Anda di halaman 1dari 11

JEMMME, 2019

ISSN 2541-6332
e-ISSN 2548-4281

Rancang Bangun Alat Pengukur Kecepatan angin,


Arah Angin Suhu dan Kelembaban Udara Berbasis
Akuisisi Data Dengan Komunikasi Radio

Yugik Adityawan1,Septian Akhyar2, Trihono Sewoyo3, Budiono4


Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang
Jl.Raya Tlogomas No.246, Malang 65144
Telp.(0341) 464318-128 Fax.(0341) 460782
E-mail: Yogikadityawan96@gmail.com

Abstrak

Rancang Bangun Sistem Pengukuran Tegangan-Regangan ini menggunakan sensor


Rosette Strain Gauge yang dapat mendeteksi perubahan tegangan-regangan dalam 3
arah axis sekaligus. Objek Pengukuran berupa batang beam bermaterial Stainless Steel
dengan model tumpuan engsel rol serta pembebanan terpusat yang diberikan tiga variasi
beban yang berbeda. Sistem Pengukuran berupa sesnsor rosette strain gauge, rangkaian
elektronika yang meliputi jembatan wheastone dengan menerapkan rangkaian metode
Quarter-Bridge, Penguat Instrumentasi (IC INA 125P) serta Mikrokontroller Arduino Uno.

Pada sistem pengukuran ini, hasil pengukuran dikirimkan dengan Radio


Telemetry melalui jaringan gelombang radio (Nirkabel) dengan jarak pengiriman sejauh
±1km. Untuk menampilkan hasil pengukuran menggunakan PC (Personal Computer)
melalui software Arduino IDE dan Hterm. Sedangkan untuk pembuatan grafik dan
penyimpanan data menggunakan software PLX-Diag dan Microsoft Excel. Pada pengujian
sistem pengukuran tegangan-regangan sensor Rosette Strain Gauge ini telah didapatkan
hasil rata-rata regangan pada axis x sebesar 0,000112802. dari axis Y dengan rata-rata
regangan sebesar 0,00023438. Sedangkan pada tegangan dari axis X dengan rata-rata
tegangan sebesar 21433013,33 N/m^2, Dari axis Y dengan rata-rata tegangan sebesar
44532200 N/m^2 dan dari axis Ɵ sebesar 43802600 N/m^2.

Keywords: Sistem Pengukuran, Sensor Rosette Strain Gauge, Tegangan-Regangan

1. PENDAHULUAN
Pada bidang Teknik dalam mengetahui suatu sifat mekanis dan kekuatan bahan
material sangatlah penting, salah satu cara untuk mengetahuinya yaitu dengan
melakukan pengujian tegangan-regangan. Maka dari itu, diperlukan suatu alat ukur untuk
mengetahui besaran tegangan-regangan dari suatu material[1]. Pengukuran tegangan-
regangan pada umumnya menggunakan sensor strain gauge yang dapat mengukur
material yang mengalami defleksi.
Strain gauge adalah suatu sensor yang digunakan untuk mengukur besarnya
tekanan ( Stress atau Strain ) yang terjadi pada suatu material[2]. Sensor strain gauge
berbentuk foil logam atau kawat logam yang bersifat insulatif (isolasi) ditempel pada
benda yang akan diukur tekanannya, dan tekanan berasal dari pembebanan dimana
pada sensor strain gauge mempunyai sifat sebagai penghantar arus. Sensor strain
gauge mempunyai prinsip berdasarkan perubahan tekanan yang dapat mengakibatkan
perubahan suatu resistansi. Dengan menempelkan sensor strain gauge pada benda
yang akan diukur dan menggunakan suatu perekat yang isolatif terhadap arus listrik,
maka material tersebut akan menghasilkan adanya perubahan resistansi yang nilainya
berbanding lurus terhadap perubahan deformasi[3].

