Anda di halaman 1dari 95

LAPORAN PRAKTIKUM

FENOMENA DASAR MESIN

PENGUJIAN UJI GESEK PADA BELT

Disusun Oleh :

NAMA : DESTRA BREMA SINAGA

NIM : 2070011041

KELAS : RJM

Program Studi Teknik Mesin

Fakultas Teknik

Universitas Krisnadwipayana

Jakarta

2023
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini menerangkan bahwa :

Nama : DESTRA BREMA SINAGA

NIM : 2070011041

Jurusan : TEKNIK MESIN RJM

Mahasiswa Universitas Krisnadwipayana, Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin

telah menyelesaikan Praktikum di Laboratorium Fenomena Dasar Mesin dengan

Modul

“UJI GESEK PADA BELT”

Dengan Nilai : . . . . . . .

Demikian pengesahan ini dibuat untuk dapat digunakan seperlunya.

Jakarta, 8 Juli 2023

Lab. Fenomena Dasar Mesin

Asisten Ka. Lab

(...................................) (...................................)

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada kita semua sehingga saya dapat

menyelesaikan laporan praktikum fenomena dasar mesin. Sholawat beserta salam

selalu tercurahkan kepada Nabi kita yaitu Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga-

Nya, sahabat-sahabat-Nya dan kita selaku umatnya hingga akhir zaman nanti.

Saya menyadari bahwa laporan praktikum fenomena dasar mesin ini masih

jauh dari kesempurnaan, hal ini karena kemampuan dan pengalaman saya yang

masih ada dalam keterbatasan dan masih dalam proses belajar. Untuk itu, saya

mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun, demi perbaikan dalam

laporan praktikum yang akan datang.

Semoga laporan praktikum fenomena dasar mesin ini dapat bermanfaat

sebagai sumbangsih penulis demi menambah pengetahuan terutama bagi pembaca

umumnya dan bagi penulis khususnya.

Akhir kata saya sampaikan terima kasih dan semoga laporan praktikum

fenomena dasar mesin ini dapat memberikan banyak manfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Bekasi, 8 Juli 2023

DESTRA BREMA SINAGA

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ...............................................................................i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................iv

DAFTAR NOTASI (SIMBOL) .........................................................................v

BAB I PENDAHULUAN DAN TUJUAN PRAKTIKUM ............................1

1.1 Latar Belakang ................................................................................1

1.2 Tujuan Praktikum ............................................................................1

1.3 Manfaat Praktikum ..........................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI DAN RUMUS PERHITUNGAN ..................3

2.1 Dasar Teori......................................................................................3

2.2 Pengertian Koefisien Gesek ............................................................4

2.3 Rumus Perhitungan .........................................................................4

BAB III ALAT-ALAT PRAKTIKUM ...........................................................5

3.1 Alat-Alat Praktikum Yang Digunakan............................................5

3.2 Fungsi Alat-Alat Praktikum Yang Digunakan ................................7

BAB IV PROSEDUR PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN ....................9

4.1 Prosedur Percobaan .........................................................................9

4.4 Perhitungan .....................................................................................12

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................................23

5.1 Kesimpulan .....................................................................................23

5.2 Saran ...............................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................24

LAMPIRAN ........................................................................................................25

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1.a. V belt ............................................................................................3

Gambar 2.1.b. Belt Datar .....................................................................................3

Gambar 3.1.1 Tachometer ....................................................................................5

Gambar 3.1.2 Timbangan Gantung ......................................................................5

Gambar 3.1.3 Neraca Pegas .................................................................................6

Gambar 3.1.4 DC Motor ......................................................................................6

Gambar 3.1.5 V Belt ............................................................................................6

Gambar 3.1.6 Belt Datar ......................................................................................7

iv
DAFTAR NOTASI (SIMBOL)

Fn = Variasi beban yang diberikan (Kg)

F1 = Tegangan sabuk bagian yang kencang (N)

F2 = Tegangan sabuk bagian yang kendur (N)

0 = Sudut (Rad)

u = Koefisien Gesek

D = Diameter puli (m)

N = Putaran puli (Rpm)

q = Berat sabuk (Kg/m)

e = Bilangan pokok log

g = Gravitasi (m/s2)

T = Torsi (Nm)

P = Daya (Watt)

V = Kecepatan (m/s)

v
BAB I

PENDAHULUAN DAN TUJUAN PRAKTIKUM

1.1 Latar Belakang

Pelaksanaan praktikum fenomena dasar mesin dengan modul uji gesek pada

belt ini merupakan suatu pengetahuan dasar yang sangat penting untuk mahasiswa.

Karena dalam dunia pekerjaan pengetahuan tersebut dapat dipakai dan

diaplikasikan pada saat bekerja didunia industri.

Pengujian uji gesek pada belt ini merupakan pengujian yang dilakukan

untuk mengetahui karakteristik dari setiap belt yang digunakan pada saat

praktikum. Pada dasarnya setiap belt yang digunakan itu memiliki jenis bahan dan

karakteristik yang berbeda-beda. Dengan adanya praktikum fenomena dasar dengan

modul uji gesek pada belt ini mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan

memahami pengujian dan karakteristik dari setiap belt yang digunakan.

Selain jenis belt yang digunakan ada juga putaran puli yang berbeda-beda

kecepatannya yang juga memiliki perbedaan dari koefisien dari belt yang

digunakan.

Koefisien gesek adalah gaya yang ditimbulkan oleh sentuhan diantara dua

permukaan benda yang bergerak berlawanan arah.

2.1 Tujuan Praktikum

Pada dasarnya pengujian alat uji gesek pada belt ini bertujuan untuk

mengetahui koefisien gesek antara sabuk dengan puli, khususnya sabut jenis V belt

dan sabutk datar bahan kanvas yang digunakan pada saat pengujian.

1
1.3 Manfaat Praktikum

Pada penulisan laporan ini dapat disimpulkan beberapa manfaat dari

praktikum fenomena dasar mesin dengan modul pengujian uji gesek pada belt yaitu:

1) Dapat memahami tentang praktikum dengan pengujian uji gesek pada belt

2) Dapat memahami teori dan perumusan dari pengujian uji gesek pada belt

3) Dapat mengetahui dan memahami langkah-langkah pada saat pengujian

4) Dapat mengetahui macam-macam alat dan kegunaan dari alat yang

digunakan pada saat praktikum

5) Dapat mengetahui kesimpulan dari kegiatan praktikum pengujian uji gesek

pada belt yang dilakukan

6) Dapat mengetahui perbedaan karakteristik dari setiap belt yang digunakan

pada saat pengujian uji gesek pada belt

2
BAB II

LANDASAN TEORI DAN RUMUS PERHITUNGAN

2.1 Dasar Teori

Dalam pengujian karakteristik performance alat uji gesek pada belt ini

digunaakn dua jenis belt, yaitu belt jenis v belt dan belt datar, dimana koefisien

gesek dari masing-masing sabuk bervariasi.

Jenis belt digunakan ada dua macam, yaitu sebagai berikut ini :

a. V Belt

b. Belt Datar

Gambar 2.1.a. V Belt Gambar 2.1.b. Belt Datar

Koefisien gesek akan terjadi bila terjadinya gesekan antara permukaan

sabuk dengan alur puli, untuk menggerakkan puli digunakan motor DC dengan

daya 0,5 HP dengan kecepatan maksimum 1750 Rpm dimana kecepatan tersebut

dapat bervariasi dengan beberapa kecepatan yang direduksikan dengan

menggunakan gear reduksi pada perbandingan 1 : 20.

Dari putaran puli tersebut akan mengakibatkan bagian belt (F1) akan

mengencang dan bagian belt (F2) akan mengendur.

3
2.2 Pengertian Koefisien Gesek

Koefisien gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah

kecenderungan benda bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua buah benda

bersentuhan. Benda-benda yang dimaksud disini pula berbentuk pdat, melainkan

dapat pula berbentuk cair, ataupun gas.

Gaya gesek antara dua buah benda padat misalnya adalah gaya gesek statis

dan kinetis, sedangkan gaya antara benda padat dan cairan serta gas adalah gaya

stokes.

Gesekan adalah gaya tahanan yang timbul untuk merintangi gesekan benda

yang menggeser di atas benda lainnya. Koefisien gesek juga berarti langkah

perbandingan tetap untuk dua permuukaan tertentu yang terhubung satu sama lain

yang ada hubungannya dengan gaya gesek dan gaya normal yang menahannya.

