Anda di halaman 1dari 62

BUKU INFORMASI

MENGGUNAKAN ALAT UJI DAN UKUR


IJE.PM01.007.01

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I.


DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
DIREKTORAT BINA STANDARDISASI KOMPETENSI DAN PELATIHAN KERJA
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 51 Lt. 6.A Jakarta Selatan
2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI --------------------------------------------------------------------------------------- 1

BAB IPENDAHULUAN ----------------------------------------------------------------------------- 3

A. Tujuan Umum ------------------------------------------------------------------------- 3


B. Tujuan Khusus ------------------------------------------------------------------------ 3

BAB II Menggunakan Alat ukur Multimeter --------------------------------------------------- 4

A. Pengetahuan yang diperlukan dalam Menggunakan alat ukur multimeter----4


1. Prosedur penggunaan multimeter --------------------------------------------15
2. Prosedur tera / kalibrasi --------------------------------------------------------- 19
3. Prosedur pengaturan multimeter---------------------------------------------- 20
4. Prosedur K3 penggunaan multimeter.---------------------------------------- 22
B. Keterampilan yang diperlukan dalam menggunakan multimeter ------------ 23
1. Menggunakan multimeter dengan benar sesuai dengan manual
pabrikan---------------------------------------------------------------------------23
2. Melakukan tera/kalibrasi multimeter untuk mendapatkan hasil
pengukuran yang lebih baik-----------------------------------------------------27
3. Mengatur multimeter pada range dan pilihan pengukuran yang akan
dilakukan ------------------------------------------------------------------------- 29
4. Melakukan aspek-aspek keamanan dalam menggunakan
Multimeter ---------------------------------------------------------------------- -38
C. Sikap Kerja yang harus dilakukan waktu aspek-aspek keamanan
dalam menggunakan Multimeter -----------------------------------------------38
1. Sikap kerja menggunakan alat ukur Multimeter Sesuai SOP ------------ 38
BAB III Menggunakan Alat ukur Osciloscope
A. Pengetahuan yang diperlukan dalam Menggunakan alat ukur Osciloscope ---39
1. Prosedur persiapan penggunaan osciloscope ------------------------------ 43
2. Prosedur tera/kalibrasi Osciloscope(V-div danT-div) ------------------------- 46
3. Prosedur penggunaan Osciloscope--------------------------------------------- 48
4. Prosedur PembacaanOsciloscope ---------------------------------------------- 52
5. Prosedur K3 penggunaan Oscilocope.----------------------------------------- 55
B. Keterampilan yang diperlukan dalam menggunakan alat ukur Osciloscope -- 56

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:1dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

C. Sikap Kerja yang harus dilakukan waktu menggunakan alat ukur


Osciloscope -----------------------------------------------------------------------------56

DAFTAR PUSTAKA --------------------------------------------------------------------------------57

A. Dasar Perundang-undangan --------------------------------------------------------57


B. Buku Referensi ------------------------------------------------------------------------57
C. Majalah atau Buletin -----------------------------------------------------------------57
D. Referensi Lainnya ---------------------------------------------------------------------58

DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN ----------------------------------------------------58

LAMPIRAN ------------------------------------------------------------------------------------------59

DAFTAR PENYUSUN------------------------------------------------------------------------------60

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:2dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

BAB I

PENDAHULUAN

A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu Menggunakan alat
ukur Multimeter.

B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi,Menggunakan
alat ukur Multimeter ini guna memfasilitasi peserta latih sehingga pada akhir
pelatihan diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Multimeter digunakan dengan benar sesuai dengan manual pabrikan.
2. Multimeter ditera/dikalibrasi sederhana untuk mendapatkan hasil pengukuran
yang lebih baik.
3. Multimeter diatur pada range dan pilihan pengukuran sesuai dengan
keperluan pengukuran yang akan dilakukan.
4. Osciloscope dipersiapkan sesuai dengan keperluan pengukuran yang akan
dilakukan.
5. Osciloscopeditera/dikalibrasisederhana(V-div danT-div) untuk mendapatkan hasil
pengukuran yanglebihbaik.
6. Osciloscope digunakansesuaidenganprosedur danmanualpabrikan.
7. Oscilocope digunakan sesuai dengan fungsidan hasil pengukuran dibaca,
dimengerti dan diinterpretasikan dengan benar.
8. Aspek-aspek keamaan dilakukan sesuai dengan petunjuk kerja.

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:3dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

BAB II

MENGGUNAKAN ALAT UKUR MULTIMETER


A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Menggunakan Alat ukur
Multimeter.
1. Multimeter atau multitester adalah alat pengukur listrik yang sering dikenal
sebagai VOM (Volt-Ohm meter) yang dapat mengukur tegangan (voltmeter),
hambatan (ohm-meter), maupun arus (amperemeter).
Ada dua kategori multimeter:
a. Multimeter Analog
Pada dasarnya multimeter yang mengukur arus, tegangan dan hambatan terdiri
dari sebuah pengukur arusyang bekerja berdasarkan prinsip mekanisme
kumparan putar magnet permanen ( Permanent Magnet Moving Coil Movement
Mechanism, PMMC ).

Gambar dibawah menunjukkan konstruksi dasar PMMC

Gambar.1 Konstruksi Dasar PMMC


Alat ukur kumparan putar terdiri dari bagian-bagian utama
- magnet permanen sepatu kuda
- sepatu kutub
- kumparan
- pegas pengatur
- bobot lawan
- pengatur posisi nol
- jarum penunjuk
- papan skala

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:4dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

persamaan untuk kerja pmmc adalah


T=B*A*I*N
dimana
T = torsi dalam newton meter ( N-m ), daya yg menggerakkan jarum
B = kerapatan fluksi didalam senjang udara ( Wb/m2 )
A = luas efektif kumparan
I = arus yang mengaliri kumparan ( A )
N = jumlah lilitan

Karena B, A dan N adalah tetap maka torsi yang dibangkitkan adalah merupakan
indikasi langsung (linier/proporsional) dari arus ( I ) yang mengaliri kumparan.
Torsi ini yang menyebabkan defleksi (penyimpangan) jarum ke keadaan mantap (
steady state ) pada arus besar tertentu yang diimbangi oleh torsi pegas pengontrol.

Arus yang diperlukan untuk penyimpangan skala penuh (full scale deflection / fs)
ditentukan oleh resistansi-dalam (Rd atau Rm) instrumen.

Makin kecil kuat arus yang diperlukan untuk mencapai penyimpangan fs (atau
disebut fs saja) makin peka instrumen tersebut

Kepekaan = 50 A maksudnya adalah untuk menyimpangkan jarum skala penuh


perlu arus sebesar 50 A (disisi lain berarti maksimal boleh dialiri arus sebesar 50
A sebab lebih dari itu bisa merusakkannnya). Umumnya multimeter analog
komersial mempunyai kepekaan disekitar angka 50 A ini.

Sebuah alat ukur mA analog dilakukan dengan melakukan penjajaran (paralel)


hambatan atau disebut shunt (Rsh) pada instrumen tersebut.

50 A 1 mA

950 A

Gambar 2. Pengukuran arus dengan R shunt

Gambar.2 Rangkaian shunt (Rsh) pada instrumen


Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:5dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

Rshunt harus lebih kecil atau sama dengan Rd.

Sesuai dengan hukum Ohm maka Rd * Im = Rsh * Ish

Misalnya diinginkan instrumen diatas mampu mengukur 1 mA maka dapat


ditentukan sbb :

Untuk melewatkan maksimal 50 mA saja di meter maka harus dibuang arus ke Rsh

sebesar

Ish = 1 mA – 50 A = 950 A

Rsh = ( Rd * Im ) / Ish

= ( 500  * 50 A ) / 950 A = 26,316 

Untuk membaca nilai sesungguhnya pada papan skala, kalikan angka yang tertera
dengan 20 ( misal 50A adalah sama dengan 1 mA ).

Pada multimeter komersial, terdapat beberapa pilihan jangkau pengukuran

( range ) yang bisa dipilih dengan saklar putar. Contoh dapat dilihat pada
gambar berikutnya.

Tersedia 4 pilihan jangkau :

- 50A,

- 2.5mA,

- 25 mA

- dan 250 mA.

