Anda di halaman 1dari 14

Desain Berbasis Kinerja (Performance Based Design) Untuk Struktur

Bangunan Gedung 10 Lantai Dengan Analisis Time History Pada


Tinjauan Drift dan Displacement

Ari Wibowo1
1)
Mahasiswa Teknik Sipil, Sekolah Tinggi Teknologi Dumai
Jl. Utama Karya Bukit Batrem II
Email: ari.wibowo@windowslive.com

ABSTRAK

Indonesia merupakan negara yang berada di wilayah jalur gempa pasifik (Circum Pasific
Earthquake Belt) dan jalur gempa asia (Trans Asiatic Earthquake Belt) sehingga sangat berpotensi
mengalami gempa, karena itu Indonesia termasuk dalam jalur cincin api Pasifik (Ring Of Fire).
Hal ini menegaskan pentingnya tinjauan beban gempa rencana dalam perencanaan desain struktur
sebagai antisipasi apabila terjadi gempa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kinerja struktur
berdasarkan drift dan Displacement sesuai dengan kinerja batas layan dan kinerja batas ultimit
yang tercantum dalam SNI 1726-2012 dan level kinerja struktur sesuai ATC-40.
Penelitian ini menggunakan analisis pushover dan riwayat waktu dengan 1 set ground motion yaitu
Imperial Valley. Perhitungan analisis struktur menggunakan software SAP2000 v.14 dalam model
tiga dimensi. Hasil analisis ini berupa perpindahan masing-masing tingkat dan simpangan antar
tingkat. Hasil analisis tersebut digunakan untuk mengontrol level kinerja struktur.
Pada saat beban dorong (Pushover) maksimum dengan Base Force 5502,70 kN 2 balok
mengalami D ke E kekuatan balok hanya kekuatan sisa dari elemen menuju batas dimana elemen
sudah mengalami keruntuhan. Dengan desain rencana kekuatan gempa rencana struktur masih
dibatas aman.
Hasil penelitian ini berdasarkan analisis riwayat waktu pada gempa rencana untuk rekaman gempa
Imperial Valley yang telah di skalakan dengan respon spektrum desain tinjauan Drift Maximum.
Menurut ATC-40 untuk gempa rencana maupun gempa aktual termasuk dalam level kinerja
gedung kategori IO (Immediate Occupancy) dengan persentase Drift Maximum 0,1%.

Kata Kunci :
Desain Berbasis Kinerja (Performance Based Design), Non-Linear Pushover Analysis, Non-
Linear Time History Analysis (NLTHA), Sendi Plastis.

I. PENDAHULUAN

Peraturan yang ada saat ini tidak jelas dalam memastikan level kinerja dari suatu bangunan
yang didesain, dengan menggunakan analisis performance based design, level kinerja suatu
bangunan dapat dinilai berdasarkan gempa yang direncanakan, sehingga pemilik bangunan dapat
memilih level kinerja dari bangunannya, yang berdampak dengan biaya pembangunan dan biaya
perbaikan. (Powel, 2007).
Berdasarkan beberapa pertimbangan yang telah dikemukakan di atas dalam penyusunan
Tugas Akhir ini penulis mengambil judul “Desain Berbasis Kinerja (Performance Based Design)
Untuk Struktur Bangunan Gedung 10 Lantai Dengan Analisis Time History Pada Tinjauan Drift
dan Displacement” yang strukturnya direncanakan mampu memikul berbagai beban-beban yang
terjadi selama masa layak struktur bangunan tersebut. Disamping itu dalam hitungan juga
didasarkan dengan peraturan SNI yang terbaru SNI-2013 tentang persyaratan beton struktural dan
beban minimum untuk perencanaan bangunan gedung serta aturan gempa terbaru SNI-2012.
Dalam analisis dinamik linier ada dua metode analisis yang dapat digunakan, yaitu: respon
spektrum dan time history. Riwayat waktu percepatan gempa (time history) memberikan
informasi besarnya percepatan tanah akibat gempa selama durasi atau waktu terjadinya gempa.
Pada penelitian ini digunakan analisis dinamik time history.

