Anda di halaman 1dari 13

EVALUASI KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN ANALISIS

STATIK NON LINEAR (PUSHOVER ANALYSIS) MENGGUNAKAN PROGRAM


BANTU SAP2000
(Studi Kasus Gedung Bagian Utara, Kampus 1 Universitas Teknologi Yogyakarta)

Rachmat Sulistyawan, S.T.1 mahasiswa program studi Teknik Sipil Universitas Teknologi Yogyakarta
Faqih Ma’arif, M.Eng.2 dosen program studi Teknik Sipil Universitas Negeri Yogyakarta

INTISARI

Indonesia adalah negara dengan tingkat intensitas gempa yang cukup tinggi. Hal ini sangatlah
wajar dikarenakan posisi negara Indonesia yang diapit oleh beberapa lempeng tektonik aktif, yaitu
lempeng Eurasia, Indo- Australia, Pasifik dan Filiphina. Dalam lingkup konteks bidang Teknik Sipil
hal ini sangatlah berpengaruh besar terhadap perencanaan sebuah struktur bangunan.

Meninjau ulang kejadian gempa 10 tahun silam menunjukkan bahwa bangunan yang berada
di Indonesia ini perlu ditinjau ulang kapasistasnya, karena gempa tersbut mengakibatkan kerusakan
yang cukup parah pada bangunan. Konsep desain struktur sendiri telah beralih dari konsep desain
berdasarkan kekuatan kini lebih condong dengan konsep berbasis kinerja (performance) atau yang
lebih dikenal dengan Performance Based Design. Dan salah satu metode yang dapat digunakan untuk
menganalisis struktur berbasis kinerja adalah dengan analisis statik non-linear atau analisis Pushover,
dengan mengacu standar ATC-40 dengan metode CSM.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja gedung berdasarkan hasil dari analisis
pushover yang akan menggunakan program SAP2000 v.11. dan juga untuk mengetahui terbentuknya
sendi plastis dalam struktur yang dimana hal tersebut mempengaruhi keruntuhan dari sebuah gedung.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa gaya geser dari hasil running analisis pushover
oleh SAP2000 pada arah x sebesar 10.648,79 kN. Maksimum total drift adalah 0,01110 m, sehingga
gedung termasuk dalam level kinerja Immediate Occupancy. Nilai displacement sebesar 0,04 m. Dan
dari hasil pembahasan didapat bahwa gedung masih aman terhadap gempa rencana dan umur 50 tahun
bangunan bisa tercapai.

Kata kunci : Performance Bases Design, Analisis Pushover, metode CSM.


PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang terletak pada jalur gempa pasifik. Oleh karena itulah
negara Indonesia diberi julukan sebagai Ring Of Fire nya asia pasifik, sehingga frekuensi
untuk terjadiny gempa sangatlah sering bahkan bisa dibilang setiap waktu pasti terjadi
gempa, hanya skala magnitute nya kecil sehingga tidak terasa sampai permukaan bumi. Hal
ini sangat berpengaruh dalam lingkup teknik sipil yang erat kaitannya dengan perencanaan
desain struktur bangunan.
Gempa bumi merupakan peristiwa alam yang dimana gempa merupakan pelepasan
energi yang berasal dari kerak bumi menuju ke permukaan bumi. kekuatan gempa bumi ini
maha dahsyat, karena semakin lama frekuensi terjadinya gempa maka semakin besar pula
energi yang akan dilepaskan. Gempa yang terjadi di Indonesia telah banyak memakan korban
jiwa yang jumlahnya sangat banyak dan menimbulkan kerusakan yang sangat parah. Hal ini
bisa ditinjau dari kejadian gempa selama kurun waktu 10 tahun. Gempa Aceh (2004),
Yogyakarta (2006) dan gempa Padang (2009) dan yang terbaru adalah gempa Nepal (2015)
yang menelan korban jiwa sebesar 8.500 jiwa. Banyaknya korban jiwa sebanarnya bukan
disebabkan oleh gempa yang terjadi melainkan dari bangunan itu sendiri, terutama di wilayah
Indonesia. Hampir semua korban tersebut terkena reruntuhan bangunan yang digunakan
sebagai perlindungan, hal ini tentu menjadi pelajaran bagi para Engineer untuk bisa
mendesain bangunan yang aman setidaknya untuk menyelamatkan nyawa di dalamnya ketika
gempa terjadi.
Dalam hal desain konsep perencanaan gedung sendiri telah mengalami perubahan dan
perkembangan seiring banyaknya kejadian kegagalan struktur akibat gempa tersebut. Konsep
desain lama yang berdasarkan kekuatan rencana (Forced Based Design) telah berkembang
menjadi konsep yang berbasis pada kinerja struktur (Performance Based Design).
Performance Based Design merupakan konsep perencanaan berdasarkan kinerja dari struktur
bangunan tersebut. Salah satu metode yang digunakan untuk meneliti atau mengamati kinerja
struktur adalah dengan analisis Pushover.
Pushover Analysis adalah suatu analisis statik nonlinier dimana pengaruh gempa rencana
terhadap struktur bangunan gedung dianggap sebagai beban-beban statik yang menangkap
pada pusat massa masing masing lantai, yang nilainya ditingkatkan secara berangsur-angsur
sampai melampaui pembebanan yang menyebabkan terjadinya pelelehan (sendi plastis)
pertama di dalam struktur bangunan gedung, kemudian peningkatan lebih lanjut mengalami
perubahan bentuk pasca-elastik yang besar sampai mencapai kondisi elastik. Kemudian
disusul pelelehan (sendi plastis) dilokasi yang lain pada struktur tersebut. Analisis ini juga
bisa digunakan sebagai gambaran perilaku keruntuhan sebuah struktur. Selain hal tersebut di
atas, analisis Pushover dapat digunakan untuk retrofiting sebuah bangunan, dan perbaikan
bangunan agar kapasistasnya kembali seperti semula dengan berdasarkan pada grafik akhir
perhitungan kurva pushover.
Gedung Universitas Teknologi Yogyakarta merupakan salah satu gedung utama yang
berada di Jl. Ringroad Utara Jombor Sleman Yogyakarta. Gedung ini dibangun pada tahun
2001 dan diresmikan pada tahun 2002. Dari segi konsep desain tentu gedung ini sudah
memakai standar lama SNI 1726-2002 sedangkan standar perencanaan gedung dan besarnya
gaya gempa sudah mengalami perubahan di tahun 2012 lalu.
Hal inilah yang menarik bagi penyusun dimana ada gap antara pedoman peraturan yang
baru dan lama. Penyusun akan mengkaji performa dari struktur gedung tersebut dengan
standar SNI 03-1726-2012 untuk ketahanan Gempa dan standar SNI 03-2847-2013 untuk tata
cara struktur beton bertulang bangunan gedung. Dalam pelaksanaannya, perhitungan kinerja
struktur menggunakan metode Analisis Pushover dengan menitikberatkan pada Capacity
Spectrum menggunakan bantuan program Structural Analysis Program (SAP 2000) Versi 11
Student.

2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dikaji adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana pola keruntuhan gedung setelah dilakukan ragam analisis dengan
Pushover?
b. Bagaimana kinerja struktur dari gedung UTY Kampus 1 setelah di analisis
dengan Pushover ?
c. Apakah struktur yang ada masih aman terhadap beban gempa yang terbaru SNI
03-1726-2012 ?

3. Batasan Penelitian
Dalam tugas akhir ini dalam menganalisis struktur digunakan beberapa batasan yang
digunakan, yaitu :
a. Struktur gedung merupakan gedung beton bertulang daktail penuh, terletak di
kota Yogyakarta.
b. Perilaku struktur dianalisis dengan menggunakan metode pushover dengan
bantuan program SAP 2000.
c. Momen Curvature untuk analisis plastic hinges tidak dihitung.

