Anda di halaman 1dari 93

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bangunan struktur gedung merupakan suatu tempat yang berfungsi sebagai
tempat dilaksanakannya suatu kegiatan, baik untuk hunian tempat tinggal, kegiatan
keagamaan, kegiatan usaha, sosial dan budaya serta pendidikan atau hal khusus
lainnya. Bangunan gedung adalah suatu kontruksi dimana sebagian atau seluruhnya
berada diatas, didalam tanah, atau air.

Cincin api pasifik atau lingkaran api pasifik adalah daerah yang sering
mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan
samudra pasifik. Wilayah Indonesia berada dijalur teraktif gempa dunia karena
wilayah Indonesia dikelilingi oleh cincin api pasifik dan berada diatas tiga
tumbukan lempeng benua, yaitu Indo – Australia dari arah selatan, Eurasia dari arah
utara, dan Pasifik dari arah timur.

Kondisi geografis ini menjadi wilayah Indonesia sebagai wilayah rawan


bencana gempa dan letusan gunung berapi. Sehingga perancanaan struktur gedung
tahan gempa sangat penting dilakukan mengingat pada suatu kondisi beban gempa
lebih dominan dari pada beban axial akibat dari beban gravitasi bumi.

Gempa besar terjadi di Indonesia seperti gempa Aceh 2004 yang


mengakibatkan tsunami, gempa Nias 2005, dan gempa Yogyakarta 2006, gempa
Padang 2009, dan gempa Palu 2019 . Gempa - gempa tersebut besarannya di luar
ruang lingkup peta gempa SNI 2002 yang mengakibatkan kerusakan infrastruktur.

Perencanaan ulang perlu dilakukan untuk mengatasi terjadinya kerusakan


struktur yang mengakibat gedung tersebut roboh. Perencanaan ulang pada tugas ini
ditinjau pada gedung A Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Dumai yang berada di
zona wilayah gempa dan kondisi tanah yang digunakan ialah tanah keras,
perencanaan ulang ini menggunakan SNI 1726 – 2019 tentang tata cara
perencanaan ketahanan gempa struktur bangunan gedung dan nongedung untuk
mendapatkan struktur gedung tahan gempa yang lebih aman.

1
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka dapat dirumus rumusan masalah yang akan
dibahas dalam Laporan Tugas Besar Struktur Bangunan Tahan Gempa sebagai
berikut:

1. Berapa gaya geser gempa dasar rencana bangunan gedung A Sekolah Tinggi
Teknologi (STT) Dumai?
2. Berapa nilai maksimum dari gaya gaya dalam momen (M), geser (V), axial (P),
dan torsi (T) hasil dari pembebanan berat sendiri gedung dan gaya geser gempa
pada gedung A Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Dumai?
3. Berapa kebtuhan tulangan dan penulangan plat, balok, dan kolom akibat dari
gaya gaya dalam yang bekerja pada strukturgedung A Sekolah Tinggi
Teknologi Dumai?
4. Melakukan cross check hasil analisa manual penampang plat, balok, dan
kolom dengan hasil analisa permodelan dinamis pada software SAP 2000?

1.3 Tujuan Penelitian


Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan penilitan dari Laporan Tugas
Besar Struktur Bangunan Tahan Gempa sebagai berikut:

1. Mengetahui gaya geser gempa dasar rencana bangunan gedung A Sekolah


Tinggi Teknologi (STT) Dumai.
2. Mengetahui nilai maksimum dari gaya gaya dalam momen (M), geser (V),
axial (P), dan torsi (T) hasil dari pembebanan berat sendiri gedung dan gaya
geser gempa pada gedung A Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Dumai.
3. Mengetahui kebtuhan tulangan dan penulangan plat, balok, dan kolom akibat
dari gaya gaya dalam yang bekerja pada strukturgedung A Sekolah Tinggi
Teknologi Dumai.
4. Mengetahui cross check hasil analisa manual penampang plat, balok, dan
kolom dengan hasil analisa permodelan dinamis pada software SAP 2000.

2
1.4 Batasan Masalah
Laporan Tugas Besar Struktur Bangunan Tahan Gempa merupakan laporan
yang berbentuk penulisan dari analisa struktur bangunan geduang A STT Dumai.
Adapun yang menjadi batasan masalah pada Laporan Tugas Besar Bangunan Tahan
Gempa Gedung A STT Dumai sebagai berikut:

1. Pembebanan gedung berdasarkan beban mati dan beban hidup berdasarkan


fungsi bangunan.
2. Pembeban gaya geser gempa rencana gedung A STT Dumai berada di zona
wilayah gempa 2 dan kondisi tanah keras.
3. Analisa gaya gaya dalam yang bekerja pada struktur gedung A STT Dumai.
4. Analisa tulangan dan penulangan plat, balok, dan kolom.
5. Analisa dengan software SAP 2000.
6. Cross check hasil analisa manual dengan hasil analisa SAP 2000.

3
2 BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Kekuatan Beton dan Tulangan


2.1.1 Kekuatan Beton
1. Kuat tekan beton, Karena sifat utama dari adalah sangat kuat jika menerima
beban tekan, maka mutu beton pada umumnya hanya ditinjau terhadap kuat
tekan beton tersebut. Sifat yang lain (misalnya kuat tarik dan modulus
elastisitas beton) dapat dikorelasikan terhadap kuat tekan beton. Kuat tekan
beton diberi notasi fc’. Pada struktur beton bertulangan jika diberikan beban
(P) maka timbul regangan (εc’) yang bernilai 0,003.

Gambar 2.1 Hubungan antara tegangan dan regangan tekan beton


(sumber: Ali Asroni Tahun 2010)

2. Kuat tarik, Perilaku beton pada saat diberikan beban P tarik agak sedikit
berbeda perilakunya dengan pada saat diberikan beban P tekan. Hubungan
antara regangan tekan dengan regangan tarik beton umumnya bersifat linear
sampai terjadinya retak dan diikuti dengan keruntuhan beton.

4
Gambar 2.2 Hubungan antara tegangan dengan regangan tarik beton
(sumber: Ali Asroni Tahun 2010)

2.1.2 Kekuatan Baja Tulangan


1. Jenis baja tulangan yang dapat digunakan pada elemen struktur beton bertulang
dibatasi hanya pada baja tulangan dan kawat baja saja, baja tulangan yang
tersedia dipasaran yatiu tulangan polos dan baja tulangan ulir.Pada tulangan
polos biasanya digunakan untuk tulangan geser atau sengkang dan mempunyai
tegangan leleh minimal 240 MPa, sedangkan tulangan ulir biasanya digunakan
untuk tulangan utama dan mempunyai tegangan leleh minimal 300 MPa.
2. Kuat tarik baja tulangan, Meskipun baja tulangan juga mempunyai sifat tahan
terhadap tekan tetapi karena harganya cukup mahal, maka baja tulangan hanya
diutamakan untuk menahan gaya tarik terhadap struktur beton bertulang,
sedangkan gaya tekan ditahan oleh beton.

Gambar 2.3 Hubungan antara tegangan dengan regangan tarik baja tulangan
(sumber: Ali Asroni Tahun 2010)

5
2.2 Beton Bertulang
Sifat utama dari beton, yaitu sangat kuat terhadap beban tekan, tetapi juga
bersifat getas atau mudah patah atau rusak terhadap beban tarik. Dalam perhitungan
struktur, kuat tarik beton ini biasanya diabaikan.

Sifat utama dari baja tulangan yaitu sangat kuat terhadap beban tarik maupun
beban tekan. Karena baja tulangan harga nya mahalmaka sedapat mungkin
dihindari penggunan baja tulangan untuk memikul beban tekan.

Dari sifat utama tersebut, maka jika kedua bahan (beton dan baja tulangan)
dipadukan menjadi satu kesatuan secara komposit, akan diperoleh bahan baru yang
disebut sebagai beton bertulang. Beton bertulang ini mempunyai sifat sesuai dengan
sifat bahan penyusunnya, yaitu sangat kuat terhadap beban tarik maupun beban
tekan. Beban tarik pada beton bertulang ditahan oleh baja tulangan, sedangkan
beban tekan cukup ditahan oleh beton.

Pada saat ini, bahan beton bertulang sangat penting dalam berbagai
pebangunan, baik untuk gedung bertingkat tinggi, jembatan, jembatan bertingkat
(jembatan layang), bendungan, jalan raya, maupun dermaga pelabuhan.

2.3 Pelat
Pelat beton bertulang merupakan suatu struktur tipis yang dibuat dari beton
bertulang dengan bidang yang arahnya horizontal, dan beban yang bekerja tegak
lurus pada bidang struktur tersebut. Ketebalan plat ini relatif kecil apabila
dibandingkan dengan bentang bidangnya. Pelat beton bertulang ini sangat kaku dan
arahnya horizontal, sehingga pada bangunan gedung, plat ini berfungsi sebagai
diafragma atau unsur pengaku horizontal yang sangat bermanfaat untuk mendukung
balok portal.

Beban yang bekerja pada plat umumnya diperhitungkan terhadap beban


gravitasi (beban mati dan beban hidup). Beban tersebut mengakibatkan terjadi
momen lentur, oleh karena itu plat direncanakan tahan terhadap momen lentur.

6
2.3.1 Tumpuan Plat
Untuk merencanakan plat beton bertulang yang perlu dipertimbangkan tidak
hanya pembebanan plat saja, tetapi juga jenis perletakan dan jenis penghubung di
tempat tumpuan. Kekakuan hubungan antara plat dan tumpuan akan menentukan
besar momen lentur yang terjadi pada plat.

Untuk bangunan gedung, umumnya plat ditumpu oleh balok – balok secara
monoloit, yaitu plat dan balok dicor bersama – sama sehingga menjadi satu
kesatuan, atau ditumpu oleh dinding, plat didukung oleh balok baja, atau didukung
oleh kolom secara langsung.

Gambar 2.4 Hubungan antara tegangan dengan regangan tarik baja tulangan
(sumber: Ali Asroni Tahun 2010)

2.3.2 Jenis Perletakan pada Balok


Kekakuan hubungan antara plat dan kontruksi pendukungnya (balok) menjadi
salah satu bagian dari perencanaan plat. ada 3 jenis perletakan plat pada balok yaitu:

1. Terletak bebas
Keadaan ini terjadi jika plat diletakkan begitu saja diatas balok, sehingga plat
dapat berotasi bebas pada tumpuan tersebut. Plat yang ditumpu olehtembok
juga termasuk dalam kategori terletak bebas.

2. Terjepit elastis

7
Keadaan ini terjadi jika plat dan balok di cor bersamaan, tetapi ukuran balok
cukup kecil, sehingga balok tidak cukup kuat untuk mencegah terjadinya rotsi
plat.
3. Terjepit penuh
Keadaan ini terjadi jika plat dan balok di cor bersamaan secara monolit, dan
ukuran balok cukup besar, sehingga mampu untuk mencegah terjadinya rotasi
pada plat

Gambar 2.5 Hubungan antara tegangan dengan regangan tarik baja tulangan
(sumber: Ali Asroni Tahun 2010)

2.4 Balok
Balok didefinisikan sebagai salah satu elemen struktur dengan bentang
arahnya horizontal. Beban yang bekerja pada balok beban lentur, beban geser, dan
torsi (momen puntir), sehingga diperlukan baja tulangan untuk menahan beban –
beban tersebut. Tulangan pada balok berupa tulangan memanjang (tulangan
longitudinal) yang menahan beban lentur serta tulangan geser atau sengkang yang
menahan gaya geser dan torsi.

2.4.1 Keruntuhan Lentur Balok


Jenis keruntuhan yang dapat terjadi pada balok lentur bergantung pada sifat –
sifat penampang balok. Keruntuhan lentur dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:

1. Keruntuhan tekan
2. Keruntuhan seimbang
3. Keruntuhan tarik

8
Distribusi regangan pada penampang beton untuk 3 jenis keruntuhan lentur
tersebut seperti pada gambar dibawah ini

Gambar 2.6 Distribusi regangan ultimate pada keruntuhan lentur


(sumber: Ali Asroni Tahun 2010)

2.4.2 Keruntuhan Tekan


Pada keadaan penampang beton dengan keruntuhan tekan, beton hancur
sebelum baja tulangan leleh. Hal ini berarti regangan tekan beton sudah melampaui
regangan batas 0,003 tetapi regangan tarik baja tulangan belum mencapai leleh, atau
εc’= εcu’tetapi εs < εy, seperti terlihat pada gambar diatas. Balok yang mengalami
keruntuhan seperti ini terjadi pada penampang dengan rasio tulangan yang besar
atau disebut over – reinforced.

Balok yang mengalami keruntuhan tekan, pada saat beton mulai hancur baja
tulangannya masih, sehingga lendutan relatif tetap. Tetapi, jika balok ditambah
yang besar, maka baja tulangan akan meleleh dan dapat terjadi keruntuhan secara
mendadak tanpa ada tanda – tanda. Keadaan ini sangat membahayakan bagi
kepentingan kelangsungan hidup manusia, sehingga perencanaan beton bertulang
yang dapat mengakibat over – reinforced tidak diperbolehkan.

2.4.3 Keruntuhan seimbang


Pada penampang beton dengan keruntuhan seimbang, keadaan beton hancur
dan baja tulangan leleh terjadi bersamaan. Hal ini terjadi tegangan tekan beton

9
mencapai regangan batas 0,003 dan tegangan tarik baja tulangan mencapai lele pada
saat yang sama εc’= εcu’tetapi εs < εy. Balok yang mengalami keruntuhan seperti ini
terjadi pada penampang beton dengan rasio tulangan seimbang.

Karena beton dan baja tulangan mengalami kerusakan pada saat yang sama,
maka kekuatan beton dan baja tulangan dapat dimanfaatkan sepenuhnya sehingga
penggunaan material beton dan baja tersebut menjadi hemat. Sistem perencanaan
beton bertulang yang demikian ini merupakan salah satu sistem perencanaan yang
ideal, tetapi sulit dicapai karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya
ketidaktepatan mutu baja tulangan dengan mutu baja tulangan rencana maupun
kurangnya ketelitian pada perencanaan hitungan akibat adanya pembulatan
pembulatan.

2.4.4 Keruntuhan Tarik


Pada keadaan penampang beton dengan keruntuhan tarik, baja tulangan sudah
leleh sebelum beton hancur. Hal ini berarti regangan tarik baja tulangan sudah
mencapai titik leleh tetapi regangan tekan beton belum mencapai regangan batas
0,003 εc’= εcu’tetapi εs < εcu’. Balok dengan keruntuhan seperti ini terjadi pada
penampang dengan rasio tulangan kecil atau disebut under – reinforced.

Karena kerusakan terjadi pada baja tulangan yang menahan beban tarik lebih
dulu leleh dan baja tulangan bersifat liat, maka keruntuhan beton seperti ini disebut
keruntuhan tarik atau keruntuhan liat. Pada balok yang mengalami keruntuhan tarik,
pada saat baja tulangan mulai leleh betonnya masih kuat atau belum hancur,
sehingga dapat terjadi ledakan pada balok. Jika di atas balok ditambah lagi beban
yang besar, maka lendutan balok semakin besar dan akhirnya terjadi keruntuhan.