2.3 Rumus Perhitungan

1) Koefisien Gesek 4) Daya (P)

Pada Belt Datar P = (F1 – F2) x V


𝐹1
2,3 𝐿𝑜𝑔 ( ) 5) Gaya tarik bagian yang kendur
𝐹2
u = 𝜃
F2 = 𝑃. 1 + 𝑞 𝑥 𝑉^2
Pada V Belt 𝑒𝑛𝜃−1 𝑔

𝐹1
2,3 𝐿𝑜𝑔 ( )
u = 𝜃 𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐 𝛽𝐹2

2) Torsi (T)
60 . 𝑃
T=
2. 𝜋. 𝑁. 𝐷

3) Kecepatan (v)
𝜋 .𝐷 .𝑁
V=
60

4
BAB III

ALAT-ALAT PRAKTIKUM

3.1 Alat-Alat Praktikum Yang Digunakan

Pada saat pelaksanaan praktikum fenomena dasar mesin dengan pengujian

uji gesek pada belt menggunakan beberapa alat praktikum, yaitu sebagai berikut :

1) Tachometer

Gambar 3.1.1 Tachometer

2) Timbangan Gantung

Gambar 3.1.2 Timbangan Gantung

5
3) Neraca Pegas

Gambar 3.1.3 Neraca Pegas

4) DC Motor

Gambar 3.1.4 DC Motor

5) V Belt

Gambar 3.1.5 V Belt

6
6) Belt Datar

Gambar 3.1.6 Belt Datar

3.2 Fungsi Alat-Alat Praktikum Yang Digunakan

Berikut ini merupakan alat-alat yang digunakan pada saat praktikum

fenomena dasar mesin dengan pengujian uji gesek pada belt beserta fungsi dari alat

yang digunakan, yaitu sebagai berikut :

1) Tachometer

Tachometer adalah sebuah alat pengujian yang dirancang untuk

mengukur kecepatan rotasi dari sebuah objek, seperti alat pengukur dalam

sebuah mobil yang mengukur putaran per menit (RPM) dari poros engkol

suatu mesin. Kata tachometer berasal dari kata Yunani tachos yang berarti

kecepatan dan metron yang berarti mengukur.

2) Timbangan Gantung

Timbangan Gantung adalah alat ukur timbangan yang digunakan

untuk mengukur massa dengan cara menggantung massa pada pengait

timbangan.

7
3) Neraca Pegas

Neraca Pegas adalah alat ukur massa benda yang memanfaatkan

hubungan antara beban yang diterapkan dengan deformasi pegas.

Hubungan beban dan pegas ini umumnya bersifat linier, jika beban yang

ditimbang dilipatgandakan maka deformasi pegas menjadi dua kali lipat.

Neraca jenis ini merupakan neraca dengan dua jenis skala yaitu newton dan

gram, sehingga pengguna neraca ini bisa mendapatkan hasil yang akurat.

4) DC Motor

DC Motor berfungsi untuk menggerakan puli pada saat pengujian

sebagai penggerak pada alat uji agar puli yang digerakkan dapat

memberikan gaya pada objek v belt dan belt datar pada saat percobaan.

5) V Belt

V Belt berfungsi sebagai suatu objek yang diamati pada saat

pengujian uji gesek yang dilakukan pada saat praktikum. V belt ini dikaitkan

pada alat uji gesek diantara alat ukur timbangan gantung dan neraca pegas.

6) Belt Datar

Belt datar berfungsi sebagai suatu objek yang diamati juga seperti v

belt sebelumnya pada saat pengujian uji gesek yang dilakukan pada saat

praktikum. Belt datar ini dikaitkan pada alat uji gesek seperti v belt

sebelumnya yakni diantara alat ukur timbangan gantung dan neraca pegas.

8
BAB IV

PROSEDUR PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN

9
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari pelaksanaan praktikum fenomena dasar mesin dengan pengujian uji

gesek pada belt ini dapat disimpulkan bahwa setiap belt yang digunakan sebagai

objek pengujian seperti v belt dan belt datar ini memiliki karakteristik belt

pengujian yang berbeda-beda karena masing-masing belt tersebut memiliki bentuk

dan komposisi bahan pembuatan yang berbeda-beda.

Koefisien gesek dari v belt lebih rendah dibandingkan dengan belt datar

yang sebabkan oleh bentuk permukaan belt yang berpengaruh pada permukaan

yang terkena puli.

Hasil percobaan gaya pada sisi tarik ditemukan v belt lebih besar nilai

gayanya dibandingkan dengan belt datar, ini disebabkan oleh karakteristik dan

bahan dari belt tersebut yang berbeda.

5.2 Saran

Dengan adanya pelaksanaan praktikum fenomena dasar mesin dengan

pengujian uji gesek pada belt ini diharapkan bahwasannya mahasiswa dapat

mengerti dan memahami dari pelaksanaan praktikum pengujian yang dilakukan,

seperti langkah-langkah pengujian, alat praktikum pengujian yang digunakan

beserta kegunaannya, serta memahami teori dari koefisien gesek.

Karena pelaksanaan praktikum yang dilakukan ini merupakan dasar dari

teori yang akan dapat diaplikasikan dalam dunia pekerjaan nantinya seperti adanya

koefisien gesek pada suatu mesin produksi diperusahaan.

5
DAFTAR PUSTAKA

Dosen Fakultas Teknik Universitas Krisnadwipayana. 2000. Modul Fenomena

Dasar Mesin. Laboratorium Fenomena Dasar Mesin

Rahmah Afifah. 4 April 2022. Rumus dan Contoh Gaya Gesek. Detik.

Diakses melalui https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6015311/rumus-

dan-contoh-gaya-gesek-adalah-siswa-wajib-tahu pada tanggal 18 Juli 2022

Wikipedia. 22 Mei 2022. Gaya Gesek. Wikipedia Ensiklopedia Bebas.

Diakses melalui https://id.wikipedia.org/wiki/Gaya_gesek pada tanggal 18

Juli 2022

Unknown. 4 Juli 2014. Jenis dan Penggunaan Tachometer. Kompasiana.

Diakses melalui

https://www.kompasiana.com/kucari/54f6c843a333114c5c8b49f1/jenis-

dan-penggunaan-digital-tachometer pada tanggal 18 Juli 2022

Unknown. 31 Januari 2021. Macam-Macam Timbangan dan Kegunaan. Kompas.

Diakses melalui

https://www.kompas.com/skola/read/2021/01/31/180448469/macam-

macam-timbangan-dan-kegunaannya?page=all pada tanggal 18 Juli 2022

Unknown. 12 Maret 2022. Neraca Pegas. WikiElektronika

Diakses melalui https://wikielektronika.com/neraca-pegas/ pada tanggal 18

Juli 2022

6
LAMPIRAN

Lembar Hasil Percobaan

• Belt Datar

Percobaan Putaran Fn F1 F2
Sudut
Ke Rpm (N) (N) (N) (N)

2 Kg 3,3 Kg
1 15 90° 1N
(19,61 N) (32,36 N)

3 Kg 4,5 Kg
2 17 90° 3N
(29,41 N) (44,12N)

4 Kg 6 Kg
3 20 90° 3N
(39,22N) (58,83N)

• V Belt

Percobaan Putaran Fn F1 F2
Sudut
Ke Rpm (N) (N) (N) (N)

2 Kg 4 Kg
1 15 90° 3N
(19,61) (39,22 N)

3 Kg 7 Kg
2 17 90° 3N
(29,41) (68,64 N)

4 Kg 9 Kg
3 20 90° 5N
(39,22) (88,25 N)

7
LAPORAN PRAKTIKUM
FENOMENA DASAR MESIN
PENGUJIAN GOVERNOR SENDTRIFUGAL

Disusun Oleh :
Nama : Destra Brema Sinaga
NIM : 2070011041
Kelas : D1 (RJM)

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA
JAKARTA 2023
LEMBAR PENGESAHAN

i
Yang bertanda tangan dibawah ini menerangkan bahwa :
Nama : Destra Brema Sinaga
NIM : 2070011041
Jurusan : Teknik Mesin RJM
Mahasiswa Universitas Krisnadwipayana, Fakultas Teknik Jurusan Teknik
Mesin telah menyelesaikan Praktikum di Laboratorium Fenomena Dasar Mesin
dengan Modul I :
“GOVERNOR SENTRIFUGAL”

Dengan Nilai :___________


Demikian pengesahan ini dibuat untuk dapat digunakan seperlunya.