II. LANDASAN TEORI


II.1 Tinjauan Pustaka

Rujukan penelitian pertama yaitu jurnal penelitian oleh Boby Cullus Ertanto dari jurnal
ilmiah Inersia Volume XIII No. 2 Desember 2017. Boby Cullus Ertanto merupakan mahasiswa
Strata 2 teknik sipil, Departemen teknik sipil dan lingkungan Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta dengan judul Performance Based Design Bangunan Gedung Untuk Level Kinerja
Operasional. Pada penelitian ini dilakukan perancangan struktur bangunan berbasis kinerja yang
telah ditetapkan yaitu dalam level kinerja Operasional, Dimana didalam penelitian ini melakukan 2
metode berbasis kinerja yaitu Pushover dan Non Linear Time History Analysis (NLTHA). Dari
penggunaan nilai daktilitas sebesar μ 3 atau R 4.8 dan Ie 1.5, struktur yang didesain memiliki
kinerja opertional (O) saat terjadinya gempa rencana (DBE) dan immediate occupancy (IO) saat
terjadi gempa besar (MCE). Dengan menggunakan penerimaan menurut capacity spectrum
method, batas penerimaan elemen dan drift menurut FEMA 356.

II.2 Landasan Teori

Kerusakan yang timbul akibat terjadinya gempa pada bangunan gedung, terutama pada
bangunan bertingkat banyak, pada hakekatnya dapat disebabkan karena tidak memenuhinya
persyaratan bangunan tersebut terhadap prinsip desain bangunan tahan gempa, atau dapat juga
karena kekuatan gempanya yang cukup besar.
Yosafat Aji Pranata (2006), Metode analisis statik beban dorong (static nonlinear/pushover
analysis) merupakan suatu metode analisis, yang mana dari hasil analisis antara lain diperoleh
informasi berupa kurva kapasitas. Kurva kapasitas menyatakan hubungan antara gaya geser dasar
terhadap peralihan atap struktur bangunan gedung. Dari kurva kapasitas kemudian dapat
ditentukan daktilitas peralihan aktual struktur, yang mana bergantung pada penentuan titik
peralihan pada saat leleh pertama terjadi dan titik peralihan ultimit (target peralihan yang
diharapkan).

III. METODE PENELITIAN

Gedung yang ditinjau sebagai objek analisa ini adalah gedung yang akan direncanakan
sebagai tempat hunian/hotel/apartement. Gedung ini terdiri dari struktur beton bertulang 10 lantai.
Data struktur dari gedung tersebut antara lain:
Tipe bangunan : Struktur beton bertulang
Fungsi bangunan : Hotel/apartement, 10 lantai
Kategori resiko : II Tabel 1, SNI-1726-2012
Faktor keutamaan :1 Tabel 2, SNI-1726-2012
Koefisien modifikasi respon :5 Tabel 9, SNI-1726-2012
Lebar bangunan : 30 meter
Panjang bangunan : 30 meter
Tinggi lantai : 37,75 meter
Mutu beton (f’c) : 30 Mpa
Berat jenis beton : 2400 kg/m3
Modulus elastisitas beton : 4700 √f’c
Poisson ratio beton : 0,2
Tulangan longitudinal : BJTD 40, 400 Mpa
Tulangan transversal : BJTP 24, 240 Mpa
Poisson ratio baja : 0,3
Berat jenis baja : 78,50 kN/m3
Modulus elastisitas baja, Es : 200000 Mpa
Analisa Struktur dalam penelitian ini menggunakan program SAP 2000 v14 Untuk
menjalankan program SAP 2000 v14 dilakukan pemodelan struktur sebagai berikut :
a. Struktur merupakan jenis portal
b. Pembebanan pada pelat atap dan pelat lantai terdiri dari beban mati dan beban
hidup.
c. Dinding sebagai beban mati dengan metode pembebanan merata.
d. Kombinasi pembebanan SNI 1726:2012 antara lain ;
1. Kombinasi 1 : 1,4 D
2. Kombinasi 2 : 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (Lr atau R)
3. Kombinasi 3 : 1,2 D + 1,6 (Lr atau R) + (L atau 0,5 W)
4. Kombinasi 4 : 1,2 D + 1,0 W + L + 0,5 (Lr atau R)
5. Kombinasi 5 : 1,2D + 1,0 E + L
6. Kombinasi 6 : 0,9 D + 1,0 W
7. Kombinasi 7 : 0,9 D + 1,0 E
e. Balok dan kolom sebagai komponen struktur portal.
f. Titik fondasi dan kolom dianggap sebagai tumpuan jepit lateral.

