Disusun oleh :
FAKULTAS TEKNIK
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Buku Laporan Praktikum Pengukuran dan Pemetaan Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang disusun oleh :
Telah diperiksa oleh Asisten Praktikum Pengukuran dan Pemetaan dan disetujui
oleh Dosen Pembimbing Praktikum Pengukuran dan Pemetaan Fakultas Teknik
Program Studi Teknik Sipil Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
(Didit Gunawan Prasetyo Jati, S.Kom., MS.) (Agatha Isabella Ratri Krishna Forterica)
ii
LEMBAR ASISTENSI
PRAKTIKUM PENGUKURAN DAN PEMETAAN
Semester II Tahun Akademik 2020/2021
Kelompok : 42
Asisten : Agatha Isabella Ratri Krishna Forterica
Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Christovel H. Sipayung √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Josevas A.R Palayukan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Katrin N. Rieuwpassa √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Yohanes D.N Prayogo √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
iii
No Tanggal Keterangan Paraf
iv
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat dan limpahan kasih karunia-Nya, kami dapat melaksanakan
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan tanpa kendala satu apapun, dan pada
akhirnya dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
dengan lancar.
Adapun Praktikum Pengukuran dan Pemetaan dilaksanakan pada tanggal 5
dan 6 Maret 2021 untuk Tahap I. Tanggal 26-27 Maret, 9-10 April dan 7-8 Mei
untuk Tahap II. Serta tanggal 21 dan 22 Mei 2021 untuk Tahap III. Laporan ini
berisi tentang seluruh langkah kerja maupun hal-hal yang berkaitan tentang
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan tahap I, II, dan III.
Kami menyadari bahwa kami tidak dapat melaksanakan Praktikum
Pengukuran dan Pemetaan serta penyusunan laporan ini, tanpa bantuan dari pihak-
pihak lain. Oleh karena itu dalam kesempatan ini kami juga mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan kasih karunia-Nya kami
dapat melaksanakan Praktikum dan menyusun Laporan Praktikum
Pengukuran dan Pemetaan dengan baik adanya.
2. Didit Gunawan Prasetyo Jati, S.Kom., MS., selaku dosen pembimbing
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan dan Kepala Laboratorium
Pengukuran dan Pemetaan.
3. Christin Sri Hastuti, S.T,. selaku pegawai Laboratorium Pengukuran
dan Pemetaan.
4. Agatha Isabella Ratri Krishna Forterica selaku asisten dosen
kelompok 42 yang senantiasa mengarahkan kami selama Praktikum
Pengukuran dan Pemetaan dan penyusunan laporan ini.
5. Orang tua dan teman-teman yang telah mendukung kami baik secara
moril maupun finansial.
v
6. Serta semua pihak yang telah membantu menyelesaikan Laporan
Pengukuran dan Pemetaan ini yang tidak dapat kami sebutkan satu per
satu.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata, semoga Laporan Praktikum Pengukuran dan Pemetaan ini
dapat bermanfaat bagi kami dan semua pihak yang membaca laporan ini.
Yohanes Deocaeso
Nataputra Prayogo
vi
DAFTAR ISI
vii
2.3 Pembahasan .............................................................................. 24
2.3.1 Perhitungan Profil Memanjang ........................................ 24
2.3.2 Perhitungan Profil Melintang ........................................... 32
viii
5.2.2 Saran Praktikum Tahap II ................................................ 63
5.2.3 Saran Praktikum Tahap III ............................................... 64
LAMPIRAN ................................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 130
ix
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
BAB I
PENDAHULUAN
1
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
DA DB
1.5.2 Theodolit
Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk
menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda
dengan waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam
theodolit sudut yang dapat dibaca bisa sampai pada satuan sekon (detik).
Theodolit dapat digunakan setelah mendirikan statif lalu memasang
theodolit pada statif, setelah itu mengatur nivo dengan menggunakan
pengatur nivo sampai gelembung nivo terletak di tengah dan mengarahkan
azimuth theodolit ke arah 0⁰ utara sebenarnya dan heling theodolit 90⁰ ke
arah tanah datar setelah itu theodolit siap dipakai.
h. Blanko data
Untuk mencatat data yang diperoleh saat praktikum.
i. Kompas
Untuk menentukan arah dan titik.
j. Jas Hujan
Jas hujan digunakan sebagai perlengkapan yang memungkinkan
pelaksanaan praktikum pada saat hujan atau gerimis.
k. Benang kasur
Menghubungkan paku-paku pada papan bowplank.
l. Papan bowplank
Menempatkan titik-titik hasil pengukuran (paku).
m. Paku triplek
Sebagai penanda titik-titik pada patok dan papan bowplank
BAB II
PRATIKUM PENGUKURAN DAN PEMETAAN
TAHAP I
14
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
C C
III
II
I
I
A D B B
A
15
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
A d1 d2 d3 d4 I d5 d6 d7 d8 B
AI I BI
Gambar 2.2 Waterpassing Pergi dan Pulang
2. Waterpassing pulang
Alat dipindahkan ke d5. Pengukuran dimulai dari titik A
sampai ke titik B, tetapi titik d1, d2, d3, d4, d6, d7 dan d8 tidak diukur.
