DAFTAR ISI
LAMPIRAN ------------------------------------------------------------------------------------------59
DAFTAR PENYUSUN------------------------------------------------------------------------------60
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu Menggunakan alat
ukur Multimeter.
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi,Menggunakan
alat ukur Multimeter ini guna memfasilitasi peserta latih sehingga pada akhir
pelatihan diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Multimeter digunakan dengan benar sesuai dengan manual pabrikan.
2. Multimeter ditera/dikalibrasi sederhana untuk mendapatkan hasil pengukuran
yang lebih baik.
3. Multimeter diatur pada range dan pilihan pengukuran sesuai dengan
keperluan pengukuran yang akan dilakukan.
4. Osciloscope dipersiapkan sesuai dengan keperluan pengukuran yang akan
dilakukan.
5. Osciloscopeditera/dikalibrasisederhana(V-div danT-div) untuk mendapatkan hasil
pengukuran yanglebihbaik.
6. Osciloscope digunakansesuaidenganprosedur danmanualpabrikan.
7. Oscilocope digunakan sesuai dengan fungsidan hasil pengukuran dibaca,
dimengerti dan diinterpretasikan dengan benar.
8. Aspek-aspek keamaan dilakukan sesuai dengan petunjuk kerja.
BAB II
Karena B, A dan N adalah tetap maka torsi yang dibangkitkan adalah merupakan
indikasi langsung (linier/proporsional) dari arus ( I ) yang mengaliri kumparan.
Torsi ini yang menyebabkan defleksi (penyimpangan) jarum ke keadaan mantap (
steady state ) pada arus besar tertentu yang diimbangi oleh torsi pegas pengontrol.
Arus yang diperlukan untuk penyimpangan skala penuh (full scale deflection / fs)
ditentukan oleh resistansi-dalam (Rd atau Rm) instrumen.
Makin kecil kuat arus yang diperlukan untuk mencapai penyimpangan fs (atau
disebut fs saja) makin peka instrumen tersebut
50 A 1 mA
950 A
Untuk melewatkan maksimal 50 mA saja di meter maka harus dibuang arus ke Rsh
sebesar
Ish = 1 mA – 50 A = 950 A
Rsh = ( Rd * Im ) / Ish
Untuk membaca nilai sesungguhnya pada papan skala, kalikan angka yang tertera
dengan 20 ( misal 50A adalah sama dengan 1 mA ).
( range ) yang bisa dipilih dengan saklar putar. Contoh dapat dilihat pada
gambar berikutnya.
- 50A,
- 2.5mA,
- 25 mA
Dengan cara yang sama dapat ditentukan masing-masing nilai Rshunt adalah
0 A 50
50
A
Rsh 1
Rsh 2
Rsh 3
Instrumen kumparan putar yang sama diatas dapat dijadikan untuk mengukur
tegangan dengan cara menderetkan ( seri ) dengan sebuah resistor seperti gambar
berikut :
1V
50 A
0.975V 0.025V
25m
V
Pada contoh diatas tersedia empat (4) pilihan jangkauan tegangan dari :
- 25 mV,
- 1 V,
- 10 V
- dan 100 V.
Dalam hal ini kepekaan alat ukur tegangan tersebut adalah 20k/Volt.
Jadi jika pada multimeter contoh diatas mempunyai jangkau 1000 V maka :
Ketelitian pada alat ukur arus dan tegangan pada multimeter analog dinyatakan
dalam % dari skala penuh ( %fs. )
- dengan jangkau ukur yang sama maka ketika terbaca 3 volt berarti nilai benar
berada diantara 2.7 s/Volt d 3.3 Volt ( atau 3 V +/- 10% ).
Pada pengukuran tegangan yang dilakukan pada titik rangkaian yang mempunyai
impedansi tinggi atau hambatan-dalam yang besar dapat terjadi jatuh tegangan
atau voltage drop.
Jatuh tegangan ini terjadi karena perlawanan dalam ( Ri ) alat ukur membebani
(menyejajari) hambatan dalam atau impedansi rangkaian yang diukur.
5V
6.666V
5V
3.333V
Contoh ekstrim voltage drop pada gambar diatas menunjukkan ketika instrumen
pengukur tegangan dengan kepekaan 40k/V yang dalam pemilihan jangkau ukur
dipilih 10 V maka
Ri = 40k/V * 10 V
= 400 k,
Sehingga ketika diukurkan pada titik A & B yang seharusnya terbaca = 5 Volt (
gambar kiri ) menjadi terbaca dipapan hanya 3,33 Volt.
