Anda di halaman 1dari 27

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN ARSITEKTUR

PASAL 1. PEKERJAAN

PASANGAN

1.1. PEKERJAAN BATU BATA

1.1.1. Lingkup Pekerjaan

Bagian ini meliputi hal-hal mengenai pengadaan bahan-bahan dan


pemasangan semua pekerjaan pasangan batu bata seperti yang tertera
pada gambar-gambar. Pelaksanaan pemasangan harus benar-benar
mengikuti garis-garis ketinggian, bentuk-bentuk seperti yang terlihat
dalam gambar-gambar persyaratan disini.

1.1.2. Pengendalian Pekerjaan

Persyaratan-persyaratan standar mengenai pekerjaan ini tertera pada :


 PUBI
 NI-3-1982
 NI-19-1973
 SII-0021-1978
 NII-88-1972
 NI-10-1978.

1.1.3. Bahan-bahan

Bata harus baru, terbakar, keras, terbuat dari tanah liat terpilih
sesuai dengan persyaratan-persyaratan dalam NI-10-1973.
Bilamana tidak terdapat bahan yang sesuai standar tersebut diatas,
maka Ahli dapat menentukan jenis-jenis lain yang ada dipasaran lokal
dengan persyaratan- persyaratan yang ditentukannya.
Adukan /spesi untuk seluruh dinding bata harus berupa campuran 1
semen : 5 pasir. Spesi khusus berupa “trasram” dengan campuran 1
semen : 2 pasir digunakan mulai permukaan beton sloof setinggi 20 cm
diatas permukaan lantai, sedangkan untuk dinding-dinding kamar
mandi/WC setinggi 160 cm.
Beton untuk sloof, kolom praktis dan ring balok, dengan kualitas
beton yang disyaratkan.
Contoh bahan yang diusulkan untuk dipakai harus diserahkan kepada
Konsultan Pengawas dan persetujuan atas bahan-bahan tersebut harus
sudah didapat sebelum bahan yang dimaksud dapat dibawa ke lapangan
kerja untuk dipasang.

Hal | 1
Pengambilan contoh atas bahan-bahan yang telah beada di lapangan akan
dilakukan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan Konsultan Pengawas
guna keperluan Pengujian.
Bahan yang tidak sesuai dengan Bab 1.1.2. di atas, akan ditolak dan harus
segera disingkirkan dari lapangan dalam waktu 2 x 24 jam.

1.1.4. Pekerjaan dan Penyimpanan

Bahan untuk pekerjaan pasangan harus disimpan dengan cara-cara yang


disetujui Konsultan Pengawas, untuk menghidarkan dari segala hal yang
dapat mengakibatkan kerusakan terhadap barang tersebut.

1.1.5. Pelaksanaan

Pemasangan batu bata harus dipasang tegak, dan lajur penaikannya


diukur tepat dengan tiang lot, dan kecuali bilamana tidak diperlihatkan
dalam gambar-gambar maka setiap lajur naik, bata harus
putus sambungan dengan lajur dibawahnya.
Sebelum dipasang, bata harus direndam sampai gelembung airnya habis.
Beton untuk sloof, kolom praktis dan ringbalok dipasang untuk setiap luas
dinding maksimum 12 m2 dengan pembesian sesuai dengan persyaratan
penulangan kolom praktis.

1.1.6. Perlindungan

Sesuai jam kerja, seluruh lajur pasangan batu bata yang belum
selesai, harus ditutupi (dilindungi) dengan kertas semen, atau dengan
cara-cara lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.

1.2. PASANGAN BATU KALI/BATU PECAH

1.2.1. Lingkup Pekerjaan

Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan batu kali/batu pecah


sesuai dengan gambar dan Persyaratan Teknis ini.

1.2.2. Pengendalian Pekerjaan

Pekerjaan ini harus sesuai dengan NI-3-1970.

1.2.3. Bahan-bahan

1. Batu
Bahan untuk pasangan batu kali/batu pecah kecuali dipersyaratkan lain
harus sesuai dengan NI-3-1970, dan cara pengerjaannya
harus dilakukan menurut cara terbaik yang dikenal di sini. Batu-batu
harus keras dengan permukaan kasar tanpa cacat/retak dengan ukuran
maksimal 25 x 25 x 25 cm.

2. Pasir

Hal | 2
Alas galian pondasi harus diurug dengan pasir setebal 10 cm dan
dipadatkan dengan alat timbris tangan terbuat dari logam,
atau stamper.

3. Adukan
Adukan yang dipakai terdiri dari campuran 1 semen : 4 pasir.

4. Pemasangan
Batu Kosong
Batu tanpa adukan (aanstamping setinggi 10 cm) harus dipasang tegak
lurus dan rapat dan diisi pasir pada rongga-rongga batu.
Pasangan Batu
Pekerjaan pasangan batu dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan
bentuk-bentuk yang ditunjukkan dalam gambar-gambar. Tiap-tiap batu
harus dipasang penuh dengan adukan sehingga semua hubungan batu
melekat satu sama lain dengan sempurna.
Setiap batu harus dipasang di atas lapisan adukan dan diketok
ke tempat-tempatnya hingga teguh. Adukan harus mengisi penuh
rongga- rongga antara batu untuk mendapatkan masa yang kuat dan
integral, dan dibeberapa sisi luar dan dalam.
Batu yang akan dipasang, bentuk jadi bidang luar harus sesuai gambar
rancangan atau petunjuk Konsultan Pengnawas. Bila terdapat angker
baja maka harus dibungkus campuran beton dengan adukan 10 cm
mengelilinginya.
Pemadatan tanah di bawah pasangan batu kali harus sedikitnya
mencapai 80 % compacted terhadap standar proctor.

PASAL 2.

PEKERJAAN LOGAM

2.1. LOGAM ARSITEKTUR

2.1.1. Lingkup Pekerjaan

Meliputi semua pekerjaan logam tidak berbesi (non ferros metal) dan baja
tak berkarat (stainless steel dan kuningan) dengan segala kelengkapan
pemasangannya, seperti yang tertera pada gambar, ataupun yang tidak
dipersyaratkan secara khusus dalam persyaratan ini.

Termasuk di sisni adalah :


1. Alat perlengkapan pintu dan jendela.
2. Floor drain.
3. Panel listrik.
4. Perlengkapan penerangan

Hal | 3
5. Rangka partisi.
6. Grill-grill untuk menutup saluran.
7. Dan hal-hal lain, seperti tertera pada gambar.

