Disusun oleh :
2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN
Buku Laporan Pengukuran dan Pemetaan Program Studi Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang disusun oleh :
Telah diperiksa oleh Asisten Praktikum Pengukuran dan Pemetaan dan disetujui
oleh Dosen Pembimbing Praktikum Pengukuran dan Pemetaan Fakultas Teknik
Program Studi Teknik Sipil Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Tanggal :
Dengan nilai :
Kelompok : 33
Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Yehezkial Umbu Sulung
Adam Umza Zangga Nata
Gunter Yohanes Untung Gaddi
Satria Wahyu Bagaskara
Asisten : Bryan Rowson Balok S.
Segala Puji dan Syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat dan limpahan kasih karunia-Nya, kami dapat melaksanakan
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan tanpa kendala satu apapun, dan pada
akhirnya dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
dengan lancar.
Adapun Praktikum Pengukuran dan Pemetaan dilaksanakan pada tanggal
9 Maret 2023 untuk Tahap I. Tanggal 4 Mei 2023 untuk Tahap II.Serta tanggal
26 Mei 2023 untuk Tahap III.Laporan ini berisi tentang seluruh langkah kerja
maupun hal-hal yang berkaitan tentang Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
tahap I, II dan III.
Kami menyadari bahwa kami tidak dapat melaksanakan Praktikum
Pengukuran dan Pemetaan serta penyusunan laporan ini, tanpa bantuan dari
pihak- pihak lain. Oleh karena itu dalam kesempatan ini kami juga
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan kasih karunia-Nya kami
dapat melaksanakan Praktikum dan menyusun Laporan Praktikum
Pengukuran dan Pemetaan dengan baik adanya.
2. Didit Gunawan,S.Kom.,M.Sc selaku dosen pembimbing Praktikum
Pengukuran dan Pemetaan.
3. Didit Gunawan,S.Kom.,M.Sc selaku kepala laboratorium pengukuran
dan pemetaan.
4. Bu Christin Sri Hastuti, S.T selaku pegawai Laboratorium
Pengukuran dan Pemetaan.
5. Bryan Rowson Balok S. selaku asisten dosen kelompok 24 yang
senantiasa mengarahkan kami selama Praktikum Pengukuran dan
Pemetaan dan penyusunan laporan ini.
6. Orang tua dan teman-teman yang telah mendukung kami baik secara
moril maupun finansial.
7. Serta semua pihak yang telah membantu menyelesaikan Laporan
Pengukuran dan Pemetaan ini yang tidak dapat kami sebutkan satu
per satu.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................
LEMBAR ASISTENSI.............................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................
1.1 Latar Belakang..............................................................................
1.1.1 Latar Belakang Praktikum Tahap I.................................
1.1.2 Latar Belakang Praktikum Tahap II................................
1.1.3 Latar Belakang Praktikum Tahap III...............................
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................
1.2.1 Rumusan Masalah Tahap I..............................................
1.2.2 Rumusan Masalah Tahap II.............................................
1.2.3 Rumusan Masalah Tahap III...........................................
1.3 Tujuan Praktikum..........................................................................
1.3.1 Tujuan Praktikum Tahap I...............................................
1.3.2 Tujuan Praktikum Tahap II.............................................
1.3.3 Tujuan Praktikum Tahap III............................................
1.4 Landasan Teori..............................................................................
1.4.1 Landasan Teori Praktikum Tahap I.................................
1.4.2 Landasan Teori Praktikum Tahap II................................
1.4.3 Landasan Teori Praktikum Tahap III..............................
1.5 Alat dan Bahan..............................................................................
1.5.1 Waterpass........................................................................
1.5.2 Theodolit.........................................................................
1.5.3 Bahan Lain......................................................................
BAB II PRAKTIKUM PENGUKURAN DAN PEMETAAN TAHAP I.