Pada dasarnya jatuh tegangan ini pasti terjadi karena alat ukur membebani
rangkaian. Namun ketika Ri jauh lebih besar dari impedansi atau hambatan dalam
rangkaian maka jatuh tegangan ini bisa diabaikan karena sangat kecilnya.
Jika impedansi / hambatan dalam rangkaian sudah mendekati Ri ( misal lebih dari
10% Ri maka kesalahan atas pembebanan ( voltage drop ) akan menjadi semakin
signifikan.
Tegangan yang ditampilkan dan diterakan pada papan skala adalah tegangan
efektif dan bukan tegangan puncak ( Vp ) dari bentuk sinusoida tagangan/arus AC.
Vrata-rata = Vp * 2/
Jika tegangan AC berbentuk sinus sempurna ( tanpa harmonisa & cacat ) harga
efektif akan sama dengan harga puncak.
0
A
Ix
Menggunakan prinsip yang sama dengan pengukur arus (atau pengukur tegangan),
seperti terlihat pada gambar diatas. Yang membedakan adalah tersedianya sumber
tenaga baterai seperti terlihat pada gambar diatas dan pembacaan terbalik yang
titik nol/awalnya ada pada defleksi fs.
Jika terminal pengukur ( probe ) dihubung singkat maka akan mengalir arus
sebesar :
Kuat arus Io diatur oleh potensiometer P agar jarum menyimpang ke skala penuh.
- Pengaturan hambatan P ini yang disebut pe-nol-an alat ukur hambatan ( zero
adjustment )
Salah ukur dilihat secara % terhadapa nila pengukuran ( bukan % full scale ), salah
ukur terkecil terkecil ada pada tengah papan skala ( 2 % – 4 % ).
3%
Salah ukur dalam% 10% 10%
40%
40%
5 satuan 2 satuan
10 satuan
tiap garis tiap garis
tiap garis
50 1
1 satuan
satuan
satuan
tiap garis
tiap garis tiap
garis
b. Multimeter Digital
Multi meter digital bekerja dengan dasar penerapan transducer dan op-amp
sebagai bagian penginderanya. Multimeter digital memperagakan hasil pengukuran
dengan bentuk angka diskrit sebagai pengganti defleksi jarum penunjuk pada
sebuah skala kontinu seperti pada papan skala sistem analog.
Keuntungan lainnya adalah ketelitian yang jauh lebih tinggi dan proporsional, tidak
membebani rangkaian yang diukur (karena impedansi masukan yang sangat tinggi)
lebih mudah penanganan dan perawatannya.
123.4 mVolt
maka kesalahannya ada pada kisaran +/- 1% dari 123.4 mVolt atau nilai
sebenarnya antara 122.2 s/d 124.6 mVolt.
220.5 Volt
maka kesalahannya ada pada kisaran +/- 1% dari 220.5 Volt atau nilai sebenarnya
antara 218.3 s/d 222.7 Volt.
- Pada jenis yang murah resolusi pengukurannya rendah dan kurang stabil.
Multimeter atau multitester pada umumnya terdiri dari 3 bagian penting, diantanya
adalah :
1. Display
2. Saklar Selektor
3. Probe
Keterangan :
(1) Meter Korektor, berguna untuk menyetel jarum AVO meter ke arah nol, saat
AVO meter akan dipergunakan dengancara memutar sekrupnya ke kanan atau
ke kiri dengan menggunakan obeng pipih kecil.
(2) Range Selector Switch : saklar untuk memilih posisi pengukuran dan batas
ukurannya. AVO meter biasanya terdiri dari empat posisi pengukuran, yaitu :
(a) Posisi (Ohm) berarti AVO Meter berfungsi sebagai ohmmeter, yang terdiri
dari tiga batas ukur : x1; x10; dan K.
(b) Posisi ACV (Volt AC) berarti AVO Meter berfungsi sebagai voltmeter AC
yang terdiri dari lima batas ukur : 10V; 50V; 250V; 500V; dan 1000V.
(c) Posisi DCV (Volt DC) berarti AVO meter berfungsi sebagai voltmeter DC
yang terdiri dari lima batas ukur : 10V; 50V; 250V; 500V; dan 1000V.
