan SDS.
3.
Untuk periode lebih besar dari Ts tetapi lebih kecil dari atau sama
persamaan :
SD 1
Sa ¿ ......................................................................... (2.8)
T
4.
Untuk periode lebih besar d ari TL, respons spektral percepatan desain,
SD 1.TL
Sa = .................................................................. (2.9)
TL
SD1
T0 = 0,2 . .................................................................... (2.10)
SDS
SD
Ts = ....................................................................... (2.11)
SDS
46
(Sumber : SNI 1726:2019)
47
Gambar 2.12 Parameter Gerak Tanah Ss
(Sumber : SNI 1726:2019)
48
Gambar 2.13 Parameter Gerak Tanah S1
(Sumber : SNI 1726:2019)
49
Gambar 2.14 Wilayah Gempa Indonesia Dengan Percepatan Puncak Batuan Dasar Dengan Perioda Ulang 500
Tahun
(Sumber : SNI 1726:2019)
50
Gambar 2.15 Transisi Periode Panjang TL Wilayah Indonesia
(Sumber : SNI 1726-2019)
51
Tabel 2.18 Katagori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons Percepatan
Pada Periode Pendek
Katagori Risiko
Nilai SDS I atau II atau III IV
SDS< 0,167 A A
0,167 <SDS< 0,33 B C
0,33 < SDS<0,50 C D
0,50 < SDS D D
Sumber : SNI 1726 – 2019 tabel 8 hal 37
dimana :
SMS = Parameter respons spektral percepatan pada periode pendek
52
Tabel 2.20 – Faktor R, Cd Untuk Sistem Pemikul Gaya Seismik
51
Koefisien Faktor Faktor
modifikasi kuat pembesaran
Sistem pemikul gaya seismic respons, Ra lebih B C
defleksi, De Ee Ff
sistem, c
b Cd
Ω0
14. Dinding geser batu bata ringan (AAC) 1½ 2½ 1½ TB TI TI TI TI
polos biasa
15. Dindingrangkaringan(kayu)dilapisidenga 6½ 3 4 TB TB 20 20 20
npanel struktur kayu yang ditujukan
untuk tahanan geser, atau dengan
lembaranbaja
16. Dinding rangka ringan (baja canai 6½ 3 4 TB TB 20 20 20
dingin) yang dilapisi dengan panel
struktur kayu yang ditujukan untuk
tahanan geser, atau dengan lembaran
baja
17. Dinding rangka ringan dengan panel 2 2½ 2 TB TB 10 TI TI
geser dari semua material lainnya
18. Sistem dinding rangka ringan (baja canai 4 2 3½ TB TB 20 20 20
dingin) menggunakan bresing strip datar
B. Sistem rangka bangunan
1. Rangka baja dengan bresing eksentris 8 2 4 TB TB 48 48 30
2. Rangka baja dengan bresing konsentris 6 2 5 TB TB 48 48 30
khusus
3. Rangka baja dengan bresing konsentris 3¼ 2 3¼ TB TB 10j 10j TIj
biasa
4. Dinding geser beton bertulang khususg,h 6 2½ 5 TB TB 48 48 30
52
Koefisien Faktor Faktor
modifikasi kuat pembesaran
Sistem pemikul gaya seismic respons, Ra lebih B C
defleksi, De Ee Ff
sistem, c
b Cd
Ω0
5. Dinding geser beton bertulang biasag 5 2½ 4½ TB TB TI TI TI
6. Dinding geser beton polos detailg 2 2½ 2 TB TI TI TI TI
7. Dinding geser beton polos biasag 1½ 2½ 1½ TB TI TI TI TI
8. Dinding geser pracetak menengahg 5 2½ 4½ TB TB 12i 12i 12i
9. Dinding geser pracetak biasag 4 2½ 4 TB TI TI TI TI
10. Rangka baja dan beton komposit dengan 8 2 4 TB TB 48 48 30
bresing eksentris
11. Rangka baja dan beton komposit dengan 5 2 4½ TB TB 48 48 30
bresing konsentris khusus
12. Rangka baja dan beton komposit dengan 3 2 3 TB TB TI TI TI
bresing biasa
13. Dinding geser pelat baja dan beton 6½ 2½ 5½ TB TB 48 48 30
komposit
14. Dinding geser baja dan beton 6 2½ 5 TB TB 48 48 30
komposit khusus
15. Dinding geser baja dan beton 5 2½ 4½ TB TB TI TI TI
komposit biasa
