Disusun oleh :
Page 1
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 38
BAB I
PENDAHULUAN
Page 2
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
Penemuan baru tersebut sebagai modal awal untuk menciptakan teknologi yang lebih
mutakhir dan efisien dari teknologi sebelumnya. Berbagai upaya pun dilakukan untuk
menciptakan teknologi baru, misalnya dengan membangun laboratorim yang mendukung
penelitian, lomba sience, maupun pemberian beasiswa – beasiswa bagi Mahasiswa
berprestasi. Dunia permesinan memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan
teknologi yang ada saat ini, di satu sisi sebagai produsen teknologi baru yang ada dan di
sisi lain sebagai konsumen yang membutuhkan teknologi dalam proses produksi.
Penelitian terus dilakukan untuk menghasilkan teknologi baru dengan tujuan
meningkatkan kesejahteraan manusia serta mempermudah manusia dalam melakukan
sesuatu.
Semakin modern teknologi yang ada saat ini tidak diimbangi dengan ketelitian
maupun kejujuran dari para pelaku kecurangan ekonomi, sehingga hanya karena rupiah
mereka dapat mengesampingkan keunggulan kualitas dan lebih memprioritaskan
kuantitas, yang berbanding terbalik dengan prinsip seorang desainer atau Insinyur
terdahulu yang lebih memperhatikan keselamatan konsumen dengan menghasilkan
kualitas yang baik di banding kuantitas yang banyak namun merugikan keselamatan
konsumen. Banyaknya tabung gas yang meledak contohnya, hal seperti itu wajar terjadi
dikarenakan prinsip seorang perancang atau desainer sedikit demi sedikit terkikis akibat
biaya material serta pembuatan yang serba mahal pada saat ini, sehingga para perancang,
pembuat, maupun penjual mau tidak mau menerapkan prinsip ekonomi dalam prinsip
kerjanya saat ini. Oleh karena itu di butuhkan acuan standar uji kekerasan dari suatu
material agar para perancang dan pembuat memiliki patokan dasar dalam merancang
atau membuat sesuatu agar tidak merugikan atau membahayakan keselamatan penikmat
maupun pengguna teknologi.
Salah satu cara untuk mengetahui kekuatan atau ketahanan suatu material dan
sebagai pendukung bagi spesifikasi suatu material adalah dengan menggunakan metode
uji kekerasan. Walaupun uji tarik, uji puntir, dan mekanika perpatahan pun tak dapat di
tinggalkan, uji kekerasan di anggap lebih spesifik untuk mengetahui ketahanan suatu
material terhadap deformasi, yang untuk logam tertentu terdapat sifat untuk menyatakan
ukuran ketahanannya terhadap deformasi plastik dan deformasi permanen.
Page 3
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
tentukan penggunaan dari bahan tersebut. Oleh karena itu dalam penyusunan Skripsi
ini penulis mengambil judul “ Analisa Pengujian Kekerasan Material Baja
Karbon Rendah, Besi, Tembaga, Alumunium, serta Zn (seng) dengan
Menggunakan Metode Uji Kekerasan Brinell ”.
1.2 Permasalahan
Bagaimana menganalisa kekerasan logam baja karbon rendah, besi, tembaga,
alumunium, serta seng (ZN) dengan menggunakan metode pengujian Brinell, serta
membandingkan alat uji Brinell hasil Tugas Akhir Mahasiswa dengan hasil pengujian
Standar Nasional Indonesia (SNI) agar mendapatkan data yang lebih spesifik terhadap uji
kekerasan Brinell.
1.3 Pembatasan Masalah
Untuk membatasi masalah yang ada, penulis memberikan suatu batasan – batasan
mengenai pengetahuan dasar tentang Pengujian Kekerasan dengan Penetrasi Beban
Statis, pengetahuan tentang bahan yang akan di uji, prosedur pengujian bahan dengan
metode Brinell, perhitungan jarak untuk mengetahui kekuatan material dan juga
pengkalibrasian hasil uji dengan standar yang ada. Apabila terjadi kekurangan dalam
batasan masalah maupun dalam pembuatan proposal skripsi ini, mohon ditambahkan.