(d) Posisi DC mA (miliampere DC) berarti AVO meter berfungsi sebagai
miliamperemeter DC yang terdiri dari tiga batas ukur, yaitu: 0,25; 25; dan
500.
Judul Modul : Menggunakan Alat Uji Dan Alat Ukur Halaman:16dari 60
Buku Informasi Versi: 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Bidang PemeliharaanDanPerbaikanElektronikaRumahTangga IJE.PM01.007.01
Catatan : batas ukur di atas untuk tipe AVO meter yang satu dengan yang lain
batas ukurannya belum tentu sama.
(3) Terminal + dan – Com, terminal dipergunakan untuk mengukur Ohm, AC Volt,
DC Volt dan DC mA (yang berwarna merah untuk + dan warna hitam untuk -).
(4) Pointer (Jarum Meter) merupakan sebatang pelat yang bergerak kekanan dan
kekiri yang menunjukkan besaran / nilai.
(5) Mirror (cermin) juga sebagai batas antara Ohm-meter dengan Volt-
Ampermeter. Cermin pemantul pada papan skala yang digunakan sebagai
panduan untuk ketepatan membaca, yaitu pembacaan skala dilakukan dengan
cara tegak lurus dimana bayangan jarum pada cermin harus satu garis
dengan jarum penunjuk, agar tidak terjadi penyimpangan dalam membaca.
(6) Scale (skala) berfungsi sebagai skala pembacaan meter.
(7) Zero Adjusment adalah pengatur / penepat jarum pada kedudukan nol ketika
menggunakan Ohmmeter. Caranya : saklar pemilih diputar pada posisi (Ohm),
test lead + (merah) dihubungkan ke test lead - (hitam), kemudian tombol
pengatur kedudukan 0 diputar ke kiri atau ke kanan sehingga menunjuk pada
kedudukan skala 0 Ohm.
(8) Angka-Angka Batas Ukur, adalah angka yang menunjukkan batas
kemampuan alat ukur.
(9) Kotak Meter, adalah kotak / tempat meletakkan komponen-komponen
AVOmeter.
d) Periksa jarum meter apakah sudah tepat pada angka 0 pada skala DC
mA, DCV atau ACV posisi jarum nol di bagian kiri dan skala Ohmmeter
posisi jarum nol di bagian kanan.
b) multimeter digital.
(1) Pastikan jenis tegangan sumber dari rangkaian yang akan di ukur
(AC atauDC ). Atur selector pada posisi Volt AC / Volt DC.
Kalibrasi awal harus dilakukan agar hasil pengukuran tidak salah seperti yang
telah dijelaskan pada bagian satu. Pada multimeter analog kalibrasi internal
yang pertama adalah penepatan nol PMMC dan penepatan nol Ohm meter
sebelum dipakai.
Keamanan kerja perlu dipelihara dengan cara yang sama seperti ketika
menggunakan multimeter analog.
d) Mengukur resistansi
(1) Letakan selektor atau batas ukur (BU) resistansi yang paling sesuai. Pilih
batas ukur resistansi sehingga mendekati tengah skala. Sebagai contoh:
dengan skala yang ditunjukkan dibawah dengan resistansi sekitar 100
ohm pilih × 1 ohm range.
(2) Hubungkan kedua ujung probe (colokan) jadi satu. Bila jarum belum bisa
menunjuk skala pada titik nol putarohm ADJ sampai jarum menunjukan
nol (ingat skala 0 bagian kanan!). jika tidak dapat diatur ke titik nol maka
battery didalam meter perlu diganti.
(3) Letakan selektor atau batas ukur (BU) resistansi yang paling sesuai. Pilih
batas ukur resistansi sehingga mendekati tengah skala. Sebagai contoh:
dengan skala yang ditunjukkan dibawah dengan resistansi sekitar 100
ohm pilih × 10 ohm range.
(4) Hubungkan kedua ujung probe (colokan) jadi satu. Bila jarum belum bisa
menunjuk skala pada titik nol putarohm ADJ sampai jarum menunjukan
nol (ingat skala 0 bagian kanan!). jika tidak dapat diatur ke titik nol maka
batteray didalam meter perlu diganti.
