Anda di halaman 1dari 15

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN PINTU AIR


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pintu Air

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................. i

1. RUANG LINGKUP ............................................................................................... 1

2. ACUAN NORMATIF............................................................................................. 1

3. ISTILAH DAN DEFINISI....................................................................................... 1

4. KETENTUAN DAN PERSYARATAN.....................................................................2


4.1. Toleransi Dimensi ..................................................................................................2
4.2. Persyaratan Bahan .................................................................................................3
4.3. Persyaratan Kerja ..................................................................................................3

5. PELAKSANAAN PEKERJAAN ............................................................................5


5.1. Perencanaan ..........................................................................................................5
5.2. Perakitan dan Pengujian di Bengkel..........................................................................6
5.3. Pemasangan dan Pengujian Di Lapangan ..................................................................7

6. PENGENDALIAN MUTU ..................................................................................... 9


6.1. Penerimaan bahan ..................................................................................................9
6.2. Pengawasan ..........................................................................................................9

7. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN...................................................................9


7.1. Pengukuran ...........................................................................................................9
7.2. Dasar Pembayaran..................................................................................................9

2
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pintu Air

SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN PINTU AIR

1. RUANG LINGKUP

Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode pelaksanaan pekerjaan,


pengendalian mutu serta pengukuran dan pembayaran pelaksanaan pekerjaan pintu. Pedoman
ini mencakup perencanaan, pengadaan, pengujian, finishing, pengecatan, pengiriman
ke lokasi pekerjaan, penyetelan yang ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan.

2. ACUAN NORMATIF

Standar Nasional Indonesia (SNI) :


- SNI 03-3399-1994 : Metode Pengujian Kuat Tarik Kayu Di Laboratorium
- SNI 03-3400-1994 : Metode Pengujian Kuat Geser Kayu Di Laboratorium
- SNI 03-3527-1994 : Mutu Kayu Bangunan
- SNI 03-3958-1995 : Metode Pengujian Kuat Tekan Kayu Di Laboratorium
- SNI 03-3959-1991 : Metode Pengujian Kuat Lentur Kayu Di Laboratorium
- SNI 03-3960-1995 : Metode Pengujian Modulus Elastisitas Lentur Kayu
di Laboratorium
- SNI 03-3972-1995 : Metode Pengujian Modulus Elastisitas Lentur Kayu
Konstruksi Berukuran Struktural
- SNI 03-3973-1995 : Metode Pengujian Modulus Elastisitas Tekan dan Kuat
Tekan Sejajar Serat Kayu Konstruksi Berukuran Struktural
- SNI 03-3974-1995 : Metode Pengujian Modulus Geser Kayu Konstruksi
Berukuran Struktural
- SNI 03-3975-1995 : Metode Pengujian Kuat Lentur Kayu Konstruksi
Berukuran Struktural
- SNI 03-6861.1-2002 : Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian - A (Bahan
Bangunan Bukan Logam
- SNI 03-6861.2-2002 : Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian - B (Bahan Bangunan
Dari
Besi/Baja
- SNI 03-6861.3-2002 : Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian - C (Bahan Bangunan
Dari
Logam Bukan Besi

3
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pintu Air

3. ISTILAH DAN DEFINISI

3.1. Beban batas adalah beban maksimum yang masih dapat ditahan oleh benda uji
sebelum mengalami patah dan atau pecah.

3.1.1. Beban batas proporsional adalah kondisi pembebanan maksimum yang masih
memberikan hubungan linear antara besarnya beban dengan deformasi yang terjadi.
3.2.1. Benda uji tidak bebas cacat adalah benda uji yang mempunyai cacat yang
dapat melemahkan kekuatan kayu, tetapi tidak membahayakan konstruksi, seperti
retak,mata kayu, serta miring dan gubal. Cacat yang membahayakan konstruksi
seperti lapuk, keropos, termakan serangga (bubuk), dan bengkok atau
melengkung, tidak diperkenankan.

