SEMARANG
JANUARI 2023
i
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
JANUARI 2023
ii
REDESAIN ALAT UJI PUNTIR MENGGUNAKAN MOTOR AC
DENGAN TORSI MAKSIMUM 50 NM DAN UJI COBA MENGGUNAKAN
KUNINGAN
Untuk mengetahui sifat-sifat mekanik bahan adalah dengan cara melakukan
pengujian mekanis bahan dengan merusak suatu material sehingga mengalami
patahan atau sering disebut dengan uji puntir. Uji puntir dapat dilakukan dengan
mengetahui besar pengaruh suatu beban terhadap kekuatan lelah material poros
dengan melalui pengujian menggunakan benda uji lalu dianalisa dan dihitung
secara cermat. Pengujian puntir dengan menggunakan spesimen untuk menentukan
keplastisan suatu material. Pengujian ini dilakukan untuk meminimalisir secara
actual di lapangan yang dialami oleh teknisi karena memiliki permasalahan yang
sulit diprediksi kapan terjadinya suatu patahan dan juga sulit diamati secara
langsung suatu material akan mengalami patah.
Dari pengujian yang dilakukan didapatkan momen puntir dan sudut puntir
sehingga dapat menghitung tegangan geser pada daerah elastis, modulus elastisitas
geser dan modulus pecah. Dalam pengujian ini, pengambilan data momen puntir
dilakukan pada kelipatan sudut 30˚ sampai dengan spesimen patah ataupun putus.
iii
HALAMAN PENGESAHAN
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 17
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Desain dari spesimen yang mengacu pada standar ASTM E 143. ... 4
Gambar 2. 2 Grafik momen puntir terhadap sudut puntir persatuan panjang ....... 5
Gambar 2. 3 Grafik momen puntir terhadap sudut puntir ..................................... 6
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dinding tebal. Hasil yang didapatkan adalah tegangan geser yang hampir sama di
sepanjang penampang lintang spesimen.
Pembuatan alat uji puntir ini adalah redesain dari perancangan alat uji puntir
yang sebelumnya menggunakan penggerak motor DC menjadi motor AC. Alat uji
puntir ini nantinya digunakan untuk menguji bahan material seperti kuningan untuk
perancangan dan juga menilai kemampuan tempaan suatu bahan. Perubahan motor
DC ke motor listrik AC ini sebelumnya dikarenakan pada motor DC putaran yang
dihasilkan tidak stabil yang dapat mempengaruhi hasil pengujian. Selain itu, beban
arus yang diterima sangat besar dan setiap saat akan mengakibatkan aki akan lebih
cepat soak sehingga harus banyak memerlukan perawatan dan juga pengecekan
kelistrikan agar dapat berfungsi dengan baik. Oleh sebab itu, diperlukannya
Redesain yaitu perubahan sumber energi menjadi motor listrik AC yang dapat
beroperasi menggunakan energi listrik menjadikan putaran mesin menjadi stabil
sehingga pengujian puntir dapat dilakukan dengan optimal.
1.3. Tujuan
2
3. Mengetahui prosedur pengujian puntir material.
4. Menentukan kalibrasi alat uji puntir specimen Kuningan.
5. Dapat menentukan daya motor yang diperlukan dalam pengujian puntir
spesimen kuningan.
6. Untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan studi pada Program
Studi Sarjana Terapan Rekayasa Perancangan Mekanik Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro.
1.4. Luaran
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2. 1 Desain dari baahan uji mengacu pada standar ASTM E 143
4
2.3. Perhitungan dasar uji puntir
5
Gambar 2. 3 Gambar grafik momen puntir terhadap sudut puntir
Keterangan :
𝜃: Sudut putar persatuan waktu
R: Jari-jari bahan uji ( sepesimen)
Dalam kriteria Tresca, bahan uji/spesimen akan mengalami keluluhan
jika tegangan geser maximum mencapai nilai harga tegangan geser uji Tarik
uniaxial : 𝜎 = 2. 𝑟
…………………………. Persamaan 6
𝛾
𝑒= …………………………... Persamaan 7
2
Sedangkan dalam von nises, bahan uji yang mengalami luluh apabila
invariant kedua deviator tegangan melampaui nilai harga kritis tertentu.
