Anda di halaman 1dari 21

Spesifikasi Teknis

Volume I :
Umum
Bagian - 8 : Pekerjaan Pintu
Air
DAFTAR
ISI

DAFTAR ISI
.................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR
..................................................................................................... ii

PENDAHULUAN......................................................................................................
..... iii

1. RUANG LINGKUP 1
...............................................................................................
2. ACUAN 1
NORMATIF.............................................................................................
3. ISTILAH DAN 1
DEFINISI.......................................................................................
4. KETENTUAN DAN PERSYARATAN 2
4.1. ...................................................................
Toleransi Dimensi 2
4.2. ................................................................................................
Persyaratan Bahan 3
4.3. ..............................................................................................
Persyaratan Kerja 3
................................................................................................
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN 5
5.1. ............................................................................
Perencanaan .......................................................................................... 5
5.2. ............. dan Pengujian di Bengkel
Perakitan 6
5.3. ....................................................................
Pemasangan dan Pengujian Di Lapangan 7
..........................................................
6. PENGENDALIAN MUTU 9
6.1. .....................................................................................
Penerimaan bahan 9
6.2. ..............................................................................................
Pengawasan ........................................................................................... 9
.............
7. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN 9
7.1. .................................................................
Pengukuran ........................................................................................... 9
7.2. ..............
Dasar Pembayaran 9
..............................................................................................
i
Spesifikasi Teknis
Volume I :
Umum
Bagian - 8 : Pekerjaan Pintu
Air

1. RUANG LINGKUP
Spesifikasi Teknis ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode
pelaksanaan pekerjaan, pengendalian mutu serta pengukuran dan pembayaran
pelaksanaan pekerjaan pintu.
Spesifikasi Teknis ini mencakup perencanaan, pengadaan, pengujian,
finishing, pengecatan, pengiriman ke lokasi pekerjaan, penyetelan yang ditunjuk
oleh Direksi Pekerjaan.

2. ACUAN NORMATIF
Standar Nasional Indoensia (SNI) :
- SNI 03-3399-1994 Metode Pengujian Kuat Tarik Kayu Di Laboratorium
:
Metode Pengujian Kuat Geser Kayu Di Laboratorium
- SNI 03-3527-1994
03-3400-1994 Mutu Kayu Bangunan
-: SNI 03-3958-1995 Metode Pengujian Kuat Tekan Kayu Di Laboratorium
-: SNI 03-3959-1991 Metode Pengujian Kuat Lentur Kayu Di Laboratorium
-: SNI 03-3960-1995 Metode Pengujian Modulus Elastisitas Lentur di
: Kayu
Laboratorium
- SNI 03-3972-1995 : Metode Pengujian Modulus Elastisitas Lentur Kayu
Konstruksi
Berukuran Struktural
- SNI 03-3973-1995 : Metode Pengujian Modulus Elastisitas Tekan dan
Kuat Tekan
Sejajar Serat Kayu Konstruksi Berukuran Struktural
- SNI 03-3974-1995 : Metode Pengujian Modulus Geser Kayu Konstruksi
Berukuran
Struktural
- SNI 03-3975-1995 : Metode Pengujian Kuat Lentur Kayu Konstruksi
Berukuran
Struktural.
- SNI 03-6861.1-2002 : Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian - A (Bahan
Bangunan
Bukan Logam)
- SNI 03-6861.2-2002 : Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian - B (Bahan
Bangunan Dari
Besi/Baja)
- SNI 03-6861.3-2002 : Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian - C (Bahan
Bangunan Dari
Logam Bukan Besi)

3. ISTILAH DAN DEFINISI


3.1. Beban batas adalah beban maksimum yang masih dapat ditahan oleh
benda uji sebelum mengalami patah dan atau pecah.

1 dari 10
3.1.1. Beban batas proporsional adalah kondisi pembebanan maksimum yang
masih memberikan hubungan linear antara besarnya beban dengan
deformasi yang terjadi.
3.2.1. Benda uji tidak bebas cacat adalah benda uji yang mempunyai cacat
yang dapat melemahkan kekuatan kayu, tetapi tidak membahayakan
konstruksi, seperti retak, mata kayu, serta miring dan gubal. Cacat yang
membahayakan konstruksi seperti lapuk, keropos, termakan serangga
(bubuk), dan bengkok atau melengkung, tidak diperkenankan.
3.2. Cacat kayu adalah kondisi alami atau buatan yang melemahkan
kekuatan atau mengurangi mutu kayu konstruksi.
3.3. Deformasi adalah perubahan bentuk benda uji yang sedang dibebani.