3.2. Cacat kayu adalah kondisi alami atau buatan yang melemahkan kekuatan atau
mengurangi mutu kayu konstruksi.
3.3. Deformasi adalah perubahan bentuk benda uji yang sedang dibebani.
3.4. Deformasi atau lendutan adalah deformasi lengkung akibat beban lentur yang
diberikan pada benda uji.
3.5. Dimensi benda uji adalah ukuran nyata penampang balok kayu benda uji, dalam
milimeter, dan ukuran panjang dalam meter.
3.6. Kayu bangunan adalah kayu olahan yang diperoleh dengan jalan mengkonversikan
kayu bulat menjadi kayu berbentuk balok, papan ataupun bentuk-bentuk lain yang
sesuai dengan tujuan penggunaannya.
3.7. Kayu konstruksi adalah kayu gergajian yang digunakan sebagai komponen struktur
bangunan, dan mempunyai dimensi penampang tidak kurang dari 50 mm.
3.8. Lekukan adalah kerusakan lokal pada permukaan kayu yang diakibatkan tekanan
beban terpusat atau reaksi tumpuan.
3.9. Lendutan geser adalah deformasi lentur yang terjadi akibat geser, dalam mm.
3.10. Modulus elastisitas lentur adalah modulus elastisitas yang dihitung berdasarkan
beban lentur.
3.11. Tekuk adalah perubahan bentuk terhadap sumbu lemah, akibat ketidak stabilan kayu
uji yang sedang diberi beban (tekan aksial atau lentur)

4. KETENTUAN DAN PERSYARATAN

Ketentuan dan persyaratan umum yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis
pekerjaan pintu ini harus memuat :

4.1. Toleransi Dimensi

1) Pekerjaan besi/baja

a) Batang sambungan geser (struts)


Penyimpangan maksimum terhadap garis lurus, termasuk dari masing-
masing flens ke segala arah : panjang/1000 atau 3 mm, dipilih yang lebih besar.

4
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pintu Air

b) Permukaan yang Dikerjakan dengan Mesin


Penyimpangan permukaan bidang kontak yang dikerjakan dengan mesin tidak
boleh lebih dari 0,25 mm untuk permukaan yang dapat dipahat dalam
suatu
segiempat dengan sisi 0,5 m

(1) Diameter Lubang


Lubang pada elemen utama : +1,2 mm - 0,4 mm
Lubang pada elemen sekunder : +1,8 mm - 0,4 mm

(2) Alinyemen Lubang


Elemen utama, dibuat di bengkel : ± 0,4 mm
Elemen sekunder dibuat di lapangan : ± 0,6 mm

(c) Pelenturan Alat Angkat maksimum permukaan terhadap permukaan


teoritis harus kurang dari 1 (satu) milimeter pada setiap panjang 3 (tiga) meter

2) Pekerjaan Kayu
Penyimpangan penampang balok kayu tidak boleh lebih dari dari + 5 mm untuk
setiap panjang balok 2.00 meter

3) Pekerjaan Pengelasan.
Penyimpangan yang tidak dikehendaki akibat kesalahan penjajaran bagian-bagian
yang akan disambung tidak melampaui 0,15 kali ketebalan pada bagian yang lebih
tipis atau 3 mm untuk material yang tebalnya lebih besar 12 mm.

4.2. Persyaratan Bahan

1) Pekerjaan Daun Pintu

a) Pelat Baja.

Persyaratan pekerjaan besi dan baja harus mengikuti sesuai dengan SNI 03-
6861-2-2002. Spesifikasi Bahan bangunan bagian B (bahan bangunan
dari besi/baja

b) Kayu.
Tebal pintu kayu pada umumnya diprergunakan ukuran tebal 80 mm, 100 mm
dan 120 mm.
Kayu yang akan dipergunakan harus mempunyai persyaratan kekuatan lentur
yang pengujian sesuai SNI 03-3959-1995, Metode Pengujian Kuat Lentur Kayu
di Laboratorium dan persyaratan pengujian kuat Tekan sesuai SNI 03-3958-
1995, Metode Pengujian Kuat tekan Kayu di Laboratorium dan
sebelum dipasang harus diawetkan terlebih dahulu sesuai SNI 03-3233-
1009, Tata Cara Pengawetan kayu untuk bangunan rumah dan gedung.

