Segala puji dan syukur penulis ucapakan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat kasih karunia-Nya penulis dapat menyelesaiakan laporan
praktikum ini dengan judul Penggunaan Dan Kalibrasi Mikrometer.
Penulis ucapkan terima kasih kepada dosen yang mengajar mata kuliah
Metrologi Industri serta para asisten yang telah memberikan pengarahan
pelaksanaan praktikum dan pembuatan laporan serta terima kasih juga penulis
ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan laporan
ini.
Penulis menyadari bahwa keterbatasan ilmu pengetahuan yan penulis
miliki, maka dengan kerendahan hati penuis sangat mengharapkan kritikan dan
saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Diharapkan laporan ini dapat memberikan informasi mengenai cara
penggunaan dan kalibrasi mikrometer kepada kita semua, dan juga sebagai
wahana yang dapat memberikan insspirasi munculnya ide-ide baru.
Pekanbaru,
Desember 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................
DAFTAR TABEL...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................
1.2 Tujuan......................................................................................................................
1.3 Alat-alat...................................................................................................................
1.4 Benda Ukur..............................................................................................................
1.5 Proseedur Praktikum................................................................................................
BAB IITEORI DASAR
2.1 Pengertian................................................................................................................
2.2 Bagian-bagian utama Mikrometer............................................................................
2.3 Skala pada mikrometer.............................................................................................
2.4 Prinsip kerja mikrometer..........................................................................................
2.5 Pemeliharaan mikrometer........................................................................................
2.6 Cara mengkalibrasi mikrometer...............................................................................
2.6.1
2.6.2
2.6.3
DAFTAR GAMBA
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Data Pengamatan Benda Ukur...........................................................
Tabel 3. 2 Hasil Pengukuran Pengamat A...........................................................
Tabel 3. 3 Data Pengamatan Benda Ukur I.........................................................
Tabel 3. 4 Hasil Rata-rata Pengamatan Benda Ukur I........................................
Tabel 3. 5 Data Pengukuran Benda Ukur II........................................................
Tabel 3. 6 Hasil Rata-Rata Pengukuran Benda II...............................................
Tabel 3. 7 Hasil Pengukuran benda Ukur III.......................................................
Tabel 3. 8 Hasil Rata-Rata Benda Ukur III.........................................................
Tabel 3. 9 Toleransi Benda I................................................................................
Tabel 3. 10 Toleransi Benda II............................................................................
Tabel 3. 11 Toleransi Benda III...........................................................................
DAFTAR NOTASI
KETERANGAN
SATUAN
UKURAN NOMINAL
UKURAN MAKSIMUM
UKURAN MINIMUM
TOLERANSI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Mikrometer memang
dirancang
untuk
pemakaian
praktis.
Sering
Tujuan
Adapun tujuan praktkum dalam penggunaan dan kaibrasi mikrometer
Alat-alat
1. Mikrometer Luar 0-25 mm
Gambar 1. 2Vaselin
(sumber: Laboratorium Pengukuran Metrologi Industri,UR)
1.4
Benda Ukur
1. Proses Bertingkat I
Proseedur Praktikum
Prosedur dalam melakukan praktikum pengukuran dengan mikrometer
antara lain sebagai berikut:
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Kebenaran dari alat ukur mikrometer diperiksa dahulu dengan
melakukan kalibrasi
3. Bagi keompok menjadi 3 yaitu pengamat A, B, dan C
4. Ketiga pengamat melakukan pengukuran pada benda ukur masingmasing, mulai pada titik A(1,2), B(1,2), C(1,2). dan seterusnya.
BAB II
TEORI DASAR
1.1
Pengertian
Mikrometer adalah alat ukur yang dapat mengukur benda kerja dengan
skala mikro. Mikrometer merupakan alat ukur linier langsung yang paling tingi
tingkat kecermatannya. Kecermatan berarti kemampuan alat ukur untuk
menunjukkan angka terkecil dalam pengukuran, jika mistar ukur mempunyai
kecermatan 1 mm, mistar ingsut 0,1 mm, maka mikrometer mempunyai
kecermatan 0,01 mm bahkan ada yang mencpai 0,02 mm.