4. Tujuan Penelitian
a. Mengetahui kinerja struktur (Performance Point) dari gedung tersebut.
b. mengetahui pola apabila terjadi keruntuhan pada struktur gedung tersebut.
c. Mengetahui cara step dan alur Analisis Pushover dan mengolah output data dari
program SAP 2000.
d. Mengevaluasi struktur setelah di Analisis Pushover apakah masih aman atau
tidak.

5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis dan metode yang
bisa digunakan dalam menganalisis kinerja seismik dari sebuah bangunan gedung. Serta
sebagai pengembangan ilmu bagi Mahasiswa pada khusunya dan praktisi teknik sipil yang
ingin memperdalam mengenai analisis struktur.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Penelitian Yang Relevan
Berikut ini merupakan berbagai penelitian atau Tugas Akhir yang menjadi acuan atau
referensi penulis dalam mengerjakan Tugas Akhir ini :
1. Anindityo (2011) melakukan penelitian dengan judul “Evaluasi Kinerja Seismik
Struktur Beton Dengan Analisis Pushover Prosedur A Menggunakan Program Etabs
V 9.50”. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa gaya geser dari evaluasi
pushover pada arah x sebesar 5453,435 ton. Gaya geser dasar tersebut lebih besar dari
gaya geser rencana 2077,265 ton. Maksimum total drift adalah 0,0017 m, sehingga
gedung termasuk dalam level kinerja Immediate Occupancy (IO). Nilai displacement
maksimal adalah 0,089 m. Displacement pada gedung tidak melampaui maksimal,
sehingga gedung aman terhadap gempa rencana.

2. Nur (2010) melakukan penelitian dengan judul “Evaluasi Kinerja Seismik Struktur
Beton Dengan Analisis Pushover Menggunakan Program SAP2000”. Hasil dari
penelitian tersebut didapatkan gaya geser efektif 428,206 ton kurang dari gaya geser
dasar rencana 747,132 ton dengan percepatan puncak batuan dasar 0,012 g kurang
dari percepatan puncak batuan dasar rencana wilayah gempa 3 yakni 0,15 g. Struktur
bangunan mampu memberikan perilaku nonlinear yang ditunjukkan fase awal dan
mayoritas terjadinya sendi sendi plastis terjadi pada elemen balok baru kemudian
elemen kolom. Level kinerja

3. Wisnumurti, dkk (2008), “Analisis Pushover Pada Gedung Tidak Beraturan Dengan
Studi Kasus Pada Gedung Fia Unibraw”. Hasil analisis pushover didapatkan besarnya
deformasi lateral pada portal A dan G sebesar 11,9 cm dan 10,3 cm. Besarnya drift
ratio untuk portal A dan G adalah 0,3%, maka tingkat pelayanan struktur bersadarkan
AMC 2001 tergolong pada kondisi batas layan (Serviceability limit state), sedangkan
menurut ATC-40 bangunan pada kondisi operasional (Immediate Occupancy).

LANDASAN TEORI
1. Pengertian Pushover
Menurut SNI 03-1726-2002, analisa Pushover atau analisa beban dorong statik adalah
suatu cara analisa statik dua dimensi atau tiga dimensi linier dan nonlinier, dimana pengaruh
gempa rencana terhadap struktur gedung dianggap sebagai beban-beban statik yang
menangkap pada pusat massa masing-masing lantai, yang nilainya ditingkatkan secara
berangsur-angsur sampai melampaui pembebanan yang menyebabkan terjadinya pelelehan
(sendi plastis) pertama di dalam struktur gedung, kemudian dengan peningkatan beban lebih
lanjut mengalami perubahan bentuk elastoplastis yang besar sampai mencapai kondisi di
ambang keruntuhan. Dari analisis statis pushover nonlinier ini didapatkan kurva kapasitas
yang kemudian diolah lebih lanjut dengan metode tertentu, salah satunya adalah Capacity
Spectrum Method (CSM) [ATC-40, 1996].
2. Analisa Pushover Dengan Metode CSM
a. Kurva Kapasitas
Hasil dari analisis statik Pushover nonlinear adalah sebuah kurva yang menunjukkan
hubungan antara gaya geser dasar (base shear) dan simpangan (drift displacement) seperti
yang terlihat pada gambar 3.5 Dari grafik tersebut akan dipetakan menjadi suatu kurva yang
dinamakan kurva kapasitas struktur.
atap

