Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

METODE EKSPERIMEN STRUKTUR

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan Kehadirat Allah SWT, karena kebesaran-Nyalah maka
kami dapat merampungkan laporan praktikum ini.

Berhasilnya tulisan ini dibuat tidak terlepas dari bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak. Oleh sebab itu lewat kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Ir. Bambang Suhendro, M.Sc., Ph.d dan
Bapak Ir. Suprapto Siswosukarto, Ph.d.

Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat.

Yogyakarta, Juni 2012

Kelimpok II

i
LAPORAN PRAKTIKUM
METODE EKSPERIMEN STRUKTUR

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
I. PENDAHULUAN...........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................1
1.2 Tujuan Eksperimen...............................................................................................1
II. PENGUJIAN BALOK LENTUR................................................................................2
2.1 Alat yang digunakan.............................................................................................2
2.2 Benda Uji..............................................................................................................2
2.3 Prosedur Pengujian................................................................................................3
2.4 Hasil dan Analisis.................................................................................................5
III. PENGUJIAN PELAT LENTUR...............................................................................8
3.1. Alat yang dipakai..................................................................................................8
3.2. Benda uji...............................................................................................................8
3.3. Prosedur Eksperimen............................................................................................9
3.4. Hasil dan Analisis...............................................................................................10
IV. KESIMPULAN..........................................................................................................14
4.1. Pengujian balok lentur.........................................................................................14
4.2. Pengujian pelat lentur..........................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

KELOMPOK II / DAHLIA PATAH - 325070 ii


LAPORAN PRAKTIKUM
METODE EKSPERIMEN STRUKTUR

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya analisis dalam bidang struktur, maka eksperimen


atau pengujian juga banyak dilakukan. Analisis struktur dan eksperimen merupakan satu
kesatuan yang saling menunjang, yang mana eksperimen struktur merupakan “kontrol”
terhadap analisa yang ada. Seringkali model matematis baik secara analitis maupun
secara numerik tidak dapat diformulasikan dalam persamaan eksak, maka pengujian
struktur perlu dilakukan untuk membuktikan teori yang ada. Eksperimen struktur
idealnya dilakukan dengan benda uji (specimen) sesuai ukuran yang sebenarnya
(prototype), akan tetapi dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu, maka benda uji
perlu dimodelkan dengan mengikuti syarat-syarat teknik perhitungan model.

Eksperimen yang dilaporkan dalam tulisan ini merupakan pengujian terhadap


model specimen balok berongga alumunium dan pelat flexyglass. Eksperimen dilakukan
di Laboratorium PAU Ilmu-ilmu Teknik Universitas Gajah Mada Yogyakarta, seperti
yang akan dibahas pada uraian selanjutnya.

1.2 Tujuan Eksperimen

Adapun tujuan eksperimen secara umum adalah :

a. Menentukan besarnya modulus elastisitas dan poisson’s ratio dari bahan


yang di uji,

b. Menentukan besar lendutan pada suatu titik pada beban-beban yang


bekerja,

c. Menentukan besar dan arah tegangan-regangan utama pada suatu titik.

1
LAPORAN PRAKTIKUM
METODE EKSPERIMEN STRUKTUR

II. PENGUJIAN BALOK LENTUR

2.1 Alat yang digunakan

Alat yang digunakan pada pengujian ini adalah

a. Strain gage type, yaitu two element rosette dan rectangular rosette

 two element rosette, pada type ini terdapat 2 elemen strain gage yang biasanya
dipasang dengan arah saling tegak lurus antara yang satu dengan yang lainnya.
Type ini dapat mengukur regangan disuatu titik dalam 2 arah yang saling tegak
lurus, dan arah-arah tersebut dapat disesuaikan dengan arah principal stresses.

 rectangular rosette, type ini tersusun dari 3 elemen strain gage yang biasanya
dipasang sedemikian rupa sehingga membentuk sudut antara sebesar 450.