2.1.2. Standar Pekerjaan

Pekerjaan fabrikasi metal harus dikerjakan oleh kontraktor yang


mempunyai spesialisasi dalam pekerjaan metal tsb dan paling sedikit
mempunyai pengalaman 5 tahun dengan menunjukkan pekerjaan yang
memuaskan.
Semua bahan yang digunakan harus memenuhi standar mutu bahan yang
ditetapkan dalam British dan Amerika Standard, dan mendapat
persetujuan dari Pengawas.

2.1.3. Penyimpanan

Material harus disimpan baik, sehingga meminimalkan kemungkinan yang


terjadinya korosit/karat.
Material harus diperlakukan sedemikian sehingga tidak
menimbulkan cacat atau gelembung yang merusak penampilan yang
diinginkan.
Jika terdapat ketidak sempurnaan bahan, harus dilaporkan pada
Pengawas, dan prosudur perbaikannya harus dikonsultasikan
pada Pengawas, untuk mendapat persetujuan.

2.1.4. Perancangan

Bahan-bahan yang akan dipasang harus sesuai dengan gambar


perancangan atau bila belum ditentukan harus lebih dahulu dibuat
gambar shop drawing mendapat persetujuan Konsultan Pengawas dalam
bentuk dan warnanya, untuk selanjutnya dipakai sebagai standard dalam
pekerjaan.

2.1.5. Pelaksanaan

Semua bentukan yang dilas yang akan tampak, harus diratakan dan
difinish sehingga sama dengan permukaan sekitarnya.
Semua pengikat yang lain seperti “clip” keling dan lain-lain yang tampak
harus sama finishing dan warnanya dengan bahan yang diikatnya. Di
samping itu, pengikat yang bertemu dengan pekerjaan plesteran,
harus ditekuk membentuk “plester key”.
Lubang-lubang untuk sekrup dan baut harus dibor.
Hubungan-hubungan yang langsung berhubungan dengan udara luar
harus dibentuk sedemikian sehingga tidak menampung air.
Perlengkapan dan alat penyambung/pengikat harus dari bahan dan finish
yang sama dengan bahan induknya.
Angker ke dalam tembok/kolom praktis dan rimg balok untuk alat dari
alminium harus dari baja tak berkarat (satinless steel), khusus untuk
pemasangan kusen pintu/jendela.

Hal | 4
Penyambungan paku keling untuk bahan-bahan aluminium harus dari
bahan aluminium.

2.2. MACAM-MACAM LOGAM

2.2.1. Lingkup Pekerjaan

Bagian ini meliputi pengadaan bahan, tenaga, peralatan dan perlengkapan


serta pemasangan dari semua pekerjaan logam tahan karat seperti dilihat
dalam gambar. Yang termasuk macam-macam logam disini adalah grill
untuk menutup saluran, railing tangga, angkur, rangka Clading Alumunium
Composit , flashing dan lainya seperti tertera pada gambar.

2.2.2. Pengendalian pekerjaan

Sesuai dengan:
 NI-3-1970
 SII-0193-1978

2.2.3. Pelaksanaan

Semua bahan yang akan tampak bila memakai las, harus diratakan dan
difinish sehingga sama dengan permukaan sekitarnya. Pengecatan
dilaksanakan oleh tukang yang Ahli dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas.

2.3. LOGAM TAHAN KARAT(STAINLESS STEEL)

2.3.1. Lingkup Pekerjaan

Bagian ini meliputi pengadaan bahan, tenaga, peralatan dan perlengkapan


serta pemasangan dari semua pekerjaan logam tahan karat yang terlihat
dalam gambar.

2.3.2. Pengendalian Pekerjaan

Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan salah satu standar


yang disebut dalam:
 BS
 JIS
 ASTM
 Dan standar lain yang berlaku untuk pekerjaan ini.

2.3.3. Bahan-bahan

 Pipa logam tahan karat (stailees steel) type glossy dengan ukuran
seperti tertera dalam gambar.

Hal | 5
 Sealant.

2.3.4. Contoh

Pemborong harus menyerahkan contoh baja tahan karat (stainless steel)


dengan panjang minimal 40 cm yang dilengkapi dengan
brosur/persyaratan teknis kepada Konsultan Pengawas.

2.3.5. Pelaksanaan

Semua bahan yang memakai las, harus sesuai dengan yang


dipersyaratkan dalam “AWS Standard”. Tenaga yang melakukan pekerjaan
ini, harus mempunyai “Sertifikat Keahlian Las” yang dikeluarkan
oleh lembaga-lembaga pemerintah atau swasta yang diakui.
Setiap hubungan halus, rapih dan rata.
Dalam pemasangan harus diusahakan agar pekerjaan terlindungi,
sehingga permukaan tampak sesuai dengan aslinya.

PASAL 3.

PEKERJAAN KAYU

3.1. PEKERJAAN KAYU KASAR

3.1.1. Lingkup Pekerjaan

Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan rangka kayu, usuk, reng
kelos-kelos dan pekerjaan kayu kasar yang tidak tampak, sesuai yang
tertera dalam gambar dan petunjuk Konsultan Pengawas.

3.1.2. Pengendaliaan Pekerjaan

Seluruh pekerjaan sesuai dengan :


 NI-5-1961.

3.1.3. Bahan-bahan

Kayu Kamper Medan atau yang setaraf dan mempunyai kelas keawetan ll
serta kelas kuat sesuai NI-5.

3.1.4. Pengikat-pengikat

Pengikat berupa paku, mur baut, kawat, sekrup dan lain-lain harus
digalvanisir sesuai NI-5 bab lV pasal 14, 15 dan 17.

3.1.5. Perlindungan

Hal | 6
Semua kayu yang akan dipasang harus dari kualitas terbaik dan telah
melalui proses pengeringan dan pengawetan.
Kadar air rata-rata setelah terpasang mencapai 10 – 12 % dan disertai
sertifikat tanda uji dari labotorium yang berwenang.

3.1.6. Penyimpanan

Kayu disimpan ditempat yang disediakan, lepas dari tanah


dan kelembaban, diatur menurut ukuran dan jenis. Peletakan sewaktu
penyimpanan harus diusahakan agar tidak terjadi lengkungan-lengkungan
karena beratnya sendiri.
Tempat penyimpanan secukupnya.

3.1.7. Gambar Rancangan Pembuatan

Semua ukuran harus diteliti, disesuaikan dengan keadaan dilapangan. Bila


terjadi penyimpangan terhadap gambar, maka Pemborong harus
mengajukan gambar kerja (shop drawings) untuk disetujui Konsultan
Pengawas sebelum pelaksanaan.