2.5 Kolom
2.5.1 pengertian kolom
pada suatu konstruksi bangunan gedung, kolom berfungsi sebagai pendukung
beban-beban dari balok dan pelat, untuk diteruskan ke tanah dasar melalui fondasi.

10
beban dari balok dan pelat ini berupa beban aksial ickan serta momen lentur (akibat
kontinuitas konstruksi). oleh karena itu dapat didefinisikan, kolom ialah suatu
struktur yang mendukung beban aksial dengan/tanpa momen lentur.

struktur bangunan gedung terdiri atas 2 bangunan utama, yaitu struktur


bangunan bawah dan struktur bangunan atas. struktur bangunan hawah, yaitu
struktur bangunan yang berada di bawah permukaan tanah yang lazim disebut
fondasi. fondasi berfungsi sebagai pendukung struktur bangunan di atasnya untuk
diteruskan ke tanah dasar. sedangkan siruktur bangunan atas, yaitu struktur
bangunan yang berada di atas permukaan tanah, yang meliputi: struktur atap, pelat
lantai, balok, kolom, dan dinding. selanjutnya, balok dan kolom ini menjadi satu
kesatuan yang kokoh dan sering disebut sebagai kerangka (portal) dari suatu gedung.

pada struktur bangunan atas, kolom merupakan komponen struktur yang


paling penting untuk diperhatikan, karena apabila kolom ini iengalami kegagalan,
maka dapat berakibat keruntuhan struktur hangunan atas dari gedung secara
keseluruhan.

2.5.2 jenis kolom


kolom dibedakan beberapa jenis menurut bentuk dan susunan tulangan, serta
letak/posisi beban aksial pada penampang kolom. di samping itu juga dapat
dibedakan menurut ukuran panjang-pendeknya kolom dalam hubungannya dengan
dimensi lateral.

a. jenis kolom berdasarkan bentuk dan susunan tulangan

Berdasarkan bentuk dan susunan tulangan, kolom dibedakan menjadi 3


macam, yaitu sebagai berikut (lihat gambar 1.1):

1. kolom segi empat, baik berbentuk empat persegi panjang maupun bujur
sangkar, dengan tulangan memanjang dan sengkang.

11
2. kolom bulat dengan tulangan memanjang dan sengkang atau spiral.
3. kolom komposit, yaitu kolom yang terdiri atas beton dan profil baja struktural
yang berada di dalam beton.

(a). kolom segi empat (b). kelom bulat (c). kolom komposit

Gambar 2.7 Jenis kolom berdasarkan bentuk dan susanan tularngan

Dari ketiga jenis kolom tersebut, kolom bersengkang (segi empat dan bujur
sangkar) merupakan jenis yang paling banyak dijampai karena pelaksanaan
pekerjaannya mudah dan harga pembuatannya murah.

b. jenis kolom berdasarkan letak/posisi beban aksial

Berdasarkan letak beban aksial yang bekerja pada penampang kolom,


kolom dibedakan menjadi 2 macam, yaitu kolom dengan posisi beban sentris dan
kolom dengan posisi beban eksentris, seperti tampak pada gambar 2.8.

Untuk kolom dengan posisi beban sentris, berarti kolom ini menahan
beban aksial tepat pada sumbu kolom (lihat gambar 2.8(a)). pada keadaan ini
seluruh permukaan penampang beton beserta tulangan kolom menahan beban
tekan.

12
Untuk kolom dengan posisi beban eksentris, berarti beban aksial bekerja
di luar sumbu kolom dengan eksentrisitas sebesar e (lihat gambar 2.8(b)). beban
aksial p dan eksentrisitas e ini akan menimbulkan momen (m) sebesar m = p.c.
dengan demikian, kolom yang menahan beban aksial eksentris ini pengaruhnya
sama dengan kolom yang menahan beban aksial sentris p serta momen m seperti
tampak pada gambar 2.8(c).

(a). beban p sentries (b). beban p eksentris (c). beban p dan m

gambar 2.8 Jenis kolom berdasarkan letak beban aksial

keadaan lebih lanjut pada kolom dengan beban aksial eksentris ini masih
dibedakan lagi menjadi 4 macam berdasarkan nilai eksentrisitas e, yaitu:

1. Nilai eksentrisitas e kecil


Untuk nilai e kecil, maka momen m (m - p.e) yang ditimbulkan juga kecil.
pada keadaan ini kolom akan melengkung sesuai dengan arah momen lentur
(lihat gambar 2.8(c)), sehingga ada sebagian kecil beton serta baja tulangan
di sebelah kiri menahan tegangan tarik, dan sebagian besar beton serta baja
tulangan di sebelah kanan menahan tegangan tekan. karena tegangan tarik
yang terjadi pada baja tulangan sebelah kiri cukup kecil, maka kegagalan
kolom akan ditentukan oleh hancurnya material beton tekan sebelah kanan,
keadaan ini disebut: kolom pada kondisi beton tekan menentukan, atau kolom
pada kondisi patah tekan.
2. Nilai eksentrisitas e sedang

13
Untuk nilai e sedang, maka momen m yang ditimbulkan juga tidak begitu
besar. pada keadaan ini, sebagian beton serta baja tulangan sebelah kiri
menahan tegangan tarik, sedangkan sebagian beton serta baja tulangan
sebelah kanan akan menahan tegangan tekan. tegangan tarik yang terjadi pada
baja tulangan sebelah kiri dapat mencapai leleh pada saat yang bersamaan
dengan hancurnya material beton sebelah kanan yang menahan tegangan
tekan. keadaan ini sering disebut kolom pada kondisi seimbang (balance).
3. Nilai eksentrisitas e besar
Untuk nilai e besar, maka momen m yang ditimbulkan juga besar. pada
keadaan ini, tegangan tarik pada baja tulangan sebelah kiri makin besar
sehingga mencapai leleh, tetapi material beton sebelah kanan masih kuat
menahan beban tekan. maka dari itu kegagalan yang terjadi ditentukan oleh
lelehnya baja tulangan tersebut. keadaan ini sering disebut kolom pada
kondisi tulangan tarik menentukan, atau kolom pada kondisi patah tarik.
4. nilai eksentrisitas e sangat besar
Karena nilai e sangat besar, maka momen m yang ditimbulkan juga sangat
besar, sehingga beban aksial p dapat diabaikan (relatif kecil terhadap momen
m). pada keadaan ini seolah-olah kolom hanya menahan momen lentur m saja,
sehingga dapat dihitung seperti balok biasa.

c. Jenis kolom berdasarkan panjang kolom


Berdasarkan ukuran panjang dan pendeknya, kolom dibedakan atas 2
macam, yaitu: kolom panjang (sering pula disebut kolom langsing atau kolom
kurus), dan kolom pendek (sering pula disebut kolom tidak langsing atau kolom
gemuk). beban yang bekerja pada kolom panjang. dapat menyebabkan terjadi
kegagalan/keruntuhan kolom akibat kehi- langan stabilitas lateral karena bahaya
tekuk. tetapi pada kolom pendek, kehilangan stabilitas lateral karena tekuk ini
tidak pernah dijumpai. jadi kegagalan/keruntuhan pada kolom pendek sering
disebabkan olelı kegagalan materialnya (lelehnya baja tulangan dan atau
hancurnya beton).

14
2.5.3 Pengaruh beban aksial pada penampang kolom
pada sub bab 2.5.2.a dijelaskan, bahwa keadaan beban aksial yang bekerja
pada penampang kolom dibedakan atas 2 macam, yaitu beban sentris dan beban
cksentris. untuk penampang kolom dengan beban eksentris masih dibedakan lagi
menjadi 4 macam, yaitu:

1. penampang kolom pada kondisi beton tekan menentukan


2. penampang kolom pada kondisi seimbang (balance)
3. penampang kolom pada kondisi tulangan tarik menentukan
4. penampang kolom dengan eksentrisitas sangat besar, schingga beban pn
dianggap nol (diabaikan).

2.6 Pembebanan
Semua perhitungan pembebanan mengacu pada RSNI tata cara perhitungan
pembebanan untuk bangunan rumah dan gedung, RSNI – 3 1727-1989/Mod
SEI/ASCE 7-02 dan SNI pembebanan 1727-1989.

2.6.1 Beban Mati


Beban mati adalah berat seluruh bahan konstruksi gedung yang terpasang
termasuk dinding, lantai, atap, plafon, tangga, dinding partisi, finishing,
komponen arsitektural dan struktural lainnya dan peralatan lainnya termasuk berat
keran. Penentuan berat minimum yang harus diperhitungkan sebagai beban mati
untuk suatu bahan tertentu harus sesuai dengan tabel berat bahan yang diberikan
dalam tabel P 3-1 peraturan pembebanan RSNI-3 1727-1989. Beban mati yang
sebenarnya harus diperhitungkan menurut keadaan yang sebenarnya dengan
minimum sebesar yang ditentukan dalam tabel yang diberikan. Untuk bahanbahan
yang tidak terdapat dalam tabel dapat digunakan berat yang diberikan oleh
produsen bahan yang bersangkutan.

Perencana dianjurkan agar memperhatikan faktor-faktor yang dapat


menyebabkan terjadinya perbedaan antara beban yang digunakan dalam

15
perhitungan dengan beban sesungguhnya. Jika perhitungan beban tidak
diperhitungkan dengan baik dalam perencanaan, perbedaan antara beban yang
digunakan dalam perhitungan dengan beban yang sesungguhnya dapat
mengakibatkan terjadinya pembatasan kemungkinan penggunaan bangunan atau
menyebabkan pengurangan faktor keamanan yang dipakai.

Terdapat banyak kejadian di mana berat sesungguhnya dari suatu bahan


bangunan ternyata lebih besar dari berat yang digunakan dalam perencanaan.
Dengan demikian dianjurkan untuk memakai beban yang ditunjukkan dalam tabel
secara berhati-hati. Dianjurkan juga untuk memberikan beban tambahan untuk
memperhitungkan kemungkinan bertambahnya tebal struktur akibat penurunan
bekisting struktur beton.

Perubahan pemanfaatan gedung di masa akan datang dapat menyebabkan


perubahan beban yang sangat besar dibandingkan dengan beban yang
diperhitungkan dalam perencanaan.

2.6.2 Beban Hidup


Beban hidup adalah beban yang dihasilkan akibat penggunaan dan
penghunian gedung atau struktur lainnya tetapi tidak termasuk beban-beban
konstruksi atau beban lingkungan seperti beban angin, beban air hujan, beban
gempa, beban air banjir, atau beban mati. Beban hidup pada atap adalah beban yang
diakibatkan oleh beban pekerja saat perawatan beserta peralatannya dan barang-
barang bergerak yang terjadi selama umur pakai gedung.
Beban hidup yang digunakan pada desain gedung dan struktur lain merupakan
beban maksimum yang diharapkan terjadi akibat penghunian dan penggunaan
gedung tetapi tidak boleh kurang dari beban merata minimum yang tercantum
pada RSNI pembebanan. Dalam pemilihan hunian dan fungsi untuk perencanaan
suatu gedung atau suatu struktur, pemilik gedung harus mempertimbangkan
kemungkinan perubahan beban hunian dikemudian hari termasuk beban-beban
yang lebih berat dari asalnya. Beban yang lebih ringan dari beban hunian yang

16
pertama tidak boleh dipilih. Pemilik gedung harus menjamin bahwa beban hidup
yang lebih besar dari beban hidup atap dan lantai yang telah disetujui oleh yang
berwenang tidak boleh digunakan.

Beban-beban lantai yang diukur dari survey beban hidup biasanya nilainya
beradadi bawah nilai rencana. Walaupun demikian, gedung-gedung harus
dirancang menahan beban maksimum yang mungkin akan dialami selama umur
gedung biasanya diambil 50 tahunan. Beban lantai biasanya dibuat sesuai dengan
fungsi huniannya yang dirujuk sebagai beban yang tetap ada (sustain). Beban

ini dimodelkan besarnya tetap sampai terjadi perubahan pada tipe hunian.

2.6.3 Beban Hidup Atap Minimum


Atap yang digunakan sebagai selasar harus didesain dengan beban hidup
minimum 2.87 kN/m2. Atap yang digunakan untuk taman atau ruangan umum
harus didesain berdasarkan beban hidup minimum 4.79 kN/m2. Atap yang
digunakan untuk keperluan lain harus didesain berdasarkan beban hidup yang
sesuai dan disetujui oleh pihak yang berwenang.

Beban hidup pada atap dan atau bagian atap serta pada struktur tudung
(kanopi) yang dapat dicapai dan dibebani oleh orang harus diambil minimum
sebesar 1.44 kN/m2 bidang datar.

2.6.4 Kombinasi Pembebanan


Dalam penelitian ini, acuan yang digunakan dalam pembebanan adalah SNI
03-1726- 2012 dan SNI 03-1726-2019 tentang cara Perencanaan Ketahanan Gempa
untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non-gedung. Kombinasi pembebanan dapat
di lihat pada Tabel 2. 1.

17
Tabel 2. 1. Kombinasi Pembebanan Berdasarkan SNI 03-1726-2012 dan SNI
03-1726-2019

2.6.5 Beban Gempa


Beban gempa adalah beban statik ekuivalen yang bekerja pada bangunan atau
bagian bangunan yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa.
Ketika pengaruh gempa pada struktur bangunan ditentukan berdasarkan suatu
analisa dinamik maka yang diartikan dengan beban gempa di sini adalah gayagaya
di dalam struktur tersebut yang terjadi oleh gerakan tanah akibat beban
gempa.

Akibat pengaruh gempa rencana, struktur gedung secara keseluruhan harus


masih berdiri walaupun sudah berada dalam kondisi di ambang keruntuhan. Gempa
rencana ditetapkan mempunyai perioda ulang 500 tahun agar probabilitas terjadinya
terbatas pada 10 % selama umur gedung 50 tahun.

2.7 Gempa Rencana


Akibat pengaruh gempa rencana, struktur gedung secara keseluruhan harus
tetap berdiri meskipun berapa pada kondisi diambang keruntuhan agar tidak banyak
memakan korban jiwa. Berdasarkan SNI 03-1726-2012 dan SNI 03-1726-2019
gempa rencana ditetapkan sebagai gempa dengan kemungkinan terlewati
besarannya selama umur struktur bangunan 50 tahun adalah sebesar 2 persen.

18
2.8 Wilayah Gempa
Pada perencanaan struktur tahan gempa, Indonesia membagi wilayah
kegempaan menjadi beberapa wilayah. Pembagian wilayah gempa di Indonesia di
klasifikasikan dengan zona kegempaannya. Terdapat wilayah-wilayah yang
memiliki tingkat ke gempaan yang cukup besar, sehingga perencanaan suatu
struktur harus memperhitungkan nilai dari respon spektrum gempa di wilayah
tersebut.

Ketentuan dan parameter kegempaan untuk wilayah Indonesia di tetapkan


oleh pemerintah dengan membuat peraturan yaitu SNI “Perencanan Struktur
Gedung dan Non Gedung Tahan Gempa” SNI 1726-2012 dan mengalami
perubahan untuk saat ini dengan membuat SNI 1726-2019 untuk menyempurnaan
kekurangan di peraturan sebelumnya.