5
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pintu Air

2) Pekerjaan pengecatan
Semua komponen pintu beserta alat pengangkat, kerangka alur maupun kerangka
ambang baik yang tertanam di beton maupun yang terbuka agar tahan terhadap
cuaca harus dicat dengan "coaltar epoxy resin", Pengecatan Komponen tersebut
harus memenuhi persyaratan sesuai SNI 06 - 6452 - 2000, Metode Pengujian cat
bitumen sebagai lapis pelindung

3) Pekerjaan alat angkat


a) Stang pintu (alat pengangkat pintu) yang berupa tipe mur penggerak yang
dioperasikan secara manual/elektrik, dipasang pada balok atas pada
rangka pintu untuk menaikkan, menurunkan dan memegang pintu;

b) Bahan Stang Pintu beserta pelengkapnya yang berupa baut, Tongkat


batang Penghubung, Handel Operasi Manual, roda gigi, reduksi,
Tumpuan/bantalan, maupun rangka alur (sponning) harus memenuhi
persyaratan sesuai SNI 03- 6861-2-2002 Spesifikasi Bahan bangunan
bagian B (bahan bangunan dari besi/baja;

c) Kerangka alur (sponning) harus mampu meneruskan tekanan air pada


beton. Permukaan rangka sponing harus betul dan rata. Pelenturan
maksimum permukaan terhadap permukaan teoritis harus kurang dari 1
(satu) milimeter pada setiap panjang 3 (tiga) meter.

4.3. Persyaratan Kerja

1) Daun Pintu
a) Semua tipe pintu terdiri dari daun pintu air, kerangka utama penyekat dan
komponen lain yang diperlukan. Pintu yang digunakan harus sesuai
dengan Gambar dengan konstruksi las, lebar dan tinggi bersih daun pintu;

b) Jika detail bangunan pintu tidak ditentukan dalam spesifikasi ini maka Penyedia
Jasa harus membuatnya dengan persetujuan Direksi;

c) Pelat pintu air harus terletak di bagian hulu. Tebal minimum pelat pintu
air adalah 6 (enam) mm, termasuk ke longgaran korosi 2 (dua) milimeter;

d) Kerangka utama mendatar terbuat dari profil U dengan kelonggaran korosi


2 (dua) milimeter. Lendutan balok pada beban penuh harus kurang dari
1/800 bentang pada beban maximum;

e) Seal harus terdiri dari bahan karet yang diklem pada pintu dengan baut,
mur dan cincin baja. Seal harus disambung pada ujungnya dengan cara
divulkanisir agar menerus. Tegangan tarik pada sambungan harus lebih
besar dari 50% (lima puluh persen) pada bagian tanpa sambungan.
Seal harus dibentuk sedemikian sehingga dapat menahan air dengan baik.

6
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pintu Air

2) Kerangka Pintu

Setiap rangka pintu harus terdiri dari kerangka ambang dasar pintu, kerangka atas
dan kerangka tarik/sponing dan semua komponen lain yang diperlukan pada
pemasangan rangka pintu yang lengkap dan memudahkan operasi pintu. Jika
konstruksi rangka pintu tidak dijelaskan secara rinci disini, maka harus dibuat oleh
Penyedia Jasa dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.

a) Kerangka Ambang
Kerangka ambang harus dibuat yang benar terhindar dari puntir dan bengkokan
agar tidak terjadi bocoran dibawah pintu. Kerangka ambang
harus direncanakan agar dapat meneruskan gaya - gaya yang terjadi pada
beton atau pasangan batu kali tanpa terjadi pelenturan.

b) Kerangka Sponing

Kerangka sponing harus mampu meneruskan tekanan air pada beton.


Permukaan rangka sponing harus betul dan rata. Pelenturan
maksimum permukaan terhadap permukaan teoritis harus kurang dari 1
(satu) milimeter pada setiap panjang 3 (tiga) meter. Permukaan harus
dikerjakan dengan mesin dan diperkeras untuk memberikan perlindungan
terhadap keausan.

c) Kerangka Atas

Balok atas harus diletakkan diatas rangka samping dan harus mendukung
pengangkat roda gigi. Balok atas harus mampu menahan beban pengangkat.