Tahapan pelaksanaan dari penelitian ini secara garis besar dapat dilihat pada diagram alir :

Mulai
Check Memenuhi
Kriteria Kinerja?

Studi Literatur

Preliminary Design:
- Denah rencana
- Dimensi Elemen struktur
- Mutu bahan
- Data pembebanan

Pembebanan
Beban Mati Beban Gempa
- Berat Sendiri Elemen Struktur Beban Hidup - Sb x → Respons dinamik
- Berat Sendiri Komponen Struktur - Berat Hunian riwayat waktu
- Sb y → Respons dinamik
riwayat waktu

Pushover dan NLTHA


A B

Analisis Resiko

Check Memenuhi
Kriteria Resiko?

OK

Kesimpulan

SELESAI

Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian

IV. HASIL PEMBAHASAN


IV.1 Non-Linear Pushover Analysis

Analisis Pushover merupakan analisis statik non-linear yang memberikan beban dorong
secara bertahap sehingga struktur mengalami keruntuhan (Maksimal). Dalam analisis ini Drift dan

Displacement menjadi tinjauan utama.

Gambar 4.1 Pushover maximum step ke-261

Tinjaun Drift pada analisis non-linear pushover saat beban dorong maksimum diberikan
tidak melebihi 2 % dari tinggi per lantai struktur.
Tabel 4.1 Drift akibat beban dorong arah x-x
h ∆a
δen Cd
Lantai δn ∆ I Koef. gedung (koef.h)
(mm) (Tabel 9) (mm) (mm)
10 80,30 4,5 361,35 9,000 1 0,02 3750 75,0
9 78,30 4,5 352,35 16,200 1 0,02 3750 75,0
8 74,70 4,5 336,15 24,300 1 0,02 3750 75,0
7 69,30 4,5 311,85 29,250 1 0,02 3750 75,0
6 62,80 4,5 282,60 33,300 1 0,02 3750 75,0
5 55,40 4,5 249,30 39,600 1 0,02 3750 75,0
4 46,60 4,5 209,70 46,350 1 0,02 3750 75,0
3 36,30 4,5 163,35 54,000 1 0,02 3750 75,0
2 24,30 4,5 109,35 58,950 1 0,02 3750 75,0
1 11,20 4,5 50,40 50,400 1 0,02 4000 80,0

11
10
9
8
7
Lantai ke-

6
5
4
3
2
1
0
0.000 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 70.000 80.000 90.000
Drift
Drift (mm)
0,02 hx
Gambar 4.2 Drift akibat beban dorong maksimum arah x-x

Saat beban dorong maksimum diberikan ke struktur maka struktur akan mengalami defleksi
maksimum dari kinerja struktur. Adapun rangkuman mengenai perpindahan dengan analisis
pushover arah x-x dapat dilihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.2 Displacement akibat beban dorong arah x-x


Displacement
Lantai
(mm)
10 80,30
9 78,30
8 74,70
7 69,30
6 62,80
5 55,40
4 46,60
3 36,30
2 24,30
1 11,20

11
10
9
8
Lantai Ke-

7
6
5
4
3
2
1
0
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00

Displacement (mm)

Gambar 4.3 Displacement akibat beban dorong arah x-x

IV.2 Non-Linear Time History Analysis (NLTHA)

NLTHA menggunakan 1 set ground motion yaitu gempa imperial valley yang telah
diskalakan. Selain itu nilai drift 1 set gempa yang terjadi pada struktur selama tereksiitasi gempa
juga harus dibatasi seperti pada tabel 4.3 sebagai berikut.