16. Dinding geser batu bata bertulang khusus 5½ 2½ 4 TB TB 48 48 30
17. Dinding geser batu bata bertulang 4 2½ 4 TB TB TI TI TI
menengah
18. Dinding geser batu bata bertulang biasa 2 2½ 2 TB 48 TI TI TI
53
Koefisien Faktor Faktor
modifikasi kuat pembesaran
Sistem pemikul gaya seismic respons, Ra lebih B C
defleksi, De Ee Ff
sistem, c
b Cd
Ω0
19. Dinding geser batu bata polos didetail 2 2½ 2 TB TI TI TI TI
20. Dinding geser batu bata polos biasa 1½ 2½ 1¼ TB TI TI TI TI
21. Dinding geser batu bata prategang 1½ 2½ 1¾ TB TI TI TI TI
22. Dinding rangka ringan (kayu) yang 7 2½ 4½ TB TB 22 22 22
dilapisidengan panel struktur kayu yang
dimaksudkan untuk tahanangeser
23. Dinding rangka ringan (baja canai 7 2½ 4½ TB TB 22 22 22
dingin) yang dilapisi dengan panel
struktur kayu yang dimaksudkan untuk
tahanan geser, atau dengan lembaran
baja
24. Dinding rangka ringan dengan panel 2½ 2½ 2½ TB TB 10 TB TB
geser dari semua material lainnya
25. Rangka baja dengan bresing terkekang 8 2½ 5 TB TB 48 48 30
terhadap tekuk
26. Dinding geser pelat baja khusus 7 2 6 TB TB 48 48 30
C. Sistem rangka pemikul momen
1. Rangka baja pemikul momen khusus 8 3 5½ TB TB TB TB TB
2. Rangka batang baja pemikul momen 7 3 5½ TB TB 48 30 TI
khusus
3. Rangka baja pemikul momen menengah 4½ 3 4 TB TB 10k TIk TIk
4. Rangka baja pemikul momen biasa 3½ 3 3 TB TB TIl TIl TIl
54
Koefisien Faktor Faktor
modifikasi kuat pembesaran
Sistem pemikul gaya seismic respons, Ra lebih B C
defleksi, De Ee Ff
sistem,
b Cd c
Ω0
8 3 5½ TB TB TB TB TB
5. Rangka beton bertulang pemikul momen
khususm
6. Rangka beton bertulang pemikul 5 3 4½ TB TB TI TI TI
momen menengah
7. Rangka beton bertulang pemikul momen 3 3 2½ TB TI TI TI TI
biasa
8. Rangka baja dan beton komposit pemikul 8 3 5½ TB TB TB TB TB
momen khusus
9. Rangka baja dan beton komposit pemikul 5 3 4½ TB TB TI TI TI
momen menengah
10. Rangkabajadanbetonkompositterkekangp 6 3 5½ 48 48 30 TI TI
arsial pemikulmomen
11. Rangka baja dan beton komposit pemikul 3 3 2½ TB TI TI TI TI
momen biasa
3½ 3º 3½ 10 10 10 10 10
12. Rangka baja canai dingin pemikul
momen khusus dengan pembautann
55
Koefisien Faktor Faktor
modifikasi kuat pembesaran
Sistem pemikul gaya seismic respons, Ra lebih B C
defleksi, De Ee Ff
sistem,
b Cd c
Ω0
D. Sistem ganda dengan rangka pemikul
momen khusus yang mampu
menahan paling sedikit 25 % gaya
seismik yang
ditetapkan
1. Rangka baja dengan bresing eksentris 8 2½ 4 TB TB TB TB TB
2. Rangka baja dengan bresing konsentris 7 2½ 5½ TB TB TB TB TB
khusus
3. Dinding geser beton bertulang khususg,h 7 2½ 5½ TB TB TB TB TB
4. Dinding geser beton bertulang biasag 6 2½ 5 TB TB TI TI TI
5. Rangka baja dan beton komposit dengan 8 2½ 4 TB TB TB TB TB
bresing eksentris
6. Rangka baja dan beton komposit dengan 6 2½ 5 TB TB TB TB TB
bresing konsentris khusus
7. Dinding geser pelat baja dan beton 7½ 2½ 6 TB TB TB TB TB
komposit
8. Dinding geser baja dan beton komposit 7 2½ 6 TB TB TB TB TB
khusus
9. Dinding geser baja dan beton komposit 6 2½ 5 TB TB TI TI TI
biasa
10. Dinding geser batu bata bertulang khusus 5½ 3 5 TB TB TB TB TB
11. Dinding geser batu bata bertulang 4 3 3½ TB TB TI TI TI
menengah
56
Koefisien Faktor Faktor
modifikasi kuat pembesaran
Sistem pemikul gaya seismic respons, Ra lebih B C
defleksi, De Ee Ff