Catatan:
Pengukuran titik A, B, d5, AI, dan BI dibaca sebanyak tiga
kali sedangkan titik yang lain hanya diukur satu kali. Pengukuran
pergi dan pulang harus dilakukan dalan satu hari. Setiap alat
dipindahkan, ukur tinggi instrumennya terlebih dahulu. Untuk
menentukan apakah data yang didapat benar maka harus dimasukkan
ke dalam rumus berikut.
DA + DB = DAI + DBI
b. Waterpassing profil melintang
Untuk pengukuran waterpassing profil melintang maka waterpass
diletakkan pada titik detail slag memanjang, misalkan di titik d5.
Pengukuran pada profil melintang tidak perlu urut dari patok I, II dan III
16
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
b. Perhitungan Jarak
STA PERGI PULANG RATA-RATA
I 22.000 22.000 22.000
II 17.000 17.000 17.000
III 19.600 19.600 19.600
IV 18.000 18.000 18.000
TOTAL 76.600 76.600 76.600
∑D Pergi - ∑D Pulang = 76.600 - 76.600 = 0
17
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
Slag II
STA BEDA TINGGI KETINGGIAN
B 0 99.125 + 0 = 99.125
d1 -62 99.125 + (-62) = 99.063
d2 -100 99.125 + (-100) = 99.025
d3 -123 99.125 + (-123) = 99.002
d4 -151 99.125 + (-151) = 98.974
I -145 99.125 + (-145) = 98.980
d5 -125 99.125 + (-125) = 99.000
d6 -101 99.125 + (-101) = 99.024
d7 -110 99.125 + (-110) = 99.015
d8 -107 99.125 + (-107) = 99.018
18
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
Slag III
STA BEDA TINGGI KETINGGIAN
C 0 99.025 + 0 = 99.025
d1 -39 99.025 + (-39) = 98.986
d2 -44 99.025 + (-44) = 98.981
d3 -38 99.025 + (-38) = 98.987
d4 19 99.025 + (19) = 99.044
I 24 99.025 + (24) = 99.049
d5 -12 99.025 + (-12) = 99.013
d6 -39 99.025 + (-39) = 98.986
d7 -21 99.025 + (-21) = 99.004
d8 -15 99.025 + (-15) = 99.010
D -14 99.025 + (-14) = 99.011
2
Slag IV
STA BEDA TINGGI KETINGGIAN
D 0 99.011 + 0 = 99.011
d1 -35 99.011 + (-35) = 98.976
d2 -40 99.011 + (-40) = 98.971
d3 -53 99.011 + (-53) = 98.958
d4 -62 99.011 + (-62) = 98.949
I -78 99.011 + (-78) = 98.933
d5 -74 99.011 + (-74) = 98.937
d6 -62 99.011 + (-62) = 98.949
d7 -82 99.011 + (-82) = 98.929
d8 -83 99.011 + (-83) = 98.928
E -42 99.011 + (-42) = 98.969
19
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
Slag I
STA Jarak terhadap Waterpass Jarak terhadap STA A
A 9.800 0
d1 8.000 9.800 – 8.000 = 1.800
d2 6.600 9.800 – 6.600 = 3.200
d3 4.600 9.800 – 4.600 = 5.200
d4 2.200 9.800 – 2.200 = 7.600
WP 0 9.800 – 0 = 9.800
d5 2.400 9.800 + 2.400 = 12.200
d6 5.000 9.800 + 5.000 = 14.800
d7 7.200 9.800 + 7.200 = 17.000
d8 9.800 9.800 + 9.800 = 19.600
B 12.200 9.800 + 12.200 = 22.000
Slag II
STA Jarak terhadap Waterpass Jarak terhadap STA A
B 8.800 22.000+ 8.800 – 8.800 = 22.000
d1 7.000 22.000 + 8.800 –7.000= 23.800
d2 5.600 22.000 + 8.800 – 5.600 = 25.200
d3 3.600 22.000 + 8.800 – 3.600 = 27.200
d4 1.800 22.000 + 8.800 – 1.800 = 29.000
WP 0 22.000 + 8.800 - 0 = 30.800
d5 1.400 22.000 + 8.800 + 1.400 = 32.200
d6 3.600 22.000 + 8.800 + 3.600 = 34.400
d7 5.000 22.000 + 8.800 + 5.000 = 35.800