2.1 Langkah-Langkah Cara Praktek di Lapangan...............................
2.2 Tabel dan Data Pengamatan..........................................................
2.2.1 Perhitungan Profil Memanjang.......................................
2.2.2 Perhitungan Profil Melintang..........................................
2.3 Pembahasan...................................................................................
2.3.1 Perhitungan Profil Memanjang.......................................
2.3.2 Perhitungan Profil Melintang..........................................
BAB III PRAKTIKUM PENGUKURAN DAN PEMETAAN TAHAP II
3.1 Langkah-Langkah Cara Praktek di Lapangan...............................
3.2 Data dan Cara Mengolah Data......................................................
3.2.1 Data Lapangan.................................................................
3.2.2 Data Sudut Dalam...........................................................
3.2.3 Data Azimuth Terkoreksi.................................................
3.2.4 Jarak Antar Titik..............................................................
3.2.5 Perhitungan Beda Tinggi Antar Titik..............................
3.2.6 Perhitungan Beda Tinggi Beda Tinggi Antar Titik.........
3.2.7 Koordinat Global Poligon...............................................
3.2.8 Perhitungan Luas.............................................................
BAB IV PRAKTIKUM PENGUKURAN DAN PEMETAAN TAHAP III
4.1 Pembuatan Uitzet..........................................................................
4.2 Koreksi Elevasi Uizet....................................................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN....................................................
5.1 Kesimpulan....................................................................................
5.1.1 Kesimpulan Praktikum Tahap I.......................................
5.1.2 Kesimpulan Praktikum Tahap II.....................................
5.1.3 Kesimpulan Praktikum Tahap III....................................
5.2 Saran..............................................................................................
5.2.1 Saran Praktikum Tahap I.................................................
5.2.2 Saran Praktikum Tahap II................................................
5.2.3 Saran Praktikum Tahap III..............................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................
LAMPIRAN..............................................................................................
BAB 1
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
BAB I
PENDAHULUAN
c. Untuk mengukur daerah yang relatif datar atau sempit dari sebagian
permukaan bumi guna pembuatan peta, dimana data yang kita dapatkan
untuk membuat peta tersebut dapat kita manfaatkan guna merencanakan,
membangun dan memelihara jalan raya, jembatan, jalur rel kereta api,
dan sebagainya.
1.3.2 Tujuan Praktikum Tahap II
Maksud dan tujuan praktikum tahap II ini adalah:
a. Membuat peta situasi dari suatu daerah dengan skala dan interval kontur
tertentu.
b. Mengenal alat-alat yang digunakan secara langsung.
c. Mencari bentuk permukaan tanah dengan sesuai dengan ketinggian dan
bentuk permukaan tanah yang sebenarnya.
1.3.3 Tujuan Praktikum Tahap III
Tujuan dari praktikum tahap III adalah:
a. Mahasiswa dapat mengetahui arti dari bowplank dan dapat membuat
uitzet yang baik dan benar.
b. Mahasiswa dapat memahami serta mampu menerapkan proses
penggunaan alat ukur theodolit.
c. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dan aplikasi dalil phytagoras dalam
bidang teknik sipil.
D= A ( ba−bb )
A = 100, adalah nilai konstanta alat yang sudah ditentukan dari pabrik alat
ukur tersebut
ba = benang atas
bb = benang bawah
Beda tinggi bisa disebut “∆H“. Untuk mencari beda tinggi pada
pengukuran tanah, pertama-tama cari benang tengah dirambu A dan
benang tengah di rambu X.
∆ H =bt A−bt X
bt X adalah benang tengah titik X atau titik yang akan dihitung beda
tingginya.
∆ H =TI −bt X
TI adalah tinggi instrumen atau tinggi alat dari muka tanah hingga lensa
(teropong).
1. DA + DB = DA’ + DB’
2. d5 + DA = DA’
D DB
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
1. ∆ H =TI −btX
1
Bt= ( Ba+Bb )
2
Ba = benang atas
Bb = benang bawah
2
D= A ( Ba−Bb ) cos ( 90−h )
Keterangan: D = jarak
A (Konstanta) = 100
Ba = benang atas
Bb = benang bawah
H = heling
D = jarak
h = heling
TI = tinggi instrument
Bt = benang tengah
d. Mencari koordinat X:
D sin α
Koreksi koordinat X (∆ X) :
D(−αf ( x ) )
∆ X=
∑D
Koordinat X terkoreksi:
Keterangan: D = jarak
α = azimuth
n = patok / stasiun
e. Mencari koordinat Y:
D cos α
D (−α f ( y ) )
∆Y =
∑D
Koordinat Y terkoreksi:
Keterangan: D = jarak
α = azimuth
n = patok / stasiun
f. Mencari koordinat Z:
Z n=Z n−1 +∆ H
Koreksi koordinat Z:
Dn−1(α f ( z ))
∆ Z=
∑D
Koordinat Z terkoreksi:
Z=Z n + ∆ Z
Keterangan: D = jarak
α = azimuth
n = patok / stasiun
1.5.1 Waterpass
1.5.2 Theodolit
Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk
menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda
dengan waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam
theodolit sudut yang dapat dibaca bisa sampai pada satuan sekon (detik).
