Disusun Oleh :
NIM : 2070011041
KELAS : RJM
Fakultas Teknik
Universitas Krisnadwipayana
Jakarta
2023
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 2070011041
Modul
Dengan Nilai : . . . . . . .
(...................................) (...................................)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada kita semua sehingga saya dapat
selalu tercurahkan kepada Nabi kita yaitu Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga-
Nya, sahabat-sahabat-Nya dan kita selaku umatnya hingga akhir zaman nanti.
Saya menyadari bahwa laporan praktikum fenomena dasar mesin ini masih
jauh dari kesempurnaan, hal ini karena kemampuan dan pengalaman saya yang
masih ada dalam keterbatasan dan masih dalam proses belajar. Untuk itu, saya
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun, demi perbaikan dalam
Akhir kata saya sampaikan terima kasih dan semoga laporan praktikum
fenomena dasar mesin ini dapat memberikan banyak manfaat bagi kita semua.
ii
DAFTAR ISI
LAMPIRAN ........................................................................................................25
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR NOTASI (SIMBOL)
0 = Sudut (Rad)
u = Koefisien Gesek
g = Gravitasi (m/s2)
T = Torsi (Nm)
P = Daya (Watt)
V = Kecepatan (m/s)
v
BAB I
Pelaksanaan praktikum fenomena dasar mesin dengan modul uji gesek pada
belt ini merupakan suatu pengetahuan dasar yang sangat penting untuk mahasiswa.
Pengujian uji gesek pada belt ini merupakan pengujian yang dilakukan
untuk mengetahui karakteristik dari setiap belt yang digunakan pada saat
praktikum. Pada dasarnya setiap belt yang digunakan itu memiliki jenis bahan dan
modul uji gesek pada belt ini mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan
Selain jenis belt yang digunakan ada juga putaran puli yang berbeda-beda
kecepatannya yang juga memiliki perbedaan dari koefisien dari belt yang
digunakan.
Koefisien gesek adalah gaya yang ditimbulkan oleh sentuhan diantara dua
Pada dasarnya pengujian alat uji gesek pada belt ini bertujuan untuk
mengetahui koefisien gesek antara sabuk dengan puli, khususnya sabut jenis V belt
dan sabutk datar bahan kanvas yang digunakan pada saat pengujian.
1
1.3 Manfaat Praktikum
praktikum fenomena dasar mesin dengan modul pengujian uji gesek pada belt yaitu:
1) Dapat memahami tentang praktikum dengan pengujian uji gesek pada belt
2) Dapat memahami teori dan perumusan dari pengujian uji gesek pada belt
2
BAB II
Dalam pengujian karakteristik performance alat uji gesek pada belt ini
digunaakn dua jenis belt, yaitu belt jenis v belt dan belt datar, dimana koefisien
Jenis belt digunakan ada dua macam, yaitu sebagai berikut ini :
a. V Belt
b. Belt Datar
sabuk dengan alur puli, untuk menggerakkan puli digunakan motor DC dengan
daya 0,5 HP dengan kecepatan maksimum 1750 Rpm dimana kecepatan tersebut
Dari putaran puli tersebut akan mengakibatkan bagian belt (F1) akan
3
2.2 Pengertian Koefisien Gesek
Koefisien gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah
kecenderungan benda bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua buah benda
Gaya gesek antara dua buah benda padat misalnya adalah gaya gesek statis
dan kinetis, sedangkan gaya antara benda padat dan cairan serta gas adalah gaya
stokes.
Gesekan adalah gaya tahanan yang timbul untuk merintangi gesekan benda
yang menggeser di atas benda lainnya. Koefisien gesek juga berarti langkah
perbandingan tetap untuk dua permuukaan tertentu yang terhubung satu sama lain
yang ada hubungannya dengan gaya gesek dan gaya normal yang menahannya.
