Anda di halaman 1dari 14

Spesifikasi Teknis

Volume I :
Umum
Bagian - 7 : Pekerjaan
Dewatering
DAFTAR
ISI

DAFTAR ISI
.................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR
..................................................................................................... ii

PENDAHULUAN......................................................................................................
..... iii

1. RUANG LINGKUP 1
...............................................................................................
2. ACUAN 1
NORMATIF.............................................................................................
3. ISTILAH DAN 1
DEFINISI.......................................................................................
4. KETENTUAN DAN PERSYARATAN 1
4.1. ...................................................................
Toleransi ................................................................................................ 1
4.2. ..............
Persyaratan Bahan 2
4.3. ..............................................................................................
Persyaratan Kerja 3
................................................................................................
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN 4
5.1. ............................................................................
Pengelakan Tahapan Ganda 4
5.2. ...............................................................................
Saluran 5
5.3. Pengelak.................................................................................................
Penutupan Alur Sungai 5
5.4. ........................................................................................
Pekerjaan Bendung Pengelak 6
5.5. ............................................................................
Pekerjaan Pengeringan Pondasi 6
.........................................................................
6. PENGENDALIAN MUTU 7
6.1. .....................................................................................
Penerimaan bahan 7
6.2. ..............................................................................................
Kondisi 7
Cuaca.....................................................................................................
7. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN 7
7.1. .................................................................
Pengukuran ........................................................................................... 7
7.2. ..............
Dasar Pembayaran 7
..............................................................................................
i
Spesifikasi Teknis
Volume I :
Umum
Bagian - 7 : Pekerjaan
Dewatering

1. RUANG
LINGKUP
Spesifikasi Teknis ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode kerja
pelaksanaan, pengendalian mutu serta pengukuran dan pembayaran dalam
pelaksanaan pekerjaaan dewatering.
Spesifikasi Teknis ini mencakup pengendalian sungai selama pelaksanaan
konstruksi bendungan untuk memberikan ruangan kerja yang bebas dari alir dan
aman terhadap banjir.
Spesifikasi Teknis ini mencakup penutupan alur sungai dan tipe-tipe
bendung pengelak yang berkaitan dengan pelaksanaan konstruksi dan
pengoperasiannya.

2. ACUAN
NORMATIF
Standar Nasional Indonesia
(SNI) :
- SNI 03-6456.1-2000 : Metode Pengontrolan Sungai Selama Pelaksanaan
Kionstruksi Bendungan Bagian 1 : Pengendalian Sungai
Selama Pelaksanaan Konstruksi Bendungan.
- SNI 03-6456.2-2000 : Metode Pengontrolan Sungai Selama Pelaksanaan
Kionstruksi Bendungan Bagian 2 : Penutupan Alir Sungai
dan Bendungan Pengelak.

3. ISTILAH DAN
DEFINISI
3.1. Bendungan Pengelak adalah bangunan panahan bautan, jenis urugan
atau jenis lainnya untuk mengalihkan aliran selama pelaksanaan konstruksi
bangunan.
3.2. Lapisan pelindung adalah lapisan yang digunakan untuk melindungi
saluran agar tidak tererosi atau tergerus.
3.3. Penutupan sungai secara vertikal adalah oenutuoan dengan membuat
semacam tanggul, bergerak secara bertahap dari satu tepi atau dari keduanya
sampai bentang sungai tertutup seluruhnya.
3.4. Penutupan sungai secara horisontal adalah penutupan sungai dengan
menempatkan material sungai di seluruh bentang sungai.

4. KETENTUAN DAN
PERSYARATAN
Persyaratan umum yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan
spesifikasi teknis
pekerjaan dewatering harus
memuat :
4.1
Toleransi
1) Pekerjaan Pengelak Tahapan Ganda
a) Beda tinggi tekan antara ujung hulu dan hilir mulut aliran harus
selalu kurang
dari 5 m.
b) Kecepatan aliran yang masuk melalui ruang antara tidak lebih dari 5
m/dt.
2) Pekerjaan Saluran Pengelak
1 dari 8
a) Kecepatan rata-rata umumnya kurang dari 10 m/dt.
3
b) Berat jenis batu yang digunakan tidak boleh kurang dari 2,5 t/m
dengan ukuran
batu berkisar antara diameter 15-30 cm.