Amp-meter
Beban ( R )
Arah Arus ( I )
switch
Sumber Tegangan
f) Amati jarum penunjuk pada kedudukan angka berapa, pada alat Ukur
multimeter.
g) Catat hasil pengukuran.
Beban ( R )
Arah Arus ( I ) Volt-meter
switch
Sumber Tegangan
beban (R).
Gambar.18Ohm Meter
Ohm Meter
Resistor
1) Mengukur tegangan
2) Bebaskan kedua probe meter, lihat / baca meter dari atas tegak lurus
(hindarkan kesalahan paralaksis).
3) Dengan sebuah obeng (-) kecil atur poros pengatur jarum penunjuk
4) Jika terdapat cermin upayakan segaris antara garis nol, jarum dan
bayangan jarum. Biasanya hanya perlu satu kali dilakukan peneraan ini
tiap akan menggunakan alat.
3. Mengatur multimeter pada range dan pilihan pengukuran yang akan dilakukan.
a. Pengukuran Tegangan DC
2) Gunakan Probe hitam pada tegangan negatip dari rangkaian yangdiukur dan
Probe merah pada tegangan positip
4) Bila penunjukan kecil tak terbaca, cek kembali apakah rangkaian sudah benar.
5) Bila rangkaian sudah yakin benar, pindahkan pelan-pelan knob pemilih
cakupan hingga penunjuk berada pada posisi yang mudah dibaca.
6) Hindari pengawatan pengukuran tegangan DC yang salah seperti gambar di
bawah
b. Pengukuran Tegangan AC
5) Pada gambar di bawah ini diperjelas untuk Skala Maksimum pengukuran arus,
tegangan AC ataupun DC.
Pada gambar diatas ada tiga nilai yang umumnya dipakai pada multimeter
analog yaitu skala maksimum 10, 50, dan 250.
c. Pengukuran Arus DC
2) Atur knob pemilih cakupan mendekati cakupan yang tepat atau diatas cakupan
yang diprediksi berdasarkan perhitungan arus secara teori.
3) Bila yakin rangkaian telah benar, hidupkan sumber tegangan dan baca gerakan
jarum penunjuk pada skala V dan A. Hasil pembacaan baik bila posisi jarum
lebih besar dari 60% skala penuh meter.
4) Bila simpangan terlalu kecil, lakukan pengecekan apakah cakupan sudah benar
dan pembacaan masih dibawah cakupan pengukuran di bawahnya bila ya,
matikan power supply pindahkan knob pada cakupan yang lebih kecil.
5) Nyalakan kembali sumber tegangan baca jarum penunjuk hingga pada posisi
yang mudah dibaca.
6) Hindari kesalahan pemasangan polaritas sumber tegangan, karena akan
menyebabkan arah simpangan jarum berlawanan dengan seharusnya. Bila arus
terlalu besar dapat merusakkan jarum penunjuk.
3) Hubung singkat kaki meter merah dan hitam dan putar pengatur nol ohm,
sehingga penunjuk lurus pada 0 ?. ( jika penunjuk gagal berayun ke nol ?
meskipun pengatur penunjuk nol ohm sudah diputar penuh searah jarum
jam, gantilah baterai yang berada di dalam meter dengan baterai yang
baru).
6) Jika akan menganti posisi cakupan x10, maka sebelum mengukur hambatan
harus mengkalibrasi ulang dengan menghubung singkat colok meter, baru
dilakukanpengukuran yang dikehendaki .
Contoh :
R = BU x JP
R = resistansi yang terukur (ohm)
BU = Batas Ukur yang digunakan
Sehingga pada contoh diatas dapat kita hitung resistansi yang terukur
memiliki nilai :
BU = x 10
JP = menunjuk pada angka 10 ohm
terhitung :
R = 10 x 10
R = 100ohm
BAB III
Sinyal yang sama juga berjalan melalui sistem pemicu untuk mulai memicu
penyapuan horisontal (horizontal sweep) dari kiri kekanan tergantung pada
pengaturan ( sweeptime / div ). Penyapuan yang sangat cepat dan berulang
akan menyebabkan titik sinar menjadi garis.
Jika, Sinyal yang terpicu secara salah, gambar sinyal akan terlihat seperti berlari-
lari dilayar.