Gaya geser dasar, V (kN)


Perpindahan atap, atap (m)
V

Gambar 1. Contoh Kurva Kapasitas


( Sumber : ATC-40, 1996 )
Metode ini memang sangat sederhana namun informasi yang dihasilkan sangatlah
berguna karena mampu menggambarkan respon inelastic dari sebuah bangunan. Analisis ini
cukup sederhana apabila ingin mendapatkan respons nonlinier dari sebuah struktur.
Capacity curve hasil pushover diubah menjadi Capacity Spectrum melalui persamaan
berikut (ATC-40).

V /w
a) Sa  (1)
1
 atap
b) S d  (2)
PF1atap,1
 N 
  wii 1  / g 
c) PF1   i N1  (3)

   
wii1 / g 
2

 i 1 
2
N 
 wii1  / g 
d) 1  N  i 1  (4)
  
 
N

 wi / g   wii1 / g 
2

 i1   i1 
a. Capacity Curve ( format standar ) b. Capacity Spectrum ( format ADRS )
Gambar 2. Modifikasi Capacity Curve menjadi Capacity Spectrum
( Sumber : ATC-40, 1996 )

b. Demand Spektrum
Spektrum demand didapat dari respons elasitis yang pada umumnya dinyatakan dalam
satuan percepatan Sa (m/detik2) dan periode struktur, T (detik). Sama halnya dengan kurva
kapasitas, spektrum response ini juga perlu diubah yang semula dalam format ADRS menjadi
spektrum demand.
Gambar 3.4. menunjukkan spektrum yang sama yang ditampilkan dalam format tradisional
(Sa dan T) dan format ADRS (Sa dan Sd). Pada format ADRS, periode struktur yang sama
merupakan garis lurus radial dari titik nol. Hubungan antara Sa, Sd, dan T, dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan dibawah ini :

Sd
a) T  2 (5)
Sa
T 2
b) S d  ( ) Sa (6)
2

T1
Spektral percepatan,

Spektral percepatan,

T2
Sa (m/det )

Sa (m/det )

T3
2

T1 T2 T3 Spektral perpindahan, Sd (m)


Periode, T (detik)
Spektrum standar Spektrum ADRS

(Sa vs T) (Sa vs Sd)


Gambar 3. Spektrum respon yang ditampilkan dalam format standar dan ADRS.
( Sumber : ATC-40, 1996 )
Untuk response spektrum dengan percepatan yang konstan direduksi dengan SRA sedangkan
untuk response spektrum dengan kecepatan yang tidak konstan direduksi dengan SRV,
dimana :
63,7.k (aydy  dyapi)
3,21  0,68 ln( )5
apidpi
SRA  (7)
2,12

63,7.k (aydy  dyapi)