6
…………………………. Persamaan 9
Keterangan :
σ : Tegangan geser sebenarnya
τ : Tegangan geser teknik
𝜀 : Renggangan geser sebenarnya
𝛾 : Renggangan geser teknik
………………………. Persamaan 10
Keterangan :
J : Momen inersia
G : Modulus elastis geser
𝜏 : Tegangan geser
T : Momen lentur
𝛾 : Renggangan geser
L : Panjang spesimen (bahan uji)
7
c. Modulus pecah
Merupakan nilai kekuatan tegangan geser puntir maksimal, karena nilai
tegangan geser yang terbesar dipermukaan batang. Dimana rumus untuk benda
silinder dirumuskan :
𝜋. 𝐷4 …….................………Pers. 11
𝐽=
32
keterangan :
𝜏𝑢 : Modulus of repture
R : Diameter bahan uji (spesimen)
Prinsip kerja dari pengujian puntir ini adalah Spesimen yang telah ditentukan
jenis bahannya lalu spesimen dipasang pada kepala chuck pada salah satu ujungnya.
Ujung yang satunya dicekam pula kemudian diputar. Keadaan yang terjadi adalah
salah satu ujung batang diputar dengan arah putaran sebaliknya ujung yang lain.
Tak jauh beda dengan prinsip kerja uji tarik, perbedaan yang paling mencolok dari
kedua pengujian ini yaitu terjadinya perubahan bentuk yang dapat mengakibatkan
uji tarik kurang relevan dipakai untuk menguji keplastisan material. Berikut
perbandingan antara uji tarik dengan uji puntir, Keuntungannya :
• Perhitungan yang diperoleh untuk keplastisan lebih tepat
• Dapat diperoleh grafik tegangan geser dan renggangan geser
• Mudah diimplementasikan dikarenakan tidak adanya necking
• Didapatkan laju renggangan yang stabil dan relatif besar
Kerugian :
• Lebih banyak membutuhkan usaha yang lebih dikarenakan olah data
menjadi kurva antara tegangan dan regangan geser.
• Apabila bahan uji yang digunakan merupakan batang padat, maka akan
menimbulkan gradient tegangan yang cukup curam sepanjang sepanjang
8
penampang lintang bahan uji hal ini berakibat mempersulit proses pengukuran.
• Bisa terjadi gardient tegangan yang curam sepanjang penampang lintasan
jika spesimen yang digunakan memiliki struktur yang batang yang padat
Untuk menghasilkan pengukuran yang lebih tepat untuk plastisitas pada
spesimen logam maka uji puntir lebih relevan daripada uji tarik. Pada spesimen,
untuk menghasilkan kurva tegangan dan regangan uji puntir dapat dapat
diaplikasikasikan secara langsung.
Adapun beberapa pengaruh kekuatan bahan pada puntiran adalah :
• Puntiran akan menjadi besar apabila semakin panjang batang yang dikenai
beban puntir
• Karakter daripada material seperti pada modulus geser, jenis material, dan
struktur material.
• Gaya puntir yang bekerja sesuai dengan luas penampang batang pada
material spesimen.
• Bentuk spesimen penampang batang saat mengalami puntiran
• Saat arah spesimen mengalami gaya puntir pada batang
Dalam uji puntir terhadap spesimen yang akan dilakukan ada beberapa
prosedur sebagai berikut :
1. Siapkan alat dan material pengujian seperti kunci chuck dan
specimen
2. Pasang kedua ujung bahan uji pada chuck yang berada di alat uji
puntir sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Kemudian
kuncilah huck tersebut.
3. Pastikan kabel dan steker alat uji puntir terhubung dengan
stopkontak.
4. Gaya dan sudut disetting sesuai dengan pembebanan yang sudah
ditentukan.
5. Kemudian lihatlah hasil di Tropometer sebagai penunjuk sudut
puntir dan torsimeter untuk penunjuk momen torsi.
6. Mencatat data yang didapat saat pengujian berlangsung di lembar
yang telah di sediakan.