d8 6.400 22.000 + 8.800 + 6.400 = 37.200
C 8.200 22.000 + 8.800 + 8.200 = 39.000
20
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
Slag III
Jarak terhadap
STA Waterpass Jarak terhadap STA A
C 10.000 39.000 + 10.000 – 10.000 = 39.000
d1 8.200 39.000 + 10.000 – 8.200 = 40.800
d2 7.200 39.000 + 10.000 – 7.200 = 41.800
d3 4.600 39.000 + 10.000 – 4.600 = 44.400
d4 2.200 39.000 + 10.000 – 2.200 = 46.800
WP 0 39.000 + 10.000 – 0 = 49.000
d5 2.200 39.000 + 10.000 + 2.200 = 51.200
d6 4.200 39.000 + 10.000 + 4.200 = 53.200
d7 6.400 39.000 + 10.000 + 6.400 = 55.400
d8 8.000 39.000 + 10.000 + 8.000 = 57.000
D 9.600 39.000 + 10.000 + 9.600 = 58.600
1
Slag IV
STA Jarak terhadap Waterpass Jarak terhadap STA A
D 9.200 58.600 +9.200– 9.200 = 58.600
d1 7.400 58.600 + 9.200 – 7.400 = 60.400
d2 5.400 58.600 + 9.200 – 5.400 = 62.400
d3 3.800 58.600 + 9.200 – 3.800 = 64.000
d4 1.200 58.600 + 9.200 – 1.200 = 66.600
WP 0 58.600 + 9.200 – 0 = 67.800
d5 1.800 58.600 + 9.200 + 1.800 = 69.600
d6 3.600 58.600 + 9.200 + 3.600 = 71.400
d7 5.200 58.600 + 9.200 + 5.200 = 73.000
21
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
22
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
WP 0 99.013 + 0 = 99.013
19 -716 99.013 + (-716) = 98.297
20 -1234 99.013 + (-1234) = 97.779
21 -1164 99.013 + (-1164) = 97.849
22 -698 99.013 + (-698) = 98.315
23 245 99.013 + 245 = 99.258
24 263 99.013 + 263 = 99.276
25 454 99.013 + 454 = 99.467
26 671 99.013 + 671 = 99.684
27 649 99.013 + 649 = 99.662
28 699 99.013 + 699 = 99.712
29 714 99.013 + 714 = 99.727
23
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
2.3 Pembahasan
Dari data yang didapat dari Praktikum Pengukuran dan Pemetaan,
dapat menghitung jarak dan beda tinggi tanah tersebut.
2.3.1 Perhitungan Profil Memanjang
a. Perhitungan Beda Tinggi
STA PERGI PULANG RATA-RATA
I -875 -879 -877
II -100 -98 -99
24
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
Cara menghitung :
Beda tinggi pergi digunakan rumus ∆ btA–B
Beda tinggi pulang digunakan rumus ∆ btA’-B’
Pada Slag I (Stasiun A – B)
Pergi = 553 – 1.428
= -875
Pulang = 478 – 1.357
= -879
Slag II (Stasiun B – C)
Pergi = 1.215 – 1.315
= -100
Pulang = 1.242 – 1.340
= -98
b. Penghitungan Jarak
STA PERGI PULANG RATA-RATA
I 22.000 22.000 22.000
II 17.000 17.000 17.000
Cara menghitung :
Menghitung jarak pergi digunakan rumus DA + DB
Menghitung jarak pulang digunakan rumus DA’ + DB’
Pada Slag I (Stasiun A – B)
Pergi = 9.800 + 12.200
= 22.000
Pulang = 12.200 + 9.800
= 22.000
Slag II (Stasiun B – C)
Pergi = 8.800 + 8.200
25
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
= 17.000
Pulang = 10.200 + 6.800
= 17.000
Cara menghitung :
Beda tinggi digunakan rumus : Bt A – Bt stasiun
Ketinggian digunakan rumus HI + Beda tinggi
Stasiun A
Beda tinggi = 553 – 553
=0
Ketinggian = 100.000 + 0
= 100.000
Detail 1 ( d1 )
Beda tinggi = 553 – 888
= -335
Ketinggian = 100.000 + (-335)
= 99.665
26
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
