Anda di halaman 1dari 10

Available online at http://prosiding.pnj.ac.

id
eISSN 2685-9319
Prosiding Seminar Nasional Teknik Mesin
Politeknik Negeri Jakarta (2022), 1013-1021

Analisis Pembebanan Statis untuk Pemilihan Bogie


Gerbong Datar Menggunakan Metode Elemen Hingga
Aldhi Novanda Saputra1,R. Grenny Sudarmawan1*
1Program Studi Manufaktur, Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Jakarta, Jl. Prof. G. A. Siwabessy, Kampus UI,
Depok, 16425

Abstrak

Bogie merupakan suatu kesatuan konstruksi yang terkoneksi dengan underframe kereta saat berjalan diatas
rel yang terbuat dari konstruksi steel cast dan dirancang untuk mendukung badan kereta terhadap
pembebanan. Terdapat permintaan dari UGL untuk melakukan uji kurva dengan radius yang besar guna studi
lintasan baru di Selandia Baru. Namun bogie UGL mengalami masalah, dimana komponen clevis pin pada
konstruksi bogie menabrak bagian bracket underframe gerbong datar saat pengujian kurva. Sehingga PT. X
memutuskan untuk menggunakan bogie yang lain karena struktur bogie yang sebelumnya mengalami masalah
dan tidak boleh di modifikasi. Struktur bogie yang dipilih oleh PT. X sebagai subtitusi untuk gerbong datar
adalah bogie ppcw yang memiliki struktur dan fungsi yang sama untuk mengangkut gerbong datar. Maka pada
penelitian ini, dilakukan analisis pembebanan statis yang difokuskan pada analisa tegangan von mises,
vertikal, lateral, dan longitudinal guna memverifikasi struktur bogie ppcw mampu diaplikasikan untuk gerbong
datar guna studi pengujian kurva secara statis. Analisis tegangan dilakukan menggunakan software Ansys dan
hasil analisis tegangan bogie ppcw dibandingkan dengan hasil analisis tegangan bogie UGL dan berada
dibawah nilai batasan yield strength material bogie sehingga struktur dinyatakan aman untuk diaplikasikan.

Kata-kata kunci: : Bogie, Tegangan Vertikal, Tegangan Lateral, Tegangan Longitudinal, Tegangan Von Mises

Abstract

Bogie is a construction that connected to the underframe of the train when running on rails made of steel cast
and designed to support the train body against loading. There was a request from UGL to perform a curve test
to study the new trajectory on New Zealand. However, the UGL bogie encountered a problem, where the clevis
pin component of the bogie construction hit the bracket of underframe during curve testing. So PT. X decided
to use another bogie because the structure of the previous bogie had problems and not allowed to modified.
The bogie structure chosen by PT. X as a substitute for flat wagon is a ppcw bogie which has the same structure
and function for transporting flat wagon. In this study, static loading was carried out to verify that the ppcw
bogie structure could be applied to flat wagons for studies in static curves test. Focused on static stress analysis
including von mises stress, vertical stress, lateral stress, and longitudinal stres. The stress analysis was carried
out using Ansys software and the results of the ppcw bogie stress analysis were compared with the results of
the UGL bogie stress analysis and below the yield strength limit value of the structural bogie material which
was declared safe for application.

Keywords: Bogie, Vertical Stress, Lateral Stress, Longitudinal Stress, Von Mises Stress

*Corresponding author E-mail address: sudarmawan.grenny@gmail.com

1013
eISSN 2685-9319
Aldhi Novanda Saputra, et al/Prosiding Semnas Mesin PNJ (2022)

