Suatu cara analisis statik 2-dimensi atau 3-dimensi
LINIER dan NonLINIER, dimana pengaruh gempa rencana terhadap struktur bangunan gedung dianggap sebagai beban-beban statik yang bekerja pada pusat massa masing-masing lantai, yang nilainya ditingkatkan secara berangsur-angsur sampai melampaui beban yang menyebabkan terjadinya leleh (sendi plastis) pertama di dalam struktur bangunan gedung. Kemudian dengan peningkatan beban lebih lanjut struktur mengalami perubahan bentuk pasca elastik yang besar sampai mencapai kondisi plastik. (SNI-1726-2002) ANALISIS BEBAN DORONG STATIK (PUSHOVER)
Analisis pushover menghasilkan suatu kurva yang
menggambarkan hubungan antara beban total (gaya geser dasar/base shear)(V) versus perpindahan (displacement) pada puncak bangunan (biasanya pusat massa atap). Kurva ini disebut sebagai KURVA PUSHOVER. Kurva ini menunjukkan perilaku struktur secara global terhadap pembebanan lateral. TUJUAN ANALISIS PUSHOVER
1. Memperkiran gaya maksimum dan deformasi
yang terjadi pada suatu bangunan akibat pembebanan gempa. 2. Mengetahui perilaku keruntuhan dari bangunan terhadap gempa. 3. Memperoleh informasi pada bagian mana dari bangunan tersebut yang kritis sehingga diperlukan perhatian khusus untuk pendetailan atau stabilitasnya. TAHAPAN UTAMA DALAM ANALISIS PUSHOVER 1. Menentukan titik kontrol untuk memonitor besarnya perpindahan struktur. Rekaman besarnya perpindahan titik kontrol dan gaya geser dasar digunakan untuk menyusun kurva pushover. 2. Membuat kurva pushover dari berbagai pola distribusi gaya lateral yang ekivalen dengan distribusi gaya inertia, sehingga diharapkan deformasi yang terjadi hampir sama dengan gempa sebenarnya. 3. Estimasi besarnya target perpindahan. Titik kontrol didorong sampai target tersebut, yaitu suatu perpindahan maksimum yang diakibatkan oleh intensitas gempa rencana yang ditentukan. 4. Mengevaluasi level kinerja struktur ketika titik kontrol tepat berada pada target perpindahan : merupakan hal utama dari perencanaan barbasis kinerja. Komponen struktur dianggap memuaskan jika memenuhi persyaratan deformasi dan kekuatan. TARGET PERPINDAHAN Gaya dan deformasi setiap komponen bangunan dihitung terhadap “perpindahan tertentu” di titik kontrol yang disebut sebagai target perpindahan (t) dan dianggap sebagai perpindahan maksimum yang terjadi saat bangunan mengalami gempa rencana. KRITERIA EVALUASI LEVEL KINERJA dari kondisi bangunan didasarkan pada gaya dan deformasi yang terjadi ketika perpindahan titik kontrol sama dengan target perpindahan (t). CARA MENENTUKAN TARGET PERPINDAHAN: 1. Metode Koefisien Perpindahan (Displacement Coeficient Method) (FEMA 356, FEMA 440) 2. Metode Spektrum Kapasitas (Capacity Spectrum Method) (FEMA 440 , ATC 40) LANGKAH-LANGKAH ANALISIS Langkah-langkah analisis dalam mengevaluasi kinerja struktur gedung IRD RSUP Dr. Sardjito dengan Pushover analysis adalah sbb.: 1. Pemodelan struktur bangunan gedung dengan menggunakan program komputer SAP2000, dengan memasukkan semua data elemen struktur bangunan nyata (berat, kekuatan bahan, kekakuan, dan sebagainya) beserta pemodelan dari unsur-unsur non strukturnya. 2. Melakukan analisis beban dorong. Analisis dilakukan dalam 2 tahap, yaitu: a. Struktur diberi beban gravitasi (kombinasi beban mati dan beban hidup yang direduksi) Analisis tahap pertama ini belum memperhitungkan kondisi non-linier. b. Analisis selanjutnya struktur diberikan beban lateral secara monotonik bertahap. Pola beban dan arahnya sesuai ketentuan FEMA 356. 3. Intensitas pembebanan lateral ditingkatkan sampai komponen struktur yang paling lemah berdeformasi yang menyebabkan kekakuannya berubah secara signifikan (terjadi leleh pada penampang). LANGKAH-LANGKAH ANALISIS Lanjutan langkah-langkah analisis dengan Pushover analysis : 4. Kekakuan penampang yang mengalami leleh pada model selanjutnya dimodifikasi untuk mengantisifasi perilaku pasca leleh. Kemudian model yang telah dimodifikasi ini dibebani kembali dengan pola beban yang tetap sama. Modifikasi perilaku komponen dapat dilakukan dengan : 5. Langkah ke-3 tersebut diulangi sebanyak jumlah komponen yang mencapai kondisi batas kekuatannya (leleh). Dalam hal ini, pola beban tetap sama untuk setiap tahapan, meskipun intensitas pembebanan secara bertahap meningkat. 6. Pada setiap tahap pembebanan, gaya dalam dan deformasi elastis maupun plastis dihitung dan direkam. Proses pembebanan dilanjutkan sampai batas kinerja terdeteksi dari perpindahan titik kontrol pada atap. 7. Selanjutnya digambarkan kurva pushover, yaitu perpindahan titik kontrol versus gaya geser dasar untuk setiap tahap pembebanan. Perubahan kemiringan dari kurva menunjukkan adanya leleh pada komponen. LANGKAH-LANGKAH ANALISIS Lanjutan langkah-langkah analisis dengan Pushover analysis : 8. Kurva pushover selanjutnya digunakan untuk menentukan target perpindahan. 9. Selanjutnya akumulasi gaya dan deformasi dievaluasi pada target perpindahan untuk mengetahui kinerja setiap komponen. Sebagai contoh, apabila perilaku yang dikontrol adalah deformasi suatu elemen, maka deformasinya dibandingkan dengan deformasi ijin dari FEMA 356. 10. Bila salah satu dari (a) gaya perlu atau (b) besarnya deformasi yang terjadi yang dikontrol ternyata melebihi nilai-nilai yang ditetapkan, maka dianggap kinerjanya tidak memenuhi syarat.