sistem,
b Cd c
Ω0
12. Rangka baja dengan bresing 8 2½ 5 TB TB TB TB TB
terkekang terhadap tekuk
13. Dinding geser pelat baja khusus 8 2½ 6½ TB TB TB TB TB
E. Sistem ganda dengan rangka
pemikul momen menengah mampu
menahan paling sedikit 25 % gaya
seismik
yangditetapkan
1. Rangka baja dengan bresing konsentris 6 2½ 5 TB TB 10 TI TI
khususp
2. Dinding geser beton bertulang khususg,h 6½ 2½ 5 TB TB 48 30 30
3. Dinding geser batu bata bertulang biasa 3 3 2½ TB 48 TI TI TI
4. Dinding geser batu bata bertulang 3½ 3 3 TB TB TI TI TI
menengah
5. Rangka baja dan beton komposit 5½ 2½ 4½ TB TB 48 30 TI
dengan bresing konsentris
khusus
6. Rangka baja dan beton komposit 3½ 2½ 3 TB TB TI TI TI
dengan bresing biasa
7. Dinding geser baja dan beton komposit 5 3 4½ TB TB TI TI TI
biasa
5½ 2½ 4½ TB TB TI TI TI
8. Dinding geser beton bertulang biasag
57
Koefisien Faktor Faktor
modifikasi kuat pembesaran
Sistem pemikul gaya seismic respons, Ra lebih B C
defleksi, De Ee Ff
sistem,
b Cd c
Ω0
F. Sistem interaktif dinding geser- 4½ 2½ 4 TB TI TI TI TI
rangka dengan rangka pemikul
momen beton bertulang biasa dan
dinding geser beton bertulang biasag
G. Sistem kolom kantilever didetail
untuk memenuhi persyaratan
untuk :
1. Sistem kolom baja dengan kantilever 2½ 1¼ 2½ 10 10 10 10 10
khusus
2. Sistem kolom baja dengan kantilever 1¼ 1¼ 1¼ 10 10 TIl TIl TIl
biasa
3. Rangka beton bertulang pemikul 2½ 1¼ 2½ 10 10 10 10 10
momen khususm
4. Rangka beton bertulang pemikul 1½ 1¼ 1½ 10 10 TI TI TI
momen menengah
5. Rangka beton bertulang pemikul momen 1 1¼ 1 10 TI TI TI TI
biasa
6. Rangka kayu 1½ 1½ 1½ 10 10 10 TI TI
H. Sistem baja tidak didetail secara 3 3 3 TB TB TI TI TI
khusus untuk ketahanan seismik, tidak
termasuk sistem kolom kantilever
Sumber : SNI Gempa 1726 – 2019 hal. 49
58
Gaya geser dasar seismik (V) dalam arah yang ditetapkan harus
V = Cs .W............................................................................ (2.12)
dimana :
Cs = SDS/(R/Ie).................................................................... (2.13)
dimana :
periode pendek
Nilai Cs yang dihitung sesuai dengan Persamaan 2.13 tidak perlu melebihi berikut
ini : Untuk T ≤ TL
SD 1
Cs=
R .............................................................................. (2.14)
T x( )
Ie
Untuk T > TL
SD1 x TL
Cs=
R ........................................................................... (2.15)
T x( )
Ie
59
dimana :
dipetakan
dalam 0
analisis yang teruji. Periode fundamental struktur, T tidak boleh melebihi hasil
perkalian koefisien untuk batasan atas pada periode yang dihitung (Cu) dari
pendekatan Ta.
Tabel 2.21 Koefisien Untuk Batas Atas Pada Periode Yang Dihitung
60
Tabel 2.22 Nilai Parameter Periode Pendekatan Ct Dan X
Tipe Struktur Ct X
Rangka baja pemikul momen 0,0724 0,8
Rangka beton pemikul momen 0,0466 0,9
Rangka baja dengan bresing eksentris 0,0731 0,75
Rangka baja dengan bresing terkekang terhadap tekuk 0,0731 0,75
Semua sistem struktur lainnya 0,0488 0,75
Sumber : SNI 1726-2019 Tabel 18 hal 72
pendekatan (Ta) dalam detik, dari persamaan berikut untuk struktur dengan
ketinggian tidak melebihi 12 tingkat di mana sistem pemikul gaya seismik terdiri
dari rangka pemikul momen yang seluruhnya beton dan rata-rata tinggi tingkat
sekurang-kurangnya 3 m.