Jakarta, 22 Juli 2023


Lab. Fenomena Dasar Mesin

Asistens Kepala Lab. Mesin

(…………………………….) (…………………………….)

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada kita semua sehingga saya dapat
menyelesaikan laporan praktikum fenomena dasar mesin. Sholawat beserta salam
selalu tercurahkan kepada Nabi kita yaitu Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga-
Nya, sahabat-sahabat-Nya dan kita selaku umatnya hingga akhir zaman nanti.
Saya menyadari bahwa laporan praktikum fenomena dasar mesin ini masih
jauh dari kesempurnaan, hal ini karena kemampuan dan pengalaman saya yang
masih ada dalam keterbatasan dan masih dalam proses belajar. Untuk itu, saya
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun, demi perbaikan dalam
laporan praktikum yang akan datang.
Semoga laporan praktikum fenomena dasar mesin ini dapat bermanfaat
sebagai sumbangsih penulis demi menambah pengetahuan terutama bagi pembaca
umumnya dan bagi penulis khususnya.
Akhir kata saya sampaikan terima kasih dan semoga laporan praktikum
fenomena dasar mesin ini dapat memberikan banyak manfaat bagi kita semua.

Jakarta, 19 Juli 2023

Destra Brema Sinaga

iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ……………………………………………………………………………………………………………….i
Lembar Penilaian Laporan Praktikum …………………………………………………………………………….ii
KATA PENGANTAR...............................................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................v
DAFTAR TABEL ....................................................................................................................vi
DAFTAR NOTASI (SIMBOL) ................................................................................................. vii
BAB I .................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang..................................................................................................... 1
1.2. Tujuan Praktikum ................................................................................................ 1
1.3. Manfaat Praktikum ............................................................................................. 2
BAB II ................................................................................................................................... 3
DASAR TEORI ....................................................................................................................... 3
2.1. Pengertian Governor Sentrifugal ........................................................................ 3
2.2. Jenis – Jenis Governor ......................................................................................... 4
2.3. Rumus Perhitungan............................................................................................. 7
BAB III .................................................................................................................................. 9
ALAT – ALAT PRAKTEK ......................................................................................................... 9
3.1. Alat dan Fungsi .................................................................................................... 9
BAB IV................................................................................................................................ 12
PROSEDUR PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN .................................................................. 12
4.1. Prosedur Percobaan.......................................................................................... 12
4.2. Tabel Posisi Nol Governor Sentrifugal .............................................................. 13
4.3. Tabel Kenaikan Tinggi Sleeve pada Pengujian Dengan Beban 200gr................ 16
4.4. Tabel Kenaikan Tinggi Sleeve pada Pengujian Dengan Beban 300gr................ 25
4.5. Tabel Kenaikan Tinggi Sleeve pada Pengujian Dengan Beban 400gr................ 34
BAB V................................................................................................................................. 43
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................................. 43
5.1. Kesimpulan ........................................................................................................ 43
5.2. Saran ................................................................................................................. 43
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 44
LAMPIRAN ......................................................................................................................... 45

iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Governor Sentrifugal ...................................................................................... 3
Gambar 2. 2 Governor Jenis Porter .................................................................................... 4
Gambar 2. 3 Governor Jenis Proell ..................................................................................... 5
Gambar 2. 4 Governor Jenis Hartnell.................................................................................. 6
Gambar 3. 1 DC Motor ....................................................................................................... 9
Gambar 3. 2 Tachometer ................................................................................................... 9
Gambar 3. 3 Mistar .......................................................................................................... 10
Gambar 3. 4 Meteran ....................................................................................................... 10
Gambar 3. 5 Jangka Sorong.............................................................................................. 11
Gambar 3. 6 Beban Bandul .............................................................................................. 11
Gambar 4. 1 Posisi Awal Governor Sentrifugal................................................................ 13
Gambar 4. 2 Percobaan 1 dengan massa 200 gram........................................................... 16
Gambar 4. 3 Percobaan 2 dengan massa 200 gram........................................................... 19
Gambar 4. 4 Percobaan 3 dengan massa 200 gram........................................................... 22
Gambar 4. 5 Percobaan 1 dengan massa 300 gram........................................................... 25
Gambar 4. 6 Percobaan 2 dengan massa 300 gram........................................................... 28
Gambar 4. 7 Percobaan 3 dengan massa 300 gram........................................................... 31
Gambar 4. 8 Percobaan 1 dengan massa 400 gram........................................................... 34
Gambar 4. 9 Percobaan 2 dengan massa 400 gram........................................................... 37
Gambar 4. 10 Percobaan 3 dengan massa 400 gram ......................................................... 40

v
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Posisi Awal Governor Sentrifugal ................................................................... 13
Tabel 4. 2 Percobaan 1 dengan massa 200 gram .............................................................. 16
Tabel 4. 3 Percobaan 2 dengan massa 200 gram .............................................................. 19
Tabel 4. 4 Percobaan 3 dengan massa 200 gram .............................................................. 22
Tabel 4. 5 Percobaan 1 dengan massa 300 gram .............................................................. 25
Tabel 4. 6 Percobaan 2 dengan massa 300 gram .............................................................. 28
Tabel 4. 7 Percobaan 3 dengan massa 300 gram .............................................................. 31
Tabel 4. 8 Percobaan 1 dengan massa 400 gram .............................................................. 34
Tabel 4. 9 Percobaan 2 dengan massa 400 gram .............................................................. 37
Tabel 4. 10 Percobaan 3 dengan massa 400 gram ............................................................ 40

vi
DAFTAR NOTASI (SIMBOL)
𝑆 = Ketinggian sleeve mula – mula [m]
𝐿𝑓𝑤 = Panjang lengan sleeve [m]
𝐹𝑓𝑤 = Gaya sentripetal flyweight [N]
𝑖1 = Gaya inersia pada lengan sleeve [N]
𝑖2 = Gaya inersia pada lengan penghubung [N]
𝑊1 = Berat lengan flyweight [kg]
𝑊2 = Berat batang penghubung [kg]
𝑊𝑓𝑤 = Berat Flyweight [kg]
𝑊𝑠 = Berat sleeve [kg]
ℎ1 = Jarak lokasi gaya inersia lengan flyweight [m]
ℎ2 = Jarak lokasi gaya inersia batang penghubung [m]
𝜔 = Kecepatan sudut [rad/det]
𝑅 = Jarak engsel dengan flyweight dengan sumbu poros [m]
𝑅𝑔1 = Jarak lokasi resultan gaya inersia lengan flyweight terhadap
pusat putar [m]
𝑅𝑔2 = Jarak lokasi resultan gaya inersia batang penghubung
terhadap pusat putar [m]
𝑅𝑔𝑓𝑤 = Jarak lokasi resultan gaya inersia lengan flyweight terhadap
pusat putar [m]

vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Uji governor adalah unit jenis sentrifugal yang memberikan kontrol
presisi kecepatan mesin. Ketika kontrol kecepatan tidak diinginkan itu harus
dilepaskan dengan tipe twin-pin, tidak pernah terlibat kopling ini dengan
menjalankan mesin. Untuk mengoperasikannya menarik tutup luar dan putar ¼
berubah dikedua arah sampai anda merasakan dua lugs drop kedalam wadahnya
yang disediakan. Governor bergerak ketika lugs berada direlung yang lebih
dalam. Relung dangkal menguncinya dalam posisi terlepas. Beberapa
cengkeraman governor dikendalikan oleh pegas dimuat tuas diapasang dibagian
atas perumahan gubernur operasi yang jelas. Sabuk ketegangan dapat
disesuaikan dengan menaikkan atau menurunkan gubernur dalam lubang
pemasangan ditempatkan jauhkan katrol dana sabuk bebas dari kotoran dan
minyak. Belt selip akan mempengaruhi operasi gubernur dan sabuk ketat dapat
nmenyebabkan keausan yang cepat dari poros gubernur dan bantalan.
Menyesuaikan untuk memungkinkan 1” depresi tengah antara puli dengan
thumb pressure.
Getaran bebas terjadi jika sistem berosilasi karena bekerjaya gaya yang
ada dalam sistem itu sendiri (inherent), dan jika ada gaya luas yang bekerja.
Sistem bergetar bebas akan bergerak pada satu atau lebih frekuensi naturalnya,
yang merupakan sifat sistem dinamika yang dibentuk oleh distribusi massa dan
kekuatannya. Semua sistem yang memiliki massa dan elastisitas dapat
mengalami getaran bebas atau getaran yang terjadi tanpa rangsangan luar.