3) Stang

a) Umum

Stang pintu berupa tipe mur penggerak yang dioperasikan secara manual dan
tenaga listrik, dipasang pada balok atas pada rangka pintu untuk
menaikkan, menurunkan dan memegang pintu. Stang harus terdiri
dari peralatan mekanis/listrik, yaitu : tumpuan, mur penggerak, roda gigi,
handel pemutar dan komponen lain yang memerlukan pengoperasian secara
efisien. Stang harus direncanakan agar mampu menahan beban yang terjadi.

Jika konstruksi stang yang perinciannya tidak diterangkan disini, maka


harus dibuat oleh Penyedia Jasa dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.

b) Peralatan Mekanis, meliputi :

(1) Tumpuan/bantalan
Tumpuan harus berupa tipe bola, silinder atau datar

7
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pintu Air

(2) Roda gigi reduksi


Semua roda gigi, kecuali roda gigi reduksi yang terbuat dari brons
pospor tuang, harus dibuat dari baja tuang atau baja tempa. Roda gigi dan
bantalan harus cukup kaku terhadap gerakan. Roda gigi harus
mempunyai "rumah" yang dapat dilepaskan untuk memudahkan
pelumasan.

(3) Kloping
Kloping harus dilengkapi, dengan maksud untuk penyesuaian dan
pelekatan secara tetap pada tongkat sesudah penyesuaian
kedudukan pintu dilapangan.

(4) Ulir Pengangkatan


Ulir pengangkatan harus terbuat dari baja tempa atau bahan lain
yang disetujui dan dikerjakan dengan mesin. Ulir pengangkat
yang dapat dihubungkan dengan roda gigi pinggir harus terdiri dari
penopang roda gigi dan bantalan pemandu sebagai penguat.

(5) Tongkat Penghubung


Tongkat penghubung dibuat dari batang baja.

(6) Handel Operasi Manual


Setiap sebatang harus dilengkapi dengan handel operasi manual yang
dapat mengangkat beban penuh sebagaimana direncanakan. Gaya
untuk memutar alat harus lebih kecil dari 15 (lima belas) kilogram.

5. PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis


pekerjaan pintu ini harus memuat :
5.1. Perencanaan

Kegiatan perencanaan pintu pada dasarnya tergantung pada beban dan


tegangan rencana, yang meliputi :
1) Beban rencana
a) Pintu
Pintu harus direncaakan dengan kondisi beban sebagai berikut :
- Beban air
Beban air pada pintu harus seperti yang ditunjukkan pada gambar.
- Beban - beban lain
- Reaksi yang diakibatkan oleh berat sendiri. Semua beban yang
akan terjadi pada saat awal, menaikkan atau menurunkan pintu.

b) Rangka Pintu
Beban - beban pada rangka pintu terdiri dari beban pada tumpuan, beban
karet sekat dan semua beban lain yang diakibatkan
pengoperasian pintu dan perangkat. Rangka pintu harus mampu

8
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pintu Air

meneruskan beban dari karet sekat pintu ke beton atau pasangan batu
kali pada bangunan.

c) Alat Pengangkat
Alat pengangkat harus direncanakan untuk menaikkan,
menurunkan dan memegang pintu pada setiap posisi di antara keadaan
pintu tertutup dan pintu terbuka penuh. Ketinggian pengangkatan harus
seperti pada gambar. Kapasitas rata - rata pengangkat, tongkat ulir harus
mampu menaikkan atau menurunkan pintu pada kombinasi yang paling
membahayakan.

2) Tegangan Rencana

a) Batang Baja
Tegangan yang diijinkan pada beban normal pada batang baja
haruslah sebagai berikut :

Batang Baja Tegangan Izin


- Tegangan Tarik 1200 kg/cm2
- Tegangan Desak 1200 kg/cm2
- Tegangan Lentur 1200 kg/cm2
- Tegangan Geser 700 kg/cm2

Tegangan yang diijinkan pada kondisi beban sementara ditentukan


50% (lima puluh persen) lebih besar dari pada kondisi beban normal.
Tegangan ekivalen yang diakibatkan kombinasi tegangan biaxial atau
triaxial tidak boleh melebihi tegangan ijin diatas. Bagaimanapun
juga tidak diijinkan ada tegangan yang melebihi 90% (sembilan puluh
persen) dari tegangan maksimum material yang digunakan. Tebal pelat
baja untuk pekerjaan pintu adalah minimum 6 (enam) mm. Modulus
kelangsingan atau faktor tekuk pada kerangka baja desak utama harus
kurang dari 159 dan pada baja lainnya harus kurang dari 240.