1.4 Identifikasi Masalah
Dalam menganalisa kekerasan logam baja karbon rendah, besi, tembaga,
alumunium, serta seng (ZN) dengan menggunakan metode pengujian Brinell dapat
meliputi beberapa masalah, diantaranya adalah :
1. apa itu uji kekerasan dengan metode Brinell ?
2. apa saja karakteristik benda yang akan di uji ?
3. Bagaimana prosedur pengujian bahan dengan metode Brinell itu dilakukan ?
4. Bagaimana cara mengetahui nilai kekerasan suatu material ?
5. Bagaimana analisa dari pengujian alat hasil sendiri dengan standar yang sudah ada ?
1.5 Tujuan
1. Penelitian bertujuan untuk mengetahui nilai pengujian kekerasan bahan dengan
metode pengujian Brinell.
2. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kontrol suatu produk.
3. Penelitian untuk mengetahui kekurangan yang terdapat pada alat uji.
1.6 Manfaat
1. Untuk mengetahui karakteristik bahan material yang akan di uji.
Page 4
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
2. Untuk mendapatkan data uji kekerasan yang kongkrit dari suatu bahan material yang
akan di uji dengan menggunakan metode pengujian Brinell.
3. Sebagai bahan koreksi dalam pembuatan alat uji agar memiliki kualitas yang lebih
baik.
1.7 Sistematika Skripsi
Proposal skripsi yang disusun memiliki sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bagian pendahuluan ini berisi halaman judul, abstrak, latar belakang, batasan
masalah, identifikasi masalah, tujuan, manfaat, sistematika skripsi pengantar, daftar isi,
daftar lampiran.
BAB II TEORI
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengertian teori pendukung dari uji
kekerasan secara umum, serta klasifikasi bahan uji menurut unsur logam secara
mendasar, serta beberapa pengetahuan untuk menunjang pengujian.
BAB III IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tentang penerapan dan juga pengujian dari
uji kekerasan dengan metude pengujian Brinell secara lebih mendalam.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perhitungan – perhitungan mengenai uji
kekerasan Brinell serta analisis terhadap hasil perhitungan tersebut.
BAB V KESIMPULAN DAN PENUTUP
Pada bab ini akan diuraikan tentang kesimpulan dan saran dari apa yang telah
penulis uraikan dalam bab – bab sebelumnya.
BAB II
TEORI PENUNJANG
Page 5
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
dengan sifat tersebut merupakan ukuran ketahanannya terhadap defornasi plastik atau
deformasi permanen. Untuk orang-orang yang berkecimpung dalam mekanika pengujian
bahan, banyak yang mengartikan kekerasan sebagai ukuranketahanan terhadap lekukan.
Untuk para insinyur perancang, kekerasan sering di artikan sebagai ukuran kemudahan
dan kuantitas khusus yang menunjukkan sesuatu mengenai kekuatan dan perlakuan panas
dari suatu logam. Adapun definisi kekerasan sangat tergantung pada cara pengujian
tesebut dilakukan. Beberapa dari definisi tersebut adalah sebagai berikut :
Page 6
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
Angka kekerasan dinyatakan dengan skala Mohs yaitu dari material yang
terlunak dengan angka 1, dan Diamond material yang terkeras dengan angka 15.
Page 7
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
Penumbuk Knoop adalah intan kasar yang di bentuk menjadi piramida yang di
desain sedemikian rupa sehingga di hasilkan lekukan bentuk intan dengan
perbandingan panjang dan yang rendah adalah 7:1. Sedangkan beban yang digunakan
mulai dari 25 gr sampai dengan 3600 gr. Angka kekerasan Knoop (KHN) adalah
beban dibagi luas proyeksi lekukan yang tidak akan kembali ke bentuk semula.
p P
KHN = = (2)
Ap L2 C
Page 8
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
136o
136o
d1
d2
d1 : d2 = 7 : 1
Gambar 2.1. Indentasi dari Indentor knoop.
Page 9
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
Posisi Operasi
172o-30’
W
d
130o
Page 10
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
Po + P1 : Beban mayor Po
h
1 2 3
Suatu kombiasi antara beban dan penumbuk, tidak akan memberikan hasil yang
memuaskan, unuk bahan-bahan yang mempunyai daerah kekerasan yang luas.