2 dari 8
c) Terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, batu harus
memiliki ketebalan yang tidak kurang dari 15 cm
3) Pekerjaan Penutupan Alur Sungai
a) Konstruksi tanggul harus cukup lebar, biasanya
sekitar 15 m.
b) Elevasi puncak minimal 1 m diatas elevasi muka air hulu setelah
penimbunan
selesai.
c) Material yang digunakan untuk penutupan sungai adalah material
quarry, baik
quarry lepas yang beratnya 500 kg - 1 ton maupun sebagai batuan
urug yang
terseleksi yang digunakan dari bongkah besar dengan berat 1 sampai 5
ton.
4) Pekerjaan Bendung Pengelak
a) Desain limpasan bendung pengelak 1% atau 2 % dari umur
bendungan.
b) Tinggi bendung pengelak semakin bertambah dan sejumlah proyek
sekarang
menggunakan tinggi 50 meter sesuai dengan pertambahan
kedalaman
kerusakan sungai dan atau sesuai dengan beda tinggi tenaga 20 atau
bahkan
30 meter antara elevasi muka air maksimum di hulu dan di hilir.
c) Berat volume untuk material kapur ( = 2,1) akan 3 kali lebih besar
dari material
basalt ( = 2,9), atau blok beton ( = 2,4) akan memerlukan 60%
lebih berat
dari blok granit ( = 2,7).
4.2 Persyaratan Bahan
1) Pekerjaan Pengelak Tahapan Ganda
Bahan yang digunakan dapat berupa baja bukan tahan karat,
lembaran plastik kedap air dan material lain yang biasanya tidak
diperkenankan untuk bendungan permanen.
2) Pekerjaan Saluran
Pengelak a) Pasangan
Batu
(1) Batu
- Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak
dan harus
dari jenis yang diketahui awet. Bila perlu, batu harus
dibentuk untuk
menghilangkan bagian yang tipis atau lemah.
- Batu yang digunakan adalah batu belah atau batu bulat, batu
kali yang dipecah salah satu sisinya tidak rapuh tidak keropos,
tidak berpori.
- Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat
ditempatkan saling mengunci bila dipasang bersama-sama.
- Untuk batu dari hasil galian, harus dibersihkan dari lapisan
tanah yang menyelimuti agar permukaan batu bersih.
3
- Berat jenis batu yang digunakan tidak boleh kurang dari 2,5 t/m
dengan ukuran batu berkisar antara diameter 15-30 cm. Batu bulat
atau batu kali hanya boleh digunakan setelah salah satu sisinya
dipecah atau sesuai persetujuan Direksi Pekerjaan dan digunakan
bersama-sama dengan batu belah.
- Terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, batu harus
memiliki ketebalan yang tidak kurang dari 15 cm, lebar tidak
kurang dari satu setengah kali tebalnya dan panjang yang tidak
kurang dari satu setengah kali lebarnya.
(2) Pasir
- Pasir yang dimaksud disini lebih diutamakan pasir alam yang
diambil dari
3 dari 8
sungai atau sumber lain yang telah disetujui oleh Direksi
Pekerjaan;

4 dari 8
- Tempat penimbunan penyimpanan harus bersih dari sampah
organik, sampah kimia, bebas dari banjir serta tidak terkontaminasi
dengan bahan lainnya, seperti air laut/garam dan lain-lainnya
yang akan menurunkan mutu pasangan batu.
3) Pekerjaan Penutupan Alur Sungai
a) Penutupan Sungai Secara
Vertikal
- Material yang digunakan untuk penutupan sungai adalah material
quarry, baik
quarry lepas yang beratnya 500 kg - 1 ton maupun sebagai batuan
urug yang
terseleksi yang digunakan dari bongkah besar dengan berat 1 sampai 5
ton;
- Material yang digunakan unutk penutupan-penutupan penting
adalah beton,
baik yang berbentuk kubus maupun struktur yang lebih kompleks;
- Berat volume untuk material kapur ( = 2,1) akan 3 kali lebih
besar dari
material basalt ( = 2,9), atau blok beton ( = 2,4) akan
memerlukan 60%
lebih berat dari blok granit ( = 2,7);
- Bentuk kubus akan lebih baik dalam aliran turbulen dan superkritis
dan bentuk
kerakal akan lebih baik untuk kondisi-kondisi lainnya.
b) Penutupan Sungai Secara
Horisontal
- Material penutupan horisontal terdiri dari batuan
atau beton.
- Material yang digunakan untuk penutupan sungai adalah material
quarry, baik
quarry lepas yang beratnya 500 kg - 1 ton maupun sebagai batuan
urug yang
terseleksi yang digunakan dari bongkah besar dengan berat 1 sampai 5
ton;
- Material urugan batu yang diklasifikasi atau blok beton harus lebih
diperketat,
sejumlah besar material lebih sesuai untuk material kuari
daripada untuk
beton mana yang lebih ekonomis untuk digunakan blok beton yang
besar;
- Pemilihan material berdasarkan elevasi terandah dan tidak sama
dengan
elevasi rata-rata;
c) Pekerjaan Bendung
Pengelak
Bahan yang digunakan dapat berupa baja bukan tahan karat, lembaran
plastik kedap air dan material lain yang biasanya tidak
diperkenankan untuk bendungan permanen.
4.3 Persyaratan Kerja
1) Pekerjaan Pengelakan Tahapan Ganda
a) Ujung bendung pengelak yang berhubungan dengan aliran harus
dilindungi dengan urugan batu-batu besar yang berat, bronjong atau
turap pancang berongga atau penuh.
b) Ruang kerja di belakang bendung harus cukup untuk penempatan alat-
alat konstruksi dan jalan masuk.
c) Beda tinggi tekan antara ujung hulu dan hilir mulut aliran harus
selalu kurang dari 5 m.
2) Pekerjaan Saluran Pengelak
Kekedapan air pada dinding saluran dan lapisan lindung dapat dicapai
dengan menggunakan beton, tetapi dapat juga digunakan bahan lain
(turap, urugan batu, pasangan batu).

5 dari 8
3) Pekerjaan Penutupan Alur Sungai
a) Konstruksi tanggul harus cukup lebar untuk jalan masuk dan ruang
gerak alat angkut, biasanya sekitar 15 m;

6 dari 8
b) Elevasi puncak minimal 1 m diatas elevasi muka air hulu setelah
penimbunan selesai;
c) Menjaga tempat kerja agar senantiasa kering dan menjamin fasilitas
sanitasi yang memadai tersedia di lapangan untuk para pekerja;
d) Penutupan sungai pada sungai landai berpasir atau berkerakal dapat
dilakukan dengan alat keruk kapasitas besar.
4) Pekerjaan Bendung Pengelak
a) Bendung pengelak dibangun di alur sungai;
b) Desain limpasan bendung pengelak 1% atau 2 % dari umur bendung;
c) Banjir rencananya sampai pada kisaran minimal 25 tahun;
d) Kondisi tempat kerja harus senantiasa kering dan menjamin fasilitas
sanitasi cukup tersedia untuk pekerja.
5) Pekerjaan Pengeringan Pondasi
a) Alat pengeringan rembesan tersedia dalam berbagai jenis dan
dapat dioperasikan dengan baik;
b) Pada penggalian untuk keperluan struktur pondasi sampai ke bawah
muka air tanah, bagian tersebut sebelumnya harus dikeringkan terlebih
dahulu untuk memudahkan proses penggalian;
c) Proses pengeringan harus dilakukan dengan cara yang benar.

5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis
pekerjaan dewatering harus memuat :
5.1. Pengelakan Tahapan Ganda
1) Urutan Pekerjaan
Untuk metode pengelak dengan dua tahap, urutannya sebagai berikut:
a) Laksanakan pembangunan bendung pengelak yang biasanya
diperpanjang sampai alur sungai untuk menyediakan ruang kerja yang
kering agar konstruksi bangunan pengeluaran permanen dan sebagian
dari bendung utama dapat dikerjaan, penggalian dapat dilakukan pada
tebing lainnya untuk memperbesar penampang sungai dan menaikkan
kapasitas pengaliran;
b) Bangunan pengeluaran dan sebagian bendungan dibangun pada
lokasi yang kering di belakang bendung pengelak;
c) Bendung pengelak diperbesar dan diperpanjang ke alur sungai
untuk memperbesar lokasi kerja yang kering sebelum aliran sungai
dielakkan ke bangunan pengeluaran permanen;
d) Sebagian atau seluruh bendung pengelak dibongkar sehingga dapat
melalui bangunan pengeluaran permanen;
e) Dibangun bendung pengelak tahap kedua;
f) Bangunan permanen yang belum dilaksanakan dibangun di belakang
bendung pengelak tahap kedua;
g) Penutup sungai hanya berupa penghentian aliran melalui bangunan
pengeluaran.

7 dari 8
2) Tahap
Pengelakan
Pengelakan terdiri atas dua tahap sesuai dengan SNI 03-6456.1-2000,
sebagai berikut :
a) Pada tahap pertama, bendung pengelak dibangun dari tiap tebing untuk
pelaksanaan pembangkit tenaga listrik dan pintu air pelayaran,
.Kecepatan permukaan air yang masuk melalui ruang antara tidak
lebih dari 5 m/dt yang merupakan kecepatan maksimum yang dapat
diterima untuk lalu lintas air di sungai dengan kapal motor. Tiga
bukaan untuk pelimpah dibuat di belakang bendung pengelak kanan,
digunakan untuk pengelak tahap kedua;
b) Tahap kedua terdiri dari pembuatan bendung pengelak di tengah
alur untuk bangunan pelimpah, bendung pengelak tahap pertama
dibongkar untuk memungkinkan aliran sungai mengalir melalui bukaan
pelimpah dan dua pintu turbin di tebing kanan tempat stasiun
pembangkit tenaga listrik yang dibuat sebelumnya. Pintu air pelayaran
digunakan untuk lalu lintas air pada tahap ini.
5.2. Saluran Pengelak
Saluran pengelak kebanyakan digunakan pada lembah lebar. Saluran alami
atau alur dasar kadang-kadang digunakan, tetapi pada kenyataannya
kasus diperlukan penggalian. Oleh karena kecepatan rata-rata umumnya
3
kurang
3
dari 10 m/dt dan kebanyakan volume galian sebanyak 200 m /setiap
m /det aliran. Apabila ada tipe aliran tidak memungkinkan untuk dihitung,
model hidraulik perlu dibuat. Keadaan aliran pada bagian masuk dn bagian
keluar dengan bagian yang meruncing menggambarkan belokan tajam dengan
resiko gerusan lokal yang sangat tinggi sesuai dengan SNI 03-
6456.1-
2000.
5.3. Penutupan Alur Sungai
Berdasarkan SNI 03-6456.2-2000 pekerjaan penutupan alur sungai adalah
sebagai berikut :
1) Penutupan Sungai Secara
Vertikal
Kecepatan penutupan dapat mencapai 1000 ton/jam, tergantung
kapasitas angkut serta jalan masuk. Penyelesaian penutupan yang tinggi,
digunakan beberapa blok yang sangat besar (satu diantaranya diletakkan
ke hulu untuk menenangkan air) yang dirangkai dengan kabel sehingga
akan sangat membantu dalam tahap yang sulit. Kajian tentang
ketersediaan kuari sangat diperlukan guna menentukan penutupan.
Penutupan sungai mempunyai dua tahapan yang sangat
berbeda, yaitu:
a) Tahap pertama, apabila perbandingan antar kedalaman dan tekanan air
cukup besar, aliran belum mencapai kritis, kecepatannya yang
menyinggung material penutup lebih rendah dari kecepatan rata-rata
di alur sungai. Kepadatan serta lebar tanggul memerlukan diameter
material D yang secara kasar sepadan dengan 1/3 tinggi tekan air
dan dapat dikurangi menjadi � jika material yang dapat diterima
hanya sedikt atau untuk beda tekan yang kecil.
b) Tahap kedua atau tahap terakhir penutupan kondisi kritis akan muncul
dan tidak dapat dihindarkan. Biasanya kondisi kritis terjadi pada saat
ujung timbunan mendekati penyambungan. Untuk mempertahankan
tampang melintang yang tetap dengan menggunakan material yang
jauh lebih besar atau tetap dengan menggunakan material kecil
dengan memperkenankan banyak butir yang hilang. Pada
penutupan kecil (1,5 m sampai 2 m) dapat dihemat banyak material
jika material penutupan (yang dibatasi sampai beberapa ratus m3)
ditempatkan bulldozer dalam beberapa menit. Selama tahap akhir
atau ketika

8 dari 8
aliran kritis terjadi dalam tahap pertama, perilaku material akan
serupa dengan dipergunakan sebagai pelindung pemecah gelombang.
Penggunaan dua tanggul mengakibatkan tekanan air hampir selalu
terbagi dua pada masing-masing tanggul. Penutupan ganda lebih mudah
dilaksanakan dibandingkan dengan penutupan tunggal.
2) Penutupan Sungai Secara
Horisontal
Penutupan dilakukan dengan membuat tanggul secara merata dan
serentak melintang sungai. Untuk meletakkan material secara serentak
diperlukan peralatan khusus, umumnya terdiri dari jembatan, jembatan
layang, derek kabel (untuk blok sampai 10 ton atau lebih), atau ban
berjalan atau kapal keruk (untuk material ukuran kecil). Tahapan
penutupan secara horisontal adalah sebagai berikut :
a) Pada tahap pertama penutupan, ukuran material ditentukan oleh
tinggi tekan air.
b) Pada tahap akhir, ukuran material ditentukan oleh debit per aliran
per meter pada lereng downstream.
c) Pada tahap pertengahan (yang biasanya paling sulit), ditentukan
oleh kedua parameter yaitu oleh tinggi tekan air dan debit per eliran per
meter serta produk yang dihasilkannya misalnya energi per meter.
Ukuran material yang diperlukan dapat diperkecil dengan membuat
penutupan alur sebesar mungkin agar dapat mengurangi debit aliran per
meter sehingga energi maksimum dapat berkurang.
Pekerjaan penutupan alur sungai mengacu dan berpedoman
pada.

5.4. Pekerjaan Bendung Pengelak


Berdasarkan SNI 03-6465.2-2000 pembuatan bendung pengelak dapat
terbuat dari urugan batu atau urugan tanah. Bendung urugan batu dengan
membran di hulu hampir tidak pernah digunakan karena pemasangannya
memakan waktu yang sangat lama dan kesulitan dalam pelaksanaan kaki
pondasi hulu untuk membran. Penempatan inti lempung atau urugan dengan
spesifikasi dan pemeriksaan kadar air yang tepat akan mengalami kesulitan
jika harus dikerjakan dalam waktu singkat. Untuk mencapai kekedapan pada
bendung pengelak urugan sedang sampai tinggi dilakukan sebagai berikut :
- dengan inti lempung dipasang di bawah air sebagaimana kebanyakan
material- material transisi dan urugan.
- dengan diaphragma sentral yang dibangun di tempat kering atau di bawah
air selama atau setelah pengurugan.
Dinding turap pancang dapat dihubungkan dengan batuan dasar di tempat
kering atau sebagai alternatif di dalam air (kemungkinan dilengkapi dengan
grouting).
5.5. Pekerjaan Pengeringan Pondasi
Penyedia Jasa sebaiknya menyediakan, memasang dan mengoperasikan segala
jenis pompa serta peralatan lainnya yang dibutuhkan untuk keperluan
pengeringan rembesan pada berbagai bagian pekerjaan dan juga untuk
menjaga agar pondasi bebas dari air, sesuai dengan ketentuan konstruksi
untuk setiap jenis pekerjaan.
Metoda yang digunakan kontraktor untuk memindahkan air dari galian
pondasi akan bergantung pada persetujuan Tenaga Ahli atau Direksi
Pekerjaan.
Pada penggalian untuk keperluan struktur pondasi sampai ke bawah muka air
tanah, bagian tersebut sebelumnya harus dikeringkan terlebih dahulu
untuk memudahkan proses penggalian.

9 dari 8
Proses pengeringan harus dilaksanakan dengan cara yang benar, sehingga dapat
memcegah terjadinya penurunan daya dukung pondasi, mempertahankan
kestabilitasan pada kaki galian, menghasilkan kegiatan konstruksi yang bebas
dari genangan air, dan menghasilkan pondasi yang kering sehingga ikatan yang
baik antara pondasi dengan material timbunan kembali.
Penyedia Jasa perlu mengontrol saluran pembuang di sepanjang galian
pondasi atau di tempat-tempat lain, untuk mencegah adanya akumulasi
limpasan air.

6. PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis
pekerjaan
dewatering harus memuat :
6.1. Penerimaan Bahan
Bahan yang diterima harus diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan
mengecek/memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan
yang telah diterima harus sesuai dengan ketentuan Persyaratan Bahan
Pada Pekerjaan
dewaterin
g.
6.2. Kondisi Cuaca
Dalam pelaksanaan pekerjaan dewatering harus dilakukan pada saat musim
kemarau atau tidak terjadi hujan.

7. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


7.1. Pengukuran
Kuantitas pekerjaan dewatering diukur berdasarkan biaya langsung personil,
peralatan dan meterial digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. Biaya
langsung personil meliputi keterlibatan tenaga ahli dan tenaga pendukung.
Biaya peralatan dihitung berdasarkan biaya sewa peralatan atau
pembelian. Biaya material dihitung berdasarkan volume pekerjaan yang
dilakukan.
7.2. Dasar Pembayaran
Kuantitas yang ditentukan seperti diuraikan di atas, akan dibayar dengan
Harga Kontrak per satuan pengukuran, untuk Mata Pembayaran yang terdaftar
di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana
harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh
untuk penyediaan, penanganan, perawatan, semua tenaga kerja dan setiap
peralatan yang diperlukan dan semua biaya lain yang perlu dan biasa
untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang
diuraikan dalam Bagian ini.

10 dari
8
Nomor Satuan
Uraian
Pembayara Pengukura
n n
1. Persiapan
Lump sump
2. Biaya Langsung Personil
3. Biaya Langsung Non Personil : Orang
3.1. Biaya sewa peralatan Bulan
3.2. Biaya beli peralatan Unit-Bulan
Unit/
Buah

11 dari
8

Anda mungkin juga menyukai