Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.

8 Agustus 2019 (1117-1126) ISSN: 2337-6732

STUDI ASSESSMENT KERENTANAN GEDUNG FAKULTAS


HUKUM UNIVERSITAS SAMRATULANGI MANADO
MENGGUNAKAN METODE PUSHOVER ANALYSIS
Yohanes Debrito Dalo
Banu Dwi Handono, Steenie E. Wallah
Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: yohanesdallo@gmail.com

ABSTRAK
Performance Based Earthquake Engineering (PBEE) merupakan trend terbaru perencaan
maupun evaluasi bangunan terhadap gempa. Performance Based Earthquake Engineering
(PBEE) dilakukan untuk memperkirakan kondisi inelastis bangunan saat terjadi gempa untuk
mendapatkan level kinerjanya. Bangunan Gedung Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi
Manado sesuai dengan gambar kerja yang ada. Bangunan merupakan bangunan eksisting
beton bertulang dengan ketinggian 13 lantai dan tinggi total bangunan 56 m dengan lebar 21
m yang akan di evaluasi berdasarkan konsep PBEE. Analisis pushover (build-in pada program
SAP2000) berdasarkan ATC – 40 (capacity spectrum method) dimana kondisi kerusakan
(damage states) dikategorikan dalam berbagai level, FEMA – 356 dan FEMA – 440
(displacement coefficient method) merupakan metode dengan memodifikasi respon elastic
linier sistem struktur sehingga diperoleh perpindahan yang disebut sebagai target
perpindahan. Dari Hasil penelitian didapat nilai perpindahan maksimum 0,998 m dan gaya
geser maksimum 3017866,5 kg untuk arah X dan untuk arah Y nilai perpindahan maksimum
0,728 m dan gaya geser maksimum 2590323,88. Dari hasil evaluasi struktur FEMA 356 dan
ATC 40 maka level kinerja struktur bangunan tinjauan berada pada batas antara Life Safety
(LS) – Collapse Prevention (CP).
Kata Kunci: Pushover analysis, Level kinerja, Kerentanan, Keruntuhan

PENDAHULUAN bangunan yang telah berdiri, apakah dalam


perencanaan bangunan tersebut telah
Latar Belakang mengikuti peraturan yang ada atau tidak,
Indonesia merupakan negara yang sehingga evaluasi kinerja struktur bangunan
berada di jalur gempa pasifik (Circum Pacific perlu pemeriksaan kembali. Untuk itu
Earthquake Belt) dan jalur gempa Asia (Trans diperlukan assessment terhadap bangunan-
Asiatic Earthquake Belt) sehingga tingkat bangunan yang telah ada, agar dapat diketahui
risiko terjadinya gempa bumi sangatlah tingkat kinerja struktur bangunan tersebut dan
tinggi. Gempa merupakan suatu fenomena juga pola keruntuhannya. (tingkat kinerja
alam yang tidak mungkin dicegah ataupun struktur). Dengan adanya gempa, karena
diprediksi kapan akan terjadi. Dengan risiko kolom bawah pada bangunan lebih lemah,
terjadinya gempa yang sangat tinggi ini di maka keruntuhan terjadi pada kolom bawah.
wilayah Indonesia, maka sangat tinggi pula Kolom ini merupakan komponen struktur
risiko kerusakan bangunan yang akan terjadi. yang menopang balok, lantai, serta seluruh
Hal ini dapat dilihat dengan berbagai kejadian beban di lantai tersebut serta lantai-lantai di
gempa dalam beberapa tahun terakhir yang atasnya. Ini dapat menyebakanan kerusakan
melanda beberapa daerah di Indonesia. parah pada struktur bangunan yang membuat
Keadaan ini menyebabkan sistem bangunan runtuh atau terpaksa harus
struktur bangunan yang akan dibangun harus diruntuhkan karena tidak memungkinkan
memenuhi serta mengikuti kaidah bangunan dilakukan perbaikan.
tahan gempa sehingga ketika terjadi gempa,
struktur yang dibangun dapat bertahan dan Rumusan Masalah
melindungi penghuninya dari bahaya gempa Untuk mengetahui kerentanan dan level
bumi. Masalah yang muncul adalah pada kinerja bangunan terhadap beban gempa,