Tabel 4.3 Batasan Drift Struktur


Lateral Drift Limit Residual Drift Limit
Earthquake Level
SNI TBI SNI TBI
MCER 2% 3% - 1%
ESL - 0,5 % - -
Matching Ground Motion vs Respons Spektrum
Imperial Valley
0.25
0.2
0.15
Acceleration (g)

0.1
0.05
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
-0.05
-0.1
-0.15
-0.2
-0.25

Time (s)

Gambar 4.4 Matching ground motion vs Respon Spektrum

Ground Motion Imperial Valley Original


0.4
0.3
0.2
Acceleration (g)

0.1
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
-0.1
-0.2
-0.3
-0.4

Time (s)

Gambar 4.5 Ground Motion Earthquake Imperial Valley

Hubungan desain grafik respons spektrum terhadap ground motion yang akan diinput
yang telah di matching dapat dilihat pada gambar 4.6.
0.5

0.45

0.4

0.35
Acceleration (g)

0.3

0.25

0.2

0.15

0.1

0.05

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5

Time (S) imperial valley scaled


Respons Spektrum Desain

Gambar 4.6 Respons Spektrum Matched Accelerograms

Tinjaun drift pada analsis non-linear riwayat waktu pada saat beban maksimal diberikan
pada bangunan berdasarkan data dari Ground Motion imperial valley (scaled) simpangan tidak
melebihi batasan dari aturan yang ada pada tabel 4.4 dan 4.5.

Tabel 4.4 Simpangan analisis riwayat waktu arah x-x


∆a
δen Cd h gedung
Lantai δn ∆ I Koef. (koef.h)
(mm) (Tabel 9) (mm) (mm)
10 52,87 4,5 237,93 7,403 1 0,02 3750 75,0
9 51,23 4,5 230,53 10,670 1 0,02 3750 75,0
8 48,86 4,5 219,86 15,606 1 0,02 3750 75,0
7 45,39 4,5 204,25 19,341 1 0,02 3750 75,0
6 41,09 4,5 184,91 22,590 1 0,02 3750 75,0
5 36,07 4,5 162,32 27,086 1 0,02 3750 75,0
4 30,05 4,5 135,23 31,383 1 0,02 3750 75,0
3 23,08 4,5 103,85 35,033 1 0,02 3750 75,0
2 15,29 4,5 68,82 37,179 1 0,02 3750 75,0
1 7,03 4,5 31,64 31,640 1 0,02 4000 80,0
0 0 4,5 0,00 0,000 1      
11
10
9
8
7
Lantai ke-

6
5
4
3
2
1
0
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00
Drift (mm)
Drift (mm) 0,02 hx
Gambar 4.7 Drift Time History Arah x-x pada Ground Motion Imperial valley(Scaled)

Tabel 4.5 Simpangan analisis riwayat waktu arah y-y


∆a
δen Cd h gedung
Lantai δn ∆ I Koef. (koef.h)
(mm) (Tabel 9) (mm) (mm)
10 52,53 4,5 236,38 8,257 1 0,02 3750 75,0
9 50,69 4,5 228,12 11,588 1 0,02 3750 75,0
8 48,12 4,5 216,53 16,101 1 0,02 3750 75,0
7 44,54 4,5 200,43 19,377 1 0,02 3750 75,0
6 40,23 4,5 181,05 22,347 1 0,02 3750 75,0
5 35,27 4,5 158,71 26,271 1 0,02 3750 75,0
4 29,43 4,5 132,44 30,218 1 0,02 3750 75,0
3 22,72 4,5 102,22 34,452 1 0,02 3750 75,0
2 15,06 4,5 67,77 36,995 1 0,02 3750 75,0
1 6,84 4,5 30,77 30,771 1 0,02 4000 80,0
0 0 4,5 0,00 0,000 1      
11
10
9
8
7
Lantai ke-