a. Unting-unting
b. Rambu
c. Statif (Tripod)
d. Patok
e. Meteran
g. Payung
h. Blangko data
i. Kompas
j. Jas hujan
k. Benang Kasur
l. Papan bowplank
m. Paku triplek
BAB II
TAHAP I
A d1 d2 d3 d4 I d5 d6 d7 d8 B
Catatan:
'
D A + D B=D A + DB '
Letakkan instrumen pada titik yang dipilih (yang ada pada slag
memanjang) ukur tinggi instrumen dari muka tanah. Gambar sket
atau gambar titik-titik yang akan diukur beda tingginya. Rambu
diletakkan di sebelah titik I dan dibaca benangnya. Rambu
dipindahkan ke titik yang lain dan kemudian dibaca benangnya.
Begitu seterusnya hingga titik terakhir.
III 26 26 26
Perhitungan Jarak
Slag I
STA BEDA TINGGI KETINGGIAN
A 0 100.000 + 0 = 100.000
Slag II
BEDA
STA KETINGGIAN
TINGGI
B 0 99.918 + 0 = 99.918
d1 5 99.918 + 5 = 99.923
d2 9 99.918 + 9 = 99.927
d3 -4 99.918 + (-4) = 99.914
d4 12 99.918 + 12 = 99.930
WP 0 99.918 + 0 = 99.918
d5 -4 99.918 + (-4) = 99.914
d6 -19 99.918 + (-19) = 99.899
d7 -46 99.918 + (-46) = 99.872
d8 -44 99.918 + (-44) = 99.874
C -57 99.918 + (-57) = 99.861
Slag III
C 0 99.861 + 0 = 99.861
d1 20 99.861+ 20 = 99.881
d2 -171 99.861 + (-171) = 99.690
d3 -167 99.861 + (-167) = 99.694
d4 52 99.861 + 52 = 99.913
WP 0 99.861 + 0 = 99.861
d5 60 99.861 + 60 = 99.921
d6 80 99.861 + 80 = 99.941
d7 61 99.861 + 61 = 99.922
d8 44 99.861 + 44 = 99.905
99.861
D 26
26 = 99.887
Slag I
Jarak terhadap
STA Jarak terhadap STA A
waterpass
A 3.400 0
d1 2.800 3.400 - 2.800 = 600
d2 2.400 3.400 - 2.400 = 1.000
d3 2.000 3.400 - 2.000 = 1.400
d4 1.400 3.400 - 1.400 = 2.000
WP 0 3.400 - 0 = 3.400
d5 1.000 3.400 + 1.000 = 4.400
d6 1.600 3.400 + 1.600 = 5.000
d7 2.400 3.400 + 2.400 = 5.800
d8 3.000 3.400 + 3.000 = 6.400
B 3.400 3.400 + 3.400 = 6.800
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
Slag II
Jarak terhadap
STA Jarak terhadap STA A
waterpass
Slag III
Jarak terhadap
STA Jarak terhadap STA A
waterpass
∆H = TI – bt
TITIK ∆H KETINGGIAN
b.