= -772
Ketinggian = 100.000 + (-772)
= 99.228
Detail 5 ( d5 )
Beda tinggi = 553 – 1.334
= -781
Ketinggian = 100.000 + (-781)
= 99.219
Stasiun B
Beda Tinggi = 553 – 1.328
= -875
Ketinggian = 100.000 + (-875)
= 99.125
Slag II
STA BEDA TINGGI KETINGGIAN
B 0 99.125
d1 -62 99.125+ (-62) = 99.063
WP -145 99.125+ (-145) = 98.980
d5 -125 99.125+ (-125) = 99.000
C -100 99.125+ (-100) = 99.025
27
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
HI = 99.125mm
Cara menghitung :
Beda tinggi digunakan rumus : Bt B – Bt stasiun
Ketinggian digunakan rumus HI + Beda tinggi
Stasiun B
Beda tinggi = 1.215– 1.215
=0
Ketinggian = 99.125+ 0
= 99.789
Detail 1 ( d1 )
Beda tinggi = 1.215 – 1.277
= -62
Ketinggian = 99.125+ (-62)
= 99.063
Detail 5 ( d5 )
Beda tinggi = 1.215 – 1.340
= -125
Ketinggian = 99.125+ (-125)
= 99.000
Stasiun C
Beda Tinggi = 1.215 – 1.315
28
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
= -100
Ketinggian = 99.125 + (-100)
= 99.025
Cara menghitung :
Jarak terhadap waterpass digunakan rumus :
D = A ( ba – bb ) ; A = 100
Jarak terhadap STA A = Jarak A terhadap WP – Jarak stasiun
terhadap WP
Stasiun A
Jarak terhadap waterpass = 100 (602 – 504)
= 9.800
Jarak terhadap STA A =0
Detail 1 ( d1 )
Jarak terhadap waterpass = 100 (928 – 848)
= 8.000
29
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
Waterpass
Jarak terhadap waterpass = 100 ( 0 )
=0
Jarak terhadap STA A = 9.800 - 0
= 9.800
Stasiun B
Jarak terhadap waterpass = 100 (1.489 – 1.367)
= 12.200
Jarak terhadap STA A = 9.800 + 12.200
= 22.000
Slag II
Jarak terhadap Jarak terhadap STA
STA
Waterpass A
B 8.800 22.000
22.000+ 8.800– 7.000 =
d1 7.000
23.800
30
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
=32.200
Cara menghitung :
Jarak terhadap waterpass digunakan rumus :
D = A ( Ba – Bb ) ; A = 100
Jarak terhadap STA A = Jarak B terhadap Stasiun A + Jarak B
terhadap Waterpass – Jarak Stasiun
Stasiun B
Jarak terhadap waterpass = 100 (1.259 – 1.171)
= 8.800
Jarak terhadap STA A = 22.000+ 8.800 – 8.800
= 22.000
Detail 1 ( d1 )
Jarak terhadap waterpass = 100 (1.312 – 1.242)
= 7.000
Jarak terhadap STA A = 22.000 + 8.800– 7.000
= 23.800
Waterpass
Jarak terhadap waterpass = 100 ( 0 )
=0
Jarak terhadap STA A = 22.000 + 8.800- 0
= 30.800
Jarak terhadap STA A = Jarak B terhadap Stasiun A + Jarak B
terhadap Waterpass + Jarak Stasiun
Detail 5 ( d5 )
Jarak terhadap waterpass = 100 (1.347 – 1.333)
= 1.400
31
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
Stasiun C
Jarak terhadap waterpass = 100 (1.356 – 1.274)
= 8.200
Jarak terhadap STA A = 22.000 + 8.800 + 8.200
= 39.000
Titik 1
∆H = 1.510 – 1.532
= -22
Ketinggian = 99.013 + (-22)
= 98.991
32
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
Titik 2
∆H = 1.510 – 1.772
= -262
Ketinggian = 99.013 + (-262)
= 98.751
Titik 3
∆H = 1.510 – 1.888
= -378
Ketinggian = 99.013 + (-378)
= 98.435
Titik 4
∆H = 1.510 – 1.924
= -414
Ketinggian = 99.013 + (-414)