Ta = 0,1.N
dimana :
N = Jumlah tingkat
Ct = Koefisien
Hn = Ketinggian struktur
Analisis struktur merupakan ilmu untuk menentukan efek dari beban pada
struktur fisik dan komponennya. Sistem struktur dapat dianalisis dengan berbagai
61
waktu beberapa menit jika diselesaikan dengan formulasi matriks dengan
SAP2000. Program SAP2000 ini berfungsi untuk mendesain struktur baja dan
SAP2000 merupakan program versi terakhir yang paling lengkap dari seri-
seri program analisis struktur SAP, baik SAP80 maupun SAP90. Keunggulan
program SAP2000 antara lain ditunjukkan dengan adanya fasilitas untuk desain
elemen, baik untuk material baja maupun beton. Disamping itu juga adanya
pengguna tidak pertu menentukan profil untuk masing-masing elemen, tetapi cukup
memberikan data profil secukupnya, dan program akan memilih sendiri profil
A. Perencanaan Plat
sebagai berikut :
di semua sisi.
62
Tabel 2.23 Ketebalan Minimum Pelat Dua Arah Nonprategang Tanpa Balok
Interior
Tanpa Drop Panel Dengan Drop Panel
Panel Panel
Panel Eksterior Interior Panel Eksterior Interior
Fy
Mpa Tanpa Tanpa Dengan
Dengan balok
balok balok balok
Tepi
Tepi Tepi Tepi
280 ℓn/33 ℓn/36 ℓn/36 ℓn/36 ℓn/40 ℓn/40
420 ℓn/30 ℓn/33 ℓn/33 ℓn/33 ℓn/36 ℓn/36
520 ℓn/28 ℓn/31 ℓn/31 ℓn/31 ℓn/34 ℓn/34
Sumber : SNI 2847–2019 Tabel 8.3.1.1 Hal. 134
Dimana :
tumpuan (mm).
eksterior harus dianggap tanpa balok pinggir jika αf kurang dari 0,8.
Untuk pelat dengan balok yang membentang di antara tumpuan pada semua
63
Keterangan :
𝛼𝑚 : Nilai rata–rata (rasio kekakuan lentur penampang balok
(mm).
Pada pelat tepi tidak menerus harus disediakan balok tepi dengan αf ≥
0,80, atau ketebalan minimum harus memenuhi sesuai Persamaan 2.18 dan 2.19
dan harus diperbesar paling sedikit 10 persen pada panel tepi yang tidak menerus.
dimana :
B. Perencanaan Balok
Balok beton adalah bagian dari struktur yang berfungsi sebagai penyalur
momen menuju struktur kolom. Balok dikenal sebagai elemen lentur, yaitu
elemen struktur yang dominan mememikul gaya dalam berupa momen lentur dan
gaya geser. Beton memiliki sifat rangka yang terjadi pada beton yang dibebani
secara tetap dalam jangka waktu yang lama. Oleh karena itu pada balok beton
64
dikenal istilah short-term (immediate) deflection dan long-term deflection yang
membuat lendutan.
1. Dimensi balok
balok di sesuaikan dengan ketentuan yang ada, diamana tinggi (h) minimum
Catatan :
dengan beton normal dan tulangan dengan mutu 420 Mpa. Untuk kondisi
Untuk balok non prategang yang terbuat dari beton ringan dengan wc
berkisar antara 1440 hingga 1840 kg/m³, persamaan pada Tabel 2.24
Untuk fy lebih dari 420 MPa, persamaan pada Tabel 2.24 harus
65
Sedangkan untuk menentukan lebar balok diambil b = 1/2 h –
2/3 h
2. Kekuatan rencana
material.
keseluruhan struktur.