JEMMME | Journal of Energy, Mechanical, Material, and Manufacturing 1


Engineering
JEMMME, 2019
ISSN 2541-6332
e-ISSN 2548-4281

Sensor strain gauge yang digunakan pada umumnya merupakan sensor yang hanya
dapat mengukur perubahan deformasi dalam satu arah aksial saja. Sebagian besar
sistem atau produk nyata pada suatu material memiliki geometri yang rumit dan beban
multi-arah yang tidak bisa diukur dengan tegangan individu. Dalam hal ini sensor yang
ada (Strain Gauge) tidak cukup memadai dalam pengukuran material karena sifat
kompleks sebagian struktur dari muatannya yang tidak menyeluruh dalam mendeteksi
tegangan-regangan yang terjadi.
Dari latar belakang permasalahan yang ada, maka pada tugas akhir ini dilakukakan
Rancang Bangun Sistem Pengukuran Tegangan-Regangan yang dapat mendeteksi
perubahan deformasi(tegangan-regangan) akibat pembebanan secara multi-arah (arah
lintang) dengan menggunakan Sensor Rosette Strain Gauge. Sensor Rosette Strain
Gauge memiliki kinerja yang sama pada sensor Strain Gauge umumnya, Dengan
menempelkan sensor strain gauge pada benda yang akan diukur dan menggunakan
suatu perekat yang isolatif terhadap arus listrik, maka material tersebut akan
menghasilkan adanya perubahan resistansi yang nilainya berbanding lurus terhadap
perubahan deformasi yang terjadi akibat pembebanan. Selain itu kelebihan dari sensor ini
dapat digunakan untuk mencari nilai tegangan utama dan tegangan geser maksimum
dari suatu material yang diuji. Sensor rosette yang digunakan pada penelitian ini
menggunakan type rosette siku-empat (rectangular) yang memiliki sudut untuk sumbu
axis Ɵ sebesar 45 ° dengan resistansi tahanan sebesar 120 ohm(Ω). Dalam sistem
pengukuran ini terdapat bagian penting lainnya selain sensor rosette strain gauge yaitu:
rangkaian jembatan wheastone dengan metode Quarter Bridge, Penguat Instrumentasi
IC INA 125P dan Mikrokontroller Arduino Uno. Kemudian Selain dapat menghasilkan nilai
tegangan-regangan dengan multi-arah, hasil dari pengukuran akan dikirim menggunakan
radio telemetry melalui gelombang radio sehingga dapat di lihat dari jarak jauh. Untuk
menganalisis hasil dari pengukuran pengujian maka dilakukan juga perhitungan teoritis
dalam menentukan suatu regangan-tegangan terhadap material yang mengalami
deformasi.
Penelitian ini akan di aplikasikan pada alat praktikum uji defleksi batang yang dibuat
sebelumnya dan juga pada suatu rangka chassis kendaraan. Alat uji yang digunakan
merupakan alat percobaan defleksi batang digunakan untuk menunjang mahasiswa
teknik mesin dalam pemahaman mata kuliah mekanika kekuatan material.

2. METODE
2.1 Tahapan Perancangan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Pahl and Beitz yang banyak
digunaka untuk paduan merancang produk. Adapun tahapannya sebagai berikut.

1. Perencanaan Proyek dan Penjelasan Tugas


Tugas fase ini adalah menyusun spesifikasi produk yang mempunyai fungsi
khusus dan karakteristik tertentu yang memenuhi kebutuhan masyarakat.
Pada fase ini dikumpulkan semua informasi tentang semua persyaratan yang
harus dipenuhi oleh produk dan kendala-kendala yang merupakan batas untuk
produk.

2. Perancangan Konsep Produk


Konsep produk tersebut merupakan solusi dari masalah perancangan yang
harus dipecahkan. Beberapa alternatif konsep produk dapat ditemukan.
Konsep produk berupa gambar skets atau gambar skema yang sederhana,
tetapi telah memuat semua.