Mikrometer memang dirancang untuk pemakaian praktis, sering dengan
dimanfaatkan oleh operator mesin perkakas dalam rangka pembuatan beragam
komponen yan dibuat berdasarkan acuan toleransi geometrik dengan tingkat
kualitas sedang sampai menengah. Jadi kecermatan sebesar 0,01 mm dianggap
sesuai karena semain cermat alat ukur akan kesamaan yang tinggi saat
pengukuran dilangsungkan.
Prose pengukuran dengan menggunakan mikrometer yang dilakukan oleh
operator yang belum ahli atau dilakukan dibagian produksi, biasanya akan
menghasilkan penyimpangan rambang lebi dari satu mikrometer, sehingga hasil
pengukuran yang diulang-ulang akan semakin menyebar. Akibatnya ketepatan
prose pengukuran akan semakin rendah. Dengan demikian maka, kecermatan
pembagian skala sampai dengan satu mikrometer menjadi tidak berarti.
Pengukuran yang menghendaki kecermatan satu mikrometer atau lebih
memerlukan alat ukur yang leih cermat seperti johansor mikrometer atau alat
ukur pembanding (komparator) yang lain dan peru dilakuakan dengan seksama.
Komponen terpenting dari mikrometer adalah alat ulir utama. Dengan
memutar spindle putar satu kali, proses ukur bergerak satu kali sepanjang satu
kisaran sesuai dengan kisaran (pitch) ulir utama biasanya 0,5 mm. Meskipun ulir
utama ini dibuat dengan teliti akan tetapi kesalahan dan penyimpangan akan
selalu ada. Untuk panjang ulir utama kesalahan kisaran satu mur silinder putar
berada pada suatu tempat akan berbeda dengan kesalahan kisaran di tempat lain.
Apabila poros ukur digerakkan mulai dari nol sampai batasa akhir, kesalahan
kisaran ini akan terkumpul atau terakumulasi sehingga menimbulkan
penyimpangan yang sering disebut dengan kesalahan kumulatif. Oleh karena itu,
untuk membatasi kesalahn kisaran kumulatif, biasanya panjang ulir utama (jarak
gerak poros ukur) dirancang hanya sampai 25 mm saja.
1.2
1. Skala utama (SU) yaitu skala pada pegangan yang diam ditunjuk oleh
bagian kiri pegangan putar dari mirometer sekrup.
2. Skala Nonius (SN) yaitu skala pada pegangan putar yang membentuk
garis lurus dengan garis mendatar skala diam dikalikan 0,01.
10
11
12
13
14
15
4. Mikrometer 3 kaki
16
Sejarah Mikrometer
Mikrometer ditemukan oleh Willian Gas Corgneyang berkebangsaan
inggris. Lahir pada tahun 1612 dan meninggal pada 2 juli 1644. Mikrometer
digunakan untuk memperbaharui kemampuan ketelitian jangka sorong pada
awalnya digunakan pada teleskop untuk mengukur jarak angular (sudut) antara
bintang-bintang terhadap ukuran relatif objek-objek angkasa.