9
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pintu Air

b) Bagian Mesin
Semua bagian mesin pada alat pengangkat yang dikenal beban
normal atau kondisi beban rata - rata harus direncanakan
berdasarkan angka keamanan terhadap tegangan batas bahan yang
digunakan, sebagai berikut :

Bahan Angka Keamanan Bagi Tegangan


Tarik Tarik dan Tarik dan
Desak Geser
- Baja untuk generator atau 5,0 5,0 8,7
konstruksi yang dilas
- Baja karbon tempa 5,0 5,0 8,7
- Baja karbon untuk konstruksi 5,0 5,0 8,7
mesin bangunan
- Baja batang tahan karat 5,0 5,0 5,0
- Baja karbon tuang 5,0 5,0 8,8
- Besi Tuang 10,0 3,5 10,0
- Brons Tuang 8,0 8,0 10,0

c) Tegangan Beton
Tegangan beton yang diijinkan pada tumpuan tidak lebih dari 50
kg/cm2 dan diijinkan pada pasangan batu kali tidak lebih dari 15 kg/cm2
tegangan geser yang diijinkan tidak lebih dari 5,5 kg/cm2 , tegangan
desak yang diijinkan pada pasangan batu kali tidak lebih dari 15 kg/cm2.

5.2. Perakitan dan Pengujian di Bengkel

1) Pintu dan Rangka Pintu

Setiap pintu dengan seal karet harus dirakit dibengkel. Pada saat perakitan,
pintu harus diperiksa mengenai ukuran, kelonggaran dan ketepatan
posisinya. Setiap kesalahan dan ketidak tepatan yang ditemukan harus
dikoreksi dengan tepat. Seak karet harus tepat pada posisinya saat perakitan di
bengkel. Rangka sponing, balok atas dan balok ambang pada rangka pintu
harus diperiksa kelurusannya. Semua ukuran rangka pintu yang berkaitan
dengan ukuran pintu harus diperiksa dan setiap dan ketidak tepatan
posisinya yang ditemukan harus diperbaiki. Suku cadang harus sesuai dan
dihindari selama perakitan dan pengangkutan.

2) Stang

Setiap stang harus dirakit dibengkel secara lengkap dan diperiksa


kehalusan permukaannya. Semua bagian harus diperiksa untuk menjamin
bahwa semua kelonggaran dan toleransi telah dipenuhi dan tidak ada
kesalahan yang terjadi pada setiap gerakan peralatannya.

10
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pintu Air

Semua bantalan harus diperiksa dengan teliti, semua pelumas dengan gomok
dan oli yang diperlukan harus diuji. Setiap cacat atau ketidak tepatan
operasi yang ditemukan harus diperbaiki dan pengujian diulang kembali.

5.3. Pemasangan dan Pengujian di Lapangan

1) Rangka Pintu

a) Rangka pintu harus dirakit dan dipasang pada tempatnya seperti gambar
yang telah disetujui pada posisi yang sesuai dengan toleransi yang
diizinkan. Letak baut atau perlengkapan lain harus dipasang pada
rangka pintu dengan posisi yang tepat.

b) Ikatan antara rangka pintu dan penopang harus kuat sehingga pada saat
beton dicor tidak akan merubah posisi rangka pintu. Jika diperlukan
untuk menjamin posisi yang tepat dapat dilengkapi dengan penjepit
tambahan.

c) Pemasangan seal karet harus hati-hati agar terletak pada permukaan


yang tepat sesuai dengan toleransi yang diizinkan. Pengecoran tidak
diperkenankan bila belum dirakit dengan lengkap dan teliti. Sewaktu
pengecoran beton harus diperiksa agar ukuran dan bentuknya sesuai
gambar dan dalam batas toleransi. Jika terjadi kesalahan harus segera
diperbaiki.