3.2. PEKERJAAN KAYU HALUS

3.2.1. Lingkup Pekerjaan

Bagian ini mencakup hal-hal mengenai pengadaan dan pengerjaan kayu


yang tampak seperti untuk lisplank, lis langit-langit dan sesuai yang
tertera pada gambar-gambar dan petunjuk Konsultan Pengawas.

3.2.2. Pengendalian Pekerjaan

Seluruh Pekerjaan kayu harus mengikuti persyaratan dalam :


 NI-5-1970

3.2.3. Bahan-bahan

Kayu halus yang dimaksud adalah kayu solid dan kayu lapis hasil olahan
pabrik sebagai komponen interior yang terlihat.
Kayu pada umumnya harus kering, baik kering alami maupun kering
karena hasil proses (dry kiln) dan harus disertai sertifikat tanda
pengawetan sebelum dibawa kelapangan.
Kadar air maksimal sadalah 12 % untuk tebal kayu sampai dengan 7 cm
dan 20 % untuk tebal kayu diatas 7 cm serta harus disertai sertifikat tanda
uji dari labotorium yang berwenang.
Permukaan harus rata, lurus, harus mampat, berserat baik, bebas dari
mata kayu dan lubang-lubang yang retak tidak berbubuk atau
berserangga serta tidak terdapat texture yang tidak diinginkan.

3.2.3.1. Kayu Solid

Hal | 7
Kayu solid merupakan komponen finishing interior yang terlihat (exposed),
memakai jenis kayu “ Jati ” kualitas terbaik, kelas kuat ll, kelas awet l dan
kadar air 12 %.

3.2.3.2. Pengikat-pengikat

Pengikat berupa paku, mur baut, kawat, sekrup dan lain-lain harus
digalvanisir sesuai dengan NI bab lV pasal 14, 15 dan 17.

3.2.3.3. Contoh-contoh

Pemborong harus mengajukan contoh bahan yang akan dipakai untuk


mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.

3.2.4. Perlindungan

Sebelum pemasangan, kayu-kayu harus sudah melalui proses pengeringan


dan pengawetan sesuai spesifikasi dan petunjuk Konsultan Pengawas.

3.2.5. Penyimpanan

Kayu Halus harus disimpan di tempat yang lepas dari tanah


dan terlindungi cuaca (hujan dan panas dengan perubahan suhuh yang
besar) serta mendapat aliran udara yang cukup. Dengan demikian kayu
halus tersebut tidak rusak atau menjadi terlalu kering selama
penyimpanan, transit ataupun pada waktu pemasangan.

3.2.6. Pekerjaan dan Peralatan

Harus dilaksanakan oleh tukang kayu terbaik dengan standar pengerjaan


yang disetujui oleh pengawas.

3.2.7. Kebersihan Kerja

Semua serpihan kayu/kayu yang tidak terpakai harus secara tetap dan
berkala dibersihkan dari tempat kerja.
Semua lubang, cacat-cacat bekas paku/baut, permukaan sambungan dan
lain-lain harus ditutup dengan dempul/sealer hingga rapih kembali.

3.2.8. Finishing

Bahan untuk finishing mempergunakan cat Duco. Atau melamic sesuai


petunjuk ahli dilapangan

Hal | 8
PASAL 4.

PEKERJAAN ATAP

4.1. GENTENG METAL

4.1.1. Lingkup pekerjaan

Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan genteng metal sesuai


yang tertera dalam gambar.

4.1.2. Pengendalian pekerjaan

Harus sesuai pentunjuk pabrik pembuat genteng metal dan Konsultan


Pengawas.

4.1.3. Bahan-bahan

4.1.3.1. Genteng Metal

Genteng metal harus standar mutu kelas 1 dan harus seragam dalam
warna dan ukuran. Genteng metal yang digunakan setaraf produksi
“PT.Tata Logam Lestari” tipe Multi Roof. Warna harus disetujui
Konsultan Pengawas secara tertulis.

4.1.3.2. Usuk dan Reng kayu

Usuk ukuran 5X7 cm dengan jarak 50 cm, Reng ukuran 3X4 cm dengan
jarak 38,5 cm

4.1.4. Contoh

Sebelum dilakukan pemasangan di lapangan, Pemborong harus


menyerahkan contoh bahan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat
persetujuan. Bila terdapat bahan yang dipasang tidak sesuai dengan
contoh yang diberikan dan yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas,
maka segala konsekuensi penolakan atas bahan merupakan tanggung
jawab Pemborong tanpa penggantian kerugian dan tuntutan pekerjaan
tambah.

4.1.5. Pelaksanaan

Genteng metal di pasang diatas reng yang sebelumnya dilapisi Alumunium


Foil (Sisalasi) produk terbaik.
Pemesanan silasasi harus sesuai petunjuk pabrik dan Konsultan Pengawas
serta bebas dari kerusakan akibat ketidak-rapihan pemasangan.
Bagian yang rusak akibat pekerjaan yang tidak memenuhi syarat rapat air
dan tidak rapih harus dibongkar dan dirapihkan sampai memuaskan dan
disetujui Konsultan Pengawas tanpa tambahan biaya apapun.
Untuk pemasangan genteng yang harus dipotong. Pemotongan harus rata
dan menggunakan alat potong yang khusus untuk itu.

Hal | 9
Penyambungan harus memakai sel karet khusus untuk pemasangan
genteng metal yang harus dilubangi bagi kebutuhan dan sambungan
khusus, seperti untuk pipa talang dan pipa sambungan instalasi lainnya.
Pemborongan harus mengadakan pengujian bila diminta oleh Konsultan
Pengawas untuk menjamin bahwa pelaksanaan pekerjaan telah
benar- benar memenuhi syarat rapat air, tanpa mengakibatkan
kebocoran terutama pada tempat-tampat yang ditunjuk untuk itu dan
biaya untuk pengujian ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab
pemborong.

4.2. PEKERJAAN TALANG DAN FLASHING

4.2.1. Lingkup Pekerjaan

Meliputi pengadaan bahan, peralatan dan pengerjaan pipa talang dan


flashing, serta sistem drainase diluar bangunan sesuai gambar dan
persyaratan.