Biasanya digunakan penumbuk berupa kerucut intan 120 ° dengan puncak yang
1
hampir bulat dan dinamakan penumbuk Brale, serta bola baja berdiameter inci
16
Page 11
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
1
dan inci. Beban besar yang di gunakan adalah 60, 100, dan 150 kg. Karena
8
kekerasan Rockwell tidak tergantung pada bebean dan penumbuk, maka diperlukan
mengenai kombinasi yang digunakan. Hal ini dilakukan dengan cara memberikan
awalan huruf pada angka kekerasan yang menunjukkan kombinasi beban dan
penumbuk tertentu untuk skala beban yang digunakan. Suatu kekerasan Vickers yang
tidak mempunyai awalan huruf, tidak mempunyai arti.
Baja yang diperkeras yang diuji pada skala C dengan menggunakan penumbuk
intan dan beban besar 100 kg. Daerah dari skala tersebut adalah dari RB 0 hingga
RB 100. skala A (penumbuk intan, beban besar 60 kg) merupakan skala kekerasan
Rockwell yang paling luas, yang dapat di gunakan untuk bahan-bahan mulai dari
tembaga yang di lunakkan hingga kabrida sementara (cemented cabride). Terdapat
skala yang dapat di gunakan untuk keperluan-keperluan khusus.
Angka kekerasan Rockwell B dan Rockwell C dinyatakan sebagai kedalaman
indentasi dapat ditulis sebagai berikut :
Page 12
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
1
b. HRb (Untuk material yang lunak). Identor berupa bola baja dengan diameter
6
Inchi dan beban uji 100 Kgf.
c. HRc (Untuk material dengan kekerasan sedang). Identor berupa Kerucut intan
dengan sudut puncak 120 derjat dan beban uji sebesar 150 kgf.
Group II
Group III
L Bola ¼” 60 Merah
Page 13
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
Page 14
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
diameter bola penumbuk pada uji kekerasan Brinell. Karena bentuk penumbuknya
piramid, maka pengujian ini sering dinamakan uji kekerasan piramida intan. Angka
kekerasan piramida intan (DPH), atau angka kekerasan Vickers (VHN atau VPH),
didefinisikan sebagai beban dibagi luas permukaan lekukan. Pada prakteknya luas ini
dihitung dari pengukuran mikroskopik panjang diagonal jejak. HV (Hardness
Vickers) dapat di tentukan dari persamaan berikut :
2 2
P d d
Hv= A= =
A dimana 2 cos 22o 1,8544
P
Jadi Hv = 1,8544 d2 (2.2)
P = beban yang besarnya (5, 10, 20, 50, 100 atau 200 kg) tergantung
ketebalan spesimen.
d 1+ d 2
d=
d = diagonal rata-rata. 2
Page 15
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
Pada umumnya hal ini dipenuhi, kecuali pada beban yang sangat ringan. Beban
yang biasanya di gunakan pada uji Vickers berkisar antara 1 hingga 120 kg,
tergantung kepada kekerasan yang akan diuji. Hal-hal yang menghalangi keuntungan
pemakaian metode Vickers adalah uji kekerasan Vickers tidak dapat digunakan untuk
pengujian rutin karena pengujian tersebut lamban, memerlukan persiapan permukaan
benda uji yang hati-hati dan terdapat pengaruh kesalahan manusia yang besar pada
penentuan panjang diagonal. Lekukan yang benar yang dibuat oleh penumbuk
piramida intan harus bebentuk bujur sangkar. Akan tetapi, penyimpangan yang telah
dijelaskan secara berkala karena keadaan demikian terdapat pada logam-logam yang
dilunakkan dan mengakibatkan pengukuran panjang diagonal yang berlebihan.
Bentuk demikian diakibatkan oleh penimbunan diatas logam-logam di sekitar
pemukaan penumbuk.
Page 16
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
136o
d1 d2
Gambar 2.6
Page 17
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
Angka kekerasan Brinell (HB) atau (BHN) dinyatakan sebagai beban P dibagi luas
permukaan lekukan. Rumus angka kekerasan tersebut adalah :
P
HB = atau (2.2)
A
BHNHBN = 2P
πD( D− √ D2 −d 2 ) (2.3)
Dimana
P = Beban (kg).