1. PENDAHULUAN

Bogie merupakan suatu kesatuan konstruksi yang mendukung sarana kereta api saat berjalan
diatas rel lengkung atau lurus untuk kestabilan dan kenyamanan. Rangka bogie merupakan konstruksi
yang dirancang untuk tahan terhadap pembebanan. Rangka harus memenuhi persyaratan yaitu
memiliki kekuatan serta kekakuan tinggi terhadap pembebanan vertikal, lateral dan longitudinal tanpa
terjadi deformasi tetap dan tidak terjadi cacat (retak) pada titik kritis akibat pembebanan. Fungsi dari
bogie adalah sebagai penopang gerbong kereta dan memberikan fleksibilitas pada kereta saat melalui
rel yang berbelok [2]
Analisis secara statik merepresentasikan perilaku struktur rangka bogie ketika dalam
beberapa kondisi, yaitu cruise, side wind, braking dan manuver, dimana terjadi pembebanan maksimal
dalam waktu cepat pada struktur rangka bogie dari beban arah vertikal, beban arah lateral maupun
beban arah longitudinal, sehingga dapat diketahui area kritis akibat regangan/tegangan maksimum dan
defleksi yang terjadi pada struktur bogie [3]. Dalam standar Eropa EN 13749 bogie yang dianalisis
dalam penelitian ini, diklasifikasikan dalam kategori B-V: bogie gerbong dengan suspensi satu tahap
[4].
Kemudian pada penelitian ini, dilakukan analisis pembebanan statis untuk memverifikasi
struktur bogie substitusi yang dipilih oleh PT. X sehingga dapat diaplikasikan pada gerbong datar
untuk studi tes kurva secara statis yang bertujuan untuk menganalisa tegangan statis dari bogie
gerbong datar dan ppcw meliputi tegangan von mises, tegangan vertikal, lateral, longitudinal akibat
menumpu berat gerbong, melewati lintasan berkelok dan pengereman Analisis tegangan dilakukan
menggunakan software Ansys dan hasil analisis tegangan bogie ppcw dibandingkan dengan hasil
analisis tegangan bogie UGL guna menganalisa tegangan von mises pada bogie ppcw tidak jauh
berbeda dengan bogie UGL dan tidak melewati batasan nilai yield strength material bogie sehingga
struktur dinyatakan aman untuk diaplikasikan pada gerbong datar.
Berdasarkan peneltian-peneltian serupa, Jan Dizo (2019), melakukan penelitian untuk
melakukan modifikasi rangka bogie tipe Y25 untuk gerbong barang dan melakukan verifikasi desain
dengan pemberian pembebanan statis pada desain bogie tipe Y25 yang di modifikasi. Pembebanan
dilakukan berdasarkan empat kasus pembebanan eksepsional yang terjadi pada struktur bogie saat
kondisi statis dengan bantuan perangkat lunak Ansys untuk melakukan simulasi pembebanan statis.
Hasil dari simulasi menunjukan bahwa rangka bogie yang di modifikasi memiliki nilai tegangan von
mises berada dibawah nilai yield strength material bogie pada setiap kasus pembebanan. Sehingga
bogie yang di modifikasi aman untuk diaplikasikan.
Kelvin Johanes (2017), Pada penelitiannya membahas studi numerik pada struktur rangka
bogie LRT terhadap beban eksepsional. Perhitungan pembebanan yang dilakukan berdasarkan standar
EN 13749 dengan kategori bogie B-IV untuk bogie kereta penumpang dan melakukan studi numerik
pembebanan statis dengan bantuan perangkat lunak Ansys. Berdasarkan simulasi pembebanan statis
yang dilakukan rangka bogie LRT memiliki nilai tegangan von mises masih berada dibawah nilai
tegangan material bogie sehingga bogie aman digunakan.
Setyo Margo Utomo (2017), dalam penelitiannya membahas analisis pembebanan statis pada
bogie APMS dengan finite element. Perhitungan pembebanan statis dilakukan pada struktur rangka
bogie monorel berdasarkan standar UIC-615 dengan perhitungan pembebanan eksepsional dan main
service load. Dilakukan analisa penyebaran tegangan von mises dan simulasi pembebanan statis
dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Ansys. Hasil dari simulasi pembebanan statis yaitu struktur
bogie APMS memiliki nilai tegangan von mises dibawah nilai yield strength material bogie sehingga
bogie aman untuk diaplikasikan.