4.2.2. Pengendalian Pekerjaan

 NI– 3 – 1982
 SII – 0137 – 80
 SII– 0344 – 82

4.2.3. Bahan-bahan

1. Pipa talang tegak (vertikal) untuk saluran pembuangan air hujan


digunakan pipa PVC produksi “Maspion” atau yang setaraf dan
disetujui Konsultan Pengawas/Ahli. Warna cat akan ditentukan
Konsultan Pengawas.
2. Pipa buangan bawah lantai/tanah dari pipa PVC, jenis untuk saniter
(kelas AW), untuk pipa talang tegak menggunakan kelas medium.
3. Pipa talang dilengkapi dengan klem setiap jarak 1 m yang khusus
untuk jenis PVC merek Maspion atau yang setaraf dan disetujui
Konsultan Pengawas.
4. Alat perekat/penyambung pipa PVC sesuai dengan yang
dipersyaratkan oleh pabrik pembuat pipa.
5. Saringan air hujan digunakan bahan logam kuningan atau tembaga
sesuai gambar perancang dan petunjuk Konsultan Pengawas.

4.2.4. Contoh Bahan

Sebelum diadakan pemasangan dilapangan, pemborong harus


memberikan contoh bahan yang akan dipakai untuk disetujui oleh
Konsultan Pengawas.

4.2.5. Pelaksanaan

1.
Talang

Hal | 10
Berikan sealant pada lubang pipa talang yaitu S-Dine Joiner “W” atau
yang setaraf.
2. Flashing
Flashing digunakan pada pertemuan-pertemuan vertikal dan ditempat
dimana diperlukan kerapatan air.

4.2.6. Pengujian

Pengujian talang harus dilakukan sampai Konsultan Pengawas mendapat


kepastian bahwa pekerjaan tersebut bebas dari keretakan dan kebocoran.

4.3. PEMASANGAN PELAPIS KEDAP AIR (WATER PROOFING)

4.3.1. Umum

Bagian ini meliputi seluruh pengadaan dan pemasangan bahan termasuk


kelengkapannya untuk pekerjaan pelapis kedap air pada atap beton, toilet,
pitlift dan sebagaimana dijelaskan dalam gambar-gambar.
Yang dimaksud dengan kelengkapan adalah:
 Screed untuk membentuk kemiringan permukaan
 Flashing dan sealing
 Flashing penyekat pada daerah pertemuan dengan pipa,
konduit dan komponen struktural yang terdapat pada daerah
pengerjaan water proofing.

4.3.2. Pengendalian Pekerjaan

Sesuai rekomendasi/instruksi pemasangan dari pabrik bahan ybs,


dikerjakan oleh akhli dan dengan petunjuk dari Konsultan Pengawas.

4.3.3. Bahan-bahan

1. Pelapisan kedap air type membrane tebal 3 mm yang dilapisi


dengan pasir silica pada permukaannya.
2. Pelapisan kedap air ini tidak boleh pecah-pecah atau
berubah bentuk oleh karena pengaruh sinar matahari.
3. Lapisan kedap air yang terbentuk harus dapat ditembusi uap air
dari beton tanpa terjadi gelembung-gelembung udara yang dapat
merusak lapisan kedap air itu sendiri, lapisan ini juga harus
menolak sebagian besar dari sinar matahari.

4.3.4. Contoh Bahan

Pemborong harus mengajukan contoh dari bahan yang akan dipakai untuk
mendapatkan persetujuan konsultan pengawas.

4.3.5. Pemasangan

Hal | 11
Sebelum pemasangan, pemborong harus memeriksa seluruh keadaan
permukaan yang akan dikenakan bahan ini dan harus memperbaiki kondisi
permukaan yang dianggap dapat merusak lapisan kedap air
ini. Permukaan beton yang akan diberi lapisan kedap air harus rata,
monolit, bersih dan kering.
Cara pemasangan sesuai dengan buku petunjuk/brosur bahan serta
dilaksanakan dengan baik. Flashing pada setiap pengakhiran
lembaran pada dinding vertikal. Sedangkan Caulking dan Sealing
dilakukan pada semua sambungan atau antar hubungan komponen
bangunan, baik vertikal maupun horisontal. Tidak dikehendaki sambungan
dengan paku.
Sambungan antar lembaran waterprofing dibuat overlap, dengan
lebar yang sesuai dengan yang disyaratkan pabrik pembuat.
Lapisan didaerah sudut ditumpukan pada strip mortar pengisi 45 derajat
dengan lebar min 2.5 cm.
Cara pemasangan yang disyaratkan yaitu dengan cara pemanasan
dengan api.
Perlindungan terhadap lapisan waterproofing harus dilakukan untuk
menghindari cacat akibat benturan, atau cabikan pekerjaan lain.
Jika akan dibuat beton di atasnya, harus dibuat lapisan screed
proteksi setebal 2 cm.

4.3.6. Pengujian

Pengujian dan pemeriksaan lapisan dapat diajukan pada daerah yang


ditentukan pengawas, dan perbaikan pekerjaan ybs ditanggung
sepenuhnya oleh pemborong.

4.3.7. Jaminan

Sistim pelapis kedap air yang dipilih harus dapat memberi jaminan
dari produsen/pabrik pembuat terhadap mutu bahan dan
pelaksanaannya selama minimal 5 tahun. Sertifikat jaminan
terhadap kemungkinan kebocoran harus diberikan oleh pemborong
kepada Konsultan Pengawas sebelum bahan itu digunakan.

4.4. CAULKING DAN SEALANT

4.4.1. Lingkup Pekerja

Meliputi semua pekerjaan yang berkenaan dengan pemasangan


sealant/caulking, termasuk kelengkapan pemasangan seperti backing strip
dsb.
Caulking dan sealant dipergunakan pada join antar material berbeda pada
interior maupun exterior, untuk pekerjaan kaca, pekerjaan
kusen aluminium dan pekerjaan-pekerjaan seperti yang ditunjukkan
dalam gambar-gambar atau petunjuk Konsultan Pengawas.

4.4.2. Pengendalian Pekerjaan

Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan :

Hal | 12
 Nl-3
 ASTM D-828
 ASTM E-96
 TAPPl T-803
 TAPPl T-407

4.4.3. Bahan-bahan

1. Neoprene: dipakai pada hubungan antara kaca dengan rangka


aluminium.
2. S-Dine Sealant 4100 (polysulfide) atau setaraf: untuk hubungan antara
2 bahan yang berlainan. Bahan-bahan ini harus bersifat
tidak menngisap, tidak membekas dan sealant yang tampak tebalnya
1 cm dengan diberi lapisan pengisi (backing strip) yang bersifat sama
untuk mencapai ketebalan yang dibutuhkan. Sebagai bahan pembersih
untuk memasang sealant, dipakai “Xylol”, “Xylene”, atau Toluene.