17
BAB III
DATA PENGAMATAN
3.1 Pengamatan Benda I
Titik B
18
( 17.98+17.96 ) mm =17.97mm
A=
2
Titik C
( 24.52+24.05 ) mm =24.285mm
A=
2
Pembulatan 24.285mm = 24mm
0 m
Suaian Pas h7 = 2421 m
U.max = 24mm+0 m =24mm
U.min =24mm-21 m =23.979mm
Toleransi =(24-23.979)mm =0.021mm
Titik D
( 17.88+17.89 ) mm =17.88 mm
A=
2
Pembulatan17.88mm = 18mm
0m
Suaian Pas h7 = 1818 m
U.max = 18mm+0 m =18mm
U.min =18mm-18 m =17.982mm
Toleransi =(18-17.982)mm =0.018mm
Titik E
( 7.94+7.90 ) mm =7.92mm
A=
2
Pembulatan 7.92mm = 8mm
0 m
Suaian Pas h7 = 815 m
U.max = 8mm+0 m =8mm
U.min =8mm-15 m =7.985mm
Toleransi =(8-7.985)mm =0.015mm
19
Pengamat B
(mm)
1
2
10.03
10.04
10.04
10.05
17.98
17.99
17.99
17.91
24.25
24.52
24.53
24.54
17.91
17.83
17.91
17.83
7.92
7.95
7.91
7.93
B. Pengamat B
Titik A
( 10.04+10.05 ) mm
B=
=10.04mm
2
Pembulatan 10.04mm = 10mm
0m
Suaian Pas h7 = 1018 m
U.max = 10mm+0 m =10mm
U.min =10mm-18 m =9.982mm
Toleransi =(10-9.982)mm =0.018mm
Titik B
( 17.99+ 17.95 ) mm =17.97mm
B=
2
Pembulatan 17.97mm = 18mm
0m
Suaian Pas h7 = 1818 m
U.max = 18mm+ m =10mm
U.min =18mm-15 m =17.982mm
Toleransi =(18-17.982)mm =0.018mm
Titik C
( 24.39+24.53 ) mm =24.46mm
B=
2
Pembulatan 24.46mm = 24mm
0 m
Suaian Pas h7 = 2421 m
U.max = 24mm+0 m =24mm
U.min =24mm-21 m =23.979mm
Toleransi =(24-23.979)mm =0.021mm
20
Titik D
( 17.83+ 17.83 ) mm =17.83mm
B=
2
Pembulatan 17.83mm = 18mm
0m
Suaian Pas h7 = 1818 m
U.max = 18mm+0 m =18mm
U.min =18mm-18 m =17.982mm
Toleransi =(18-17.982)mm =0.018mm
Titik E
( 7.92+7.94 ) mm =7.93mm
B=
2
Pembulatan 7.93mm = 8mm
0 m
Suaian Pas h7 = 815 m
U.max = 8mm+0 m =8mm
U.min =8mm-15 m =7.985mm
Toleransi =(8-7.985)mm =0.015mm
Pengamat C
(mm)
1
2
10.03
10.04
10.02
10.04
17.97
17.98
17.98
18.01
24.99
24.91
24.92
24.94
17.9
17.9
17.89
17.91
17.89
7.96
7.9
7.91
C. Pengamat C
Titik A
( 10.03+10.04 ) mm =10.03mm
C=
2
Pembulatan 10.03mm = 10mm
0m
Suaian Pas h7 = 1018 m
21
Titik B
( 18+18 ) mm =18mm
C=
2
Pembulatan 18mm = 18mm
0m
Suaian Pas h7 = 1818 m
U.max = 18mm+0 m =10mm
U.min =18mm-15 m =17.982mm
Toleransi =(18-17.982)mm =0.018mm
Titik C
( 24.96+ 24.93 ) mm =24.94mm
C=
2
Pembulatan 24.94mm = 25mm
0 m
Suaian Pas h7 = 2521 m
U.max = 25mm+0 m =25mm
U.min =25mm-21 m =24.979mm
Toleransi =(25-24.979)mm =0.021mm
Titik D
( 17.91+17.91 ) mm =17.91mm
C=
2
Pembulatan 17.91mm = 18mm
0m
Suaian Pas h7 = 1818 m
U.max = 18mm+0 m =18mm
U.min =108mm-18 m =17.982mm
Toleransi =(18-17.982)mm =0.018mm
Titik E
( 7.94 +7.94 ) mm =7.94mm
C=
2
Pembulatan 7.94mm = 8mm
0 m
Suaian Pas h7 = 815 m
U.max = 8mm+0 m =8mm
U.min =8mm-15 m =7.985mm
Toleransi =(8-7.985)mm =0.015mm
22
23
Pengamat C (mm)
Rata1
2
rata
10.
10.
10.0
04
04
4
18
18
18
24.
96
17.
91
7.9
4
24.
93
17.