= 98.599
Waterpass
∆H = 1.510 – 1.510
=0
Ketinggian = 99.013 + 0
= 99.013
b. Perhitungan Jarak
Jarak dari waterpass = (ba-bb) * 100
Jarak dari titik 1 = Jarak titik 1 dari waterpass ditambah atau dikurangi
jarak titik yang ditinjau
Jarak dari
TITIK Jarak dari STA = d5
Waterpassing
1 6.800 0
2 6.200 6.800– 6.200 = 600
33
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
Titik 1
Jarak dari waterpass = (1.566 – 1.498) x 100 = 6.800
Jarak dari titik 1 = 6.800– 6.800= 0
Titik 2
Jarak dari waterpass = (1.753 – 1.691) x 100 = 6.200
Jarak dari titik 1 = 6.800– 6.200 = 600
Titik 3
Jarak dari waterpass = (1.917 – 1.859) x 100 = 5.800
Jarak dari titik 1 = 6.800– 5.800 = 1.000
Titik 4
Jarak dari waterpass = (1.952 – 1.896) x 100 = 5.600
Jarak dari titik 1 = 6.800– 5.600 = 1.200
Waterpass
Jarak dari waterpass = 6.800– 6.800= 0
Jarak dari titik 1 = 6.800- 0 = 6.800
34
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
BAB III
PRATIKUM PENGUKURAN DAN PEMETAAN
TAHAP II
35
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
7. Kemudian helling diposisikan pada angka 90°. Pada theodolit terbaca 0°.
Pembacaan helling dilakukan dengan cara melihat 2 sumbu pada
teropong (sumbu atas dan sumbu bawah). Pertama kali arahkan agar 0° di
sumbu atas bertemu dengan 0° sumbu yang di bawah, hal tersebut 90°
pada theodolit yang lain. Kunci menggunakan pengunci bawah agar tidak
bergeser. Jika pada pembacaan helling salah satu sumbu telah berada 0°
maka untuk dapat membaca sumbu harus disetel pada sumbu lainnya.
Angka yang bergeser dari sumbu 0° ke kanan ataupun ke kiri,
ditambahkan pada sumbu yang telah berada pada 0°. Misal sumbu bawah
berada pada 0° (90°), dan sumbu atas bergeser sehingga berada pada
skala 5°, maka pembacaan helling menjadi 90° − 5° = 85°. Perlu diingat,
pergeseran pada sumbu atas bernilai negatif, sedangkan pergeseran
bernilai positif pada sumbu bawah.
8. Setelah semuanya siap, penembakan dapat dilakukan pada titik-titik yang
akan ditinjau.
9. Selama pembidikan dan penembakan kunci atas dibuka, tetapi kunci
bawah tidak boleh dibuka selama belum berpindah patok.
10. Pembidikan dilakukan dari patok I ke patok II dan patok IV. Pembidikan
sebaiknya dilakukan 3 kali agar mendapatkan hasil yang akurat.
Pembacaan dilakukan seperti menggunakan waterpass yaitu dengan
membaca rambu pada benang atas (ba), benang tengah (bt), benang
bawah (bb). Pada pembidikan akan diperoleh data azimuth dan jarak.
11. Setiap melakukan pembidikan pada rambu harus selalu memperhatikan
helling.
12. Pada masing- masing patok, dilakukan pembacaan batas sebanyak 15 kali
dan pembacaan detail sebanyak 25 kali dengan membidik rambu.
13. Penentuan titik detail dilakukan menyebar dan tanpa melewati titik batas,
dan sebaiknya mengambil titik-titik yang dapat mewakili keadaan
lapangan yang sebenarnya.
36
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
14. Hal yang sama dilakukan sampai patok yang ke IV. Tetapi arah utara
pada patok selanjutnya adalah arah patok sebelumnya.
15. Selain titik batas dan titik detail, bangunan yang berada pada area batas
juga harus diukur, seperti menara, gedung, sumur, pot dan api unggun.
Ara Benang
Sta TI H D ∆H
h Atas Tengah Bawah ° ′ "
-
22825,2 3257
II 2820 2705 2590 27 0 0 95
8916 ,954
I 1444
043
3251
22825,2
I 650 535 420 0 0 0 85 ,954
8916
043
II 1790
3902
31558,4
III 808 649 490 287 48 32 85 ,006
4327
025
-
31558,4 3902
II 2790 2631 2472 0 0 0 95
4327 ,006
III 1490
025
37
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
Sudut
∑ = ( n – 2 ) x ∑ = ( 4 – 2 ) x ∑ =
Dalam
180o 180o 360°0’0”
Sebenarnya
Azimuth Terkoreksi
38
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
39
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
Sta D sin
I 0 0
II 22825,28916 x sin 27°0’0” 10362,46443
III 31558,44327 x sin 134°54’55” 22348,16189
IV 19600 x sin 229°39’53” -14940,49098
Koreksi Koordinat X ( ΔX )
D(−Σ f (x ))
Sta Δ X=
ΣD
I 0 0
22825,28916 (−(−2256,07752 ) )
II 535,38806
96183,73243
19600 ( −(−2256,07752 ) )
IV 459,73595
96183,73243
I 22200 ¿ ¿ 520,72132
Koordinat X Terkoreksi
Sta Xn = Xn-1 + D sin + ∆X
I 0 0
40
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
Koreksi Koordinat Y ( ∆Y )
D (−Σ f ( y ))
Sta ΔY =
ΣD
I 0 0
22825,28916 (−(−5050,21584 ) )
II 1198,46292
96183,73243
31558,44327 (−(−5050,21584 ) )
III 1657,00526
96183,73243