Page 18
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
Pada metode Brinell Indentor berbentuk bola ditekan kepermukaan benda uji dan
diameter hasil penekanan diukur setelah identor dipindahkan dari benda uji. Pengujian
kekerasan dengan metode Brinnel bertujuan untuk menentukan kekerasan
suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap bola baja (identor) yang
ditekankan. Pada permukaan material uji tersebut (speciment). Idealnya, pengujian
Brinnel diperuntukan bagi material yang memiliki kekerasan Brinnel sampai 400 HB,
jika lebih dati nilai tersebut maka disarankan menggunakan metode pengujian Rockwell
ataupun Vickers. Angka Kekerasan Brinnel (HB) didefinisikan sebagai hasil bagi
(Koefisien) dari beban uji (F) dalam Newton yang dikalikan dengan angka faktor 0,012
dan luas permukaan bekas luka tekan (injakan) bola baja (A) dalam milimeter persegi.
P
P
BHN = π =
()
2
D ² (1−cosθ) πDt
(2.4)
Page 19
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
Dimana:
P = beban yang diterapkan (kg).
D = diameter bola (mm).
d = diameter lekukan (mm).
t = kedalaman jejak (mm).
Satuan dari BHN adalah kilogram per milimeter kuadrat. Akan tetapi BHN tidak
memenuhi konsep fisika, karena persamaan (2.4), tidak melibatkan tekanan rata-rata
pada permukaan lekukan.
Untuk mendapatkan BHN yang sama dengan beban atau diameter bola yang tidak
standar, diperlukan keserupaan lekukan secara geometris. Keserupaan geometris akan
diperoleh, sejauh besar sudut 2 ∅ tidak berubah. Persamaan (2.5) menunjukan bahwa
agar ∅ dan BHN tetap konstan, beban dan diameter bola harus divariasikan
memenuhi perbandingan
P1 P2 P3
2
D1
= D2
2 = 2
D3
(2.5)
Jejak yang relatif besar dari pada kekerasan Brinell memberikan keuntungan dalam
membagikan secara pukul rata ketidak seragaman lokal. Jejak Brinell yang besar
ukuranya dapat menghalangi pemakaian uji tersebut, untuk benda uji yang kecil atau
Page 20
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
pada bagian yang kritis terhadap tegangan, dimana lekukan yang terjadi dapat
menyebabkan kegagalan (failure).
Identor atau bola kecil untuk pengujian Brinell ini dibuat dari baja biasa atau baja
yang disepuh atau dari karbit wolfram, dimana pemakainya tergantung kepada kekerasan
benda yang akan diselidiki. Diameter bola tersebut bervariasi yaitu 1,25 mm, 25 mm, 5
mm dan 10 mm dengan tujuan pemakaian tertentu. Waktu yang dipakai untuk menekan
identor ke material benda uji akan mempengaruhi hasil uji. Untuk material yang
mempunyai titik lebur Ts > 600 °C. Waktu yang dibutuhkan harus 10 detik dan untuk
material dengan Ts < 600 °C, waktu yang dibutuhkan minimum 30 detik.
Identor.
Page 21
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
Pernyataan hasil uji Brinell yang lengkap biasanya memuat nilai kekerasan, diameter
bola, besar gaya yang dipakai untuk menekan bola dan waktu yang dibutuhkan untuk
bola, misalnya 350 HB 5/250/30 berarti diameter bola yang dipakai 5 mm, gaya untuk
250
menekan bola adalah = 2450 N dan waktu yang dibutuhkan untuk menekan
0,102
bola adalah 30 detik.
Page 22
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
c) Contoh baja karbon rendah adalah baja paduan rendah berkuatan tinggi
(high strength low alloy steel).
d) Ketahanan korosi baja HSLA lebih baik dari baja karbon rendah.
b) Digunakan untuk :
Page 23
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
- Gear.
- Crankshaft.
c) Digunakan untuk :
- Pekakas.
- Dies.
- Pisau.
- Per.
Page 24
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
Page 25
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
Page 26
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
2.8.2. Besi
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak
digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari dari yang bermanfaat sampai
dengan yang dapat merusakkan. Dalam tabel periodik, besi mempunyai
simbol Fe dan nomor atom 26. Besi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.
Besi adalah logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya.
Hal itu karena beberapa hal, diantaranya:
Page 27
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
Korosi pada besi memerlukan oksigen dan air, Berbagai jenis material logam
contohnya Zink dan Magnesium dapat melindungi besi dari korosi. Cara-cara
pencegahan korosi besi yang akan dibahas berikut ini didasarkan pada dua sifat
tersebut.
