Anda di halaman 1dari 35

Teknik Pembebanan

(Loading techniques in experiemental work)

Suprapto Siswosukarto
Civil Engineering and Environmental Department
Gadjah Mada University
Considerations
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
perancangan teknik pembebanan pada
kegiatan experimentasi di laboratorium, a.l.;
ƒ Pemahaman tentang rasionalitas
karakteristik struktur,
ƒ Pemahaman ide-ide yang telah diterapkan
pada sistim pembebanan terdahulu di
perbaharui (refined),
ƒ Pengembangan sistem dengan sentuhan unsur
inovatif peneliti,
ƒ Hasil eksperimentasi yang bisa sangat
berlainan dari harapan.
Metode Pembebanan
„ Beban static
„ Pembebanan yang dilakukan bersifat statik
„ Elastic range, ultimate range, sustained loading
„ Strain contol dan load control

„ Pseudo static
„ Pembebanan dilakukan secara statik namun berulang pada
arah berlawanan

„ Dynamic
„ Pembebanan dilakukan secara berulang dengan interval
(frekuensi) dan besaran tertentu (amplitude)
„ Dilakukan dengan actuator
Beban Statik
„ Beban Titik (Point Load)
Merupakan sistem pembebanan yang paling mudah diterapkan
dalam model pembebanan di laboratorium

„ Beban Merata (Uniform Load)


Dalam aplikasi pembebanan sering diujudkan dalam bentuk
beban titik atau beban diskrit

„ Beban Tekanan (Pressure Load)


Aplikasi pembebanan ini memiliki tingkat kesulitan tinggi.
Lebih sering diaplikasikan dalam bentuk beban merata
(genangan air, timbunan pasir, dsb.)

„ Momen
Aplikasi pembebanan seringkali dalam bentuk beban titik
dengan lengan tertentu.
PERALATAN PEMBEBANAN

ƒ Pemberatan
ƒ Hidrolik Jack
ƒ Load Cell
ƒ Dial gauge
ƒ Dinamometer
ƒ Loading Nuts (baut pembebanan)
LOADING FRAME
• Alat bantu aplikasi sistem pembebanan
terhadap benda uji pada suatu kegiatan
pengujian,

• Biasanya berupa rangka kaku yang adjustable,


mountable dan movable,

• Parameter penting yang perlu dipertimbangkan


– Kekakuan sistem (stiffness)
– Keamanan (safety)
– Biaya (cost)
– dll
Pengaruh kekakuan frame uji
• Beban yang terukur pada alat ukur beban
merupakan besaran beban yang dikerjakan
pada benda uji.
• Deformasi frame uji pada saat pembebanan
dibuat seminimal mungkin.
• Deformasi berlebihan pada frame uji
menunjukkan sebagian beban diserap oleh
frame uji sehingga bacaan tidak valid.
• Kekakuan frame uji dapat disesuaikan dengan
orientasi pembebanan.
Alat uji standar terdiri atas
frame uji yang kaku

Instron Machine
Structural Laboratory Civil
Engineering Division Kobe
University Japan
Loading rig

Top end_frame

Bottom end_frame
• Seting pengujian lentur pada spesimen
RIGID FLOOR
„ Sistem pembebanan haru didukung oleh
struktur yang kokoh
„ Struktur didirikan diatas suatu plat kuat
dan kokoh
„ Dalam laboratorium diujudkan dlam
bentuk struktur RIGID FLOOR
„ Rigid floor merupakan struktur satu
kesatuan dengan struktur laboratorium
RIGID FLOOR
MUR dan BAUT

RIGID FLOOR
RIGID WALL

RIGID FLOOR
EXPERIMENTAL PROGRAM
Construction and test procedure

„ First, the PVC pipe for the tendon duct was positioned at the centre of each
tube, and the strand anchorage was positioned at the centre of the load
stub and footing reinforcement cages. Then, the column segments, load
stubs, and footings were cast with concrete, cured, and delivered to the
laboratory to be assembled by passing strands through the tendon duct and
the anchorage (see Figure 3). The specimens were post-tensioned with a
hydraulic stressing Figure 3. Specimen assembly sequence: (a) 1rst
segment; (b) second segment; (c) third segment; and (d) fourth segment.

„ ram, which included a pressure transducer and a calibration chart to


compute the hydraulic ram load. Four strain gauges mounted on strands
were connected to a data acquisition system with real-time display to
monitor axial strains. The total initial post-tensioning force after losses was
2365 and 2462 kN for Specimens 1 and 2, corresponding to 95 and 99% of
the design force, respectively.

„ A 500-kN actuator was placed at the load stub and the specimen was then
tested statically with a pre-defined displacement history, consisting of one
drift cycle with amplitudes of 0.1, 0.15, 0.2 and 0.3%, followed by three
drift cycles with amplitudes of 0.4, 0.6, 0.9, 1.5, 2, 3, 4, 5 and 6%.
Loading Nut

Spesimen beton

Dynamometer
Load cell – Hydraulic Jack
LJ LJ

en
e cim
sp
al
i c
e nt
I d

Skematik pengujian retak


Pengujian
Shrinkage
„ Diperlukan LVDT
yang sangat
sensitif
„ Ruangan
terkontral
terhadap
temperature dan
kelembaban
Restrained
Shrinkage
Cracking
Experiments
• Pengujian
dinding
beban statik
dengan jack
• Dapat diubah
menjadi statik
bolak-balik
• Idealnya
dengan
pembebanan
siklik
Australia
Square
Tower di
Sydney
„ Struktur rangka
beton pracetak
„ Skematika
sambungan balok
kolom
Alat uji
sambungan
balok kolom
Struktur portal memiliki perletakkan
jepit yang diidealisasikan dalam
bentuk hubungan baut kokoh antara
kolom dan suatu balok datar yang
sangat kuat. Portal diletakkan
secara horizontal pada suatu meja
kerja untuk kemudahan dalam
peletakkan instrumentasi dan
pelaksanaan pengujian. Pada
pengujian ini, beban horizontal
akibat pengaruh angin dan gempa
serta beban gravitasi dalam
dilakukan bersama. Beban gravitasi
dikerjakan dengan bantuan
simulator beban gravitasi yang
diaktifkan dengan menggunakan
hydraulic ram. Secara bersamaan
beban gempa dikerjakan pada
setiap lantai. Pengujian dilakukan
terhadap hubungan antar balok dan
kolom seperti pada Gambar (a).
Pembebanan pada model ini
dikerjakan untuk beban aksial
kolom dan bending momen pada
balok.
• Pengujian
sambungan balok
pra-cetak
• Spesimen berbentuk
frame-H yang
merupakan gabungan
dari 2 pertemuan
balok kolom
• Pertengahan balok
merupakan struktur
sambungan
• Pengujian dilakukan
dengan jack yang
terpasang pada
ujung2 frame segitiga
Konfigurasi pengujian
sambungan balok pada
beton pracetak. Tumpuan
berupa fixed pin (sendi
yang tak bergerak bebas)
dan beban dikerjakan
dengan menggunakan
klem panyatu antara
ujung-ujung kolom bawah.
Akibat dari sistim
pembebanan dan sistim
dukungan yang diterapkan
pada model ini, proses
pembebanan akan
mengakibatkan terjadinya
kekangan tambahan pada
balok. Pengekangan ini
akan menyebabkan
timbulnya gaya aksial
(pada kasus ini adalah
aksial tekan) pada balok.
35

Anda mungkin juga menyukai