4.4.4. Contoh bahan

Contoh bahan dan spesifikasi dari bahan yang akan dipakai harus diajukan
kepada pengawas untuk mendapat persetujuan.
Pada saat diterima di site Material harus dalam keadaan utuh pada
kemasannya jelas merek dan tanggal kadaluarsanya, tertera contoh
warnanya dan disimpan di tempat dengan kondisi yang tidak
menimbulkan material rusak.

4.4.5. Pelaksanaan

Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh kontraktor khusus pekerjaan ini dan
berpengalaman sekurangnya 5 tahun dan telah menunjukkan hasil
pekerjaan sejenis yang memuaskan.

4.4.5.1. Persiapan

Bagian yang akan di caulking atau seal harus dibersihkan dari kotoran dan
debu, cat lainnya. Bagian yang sifatnya porous dibersihkan dengan cara
vacum atau blasting. Keseluruhan permukaan harus kering dan bebas dari
oli/minyak.
Tipe dan konsistensi harus sesuai yang disyaratkan pabrik.
Daerah bersebelahan dengan bagian yang akan di seal atau caulked harus
dilindungi sehingga baik hasil seal atau caulkingnya rapih dan bersih.

Hal | 13
PASAL 5.

PEKERJAAN KUSEN PINTU, JENDELA, PARTISI DAN KACA

5.1. PINTU DAN JENDELA

5.1.1. Lingkup Pekerjaan

Semua pekerjaan pintu dan jendela kayu dengan perlengkapan yang


diperlukan sesuai penjelasan dalam gambar atau sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas.

5.2.2. Bahan-bahan

1. Rangka k a y u untuk pintu dan jendela yang ditunjukkan dalam


gambar adalah merupakan ide dasar Ahli, yang selanjutnya harus
dilengkapi gambar kerja oleh Pemborong sesuai dengan jenis
profil yang akan digunakan.
2. Kaca, sesuai Bab 5D. Pada persyaratan teknis ini.
3. Perlengkapan pintu dan jendela sesuai bab 5E. Pada
persyaratan teknis.

5.2.3. Pelaksanaan

Lakukan pengukuran seteliti mungkin ditempat pemasangan, laporan


kelainan-kelainan yang terjadi pada Konsultan Pengawas agar mendapat
petunjuk lanjutan dan persetujuan sebelum pemasangan.

5.2.4. Pemasangan

Daun pintu harus mempunyai kerenggangan terhadap kusen dalam batas-


batas sebagai berikut:

Tunggal Ganda
Sisi engsel 1,5-2 1,5-2 mm
mm
Sisi kunci 1,5-2 2,5 mm
mm
Ambang atas 1,5 1,5 mm
mm
Ambang 2 2 mm
bawah mm

Hal | 14
5.3. PEKERJAAN PARTISI

5.3.1. Lingkup Pekerjaan

Meliputi pengadaan dan pemasangan seluruh partisi seperti yang tertera


pada gambar-gambar.

5.3.2. Pengendalian Pekerjaan

Seluruh pekerjaan sesuai petunjuk Kosultan Pengawas di lapangan.

5.3.3. Bahan-bahan

1. Rangka yang dipakai sesuai gambar.


2. Papan Gipsum tebal 9 mm setaraf merek “Jaya Board”.
3. Glass wool untuk peredam suara, tebal 5 cm atau atas petunjuk
Konsultan Pengawas.
4. Pengikat berupa paku, mur, baut, kawat, sekrup dan lain-lain harus di-
galvanisir sesuai dengan Nl-5 Bab Vl pasal 14, 15 dan 17.
5. Kaca sesuai Bab 5D. Pada persyaratan teknis ini.
6. Kunci sesuai Bab 5E. Pada persyaratan teknis ini.
7. Cat yang digunakan setaraf dulux produksi “ICI”

5.3.4. Contoh Bahan

Pemborong harus memberikan contoh-contoh bahan kepada Konsultan


Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

5.3.5. Gambar Rencana Pembuatan

Serahkan gambar rencana pembuatan kepada Konsultan Pengawas untuk


mendapatkan persetujuan sebelum pembuatan dimulai.

5.3.6. Pelaksanaan

Pemborong harus melakukan pengukuran seteliti mungkin di tempat


pemasangan. Hindari sedapat mungkin toleransi sambungan-sambungan
pada rangka. Laporkan kelainan-kelainan yang terjadi kepada Konsultan
Pengawas agar mendapat persetujuan sebelum pemasangan dilakukan.

5.4. PEKERJAAN KACA

5.4.1. Lingkup Pekerjaan

Dalam lingkup ini meliputi pengadaan dan pemasangan kaca seperti yang
tertera dalam gambar-gambar.

Hal | 15
5.4.2. Pengendalian Pekerjaan

 NI-3-1970
 Keterangan Produsen
 Persyaratan teknis

5.4.3. Bahan-bahan

Kaca rayben tebal 6 mm dan kaca jenis “clear glass” (kaca bening) tebal 5
mm dipasang pada tempat-tempat sesuai gambar pelaksanaan.

Kaca-kaca tersebut harus mempunyai toleransi ketebalan maksimal 3%,


setaraf dengan produksi PT ASAHI MAS, Jakarta. Kaca cermin dari kualitas
utama tebal 6 mm dipasang pada tempat sesuai gambar perancangan.

5.4.4. Pelaksanaan

Kecuali dinyatakan lain oleh Konsultan Pengawas, kaca-kaca didatangkan


ke lapangan pekerjaan sudah dalam siap pasang.
Sebelum pemasangan Pemborong harus mengambil ukuran-ukuran yang
tepat dari lubang-lubang/bukaan-bukaan kusen yang bersangkutan,
sehingga perubahan ukuran kaca di lapangan yang harus dibuat karena
tidak dilakukannya pengukuran terlebih dahulu, menjadi tanggung jawab
Pemborong sepenuhnya.

5.5. ALAT PERLENGKAPAN PINTU DAN JENDELA

5.5.1. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan dari semua


alat-alat penggantung dan kunci-kunci yang dipakai dalam pekerjaan ini.

5.5.2. Pengendalian Pekerjaan

Semua alat perlengkapan pintu dan jendela yang akan dipakai


harus sesuai dengan persyaratan Nl-3-1970 pasal 48, serta instruksi
pabrik/produsen.