1.2. Tujuan Praktikum


Tujuan pengujian governor sentrifugal adalah untuk mengetahui
karakteristik dari alat uji governor yang dapat dinyatakan dalam kurva-kurva
(grafik) karakteristik, yaitu antara lain:

1
1. Mencari karakteristik uji governor dengan menggunakan beban
(bandul) dan kecepatan putaran yang berubah-ubah.
2. Mencari kurva-kurva (grafik) alat uji governor sentrifugal, yaitu :
a) Grafik hubungan antara kecepatan putaran (n) dengan beban
(w).
b) Grafik hubungan antara kecepatan putaran (n) dengan
ketinggian kenaikan sleeve (h).
3. Mengetahui cara pengujian secara menyeluruh, baik mengenai cara,
jenis, alat ukur maupun sistem pengujian itu sendiri.

1.3. Manfaat Praktikum


Pada penulisan laporan ini dapat disimpulkan beberapa manfaat dari
praktikum fenomena dasar mesin dengan modul governor sentrifugal, yaitu:
1. Dapat memahami tentang praktikum dengan pengujian Governor
Sentrifugal
2. Dapat memahami teori dan perumusan langkah-langkah pada saat
pengujian governor sentrifugal
3. Dapat mengetahui dan memahami langkah-langkah pada saat pengujian
4. Dapat mengetahui macam-macam alat pada saat praktikum
5. Dapat mengetahui kesimpulan dari kegiatan praktikum pengujian
governor sentrifugal
6. Dapat mengetahui perbedaan karakteristik dari setiap beban bandul
yang dilakukan

2
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Pengertian Governor Sentrifugal
Governor merupakan suatu alat pengatur kecepatan putaran pada mesin
penggerak mula. Fungsi dari governor adalah untuk mengatur kecepatan putaran
poros keluaran pada mesin penggerak mula yang dipasang alat pengatur ini.
Sehingga bisa diperoleh kecepatan putaran poros keluaran yang stabil, meskipun
beban yang di tanggung oleh mesin tersebut bervariasi dan berubah-ubah.

Gambar 2. 1 Governor Sentrifugal


Governor bekerja berdasarkan perubahan besarnya gaya sentrifugal yang
terjadi karena adanya perubahan kecepatan putaran poros. Governor ini
diteruskan ke suatu sistem lain yang mempengaruhi kecepatan putaran dari
mesin-mesin penggerak mula.
Alat uji governor ini bekerja dengan memanfaatkan gaya sentrifugal yang
dihasilkan oleh putaran flyball atau pemberat yang diberikan. Putaran tersebut
sebanding dengan putaran poros utama yang memiliki putaran sudut. Kecepatan
sudut akan bervariasi tergantung dari putaran poros yang dihasilkan.

3
2.2. Jenis – Jenis Governor
Governor mekanis mempunyai berbagai macam dan ragam yang
tergantung pada keperluannya. Governor mekanis dapat digolongkan sebagai
berikut :
1. Governor Jenis Porter

Gambar 2. 2 Governor Jenis Porter


Bentuk geometri dari governor jenis porter adalah seperti
gambar diatas ini. Pada governor porter ini ketika poros berputar maka
sleeve akan naik ke atas dan kedua beban akan meregang dengan
dorongan dari sleeve yang dihubungkan.
Untuk governor yang sedang dalam keadaan berputar maka
berlaku persamaan dinamis. Pada kecepatan tertentu akan tercapai suatu
keadaan setimbang dengan gaya pemberat. Jika ini terjadi maka ada
suatu titik yang memiliki percepatan sudut sebesar nol.

4
2. Governor Jenis Proell

Gambar 2. 3 Governor Jenis Proell

Pada governor jenis ini ketika poros berputar maka sleeve akan
naik ke atas dan kedua beban akan meregang menjadi tegak lurus
terhadap penghubung dengan dorongan dari sleeve yang dihubungkan.
Bentuk geometri governor ini terlihat seperti gambar diatas.
Untuk governor yang sedalang dalam keadaan berputar maka
berlaku persamaan dinamis. Pada kecepatan putar tertentu akan tercapai
suatu keadaan setimbang, dimana gaya sentrifugal seimbang dengan
gaya pemberat. Jenis ini terjadi maka ada suatu titik yang memiliki
percepatan sudut sebesar nol.

5
3. Governor Jenis Hartnell

Gambar 2. 4 Governor Jenis Hartnell


Bentuk geometri dari governor jenis hartnell seperti pada
gambar diatas. Setiap jenis governor memiliki perbedaan nya masing-
masing seperti pada jenis hartnell yang satu ini. Governor jenis hartnell
ini memiliki komponen lebih.

6
2.3. Rumus Perhitungan
Pada saat melakukan perhitungan dari hasil percobaan yang telah
dilakukan,maka selanjutnya menghitung hasil tersebut dengan rumus dibawah
ini:
1) Jarak engsel dengan lengan flyweight dengan sumbu poros :
𝑅 = 𝑅1 + 𝐿1 sin 𝛼 atau 𝑅 = 𝑅2 + 𝐿2 sin 𝛽
2) Harga besar sudut β :
(𝑅1 − 𝑅2) + 𝐿1 sin 𝛼
𝛽 = sin−1 ( )
𝐿2
3) Tinggi kenaikan sleeve :
𝐻 = 𝑆 + (𝐿1 cos 𝛼 + 𝐿2 cos 𝛽)
4) Jarak lokasi gaya inersia pada batang penghubung :
1 1
𝑅1 𝐿𝑓𝑤 + 3 𝐿𝑓𝑤2 sin 𝛼
ℎ1 = 2
1
𝑅1 + 2 𝐿𝑓𝑤 sin 𝛼

1 1
𝑅2 𝐿𝑓𝑤 + 3 𝐿𝑓𝑤2 sin 𝛽
ℎ2 = 2
1
𝑅2 + 2 𝐿𝑓𝑤 sin 𝛽

5) Persamaan gaya inersia :


𝑊1 2
𝐼1 = 𝜔 𝑅𝑔1
𝑔

𝑊2 2
𝐼2 = 𝜔 𝑅𝑔2
𝑔
6) Gaya sentripetal :
𝐹𝑓𝑤 = 𝑊𝑓𝑤 𝜔2 𝑅𝑔𝑓𝑤
7) Kecepatan sudut dari alat uji governor sentrifugal ini :
2𝜋. 𝑁
𝜔 =
60

7
Daftar Notasi :
𝑆 = Ketinggian sleeve mula – mula [m]
𝐿𝑓𝑤 = Panjang lengan sleeve [m]
𝐹𝑓𝑤 = Gaya sentripetal flyweight [N]
𝑖1 = Gaya inersia pada lengan sleeve [N]
𝑖2 = Gaya inersia pada lengan penghubung [N]
𝑊1 = Berat lengan flyweight [kg]
𝑊2 = Berat batang penghubung [kg]
𝑊𝑓𝑤 = Berat Flyweight [kg]
𝑊𝑠 = Berat sleeve [kg]
ℎ1 = Jarak lokasi gaya inersia lengan flyweight [m]
ℎ2 = Jarak lokasi gaya inersia batang penghubung [m]
𝜔 = Kecepatan sudut [rad/det]
𝑅 = Jarak engsel dengan flyweight dengan sumbu poros [m]
𝑅𝑔1 = Jarak lokasi resultan gaya inersia lengan flyweight
terhadap pusat putar [m]
𝑅𝑔2 = Jarak lokasi resultan gaya inersia batang penghubung
terhadap pusat putar [m]
𝑅𝑔𝑓𝑤 = Jarak lokasi resultan gaya inersia lengan flyweight
terhadap pusat putar [m]

8
BAB III
ALAT – ALAT PRAKTEK
3.1. Alat dan Fungsi
Pada saat pelaksanaan praktikum fenomena dasar mesin dengan modul
governor sentrifugal menggunakan beberapa alat-alat praktikum sebagai berikut:
1. DC Motor

Gambar 3. 1 DC Motor
DC Motor berfungsi untuk menggerakkan alat uji pada saat
pelaksanaan praktikum sebagai penggerak pada alat uji governor yang
digerakkan melalui v belt.