Dengan cara yang sama dapat ditentukan masing-masing nilai Rshunt adalah

10.024  untuk jangkau 2.5 mA

1.002  untuk jangkau 25 mA

0.1002  untuk jangkau 250 mA

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:6dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

0 A 50

50
A

Rsh 1

Rsh 2

Rsh 3

Gambar.3 Pengukuran arus dengan pilihan jangkau

Instrumen kumparan putar yang sama diatas dapat dijadikan untuk mengukur
tegangan dengan cara menderetkan ( seri ) dengan sebuah resistor seperti gambar
berikut :

1V

50 A

0.975V 0.025V

Gambar.4 Pengukuran tegangan dengan R seri

Contoh diatas kepekaan instrumen = 50 A dan Rd = 500  yang berarti juga


untuk mencapai fs ada dperlukan tegangan sebesar 50 A X 500  = 25 mV.

Pada perhitungan ini sesungguhnya instrumen sudah dapat dianggap sebagai


pengukur tegangan dengan jangkau 0 s/d 25 mV ( bisa dberikan tanda pada titik fs
50 A = 25 mV)

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:7dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

Untuk mengukur fs = 1 V maka perlu dideretkan sebuah resistor Rs


untukmembuang tegangan sebesar 1 V – 25 mV = 0.975 V

Jadi nilai Rs = V / I = 0.975 V / 50 A = 19500 

sehingga penunjukkan jarum 25mV dibaca sebagai 1 Volt.

Untuk mendapatkan beberapa jangkau pengukur tegangan seperti pada multimeter


komersial maka perlu dirangkai sejumlah pilihan resistor deret seperti pada gambar
berikut.

25m
V

Gambar.5Pengukuran tegangan dengan pilihan jangkauan

Pada contoh diatas tersedia empat (4) pilihan jangkauan tegangan dari :

- 25 mV,

- 1 V,

- 10 V

- dan 100 V.

Kepekaan Alat Ukur Volt.

Pada jangkau pengukuran 1V instrumen mempunyai resistansi total :

500 +19500 = 20k.

Dalam hal ini kepekaan alat ukur tegangan tersebut adalah 20k/Volt.

Pada multimeter analog berlaku :

Ri = jangkau ukur * kepekaan. ( Ri = hambatan dalam )


Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:8dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

Jadi jika pada multimeter contoh diatas mempunyai jangkau 1000 V maka :

Ri = 1000 * 20.000 = 20 M.

Ketelitian ( Accuracy / kecermatan )

Ketelitian pada alat ukur arus dan tegangan pada multimeter analog dinyatakan
dalam % dari skala penuh ( %fs. )

Misalnya dipakai sebuah multimeter yang mempunyai ketelitian 3% skala penuh


baik pada pengukuran tegangan maupun arus maka

- pada pemilihan jangkau 10 V berarti nilai yang sesungguhnya adalah berkisar


dari nilai yang ditunjukkan +/- 3% * 10V atau nilai ditunjuk jarum +/- 0.3 V.
Jadi ketika nilai terbaca 5 Volt maka jangkau kesalahannya 4,7 V s/d 5,3 V ( jadi
pada titik 5 volt kesalahannya adalah +/- 6% )

- dengan jangkau ukur yang sama maka ketika terbaca 3 volt berarti nilai benar
berada diantara 2.7 s/Volt d 3.3 Volt ( atau 3 V +/- 10% ).

- Semakin kekiri semakin tidak teliti pengukurannya.

- Hal yang sama berlaku pada pengukuiran arus.

Jatuh tegangan atau Voltage Drop

Pada pengukuran tegangan yang dilakukan pada titik rangkaian yang mempunyai
impedansi tinggi atau hambatan-dalam yang besar dapat terjadi jatuh tegangan
atau voltage drop.

Jatuh tegangan ini terjadi karena perlawanan dalam ( Ri ) alat ukur membebani
(menyejajari) hambatan dalam atau impedansi rangkaian yang diukur.

5V
6.666V

5V
3.333V

Gambar.6 Voltage drop karena pembebanan oleh voltmeter

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:9dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

Contoh ekstrim voltage drop pada gambar diatas menunjukkan ketika instrumen
pengukur tegangan dengan kepekaan 40k/V yang dalam pemilihan jangkau ukur
dipilih 10 V maka

Ri = 40k/V * 10 V

= 400 k,

Sehingga ketika diukurkan pada titik A & B yang seharusnya terbaca = 5 Volt (
gambar kiri ) menjadi terbaca dipapan hanya 3,33 Volt.

Pada dasarnya jatuh tegangan ini pasti terjadi karena alat ukur membebani
rangkaian. Namun ketika Ri jauh lebih besar dari impedansi atau hambatan dalam
rangkaian maka jatuh tegangan ini bisa diabaikan karena sangat kecilnya.

Jika impedansi / hambatan dalam rangkaian sudah mendekati Ri ( misal lebih dari
10% Ri maka kesalahan atas pembebanan ( voltage drop ) akan menjadi semakin
signifikan.

Alat Ukur Volt AC.

Pada pengukuran tegangan AC prinsip yang dilakukan adalah sama dengan


pengukuran tegangan DC yang membedakan adalah adanya penyearahan
(rectifying) sebelum ditampilkan dengan meter pmmc yang sama dengan untuk
tegangan DC.

Tegangan yang ditampilkan dan diterakan pada papan skala adalah tegangan
efektif dan bukan tegangan puncak ( Vp ) dari bentuk sinusoida tagangan/arus AC.

Besarnya tegangan efekti adalah sbb :

Vrata-rata = Vp * 2/

Vefektif = 1,11 * V rata-rata

Vefektif disebut juga Vrms(root mean square).

Jika tegangan AC berbentuk sinus sempurna ( tanpa harmonisa & cacat ) harga
efektif akan sama dengan harga puncak.

Pada umumnya multimeter analog mampu memberikan tanggapan ( respon) yang


benar pada rentang frekuensi AC 50 Hz s/d 15 kHz.

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:10dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

Pengukuran resistansi / hambatan.

  0

A

Ix

Gambar.7 Pengukuran hambatan dengan menderetkan batere pada voltmeter

Menggunakan prinsip yang sama dengan pengukur arus (atau pengukur tegangan),
seperti terlihat pada gambar diatas. Yang membedakan adalah tersedianya sumber
tenaga baterai seperti terlihat pada gambar diatas dan pembacaan terbalik yang
titik nol/awalnya ada pada defleksi fs.

Jika terminal pengukur ( probe ) dihubung singkat maka akan mengalir arus
sebesar :

Io = 1.5 V / ( 450 + P + 500 )

Kuat arus Io diatur oleh potensiometer P agar jarum menyimpang ke skala penuh.

- Penunjukkan jarum skala penuh ditandai dengan angka 0 ( sebab hambatan


diantara pengindera = 0  )

- Pengaturan hambatan P ini yang disebut pe-nol-an alat ukur hambatan ( zero
adjustment )

Salah ukur dilihat secara % terhadapa nila pengukuran ( bukan % full scale ), salah
ukur terkecil terkecil ada pada tengah papan skala ( 2 % – 4 % ).

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:11dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

3%
Salah ukur dalam% 10% 10%

40%
40%

5 satuan 2 satuan
10 satuan
tiap garis tiap garis
tiap garis
50 1
1 satuan
satuan
satuan
tiap garis
tiap garis tiap
garis

100 satuan tiap garis

500 satuan tiap garis

Gambar.8 Papan skala Ohm meter

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:12dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

b. Multimeter Digital
Multi meter digital bekerja dengan dasar penerapan transducer dan op-amp
sebagai bagian penginderanya. Multimeter digital memperagakan hasil pengukuran
dengan bentuk angka diskrit sebagai pengganti defleksi jarum penunjuk pada
sebuah skala kontinu seperti pada papan skala sistem analog.

Dalam banyak hal pemakaian penunjukan dengan angka ini adalah


menguntungkan karena

- mengurangi kesalahan pembacaan manusia dan kesalahan interpolasi

- menghilangkan kesalahan paralaksis ( melihat jarum penunjuk analog harus


tepat vertikal dari atas supaya tidak salah )

- memperbesar kecepatan pembacaan

Keuntungan lainnya adalah ketelitian yang jauh lebih tinggi dan proporsional, tidak
membebani rangkaian yang diukur (karena impedansi masukan yang sangat tinggi)
lebih mudah penanganan dan perawatannya.

Ketelitian multimeter digital berlaku tetap untuk semua pembacaan dinyatakan


dalam %.

Misalnya satu multimeter digital pada pengukur tegangannya mempunyai ketelitian


1% berarti jika pada saat pengukuran terbaca

123.4 mVolt

maka kesalahannya ada pada kisaran +/- 1% dari 123.4 mVolt atau nilai
sebenarnya antara 122.2 s/d 124.6 mVolt.