2 dari 10
3.4. Deformasi atau lendutan adalah deformasi lengkung akibat beban
lentur yang diberikan pada benda uji.
3.5. Dimensi benda uji adalah ukuran nyata penampang balok kayu benda
uji, dalam milimeter, dan ukuran panjang dalam meter.
3.6. Kayu bangunan adalah kayu olahan yang diperoleh dengan jalan
mengkonversikan kayu bulat menjadi kayu berbentuk balok, papan
ataupun bentuk-bentuk lain yang sesuai dengan tujuan penggunaannya
3.7. Kayu konstruksi adalah kayu gergajian yang digunakan sebagai komponen
struktur bangunan, dan mempunyai dimensi penampang tidak kurang dari
50 mm.
3.8. Lekukan adalah kerusakan lokal pada permukaan kayu yang
diakibatkan tekana beban terpusat atau reaksi tumpuan.
3.9. Lendutan geser adalah deformasi lentur yang terjadi akibat geser, dalam
mm.
3.10. Modulus elastisitas lentur adalah modulus elastisitas yang dihitung
berdasarkan beban lentur.
3.11. Tekuk adalah perubahan bentuk terhadap sumbu lemah, akibat ketidak
stabilan kayu uji yang sedang diberi beban (tekan aksial atau lentur)

4. KETENTUAN DAN PERSYARATAN


Ketentuan dan persyaratan umum yang perlu diperhatikan dalam pedoman
spesifikasi teknis pekerjaan pintu ini harus memuat :
4.1. Toleransi Dimensi
1) Pekerjaan besi/baja
a) Batang sambungan geser
(struts)
Penyimpangan maksimum terhadap garis lurus, termasuk dari
masing-masing flens ke segala arah : panjang/1000 atau 3 mm, dipilih
yang lebih besar.
b) Permukaan yang Dikerjakan dengan
Mesin
Penyimpangan permukaan bidang kontak yang dikerjakan dengan
mesin tidak boleh lebih dari 0,25 mm untuk permukaan yang dapat
dipahat dalam suatu segiempat dengan sisi 0,5 m
(1) Diameter
Lubang
Lubang pada elemen utama : +1,2 mm - 0,4 mm
Lubang pada elemen sekunder : +1,8 mm - 0,4 mm
(2) Alinyemen
Lubang
Elemen utama, dibuat di bengkel : ± 0,4 mm
Elemen sekunder dibuat di lapangan : ± 0,6 mm
c) Pelenturan Alat Angkat maksimum permukaan terhadap
permukaan teoritis harus kurang dari 1 (satu) milimeter pada setiap
panjang 3 (tiga) meter
2) Pekerjaan Kayu
Penyimpangan penampang balok kayu tidak boleh lebih dari dari + 5 mm
untuk setiap panjang balok 2.00 meter
3 dari 10
3) Pekerjaan Pengelasan.
Penyimpangan yang tidak dikehendaki akibat kesalahan penjajaran
bagian-bagian yang akan disambung tidak melampaui 0,15 kali ketebalan
pada bagian yang lebih tipis atau 3 mm untuk material yang tebalnya lebih
besar 12 mm.