6
5
4
3
2
1
0
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00
Drift (mm)
Drift (mm) 0,02 hx
Gambar 4.8 Drift Time History Arah y-y pada Ground Motion Imperial valley(Scaled)

Dengan menggunakan Time History Gempa Imperial Valley didapatkan displacement antar
tingkat maksimum dengan pembebenan kombinasi arah x-x dan y-y seperti terlihat pada tabel 4.6
dan gambar 4.9.

Tabel 4.6 Displacement terbesar akibat kombinasi pembebanan maksimum dengan Time History
Gempa Imperial Valley
Displ. Sb. X Displ. Sb. Y
Lantai
(mm) (mm)
10 52,873 52,528
9 51,228 50,693
8 48,857 48,118
7 45,389 44,54
6 41,091 40,234
5 36,071 35,268
4 30,052 29,43
3 23,078 22,715
2 15,293 15,059
1 7,031 6,838
0 0 0
12

10

8
Lantai Ke-

0
0 10 20 30 40 50 60

Displacement (mm)
Arah X Arah Y
Gambar 4.9 Story Displacement Terbesar Akibat Kombinasi Pembebanan Maksimum dengan
Time History Gempa Imperial Valley

Metode Time History didapat Roof Displacement Direction dengan percepatan waktu
struktur saat gempa terjadi. Hal ini dapat tinjau antar waktu berjalannya gempa dan Roof
Displacement Direction yang hasil nya tidak diperbolehkan melewai batas dengan aturan yang ada
(Tabel 4.10). Roof Displacement Direction dapat dilihat pada gambar 4.10 dan 4.11.

Roof Displacement X Direction


60
50
40
Displacement (mm)

30
20
10
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110
-10
-20
-30
-40
-50
-60
-70

TIME (S)

West - East South - North


Gambar 4.10 Perpindahan Atap Gedung Akibat Gempa Maksimum Arah X
Roof Displacement Y Direction
60
50
40
Displacement (mm)

30
20
10
0
-10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110
-20
-30
-40
-50
-60
-70

TIME (S)

South - North West - East


Gambar 4.11 Perpindahan Atap Gedung Akibat Gempa Maksimum Arah Y

IV.3 ASESMEN

Pembahasan ini nilai Drift dan Displacement aktual hasil analisa pushover digunakan untuk
mengetahui perilaku akhir dari sebuah struktur yang didesain dan Time History hasil desain.
Selanjutnya untuk perhitungan nilai Drift akan dihitung, juga nilainya akan dibandingkan
dengan nilai Drift pada analisa pushover. Nilai drift hasil adalah nilai besarnya perpindahan antar
lantai dibagi dengan ketinggian setiap lantai. Kemudian hasil dari tabel 4.7 akan dibuat grafik pada
gambar 4.12 dan 4.13.

Tabel 4.7 Perbandingan Nilai Drift Result dan Displacement


Story Drift Story Drift Result
Displacement Displacement Immediate
Lantai Hi Result Keterangan
(Pushover) (Time History) (Time History) Occupancy
(Pushover)
10 37.750 80,30 0,001 52,87 0,000 0,010 IO
9 34.000 78,30 0,001 51,23 0,001 0,010 IO
8 30.250 74,70 0,001 48,86 0,001 0,010 IO
7 26.500 69,30 0,002 45,39 0,001 0,010 IO
6 22.750 62,80 0,002 41,09 0,001 0,010 IO
5 19.000 55,40 0,002 36,07 0,002 0,010 IO
4 15.250 46,60 0,003 30,05 0,002 0,010 IO
3 11.500 36,30 0,003 23,08 0,002 0,010 IO
2 7.750 24,30 0,003 15,29 0,002 0,010 IO
1 4.000 11,20 0,003 7,03 0,002 0,010 IO
0 0 0,00 0,000 0,00 0,00 0,010 IO
Story Drift Result
10
9
8
7
Lantai Ke-

