LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK PENGUKURAN
MODUL SUDUT
Disusun oleh:
Nama : Eman
NIM : 3331220039
Kelompok : 24
i
LEMBAR PENGESAHAN
13 Maret 2023
Oleh :
Eman 3331220039
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktikum modul
sudut ini. Penulisan laporan ini adalah salah satu tugas praktikum untuk mata
kuliah praktikum pengukuran teknik.
Dalam penulisan laporan ini saya merasa masih banyak kekurangan baik pada
penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang saya miliki. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan
pembuatan laporan ini.
Eman
3331220039
ABSTRAK
Sudut dalam geometri adalah besaran rotasi suatu ruas garis dari satu titik
pangkalnya ke posisi yang lain. Selain itu, dalam bangun dua dimensi yang
beraturan, sudut dapat pula diartikan sebagai ruang antara dua buah ruas garis lurus
yang saling berpotongan.Besar sudut pada lingkaran 360°.Besar sudut pada segitiga
siku-siku 180°.Besar sudut pada persegi/segi empat 360°.Untuk mengukur sudut
dapat digunakan busur derajat. Tiap sudut segitiga sama sisi masing masing 60°,
karena semua sudutnya sama besar maka 180° :3 = 60°. Sedangkan tiap sudut
persegi 90° karena semua sudutnya juga sama besar maka 360° :4 = 90°. Tujuan
dari praktikum modul sudut ini antara lain yaitu memahami konsep dasar alat ukur
sudut yaitu bevel protractor, lalu mencari nilai dari masing-masing sudut, salah
mutlak, salah relatif, dan presentase kesalahan, serta untuk menganalisis hasil
pengukuran sudut. Prosedur pengujiannya dimulai dengan menyiapkan alat dan
bahan seperti bevel protractor, jangka sorong, penggaris, dan plat penguji, lalu
meletakkan benda uji di suatu tempat yang datar, setelah itu mengukur dimensi
benda uji dahulu, lalu meletakkan bevel protractor pada sudut dari benda uji, lalu
lihat pada skala utama dan skala No.nius lalu dihitung berapa angka yang terlihat,
dan yang terakhir mencatat hasil dari setiap pengukuran. Dari praktikum yang telah
dilakukan, didapati hasil skala utama, skala nonius, kuadran, tebal, dan tinggi dari
obyek percobaan yaitu pelat penguji.
1
3. BAB III – METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisikan penjelasan mengenai sistematika perkerjaan yang
digunakan untuk praktikum, serta dilengkapi diagram alir
4. BAB IV – HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang hasil dan pembahasan dari pelaksanaan
praktikum yang telah dilakukan
5. BAB V – KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari praktikum yang telah dilakukan
dan saran untuk memperbaiki praktikum selanjutnya.
2
BAB II LANDASAN TEORI
3
Sedangkan tiap sudut persegi 90° karena semua sudutnya juga sama besar maka
360° :4 = 90°
Sudut adalah istilah yang sangat penting dan memiliki beberapa definisi:
1. Bentuknya terbuat dari 2 garis lurus yang bertemu disebuah titik
2. Membuat jarak diantara 2 garis tersebut
3. Jumlah ukuran 2 jarak pada busur
4. Titik sudut adalah ujung kedua garis itu akan membentuk sebuah sudut
5. Sudut 0 tidak memiliki jarak antara kedua garis
6. Sudut lancip adalah sudut antara 0 dan 90
7. Sudut siku-siku adalah sudut 90 .Dua garis yang membentuk sudut 90 jika
tegak lurus dengan yang lain.Pembentukan simbol sudut adalah potongan
kotak.Simbol itu menunjukkan jika kamu bekerja dengan sudut siku-siku.
8. Sudut tumpul adalah sudut antara 90 dan 180
9. Sudut lurus adalah sudut yang besarnya 180
10. Sudut pusat adalah sudut yang memiliki titik sudut yang terletak ditengah
lingkaran
11. Sudut bersebelahan adalah sudut yang memiliki titik sudut yang sama dan
satu bagian sisi yang sama(bersebelahan berarti dekat)
12. Sudut yang berseberangan dibentuk oleh 2 garis lurus menyilang dan
selalu sama
Sudut yang sering digunakan dalam perdagangan adalah sudut 90 .Itu
dapat membantu dalam pemahaman mengapa demikian.Jika 2 garis
disilangkan,maka membentuk 4 sudut.Jumlah dari keempat sudut itu adalah 360
.Garis utama dari jangka adalah 2 garis lurus yang man jika 2 garis tersebut
disilangkan masing-masing besar sudutnya adalah 90 .Sebagian besar dan
perusahaan-perusahaan mengatakan untuk membuat garis sepanjang garis utama
dari jangka.Jika 2 garis disilangkan,dari keempat sudut yang terbentuk masing-
masing besarnya sama jika pada setiap sudutnya besarnya 90 .Sudut 90 biasa
disebut sudut siku-siku.
