Anda di halaman 1dari 11

PENGELASAN MICRO STIR SPOT WELDING

Adika Fawaz Safitra


1606951020
Latar Belakang
• Desain struktur yang ringan telah menggantikan penggunaan
material besi dengan alumunium.
• Dalam sebuah desain akan selalu ditemukan penggabungan
dua atau lebih material.
• Salah satu jenis penggabungan material dengan pengelasan
yaitu friction stir spot welding (FSSW).
• FSSW merupakan proses solid state welding yang tidak
menimbulkan panas yang terlalu tinggi pada benda kerja,
sehingga aman untuk pengelasan plat aluminum tipis dan
penggabungan baja dan aluminium
• Kekurangan terpenting pada FSSW adalah adanya cacat yang
terbentuk setelah proses yaitu terbentuk keyhole atau lubang.
Rumusan Masalah
1. Mengatasi kekurangan metode FSSW yang adanya cacat
yang terbentuk setelah proses yaitu terbentuk keyhole atau
lubang yang dapat menghasilkan korosi
2. Pengujian diameter pin, dwell time, besar arus, dan
pengaruhnya terhadap kekuatan las
3. Pengujian Destructive Test ( uji shear stress) untuk
mengetahui komposisi terbaik terhadap pengelasan Stir Spot
Welding
Tujuan
Tujuan Umum :
1. Menyempurnakan / mencari solusi dari kekurangan yang
terdapat pada cacat las metode Stir Spot Welding serta
mengetahui komposisi pengelasan Stir Spot Welding yang
tepat terhadap kekuatan pengelasan.
Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengaruh diameter pin, dwell time, kuat arus,
kecepatan putar serta variable lain terhadap ketebalan plat
yang sesuai dalam Friction Stir Spot Welding
Batasan Masalah
1. Material utama yang digunakan yaitu aluminium pelat tipe xxxx dengan
tebal xxxx mm.
2. Proses pengelasan dengan metode friction stir spot welding ini dilakukan
dengan mesin milling EMCO T.U. CNC-3A dan spindle-nya
menggunakan mesin gerinda tangan Maktec MT912.
3. Dimensi spesimen akhir lasan adalah xxxx mm.
4. Parameter permesinan yang digunakan pada penelitian ini untuk
pengelasan tahap pertama adalah :
a) Spindle speed sebesar xxx rpm.
b) Kemiringan tool saat pengelasan : xx derajat.
c) Kedalaman tusukan pin : xxx mm
d) Plunge speed sebesar xx mm/menit.
e) Dwell time sebesar xx detik.
f) Jarak titik pengelasan adalah xx mm.
5. Pencengkraman benda kerja menggunakan jig
berbentuk flat plate dan fixture tambahan pada meja rata.

6. Uji shear/geser dilakukan dengan mesin uji geser


Tensilon A&D berkapasitas maksimum 50 kN.
Metode Penelitian
Manfaat Penelitian
a) Manfaat akademis
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada penulis mengenai
teknologi friction spot welding dan Pengembangan nya.
2. Penulis juga dapat mempraktekkan teori tentang pengelasan struktur dan material
yang telah dipelajari semasa beberapa semester sebelumnya di perkuliahan.

b) Manfaat praktisi
1. Melakukan pengembangan pada mesin micro friction spot welding yang
merupakan produk dari departemen teknik mesin Universitas Indonesia yang
diharapkan dapat bermanfaat untuk teknologi manufaktur di Indonesia.
2. Menambah data penilitian tentang jenis pengelasan yang diharapkan dapat
memperkaya data proses FSSW yang siap pakai di industri manufaktur ini.
1. Friction Stir Welding (FSW) merupakan proses pengelasan pada solid-state joining
dimana material yang dilas tidak mengalami fase cair pada saat proses berlangsung
(temperatur kerjanya tidak melewati titik lebur benda kerja) sehingga FSW termasuk
unconsumable solid-state joining process.
2. Pada umumnya proses ini digunakan pada material alumunium dengan ukuran
kecil. Tools yang digunakan yaitu tool silindris dengan shoulder dan memiliki
pin/probe yang berulir/lurus, pahat ini diputar dengan putaran spindel tetap dan
melaju dengan traverse speed tetap pula sepanjang joining line di antara dua pelat
benda kerja yang akan dilas. Kemiringan tool juga dapat divariasikan.
3. Pada proses FSW, tool pengelasan berputar dan bergerak dengan kecepatan konstan
sepanjang jalur sambungan antara dua material yang dilas. Untuk proses spot lap
joint, terjadi perbedaan gerakan pada tool. Pada spot lap joint tool hanya bergerak
menusuk material yang akan disambung. Spesimen yang akan dilas harus dicekam
dengan kuat pada ragum untuk mempertahankan posisinya akibat gaya yang terjadi
pada waktu pengelasan, dapat ditambahkan clamp agar spesimen tidak bergerak. Pada
proses pengelasan panjang pin harus lebih pendek dari tebal benda kerja dan shoulder
harus bersentuhan dengan permukaan benda kerja.
SEKIAN 

Anda mungkin juga menyukai