91
7.9
4
24.9
4
17.9
1
Pengamat C
(mm)
1
2
9.81
9.83
9.81
9.82
9.79
9.81
23.97
23.97
23.92
23.96
23.93
23.96
7.94
24
Titik A
( 9.81+9.81 ) mm =9.81mm
A=
2
Pembulatan 9.81mm = 10mm
0m
Suaian Pas h7 = 1018 m
U.max = 10mm+0 m =10mm
U.min =10mm-18 m =8.982mm
Toleransi =(10-7.985)mm =0.018mm
Titik B
( 23.95+23.95 ) mm =23.95mm
A=
2
Pembulatan23.95mm = 24mm
0 m
Suaian Pas h7 = 2421 m
U.max = 24mm+0 m =24mm
U.min =24mm-21 m =23.979mm
Toleransi =(24-23.979)mm =0.021mm
B. Pengamat B
Titik A
( 9.78+9.79 ) mm =9.78mm
B=
2
Pembulatan 9.78mm = 10mm
0m
Suaian Pas h7 = 1018 m
U.max = 10mm+0 m =10mm
U.min =10mm-18 m =7.982mm
Toleransi =(10-9.982)mm =0.018mm
Titik B
( 23.93+23.93 ) mm =23.93mm
B=
2
Pembulatan 23.93mm = 24mm
0 m
Suaian Pas h7 = 2421 m
U.max = 24mm+0 m =24mm
U.min =24mm-21 m =23.979mm
25
Titik B
( 23.94 +23.96 ) mm =23.95mm
C=
2
Pembulatan 23.95mm = 24mm
0 m
Suaian Pas h7 = 2421 m
U.max = 24mm+0 m =24mm
U.min =24mm-21 m =23.979mm
Toleransi =(24-23.979)mm =0.021mm
Pengamat A (mm)
Rata
1
2
-rata
BENDA II
Pengamat B (mm)
Rata
1
2
-rata
9.81
9.81
9.81
9.78
9.79
9.78
23.9
5
23.9
5
23.9
5
23.9
3
23.9
3
23.9
3
Pengamat C (mm)
Rata
1
2
-rata
9.8
9.8
9.81
2
23.9
23.9
24
3
5
26
Pengamat A
(mm)
1
2
9.97
10.01
9.96
9.95
17.54
17.54
17.55
17.55
24.51
24.62
24.52
24.53
17.97
17.98
17.97
17.98
7.9
7.99
7.98
7.99
Pengamat B
(mm)
1
2
9.99
9.98
9.98
9.96
18.04
17.54
18.08
17.55
24.53
24.52
24.53
24.53
17.99
17.98
18
17.98
8.03
8
8.01
8.01
Titik A
( 9.97+ 9.98 ) mm =9.97mm
A=
2
Pembulatan 9.97mm = 10mm
0m
Suaian Pas h7 = 1018 m
U.max = 10mm+0 m =10mm
U.min =10mm-18 m =9.982mm
Toleransi =(10-9.982)mm =0.018mm
Titik B
( 17.55+17.55 ) mm =17.55 mm
A=
2
Pembulatan 17.55mm = 18mm
0m
Suaian Pas h7 = 1818 m
U.max = 18mm+0 m =18mm
U.min =18mm-18 m =17.982mm
Toleransi =(18-17.982)mm =0.018mm
Pengamat C
(mm)
1
2
9.95
9.95
9.96
9.96
17.53
17.54
17.54
17.55
24.5
24.5
24.51
24.51
17.97
17.98
17.96
17.95
7.97
7.98
7.97
7.97
27
Titik C
( 24.29+24.58 ) mm =24.55mm
A=
2
Pembulatan 24.55mm = 25mm
0 m
Suaian Pas h7 = 2521 m
U.max = 25mm+0 m =24mm
U.min =25mm-21 m =23.979mm
Toleransi =(25-24.979)mm =0.021mm
Titik D
( 18.00+17.98 ) mm =17.99 mm
A=
2
Pembulatan 17.99mm = 18mm
0m
Suaian Pas h7 = 1818 m
U.max = 18mm+0 m =18mm
U.min =18mm-18 m =17.982mm
Toleransi =(18-17.982)mm =0.018mm
Titik E
( 7.94+7.99 ) mm =7.97mm
A=
2
Pembulatan 7.97mm = 8mm
0 m
Suaian Pas h7 = 815 m
U.max = 8mm+0 m =8mm
U.min =8mm-15 m =7.985mm
Toleransi =(8-7.985)mm =0.015mm
B.Pengamat B
Titik A
( 9.99+9.97 ) mm
B=
=9.98mm
2
Pembulatan 9.98mm = 10mm
0m
Suaian Pas h7 = 1018 m
U.max = 10mm+0 m =10mm