4
yang berfungsi untuk mengunci gerakan dari piringan skala utama pada saat
mengukur. Busur baja memiliki ketelitian sampai 1°. Piringan skala setengah
lingkaran diberi skala sudut dari 0° sampai 180° secara bolak balik. Satu skala
kecil besarnya sama dengan 1°. Busur baja ini sering digunakan untuk mengukur
sudut-sudut benda yang terbuat dari plat. Selain itu, untuk dapat juga untuk
mengukur sudut-sudut alat potong cutting tool, seperti sudut mata bor atau pahat
bubut.
(Sumber: Cilacapklik.com)
5
benda kerja bisa dilakukan pembalikkan posisi dan mengukur bidang selanjutnya.
Cara ini juga masih memiliki keterbatasan, karena hanya dua kali dari 20 mm saja
yang mampu diukur dalam alat ini. Benda kerja diberi sinar datang dari bagian
depan benda kerja. Sehingga bayangan dari benda kerja ditangkap oleh lensa
pembesaran, dan diteruskan menuju layar utama. Bayangan yang ditampilkan
pada layar utama merupakan hasil pembesaran bidang yang sedang dilakukan
pengukuran.
Layar proyeksi ini menampilkan profil dari spesimen dan diperbesar untuk
kemudahan mengukur pengukuran linier. Sebuah tepi untuk memeriksa spesimen
dapat berbaris dengan kotak pada layar. Dari sana, pengukuran sederhanadapat
diambil untuk jarak ke titik lainnya. Metode khas untuk pencahayaan adalah
dengan pencahayaan diascopic, yang pencahayaan dari belakang.
(Sumber: keyence.com)
6
digunakan untuk membangun dan menguji sudut untuk toleransi sangat dekat.
Bunyinya sampai 5 menit atau 1/20° dan bisa digunakan sepenuhnya melalui
360°. Bila tepi balok dan balok sejajar, garis kecil pada pelat putar bertepatan
dengan garis nol pada tombol yang lulus, dan bila ada pengukuran sudut antara
balok dan sudut 90 derajat atau di bawah yang diinginkan, Pembacaan dapat
diperoleh langsung dari posisi garis pada pelat putar yang berkaitan dengan nomor
kelulusan pada piringan angka. Berupa lingkarang penuh dengan diameter sekitar
55 mm. Permukaan bawah piringan dasar ini rata, sehingga busur bilah dapat
diletakan pada meja rata dengan baik tak bergoyang. Pada tepi permukaan atas
terdapat skala dengan pembagian dalam derajat dan diberi nomor dari
00 – 900 – 00 – 900 (skala kiri dan kanan).
7
No Nama Alat Gambar Fungsi
Berfungsi sebagai
Pelat penahan atau landasan
2
Dasar pada permukaan benda
Gambar 2. 5 Pelat dasar ukur
(Lab metrologi dan teknik pengukuran
UNTIRTA)
Berfungsi untuk
Kaca mempermudah dalam
4
Pembesar hal pembacaan skala
Gambar 2. 7 Kaca pembesar utama dan skala nonius
(Lab metrologi dan teknik pengukuran
UNTIRTA)
Berfungsi sebagai
5 Bilah
landasan
Gambar 2. 8 Bilah (Lab metrologi dan teknik
pengukuran UNTIRTA)
8
Berfungsi untuk
Pengunci
6 mengunci bilah agar
Bilah
tidak bergerak
Gambar 2. 9 Pengunci bilah
Berfungsi untuk
Pengunci
7 mengunci skala agar
skala
Gambar 2. 10 Pengunci skala tidak bergerak
9
2.6 Pengukuran Langsung dan Tidak Langsung
Pengukuran langsung adalah proses pengukuran dengan memakai alat
ukur langsung. Hasil pengukuran langsung terbaca. Merupakan hal yang lebih
dipilih seandainya memungkinkan. Proses pengukuran dapat cepat diselesaikan.
Alat ukur langsung umumnya memiliki kecermatan yang rendah1 dan
pemakaiannya dibatasi, adapun hal yang membatasinya adalah sebagai berikut:
10
teknik. Apabila ada perbedaan, maka haruslah diambil tindakan untuk memperbaiki
dan menjaga kualitas produk.
11
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
12
1. Bevel protractor
2. Penggaris
Gambar 3. 3 Penggaris
3. Jangka sorong
4. Pelat penguji
13
5. Melihat pada skala utama dan skala nonius dan dihitung.
6. Mencatat skala yang tertera pada bevel protractor.
14
BAB IV PEMBAHASAN
Berikut adalah hasil dari pengukuran modul sudut yang telah dilakukan.