Berdasarkan SNI 03-1726-2012 pasal 14 menunjukkan peta gempa


maksimum yang dipertimbangkan risiko tertarget ( MCER) parameter gerak tanah
SS dan S1, kelas situs SB. SS adalah parameter nilai kecepatan respon spektral
gempa ( MCER) risiko-tertarget pada perioda pendek, terendam 5 %. S1 adalah
parameter percepatan respons spektral gempa ( MCER) risikotertarget pada periode
1 detik. CR1 adalah koefisien risiko terpetakan untuk spektrum respons perioda 1
detik.

19
Gambar 2.9 Parameter gerak tanah Ss, Parameter percepatan respon spektral
MCE dari peta gempa pada periode pendek, redaman 5%, berdasarkan SNI 03-
1726-2019.

2.9 Analisa Beban Statik Ekuivalen


Analisis perancangan struktur bangunan terhadap pengaruh beban gempa
secara statis , pada prinsipnya adalah menggantikan gaya-gaya horizontal yang
bekerja pada struktur akibat pergerakan tanah dengan gaya-gaya statis yang
ekivalen, dengan tujuan penyederhanaan dan kemudahan di dalam
perhitungan. Metode ini disebut Metode Gaya Lateral Ekivalen (Equivalent

20
Lateral Force Method). Pada metode ini diasumsikan bahwa gaya horizontal
akibat gempa yang bekerja pada suatu elemen struktur, besarnya ditentukan
berdasarkan hasil perkalian antara suatu konstanta berat / massa dari elemen
struktur tersebut.

Untuk struktur gedung yang beraturan pengaruh gempa rencana dapat ditinjau
sebagai pengaruh beban gempa statik ekuivalen sehingga analisisnya dapat
dilakukan berdasarkan analisis statik ekuivalen.

Setiap struktur bangunan, menurut Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa


untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2002) harus direncanakan untuk menahan
suatu beban geser dasar akibat gempa (V) dalam arah-arah yang ditentukan menurut
rumus:

21
Di mana :
C = faktor respons gempa yang didapat dari spectrum respons gempa rencana
I = faktor keutamaan
R = faktor reduksi gempa
Wt = berat total gedung termasuk beban hidup yang sesuai

Beban geser dasar nomial (V) harus dibagikan sepanjang tinggi struktur
gedung menjadi beban-beban gempa nominal statik ekuivalen Fi yang menangkap
pada pusat massa lantai tingkat ke-i menurut persamaan :

Di mana:
Wi = berat lantai tingkat ke-i termasuk beban hidup yang sesuai
Z = ketinggian lantai tingkat ke-i diukur dari taraf penjepitan lateral
N = nomor lantai tingkat paling atas

2.10 Analisis Dinamik


Analisis dinamis untuk perancangan struktur tahan gempa dilakukan jika
diperlukan evaluasi yang lebih akurat dari gaya-gaya gempa yang bekerja pada
struktur, serta untuk mengetahui perilaku dari struktur akibat pengaruh gempa. Pada
struktur bangunan tingkat tinggi atau struktur dengan bentuk atau konfigurasi yang
tidak teratur. Analisis dinamis dapat dilakukan dengan cara elastis maupun inelastis.
Pada cara elastis dibedakan Analisis Ragam Riwayat Waktu (Time History Modal
Analysis), dimana pada cara ini diperlukan rekaman percepatan gempa dan Analisis
Ragam Spektrum Respons (Response Spectrum Modal Analysis), dimana pada cara
ini respons maksimum dari tiap ragam getar yang terjadi didapat dari Spektrum
Respons Rencana (Design Spectra). Sedangkan pada analisis dinamis elastis
digunakan untuk mendapatkan respons struktur akibat pengaruh gempa yang sangat
kuat dengan cara integrasi langsung (Direct Integration Method). Analisis Dinamis
Elastis lebih sering digunakan karena lebih sederhana.

22
Untuk struktur gedung yang tidak beraturan yang tidak memenuhi struktur
gedung beraturan, pengaruh gempa rencana terhadap struktur gedung tersebut harus
ditentukan melalui analisis respons dinamik 3 dimensi. Untuk mencegah terjadinya
respons struktur gedung terhadap pembebanan gempa yang dominan dalam rotasi
dari hasil analisis vibrasi bebas 3 dimensi, paling tidak gerak ragam pertama
(fundamental) harus dominan dalam translasi.(SNI 1726)

Analisis dinamik adalah untuk menentukan pembagian gaya geser tingkat


akibat gerakan tanah oleh gempa dan dapat dilakukan dengan cara analisis ragam
spektum respons. Pembagian gaya geser tingkat tersebut adalah untuk
menggantikan pembagian beban geser dasar akibat gempa sepanjang tinggi gedung
pada analisis beban statik ekuivalen. Pada analisis ragam spektum respons, sebagai
spektrum percepatan respons gempa rencana harus dipakai diagram koefisien
gempa dasar (C) untuk wilayah masing-masing gempa. Nilai C tersebut tidak
berdimensi sehingga respons masing-masing ragam merupakan respon relatif.

Untuk stuktur gedung tidak beraturan yang memiliki waktu-waktu getar alami
yang berdekatan harus dilakukan dengan metoda yang dikenal dengan Kombinasi
Kuadratik Lengkap (Complete Quadratic Combination atau CQC). Waktu getar
alami harus dianggap berdekatan, apabila selisih nilainya kurang dari 15%. Untuk
struktur gedung tidak beraturan yang memiliki waktu getar alami yang berjauhan,
penjumlahan respon ragam tersebut dapat dilakukan dengan metoda yang dikenal
dengan Akar Jumlah Kuadrat (Square Root of the Sum of Squares atau SRSS) (SNI
1726)

Perbedaan antara Beban Statik dan Dinamik (Widodo 2000)

Pada ilmu statika keseimbangan gaya-gaya didasarkan atas kondisi statik,


artinya gaya-gaya tersebut tetap intesitasnya, tetap tempatnya dan tetap arah/ garis
kerjanya. Gaya-gaya tersebut dikategorikan sebagai beban statik. Kondisi seperti
ini akan berbeda dengan beban dinamik dengan pokok-pokok perbedaan sebagai
berikut ini :

23
a. Beban dinamik adalah beban yang berubah-ubah menurut waktu (time varying)
sehingga beban dinamik merupakan fungsi dari waktu.
b. beban dinamik umumnya hanya bekerja pada rentang waktu tertentu. Untuk
gempa bumi maka rentang waktu tersebut kadang-kadang hanya beberapa detik
saja. Walaupun hanya beberapa detik saja namun beban angin dan beban gempa
misalnya dapat merusakkan struktur dengan kerugian yang sangat besar.
c. beban dinamik dapat menyebabkan timbulnya gaya inersia pada pusat massa
yang arahnya berlawanan dengan arah gerakan.
d. beban dinamik lebih kompleks dibanding dengan beban statik, baik dari bentuk
fungsi bebannya maupun akibat yang ditimbulkan. Asumsi-asumsi kadang perlu
diambil untuk mengatasi ketidakpastian yang mungkin ada pada beban dinamik.
e. karena beban dinamik berubah-ubah intensitasnya menurut waktu, maka
pengaruhnya terhadap struktur juga berubah-ubah menurut waktu. Oleh karena
itu penyelesaian problem dinamik harus dilakukan secara berulang - ulang
bersifat penyelesaian tunggal ( single solution ), maka penyelesaian problem
dinamik bersifat penyelesaian berulang-ulang (multiple solution).
f. sebagai akibat penyelesaian yang berulang-ulang maka penyelesaian struktur
dengan beban dinamik akan lebih mahal dan lebih lama.
g. beban dinamik menimbulkan respon yang berubah-ubah menurut waktu, maka
struktur yang bersangkutan akan ikut bergetar/ada gerakan. Dalam hal ini bahan
akan melakukan resistensi terhadap gerakan dan pada umumnya dikatakan
bahan yang bersangkutan mempunyai kemampuan untuk meredam getaran.
Dengan demikian pada pembebanan dinamik, akan terdapat peristiwa redaman
yang hal ini tidak ada pada pembebanan statik.

24
3 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian pada tugas besar mata kuliah struktur bangunan tahan
gempa yang berjudul “Analisis dan Desain Gedung A Sekolah Tinggi Teknologi
Dumai”, yang berlokasi di Jl. Arifin Ahmad Kota Dumai, Riau.

3.2 Jenis Penilitian


Pada penelitian dilakukan analisa dan desain gedung A STT Dumai dengan
dengan jenis beban yaitu, beban mati (dead load), beban hidup (live load), beban
gempa statik, dan beban gempa dinamis response spectrum.

3.3 Pengumpulan Data


Dalam tahapan ini diperlukan data-data yang memenuhi agar perencanaan
dan pelaksanaan dapat tepat sasaran dan efektif. Data yang dijadikan bahan acuan
dapat diklasifikasikan menjadi 2 data.

3.4 Data Gedung


Gedung yang ditinjau sebagai objek analisa tugas besar ini adalah gedung A
STT Dumai. Gedung ini terdiri dari struktur beton bertulang 3 lantai yang
beralamatkan di Jalan Sultan Syarif Kasim , Dumai –Riau. Data struktur dari
gedung tersebut antara lain:

Nama Gedung : Gedung A Sekolah Tinggi Teknologi


Dumai, Riau
Lokasi : JL. Sultan Syarif Kasim , Dumai-Riau
Jumlah Lantai : 3 lantai
Fungsi Gedung : Sekolah

Tinggi Tiap Lantai


a. Lantai 1 : 4 meter
b. Lantai 2 dan 3 : 4 meter
c. Lantai atap : 2 meter

24
Mutu Bahan
a. Mutu Beton Plat , Kolom , Balok : K-300 : 25,38 MPa.
b. Mutu Baja
Tulangan Utama : Fy 400 MPa
Tulangan Sengkang : Fy 240 Mpa
3.5 Denah Gedung

Gambar 3.1 Denah Lantai 1


(Sumber: Survey lapangan 2021)

25
Gambar 3.2 Denah Lantai 2
(Sumber: Survey lapangan 2021)

Gambar 3.3 Potongan A – A


(Sumber: Survey lapangan 2021)

26
Gambar 3.4 Potongan B – B
(Sumber: Survey lapangan 2021)

3.6 Metode Analisis


Dalam penilitian ini peneliti menggunakan metode analisis. Maksud dari
penilitian ini adalah untuk mengetahui apakah struktur yanga ada mampu menahan
gaya geser gempa dan dilakukan analisis ulang ketika komponen struktur yang ada
tidak mampu menahan gaya gempa rencana.

Analisis gaya – gaya dalam menggunakan bantuan dari software SAP 2000,
dalam melakukan analisis menggunakan software SAP 2000 dilakukan permodelan
sebagai berikut:

1. Permodelan pembebanan akibat berat sendiri struktur, beban mati tambahan,


dan gaya geser gempa rencana.
2. Menentukan response spectrum dilokasi penilitian dengan mengakses situs
puskim.pu.go.id
3. Permodelan struktur 2D menggunakan software SAP 2000.
4. Permodelan struktur 3D menggunakan software SAP 2000.
5. Analisis dan desain komponen struktur.

27
3.7 Bagan Alir Penelitian

Mulai

Studi Literatur dan Pengambilan data

Perhitungan Pembebanan Beban Mati,


Beban Hidup, Gaya Geser Gempa
Rencana, dan Respon Spektrum

Permodelan Struktur 2D

Gaya – Gaya Dalam

Analisis dan Desain


Tidak
Komponen Struktur

Permodelan Struktur 3D

Check Struktur dengan Standar


Tidak
Terbaru dengan Software SAP 2000

Detailing Komponen Struktur

Selesai

28
4 BAB IV
PEMBAHSAN
4.1 Pembebanan
Bj beton = 2400 kg/m3

Keramik = 24 kg/m2

Spesi = 21 kg/m2

Plafond = 20 kg/m2

Me = 25 kg/m2

Plumbing = 20 kg/m2

BJ Air = 1000 kg/m3

Beban hidup Sekolah = 250 kg/m2

Beban hidup Aula = 400 kg/m2

Beban hidup atap = 100 kg/m2

Tinggi Air = 0,01 m

29
1. Beban plat

Tabel 4.1 Pembebanan plat beban hidup sekolah

Sekolah
Luas Luas Tinggi Tinggi Trapesium Segitiga
No Plat Ket
Trapesium Segitiga Trapesium Segitiga DL LL DL LL
m m m m2 m2 m m kg/m kg/m kg/m kg/m LT II

1 3 1,5 0,15 1,6875 0,5625 0,75 0,75 264,375 140,625 171,5625 93,75 LT II

2 6 4 0,15 5,9375 1,5625 2 2 465,1042 247,39583 180,33854 97,65625 LT II

3 6 6 0,15 - 9 3 3 - - 705 375 LT II

4 4 4 0,15 0 4 2 2 - 0 470 250 LT II

5 4 3 0,15 3,75 2,25 1,5 1,5 440,625 234,375 347,8125 187,5 LT II

6 6 3 0,15 6,75 2,25 1,5 1,5 528,75 281,25 343,125 187,5 LT II

7 4 2 0,15 3 1 1 1 352,5 187,5 228,75 125 LT II

8 5 4 0,15 6 4 2 2 564 300 465 250 LT II

9 4 1 0,15 1,75 0,25 0,5 0,5 205,625 109,375 112,8125 62,5 LT II

10 6 5 0,15 8,75 6,25 2,5 2,5 685,4167 364,58333 582,29167 312,5 LT II

11 6 1 0,15 2,75 0,25 0,5 0,5 215,4167 114,58333 112,29167 62,5 LT II

Luas Luas Tinggi Tinggi Trapesium Segitiga


No Plat Ket
Trapesium Segitiga Trapesium Segitiga DL LL DL LL
m m m m2 m2 m m kg/m kg/m kg/m kg/m LT II

1 4 3 0,15 3,750 3 1,5 1,5 435,9375 234,375 470 250 LT II

2 3 3 0,15 2,25 1,5 1,5 0 0 352,5 187,5 LT II

3 3 2,5 0,15 2,188 1,875 1,25 1,25 339,0625 182,29167 352,5 187,5 LT II

4 4 2,5 0,15 3,438 2,5 2 2 399,6094 214,84375 470 250 LT II

30
Tabel 4.2 Pembebanan plat beban hidup aula

AULA
Luas Luas Tinggi Tinggi Trapesium Segitiga
No Plat Ket
Trapesium Segitiga Trapesium Segitiga DL LL DL LL
m m m m2 m2 m m kg/m kg/m kg/m kg/m LT II