εc= 0,003
Garis
Netral
εs> εy
66
Pada keruntuhan tarik terjadi deformasi plastik yang cukup besar
dikarenakan presentase tulangan baja pada balok relatif lebih kecil sehingga
As . fy
a= ' .........................................................................................(2.20)
0,85 fc .b
As . fy
Mu= Asfy (d−0,5 )...............................................................(2.22)
0,85 fc ' . b
εc= 0,003
Garis Netral
εs = εy
Gambar 2.17 Keruntuhan Imbang (Balanced
Failure) (Sumber : SNI 2847-
2019)
67
Jenis keruntuhan ini terjadi pada balok dengan rasio tulangan yang
0.003). Balok dengan kondisi keruntuhan seperti ini bersifat getas. Pada
kondisi ini beton dan baja tulangan mencapai regangan dan tegangan
Εs = εy
εc = εcu
Cb ε cu 600
= = ......................................................................(2.23)
d ε cu+ε y 600+fy
+
3. Keruntuhan Tekan (Compression Failure)
εc= 0,003
Garis Netral
εs< εy
Jenis keruntuhan ini terjadi pada balok dengan rasio tulangan besar
68
beton sudah hancur (beton sudah mencapai regangan maksimumnya =
Keruntuhan seperti ini terjadi secara tiba-tiba tanpa ditandai defleksi yang
εc'= 0,003
0,85 fc
β.x
a = Cc
x
h
d
As
εs T
Mu
Mn= ........................................................................................(2.25)
ϕ
Mn
Rn= 2 .................................................................................(2.27)
ϕ xb x d
fy
m= ..................................................................................(2.28)
0,85 x fc '
69
ρ=
1
m [ √
1− 1−
fy ]
2 x Rn x m .............................................................(2.29)
1,4
ρ min ¿ ......................................................................................(2.30)
fy
Didapat :
Cc=0,85 fc ' b . a
As
T = As . fy → ρ=
b.d
T =ρ . b . d . fy
C=T
'
0,85. fc . b . a=ρ . b . d . fy
As x fy
a= ' .............................................................................(2.31)
0,85 x fc x b
a
Mn=T ( d− )
2
a
Mn=As x fy (d− )........................................................................(2.32)
2
As= ρ. b . d .....................................................................................(2.33)
a
C=X = .....................................................................................(2.34)
β1
x 0,003 d−x
= → ε s= x 0,003.................................................(2.35)
d−x εs x
fy
ε s= ...........................................................................................(2.36)
εs
tunggal tidak pernah ada dalam praktek dilapangan. Pada balok dengan
71
penampang bertulangan rangkap untuk menjamin penampang yang berkekuatan
kurang (undereinforced).
mempunyai tulangan tekan yang ditempatkan pada jarak d' dari serat tekan terluar
dan tulangan tarik dalam jarak tinggi efektif d, seperti yang terlihat pada Gambar :
h
d d-d'
As
εs T
CC = 0,85 fc’.a.b..........................................................................(2.37)
Cs = As’.fy...................................................................................(2.38)
T = As.fy....................................................................................(2.39)
CC + Cs = T
72
Langkah-Langkah Perhitungan Balok :
1. Pembebanan
Pembebanan yang dilakukan yaitu berupa beban mati dan beban hidup.
Mn
Mu= ........................................................................................(2.41)
∅
fy
m= ' ..................................................................................(2.42)
0,85 x fc
ρ=
1
m
(1− 1−
√
2 m x Rn ................................................................(2.43)
fy
)
'
0,85. fc . β 1 600
ρb= x ............................................................(2.44)
fy 600+ fy
ρmaks=0,75 x ρb...........................................................................(2.45)
1,4
ρmin= ......................................................................................(2.46)
fy
dimana :
Perilaku balok beton bertulang pada keadaan runtuh karena geser sangat
73
getas (brittle), oleh karena itu perlu dirancang penampang yang cukup kuat untuk
Tulangan geser diperlukan karena pada dasarnya ada tiga jenis retak
1. Retak lentur murni (flexural crack), retak yang terjadi didaerah yang
mempunyai momen lentur besar. Arah retak hampir tegak lurus sumbu
balok.
2. Retak geser lentur (flexural shear crack), retak yang terjadi pada bagian
balok yang sebelumnya telah terjadi keretakan lentur. Jadi retak geser
lentur merupakan perambatan retak miring dari retak yang sudah terjadi
sebelumnya.
3. Retak geser murni (shearcrack), retak yang terjadi pada daerah dimana gaya
74
∅Vc =0,75 𝑥 𝑉𝑐..............................................................................
(2.48)
75
Vn = 𝑉𝑛 (gaya geser normal yang bekerja)..................................