1 -322 99921 + (-322) = 99599
2 -516 99921 + (-516) = 99405
3 -595 99921 + (-595) = 99326
4 -663 99921 + (-663) = 99258
5 -653 99921 + (-653) = 99268
6 -1222 99921 + (-1222) = 98699
7 -992 99921 + (-992) = 98929
8 -653 99921 + (-653) = 99268
9 -629 99921 + (-629) = 99292
10 -255 99921 + (-255) = 99666
11 -154 99921 + (-154) = 99767
WP 0 99921 + 0 = 99921
12 -300 99921 + (-300) = 99621
13 -620 99921 + (-620) = 99301
14 -1175 99921 + (-1175) = 98746
15 -1175 99921 + (-1175) = 98746
16 -620 99921 + (-620) = 99301
17 695 99921 + 695 = 100616
18 659 99921 + 658 = 100579
19 746 99921 + 746 = 100667
20 699 99921 + 699 =100620
21 451 99921 + 451 = 100372
22 414 99921 + 414 = 100335
Perhitungan Jarak terhadap STA d5
Waterpassing
1 15.200 15.200 – 15.200 = 0
2 14.400 15.200 – 14.400 = 800
3 14.200 15.200 – 14.200 = 1.000
4 14.200 15.200 – 14.200 = 1.000
5 14.200 15.200 – 14.200 = 1.000
6 12.200 15.200 – 12.200 = 3.000
7 12.200 15.200 -12.200 = 3.000
8 12.200 15.200 -12.200 = 3.000
9 12.000 15.200 – 12.000 = 3.200
10 11.000 15.200 – 11.000 = 4.200
11 9.800 15.200 – 9.800 = 5.400
12 8.800 15.200 – 8.800 = 6.400
13 8.600 15.200 – 8.600 = 6.600
14 6.400 15.200 – 6.400 = 8.800
15 6.000 15.200 – 6.000 = 9.200
16 1.000 15.200 – 1.000 = 14.200
17 1.000 15.200 – 1.000 = 14.200
18 1.000 15.200 – 1.000 = 14.200
19 600 15.200 – 600 = 14.600
WP(20) 0 15.200 – 0 = 15.200
21 1.000 15.200 + 1.000 = 16.200
22 1.000 15.200 + 1.000 = 16.200
23 7.000 15.200 + 7.000 = 22.200
24 7.400 15.200 + 7.400 = 22.600
2.3 Pembahasan
Dari data yang didapat dari Praktikum Pengukuran dan Pemetaan, dapat
menghitung jarak dan beda tinggi tanah tersebut.
Cara menghitung :
Pulang = 1.365–1.445
= -80
Slag II (Stasiun B – C)
Pergi = 1.469–1.526
= -56
Pulang = 1.514–1.570
= -57
b. Penghitungan Jarak
Cara menghitung :
= 6.800
Slag II (Stasiun B – C)
= 6.800
= 6.800
Slag I
STA BEDA TINGGI KETINGGIAN
A 0 100.000
d1 -6 100.000 + (-6) = 99.994
WP 0 100.000 +0 = 100.000
d5 -72 100.000 + (-72) = 99.928
B -82 100.000 + (-82) = 99.918
Cara menghitung :
Stasiun A
=0
Ketinggian = 100.000 + 0
= 100.000
Detail 1 ( d1 )
= -6
= 99.994
=0
Ketinggian = 100.000 + 0
= 100.000
Detail 5 ( d5 )
= -72
= 99.928
Stasiun B
= -82
= 99.918
Slag II
STA BEDA TINGGI KETINGGIAN
B 0 99.918
d1 5 99.918+ 5 = 99.923
WP 0 99.918 + 0 = 99.918
d5 -4 99.918 + (-4) = 99.914
C -57 99.918 + (-57) = 99.861
HI = 99.918 mm
Cara menghitung :
Stasiun B
=0
Ketinggian = 99.918 + 0
= 99.918
Detail 1 ( d1 )
=5
Ketinggian = 99.918 + 5
= 99.923
=0
Ketinggian = 99.918 + 0
= 99.918
Detail 5 ( d5 )
= -4
= 99.914
Stasiun C
= -57
= 99.861
Slag I
Jarak terhadap
STA Jarak terhadap STA A
Waterpass
A 3.400 0
d1 2.800 3.400 – 2.800 = 600
WP 0 3.400 – 0 = 3.400
d5 1.000 3.400 + 1.000 = 4.400
B 3.400 3.400 + 3.400 = 6.800
Cara menghitung:
D = A ( ba – bb ) ; A = 100
Detail 5 ( d5 )
Stasiun B
Slag II
Jarak
terhadap Jarak terhadap STA A
STA
Waterpass
B 3.400 6.800 + 0 = 6.800
d1 3.000 6.800+3.400–3.000= 7.200
WP 0 6.800 + 3.400 + 0 = 10.200
d5 1.200 6.800+3.400+1.400=11.600
C 3.400 6.800+3.400+3.400 =13.600
Cara menghitung :
D = A ( Ba – Bb ) ; A = 100
Stasiun B
= 3.400
= 6.800
Detail 1 ( d1 )
= 3.000
= 7.200
Waterpass
=0
= 10.200
Detail 5 ( d5 )
= 1.200
= 11.600
Stasiun C
= 3.400
= 13.600
STA I / d5
TITIK ∆H KETINGGIAN
1 -322 99.921 + (-322) = 99.599
2 -516 99.921+ (-516) = 99.405
3 -595 99.921+ (-595) = 99.326
4 -663 99.921+ (-663) = 99.258
WP 0 99.921 + 0 = 99.921
Cara menghitung :