9
BAB III
METODE PENELITIAN
Mulai
Studi Literatur
Perencanaan
dan Kalkulasi
alat uji puntir
Tidak
RFU
Ya
Pengujian Kuningan
Pengolahan data
Tidak Data
Lengkap
Ya
Kalibrasi
Penyusunan Laporan
Selesai
10
Agar mencapai tujuan dari proyek akhir, tahapan kegiatan disusun seperti
berikut: (i) studi literatur, (ii) Pembuatan alat, (iii) pengujian spesimen, dan (iv)
penyusunan laporan.
Hal yang harus dilakukan penulis dalam menggali sumber informasi yang
digunakan untuk landasan menentukan langkah-langkah selanjutnya merupakan
studi literatur. Dalam studi literatur ini memiliki fungsi untuk mengetahui dan
memahami informasi sebagai dasar dalam perancangan alat uji puntir serta saat
penentuan bahan uji. Proses ini dilakukan dengan cara metode pustaka, observasi
dalam komponen alat uji puntir maupun spesimen, dan pengamatan proses
perakitan alat uji puntir.
11
Kerangka untuk uji puntir merupakan desain dari alat uji puntir dimana baja
struktur St 40 dan St 50 merupakan bahan yang digunakan untuk pembuatan alat
uji konstruksi mesin dan beban.
12
dilakukan pengujian puntir.
• Gear box berfungsi untuk menaikan torsi dari motor listrik
• Kopling berfungsi untuk memindahkan tenaga dari motor listrik ke gear box
• Dinamo Motor AC berfungsi sebagai penggerak utama yang menggunakan
energi listrik.
• Adjuster berfungsi sebagai alat untuk kalibrasi
• Torsimeter berfungsi sebagai penunjuk momen torsi.
• Dimmer AC berfungsi untuk mengatur atau menurunkan kecepatan dinamo
saat berputar dan juga dapat memutuskan daya listrik
• Saklar berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan alat uji puntir
• Resistor Variabel Ceramic berfungsi resistor (penghambat atau penahan
arus) yang dapat kita ubah nilainya sesuai dengan kebutuhan.
.
Pengujian spesimen adalah pengujian yang dilakukan pada suatu bahan yang
diambil dengan metode tertentu dalam hal ini penulis melakukan pengujian uji
puntir untuk diketahui secara lebih lanjut.
13
Gambar 3. 5 Spesimen Uji Puntir
Pada pengujian puntir ini data yang digunakan adalah data pengujian puntir
material dengan spesimen baja ST 37 dan kuningan. Kedua jenis spesimen ini
memiliki struktur dan sifat masing-masing. Untuk baja karbon rendah (ST37)
kandungan karbonnya sedikit maka digolongkan tidak baja keras. Baja ini memiliki
kandungan karbon hanya sekitar 0,3% atau disebut juga baja ringan. Baja karbon
rendah mudah dibentuk, kuat dan mampu digunakan dalam keadaan panas ataupun
dingin. Makna kata ST yaitu steel atau baja. Untuk penomoran 37 adalah limit
minimum pada kekuatan tarik 37 km/mm2.
Sedangkan untuk kuningan adalah paduan antara tembaga dan seng yang
secara komposisi kimia dari 4 unsur yaitu Cu, Fe, Pb dan Zn. Kuningan memiliki
sifat mencakup konduktifitas listrik dan termal, kekuatan, kekerasan, ketahanan
aus, ulet, dan tahan korosi.
14
BAB IV
4.1. Jadwal
Jadwal berikut ini adalah rencana penyelesaian proyek akhir yang penulis
buat secara kelompok diawali dengan pengumpulan data dan literatur sampai
dengan penyusunan laporan proyek akhir. Dapat dilihat pada tabel sebagai berikut
:
2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Studi literatur
2. Pembuatan alat
3. Pengujian
Spesimen
4 Penyusunan
laporan
Rincian biaya pembuatan alat uji puntir dan spesimen dapat kami rencanakan
sebagai berikut :
15
3. Resistor Variabel Beli 1 296.800 296.800
ceramic
5. Chuck Tersedia -
6. Tropometer Tersedia -
7. Kopling Tersedia -
8. Saklar Tersedia -
10 mm x 200mm
16
DAFTAR PUSTAKA
Insani, M. N. (n.d.). Analisis Struktur Micro Material Baja Karbon Rendah (ST
37) SNI Akibat Proses Bending.
17
18