3,21  0,41 ln( )5
apidpi
SRv  (8)
1,65

Atau dapat ditulis dalam bentuk yang lebih sederhana


3,21  0,68 ln  eef
SR A  (9)
2,12

3,21  0,68 ln  eef


SRV  (10)
2,12

3. Penentuan Titik Level Kinerja Dengan ATC-40


Gaya dan deformasi setiap komponen/elemen dihitung terhadap “perpindahan tertentu”
di titik kontrol yang disebut sebagai “titik perpindahan” dengan notasi δt dan dianggap
sebagai perpindahan maksimum yang terjadi saat bangunan mengalami gempa rencana.
Kriteria evaluasi level kinerja kondisi bangunan didasarkan pada gaya deformasi yang terjadi
ketika perpindahan titik kontrol sama dengan target perpindahan δt. Jadi parameter target
perpindahan dangat penting peranannya bagi perencanaan berbabis kinerja. Ada beberapa
cara menentukan target perpindahan salah satunya adalah dengan Capacity Spectrum Method
atau Metode Spektrum Kapasitas mengacu pada beberapa standar yaitu FEMA 274, 356, 440
dan ATC-40. Dalam penelitian ini peneliti hanya mengacu peraturan ATC-40.
Dalam Metode Spektrum Kapasitas, proses dimulai dengan menghasilkan kurva
hubungan perpindahan yang memperhitungkan kondisi inelasties struktur yang hasilnya
dalam format ADRS (Acceleration Displacement Response Spectrum). Metode ini sudah di
setting khusus built-in dalam program SAP 2000. Dan juga proses konversi dari kurva
pushover dan kurva respon spektrum yang juga dalam format ADRS dikerjakan otomatis
dalam program.

Gambar 4. Penentuan Titik Kinerja menurut Metode Spektrum Kapasitas


( Sumber : ATC-40, 1996 )

Metode Spektrum Kapasitas menampilkan secara grafis 3 buah grafik yaitu spektrum
kapasitas (capacity curve), response spektrum dan spektrum demand dalam format ADRS.
Untuk mengetahui perilaku struktur yang ditinjau terhadap intensitas gempa yang diberikan,
maka kurva kapasitas kemudian dibandingkan dengan tuntutan (demand) kinerja yang berupa
respons spektrum berbagai intensitas (periode ulang) gempa. Target perpindahan diperoleh
melalui titik perpotongan antara spektrum kapasitas dan spektrum demand.

4. Tingkat atau Level Kinerja Struktur menurut ATC-40


Dalam standar ATC-40 kategori atau level kinerja struktur dibedakan menjadi 4
tingkatan yaitu :
Tabel 1. Level Kinerja Struktur Menurut ATC-40
Level Kinerja Penjelasan
Operasional Tidak ada kerusakan yang berarti pada
struktur dan non-struktur, bangunan
(Operational) tetap berfungsi.
Tidak ada kerusakan yang berarti pada
struktur,dimana kekuatan dan
kekauannya kira-kira hampir sama
dengan kondisi sebelum gempa.
Penempatan Segera Komponen non-struktur masih berada
(Immediate Occupancy) ditempatnya dan sebagian besar masih
berfungsi jika utilitasnya tersedia.
Bangunan dapat tetap berfungsi dan
tidak terganggu dengan masalah
perbaikan.
Terjadi kerusakan komponen struktur,
kekakuan berkurang, tetapi masih di
Keselamatan Jiwa dalam ambang yang cukup terhadap
(Life Safety) keruntuhan. Komponen non-struktur
masih ada tetapi tidak berfungsi. Dapat
dipakai jika sudah dilakukan perbaikan
Kerusakan yang terjadi pada komponen
struktur dan non-struktur. Kekuatan
struktur dan kekauannya berkurang
Mencegah Keruntuhan
banyak, bangunan hampir runtuh.
(Collapse Prevention)
Kecelakaan akibat kejatuhan material
bangunan yang rusak sangat mungkin
terjadi
METODE PENELITIAN

1. Bagan Alur Penelitian


Berikut ini merupakan bagan alir penelitian dalam pengerjaan Tugas Akhir ini

START
Membuat parameter untuk
analisa pushover yakni
GRAVITY dan PUSH.

Ya
Pengumpulan data primer dan
Tidak
sekunder. Berupa asbuilt drawing/
Aman
Shop drawing dan data tanah (bila
Membuat analysis case ada).
nonlinear GRAVITY loads.

Step 2
Membuat analysis case Run Response Spektrum Analisis
nonlinear untuk beban Perhitungan beban gravitasi dan berat
pushover yakni PUSH. total bangunan, meliputi :
Beban mati
Step 1 Beban hidup
Run Static Linear Analysis Beban distribusi plat lantai
Beban kuda kuda
Step 3
Run Pushover Analysis

Input grafik response spektral ( SNI 03-


1726-2012 ). Pada menu functions
SAP2000. Membuat permodelan struktur 3D
Hasil output dari run pushover
berupa Resultant base vs Roof dengan program SAP2000 v.11.
displacement, Kurva Pushover,
Kurva Kapasitas.

meninput beban dari hasil perhitungan membuat definisi material dan profil
sebelumnya penampang.