3. Perancangan Bentuk

JEMMME | Journal of Energy, Mechanical, Material, and Manufacturing 2


Engineering
JEMMME, 2019
ISSN 2541-6332
e-ISSN 2548-4281

Pada fase perancangan bentuk ini, konsep produk diberi bentuk, yaitu
komponen-komponen konsep produk yang dalam gambar skema atau gambar
skets masih berupa garis atau batang saja kini harus diberi bentuk sedemikian
rupa sehingga komponen-komponen tersebut secara bersama menyusun bentuk
produk.

4. Perancangan Detail
Pada perancangan detail, maka susunan komponen produk, bentuk dan
dimensi dari setiap komponen produk ditetapkan. Hasil akhir fase ini adalah
gambar rancangan lengkap dan spesifikasi produk untuk pembuatan.

5. Pembuatan
Pada tahap ini penulis membahas tentang proses keseluruhan pembuatan
alat, yakni meliputi proses pemotongan, pengelasan, pengeleman,
pemasangan dan finishing.

2.2 Desain Alat

JEMMME | Journal of Energy, Mechanical, Material, and Manufacturing 3


Engineering
JEMMME, 2019
ISSN 2541-6332
e-ISSN 2548-4281

Gambar 1 solusi produk dalam bentuk prototipe 3 anemometer

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 perhitungan
3.1.1 perhitungan luas permukaan cup
Adanya gaya akibat angin dengan kecepatan yang bervariasi, maka dicari anemometer
pada kecepatan angin 3 m/s – 28 m/s, maka digunakan kecepatan 28 m/s dan
menggunakan diameter cup 60 mm. Untuk mencari luas permukaan cup menggunakan
persamaan sebagai berikut.
A = π D 2/4 (1)
2
=
3 ,14 x 0 , 06 = 0,0029 m2
4
3.1.2 Perhitungan gaya dorong angin
Untuk mencari gaya dorong angin menggunakan persamaan sebagai berikut.

F = A x ρ x v2 (2)
¿ 0,0029 x 1.2 x 282
= 2,73 N

Dengan didapatkan gaya dorong angin, maka dicari torsi menggunakan persamaan
sebagai berikut.

T=FxL (3)
= 330 N.mm2

3.1.3 Menghitung dimensi baling-baling


Bahan yang digunakan pada baling-baling mempunyaii tegangan geser sebesar 1,5
N/mm2. Untuk mencari luas permukaan baling-baling dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut.
τα =F/A (4)
1,5 N/mm2 = 27,3/A
A = 1,82 mm2

JEMMME | Journal of Energy, Mechanical, Material, and Manufacturing 4


Engineering
JEMMME, 2019
ISSN 2541-6332
e-ISSN 2548-4281

Mencari dimensi baling-baling dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.

A=txl (5)
1,82 mm2 = 2 x l
l = 0,91 mm2

3.1.4 Menghitung tegangan Bending Sudu (σb)


Untuk mencari tegangan bending menggunakan persamaan berikut:
σ b = Mb / W b (6)
Terlebih dahulu mencari momen bending pada sudu sebagai berikut.

Mb = F .r
Mb = 330 N.mm2

momen tahanan bending dapat dinyatakan menggunakan persamaan sebagai berikut.


2
Wb =
b.h
6
Wb = 40 mm2
Kedua hasil di atas kemudian di substitusi pada persamaan 6 sehingga diperoleh
tegangan bending σb = 8,25 N/mm2

3.1.5 Perhitungan Dimensi Poros


Bahan yang digunakan pada poros menggunakan bahan aluminium, bahan ini
memiliki kekuatan tarik Tb= 63 N/mm2. Karena yang akan dirancang poros pejal maka
menggunakan persamaan sebagai berikut.
π
T= x τα x D3 (7)
16
Mencari tegangan geser ijin bahan dengan rumus sebagai berikut:

τα = Tb/(Sf1. Sf2)
= 63/(4,0 . 3,0)
= 5,25 N/mm2

Setelah didapatkan tegangan geser ijin bahan selanjutnya mengitung dimensi poros
sebagai berikut:

π
T= x τα x D3
16

3 ,14
330 = x 5,25 N/mm2 x D3
16

D = 6,82 mm
D = 7 mm
Dengan diperoleh diameter poros sebesar 7 mm, maka bearing atau bantalan yang
digunakan sesuai standartd yang ada dipasaran.