∆H digunakan rumus : TI - Bt
Titik 1
∆H = 1.400 – 1.722
= -322
= 99.599
Titik 2
∆H = 1.400 – 1916
= -516
= 99.405
Titik 3
∆H = 1.400 – 1.995
= -595
= 99.326
Titik 4
∆H = 1.400 – 2.63
= -663
= 99.258
Waterpass
∆H = 1.400 – 1.400
=0
Ketinggian = 99.921 + 0
= 99.921
a. Perhitungan Jarak
Jarak dari
TITIK Jarak dari STA = d5
Waterpassing
1 6800 0
2 6000 6800 – 6000 = 800
Titik 1
= 6800
=0
Titik 2
= 6000
= 800
Titik 3
= 5200
= 1600
Titik 4
= 5200
= 1600
Waterpass
=0
= 6800
BAB 3
BAB III
7. Kemudian helling diposisikan pada angka 90°. Pada theodolit terbaca 0°.
Pembacaan helling dilakukan dengan cara melihat 2 sumbu pada
teropong (sumbu atas dan sumbu bawah). Pertama kali arahkan agar 0°
disumbu atas bertemu dengan 0° sumbu yang dibawah, hal tersebut
90°pada theodolit yang lain. Kunci menggunakan pengunci bawah agar
tidak bergeser. Jika pada pembacaan helling salah satu sumbu telah
berada 0° maka untuk dapat membaca sumbu harus disetel pada sumbu
lainnya. Angka yang bergeser dari sumbu 0° ke kanan ataupun ke kiri,
ditambahkan pada sumbu yang telah berada pada 0°. Misal sumbu bawah
berada pada 0°(90°), dan sumbu atas bergeser sehingga berada pada skala
5°, maka pembacaan helling menjadi 90°−5°=85°. Perlu diingat,
pergeseran pada sumbu atas bernilai negatif, sedangkan pergeseran
bernilai positif pada sumbu bawah.
8. Setelah semuanya siap, penembakan dapat dilakukan pada titik-titik yang
akan ditinjau.
9. Selama pembidikan dan penembakan kunci atas dibuka, tetapi kunci
bawah tidak bolehdibuka selama belum berpindah patok.
10. Pembidikan dilakukan dari patok I ke patok II dan patok IV. Pembidikan
sebaiknya dilakukan 3 kali agar mendapatkan hasil yang akurat.
Pembacaan dilakukan seperti menggunakan waterpass yaitu dengan
membaca rambu pada benang atas (ba), benang tengah (bt), benang
bawah (bb). Pada pembidikan akan diperoleh data azimuth dan jarak.
11. Setiap melakukan pembidikan pada rambu harus selalu memperhatikan
helling.
12. Pada masing- masing patok, dilakukan pembacaan batas sebanyak 15 kali
dan pembacaan detail sebanyak 25 kali dengan membidik rambu.
13. Penentuan titik detail dilakukan menyebar dan tanpa melewati titik batas,
dan sebaiknya mengambil titik-titik yang dapat mewakili keadaan
lapangan yang sebenarnya.
14. Hal yang sama dilakukan sampai patok yang ke IV. Tetapi arah utara
pada patok selanjutnya adalah arah patok sebelumnya.
15. Selain titik batas dan titik detail, bangunan yang berada pada area batas
juga harus diukur, seperti menara, gedung, sumur, pot dan api unggun.