1 6 5 0,15 8,75 6,25 2,5 2,5 685,4167 583,33333 587,5 500 LT II

2 6 6 0,15 - 9 3 3 - - 705 600 LT II

3 6 3 0,15 6,75 2,25 1,5 1,5 528,75 450 352,5 300 LT II

4 6 1 0,15 2,75 0,25 0,5 0,5 215,4167 183,33333 117,5 100 LT II

5 4 1 0,15 1,7500 0,2500 0,5 0,5 205,625 175 117,5 100 LT II

6 6 4 0,15 5,94 1,5625 2 2 465,1042 395,83333 183,59375 156,25 LT II

7 4 4 0,15 0,00 4 2 2 - - 470 400


8 4 3 0,15 3,75 2,25 1,5 1,5 440,625 375 352,5 300 LT II

9 5 4 0,15 6 4 2 2 564 480 470 400 LT II

AULA
Luas Luas Tinggi Tinggi Trapesium Segitiga
No Plat Ket
Trapesium Segitiga Trapesium Segitiga DL LL DL LL
m m m m2 m2 m m kg/m kg/m kg/m kg/m LT II

1 4 3 0,15 3,750 3 1,5 1,5 435,9375 375 470 400 LT II

2 3 3 0,15 2,250 2,25 1,5 1,5 348,75 300 352,5 300 LT II

3 3 2,5 0,15 2,188 1,875 1,25 1,25 339,0625 291,66667 352,5 300 LT II

4 4 2,5 0,15 3,438 2,5 1,25 1,25 399,6094 343,75 470 400 LT II

31
Tabel 4.3 Pembebanan plat beban hidup atap

ATAP
Luas Luas Tinggi Tinggi Trapesium Segitiga
No Plat Ket
Trapesium Segitiga Trapesium Segitiga DL LL DL LL
m m m m2 m2 m m kg/m kg/m kg/m kg/m LT II

1 3 1,5 0,12 1,6875 0,5625 0,75 0,75 198,5625 59,583333 149,25 41,25 LT II

2 6 2,5 0,12 5,9375 1,5625 1,25 1,25 349,3229 100,625 248,75 68,75 LT II

3 6 4 0,12 8 4 2 2 470,6667 135 398 110 LT II

4 6 6 0,12 - 9 3 3 597 165 LT II

5 3 2,5 0,12 2,1875 1,5625 1,25 1,25 257,3958 76,25 248,75 68,75 LT II

6 4 3 0,12 3,75 2,25 1,5 1,5 330,9375 96,25 298,5 82,5 LT II

7 6 3 0,12 6,75 2,25 1,5 1,5 397,125 114,16667 298,5 82,5 LT II

8 4 2 0,12 3 1 1 1 264,75 77,5 199 55 LT II

9 5 4 0,12 6 4 2 2 423,6 122 398 110 LT II

10 4 1 0,12 1,75 0,25 0,5 0,5 154,4375 46,25 99,5 27,5 LT II

11 6 5 0,12 8,75 6,25 2,5 2,5 514,7917 147,5 497,5 137,5 LT II

12 4 4 0,12 0 4 2 2 0 2,5 398 110


14 6 1 0,12 2,75 0,25 0,5 0,5 161,7917 47,5 99,5 27,5 LT II

ATAP
Luas Luas Tinggi Tinggi Trapesium Segitiga
No Plat Ket
Trapesium Segitiga Trapesium Segitiga DL LL DL LL
m m m m2 m2 m m kg/m kg/m kg/m kg/m LT II

1 4 3 0,12 3,750 3 1,5 1,5 326,25 121,875 353 130 LT II

2 3 3 0,12 2,250 2,25 1,5 1,5 261 22,5225 264,75 97,5 LT II

3 3 2,5 0,12 2,188 1,875 1,25 1,25 253,75 21,875 264,75 97,5 LT II

4 4 2,5 0,12 3,438 2,5 1,25 1,25 299,0625 25,78125 353 130 LT II

2. Beban dinding
Beban dinding = tinggi dinding x berat dinding
= 3,6 x 250
= 900 x 85% = 720 kg / m2

3. Beban gempa rencana

32
LT 2

Beban mati

Beban balok arah x = 103.738 kg

Beban balok arah y = 103.680 kg

Balok katilever = 11.232 kg

Plat = 387.810 kg

Plat katilever = 175.230 kg

Beban plafond + ducting = 21.545 kg

Beban keramik = 25.854 kg

Beban spesi = 22.622 kg

Beban ME = 26.931 kg

Plumbing = 21.545 kg

Beban dinding = 245.602 kg

Beban kolom = 99.072 kg

Beban hidup sekolah = 189.313 kg

Beban hidup aula = 128.000 kg

Beban hidup katilever = 31.639 kg

Berat total = 2.052.155 kg

LT 3

Beban mati

Beban balok arah x = 103.738 kg

Beban balok arah y = 103.680 kg

33
Plat = 218.088 kg

Beban plafond + ducting = 15.145 kg

Beban keramik = 18.174 kg

Beban spesi = 15.902 kg

Beban ME = 18.931 kg

Plumbing = 15.145 kg

Beban dinding = 245.602 kg

Beban kolom = 99.072 kg

Beban Atap = 75.725 kg

Beban air = 22.718 kg

Berat total = 1.181.680 kg

Atap

Beban mati

Beban balok arah x = 20.160 kg

Beban balok arah y = 25.344 kg

Plat = 92.160 kg

Beban plafond + ducting = 6.400 kg

Beban keramik = 7.680 kg

Beban spesi = 6.720 kg

Beban ME = 8.000 kg

Plumbing = 6.400 kg

Beban dinding = 50.400 kg

34
Beban kolom = 29.952 kg

Beban Atap = 32.000 kg

Beban air = 9.600 kg

Berat total = 370.419 kg

Tinggi LT II (h1) =4m

Tinggi LT III (h2) =8m

Tinggi atap (h3) = 10 m

Berat LT II (w1) = 2.052.155 kg

Berat LT III (w2) = 1.181.680 kg

Berat atap (w3) = 370.419 kg

T = Ct x hnx

Nilai Ct dan x pada tabel 15 SNI 1726:2012 diambil nilai Ct 0,0488 dan nilai x 0,75.

Maka T = 0,0488 x 100,75 = 0,27 detik

35
Wilayah Kota Dumai termasuk wilayah gempa 2, nilai koefisien dasar seismic
tanah keras menurut SNI 1726:2002 nilai C diambil dari rumus C = 0,15/T.

C = 0,15/0,27 = 0,56

Karena nilai C = 0,56 maka diambil nilai C = 0,30

𝐶𝑥𝐼
Nilai geser dasar seismic dicari menggunakan rumus 𝑉 = ( 𝑅
) 𝑥 𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ,

Kategori resiko berdasarkan SNI 1726:2019 bangunan sekolah termasuk kategori


resiko IV, maka nilai faktor keutamaan gempa (Ie) sebesar 1,50. Dan nilai faktor
modifikasi respon rangka beton bertulang pemikul momen biasa (R) sebesar 3.

V = 540638,1120 kg

𝑊𝑖 𝑥 ℎ𝑖
Fx = ∈𝑊𝑖 𝑥 ℎ𝑖 𝑥 𝑉

F1 = 178033,4656 kg

F2 = 205031,8901 kg

F3 = 80338,74031 kg

36
Arah x 18 sisi

F1 = 9890,74809 kg

F2 = 11390,66056 kg

F3 = 4463,263351 kg

Arah y 8 sisi

F1 = 22254,1832 kg

F2 = 25628,98626 kg

F3 = 10042,34254 kg

4.2 Respon Spektrum STT Dumai


1. Gerakan batuan dasar spektra kota dumai tanah keras sebagai berikut:

PGA (g) = 0,145

SS (g) = 0,279

S1 (g) = 0,209

CRS = 0,951

CR1 = 0,93

FPGA = 1,2

FA = 1,2

FV = 1,591

PSA (g) = 0,174

SMS (g) = 0,335

SM1 (g) = 0,333

SDS (g) = 0,223

37
SD1 (g) = 0,222

T0 (detik) = 0,199

TS (detik) = 0,993

2. Periode fundamental bangunan dan respon spektra percepatan tanah keras STT
Dumai sebagai berikut:

0 = 0,089

T0 = 0,223

TS = 0,223

TS+0 = 0,223

TS+0.1 = 0,186

TS+0.2 = 0,171

TS+0.3 = 0,159

TS+0.4 = 0,148

TS+0.5 = 0,139

TS+0.6 = 0,131

TS+0.7 = 0,124

TS+0.8 = 0,117

TS+0.9 = 0,111

TS+1 = 0,106

TS+1.1 = 0,101

TS+1.2 = 0,097

TS+1.3 = 0,093

TS+1.4 = 0,089

38
TS+1.5 = 0,085

TS+1.6 = 0,082

TS+1.7 = 0,079

TS+1.8 = 0,077

TS+1.9 = 0,074

TS+2 = 0,072

TS+2.1 = 0,069

TS+2.2 = 0,067

TS+2.3 = 0,065

TS+2.4 = 0,063

TS+2.5 = 0,062

TS+2.6 = 0,06

TS+2.7 = 0,058

TS+2.8 = 0,057

TS+2.9 = 0,056

Gambar 4.1 Grafik respon spektra tanah keras STT Dumai akibat gerakan batuan
dasar

39
4.3 Permodelan SAP 2000
4.3.1 Pembebanan Portal Arah x

Gambar 4.2 Pembebanan akibat beban mati portal arah x

40
Gambar 4.3 Pembebanan akibat beban hidup portal arah x

41
Gambar 4.4 Pembebanan akibat beban gempa arah kanan portal arah x

42
Gambar 4.5 Pembebanan akibat beban gempa arah kiri portal arah x

43
4.3.2 Pembebanan Portal Arah y

Gambar 4.6 Pembebanan akibat beban mati portal arah y

Gambar 4.7 Pembebanan akibat beban hidup portal arah y

44
Gambar 4.8 Pembebanan akibat beban gempa arah kanan portal arah y

Gambar 4.9 Pembebanan akibat beban gempa arah kiri portal arah y

45
4.3.3 Properties Material

Gambar 4.10 Concrete property material data

46
Gambar 4.11 Rebar material property data

47
4.3.4 Pendefinisian Pembebanan

Gambar 4.12 Load Pattern Static Analysis

Gambar 4.13 Load combinations

48
Gambar 4.14 Load case data

4.4 Gaya – gaya Dalam Portal Arah x


4.4.1 Deformasi Struktur Portal Arah x

Gambar 4.15 Deformasi struktur portal arah x

4.4.2 Base Reaction Struktur Portal Arah x

Gambar 4.16 Base reaction struktur portal arah x

49
4.4.3 Gaya Axial Portal Arah x

Gambar 4.17 Gaya axial portal arah x

4.4.4 Gaya geser Portal Arah x

Gambar 4.18 Gaya geser portal arah x

4.4.5 Gaya Momen Portal Arah x

Gambar 4.19 Gaya momen portal arah x

50
4.5 Gaya – gaya Dalam Portal Arah y
4.5.1 Deformasi Struktur Portal Arah y

Gambar 4.20 Deformasi portal arah y

4.5.2 Base Reaction Portal Arah y

Gambar 4.21 Base reaction portal arah y

51
4.5.3 Gaya Axial Portal Arah y

Gambar 4.22 Gaya axial portal arah y

4.5.4 Gaya Geser Portal Arah y

Gambar 4.23 Gaya geser portal arah y

4.5.5 Gaya Momen Portal Arah y

Gambar 4.24 Gaya momen portal arah y

52
4.6 Out – put Gaya – gaya Dalam Analisa Statis
Tabel 4.4 Gaya – gaya dalam hasil analisa SAP 2000
TABLE: Element Forces - Frames
Frame P V2 M3 P V2 M3
Text Kgf Kgf Kgf-m N N N.mm
Kolom
28 -8792,6793 1892,2738 4790,1465 86226,2893 18556,7722 46975050,6782
28 -20929,8895 -1077,0285 -2801,6606 205251,0544 10561,9874 27474764,8859
29 -8832,3627 -716,6456 -1107,1915 86615,4482 7027,8567 10857783,9734
29 -2688,3627 -716,6456 1759,3909 26363,6978 7027,8567 17253642,7857
30 -33151,5579 1647,5463 4414,9933 325104,0676 16156,8275 43296072,9415
30 -23749,8465 -1682,6732 -3593,3639 232905,2446 16501,3035 35238682,1173
31 -15653,7321 114,3022 128,7890 153509,8895 1120,9155 1262981,8801
31 -6591,0987 -2030,5230 4460,9884 64636,2687 19912,5271 43747128,7120
32 -36440,5285 1744,4255 4418,0333 357357,6869 17106,8827 43325885,4994
33 -18285,5184 1058,3447 1679,0655 179318,7646 10378,7633 16465924,1715
33 -12141,5184 1058,3447 -2554,3133 119067,0142 10378,7633 25049128,8327
34 -36128,1621 1640,6004 4171,4000 354294,4344 16088,7120 40907251,2928
35 -11895,1682 983,9067 -2330,7117 116651,1564 9648,7798 22856356,9165
35 -18055,0260 -770,5135 -1296,8219 177058,4176 7556,1172 12717413,8755
36 -36139,2684 1543,0054 3944,2874 354403,3494 15131,6366 38680049,0090
37 -11910,8560 980,2156 -2306,3313 116805,0003 9612,5827 22617268,9329
37 -18066,7027 -807,5203 -1376,6162 177172,9264 7919,0288 13499924,4513
38 -36162,6631 1462,4770 3749,1890 354632,7719 14341,9272 36766797,2788
39 -11953,6486 965,6270 -2241,0789 117224,6502 9469,5182 21977363,9639
39 -18095,2489 -856,9762 -1470,1643 177452,8674 8404,0233 14417313,2649
40 -35190,1716 1356,6306 3529,7187 345095,9365 13303,9338 34614539,1841
40 -35343,8419 -1114,2162 -2914,2355 346602,9198 10926,6725 28578741,6741
41 -11095,0042 1088,0321 -2589,6422 108804,2682 10669,8951 25395585,3208
41 -17425,6355 -826,9542 -1484,0229 170886,2372 8109,6094 14553218,6701
42 -34087,1503 1456,9750 3583,6469 334279,0479 14287,9714 35143391,2444
42 -35592,1829 -1053,1072 -2862,1456 349038,3006 10327,4015 28067917,3732
43 -12053,8323 1305,0262 -2901,0884 118207,1118 12797,8698 28449813,7279
43 -19554,0638 -337,5513 -794,5276 191758,8819 3310,2303 7791614,3897
44 -6496,8850 -1672,9536 -527,7160 63712,3520 16405,9871 5175099,2703
44 -3424,8850 -1672,9536 2818,1913 33586,4768 16405,9871 27636875,0148
45 -46822,4872 1415,0673 4957,0023 459169,4025 13876,9994 48611338,6812
45 -44545,0275 -2253,8861 -5890,3994 436835,2671 22102,9597 57764790,5729
46 -26515,0869 248,0380 -158,6639 260022,8513 2432,4099 1555953,7475
46 -15325,0815 -1448,8231 2960,3632 150286,9443 14208,0284 29031097,6954
47 -11555,2144 -278,2781 -454,0316 113317,3656 2728,9623 4452506,6329
47 -7822,5110 -2563,6922 3540,7890 76712,2365 25141,1041 34723101,5333