1117
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.8 Agustus 2019 (1117-1126) ISSN: 2337-6732

maka perlu dilakukan studi assessment 3. Mengetahui bagaimana level kinerja


kerentanan bangunan menggunakan analisis struktur bangunan Gedung Fakultas
statik non linier yaitu pushover analysis. Hukum Universitas Sam Ratulangi
Dengan perkembangan teknologi Manado
analisis static non linier mampu
disederhanakan. Untuk itu penulis tertarik
membahas “ Studi Assessment Kerentanan LANDASAN TEORI
Gedung Fakultas Hukum Universitas Sam
Ratulangi dengan Menggunakan Metode Analisis Beban Dorong Statik (Pushover)
Pushover Analysis “. Analisis beban dorong statik (Static
Pushover Analysis) merupakan analisis
Batasan Masalah perilaku keruntuhan suatu bangunan terhadap
Dalam penyusunan penelitian ini penulis gempa dimana pengaruh gempa rencana
membatasi permasalahan yang ada dengan terhadap struktur gedung dianggap sebagai
batasan masalah sebagai berikut : beban-beban statik yang menangkap pada
1. Bangunan eksisting yang ditinjau adalah pusat massa masing-masing lantai, yang
Gedung Faklutas Hukum Universitas nilainya ditingkatkan secara barangsur-angsur
Sam Ratulangi Manado 13 lantai, dengan sampai melampaui pembebanan yang
fungsi bagunan untuk perkantoran menyebabkan terjadinya pelelehan disatu atau
dengan pengambilan data material dan lebih lokasi di struktur tersebut, kemudian
data struktur berdasarkan gambar yang dengan peningkatan beban lebih lanjut
ada. mengalami perubahan bentuk elasto-plastis
2. Struktur merupakan gedung beton yang besar sampai mencapai kondisi di
bertulang. ambang keruntuhan. (Mamesah , 2014)
3. Peraturan yang digunakan untuk Analisis Pushover menghasilkan kurva
menganalisis beban gempa adalah SNI Pushover, kurva yang menggambarkan
1726-2012. hubungan antara gaya geser dasar (V) versus
perpindahan titik acuan pada atap (D).
4. Prosedur assessment kerentanan gedung
Kurva Pushover dipengaruhi oleh pola
mengacu pada FEMA 356, dan ATC 40.
distribusi gaya lateral yang digunakan sebagai
5. Level kinerja struktur dievaluasi
beban dorong.
menggunakan pushover analysis dengan
Tujuan analisis pushover adalah untuk
bantuan program SAP2000v19.
memperkirakan gaya maksimum dan
deformasi yang terjadi serta memperoleh
Tujuan Penelitian
informasi bagian mana saja yang kritis.
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai
Selanjutnya dapat diidentifikasi bagian-
berikut:
bagian yang memerlukan perhatian khusus
1. Untuk mengetahui level kinerja struktur
untuk pendetilan atau stabilitasnya.
bangunan gedung tinjauan.
(Sudarman, 2014)
2. Untuk mengetahui target perpindahan
sesuai dengan FEMA 356, dan ATC 40. Metode Koefisien Perpindahan
3. Melakukan studi assessment kerentanan
(FEMA 356)
struktur bangunan eksisting berdasarkan
FEMA 356, dan ATC 40. Metode Koefisien Perpindahan atau
Displacement Coefficient Method (DCM)
merupakan metode yang terdapat dalam
Manfaat Penelitian
FEMA 273/356 untuk prosedur statik
Manfaat dari penelitian ini adalah
nonlinier. Penyelesaian dilakukan dengan
sebagai berikut : memodifikasi respons elastis linier dari sistem
1. Mengetahui bagaimana menganalisis
SDOF ekivalen dengan faktor koefisien C0,
struktur gedung bertingkat menggunakan
metode pushover analysis. C1, C2 dan C3 sehingga dapat dihitung target
2. Menambah pengetahuan sehingga perpindahan (δt),
menjadi alternatif dalam perencanaan 𝑇𝑒 2
𝛿𝑡 = 𝐶0 . 𝐶1 . 𝐶2 . 𝐶3 . 𝑆𝑎 . ( ) .𝑔
dan evaluasi struktur gedung bertingkat 2. 𝜋
tahan gempa. dimana:
δt = target perpindahan
1118
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.8 Agustus 2019 (1117-1126) ISSN: 2337-6732