2. Tachometer

Gambar 3. 2 Tachometer

9
Tachometer adalah sebuah alat praktikum yang digunakan untuk
membaca dan menghitung besarnya nilai putaran yang dihasilkan dari
DC Motor pada alat uji governor.
3. Mistar

Gambar 3. 3 Mistar
Mistar atau penggaris berfungsi untuk mengukur ketinggian
sleeve yang terjadi pada saat pelaksanaan percobaan praktikum yang
dilakukan.

4. Meteran

Gambar 3. 4 Meteran
Meteran berfungsi untuk mengukur panjang pada bagian-bagian
alat uji governor.

10
5. Jangka Sorong

Gambar 3. 5 Jangka Sorong


Jangka sorong berfungsi untuk mengukur diameter sumbu poros
pada alat uji praktikum governor.

6. Beban Bandul

Gambar 3. 6 Beban Bandul


Beban Bandul berfungsi sebagai pemberi beban pada alat uji
governor dengan nilai beban yang bervariasi sebagai perbandingan dari
hasil perhitungan percobaan praktikum yang dilakukan.

11
BAB IV
PROSEDUR PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN
4.1. Prosedur Percobaan
• Pemeriksaan sebelum pengujian
1. Periksalah kabel sambungan antara regulator motor dengan motor
penggerak
2. Periksalah baut – baut pada alat uji apakah dalam keadaan kencang
3. Periksalah pin – pin dan kunci pin apakah dalam keadaan kuat
4. Periksalah kekencangan dari sabuk (belt)
• Pengoperasian alat uji
1. Pastikan bahwa regulator pada posisi “off” dan alat uji governor
sentrifugal dalam keadaan baik atau aman dan periksa kelengkapan
daripada beban (bandul)
2. Hubungkan kabel motor governor ke regulator, lalu kabel dari regulator
dihubungkan ke listrik
3. Pasanglah beban atau bandul yang diinginkan pada batang sleeve
barulah switch dari regulator dimasulan pada posisi “on”
4. Putarlah speed kecepatan dari regulator sampai batas yang ditetapkan,
lalu catat titik tertinggi dari percobaan
5. Setelah dicatat kembalikan posisi dari speed regulator komposisi semula
perlahan – lahan sehingga sleeve bergerak turun perlahan – lahan,
setelah itu barulah switch dikembalikan posisi “off”

12
4.2. Tabel Posisi Nol Governor Sentrifugal

Gambar 4. 1 Posisi Awal Governor Sentrifugal

Tabel 4. 1 Posisi Awal Governor Sentrifugal


Diketahui :
𝑅1 = 0,0225 m 𝛽 = 16,82˚ 𝐻1 = 0,165 m
𝑅2 = 0,0475 m 𝑆 = 0,08 m 𝐻2 = 0,0875 m
𝐿1 = 0,170 m 𝑅𝑔1 = 0,1118 m 𝑊1 = 0,234 kg
𝐿2 = 0,175 m 𝑅𝑔2 = 0,0728 m 𝑊2 = 0,113 kg
𝐿𝑓𝑤 = 0,33 m 𝑅𝑔𝑓𝑤 = 0,1771 m 𝑊𝑓𝑤 = 0,2 kg
𝛼 = 32,78˚ 𝑁 = 0 rpm 𝑊𝑠 = 3 kg

13
14
15
4.3. Tabel Kenaikan Tinggi Sleeve pada Pengujian Dengan Beban 200gr
a) Percobaan 1

Gambar 4. 2 Percobaan 1 dengan massa 200 gram

Tabel 4. 2 Percobaan 1 dengan massa 200 gram


Diketahui :
𝑅1 = 0,0225 m 𝛽 = 53,38˚ 𝐻1 = 0,165 m
𝑅2 = 0,0475 m 𝑆 = 0,08 m 𝐻2 = 0,0875 m
𝐿1 = 0,170 m 𝑅𝑔1 = 0,1858 m 𝑊1 = 0,234 kg
𝐿2 = 0,175 m 𝑅𝑔2 = 0,1177 m 𝑊2 = 0,113 kg
𝐿𝑓𝑤 = 0,33 m 𝑅𝑔𝑓𝑤 = 0,3315 m 𝑊𝑓𝑤 = 0,2 kg
𝛼 = 81,78˚ 𝑁 = 297,7 rpm 𝑊𝑠 = 3 kg

16
17
18
b) Percobaan 2

Gambar 4. 3 Percobaan 2 dengan massa 200 gram

Tabel 4. 3 Percobaan 2 dengan massa 200 gram


Diketahui :
𝑅1 = 0,0225 m 𝛽 = 53,9˚ 𝐻1 = 0,165 m
𝑅2 = 0,0475 m 𝑆 = 0,08 m 𝐻2 = 0,0875 m
𝐿1 = 0,170 m 𝑅𝑔1 = 0,1863 m 𝑊1 = 0,234 kg
𝐿2 = 0,175 m 𝑅𝑔2 = 0,1182 m 𝑊2 = 0,113 kg
𝐿𝑓𝑤 = 0,33 m 𝑅𝑔𝑓𝑤 = 0,3329 m 𝑊𝑓𝑤 = 0,2 kg
𝛼 = 83,06˚ 𝑁 = 328,7 rpm 𝑊𝑠 = 3 kg

19
20
21
c) Percobaan 3

Gambar 4. 4 Percobaan 3 dengan massa 200 gram

Tabel 4. 4 Percobaan 3 dengan massa 200 gram


Diketahui :
𝑅1 = 0,0225 m 𝛽 = 54,38˚ 𝐻1 = 0,165 m
𝑅2 = 0,0475 m 𝑆 = 0,08 m 𝐻2 = 0,0875 m
𝐿1 = 0,170 m 𝑅𝑔1 = 0,1867 m 𝑊1 = 0,234 kg
𝐿2 = 0,175 m 𝑅𝑔2 = 0,1186 m 𝑊2 = 0,113 kg
𝐿𝑓𝑤 = 0,33 m 𝑅𝑔𝑓𝑤 = 0,3341 m 𝑊𝑓𝑤 = 0,2 kg
𝛼 = 84,37˚ 𝑁 = 427,2 rpm 𝑊𝑠 = 3 kg

22
23
24
4.4. Tabel Kenaikan Tinggi Sleeve pada Pengujian Dengan Beban 300gr
a) Percobaan 1

Gambar 4. 5 Percobaan 1 dengan massa 300 gram

Tabel 4. 5 Percobaan 1 dengan massa 300 gram


Diketahui :
𝑅1 = 0,0225 m 𝛽 = 50,35˚ 𝐻1 = 0,165 m
𝑅2 = 0,0475 m 𝑆 = 0,08 m 𝐻2 = 0,0875 m
𝐿1 = 0,170 m 𝑅𝑔1 = 0,1823 m 𝑊1 = 0,234 kg
𝐿2 = 0,175 m 𝑅𝑔2 = 0,1149 m 𝑊2 = 0,113 kg
𝐿𝑓𝑤 = 0,33 m 𝑅𝑔𝑓𝑤 = 0,3228 m 𝑊𝑓𝑤 = 0,3 kg
𝛼 = 75,54˚ 𝑁 = 197 rpm 𝑊𝑠 = 3 kg

25
26
27
b) Percobaan 2

Gambar 4. 6 Percobaan 2 dengan massa 300 gram

Tabel 4. 6 Percobaan 2 dengan massa 300 gram


Diketahui :
𝑅1 = 0,0225 m 𝛽 = 53,17˚ 𝐻1 = 0,165 m
𝑅2 = 0,0475 m 𝑆 = 0,08 m 𝐻2 = 0,0875 m
𝐿1 = 0,170 m 𝑅𝑔1 = 0,1856 m 𝑊1 = 0,234 kg
𝐿2 = 0,175 m 𝑅𝑔2 = 0,1175 m 𝑊2 = 0,113 kg
𝐿𝑓𝑤 = 0,33 m 𝑅𝑔𝑓𝑤 = 0,3309 m 𝑊𝑓𝑤 = 0,3 kg
𝛼 = 81,27˚ 𝑁 = 263,1 rpm 𝑊𝑠 = 3 kg

28
29
30
c) Percobaan 3

Gambar 4. 7 Percobaan 3 dengan massa 300 gram

Tabel 4. 7 Percobaan 3 dengan massa 300 gram


Diketahui :
𝑅1 = 0,0225 m 𝛽 = 53,7˚ 𝐻1 = 0,165 m
𝑅2 = 0,0475 m 𝑆 = 0,08 m 𝐻2 = 0,0875 m
𝐿1 = 0,170 m 𝑅𝑔1 = 0,1861 m 𝑊1 = 0,234 kg
𝐿2 = 0,175 m 𝑅𝑔2 = 0,118 m 𝑊2 = 0,113 kg
𝐿𝑓𝑤 = 0,33 m 𝑅𝑔𝑓𝑤 = 0,3324 m 𝑊𝑓𝑤 = 0,3 kg
𝛼 = 82,55˚ 𝑁 = 368 rpm 𝑊𝑠 = 3 kg