53
48 -44545,0275 2253,8860 5890,3989 436835,2671 22102,9589 57764785,9895
48 -46822,4871 -1415,0674 -4957,0028 459169,4015 13877,0003 48611343,6080
49 -15325,0814 1448,8226 -2960,3621 150286,9436 14208,0239 29031086,7192
49 -26515,0867 -248,0385 158,6633 260022,8497 2432,4145 1555947,0882
50 -7822,5109 2563,6929 -3540,7894 76712,2355 25141,1109 34723105,6926
50 -11555,2142 278,2789 454,0327 113317,3640 2728,9703 4452517,3749
51 -35592,1801 1053,1072 2862,1453 349038,2736 10327,4006 28067914,5256
51 -34087,1476 -1456,9751 -3583,6472 334279,0215 14287,9724 35143394,4891
52 -19554,0610 337,5510 794,5271 191758,8545 3310,2278 7791609,3365
52 -12053,8296 -1305,0265 2901,0891 118207,0850 12797,8726 28449819,8869
53 -6496,8851 1672,9545 527,7173 63712,3535 16405,9952 5175112,1677
53 -3424,8851 1672,9545 -2818,1916 33586,4783 16405,9952 27636878,2080
54 -35343,8378 1114,2163 2914,2354 346602,8793 10926,6731 28578740,8582
54 -35190,1674 -1356,6306 -3529,7188 345095,8961 13303,9336 34614540,8243
55 -17425,6351 826,9546 1484,0233 170886,2332 8109,6134 14553223,3720
55 -11095,0038 -1088,0316 2589,6410 108804,2644 10669,8907 25395573,1718
56 -36156,1962 1100,6681 2874,0093 354569,3538 10793,8117 28184259,9733
56 -36162,6631 -1462,4768 -3749,1889 354632,7722 14341,9245 36766795,7119
57 -18097,6485 -965,6264 -1621,4282 177476,4002 9469,5123 15900698,0264
57 -11953,6485 -965,6264 2241,0775 117224,6498 9469,5123 21977351,0459
58 -36139,2684 -1543,0051 -3944,2873 354403,3495 15131,6342 38680047,7877
59 -18066,7027 807,5209 1376,6171 177172,9266 7919,0342 13499933,4749
59 -11910,8560 -980,2150 2306,3300 116805,0004 9612,5768 22617255,7590
60 -36128,1621 -1640,6002 -4171,3999 354294,4344 16088,7097 40907250,4099
61 -18055,0260 770,5140 1296,8228 177058,4176 7556,1224 12717422,6430
61 -11895,1682 -983,9061 2330,7103 116651,1563 9648,7739 22856343,7453
62 -36440,5284 -1744,4252 -4418,0333 357357,6860 17106,8806 43325885,1835
63 -18285,5183 -1058,3441 -1679,0644 179318,7640 10378,7571 16465913,0568
63 -12141,5183 -1058,3441 2554,3119 119067,0136 10378,7571 25049115,2360
64 -33151,5650 -1647,5463 -4414,9936 325104,1378 16156,8276 43296075,7525
65 -6591,1028 2030,5231 -4460,9886 64636,3083 19912,5276 43747130,4005
65 -15653,7360 -114,3020 -128,7886 153509,9272 1120,9137 1262978,5386
66 -20929,8891 1077,0285 2801,6605 205251,0500 10561,9876 27474763,5636
66 -8792,6791 -1892,2739 -4790,1470 86226,2869 18556,7737 46975055,3999
67 -8832,3620 716,6454 1107,1910 86615,4416 7027,8545 10857779,0744
67 -2688,3620 716,6454 -1759,3905 26363,6912 7027,8545 17253638,8494
68 -10286,4277 7693,5657 25521,0808 100874,8823 75447,7209 250275030,6791
68 -16240,9754 -8578,5143 -24168,4669 159268,7489 84126,0579 237010487,9431
69 13256,2700 11406,0091 29733,8211 129998,9376 111854,1686 291587690,1695
69 -70428,4306 -9117,5994 -25229,4649 690663,4480 89412,6500 247415270,9089

54
70 9371,5238 4157,1704 -8802,9495 91902,7854 40767,7071 86327004,3537
70 -30051,3053 -4087,9157 -7460,9137 294701,1307 40088,5537 73166196,5110
70 -23907,3053 -4087,9157 8890,7489 234449,3803 40088,5537 87188018,3502
71 -2397,8766 -1284,7982 -2903,5022 23515,0163 12599,5020 28473484,9708
71 -5660,4528 -945,6308 456,6249 55509,7968 9273,4233 4477938,2145
72 -71998,5078 5001,1168 14188,1474 706060,5671 49043,9516 139137486,4978
72 8175,0806 -5568,8782 -14228,4339 80169,7455 54611,7609 139532559,4434
73 -33278,3472 5644,2936 9525,8539 326347,4393 55351,3294 93416238,9647
73 -5276,7224 -8510,5960 -17130,0864 51746,7054 83460,0107 167987905,3524
74 -8568,5931 -2495,1496 -4243,9985 84028,7651 24468,9340 41619195,3014
74 -4122,4606 -3694,6213 7212,9034 40427,3224 36231,6728 70734058,7996
75 -39931,2709 9060,2809 26222,9098 391590,0007 88850,5510 257157586,8960
75 -50052,4904 -7573,4078 -23874,8470 490844,7527 74269,3812 234131074,3631
76 -13302,3735 5786,1433 -13637,2499 130451,0561 56742,3931 133735054,5941
76 -27791,5718 -4466,6391 -6242,6873 272540,8285 43802,5435 61219537,6304
77 -7112,2392 4272,6688 -8240,9033 69746,8853 41900,3538 80815242,5131
77 -11461,5165 -890,9172 1763,3858 112398,5082 8736,8682 17292819,3144
78 -44554,7458 8349,9687 25142,4897 436930,5704 81884,8026 246562339,2313
78 -37609,6352 -9035,9512 -26238,4472 368822,6490 88611,9591 257309956,3562
79 -24843,6727 5070,7299 7699,3685 243631,9610 49726,6196 75504627,4697
79 -11627,2381 -5510,9559 13394,9922 114023,6730 54043,7399 131359330,6042
80 -9688,8772 2225,2201 -794,0106 95014,9428 21821,8436 7786544,7942
80 -5514,3079 -2920,1590 6284,6037 54076,6117 28636,8310 61630594,9175
81 -40904,8422 4675,3449 13444,7173 401137,4256 45849,2370 131846965,1247
81 -40239,2399 -5363,5048 -14853,0516 394610,1297 52597,7463 145657936,0785
82 -24894,1390 -5393,1759 -8719,2152 244126,8637 52888,7189 85505856,0047
82 -15107,0488 -5393,1759 12853,4884 148148,7850 52888,7189 126049019,4889
83 -10526,9293 -2022,1653 1744,5869 103233,3853 19830,5659 17108466,3266
83 -7454,9293 -2022,1653 5788,9175 73107,5101 19830,5659 56769598,1221
84 -8492,6103 6552,7627 -10360,7597 83283,6319 64260,3230 101603826,3408
84 -45343,7136 -6481,0141 -16684,2908 444667,6616 63556,7133 163616166,1937
85 -5091,9700 5711,0593 -11788,9131 49934,9133 56006,0740 115609155,4561
85 -21103,8123 -4518,5110 -7584,0614 206956,6457 44311,2298 74373856,6743
86 -8298,6869 5351,5047 3950,5185 81381,9028 52480,0662 38741155,0980
86 -5226,6869 5351,5047 -6752,4909 51256,0276 52480,0662 66218977,3322
87 -36682,8963 5186,4633 14060,3231 359734,4913 50861,5713 137883964,6213
87 6000,3734 -6206,6402 -16493,6265 58843,2622 60866,0376 161746397,7158
88 -16159,6253 4123,7985 7074,7604 158470,9817 40440,4426 69379345,0738
88 -10015,6253 4123,7985 -9420,4337 98219,2313 40440,4426 92382425,1586
89 5,74346E-11 1105,92 -663,552 5,63238E-10 10845,31507 6507189,043
Ultimate = 706060,5671 111854,1686 291587690,1695

55
Balok
90 -8631,049751 3321,33366 3162,119906 84641,25248 32570,99067 31009645,07
90 -8631,049751 6530,17341 -4226,509834 84641,25248 64038,79857 -41447691,34
91 599,3481424 132,9895066 2432,188874 5877,567493 1304,174896 23851503,41
91 -7097,805612 7079,756642 -6434,731528 69605,34051 69428,34148 -63102838,21
92 -6411,724868 -656,8531101 2310,707689 62877,22109 6441,495709 22660186,02
92 -6411,724868 6972,155515 -6277,795536 62877,22109 68373,14027 -61563829,7
93 341,6618481 9,963884475 2310,368656 3350,541079 97,7118295 22656861,26
93 -5755,031197 6930,570609 -6197,337027 56437,28893 67965,33373 -60774805,29
94 281,7443589 4,396030001 2312,75507 2762,95423 43,11010781 22680263,87
94 -5192,241456 6893,567202 -6122,51647 50918,23507 67602,45612 -60041070,01
95 -4695,391474 6875,961695 -6097,390875 46045,82602 67429,80596 -59794673,35
96 111,9082294 -23,4571318 2463,82649 1097,439243 230,0347087 24161760,86
96 -4426,792909 6608,194329 -5792,078401 43411,78734 64803,91851 -56800596,05
97 -204,1834428 89,03332787 1766,253865 2002,34535 873,1142331 17320945,15
97 -4274,844064 5171,651345 -5297,864179 41921,6858 50716,31608 -51954034,86
99 -204,1830371 -89,03360478 1766,253828 2002,341371 873,1169486 17320944,79
99 -2302,751339 4933,059096 -4672,047042 22582,16129 48376,53733 -45816896,52
99 -4274,843991 -5171,65149 -5297,864484 41921,68508 50716,3175 -51954037,85
100 111,9087245 23,45680858 2463,826528 1097,444097 230,0315391 24161761,23
100 -4426,792655 -6608,194504 -5792,07872 43411,78485 64803,92022 -56800599,17
101 265,8077897 -21,39141893 2298,695585 2606,67067 209,7770889 22542388,13
101 -4695,391652 -6875,958137 -6097,389689 46045,82778 67429,77107 -59794661,73
102 281,7443828 -4,398695692 2312,755065 2762,954464 43,13624918 22680263,82
102 -5192,241965 -6893,563717 -6122,515502 50918,24006 67602,42194 -60041060,52
103 341,6617372 -9,966543475 2310,368656 3350,539992 97,73790524 22656861,27
103 -5755,032056 -6930,567123 -6197,336054 56437,29736 67965,29955 -60774795,75
104 -6411,726097 -6972,152033 -6277,79457 62877,23314 68373,10612 -61563820,23
104 -6411,726097 656,8513424 2310,708824 62877,23314 6441,478375 22660197,15
105 599,3477448 -132,9921347 2432,188819 5877,563594 1304,200668 23851502,88
105 -7097,807262 -7079,753132 -6434,730558 69605,3567 69428,30707 -63102828,69
106 -8631,051603 -6530,173207 -4226,510332 84641,27065 64038,79657 -41447696,22
106 -8631,051603 -3321,333457 3162,120228 84641,27065 32570,98868 31009648,23
107 0 2,47269E-13 1,35969E-13 0 2,42487E-12 1,3334E-09
107 0 -1105,92 -663,552 0 10845,31507 -6507189,043
108 -14560,61755 31,84171206 5377,969322 142790,152 312,2589335 52739593,95
108 -14560,61755 6972,204212 -10913,62047 142790,152 68373,61783 -107025510,5
109 -13608,19798 -29578,52429 -15241,50061 133450,1543 290064,7563 -149467299,9
109 -13608,19798 -27445,04929 13270,28618 133450,1543 269142,6204 130136388,4

56
114 -19231,07624 -15949,58511 -14331,65606 188591,4722 156411,2013 -140544818,3
114 -19231,07624 -11870,88511 13488,81416 188591,4722 116413,0219 132279404,9
115 -10758,08511 1279,906995 1483,578568 105500,2374 12551,53594 14548861,59
115 -10758,08511 4369,831995 -2753,725675 105500,2374 42853,19445 -27004686,2
116 -1177,727897 237,1259978 2529,542614 11549,5064 2325,39981 24806212,6
116 -10643,78295 6763,50887 -5672,517505 104379,3219 66327,02608 -55628110,17
117 -1045,325314 15,8176198 2298,960695 10251,08722 155,1170703 22544987,95
117 -9585,438242 6525,399487 -5412,978149 94000,55867 63991,98261 -53082911,52
118 -992,8038362 21,51319141 2314,10475 9736,0301 210,9712628 22693499,64
118 -8601,531502 6533,640297 -5410,003683 84351,77883 64072,79694 -53053742,12
119 -954,4239438 17,14827395 2308,03374 9359,653847 168,1662633 22633963,67
119 -7621,315857 6526,193315 -5401,621603 74739,19608 63999,76737 -52971542,41
120 -941,5092014 -37,32250036 2356,408681 9233,004134 366,006832 23108357,38
120 -6655,688813 6475,953731 -5257,533667 65269,67791 63507,08786 -51558529,66
120 -5864,525611 -6472,031696 -5259,103108 57511,05686 63468,62603 -51573920,54
121 -6691,479846 -5850,258205 -5001,582393 65620,66626 57371,14211 -49048517,89
121 -6691,479846 611,6256078 2018,680587 65620,66626 5997,967686 19796393,05
122 -5356,077484 -2648,520527 -2913,771028 52524,90945 25972,9814 -28574186,96
122 -5356,077484 116,2794728 884,590554 52524,90945 1140,306278 8674825,727
124 -5356,078798 -116,2795324 884,5905179 52524,92234 1140,306863 8674825,373
124 -5356,078798 2648,520468 -2913,770885 52524,92234 25972,98082 -28574185,56
125 -6691,48224 -611,6270993 2018,679801 65620,68973 5997,982312 19796385,33
125 -6691,48224 5850,261088 -5001,582993 65620,68973 57371,17039 -49048523,78
126 -941,5098833 37,31962007 2356,408619 9233,010822 365,9785862 23108356,77
126 -5864,527594 6472,034986 -5259,1037 57511,0763 63468,65829 -51573926,35
126 -6655,690783 -6475,950428 -5257,533076 65269,69723 63507,05547 -51558523,87
133 -954,424319 -17,15107337 2308,03375 9359,657527 168,1937161 22633963,77
133 -7621,317225 -6526,189972 -5401,620909 74739,2095 63999,73458 -52971535,61
134 -992,8038973 -21,51600284 2314,104749 9736,030699 210,9988334 22693499,63
134 -8601,532269 -6533,636964 -5410,003018 84351,78634 64072,76425 -53053735,59
135 -1045,325062 -15,82042888 2298,960695 10251,08475 155,1446179 22544987,95
135 -9585,438403 -6525,396149 -5412,977475 94000,56024 63991,94987 -53082904,9
136 -1177,727319 -237,1287515 2529,542525 11549,50073 2325,426814 24806211,72
136 -10643,78248 -6763,505473 -5672,516796 104379,3173 66326,99277 -55628103,21
137 -10758,08445 -4369,832442 -2753,726142 105500,231 42853,19883 -27004690,78
137 -10758,08445 -1279,907442 1483,578771 105500,231 12551,54032 14548863,58
138 -20187,01768 13609,00037 -6789,753119 197966,0076 133458,023 -66584392,94
138 -3142,284835 -18246,85247 -8434,123971 30815,13046 178939,5835 -82710080,14
138 -3142,284835 -16407,25247 8892,928502 30815,13046 160899,3621 87209392,65
143 -4123,798519 7878,625322 8473,816941 40440,44256 77262,52708 83099333,21