Te = waktu getar alami efektif


C0 = koefisien faktor bentuk, untuk
merubah perpindahan spectral
menjadi perpindahan atap,
umumnya memakai faktor
partisipasi ragam yang pertama
atau berdasarkan Tabel 3-2 dari
FEMA 356
C1 = faktor modifikasi untuk menghu-
bungkan perpindahan inelastic
maksimum dengan perpindahan
respons elastik linier. Nilai C1 =
1,0 untukTe ≥ Ts dan
𝑇
[1+(𝑅−1). 𝑠 ]
𝑇𝑒
𝐶1 = 𝑅
untuk Te<Ts

C2 = koefisien untuk memperhitungkan


efek “pinching” dari hubungan
beban-deformasi akibat degradasi
kekakuan dan kekuatan,
berdasarkan Tabel 3-3 dari FEMA
356. Gambar 1. Perilaku pasca leleh sistem struktur
menurut FEMA 356
C3 = koefisien untuk memperhitungkan
pembesaran lateral akibat adanya Metode Spektrum Kapasitas ATC-40
efek P-delta. Untuk gedung Metode Spektrum Kapasitas atau
dengan perilaku kekakuan pasca- Capacity Spectrum Method (CSM)
leleh bernilai positif maka C3 = merupakan salah satu cara untuk mengetahui
1,0. Sedankan untuk gedung kinerja suatu struktur. Konsep dasar dari
dengan perilaku kekakuan pasca- analisis statik pushover nonlinier adalah
leleh negatif, memberikan pola pembebanan statis tertentu
|𝛼|(𝑅−1)3/2
𝐶3 = 1,0 + dalam arah lateral yang ditingkatkan secara
𝑇𝑒
α = rasio kekakuan pasca leleh terhadap bertahap. Penambahan beban statis ini
kekakuan elastis efektif, dimana dihentikan sampai struktur tersebut mencapai
hubungan gaya-lendutan diideali- simpangan target atau beban tertentu.
sasikan sebagai kurva bilinier. Dalam analasis statik pushover nonlinier
R = rasio “kuat elastis perlu” terhadap ini didapatkan kurva kapasitas kemudian
“koefisien kuat leleh terhtung”. diolah lebih lanjut dengan metode Spektrum
𝑆𝑎 Kapasitas (ATC-40). Metode ini telah build-
𝑅= 𝐶 in dalam program SAP 2000 yang akan
𝑉𝑦 /𝑊 𝑚 digunakan. Hasil analisis statis pushover
Sa = akselerasi respon spektrum yang nonlinier adalah kurva pushover yang
bekesesuaian dengan waktu getar menunjukan hubungan antara gaya geser
alami efektif pada arak yang dasar (Base Shear) dan simpangan atap (Roof
ditinjau. Displacement). Hubungan tersebut
Vy = gaya geser dasar pada saat leleh, dinamakan kurva kapasitas struktur.
dari idealisasi kurva pushover Metode ini sederhana namun informasi
menjadi bilinier. yang dihasilkan sangat berguna karena
W = total beban mati dan beban hidup mampu menggambarkan respons inelastic
yang dapat direduksi. bangunan. Analisis ini memang bukan cara
Cm = faktor massa efektif yang diambil terbaik untuk mendapatkan jawaban terhadap
dari Tabel 3-1 dari FEMA 356. masalah analisis dan desain, tetapi relatif
g = percepatan gravitasi 9,81 m/det2. sederhana untuk mendapatkan respons
nonlinier struktur.

1119
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.8 Agustus 2019 (1117-1126) ISSN: 2337-6732