2. METODE PENELITIAN

Langkah penelitian diawali dengan penetapan rumusan masalah dengan mengidentifikasi


permasalahan yang didapatkan pada saat melakukan pengamatan, studi literatur pengumpulan
beberapa literatur atau referensi guna dijadikan acuan dalam melakukan penelitian, kemudian
melakukan pengumpulan data-data yang diperlukan untuk menjalankan penelitian, melakukan
kalkulasi pembebanan pada rangka bogie, lalu melakukan analisa struktur rangka bogie menggunakan
metode elemen hingga pada aplikasi Ansys dan menganalisa nilai tegangan von-mises pada masing-
masing desain bogie dibandingkan dengan nilai yield strength material bogie sehingga bogie ppcw

1014
eISSN 2685-9319
Aldhi Novanda Saputra, et al/Prosiding Semnas Mesin PNJ (2022)

(substitusi) dapat dinyatakan aman atau dapat diaplikasikan pada gerbong datar untuk pengujian kurva
secara statis. Tahapan-tahapan metodologi penelitian yang dilakukan ditunjukan pada gambar 1.

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

Metode elemen hingga (Finite Element Method / FEM) merupakan sebuah metode numerik
yang digunakan untuk menghitung gaya-gaya internal (Internal Forces) pada berbagai kasus di bidang
rekayasa (engineering) [1]. Konsep dasar finite element analysis adalah membagi struktur menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil yang jumlahnya berhingga, kemudian dilakukan analisis gabungan
terhadap elemen-elemen kecil tersebut. Nilai pendekatan numerik diperoleh melalui bantuan
komputer, sehingga finite element analysis bersifat computer oriented [1].
Tahap-tahap dasar dalam finite element analysis adalah pre-processing, yaitu dilakukan
diskretisasi model menjadi elemen-elemen hingga, dalam bentuk nodal-nodal dan elemen-elemen.
Selanjutnya menggabungkan elemen-elemen dan membentuk matriks dengan bentuk yang kecil
(meshing)sekaligus mengaplikasikan kondisi batas, kondisi awal, dan beban-beban yang terjadi.
Tahap kedua adalah processing, dimana komputer menyelesaikan sejumlah perhitungan aljabar linier
atau non linier sesuai kondisi yang diterapkan pada tahap pre-processing. Kemudian tahap terakhir
adalah post processing, yaitu mengorganisasi dan mengintepretasi data hasil perhitungan berupa
gambar, kurva atau animasi [3].

2.1 Kalkulasi Pembebanan Bogie

Perhitungan pembebanan pada rangka bogie dilakukan sebagai acuan untuk


mengetahui pemberian beban terhadap rangka bogie. Beban yang dikalkulasi merupakan
beban vertikal, beban lateral dan beban longitudinal yang akan diinput ke dalam
perangkat lunak ANSYS guna simulasi pembebanan statis. Beban tersebut merupakan
beban kombinasi yang merepresentasikan bogie pada kondisi eksepsional [4][6].
Kalkulasi pembebanan vertikal didapat dari persamaan skema pembebanan pada bogie.
Menurut standar, bogie yang dianalisis termasuk dalam kategori B-V yaitu bogie gerbong
barang dengan center pivot dan dua sidebearer [6]. Sebelum analisis pembebanan
dilakukan, perlu menghitung nilai gaya beban yang terjadi sesuai dengan formulasi dalam
standar [4][6]. Skema FBD pembebanan pada rangka bogie ditunjukan pada gambar 2.
[4][5][6].

1015
eISSN 2685-9319
Aldhi Novanda Saputra, et al/Prosiding Semnas Mesin PNJ (2022)

Gambar 2. Skema FBD Pembebanan Rangka Bogie

• Kalkulasi pembebanan vertikal pada bogie diperhitungkan pada kondisi operasional.

