ISSN 2541-6332
e-ISSN 2548-4281
Abstrak
1. PENDAHULUAN
Pada bidang Teknik dalam mengetahui suatu sifat mekanis dan kekuatan bahan
material sangatlah penting, salah satu cara untuk mengetahuinya yaitu dengan
melakukan pengujian tegangan-regangan. Maka dari itu, diperlukan suatu alat ukur untuk
mengetahui besaran tegangan-regangan dari suatu material[1]. Pengukuran tegangan-
regangan pada umumnya menggunakan sensor strain gauge yang dapat mengukur
material yang mengalami defleksi.
Strain gauge adalah suatu sensor yang digunakan untuk mengukur besarnya
tekanan ( Stress atau Strain ) yang terjadi pada suatu material[2]. Sensor strain gauge
berbentuk foil logam atau kawat logam yang bersifat insulatif (isolasi) ditempel pada
benda yang akan diukur tekanannya, dan tekanan berasal dari pembebanan dimana
pada sensor strain gauge mempunyai sifat sebagai penghantar arus. Sensor strain
gauge mempunyai prinsip berdasarkan perubahan tekanan yang dapat mengakibatkan
perubahan suatu resistansi. Dengan menempelkan sensor strain gauge pada benda
yang akan diukur dan menggunakan suatu perekat yang isolatif terhadap arus listrik,
maka material tersebut akan menghasilkan adanya perubahan resistansi yang nilainya
berbanding lurus terhadap perubahan deformasi[3].
Sensor strain gauge yang digunakan pada umumnya merupakan sensor yang hanya
dapat mengukur perubahan deformasi dalam satu arah aksial saja. Sebagian besar
sistem atau produk nyata pada suatu material memiliki geometri yang rumit dan beban
multi-arah yang tidak bisa diukur dengan tegangan individu. Dalam hal ini sensor yang
ada (Strain Gauge) tidak cukup memadai dalam pengukuran material karena sifat
kompleks sebagian struktur dari muatannya yang tidak menyeluruh dalam mendeteksi
tegangan-regangan yang terjadi.
Dari latar belakang permasalahan yang ada, maka pada tugas akhir ini dilakukakan
Rancang Bangun Sistem Pengukuran Tegangan-Regangan yang dapat mendeteksi
perubahan deformasi(tegangan-regangan) akibat pembebanan secara multi-arah (arah
lintang) dengan menggunakan Sensor Rosette Strain Gauge. Sensor Rosette Strain
Gauge memiliki kinerja yang sama pada sensor Strain Gauge umumnya, Dengan
menempelkan sensor strain gauge pada benda yang akan diukur dan menggunakan
suatu perekat yang isolatif terhadap arus listrik, maka material tersebut akan
menghasilkan adanya perubahan resistansi yang nilainya berbanding lurus terhadap
perubahan deformasi yang terjadi akibat pembebanan. Selain itu kelebihan dari sensor ini
dapat digunakan untuk mencari nilai tegangan utama dan tegangan geser maksimum
dari suatu material yang diuji. Sensor rosette yang digunakan pada penelitian ini
menggunakan type rosette siku-empat (rectangular) yang memiliki sudut untuk sumbu
axis Ɵ sebesar 45 ° dengan resistansi tahanan sebesar 120 ohm(Ω). Dalam sistem
pengukuran ini terdapat bagian penting lainnya selain sensor rosette strain gauge yaitu:
rangkaian jembatan wheastone dengan metode Quarter Bridge, Penguat Instrumentasi
IC INA 125P dan Mikrokontroller Arduino Uno. Kemudian Selain dapat menghasilkan nilai
tegangan-regangan dengan multi-arah, hasil dari pengukuran akan dikirim menggunakan
radio telemetry melalui gelombang radio sehingga dapat di lihat dari jarak jauh. Untuk
menganalisis hasil dari pengukuran pengujian maka dilakukan juga perhitungan teoritis
dalam menentukan suatu regangan-tegangan terhadap material yang mengalami
deformasi.
Penelitian ini akan di aplikasikan pada alat praktikum uji defleksi batang yang dibuat
sebelumnya dan juga pada suatu rangka chassis kendaraan. Alat uji yang digunakan
merupakan alat percobaan defleksi batang digunakan untuk menunjang mahasiswa
teknik mesin dalam pemahaman mata kuliah mekanika kekuatan material.