METODOLOGI PENELITIAN

Kerangka Penelitian

Gambar 2. Ilustrasi Kurva Pushover


(ATC-40)
𝑉
𝑤
𝑆𝑎 =
𝛼1
𝛥𝑟𝑜𝑜𝑓
𝑆𝑑 =
𝑃𝐹1𝛷𝑟𝑜𝑜𝑓, 1
𝑛
(wi𝛷𝑖1)
∑ g
𝑃𝐹 = [ 𝑛𝑖=1 ]
(wi𝛷2 𝑖1)
∑ g 𝑖=1
𝑛
(wi𝛷𝑖1) 2
[∑ ]
𝑖=1 g
𝛼1 = 𝑛 𝑛
wi (wi𝛷2 𝑖1)
[∑ ] [∑ ]
𝑖=1 g 𝑖=1 g
dimana:
Sa = Spectral acceleration
Gambar 4. Bagan Alir Penelitian
Sd = Spectral displacement
PF1 = modal participation untuk
modal pertama Studi Literatur
α1 = modal mass coefficient Studi literatur dari berbagai jurnal dan
untuk modal pertama buku yang terkait dengan analisis non linier
pushover. Buku acuan yang dipakai antara
𝛷𝑖1 = amplitude of first untuk
lain SNI-1726-2012 Tata Cara Perencanaan
level i Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan
V = gaya geser dasar Gedung dan Non Gedung, Applied
W = berat mati bangunan Technology Council for Seismic Evaluation
ditambah beban atap and Retrofit of Concrete Buildings (ATC-40),
Δroof = roof displacement Federal Emergency Management Agency
wi/g = massa pada level i (FEMA-356) dan jurnal-jurnal yang berkaitan
dengan analisis pushover.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Kurva Kapasitas
Hasil dari analisis pushover dengan
menggunakan program SAP2000 merupakan
Kurva Kapasitas Spektrum Kapasitas kurva kapasitas hubungan antara gaya geser
dasar (base shear) dan perpindahan
Gambar 3. Modifikasi Kurva Kapasitas menjadi (displacement). Berikut ini tampilan kurva
Spektrum Kapasitas (ATC-40) kapasitas masing-masing arah X dan Y.

1120
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.8 Agustus 2019 (1117-1126) ISSN: 2337-6732

Gambar 7. Kurva Kapasitas FEMA-356


Gambar 5. Kurva kapasitas gedung akibat
arah X
pushover arah X pada gedung

Gambar 6. Kurva kapasitas gedung akibat Gambar 8. Kurva kapasitas FEMA-356


pushover arah Y pada gedung arah Y

Target perpindahan dengan metode


Tabel 1. Perpindahan dan gaya geser maksimum
arah X
Coefficient Method akibat push X dan Y
ditampilan dalam bentuk tabel sebagai
Perpindahan Gaya Geser Dasar
berikut:
Maksimum (m) Maksimum (kg)
0,998551 3017866,5
Tabel 3. Target perpindahan dengan FEMA-356
Arah X Arah Y
C0 1,656628 1,142399
Tabel 2. Perpindahan dan gaya geser maksimum C1 1 1
arah Y
C2 1 1
Perpindahan Gaya Geser Dasar
C3 1 1
Maksimum (m) Maksimum (kg)
Sa 0,295647 0,301001
0,728675 2590323,88
Te 2,329254 2,287818
Ti 1,7864 2,076602
Target Perpindahan FEMA 356 Ki 8014247,13 8147894,61
Dari program SAP2000 didapatkan Ke 4713965,38 6712877,93
kurva kapasitas berdasarkan FEMA-356 Alpha 0,550817 0,545054
dimana akan dapat dilihat performance point R 2,144328 2,647165
bangunan. Performance point yang Vy 1504894,25 1241113,66
merupakan titik perpotongan antara bilinear Weight 10915014,75 10915014,75
force curve (garis merah) paling besar Cm 1 1
denganx capacity curve (garis hijau). Kurva V (kg) 2380280 2190120,7
kapasitas ditampilkan sebagai berikut: D, δ(m) 0,656 0,444

1121
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.8 Agustus 2019 (1117-1126) ISSN: 2337-6732

Metode Spektrum Kapasitas ATC-40 Evaluasi Level Kinerja Struktur


Dari program SAP2000 juga didapat Bangunan Eksisting
kurva spektrum kapasitas. Dalam analisis ini Evaluasi kinerja struktur bangunan
hanya meninjau satu arah yaitu arah sumbu x menggunakan metode-metode berikut dalam
karena bangunan bersifat simetris. mencari besarnya target perpindahan struktur.
Performance point didapat dari titik Target perpindahan dari tiap-tiap metode
perpotongan antara demand spectra (garis untuk arah X dan Y yang kemudian dievaluasi
biru) dengan capacity curve (garis hijau). untuk menemukan level kinerja struktur
Kurva spektrum kapasitas ditampilkan bangunan gedung Fakultas Hukum
sebagai berikut: Universitas Sam Ratulangi Manado.