4 dari 10
4.2. Persyaratan
Bahan
1) Pekerjaan Daun
Pintu a) Pelat Baja.
Persyaratan pekerjaan besi dan baja harus mengikuti sesuai dengan
SNI 03-
6861-2-2002. Spesifikasi Bahan bangunan bagian B (bahan
bangunan dari besi/baja
b)
Kayu.
Tebal pintu kayu pada umumnya diprergunakan ukuran tebal 80 mm,
100 mm dan 120 mm.
Kayu yang akan dipergunakan harus mempunyai persyaratan
kekuatan lentur yang pengujian sesuai SNI 03-3959-1995, Metode
Pengujian Kuat Lentur Kayu di Laboratorium dan persyaratan
pengujian kuat Tekan sesuai SNI 03-3958-
1995, Metode Pengujian Kuat tekan Kayu di Laboratorium dan
sebelum
dipasang harus diawetkan terlebih dahulu sesuai SNI 03-3233-
1009, Tata
Cara Pengawetan kayu untuk bangunan rumah dan
gedung.
2) Pekerjaan pengecatan
Semua komponen pintu beserta alat pengangkat, kerangka alur maupun
kerangka ambang baik yang tertanam di beton maupun yang terbuka agar
tahan terhadap cuaca harus dicat dengan "coaltar epoxy resin",
Pengecatan Komponen tersebut harus memenuhi persyaratan sesuai SNI
06 - 6452 - 2000, Metode Pengujian cat bitumen sebagai lapis pelindung
3) Pekerjaan alat angkat
a) Stang pintu (alat pengangkat pintu) yang berupa tipe mur penggerak yang
dioperasikan secara manual/elektrik, dipasang pada balok atas pada
rangka pintu untuk menaikkan, menurunkan dan memegang pintu;
b) Bahan Stang Pintu beserta pelengkapnya yang berupa baut, Tongkat
batang Penghubung, Handel Operasi Manual, roda gigi, reduksi,
Tumpuan/bantalan, maupun rangka alur (sponning) harus memenuhi
persyaratan sesuai SNI 03-
6861-2-2002 Spesifikasi Bahan bangunan bagian B (bahan bangunan
dari besi/baja;
c) Kerangka alur (sponning) harus mampu meneruskan tekanan air
pada beton.
Permukaan rangka sponing harus betul dan rata. Pelenturan maksimum
permukaan terhadap permukaan teoritis harus kurang dari 1 (satu)
milimeter pada setiap panjang 3 (tiga) meter.
4.3. Persyaratan
Kerja
1) Daun
Pintu
a) Semua tipe pintu terdiri dari daun pintu air, kerangka utama
penyekat dan komponen lain yang diperlukan. Pintu yang digunakan
5 dari 10
harus sesuai dengan Gambar dengan konstruksi las, lebar dan tinggi
bersih daun pintu;
b) Jika detail bangunan pintu tidak ditentukan dalam spesifikasi ini maka
Penyedia
Jasa harus membuatnya dengan persetujuan
Direksi;
c) Pelat pintu air harus terletak di bagian hulu. Tebal minimum pelat
pintu air adalah 6 (enam) mm, termasuk ke longgaran korosi 2 (dua)
milimeter;
d) Kerangka utama mendatar terbuat dari profil U dengan kelonggaran
korosi 2 (dua) milimeter. Lendutan balok pada beban penuh harus
kurang dari 1/800 bentang pada beban maximum;

6 dari 10
e) Seal harus terdiri dari bahan karet yang diklem pada pintu dengan
baut, mur dan cincin baja. Seal harus disambung pada ujungnya dengan
cara divulkanisir agar menerus. Tegangan tarik pada sambungan
harus lebih besar dari 50% (lima puluh persen) pada bagian tanpa
sambungan. Seal harus dibentuk sedemikian sehingga dapat menahan
air dengan baik.
2) Kerangka Pintu
Setiap rangka pintu harus terdiri dari kerangka ambang dasar pintu,
kerangka atas dan kerangka tarik/sponing dan semua komponen lain yang
diperlukan pada pemasangan rangka pintu yang lengkap dan memudahkan
operasi pintu. Jika konstruksi rangka pintu tidak dijelaskan secara rinci
disini, maka harus dibuat oleh Penyedia Jasa dengan persetujuan Direksi
Pekerjaan.
a) Kerangka
Ambang
Kerangka ambang harus dibuat yang benar terhindar dari puntir dan
bengkokan agar tidak terjadi bocoran dibawah pintu. Kerangka
ambang harus direncanakan agar dapat meneruskan gaya - gaya
yang terjadi pada beton atau pasangan batu kali tanpa terjadi
pelenturan.
b) Kerangka
Sponing
Kerangka sponing harus mampu meneruskan tekanan air pada
beton. Permukaan rangka sponing harus betul dan rata. Pelenturan
maksimum permukaan terhadap permukaan teoritis harus kurang
dari 1 (satu) milimeter pada setiap panjang 3 (tiga) meter. Permukaan
harus dikerjakan dengan mesin dan diperkeras untuk memberikan
perlindungan terhadap keausan.
c) Kerangka
Atas
Balok atas harus diletakkan diatas rangka samping dan harus
mendukung pengangkat roda gigi. Balok atas harus mampu menahan
beban pengangkat.
3) Stang
a)
Umum
Stang pintu berupa tipe mur penggerak yang dioperasikan secara
manual dan tenaga listrik, dipasang pada balok atas pada rangka
pintu untuk menaikkan, menurunkan dan memegang pintu. Stang
harus terdiri dari peralatan mekanis/listrik, yaitu : tumpuan, mur
penggerak, roda gigi, handel pemutar dan komponen lain yang
memerlukan pengoperasian secara efisien. Stang harus direncanakan
agar mampu menahan beban yang terjadi.
Jika konstruksi stang yang perinciannya tidak diterangkan disini,
maka harus dibuat oleh Penyedia Jasa dengan persetujuan Direksi
Pekerjaan.
b) Peralatan Mekanis,
meliputi : (1)
Tumpuan/bantalan
7 dari 10
Tumpuan harus berupa tipe bola, silinder atau
datar
(2) Roda gigi
reduksi
Semua roda gigi, kecuali roda gigi reduksi yang terbuat dari brons
pospor tuang, harus dibuat dari baja tuang atau baja tempa. Roda gigi
dan bantalan harus cukup kaku terhadap gerakan. Roda gigi harus
mempunyai "rumah" yang dapat dilepaskan untuk memudahkan
pelumasan.