𝐹1
2,3 𝐿𝑜𝑔 ( )
u = 𝜃 𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐 𝛽𝐹2
2) Torsi (T)
60 . 𝑃
T=
2. 𝜋. 𝑁. 𝐷
3) Kecepatan (v)
𝜋 .𝐷 .𝑁
V=
60
4
BAB III
ALAT-ALAT PRAKTIKUM
uji gesek pada belt menggunakan beberapa alat praktikum, yaitu sebagai berikut :
1) Tachometer
2) Timbangan Gantung
5
3) Neraca Pegas
4) DC Motor
5) V Belt
6
6) Belt Datar
fenomena dasar mesin dengan pengujian uji gesek pada belt beserta fungsi dari alat
1) Tachometer
mengukur kecepatan rotasi dari sebuah objek, seperti alat pengukur dalam
sebuah mobil yang mengukur putaran per menit (RPM) dari poros engkol
suatu mesin. Kata tachometer berasal dari kata Yunani tachos yang berarti
2) Timbangan Gantung
timbangan.
7
3) Neraca Pegas
Hubungan beban dan pegas ini umumnya bersifat linier, jika beban yang
Neraca jenis ini merupakan neraca dengan dua jenis skala yaitu newton dan
gram, sehingga pengguna neraca ini bisa mendapatkan hasil yang akurat.
4) DC Motor
sebagai penggerak pada alat uji agar puli yang digerakkan dapat
memberikan gaya pada objek v belt dan belt datar pada saat percobaan.
5) V Belt
pengujian uji gesek yang dilakukan pada saat praktikum. V belt ini dikaitkan
pada alat uji gesek diantara alat ukur timbangan gantung dan neraca pegas.
6) Belt Datar
Belt datar berfungsi sebagai suatu objek yang diamati juga seperti v
belt sebelumnya pada saat pengujian uji gesek yang dilakukan pada saat
praktikum. Belt datar ini dikaitkan pada alat uji gesek seperti v belt
sebelumnya yakni diantara alat ukur timbangan gantung dan neraca pegas.
8
BAB IV
9
BAB 5
5.1 Kesimpulan
gesek pada belt ini dapat disimpulkan bahwa setiap belt yang digunakan sebagai
objek pengujian seperti v belt dan belt datar ini memiliki karakteristik belt
Koefisien gesek dari v belt lebih rendah dibandingkan dengan belt datar
yang sebabkan oleh bentuk permukaan belt yang berpengaruh pada permukaan
Hasil percobaan gaya pada sisi tarik ditemukan v belt lebih besar nilai
gayanya dibandingkan dengan belt datar, ini disebabkan oleh karakteristik dan
5.2 Saran
pengujian uji gesek pada belt ini diharapkan bahwasannya mahasiswa dapat
teori yang akan dapat diaplikasikan dalam dunia pekerjaan nantinya seperti adanya
5
DAFTAR PUSTAKA
Rahmah Afifah. 4 April 2022. Rumus dan Contoh Gaya Gesek. Detik.
Juli 2022
Diakses melalui
https://www.kompasiana.com/kucari/54f6c843a333114c5c8b49f1/jenis-
Diakses melalui
https://www.kompas.com/skola/read/2021/01/31/180448469/macam-
Juli 2022
6
LAMPIRAN
• Belt Datar
Percobaan Putaran Fn F1 F2
Sudut
Ke Rpm (N) (N) (N) (N)
2 Kg 3,3 Kg
1 15 90° 1N
(19,61 N) (32,36 N)
3 Kg 4,5 Kg
2 17 90° 3N
(29,41 N) (44,12N)
4 Kg 6 Kg
3 20 90° 3N
(39,22N) (58,83N)
• V Belt
Percobaan Putaran Fn F1 F2
Sudut
Ke Rpm (N) (N) (N) (N)
2 Kg 4 Kg
1 15 90° 3N
(19,61) (39,22 N)
3 Kg 7 Kg
2 17 90° 3N
(29,41) (68,64 N)
4 Kg 9 Kg
3 20 90° 5N
(39,22) (88,25 N)
7
LAPORAN PRAKTIKUM
FENOMENA DASAR MESIN
PENGUJIAN GOVERNOR SENDTRIFUGAL
Disusun Oleh :
Nama : Destra Brema Sinaga
NIM : 2070011041
Kelas : D1 (RJM)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA
JAKARTA 2023
LEMBAR PENGESAHAN
i
Yang bertanda tangan dibawah ini menerangkan bahwa :
Nama : Destra Brema Sinaga
NIM : 2070011041
Jurusan : Teknik Mesin RJM
Mahasiswa Universitas Krisnadwipayana, Fakultas Teknik Jurusan Teknik
Mesin telah menyelesaikan Praktikum di Laboratorium Fenomena Dasar Mesin
dengan Modul I :
“GOVERNOR SENTRIFUGAL”
(…………………………….) (…………………………….)