𝑀𝑤
FZ = ( − 𝑚) 𝑥 𝑔 (1)
2
• Untuk nilai beban eksepsional arah vertikal dan hanya bekerja pada bagian center pivot:

FZPmax = 2 x FY (2)
• Bila beban vertikal bekerja pada center pivot dan side bearer:

FZ1max (atau FZ2max) = 1.5 x FZ x α (3)


• Untuk gaya lateral akibat dari beban luar biasa (eksepsional) yang bekerja pada setiap
rangkaian roda:

F𝑦𝑚𝑎𝑥 F𝑧+𝑚 𝑥 𝑔
FY1max = FY2max = = 104 + (4)
2 6
• Gaya longitudinal yang bekerja pada rangka bogie:

FX1max = 0.1 (FY + m x g) (5)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Desain Bogie Gerbong Datar dan Bogie PPCW

Data desain bogie UGL dan data desain bogie ppcw (substitusi) serta data pendukung penelitian
meliputi berat bogie, material bogie, berat badan kereta dan lainnya yang digunaka pada simulasi
pembebanan statis dengan menumpu beban yang sama yaitu gerbong datar UGL. Data tersebut tertera
pada tabel 1 dan tabel 2.

• Data Desain Bogie Gerbong Datar

Jenis Bogie 3 Pieces Barber S-2-E 965E


Material Cast Steel AAR M-201 Grade B
Massa Bogie (m) 3750 kg
Jarak Sumbu Roda 1700 mm
Berat Carbody yang Ditumpu (Mw) 80000 kg
Tabel 1. Spesifikasi Teknis Bogie Gerbong Datar

• Data Desain Bogie PPCW (Substitusi)

Jenis Bogie 3 Pieces Barber S-2-HD


Material Cast Steel AAR M-201 Grade B
Massa Bogie (m) 3400 kg
Jarak Sumbu Roda 1676 mm

1016
eISSN 2685-9319
Aldhi Novanda Saputra, et al/Prosiding Semnas Mesin PNJ (2022)

Berat Carbody yang Ditumpu (Mw) 80000 kg


Tabel 1. Spesifikasi Teknis Bogie PPCW (Substitusi)

3.2 Hasil Perhitungan Pembebanan Rangka Bogie UGL dan Bogie PPCW

Hasil perhitungan pembebanan rangka bogie diperoleh dari persamaan 1-5 dengan koordinat
pembebanan sesuai skema FBD pada gambar 2. Hasil perhitungan pembebanan yang diberikan kepada
rangka bogie meliputi gaya vertikal, gaya longitudinal dan gaya lateral saat kondisi statis. Hasil
kalkulasi pemberian beban pada setiap gaya untuk rangka bogie disajikan pada tabel 3.
No Beban Hasil Perhitungan (N)
1 FZ 355612.5
2 FZPmax 711225
3 FZ1max 160025.625
4 FZP 373393.125
5 FY1max 75400
6 FX1max 39240
Tabel 3. Hasil Perhitungan Pembebanan Rangka Bogie UGL

Sedangkan untuk kalkulasi pembebanan pada bogie ppcw (substitusi), hasil perhitungan
pembebanan statis yang diberikan kepada rangka bogie meliputi gaya vertikal, gaya longitudinal dan
gaya lateral saat kondisi statis. Hasil kalkulasi pemberian beban pada setiap gaya untuk rangka bogie
disajikan pada tabel 1.4.
No Beban Hasil Perhitungan (N)
1 FZ 359046
2 FZPmax 718092
3 FZ1max 161570.7
4 FZP 376998.3
5 FY1max 75400
6 FX1max 39240
Tabel 4. Hasil Perhitungan Pembebanan Rangka Bogie PPCW

3.3 Analisa Struktur Rangka Bogie UGL dan PPCW menggunakan Simulasi Ansys

Analisa menggunakan perangkat lunak dilakukan dengan bantuan Ansys Mechanincal R20.
Pembebanan yang digunakan pada simulasi adalah pembebanan static structural berdasarkan skema
Free Body Diagram (FBD) dari rangka bogie untuk mensimulasikan pembebanan operasional ketika
bogie beroperasi.
Dalam simulasi pembebanan yang diberikan berfokus pada empat jenis pembebanan.
Ditentukan oleh kombinasi beban yang dihitung, dan bekerja pada struktur [6]. Kombinasi beban
ditentukan sehingga masing-masing kasus pembebanan mewakili beban maksimal yang akan terjadi
selama pengoperasian bogie di rel [4]. Untuk bogie gerbong barang dengan center pivot dan dua
sidebearer berdasarkan standar, kombinasi beban yang diaplikasikan tertera dalam Tabel 5, di mana
tanda "" dan "" menyatakan masing-masing beban diaplikasikan atau tidak [4] [6].
Kasus Pembebanan FZPmax [N] FZ1max [N] FZP [N] FY1max [N] FX1max [N]
Pertama     
Kedua     
Ketiga     
Keempat     
Tabel 5. Koordinat Pemberian Beban Kombinasi