b. Strain indicator dan swithcing box, dengan ketelitian pembacaan regangan sebesar
1 microstrain . Pada praktikum ini strain gage yang dipakai adalah 2 arah dan 3 arah,
strain indikator hanya dapat membaca 1 strain gage sehingga diperlukan switching
box yang memiliki kapasitas 10 saluran, masing-masing saluran dapat dihubungkan
dengan satu strain gage. Melalui tombol pada swithcing box yang dihubungkan
dengan strain indicator, satu demi satu regangan pada setiap tahap pembebanan dapat
dibaca. (sistem ini hanya dapat digunakan pada pengujian-pengujian beban statis).

c. Frame beban

d. Bandul pembebanan : 500 gram dan 1000 gram

e. Kabel penghubung.

f. Dial gage, digunakan untuk mengukur displacement (yang berupa translasi


vertikal/horisontal, maupun rotasi).

2.2 Benda Uji

Benda uji berupa balok aluminium tampang persegi empat berlubang


bujursangkar. Ukuran luar balok 33 mm x 33 mm dengan ketebalan 1,5 mm dan panjang
990 mm. Balok diletakkan di atas tumpuan sederhana (sendi – rol). Pembebanan berupa

KELOMPOK II / DAHLIA PATAH - 325070 2


LAPORAN PRAKTIKUM
METODE EKSPERIMEN STRUKTUR

dua lokasi beban terpusat masing-masing berjarak 330 mm dari tumpuan (seperti pada
gambar 1). Strain gage two rosette dipasang persis di tengah bentang bagian samping
balok. Strain gage three element type rectangular rosette dipasang pada lokasi berjarak
260 mm dari tumpuan (pada titik C). Dial gage diletakkan di bawah titik pembebanan.

Gambar 2.1. Setting Up Pengujian

2.3 Prosedur Pengujian

a. Sebelum mengatur dan mengukur posisi perletakan serta kesiapan pelaksanaan


pengujian maka dilakukan proses pemeriksaan awal (preliminary evaluation).
Mengingat untuk pengujian ini strain gauge telah terpasang sebelumnya, maka
proses pemeriksaan awal digunakan untuk memeriksa kelayakan alat serta
mencatat segala hal yang berkenaan dengan pelaksanaan pengujian. Karena
tingginya tingkat sensitivitas dari pembacaan strain gauge maka setiap perubahan
posisi/pergerakan dapat menyebabkan berkurangnya tingkat akurasi pembacaan.

KELOMPOK II / DAHLIA PATAH - 325070 3


LAPORAN PRAKTIKUM
METODE EKSPERIMEN STRUKTUR

Gambar 2.2 Pelaksanaan pemeriksaan awal (preliminary evaluation)

b. Tiap strain gauge yang telah terpasang tersebut dihubungkan ke strain indicator
dengan menyesuaikan warna kabel. Sebelum melakukan pembacaan, strain
indicator perlu dilakukan balancing agar tertera angka nol. Untuk pengujian ini
digunakan sistem quarter bridge pada strain indicator.

Gambar 2.3 strain indicator(P-0) dan Swith & Balance Unit(SB-10)

c. Setelah dilakukan pengesetan alat maka pengujian segera dapat dimulai, untuk
langkah pertama dilakukan pembacaan regangan saat beban nol, dan dilanjutkan
dengan penambahan (increment) beban setiap 500 gr. Untuk melakukan
pembacaan maka dilakukan pengubahan channel pada switch & balance unit
untuk berbagai posisi strain gauge. Penambahan beban ini diletakkan pada plat

KELOMPOK II / DAHLIA PATAH - 325070 4


LAPORAN PRAKTIKUM
METODE EKSPERIMEN STRUKTUR

beban yang terletak tepat ditengah bentang seperti terlihat pada Gambar 2.2.
Lanjutkan tiap langkah dan penambahan beban hingga mencapai 5500 gram.