Tabel 5. Target perpindahan dan gaya Geser


Dasar arah X
Target Gaya Geser
Metode
Perpindahan Dasar
1160008,6
ATC-40 0,257 m
kg
FEMA-
356/FEMA- 0,656 m 2380280 kg
440 DM
FEMA-440 1901537,7
0,465 m
EL kg

Dari hasil evaluasi kinerja arah X, dapat


Gambar 9. Kurva kapasitas ATC 40 arah X dilihat bahwa :
1. Evaluasi kinerja menurut metode FEMA-
356/FEMA-440 DM menghasilkan target
perpindahan paling besar yaitu 0,656 m
dan gaya geser dasar sebesar 2380280 kg.
2. Evaluasi kinerja menurut metode ATC-40
menghasilkan target perpindahan paling
kecil yaitu 0,257 m dan gaya geser dasar
sebesar 1160008,6 kg.
3. Evaluasi kinerja gedung arah X menurut
FEMA-356/FEMA-440 gedung berada
pada level kinerja LS (Life Safety) yang
berarti gedung masih aman untuk dihuni.
Struktur kondisi pasca gempa masih
termasuk kategori aman untuk tingkat
Gambar 10. Kurva kapasitas ATC 40 arah Y keselamatan.
Mekanisme Sendi Plastis
Tabel 4. Target perpindahan metode spectrum Pada mekanisme sendi plastis ini akan
capacity (ATC-40) tampilkan gambar pola distribusi sendi
plastis, yang diambil pada portal eksternal
Performance Arah X Arah Y yang menjadi model dalam penampilan sendi
Point
plastis. Gambar yang ditampilkan yaitu pada
V (Kg) 1160008,6 1171428,5
D, δ (m) 0,257 0,19
berbagai kondisi level kinerja pada arah X dan
Sa (g) 0,137 0,129 Y.
Sd (m) 0,156 0,168 Pelelehan sendi plastis pada portal X
Teff (det) 2,141 2,293 akibat push X pertama kali terjadi pada step
Βeff (%) 0,063 0,062 ke 1 seperti pada gambar 10. Pada step ke 1
ini, besar perpindahan adalah sebesar 0,009 m
dan gaya geser dasar sebesar 72301,48 kg.
Terlihat pada gambar terjadi sendi plastis

1122
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.8 Agustus 2019 (1117-1126) ISSN: 2337-6732

yang di tandai dengan titik pada elemen balok. ini, besar perpindahan adalah 0,009 m dan
Ungu yang berarti berada pada level B. gaya geser dasar sebesar 75422,81 kg.
Terlihat pada gambar terjadi sendi plastis
yang ditandai dengan titik pada elemen balok.
Ungu yang berarti berada pada level B.

Gambar 13. Distribusi sendi plastis pada portal


Gambar 11. Distribusi sendi plastis pada portal arah Y akibat push X
arah X akibat push X
Pelelehan sendi plastis pada portal Y
akibat push X pertama kali terjadi pada step
ke 1 seperti pada gambar 12. Pada step ke 1
ini, besar perpindahan adalah 0,009 m dan
gaya geser dasar sebesar 72301,48 kg.
Terlihat pada gambar terjadi sendi plastis
yang di tandai dengan titik pada elemen balok.
Ungu yang berarti berada pada level B.

Gambar 12. Distribusi sendi plastis pada portal


arah X akibat push Y

Pelelehan sendi plastis pada portal X


akibat push Y pertama kali terjadi pada step Gambar 14. Distribusi sendi plastis pada portal
ke 1 seperti pada gambar 11. Pada step ke 1 arah Y akibat push Y

1123
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.8 Agustus 2019 (1117-1126) ISSN: 2337-6732