3.2 Perancangan pengarah angin


3.2.1 Perhitungan gaya dorong angin
Mencari gaya dorong yang diberikan angin terhadap papan pengarah, maka
menggunakan persamaan sebagai berikut.
F = A x ρ x v2 (8)

JEMMME | Journal of Energy, Mechanical, Material, and Manufacturing 5


Engineering
JEMMME, 2019
ISSN 2541-6332
e-ISSN 2548-4281

Mencari luasan pada papan pengarah angin. Karena pengarah angin berbentuk persegi
panjang gabungan dengan trapesium, maka menggunakan persamaan berikut

A1=P X I
= 0,002m 2

Mencari luas permukaan trapesium menggunakan persamaan sebagai berikut.

A2= (pa+pb) x (t/2)


= 0,14 x 0,015
= 0,0021 m 2

(A)total = 0,002m 2 + 0,0021 m 2


= 0,0041m 2
Sehingga,
F = A x ρ x v2
= 0,0041 x 1,2 x 202= 1.97 N
Mencari luas permukaan batang pengarah angin dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut.
τα = F/A (9)
1,5 N/mm2 = 1,97/A
A = 1,32 mm2
Setelah didapatkan luas permukaan selanjutnya mencari dimensi batang pengarah angin
dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.
A = 3,14 x r2 + 2 x 3,14 x r x t (10)
1,32 mm2 = 3,14 x r2 + 0,628 x r x 0,1
r = 0,71 mm
D = 1,43 mm

3.2.2 Menghitung Tegangan Bending batang pengarah angin (σb)


Untuk mencari tegangan bending menggunakan persamaan berikut:
σ b = Mb / W b (11)
Terlebih dahulu mencari momen bending pada sudu sebagai berikut :

Mb = F .r
Mb = 11 kg.cm2
Mb = 110 N.mm2

Kemudian mencari momen tahanan bending pada profil silinder pejal sebagai berikut:
3
π . d❑
Wb =
32
Wb= 0 , 29 mm2

Kedua hasil di atas kemudian di substitusi pada persamaan 11 sehingga diperoleh


2
tegangan bending σ b=379, 3 N /mm

3.3 Hasil Pengujian


Pengujian anemometer dilakukan dengan dua jenis pengujian. Pengujian pertama
adalah dengan membandingkan anemometer standard dengan bantuan kipas angina
dengan 2 kecepatan. Pengujian kedua adalah anemometer dibawa oleh sepeda motor
JEMMME | Journal of Energy, Mechanical, Material, and Manufacturing 6
Engineering
JEMMME, 2019
ISSN 2541-6332
e-ISSN 2548-4281

dan pc/laptop dengan radio receiver diam di satu titik. Pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui seberapa jauh radio dapat mengirim dan menerima data. Pengujian inni
menggunakan 2 kecepatan 8.3 m/s(30 km/jam) dan 11.11 m/s(40 km/jam). Pengujian
dapat dilihat dari Gambar 2 dan Gmbar 3.