2. METODE
2.1 Tahapan Perancangan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Pahl and Beitz yang banyak
digunaka untuk paduan merancang produk. Adapun tahapannya sebagai berikut.
3. Perancangan Bentuk
Pada fase perancangan bentuk ini, konsep produk diberi bentuk, yaitu
komponen-komponen konsep produk yang dalam gambar skema atau gambar
skets masih berupa garis atau batang saja kini harus diberi bentuk sedemikian
rupa sehingga komponen-komponen tersebut secara bersama menyusun bentuk
produk.
4. Perancangan Detail
Pada perancangan detail, maka susunan komponen produk, bentuk dan
dimensi dari setiap komponen produk ditetapkan. Hasil akhir fase ini adalah
gambar rancangan lengkap dan spesifikasi produk untuk pembuatan.
5. Pembuatan
Pada tahap ini penulis membahas tentang proses keseluruhan pembuatan
alat, yakni meliputi proses pemotongan, pengelasan, pengeleman,
pemasangan dan finishing.
F = A x ρ x v2 (2)
¿ 0,0029 x 1.2 x 282
= 2,73 N
Dengan didapatkan gaya dorong angin, maka dicari torsi menggunakan persamaan
sebagai berikut.
T=FxL (3)
= 330 N.mm2
A=txl (5)
1,82 mm2 = 2 x l
l = 0,91 mm2
Mb = F .r
Mb = 330 N.mm2
τα = Tb/(Sf1. Sf2)
= 63/(4,0 . 3,0)
= 5,25 N/mm2
Setelah didapatkan tegangan geser ijin bahan selanjutnya mengitung dimensi poros
sebagai berikut:
π
T= x τα x D3
16
3 ,14
330 = x 5,25 N/mm2 x D3
16
D = 6,82 mm
D = 7 mm
Dengan diperoleh diameter poros sebesar 7 mm, maka bearing atau bantalan yang
digunakan sesuai standartd yang ada dipasaran.
Mencari luasan pada papan pengarah angin. Karena pengarah angin berbentuk persegi
panjang gabungan dengan trapesium, maka menggunakan persamaan berikut
A1=P X I
= 0,002m 2
Mb = F .r
Mb = 11 kg.cm2
Mb = 110 N.mm2
Kemudian mencari momen tahanan bending pada profil silinder pejal sebagai berikut:
3
π . d❑
Wb =
32
Wb= 0 , 29 mm2
dan pc/laptop dengan radio receiver diam di satu titik. Pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui seberapa jauh radio dapat mengirim dan menerima data. Pengujian inni
menggunakan 2 kecepatan 8.3 m/s(30 km/jam) dan 11.11 m/s(40 km/jam). Pengujian
dapat dilihat dari Gambar 2 dan Gmbar 3.
Kecepatan
Kecepatan Suh
Sampl Anemomet Kelembaba
Anemomet u (℃
e er Standard n (%)
er *(m/s) )
**(m/s)
1 2,34 2,45 26 70
2 2,34 2,45 26 70
3 2,33 2,42 26 70
4 2,36 2,45 26 70
5 2,33 2,47 26 70
6 2,34 2,42 26 70
7 2,35 2,47 26 70
8 2,38 2,42 26 70
9 2,37 2,42 26 70
10 2,38 2,45 26 70
Kecepatan
Anemomet Suh
Kecepatan
Sampl Kelembaba
Anemomet er u (℃
e n (%)
er *(m/s)
Standard )
**(m/s)
1 2,82 2,85 26 70
2 2,78 2,83 26 70
3 2,76 2,84 26 70
4 2,85 2,88 26 70
5 2,8 2,84 26 70
6 2,83 2,84 26 70
7 2,77 2,82 26 70
8 2,72 2,85 26 70
9 2,75 2,85 26 70
10 2,75 2,86 26 70
Keterangan :* Kecepatan anemometer buatan ** Kecepatan anemometer standard
Kecepatan Kecepatan
Suhu Kelembaban Kesalahan
Sample Anemometer Anemometer Selisih
(℃ ) (%) (%)
*(m/s) Standard **(m/s)
1 2,34 2,45 26 70 0,11 4,489795918
2 2,34 2,45 26 70 0,11 4,489795918
3 2,33 2,42 26 70 0,09 3,719008264
