Anda di halaman 1dari 6

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN


PROGRAM MAGISTER TEKNIK SIPIL
Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, Tel. +62 22 250 4952, Fax +62 22 251 6586,
Email : kantor@ftsl.itb.ac.id

TUGAS PROPOSAL TAHAP 4

NAMA : IRA FALKIYA


NIM : 25018002
MATA KULIAH : SI5098 - METODOLOGI PENELITIAN

KAJIAN LITERATUR

A. Penelitian Terdahulu
Sejalan dengan berkembangnya ilmu-ilmu tentang perencanaan jembatan, penelitian-
penelitian terkait jembatan telah banyak dilakukan. Salah satu topik yang menjadi fokus para
peneliti adalah evaluasi kinerja jembatan existing. Dimana Jembatan yang telah dibangun
harus terus mengikuti standart pembebanan terbaru termasuk didalamnya pengaruh gempa
yang belakangan ini menjadi konsen para engineer dalam merancang struktur bangunan.
Berikut beberapa jurnal penelitian terkait dengan evaluasi kinerja jembatan ;
 Andy Suseno (2019), dalam jurnal penelitiannya menganalisis tentang kondisi existing
sebagai evaluasi kinerja jembatan, dimana mengambil studi kasus pada jembatan Cipada
(Indonesia) dengan pajang total jembatan 720 meter. Jembatan tersebut merupakan jenis
jembatan Simple Span Bridge dengan bangunan atas berupa Girder Pra-tekan serta
bangunan bawah pondasi caisson. Dalam penelitiannya, jembatan dianalisis dengan
kondisi yaitu menggunakan peraturan saat perencanaan Bridge Management System 1992
dan Uniform Building Code 1997, serta pertaruraan yang berlaku saat ini SNI 1725:2016
(peraturan pembebanan jembatan) dan SNI 2833:2016 (pembebanan gempa). Metode
analisis terdiri dari dua tahap, tahap pertama adalah force based untuk menilai apakah
struktur yang ada mampu memikul gaya-gaya akibat beban yang terjadi. Kemudian tahap
kedua adalah evaluasi dengan pendekatan performance based untuk mengetahui
bagaimana kinerja/perilaku struktur saat beban bekerja. Dalam performance based
digunakan metode Nonlinear Static Pushover Analysis (NSPA) untuk memahami perilaku
struktur saat gempa terjadi. Hasil analisis Hasil analisis menunjukkan bahwa evaluasi

1
beban struktur jembatan saat desain awal masih dalam kondisi elastis, namun terhadap
beban terbaru dalam kondisi inelastis. Hasil analisis kinerja struktur jembatan adalah
immediate occupancy dengan nilai drift sebesar 0.822% (Suseno, 2019).
 Wiryanto Dewobroto (2005) dalam jurnal penelitiannya mengevaluasi kinerja Struktur
Baja Tahan Gempa dengan analisis Pushover, dengan pemodelan berupa bangunan struktur
portal baja enam lantai (termasuk atap) dimana tinggi lantai pertama 4 meter, sedang tinggi
lantai typikal diatasnya adalah 3,5 meter. Fungsi struktur berupa bangunan perkantoran.
Evaluasi kinerja struktur tersebut menggunakan pendekatan performance based seismic
design dengan analisa pushover, yang memanfaatkan teknik analisa non-linier berbasis
komputer untuk menganalisa perilaku inelastis struktur dari berbagai macam intensitas
gerakan tanah (gempa), sehingga dapat diketahui kinerjanya pada kondisi kritis. Titik
kinerja yang berdasarkan besarnya perpindahan maksimum struktur saat gempa rencana.
Digunakan empat metode untuk menentukan target perpindahan, pertama Metoda
Koefisien Perpindahan (FEMA 273/356) Penyelesaian dilakukan dengan memodifikasi
respons elastis linier dari sistem SDOF ekivalen sehingga diperoleh perpindahan global
maksimum (elastis dan inelastis). Metode kedua adalah metode Spektrum Kapasitas yang
merupakan metode utama ATC 40 (sering digunakan pada kontruksi beton bertulang),
dimana pada metode ini membandingkan kurva respons spektrum terduksi dengan
spektrum kapasitas hasil dari analisis struktur yang menghasilkan titik potong yang disebut
titik kinerja. Metode ketiga adalah Metoda Koefisien Perpindahan Yang Diperbaiki
(FEMA 440) merupakan modifikasi dari kedua metode sebelumnya. Metode keempat
adalah Kinerja Batas Ultimit Menurut SNI-1726-2002, dimana Kinerja batas ultimit
struktur gedung ditentukan oleh simpangan dan simpangan antar-tingkat maksimum
struktur gedung akibat pengaruh Gempa Rencana dalam kondisi struktur gedung diambang
keruntuhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode Koefisien Perpindahan FEMA
273/356 dan persyaratan Kinerja Batas Ultimit SNI 1726 menghasilkan nilai δT
menentukan (Dewobroto, 2005).
 Anton Surviyanto, Setyo Hardono (2011), dalam jurnal penelitiannya melakukan Penilaian
Kinerja Seismik Jembatan dengan Pendekatan Analisis Pushover Jemabatan dengan objek
penelitian dibatasi untuk jembatan yang simetris tanpa skew, dimana diambil jembatan
Penggaron di Jawa Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengevaluasi
perbandingan respon struktur dan kelayakan sistem struktur jembatan terhadap peraturan
persyaratan gempa dengan menerapkan Prosedur Statik Nonlinier ( Nonlinier Static
Pushover / NSP) berdasarkan Federal Emergency Management Agency (FEMA-273).
Sebagai metode pembanding dipergunakan metode Nonlinier Time-History Analysis

