KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan Kehadirat Allah SWT, karena kebesaran-Nyalah maka
kami dapat merampungkan laporan praktikum ini.
Berhasilnya tulisan ini dibuat tidak terlepas dari bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak. Oleh sebab itu lewat kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Ir. Bambang Suhendro, M.Sc., Ph.d dan
Bapak Ir. Suprapto Siswosukarto, Ph.d.
Kelimpok II
i
LAPORAN PRAKTIKUM
METODE EKSPERIMEN STRUKTUR
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
I. PENDAHULUAN...........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................1
1.2 Tujuan Eksperimen...............................................................................................1
II. PENGUJIAN BALOK LENTUR................................................................................2
2.1 Alat yang digunakan.............................................................................................2
2.2 Benda Uji..............................................................................................................2
2.3 Prosedur Pengujian................................................................................................3
2.4 Hasil dan Analisis.................................................................................................5
III. PENGUJIAN PELAT LENTUR...............................................................................8
3.1. Alat yang dipakai..................................................................................................8
3.2. Benda uji...............................................................................................................8
3.3. Prosedur Eksperimen............................................................................................9
3.4. Hasil dan Analisis...............................................................................................10
IV. KESIMPULAN..........................................................................................................14
4.1. Pengujian balok lentur.........................................................................................14
4.2. Pengujian pelat lentur..........................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
1
LAPORAN PRAKTIKUM
METODE EKSPERIMEN STRUKTUR
a. Strain gage type, yaitu two element rosette dan rectangular rosette
two element rosette, pada type ini terdapat 2 elemen strain gage yang biasanya
dipasang dengan arah saling tegak lurus antara yang satu dengan yang lainnya.
Type ini dapat mengukur regangan disuatu titik dalam 2 arah yang saling tegak
lurus, dan arah-arah tersebut dapat disesuaikan dengan arah principal stresses.
rectangular rosette, type ini tersusun dari 3 elemen strain gage yang biasanya
dipasang sedemikian rupa sehingga membentuk sudut antara sebesar 450.
b. Strain indicator dan swithcing box, dengan ketelitian pembacaan regangan sebesar
1 microstrain . Pada praktikum ini strain gage yang dipakai adalah 2 arah dan 3 arah,
strain indikator hanya dapat membaca 1 strain gage sehingga diperlukan switching
box yang memiliki kapasitas 10 saluran, masing-masing saluran dapat dihubungkan
dengan satu strain gage. Melalui tombol pada swithcing box yang dihubungkan
dengan strain indicator, satu demi satu regangan pada setiap tahap pembebanan dapat
dibaca. (sistem ini hanya dapat digunakan pada pengujian-pengujian beban statis).
c. Frame beban
e. Kabel penghubung.
dua lokasi beban terpusat masing-masing berjarak 330 mm dari tumpuan (seperti pada
gambar 1). Strain gage two rosette dipasang persis di tengah bentang bagian samping
balok. Strain gage three element type rectangular rosette dipasang pada lokasi berjarak
260 mm dari tumpuan (pada titik C). Dial gage diletakkan di bawah titik pembebanan.
b. Tiap strain gauge yang telah terpasang tersebut dihubungkan ke strain indicator
dengan menyesuaikan warna kabel. Sebelum melakukan pembacaan, strain
indicator perlu dilakukan balancing agar tertera angka nol. Untuk pengujian ini
digunakan sistem quarter bridge pada strain indicator.
c. Setelah dilakukan pengesetan alat maka pengujian segera dapat dimulai, untuk
langkah pertama dilakukan pembacaan regangan saat beban nol, dan dilanjutkan
dengan penambahan (increment) beban setiap 500 gr. Untuk melakukan
pembacaan maka dilakukan pengubahan channel pada switch & balance unit
untuk berbagai posisi strain gauge. Penambahan beban ini diletakkan pada plat
beban yang terletak tepat ditengah bentang seperti terlihat pada Gambar 2.2.
Lanjutkan tiap langkah dan penambahan beban hingga mencapai 5500 gram.
Nilai regangan diperoleh dengan mengurangi nilai pembacaan strain indikator dengan
pembacaan awal (sebelum dibebani) strain indikator (Tabel 2.1).
Untuk menentukan regangan yang terjadi diambil nilai rata-rata seperti terlihat
pada Tabel 2.2 yakni:
Modulus elastisitas bahan (E) dapat diperoleh dengan cara memplotkan nilai tegangan
() dan regangan arah memanjang (1) yang terjadi dalam suatu diagram tegangan-
regangan (-). Data-data balok dalam eksperimen ini adalah sebagai berikut :
Nilai modulus elastisitas (E) dapat diperoleh dari tabel 2.4. dan dari Diagram
=
c. Besar dan arah tegangan-tegangan utama di titik C tidak dapat ditentukan dikarenakan
strain gauge pada titi C telah rusak.