Struktur rangka bogie dapat diterima, ketika mampu menahan beban yang diaplikasikan
tanpa mengalami kegagalan atau tidak mengalami deformasi permanen setelah pembebanan [1].

1017
eISSN 2685-9319
Aldhi Novanda Saputra, et al/Prosiding Semnas Mesin PNJ (2022)

Kemudian hasil perhitungan pembebanan statis diinput dalam Ansys dan dilakukan simulasi Static
Structural pada rangka bogie UGL dan rangka bogie ppcw (substitusi).
Untuk melakukan perhitungan analisis tegangan pada struktur rangka bogie diperlukan
beberapa data berupa material properties bogie. Kedua bogie memiliki struktur yang sama yaitu
casting dan data material tersebut ditunjukan pada tabel 6.
Material Cast Steel AAR M-201 Grade B
Tensile Strength, Mpa 482.633
Yield Point, Mpa 262
Poisson Ratio 0.3
Modulus Young, (Gpa) 200
Tabel 6. Data Material Properties Bogie UGL dan Bogie PPCW

A. Tegangan Von-Mises pada Bogie Gerbong Datar


Tegangan von-mises digunakan untuk mengetahui penyebaran tegangan yang terjadi
pada rangka bogie untuk mengukur kegagalan material saat diberi beban tertentu. Bila nilai
tegangan von-mises yang terjadi melebihi nilai yield strength dari material yang digunakan maka
akan terjadi kegagalan pada material. Material yang digunakan adalah Cast Steel AAR M201
Grade B dengan nilai yield strength sebesar 262 Mpa dan nilai ultimate tensile strength sebesar
482.633 Mpa.
• Kasus Pembebanan Pertama

Gambar 5. Hasil Simulasi Tegangan Von Mises Kasus Pembebanan Pertama pada Bogie UGL

Berdasarkan pembebanan dengan kasus pertama yaitu pemberian beban hanya pada centre
pivot. Tegangan maksimal yang diterima sebesar 115.64 Mpa dan masih dibawah nilai yield strength
sebesar 262 Mpa lokasi nya pada bagian ujung bolster di sekitar area spring. Hal ini terjadi karena
spring terhubung dengan permukaan sideframe yang miring dan membentuk lekukan yang relatif
kecil. Menurut Deutschman dkk, konsentrasi tegangan yang tinggi terjadi pada lekukan yang relatif
kecil pada suatu geometri. Hal ini sesuai dengan posisi tegangan ekuivalen maksimal pada bogie [1].

• Kasus Pembebaban Kedua

Gambar 6. Hasil Simulasi Tegangan Von Mises Kasus Pembebanan Kedua pada Bogie UGL

1018
eISSN 2685-9319
Aldhi Novanda Saputra, et al/Prosiding Semnas Mesin PNJ (2022)

Untuk kasus pembebanan yang kedua yaitu pembebanan pada bagian centre pivot dan satu
sisi sidebearer guna merepresentasikan gerbong yang ditumpu mengalami guncangan. Sama seperti
sebelumnya, tegangan terjadi sekitar area spring dengan nilai tegangan maksimal sebesar 82.877 Mpa,
dimana nilai yield strength material bogie sebesar 262 Mpa.

• Kasus Pembebanan Ketiga

Gambar 7. Hasil Simulasi Tegangan Von Mises Kasus Pembebanan Ketiga pada Bogie UGL

Pada kasus pembebanan ketiga, dimana pembebanan diberikan pada centre pivot, sidebearer
dan gaya lateral yang merepresentasikan saat melewati lintasan berkelok. Untuk tegangan maksimal
yang diterima struktur bogie sebesar 82.968 Mpa yang artinya masih dibawah nilai yield strength
material bogie sebesar 262 Mpa.