U.min =10mm-18 m =9.982mm
Toleransi =(10-9.982)mm =0.018mm
Titik B
28
( 18.06+17.55 ) mm =17.80mm
B=
2
Titik C
( 24.53+24.53 ) mm =24.53mm
B=
2
Pembulatan 24.53mm = 24mm
0 m
Suaian Pas h7 = 2421 m
U.max = 24mm+0 m =24mm
U.min =24mm-21 m =23.979mm
Toleransi =(24-23.979)mm =0.021mm
Titik D
( 18.00+17.98 ) mm =17.99mm
B=
2
Pembulatan 17.99mm = 18mm
0m
Suaian Pas h7 = 1818 m
U.max = 18mm+0 m =18mm
U.min =18mm-18 m =17.982mm
Toleransi =(18-17.982)mm =0.018mm
Titik E
( 8.02+8.01 ) mm =8.01mm
B=
2
Pembulatan 8.01mm = 8mm
0 m
Suaian Pas h7 = 815 m
U.max = 8mm+0 m =8mm
U.min =8mm-15 m =7.985mm
Toleransi =(8-7.985)mm =0.015mm
C. Pengamat C
Titik A
( 9.96+9.96 ) mm =9.96mm
C=
2
29
Titik B
( 17.54 +17.55 ) mm =17.54mm
C=
2
Pembulatan 17.54mm = 18mm
0m
Suaian Pas h7 = 1818 m
U.max = 18mm+0 m =10mm
U.min =18mm-15 m =17.982mm
Toleransi =(18-17.982)mm =0.018mm
Titik C
( 24.51+24.51 ) mm =24.51mm
C=
2
Pembulatan 24.51mm = 25mm
0 m
Suaian Pas h7 = 2521 m
U.max = 25mm+0 m =25mm
U.min =25mm-21 m =24.979mm
Toleransi =(25-24.979)mm =0.021mm
Titik D
( 17.97+ 17.97 ) mm =17.97mm
C=
2
Pembulatan 17.97mm = 18mm
0m
Suaian Pas h7 = 1818 m
U.max = 18mm+0 m =18mm
U.min =108mm-18 m =17.982mm
Toleransi =(18-17.982)mm =0.018mm
Titik E
( 7.97+ 7.98 ) mm =7.97mm
C=
2
Pembulatan 7.97mm = 8mm
0 m
Suaian Pas h7 = 815 m
30
Pengamat A (mm)
Rata
1
2
-rata
9.97
9.98
9.97
17.5
17.5
17.5
5
5
5
24.5
24.5
24.5
2
8
5
17.9
17.9
18
8
9
7.94
7.99
7.97
Pengamat B (mm)
Rata
1
2
-rata
9.99
9.97
9.98
18.0
17.5
17.8
6
5
24.5
24.5
24.5
3
3
3
17.9
17.9
18
8
9
8.02
8.01
8.01
Pengamat C (mm)
Rata
1
2
-rata
9.96
9.96
9.96
17.5
17.5
17.5
4
5
4
24.5
24.5
24.5
1
1
1
17.9
17.9
17.9
7
7
7
7.97
7.98
7.97
tit
ik
Pengam
at A
(mm)
Pengam
at B
(mm)
10.03
10.05
10.03
h7
17.97
17.97
18
h7
24.29
24.46
24.51
h7
17.88
17.83
17.91
h7
7.92
7.93
7.94
h7
TOLERANSI
(mm)
MAX
MIN
9.98
10
5
17.9
18
82
24.9
25
79
17.9
18
82
7.98
8
5
TOLERANS
I (mm)
0.015
0.018
0.021
0.018
0.015
Pengam
at
A(mm)
Pengam
at
B(mm)
9.81
9.78
BENDA II
Pengam
KOD
at
E
C(mm)
9.81
h7
TOLERANSI
(mm)
MAX
MIN
9.98
10
5
TOLERANS
I (mm)
0.015
31
23.95
23.93
23.95
h7
24
24.9
79
0.021
32
tit
ik
Pengam
at A
(mm)
Pengam
at B
(mm)
9.97
9.98
9.96
h7
17.55
17.8
17.54
h7
24.55
24.53
24.51
h7
17.99
17.99
17.97
h7
7.97
8.01
7.97
h7
TOLERANSI
(mm)
MAX
MIN
9.98
10
5
17.9
18
82
24.9
25
79
17.9
18
82
7.98
8
5
TOLERANS
I (mm)
0.015
0.018
0.021
0.018
0.015
33
BAB IV
ANALISIS DATA
Dari hasil pengolahan data pengukuran setiap titik pengukuran hasilnya
masih berada pada batas toleransinya. Pada pengolahan data hasil pengukuran
menggunakan suaian h7 sesuai standar ISO.
