INTEGRAL PENUH
(LOADING TEST ANALYSIS OF FULL INTEGRAL BRIDGE)
N. Retno Setiati1), Anton Surviyanto2)
1), 2)
Pusat Litbang Jalan dan Jembatan
1), 2)
Jalan A.H. Nasution No. 264 Bandung
e-mail: 1) retno.setiati@pusjatan.pu.go.id; 2) anton.surviyanto@pusjatan.pu.go.id
Diterima: 06 Oktober 2013; direvisi: 21 Oktober 2013; disetujui: 02 Desember 2013
ABSTRAK
Jembatan integral penuh Sinapeul dibuat untuk menggantikan jembatan lama yang sudah tidak berfungsi.
Penggunaan sistem integral pada jembatan ini dimaksudkan untuk mengurangi biaya pemeliharaan dan
perawatan jembatan, karena tanpa menggunakan sistem perletakan dan siar muai. Makalah ini membahas
tentang analisis dan hasil evaluasi struktur jembatan sederhana gelagar beton bertulang akibat pembebanan
kendaraan berat (truk) pada jembatan Sinapeul. Pengukuran regangan dan lendutan untuk berbagai lokasi
dalam satu bentang akibat konfigurasi beban truk dianalisis untuk mengevaluasi perilaku distribusi beban
kendaraan yang melewati jembatan tersebut. Pembebanan statis dilakukan dengan menempatkan beberapa
kendaraan truk yang terukur dimensi dan beban dari setiap rodanya untuk melihat besarnya momen lapangan
yang terjadi pada tengah bentang dan momen pada ujung jembatan. Lendutan dinamis diperoleh dengan
melakukan bacaan lendutan akibat beban yang bergerak. Beban bergerak yang dimaksud adalah beban truk
yang bergerak maupun beban lalu-lintas bebas. Berdasarkan hasil uji beban statis dan dinamis pada struktur
jembatan Sinapeul, akibat pembebanan konfigurasi simetris, tegangan maksimum yang terjadi pada baja
tulangan sebesar 33,8 MPa dengan beban 4 truk. Sedangkan akibat pembebanan konfigurasi asimetris,
tegangan maksimum yang terjadi pada tulangan sebesar 28 MPa dengan beban 3 truk, maka dapat disimpulkan
tegangan terjadi masih kecil dari tegangan leleh baja tulangan 267 MPa. Tegangan maksimum yang terjadi di
permukaan beton serat bawah untuk kombinasi simetris sebesar 1,22 MPa dan untuk kombinasi asimetris
sebesar 1,84 MPa, tegangan tersebut masih kecil bila dibandingkan dengan tegangan izin tarik beton sebesar 4
MPa. Akibat pembebanan konfigurasi simetris, lendutan maksimum yang terjadi pada tengah bentang sebesar
1,31 mm dengan beban 4 truk. Sedangkan akibat pembebanan konfigurasi asimetris, lendutan maksimum yang
terjadi pada tengah bentang sebesar 0,66 mm dengan beban 3 truk, nilai tersebut masih kecil bila dibandingkan
dengan nilai persyaratan lendutan izin (L/800) sebesar 25 mm. Dari hasil pengukuran regangan dinamis pada
baja tulangan, memiliki faktor beban dinamis (Dynamic Load Allowance-DLA) sebesar 1,25 nilai tersebut lebih
kecil bila dibandingkan dengan faktor beban dinamis pembebanan jembatan sebesar 1,4. Pergerakan horizontal
maksimum jembatan sebesar 2,5 mm dan selisih perbandingan antara perpindahan antara abutment 1 arah
Sumedang dengan timbunan ringan dan abutment 2 arah Subang dengan timbungan tanah biasa rotasi
maksimum sebesar 0,000483 rad (0,028 derajat). Dapat disimpulkan bahwa beberapa lokasi pengamatan
menunjukkan perilaku distribusi beban yang sama. Sebagaimana ditentukan dari regangan yang diukur dalam
gelagar, distribusi sebenarnya dari beban yang diterapkan dalam setiap lokasi pengamatan secara umum sesuai
dengan ketentuan yang tercantum dalam Spesifikasi AASHTO.
Kata kunci: uji beban, integral penuh, statis, dinamis, distribusi beban, konfigurasi kendaraan, regangan,
lendutan
ABSTRACT
Sinapeul Full integral bridge of was made to replace the old bridge which is already not functional. The use of
integral systems on the bridge is intended to reduce the cost of bridge maintenance, because of unused
expansion joint system. This paper presents the results of the analysis and evaluation of the structure of
Keywords: loading test, full integral, static, dynamic, load distribution, vehicle configuration, strain, deflection
Uji beban (loading test) dapat memberikan nilai Untuk mengetahui perilaku jembatan
respons struktur jembatan akibat beban yang Sinapeul (regangan dan lendutan yang terjadi),
diberikan dan dapat digunakan untuk ditanam beberapa sensor berupa strain gauge
mengetahui kapasitas daya pikul aktual pada bagian abutment, gelagar, dan lantai
jembatan. jembatan (Gambar 4).