Analisis Data output


SAP2000

Membuat Kesimpulan dari hasil


SELESAI
Analisis data

Gambar 5. Bagan Alir Penelitian


ANALISA DAN PEMBAHASAN
1. Pembahasan

Berikut ini adalah hasil output dari SAP2000 setelah melakukan proses Running
Analysis.

Gambar 6. Resultant base shear vs roof displacement


Kemudian memunculkan untuk memunculkan kurva pushover pilih ATC Capacity Spectrum
pada kolom plot type maka akan muncul seperti Gambar 7.

Gambar 7. Performance Point Kurva Kapasitas vs Demand Spectrum


Gambar 7 merupakan bentuk kurva pushover yang didapat dari analisis yang telah dilakukan
oleh program SAP2000. Selanjutnya catat nilai yang tertera di dalam grafik tersebut untuk
kembali diolah untuk menentukan hasil level kinerja menurut ATC-40.
Secara garis besar dari hasil output SAP2000 adalah berupa data displacement, Gaya
geser dasar (Base Force) dan Kurva kapasitas. Data tersebut ditampilkan dalam Tabel 2 dan
Tabel 3.

Tabel 2 . Nilai Base vs Displacement


Displacement Base Force
Steps
(m) (kN)
0 0 0
1 0,003656 1468,629
2 0,024602 8921,267
3 0,040359 10.617,285
4 0,095255 13.670,670
5 0,124893 14.289,869
6 0,166197 14.475,205
7 0,165016 13.886,106

Untuk nilai performance point berdasarkan grafik hasil analisis SAP2000 ditampilkan
dalam Tabel 3. Nilai ini marupakan hasil titik koordinat.
Tabel 3. Nilai Performance Point SAP2000
NO Jenis Koordinat Nilai Koordinat
1 V (kNm), D (m) 10.468,291 ; 0,039 m
2 Sa (g), Sd (m) 0,766 ; 0,031
3 Teff (s), βeff 0,401 ; 0,132

Hasil output kemudian dihitung kembali untuk menentukan level kinerja dari struktur gedung
yang ditinjau dengan persamaan di bawah ini :
a. Kinerja gedung menurut ATC-40
t 0,166
a) Maksimal Drift =   0,01110
H 14,96
Sehingga level kinerja menurut ATC-40 adalah Immediate Occupancy
t   1 0,166  0,00372
b) Maksimal In-elastic drift =   0,01085
H 14,96
Sehingga level kinerja nonlinear menurut ATC-40 adalah Damage Control
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Dari penelitian Tugas Akhir ini dapat diambil beberapa kesimpulan yang terkait dari
hasil penelitian, kesimpulan tersebut antara lain :
a. Dari hasil analisis maka di dapat bahwa gedung kampus 1 Universitas Teknologi
Yogyakarta ini berada di dalam level kinerja (Performance Point) Immediate
Occupancy.
Immediate Occupancy mempunyai arti bahwa gedung ini tidak mengalami kerusakan
yang cukup signifikan ketika terjadi gempa karena kekakuan dan kestabilan strukturnya
masih terjaga. Hanya terjadi kerusakan kecil yang dimana hal tersebut tidak berpengaruh
ke struktur utama bangunan.
Hal ini terbukti ketika terjadi Gempa tahun 2006 gedung ini langsung bisa beroperasi
pasca gempa.
b. Titik level kinerja terjadi pada beban 10.468,291 kN atau setara dengan 1100 Ton
dengan δt ( Drift Maksimal ) 0,039 m.
c. Program SAP2000 dapat menggambarkan perilaku sendi plastis untuk sebuah bangunan
dengan metode CSM ( Capacity Spectrum Methode ) dengan acuan standar ATC-40.
d. Dari hasil analisa Pushover dapat disimpulkan bahwa gedung masih aman dan umur 50
tahun rencana bangunan dapat tercapai.
2. Saran
Penyusun mempunyai beberapa saran apabila dimasa mendatang akan dilakukan
penelitian yang hampir sama atau melakukan penelitian lanjutan :
a. Analisis Pushover masih bisa dilakukan dengan cara membandingkan dengan metode
perpindahan yang berbeda bisa dengan FEMA atau yang lainnya.
b. Perlu dilakukan perbandingan analisis Statik Non-linear (Pushover ) dengan analisis
NLTH ( Non-linier Time History ). Sebagai lingkup evaluasi kinerja sebuah gedung.
c. Melakukan analisa Pushover dengan menggunakan beberapa software yang berbeda
seperti ETABS, STAADPRO, NISA , dll.
d. Untuk penelitian lebih lanjut bisa dilakukan perhitungan momen curvature.
e. Untuk penelitian lebih lanjut apabila ingin mengambil studi kasus yang sama, bida
ditambahkan dengan menganalisa Engineering Value dari bangunan yang ditinjau. Untuk
membandingkan biaya apabila digunakan standar SNI mulai dari tahun 1991, 2002 dan
2012.
f. Analisa Pushover juga bisa dilakukan untuk mengevaluasi bangunan cagar budaya.
DAFTAR PUSTAKA