Contoh lain terbaca

220.5 Volt

maka kesalahannya ada pada kisaran +/- 1% dari 220.5 Volt atau nilai sebenarnya
antara 218.3 s/d 222.7 Volt.

Ada beberapa kekurangan multimeter digital dibandingkan dengan multimeter


analog yang telah dipelajari sebelumnya a.l sebagai berikut:

- lebih peka terhadap desah ( noise )

- lebih peka terhadap sinyal-2 moda tunggal ( common mode signal )


Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:13dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

- kurang nyaman dipakai jika mengukur tegangan yang berubah-ubah/naik-


turun. Pada multimeter analog bisa diperkirakan nilai tengah jarum yang
bergoyang-goyang, pada jenis digital yang tampil adalah angka-angka yang terus
berubah-ubah naik-turun (kilasan-kilasan )

- Pada jenis yang murah resolusi pengukurannya rendah dan kurang stabil.

Selain pengukuran tegangan, arus dan hambatan serta kontinyuitas biasanya


paling tidak multimeter digital mempunyai kemampuan mengukur tegangan
tembus maju dioda, beberapa dilengkapi dengan pengukuran kapasitas
Condensator.

Bagian-bagian penting Multimeter Digital

Multimeter atau multitester pada umumnya terdiri dari 3 bagian penting, diantanya
adalah :

1. Display
2. Saklar Selektor
3. Probe

Gambar.9 Multimeter Digital

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:14dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

1) Prosedur penggunaan multimeter


Multimeter analog menggunakan jarum sebagai penunjuk skala. Untuk
memperoleh hasil pengukuran, maka harus dibaca berdasarkan range atau divisi.
Keakuratan hasil pengukuran dari Multimeter analog ini dibatasi oleh lebar dari
skala pointer, getaran dari pointer, keakuratan pencetakan gandar, kalibrasi nol,
jumlah rentang skala. Dalam pengukuran menggunakan AVO Meter Analog,
kesalahan pengukuran dapat terjadi akibat kesalahan dalam pengamatan
(paralax).
a) Multimeter analog
(1) Letakan multimeter pada bidang datar horisontal.
(2) Bebaskan kedua probe meter, lihat / baca meter dari atas tegak lurus
(hidarkankesalahan paralaksis )
(3) Bagian atau komponen yang akan diukur ditempatkan pada posisi
yang aman untuk dilakukan pengukuran.
(4) Jika terdapat cermin upayakan segaris antara garis nol, jarum dan
bayangan jarum. Biasanya hanya perlu satu kali dilakukan peneraan ini tiap
menggunakan alat.
(5) Multimeter dihidupkan (di on-kan), diset dan diatur pada range sesuai
dengan keperluan pengukuran yang akan dilakukan sesuai dengan manual
pabrikan.
(6) Multimeter dimatikan (di off-kan) dengan langkah kerja dan prosedur
sesuai manual pabrikan.

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:15dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

Gambar.10 Bagian-bagian AVO Meter / Multimeter Analog

Keterangan :

(1) Meter Korektor, berguna untuk menyetel jarum AVO meter ke arah nol, saat
AVO meter akan dipergunakan dengancara memutar sekrupnya ke kanan atau
ke kiri dengan menggunakan obeng pipih kecil.
(2) Range Selector Switch : saklar untuk memilih posisi pengukuran dan batas
ukurannya. AVO meter biasanya terdiri dari empat posisi pengukuran, yaitu :
(a) Posisi (Ohm) berarti AVO Meter berfungsi sebagai ohmmeter, yang terdiri
dari tiga batas ukur : x1; x10; dan K.
(b) Posisi ACV (Volt AC) berarti AVO Meter berfungsi sebagai voltmeter AC
yang terdiri dari lima batas ukur : 10V; 50V; 250V; 500V; dan 1000V.
(c) Posisi DCV (Volt DC) berarti AVO meter berfungsi sebagai voltmeter DC
yang terdiri dari lima batas ukur : 10V; 50V; 250V; 500V; dan 1000V.
(d) Posisi DC mA (miliampere DC) berarti AVO meter berfungsi sebagai
miliamperemeter DC yang terdiri dari tiga batas ukur, yaitu: 0,25; 25; dan
500.
Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:16dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

Catatan : batas ukur di atas untuk tipe AVO meter yang satu dengan yang lain
batas ukurannya belum tentu sama.
(3) Terminal + dan – Com, terminal dipergunakan untuk mengukur Ohm, AC Volt,
DC Volt dan DC mA (yang berwarna merah untuk + dan warna hitam untuk -).
(4) Pointer (Jarum Meter) merupakan sebatang pelat yang bergerak kekanan dan
kekiri yang menunjukkan besaran / nilai.
(5) Mirror (cermin) juga sebagai batas antara Ohm-meter dengan Volt-
Ampermeter. Cermin pemantul pada papan skala yang digunakan sebagai
panduan untuk ketepatan membaca, yaitu pembacaan skala dilakukan dengan
cara tegak lurus dimana bayangan jarum pada cermin harus satu garis
dengan jarum penunjuk, agar tidak terjadi penyimpangan dalam membaca.
(6) Scale (skala) berfungsi sebagai skala pembacaan meter.
(7) Zero Adjusment adalah pengatur / penepat jarum pada kedudukan nol ketika
menggunakan Ohmmeter. Caranya : saklar pemilih diputar pada posisi (Ohm),
test lead + (merah) dihubungkan ke test lead - (hitam), kemudian tombol
pengatur kedudukan 0 diputar ke kiri atau ke kanan sehingga menunjuk pada
kedudukan skala 0 Ohm.
(8) Angka-Angka Batas Ukur, adalah angka yang menunjukkan batas
kemampuan alat ukur.
(9) Kotak Meter, adalah kotak / tempat meletakkan komponen-komponen
AVOmeter.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan AVO meter :

a) Setiap kali menggunakan AVO meter harus memperhatikan batas ukur


alat tersebut. Kemampuan alat ukur (kapasitas alat ukur) harus lebih
besar dari yang hendak di ukur. Kesalahan dalam pemakaian alat ukur
AVO meter dapat mengakibatkan kerusakan.
b) AC Voltmeter hanya boleh dipergunakan untuk mengukur AC Volt, dan
tidak boleh dipergunakan untuk mengukur DC Volt. Demikian juga
sebaliknya.
c) Ohmmeter tidak boleh dipergunakan untuk mengukur tegangan listrik,
baik DC maupun AC Volt karena dapat mengakibatkan rusaknya alat
ukur

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:17dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

d) Periksa jarum meter apakah sudah tepat pada angka 0 pada skala DC
mA, DCV atau ACV posisi jarum nol di bagian kiri dan skala Ohmmeter
posisi jarum nol di bagian kanan.
b) multimeter digital.
(1) Pastikan jenis tegangan sumber dari rangkaian yang akan di ukur
(AC atauDC ). Atur selector pada posisi Volt AC / Volt DC.

Gambar.11 Selector tegangan AC Gambar.12 Selector tegangan DC

(2) Mengukur Arus

Gambar.13 Multimeter digital

1. Untuk arus 400 mA


2. Untuk arus 10 A
3. Terminal + dan – Com, terminal dipergunakan untuk mengukur Ohm,
dioda, Vol.,
4. Terminal - ( com )
(3) Mengukur resistansi hubungkan probe multimeter digital pada terminal
3 dan 4.
Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:18dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

(4) Mengukur ketersambungan hubungkan probe multimeter pada terminal 3


dan 4
2) Prosedur tera/kalibrasi multimeter
Kalibrasi diperlukan untuk melihat tingkat ketelitian meter dibandingkan dengan
meter standar jika dimungkinkan atau meter yang mempunyai tingkat ketelitian
tinggi yang sudahdiketahui. Karena kalibrasi dengan meter standar mahal maka
mengkalibrasikan meter tidak perlu semua meter dikalibrasikan pada lembaga
yang berkompeten.
Kalibrasi dapat dilakukan sendiri dengan membandingkan tingkat ketelitiannya
dengan meter yang telah dikalibrasi. Prosedur kalibrasi dilakukan dengan langkah-
langkahdi bawah ini.

a) Tera/Kalibrasi multimeter Analog.


Sebelum bekerja dengan multimeter analog harus selalu diingat dua hal
penting yaitu peneraan/kalibrasi internal alat dan keamanan kerja.