METODOLOGI
Uji Beban
Kosong
Simetris 2 truk
Simetris 4 truk
Asimetris 2 truk
simetris 3 truk
Tabel 4. Rekapitulasi pembacaan tegangan dan regangan statis pada serat bawah beton
Kombinasi Gelagar 1 Gelagar 2 Gelagar 4 Gelagar 5
µε σ (MPa) µε σ (MPa) µε σ (MPa) µε σ (MPa)
Kosong 1 0 0 0 0 0 0 0 0
Simetris 2 Truk 1 -54 -53 -53 -10,6 -40 -8 -36 -7,2
Simetris 4 Truk -76 -72 -72 -14,4 -169 -33,8 -161 -32,2
Simetris 2 Truk 2 -13 -42 -42 -8,4 -166 -33,2 -151 -30,2
Kosong 2 -11 3 -3 0,6 -30 -6 -22 -4,4
Asimetris 2 truck -19 -3.8 -12 -2,4 -138 -27,6 -126 -25,2
Asimetris 3 truck -52 -10,4 -15 -3 -140 -28 -128 -25,6
Kosong 3 -32 -6,4 -8 -1,6 -122 -24,4 -32 -6,4
Tabel 5. Rekapitulasi pembacaan lendutan dinamis DLA yang disyaratkan sebesar 1,4
dan statis sehingga nilai DLA yang terjadi lebih kecil dari
yang disyaratkan. Untuk lendutan jembatan
No Lendutan Lendutan DLA DLA yang diperoleh dari pembebanan truk dalam kondisi
dinamis statis disyaratkan diam. Tabel 6 menunjukkan besar lendutan
(mm) (mm)
1 0,47 0,39 1,21 1,4
yang terbaca pada masing-masing channel
untuk 3 konfigurasi beban.
2 0,49 0,39 1,25 1,4
Berdasarkan Tabel 6 diperoleh nilai lendutan
3 0,49 0,39 1,25 1,4
maksimum jembatan sebesar 1,31 mm yang
terjadi pada gelagar 3 akibat kombinasi beban
Melalui pengukuran diperoleh nilai 3. Bila Tabel 6 dibuat dalam bentuk grafik
lendutan dinamis maksimum sebesar 0,49 mm akan diperoleh diagram lendutan sebagaimana
dan lendutan statik sebesar 0,39 mm. DLA ditunjukkan dalam Gambar 13 dan Gambar 14.
maksimum yang terjadi sebesar 1,25. Adapun
rumus Dynamic Load Allowance/ Amplification
(b)
Gambar 16 (a) dan (b). Perpindahan horizontal
jembatan arah- y
(a)
Dari Tabel 7, rotasi maksimum terjadi pada 3. Akibat pembebanan konfigurasi simetris,
bagian atas abutment sebesar 4,8E-04 radian. lendutan maksimum yang terjadi pada
Belum tampak adanya perbedaan perpindahan tengah bentang sebesar 1,31 mm dengan
maupun besarnya rotasi yang terjadi antara beban 4 truk. Sedangkan akibat pembebanan
abutment 1 dengan abutment 2. Rotasi konfigurasi asimetris, lendutan maksimum
maksimum terjadi pada bagian atas abutment, yang terjadi pada tengah bentang sebesar
artinya pergerakan struktur jembatan sebagian 0,66 mm dengan beban 3 truk, nilai tersebut
diakomodasi oleh struktur pondasi yang masih kecil bila dibandingkan dengan nilai
menyatu dengan abutment. Tidak adanya persyaratan lendutan ijin (L/800) sebesar 25
perbedaan yang signifikan untuk perpindahan mm.
dalam arah horizontal (arah memanjang 4. Dari hasil pengukuran regangan dinamis
jembatan) antara oprit jembatan yang pada baja tulangan, memiliki faktor nilai
menggunakan timbunan ringan dengan beban dinamis (Dynamic Load Allowance-
timbunan tanah biasa. DLA) sebesar 1,25 nilai tersebut lebih kecil
bila dibandingkan dengan faktor beban
dinamis dari pembebanan jembatan sebesar
KESIMPULAN DAN SARAN 1,4.
5. Pergerakan horizontal maksimum jembatan
Kesimpulan sebesar 2,5 mm dan selisih perbandingan
1. Akibat pembebanan konfigurasi simetris, antara perpindahan antara abutment 1 arah
tegangan maksimum yang terjadi pada baja Sumedang dengan timbunan ringan dan
tulangan sebesar 33,8 MPa dengan beban 4 abutment 2 arah Subang dengan timbungan
truk. Sedangkan akibat pembebanan tanah biasa rotasi maksimum sebesar 4.83E-
konfigurasi asimetris, regangan maksimum 04 rad.
yang terjadi pada tulangan sebesar 28 MPa 6. Berdasarkan data hasil pengukuran uji
dengan beban 3 truk, maka dapat beban jembatan, konfigurasi dengan beban
disimpulkan tegangan terjadi masih kecil simetris menghasilkan regangan dan
dari tegangan ijin leleh baja tulangan 267 lendutan yang lebih besar dibandingkan
MPa. konfigurasi asimetris. Nilai regangan
2. Tegangan maksimum yang terjadi pada maupun lendutan akibat beban truk lebih
permukaan beton serat bawah untuk kecil dari yang dipersyaratkan dalam BMS
kombinasi simetris sebesar 1,22 MPa dan (Indonesia 1993) maupun AASHTO
untuk kombinasi asimetris sebesar 1,84 sehingga struktur jembatan masih
MPa, tegangan tersebut masih kecil bila berperilaku elastis dimana kondisi struktur
dibandingkan dengan tegangan ijin tarik kembali seperti semula (tidak terjadi respon
beton sebesar 4 MPa. struktur residual).