III 360˚ 00’ 00” - 291˚ 20’ 24” 68˚ 39’ 36”
∑β =
Sudut Dalam ∑β = ( n – 2 ) ∑β = ( 4 – 2 )
Sebenarnya x 180o x 180o 360˚00’00”
132˚17’31,75” – (180˚ +
I II 238˚ 03’ 35”
74˚13’56,75”)
Koreksi Koordinat X ( ΔX )
D(−∑ f ( x ) )
STA ∆ X=
∑D
I 0 0
21000(−(−228,5711 ))
II 48,8798
98200
22400(−(−228,5711 ))
III 52,1384
98200
28400(−(−228,5711 ))
IV 66,1041
98200
26400(−(−228,5711 ))
I 61,4488
98200
Koordinat X Terkoreksi
STA Xn = Xn-1 + D sin α + ∆X
I 0 0
II 0 + (-17820,5600) + 48,8798 -17771,6802
III -17771,6802 + (-20966,6540) + 52,1384 -38686,1958
IV -38686,1958 + 19029,9488 + 66,1040 -19590,1429
I -19590,1429 + 19528,6941 + 61,4488 0
Koreksi Koordinat Y ( ΔY )
D (−∑ f ( y ) )
STA ∆Y =
∑D
I 0 0
21000(−90,8256)
II -19,4231
98200
22400(−90,8256)
III -20,7179
98200
28400(−90,8256)
IV -26,2672
98200
26400(−90,8256)
I -24,4174
98200
Koordinat Y Terkoreksi
STA Yn = Yn-1 + D cos α + ∆Y
I 0 0
II 0 + (-11109,7353) + (-19,4231) -11129,1584
III -11129,1584 + 7884,1248 + (-20,7179) -3265,7515
IV -3265,7515 + 21081,2919 + (-26,2672) 17789,2732
I 17789,2732 + (-17764,8558) + (-24,4174) 0
Koreksi Koordinat Z
Dn−1(∑ f ( z ) )
STA ∆ Z=
∑D
I 0 0
21000(−5 , 1)
II -1,0906
98200
43400(−5 ,1)
III -2,2539
98200
71800(−5 , 1)
IV -3,7289
98200
98200(−5 , 1)
I -5,1
98200
Koordinat Z Terkoreksi
STA Z = Zn + ∆Z
I 100.000 + 0 100.000
II 100.322 + (-1,0906) 100.320,9094
III 99.875 + (-2,2539) 99.872,7461
IV 99.790,1 + (-3,7289) 99.786,3711
I 100.005,1 + (-5,1) 100.000
3.3 Pembahasan
3.3.1. Menghitung Jarak dan Beda Tinggi
Cara Menghitung:
D (jarak) = A (ba – bb) cos2 (90 − h)
A = 100
Stasiun I−II
= 21000
Stasiun I−IV
= 26400
Stasiun I−II
= 333
Stasiun I−IV
= -212
3.3.2. Sudut Dalam β
a. Sudut dalam belum terkoreksi
β1 = 312o24’90” - 238o03’35”
= 74°21’55”
= 360o00’00” - 232o24’55”
= 127o35’5”
= 360o00’00” - 291o20’24”
= 68o39’36”
= 360o00’00” - 270o04’43”
= 89o55’17”
∑βn = β1 + β2 + β3 + β4
= 74°21’55”+127o35’5”+68o39’36”+89o55’17”
= 360˚31’53”
β = ( n – 2 ) x 180ᵒ
= 4 patok
Σβ = ( n – 2 ) x 180ᵒ
= ( 4 – 2 ) x 180°
= 360°
Besarnya Koreksi:
∑ β−∑ βn
=360 °−360 ° 31' 53 } over {4} =-0° {7} ^ {'} 58,25 ¿
N
= 74˚ 13’56,75”
= 127˚ 27’6,75”
∑β = 360o00’00”
Contoh perhitungan:
Stasiun I-II
Stasiun II-III
= 290˚36’28,25”
Contoh:
21000+21000
Stasiun I-II = = 21000
2
22400+22400
Stasiun II-III = = 22400
2
Stasiun I =0
= -17820,5600
= -20966,6540
= 19029,9488
= 19528,6941
Σ f(x) = Σ D sin α
= -228,5711
b. Koreksi Koordinat X
D(−∑ f ( x ) )
ΔX =
∑D
Contoh :
0(−228,5711)
Stasiun I = =0
98200
27000(−228,5711)
Stasiun II = = 48,8798
98200
22400(−228,5711)
Stasiun III = = 52,1384
98200
c. Koordinat X Terkoreksi
Stasiun I =0
Stasiun II = 0+(-17820,5600)+48,8798
= -17771,6802
= -38686,1958
Stasiun IV = -38686,1958+19029,9488+66,1040
= -19590,1429
Stasiun I = -19590,1429+19528,6491+61,4488
=0
Stasiun I =0
= -11109,7353
= 7884,1248
= 21081,2919
= -17764,8558
∑ f(y) = ∑ D cos α
= 90,8256
e. Koreksi Koordinat Y
Contoh :
0(−90,8256)
Stasiun I = =0
98200
21000(−90,8256)
Stasiun II = = -19,4231
98200
22400(−90,8256)
Stasiun III = = -20,7179
98200
f. Koordinat Y Terkoreksi
Stasiun I =0
Stasiun II = 0+(-11109,7353)+(-19,4231)
= -11129,1584
= -3265,7515
Stasiun IV = -3265,7515+21081,2919+(-26,2672)
= 17789,2732
Stasiun I = 17789,2732+(-17764,8558)+(-24,4174)
=0
= 322
= -447
= -84,9
Rumus : Zn = Zn-1 + ∆H
Stasiun I = 100000