2. Pelumuran dengan Oli atau Gemuk. Cara ini diterapkan untuk berbagai
perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak dengan air.
3. Pembalutan dengan Plastik. Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan
keranjang sepeda dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak dengan
udara dan air.
4. Tin Plating (pelapisan dengan timah). Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi
yang dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang
disebut tin plating. Timah tergolong logam yang tahan karat. Akan tetapi,
lapisan timah hanya melindungi besi selama lapisan itu utuh (tanpa cacat).
Apabila lapisan timah ada yang rusak, misalnya tergores, maka timah justru
mendorong atau mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi karena potensial
reduksi besi lebih negatif daripada timah. Dengan demikian, timah mendorong
korosi besi. Akan tetapi hal ini justru yang diharapkan, sehingga kaleng-kaleng
bekas cepat hancur.
5. Galvanisasi (pelapisan dengan Zink). Pipa besi, tiang telepon dan berbagai
barang lain dilapisi dengan zink. Berbeda dengan timah, zink dapat
melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal ini terjadi
karena suatu mekanisme yang disebut perlindungan katode. Oleh karena
potensial reduksi besi lebih positif daripada zink, maka besi yang kontak
dengan zink akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katode.
Dengan demikian besi terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi
(berkarat). Badan mobil-mobil baru pada umumnya telah digalvanisasi,
sehingga tahan karat.
Page 28
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
6. Cromium Plating (pelapisan dengan kromium). Besi atau baja juga dapat
dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang mengkilap,
misalnya untuk bumper mobil.
Magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat)
dari pada besi. Jika logam magnesium dikontakkan dengan besi, maka magnesium
itu akan berkarat tetapi besi tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja
yang ditanam dalam tanah atau badan kapal laut. Secara periodik, batang
magnesium harus diganti.
Page 29
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
Tembaga atau kuprum adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang
memiliki lambang Cu dan nomor atom 29. Lambangnya berasal dari bahasa Latin
yaitu Cuprum. Tembaga merupakan konduktor panas dan listrik yang baik. Selain
dari pada itu unsur ini memiliki korosi yang lambat sekali. Biasannya. tembaga
dicampurkan dengan timah untuk membuat perunggu.
Page 30
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
2.8.4. Aluminium
Aluminium ialah unsur kimia. Lambang aluminium ialah Al, dan nomor
atomnya 13. Aluminium adalah logam paling berlimpah. Aluminium bukan
merupakan jenis logam berat, namun merupakan elemen yang berjumlah sekitar
8% dari permukaan bumi dan paling berlimpah ketiga. Aluminium terdapat dalam
penggunaan aditif makanan, antasida, buffered aspirin, astringents, semprotan-
hidung, anti perspirant, air minum, knalpot mobil, asap tembakau, penggunaan
aluminium foil, peralatan masak, kaleng, keramik, dan kembang api.
Page 31
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
Seng adalah unsur kimia dengan lambang kimia Zn, nomor atom 30, dan
massa atom relatif 65,39. Ia merupakan unsur pertama golongan 12 pada tabel
periodik. Beberapa aspek kimiawi seng mirip dengan magnesium. Hal ini
dikarenakan ion kedua unsur ini berukuran hampir sama.
Page 32
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
Selain itu, keduanya juga memiliki keadaan oksidasi +2. Seng merupakan
unsur paling melimpah ke-24 di kerak Bumi dan memiliki lima isotop stabil. Bijih
seng yang paling banyak ditambang adalah sfalerit (seng sulfida).
Kuningan, yang merupakan campuran aloi tembaga dan seng, telah lama
digunakan paling tidak sejak abad ke-10 SM. Logam seng tak murni mulai
diproduksi secara besar-besaran pada abad ke-13 di India, manakala logam ini
masih belum di kenal oleh bangsa Eropa sampai dengan akhir abad ke-16.
Para alkimiawan membakar seng untuk menghasilkan apa yang mereka sebut
sebagai "salju putih" ataupun "wol filsuf".
Terdapat berbagai jenis senyawa seng yang dapat ditemukan, seperti seng
karbonat dan seng glukonat (suplemen makanan), seng klorida (pada deodoran),
seng pirition (pada sampo anti ketombe), seng sulfida (pada cat berpendar), dan
seng metil ataupun seng dietil di laboratorium organik.