5.5.3. Bahan-bahan

1. Bahan untuk kunci-kunci (handle, plate, lock, Keys)


maupun penggantung adalah merek “CISA” atau yang setaraf
dengan sistem master key. Bila pemborong mengusulkan merek lain,
maka harus dari produk yang setaraf dan disetujui ahli.

2. Logam dasar dan “finish” yang ditentukan sebagai berikut:

Logam Dasar Finish


Perunggu atau Chrominium kilat atau dof
kuningan

Hal | 16
5.5.4. Contoh Bahan

Pemborong harus menyerahkan daftar alat penggantung dan kunci dalam


tiga rangkap untuk meminta persetujuan Ahli.
Daftar tersebut harus mempunyai bentuk sebagai berikut:
 No. Referensi, Nama Barang, Nama Produsen dan No. Katalog
dari yang diusulkan.
 Di samping daftar itu, contoh dari setiap perlengkapan harus
diajukan untuk disetujui Ahli.

5.5.5. Pemasangan

Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari atas pintu. Engsel
bawah dipasang tidak lebih dari 35 cm dari permukaan lantai.
Engsel antara dipasang ditengah kedua engsel atas dan bawah.
Kunci dan pegangan pintu dipasang setinggi lebih kurang 100 cm
(as) dari atas permukaan lantai.

Hal | 17
PASAL 6.

PEKERJAAN FINISHING

6.1. PLESTER DAN ACIAN

6.1.1. Lingkup Pekerjaan

Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plester dan acian seperti yang
dijelaskan dalam ambar-gambar perancangan dan petunjuk pengawas
dilapangan.

6.1.2. Pengendalian Pekerjaan

Seluruh pekerjaan dan bahan harus sesuai dengan persyaratan dalam:


 NI-2-1971
 NI-3-1982
 NI-8-1972
 ASTM C 90-72
 ASTM B 615-72

6.1.3. Bahan-bahan

Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan terdiri dari:


1. Pasir
Pasir yang dipakai harus kasar, tajam, bersih dan bebas dari tanah liat,
lumpur atau campuran-campuran lain sesuai dengan:
 NI-3 pasal 14
 NI-2 Bab 3.3

2. Portland Cement
Portland Cement yang dipakai harus baru, tidak ada bagian yang
membatu dan dalam zak yang tertutup seperti disyaratkan dalam Nl-8.
Hanya sebuah merek dari satu jenis semen yang boleh dipakai dalam
pekerjaan.
3. Air
Air harus bersih segar dan bebas dari bahan-bahan yang merusak
seperti: minyak, asam dan unsur organik. Pemborong harus
menyediakan air kerja atas biaya sendiri.

6.1.4. Perancangan

6.1.4.1. Campuran Adukan dan Pletser

Perbandingan campuran dan pengetesannya dapat dilaksanakan dalam


waktu 1 minggu dan tidak ada penambahan waktu lagi untuk itu.

Hal | 18
a. Pletser/adukan dengan campuran 1 pc : 5 ps digunakan pada
daerah-daerah seluruh dinding bata seperti ditunjukkan dalam
gambar.
b. Pletser/adukan dengan campuran 1 pc : 2 ps digunakan pada
daerah-daerah basah untuk kedap air, seperti daerah toilet
setinggi 160 cm dari lantai dan daerah lainnya setinggi 20 cm
dari lantai sebagaimana ditunjukkan dalam gambar.
c. Pletser/adukan harus dicampur dengan bahan “additive”
untuk mencegah keretakan yang tak diinginkan dan terlebih
dahulu mendapat persetujuan ahli.

6.1.4.2. Acian

Acian dibuat dalam campuran 1 pc : 2 air (volume) dan digunakan hanya


pada dinding-dinding yang akan di cat.

6.1.5. Pelaksanaan

6.1.5.1. Umum

Pergunakan mesin-mesin pengaduk (molen) dan peralatan yang memadai.


Bersihkan semua permukaan yang akan dipletser dan disiram air hingga
jenuh. Pekerjaan plesteran harus rata sesuai perintah
Konsultan Pengawas, dengan tebal plesteran kecuali bila dinyatakan lain
adalah 20 mm dengan toleransi minimal 15 mm dan maksimal 25 mm.

6.1.5.2. Pencampuran

Membuat campuran adukan/plester tanpa mesin pengaduk hanya dapat


dilaksanakan bila ada izin dari Konsultan Pengawas.

6.1.5.3. Pelaksanaan Adukan/Plesteran

1. Adukan pasangan bata : lihat Pasal 1. Pasangan Bata


2. Plesteran
2.1. Plesteran ke dinding bata biasa
a. Bersihkan permukaan dinding bata dari noda-noda
debu, minyak, cat dan bahan-bahan lain yang dapat
mengurangi daya ikat plester. Basahkan sebelum
pekerjaan dimulai.
b. Pasang lapisan plester setebal yang diisyaratkan
(20 mm), ratakan dengan roskam kayu/almunium
dengan panjang minimal 1,2 m. basahkan terus selama
kurang lebih 3 hari
2.2. Plesteran Permukaan Beton
a. Bersihkan permukaan beton dari sisa-sisa
bekisting, debu, minyak-minyak, cat dan bahan lain
yang dapat mengurangi daya ikat plesteran. Kasarkan
permukaan beton dengan cara dicipping. Basahi beton
dengan air hingga jenuh. Tunggu sampai aliran air
berhenti.

Hal | 19
b. Pasangkan acian setebal 2-3 mm, kasarkan permukaan
kemudian pasangkan plester sebelum acian mengering.
c. Bila acian diperlukan, laksanakan sesuai Bab “Plester
dan Acian”.