Probe pada osiloskop bukan sekedar pengindera seperti pada multimeter, probe
disini adalah konektor bermutu tinggi. Probe didesain untuk tidak
mengganggu/mempengaruhi sifat rangkaian yang diukur. Untuk memperkecil
pembebanan rangkaian dapat dipilih dengan menempatkan atenuator x10 yang
terdapat pada probe pasif seperti tertera pada gambar.
a) Osciloscope dihidupkan (di on-kan) diset dan diatur pada range sesuai
dengan keperluan pengukuran yang akan dilakukan dengan manual pabrikan
b) Bagian atau komponen yang akan diukur ditempatkan pada posisi yang
aman untuk dilakukan pengukuran.dengan Osciloscope
c) Pengukuran pada bagian atau komponen yang diukur dilakukan dengan
teknik dan prosedur sesuai dengan manual pabrikan.
d) Hasil pengukuran dibaca pada layar monitor dan dicatat dengan
menggunakan formulir yang ditetapkan.
e) Osciloscope dimatikan (di off-kan) dengan langkah kerja dan prosedur sesuai
manual pabrikan
f) Pengenalan Panel Depan dan FungsiPengenalan Fungsi Panel depan
dijelaskan searah jarum jam dimulai dari saklar daya.
1. Saklar on / off untuk mengaktifkan CRO putar tombol searah jam.
2. CRO aktif ditandai dengan lampu menyala.
3. Time/ div untuk mengatur lebar sinyal agar mudah dibaca.
4. Tombol time kalibrasi digunakan saat mengkalibrasi waktu, bila kalibrasi
telah dilakukan posisi ini tidak boleh diubahubah.
5. Terminal kalibrasi tempat dihubungkan probe pada saat kalibrasi.
6. Posisi X digunakan untuk menggeser tampilan sinyal dalam peraga kea rah
horizontal.
7. Triger digunakan untuk mengatur besarnya picu sedangkan picu negatip
atau positipdiatur dengan tombol kecil dibawahnya kanan positip kiri
negatip.
8. Input ext, adalah tempat memasukkan sinyal dari luar yang dapat
difungsikan sebagai time base.
9. Ground tempat disambungkan dengan ground rangkaian yang diukur.
10. Fokus untuk mengatur focus tampilan sinyal pada layar.
11. Posisi Y digunakan untuk mengatur posisi tampilan sinyal yang diukur pada
kanal 2 arah vertikal.
12. Input kanal 2 merupakan terminal masukan untukpengukuran sinyal.
13. Kalibrasi tegangangan perlu diatur pada saat kalibrasi agar tepat pada
harga seharusnya.Bila tegangan ini telah tercapai tombol tidak boleh
diubah-ubah, karena dapat mempengaruhi ketelitian pengukuran.
14. Mode operasi atau pemilih kanal, digunakan untuk memilih mode operasi
hanya menampilkan kanal 1, kanal 2 atau keduanya.
15. Volt/div digunakan untukmengatur besarnya tampilan amplitudo untuk
mempermudah pembacaan dan ketelitian hasilpengukuran. Pengaturan
yang baik adalah pengaturan yang menghasilkan tampilan amplitudo
terbesar tanpa terpotong.
16. Pemilih AC, DC , ground diatur sesuai dengan besaran yang diukur, untuk
pengukuran tegangan batere digunakan DC,pengukuran frekuensi pada
posisi AC dan menepatkanposisi berkas pada posisi ground.
17. Terminal masukan kanal 1 sama fungsinya dengan terminal masukan kanal
2,tempat dihubungkannya sinyal yang akan diukur.
18. Posisi Y kanal 1 untuk mengatur tampilan sinyal pada layar kearah vertikal
dari masukan kanal 1.
19. Berkas elektron menunjukkan bentuk sinyal yang diukur, bila garis terlalu
tebal dapat di tipiskan dengan mengatur focus, dan bila terlalu terang
dapat diatur intensitasnya.
20. Gratikul adalah skalapembacaan sinyal. Sinyaldibaca perkolom
gratikualdikalikan posisi divisi. Misalmengukur tegangan amplitudotingginya
3 skala gratikul akanterbaca 6 volt jika posisi Volt/divpada 2V.
21. Intensitas untuk mengatur cahaya
(c) Mode XY
Mode XY adalah pilihan mematikan penyapuan (Y) dari CRO dan
menggantikannya dengan penyapuan dari kanal kedua yang menjadi
sumbu Y dan kanal pertama menjadi sumbu X.