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada kita semua sehingga saya dapat
menyelesaikan laporan praktikum fenomena dasar mesin. Sholawat beserta salam
selalu tercurahkan kepada Nabi kita yaitu Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga-
Nya, sahabat-sahabat-Nya dan kita selaku umatnya hingga akhir zaman nanti.
Saya menyadari bahwa laporan praktikum fenomena dasar mesin ini masih
jauh dari kesempurnaan, hal ini karena kemampuan dan pengalaman saya yang
masih ada dalam keterbatasan dan masih dalam proses belajar. Untuk itu, saya
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun, demi perbaikan dalam
laporan praktikum yang akan datang.
Semoga laporan praktikum fenomena dasar mesin ini dapat bermanfaat
sebagai sumbangsih penulis demi menambah pengetahuan terutama bagi pembaca
umumnya dan bagi penulis khususnya.
Akhir kata saya sampaikan terima kasih dan semoga laporan praktikum
fenomena dasar mesin ini dapat memberikan banyak manfaat bagi kita semua.
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ……………………………………………………………………………………………………………….i
Lembar Penilaian Laporan Praktikum …………………………………………………………………………….ii
KATA PENGANTAR...............................................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................v
DAFTAR TABEL ....................................................................................................................vi
DAFTAR NOTASI (SIMBOL) ................................................................................................. vii
BAB I .................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang..................................................................................................... 1
1.2. Tujuan Praktikum ................................................................................................ 1
1.3. Manfaat Praktikum ............................................................................................. 2
BAB II ................................................................................................................................... 3
DASAR TEORI ....................................................................................................................... 3
2.1. Pengertian Governor Sentrifugal ........................................................................ 3
2.2. Jenis – Jenis Governor ......................................................................................... 4
2.3. Rumus Perhitungan............................................................................................. 7
BAB III .................................................................................................................................. 9
ALAT – ALAT PRAKTEK ......................................................................................................... 9
3.1. Alat dan Fungsi .................................................................................................... 9
BAB IV................................................................................................................................ 12
PROSEDUR PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN .................................................................. 12
4.1. Prosedur Percobaan.......................................................................................... 12
4.2. Tabel Posisi Nol Governor Sentrifugal .............................................................. 13
4.3. Tabel Kenaikan Tinggi Sleeve pada Pengujian Dengan Beban 200gr................ 16
4.4. Tabel Kenaikan Tinggi Sleeve pada Pengujian Dengan Beban 300gr................ 25
4.5. Tabel Kenaikan Tinggi Sleeve pada Pengujian Dengan Beban 400gr................ 34
BAB V................................................................................................................................. 43
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................................. 43
5.1. Kesimpulan ........................................................................................................ 43
5.2. Saran ................................................................................................................. 43
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 44
LAMPIRAN ......................................................................................................................... 45
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Governor Sentrifugal ...................................................................................... 3
Gambar 2. 2 Governor Jenis Porter .................................................................................... 4
Gambar 2. 3 Governor Jenis Proell ..................................................................................... 5
Gambar 2. 4 Governor Jenis Hartnell.................................................................................. 6
Gambar 3. 1 DC Motor ....................................................................................................... 9
Gambar 3. 2 Tachometer ................................................................................................... 9