19600 ( −(−5050,21584 ) )
IV 1029,11613
96183,73243
22200 (− (−5050,21584 ) )
I 1165,63153
96183,73243
Koordinat Y Terkoreksi
Sta Yn = Yn-1 + D cos + ∆Y
I 0 0
41
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
42
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
Koreksi Koordinat Z
Dn−1 (Σ f ( z ))
Sta. Δ Z=
ΣD
I 0 0
22825,28916(−447,051982)
II -106,08957
96183,73243
54383,73243(−447,051982)
III -252,76993
96183,73243
73983,73243(−447,051982)
IV -343,86869
96183,73243
96183,73243(−447,051982)
I -447,051982
96183,73243
Koordinat Z Terkoreksi
Sta Z = Zn + ∆Z
I 100000 + 0 100000
II 96745,045957 + (-106,08957) 96638,956405
III 100647,051982 + (-252,76993) 100394,282052
IV 100954,551982 + (-343,86869) 100610,683292
I 100447,051982 + (-447,051982) 10000
43
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
Sta. X Y Z
I 0 0 100000
II 10897,85249 21535,94448 96638,956405
III 33986,24657 910,78195 100394,282052
IV 19505,49154 -10746,38306 100610,683292
100000
44
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
45
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
46
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
47
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
-28543.0187 -14019.13276 0
48
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
2L -3680718743
L -1840359371
L -0.184035937
3.3 Pembahasan
Cara menghitung:
D (jarak) = A (ba – bb) cos2 (90 − h)
A = 100
Stasiun I−II
D = 100 x (2820 – 2590) x cos2 (90° − 95°)
= 22825,28916
Stasiun I−IV
D = 100 x (1040 – 920) x cos2 (90° − 90°)
= 22200
ΔH (beda tinggi) = D tan (90 − h) + TI − bt
Stasiun I−II
ΔH = 22825,28916 tan (90° − 95°) + 1444 – 2705
= -3257,954043
Stasiun I−IV
ΔH = 22200 tan (90° − 90°) + 1444 – 929
= 515
49
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
Σ β=(n – 2) x 180 ᵒ
50
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
22825,28916
31558,44327+31558,44327
Stasiun II = = 31558,44327
2
3.3.5 Perhitungan Koordinat
a. Koordinat belum terkoreksi
Dapat dicari dengan menggunakan rumus : D sin α
Stasiun I =0
Stasiun II = 22825,28916 x sin 27°0’0”
= 10362,46443
Stasiun III = 31558,44327 x sin 134°54’55”
= 22348,16189
Σ f ( x )=Σ D sin α =−2256,07752
b. Koreksi koordinat X
51
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
c. Koordinat X terkoreksi
Rumus : Xn = Xn-1 + D sin α + ∆X
Stasiun I =0
Stasiun II = 0 + 10362,46443 + 535,38806
= 10897,85249
Stasiun III = 10897,85249 + 22348,16189 + 740,23219
= 33986,24657
e. Koreksi koordinat Y
Untuk mencari koreksi koordinat Y digunakan rumus:
52
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
( D(−f ( y )))
ΔY =
ΣD
Stasiun I =0
22825,28916 (−(−5050,21584 ) )
Stasiun II =
96183,73243
= 1198,46292
31558,44327 (−(−5050,21584 ) )
Stasiun III =
96183,73243
= 1657,00526
f. Koordinat Y terkoreksi
Rumus : Yn = Yn-1 + D cos α + ∆Y
Stasiun I =0
Stasiun II = 0 + 20337,48156+ 1198,46292
= 21535,94448
Stasiun III = 21535,94448 + (-22282,16779) + 1657,00526
= 910,78195
53
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
= 96745,045957
Stasiun III = 96745,045957 + 3902,006025
= 100647,051982
Selisih ketinggian terhadap titik I =
Σ f (z )=tinggi awal – Σ Zn
Selisih ketinggian = 100000 – 100447,051982
= - 447,051982
d. Koreksi koordinat Z
(D n−1 ( Σ f (z)))
Rumus : Δ Z=
Σ D rerata
Stasiun I =0
22825,28916(−447,051982)
Stasiun II =
96183,73243
= -106,08957
54383,73243(−447,051982)
Stasiun III =
96183,73243
= -252,76993
e. Koordinat Z terkoreksi
Dapat dicari dengan menggunakan rumus : Z = Zn + ∆Z
Stasiun I = 100000
Stasiun II = 96745,045957 + (-106,08957)
= 96658,850917
54
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
= -10182255.11
Batas 2 = {(-23307.22272) x (7000.228393)} – {(-22956.41092) x (5724.802982)}
= -31734952.52
55
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
56
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
57
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
58
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Kesimpulan Praktikum Tahap I
a. Beda tinggi suatu tempat dapat ditentukan dengan menempatkan
waterpass di salah satu titik, lalu mengukur ketinggian waterpass dari
tanah sampai setengah lensa (TI), kemudian melakukan penembakan
rambu dan mendapatkan benang atas (ba), benang bawah (bb), dan
benang tengah (bt). Beda tinggi dapat diketahui dengan rumus: ΔH=
TI-bt.