Pemicuan yang umum adalah pemicuan ujung. Pemicuan ini terjadi pada
titik yang ditentukan oleh 2 variabel yaitu SLOPE dan Level. SLOPE positif
akan memicu pada saat gelombang menaik dan telah mencapai titik Level
tegangan yg diatur. SLOPE negatif akan memicu pada saat gelombang
menurun dan telah mencapai titik Level tegangan yg diatur.
Mode pemicuan dapat dipilih Normal dan Auto. Mode picu Normal
menyebabkan osiloskop hanya akan menyapu jika level pemicuan tercapai,
jika tidak tercapai maka layar akan blank. Mode Auto adalah yang mudah
dilakukan, karena meski tidak ada sinyal masukan, penyapuan akan
otomatis dijalankan oleh timer yang ada pada osiloskop. Mode normal
diperlukan untuk keperluan yang lebih teliti (advance user).
4) Prosedur PembacaanOsciloscope.
(1) Hubungkan kedua probe kanal ke titik referensi lalu baca nilai dilayar.
(2) Jika pembacaan tegangan layar masih berbeda maka tombol “cal” pada
kendali vertikal kanal A atdan B harus diatur hingga bacaan tegangan
dilayar sama dengan harga tegangan patutan ( reference voltage )
(3) Tombol “cal” pada kendali horisontal diatur hingga frekuensi ( atau
sebaliknya periode ) dilayar sama dengan frekuensi ( atau sebaliknya
periode) patutan ( reference frequency ).
Keamanan kerja untuk pengguna berlaku sama seperti pada pengamanan
pemakaian multimeter. Disisi lain, pengamanan alat osiloskop lebih
ditekankan pada fisik karena lebih rentan terhadap shock. Juga untuk
menjaga keawetan layar mka selalu usahakan intensitas cahaya selalu
diusahakan tidak terlalu terang dan ttidak diam di satu titik melaink selalu
bergerak.
b) Pengukuran Tegangan
Mengukur tegangan menggunakan osiloskop adalah mengukur rentang
vertikal skala kotak. Untuk tegangan DC maka tinggal mengalikan rentang
vertikal keatas ( berarti tegangan positif) atau rentang kebawah dari nol (
berarti tegangan negatif) dengan skala Volt/Div.
Untuk mengukur tegangan AC perlu dipahami tegangan yang mana yang
akan diambil Vp, Vpp atau Vrms ( seperti diterangkan pada bagian
sebelumnya ). Bagaimanapun biasanya cukup mengukur satu tegangan Vp (
karena Vpp umumnya = 2 kali Vp, dan Vrms dapat dihitung dengan rumus
yang sesuai).
Gambar 68.Lissajous
Jika dimasukkan kedalam lemari pastikan kaki pelindung ada didepan layar /
panel. Penyimpanan berdiri / menghadap keatas dapat dilakukan dengan
meyakini posisi yang baik dan tidak mudah terpeleset. Hindarkan menggeser
DAFTAR PUSTAKA
A. Dasar Perundang-undangan
-
B. Buku Referensi
1. Sri Waluyanti, Alat Ukur dan Teknik Pengukuran, Direktorat Pembinaan SMK,
Dep. Pendidikan Nasional, Jakarta
2. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI, Pusat Latihan Kerja Industri
Bandung, Diktat Alat ukur, Bandung 1975
A. Daftar Peralatan/Mesin
No. Nama Peralatan/Mesin Keterangan
1. Laptop Untuk ruang teori
2. Proyektor
3. Papan tulis
4. Layar proyektor
5. Peralan Kerja/Tool Kit lengkap
6. Peralatan K3
7. Multimeter Analog
8. Multimeter Digital
9. Osciloscope
10. Fuction generator
11. Pengatur frekwensi sinyal
12. Probe
13. Kabel penghubung
14. Audio Fuction generator
15. Rangkaian Penggeser Fasa
16. Batere 6 Volt
B. Daftar Bahan
No. Nama Bahan Keterangan
1. Modul pelatihan (buku informasi, buku kerja, Setiap peserta
buku penilaian)
2. Kertas double folio
3. Spidol white board
4. Kabel
5. Capit buaya ( Penjepit )
6. Macam-macam Resistor
7. PCB Blok
8.
9.
10.
11.
LAMPIRAN