57
143 -4123,798519 10015,62532 -9420,433704 40440,44256 98219,23128 -92382425,16
143 -22445,45358 -8554,488338 -7393,710918 220113,5851 83890,44534 -72507165,49
144 -3958,36924 -90,73957418 1511,770552 38818,14379 889,8467081 14825329,1
144 -3958,36924 4084,685426 -4018,939887 38818,14379 40056,8761 -39412135,9
146 -3958,366914 -4084,685214 -4018,939506 38818,12098 40056,87402 -39412132,16
146 -3958,366914 90,73978583 1511,770405 38818,12098 889,8487837 14825327,65
147 -11327,14073 674,1234379 333,9058433 111080,7383 6610,858906 3274481,043
147 -11327,14073 1836,723438 -921,5175946 111080,7383 18012,01207 -9036954,444
147 -945,6308255 -2588,452837 -2347,886599 9273,423254 25383,92159 -23024784,72
173 -74,80311367 -520,2000818 3461,927167 733,5642145 5101,394122 33949734,95
173 -3107,815065 -6276,195635 -7517,43459 30477,09921 61548,14011 -73720474,05
174 -74,80311367 520,1999182 3461,927167 733,5642145 5101,392518 33949734,95
174 -3107,814766 6276,195553 -7517,434346 30477,09628 61548,13931 -73720471,66
175 -4241,20834 -3392,691019 -4239,447537 41591,83371 33270,76374 -41574566,22
175 -4241,20834 -627,8910186 1791,425518 41591,83371 6157,476063 17567793,49
176 -4241,20851 627,8909979 1791,425523 41591,83538 6157,47586 17567793,54
176 -4241,20851 3392,690998 -4239,44747 41591,83538 33270,76354 -41574565,56
177 -4236,647367 -180,5289789 2747,12243 41547,10607 1770,375484 26939930,82
177 -4236,645857 -4845,670972 -5462,890494 41547,09126 47519,55696 -53572381,92
178 -4236,647367 627,6710211 2747,12243 41547,10607 6155,318636 26939930,82
178 -4236,647367 4845,671021 -5462,890633 41547,10607 47519,55744 -53572383,29
179 -7954,955672 150,5758623 4321,55508 78011,06829 1476,637251 42379762,05
179 -10666,48017 -7849,24632 -11906,87916 104601,9044 76974,41896 -116766001,1
180 -7954,955672 8057,209196 -12893,38726 78011,06829 79013,8277 -126440291,5
180 -10666,48017 -1426,54632 3697,909805 104601,9044 13989,56914 36263922,29
180 -10666,48017 57,3870133 4476,21168 104601,9044 562,7714846 43896417,46
185 -1904,368247 368,4612631 4159,686281 18675,37765 3613,352223 40792379,49
185 -17268,57308 -7858,783824 -11788,99801 169345,9887 77067,94945 -115609987,9
186 -1904,368247 7557,211263 -10496,53231 18675,37765 74110,54797 -102935293,7
186 -17268,57308 -2266,433824 2342,024048 169345,9887 22226,00994 22967293,03
186 -17268,57308 549,9161762 3952,753951 169345,9887 5392,807973 38763076,89
187 -12047,57451 68,73649887 2951,264053 118145,7442 674,0713498 28941866,06
187 -12047,57451 1451,136499 1811,359305 118145,7442 14230,71519 17763276,16
187 -7958,259583 -4702,42401 -8195,708171 78043,46842 46114,7913 -80372031,75
188 -12047,57451 4734,336499 -8244,450192 118145,7442 46427,74431 -80850025,25
188 -7958,259583 -36,82400997 2856,399874 78043,46842 361,1183361 28011571
193 -4483,353087 6,308468668 3389,973386 43966,45038 61,86462883 33244113,01
193 -17495,78912 -4524,038804 -7388,902361 171574,2056 44365,43894 -72460009,9
194 -4483,353087 4671,908469 -7265,614723 43966,45038 45815,53759 -71250977,34
194 -17495,78912 -1701,638804 1041,194649 171574,2056 16687,2911 10210579,45

58
194 -17495,78912 141,5611958 2601,272258 171574,2056 1388,234022 25509636,52
195 -13822,29033 16,59700056 3135,200281 135549,6724 162,7601457 30745655,08
195 -13822,29033 558,1303339 2984,79067 135549,6724 5473,360932 29270648,18
195 -4640,252079 -5548,313464 -7553,637195 45505,09604 54410,09081 -74075498,51
196 -13822,29033 1414,630334 2984,79067 135549,6724 13872,71383 29270648,18
196 -13822,29033 5632,630334 -7586,100332 135549,6724 55236,95263 -74393851,52
201 -10473,49348 -5184,517238 -6315,213229 102709,3612 50842,48674 -61930770,06
201 -10473,49348 -1669,517238 2252,329864 102709,3612 16372,28774 22087698,05
202 -5351,504723 5226,686885 -6752,490907 52480,06622 51256,02761 -66218977,33
202 -10473,49348 -784,0372375 2252,329864 102709,3612 7688,739573 22087698,05
202 -10473,49348 -226,3572375 2513,001816 102709,3612 2219,794885 24644003,61
203 -13773,24885 -8611,220458 -12626,87292 135068,7422 84446,79454 -123826691,9
203 -13773,24885 -1068,820458 6733,208916 135068,7422 10481,4947 66029886,55
204 -1401,579288 -132,3821456 4336,833081 13744,72745 1298,218749 42529587,29
204 -17298,24418 -7483,18297 -11820,98002 169636,9613 73384,58211 -115923622,7
205 -10534,09998 1616,202218 5697,233946 103303,7049 15849,44867 55870494,42
205 -10534,09998 5302,602218 -8140,374927 103303,7049 52000,49891 -79829400,76
205 -11533,98157 -5197,38912 -7985,647549 113109,1436 50968,71614 -78312051,25
206 -7688,590222 4542,896841 -7545,318811 75398,92888 44550,37216 -73993923,45
206 -14124,77847 -4551,919322 -7519,5975 138516,0526 44638,85202 -73741684,84
206 -14124,77847 56,08067817 3719,999109 138516,0526 549,9607785 36480543,27
207 -9549,621537 4489,191101 -5364,361416 93649,31856 44023,70145 -52606146,66
207 -5531,169242 -4645,33001 -5686,476551 54241,96429 45554,89328 -55765000,94
207 -5531,169242 116,5699897 1724,81348 54241,96429 1143,155261 16914555,87
208 -7324,40142 308,5539414 1896,901581 71827,47496 3025,865082 18602155,04
208 -7324,40142 4333,563941 -5634,605244 71827,47496 42497,52815 -55256319,78
208 -8451,328216 -4190,837897 -5327,360238 82878,79528 41097,87092 -52243290,91
132279404,9
Ultimate = 220113,5851 290064,7563
-149467299,9

59
4.7 Perhitungan Kebutuhan Tulangan Plat
4.7.1 Pembebanan Plat dan Gaya Momen Plat
1. Data plat