• Kasus Pembebanan Keempat

Gambar 8. Hasil Simulasi Tegangan Von Mises Kasus Pembebanan Keempat pada Bogie UGL

Pada pembebanan keempat yang diaplikasikan pada centre pivot dan beban diberikan dari
bagian longitudinal untuk merepresentasikan pergerakan akibat pengereman dan pada saat berjalan.
Tegangan maksimal terjadi pada bagian bawah bolster pada bagian lekukan. Nilai tegangan maksimal
yang diterima sebesar 65.022 Mpa artinya masih dibawah tegangan maksimal material bogie yaitu
262 Mpa.

B. Tegangan Von-Mises Bogie PPCW


Tegangan von-mises digunakan untuk mengetahui penyebaran tegangan yang terjadi
pada rangka bogie untuk mengukur kegagalan material saat diberi beban tertentu. Bila nilai
tegangan von-mises yang terjadi melebihi nilai yield strength dari material yang digunakan maka
akan terjadi kegagalan pada material. Material yang digunakan pada bogie ppcw (substitusi) sama
dengan material pada bogie UGL yaitu Cast Steel AAR M201 Grade B dengan nilai yield strength
sebesar 262 Mpa dan nilai ultimate tensile strength sebesar 482.633 Mpa.

1019
eISSN 2685-9319
Aldhi Novanda Saputra, et al/Prosiding Semnas Mesin PNJ (2022)

• Kasus Pembebanan Pertama

Gambar 9. Hasil Simulasi Tegangan Von Mises Kasus Pembebanan Pertama pada Bogie PPCW

Berdasarkan pembebanan dengan kasus pertama yaitu pemberian beban hanya pada centre
pivot. Tegangan maksimal yang diterima sebesar 200.9 Mpa dan masih dibawah nilai yield strength
sebesar 262 Mpa lokasi nya pada bagian ujung bolster di sekitar area spring. Hal ini terjadi karena
spring terhubung dengan permukaan sideframe yang miring dan membentuk lekukan yang relatif kecil.
Menurut Deutschman dkk, konsentrasi tegangan yang tinggi terjadi pada lekukan yang relatif kecil
pada suatu geometri. Hal ini sesuai dengan posisi tegangan ekuivalen maksimal pada bogie [1].

• Kasus Pembebanan Kedua

Gambar 10. Hasil Simulasi Tegangan Von Mises Kasus Pembebanan Kedua pada Bogie PPCW

Untuk kasus pembebanan yang kedua yaitu pembebanan pada bagian centre
pivot dan satu sisi sidebearer guna merepresentasikan gerbong yang ditumpu mengalami
guncangan. Sama seperti sebelumnya, tegangan terjadi sekitar area spring dengan nilai
tegangan maksimal sebesar 134.65 Mpa, dimana nilai yield strength material bogie
sebesar 262 Mpa.

• Kasus Pembebanan Ketiga

Gambar 11. Hasil Simulasi Tegangan Von Mises Kasus Pembebanan Ketiga pada Bogie PPCW

1020
eISSN 2685-9319
Aldhi Novanda Saputra, et al/Prosiding Semnas Mesin PNJ (2022)

Pada kasus pembebanan ketiga, dimana pembebanan diberikan pada centre pivot, sidebearer
dan gaya lateral yang merepresentasikan saat melewati lintasan berkelok. Untuk tegangan maksimal
yang diterima struktur bogie sebesar 134.73 Mpa yang artinya masih dibawah nilai yield strength
material bogie sebesar 262 Mpa.

• Kasus Pembebanan Keempat

Gambar 12. Hasil Simulasi Tegangan Von Mises Kasus Pembebanan Keempat pada Bogie PPCW

Pada pembebanan keempat yang diaplikasikan pada centre pivot dan beban diberikan dari
bagian longitudinal untuk merepresentasikan pergerakan akibat pengereman dan pada saat berjalan.
Tegangan maksimal terjadi pada bagian bawah bolster pada bagian lekukan. Nilai tegangan maksimal
yang diterima sebesar 54.396 Mpa artinya masih dibawah tegangan maksimal material bogie yaitu
262 Mpa.