6.2. PEMASANGAN UBIN KERAMIK DAN GRANITO TILE

6.2.1. Lingkup Pekerjaan

Ini meliputi pengadaan dan pemasangan ubin keramik dan Granito Tile
seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

6.2.2. Pengendalian Pekerjaan

Seluruh Pekerjaan disesuaikan menurut standar:


 NI-2-1971
 NI-3-1970
 NI-8-1972
 SII-0241-1970

6.2.3. Bahan-bahan

1. Ubin Keramik dan Granito Tile


 Bahan keramik dan Granito Tile harus dari kualitas 1. Warna dan
pola-pola akan ditentukan kemudian oleh Ahli.
 Ubin keramik pada daerah toilet: dipakai keramik ukuran 25x25
cm dan dinding 20x25 cm, border ukuran 10x20 produk ROMAN
kwalitas 1 atau yang setara, warna akan ditentukan kemudian.
 Ubin keramik 40x40 cm produk ROMAN kwalitas 1, atau yang
setara dipasang sesuai gambar.
 Untuk tangga keramik harus dipasang step nosing/anti slip.
 Ubin Granito Tile ukuran 60x60 produk “Granito” atau yang
setara dipasang sesuai gambar.
2. Bahan Perekat
Bahan perekat ubin keramik/porselen yang akan dipergunakan
untuk pemasangan pada dinding dan lantai adalah Portland Cement
biasa disaring/ayak dengan ayakan halus dan disetujui Konsultan
Pengawas.
3. Contoh-contoh
Sebelum dilakukan pemasangan, Pemborong harus memberikan
contoh data teknis bahan-bahan yang akan dipakai untuk disetujui oleh
Konsultan Pengawas
4. Penyimpangan
Ketika tiba di site bahan keramik tile harus dalam keadaan dalam pak
tertutup dan bersegel, dan disimpan di ruang yang kering dan tertutup.

6.2.4. Pemasangan

Hal | 20
 Sebelum lapisan ubin keramik dipasang, permukaan dinding/lantai
beton/bata harus diberi plester yang rata dan padat. Untuk lantai
atas beton, tiap 12 m2 lantai harus dibuat expansion joint yang
gambar kerjanya diajukan kepada pengawas untuk persetujuan
sebelum pelaksanaan.
 Pemasangan ubin keramik harus rata dan toleransi nat 1,5-2 mm
arah horizontal maupun vertikal tapi tidak kumulatif.
 Pengisi celah antara ubin digunakan acian portland cement putih
dengan diberi warna sesuai ubin yang dipasang yang dicampur
dengan pasta khusus pengisi nat/celah untuk keramik dan atas
persetujuan Konsultan Pengawas.
 Pemotongan keramik harus menggunakan alat khusus potong
keramik.
 Apabila terdapat fixture saniter pada bidang tile tersebut, maka
pemotongan harus rapih dan diselesaikan/ditrim dengan rapih.
 Pemasangan harus dilakukan oleh tukang yang ahli untuk
pekerjaan ini. Konsultan Pengawas berhak menolak tukang yang
dianggap tidak mampu/ahli untuk pekerjaan dimaksud dan
Pemborong harus segera mengganti dengan tukang yang sesuai
dan ahli serta disetujui oleh Konsultan Pengawas.
 Keramik yang sudah terpasang (dilantai) tidak boleh
dibebani/diinjak sebelum berumur 7 hari. Keramik harus dilindungi
dengan plastik selama periode konstruksi.

6.2.5. Kebersihan Kerja

Segera sesudah pemasangan keramik, semua arena harus dibersihkan


dari semen tersisa atau material lain yang mengotori dengan
menggunakan alat dan bahan khusus untuk pekerjaan ini.

6.3. PEMASANGAN GRANIT

6.3.1. Lingkup Pekerjaan

Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan granit pada dinding


eksterior dan interior sebagaimana yang dijelaskan dalam gambar
atau petunjuk Konsultan Pengawas.

6.3.2. Pengendalian Pekerjaan

Semua pekerjaan granit harus sesuai dan berdasarkan


ketentuan- ketentuan yang di tetapkan dalam :
 NI - 3 - 1970
 SII - 0379 - 80
 Dan stantar-standar lain yang berlaku untuk pekerjaan ini.

6.3.3. Bahan-bahan

6.3.3.1. Granit

Hal | 21
Granit yang digunakan adalah ex China. Tipe dan warna akan ditentukan
kemudian oleh ahli.

6.3.3.2. Material Bantu

1. Angkur
Angkur penyangga/pemegang (angkur utama) maupun angkur
penguat, harus terbuat dari logam yang tahan karat (non ferrour
metal).
Angkur penyangga harus mampu menahan berat granit dan apabila
dianggap perlu pemborong harus menyerahkan perhitungan yang
membuktikan bahwa angkur tersebut mampu menahan beban granit.
Tiap lembar granit yang dipasang tegak atau miring pada
dinding, harus dipegang paling sedikit oleh empat angkur penyangga.
 Pengisi celah antara dua segmen granit harus menggunakan
bahan Epoxe Tile Grouting yang setara dengan
“Superbon” produksi Hoechse dengan warna yang disetujui
oleh konsultan pengawas. Clah/nat antara segmen granit harus
dibuat serapat mungkin tidak lebih dari 1,0mm.
2. Bahan perekat/lem.
 Pemasangan granit pada bagian tertentu yang harus
menggunakan bahan perekat, harus mendapatkan izin dan
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
 Bahan perekat yang digunakan harus mempunyai daya lekat
(bonding strength) tidak kurang dari 40 kg/cm2 pada usia 7 hari.
Bahan perekat yang digunakan ialah setara “Araldite Tile Expose
Mortar”.
 Pemborong harus membuktikan kekuatan bahan perekat yang
akan digunakan dengan mengadakan percobaan-percobaan
yang disaksikan oleh Konsultan Pengawas.

6.3.3.3. Contoh bahan

Pemborong harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan


digunakan kepada Konsultan Pengawas selambat-lambatnya 2 (dua)
minggu sebelum bahan didatangkan ke lapangan, untuk mendapatkan
persetujuan penggunaanya.

6.3.3.4. Penyimpanan

Saat pengangkutan granit harus di pak sedemikian sehingga tidak


mengakibatkan bahan cacat atau retak.
Penyimpanan granit harus tersusun vertikal dengan platform kayu setinggi
10 cm dari tanah.

6.3.4. Gambar Kerja

Hal | 22
Pemborong harus membuat dan menyerahkan gambar kerja (shop
drawing) yang dibuat berdasarkan penelitian dan pengukuran di lapangan
untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas sebelum
pelaksanaan pekerjaan.
Gambar kerja harus memperlihatkan ukuran potongan granit yang
akan digunakan berikut detail-detailnya angkur, dowel, grout, serta harus
memperlihatkan cara pemasangan-nya.