d. Lakukan juga pembacaan regangan saat beban mencapai 0 gram sebagai


parameter pembanding. Beban diberikan dengan beban pertama sebesar 500 gram
melalui frame beban dan diteruskan ke titik-titik beban yang dipasang pada balok
sebagai gaya terpusat masing-masing sebesar ½ P pada titik sejauh 330 mm dari
tumpuan. Regangan yang terjadi tersebut dibaca dan dicatat pada strain indikator
ε1, ε2, ε3, ε4, dan ε5. Pembebanan diberikan setiap pertambahan 500 gram, dan di
baca regangan dan lendutan yang terjadi. Setelah beban mencapai 5500 gram,
maka beban dikurangi dengan pengurangan setiap 500 gram. Regangan yang
terjadi tersebut dibaca dan dicatat pada strain indikator, ε1, ε2, ε3, ε4, dan ε5.

2.4 Hasil dan Analisis

Nilai regangan diperoleh dengan mengurangi nilai pembacaan strain indikator dengan
pembacaan awal (sebelum dibebani) strain indikator (Tabel 2.1).

Untuk menentukan regangan yang terjadi diambil nilai rata-rata seperti terlihat
pada Tabel 2.2 yakni:

Tabel 2.1. Nilai regangan pada titik yang ditinjau

KELOMPOK II / DAHLIA PATAH - 325070 5


LAPORAN PRAKTIKUM
METODE EKSPERIMEN STRUKTUR

Tabel 2.2. Nilai Regangan Rata-rata Pada Titik yang Ditinjau

Tabel 2.3. Nilai Regangan Rata-rata Terkoreksi

a. Modulus elastisitas bahan

Modulus elastisitas bahan (E) dapat diperoleh dengan cara memplotkan nilai tegangan
() dan regangan arah memanjang (1) yang terjadi dalam suatu diagram tegangan-
regangan (-). Data-data balok dalam eksperimen ini adalah sebagai berikut :

Kemudian dihitung nilai tegangan-tegangan dengan beban-beban yang diberikan dan


regangan 1= a yang terjadi seperti terlihat pada Tabel 2.4.

KELOMPOK II / DAHLIA PATAH - 325070 6


LAPORAN PRAKTIKUM
METODE EKSPERIMEN STRUKTUR

Dari diagram ( - ) tersebut dapat dihitung modulus elastisitas bahan :

Tabel 2.4. Nilai tegangan-regangan utama di tengah bentang

Gambar 2.1. Grafik hubungan tegangan dan regangan

KELOMPOK II / DAHLIA PATAH - 325070 7


LAPORAN PRAKTIKUM
METODE EKSPERIMEN STRUKTUR

Nilai modulus elastisitas (E) dapat diperoleh dari tabel 2.4. dan dari Diagram

Tegangan Regangan, yaitu : E = = 61872 MPa. Modulus Elastisitas Alumunium,

Eteoritis = 73.000 MPa (sumber : Handbook Mechanics of Material by Gere and


Timoshenko, Appendix H, p.744).

b. Poisson’s ratio () dapat diperoleh dengan rumus :

=

Tabel 2.5. Nilai poison ratio

c. Besar dan arah tegangan-tegangan utama di titik C tidak dapat ditentukan dikarenakan
strain gauge pada titi C telah rusak.

KELOMPOK II / DAHLIA PATAH - 325070 8


LAPORAN PRAKTIKUM
METODE EKSPERIMEN STRUKTUR

III. PENGUJIAN PELAT LENTUR

3.1. Alat yang dipakai

a. Strain indicator dan swithcing box, dengan ketelitian pembacaan regangan sebesar 1
microstrain. pada praktikum ini strain gage yang dipakai adalah rectangular rosette,
strain indikator hanya dapat membaca 1 strain gage sehingga diperlukan switching
box yang memiliki kapasitas 10 saluran, masing-masing saluran dapat dihubungkan
dengan satu strain gage. Melalui tombol pada swithcing box yang dihubungkan
dengan strain indicator, satu demi satu regangan pada setiap tahap pembebanan dapat
dibaca. (sistem ini hanya dapat digunakan pada pengujian-pengujian beban statis).

b. Strain gage tipe rectangular rosette (1 buah), type ini tersusun dari 3 elemen strain
gage yang biasanya dipasang sedemikian rupa sehingga membentuk sudut antara
sebesar 450.

c. Kabel-kabel penghubung.

d. Dial gage (1 buah), Dial gage digunakan untuk mengukur displacement (yang
berupa translasi vertikal/horisontal, maupun rotasi).

e. Bandul beban 1000 gram (6 buah), 500 gram (3 buah).

f. Meja baja sebagai frame.