2) Pintu

Pintu harus dirakit dan dipasang sesuai gambar detail yang disetujui.
Pintu-pintu harus dirakit dan dipasang sesuai dengan toleransi yang diizinkan.

3) Pengangkat

a) Sebelum dirakit, semua permukaan bantalan, sponing, alur dan lubang oli
harus dibersihkan dan dilumasi dengan oli dan gomok yang akan
disetujui. Sesudah dirakit, setiap sistim pelumasan harus diperiksa.
Setiap pengangkat, lengkap dengan perlengkapannya, harus dipasang
sesui dengan gambar yang disetujui. Pengangkatan harus diletakkan
dan distel sehingga sesuai dengan alat pengangkat pintu.

b) Sesudah pemasangan pengangkat dan sebelum dihubungkan dengan


pintu, pengangkat harus dioperasikan dan diperiksa, sesudah selesai
pemeriksaan tersebut, mur penggerak dihubungkan dengan pintu dan
stang, kemudian ditest dandistel sehingga dapat dioperasikan dengan
tepat. Setiap kerusakan atau ketidak tepatan operasi yang ditemukan
selama pengujian harus diperbaiki dan prosedur pengujian diulang
kembali.

11
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pintu Air

4) Pengecatan

a) Setiap ketebalan pengecatan harus mendapat persetujuan dari


Direksi Pekerjaan;

b) Permukaan yang sudah siap harus dicat dasar sesuai dengan


petunjuk pengecatan dari pabrik;

c) Permukaan harus dibersihkan sesaat sebelum pengecatan;

d) Pengecatan lapis awal dan lapis akhir harus sesuai dengan cara dan
peralatan yang disarankan dari pabrik;

e) Cat yang dipakai harus mempunyai masa pemakaian tidak kurang dari 1
(satu) tahun dalam keadaan segala cuaca di lokasi pekerjaan;

f) Penyedia jasa harus menyediakan cat yang cukup untuk


pengecatan di lapangan dan pengecatan perbaikan di bengkel;

g) Semua pengecatan, harus dilakukan secara rata dan halus pada


permukaan. Cat harus diaduk seluruhnya, ditapis dan dijaga
kekentalannya agar seragam selama dipergunakan;

h) Tidak diperkenankan melakukan pengecatan pada permukaan logam


yang suhunya kurang dari 10o Celcius;

i) Permukaan yang akan dilapisi cat harus bebas dari kelembaban


selama pengecatan;

j) Pengecatan dilakukan dengan kuas atau semprot;

k) Pengecatan lapis pertama, dilakukan langsung sesudah penyiapan


permukaan. Tiap lapis harus dibiarkan kering dan mengeras
lebih dahulu seluruhnya sebelum dilakukan pengecatan berikutnya;

l) Cat yang diproduksi oleh pabrik yang mempunyai nama baik dan
disetujui oleh Direksi Pekerjaan;

m) Pengecatan dengan tar-epoxy dan atau epoxy resin harus


dilaksanakan pada bagian-bagian dibawah ini :

(1) Permukaan-permukaan yang tampak dari rangka pintu kecuali


yang ada diatas permukaan tanah.
(2) Semua daun pintu
(3) Pengecatan komponen tersebut harus memenuhi persyaratan
sesuai SNI 06-6452-2000, Metode Pengujian Cat Bitumen sebagai
lapis pelindung
(4) Semua logam besi yang permukaannya tidak dihaluskan,

12
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pintu Air

kecuali yang disebutkan diatas harus dicat dengan 1 (satu) lapis


cat dasar dan 4 (empat) lapis cat "chlorinated rubber" atau yang
sekualitas. Tebal total lapisan tersebut termasuk cat dasar harus
0,15 - 0,20 milimeter. Semua peralatan harus dicat sesuai dengan
standar pabrik.
(5) Semua permukaan logam dengan finishing termasuk sekrup
yang tampak selama pengangkutan atau selama menunggu
pemasangan harus dibersihkan dan dilapisi dengan cat yang
mudah larut dalam bensin agar tidak berkarat.