4. KESIMPULAN

Perbandingan nilai tegangan ekuivalen von-mises maksimal antara bogie gerbong datar dan
bogie substitusi pada kasus pembebanan vertikal yang pada center pivot sebesar 115.64 Mpa dan 200.9
Mpa memiliki serta pemberian beban vertikal pada center pivot dan sidebearer sebesar 82.877 Mpa
dan 134.65 Mpa. Sedangkan perbandingan tegangan ekuivalen von-mises antara bogie gerbong datar
dengan bogie ppcw (substitusi) pada pembebanan lateral sebesar 82.968 Mpa dan 134.73 Mpa serta
pada pembebanan longitudinal sebesar 65.022 Mpa dan 54.396 Mpa. Artinya bogie substitusi dapat
dikatakan aman digunakan pada gerbong datar untuk keperluan tes kurva jalur baru karena memiliki
nilai tegangan ekuivalen von-mises dibawah nilai yield strength material bogie sebesar 262 Mpa.

5. UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada PT. INKA (Persero) atas dukungan pada penelitian ini dan
tim divisi Teknologi Proses atas dukungannya dalam keikutsertaan dalam kegiatan ilmiah ini.

6. REFERENSI

[1] Kelvin Yohanes Yordanius, Studi Numerik Ketahanan Frame Bogie Light Rail Transil (LRT)
Terhadap Beban Eksepsional, Institut Teknologi Surabaya (2018).
[2] Setyo Margo Utomo, Jean Mario Valentino, Beny Halfina, dan Hendrato, Analisis Pembebanan
Statik pada Rangka Bogie Automatic People MoveSystem (APMS) Menggunakan Standar UIC-
615 dengan Finite Element, M.P.I. Vol.11, No 2, Agustus 2017.
[3] Jean Mario Valentino, Wahyu Nirbito, Danardono A. Sumarsono, Analisis Pembebanan
Dinamik Pada Perancangan Bogie Automatic People Mover System (APMS), Proceeding
Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarmasin, Oktober 2015.
[4] Ján Dižo, Jozef Harušinec, dan Miroslav Blatnický, Structural Analysis of a Modified Freight
Wagon Bogie Frame, MATEC Web of Conferences, Volume: 134, 00010 (2017).

1021
eISSN 2685-9319
Aldhi Novanda Saputra, et al/Prosiding Semnas Mesin PNJ (2022)

[5] Pavol Šťastniak, Marián Moravčík, Peter Baran, dan Lukáš Smetanka, Computer Aided
Structural Analysis of Newly Developed Railway Bogie Frame, MATEC Web of Conferences,
Volume: 157, 02051 (2018).
[6] Ján Dižo, Miroslav Blatnický, Jozef Harušinec, dan Anatoliy Falendysh, Modification and
Analyses of Structural Properties of a Goods Wagon Bogie Frame. Diagnostyka. 2019; 10 (1):41-
48.
[7] Pokkula et al. 2021. Int. J. Vehicle Structures & Systems, 13 (2), 160-163.
[8] Pavol Šťastniak, Marián Moravčík, Peter Baran, dan Lukáš Smetanka, Computer Aided
Structural Analysis of Newly Developed Railway Bogie Frame, MATEC Web of Conferences,
Volume: 157, s02051 (2018).
[9] AAR Manual of Standards and Recommended Practices Couplers and Freight Car Draft
Components, Steel Castings Specification M-201-00.
[10] Chodeshwar Korsa Veera Bhadraiah Dora Bharadwaj, Stress Analysis of Bogie Frame Structure,
Department of Mechanical Engineering Blekinge Institute of Technology Karlskrona, Sweden.
2017.
[11] F. Hosford, William dan M. Caddell Robert. (2007). Metal Forming Mechanics and Metallurgy
(3rd Edition). Cambridge: Cambridge University Press.
[12] M. Jones, Robert. (2009). Deformation Theory of Plasticity. Virginia: Bull Ridge Publishing.

1022

Anda mungkin juga menyukai