= 100322
= 99,875
Selisih Ketinggian Terhadap Titik I ∑f(z)
=Tinggi awal − ∑Zn
= 100000 – 100005.1
= -5.1
Data D rerata diambil dari jarak antar titik dan Dn diperoleh dengan cara D
sebelumnya dijumlahkan dengan D rerata, Contoh:
d. Koreksi Koordinat Z
Dn−1(∑f ( z ) )
Rumus : ΔZ =
∑D
Stasiun I =0
21000(−5 , 1)
Stasiun II = = -1,0906
98200
43400(−5 ,1)
Stasiun III = = -2,2539
98200
e. Koordinat Z Terkoreksi
Rumus : Z = Zn + ∆Z
Stasiun I = 100000+0
= 100000
= 100320,9094
= 99872,7461
= 99786,3711
= 100000
Perhitungan Luas
(Xn × Yn+1) -
STA Titik Xn Yn
(Yn ×
Xn+1)
I B1 -5,94389 12,11738 -32,2008285
B2 -2,90703 11,3438 -20,1233612
B3 -1,01152 10,86948 -10,7960889
B4 0,032775 10,32095 -37,1674556
B5 3,6263695 7,944636 -10,9421760
= -32,2008285
= -20,1233612
= -10,7960889
= -10,9421760
2L (m2) = -5910,252857
L (m2) = -2955,126429
L(hektar) = 0.295512643
BAB 4
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
BAB IV
PRAKTIKUM TAHAP 3
B A
a
B A
8. Ukur sejauh 5 meter dari patok pertama yang kita pasang (patok
a) dan pasang pada patok jarak 5 meter tersebut.
9. Kemudian arahkan theodolit ke arah 0˚ arahkan teropong ke
patok B yang tadi, kemudian pasang paku pada patok tersebut.
C D
b a
B A
b a
B A
b c
a
C2 = a2 + b2
52 = 32 + 42
16. Setelah koreksi selesai, pindahkan theodolit ke titik b dan
arahkan ke titik a (azimuth dibuat 0˚)
17. Putar theodolit ke sudut 90˚, arahkan teropong ke papan B,
pasang paku pada papan bowplank B.
18. Putar theodolit ke sudut 270˚, arahkan teropong ke papan C,
pasang paku pada papan bowplank C.
19. Pasang benang dari paku yang di papan bowplank B ke paku
yang di papan bowplank C.
20. Ukur 4,5 meter dari patok ke arah papan C dan pasang patok
jarak 4,5 meter tersebut.
C D
B A
21. Kemudian lakukan koreksi.
22. Pindahkan thedolit ke patok C, arahkan ke patok B (azimuth
dibuat 0˚)
23. Putar theodolit ke sumbu 90˚, arahkan teropong ke papan
bowplank C. Pasang paku pada papan bowplank C.
24. Putar theodolit ke sumbu 270˚, arahkan teropong ke papan
bowplank D. Pasang paku pada papan bowplank D.
25. Pasang benang dari paku yang di papan bowplank C ke paku
yang di papan bowplank D.
C D
B A
BAB 5
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Kesimpulan Praktikum Tahap I
a. Beda tinggi suatu tempat dapat ditentukan dengan menempatkan
waterpass di salah satu titik, lalu mengukur ketinggian waterpass dari
tanah sampai setengah lensa (TI), kemudian melakukan penembakan
rambu dan mendapatkan benang atas (ba), benang bawah (bb), dan
benang tengah (bt). Beda tinggi dapat diketahui dengan rumus: ΔH= TI-
bt.
b. Kesalahan yang mungkin terjadi pada saat waterpassing adalah
kesalahan membaca rambu, kesalahan mendengar dan menulis angka
yang disebutkan oleh pengamat.
c. Waterpass tidak boleh terkena terik matahari dan air hujan, karena hal
tersebut dapat merusak alat. Ketika waterpass terkena panas matahari
akan terjadi tegangan pada bagian penting, yang akan mengakibatkan
garis arah nivo berubah dan tidak sejajar lagi dengan garis bidik.
b. Syarat yang harus dipenuhi alat ukur theodolit saat pengukuran yaitu
posisi theodolit tidak boleh berubah atau bergeser, harus tegak dan
gelembung nivo harus tetap di tengah, tidak boleh bergeser.
c. Kesalahan dalam praktikum yang sering terjadi yaitu :
- Pemasangan alat yang tidak memenuhi syarat pemasangan.