4 2,36 2,45 26 70 0,09 3,673469388
Kecepatan Kecepatan
5 2,33 2,47 26 Suhu
70 Kelembaban
0,14 Kesalahan
Anemometer Anemometer 5,668016194
Selisih
(℃ ) (%) (%)
6 2,34 *(m/s) 2,42 Standard **(m/s)
26 70 0,08 3,305785124
7 2,35 2,47 26 70 0,12 4,858299595
8 2,38 2,42 26 70 0,04 1,652892562
9 2,37 2,42 26 70 0,05 2,066115702
10 2,38 2,45 26 70 0,07 2,857142857
26,0
Rata-rata 2,35 2,44 70,00 0,09 3,68
0
Sample
1 2,82 2,85 26 70 0,03 1,052631579
2 2,78 2,83 26 70 0,05 1,766784452
3 2,76 2,84 26 70 0,08 2,816901408
4 2,85 2,88 26 70 0,03 1,041666667
5 2,8 2,84 26 70 0,04 1,408450704
6 2,83 2,84 26 70 0,01 0,352112676
7 2,77 2,82 26 70 0,05 1,773049645
8 2,72 2,85 26 70 0,13 4,561403509
Dari kedua Tabel di atas Tabel 3 didapat rata-rata selisih sebesar 0.09 dan
persen kesalahan rata-rata 3.68% dengan anemometer standard. Dari Tabel 4 didapat
rata-rata selisih sebesar 0.063 dan persen kesalahan sebesar 2.212%.
2.30 2.7
2.25 2.6
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tabel 5 akurasi dan presisi kecepatan 1 Tabel 6 akurasi dan presisi kecepatan 2
Rata-rata Standar Presisi Rata-rata Standar Presisi Akurasi(%R
Akurasi(%R)
(m/s) Deviasi (%KV) (m/s) Deviasi (%KV) )
95.51 98.947
95.51 98.233
96.281 97.183
96.327 98.958
0,01932183 94.332 0,0411096 98.592
2,352 0,821506618 2.783 1,477168867
6 96.694 1 99.648
95.142 98.227
98.347 95.439
97.934 96.491
97.143 96.154
Rata-rata 96.32 Rata-rata 97.787
Perhitungan batas jaraak radio dapat mengirimkan data. Pada alat yang dibuat
data akan terkirim setiap 1 detik. Sehingga jumlah data menunjukkan waktu alat itu
bekerja. Data yang di dapat seperti table berikut
Dari table 7 dan Grafik 3 menunjukkan bahwa jarak komunikasi radio berkisar + 1000 m
atau 1 km.
4. KESIMPULAN
Dari kegiatan penelitian didapatkan rancangan mekanik anemometer dalam bentuk
prototype 2. Dengan didapatkan produk ini masyarakat dapat menggunakannya dan
berhenti memakai produk asing.
DAFTAR PUSTAKA
[1] https://www.bukalapak.com/products?utf8=%E2%9C
%93&source=navbar&from=omnisarch
&search_source=omnisearch_organic&search%5Bhashtag%5D=&search
%5Bkeywords%5D=Combined+Wind+Sensor%5B
[2] Pahl G.,Beitz W.. Engineering Design: A Systematic Approach, 2nd edition, Springer-
Verlag 1996.
[3] Riadi, Muhammad Sugeng. (2009). Perancangan, Pembuatan dan Pengujian
Generator Fluksi Aksial Putaran Rendah dengan Magnet Permanen untuk Turbin
Angin Daya 1000 Watt. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Malang.
[4] Sewoyo T, Budiono, Setyawan WN, “Design of Data Acquisition-based Anemometer”,
SNTTM XVII Univ Nusa Cendana Kupang Oktober 2018.
[5] Hendaryati, R Heni. (2018). Rancang Bangun Komponen Mekanik Alat Percobaan
Getaran Paksa. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Malang.
[6] Budiono. Modul Praktikum Fisika UMM. Laboratorium Fisika Fakultas Teknik UMM.
2017.
[7] Nurfitriza, dkk. (2015). Pembuatan Alat Ukur Kelajuan Angin Menggunakan Sensor
Optocoupler dengan Display PC. Jurusan Fisika Universitas Negeri Padang.