Gambar 3. 3 Mistar .......................................................................................................... 10
Gambar 3. 4 Meteran ....................................................................................................... 10
Gambar 3. 5 Jangka Sorong.............................................................................................. 11
Gambar 3. 6 Beban Bandul .............................................................................................. 11
Gambar 4. 1 Posisi Awal Governor Sentrifugal................................................................ 13
Gambar 4. 2 Percobaan 1 dengan massa 200 gram........................................................... 16
Gambar 4. 3 Percobaan 2 dengan massa 200 gram........................................................... 19
Gambar 4. 4 Percobaan 3 dengan massa 200 gram........................................................... 22
Gambar 4. 5 Percobaan 1 dengan massa 300 gram........................................................... 25
Gambar 4. 6 Percobaan 2 dengan massa 300 gram........................................................... 28
Gambar 4. 7 Percobaan 3 dengan massa 300 gram........................................................... 31
Gambar 4. 8 Percobaan 1 dengan massa 400 gram........................................................... 34
Gambar 4. 9 Percobaan 2 dengan massa 400 gram........................................................... 37
Gambar 4. 10 Percobaan 3 dengan massa 400 gram ......................................................... 40
v
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Posisi Awal Governor Sentrifugal ................................................................... 13
Tabel 4. 2 Percobaan 1 dengan massa 200 gram .............................................................. 16
Tabel 4. 3 Percobaan 2 dengan massa 200 gram .............................................................. 19
Tabel 4. 4 Percobaan 3 dengan massa 200 gram .............................................................. 22
Tabel 4. 5 Percobaan 1 dengan massa 300 gram .............................................................. 25
Tabel 4. 6 Percobaan 2 dengan massa 300 gram .............................................................. 28
Tabel 4. 7 Percobaan 3 dengan massa 300 gram .............................................................. 31
Tabel 4. 8 Percobaan 1 dengan massa 400 gram .............................................................. 34
Tabel 4. 9 Percobaan 2 dengan massa 400 gram .............................................................. 37
Tabel 4. 10 Percobaan 3 dengan massa 400 gram ............................................................ 40
vi
DAFTAR NOTASI (SIMBOL)
𝑆 = Ketinggian sleeve mula – mula [m]
𝐿𝑓𝑤 = Panjang lengan sleeve [m]
𝐹𝑓𝑤 = Gaya sentripetal flyweight [N]
𝑖1 = Gaya inersia pada lengan sleeve [N]
𝑖2 = Gaya inersia pada lengan penghubung [N]
𝑊1 = Berat lengan flyweight [kg]
𝑊2 = Berat batang penghubung [kg]
𝑊𝑓𝑤 = Berat Flyweight [kg]
𝑊𝑠 = Berat sleeve [kg]
ℎ1 = Jarak lokasi gaya inersia lengan flyweight [m]
ℎ2 = Jarak lokasi gaya inersia batang penghubung [m]
𝜔 = Kecepatan sudut [rad/det]
𝑅 = Jarak engsel dengan flyweight dengan sumbu poros [m]
𝑅𝑔1 = Jarak lokasi resultan gaya inersia lengan flyweight terhadap
pusat putar [m]
𝑅𝑔2 = Jarak lokasi resultan gaya inersia batang penghubung
terhadap pusat putar [m]
𝑅𝑔𝑓𝑤 = Jarak lokasi resultan gaya inersia lengan flyweight terhadap
pusat putar [m]
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Uji governor adalah unit jenis sentrifugal yang memberikan kontrol
presisi kecepatan mesin. Ketika kontrol kecepatan tidak diinginkan itu harus
dilepaskan dengan tipe twin-pin, tidak pernah terlibat kopling ini dengan
menjalankan mesin. Untuk mengoperasikannya menarik tutup luar dan putar ¼
berubah dikedua arah sampai anda merasakan dua lugs drop kedalam wadahnya
yang disediakan. Governor bergerak ketika lugs berada direlung yang lebih
dalam. Relung dangkal menguncinya dalam posisi terlepas. Beberapa
cengkeraman governor dikendalikan oleh pegas dimuat tuas diapasang dibagian
atas perumahan gubernur operasi yang jelas. Sabuk ketegangan dapat
disesuaikan dengan menaikkan atau menurunkan gubernur dalam lubang
pemasangan ditempatkan jauhkan katrol dana sabuk bebas dari kotoran dan
minyak. Belt selip akan mempengaruhi operasi gubernur dan sabuk ketat dapat
nmenyebabkan keausan yang cepat dari poros gubernur dan bantalan.
Menyesuaikan untuk memungkinkan 1” depresi tengah antara puli dengan
thumb pressure.
Getaran bebas terjadi jika sistem berosilasi karena bekerjaya gaya yang
ada dalam sistem itu sendiri (inherent), dan jika ada gaya luas yang bekerja.
Sistem bergetar bebas akan bergerak pada satu atau lebih frekuensi naturalnya,
yang merupakan sifat sistem dinamika yang dibentuk oleh distribusi massa dan
kekuatannya. Semua sistem yang memiliki massa dan elastisitas dapat
mengalami getaran bebas atau getaran yang terjadi tanpa rangsangan luar.
1
1. Mencari karakteristik uji governor dengan menggunakan beban
(bandul) dan kecepatan putaran yang berubah-ubah.