(3)
Kloping
Kloping harus dilengkapi, dengan maksud untuk penyesuaian dan
pelekatan secara tetap pada tongkat sesudah penyesuaian
kedudukan pintu dilapangan.
(4) Ulir
Pengangkatan
Ulir pengangkatan harus terbuat dari baja tempa atau bahan
lain yang disetujui dan dikerjakan dengan mesin. Ulir pengangkat
yang dapat dihubungkan dengan roda gigi pinggir harus terdiri dari
penopang roda gigi dan bantalan pemandu sebagai penguat.
(5) Tongkat
Penghubung
Tongkat penghubung dibuat dari batang
baja. (6) Handel Operasi Manual
Setiap sebatang harus dilengkapi dengan handel operasi manual
yang dapat mengangkat beban penuh sebagaimana direncanakan.
Gaya untuk memutar alat harus lebih kecil dari 15 (lima belas)
kilogram.

5. PELAKSANAAN
PEKERJAAN
Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis
pekerjaan pintu ini harus memuat :
5.1. Perencanaan
Kegiatan perencanaan pintu pada dasarnya tergantung pada beban dan
tegangan rencana, yang meliputi :
1) Beban
rencana a)
Pintu
Pintu harus direncaakan dengan kondisi beban sebagai
berikut :

8 dari 10
- Beban
air
Beban air pada pintu harus seperti yang ditunjukkan pada gambar.
- Beban - beban
lain
- Reaksi yang diakibatkan oleh berat sendiri. Semua beban yang akan
terjadi pada saat awal, menaikkan atau menurunkan pintu.
b) Rangka
Pintu
Beban - beban pada rangka pintu terdiri dari beban pada tumpuan,
beban karet sekat dan semua beban lain yang diakibatkan
pengoperasian pintu dan perangkat. Rangka pintu harus mampu
meneruskan beban dari karet sekat pintu ke beton atau pasangan
batu kali pada bangunan.
c) Alat
Pengangkat
Alat pengangkat harus direncanakan untuk menaikkan, menurunkan
dan memegang pintu pada setiap posisi di antara keadaan pintu tertutup
dan pintu terbuka penuh. Ketinggian pengangkatan harus seperti pada
gambar. Kapasitas rata - rata pengangkat, tongkat ulir harus mampu
menaikkan atau menurunkan pintu pada kombinasi yang paling
membahayakan.
2) Tegangan
Rencana a)
Batang Baja
Tegangan yang diijinkan pada beban normal pada batang baja
haruslah sebagai berikut :

9 dari 10
Batang Baja Tegangan lzin
2
- Tegangan Tarik 1200 kg/cm
2
- Tegangan Desak 1200 kk/cm2
- Tegangan Lentur 1200 kg/cm
2
- Tegangan Geser 700 kg/cm