b. Kesalahan yang mungkin terjadi pada saat waterpassing adalah
kesalahan membaca rambu, kesalahan mendengar dan menulis angka
yang disebutkan oleh pengamat.
c. Waterpass tidak boleh terkena terik matahari dan air hujan, karena
hal tersebut dapat merusak alat. Ketika waterpass terkena panas
matahari akan terjadi tegangan pada bagian penting, yang akan
mengakibatkan garis arah nivo berubah dan tidak sejajar lagi dengan
garis bidik.
59
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
60
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
5.2 Saran
5.2.1 Saran Praktikum Tahap I
a. Para praktikan disarankan mempelajari materi yang terdapat pada
buku panduan sebelum melaksanakan praktikum.
b. Praktikan disarankan tidak mengoprasikan alat sebelum dibimbing
oleh asisten praktikum yang berada dilokasi praktikum.
c. Praktikan diusahakan dapat memegang atau mengoprasikan alat
waterpass.
d. Tidak diperkenankan bersenda gurau saat praktikum.
e. Diwajibkan mempelajari tentang perhitungan dengan kalkulator
program.
61
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
Praktikum Pengukuran dan Pemetaan
62
Laboratorium Ilmu Ukur Tanah
LAMPIRAN
ALAT DAN BAHAN
Waterpass
Untuk mengukur beda tinggi antara
titik yang saling berdekatan.
Theodolit
Untuk menentukan tinggi tanah
dengan sudut mendatar dan sudut
tegak.
Kompas
Untuk menentukan arah utara
sebenarnya.
Meteran
Untuk mengukur tinggi
instrument/TI.
Rambu
Untuk menunjukkan ketinggian dan
mengukur jarak pembaca.
Kalkulator
Untuk menghitung hasil dari data
yang telah dibaca si pengamat.
Alat Tulis
Untuk mencatat hasil dari data yang
telah dibaca.
Jas Hujan
Sebagai perlengkapan yang mungkin
pelaksana praktikum butuhkan pada
saat hujan.
Payung
Untuk melindungi waterpass dan
theodolite dari panas matahari dan
hujan.
Patok
Untuk menunjukkan titik yang
ditinjau selama praktikum di
lapangan.
Palu
Untuk memasang patok pada tanah.
Statif
Untuk meletakkan waterpass atau
theodolite pada saat pengamatan.
Benang
Untuk menghubungkan paku-paku
pada papan bowplank.
Paku
Sebagai penanda titik-titik pada patok
dan papan bowplank.
Kamera
Untuk mengambil gambar selama
berada di lapangan.