6.3.5. Pelaksanaan

6.3.5.1. Persyaratan Kerja

1. Tenaga Ahli
Pekerjaan harus dilaksanakan oleh tenaga ahli yang terlatih dan
berpengalaman.
2. Peralatan
Pemborong harus menempatkan peralatan yang berupa alat
pemotong, alat penghalus gerinda, alat bevel sudut/bulat,
alat poles/polis dan alat yang standar untuk penyesuaian
ukuran di lapangan.
3. Pemeriksaan Keadaan Lapangan
Sebelum Dilakukan pemesana/pengiriman material, Pemborong
harus melaksanakan pemeriksaan kondisi lapangan untuk
mengetahui dengan tepat ukuran-ukuran yang diperlukan.
Kesalahan pengukuran yang mengakibatkan tidak dapat digunakannya
material yang didatangkan, sepenuhnya menjadi tanggung jawab
pemborong.
4. Mutu Pekerjaan
Konsultan Pengawas berhak untuk meminta penggantian material atau
meminta untuk membongkar pekerjaan yabg tidak dapat diterima
mutunya akibat kecerobohan cara pelaksanaan.
Pekerjaan pembongkaran dan penggantian material tersebut,
sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemborong.

6.3.5.2. Perlindungan Terhadap Pekerjaan dan


Pembersihannya

Pemborong bertanggung jawab melindungi semua pekerjaan terhadap


pengaruh pekerjaan lain yang berlangsung disekitarnya. Perlindungan
khusus terhadap minyak dan bahan-bahan kimia lain yang dapat
mempengaruhi granit tersebut.
Perlindungan antara lain dilakukan dengan cara menutup dengan plastik
selama konstruksi berlangsung.

6.4. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT

6.4.1. Lingkup Pekerjaan

Hal | 23
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan langit-langit termasuk semua
kelengkapannya, seperti profil akhir, sudut ataupun rangka
penggantungnya, sesuai dengan yang tertera pada gambar.

6.4.2. Pengendalian Pekerjaan

Sesuai petunjuk pabrik/produsen bahan langit-langit dan Konsultan


Pengawas di lapangan.

6.4.3. Bahan-bahan

 Papan Gipsum tebal 9mm produk “Jaya Board” atau yang setara.
Khusus untuk toilet, gipsum yang digunakan harus tahan terhadap
lembab. Pada kedua sisi terpanjang papan gipsum harus memiliki
sudut agak melandai di permukaan luarnya untuk menghasilkan
permukaan langit-langit yang rata dan menyambung. Cornis/lis
gipsum tipenya akan ditentukan kemudian oleh ahli di lapangan.
 Alumunium lineal, di pasang pada langit-langit pada bagian luar
sesuai gambar.Produk yang digunakan setara “LUXALON”.

6.4.4. Penyimpanan

Bahan-bahan harus disimpan dengan cara yang disetujui oleh Konsultan


Pengawas guna menghindari dari segala hal yang dapat mengakibatkan
kerusakan terhadap bahan yang akan dipergunakan.

6.4.5. Pelaksanaan

Sebelum pelaksanaan dimulai Pemborong harus menyerahkan contoh


langit-langit beserta data teknis bahan yang akan digunakan untuk
mendapat persetujuan dari Ahli.
Pemborong harus menyerahkan rencana penggantungan langit-langit
kepada Konsultan Pengawas untuk persetujuannya melalui gambar kerja.
Sambungan-sambungan, lubang-lubang (acces panel) untuk pekerjaan lain
sekitar (listrik, mekanikal) pekerjaan langit-langit tsb berikut penguat-
penguatnya harus disiapkan.
Seluruh rangka langit-langit digantung pada plat atau balok beton dengan
mengunakan penggantung dari metal dan dibuat sedemikian rupa
sehingga seluruh rangka dapat melekat dengan baik dan kuat
tanpa adanya perubahan bentuk.
Pada saat pemasangan rangka langit-langit harus diperhitungkan peil
ketinggian finishing langit-langit terhadap langit sesuai dengan
gambar perancangan.
Pemasangan panel gipsum ke permukaan rangka merupakan sekrup yang
telah ditentukan dengan mesin tangan pengencang sekrup. Jarak antar
sekrup lebih kurang 50-65 mm.
Pertemuan antara sambungan memanjang panel gipsum harus ditutup
dengan lapisan dempul gipsum dan direkatkan pita kertas berporous
untuk kemudian dilapisi kembali dengan lapisan dempul gipsum. Setelah

Hal | 24
lapisan dempul tersebut kering, sambungan diamplas agar permukaan
rata dan bersih.
Rangka merupakan konstruksi utama, sebelum dipasang harus diperiksa
dan diteliti sebaik-baiknya sehingga setelah dipasang akan rapih, kaku
dan kuat.
Penguat-penguat tertentu dapat ditambahkan untuk lebih memperkuat
konstruksi, asal tidak mengganggu bentuk luar dan harus disetujui terlebih
dahulu oleh Konsultan Pengawas.
Langit-langit boleh dipasang setelah semua instalasi yang berada
diatas langit-langit selesai terpasang, berikut lampu-lampu.
Bila langit-langit yang terpasang kemudian dibongkar karena adanya
perbaikan-perbaikan, maka semua biaya ditanggung oleh Pemborong.
Pelaksanaan di lapangan mengikuti persyaratan dalam gambar dan
petunjuk Konsultan Pengawas.

6.5. PEKERJAAN CAT

6.5.1. Lingkup Pekerjaan

Bagian ini meliputi pengadaan cat dan pengecatan pada seluruh


permukaan dinding, langit-langit sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.

6.5.2. Pengendalian Pekerjaan

Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan standar sebagai berikut:


 NI-3-1970
 NI-4

6.5.3. Bahan-bahan

Cat serta pelapis-pelapis lain yang akan digunakan disini, adalah “DULUX”
produksi ICI atau pabrik yang setaraf. Semua cat dasar dan cat akhir yang
digunakan dalam pekerjaan ini harus dari satu pabrik. Warna-warna akan
ditentukan oleh Ahli kemudian. Cat dinding luar harus
memenuhi persyaratan tahan terhadap cuaca.

6.5.4. Persetujuan Ahli

Semua cat yang dipakai harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas


sebelum boleh dipakai didalam pekerjaan. Cat didatangkan kelapangan
pekerjaan dalam kaleng-kaleng asli dari pabrik, lengkap dengan cap
perusahaan, merek dan sebagainya.

6.5.5. Pelaksanaan

Laksanakan pengecatan atas semua permukaan sesuai dengan aturan


pakai yang dijelaskan oleh pabrik pembuat cat. Kontraktor
harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas aturan pemakaian
cat dari pabrik pembuat cat yang disetujui Konsultan Pengawas.

Hal | 25
Apabila diperlukan, Kontraktor harus melakukan konsultasi kepada
pabrik/pengawas teknis pabrik sebagai yang disarankan dan disetujui

Hal | 26
Hal | 27

Anda mungkin juga menyukai