Panjang bentang arah x = 4000 mm

Panjang bentang arah y = 6000 mm

Diameter tulangan = 16 mm

Tebal selimut beton = 25 mm

Lebar balok = 300 mm

Lebar plat diambil = 1000 mm

Tebal plat = 150 mm

2. Pembebanan plat

Bj beton = 2400 kg / m3

Bj air = 1000 kg / m3

Keramik = 24 kg / m2

Spesi = 21 kg / m2

Plafond = 20 kg / m2

Plumbing = 20 kg / m2

Me = 25 kg / m2

Beban hidup aula = 400 kg / m2

Pembebanan akibat beban mati

Berat sendiri = 3,5305 kN / m2

Keramik = 0,2354 kN / m2

spesi = 0,2059 kN / m2

60
plafond = 0,1961 kN / m2

plumbing = 0,1961 kN / m2

Me = 0,2452 kN / m2

Beban ultimate akibat beban mati = 4,6093 kN / m2

Pembebanan akibat beban hidup

Beban hidup aula = 3,9228 kN / m2

Beban ultimate akibat beban hidup = 3,9228 kN / m2

Beban ultimate terfaktor plat = 11,807628 kN / m2

3. Gaya momen plat

Koefisien momen plat dua arah = 1,5

Lapangan x = 36

Lapangan y = 17

Tumpuan x = 76

Tumpuan y = 57

Momen akibat beban terfaktor

Momen lapangan arah x = 6801193,728 N.mm

Momen lapangan arah y = 7226268,336 N.mm

Momen tumpuan arah x = 14358075,65 N.mm

Momen tumpuan arah y = 24229252,66 N.mm

4.7.2 Penulangan Plat Arah x


1. Gaya gaya dalam rencana terfaktor

Momen ultimate tumpuan terfaktor = 14358075,65 N.mm

Momen ultimate lapangan terfaktor = 6801193,728 N.mm

61
2. Perhitungan tulangan tumpuan

Untuk fc' 17 ≤ fc' ≤ 28 nilai  = 0,85

Rasio tulangan kondisi balance

 =  0.85 x fc’/ fy x 600 / ( 600 + fy ) = 0,0275

Faktor momen pikul maksimum

Kmax = 382,5 x  x fc' (600 + fy -225 b1)/(600+fy)2 = 6,6741

Faktor tahanan momen maksimum

Rmax = 0,75 x b x fy x (1-1/2 x 0,75 x b x fy / 0,85 x fc’) = 6,6741

Faktor reduksi kekuatan lentur  = 0,8

Jarak tulangan terhadap sisi luar beton

ds = ts + D/2 = 33 mm

Momen nominal rencana

Mn = Mu /  = 17947594,56 N.mm

Fakor momen pikul

K = Mn / b x d2 = 1,3111

Cek faktor momen pikul K < Kmax = OKE

Faktor tahanan momen

Rn = Mn / b x d2 = 1,3111

Cek faktor tahanan momen Rn < Rmax = OKE

Rasio tulangan maksimum

maks = 0,75 b = 0,0206

62
Rasio tulangan minimum min = 1,4/fy = 0,0035

Rasio tulangan perlu

m = fy / 0,85 x fc' = 18,5400

 = 1/m (1 - √ 1 – 2m x Rn / fy = 0,0034

Cek rasio tulangan

min < perlu < max < b = Menggunakan rasio tulangan minimum

Maka digunakan rasio tulangan  = 0,0035

Luas tulangan yang digunakan As =  x b x d = 409,5000 mm2

Jarak tulangan S = ¼  D2 x b / As = 490,7448 mm

Jarak tulangan maksimum s = 2 x t = 300 mm

Jarak tulangan yang digunakan s = 200 mm

Luas tulangan yang digunakan As =  / 4 x D2 x b / s = 1004,8000 mm2

Momen nominal a = As x fy / (0,85 fc' x b) = 18,6290 mm

Mn = As x fy x (d - a/2) = 43280949,18 N.mm

Mn x  = 34624759,34 N.mm

Cek persyaratan

Mn x  > Mu = OKE

3. Perhitungan tulangan lapangan

Untuk fc' 17 ≤ fc' ≤ 28  = 0,85

Rasio tulangan kondisi balance

 =  0.85 x fc’/ fy x 600 / ( 600 + fy ) = 0,0275

Faktor momen pikul maksimum

63
Kmax = 382,5 x  x fc' (600 + fy -225 b1)/(600+fy)2 = 6,6741

Faktor tahanan momen maksimum

Rmax = 0,75 x b x fy x (1-1/2 x 0,75 x b x fy / 0,85 x fc’) = 6,6741

Faktor reduksi kekuatan lentur  = 0,8

Jarak tulangan terhadap sisi luar beton ds = ts + D/2 = 33 mm

Momen nominal rencana Mn = Mu /  = 8501492,16 N.mm

Fakor momen pikul K = Mn / b x d2 = 0,6210

Cek faktor momen pikul K < Kmax = OKE

Faktor tahanan momen Rn = Mn / b x d2 = 0,6210

Cek faktor tahanan momen Rn < Rmax = OKE

Rasio tulangan maksimum maks = 0,75 b = 0,0206

Rasio tulangan minimum min = 1,4/fy = 0,0035

Rasio tulangan perlu m = fy / 0,85 x fc' = 18,5400

 = 1/m (1 - √ 1 – 2m x Rn / fy = 0,0016

Cek rasio tulangan

min < perlu < max < b = Menggunakan rasio tulangan minimum

Maka digunakan rasio tulangan  = 0,0035

Luas tulangan yang digunakan As =  x b x d = 409,5000 mm2

Jarak tulangan S = ¼  D2 x b / As = 490,7448 mm

Jarak tulangan maksimum s = 2 x t = 300 mm

Jarak tulangan yang digunakan s = 200 mm

Luas tulangan yang digunakan As =  / 4 x D2 x b / s = 1004,8000 mm2

64
Momen nominal a = As x fy / (0,85 fc' x b) = 18,6290 mm

Mn = As x fy x (d - a/2) = 43280949,18 N.mm

Mn x  = 34624759,34 N.mm

Cek persyaratan Mn x  > Mu = OKE

4. Kontrol lendutan plat

Modulus elastisitas beton Ec = 4700 √fc = 23678,9820 MPa

Modulus elastisitas baja Es = 200000 MPa

faktor modifikasi yang merefleksikan properti mekanis tereduksi dari beton =1

Panjang bentang plat Lx = 4000 mm

Momen max akibat beban terfaktor Ma = 14358075,65 N.mm

Perbandingan modulus elastisitas baja dengan beton n = Es / Ec = 8,4463 mm

Jarak garis serat tekan ke sumbu netral c = n x As / b = 8,4869 mm

Jarak sumbu pusat ke penampang yt = t / 2 = 75 mm

Momen inersia bruto penampang plat Ig = 1/12 x b x t3 =281250000,0000 mm4

Modulus hancur beton fr = 0,62 x l x √fc = 3,1236 MPa

Momen retak Mcr = fr x Ig / yt = 11713538,98 N.mm

Momen inersia retak

Icr = 1/3 x b x c3 + n x As x ( d - c )2 = 1,00,E+08 mm4

Momen inersia efektif

Ie = (Mcr / Ma)3 xIg + (1-(Mcr/Mu)) x Icr = 1,71,E+08 mm4

Defleksi tegak lurus momen retak

∆cr = 5 x Ma x Lx2 x / 48 x Ec x Ie = 5,9047 mm

65
Rasio tulangan  = As / ( b x d ) = 0,0086

Faktor pengaruh waktu dalam 60 bulan atau lebih  = 2,00

Faktor pengali defleksi jangka panjang ∆=  / (  + 50 x  ) = 1,3992

Lendutan jangka panjang ∆T = 1 + ∆ x ∆s = 9,6609 mm

Lendutan total ∆all = ∆T + ∆s = 15,5656 mm

Lendutan izin maksimum Δmax = Lx / 240 = 16,6667 mm

Kontrol lendutan Δall < Δmax = OKE

4.7.3 Penulangan Plat Arah y


1. Gaya gaya dalam rencana terfaktor

Momen ultimate tumpuan terfaktor = 24229252,66 N.mm

Momen ultimate lapangan terfaktor = 7226268,336 N.mm

Untuk fc' 17 ≤ fc' ≤ 28 nilai  = 0,85

Rasio tulangan kondisi balance

 =  0.85 x fc’/ fy x 600 / ( 600 + fy ) = 0,0275

Faktor momen pikul maksimum

Kmax = 382,5 x  x fc' (600 + fy -225 b1)/(600+fy)2 = 6,6741 MPa

Faktor tahanan momen maksimum

Rmax = 0,75 x b x fy x (1-1/2 x 0,75 x b x fy / 0,85 x fc’) = 6,6741 MPa

Faktor reduksi kekuatan lentur  = 0,8

Jarak tulangan terhadap sisi luar beton ds = ts + D/2 = 33

Momen nominal rencana Mn = Mu /  = 30286565,82 N.mm

Fakor momen pikul K = Mn / b x d2 = 2,2125

66
Cek faktor momen pikul K < Kmax = OKE

Faktor tahanan momen Rn = Mn / b x d2 = 2,2125

Cek faktor tahanan momen Rn < Rmax = OKE

Rasio tulangan maksimum maks = 0,75 b = 0,0206

Rasio tulangan minimum min = 1,4/fy = 0,0035

Rasio tulangan perlu m = fy / 0,85 x fc' = 18,5400

 = 1/m (1 - √ 1 – 2m x Rn / fy = 0,0058

Cek rasio tulangan min < perlu < max < b = OKE

Maka digunakan rasio tulangan  = 0,005848239

Luas tulangan yang digunakan As =  x b x d = 684,2440 mm2

Jarak tulangan S = ¼  D2 x b / As = 293,6964 mm

Jarak tulangan maksimum s = 2 x t = 300 mm

Jarak tulangan yang digunakan s = 200 mm

Luas tulangan yang digunakan As =  / 4 x D2 x b / s = 1004,8000 mm2

Momen nominal a = As x fy / (0,85 fc' x b) = 18,6290 mm

Mn = As x fy x (d - a/2) = 43280949,18 N.mm

Mn x  = 34624759,34 N.mm

Cek persyaratan Mn x  > Mu = OKE

2. Perhitungan tulangan lapangan

Untuk fc' 17 ≤ fc' ≤ 28  = 0,85

Rasio tulangan kondisi balance

 =  0.85 x fc’/ fy x 600 / ( 600 + fy ) = 0,0275

67
Faktor momen pikul maksimum

Kmax = 382,5 x  x fc' (600 + fy -225 b1)/(600+fy)2 = 6,6741

Faktor tahanan momen maksimum

Rmax = 0,75 x b x fy x (1-1/2 x 0,75 x b x fy / 0,85 x fc’) = 6,6741

Faktor reduksi kekuatan lentur  = 0,8

Jarak tulangan terhadap sisi luar beton ds = ts + D/2 = 33 mm

Momen nominal rencana Mn = Mu /  = 9032835,42 N.mm

Fakor momen pikul K = Mn / b x d2 = 0,6599

Cek faktor momen pikul K < Kmax = OKE

Faktor tahanan momen Rn = Mn / b x d2 = 0,6599

Cek faktor tahanan momen Rn < Rmax = OKE

Rasio tulangan maksimum maks = 0,75 b = 0,0206

Rasio tulangan minimum min = 1,4/fy = 0,0035

Rasio tulangan perlu m = fy / 0,85 x fc' = 18,5400

 = 1/m (1 - √ 1 – 2m x Rn / fy = = 0,0017

Cek rasio tulangan

min < perlu < max < b = Menggunakan rasio tulangan minimum

Maka digunakan rasio tulangan  = 0,0035

Luas tulangan yang digunakan As =  x b x d = 409,5000 mm2

Jarak tulangan S = ¼  D2 x b / As = 490,7448 mm

Jarak tulangan maksimum s = 2 x t = 300 mm

Jarak tulangan yang digunakan s = 200 mm

68
Luas tulangan yang digunakan As =  / 4 x D2 x b / s = 1004,8000 mm2

Momen nominal a = As x fy / (0,85 fc' x b) = 18,6290 mm

Mn = As x fy x (d - a/2) = 43280949,18 N.mm

Mn x  = 34624759,34 N.mm

Cek persyaratan Mn x  > Mu = OKE

3. Kontrol lendutan plat

Modulus elastisitas beton Ec = 4700 √fc’ = 23678,9820 N.mm

Modulus elastisitas baja Es = 200000 N.mm

faktor modifikasi yang merefleksikan properti mekanis tereduksi dari beton =1

Panjang bentang plat Ly = 6000 mm

Momen max akibat beban terfaktor Ma = 2,42,E+07 N.mm

Perbandingan modulus elastisitas baja dengan beton n= Es / Ec = 8,4463

Jarak garis serat tekan ke sumbu netral c = n x As / b = 8,4869 mm

Jarak sumbu pusat ke penampang yt = t / 2 = 75 mm

Momen inersia bruto penampang plat Ig = 1/12 x b x t3 = 2,81,E+08 mm4

Modulus hancur beton fr = 0,62 x l x √fc’ = 3,1236 MPa

Momen retak Mcr = fr x Ig / yt = 11713538,98 N.mm

Momen inersia retak Icr = 1/3 x b x c3 + n x As x ( d - c )2 = 1,00,E+08 mm4

Momen inersia efektif

Ie = (Mcr / Ma)3 xIg + (1-(Mcr/Mu)) x Icr = 8,35,E+07 mm4

Defleksi tegak lurus momen retak

∆max = 5 x Ma x Ly2 x / 48 x Ec x Ie = 45,9510 mm

69
Rasio tulangan  = As / ( b x d ) = 0,0086

Faktor pengaruh waktu dalam 60 bulan atau lebih  = 2,00

Faktor pengali defleksi jangka panjang ∆=  / ( 1 + 50 x  ) = 1,3992

Lendutan jangka panjang ∆T = 1 + ∆ x ∆s = 65,6933 mm

Lendutan total ∆all = ∆T + ∆s = 111,6443 mm

Lendutan izin maksimum max = Ly / 240 = 25,0000 mm

Kontrol lendutan Δall < Δmax = Danger “Membutuhkan balok anak”

70
4.7.4 Rekapitulasi Perhitungan Penulangan Plat
Tabel 4.5 Rekapitulasi perhitungan penulangan plat

Ukuran Plat Arah x


Luas Luas
No Fungsi Ly / Lx Mut Mul Tulangan Tulangan Lendutan
Lebar x Panjang
(kN.m) (kN.m) Tumpuan Lapangan (mm)
(mm2) (mm2)
1 3000,000 x 4000,000 Atap 1,333 3,893 1,749 1004,800 1004,800 1,625
2 3000,000 x 4000,000 Aula 1,333 7,333 3,294 1004,800 1004,800 2,040
3 3000,000 x 4000,000 Sekolah 1,333 5,871 2,638 1004,800 1004,800 1,660
4 4000,000 x 4000,000 Atap 1,000 5,216 2,106 1004,800 1004,800 3,325
5 4000,000 x 4000,000 Aula 1,000 9,824 3,967 1004,800 1004,800 5,025
6 4000,000 x 5000,000 Atap 1,250 6,419 2,808 1004,800 1004,800 5,914
7 4000,000 x 5000,000 Aula 1,250 12,091 5,290 1004,800 1004,800 9,287
8 4000,000 x 5000,000 Sekolah 1,250 9,681 4,235 1004,800 1004,800 4,825
9 4000,000 x 6000,000 Atap 1,500 7,623 3,611 1004,800 1004,800 10,095
10 4000,000 x 6000,000 Aula 1,500 14,358 6,801 1004,800 1004,800 15,566
11 4000,000 x 6000,000 Sekolah 1,500 11,496 5,445 1004,800 1004,800 7,966
12 5000,000 x 6000,000 Atap 1,200 10,030 4,388 1004,800 1004,800 35,352
13 5000,000 x 6000,000 Aula 1,200 18,892 8,265 1004,800 1004,800 48,835
14 6000,000 x 6000,000 Atap 1,000 11,735 4,739 1004,800 1004,800 75,849
15 6000,000 x 6000,000 Aula 1,000 22,104 8,927 1004,800 1004,800 95,842
Arah y
1 3000 x 4000 Atap 1 5,717 1,906 1004,800 1004,800 4,228
2 3000 x 4000 Aula 1 10,769 3,590 1004,800 1004,800 6,548
3 3000 x 4000 Sekolah 1 8,622 2,874 1004,800 1004,800 3,574
4 4000 x 4000 Atap 1 5,216 2,106 1004,800 1004,800 3,325
5 4000 x 4000 Aula 1 9,824 3,967 4000,000 Aula 1,000
6 4000 x 5000 Atap 1 8,776 3,134 1004,800 1004,800 23,738
7 4000 x 5000 Aula 1 16,531 5,904 1004,800 1004,800 35,147
8 4000 x 5000 Sekolah 1 13,236 4,727 1004,800 1004,800 18,314
9 4000 x 6000 Atap 2 12,863 3,836 1004,800 1004,800 92,904
10 4000 x 6000 Aula 2 24,229 7,226 1004,800 1004,800 111,644
11 4000 x 6000 Sekolah 2 19,400 5,786 1004,800 1004,800 73,957
12 5000 x 6000 Atap 1 12,638 4,513 1004,800 1004,800 89,532
13 5000 x 6000 Aula 1 23,804 8,501 1004,800 1004,800 108,595
14 6000 x 6000 Atap 1 11,735 4,739 1004,800 1004,800 75,849
15 6000 x 6000 Aula 1 22,104 8,927 1004,800 1004,800 95,842

71
4.8 Perhitungan Penulangan Balok
1. Bahan struktur

Mutu beton fc' = 25,38 Mpa

Mutu baja tulangan lentur fy = 400 Mpa

Mutu baja tulangan geser fy = 240 Mpa

2. Dimensi penampang balok

Panjang bentang L = 6000 mm

Tinggi balok h = 400 mm

Lebar balok b = 300 mm

Diameter tulangan lentur D = 16 mm

Dimeter tulangan geser P = 12 mm

Tebal selimut beton ts = 50 mm

Tinggi efektif balok d = 330,00 mm

3. Gaya - gaya dalam rencana terfaktor

Momen ultimate positif terfaktor Mu+ = 132279404,9 N.mm

Momen ultimate negatif terfaktor Mu- = 149467299,9 N.mm

Geser ultimater terfaktor Vu = 220113,5851 N

Torsi ultimate Tu = 16124778,4 N.mm

4. Perhitungan tulangan

Untuk fc' 17 ≤ fc' ≤ 28  = 0,85

Rasio tulangan kondisi balance

b = b1x 0.85 x fc’/ fy x 600 / ( 600 + fy ) = 0,0275

72
Faktor momen pikul maksimum

Kmax = 382,5 x  x fc' (600 + fy -225 )/(600+fy)2 = 6,6741 Mpa

Faktor tahanan momen maksimum

Rmax = 0,75 x b x fy x (1-1/2 x 0,75 x b x fy / 0,85 x fc’) = 6,6741m Mpa

Faktor reduksi kekuatan lentur  = 0,80

Jarak tulangan terhadap sisi luar beton ds = ts + P + D/2 = 70,00 mm

Jumlah tulangan dalam 1 baris m = b - 2ds / 25 + D = 3,9024 bh

Digunakan tulangan dalam 1 baris = 4 bh

5. Tulangan momen positif

Momen nominal rencana Mn = Mu /  = 165349256 N.mm

Faktor tahanan momen Rn = Mn / b x d2 = 5,0612 MPa

Rn < Rmax = OK

Faktor momen pikul K = Mn / b x d2 = 5,0612 Mpa

K < Kmax = OK

Rasio tulangan maksimum maks = 0,75 b = 0,0206

Rasio tulangan minimum min = 1,4/fy = 0,0035

Rasio tulangan perlu m = fy / 0,85 x fc' = 18,5400

 = 1/m (1 - √ 1 – 2m x Rn / fy = 0,0146

Cek rasio tulangan min < perlu < max < b = OKE

Luas tulangan yang digunakan As =  x b x d = 1449,337 mm2

Jarak tulangan S = ¼  D2 x b / As = 7,21 bh, n = 8 bh

Luas tulangan yang terpakai As =  / 4 x D2 x n = 1607,68 mm2

73
Jumlah baris tulangan yang digunakan nb = n / m = 2,0000 baris

Jarak tulangan S = ¼  D2 x b / As = 37,5000 mm

Momen nominal a = As x fy / (0,85 fc' x b) = 99,3549 mm

Mn = As x fy x (d - a/2) = 180267598,3465 N.mm

Mn x  = 144214078,6772 N.mm

Mn x  > Mu = OK

Digunakan tulangan 8 D 16

6. Tulangan momen negatif

Momen nominal rencana Mn = Mu /  = 186834125 N.mm

Faktor tahanan momen Rn = Mn / b x d2 = 5,7188 MPa

Rn < Rmax = OK

Faktor momen pikul K = Mn / b x d2 = 5,7188 MPa

K < Kmax = OK

Rasio tulangan maksimum maks = 0,75 b = 0,0206

Rasio tulangan minimum min = 1,4/fy = 0,0035

Rasio tulangan perlu m = fy / 0,85 x fc' = 18,5400

 = 1/m (1 - √ 1 – 2m x Rn / fy = 0,0170

Cek rasio tulangan min < perlu < max < b = OKE

Luas tulangan yang digunakan As =  x b x d = 1679,548 mm2

Jarak tulangan S = ¼  D2 x b / As = 8,36 bh, n = 9 bh

Luas tulangan yang terpakai As =  / 4 x D2 x n = 1808,64 mm2

Jumlah baris tulangan yang digunakan nb = n / m = 2,2500 baris

74
Jarak tulangan S = ¼  D2 x b / As = 33,3333 mm

Momen nominal a = As x fy / (0,85 fc' x b) = 111,7742 mm

Mn = As x fy x (d - a/2) = 198308619,1573 N.mm

Mn x  = 158646895,3259 N.mm

Mn x  > Mu OK

Digunakan tulangan 9 D 16

7. Tulangan geser

Gaya geser ultimate rencana Vn = Vu /  = 293484,7801 N

Faktor reduksi kekuatan geser  = 0,75

Cek ukuran dimensi penampang

faktor modifikasi yang merefleksikan properti mekanis tereduksi dari beton =1

Kuat geser nominal yang ditahan oleh beton

Vc = 0,17 l √ fc' x b x d = 84790,9079 N

Cek, Vc = 63593,18097 N

Vu ≥ 0,5 fVc Hanya membutuhkan luas minimum tulangan geser

Cek dimensi penampang

Vc ≤ f (Vc + 0,66 x √ fc' x b x d = 310484,3542 Memenuhi

Kekuatan geser nominal yang diberikan oleh tulangan geser

Vs / f = Vu – Vc = 229891,5991 N

Selimut bersih tulangan Cc = ts + P = 4 mm

Tegangan tarik pada saat layan fs = 2/3 fy = 160 MPa

Spasi maksimum pada muka tarik tidak boleh memelbih yang terkecil dari

75
s = 380 (280 / fs) -2,5 Cc = 655 mm

s = 380 (280 / fs) = 665 mm

Spasi maksimum p s max = d / 2 = 165 mm

Spasi yang digunakan s = 165 mm

Luas tulangan geser Av = Vs x s / fy x d = 478,9408 mm2

Digunakan tulangan geser ns = Av / ( p / 4 x P2 ) = 4,2369 bh

ns = 5 bh

Luas tulangan yang digunakan Av = ( p / 4 x P2 ) x ns = 565,2 mm2

Kekuatan geser nominal yang diberikan tulangan geser yang digunakan

Vs = Av x fy x d / s = 271296 N

Kekuatan geser nominal  Vn = Vc + Vs = 267065,181 N

Cek, Vn > Vu = Aman

Digunakan tulangan geser 5 P 12 – 165

8. Tulangan torsi

Torsi ultimate Tu /  = 21499704,53 N.mm

Faktor reduksi kuat torsi  = 0,75

Tebal plat t = 150 mm

Tinggi bersih hw = t balok - t plat = 250 mm

Cek, hw < 4t = OK

pc = 2

Area yang dilingkup primeter luar beton Acp = Σbi x hi = 157500 mm2

Primeter area bruto beton Pcp = (Σbi + hi) pc = 2200 mm

76
Tth = 0,083 x l √ fc' (A2cp / Pcp) = 4715000,006 N.mm

 Tth =3536250,005 N.mm

Cek torsi apakah dapat diabaikan Tth ≥ Tu = Tidak memenuhi

nb : jika tidak memenuhi maka dibutuhkan tulangan torsi

Torsi desain

Retak torsi Tcr = 0,33 l √ fc' (A2cp / Pcp) = 18746385,57 MPa

Cek apakah penampang balok akan retak akibat momen torsi

Tcr > Tu = Retak

luas yang dilingkupi oleh garis pusat tulangan torsi transversal tertutup terluar