2. Mencari kurva-kurva (grafik) alat uji governor sentrifugal, yaitu :
a) Grafik hubungan antara kecepatan putaran (n) dengan beban
(w).
b) Grafik hubungan antara kecepatan putaran (n) dengan
ketinggian kenaikan sleeve (h).
3. Mengetahui cara pengujian secara menyeluruh, baik mengenai cara,
jenis, alat ukur maupun sistem pengujian itu sendiri.
2
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Pengertian Governor Sentrifugal
Governor merupakan suatu alat pengatur kecepatan putaran pada mesin
penggerak mula. Fungsi dari governor adalah untuk mengatur kecepatan putaran
poros keluaran pada mesin penggerak mula yang dipasang alat pengatur ini.
Sehingga bisa diperoleh kecepatan putaran poros keluaran yang stabil, meskipun
beban yang di tanggung oleh mesin tersebut bervariasi dan berubah-ubah.
3
2.2. Jenis – Jenis Governor
Governor mekanis mempunyai berbagai macam dan ragam yang
tergantung pada keperluannya. Governor mekanis dapat digolongkan sebagai
berikut :
1. Governor Jenis Porter
4
2. Governor Jenis Proell
Pada governor jenis ini ketika poros berputar maka sleeve akan
naik ke atas dan kedua beban akan meregang menjadi tegak lurus
terhadap penghubung dengan dorongan dari sleeve yang dihubungkan.
Bentuk geometri governor ini terlihat seperti gambar diatas.
Untuk governor yang sedalang dalam keadaan berputar maka
berlaku persamaan dinamis. Pada kecepatan putar tertentu akan tercapai
suatu keadaan setimbang, dimana gaya sentrifugal seimbang dengan
gaya pemberat. Jenis ini terjadi maka ada suatu titik yang memiliki
percepatan sudut sebesar nol.
5
3. Governor Jenis Hartnell
6
2.3. Rumus Perhitungan
Pada saat melakukan perhitungan dari hasil percobaan yang telah
dilakukan,maka selanjutnya menghitung hasil tersebut dengan rumus dibawah
ini:
1) Jarak engsel dengan lengan flyweight dengan sumbu poros :
𝑅 = 𝑅1 + 𝐿1 sin 𝛼 atau 𝑅 = 𝑅2 + 𝐿2 sin 𝛽
2) Harga besar sudut β :
(𝑅1 − 𝑅2) + 𝐿1 sin 𝛼
𝛽 = sin−1 ( )
𝐿2
3) Tinggi kenaikan sleeve :
𝐻 = 𝑆 + (𝐿1 cos 𝛼 + 𝐿2 cos 𝛽)
4) Jarak lokasi gaya inersia pada batang penghubung :
1 1
𝑅1 𝐿𝑓𝑤 + 3 𝐿𝑓𝑤2 sin 𝛼
ℎ1 = 2
1
𝑅1 + 2 𝐿𝑓𝑤 sin 𝛼
1 1
𝑅2 𝐿𝑓𝑤 + 3 𝐿𝑓𝑤2 sin 𝛽
ℎ2 = 2
1
𝑅2 + 2 𝐿𝑓𝑤 sin 𝛽
𝑊2 2
𝐼2 = 𝜔 𝑅𝑔2
𝑔
6) Gaya sentripetal :
𝐹𝑓𝑤 = 𝑊𝑓𝑤 𝜔2 𝑅𝑔𝑓𝑤
7) Kecepatan sudut dari alat uji governor sentrifugal ini :
2𝜋. 𝑁
𝜔 =
60
7
Daftar Notasi :
𝑆 = Ketinggian sleeve mula – mula [m]
𝐿𝑓𝑤 = Panjang lengan sleeve [m]
𝐹𝑓𝑤 = Gaya sentripetal flyweight [N]
𝑖1 = Gaya inersia pada lengan sleeve [N]
𝑖2 = Gaya inersia pada lengan penghubung [N]
𝑊1 = Berat lengan flyweight [kg]
𝑊2 = Berat batang penghubung [kg]
𝑊𝑓𝑤 = Berat Flyweight [kg]
𝑊𝑠 = Berat sleeve [kg]
ℎ1 = Jarak lokasi gaya inersia lengan flyweight [m]
ℎ2 = Jarak lokasi gaya inersia batang penghubung [m]
𝜔 = Kecepatan sudut [rad/det]
𝑅 = Jarak engsel dengan flyweight dengan sumbu poros [m]
𝑅𝑔1 = Jarak lokasi resultan gaya inersia lengan flyweight
terhadap pusat putar [m]
𝑅𝑔2 = Jarak lokasi resultan gaya inersia batang penghubung
terhadap pusat putar [m]
𝑅𝑔𝑓𝑤 = Jarak lokasi resultan gaya inersia lengan flyweight
terhadap pusat putar [m]
8
BAB III
ALAT – ALAT PRAKTEK
3.1. Alat dan Fungsi
Pada saat pelaksanaan praktikum fenomena dasar mesin dengan modul
governor sentrifugal menggunakan beberapa alat-alat praktikum sebagai berikut:
1. DC Motor
Gambar 3. 1 DC Motor
DC Motor berfungsi untuk menggerakkan alat uji pada saat
pelaksanaan praktikum sebagai penggerak pada alat uji governor yang
digerakkan melalui v belt.