Tegangan yang diijinkan pada kondisi beban sementara ditentukan


50% (lima puluh persen) lebih besar dari pada kondisi beban normal.
Tegangan ekivalen yang diakibatkan kombinasi tegangan biaxial atau
triaxial tidak boleh melebihi tegangan ijin diatas. Bagaimanapun juga
tidak diijinkan ada tegangan yang melebihi 90% (sembilan puluh persen)
dari tegangan maksimum material yang digunakan. Tebal pelat baja
untuk pekerjaan pintu adalah minimum 6 (enam) mm. Modulus
kelangsingan atau faktor tekuk pada kerangka baja desak utama harus
kurang dari 159 dan pada baja lainnya harus kurang dari 240.
b) Bagian Mesin
Semua bagian mesin pada alat pengangkat yang dikenal beban
normal atau kondisi beban rata - rata harus direncanakan
berdasarkan angka keamanan terhadap tegangan batas bahan yang
digunakan, sebagai berikut :

Angka keamanan bagi tegangan


Bahan
Tarik Tarik
Tarik
dan dan
desak geser
- Baja untuk generator 5,0 5,0 8,7
atau konstruksi yang
dilas 5,0 5,0 8,7
- Baja karbon tempa 5,0 5,0 8,7
- Baja karbon
untuk konstruksi
mesin bangunan 5,0 5,0 8,7
- Baja batang tahan karat 5,0 5,0 8,8
- Baja karbon tuang 10,0 3,5 10,0
- Besi tuang 8,0 8,0 10,0
- Brons tuang

c) Tegangan
Beton
Tegangan beton yang diijinkan pada tumpuan tidak lebih dari 50
2 2
kg/cm dan tegangan geser yang diijinkan tidak lebih dari 5,5 kg/cm ,
tegangan desak yang diijinkan pada pasangan batu kali tidak lebih dari
2
15 kg/cm .
5.2. Perakitan dan Pengujian di Bengkel
1) Pintu dan Rangka
Pintu
Setiap pintu dengan seal karet harus dirakit dibengkel. Pada saat
perakitan, pintu harus diperiksa mengenai ukuran, kelonggaran dan
10 dari 10
ketepatan posisinya. Setiap kesalahan dan ketidak tepatan yang ditemukan
harus dikoreksi dengan tepat. Seak karet harus tepat pada posisinya saat
perakitan di bengkel. Rangka sponing, balok atas dan balok ambang pada
rangka pintu harus diperiksa kelurusannya. Semua ukuran rangka pintu
yang berkaitan dengan ukuran pintu harus diperiksa dan setiap

11 dari 10
kesalahan dan ketidak tepatan posisinya yang ditemukan harus
diperbaiki. Suku cadang harus sesuai dan dihindari selama perakitan dan
pengangkutan.
2) Stang
Setiap stang harus dirakit dibengkel secara lengkap dan diperiksa kehalusan
permukaannya. Semua bagian harus diperiksa untuk menjamin bahwa
semua kelonggaran dan toleransi telah dipenuhi dan tidak ada kesalahan
yang terjadi pada setiap gerakan peralatannya.
Semua bantalan harus diperiksa dengan teliti, semua pelumas dengan
gomok dan oli yang diperlukan harus diuji. Setiap cacat atau ketidak
tepatan operasi yang ditemukan harus diperbaiki dan pengujian diulang
kembali.
5.3. Pemasangan dan Pengujian di Lapangan
1) Rangka Pintu
a) Rangka pintu harus dirakit dan dipasang pada tempatnya seperti
gambar yang telah disetujui pada posisi yang sesuai dengan toleransi
yang diizinkan. Letak baut atau perlengkapan lain harus dipasang
pada rangka pintu dengan posisi yang tepat.
b) lkatan antara rangka pintu dan penopang harus kuat sehingga pada saat
beton dicor tidak akan merubah posisi rangka pintu. Jika diperlukan
untuk menjamin posisi yang tepat dapat dilengkapi dengan penjepit
tambahan.
c) Pemasangan seal karet harus hati-hati agar terletak pada
permukaan yang tepat sesuai dengan toleransi yang diizinkan.
Pengecoran tidak diperkenankan bila belum dirakit dengan lengkap
dan teliti. Sewaktu pengecoran beton harus diperiksa agar ukuran dan
bentuknya sesuai gambar dan dalam batas toleransi. Jika terjadi
kesalahan harus segera diperbaiki.
2) Pintu
Pintu harus dirakit dan dipasang sesuai gambar detail yang disetujui.
Pintu-pintu harus dirakit dan dipasang sesuai dengan toleransi yang
diizinkan.
3) Pengangkat
a) Sebelum dirakit, semua permukaan bantalan, sponing, alur dan lubang
oli harus dibersihkan dan dilumasi dengan oli dan gomok yang akan
disetujui. Sesudah dirakit, setiap sistim pelumasan harus diperiksa.
Setiap pengangkat, lengkap dengan perlengkapannya, harus dipasang
sesui dengan gambar yang disetujui. Pengangkatan harus diletakkan
dan distel sehingga sesuai dengan alat pengangkat pintu.
b) Sesudah pemasangan pengangkat dan sebelum dihubungkan dengan
pintu, pengangkat harus dioperasikan dan diperiksa, sesudah selesai
pemeriksaan tersebut, mur penggerak dihubungkan dengan pintu dan
stang, kemudian ditest dandistel sehingga dapat dioperasikan dengan
tepat. Setiap kerusakan atau ketidak tepatan operasi yang ditemukan
selama pengujian harus diperbaiki dan prosedur pengujian diulang
kembali.
4) Pengecatan
a) Setiap ketebalan pengecatan harus mendapat persetujuan dari
Direksi
12 dari 10
Pekerjaan;
b) Permukaan yang sudah siap harus dicat dasar sesuai dengan
petunjuk pengecatan dari pabrik;
c) Permukaan harus dibersihkan sesaat sebelum
pengecatan;