Kalibrasi awal harus dilakukan agar hasil pengukuran tidak salah seperti yang
telah dijelaskan pada bagian satu. Pada multimeter analog kalibrasi internal
yang pertama adalah penepatan nol PMMC dan penepatan nol Ohm meter
sebelum dipakai.

b) Tera/Kalibrasi multimeter Digital


Tera dan kalibrasi pada multimeter digital sedikit berbeda dibanding dengan
multimeter analog. Pada beberapa multimeter digital model lama upaya
menolkan alat adalah mengatur tegangan offset op-amp. Caranya adalah
dengan menghubung singkatkan kedua probe dan menekan tombol pengatur
nol hingga tercapai angka nol baru dilepaskan. Cara ini sudah sangat jarang
dilakukan karena kemajuan teknologi yang memungkinkan set nol dilakukan
meter secara otomatis.

Keamanan kerja perlu dipelihara dengan cara yang sama seperti ketika
menggunakan multimeter analog.

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:19dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

3) Prosedur pengaturan multimeter.


Tujuan : Menjamin Multimeter Analog dilakukan dengan metoda yang benar dan
aman
a) Mengukur tegangan DC
(1) Pastikan jenis tegangan sumber dari rangkaian yang akan di ukur ( AC atau
DC)
(2) Jika pengukuran tegangan DC yang dilakukan maka harus selalu di ingat
masalah polaritas,kesalahan polaritas akan menyebabkan defleksi terbalik
dan bisa merusak struktur kumparan amphere.
(3) Pilih range selector dari yang tertinggi kemudian diturunkan terus hingga
tercapai angka paling mendekati penyimpangan skala penuh ( full scale
deflection) untuk mendapatkan bacaan terbaik dan kesalahan terkecil.
(4) Hubungkan probe multimeter parallel terhadap rangkaian atau komponen
yang akan di ukur Tegangannya.
b) Mengukur tegangan AC
(1) Paling kiri atas merupakan blok selektor AC Volt. Ini merupakan blok
selektor yang harus kita pilih saat melakukan pengukuran tegangan AC.
(2) Jika pengukuran AC yang dilakukan maka terbalik polaritasnya tidak
masalah karena yang di ukur tegangan bolak-balik.
(3) Demikian juga untuk pengukuran teganganAC Batas Ukur yang harus
dipilih harus berada diatas nilai perkiraan tersebut tegangan AC tersebut.
Contoh : Bila akan mengukur tegangan Jala-jala PLN seperti kita ketahui
nilai tegangan PLN berkisar antara 220 Volt AC maka harus dipilih batas
ukur 250 volt AC.
c) Mengukur kuat arus DC
(1) Atur Selektor pada posisi DC.
(2) Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar arus yang akan di cek,
misal : arus yang di cek sekitar 100mA maka atur posisi skala di batas ukur
250mA atau 500mA.
(3) Perhatikan dengan benar batas maksimal kuat arus yang mampu diukur
oleh multimeter karena jika melebihi batas maka fuse (sekring) pada
multimeter akan putus dan multimeter sementara tidak bisa dipakai dan
fuse (sekring) harus diganti dulu.

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:20dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

(4) Pemasangan probe multimeter tidak sama dengan saat pengukuran


tegangan DC dan AC, karena mengukur arus berarti kita memutus salah
satu hubungan catu daya ke beban yang akan dicek arusnya, lalu
menjadikan multimeter sebagai penghubung.
(5) Hubungkan probe multimeter merah pada output tegangan (+) catu daya
dan probe (-) pada input tegangan (+) dari beban/rangkaian yang akan
dicek pemakaian arusnya.
(6) Baca hasil ukur pada multimeter.

d) Mengukur resistansi
(1) Letakan selektor atau batas ukur (BU) resistansi yang paling sesuai. Pilih
batas ukur resistansi sehingga mendekati tengah skala. Sebagai contoh:
dengan skala yang ditunjukkan dibawah dengan resistansi sekitar 100
ohm pilih × 1 ohm range.
(2) Hubungkan kedua ujung probe (colokan) jadi satu. Bila jarum belum bisa
menunjuk skala pada titik nol putarohm ADJ sampai jarum menunjukan
nol (ingat skala 0 bagian kanan!). jika tidak dapat diatur ke titik nol maka
battery didalam meter perlu diganti.
(3) Letakan selektor atau batas ukur (BU) resistansi yang paling sesuai. Pilih
batas ukur resistansi sehingga mendekati tengah skala. Sebagai contoh:
dengan skala yang ditunjukkan dibawah dengan resistansi sekitar 100
ohm pilih × 10 ohm range.
(4) Hubungkan kedua ujung probe (colokan) jadi satu. Bila jarum belum bisa
menunjuk skala pada titik nol putarohm ADJ sampai jarum menunjukan
nol (ingat skala 0 bagian kanan!). jika tidak dapat diatur ke titik nol maka
batteray didalam meter perlu diganti.

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:21dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

4) Prosedur K3 penggunaan multimeter


a. Multimeter dihidupkan (di on-kan), diset dan diatur pada range sesuai
dengan keperluan pengukuran yang akan dilakukan sesuai dengan manual
pabrikan
b. Bagian atau komponen yang akan diukur ditempatkan pada posisi yang
aman untuk dilakukan pengukuran.
c. Pengukuran pada bagian atau komponen yang diukur dilakukan dengan
teknik dan prosedur sesuai dengan manual pabrikan.
d. Hasil pengukuran dibaca pada layar monitor dan dicatat dengan
menggunakan formulir yang ditetapkan.
e. Multimeter dimatikan (di off-kan) dengan langkah kerja dan prosedur
sesuai manual pabrikan

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:22dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

B. Keterampilan yang diperlukan dalam menggunakan multimeter .


1. Menggunakan multimeter dengan benar sesuai dengan manual pabrikan.
a. Multimeter Analog

1) Mengukur arus ( Amphere )

Gambar.14 Mengukur Arus

Amp-meter

Beban ( R )
Arah Arus ( I )

switch
Sumber Tegangan

Gambar.15 Rangkaian kelistrikan mengukur Arus

Langkah-langkah memasang alat ukur Multimeter untuk mengukur arus ( I )

pada suatu rangkaian listrik.

a) Multimeter harus dipasang secara seri/deret dengan beban , karena yang


akan di ukur adalah arus yang digunakan oleh Beban R.
b) Switch (Saklar) dalam posisi Off ( putus )
c) Putuskan penghantar yang menghubungkan sumber tegangan dengan
beban (R).
d) Pasang ujung penghantar dari sumber ke terminal in-put multimeter.
e) Pasang ujung penghantar dari sumber ke terminal out-put multimeter.

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:23dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

Hubungkan / On, saklar.

f) Amati jarum penunjuk pada kedudukan angka berapa, pada alat Ukur
multimeter.
g) Catat hasil pengukuran.

2) Mengukur tegangan ( Volt )

Gambar.16 Mengukur tegangan

Beban ( R )
Arah Arus ( I ) Volt-meter

switch
Sumber Tegangan

Gambar.17 Rangkaian kelistrikan mengukur tegangan

Langkah-langkah memasang alat multimeter untuk mengukur tegangan ( V ) pada


suatu rangkaian listrik.

a) Multimeter harus dipasang paralel dengan beban, karena yang akan di


ukur adalah voltage/tegangan yang digunakan oleh Beban R.
b) Switch (Saklar) dalam posisi Off ( putus )
c) Buat sambungan paralel penghantar antara sumber tegangan (+) dengan
beban (R).
d) Pasang ujung penghantar paralel dari sumber tersebut ke terminal in-put
multimeter.
e) Buat sambungan paralel penghantar antara sumber tegangan ( - ) dengan

beban (R).

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:24dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

f) Pasang ujung penghantar dari sumber tersebut ke terminal out-put


multimeter.
g) Hubungkan / On, saklar.
h) Amati jarum penunjuk pada kedudukan angka berapa, pada alat Ukur
multimeter.
i) Catat hasil pengukuran.

3) Mengukur Resistansi ( Hambatan )


Ohm-meter adalah alat untuk mengukur hambatan listrik, yaitu daya untuk
menahan mengalirnya arus listrik dalam suatu konduktor. Besarnya satuan
hambatan yang diukur oleh alat ini dinyatakan dalam ohm.

Gambar.18Ohm Meter

Ohm Meter

Resistor

Probe + Probe – ( Common )

Gambar.19 Mengukur Resistor ( Hambatan )


Langkah-langkah menggunakan alat ukur Ohm-meter untuk mengukur
Resistansi / hambatan ( R ) pada suatu rangkaian listrik.

a) Ohm-meter harus dihubungkan paralel dengan beban, karena yang akan


di ukur adalah Beban R.
b) Selector Switch (Saklar pemilih ) di set pada batas ukur tertinggi alat ukur
Ohm meter. Seandainya jarum tidak dapat menunjukkan harga tertentu,

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:25dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

batas ukur yang dipilih, dapat diturunkan hingga mendapatkan letak


jarum penunjuk yang sesuai.
c) Sambungan probe (+) dengan salah satu kaki beban (R).
d) Sambungan probe (-) dengan salah satu kaki yang lain pada beban (R).
e) Amati jarum penunjuk pada kedudukan angka berapa, pada alat Ukur
Ohm meter.
f) Catat hasil pengukuran.
b. Cara menggunakan Multimeter Digital.