5𝑋5
= 19 + ( 60
)
= 19 + 0,41
= 19,41
Hasil akhir = (kwadran – hasil) + NPM
= (180 – 19,41) + 39
= 160,59 + 39
= 199,59
15
5 𝑋 𝑆𝑁𝑜𝑛𝑖𝑢𝑠
2. SB 2 Hasil = SUtama + ( 60
)
5 𝑋 20
= 31 + ( 60
)
= 31 + 1,66
= 32,66
Hasil akhir = (kwadran – hasil) + NPM
= (180 – 32,66) + 39
= 147,34 + 39
= 186,34
5 𝑋 𝑆𝑁𝑜𝑛𝑖𝑢𝑠
3. SB 3 Hasil = SUtama + ( )
60
5 𝑋 60
= 37 + ( 60
)
= 37 + 5
= 42
Hasil akhir = (kwadran – hasil) + NPM
= (180 – 42) + 39
= 138 + 39
= 177
5 𝑋 𝑆𝑁𝑜𝑛𝑖𝑢𝑠
4. SB 4 Hasil = SUtama + ( 60
)
5𝑋5
= 48 + ( 60
)
= 48 + 0,41
= 48,41
Hasil akhir = (kwadran – hasil) + NPM
= (90 – 48,41) + 39
= 41,59 + 39
= 80,59
5 𝑋 𝑆𝑁𝑜𝑛𝑖𝑢𝑠
5. SB 5 Hasil = SUtama + ( 60
)
16
5 𝑋 10
= 65 + ( 60
)
= 65 + 0,83
= 65,83
Hasil akhir = (kwadran – hasil) + NPM
= (90 – 65,83) + 39
= 24,17 + 39
= 63,17
5 𝑋 𝑆𝑁𝑜𝑛𝑖𝑢𝑠
6. SB 6 Hasil = SUtama + ( 60
)
5 𝑋 30
= 61 + ( )
60
= 61 + 2,5
= 63,5
Hasil akhir = (kwadran – hasil) + NPM
= (180 – 63,5) + 39
= 116,5 + 39
= 155,5
5 𝑋 𝑆𝑁𝑜𝑛𝑖𝑢𝑠
7. SB 7 Hasil = SUtama + ( 60
)
5 𝑋 30
= 54 + ( 60
)
= 54 + 2.5
= 56.5
Hasil akhir = (kwadran – hasil) + NPM
= (90 – 56,5) + 39
= 33,5 + 39
= 72,5
5 𝑋 𝑆𝑁𝑜𝑛𝑖𝑢𝑠
8. SB 8 Hasil = SUtama + ( 60
)
5 𝑋 60
= 62 + ( 60
)
= 62 + 50
17
= 112
Hasil akhir = (kwadran – hasil) + NPM
= (90 – 112) + 39
= (-22) + 39
= 17
5 𝑋 𝑆𝑁𝑜𝑛𝑖𝑢𝑠
9. SB 9 Hasil = SUtama + ( 60
)
5 𝑋 15
= 54 + ( )
60
= 54 + 1,25
= 55,25
Hasil akhir = (kwadran – hasil) + NPM
= (180 – 55,25) + 39
= 124,75 + 39
= 163,75
5 𝑋 𝑆𝑁𝑜𝑛𝑖𝑢𝑠
10. SB 10 Hasil = SUtama + ( )
60
5 𝑋 40
= 84 + ( 60
)
= 84 + 3,33
= 87,33
Hasil akhir = (kwadran – hasil) + NPM
= (180 – 87,33) + 39
= 92,67 + 39
= 131,67
5 𝑋 𝑆𝑁𝑜𝑛𝑖𝑢𝑠
11. SB 11 Hasil = SUtama + ( 60
)
5 𝑋 15
= 63 + ( 60
)
= 63 + 1,25
= 64,25
Hasil akhir = (kwadran – hasil) + NPM
18
= (180 – 64,25) + 39
= 115,75 + 39
= 154,75
19
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum, analisa data, dan penulisan laporan,
didapatkan beberapa kesimpulan pada praktikum modul sudut.
1. Pengukuran merupakan sebuah kegiatan, atau hasil, perbandingan
kuantitatif antara besaran yang diberikandengan besaran lain sejenis yang
disebut satuan. Hasil pengukuran dinyatakan melalui defleksi penunjuk
pionter pada skala yang sudah ditentukan atau angka yang mewakili antara
rasio besaran yang tidak diketahui dengan standarnya.
2. Sudut dalam geometri adalah besaran rotasi suatu ruas garis dari satu titik
pangkalnya ke posisi yang lain.
3. Ada 3 macam alat pengukur sudut yaitu busur baja, bilah sudut, dan
proyeksi bentuk.
5.2 Saran
Saran untuk praktikum selanjutnya adalah sebagai berikut.
1. Diharapkan dalam praktikum sudut selanjutnya dapat dipercepat durasi
praktikum tanpa mengurangi materi yang telah diberikan
2. Diharapkan agar alat-alat selama praktikum dapat berfungsi sebagaimana
mestinya
3. Diharapkan agar asisten dapat membimbing praktikan lebih sabar dan
lebih baik lagi
20
DAFTAR PUSTAKA
Purkait, P., Biswas, B., Das, S., & Koley, C. 2013. Electical and electronics
measurements and instrumentation. New Delhi: Mcgraw Hilll Education
(India) Private Limited
http://id.shvoong.com/exact-sciences/ mathematics/1904218-nama-nama-sudut/
https://cilacapklik.com/2021/12/macam-macam-alat-ukur-sudut/
https://www.craftsmanspace.com/knowledge/vernier-bevel-protractor/
21
LAMPIRAN
22
Lampiran B. Perhitungan
23
24
Lampiran C. Gambar Autocad Pelat Besi
25