Pelelehan sendi plastis pada portal Y mengalami kerusakan, berkurangnya


akibat push Y pertama kali terjadi pada step kekakuan, tetapi masih cukup kuat
ke 1 seperti pada gambar 13. Pada step ke 1 menahan terjadinya keruntuhan, kom-
ini, besar perpindahan adalah 0,009 m dan ponen non struktur masih ada tetapi tidak
gaya geser dasar sebesar 75422,81 kg. berfungsi, namun dapat digunakan
Terlihat pada gambar terjadi sendi plastis kembali jika sudah dilakukan perbaikan.
yang di tandai dengan titik pada elemen balok. 3. Konsep desain strong colum weak beam
Ungu yang berarti berada pada level B. telah terpenuhi, hal ini ditunjukkan
dengan awal terbentuknya sendi plastis
pada elemen balok.
PENUTUP
Saran
Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan analisis data
Dari hasil analisis dan evaluasi dapat yang telah dilakukan, maka dapat diberikan
diambil kesimpulan sebagai berikut: saran, yaitu:
1. Kurva pushover arah X dan Y belum 1. Perlu adanya pemahaman lebih
mengalami penurunan elastik hingga mengenai cara mengoperasikan program
pada titik tertentu mengalami “fail” yang SAP2000, teori-teori dasar analisis serta
mendadak. Kedua arah tinjauan (arah X ketepatan dalam memberikan parameter-
dan arah Y) masih mampu dipikul oleh parameter agar diperoleh hasil analisis
bangunan yang ditandai dengan tidak yang lebih akurat.
adanya titik keruntuhan yang terjadi atau 2. Perlu dilakukan perencanaan beban
pada level >E atau struktur sudah tidak gempa dengan menggunakan Time
mampu menahan gaya geser dan hancur. history analysis.
2. Hasil evaluasi berdasarkan nilai target 3. Analisis pushover sebaiknya dilakukan
perpindahan struktur terbesar diperoleh dengan menggunakan program lain
level kinerja struktur berada pada batas seperti Perform3D.
antara Life Safety (LS) – Collapse 4. Pemahaman terhadap Performance
Prevention (CP), hal ini menunjukkan based harus lebih ditingkatkan.
bahwa komponen struktur telah

DAFTAR PUSTAKA

--------, Applied Technology Council., 1999, ATC – 40 – Seismic Evaluation and Retrofit of
Concrete Buildings, Redwood City, California, USA, DC.

---------, Badan Standarisasi Nasional. 2012. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
Struktur Bangunan Gedung dan non Gedung (SNI 1726-2012). Bandung.

----------, Federal Emergency Management Agency, 2000, Prestandard And Commentary For
The Seismic Rehabilitation of Buildings FEMA – 356, Washinton, DC.

----------, Federal Emergency Management Agency, 2004, Improvement of Nonlinear Static


Seismic Analysis Procedures ATC – 55 Project FEMA – 440, Washington, DC.

Dewobroto, W. 2005. Evaluasi Kinerja Bangunan Baja Tahan Gempa dengan SAP2000.
Jurusan Teknik Sipil - Universitas Pelita Harapan. Jurnal Teknik Sipil, Vol. 3, No. 1.
Hal 8-10.

Pranata,Y. A., 2006. Evaluasi Kinerja Gedung Beton Bertulang Tahan gempa dengan Pushover
Analysis (sesuai ATC-40, FEMA 356 dan FEMA 440). Jurusan Teknik Sipil
Universitas Kristen Maranatha, Bandung. Jurnal Teknik Sipil, Vol. 3, No. 1, Januari
2006.

1124
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.8 Agustus 2019 (1117-1126) ISSN: 2337-6732

Sumarwan. 2010. Evaluasi Kinerja Struktur Beton Tahan Gempa Dengan Analisis Pushover
Menggunakan Software SAP2000. Skrispsi Jurusan Teknik Sipil Sebelas Maret,
Surakarta.

Sudarman., Dapas, S. O., Windah, R. S., 2014. Analisis Pushover pada Gedung Bertingkat Tipe
Podium., Jurnal Sipil Statik, Vol. 2, No. 4, April 2014, Universitas Sam Ratulangi,
Manado.

Mamesah, H. Y., 2014. Wallah, S. E., Windah, R. S., Analisis Pushover pada Bangunan dengan
Soft First Story. Jurnal Sipil Statik, Vol. 2, No. 4, April 2014, Universitas Sam
Ratulangi, Manado.

1125
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.8 Agustus 2019 (1117-1126) ISSN: 2337-6732

Halaman ini sengaja dikosongkan

1126

Anda mungkin juga menyukai