Gambar 2 pegujian membandingkan dengan anemometer standard

Gambar3 pengujian jarak pengiriman data

Tabel 1 hasil membandiingkan kecepatan 1

Kecepatan
Kecepatan Suh
Sampl Anemomet Kelembaba
Anemomet u (℃
e er Standard n (%)
er *(m/s) )
**(m/s)
1 2,34 2,45 26 70
2 2,34 2,45 26 70
3 2,33 2,42 26 70
4 2,36 2,45 26 70
5 2,33 2,47 26 70
6 2,34 2,42 26 70
7 2,35 2,47 26 70
8 2,38 2,42 26 70
9 2,37 2,42 26 70
10 2,38 2,45 26 70

JEMMME | Journal of Energy, Mechanical, Material, and Manufacturing 7


Engineering
JEMMME, 2019
ISSN 2541-6332
e-ISSN 2548-4281

Tabel 2 hasil membandingkan kecepatan 2

Kecepatan
Anemomet Suh
Kecepatan
Sampl Kelembaba
Anemomet er u (℃
e n (%)
er *(m/s)
Standard )
**(m/s)
1 2,82 2,85 26 70
2 2,78 2,83 26 70
3 2,76 2,84 26 70
4 2,85 2,88 26 70
5 2,8 2,84 26 70
6 2,83 2,84 26 70
7 2,77 2,82 26 70
8 2,72 2,85 26 70
9 2,75 2,85 26 70
10 2,75 2,86 26 70
Keterangan :* Kecepatan anemometer buatan ** Kecepatan anemometer standard

Tabel 3 hasil perhitungan kecepatan 1

Kecepatan Kecepatan
Suhu Kelembaban Kesalahan
Sample Anemometer Anemometer Selisih
(℃ ) (%) (%)
*(m/s) Standard **(m/s)
1 2,34 2,45 26 70 0,11 4,489795918
2 2,34 2,45 26 70 0,11 4,489795918
3 2,33 2,42 26 70 0,09 3,719008264
4 2,36 2,45 26 70 0,09 3,673469388
Kecepatan Kecepatan
5 2,33 2,47 26 Suhu
70 Kelembaban
0,14 Kesalahan
Anemometer Anemometer 5,668016194
Selisih
(℃ ) (%) (%)
6 2,34 *(m/s) 2,42 Standard **(m/s)
26 70 0,08 3,305785124
7 2,35 2,47 26 70 0,12 4,858299595
8 2,38 2,42 26 70 0,04 1,652892562
9 2,37 2,42 26 70 0,05 2,066115702
10 2,38 2,45 26 70 0,07 2,857142857
26,0
Rata-rata 2,35 2,44 70,00 0,09 3,68
0
Sample
1 2,82 2,85 26 70 0,03 1,052631579
2 2,78 2,83 26 70 0,05 1,766784452
3 2,76 2,84 26 70 0,08 2,816901408
4 2,85 2,88 26 70 0,03 1,041666667
5 2,8 2,84 26 70 0,04 1,408450704
6 2,83 2,84 26 70 0,01 0,352112676
7 2,77 2,82 26 70 0,05 1,773049645
8 2,72 2,85 26 70 0,13 4,561403509

JEMMME | Journal of Energy, Mechanical, Material, and Manufacturing 8


Engineering
JEMMME, 2019
ISSN 2541-6332
e-ISSN 2548-4281

9 2,75 2,85 26 70 0,1 3,50877193


10 2,75 2,86 26 70 0,11 3,846153846
Rata-rata 2,783 2,846 26 70 0,063 2,212792642
Tabel 4 hasil perhitungan kecepatan 2

Dari kedua Tabel di atas Tabel 3 didapat rata-rata selisih sebesar 0.09 dan
persen kesalahan rata-rata 3.68% dengan anemometer standard. Dari Tabel 4 didapat
rata-rata selisih sebesar 0.063 dan persen kesalahan sebesar 2.212%.