(2.50)
∅
(2.51)
(2.52)
beban transversal yang tidak segaris dengan posisi garis berat penampang.
yaitu:
1 Torsi keseimbangan
( )√
2
φ √ fc ' A cp 3 f pc
1+ ...........................................................................(2.54)
12 pcp √ fc '
Acp :x0-y0
Pcp :2 (x0+y0)
Aoh : x1-y1
Ph : 2 (x1-y1)
Untuk komponen struktur yang dicor secara monolit dengan pelat, lebar
bagian sayap penampang yang digunakan dalam menghitung Acp dan pcp
φ Tn ≥ Tu..............................................................................................(2.55)
Dimana:
77
Tn :Kuat momen puntir nominal penampan
C. Perencanaan Kolom
macam:
Berarti beban tersebut tepat bekerja pada sumbu (as) longitudinal kolom,
sehingga beton maupun baja tulangan (semuanya) menahan beban tekan. Kekuatan
semua baja tulangan (A1 dan A2) sudah mencapai leleh, jadi tegangan baja tulangan
fs
= fs’ = fy. Di samping itu, regangan tekanan beton sudah mencapai batas maksimal,
78
Dapat dianalisis sebagai berikut:
: C2 = A2.fy
diperoleh:
Po = Cc + C1 + C2
yang diberikan oleh SNI 2847-2019 Pasal 10.3.6 sebesar 80% dari beban sentris untuk
kolom dengan tulangan spiral. Untuk perhitungan kuat desain maka dihitung dengan
memasukkan factor reduksi kekuatan φ pada kuat nominalnya. Ø.Pn tidak boleh lebih
dimana:
79
φ : faktor reduksi 0,65 (untuk tulangan kolom dengan tulang sengkang) dan
AsMin = 1% b.h
AsMaks = 8% b.h
Pada penampang kolom dengan kondisi seimbang, maka tulangan tarik mencapi
leleh (ɛs = ɛy) bersamaan dengan regangan beton tekan mencapai batas retak atau
batas ultimit (ɛc’ = ɛcu’ = 0,003). Pada kondisi ini diperoleh jarak antara garis
netral dan tepi beton tekan = Cb, dan distribusi regangan pada penampang kolom.
0,003 600
Cb= =xd atau Cb= ...................................... (2.58)
Es+0,003 600+fy
Apabila :
Pnb = Cc + Cs – Ts
Saat serat terluar beton desak mencapai regangan 0,003 dan baja tulangan tarik
maka keadaan tersebut disebut kolom dalam keadaan desak menentukan. Garis
netral terletak di sebelah kiri regangan seimbang, karena c > cb, maka εs < εy atau
fs <fy. Untuk mencari nilai Pn rancang dan Mn rancang dilakukan langkah seperti
Bila regangan terjadi pada tulangan baja tarik yang telah mencapai reganganleleh
Sy (εs = Sy), sedangkan pada balok desak regangan maksimum Scu (0,003),
besar penampang kolom mengalami tarik dan garis netral terletak lebih kanan dari
regangan berimbang c < cb) untuk mencari nilai Pn rancang dan Mn rancang
dilakukan tahap seperti yang diterapkan pada kolom daam keadaan regang
seimbang.
menahan momen lentur saja, karena hanya menahan momen lentur, maka kolom
81
6. Jenis keruntuhan pada kolom
Dalam perencanaan kolom ada beberapa tipe keruntuhan terjadi sebagai berikut :
a. Keruntuhan imbang
Tulangan tarik leleh (fs = fy), tulangan tekan leleh (fs’ = fy)
ab=β .Cb
a
Cb=
β1
Pu = 0,85.fc.a.b
bahan eksentris :
𝑓𝑦
εy' =
𝐸𝑠
b. Keruntuhan Imbang
Tulangan tarik leleh (fs = fy), tulangan tekan leleh (fs’ = fy)
82
tinggi blok tegangan (ab) :
0,003 Es
ab=β 1. Cb= x β 1. d
0,003+ fy
a
Cb=
β1
Gaya aksial pada kolom (Pu)
Pu = 0,85.fc.a.b
As' = n x luas
' fy
ε=
Es
c. Keruntuhan Tekan
cb−d '
Tegangan baja tarik (fs) = 0,003.Es x fs'
cb
= fy (keruntuhan tekan)
didapat :
83
Sehingga :
d. Keruntuhan Tarik
Ambil a = 0,85.ab
leleh Pu = 0,85.fc.a.b
e. Tekan Murni
e=0
Mu = Pu.e = 0
f. Lentur Murni
fs < fy
As . fy
a=
0,85 x fc x b
a−( β 1. d ' )
Fs=0,003. Es x
a
g. Pembebanan
Tarik e = 0
84
d−a
Pu= As x fy
2
85