2. Tachometer
Gambar 3. 2 Tachometer
9
Tachometer adalah sebuah alat praktikum yang digunakan untuk
membaca dan menghitung besarnya nilai putaran yang dihasilkan dari
DC Motor pada alat uji governor.
3. Mistar
Gambar 3. 3 Mistar
Mistar atau penggaris berfungsi untuk mengukur ketinggian
sleeve yang terjadi pada saat pelaksanaan percobaan praktikum yang
dilakukan.
4. Meteran
Gambar 3. 4 Meteran
Meteran berfungsi untuk mengukur panjang pada bagian-bagian
alat uji governor.
10
5. Jangka Sorong
6. Beban Bandul
11
BAB IV
PROSEDUR PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN
4.1. Prosedur Percobaan
• Pemeriksaan sebelum pengujian
1. Periksalah kabel sambungan antara regulator motor dengan motor
penggerak
2. Periksalah baut – baut pada alat uji apakah dalam keadaan kencang
3. Periksalah pin – pin dan kunci pin apakah dalam keadaan kuat
4. Periksalah kekencangan dari sabuk (belt)
• Pengoperasian alat uji
1. Pastikan bahwa regulator pada posisi “off” dan alat uji governor
sentrifugal dalam keadaan baik atau aman dan periksa kelengkapan
daripada beban (bandul)
2. Hubungkan kabel motor governor ke regulator, lalu kabel dari regulator
dihubungkan ke listrik
3. Pasanglah beban atau bandul yang diinginkan pada batang sleeve
barulah switch dari regulator dimasulan pada posisi “on”
4. Putarlah speed kecepatan dari regulator sampai batas yang ditetapkan,
lalu catat titik tertinggi dari percobaan
5. Setelah dicatat kembalikan posisi dari speed regulator komposisi semula
perlahan – lahan sehingga sleeve bergerak turun perlahan – lahan,
setelah itu barulah switch dikembalikan posisi “off”
12
4.2. Tabel Posisi Nol Governor Sentrifugal
13
14
15
4.3. Tabel Kenaikan Tinggi Sleeve pada Pengujian Dengan Beban 200gr
a) Percobaan 1
16
17
18
b) Percobaan 2
19
20
21
c) Percobaan 3
22
23
24
4.4. Tabel Kenaikan Tinggi Sleeve pada Pengujian Dengan Beban 300gr
a) Percobaan 1
25
26
27
b) Percobaan 2
28
29
30
c) Percobaan 3
31
32
33
4.5. Tabel Kenaikan Tinggi Sleeve pada Pengujian Dengan Beban 400gr
a) Percobaan 1
34
35
36
b) Percobaan 2
37
38
39
c) Percobaan 3
40
41
42
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus dan hasil
perhitungan pada saat praktikum fenomena dasar mesin dengan modul governor
sentrifugal dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut ini :
1. Hasil percobaan yang dilakukan dengan tegangan yang berbeda-beda
menghasilkan kecepatan putaran yang berbeda-beda juga, sehingga
hasil perhitungan dan hasil percobaan saat praktikum juga berbeda-
beda.
2. Hasil perhitungan menggunakan rumus dan hasil perhitungan pada
saat praktikum jika benar dan tepat maka hasilnya akan sama.
3. Dari perhitungan yang dilakukan, semakin besar putaran yang terjadi
pada alat uji maka semakin besar juga nilai dari perhitungan gaya
sentripetal yang dilakukan.