Perbandingan Kecepatan Perbandingan


Angin (m/s) Kecepatan Angin
2.50 (m/s)
2.45
2.9
2.40
2.35 2.8

2.30 2.7
2.25 2.6
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Kecepatan Anemometer *(m/s) Kecepatan Anemometer *(m/s)


Kecepatan Anemometer Standard **(m/s) Kecepatan Anemometer Standard **(m/s)

Grafik 1 perbandingan kecepatan 1 Grafik 2 perbandingan kecepatan 2

Tabel 5 akurasi dan presisi kecepatan 1 Tabel 6 akurasi dan presisi kecepatan 2
Rata-rata Standar Presisi Rata-rata Standar Presisi Akurasi(%R
Akurasi(%R)
(m/s) Deviasi (%KV) (m/s) Deviasi (%KV) )
95.51 98.947
95.51 98.233
96.281 97.183
96.327 98.958
0,01932183 94.332 0,0411096 98.592
2,352 0,821506618 2.783 1,477168867
6 96.694 1 99.648
95.142 98.227
98.347 95.439
97.934 96.491
97.143 96.154
Rata-rata 96.32 Rata-rata 97.787

Dari table 5 diatas didapatkan keakurasian alat sebesar 96.32%, kepresisian


sebesar 0.8215, dan standar deviasi sebesar 0.0193. Pada Tabel 6 didapatkan
keakurasian alat sebesar 97.787%, kepresisian alat sebesar 1.477, dan standar dedviasi
sebesar 0.0411.

JEMMME | Journal of Energy, Mechanical, Material, and Manufacturing 9


Engineering
JEMMME, 2019
ISSN 2541-6332
e-ISSN 2548-4281

Perhitungan batas jaraak radio dapat mengirimkan data. Pada alat yang dibuat
data akan terkirim setiap 1 detik. Sehingga jumlah data menunjukkan waktu alat itu
bekerja. Data yang di dapat seperti table berikut

Tabel 7 data pengujian jarak

No Kecepatan (m/s) Jarak ( m)


Dari table 7 1 5,65 1047,4 diatas bias
2 8,5 1014,34
3 11,45 1030,56

didapatkan Grafik 3 seperti dibawah ini.

Grafik 3 Perhitungan Jarak Maksimal Radio

Dari table 7 dan Grafik 3 menunjukkan bahwa jarak komunikasi radio berkisar + 1000 m
atau 1 km.

4. KESIMPULAN
Dari kegiatan penelitian didapatkan rancangan mekanik anemometer dalam bentuk
prototype 2. Dengan didapatkan produk ini masyarakat dapat menggunakannya dan
berhenti memakai produk asing.

DAFTAR PUSTAKA

JEMMME | Journal of Energy, Mechanical, Material, and Manufacturing 10


Engineering
JEMMME, 2019
ISSN 2541-6332
e-ISSN 2548-4281

[1] https://www.bukalapak.com/products?utf8=%E2%9C
%93&source=navbar&from=omnisarch
&search_source=omnisearch_organic&search%5Bhashtag%5D=&search
%5Bkeywords%5D=Combined+Wind+Sensor%5B
[2] Pahl G.,Beitz W.. Engineering Design: A Systematic Approach, 2nd edition, Springer-
Verlag 1996.
[3] Riadi, Muhammad Sugeng. (2009). Perancangan, Pembuatan dan Pengujian
Generator Fluksi Aksial Putaran Rendah dengan Magnet Permanen untuk Turbin
Angin Daya 1000 Watt. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Malang.
[4] Sewoyo T, Budiono, Setyawan WN, “Design of Data Acquisition-based Anemometer”,
SNTTM XVII Univ Nusa Cendana Kupang Oktober 2018.
[5] Hendaryati, R Heni. (2018). Rancang Bangun Komponen Mekanik Alat Percobaan
Getaran Paksa. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Malang.
[6] Budiono. Modul Praktikum Fisika UMM. Laboratorium Fisika Fakultas Teknik UMM.
2017.
[7] Nurfitriza, dkk. (2015). Pembuatan Alat Ukur Kelajuan Angin Menggunakan Sensor
Optocoupler dengan Display PC. Jurusan Fisika Universitas Negeri Padang.

JEMMME | Journal of Energy, Mechanical, Material, and Manufacturing 11


Engineering

Anda mungkin juga menyukai