3.2. Benda uji

Benda uji yang dipakai berupa pelat dari bahan flexyglass berukuran 63 cm x 44
cm, tebal 0,74 cm. Pelat tersebut dijepit dengan frame baja pada keempat sisinya. Lokasi
dan orientasi strain gage yang dipasang beserta sistem pembebanan dapat dilihat pada
Gambar 3.1 :

KELOMPOK II / DAHLIA PATAH - 325070 9


LAPORAN PRAKTIKUM
METODE EKSPERIMEN STRUKTUR

Gambar 3.1 Benda uji pelat lentur

3.3. Prosedur Eksperimen

a. Strain gage type rectangular rosette dipasang pada titik C (bagian bawah
permukaan pelat) yang arahnya ditentukan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

b. Kabel penghubung dipasang memakai sistem sirkuit quarter bridge ke strain gage
indikator.

c. Diset-up pembacaan pada strain indikator untuk masing-masing arah strain gage.

Gambar III.2 Posisi dial gauge pada pengujian pelat lentur

KELOMPOK II / DAHLIA PATAH - 325070 10


LAPORAN PRAKTIKUM
METODE EKSPERIMEN STRUKTUR

d. Beban diberikan dengan penambahan setiap 500 gram sampai mencapai 5000 gram
pada tengah-tengah pelat. Pada setiap penambahan beban 500 gram dicatat nilai
regangan 1, 2, dan 3.

e. Besarnya regangan 1, 2, dan 3 dilakukan lagi pada setiap pengurangan beban
sebesar 500 gram.

3.4. Hasil dan Analisis

Data-data pembacaan strain indikator dan nilai regangan yang diperoleh akibat
pembebanan pada pelat dapat dilihat pada Tabel 3.1

Tabel 3.1. Nilai regangan dan lendutan pelat pada titik C


Pembacaan Strain Indicator (x10-6) Dial Gauge
Beban
(gram) e1 e2 e3 (0.01 mm)
L U L U L U L U
0 0 22 0 15 0 11 0 3
500 63 89 57 73 59 72 14 26
1000 133 159 115 135 109 131 41 51
1500 180 205 169 190 172 189 65 74
2000 221 239 222 245 227 253 88 97
2500 253 267 275 290 287 302 110 118
3000 282 293 314 330 325 345 130 138
3500 312 333 356 382 369 395 150 160
4000 350 365 403 421 408 432 172 178
4500 384 399 446 465 451 471 192 198
5000 426 426 491 491 491 491 212 212

Untuk menentukan regangan yang terjadi diambil nilai rata-ratanya

(Tabel 3.3) yaitu:

KELOMPOK II / DAHLIA PATAH - 325070 11


LAPORAN PRAKTIKUM
METODE EKSPERIMEN STRUKTUR

Tabel 3.2. Nilai Regangan Rata-rata Pada Titik Yang Ditinjau


Nilai Strain Indicator Dial
Beban Rata (x10-6) me Gauga
(gram)
e1 e2 e3 (0.01mm)
0 11 8 6 1.5
500 76 65 66 20.0
1000 146 125 120 46.0
1500 193 180 181 69.5
2000 230 234 240 92.5
2500 260 283 295 114.0
3000 288 322 335 134.0
3500 323 369 382 155.0
4000 358 412 420 175.0
4500 392 456 461 195.0
5000 426 491 491 212.0

Tabel 3.3. Nilai Regangan Rata-rata Terkoreksi

Nilai Strain Indicator Dial


Beban Rata (x10-6) me Gauge
(gram) (0.01
e1 e2 e3 mm)
0 0 0 0 0
500 65 58 60 19
1000 135 118 115 45
1500 182 172 175 68
2000 219 226 235 91
2500 249 275 289 113
3000 277 315 330 133
3500 312 362 377 154
4000 347 405 415 174
4500 381 448 456 194
5000 415 484 486 211

Besar dan arah tegangan-regangan ditengah pelat pada bagian permukaan bawah
dihitung berdasarkan nilai regangan 1,2, dan 3 yang diperoleh dari pembacaan strain
indikator (Tabel 3.4).