13 dari 10
d) Pengecatan lapis awal dan lapis akhir harus sesuai dengan cara dan
peralatan yang disarankan dari pabrik;
e) Cat yang dipakai harus mempunyai masa pemakaian tidak kurang dari
1 (satu)
tahun dalam keadaan segala cuaca di lokasi pekerjaan;
f) Penyedia jasa harus menyediakan cat yang cukup untuk
pengecatan di lapangan dan pengecatan perbaikan di bengkel;
g) Semua pengecatan, harus dilakukan secara rata dan halus pada
permukaan.
Cat harus diaduk seluruhnya, ditapis dan dijaga kekentalannya agar
seragam selama dipergunakan;
h) Tidak diperkenankan melakukan pengecatan pada permukaan
o
logam yang suhunya kurang dari 10 Celcius;
i) Permukaan yang akan dilapisi cat harus bebas dari kelembaban selama
pengecatan;
j) Pengecatan dilakukan dengan kuas atau semprot;
k) Pengecatan lapis pertama, dilakukan langsung sesudah penyiapan
permukaan.
Tiap lapis harus dibiarkan kering dan mengeras lebih dahulu
seluruhnya sebelum dilakukan pengecatan berikutnya;
l) Cat yang diproduksi oleh pabrik yang mempunyai nama baik dan
disetujui oleh
Direksi Pekerjaan;
m) Pengecatan dengan tar-epoxy dan atau epoxy resin harus dilaksanakan
pada bagian-bagian dibawah ini :
(1) Permukaan-permukaan yang tampak dari rangka pintu kecuali
yang ada diatas permukaan tanah.
(2) Semua daun pintu
(3) Pengecatan komponen tersebut harus memenuhi persyaratan
sesuai SNI
06-6452-2000, Metode Pengujian Cat Bitumen sebagai lapis
pelindung
(4) Semua logam besi yang permukaannya tidak dihaluskan, kecuali
yang disebutkan diatas harus dicat dengan 1 (satu) lapis cat dasar
dan 4 (empat) lapis cat "chlorinated rubber" atau yang sekualitas.
Tebal total lapisan tersebut termasuk cat dasar harus 0,15 - 0,20
milimeter. Semua peralatan harus dicat sesuai dengan standar
pabrik.
(5) Semua permukaan logam dengan finishing termasuk sekrup yang
tampak selama pengangkutan atau selama menunggu pemasangan
harus dibersihkan dan dilapisi dengan cat yang mudah larut
dalam bensin agar tidak berkarat.
5) Pengelasan
a) Semua pekerjaan las yang diperlukan pada pembuatan dan
pemasangan pintu dan perlengkapan dikerjakan dengan tenaga
dengan cara las lindung busur metal atau las busur otomatis;
b) Tes tembus warna harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa, jika
diperlukan oleh standar spesifikasi ini atau kriteria perencanaan ini;
c) Alat ukur yang sesuai harus terpasang untuk pembacaan arus dan
tegangan listrik selama pengelasan berlangsung;
14 dari 10
d) Semua bagian yang di las yang merupakan pekerjaan akhir dengan
mesin harus di las dahulu sebelum dimesin, kecuali tercantum
ketentuan lain;
e) Semua pengelasan harus tidak terputus dan kedap air. Ukuran
minimum batang las 4,5 mm;