1) Mengukur tegangan

Gambar. 20 Mengukur tegangan


2) Mengukur Arus

Gambar. 30 Mengukur arus

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:26dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

3) Mengukur Resistansi dan/atau ketersambungan.

Gambar.31 Hambatan dan ketersambungan

2. Melakukan tera/kalibrasi multimeter untuk mendapatkan hasil pengukuran yang


lebih baik.
Kelaikan peralatan untuk dipakai dalam pekerjaan perbaikan merupakan hal
yang perlu diperhatikan, karena hal ini akan mendapatkan hasil uji dan hasil
pengukuran besaran listrik yang sesungguhnya. Untuk mendapatkan hasil ukur
yang akurat harus megikuti prosedur dan petunjuk penggunaan serta langkah-
langkah kerja peralatan untuk masing-masing peralatan.
a. Memeriksa kelaikan alat uji dan alat ukur, adalah sebagai berikut :
1) Periksa batery Multimeter, apakah masih ada dan dapat digunakan.
2) Periksa, apakah jarum penunjuk pada alat ukur masih dalam keadaan
lurus.
3) Periksa, apakah zero adjust pada Multimeter masih dapat disetting.
4) Periksa, apakah selctor switch pada Multimeter masih berfungsi.
5) Periksa, apakah bagian probe/pengindera pada Multimeter masih lengkap
dan masih dapat digunakan.
6) Periksa, apakah rahang pada tang ampere masih dapat membuka,menutup
dan mengunci.
b. Tindakan pengesetan kembali (kalibrasi) alat ukur.
Melakukan pengesetan kembali (kalibrasi) dilakukan apabila terjadi
penyimpangan parameter pada peralatan ukur ataupun peralatan uji dan
peralatan bantu

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:27dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

c. Cara penepatan nol PMMC adalah sebagai berikut :

1) Letakkan multimeter pada bidang datar horisontal ( hindarkan

mengkalibrasi nol dalam keadaan berdiri/miring berlebihan ).

2) Bebaskan kedua probe meter, lihat / baca meter dari atas tegak lurus
(hindarkan kesalahan paralaksis).

3) Dengan sebuah obeng (-) kecil atur poros pengatur jarum penunjuk

hingga menunjuk angka nol dikiri papan.

4) Jika terdapat cermin upayakan segaris antara garis nol, jarum dan
bayangan jarum. Biasanya hanya perlu satu kali dilakukan peneraan ini
tiap akan menggunakan alat.

Gambar.32Kalibrasi Posisi Nol PMMC

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:28dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

3. Mengatur multimeter pada range dan pilihan pengukuran yang akan dilakukan.
a. Pengukuran Tegangan DC

1) Atur knob pemilih cakupan pada cakupan yang tepat.

Gambar.33 Knob pemilih range DC

2) Gunakan Probe hitam pada tegangan negatip dari rangkaian yangdiukur dan
Probe merah pada tegangan positip

Gambar.34 Rangkaian pengukuran tegangan DC

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:29dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

3) Baca gerakan penunjuk tegangan dan skala DC Volt

Gambar.35 Penunjukan pengukuran tegangan DC

4) Bila penunjukan kecil tak terbaca, cek kembali apakah rangkaian sudah benar.
5) Bila rangkaian sudah yakin benar, pindahkan pelan-pelan knob pemilih
cakupan hingga penunjuk berada pada posisi yang mudah dibaca.
6) Hindari pengawatan pengukuran tegangan DC yang salah seperti gambar di
bawah

Gambar.36 Pengawatan pengukuran tegangan DC salah

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:30dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

b. Pengukuran Tegangan AC

1) Pindahkan knob pemilih cakupan pada cakupan AC V yang tepat

Gambar.37 Knob pemilih range AC

2) Pasangkan probe meter pada rangkaian yang diukur secara paralel.


3) Baca gerakan jarum penunjuk dengan skala V dan A (gunakan batas ukur 250
V AC pada pengukuran sumber tegangan AC dari PLN).
4) Karena instrumen ini bekerja pada sistem nilai pengukuran rangkaian
tegangan AC gelombang sinus, maka bila digunakan pada bentuk gelombang
AC lainnya mungkin terjadi kesalahan lainnya.

Gambar.38 Rangkaian pengukuran tegangan AC jala-jala PLN

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:31dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

Gambar.39 Penunjukan pengukuran tegangan AC

Baca hasil pengukuran dibaca pada skala AC V

5) Pada gambar di bawah ini diperjelas untuk Skala Maksimum pengukuran arus,
tegangan AC ataupun DC.

Gambar.40 Skala penunjuk tegangan

Pada gambar diatas ada tiga nilai yang umumnya dipakai pada multimeter
analog yaitu skala maksimum 10, 50, dan 250.

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:32dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

c. Pengukuran Arus DC

1) Pemasangan meter seri terhadap beban yang akan di ukur arusnya.

Gambar.41 Gambar rangkaian pengukuran arus DC

2) Atur knob pemilih cakupan mendekati cakupan yang tepat atau diatas cakupan
yang diprediksi berdasarkan perhitungan arus secara teori.

Gambar.42 Knob pemilih range DCmA

3) Bila yakin rangkaian telah benar, hidupkan sumber tegangan dan baca gerakan
jarum penunjuk pada skala V dan A. Hasil pembacaan baik bila posisi jarum
lebih besar dari 60% skala penuh meter.

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:33dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

Gambar.43 Skala penunjukan arus DC

4) Bila simpangan terlalu kecil, lakukan pengecekan apakah cakupan sudah benar
dan pembacaan masih dibawah cakupan pengukuran di bawahnya bila ya,
matikan power supply pindahkan knob pada cakupan yang lebih kecil.

Gambar.44 Knob pemilih range

5) Nyalakan kembali sumber tegangan baca jarum penunjuk hingga pada posisi
yang mudah dibaca.
6) Hindari kesalahan pemasangan polaritas sumber tegangan, karena akan
menyebabkan arah simpangan jarum berlawanan dengan seharusnya. Bila arus
terlalu besar dapat merusakkan jarum penunjuk.

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:34dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

Gambar.45 Rangkaian pengukuran arus DC yang salah

d. Pengukuran Resistansi ( Hambatan )

1) Jangan mengukur resistansi rangkaian yang ada tegangannya.


2) Putar knob pemilih cakupan pada cakupan ? yang tepat.

Gambar.46 Cara pemasangan ohmmeter

3) Hubung singkat kaki meter merah dan hitam dan putar pengatur nol ohm,
sehingga penunjuk lurus pada 0 ?. ( jika penunjuk gagal berayun ke nol ?
meskipun pengatur penunjuk nol ohm sudah diputar penuh searah jarum

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:35dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

jam, gantilah baterai yang berada di dalam meter dengan baterai yang
baru).

Gambar.47 Kalibrasi ohmmeter

4) Tempatkan kaki meter pada resistansi yang diukur.

Gambar.48 Penempatan resistor pada pengukuran ohm

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:36dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

5) Baca jarum penunjuk pada skala

Gambar.49 Penunjukan hasil pengukuran ohm

6) Jika akan menganti posisi cakupan x10, maka sebelum mengukur hambatan
harus mengkalibrasi ulang dengan menghubung singkat colok meter, baru
dilakukanpengukuran yang dikehendaki .