Analisa data yang di peroleh setelah melakukan paktikum antara lain :
1. Setelah melakukan pengukuran dengan mikrometer dari masing-masing
pengamat, diperoleh hasil pengukuran yang bebeda-beda. Hal ini
disebabkan karena perbeda antingkat kecermatan dari masing-masing
pengamat dalam membaca alat tukur.
2. Setelah dilakukan pengukuran, terdapat perbedaan ukuran diameter
antara posisi 1 dan posisi 2. Hal ini disebabkan adanya pengaruh dari
proses permesinan.
3. Perbedaan hasil pengukuran juga disebabkan oleh sensor yang tidak
tepat menyentuh benda kerja.
4. Secara teknik kesalahan pengukuran juga disebabkan oleh temperature
ruangan.
5. Pengukuran dengan menggunakan mikrometer harus dilakukan dengan
hati-hati, penekaanan yang berlebihan terhadap benda ukur ke sensor
dapat menyebabkan perbedaan hasil pengukuran.
6. Perbedaan hasil pengukuran jugadisebabkan oleh anvil dan spindle yang
tidak bersih, seperti adanya debu atau partikel lainnya.
Dari kurva hasil pengukuran, terlihat perbedaan pada titik C yang
merupakan titik maksimum dari kurva . Hal tersebut dapat terja dikarena
perbedaan angka pembulatan, yaitu pada titik C dari pengamat C sebesar 24.94
mm, pengamat A sebesar 24.29 mm dan pengamat B sebesar 24.46mm.
Meskipun pebedaan dari ketiga angka terbilang sedikit, namun hal tersebut
sangat berpengaruh dalam pembulatan, sehingga dengan otomatis toleransinya
akan berbeda.
34
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum pengukuran adalah :
1. Mikrometer memiliki kecermatan yang paling tinggi diantara alat ukur
linear lainnya yaitu 0.001 mm.
2. Proses kalibrasi sangat penting dilakukan sebelum penggunaan
mikrometer.
3. Setiap pengamat alat ukur memiliki kecermatan yang berbeda.
4. Banyak faktor yang menyebabkan kesalahan pengukuran pada
mikrometer.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat di berikan pada praktikum ini adalah :
1. Sebelum melakukan praktikum sebaiknya terlebih dahulu menguasai
materi, agar memudahkan dalam proses pengukuran.
2. Dalam praktikum sebaiknya mengikuti prosedur dengan baik.
3. Bersikap serius dalam melakukan pengukuran
4. Pengukuran harus dilakukan secara cemat agar mendapat hasil
pengukuran yang akurat.
35
DAFTAR PUSTAKA
http://rikadiantoro.wordpress.com/2013/05/27/makalahmikrometer/html
http://zakapedia.com/2013/02/cara-menggunakan-mikrometer/html
Rochim,Taufiq,2006.Spesifikasi Metrologi Industri dan Kontrol Kualitas
Geometrik.Bandung:ITB