15 dari 10
f) Semua cacat pengelasan harus dibersihkan sampai dasar logam yang
baik dan daerah tersebut perlu dites dengan "Ultrasonik" untuk
menyakinkan bahwa cacat telah benar terhapus sebelum dilakukan
perbaikan las;
g) Semua pekerjaan pengelasan harus memenuhi persyaratan sesuai dengan
Spesifikasi pekerjaan pengelasan BS 5135 - 1984, Proces of Arc
welding carbon and Carbon Manganise steels.

6) Pekerjaan Alat
Angkat
a) Stang pintu (alat pengangkat pintu) yang berupa tipe mur penggerak yang
dioperasikan secara manual/elektrik, dipasang pada balok atas pada
rangka pintu untuk menaikkan, menurunkan dan memegang pintu;
b) Bahan stang pintu beserta pelengkapnya yang berupa baut, tongkat
batang penghubung, handel Operasi Manual, roda gigi, reduksi,
tumpuan/bantalan, maupun rangka alur (sponning) harus memenuhi
persyaratan sesuai SNI 03-
6861-2-2002 Spesifikasi Bahan bangunan bagian B (bahan bangunan
dari besi/baja);
c) Kerangka alur (sponing) harus mampu meneruskan tekanan air pada
beton.
Permukaan rangka sponing harus betul dan rata. Pelenturan maksimum
permukaan terhadap permukaan teoritis harus kurang dari 1 (satu)
milimeter pada setiap panjang 3 (tiga) meter;
d) Kerangka ambang harus dibuat yang benar terhindar dari puntir dan
bengkokan agar tidak terjadi bocoran dibawah pintu.
Kerangka ambang harus direncanakan agar dapat meneruskan
gaya-gaya yang terjadi pada beton atau pasangan batu kali tanpa terjadi
pelenturan.

6. PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis
pekerjaan lain-lain ini memuat :
6.1. Penerimaan Bahan
Bahan yang diterima harus diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan
mengecek/memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan
yang telah diterima harus sesuai dengan ketentuan dan persyaratan (berlaku
untuk semua jenis pekerjaan).
6.2. Jaminan Mutu
Mutu bahan yang dipasok, kecakapan kerja dan hasil akhir harus dipantau dan
dikendalikan sebagaimana yang disyaratkan (berlaku untuk semua jenis
pekerjaan)

7. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


Pengukuran dan pembayaran yang perlu diperhatikan dalam pedoman
spesifikasi teknis pekerjaan pintu harus memuat :
7.1. Pengukuran

16 dari 10
Pengukuran untuk pembayaran atas pintu yang disediakan dan
dipasang pada bangunan harus diukur berdasarkan biaya penyediaan dan
biaya pemasangan.
7.2. Dasar Pembayaran
Pembayaran untuk pengadaan dan pemasangan pintu dibuat
berdasarkan harga satuan per unit seperti yang tercantum dalam Rencana
Anggaran Biaya, mencakup biaya-biaya pengadaan material, pengangkutan,
penurunan, pemotongan, finishing,

17 dari 10
pengecatan semua bahan, upah pekerja, peralatan yang diperlukan dan
penyediaan semua perangkat keras yang diperlukan termasuk besi beton dan
lain - lain.

Nomor Mata Satuan


Uraian
Pembayaran Pengukura
n

1 Pekerjaan Kayu Meter


2 Pekerjaan Pintu Kubik Unit
3 Pekerjaan Besi Kilogram
4 Tulangan Pekerjaan Meter
5 Besi Pengecatan Panjang
Meter Persegi

18 dari 10

Anda mungkin juga menyukai