2
(NLTHA), yang dipertimbangkan sebagai metode paling akurat dan dapat diterima secara
luas dalam menganilis perilaku inelastisitas struktur. Untuk melakukan Nonlinier Time-
History Analysis (NLTHA), digunakan pengskalaan gempa El Centro N-S 1940. Pola beban
modal digunakan untuk merepresentasikan distribusi gaya inersia yang dihasilkan oleh
gempa. Perpindahan, geser dasar, dan deformasi sendi plastik yang diperoleh dari prosedur
NSP dan NLTHA nantinya akan diperbandingkan. Hasil kajian menunjukkan NSP
memberikan nilai yang lebih konservatif dibandingkan NLTHA.
 Vinay Kumar M, Shivanand C G (2016), dalam jurnal penelitiannya yang berjudul
“Seismic Performance Evaluation of Existing Bridge”, melakukan analisis kinerja
jembatan multi-span dimana struktur atas jembatan berupa struktur beton bertulang dengan
panjang total jembatan 264 meter (terdiri dari 11 bentang). Sama seperti penelitian
sebelumnya, pada penilitian ini juga menggunakan pendekatan performance based dengan
analisis non-linier static pushover yang memperkirakan gaya, kapasitas deformasi, serta
demand spectrum. Parameter demand spectra adalah perpindahan global (di atap atau titik
referensi lainnya), simpangan horizontal (drift), serta gaya yang terjadi pada struktur.
Analisis pushover ini dilakukan pada kedua arah transversal dan longitudinal. Sebagai
pembanding, jembatan juga dianalisis dengan menggunakan non-linear time history
method. Untuk time history acceleration menggunkan data Gempa bumi yang terjadi di
Gujarat pada tahun 2001 atau biasa disebut Buhj earthquake. Dari analisis yang dilakukan
diperoleh hasil, bahwa demand dari stuktur jembatan tidak melebihi dari kapasitas struktur
sehingga tidak diperlukan adanya perkuatan. Sedangkan dari sisi ketahanan terhadap
gempa dimana dianalisis menggunakan metode capacity spectrum, diperoleh hasil bahwa
jembatan mampu bertahan dari Buhj earthquake.
 A. Nicknam, A. Mosleh, H. Hamidi Jamnani, (2011), dalam jurnal penelitiannya yang
berjudul “Seismic Performance Evaluation of Urban Bridge using Static Nonlinear
Procedure, Case Study: Hafez Bridge”, melakukan evaluasi kinerja dengan pendekatan
performance based sebagai alat evaluasi powerful seismic performance (gempa kuat).
Pada penelitian ini menggunakan metode Nonlinear Static Pushover Analysis (NSPA)
karena dinilai lebih sederhana dibandingkan dengan the conventional dynamic nonlinear
time–history analysis, dengan studi kasus Jembatan Hafez di daerah Tehran, Iran.
Penelitian fokus pada penyelidikan seismic behavior and vulnerability (kerentanan) pada
jembatan menggunakan metode NSPA dengan dua hazard level yang diperoleh dari
probabilistic seismic hazard analysis (PSHA). Level Hazard 1 ditentukan berdasarkan
gempa dengan probabilitas 10% dalam 50 tahun setara dengan gempa kala ulang 475 tahun,
sedangakan hazard level 2 ditentukan berdasarkan gempa dengan 2% dalam 50 tahun setara

3
dengan gempa kala ulang 2475 tahun. Kedua hazard level di terapkan pada kedua arah X
dan Y dalam analisis statik non-linier. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa jembatan
rentan saat mengalami beban gempa pada kedua arah X dan Y. Untuk meningkatkan
kinerja jembatan disarankan untuk menambahkan diafragma lateral pada struktur
jembatan.

B. Kajian Teoritis
B.1. Performance Based Design (Perencanaan Berbasis Kinerja)
Pada National Coorperative Highway Research Program (NCHRP) Synthesis 440
menjelaskan bahwa Performance Based Design adalah proses desain yang berusaha
untuk membuat desain yang memenuhi kriteria desain yang rasional dan dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Secara eksplisit Performance Based Design
mengevaluasi bagaimana sebuah bangunan akan bekerja, mengingat potensi bahaya
yang kemungkinan akan dialami, dengan mempertimbangkan ketidakpastian yang
melekat dalam kuantifikasi bahaya potensial dan ketidakpastian dalam penilaian
respons bangunan yang sebenarnya. Pendekatan ini memungkinkan untuk diterapkan
baik pada desain bangunan baru maupun untuk desain peningkatan bangunan existing
akibat dari kemungkinan gempa bumi di masa datang. Berikut ditampilakn
visualisasi proses Performance Based Design pada jembatan berupa kurva pushover
sederhana dengan perbandingan antara gaya geser dengan perpindahannya ;

Gambar 1. visualisasi proses Performance Based Design

4
Pada Gambar 1. terlihat bahwa visualisasi Performance Based Design diukur dengan
performance level dimana menyatakan tingkat kerusakan dikaitkan dengan fungsi
atau kerusakan jembatan saat gempa terjadi dibagi menjadi lima tingkat kinerja. Pada
National Coorperative Highway Research Program (NCHRP) Synthesis 440
menyajikan performance level yang telah dan dikembangkan oleh University of
California, San Diego (Hose and Seible 1999) dan Caltrans in their Visual Catalog
of Reinforced Concrete Bridge Damage (2006), tabel disajikan sebagai berikut ;
Tabel 1. Penilaian kerusakan dan kinerja Jembatan (NCHRP Synthesis 440)

Sementara ATC 40 menjelaskan bahwa Performance level yang dicapai oleh


jembatan ditentukan oleh drift ratio. Tabel Performance level ditampilkan sebagai
berikut ;
Tabel 2. Batas Deformasi untuk tiap jenis Performance level (ATC 40)

5
B.2. Nonlinear Static Pushover Analysis (NSPA)
Analasis gaya dorong statik (pushover) menurut penjelasan SNI 2833:2016
merupakan cara analisis statik 2 dimensi atau 3 dimensi linier dan nonlinier dengan
beban gempa dianggap bekerja pada pusat massa struktur dan diberikan secara
bertahap hingga terjadi mekanisme keruntuhan. Statik non-linier dapat dianalisis
dengan beberpa metode, metode yang dapat mewakili spektra inelastis salah satunya
adalah Capacity Spectrum Method . Pada metode ini demand spektra yang digunakan
sederhana dan cukup akurat untuk berbagai macam asumsi desain yang digunakan
(Fajfar, 1999).
Metode spektrum kapasitas membandungkan dua grafik yaitu spektrum kapasitas
(capacity spectrum), dan spektrum demand dalam format ADRS. Untuk mengetahui
perilaku dari struktur yang ditinjau terhadap intensitas gempa yang diberikan, kurva
kapasitas kemudian dibandingkan dengan tuntutan (demand) kinerja yang berupa
respons spektrum berbagai intensitas (periode ulang) gempa. Target perpindahan
diperoleh melalui titik perpotongan antara spektrum kapasitas dan spektrum demand.
Perbandingan dua buah grafik tersebut disajikan pada gamabr berikut;

Gambar 2. Kurva Capasity Spectrum Method

Anda mungkin juga menyukai