5) Pengelasan

a) Semua pekerjaan las yang diperlukan pada pembuatan dan pemasangan


pintu dan perlengkapan dikerjakan dengan tenaga dengan cara las
lindung busur metal atau las busur otomatis;

b) Tes tembus warna harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa, jika


diperlukan oleh standar spesifikasi ini atau kriteria perencanaan ini;

c) Alat ukur yang sesuai harus terpasang untuk pembacaan arus dan
tegangan listrik selama pengelasan berlangsung;

d) Semua bagian yang di las yang merupakan pekerjaan akhir dengan


mesin harus di las dahulu sebelum dimesin, kecuali tercantum ketentuan
lain;
e) Semua pengelasan harus tidak terputus dan kedap air. Ukuran minimum
batang las 4,5 mm;

f) Semua cacat pengelasan harus dibersihkan sampai dasar logam yang baik
dan daerah tersebut perlu dites dengan "Ultrasonik" untuk
menyakinkan bahwa cacat telah benar terhapus sebelum dilakukan
perbaikan las;

g) Semua pekerjaan pengelasan harus memenuhi persyaratan sesuai


dengan Spesifikasi pekerjaan pengelasan BS 5135 - 1984, Proces
of Arc welding carbon and Carbon Manganise steels.

6) Pekerjaan Alat Angkat

a) Stang pintu (alat pengangkat pintu) yang berupa tipe mur penggerak
yang dioperasikan secara manual/elektrik, dipasang pada balok atas
pada rangka pintu untuk menaikkan, menurunkan dan memegang pintu;

b) Bahan stang pintu beserta pelengkapnya yang berupa baut, tongkat


batang penghubung, handel Operasi Manual, roda gigi, reduksi,
tumpuan/bantalan, maupun rangka alur (sponning) harus memenuhi
persyaratan sesuai SNI 03- 6861-2-2002 Spesifikasi Bahan bangunan

13
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pintu Air

bagian B (bahan bangunan dari besi/baja);

c) Kerangka alur (sponing) harus mampu meneruskan tekanan air pada


beton. Permukaan rangka sponing harus betul dan rata.
Pelenturan maksimum permukaan terhadap permukaan teoritis harus
kurang dari 1 (satu) milimeter pada setiap panjang 3 (tiga) meter;

d) Kerangka ambang harus dibuat yang benar terhindar dari puntir dan
bengkokan agar tidak terjadi bocoran dibawah pintu.
Kerangka ambang harus direncanakan agar dapat meneruskan gaya-
gaya yang terjadi pada beton atau pasangan batu kali tanpa terjadi
pelenturan.

6. PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis


pekerjaan lain-lain ini memuat :

6.1. Penerimaan Bahan

Bahan yang diterima harus diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan


dengan mengecek/memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-
bahan yang telah diterima harus sesuai dengan ketentuan dan persyaratan
(berlaku untuk semua jenis pekerjaan).

6.2. Jaminan Mutu


Mutu bahan yang dipasok, kecakapan kerja dan hasil akhir harus dipantau
dan dikendalikan sebagaimana yang disyaratkan (berlaku untuk semua jenis
pekerjaan)

7. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

Pengukuran dan pembayaran yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi


teknis pekerjaan pintu harus memuat :

7.1. Pengukuran

Pengukuran untuk pembayaran atas pintu yang disediakan dan dipasang


pada bangunan harus diukur berdasarkan biaya penyediaan dan biaya pemasangan.

7.2. Dasar Pembayaran

Pembayaran untuk pengadaan dan pemasangan pintu dibuat berdasarkan


harga satuan per unit seperti yang tercantum dalam Rencana Anggaran
Biaya, mencakup biaya-biaya pengadaan material, pengangkutan, penurunan,
pemotongan, finishing, pengecatan semua bahan, upah pekerja, peralatan

14
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pintu Air

yang diperlukan dan penyediaan semua perangkat keras yang diperlukan


termasuk besi beton dan lain - lain.

Nomor Mata Uraian Satuan Pengukuran


Pembayaran
1 Pekerjaan Kayu Meter Kubik
2 Pekerjaan Pintu Unit
3 Pekerjaan Besi Tulangan Kilogram
4 Pekerjaan Besi Meter Panjang
5 Pengecatan Mater persegi

15

Anda mungkin juga menyukai