Aoh = 60000 mm2

keliling garis pusat tulangan torsi transversal tertutup terluar

ph = 1000 mm2

Cek apakah potongan cukup untuk menahan momen torsi

√((Vu / b x d)2 + (Tu x ph)2 / 1,7 A2oh) = 3,5073

 ((Vc / b x d) + 8 √ fc' = 40,7864

√ ((Vu / b x d)2 + (Tu x ph)2 / 1,7 A2oh) ≤  ((Vc / b x d) + 8 √ fc' = Aman

9. Tulangan transversal

30 < Θ < 60 = 450

cot 45 = 1

tan 45 = 1

Luas bruto yang dilingkupi oleh lintasan alir geser

Ao = 0,85 Aoh = 51000 mm2

77
Area/spasi tulangan transversal yang dibutuhkan

At / s = Tu / 2 x  x Ao x fy = 1,1710 mm2 / mm

Av / s = f x (f x Vs / fy x d) = 1,9268 mm2 / mm

Av / s + 2 At / s = 4,2688 mm2 / mm

S = p / 4 x P2 / (Av / s + 2 At / s) = 26,4803 mm

Spasi maksimum Smax = ph / 8 = 125 mm

Spasi yang diambil s = 125 mm

Luas tulangan transversal

At = Tu x s / 2 x  x Ao x fy = 146,3760 mm2

Jumlah tulangan yang digunakan n = At / p / 4 x D2 = 0,7980 bh

n = 1 bh

Digunakan tulangan 1 P 12 – 125

10. Tulangan longitudinal

Area tulangan longitudinal yang dibutuhkan

Al = ph x Tu / 2 x  x Ao x fy = 702,6047 mm2

Cek luas tulangan longitudinal minimum

0,42 x√ fc' x Acp / fy – (At / s) x ph x fyt / fy = 130,5679686 mm2

0,42 x√ fc' xAcp / fy – (0,175 x b / fyt) x ph x fyt / fy = 826,1726919 mm2

Luas tulangan longitudinal minimum = 130,5679686 mm2

Area tulangan longitudinal yang dibutuhkan > Luas tulangan longitudinal minimum,
mencukupi

Jumlah tulangan logitudinal yang digunakan n = As / ( p / 4 x D2 ) = 3,50 bh

78
n = 4 bh

Luas tulangan longitudinal yang digunakan Al =  / 4 x D2 x n = 803,84 bh

Digunakan tulangan 4 D 16

Torsi nominal penampang

 Tn = (2 x Ao x Al x fy / ph) x tanΘ = 19678003,2 N.mm

Cek,  > Tu OKE

4.9 Perhitungan Kapasitas Penampang Kolom


1. Bahan struktur

Mutu beton fc' = 25,38 MPa

Mutu baja tulangan fy = 420 MPa

Mutu baja tulangan geser fy = 240 MPa

2. Gaya gaya dalam rencana terfaktor

Gaya axial ultimate terfaktor Pu = 706.060,5671N

Momen ultimate terfaktor Mu = 291.587.690,1695 N.mm

Geser ultimater terfaktor Vu = 111.854,1686 N

Dimensi kolom

Tinggi h = 500,00 mm

Lebar kolom b = 400,00 mm

Panjang kolom L = 4000 mm

Diameter tulangan longitudinal yang digunakan D = 25,00 mm

Diameter tulangan geser yang digunakan P = 12,00 mm

Tebal selimut beton ts = 40,00 mm

Modulus elastisitas baja Es = 200.000,00 MPa

79
β1 = 0,80

Syarat Pn > 0,1 x fc’ x b x h

Faktor reduksi  = 0,65

3. Menentukan area tulangan longitudinal

Luas bruton penampang Ag = b x h = 200.000,00 mm2

Menentukan area tulangan minimum Asmin = 0,01 x Ag = 2.000,00 mm2

Area tulangan D 25,00 = 490,63 mm2

Jumlah tulangan per lapisan


Tabel 4.6 Jumlah tulangan per lapisan

Lapisan di, mm Jmlh As i,mm


6 65,00 5 2453,1
5 139,00 2 981,25
4 213,00 2 981,25
3 287,00 2 981,25
2 361,00 2 981,25
1 435,00 5 2453,1
∑ 8831,3
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton

d1 = 435,00 mm

d2 = 361,00mm

d3 = 287,00mm

d4 = 213,00mm

d5 = 139,00mm

d6 = 65,00mm

Regangan baja tulangan εt = (fy / Es)/ jmlh lapisan = 0,0004

Regangan beton εcu = 0,003

80
Jarak serat tekan ekstrem ke garis netral c = - εcu x d1 / εt – εcu = 409 mm

Hitung a, tinggi dari blok tegangan tekan ekivalen (a) dari nilai min berikut:

a = 327 mm

β1 x c = 327 mm

h = 500,00 mm

Gaya pada blok tekan beton

Tegangan pada masing masing baja tulangan

Pers 1 c > d1 min ( εcu x ((c – di) / c) atau fy / Es

Pers 2 c < d1 max (εcu x ((c – di) / c) atau -fy / Es

Maka regangan pada setiap lapis baja tulangan

εcu x ((c – d1) / c) = -0,0002

εcu x ((c – d2) / c) = 0,0004

εcu x ((c – d3) / c) = 0,0009

εcu x ((c – d4) / c) = 0,0009

εcu x ((c – d5) / c) = 0,0020

εcu x ((c – d6) / c) = 0,0021

fy / Es = 0,0021

εs1 = -0,0002

εs2 = 0,0004

εs3 = 0,0009

εs4 = 0,0009

εs5 = 0,0020

81
εs6 = 0,0021

Gaya internal pada masing masing baja tulangan

Cc = 0,85 x a x b x fc’= 2.891.035 N

Syarat 1 εsi > 0, Fsi = εsi x Asi x Es - 0,85 x Asi x fc’

Syarat 2 εsi < 0, Fsi = εsi x Asi x Es

Fs1 = εs1 x As1 x Es = -94.795 N

Fs2 = εs2 x As2 x Es - 0,85 x As2 x fc’ = 47.519 N

Fs3 = εs3 x As3 x Es - 0,85 x As3 x fc’ = 154.125 N

Fs4 = εs4 x As4 x Es - 0,85 x As4 x fc’ = 154.125 N

Fs5 = εs5 x As5 x Es - 0,85 x As5 x fc’ = 367.336 N

Fs6 = εs6 x As6 x Es - 0,85 x As6 x fc’ = 977.391 N

Kekuatan axial pada eksintris nol

Po = Cc + ∑Fsi = 4.426.959,94 N

 Po = 2.877.523,96 N

Cek,  Po > Pu = Aman

Lengan momen ke gaya Cc dan setiap Fsi

dcc = h / 2 – a / 2 = 86,53 mm

d1 = h / 2 – d1 = -185,00 mm

d2 = h / 2 – d2 = -111,00 mm

d3 = h / 2 – d3 = -37,00mm

d4 = h / 2 – d4 = 37,00 mm

d5 = h / 2 – d5 = 111,00 mm

82
d6 = h / 2 – d6 = 185,00 mm

Momen untuk setiap gaya dari tengah penampang

Mcc = dcc x ccc = 244.118.833,06 N.mm

M1 = d1 x Fs1 = 17.537.125,61 N.mm

M2 = d2 x Fs2 = -5.274.608,31 N.mm

M3 = d3 x Fs3 = -5.702.610,32N.mm

M4 = d4 x Fs4 = 5.702.610,32 N.mm

M5 = d5 x Fs5 = 40.774.276,24 N.mm

M6 = d6 x Fs6 = 180.817.378,36 N.mm

Mn = Mcc + ΣMsi = 477.973.004,96 N.mm

 Mn = 310.682.453,23N.mm

Syarat Mu < Mn = AMAN

4. Tulangan geser

Gaya geser ultimate rencana Vn = Vu /  = 149138,8915 N

Faktor reduksi kekuatan geser  = 0,75

Cek ukuran dimensi penampang

faktor modifikasi yang merefleksikan properti mekanis tereduksi dari beton =1

Kuat geser nominal yang ditahan oleh beton

Vc = 0,17 l √ fc' x b x d = 1123669,306 N

Cek,  Vc = 92751,97947 N

Vu ≥ 0,5 fVc Membutuhkan tulangan geser

83
dimensi penampang Vc ≤ f (Vc + 0,66 x √ fc' x b x d = 452847,8997 N, memenuhi

Kekuatan geser nominal yang diberikan oleh tulangan geser

Vs /  = Vu – Vc = 56.387 N

Selimut bersih tulangan Cc = ts + P = 52,00 mm

Tegangan tari pada saat layan fs = 2/3 fy = 160 MPa

Spasi maksimum pada muka tarik tidak boleh memelbih yang terkecil dari

s = 380 (280 / fs) -2,5 Cc = 535 mm

s = 380 (280 / fs) = 665 mm

Spasi maksimum p, s max = d / 2 = 180,5 mm

Spasi yang digunakan s = 200 mm

Luas tulangan geser Av = Vs x s / fy x d = 130,1637 mm2

Digunakan tulangan geser ns = Av / (  / 4 x P2 ) = 1,1515 bh, ns = 2 bh

Luas tulangan yang digunakan Av = ( p / 4 x P2 ) x ns = 226,08 mm2

Kekuatan geser nominal yang diberikan tulangan geser yang digunakan

Vs = Av x fy x d / s = 97937,856 N

Kekuatan geser nominal  Vn = Vc + Vs = 166205,3715 N

Cek, Vn > Vu = Aman

Digunakan tulangan geser 2 P 12 – 200

84
4.10 Permodelan SAP 2000 3 Dimensi
4.10.1 Properties Penampang

Gambar 4.25 Properties Penampang

4.10.2 Respon Spektrum

Gambar 4.26 Respon spektrum tanah keras kota dumai

85
4.10.3 Pembebanan Plat Lantai

Gambar 4.27 Pembebanan plat lantai 2

Gambar 4.28 Pembebanan plat lantai 3 atap

86
Gambar 4.29 Pembebanan plat lantai atap

4.11 Gaya – gaya Dalam SAP 2000


4.11.1 Deformasi Struktur

Gambar 4.30 Deformasi struktur

87
4.11.2 Axial

Gambar 4.31 Gaya axial 3D

4.11.3 Geser

Gambar 4.32 Gaya geser 3D

88
4.11.4 Momen

Gambar 4.33 Gaya moment 3D

4.12 Check Struktur

Gambar 4.34 Standar ACI 318 – 4M

89
Gambar 4.35 Check struktur menggunakan SAP 2000

90
5 BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis gaya – gaya dalam yang dilakukan menggunakan
software SAP 2000 dan perhitungan manual yang mengikuti aturan standar terbaru
mengenai peraturan gempa SNI 1726 : 2019 “ Tata cara perencanaan gempa untuk
struktur bangunan gedung dan non – gedung” dan SNI 2847 : 2019 “Persyaratan
beton struktural untuk bangunan gedung dan penjelasan”.

Pembebanan gempa dengan gaya geser gempa wilayah zona 2 dengan kondisi
tanah keras dan respon spektra Kota Dumai dapat di ketahui dengan struktur yang
ada tidak mampu menahan gaya geser gempa.

Sistem struktur yang kritis atau tidak mampu menahan gaya geser gempa
paling utama adalah kolom, kapasitas momen nominal kolom yang berdimensi 30
x 40 cm tidak mampu menahan gaya momen ultimate akibat gaya gempa. Setelah
dilakukan analisis ulang dapat disimpulkan bahwa kolom 30 x 40 cm perlu
dilakukan nya perkuatan, salah satu perkuatan yang dilakukan ialah dengan
melakukan pembesaran dimensi kolom menjadi 40 x 50 cm agar momen nominal
kapasitas penampang dapat menahan gaya geser gempa.

Pada plat yang memiliki bentang diatas 4 m dengan fungsi jenis beban
sekolah dan aula memiliki lendutan yang lebih besar dari lendutan maksimum,
lendutan maksimum jenis komponen struktur atap atau lantai dengan kondisi
memikul atau disatukan elemen elemen non – struktural batasan maksimumnya
yaitu L / 240.

Pada analisis statis 2 dimensi, plat tidak ikut menahan menahan gaya lateral
yang terjadi akibat beban gempa sehingga balok dan kolom langsung yang menahan
gaya lateral. Dengan kondisi diatas dapat disimpulkan perlu dilakukannya analisis
dinamis agar mendapatkan gaya gaya dalam perlawanan struktur terhadap beban
beban yang bekerja yang lebih optimal.

86
5.2 Saran
Dari pengamatan dan analisis yang dilakukan pada struktur gedung A STT
Dumai didapat beberapa saran sebagai berikut:

1. Dalam mendefinisikan pembebanan, beban yang akan di input semaksimal


mungkin menggunakan beban yang bekerja pada struktur.
2. Dalam melakukan perencanan, harus menggunakan peraturan – peraturan
terbaru agar didapatkan struktur yang aman.
3. Dalam menentukan dimensi struktur, harus mempertimbangkan keamanan,
keindahan serta ekonomis.

87

Anda mungkin juga menyukai