31
32
33
4.5. Tabel Kenaikan Tinggi Sleeve pada Pengujian Dengan Beban 400gr
a) Percobaan 1

Gambar 4. 8 Percobaan 1 dengan massa 400 gram

Tabel 4. 8 Percobaan 1 dengan massa 400 gram


Diketahui :
𝑅1 = 0,0225 m 𝛽 = 53,9˚ 𝐻1 = 0,165 m
𝑅2 = 0,0475 m 𝑆 = 0,08 m 𝐻2 = 0,0875 m
𝐿1 = 0,170 m 𝑅𝑔1 = 0,1863 m 𝑊1 = 0,234 kg
𝐿2 = 0,175 m 𝑅𝑔2 = 0,1182 m 𝑊2 = 0,113 kg
𝐿𝑓𝑤 = 0,33 m 𝑅𝑔𝑓𝑤 = 0,3329 m 𝑊𝑓𝑤 = 0,4 kg
𝛼 = 83˚ 𝑁 = 167,9 rpm 𝑊𝑠 = 3 kg

34
35
36
b) Percobaan 2

Gambar 4. 9 Percobaan 2 dengan massa 400 gram

Tabel 4. 9 Percobaan 2 dengan massa 400 gram


Diketahui :
𝑅1 = 0,0225 m 𝛽 = 54,38˚ 𝐻1 = 0,165 m
𝑅2 = 0,0475 m 𝑆 = 0,08 m 𝐻2 = 0,0875 m
𝐿1 = 0,170 m 𝑅𝑔1 = 0,1867 m 𝑊1 = 0,234 kg
𝐿2 = 0,175 m 𝑅𝑔2 = 0,1186 m 𝑊2 = 0,113 kg
𝐿𝑓𝑤 = 0,33 m 𝑅𝑔𝑓𝑤 = 0,3341 m 𝑊𝑓𝑤 = 0,4 kg
𝛼 = 84,37˚ 𝑁 = 259,1 rpm 𝑊𝑠 = 3 kg

37
38
39
c) Percobaan 3

Gambar 4. 10 Percobaan 3 dengan massa 400 gram

Tabel 4. 10 Percobaan 3 dengan massa 400 gram


Diketahui :
𝑅1 = 0,0225 m 𝛽 = 54,66˚ 𝐻1 = 0,165 m
𝑅2 = 0,0475 m 𝑆 = 0,08 m 𝐻2 = 0,0875 m
𝐿1 = 0,170 m 𝑅𝑔1 = 0,1869 m 𝑊1 = 0,234 kg
𝐿2 = 0,175 m 𝑅𝑔2 = 0,1189 m 𝑊2 = 0,113 kg
𝐿𝑓𝑤 = 0,33 m 𝑅𝑔𝑓𝑤 = 0,3348 m 𝑊𝑓𝑤 = 0,4 kg
𝛼 = 85,16˚ 𝑁 = 398,8 rpm 𝑊𝑠 = 3 kg

40
41
42
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus dan hasil
perhitungan pada saat praktikum fenomena dasar mesin dengan modul governor
sentrifugal dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut ini :
1. Hasil percobaan yang dilakukan dengan tegangan yang berbeda-beda
menghasilkan kecepatan putaran yang berbeda-beda juga, sehingga
hasil perhitungan dan hasil percobaan saat praktikum juga berbeda-
beda.
2. Hasil perhitungan menggunakan rumus dan hasil perhitungan pada
saat praktikum jika benar dan tepat maka hasilnya akan sama.
3. Dari perhitungan yang dilakukan, semakin besar putaran yang terjadi
pada alat uji maka semakin besar juga nilai dari perhitungan gaya
sentripetal yang dilakukan.
4. Besarnya beban yang diberikan akan mempengaruhi kecepatan
putaran alat uji pada saat pengujian.
5. Besarnya tegangan yang diberikan akan menghasilkan kecepatan
putaran yang lebih besar juga.
5.2. Saran
Dari praktikum yang telah dilaksanakan. Maka, saran saya adalah :
1. Mengganti ram kawat pengaman pada Governor Sentrifugal karna
ada bagian yang sobek
2. Lakukan maintenance pada DC Motor

43
DAFTAR PUSTAKA
Dosen Fakultas Teknik Universitas Krisnadwipayana. 2000. Modul Fenomena

Dasar Mesin. Laboratorium Fenomena Dasar Mesin

Hadi Budi. 16 Oktober 2013. Bahan Laporan Uji Governor. Hadibudi Blogspot.

Diakses melalui http://hadibudi.blogspot.com/2013/10/bahan-laporan-uji-

governor-getaran-bebas.html?m=1 pada tanggal 20 Juli 2023

Angga Zega . 2018. Bab II Governor. Scribd.

Diakses melalui https://www.scribd.com/document/373547453/BAB-II-

Governor pada tanggal 20 Juli 2023

44
LAMPIRAN
Lembar Hasil Pengujian
• Beban Bandul 200 Gram
Massa 200 Gram
Daya (P) Putaran Motor Kenaikan Sleeve
(N)_RPM (H)_CM
13 Volt 297.7 17.3
15 Volt 328.7 17.8
17 Volt 427.2 18.3

• Beban Bandul 300 Gram


Massa 300 Gram
Daya (P) Putaran Motor Kenaikan Sleeve
(N)_RPM (H)_CM
13 Volt 197 14.8
15 Volt 263.1 17.1
17 Volt 368 17.6

• Beban Bandul 400 Gram


Massa 400 Gram
Daya (P) Putaran Motor Kenaikan Sleeve
(N)_RPM (H)_CM
13 Volt 167.9 17.8
15 Volt 259.1 18.3
17 Volt 398.8 18.6

45
LAPORAN PRAKTIKUM

FENOMENA DASAR MESIN

PENGUJIAN STATIKA STRUKTUR

Disusun Oleh :

NAMA : DESTRA BREMA SINAGA

NIM : 2070011041

KELAS : RJM

Program Studi Teknik Mesin

Fakultas Teknik

Universitas Krisnadwipayana

Jakarta

2023
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini menerangkan bahwa :

Nama : DESTRA BREMA SINAGA

NIM : 2070011041

Jurusan : TEKNIK MESIN (RJM)

Mahasiswa Universitas Krisnadwipayana, Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin

telah menyelesaikan Praktikum di Laboratorium Fenomena Dasar Mesin dengan

Modul

“STATIKA STRUKTUR”

Dengan Nilai : . . . . . . .

Demikian pengesahan ini dibuat untuk dapat digunakan seperlunya.

Jakarta, 8 Juli 2023

Lab. Fenomena Dasar Mesin

Asisten Ka. Lab

(...................................) (...................................)

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada kita semua sehingga saya dapat

menyelesaikan laporan praktikum fenomena dasar mesin.

Saya menyadari bahwa laporan praktikum fenomena dasar mesin ini masih

jauh dari kesempurnaan, hal ini karena kemampuan dan pengalaman saya yang

masih ada dalam keterbatasan dan masih dalam proses belajar. Untuk itu, saya

mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun, demi perbaikan dalam

laporan praktikum yang akan datang.

Semoga laporan praktikum fenomena dasar mesin ini dapat bermanfaat

sebagai sumbangsih penulis demi menambah pengetahuan terutama bagi pembaca

umumnya dan bagi penulis khususnya.