- Theodolit dan rambu yang tidak berdiri tegak.
- Kekeliruan dalam pembacaan alat ukur.
- Ketidaktelitian dalam memasukkan data pengamatan.
d. Hal-hal yang mempengaruhi ketelitian pada saat pengamatan adalah
keterbatasan mata manusia, pengaruh iklim, suhu, angin dan sinar
matahari.
5.1.3 Kesimpulan Praktikum Tahap III
a. Uitzet adalah pengukuran untuk menentukan titik-titik kolom dan
ketinggian lantai bangunan. Bowplank (papan bangunan) berfungsi
untuk membuat titik-titik as bangunan sesuai dengan gambar denah
bangunan yang diperlukan untuk penentuan jalur/arah pondasi dan juga
sebagai dasar ukur tinggi penentu ketinggian bidang datar (lantai).
b. Fungsi dari uitzet adalah untuk menggambarkan denah menjadi suatu
bangunan pada lokasi yang sudah ditentukan. Fungsi dari bowplank
adalah untuk memudahkan titik-titik ukuran bangunan, untuk menarik
atau membuat sumbu dinding bangunan, untuk menentukan garis-garis
fondasi (sebagai pedoman), sebagai pedoman dalam menggali fondasi.
c. Syarat – syarat memasang bowplank :
- Kedudukannya harus kuat dan tidak mudah goyah
- Berjarak cukup dari rencana galian, diusahakan bowplank tidak goyang
akibat pelaksanaan galian.
- Terdapat titik atau dibuat tanda – tanda.
- Sisi atas bowplank harus terletak satu bidang (horizontal) dengan papan
bowplank lainnya.
- Letak kedudukan bowplank harus seragam (menghadap ke dalam
bangunan semua).
Laboratorium Ilmu Ukur
Tanah
`
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
Kompas
Untuk menentukan arah utara
sebenarnya.
Meteran
Untuk mengukur tinggi
instrument/TI.
Rambu
Untuk menunjukkan ketinggian dan
mengukur jarak pembaca.
Kalkulator
Untuk menghitung hasil dari data
yang telah dibaca si pengamat.
Alat Tulis
Untuk mencatat hasil dari data yang
telah dibaca.
Jas Hujan
Sebagai perlengkapan yang mungkin
pelaksana praktikum butuhkan pada
saat hujan.
Payung
Untuk melindungi waterpass dan
theodolite dari panas matahari dan
hujan.
Patok
Untuk menunjukkan titik yang
ditinjau selama praktikum di
lapangan.
Palu
Untuk memasang patok pada tanah.
Statif
Untuk meletakkan waterpass atau
theodolite pada saat pengamatan.
Benang
Untuk menghubungkan paku-paku
pada papan bowplank.
Paku
Sebagai penanda titik-titik pada patok
dan papan bowplank.
Kamera
Untuk mengambil gambar
selama berada di lapangan.
TAHAP 1
WATERPASS
Fungsi :
Bagian-bagian waterpass :
1. Alat bidik
2. Sekrup penyetel
3. Objektif teropong
4. Plat Dasar
5. Sekrup penggerak horizontal
Laboratorium Ilmu Ukur
Tanah
`
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
6. Penyetel nivo
TAHAP 2
THEODOLITE
10 2
6
3 11
9
4 5
8
7
Fungsi :
Alat ukur digital yang digunakan untuk mengukur sudut vertical dan
horizontal, bersamaan dengan jarak dan elevasi.
DAFTAR PUSTAKA
MSc, Rais, Jacub, Ir. Prof. 1979. Ilmu Ukur Tanah Jilid II Wongsotjitro, Soetomo.
1980. Ilmu Ukur Tanah Heinzfrick, Ir. 1984. Ilmu Ukur Tanah
Program Studi Teknik Sipil (2013). Petunjuk Praktikum Ilmu Ukur Tanah.
Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta
LAMPIR
AN
TAHAP I
TAHAP II
TAHAP III
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V