Applied Technology Council, ATC-40. (1996). “Seismic Evaluation and retrovit of concrete
buildings”, Redwood City, California.
Badan Standarisasi Nasional, (2012), “Tata Cara Perencanaan Ketahanan Untuk Struktur
Bangunan Gedung dan Non Gedung”, SNI 03-1726-2012, BSN, Bandung.
Budiono, Bambang. (2011). “Konsep SNI Gempa 1726 20xx”. Seminar HAKI. 2011.
Budi P, Anindityo. (2011). “Evaluasi Kinerja Seismik Struktur Beton Dengan Analisis
Pushover Prosedur A Menggunakan Program ETABS v 9.50”, Tugas Akhir Jurusan
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret. 2011.
Departement Kementrian Pekerjaan Umum, 2010, “Peta Hazard Gempa Indonesia”,
Departement Kementrian Pekerjaan Umum, Jakarta.
Dewobroto. (2006).“Evaluasi Kinerja Bangunan Baja Tahan Gempa dengan SAP2000”.
Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, (1981), “Peraturan Pembebanan Indonesia
Untuk Gedung 1983”, Stensil, Bandung.
Federal Emergency Management Agency, 1997, “NEHRP GUIDLINES FOR THE SEISMIC
REHABILITATIONS OF BUILDINGS”, Washington, D.C.
M. Asurifak, dkk. (2014).”Peta Gempa Untuk Perencanaan Struktur Bangunan Tahan
Gempa”. Seminar HAKI-HATTI. Hotel Mercure Padang. 2014.
Marwanto, Ary. (2010). “Evaluasi Kinerja Struktur Gedung 10 Lantai dengan Analisis
Pushover terhadap Drift dan Displacement Menggunakan Software Etabs”, e-jurnal
matriks teknik sipil/September 2014/484. Universitas Sebelas Maret.
Surama, Mitesh, “Non-Linear Static Analysis Using SAP2000”, Research Scholar,
Department of Earthquake Engineering, IIT Roorke.
Tumilar Ir, Steffie, 2011, “Prosedur Analisis Struktur Beton Akibat Gempa Menurut SNI 03-
1726-2010”, Himpunan Ahli Konstruksi, Jakarta.
Wisnumarti, dkk. (2008). “Analisis Pushover Pada Gedung Tidak Beraturan Dengan Study
Kasus Pada Gedung Baru Universitas Brawijaya Malang”, Jurnal Rekayasa
Sipil/Volume 2, No. 1-2008 ISSN 1978-5658. Universitas Brawijaya Malang.

Anda mungkin juga menyukai