Akhir kata saya sampaikan terima kasih dan semoga laporan praktikum

fenomena dasar mesin ini dapat memberikan banyak manfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Bekasi, 8 Juli 2023

DESTRA BREMA SINAGA

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ...............................................................................i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................v

DAFTAR NOTASI (SIMBOL) .........................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN DAN TUJUAN PRAKTIKUM ............................1

1.1 Latar Belakang ................................................................................1

1.2 Tujuan Praktikum ............................................................................2

1.3 Manfaat Praktikum ..........................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI DAN RUMUS PERHITUNGAN ..................3

2.1 Dasar Teori......................................................................................3

2.2 Pengertian Defleksi .........................................................................4

2.3 Tujuan Pengujian Defleksi ..............................................................5

2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Defleksi ............................................5

2.5 Jenis-Jenis Defleksi .........................................................................5

2.6 Rumus Perhitungan .........................................................................6

BAB III ALAT-ALAT PRAKTIKUM ...........................................................7

3.1 Alat-Alat Praktikum Yang Digunakan............................................7

3.2 Fungsi Alat-Alat Praktikum Yang Digunakan ................................11

BAB IV PROSEDUR PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN ....................13

4.1 Prosedur Percobaan .........................................................................13

4.2 Perhitungan .....................................................................................14

iii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................................19

5.1 Kesimpulan .....................................................................................19

5.2 Saran ...............................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................20

LAMPIRAN ........................................................................................................21

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1.a. Simple Beam ................................................................................3

Gambar 2.1.b. Cantilever Beam ...........................................................................3

Gambar 2.2 Pengertian Defleksi ..........................................................................4

Gambar 2.5.1 Jenis Defleksi Aksial .....................................................................6

Gambar 2.5.2 Jenis Defleksi Lateral ....................................................................6

Gambar 3.1.1 Dial Gauge.....................................................................................7

Gambar 3.1.2 Batang Persegi ...............................................................................7

Gambar 3.1.3 Batang Lingkaran ..........................................................................8

Gambar 3.1.4 Pemberat atau Beban .....................................................................8

Gambar 3.1.5 Jangka Sorong ...............................................................................8

Gambar 3.1.6 Kunci Ratchet ................................................................................9

Gambar 3.1.7 Meteran..........................................................................................9

Gambar 3.1.8 Baut ...............................................................................................9

Gambar 3.1.9 Waterpass ......................................................................................10

Gambar 3.1.10 Penggantung ................................................................................10

v
DAFTAR NOTASI (SIMBOL)

C = Jarak beban ke pengait (mm)

l = Jarak dial ke pengait (mm)

L = Panjang batang (mm)

D = Diamter batang (mm)

E = Modulus elastisitas (Kg/mm2)

I = Momen inersia (Kg.m2)

A = Luas penampang (mm2)

Y = Hasil lendutan dial gauge (mm)

Y teoritis = Hasil lendutan dari perhitungan (mm)

vi
BAB I

PENDAHULUAN DAN TUJUAN PRAKTIKUM

1.1 Latar Belakang

Kegiatan praktikum dengan pengujian statika struktur atau pengujian

defleksi merupakan kegiatan yang sangat diperlukan oleh setiap mahasiswa.

Pengujian defleksi merupakan suatu kegiatan perhitungan mengenai lendutan yang

terjadi pada saat pengujian.

Pada dasarnya ilmu mengenai perhitungan pada lendutan pada suatu batang

mungkin mudah didapat dengan menggunakan software, tetapi sebagai mahasiswa

kita juga harus dapat mengetahui mengenai perumusan dan perhitungan seperti

perhitungan defleksi pada suatu batang dan juga cara-cara perhitungan dan

prakteknya. Dengan pengetahuan dasar yang didapat mahasiswa kita juga dapat

mengaplikasikan ilmu yang didapat ketika praktikum pada saat masuk kedalam

dunia pekerjaan industri diluar sana nanti.

Perhitungan defleksi ini berkaitan dengan spesifikasi baja yang digunakan

seperti baja, aluminium, kuningan dan sebagainya itu memiliki kekuatan material

dan hasil perhitungan defleksi yang berbeda-beda. Maka dari itu dengan adanya

praktikum fenomena dasar mesin dengan modul pengujian statika struktur ini kita

dapat mengetahui karakteristik dari setiap batang pengujian yang dilakukan, karena

setiap bahan batang dan bentuk batang pasti memiliki hasil pengujian defleksi yang

berbeda-beda juga.

Defleksi sendiri merupakan perubahan bentuk pada suatu benda dalam arah

Y (vertikal) dengan adanya pembebanan pada arah X (horizontal) pada suatu batang

yang dilakukan pada saat pengujian.

1
1.2 Tujuan Praktikum

Pada dasarnya pengujian alat statika struktur ini bertujuan untuk

menentukan reaksi tumpuan dan lendutan pada batang tumpuan klem (cantilever

beam) dan tumpuan sederhana (simple beam).

1.3 Manfaat Praktikum

Pada penulisan laporan ini dapat disimpulkan beberapa manfaat dari

praktikum fenomena dasar mesin dengan modul pengujian statika struktur, yaitu :

1) Dapat memahami tentang praktikum dengan pengujian statika struktur

2) Dapat memahami teori dan perumusan dari pengujian statika struktur

3) Dapat mengetahui dan memahami langkah-langkah pada saat pengujian

4) Dapat mengetahui macam-macam alat dan kegunaan dari alat yang

digunakan pada saat praktikum

5) Dapat mengetahui kesimpulan dari kegiatan praktikum pengujian statika

struktur yang dilakukan

6) Dapat mengetahui perbedaan karakteristik dari setiap batang yang

digunakan pada saat pengujian statika struktur

2
BAB II

LANDASAN TEORI DAN RUMUS PERHITUNGAN

2.1 Dasar Teori

Struktur dari suatu bangunan terdiri dari beberapa batang balok (beam) yang

disatukan melalui baut pengikat, las maupun kelingan. Titik temu dapat dianggap

sebagai tumpuan batang. Tipe tumpuan dibedakan seperti gambar 2.1 pada gambar

dibawah ini :

a. Simple Beam

b. Cantilever Beam

Gambar 2.1.a. Tipe Simple Beam Gambar 2.1.b. Tipe Cantilever Beam

• Perbedaan Tipe Simple Beam dan Cantilever Beam

Tipe Simple Beam adalah jenis penopang balok atau batang yang memiliki

penyangga yang disematkan di satu ujung dan penyangga di ujung lainnya.

Tipe Cantilever Beam adalah jenis penopang balok atau batang elemen

struktural yang kaku, seperti pada balok atau pelat, yang ditambatkan di salah satu

ujungnya ke penyangga yang menonjol. Tipe jenis ini juga dapat tegak lurus

terhadap permukaan datar dan vertikal seperti dinding.

3
2.2 Pengertian Defleksi

Dalam perencanaan konstruksi baik itu elemen mesin, pesawat, struktur

rangka, kontruksi jembatan dan lainnya ada satu hal yang perlu diperhatikan, yaitu

perhitungan defleksi atau kelendutan pada saat mendapatkan pembebanan dari luar.

Dengan pengujian defleksi tersebut nantinya dapat dilakukan upaya preventif

sehingga didapatkan suatu kontruksi yang kokoh atau mampu menerima beban

sesuai dengan rancangan.

Defleksi atau lendutan adalah perubahan bentuk pada struktur material

dalam arah Y (vertikal) akibat terjadinya gaya dari arah X (horizontal) yangditerima

pada batang material.

Pengukuran defleksi dilakukan dari permukaan netral awal ke posisi netral

setelah mengalami pembebanan atau terjadi deformasi. Deformasi permukaannetral

dari struktur material tersebut dapat disebut sebagai kurva elastis.

Gambar 2.2 Pengertian Defleksi

Struktur material batang yang ditempatkan pada posisi horizontal akan

menerima beban yang bekerja pada posisi tegak lurus sumbu aksial batang. Beban

kerja tersebut terjadi dikarenakan beban gravitasi, misalnya seperti pada beban itu

sendiri.

Setiap pengujian yang dilakukan harus memperhatikan ketelitian

perhitungan sehingga didapatkan besaran defleksi yang diijinkan. Dengan demikian

4
defleksi yang berlebihan dapat dicegah sehingga kerusakan pada batang dapat

diminimalisir.

2.3 Tujuan Pengujian Defleksi

Pengujian defleksi pada suatu material perlu dilakukan dengan tujuan

sebagai berikut :

1) Menentukan kekuatan struktur material

2) Mengetahui batas aman struktur material pada saat terjadi pembebanan

maksimal.

2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Defleksi

Hal-hal yang dapat mempengaruhi terjadinya defleksi pada suatu bahan

adalah sebagai berikut :

1) Kekakuan atau karakteristik material

2) Besarnya kecil gaya atau beban yang diberikan pada batang

3) Jenis tumpuan yang diterima

2.5 Jenis-Jenis Defleksi

Defleksi memiliki beberapa jenis yang terbagi menjadi dua jenis yaitu

sebagai berikut :

1) Defleksi Aksial (Tarik/Tekan/Vertikal)

Defleksi aksial adalah defleksi yang terjadi apabila beban yang bekerja

sejajar dengan penampang batang tersebut. Perubahan bentuk suatu batang yang

diakibatkan pembebanan dengan arah vertikal hingga membentuk suatu defleksi.