4. Besarnya beban yang diberikan akan mempengaruhi kecepatan
putaran alat uji pada saat pengujian.
5. Besarnya tegangan yang diberikan akan menghasilkan kecepatan
putaran yang lebih besar juga.
5.2. Saran
Dari praktikum yang telah dilaksanakan. Maka, saran saya adalah :
1. Mengganti ram kawat pengaman pada Governor Sentrifugal karna
ada bagian yang sobek
2. Lakukan maintenance pada DC Motor
43
DAFTAR PUSTAKA
Dosen Fakultas Teknik Universitas Krisnadwipayana. 2000. Modul Fenomena
Hadi Budi. 16 Oktober 2013. Bahan Laporan Uji Governor. Hadibudi Blogspot.
44
LAMPIRAN
Lembar Hasil Pengujian
• Beban Bandul 200 Gram
Massa 200 Gram
Daya (P) Putaran Motor Kenaikan Sleeve
(N)_RPM (H)_CM
13 Volt 297.7 17.3
15 Volt 328.7 17.8
17 Volt 427.2 18.3
45
LAPORAN PRAKTIKUM
Disusun Oleh :
NIM : 2070011041
KELAS : RJM
Fakultas Teknik
Universitas Krisnadwipayana
Jakarta
2023
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 2070011041
Modul
“STATIKA STRUKTUR”
Dengan Nilai : . . . . . . .
(...................................) (...................................)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada kita semua sehingga saya dapat
Saya menyadari bahwa laporan praktikum fenomena dasar mesin ini masih
jauh dari kesempurnaan, hal ini karena kemampuan dan pengalaman saya yang
masih ada dalam keterbatasan dan masih dalam proses belajar. Untuk itu, saya
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun, demi perbaikan dalam
Akhir kata saya sampaikan terima kasih dan semoga laporan praktikum
fenomena dasar mesin ini dapat memberikan banyak manfaat bagi kita semua.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................................19
LAMPIRAN ........................................................................................................21
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR NOTASI (SIMBOL)
vi
BAB I
Pada dasarnya ilmu mengenai perhitungan pada lendutan pada suatu batang
kita juga harus dapat mengetahui mengenai perumusan dan perhitungan seperti
perhitungan defleksi pada suatu batang dan juga cara-cara perhitungan dan
prakteknya. Dengan pengetahuan dasar yang didapat mahasiswa kita juga dapat
mengaplikasikan ilmu yang didapat ketika praktikum pada saat masuk kedalam
seperti baja, aluminium, kuningan dan sebagainya itu memiliki kekuatan material
dan hasil perhitungan defleksi yang berbeda-beda. Maka dari itu dengan adanya
praktikum fenomena dasar mesin dengan modul pengujian statika struktur ini kita
dapat mengetahui karakteristik dari setiap batang pengujian yang dilakukan, karena
setiap bahan batang dan bentuk batang pasti memiliki hasil pengujian defleksi yang
berbeda-beda juga.
Defleksi sendiri merupakan perubahan bentuk pada suatu benda dalam arah
Y (vertikal) dengan adanya pembebanan pada arah X (horizontal) pada suatu batang
1
1.2 Tujuan Praktikum
menentukan reaksi tumpuan dan lendutan pada batang tumpuan klem (cantilever
praktikum fenomena dasar mesin dengan modul pengujian statika struktur, yaitu :
2
BAB II
Struktur dari suatu bangunan terdiri dari beberapa batang balok (beam) yang
disatukan melalui baut pengikat, las maupun kelingan. Titik temu dapat dianggap
sebagai tumpuan batang. Tipe tumpuan dibedakan seperti gambar 2.1 pada gambar
dibawah ini :
a. Simple Beam
b. Cantilever Beam
Gambar 2.1.a. Tipe Simple Beam Gambar 2.1.b. Tipe Cantilever Beam
Tipe Simple Beam adalah jenis penopang balok atau batang yang memiliki
Tipe Cantilever Beam adalah jenis penopang balok atau batang elemen
struktural yang kaku, seperti pada balok atau pelat, yang ditambatkan di salah satu
ujungnya ke penyangga yang menonjol. Tipe jenis ini juga dapat tegak lurus
3
2.2 Pengertian Defleksi
rangka, kontruksi jembatan dan lainnya ada satu hal yang perlu diperhatikan, yaitu
perhitungan defleksi atau kelendutan pada saat mendapatkan pembebanan dari luar.
sehingga didapatkan suatu kontruksi yang kokoh atau mampu menerima beban
dalam arah Y (vertikal) akibat terjadinya gaya dari arah X (horizontal) yangditerima
menerima beban yang bekerja pada posisi tegak lurus sumbu aksial batang. Beban
kerja tersebut terjadi dikarenakan beban gravitasi, misalnya seperti pada beban itu
sendiri.