Gambar.50 Rangkaian pengukuran resistansi

Contoh :
R = BU x JP
R = resistansi yang terukur (ohm)
BU = Batas Ukur yang digunakan

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:37dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

JP = Penunjukan Jarum pada skala

Sehingga pada contoh diatas dapat kita hitung resistansi yang terukur
memiliki nilai :
BU = x 10
JP = menunjuk pada angka 10 ohm
terhitung :
R = 10 x 10
R = 100ohm

4. Melakukanaspek-aspek keamanan dalam menggunakan multimeter.

a. Mengindentifikasi peralatan alat ukur/uji


b. Memeriksa kelaikan alat ukur untuk pekerjaan
c. Melakukan tindakan Kalibrasi
d. Melakukan tindakan pecegahan kecelakaan kerja sesuai SOP

C. Sikap Kerja yang harus dilakukan waktu aspek-aspek keamanan


dalammenggunakan Multimeter.
1. Sikap kerja menggunakan alat ukur Multimeter Sesuai SOP
a. Tepat dalam melakukan pemeriksaan alat ukur multimeter dan
menggunakan metode konsultasi di tempat kerja.
b. Cermat dalam menyiapkan peralatan kerja, alat ukur multimeter dan bahan
yang diperlukan dalam pengukuran.
c. Bersikap Teliti
d. Melakukan aktivitas berdasarkan SOP

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:38dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

BAB III

MENGGUNAKAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE


A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Menggunakan Alat ukur
Oscilloscope.
1. Oscilloscope

Osiloskop/Oscilloscope adalah alat ukur yang dapat menunjukkan 'bentuk' dari


sinyal listrik dengan cara menunjukkan grafik dari tegangan terhadap waktu
pada layarnya. Prinsipnya sama dengan pengambaran pada layar televisi.
Oscilloscope terdiri dari tabung vacuum dengan sebuah cathode (electrode
negative) pada satu sisi yang menghasilkan pancaran electron dan sebuah
anode (electrode positive) untuk mempercepat gerakannya sehingga jatuh
tertuju pada layar tabung. (disebut dengan electron gun).
Elektron-elektron disebut pancaran sinar katoda sebab mereka dibangkitkan oleh
cathode, maka oscilloscope disebut secara lengkap dengan nama cathode ray
oscilloscope atau CRO.

Gambar .51 Osiloskop

Gambar yang dihasilkan menampilkan bagaimana sinyal berubah terhadap


waktu.
Sumbu vertikal Y menampilkan tegangan, sumbu horisontal X menampilkan
waktu.
Intensitas atau kecerahan (brightness) gambar disebut sumbu.
Fungsi dasar osiloskop adalah untuk mengamati bentuk gelombang tadi,
turunannya bisa mendapatkan pengukuran sebagai berikut :

a. Waktu dan besar tegangan sebuah sinyal

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:39dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

b. Frekuensi sinyal yang berosilasi


c. Fasa dan penjumlahan fasa (Lissajous)
d. Penjumlahan dan pengurangan tegangan (gelombang) AC.

Gambar.52 Prinsip Dasar Osiloskop

Cara kerja osiloskop dapat diterangkan secara ringkas sebagai berikut :

Ketika probe osiloskop dihubungkan ke sebuah rangkaian maka sinyal tegangan


akan berjalan melewati sistem vertikal osiloskop. Kemudian tergantung pada
bagaimana pengaturan skala vertikal (kendali volts/div), sebagai attenuator akan
menghasilkan pelemahan sinyal atau sebaliknya sebagai amplifier yang akan
menguatkan sinyal.

Berikutnya sinyal langsung diumpankan ke pelat defleksi vertikal CRT (Cathoda


Ray Tube). Tegangan yang dihubungkan, akan menyebabkan titik sinar pada
layar bergerak. Titik sinar ini dihasilkan oleh penembak elektron (sumbu Z).
Tegangan positif akan menarik naik titik sinar sebaliknya tegangan negatif akan
menarik kebawah.

Sinyal yang sama juga berjalan melalui sistem pemicu untuk mulai memicu
penyapuan horisontal (horizontal sweep) dari kiri kekanan tergantung pada
pengaturan ( sweeptime / div ). Penyapuan yang sangat cepat dan berulang
akan menyebabkan titik sinar menjadi garis.

Secara bersama-sama penyapuan horisontal dan defleksi vertikal akan


membentuk sebuah gambar sinyal dilayar. Pemicuan diperlukan untuk
menyetabilkan sebuah sinyal yang berulang. Pemicuan ini diperlukan untuk
memastikan penyapuan dimulai pada titik yang sama dari sinyal yang berulang
itu.

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:40dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

Gambar.53 Sistem-sistem Pada Osiloskop

Jika, Sinyal yang terpicu secara salah, gambar sinyal akan terlihat seperti berlari-
lari dilayar.

Gambar.54 Pemicuan Tampilan

Probe pada osiloskop bukan sekedar pengindera seperti pada multimeter, probe
disini adalah konektor bermutu tinggi. Probe didesain untuk tidak
mengganggu/mempengaruhi sifat rangkaian yang diukur. Untuk memperkecil
pembebanan rangkaian dapat dipilih dengan menempatkan atenuator x10 yang
terdapat pada probe pasif seperti tertera pada gambar.

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:41dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

Gambar.55 Rangkaian Probe

Terlihat dengan pelemahan 10x maka masukan tegangan 10 Volt puncak-ke-


puncak menjadi tinggal 1 Volt puncak-ke-puncak.

Gambar berikut memperlihatkan komponen-komponen probe pasif yang biasa


dipakai.

Gambar. 56 Komponen Pembentuk Probe

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:42dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

1) Prosedur persiapan penggunaan Osciloscope

a) Osciloscope dihidupkan (di on-kan) diset dan diatur pada range sesuai
dengan keperluan pengukuran yang akan dilakukan dengan manual pabrikan
b) Bagian atau komponen yang akan diukur ditempatkan pada posisi yang
aman untuk dilakukan pengukuran.dengan Osciloscope
c) Pengukuran pada bagian atau komponen yang diukur dilakukan dengan
teknik dan prosedur sesuai dengan manual pabrikan.
d) Hasil pengukuran dibaca pada layar monitor dan dicatat dengan
menggunakan formulir yang ditetapkan.
e) Osciloscope dimatikan (di off-kan) dengan langkah kerja dan prosedur sesuai
manual pabrikan
f) Pengenalan Panel Depan dan FungsiPengenalan Fungsi Panel depan
dijelaskan searah jarum jam dimulai dari saklar daya.
1. Saklar on / off untuk mengaktifkan CRO putar tombol searah jam.
2. CRO aktif ditandai dengan lampu menyala.
3. Time/ div untuk mengatur lebar sinyal agar mudah dibaca.
4. Tombol time kalibrasi digunakan saat mengkalibrasi waktu, bila kalibrasi
telah dilakukan posisi ini tidak boleh diubahubah.
5. Terminal kalibrasi tempat dihubungkan probe pada saat kalibrasi.
6. Posisi X digunakan untuk menggeser tampilan sinyal dalam peraga kea rah
horizontal.
7. Triger digunakan untuk mengatur besarnya picu sedangkan picu negatip
atau positipdiatur dengan tombol kecil dibawahnya kanan positip kiri
negatip.
8. Input ext, adalah tempat memasukkan sinyal dari luar yang dapat
difungsikan sebagai time base.
9. Ground tempat disambungkan dengan ground rangkaian yang diukur.
10. Fokus untuk mengatur focus tampilan sinyal pada layar.
11. Posisi Y digunakan untuk mengatur posisi tampilan sinyal yang diukur pada
kanal 2 arah vertikal.
12. Input kanal 2 merupakan terminal masukan untukpengukuran sinyal.

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:43dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

Gambar 57. Fungsi tombol panel depan CRO

13. Kalibrasi tegangangan perlu diatur pada saat kalibrasi agar tepat pada
harga seharusnya.Bila tegangan ini telah tercapai tombol tidak boleh
diubah-ubah, karena dapat mempengaruhi ketelitian pengukuran.
14. Mode operasi atau pemilih kanal, digunakan untuk memilih mode operasi
hanya menampilkan kanal 1, kanal 2 atau keduanya.
15. Volt/div digunakan untukmengatur besarnya tampilan amplitudo untuk
mempermudah pembacaan dan ketelitian hasilpengukuran. Pengaturan
yang baik adalah pengaturan yang menghasilkan tampilan amplitudo
terbesar tanpa terpotong.
16. Pemilih AC, DC , ground diatur sesuai dengan besaran yang diukur, untuk
pengukuran tegangan batere digunakan DC,pengukuran frekuensi pada
posisi AC dan menepatkanposisi berkas pada posisi ground.
17. Terminal masukan kanal 1 sama fungsinya dengan terminal masukan kanal
2,tempat dihubungkannya sinyal yang akan diukur.