5
Gambar 2.5.1 Jenis Defleksi Aksial

2) Defleksi Lateral (Lendutan/Horizontal)

Defleksi lateral adalah defleksi yang terjadi apabila beban yang bekerja

tegak lurus terhadap sumbu batang tersebut. Perubahan bentuk suatu batang yang

diakibatkan pembebanan dengan arah vertikal hingga membentuk suatu defleksi.

Gambar 2.5.2 Jenis Defleksi Lateral

2.6 Rumus Perhitungan

1) Mencari momen inersia

Batang Lingkaran Batang Persegi

I = 1 I = 1
64 𝑥 𝜋 𝑥 𝐷^4 12 𝑥 𝐴^4

2) Mencari defleksi teoritis

2
Y = 𝐼 𝑥 𝐹𝐶 𝑥(1 − 1 𝑥 𝐶)
𝐸𝐿 2 3

6
BAB III

ALAT-ALAT PRAKTIKUM

3.1 Alat-Alat Praktikum Yang Digunakan

Pada saat pelaksanaan praktikum fenomena dasar mesin dengan pengujian

statika struktur menggunakan beberapa alat praktikum, yaitu sebagai berikut :

1) Dial Gauge

Gambar 3.1.1 Dial Gauge

2) Batang Persegi

Gambar 3.1.2 Batang Persegi

7
3) Batang Lingkaran

Gambar 3.1.3 Batang Lingkaran

4) Pemberat atau Beban

Gambar 3.1.4 Pemberat atau Beban

5) Jangka Sorong

Gambar 3.1.5 Jangka Sorong

8
6) Kunci Ratchet

Gambar 3.1.6 Kunci Ratchet

7) Meteran

Gambar 3.1.7 Meteran

8) Baut

Gambar 3.1.8 Baut

9
9) Waterpass

Gambar 3.1.9 Waterpass

10) Penggantung

Gambar 3.1.10 Penggantung

10
3.2 Fungsi Alat-Alat Praktikum Yang Digunakan

Berikut ini merupakan alat-alat yang digunakan pada saat praktikum

fenomena dasar mesin dengan pengujian statika struktur beserta fungsi dari alat

yang digunakan, yaitu sebagai berikut :

1) Dial Gauge

Dial Gauge berfungsi untuk mengukur kerataan pada suatu objek,

pada saat pelaksanaan praktikum pengujian statika struktur ini dial gauge

digunakan untuk mengukur kerataan atau kelendutan pada batang persegi

dan batang lingkaran pada saat percobaan yang dilakukan.

2) Batang Persegi

Batang Persegi berfungsi sebagai objek percobaan yang diamati

pada pelaksanaan praktikum pengujian statika struktur dengan cara

digantung pada alat uji serta diberikan pembebanan dan diamati defleksi

yang terjadi pada batang menggunakan dial gauge.

3) Batang Lingkaran

Batang Lingkaran berfungsi sebagai objek percobaan yang diamati

seperti pada batang persegi pada pelaksanaan praktikum pengujian statika

struktur dengan cara yang sama seperti batang persegi yakni dengan cara

digantung pada alat uji serta diberikan pembebanan yang berbeda-beda dan

diamati defleksi yang terjadi pada batang tersebut menggunakan dial gauge.

4) Pemberat atau Beban

Pemberat atau Beban berfungsi sebagai alat pengujian yang

memberikan beban gaya atau tekanan pada batang pengujian yang

mengakibatkan adanya defleksi pada batang yang dilakukan.

11
5) Jangka Sorong

Jangka Sorong berfungsi untuk mengukur lebar dan tinggi dari

batang persegi yang digunakan dan mengukur diameter dari batang

lingkaran yang digunakan pada saat pelaksanaan praktikum.

6) Kunci Ratchet

Kunci Ratchet berfungsi untuk mengencangkan dan mengendurkan

baut pada batang alat uji statika struktur.

7) Meteran

Meteran berfungsi untuk mengukur panjang dari posisi penggantung ke

ujung batang yang digunakan pada saat praktikum.

8) Baut

Baut berfungsi sebagai penahan atau pengunci pada batang

pengujian yang dipasang pada alat uji pada saat praktikum pengujian statika

struktur agar tidak bergerak ketika batang diberikan pemberat atau beban.

9) Waterpass

Waterpass berfungsi sebagai alat ukur keseimbangan dari batang

pengujian yang digunakan, karena batang yang digunakan itu menggantung

maka waterpass digunakan agar batang tegak lurus ketika pelaksanaan

praktikum pengujian statika struktur mendapatkan hasil pengujian defleksi

yang benar.

10) Penggantung

Penggantung berfungsi sebagai alat untuk menggantung batang

pengujian pada saat pelaksanaan praktikum dan juga untuk menggantung

pemberat atau beban yang akan diberikan ke batang pengujian.

12
BAB IV

PROSEDUR PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN

13
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari pelaksanaan praktikum fenomena dasar mesin dengan pengujian

statika struktur ini dapat disimpulkan bahwa setiap batang yang digunakan sebagai

objek pengujian seperti batang lingkaran dan batang persegi ini memiliki

karakteristik batang yang berbeda-beda karena masing-masing batang tersebut

memiliki bentuk dan komposisi bahan pembuatan yang berbeda-beda.

Dari hasil perhitungan menggunakan rumus yang dilakukan dapat

disimpulkan setiap batang uji yang dilakukan memiliki nilai perhitungan yang

berbeda-beda antara batang uji persegi dan lingkaran. Semakin besar beban yang

diberikan maka semakin besar juga nilai dari defleksi yang terjadi pada batang uji

percobaan pada saat praktikum dan hasil perhitungan yang dilakukan.

5.2 Saran

Dengan adanya pelaksanaan praktikum fenomena dasar mesin dengan

pengujian statika struktur ini diharapkan bahwasannya mahasiswa dapat mengerti

dan memahami dari pelaksanaan praktikum pengujian yang dilakukan, seperti

langkah-langkah pengujian, alat praktikum pengujian yang digunakan beserta

kegunaannya, serta memahami teori dari defleksi.

Karena pelaksanaan praktikum yang dilakukan ini merupakan dasar dari

teori yang dapat diaplikasikan dalam dunia pekerjaan nantinya seperti adanya

defleksi pada kontruksi pekerjaan, menghitung rancangan defleksi yang terjadi di

jembatan, merancang kontruksi pembangunan suatu gedung.

19
DAFTAR PUSTAKA

Dosen Fakultas Teknik Universitas Krisnadwipayana. 2000. Modul Fenomena

Dasar Mesin. Laboratorium Fenomena Dasar Mesin

Rege Kaustubh. 2019. Penjelasan Cantilever Beam dan Simple Beam. Quora.

Diakses melalui https://www.quora.com/What-is-the-difference-between-

a-cantilever-beam-and-a-simply-supported-beam pada tanggal 18 Juli

2022

Unknown. 2022. Mengenal Pengukuran Defleksi Pada Struktur Material.

Pengadaan.

Diakses melalui https://www.pengadaan.web.id/2020/09/defleksi-

adalah.html pada tanggal 18 Juli 2022

Unknown. 2022. Pengertian dan Jenis-Jenis Defleksi. Ets Worlds.

Diakses melalui https://www.etsworlds.id/2019/04/pengertian-dan-jenis-

jenis-defleksi.html pada tanggal 18 Juli 2022

20
LAMPIRAN

Lembar Hasil Percobaan

• Batang Persegi

Percobaan
F C l y
Ke

70 cm 95 cm
1 3 Kg 10,51 mm
(500.3) (700 mm) (950 mm)

70 cm 95 cm
2 4 Kg 13,43 mm
(500.4) (700 mm) (950 mm)

70 cm 95 cm
3 5 Kg 15,45 mm
(500.5) (700 mm) (950 mm)

• Batang Lingkaran

Percobaan
F C l y
Ke

72,5 cm 97 cm
1 3 Kg 9,89 mm
(720,5 (970 mm)
mm)
72,5 cm 97 cm
2 4 Kg 13,50
(720,5 (970 mm) mm
mm)
72,5 cm 97 cm
3 5 Kg 17,89 mm
(720,5 (970 mm)
mm)

21

Anda mungkin juga menyukai