4
defleksi yang berlebihan dapat dicegah sehingga kerusakan pada batang dapat
diminimalisir.
sebagai berikut :
maksimal.
Defleksi memiliki beberapa jenis yang terbagi menjadi dua jenis yaitu
sebagai berikut :
Defleksi aksial adalah defleksi yang terjadi apabila beban yang bekerja
sejajar dengan penampang batang tersebut. Perubahan bentuk suatu batang yang
5
Gambar 2.5.1 Jenis Defleksi Aksial
Defleksi lateral adalah defleksi yang terjadi apabila beban yang bekerja
tegak lurus terhadap sumbu batang tersebut. Perubahan bentuk suatu batang yang
I = 1 I = 1
64 𝑥 𝜋 𝑥 𝐷^4 12 𝑥 𝐴^4
2
Y = 𝐼 𝑥 𝐹𝐶 𝑥(1 − 1 𝑥 𝐶)
𝐸𝐿 2 3
6
BAB III
ALAT-ALAT PRAKTIKUM
1) Dial Gauge
2) Batang Persegi
7
3) Batang Lingkaran
5) Jangka Sorong
8
6) Kunci Ratchet
7) Meteran
8) Baut
9
9) Waterpass
10) Penggantung
10
3.2 Fungsi Alat-Alat Praktikum Yang Digunakan
fenomena dasar mesin dengan pengujian statika struktur beserta fungsi dari alat
1) Dial Gauge
pada saat pelaksanaan praktikum pengujian statika struktur ini dial gauge
2) Batang Persegi
digantung pada alat uji serta diberikan pembebanan dan diamati defleksi
3) Batang Lingkaran
struktur dengan cara yang sama seperti batang persegi yakni dengan cara
digantung pada alat uji serta diberikan pembebanan yang berbeda-beda dan
diamati defleksi yang terjadi pada batang tersebut menggunakan dial gauge.
11
5) Jangka Sorong
6) Kunci Ratchet
7) Meteran
8) Baut
pengujian yang dipasang pada alat uji pada saat praktikum pengujian statika
struktur agar tidak bergerak ketika batang diberikan pemberat atau beban.
9) Waterpass
yang benar.
10) Penggantung
12
BAB IV
13
BAB V
5.1 Kesimpulan
statika struktur ini dapat disimpulkan bahwa setiap batang yang digunakan sebagai
objek pengujian seperti batang lingkaran dan batang persegi ini memiliki
disimpulkan setiap batang uji yang dilakukan memiliki nilai perhitungan yang
berbeda-beda antara batang uji persegi dan lingkaran. Semakin besar beban yang
diberikan maka semakin besar juga nilai dari defleksi yang terjadi pada batang uji
5.2 Saran
teori yang dapat diaplikasikan dalam dunia pekerjaan nantinya seperti adanya
19
DAFTAR PUSTAKA
Rege Kaustubh. 2019. Penjelasan Cantilever Beam dan Simple Beam. Quora.
2022
Pengadaan.
20
LAMPIRAN
• Batang Persegi
Percobaan
F C l y
Ke
70 cm 95 cm
1 3 Kg 10,51 mm
(500.3) (700 mm) (950 mm)
70 cm 95 cm
2 4 Kg 13,43 mm
(500.4) (700 mm) (950 mm)
70 cm 95 cm
3 5 Kg 15,45 mm
(500.5) (700 mm) (950 mm)
• Batang Lingkaran
Percobaan
F C l y
Ke
72,5 cm 97 cm
1 3 Kg 9,89 mm
(720,5 (970 mm)
mm)
72,5 cm 97 cm
2 4 Kg 13,50
(720,5 (970 mm) mm
mm)
72,5 cm 97 cm
3 5 Kg 17,89 mm
(720,5 (970 mm)
mm)
21