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:44dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

18. Posisi Y kanal 1 untuk mengatur tampilan sinyal pada layar kearah vertikal
dari masukan kanal 1.
19. Berkas elektron menunjukkan bentuk sinyal yang diukur, bila garis terlalu
tebal dapat di tipiskan dengan mengatur focus, dan bila terlalu terang
dapat diatur intensitasnya.
20. Gratikul adalah skalapembacaan sinyal. Sinyaldibaca perkolom
gratikualdikalikan posisi divisi. Misalmengukur tegangan amplitudotingginya
3 skala gratikul akanterbaca 6 volt jika posisi Volt/divpada 2V.
21. Intensitas untuk mengatur cahaya

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:45dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

2) Prosedur tera/kalibrasi Osciloscope(V-div danT-div)

Kelaikan peralatan untuk dipakai dalam pekerjaan perbaikan merupakan hal


yang perlu diperhatikan, karena hal ini akan mendapatkan hasil uji dan hasil
pengukuran besaran listrik yang sesungguhnya. Untuk mendapatkan hasil ukur
yang akurat harus di kalibrasi megikuti prosedur dan petunjuk penggunaan serta
langkah-langkah kerja peralatan untuk masing-masing peralatan.
Sebelum pengukuran tegangan DC, dilakukan kalibrasi dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
a) Sebelum pengukuran dilakukan,terlebih dahulu osiloskopdikalibrasi dengan
cara berikut.Menghubungkan probeosiloskop pada terminal kalibrasidan
ground. Model osiloskopyang berbeda ditunjukkan pada

Gambar 58. Pengawatan kalibrasi

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:46dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

Gambar 59.Pengawatan kalibrasi

Gambar 60.Bentuk gelombang kalibrasi

b) Kemudian time/div dan Volt/divdi atur untuk memperoleh besartegangan dan


frekuensikalibrasi. Osiloskop yangdigunakan mempunyai nilai kalibrasi 1 Volt
denganfrekuensi 1 kHz. MengaturVolt/div pada 1 Volt/div, timediv diatur pada
1 ms dihasilkanperagaan seperti gambar berikut. Bila penunjukkan tidaksatu
skala gratikul penuh aturtombol kalibrasi pada Volt/divhingga penunjukkan
satu skalapenuh. Demikian juga untukwaktu bila lebar tidak satu skalagratikul
penuh atur tombolkalibrasi time/div agar tepatsatu skala gratikul
penuh.Setelah itu tombol kalibrasijangan diubah-ubah.
c) Saklar pemilih posisi AC, DCground diposisikan pada ground,berkas diamati
dan ditepatkanberimpit dengan sumbu X.

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:47dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

Gambar 61.Berkas elektron senter tengah

d) Probe dihubungkan dengankutub batere positip groundkutub betere negatip,


saklarpemilih posisi dipindahkan keDC sehingga berkas akanberpindah pada
posisi keatas.Besarnya lompatan dihitungdenan satuan kolom sehinggaharga
penunjukan adalah =jumlah kolom loncatan X posisiVolt/div. Bila Volt/div
posisi 1maka harga penunjukanadalah = 6 kolom div x1Volt/div = 6 Volt DC.

Gambar 62.Loncatan pengukuran tegangan DC

3) Prosedur penggunaan Osciloscope


a) Kendali pada Osiloskop
(1) Kendali Tampilan
(a) kendali intensitas (intensity) digunakan untuk mengatur kecerahan
gambar. Dengan meningkatnya penyapuan pada CRO, intensitas
gelombang perlu ditingkatkan juga.
(b) Kendali fokus ( focus ), digunakan untuk mengatur ketajaman gambar.
(c) Kendali rotasi penjejakan (trace rotation), digunakan untuk
menyejajarkan rotasi penjejakan gelombang terhadap sumbu horisontal
Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:48dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

layar. Posisi osiloskop dan medan magnit bumi bisa mempengaruhi


kesejajaran ini sehingga perlu diatur.
(2) Kendali Vertikal
Kendali vertikal untuk mengatur posisi dan skala bentuk gelombang secara
vertikal, meliputi :

(a) Position dan Volts per DivisionPosition untuk menggeser naik/turun


posisi gelombang dilayar.Volts/Div untuk mengatur skala ukuran
gelombang dilayar. Sebagai contoh jika diset pada 5 volts/div maka tiap
kotak dari 8 kotak yang tersedia menyajikan 5 volt atau untuk
keseluruhan layar berarti 40 volt.Juga harus diperhatikan pelemahan
pada probe, jika dipilih pelemahan x10 berarti nilai yang terbaca dilayar
harus dikalikan dengan 10 Volts/div yang dilengkapi dengan pengatur
variabel gain/fine gain untuk mengatur skala agar sebuah sinyal dilayar
ditampilkan tepat beberapa kotak. Gunakan pengatur ini hanya untuk
pengukuran waktu tanjak ( rise time). Keadaan terkalibrasi adalah pada
posisi terkanan.
(b) Kopling masukan (Input Coupling)
Adalah metode yang digunakan untuk menghubungkan sebuah sinyal
listrik dari satu rangkaian ke rangkaian yang lain. Dalam hal ini kopling
masukan adalah hubungan dari rangkaian yang diukur ke osiloskop.

Kopling masukan dapat diset ke DC, AC atau Ground.

Kopling DC akan menyajikan semua komponen sinyal masukan.

Kopling AC akan memblokir komponen DC dari sinyal hingga dapat


dilihat gelombang yang berada ditengah-tengah tegangan nol volt.
Perbedaan pemilihan kopling AC atau DC dapat disaksikan pada contoh
berikut:

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:49dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

Gambar 63. Kopling sinyal

Kopling Ground memutuskan sinyal masukan pada sistem vertikal


sehingga yang terlihat adalah titik nol dilayar ( biasakan mengatur offset
posisi pada saat pilihan kopling ini )

(c) Pembalikan kanal (Channel Inverting)


Digunakan untuk membalikkan gelombang sinyal.

(d) Tampilan Alternate & Chop


Pada osiloskop penggunaan banyak kanal akan ditampilkan secara
bergantian (alternate) atau potongan (chop).

Mode alternate akan menggambar gelombang dilayar satu sapuan


(sweep) kanal 1 kemudian satu sapuan berikutnya kanal 2 berganti-
gantian. Gunakan mode ini pada saat pilihan sapuan sedang ke tinggi
(yaitu pilihan time/div 0.5 mS atau lebih cepat).

Mode chop mengatur penggambaran dilayar potongan sinyal per kanal


berganti-ganti. Kecepatan pergantian yang sangat cepat membuat
bentuk gelombang terlihat utuh. Gunakan mode ini pada sinyal yang
memerlukan kecepatan sapuan rendah yaitu 1mS/div atau lebih lambat.

Penting untuk mecoba kedua mode diatas untuk mendapatkan


pengamatan terbaik. Gambar berikut menyajikan perbedaan mode alt
dan chop.

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:50dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

Gambar 64. Mode Tampilan

(e) Operasi Matematika ( ADD )


Pilihan mode ADD akan menjumlahkan sinyal vertikal masukan kedua
kanal. Untuk pengurangan maka mode ADD dipakai bersama dengan
mode INVERT. Gambar berikut menyajikan hasil ketika kanal 1 dan kanal
2 dijumlahkan.

Gambar 65. Operasi matematika

(3) Kendali Horisontal


Kendali vertikal untuk mengatur posisi dan skala bentuk gelombang
secara vertikal, meliputi

(a) Position dan SweepTime/Division


Position untuk menggeser kekiri/kanan posisi gelombang dilayar.

SweepTime/Div untuk mengatur skala ukuran gelombang dilayar secara


horisontal. Sebagai contoh jika diset pada 1 mS maka tiap kotak dari 10
kotak yang tersedia menyajikan 1 mili detik atau untuk keseluruhan layar
berarti 10 milidetik.

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:51dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

SweepTime/Div juga diperlengkapi dengan pengatur variabel gain atau


fine gain untuk mengatur skala agar sebuah sinyal dilayar ditampilkan
tepat beberapa kotak. Keadaan terkalibrasi adalah pada posisi terkanan.

(b) Horizontal Magnification


Horizontal magnification adalah fungsi yang setara attenuator probe untuk
fungsi vertikal. Jika dipilih magnifikasi ini maka berarti sweep time/div
dibagi dengan 10 ( membesarkan 10 kali gambar dilayar ).

(c) Mode XY
Mode XY adalah pilihan mematikan penyapuan (Y) dari CRO dan
menggantikannya dengan penyapuan dari kanal kedua yang menjadi
sumbu Y dan kanal pertama menjadi sumbu X.

(4) Kendali Pemicuan (Triggering)


Kendali pemicuan dilakukan untuk membuat tampilan perulangan bentuk
gelombang menjadi diam (statis). Jika pemicuan terletak pada lokasi sinyal
yang berbeda maka gambar gelombang akan terlihat kacau / berlarian.