TAHAP I
FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS ATMA JAYA
YOGYAKARTA
1259
1360 B 1215 8800 0 99125
1171
1312
1360 d1 1277 7000 -62 99063
1242
1343
1360 d2 1315 5600 -100 99025
1287
1356
1360 d3 1338 3600 -123 99002
1320
1375
1360 d4 1366 1800 -151 98974
1357
1347
1360 d5 1340 1400 -125 99000
1333
1334
1360 d6 1316 3600 -101 99024
1298
1350
1360 d7 1325 5000 -110 99015
1300
FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS ATMA JAYA
YOGYAKARTA
1504
1430 C 1454 10000 0 99025
1404
1534
1430 d1 1493 8200 -39 98986
1452
1534
1430 d2 1498 7200 -44 98981
1462
1515
1430 d3 1492 4600 -38 98987
1469
1446
1430 d4 1435 2200 19 99044
1424
1477
1430 d5 1466 2200 -12 99013
1455
1514
1430 d6 1493 4200 -39 98986
1472
1507
1430 d7 1475 6400 -21 99004
1443
FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS ATMA JAYA
YOGYAKARTA
1398
1430 D 1352 9200 0 99011
1306
1424
1430 d1 1387 7400 -35 98976
1350
1419
1430 d2 1392 5400 -40 98971
1365
1424
1430 d3 1405 3800 -53 98958
1386
1420
1430 d4 1414 1200 -62 98949
1408
1435
1430 d5 1426 1800 -74 98937
1417
1433
1430 d6 1414 3800 -62 98949
1395
1460
1430 d7 1434 5200 -82 98929
1408
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
d5 1566
1430 1 1532 6800 -102 98911
1498
1753
1430 2 1722 6200 -292 98721
1691
1917
1430 3 1888 5800 -458 98555
1859
1952
1430 4 1924 5600 -494 98519
1896
1994
1430 5 1967 5400 -537 98476
1940
1997
1430 6 1971 5200 -541 98472
1945
2660
1430 7 2634 5200 -1204 97809
2608
2826
1430 8 2800 5200 -1370 97643
2774
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
Titik Titik B, Atas Jarak Azimuth Heling Koordinat Beda Tinggi Ketinggian Sket Lapangan
Stasiun & Arah B, Tengah (D) (a) (h) D, Sin a D, Cos a (δH) (H) ( Arah Utara ke Atas )
Tinggi Alat B, Bawah mm º º mm mm
2820
TI 1040
1202
1280
1230
1138
1080
998
936
1150
1082
1158
1088
1259
1185
1355
1271
Titik Titik B, Atas Jarak Azimuth Heling Koordinat Beda Tinggi Ketinggian Sket Lapangan
Stasiun & Arah B, Tengah (D) (a) (h) D, Sin a D, Cos a (δH) (H) ( Arah Utara ke Atas )
Tinggi Alat B, Bawah mm º º mm mm
1205
1270
1509
1369
2210
2060
1720
1638
1670
1624
1653
1607
1592
1548
1746
1712
Titik Titik B, Atas Jarak Azimuth Heling Koordinat Beda Tinggi Ketinggian Sket Lapangan
Stasiun & Arah B, Tengah (D) (a) (h) D, Sin a D, Cos a (δH) (H) ( Arah Utara ke Atas )
Tinggi Alat B, Bawah mm º º mm mm
1328
1164
TI 1289
1101
1262
1050
1490
1332
1300
1246
1134
1038
1096
1000
Titik Titik B, Atas Jarak Azimuth Heling Koordinat Beda Tinggi Ketinggian Sket Lapangan
Stasiun & Arah B, Tengah (D) (a) (h) D, Sin a D, Cos a (δH) (H) ( Arah Utara ke Atas )
Tinggi Alat B, Bawah mm º º mm mm
1068
Titik Titik B, Atas Jarak Azimuth Heling Koordinat Beda Tinggi Ketinggian Sket Lapangan
Stasiun & Arah B, Tengah (D) (a) (h) D, Sin a D, Cos a (δH) (H) ( Arah Utara ke Atas )
Tinggi Alat B, Bawah mm º º mm mm
650
II I 535
420
22825.28916 0 0 0 85 0 22825.28916 3251.954043 99890.910
TI 808
2580
Titik Titik B, Atas Jarak Azimuth Heling Koordinat Beda Tinggi Ketinggian Sket Lapangan
Stasiun & Arah B, Tengah (D) (a) (h) D, Sin a D, Cos a (δH) (H) ( Arah Utara ke Atas )
Tinggi Alat mm º º mm mm
2488
1796
2165
2552
2628
2418
2316
2348
2262
2575
2383
2380
2182
2475
2271
Titik Titik B, Atas Jarak Azimuth Heling Koordinat Beda Tinggi Ketinggian Sket Lapangan
Stasiun & Arah B, Tengah (D) (a) (h) D, Sin a D, Cos a (δH) (H) ( Arah Utara ke Atas )
Tinggi Alat B, Bawah mm º º mm mm
2660
II d24 2562
2464
19451.11598 36 45 8 85 11638.68567 15584.82944 929.7521411 97568.709
TI 2632
2418
2482
III II 2631
2472
31558.44327 0 0 0 95 0 31558.44327 -3902.006025 96492.2761
TI 1286
3206
3275
1628
1682
1388
1425
1649
1618
2675
TI 2862
2987
3255
3081
2772
IV III 1883
1785
19600 0 0 0 90 0 19600 -313 100297.6833
TI 2181
2036
2560
2098
2270
1392
1870
1883
2148
2148
TI 2175
1485
1535
1459
1651
MSc, Rais, Jacub, Ir. Prof. 1979. Ilmu Ukur Tanah Jilid II
Wongsotjitro, Soetomo. 1980. Ilmu Ukur Tanah
Heinzfrick, Ir. 1984. Ilmu Ukur Tanah
Program Studi Teknik Sipil (2013). Petunjuk Praktikum Ilmu Ukur
Tanah. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta