Pembangunan JPO
Tahun Anggaran 2021
i
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT (RKS)
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
ii
BAB I
A. PERSYARATAN UMUM
- Pekerjaan finishing lantai baru boleh dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan plafond
dan pemasangan lapisan-lapisan pada dinding selesai dikerjakan.
- Sebelum pekerjaan ini dilakukan, Kontraktor diwajibkan mengadakan pengecekan
terhadap peil lantai dan kemiringannya.
- Pada ruang-ruang kamar mandi/wc dan sebaginya harus sudah dipasang lapisan
waterproofing pada lantai terus naik ke dinding setinggi 30cm dari lantai sekelilingnya.
Bahan waterproofing yang digunakan lihat bab Waterproofing.
- Pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan oleh tenaga/tukang yang ahli atau oleh
sub-kontraktor khusus yang berpengalaman dan mempunyai reputasi hasil pekerjaan
yang baik.
- Permukaan lantai yang akan dipasang finishing lantai harus bersih dan rata serta bebas
dari kontaminasi materials yang mengandung bahan kimia dan lain-lain sejenis.
- Material finishing lantai harus disimpan sesuai petunjuk pabriknya masing-masing.
- Kontraktor harus membuat dan mengusulkan untuk persetujuan gambar-gambar kerja
secara detail yang memperlihatkan letak perlengkapan material lainnya yang akan
dipasang pada lantai olehnya atau oleh kontraktor lain.
- Sebelum melakukan pemasangan bahan Kontraktor harus mengajukan dahulu contoh
bahan untuk persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
b. Persyaratan Bahan
1). Lantai concrete wood yang digunakan :
- Jenis : Concrete Wood Deck
- Merek : Conwood
- Ketebalan : Min. 2.5 cm atau sesuai dengan gambar.
- Daya serap : 1%
- Kekerasan : Min. 6 skala Moks.
- Kekuatan Tekan : Min. 900 Kg/Cm2.
- Daya tahan lengkung : Min. 350 Kg/Cm2.
- Mutu : Tingkat I (satu), Extruded, Single Firing, tahan asam &
basa.
- Chemical Resistance : konsisten terhadap PUBB 1970 (NI-3) Pasal D ayat
17-33.
1
2). Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan
ASTM, peraturan kermaik Indonesia (NI-19), PVBB 1970 dan PVBI 1982.
3). Semen Portland harus memenuhi NI-8, pasir dan air harus memenuhi
syarat-syarat yang ditentukan dalam PVBB 1970 (NI-3) dan PBI 1971 (NI-2) dan
ASTM.
4). Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya kepada Wakil Pemebri Tugas atau Pengawas
Lapangan.
c. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1). Sebelum dimulai pekerjaan Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing
mengenai pola concrete wood.
2). Concrete wood yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat
dan bernoda.
3). Hasil pemasangan lantai concrete wood harus merupakan bidang permukaan
yang benar-benar rata, tidak bergelombang, dengan memperhatikan kemiringan
didaerah basah dan teras kemiringan tidak boleh kurang dari 0,025% pada jarak
10 m untuk area toilet dan area lain tidak boleh kurang dari 12 mm pada jarak 10
m.
4). Pola, arah dan awal pemasangan lantai concrete wood harus sesuai gambar
detail atau sesuai petunjuk Wakil Pemberi Tugas atau Pengawas Lapangan.
5). Perhatikan lubang instalasi dan drainage/bak kontrol sebelum pekerjaan dimulai.
6). Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu sama lain (siar-siar) harus
sama lebarnya, ditetapkan 0.5 – 1 cm, yang membentuk garis-garis sejajar dan
lurus yang sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan
harus membentuk sudut siku yang saling berpotongan tegak lurus sesamanya.
7). Pemotongan unit-unit concrete wood harus menggunakan alat pemotong khusus
sesuai persyaratan dari pabrik.
8). Concrete wood yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam
noda pada permukaan keramik hingga betul-betul bersih.
9). Concrete wood yang terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban selama
3 x 24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.
10). Untuk pemasangan di atas ketinggian 50 cm, harus menggunakan papan
tambahan dengan ketebalan minimum 12 mm.
11). Dilarang menggunakan cat dengan bahan dasar minyak untuk kondisi apapun
karena dapat menyebabkan cat mengelupas.
12). Kontraktor harus menyiapkan permukaan sehingga memenuhi syarat yang
diperlukan, sebelum memasang concrete wood.
13). Secara tertulis, Kontraktor harus memberikan laporan kepada Direksi Lapangan
setiap kondisi yang menurut pendapatnya akan berpengaruh buruk pada
pelaksanaan pekerjaan.
14). Penyimpangan kerataan permukaan beton tidak boleh lebih dari 5 mm untuk
jarak 2 mm, pada semua arah. Tonjolan harus dibuat (chip off) tekukan kedalam
diisi dengan mortar (1 : 2) sehingga plesteran dasar (setting bed) mempunyai
ketebalan yang sama.]
15). Pemeriksaan (Inspection).
2
d. Perlindungan dan Pembersihan
1). Perlindungan.
- Kontraktor harus melindungi concrete wood yang telah terpasang dan harus
mengganti, atas biaya sendiri setiap kerusakan yang terjadi. Penyerahan
pekerjaan dilakukan dalam keadaan bersih.
- Setelah pemasangan, Kontraktor harus melindungi concrete wood yang telah
terpasang, jika mungkin dengan mengunci area tersebut. Batas lalu lintas
diatasnya, hanya untuk yang penting saja.
2). Pembersihan
Secara prinsip, permukaan dibersihkan dengan air, menggunakan sikat, kain lap,
dan sebagainya. Tetapi jika area-area yang tidak bisa dibersihkan hanya dengan
air, pembersihan memakai campuran air dengan hydrochloric acid, perbandingan
30 : 1.
Sebelum pembersihan dengan asam ini, lindungi semua bagian yang
memungkinkan akan berkarat atau rusak oleh asam. Setelah dibersihkan dengan
asam ini, bersihkan area ini dengan air biasa, hingga tidak ada campuran asam
yang tersisa.
3
BAB II
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
KETENTUAN UMUM
- Pekerjaan penyelesaian langit-langit baru dapat dikerjakan setelah semua pekerjaan
instalasi yang harus dipasang diatas langit-langit telah selesai dipasang dan diuji coba (test).
Sebelum pekerjaan langit-langit dimulai gambar-gambar M & E harus dipelajari lebih dahulu.
- Semua pekerjaan langit-langit harus rata, rapih dan tidak bergelombang.
- Semua bahan yang dipasang harus baru, baik, tidak cacat, basah, siku dan tidak
melengkung. (Warna dan tekstur bahan harus sama).
- Peil ketinggian plafond harus sesuai gambar rencana.
LINGKUP PEKERJAAN
Meliputi penyediaan bahan plafond, rangka penggantung plafond, serta pemasangan
rangka gantung dan bahan plafond pada tempat-tempat yang sesuai dengan gambar rencana
dan daftar pemakaian bahan. Sebelum dilakukan pemasangan Kontraktor harus terlebih dahulu
mengajukan shop drawing dan contoh bahan dan perlengkapannya untuk mendapat
persetujuan Arsitek.
b. Persyaratan Bahan
Ukuran 80 x 6000 mm (liner ceiling) Metalwork, Powder Coating putih/silver.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1) Cara penggantungan harus sesuai dengan detail
2) Lembaran panel zincalume, telah dipilih dengan baik (tidak cacat, penyok,
sobek) dan telah mendapat persetujuan Pemberi Tugas.
3) Struktur rangka harus kuat, water pass, rata dan tidak bergelombang.
4) Penggantung plafond dipasang pada jarak yang sesuai dengan rekomendasi
pabrik.
BAB III
PEKERJAAN ATAP
Spesifikasi :
Panjang : Ukuran panjang dapat disediakan sesuai kemampuan
pengangkutan dan pelaksanaan produksi.
Lebar : 700mm
Sudut kemiringan minimal 3o ( Lihat detail gambar)
Tebal dasar 0,45mm
Tebal total setelah dicoating 0,50mm
Warna Grey
2. PEKERJAAN PEMASANGAN PANEL ALUMINIUM KOMPOSITE (ACP)
a. LINGKUP PEKERJAAN
1). Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu untuk
melaksanakan pekerjaan ini sehingga didapat hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
2). Pekerjaan yang dimaksud meliputi pemasangan dinding panel aluminium komposit
meliputi pembungkus kolom luar seperti yang ditunjukkan/ disyaratkan dalam
Gambar Kerja.
b. KOMPONEN
a. Hot Dip Galvanized Steel / Hollow Aluminium 400 x 400 mm c.a finished untuk instalasi
frame
b. Full frame with stiffener aluminium 1.2mm
c. Sealant dan Gasket
- Untuk pekerjaan luar, lihat Bab Sealant dan Gasket.
- Warna akan ditentukan kemudian berdasarkan color chart dari pabrik.
- Lokasi sealant :
▪ antara panel aluminium dengan panel aluminium (Neutral / Non Acid)
Non Stein
▪ antara panel aluminium dengan kaca.
c. PERSYARATAN BAHAN
1). Material penutup dinding adalah berupa aluminium composite panel dari bahan
mineral core polyethelene ditempatkan diantara dua permukaan aluminium
setebal 0.3 mm.
2). Spesifikasi teknis
a). Bahan : Allumunium Composite Panel
b). Tebal : 4 mm
c). Berat : 5-7,5 kg/m2
d). Bending Strength : 145 mpa
e). Heat Deformation : 105C
f). Sound Insulation : 24 – 39 db
g). Finished : Flourocarbond factory finished
h). Warna : Lihat gambar (sesuai yang disetujui)
i). Allumunium Skin Thickness : 0,3 mm
j). Allumunium Alloy : 3003
k). Coating Type : PVDF SELF CLEANING (exterior)
3). Bahan Composite harus dalam kadaan rata, warna akan ditentukan kemudian
c. PERSYARATAN PELAKSANAAN
1). Sebelum memulai pelaksanaan pemasangan, Kontraktor agar meneliti
gambar-gambar dengan kondisi di lapangan.
2). Kontraktor agar terlebih dulu membuat shop drawing lengkap petunjuk dari
Direksi/Pengawas Lapangan meliputi gambar denah lokasi, ukuran, bentuk dan
kualitas bahan untuk disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan.
3). Prosedure penyimpanan, pengakutan dan pemasangan atap/dinding aluminium
composite panel harus mengikuti semua prosedur yang dikeluarkan oleh pabrik
pembuat.
4). Pemasangan aluminium composite panel ini harus dikerjakan oleh tenaga ahli
untuk bidang pekerjaan ini.
5). Hasil yang diharapkan rapi, bersih, tidak cacat, tidak ada noda, tidak
bergelombang.
6). Ketidaksempurnaan pekerjaan ini menjadi tanggungjawab kontraktor dan
perbaikan untuk itu tidak menjadikannya pekerjaan tambah.
BAB IV
B. PERSYARATAN BAHAN
a) Stainless steel, aluminum, carbon steel, galvanized steel. Ex : metalindo, lion mesh
b) Opening shapes: hexagon, diamondr.
c) Standard flow expanded metal grating
C. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a) Seluruh pekerjaan di workshop harus merupakan pekerjaan yang berkwalitas tinggi,
seluruh pekerjaan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga semua komponen dapat
dipasang dengan tepat di lapangan dan dapat berfungsi dengan baik.
b) Seluruh pekerjaan pengelasan harus dilakukan oleh pekerja yang benar benar ahli
dalam bidang pengelasan, setifikat keahlian merupakan rujukan yang diperlukan jika
timbul keragu raguan mengenai keahlian pelaksanaan.
c) Semua baja yang dipakai harus bebas dari retak dan cacat lain yang dapat
mengurangi kekuatan sambungan serta kerataan permukaan bagian sambungan.
d) Baut baut dan mur mur yang dipakai adalah jenis baut baja High Tension Bolt (HTB)
baut harus dilengkapi dengan 2 buah ring dengan ukuran dan tebal sesuai dengan
baut yang digunakan.
e) Ketentuan untuk ketebalan dan panjang las minimal dan maksimal adalah harus
sesuai dengan persyaratan dari American Welding Society ( AWS ).
j) Apabila ada pekerjaan metal structural yang akan terpotong maka harus
diberitahukan dan mendapat persetujuan dari perencana struktur.
l) Untuk unit yang dipasang harus diberi tanda-tanda agar tidak terjadi kesalahan
pemasangan.
n) Pemberhentian pengelasan harus pada tempat yang ditentukan dan dijamin tidak
akan berputar atau membengkok.setelah pengelasan, sisa-sisa/kerak las harus
dibersihkan dengan baik (wire, brush, ampelas) cacat pada pengelasan harus di
potong dan dilas kembali atas tanggung jawab kontraktor.
o) Tambahkan perkuatan dan angkur yang dianggap perlu dan harus dipasang
walaupun tidak termasuk dalam gambar ( lengkap dengan pemakaian ramset untuk
beton) meliputi dan tidak terbatas pada dudukan fixtures (toilet dan cermin).
b. Persyaratan Bahan
a. Bahan : Stainless Steel ex Hensei - Jepang
b. Finishing : Gloss / Hairlane
c. Digunakan stainless steel dengan mutu ST 37, baik pipa maupun lembaran.
d. Stainless Steel memenuhi persyaratan ASTM A36
e. Pengelasan sambungan stainless steel harus baik dan rata serta memenuhi
persyaratan ASTM A53 type E atau type S.
c. Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Perencana.
b. Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan diatas teknis operatif sebagai
informasi bagi Perencana.
c. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus disesuaikan supaya disediakan Kontraktor
di site.
d. Bila dianggap perlu, Kontraktor wajib mengadakan test terhadap bahan-bahan
tersebut pada laboratorium yang ditunjuk baik mengenai komposisi, konsentrasi dan
aspek-aspek lain yang ditimbulkannya, biaya atasbeban Kontraktor.
e. Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji, baik pada pembuatan,
pengerjaan maupun pelaksanaan di lapangan oleh Perencana atas tanggungan
Kontraktor tanpa biaya tambahan.
f. Bila Perencana memandang perlu pengujuian dengan penyinaran gelombang tinggi
maka segala biaya dan fasilitas yang dibutuhkan untuk terlaksananya pekerjaan
tersebut adalah tanggung jawab Kontraktor.
g. Pekerjaan Baja Tahan Karat.
1). Pekerjaan stainless steel seperti yang ditunjukkan dalam gambar untuk itu.
Untuk stainless steel yang dipakai berupa profil-profil pipa dan plat stainless
steel.
2). Penyambungan dengan las harus dilaksanakan dengan kelipatan dan keahlian
yang tinggi, pengelasan harus dengan las listrik dengan elektrode stainless steel,
permukaanyang dilas harus sama rata dan alur lasnya kelihatan teratur, bekas
las-lasan harus dikikir dan dihaluskan tanpa mengurangi kekuatan lasnya.
Las-lasan yang dicat harus dipotong dan dilas kembali atas biaya pemborong.
3). Pembengkokan profil-profil/plat-plat/pipa-pipa harus dilakukan dengan alas
bender (pembongkok) sehingga hasilnya baik, halus, dan tidak cacat-cacat
bekas pukulan.
4). Setelah pekerjaan las-lasan, penghalusan dan pemasangan selesai stainless
steel dipoles dengan mesin poles, kemudian digosok dengan compound
memakai kain halus sehingga bersih dan mengkilap.
BAB V
2. PERSYARATAN BAHAN
a) Pipa besi / besi hollow yang di gunakan adalah pipa hitam / besi hollow dengan bentuk
dan ukuran sesuai yang tertera pada gambar.
3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a) Seluruh pekerjaan di workshop harus merupakan pekerjaan yang berkwalitas tinggi,
seluruh pekerjaan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga semua komponen
dapat dipasang dengan tepat di lapangan dan dapat berfungsi dengan baik.
b) Seluruh pekerjaan pengelasan harus dilakukan oleh pekerja yang benar benar ahli
dalam bidang pengelasan, setifikat keahlian merupakan rujukan yang diperlukan jika
timbul keragu raguan mengenai keahlian pelaksanaan.
c) Semua baja yang dipakai harus bebas dari retak dan cacat lain yang dapat
mengurangi kekuatan sambungan serta kerataan permukaan bagian sambungan.
d) Baut baut dan mur mur yang dipakai adalah jenis baut baja High Tension Bolt (HTB)
baut harus dilengkapi dengan 2 buah ring dengan ukuran dan tebal sesuai dengan
baut yang digunakan.
e) Ketentuan untuk ketebalan dan panjang las minimal dan maksimal adalah harus
sesuai dengan persyaratan dari American Welding Society ( AWS ).
j) Apabila ada pekerjaan metal structural yang akan terpotong maka harus
diberitahukan dan mendapat persetujuan dari perencana struktur.
l) Untuk unit yang dipasang harus diberi tanda-tanda agar tidak terjadi kesalahan
pemasangan.
n) Pemberhentian pengelasan harus pada tempat yang ditentukan dan dijamin tidak
akan berputar atau membengkok.setelah pengelasan, sisa-sisa/kerak las harus
dibersihkan dengan baik (wire, brush, ampelas) cacat pada pengelasan harus di
potong dan dilas kembali atas tanggung jawab kontraktor.
o) Tambahkan perkuatan dan angkur yang dianggap perlu dan harus dipasang
walaupun tidak termasuk dalam gambar ( lengkap dengan pemakaian ramset untuk
beton) meliputi dan tidak terbatas pada dudukan fixtures (toilet dan cermin).
X-2
BAB VI
2. Persyaratan Bahan
a. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan PBI-1971
(NI-2), PVBB 1956 dan NI-8.
b. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) untuk disetujui.
3. Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Untuk pasangan yang langsung diatas tanah, tanah yang akan dipasang sub lantai
harus dipadatkan untuk mendapatkan permukaan yang rata dan padat sehingga
diperoleh daya dukung tanah yang maksimum, pemadatan digunakan alat timbres.
b. Pasir urug bawah lantai harus merupakan permukaan yang keras, bersih dan
bebas alkali, asam maupun bahan organic lainnya yang dapat mengurangi mutu
pasangan. Tebal lapisan pasir urug yang disyaratkan minimum 10 cm atau sesuai
gambar, disiram air dan ditimbris sehingga diperoleh kepadatan yang maksimal.
c. Diatas pasir urug dilakukan pekerjaan sub lantai setebal 5 cm atau sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar detail dengan campuran 1 PC : 3 pasir : 5 koral.
d. Untuk pasangan diatas pelat beton (lantai tingkat), pelat beton diberi lapisan
plester (screed) dengan adukan semen instan/mortar pasir setebal minimum 2 cm
dengan memperhatikan kemiringan lantai terutama di daerah basah dan teras.
e. Sub lantai beton tumbuk diatas lantai dasar permukaannya harus dibuat
benar-benar rata, dengan memperhatikan kemiringan lantai di daerah basah dan
teras.
X-3
BAB VII
PEKERJAAN PENGECATAN
A. LINGKUP PEKERJAAN
1. Umum
- Kontraktor harus mengajukan literatur teknis dan petunjuk pabrik tentang
cara pemakaiannya.
- Cat yang akan digunakan berada didalam kaleng-kaleng yang masih disegel,
tidak pecah/bocor dan mendapat persetujuan Direksi.
X-4
3. Pekerjaan yang berhubungan
a. Pekerjaan Langit-langit/plafond
b. Pekerjaan dinding & partisi
c. Pekerjaan Kayu
d. Pekerjaan Pintu dan Jendela
4. Standard
a. PUBI : 54, 1982.
PUBI : 58, 1982.
b. NI : 4
c. ASTM : D - 361
d. BS No. 3900, 1970
e. AS K - 41.
5. Persetujuan
a. Standard Pengerjaan (Mock Up).
- Sebelum pengecatan yang dimulai, Kontraktor harus melakukan
pengecatan pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang
diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna,
texture, material dan cara pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai
sebagai mock up ini akan ditentukan oleh Pengawas Lapangan.
- Lapisan cat pada ruangan tangga kebakaran harus memiliki kualitas yang
tidak dapat menyatu ataupun merambatkan api apabila terjadi kebakaran,
serta tidak menimbulkan asap, gas beracun dan uap yang dapat terbakar
bila panas.
X-5
B PERSYARATAN BAHAN
1. Pekerjaan Cat Besi
a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh bagian-bagian besi
pagar beserta pintunya, pintu-pintu besi talang-talang dan pekerjaan besi lain
ditentukan dalam gambar.
b. Cat yang dipakai adalah ICI jenis Dulux Supergloss, Mowilex jenis acrylic gloss
enamel/ Jotun jenis Galdex gloss enamel atau setara.
c. Pekerjaan cat dilakukan setelah bidang yang akan dicat, selesai diamplas
halus dan bebas debu, oli dll.
d. Sebagai lapisan dasar anti karat dipakai sebagai cat dasar 1 kali. Sambungan
las dan ujung yang tajam diberi "touch up " dengan dua lapis U-pox Red lead
primer 520-1130 setelah itu lapisan tebal 40 micron diulaskan.
e. Setelah kering sesudah 24 jam, dan diamplas kembali maka disemprot 1 lapis.
Setelah 48 jam mengering baru lapisan akhir type enamel atau U-pox enamel
disemprot 2 lapis.
g. Setelah pengecatan selesai, bidang cat harus licin, utuh, mengkilap, tidak ada
gelembung-gelembung dan dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.
X-6
BAB VIII
PEKERJAAN FACADE JPO
1. ATAP MEMBRANE
1. Umum
a. Lingkup Pekerjaan
- Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan lat bantu lainnya untuk
pelaksanaan pekerjaan, sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
- Pekerjaan meliputi seluruh atap bangunan dengan kerangka besi baja.
- Talang (gutter)
b. Pekerjaan yang berhubungan
- Sealant
- Rangka kuda-kuda
c. Persetujuan-persetujuan
- Kontraktor terlebih dahulu harus menyrahkan shop drawing kepada pengawas
sebelum memulai pekerjaan, untuk mendapat persetujuan PPK.
- Harus memperhatikan dengan jelas dimensi-dimensi sistim kontraksi,
hubungan-hubungan antar komponen, cara pengukuran dll.
- Shop drawing harus dikoordinasikan dengan ketentuan yang berlaku guna
ketepatan perkuatan-perkuatan yang diperlukan.
- Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh bahan yang memperlihatkan texture,
finishing & warna.
- Semua sample harus diberi tanda yang memperlihatkan ketebalan jenis material,
warna dan dimana pekerjaan itu akan dipakai.
2. Material
Membrane bahan dibuat dari Membran bertegangan tarik tinggi Kekuatan tarik :
3400/3100N/5cm
Spesifikasi :
Front face : metalic or pearl finish
Back face : matt
Yarn : 1100 Dtex PESHT
Weight : 550g/m2
Standar format Lengh : 50lm
Thickness : 0.95mm
Width : 267 cm
Colour : Grey
X-7
BAB IX
PEKERJAAN LAMPU
1. PEKERJAAN LAMPU
a. LINGKUP PEKERJAAN
1). Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu untuk
melaksanakan pekerjaan ini sehingga didapat hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
2). Pekerjaan yang dimaksud meliputi seluruh pemasangan lampu sorot LED RGB
b. PERSYARATAN BAHAN
1). Lampu Sorot LED RGB, Type A : BCP431 RGB / 24 V merek Philips.
2). LED downlight 12 watt merek Philips
3). LED TL LED 20 watt merek Philips
4). Lampu Mono/White, Light Tube
c. PERSYARATAN PELAKSANAAN
1). Sebelum memulai pelaksanaan pemasangan, Kontraktor agar meneliti
gambar-gambar dengan kondisi di lapangan.
2). Kontraktor agar terlebih dulu membuat shop drawing lengkap petunjuk dari
Direksi/Pengawas Lapangan meliputi gambar denah , ukuran, bentuk dan kualitas
bahan untuk disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan.
3). Pemasangan lampu dan panel ini harus dikerjakan oleh tenaga ahli untuk bidang
pekerjaan ini.
4). Pelaksanaan pemasangan harus menghasilkan pekerjaan yang sempurna, rapih dan
lancar dipergunakannya.
X-8
BAB X
PEKERJAAN LIFT
1) Untuk pengadaan lift, merek lift yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :
a. Merek Otis
b. Merek Daichi
Merek lift memiliki ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merek) tersendiri dan
memiliki fasilitas perawatan dan pemeliharaan pasca pembangunan sehingga
memudahkan untuk pemeliharaan lift.
Lift memiliki dua pintu opening dengan minimal selebar 1 m dan dimensi Car
yang cukup menampung penyandang disabilitas sesuai dengan Permen
Ketenagakerjaan Nomor 6 Tahun 2017 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Elevator dan Eskalator.
X-9
LAPORAN OUTLINE SPEK TEKNIK
X - 10
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN / KONSTRUKSI
1. Mobilisasi
Penggunaan alat berat merupakan salah satu pendukung terlaksanakannya ketepatan waktu
pekerjaaan konstruksi, dimana pemakaiannya merupakan suatu yang vital. Alat berat sendiri
sejatinya bukanlah merupakan suatu penghambat proyek, melainkan dapat memudahkan
manusia dalam mengerjakan pekerjaannya sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai
dengan lebih mudah pada waktu yang relatif lebih singkat. Proses manajemen alat berat juga
diperlukan ketelitian agar supaya penggunaannya dapat berfungsi sesuai dengan pekerjaan dan
bukan menjadi penghalang keterlambatan proyek. Adapun alat berat yang digunakan pada
pekerjaan ini yaitu sebagai berikut :
- Alat Bor/ mesin bor
- Clawler Crane / service crane / dragline
- Dump Truck
- Excavator
- Truck Mixer
- Concreat Pump
- Asphal Finisher
- Tire Roller
- Tandem Roller
- Batching Plant
- Asphal mixing plant
- Traveller & Launcher
X - 11
Bila kondisi tanahnya mudah runtuh, perlu dilakukan penggunaan bahan aditif berupa
polymer. Polymer merupkan bahan campuran yang berfungsi untuk menstabilkan
permukaan dinding lubang bor dengan menghabat laju perembesan air pada lapisan tanah
tertentu dengan cara memperbesar nilai visokisitas air yang terdapat dalam lubang bor
sehingga dapat mengurangi kecepatan rembes air yang menggerus sisi tanah pada
permukaan dinding lubang bor.
Selanjutnya mata bor diganti menggunakan bor bucket yang berfungsi menggali dan
menyimpan tanah hasil boring didalam bucket untuk di buang keluar lubang boring.
Boring di hentikan pada saat kedalaman lubang bor telah mencapai elevasi yang
direncanakan. Dasar lubang bor, dibersihkan dari bekas-bekas pengeboran dengan
menggunakan cleaning bucket dan siap untuk dilakukan pekerjaan pemasangan besi.
X - 12
Gambar Pembesian Boredpile
d. Pekerjaan pengecoran
Begitu selesai pembersihan dasar lubang kemudian dilaksanakan pemasangan tulangan
besi beton disusul pemasangan pipa tremie.
Bila didalam lubang terdapat volume air yang cukup banyak dan deras maka
pengecoran dilaksanakan melalui pipa tremie yang ditutup pada ujung bawahnya,
menggunakan plat baja yang dinamakan end plate atau dengan menggunakan plastic
foam sebagai pemisah antara beton dan air.
Pipa tremie dipasang sepanjang lubang yang di bor dengan ujungnya bertumpu pada
dasar lubang untuk mencegah terjadinya segregasi beton dimana terjadinya pemisahan
komponen material dalam campuran beton segar yang terjadinya pengendapan agregat
yang lebih berat di dasar campuran beton segar, atau pemisahan agregat kasar dari
kesatuan campuran beton akibat pemadatan yang berlebihan.
Beton Readymix dituangkan ke dalam tremie hingga pipa tersebut terisi penuh. Pipa
lalu ditarik sehingga end plate terlapas dan beton mengalir. Beton dituangkan lagi
kedalam pipa tremie dan dengan demikian pengecoran tiang dilanjutkan hingga
permukaan beton mencapai ketinggian yang diinginkan. Selama pengecoran
berlangsung ujung bawah pipa tremie harus terbenam didalam beton.
Casing yang masih terdapat di lubang bor lalu dicabut perlahan-lahan dan pengukuran
terakhir dilakukan terhadap beton untuk memeriksa apakah ketinggian permukaan
beton berada diatas rencana dasar poer untuk menjamin mutu beton yang baik pada
elevasi dasar poer. Apabila perlu, casing sementara di cor beton sampai penuh sehingga
ketinggian permukaan beton yang diinginkan tercapai. Bilamana tidak ada air di dalam
lubang bor, pengecoran beton dilakukan dengan pipa tremie pendek (± 1 m) dan corong
saja. Pipa tremie pendek ini berfungsi agar beton yang dituangkan jatuh
ditengah-tengah lubang.
X - 13
Gambar Pengecoran
e. Pelaksanaan Pilecap
Pilecap merupakan bangunan yang berfungsi untuk mendukung bangunan atas dan juga
sebagai penahan tanah. Pada perencanaan ini pilecap menggunakan struktur beton.
Pekerjaan beton untuk abutment yaitu besi tulangan, semen, pasir, batu pecah dan air
dicampur dan diaduk menjadi beton dengan menggunakan concrete mixer. Campuran
beton di cor dengan baik, pada lokasi acuan/ bekisting yang sudah disiapkan dengan
dimensi sesuai gambar kerja. Pilecap dengan pondasi diikat menggunakan angkur
(baja) sehingga menjadi struktur yang monolit. Untuk lebih jelasnya, lihat Gambar
dibawah ini.
X - 14
- Melakukan pengecekan apakah letak dan posisi bekisting sudah sesuai
- Olesi dengan pelumas bagian dalam bekisting yang akan dilapisi beton basah, agar
mudah untuk membuka dan menghasilkan beton keras yang bagus dan tidak keropos.
Prosedur pelaksanaan pekerjaan pembesian yaitu:
- Menyiapkan material besi tulangan sesuai dengan ukuran dan gambar yang sudah
direncanakan.
- Menyiapkan lokasi untuk pemotongan dan perakitan tulangan.
- Menyiapkan peralatan dan tenaga pembesian sesuai dengan kebutuhan.
- Pastikan perakitan tulangan dengan bendrat bersilangan tumpang tindih.
- Potong dan rakit pembesian dengan sesuai ukuran gambar rencana.
- Menyiapkan lokasi pemasangan panel rakitan pembesian di lapangan bersih dari segala
kotoran.
- Pastikan posisi ikatan antar besi tulangan sudah cukup kuat dan pada tempatnya.
X - 15
Gambar Pengecoran Slab
4. Pelaksanaan Pekerjaan Baja Struktur
4.1. Bahan
1) Baja Struktur
Kecuali ditunjukkan lain dalam Gambar, baja karbon untuk paku keling, baut atau dilas
harus sesuai dengan ketentuan AASHTO M183 - 98 : Structural Steel. Baja yang digunakan
sebagai bagian struktur baja harus mempunyai sifat mekanis baja struktural seperti dalam tabel
4.1.
Sifat Mekanis baja struktural
Jenis baja Tegangan putus Tegangan leleh Peregangan
minimum, fu minimum, fy minimum
(MPa) (MPa) (%)
BJ 34 340 210 22
BJ 37 370 240 20
BJ 41 410 250 18
BJ 50 500 290 16
BJ 55 550 410 13
Mutu baja, dan data yang berkaitan lainnya harus ditandai dengan jelas pada unit-unit
yang menunjukkan identifikasi selama fabrikasi dan pemasangan.
2) Baut, Mur dan Ring
Baut dan mur harus memenuhi ketentuan dari ASTM A307 Grade A, dan mempunyai kepala
baut dan mur berbentuk segienam (hexagonal).
Baut, mur dan ring dari baja tegangan tinggi harus difabrikasi dari baja karbon yang dikerjakan
secara panas memenuhi ketentuan dari AASHTO M164M - 90 dengan tegangan leleh
minimum 5700 kg/cm2 dan pemuluran (elongation) minimum 12 %.
Alat sambung mutu tinggi boleh digunakan bila memenuhi ketentuan berikut:
- Komposisi kimiawi dan sifat mekasninya sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
- Diameter batang, luas tumpu kepala baut, dan mur atau penggantinya harus lebih besar
dari nilai nominal yang ditetapkan dalam ketentuan yang berlaku. Ukuran lainnya boleh
berbeda;
- Cara penarikan baut dan prosedur pemeriksaan untuk alat sambung boleh berbeda dari
ketentuan yang berlaku selama persyaratan gaya tarik minimum alat sambung pada
tabel 4.2. terpenuhi dan prosedur penarikannya dapat diperiksa.
Tabel. 4.2.
X - 16
Gaya Tarik Baut Minimum
Diameter nominal baut (mm) Gaya tarik minimum (KN)
16 95
20 145
25 210
30 335
36 490
Baut dan mur harus ditandai untuk identifikasi sesuai dengan ketentuan dari AASHTO
M164M90. Ukuran baut harus sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar.
3) Paku Penghubung Geser Yang Dilas
Paku penghubung geser (shear connector studs) harus memenuhi ketentuan dari AASHTO
M169 - 83 : Steel Bars, Carbon, Cold Finished, Standard Quality. Grade 1015, 1018 atau 1020,
baik baja "semi-killed" maupun "fully killed".
4) Bahan Untuk Keperluan Pengelasan
Bahan untuk keperluan pengelasan yang digunakan dalam pengelasan logam dari kelas baja
yang memenuhi ketentuan dari AASHTO M183 - 90, harus memenuhi ketentuan dari ASTM
A233.
5) Sertifikat
Semua bahan baku atau cetakan yang dipasok untuk pekerjaan, bilamana diminta oleh Direksi
Pekerjaan, harus disertai sertifikat dari pabrik pembuatnya yang menyatakan bahwa bahan
tersebut telah di produksi sesuai dengan formula standar dan memenuhi semua ketentuan
dalam pengendalian mutu dari pabrik pembuatanya. Sertifikat harus menunjukkan semua hasil
pengujian sifat-sifat fisik bahan baku, dan diserahkan kepada Direksi Pekerjaan tanpa biaya
tambahan.
Ketentuan ini harus digunakan, tetapi tidak terbatas pada produk-produk atau bagian-bagian
yang dirol, baut, bahan dan pembuatan landasan (bearing) dan galva-nisasi.
4.2. Kecakapan Kerja
1) Fabrikasi
Semua elemen yang dirakit harus cocok dan tepat dalam toleransi yang disyaratkan
dalam Pasal 6.1.(4). Sambungan dengan baut harus dilengkapi dengan pelat paking, jika
diperlukan, untuk menjamin agar celah yang mungkin timbul antar permukaan bidang yang
berdampingan yang tidak melampaui 1 mm untuk baut geser tegangan tinggi dan 2 mm untuk
jenis sambungan lainnya.
Untuk sambungan las, maka setiap penyimpangan yang tidak dikehendaki akibat kesa-lahan
penjajaran bagian-bagian yang akan disambung tidak melampaui 0,15 kali kete-balan pada
bagian yang lebih tipis atau 3 mm. Akan tetapi, baik perbedaan ketebalan yang timbul dari
toleransi akibat proses rolling maupun kombinasi toleransi akibat proses rolling dan kesalahan
penjajaran yang diijinkan di atas, maka penyimpangan yang melampaui 3 mm harus diperhalus
dengan suatu kelandaian 1 : 4.
2) Pemotongan
X - 17
Pemotongan harus dilaksanakan secara akurat, hati-hati dan rapi. Setiap deformasi
yang terjadi akibat pemotongan harus diluruskan kembali. Sudut tepi-tepi potongan pada
elemen utama yang merupakan tepi bebas setelah selesai dikerjakan, harus dibulatkan dengan
suatu radius kira-kira 0,5 mm atau ditumpulkan. Pengisi, pelat penyambung, batang pengikat
dan pengaku lateral dapat dibentuk dengan pemotongan cara geser (shearing), tetapi setiap
bagian yang tajam seperti duri akibat pemotongan harus dibuang. Setiap kerusakan yang terjadi
akibat pemotongan harus diperbaiki. Sudut-sudut ini umumnya dibulatkan dengan suatu radius
1,0 mm.
3) Lubang Untuk Baut
a. Lubang untuk Baut Anti-Benam (counter-sunk) dan Baut Hitam
(tidak termasuk toleransi rapat, baut silinder (turned barrel bolt) dan baut geser
tegangan tinggi), diameter lubang tidak boleh lebih besar 2 mm dari diameter nominal
paku keling atau baut. Semua lubang harus dibor atau dibor kecil dahulu kemudian
diperbesar atau dilubangi kecil dengan alat pons kemudian diperbesar. Bilamana
beberapa pelat atau komponen membentuk suatu elemen majemuk, pelat-pelat tersebut
harus digabung menjadi satu dengan menggunakan klem atau baut penyetel dan lubang
harus dibor sampai seluruh ketebalan dalam satu kali operasi, atau sebagai alternatif,
pada pekerjaan yang sama dan dikerjakan berulang-ulang, pelat atau komponen dapat
dilubangi secara terpisah dengan menggunakan jig atau mal. Semua bagian tepi lubang
yang tajam seperti duri akibat pelubangan harus dibuang.
b. Lubang Untuk Toleransi Rapat dan Baut Silinder.
Diameter lubang harus sama dengan diameter nominal baut batang (shank) atau
silinder (barrel), memenuhi toleransi + 0,15 mm dan – 0,0 mm. Bagian-bagian yang
akan dihubungkan dengan baut toleransi rapat atau silinder harus digabung menjadi
satu dengan baut penyetel atau klem dan lubang harus dibor sampai seluruh ketebalan
dalam satu kali operasi dan selanjutnya diper-besar setelah perakitan. Bilamana cara
ini tidak dapat dilakukan maka bagian-bagian yang terpisah harus dibor melalui jig
baja dan diperbesar jika diperlukan. Semua bagian tepi lubang yang tajam seperti duri
akibat pelubangan harus dibuang.
c. Lubang Untuk Baut Geser Tegangan Tinggi.
Lubang harus silindris dan tegak lurus pada permukaan pelat kecuali disyaratkan lain.
Pada umumnya diameter lubang 1 mm lebih besar dari diamater nominal untuk baut
sampai diameter 16 mm dan 1,5 mm lebih besar dari diameter nominal untuk baut yang
lebih besar.
Jarak dari pusat lubang ke tepi pelat tergantung pada ketebalan pelat. Jarak minimum
dari pusat lubang sampai tepi pelat hasil pemotongan cara geser harus 1,7 kali diameter
nominal baut, sedangkan untuk tepi pelat yang diroll atau dipotong dengan las, harus
1,5 kali diameter nominal baut.
Lubang persiapan harus dibor terlebih dahulu, kemudian bagian-bagian baja dirakit dan
lubang diperbesar sampai diameter yang ditentukan. Bagian tepi lubang yang tajam
seperti duri akibat pelubangan harus dibuang dengan alat pengupas (scraper). Tepi
lubang harus ditumpulkan sampai 0,5 mm. Setiap bekas tanda pada tepi permukaan
bidang kontak dari ring, baut dan mur harus dihilangkan. Pasak pengungkit (drift) dapat
dimasukkan ke dalam lubang untuk memudahkan pengaturan posisi dari
elemen-elemen baja, tetapi tenaga yang berlebihan tidak boleh digunakan selama
operasi tersebut dan perhatian khusus harus diberikan agar lubang-lubang tersebut tidak
rusak.
X - 18
4. Pengaku (Stiffer)
Pengaku ujung pada gelagar dan pengaku yang dimaksudkan sebagai
penunjang beban terpusat harus mempunyai bidang kontak sepenuhnya (baik yang
dirakit di pabrik, di lapangan atau baja yang dapat dilas dan terletak di daerah tekan dari
flens, dilas sebagaimana yang ditunjukkan dalam rancangan atau disyaratkan) pada
flens dimana beban tersebut diteruskan atau dari mana diterimanya beban. Pengaku
yang tidak dimak-sudkan untuk menunjang beban terpusat, kecuali ditunjukkan atau
disyaratkan lain, dipasang dengan cukup rapat untuk menahan air setelah digalvanisasi.
4.3. Pelaksanaan
1) Perakitan di Bengkel
Bilamana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan maka unit-unit harus dirakit di bengkel
sebelum dikirim ke lapangan.
2) Sambungan Dengan Baut Standar (selain Baut Geser Tegangan Tinggi)
Baut yang tidak dikencangkan terhadap beban percobaan (proof load) harus mempunyai mur
tunggal yang dapat mengunci sendiri. Ring serong harus digunakan dimana bidang kontak
mempunyai sudut lebih dari 1 : 20 dengan salah satu bidang yang tegak lurus sumbu baut. Baut
harus mempunyai panjang sedemikian hingga seluruh mur dapat dimasukkan ke dalam baut
tetapi panjang baut tidak boleh melebihi 6 mm di luar mur.
Baut harus dimasukkan ke dalam lubang tanpa adanya kerusakan pada uliran. Suatu "snap"
harus digunakan untuk mencegah kerusakan kepala baut.
Kepala baut dan mur harus dikencangkan sampai rapat pada pekerjaan dengan tenaga manusia
yang menggunakan sebuah kunci yang cocok dengan panjang tidak kurang dari 38 cm untuk
diameter nominal baut 19 mm atau lebih. Kepala baut harus diketuk dengan palu pada saat mur
sedang dikencangkan. Seluruh uliran baut harus berada di luar lubang. Ring harus digunakan
kecuali ditentu-kan lain.
3) Baut Geser Tegangan Tinggi
a) Umum
Kelandaian permukaan bidang kontak dengan kepala baut dan mur tidak boleh melebihi 1 : 20
terhadap suatu bidang yang tegak lurus sumbu baut. Bagian-bagian yang akan dibaut harus
dijadikan satu bilamana dirakit dan tidak boleh diberi gasket (lem paking mesin) atau setiap
bahan yang dapat didesak lainnya. Bilamana dirakit, maka semua permukaan yang akan
disambung, termasuk yang berdekatan dengan kepala baut, mur, atau ring harus bebas kerak
kecuali kerak pabrik yang keras dan juga harus bebas dari bagian yang tajam seperti duri akibat
pemotongan atau pelubangan dan benda-benda asing lainnya, yang menghambat
elemen-elemen tersebut untuk dapat duduk sebagaimana mestinya.
X - 19
c) Baut Tarik
Perhatian khusus harus diberikan bilamana terdapat perbedaan ketebalan pelat pada
elemen-elemen yang akan dipasang untuk menjamin bahwa tidak terjadi pembengkokan dan
bahwa elemen dasar dan pelat penyambung mempunyai bidang kontrak yang rapat.
Alat pengencang baik kunci torsi maupun mekanis, sebagaimana disetujui oleh Direksi
Pekerjaan, harus digunakan untuk mengencangkan baut-baut. Setiap peralatan yang digunakan
untuk pengencangan baut harus dikalibrasi secara teratur dan dibuktikan dengan sertifikat
kalibrasi sebelum pekerjaan pengencangan baut dilaksanakan.. Nilai torsi yang diberikan
pemasok harus disesuaikan sebelum setiap baut digunakan dalam pekerjaan. Pengencangan
dapat dilaksanakan baik dengan cara putar separuh maupun cara pengendalian dengan torsi
sebagaimana yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan atau sesuai dengan manual pengencangan
baut yang diterbitkan oleh pemasok bahan struktur baja yang akan dipasang, baik jenis struktur
gelagar baja, gelagar baja komposit atau rangka baja.
4) Chemical Anchor
Pemasangan chemical anchor dilakukan dengan specialist others dengan spesifikasi
sebagai berikut :
5) Pengelasan
5.1. Umum
Secara prinsip semua yang berhubungan dengan pekerjaan pengelasan antara lain cara
pelaksanaan, teknik pengelasan, kualifikasi tukang las/operator las/tack welder,
inspection/testing, toleransi, perbaikan las dan lain-lain harus memenuhi AWS D1.1-90 serta
ketentuan-ketentuan dibawah ini.
AWS D1.1-90 tersebut harus selalu ada baik di workshop pemborong maupun dilapangan.
X - 20
stength minimum 4950 kgr/cm2. Sebelum pemasangan kawat las, pemborong diharuskan
untuk memberikan contoh kawat las berikut brosur teknisnya untuk disetujui secara tertulis
oleh Pengawas/MK. Kawat las yang sudah dibuka dari bungkusnya harus dilindungi atau
disimpan sedemikian sehingga karakteristiknya atau sifatnya tidak berubah. Setelah bungkus
dibuka, kawat las tidak diperbolehkan dibiarkan diudara terbuka melebihi max 4 jam. Kawat
las yang dibiarkan diudara terbuka melebihi 4 jam tidak boleh dipergunakan untuk pengelasan.
Kawat las yang berada di udara terbuka yang belum melampaui batasan 4 jam tersebut dapat
dipanaskan kembali didalam “holding oven” pada temperatur 1200C selama minimum 4 jam
sebelum dapat digunakan kembali. Pemanasan kembali tersebut hanya diperbolehkan
dilakukan 1 kali saja. Kawat las yang basah/terkena air sama sekali tidak boleh digunakan
walaupun lewat pemanasan oven ulang. Ukuran maximum diameter kawat las adalah sebagai
berikut :
a. 8 mm untuk semua pengelasan yang dilakukan pada posisi horizontal kecuali untuk “root
passes” (Pengelasan pada root).
b. 6 mm untuk pengelasan las sudut horizontal
c. 6 mm untuk root passes las sudut yang dilakukan pada posisi horizontal, groove yang
dilakukan pada posisi horizontal dengan backing plate dengan root opening 6 mm atau
lebih.
d. 4 mm untuk pengelasan vertikal dan overhead.
5.3. Mesin Las
Mesin las yang digunakan harus masih berfungsi dengan baik antara lain menghasilkan arus
yang kontinyu dan stabil. Tenaga listrik mesin las harus berasal dari genset yang dilengkapi
dengan panel pembagi dan travo las sehingga besarnya arus/ampere dapat dikontrol/diatur
sesuai dengan kebutuhan. Besarnya KVA genset disesuaikan dengan jumlah unit travo las yang
hendak digunakan. Kualifikasi Tukang Las sebagai berikut:
a. Pekerjaan pengelasan harus dilaksanakan oleh welder-welder yang mempunyai sertifikat
minimum 3 G yang masih berlaku dan mempunyai pengalaman mengerjakan proyek
sejenis.
b. Pemborong harus memberikan daftar welder-welder berikut copy sertifikatnya kepada
Pengawas/MK sebelum memulai pekerjaan pengelasan.
c. Pengawas akan menyeleksi welder-welder bersertifikat tersebut dengan mengadakan test
pengelasan las tumpul dengan disaksikan oleh Pengawas.
e. Hanya welder-welder yang disetujui oleh Pengawas saja yang boleh mengerjakan
pekerjaan pengelasan.
5.4. Pelaksanaan Pengelasan
Pengelasan tidak boleh dilakukan pada keadaan dimana permukaan/bagian yang hendak dilas
basah atau terexpose terhadap hujan, salju, atau angin kencang atau keadaan dimana
tukang-tukang las/welder bekerja pada kondisi cuaca buruk.
Ukuran kawat las, panjang lengkung, votage dan ampere mesin las harus disesuaikan dengan
type groove, posisi pengelasan dan keadaan lain yang berhubungan dengan pekerjaan
pengelasan. Besar arus harus sesuai dengan range yang diperbolehkan oleh pembuat
electrode/kawat las yang bersangkutan. Bidang-bidang permukaan yang akan dilas harus rata,
uniform, bebas dari sirip-sirip/fins, bebas dari tekan dan ketidak semuprnaan lainnya yang akan
mempengaruhi kualitas las.
Bidang-bidang permukaan yang akan dilas juga harus bebas dari mill scale tebal atau mill scale
yang lepas, slag, karat, kelembaban, lemak dan material-material lainnya yang akan
mengganggu proses pengelasan dan atau menghasilkan asap pengelasan yang mengganggu
kesehatan. Dalam melakukan thermal cutting, peralatan harus diatur sedemikian sehingga
X - 21
dapat dihindarkan pemotongan yang melewati/melampaui garis pemotongan yang seharusnya.
Bagian-bagian yang akan dilas dengan las sudut harus diletakan sedekat mungkin, sedangkan
untuk bagian-bagian yang akan dilas dengan las tumpul/butt joint harus diatur sesuai dengan
“root opening” yang disyaratkan dalam AWS D1.1-90. Tacl weld/las titik harus dilaksanakan
sedemikian sehingga mempunyai kualitas yang sama dengan las akhir yang sebenarnya. Dalam
asembling dan penyambungan bagian-bagian yang dilas maka harus dilakukan prosedure dan
urutan sedemikian sehingga dapat dihindarkan semaksimal mungkin terjadinya distrosi dan
penyusutan/shrinkage dari bagian-bagian yang dilas. Toleransi dimensi dari bagian-bagian
yang sudah dilas harus memenuhi AWS D1. 1-90. Profil penampang las/weld profil dapat
sedikit cekung/cembung asalkan memenuhi syarat AWS. D1. 1-90. Pengelasan-pengelasan
yang tidak memenuhi syarat-syarat toleransi yang disebutkan dalam AWS D1. 1-90 harus
diperbaiki dengan cara machining, grinding, chipping atau grouging seperti diatur dalam AWS
D1.1-90
5.5. Kualifikasi Welding Inspector dari Pemborong & Pengawas
Pemborong dan juga Pengawas harus menempatkan tenaga-tenaga welding inspection
yang berkualitas dan berpengalaman untuk mengawasi pekerjaan pengelasan untuk pekerjaan
sejenis. Welding inspection tersebut harus memenuhi persyaratan AWS D1. 1-90 atau orang
yang mempunyai kualitas baik karena training khusus atau pengalaman dalam fabrikasi,
inspeksi dan testing pekerjaan pengelasan konstruksi baja
5.6.Test
Sebelum dilaksanakan fabrikasi/pemasangan, “Kontraktor” diwajibkan memberikan
pada “Pengawas” "Certificate Test" yang sah untuk bahan baja profil, baut-baut, kawat las, cat
dari produsen/pabrik. Bila tidak ada "Certificate Test", maka “Kontraktor” harus melakukan
pengujian atas baja profil, baut, kawat las di laboratorium. Pengujian contoh harus disiapkan
untuk tiap tipe pekerjaan pengelasan dan tiap jenis dari bahan yang akan di las. Pengujian yang
bersifat merusak contoh dari prosedur dan kualifikasi pengelasan harus diadakan sesuai dengan
persyaratan ASTM A370. Pengujian pengelasan yang tidak bersifat merusak :
a. Khusus untuk bagian-bagian konstruksi dengan ketebalan bagian yang dilas tidak lebih
dari 2 cm, pemeriksaan mutu pengelasan dilakukan secara visual, bila ditemukan hal-hal
yang meragukan, maka bagian tersebut harus diuji dengan cara-cara seperti di bawah ini
dan sesuai standar AWS :
b. Pemeriksaan dengan Ultrasonic sesuai dengan lampiran L dari AWS D 1.1 atau
persyaratan ASTM E114 : Ultrasonic Contact Method; E164 : Ultrasonic
ContactExamination or Weldmends; E273 : Ultra sonic Inspection of Longitudinal and
SpiralWelds of Welded Pipe and Tubing.
c. Cara pemeriksaan dengan Partikel Magnetic harus sesuai dengan ASTM E109.
d. Cara pemeriksaan dengan Liquid Penetrant harus sesuai dengan ASTM E109.
f. Titik-titik / bagian konstruksi yang akan dilakukan pengujian ditentukan / dipilih oleh
“Pengawas” termasuk jumlah pengujian.
g. Pemeriksaan visual mutu pengelasan dilakukan ketika pelaksanaan pengelasan
berlangsung dan setelah tahap pekerjaan diselesaikan. Bagian pengelasan yang telah
diselesaikan, harus disikat dengan sikat kawat sampai bersih sebelum “Pengawas”
membuat pemeriksaannya.
h. “Pengawas” akan memberikan perhatian pada permukaan yang pecah-pecah, porous,
masuknya kerak-kerak las pada permukaan, potongan bawah, lewatan/overlap, kantong
X - 22
udara dan ukuran las. Pengelasan yang dinilai rusak harus diperbaiki kembali sesuai
dengan persyaratan AWS D 1.1.
j. Semua pengelasan, tanpa kecuali harus mengalami “visual inspection” yang dilakukan
oleh welding-welding inspection dari Pengawas/MK.
k. Visual inspection tersebut harus dilakukan pada seluruh proses pengelasan, tidak hanya
pada tahap akhir pengelasan saja.
m. Persiapan permukaan yang akan di las (dibersihkan, root face, root opening, groove
angle, groove radius dan lain-lain.).
o. Pemeriksaan weld profile atau penampang las termasuk pemeriksaan apakah terjadi
porosity, indurcut, kelengkungan/kecembungan yang berlebihan, overlap, crack, slag
inclusion dan lain-lain.
q. X-ray test akan dilakukan pada sejumlah A buah spot test sepanjang 200 mm pada las-las
tumpul, dimana A adalah 20 % dari jumlah balok-balok induk
r. Prosedure test “acceptability” dari las, perbaikan dan lain-lain mengikuti AWS D1.1-90.
X-ray test harus dilakukan oleh instansi/laboratorium yang disetujui secara tertulis oleh
Pengawas/MK
s. Semua biaya-biaya yang berhubungan dengan test tersebut di atas menjadi tanggung
jawab pemborong.
6.2 Pengertian
Korosi adalah proses kerusakan permukaan logam secara kimiawi akibat pengaruh
lingkungan. Lingkungan Atmosfir adalah lingkungan pada udara terbuka. Pantai tanpa Polusi
adalah pantai sampai jarak 3 km dari tepi laut dimana tidak terdapat polusi hasil-hasil pabrik.
X - 23
Pantai dengan Polusi adalah pantai sampai jarak 3 km dari tepi laut dimana tcrdapat polusi
hasil-hasil pabrik.
Pedalaman tanpa Polusi adalah daerah yang meliputi lokasi yang berjarak lebih dari 3 km
dari pantai dimana tidak terdapat polusi hasil-hasil pabrik Pedoman Teknik No.
028/T/BM/19992. Pedalaman dengan Polusi adalah daerah yang meliputi lokasi yang
berjarak lebih dari 3 km dari pantai dimana terdapat polusi hasil-hasil pabrik. Umur Proteksi
Cat adalah jangka waktu antara selesainya pelaksanaan pengecatan sampai keharusan
dilakukan pengecatan berikutnya. Bahan Pengikat adalah bahan yang berfungsi mengikat
dan melekatkan pigmen pada permukaan komponen balok baja yang akan dilindungi.
Pedoman Teknik No. 028/T/BM/1999 3
6.3 Pemasangan Struktur Baja
a) Uraian
Yang dimaksud dengan pemasangan struktur baja adalah pekerjaan
pemasangan struktur bangunan baja termasuk atap dan struktur jembatan baja seperti
jembatan baja, gelagar baja komposit, jembatan semi permanen atau darurat yang
disediakan oleh Pemilik Pekerjaan. Pekerjaan pemasangan ini akan mencakup
sebagaimana yang diperlukan, penanganan, perletakan, identifikasi dan penyimpanan
semua bahan komponen baja, pemasangan perletakan, perakitan, dna penempatan
posisi akhir struktur baja, pencocokan komponen dan sistem lainnya yang diperlukan
untuk pemasangan struktur baja sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini.
b) Perbaikan Terhadap Komponen StrukturBangunan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan
Komponen struktur bangunan yang menurut pendapat Direksi Pekerjaan tidak
dirakit dan/atau dipasang sesuai ketentuan dari Spesifikasi ini atau dianggap tidak
memenuhi ketentuan dalam hal lainnya, harus diperbaiki sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Perbaikan dapat termasuk penggantian
komponen yang rusak atau hilang dan pemasangannya, pelurusan pelat yang bengkok,
perbaikan pelapisan permukaan yang rusak atau hal-hal lainnya yang dianggap perlu
oleh Direksi Pekerjan.
Pekerjaan perbaikan yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sebagai akibat adanya
komponen yang rusak atau hilang karena kelalaian Kontraktor, seluruhnya harus
dimasukkan sebagai beban Kontrator.
c) Pemeliharaan Komponen Struktur Yang Memenuhi Ketentuan
Tanpa mengurangi kewajiban Kontraktor untuk melaksanakan perbaikan
terhadap komponen struktur baja yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana
disyaratkan, Kontraktor juga harus bertanggungjawab atas pemeliharaan rutin dari
semua struktur baja yang telah selesai dan diterima selama Periode Kontrak termasuk
Periode Pemeliharaan. Pekerjaan pemeliharaan rutin tersebut harus dilaksanakan sesuai
dengan Seksi 10.1 dari Spesifikasi ini dan harus dibayar terpisah menurut Pasal 10.1.7
d) Jadwal Pekerjaan
Setelah penerbitan detail pelaksanaan untuk tiap struktur baja yang termasuk dalam
cakupan Kontrak, Kontraktor harus menjadwalkan program pekerjaannya sedini
mungkin dalam Periode Pelaksanaan. Urutan dan waktu yang sangat terinci dari
operasi pemasangan untuk setiap struktur baja harus digabungkan dalam jadwal
X - 24
pelaksanaan Kontraktor, revisinya harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk
mendapat persetujuan resmi sesuai dengan ketentuan Seksi 1.12 dari Spesifikasi ini.
e) Bahan
Semua bahan atau komponen baja untuk pemasangan struktur bangunan baja yang
telah dibeli sebelumnya oleh Pemilik dan disimpan dalam satu depo penyimpanan
berbagai peralatan Pemilik atau lebih. Bahan untuk setiap struktur bangunan baja yang
diberikan dapat baru atau pernah dipasang sebelumnya pada lokasi lain. Ketentuan
bahan dan prosedur pemasangan untuk setiap stukrtur bangunan yang diberikan dapat
berbeda-beda menurut sumber sistem patent bahan yang telah dibeli sebelumnya oleh
Pemilik. Sistem tersebut dapat termasuk atau tidak termasuk komponen lantai
bangunan dan dapat dipasang dengan salah satu cara pelaksanaan kantilever
berikut ini :
a. Perakitan awal seluruh komponen utama struktur bangunan baja termasuk beban
pengimbang (kentledge) yang cocok, pada penyangga sementara yang telah
disiapkan, dengan demikian struktur yang terpasang dapat secara bertahap
diluncurkan dari satu ujung ke ujung lainnya.
b. Perakitan bertahap komponen utama struktur bangunan baja dimulai dari struktur
rangka jangkar yang telah dipersiapkan sebelumnya pada satu ujung.
6.4 Pemeriksaan, Pengumpulan, Pengangkutan dan Pengiriman Bahan Struktur Baja
Seluruh bahan yang disediakan oleh Pemilik akan diperoleh Kontraktor pada satu depot
penyimpanan peralatan atau lebih yang telah ditentukan dan disebutkan dalam dokumen
lelang.
Kontraktor harus membuat seluruh pengaturan yang diperlukan untuk serah terima yang tepat
pada waktunya, pengangkutan dan pengiriman yang aman ke lokasi peker-jaan atas seluruh
bahan yang disediakan oleh Pemilik. Kontraktor harus memeriksa dan mengawasi kuantitas
dan kondisi seluruh bahan yang akan disediakan oleh Pemi-lik terhadap daftar pengapalan dari
pabrik pembuatnya sebelum menerima bahan tersebut dan harus melaporkan dan mendapatkan
kepastian dari wakil Pemilik di depot penyimpanan bahan atas setiap kerusakan atau
kehilangan setiap bahan yang ditemukan. Kontraktor harus menandatangani surat pengiriman
begitu selesai peme-riksaan dan pencatatan, dan selanjutnya harus bertanggung jawab atas
kehilangan setiap bahan dalam penanganannya.
Bahan yang disediakan oleh Pemilik yang hanya digunakan untuk sementara selama operasi
pemasangan, seperti bahan untuk struktur rangka pemberat (anchor truss), struktur rangka
pengimbang (counter-balance frame), perancah ujung peluncuran (launching nose framework),
rol perakitan, rol peluncuran, rol pendaratan, peralatan dongkrak hidrolik dan perkakas
perakitan lainnya, harus diinventarisasikan secara terpisah pada saat diserahterimakan kepada
Kontraktor. Kontraktor harus mengem-balikan semua bahan tersebut pada Pemilik dalam
keadaan baik setelah operasi pemasangan selesai.
X - 28
permukaan luar bagian yang dibaut mempunyai kelandaian 1 : 20 terhadap bidang tegak lurus
sumbu baut, maka ring serong yang halus harus dipakai untuk mengatasi ketidaksejajarannya.
Dalam segala hal, hanya boleh terdapat satu permukaan tanpa kelandaian, elemen yang diputar
harus berbatasan dengan permukaan ini.
e) Prosedur Pemasangan
Urutan pemasangan harus dilaksanakan dengan teliti sesuai dengan prosedur
pemasangan yang diberikan dalam buku petunjuk dari pabrik pembuat struktur baja.
Kontraktor harus melaksanakan operasi pemasangan dengan memperhatikan seluruh
keten-tuan keselamatan umum dan harus memastikan bahwa struktur bangunan baja stabil
dalam setiap tahap dalam proses pemasangan.
Untuk struktur baja yang dipasang dengan prosedur peluncuran, Kontraktor harus meng-ambil
seluruh langkah pengamanan yang diperlukan untuk memastikan bahwa selama seluruh tahap
pemasangan struktur bangunan baja aman dari pergerakan bebas pada rol. Pergerakan
melintasi rol selama operasi peluncuran harus dikendalikan setiap saat.
Seluruh bahan rangka pengimbang (counterweight) dan perancah sementara pekerjaan baja
atau kayu untuk rangka pendukung pengimbang harus dipasok oleh Kontraktor. Beban
pengimbang harus diletakkan dengan berat sedemikian rupa sehingga faktor keamanan untuk
stabilitas yang benar seperti yang diasumsikan dalam perhitungan pemasangan dari pabrik
pembuat struktur baja dicapai pada tiap tahap perakitan dan pemasangan.
Operasi pemasangan dengan peluncuran atau perakitan bertahap harus dilaksanakan sampai
struktur bangunan baja terletak di atas lokasi perletakan akhir. Kontraktor kemudian harus
memulai operasi pendongkrakan dengan menggunakan peralatan dongkrak hidrolik dan
kerangka dongkrak yang disediakan oleh Pemilik. Struktur bangunan baja harus didongkrak
sampai elevasi yang cukup untuk memungkinkan penyingkiran seluruh balol-balok kayu
sementara, rol penyangga dan penyambung antar struktur rangka (link sets) sebelum
diturunkan sampai kedudukan akhir struktur baja tersebut.
Operasi pendongkrakan harus dilaksanakan denagn teliti sesuai dengan prosedur pemasangan
dari pabrik pembuat struktur baja dan Kontraktor harus mengikuti urutan dengan benar dari
pemasangan dan penggabungan komponen-komponen khusus selama operasi ini.
X - 29
Spesfikasi Pekerjaan terdiri dari :
X - 31
a. Pekerjaan instalasi pekerjaan
X - 32