Pemicuan yang umum adalah pemicuan ujung. Pemicuan ini terjadi pada
titik yang ditentukan oleh 2 variabel yaitu SLOPE dan Level. SLOPE positif
akan memicu pada saat gelombang menaik dan telah mencapai titik Level
tegangan yg diatur. SLOPE negatif akan memicu pada saat gelombang
menurun dan telah mencapai titik Level tegangan yg diatur.

Sumber pemicuan dapat dipilih dihasilkan oleh kanal1, kanal2, sumber


eksternal, sinyal listrik pencatu dan dari internal osiloskop.

Mode pemicuan dapat dipilih Normal dan Auto. Mode picu Normal
menyebabkan osiloskop hanya akan menyapu jika level pemicuan tercapai,
jika tidak tercapai maka layar akan blank. Mode Auto adalah yang mudah
dilakukan, karena meski tidak ada sinyal masukan, penyapuan akan
otomatis dijalankan oleh timer yang ada pada osiloskop. Mode normal
diperlukan untuk keperluan yang lebih teliti (advance user).

Kopling trigger dapat dipilih AC/DC menyesuaikan dengan pemilihan


kendali masukan vertikal AC/DC.
Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:52dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

4) Prosedur PembacaanOsciloscope.

a) Tera/Kalibrasi dan Keamanan


Peneraan internal pada osiloskop secara khusus menyediakan titik referensi
untuk kalibrasi di panel depan dengan nilai tegangan puncak ke puncak (Vpp)
tertentu misal 2 Vpp dan frekuensi tertentu pula misal 1 kHz.

Setelah mempelajari cara pengukuran maka sebelum melakukan pengukuran


sebenarnya, penggguna harus menera agar pembacaan sesuai dengan
standar dengan berikut :

(1) Hubungkan kedua probe kanal ke titik referensi lalu baca nilai dilayar.
(2) Jika pembacaan tegangan layar masih berbeda maka tombol “cal” pada
kendali vertikal kanal A atdan B harus diatur hingga bacaan tegangan
dilayar sama dengan harga tegangan patutan ( reference voltage )
(3) Tombol “cal” pada kendali horisontal diatur hingga frekuensi ( atau
sebaliknya periode ) dilayar sama dengan frekuensi ( atau sebaliknya
periode) patutan ( reference frequency ).
Keamanan kerja untuk pengguna berlaku sama seperti pada pengamanan
pemakaian multimeter. Disisi lain, pengamanan alat osiloskop lebih
ditekankan pada fisik karena lebih rentan terhadap shock. Juga untuk
menjaga keawetan layar mka selalu usahakan intensitas cahaya selalu
diusahakan tidak terlalu terang dan ttidak diam di satu titik melaink selalu
bergerak.

b) Pengukuran Tegangan
Mengukur tegangan menggunakan osiloskop adalah mengukur rentang
vertikal skala kotak. Untuk tegangan DC maka tinggal mengalikan rentang
vertikal keatas ( berarti tegangan positif) atau rentang kebawah dari nol (
berarti tegangan negatif) dengan skala Volt/Div.
Untuk mengukur tegangan AC perlu dipahami tegangan yang mana yang
akan diambil Vp, Vpp atau Vrms ( seperti diterangkan pada bagian
sebelumnya ). Bagaimanapun biasanya cukup mengukur satu tegangan Vp (
karena Vpp umumnya = 2 kali Vp, dan Vrms dapat dihitung dengan rumus
yang sesuai).

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:53dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

Gambar 66.Pengukuran tegangan

Pengukuran amplitudo yang benar adalah dengan membaca garis bertanda


ditengah. Untuk mendapat titik puncak bawah dan titik puncak atas gunakan
H Position untuk menggeser gelombang.
Ketepatan terbaik didapat pada gambar terbesar yang bisa dilihat
(bandingkan dengan multimeter analog : defleksi maksimal kekanan ),
dengan mengatur Volt/Div yang paling kecil namun masih memberikan
gambaran utuh.

(1) Pengukuran waktu dan frekuensi

Gambar 67.Pengukuran frekuensi

Pengukuran waktu gelombang ( periode ) dilakukan dengan membaca


garis skala horisontal yang terpakai untuk memenuhi 1 gelombang. Sama
seperti pembacaan tegangan, nilai skala dikalikan dengan Sweep
Time/div.
Mengukur frekuensi tinggal menggunakan rumus f = 1 / T

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:54dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

Ketepatan terbaik didapat pada gambar terbesar yang bisa dilihat


(bandingkan dengan multimeter analog : defleksi maksimal kekanan ),
dengan mengatur SweepTime/Div yang paling lambat namun masih
memberikan gambaran utuh.

(2) Pengukuran geseran fasa dan Lissajous


Dengan menggunakan mode XY kita dapat mengukur geseran fasa
melalui interpretasi gambar lissajous yang dihasilkan.
Kanal 1 diisi sinyal pertama dan kanal 2 diisi sinyal kedua. Tabel gambar
dibawah menunjukkan lissajous ari fungsi perbandingan frekuensi ( f1 : f2
) dan selisih fasa antara kedua sinyal. Jika frekuensi sama ( 1: 1 ) akan
menghasilkan gambar Lissajous garis, oval hingga lingkaran penuh
tergantung pada selisih fasa antara kedua sinyal.

Gambar 68.Lissajous

5) Prosedur K3 penggunaan Oscilocope

Secara umum urut-urutan penyimpanan dimulai dari pemisahan semua kabel,


baik probe maupun power. Selalu menyimpan probe dalam tempat yang telah
disediakan ( tas plastik ataupun kotak khusus ) dengan didahului melipat semua
kabelnya dengan rapi.

Jika dimasukkan kedalam lemari pastikan kaki pelindung ada didepan layar /
panel. Penyimpanan berdiri / menghadap keatas dapat dilakukan dengan
meyakini posisi yang baik dan tidak mudah terpeleset. Hindarkan menggeser

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:55dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

osiloskop pada permukaan kasar yang menyebabkan CRO bergetar, upayakan


selalu dalam pemindahan dengan mengangkat ( bukan menggeser ).

B. Keterampilan diperlukan dalam menggunakan alat ukur Osciloscope


1. Melakukan persiapan sesuai keperluan pengukuran yang akan dilakukan
2. Melakukan tera/kalibrasi sederhana ( V-div) untuk mendapatkan hasil
pengukuran yang lebih baik
3. Menggunakan Osciloscope sesuai dengan prosedur dan manual pabrikan
4. Membaca hasil pengukuran pada Oscilocope dimengerti dan diinterpretasikan
dengan benar
5. Melakukan aspek-aspek keamanan dalam menggunakan Oscilocope
C. Sikap Kerja yang harus dilakukan waktu menggunakan alat ukur
Osciloscope
1. Bersikap cermat
2. Bersikap Teliti
3. Melakukan aktivitas berdasarkan SOP

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:56dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

DAFTAR PUSTAKA

A. Dasar Perundang-undangan
-
B. Buku Referensi
1. Sri Waluyanti, Alat Ukur dan Teknik Pengukuran, Direktorat Pembinaan SMK,
Dep. Pendidikan Nasional, Jakarta
2. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI, Pusat Latihan Kerja Industri
Bandung, Diktat Alat ukur, Bandung 1975

C. Majalah atau Buletin


-
D. Referensi Lainnya
1. http://www.AlatUkur Multimeter .blogspot.com

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:57dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN

A. Daftar Peralatan/Mesin
No. Nama Peralatan/Mesin Keterangan
1. Laptop Untuk ruang teori
2. Proyektor
3. Papan tulis
4. Layar proyektor
5. Peralan Kerja/Tool Kit lengkap
6. Peralatan K3
7. Multimeter Analog
8. Multimeter Digital
9. Osciloscope
10. Fuction generator
11. Pengatur frekwensi sinyal
12. Probe
13. Kabel penghubung
14. Audio Fuction generator
15. Rangkaian Penggeser Fasa
16. Batere 6 Volt

B. Daftar Bahan
No. Nama Bahan Keterangan
1. Modul pelatihan (buku informasi, buku kerja, Setiap peserta
buku penilaian)
2. Kertas double folio
3. Spidol white board
4. Kabel
5. Capit buaya ( Penjepit )
6. Macam-macam Resistor
7. PCB Blok
8.
9.
10.
11.

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:58dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

LAMPIRAN

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:59dari 60


Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01

DAFTAR PENYUSUN MODUL

No. NAMA PROFESI


1. Mohamad Firman, A.Md.
2.
3.
4.

Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:60dari 60


Buku Informasi Versi: 2015

Anda mungkin juga menyukai