a. Strain indicator dan swithcing box, dengan ketelitian pembacaan regangan sebesar 1
microstrain. pada praktikum ini strain gage yang dipakai adalah rectangular rosette,
strain indikator hanya dapat membaca 1 strain gage sehingga diperlukan switching
box yang memiliki kapasitas 10 saluran, masing-masing saluran dapat dihubungkan
dengan satu strain gage. Melalui tombol pada swithcing box yang dihubungkan
dengan strain indicator, satu demi satu regangan pada setiap tahap pembebanan dapat
dibaca. (sistem ini hanya dapat digunakan pada pengujian-pengujian beban statis).
b. Strain gage tipe rectangular rosette (1 buah), type ini tersusun dari 3 elemen strain
gage yang biasanya dipasang sedemikian rupa sehingga membentuk sudut antara
sebesar 450.
c. Kabel-kabel penghubung.
d. Dial gage (1 buah), Dial gage digunakan untuk mengukur displacement (yang
berupa translasi vertikal/horisontal, maupun rotasi).
Benda uji yang dipakai berupa pelat dari bahan flexyglass berukuran 63 cm x 44
cm, tebal 0,74 cm. Pelat tersebut dijepit dengan frame baja pada keempat sisinya. Lokasi
dan orientasi strain gage yang dipasang beserta sistem pembebanan dapat dilihat pada
Gambar 3.1 :
a. Strain gage type rectangular rosette dipasang pada titik C (bagian bawah
permukaan pelat) yang arahnya ditentukan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
b. Kabel penghubung dipasang memakai sistem sirkuit quarter bridge ke strain gage
indikator.
c. Diset-up pembacaan pada strain indikator untuk masing-masing arah strain gage.
d. Beban diberikan dengan penambahan setiap 500 gram sampai mencapai 5000 gram
pada tengah-tengah pelat. Pada setiap penambahan beban 500 gram dicatat nilai
regangan 1, 2, dan 3.
e. Besarnya regangan 1, 2, dan 3 dilakukan lagi pada setiap pengurangan beban
sebesar 500 gram.
Data-data pembacaan strain indikator dan nilai regangan yang diperoleh akibat
pembebanan pada pelat dapat dilihat pada Tabel 3.1
Besar dan arah tegangan-regangan ditengah pelat pada bagian permukaan bawah
dihitung berdasarkan nilai regangan 1,2, dan 3 yang diperoleh dari pembacaan strain
indikator (Tabel 3.4).
E εa + εc
K1 = A=
(1-ν) 2
εa - εc
B=
E 2
K2 =
(1+ν) 2εb - (εb + εc)
C=
2
σ max = K1 * A + K2 √( B2 + C2 )
σ min = K1 * A - K2 √( B2 + C2 )
Ѳp = ( 1/2 ) * tan-1 ( C / B )
τ max = K2 √( B2 + C2 )
Strain Gauge
Load σmax σmin τmax δ
No. a b c
(gram) microstrain MPa MPa MPa mm
1. 0 0.00 0.00 0.00 0 0 0 0.00
2. 500 65.00 57.50 60.00 5.80181 4.69499 0.55341 0.19
3. 1000 135.00 117.50 114.50 11.4292 9.52245 0.95335 0.45
4. 1500 181.50 172.00 175.00 15.6618 14.275 0.69342 0.68
5. 2000 219.00 226.00 234.50 19.465 18.6174 0.42381 0.91
6. 2500 249.00 275.00 289.00 23.8413 21.3369 1.25222 1.13
7. 3000 276.50 314.50 329.50 27.3281 23.5603 1.88389 1.33
8. 3500 311.50 361.50 376.50 31.4515 26.3229 2.56429 1.54
9. 4000 346.50 404.50 414.50 35.1103 28.7942 3.15805 1.74
10. 4500 380.50 448.00 455.50 38.9 31.3026 3.79872 1.94
11. 5000 415.00 483.50 485.50 41.8503 33.7686 4.04086 2.11
Jumlah 250.839 212.195 19.322
Rata-rata 22.8036 19.2905 1.75655
IV. KESIMPULAN
a. Nilai modulus elastisitas ditentukan dengan pembacaan strain gauge type strain
gauge single grid.
b. Poisson’s ratio ditentukan dengan pembacaan strain gauge type strain gauge two
element rosette
c. Analisa strain gauge type rectangular rosette tidak dapat dilakukan karena rusak (5).
d. Nilai modulus elastisitas yang diperoleh dari hasil eksperimen adalah 61872 MPa
dimana modulus elastisitas teoritis sebesar 73.000 MPa.
e. Nilai poisson’s ratio dari hasil eksperimen adalah 0,41.
Perbedaan ini dimungkinkan karena: Strain gauge yang digunakan sudah tidak akurat
lagi karena menggunakan strain gauge yang sudah berulang kali digunakan.
a. Besar dan arah tegangan regangan utama pelat pada tengah bentang pelat dapat
ditentukan dari pembacaan strain gage tipe rectangular rosette yang ditempatkan
pada titik yang ditinjau tersebut.
b. Hasil tegangan yang diperoleh dari tegangan adalah max= 22,8 MPa, min= 19,29
MPa, dan max= 1,76 MPa.