6
5
4
3
2
1
0
0 0 0 0 0 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01

Drift (mm)

Story Drift Result (pushover) Story Drift Result (Time History)


Immediate Occupancy (0,010)
Gambar 4.12 Perbandingan Drift Pushover dan Time History

Displacement
10
9
8
7
Lantai Ke-

6
5
4
3
2
1
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Displacement (mm)

Displacement (Pushover) Displacement (Time History)


G
ambar 4.13 Perbandingan Displacement Pushover dan Time History

Dari Gambar 4.12 dan 4.13 tersebut dapat diketahui bahwa nilai Displacement hasil pushover
memiliki kurva yang mendekati dengan hasil Time History hal ini dikarenakan pada desain
kebutuhan tulangan dan penampang yang didesain tipikal. Sama halnya pada tingkat Drift Result
yang memiliki kurva yang mendekati karena struktur yang didesain tipikal. Pada lantai satu tinggi
tingkatnya 4 meter sedangkan tingkat berikutnya memliki ketinggian 3,75 meter sehingga
mengakibatkan terjadinya Soft Story pada lantai 1.

V. KESIMPULAN
V.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil desain berbasis kinerja (performance based design) untuk struktur
bangunan gedung 10 lantai dengan analisis Time History pada tinjauan Drift dan Displacement
dapat diambil kesimpulan.
1. Pada saat beban dorong (Pushover) maksimum dengan Base Force 5502,70 kN
tampak ada 2 balok mengalami D ke E (Tabel 4.4) yang artinya kekuatan balok
hanya kekuatan sisa dari elemen menuju batas dimana elemen sudah mengalami
keruntuhan. Dengan desain rencana kekuatan gempa rencana struktur masih dibatas
aman.
2. Kinerja struktur saat beban gempa tiruan yaitu gempa Imperial Valley yang telah
disesuaikan dengan percepatan tanah lokasi tinjauan, struktur bangunan 10 lantai
dengan tinjauan Drift Maximum menurut ATC-40 dengan Drift Maximum 0,1 %
maka bangunan termasuk tingkat kinerja Immediate Occupancy.
3. Kriteria target perencanaan yang mana fungsi gedung sebagai Tempat
Hunian/Hotel/Apartement gedung memasuki pada tingkat kinerja SP-1 Immediate
Occupancy yang berarti bangunan aman saat terjadi gempa, resiko korban jiwa dan
kegagalan struktur tidak terlalu berarti, dan dapat segera difungsikan kembali.
4. Kriteria resiko bangunan saat terjadi gempa sesuai dengan SNI 1726:2012, Tata
cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non
gedung. Bangunan masih tetap konsisten pada kriteria resiko pada saat desain awal
saat beban gempa tiruan diberikan kebangunan.

5.2 Saran

Saran yang dapat penulis berikan dari hasil penelitian ini yaitu:
1. Sebelum melakukan desain berbasis kinerja lakukan analisis dengan metode
DDBD (Direct Displacement Based Design) terlebih dahulu, untuk menentukan
target perpindahan yang ingin dicapai yang berpengaruh pada Drift.
2. Sebelum melakukan analisis non-linear perbandingan (Pushover) sebaiknya
mencari literatur yang tepat mengenai parameter-parameter yang ada di analisis
Pushover.
3. Sebaiknya menggunakan gempa tiruan lebih dari 4 rekaman gempa yang ada di
Indonesia sebagai perbandingan kinerja struktur pada NLTHA (Non-Linear Time
History Analysis).

Anda mungkin juga menyukai