KELOMPOK II / DAHLIA PATAH - 325070 12


LAPORAN PRAKTIKUM
METODE EKSPERIMEN STRUKTUR

E εa + εc
K1 = A=
(1-ν) 2
εa - εc
B=
E 2
K2 =
(1+ν) 2εb - (εb + εc)
C=
2

σ max = K1 * A + K2 √( B2 + C2 )
σ min = K1 * A - K2 √( B2 + C2 )
Ѳp = ( 1/2 ) * tan-1 ( C / B )
τ max = K2 √( B2 + C2 )

Tabel 3.4. Tegangan-regangan utama dan lendutan pelat berdasarkan


hasil eksperimen

Strain Gauge
Load σmax σmin τmax δ
No. a b c
(gram) microstrain MPa MPa MPa mm
1. 0 0.00 0.00 0.00 0 0 0 0.00
2. 500 65.00 57.50 60.00 5.80181 4.69499 0.55341 0.19
3. 1000 135.00 117.50 114.50 11.4292 9.52245 0.95335 0.45
4. 1500 181.50 172.00 175.00 15.6618 14.275 0.69342 0.68
5. 2000 219.00 226.00 234.50 19.465 18.6174 0.42381 0.91
6. 2500 249.00 275.00 289.00 23.8413 21.3369 1.25222 1.13
7. 3000 276.50 314.50 329.50 27.3281 23.5603 1.88389 1.33
8. 3500 311.50 361.50 376.50 31.4515 26.3229 2.56429 1.54
9. 4000 346.50 404.50 414.50 35.1103 28.7942 3.15805 1.74
10. 4500 380.50 448.00 455.50 38.9 31.3026 3.79872 1.94
11. 5000 415.00 483.50 485.50 41.8503 33.7686 4.04086 2.11
Jumlah 250.839 212.195 19.322  
Rata-rata 22.8036 19.2905 1.75655  

KELOMPOK II / DAHLIA PATAH - 325070 13


LAPORAN PRAKTIKUM
METODE EKSPERIMEN STRUKTUR

IV. KESIMPULAN

4.1. Pengujian Balok Lentur

Berdasarkan pengujian dapat ditarik kesimpulan bahwa

a. Nilai modulus elastisitas ditentukan dengan pembacaan strain gauge type strain
gauge single grid.

b. Poisson’s ratio ditentukan dengan pembacaan strain gauge type strain gauge two
element rosette

c. Analisa strain gauge type rectangular rosette tidak dapat dilakukan karena rusak (5).

d. Nilai modulus elastisitas yang diperoleh dari hasil eksperimen adalah 61872 MPa
dimana modulus elastisitas teoritis sebesar 73.000 MPa.
e. Nilai poisson’s ratio dari hasil eksperimen adalah 0,41.
Perbedaan ini dimungkinkan karena: Strain gauge yang digunakan sudah tidak akurat
lagi karena menggunakan strain gauge yang sudah berulang kali digunakan.

4.2 Pengujian Pelat Lentur

Berdasarkan pengujian dapat ditarik kesimpulan bahwa

a. Besar dan arah tegangan regangan utama pelat pada tengah bentang pelat dapat
ditentukan dari pembacaan strain gage tipe rectangular rosette yang ditempatkan
pada titik yang ditinjau tersebut.

b. Hasil tegangan yang diperoleh dari tegangan adalah max= 22,8 MPa, min= 19,29
MPa, dan max= 1,76 MPa.

KELOMPOK II / DAHLIA PATAH - 325070 14

Anda mungkin juga menyukai