Seng merupakan zat mineral esensial yang sangat penting bagi tubuh. Terdapat
sekitar dua milyar orang di negara-negara berkembang yang kekurangan asupan
seng. Defisiensi ini juga dapat menyebabkan banyak penyakit.
Seng merupakan logam yang berwarna putih kebiruan, berkilau, dan bersifat
diamagnetik. Walau demikian, kebanyakan seng mutu komersial tidak berkilau.
Seng sedikit kurang padat daripada besi dan berstruktur kristal heksagonal.
Page 33
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
Logam ini keras dan rapuh pada kebanyakan suhu, namun menjadi dapat
ditempa antara 100 sampai dengan 150 °C. Di atas 210 °C, logam ini kembali
menjadi rapuh dan dapat dihancurkan menjadi bubuk dengan memukul-
mukulnya. Seng juga mampu menghantarkan listrik.
Dibandingkan dengan logam-logam lainnya, seng memiliki titik lebur (420 °C)
dan tidik didih (900 °C) yang relatif rendah. Dan sebenarnya pun, titik lebur seng
merupakan yang terendah di antara semua logam-logam yang ada
selain raksa dankadmium.
Terdapat banyak sekali aloi yang mengandung seng. Salah satu contohnya
adalah kuningan (aloi seng dan tembaga). Logam-logam lainnya yang juga
diketahui dapat membentuk aloi dengan seng adalah aluminium, antimon, bismut,
emas, besi, timbal, raksa, perak, timah, magnesium, kobalt, nikel, telurium,
dan natrium.
Walaupun seng maupun zirkonium tidak bersifat feromagnetik, aloi ZrZn2
memperlihatkan feromagnetisme di bawah suhu 35 K.
Page 34
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
7
8
Page 35
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
1
187879
10
9 3
12 11
2
13
14
15 4
16
18
19
17
KETERANGAN :
110 mm 450 mm
Page 36
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
135 mm
120°
650 mm
335 mm
110 mm
100°
160 mm
470 mm
chasing, jenis bahan yang digunakan adalah baja karbon rendah dan berbentuk
plat. Berikut ini bentuk spesifikasi chasing alat Brinell adalah sebagai berikut:
- Tinggi sisi atas 135 mm. - Lebar sisi atas 110 mm.
- Jarak tinggi sisi tengah 340 mm. - Lebar sisi bawah 110 mm.
- Tinggi sisi bawah 160 mm. - Sudut pada sisi atas 120°.
- Panjang sisi atas 450 mm. - Sudut pada sisi bawah 100°.
2.9.2. Spesifikasi Pada Meja Benda Uji, Ulir, dan Pemutar Ulir Alat Brinell
∅ 170 mm
20 mm
70 mm
Page 37
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
∅ 30 mm
Sebagai penopang atau landasan tekanan waktu pengujian meja benda uji
harus memiliki kekuatan yang cukup untuk menopang beban tekanan. pada
pemilihan material meja benda uji, jenis bahan yang digunakan adalah baja ST45
dan berbentuk plat. Betuk spesifikasi meja benda uji adalah sebagai berikut:
∅ 40 mm
350 mm
Disamping samping harus tahan gesek ulir juga harus tahan terhadap korosi
sehinggga tidak menghambat terhadap gerak putaran. Ulir yang dipakai pada uji
kekerasan Brinell adalah ulir jenis kasar metris dan pada pemilihan bahan pada ulir
Page 38
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
ini menggunakan sebuah baja ST45. Betuk spesifikasi pada meja benda uji adalah
sebagai berikut:
∅ 140 mm
40 mm
∅ 40 mm
Sebagai penggerak ulir dan di putar oleh operator penguji maka pada pemutar
meja benda uji dibuat desain semaksimal mungkin sehingga mudah untuk di
pada uji kekerasan brinell dibuatlah sebuah bentuk lingkaran. pada pemilihan
material pemutar meja benda uji, jenis bahan yang digunakan adalah baja ST45
dan bentuk spesifikasi pemutar meja benda uji adalah sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
Page 39
Proposal Uji Kekerasan
Dengan Menggunakan Metode Brinell
Page 40