Anda di halaman 1dari 4

METODE PELAKSANAAN

Nama Pekerjaan : PEMBANGUNAN JALAN LINGKAR KOTA LANGSA (OTSUS


ACEH)

Kegiatan : Pembangunan Jalan dan Jembatan Dinas PUPR Aceh

Tahun : 2018

Ø DIVISI 1. UMUM
v Mobilisasi & Demobilisasi

Sebelum memulai pekerjaan, atas persetujuan direksi terlebih dahulu dilakukan


mobilisasi alat yang digunakan dalam pekerjaan seperti : Galian tanah berbatu dengan alat berat
excavator. Untuk demobilisasi atau pemulangan alat excavator ke besecamp. Selain itu pada
pekerjaan persiapan awal ini yang paling penting adalah mempelajari situasi lapangan dan
melengkapi persyaratan yang sudah ditentukan dalam bestek, untuk pertama pemasangan
plang proyek selanjutnya memulai pengukuran pada lokasipekerjaan, yaitu berupa situasi,
potongan memanjang, potongan melintang, yangdituangkan dalam gambar, termasuk
gambar konstruksi, yang
disesuaikan dengan lapangan, dan disertai dengan foto dokumentasi, juga gambar-
gambar kerja (shop Drawing). Pada bagian-bagian konstruksi yang kurang jelas harus
diperjelas.
Kemudian perlu diadakan koordinasi dengan pihak proyek beserta masyarakat
setempat (pemuka masyarkat setempat), guna dapat membicarakan masalah-masalah yang
mungkin timbul apabila pekerjaan ini dimulai, baik menyangkut teknis maupun non
teknis.
Ø DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR
 Lapis pondasi Agregat kelas A
Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan sebegai berikut:
1. Wheel Loader memuat material agregat yang telah dicampur dari base camp/stock file kedalam
Dump Truck untuk selanjutnya dibawa ke lokasi pekerjaan. Material dihampar dilokasi kerja
dengan menggunakan Motor Grader, yang selanjutnya setelah mencapai tebal hamparan gembur
yang cukup kemudian dipadatkan dengan menggunakan Vibrator Roller, dengan tetap menjaga
tebal hamparan padat yang disyaratkan dalam gambar. Untuk menjaga kadar air bahan yang
disyratkan dalam rentang Spesifikasi, maka sebelum pemadatan dapat melakukan penyiraman
material hamparan dengan menggunakan Water Tank. Sekelompok pekerja akan merapihkan
hamparan dari agregasi sebelum pemadatan dengan menggunakan alat bantu.
2. Peralatan yang digunakan adalah : Wheel Loader, Dump Truck, Vibrator Roller, Water Tank
dan Alat Bantu.
 Lapis Pondasi Agregat Kelas B
Lapis Pondasi Kelas B adalah Mutu lapis pondasi bawah untuk lapisan di bawah lapis pondasi Kelas
A. Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan sebegai
berikut:
1. Wheel Loader memuat material agregat yang telah dicampur dari base camp/stock file kedalam
Dump Truck untuk selanjutnya dibawa ke lokasi pekerjaan. Material dihampar dilokasi kerja
dengan menggunakan Motor Grader, yang selanjutnya setelah mencapai tebal hamparan gembur
yang cukup kemudian dipadatkan dengan menggunakan Vibrator Roller, dengan tetap menjaga
tebal hamparan padat yang disyaratkan dalam gambar. Untuk menjaga kadar air bahan yang
disyratkan dalam rentang Spesifikasi, maka sebelum pemadatan dapat melakukan penyiraman
material hamparan dengan menggunakan Water Tank. Sekelompok pekerja akan merapihkan
hamparan dari agregasi sebelum pemadatan dengan menggunakan alat bantu.
2. Peralatan yang digunakan adalah : Wheel Loader, Dump Truck, Vibrator Roller, Water Tank
dan Alat Bantu
Ø DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL
 Lapis Resap Pengikat – Aspal Cair

Pekerjaan lapis perekat terdiri dari pekerjaan penyiapan permukaan dan penghamparan bahan
aspal yang dihampar diatas permukaan bahan pengikat semen atau Asphalt (Sperti semen Tanah,
RCC, CTB, Perkerasan Beton / Lantai Jembatan Beton, Lapis Penetrasi Macadam, Laston,
Lataston dll.) dengan komposisi seperti disyaratkan dalam Spesifikasi untuk setiap Jenis Bahan
Asphalt dan kondisi permukaan yang sesuai.
Pekerjaan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga masih memungkinkanlalu lintas satu
lajur tanpa merusak pekerjaan yang sedang dilaksanakan dan hanya menimbulkan gangguan
yang minimal bagi lalu lintas. Bangunan dan benda- benda lain disamping tempat kerja (struktur,
kerb lantai dan lain-lain) harus dilindungi agar tidak menjadi kotor karena percikan aspal. Bahan
yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah aspal semen pen 60/70 atau 80/100 (memenuhi
standar AASHTO M20) yang diencerkan dengan minyak Tanah (kerosene), dengan
membandingkan pemakaian minyak tanah pada rentang 25 - 30 bagian minyak per 100 bagian
aspal (25 pph 30 pph).
Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan
sebagai berikut :
1. Menyiapkan permukaan yang akan dihampar dengan menggunakan mesin kompresor
yang dibantu dengan alat manual seperti : sikap dan sapu lidi. Menyiapkan material yang
digunakan dengan mencampur Aspal dan Korosene sesuai komposisi yang ditentukan, dan
kemudian dipasnaskan sehingga menjadi aspal cair. Penghamparan diolakukan dengan
menggunakan aspal Sprayer secara seksama, dengan mengacu pada rentang suhu yang
disyaratkan dalam Spesifikasi. Perapihan dilakukan setelah penyemprotan selesai
dilakukan.
2. Peralatan yang digunakan adalah : compressor, asphalt Sprayer yang di gandeng
Dump Truck dan alat bantu.
3. Penyebaran (perataan) dengan menggunakan Bulldozer atau dengan cara manual di
lokasi Disposal Area dan lokasi tanggul.
 Laston Lapis Antara (AC – BC)
Khusus Pekerjaan Hotmix, ada 5 Item yang merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan pada
saat pelaksanaan Pencampuran yaitu :

Laston lapis Pondasi (HRS-Base) - (Gradasi halus/kasar)


2. Aspal Keras
3. Bahan anti pengelupasan
4. Bahan Pengisi (Filler) Tambahan (Semen)

Empat komponen bahan yang dicampur pada Unit Pencampur Aspal (AMP) adalah Agregat
Gradasi Halus/Gradasi Kasar, Aspal, Bahan anti pengelupasan, dan bahan Pengisi (Filler)
tambahan berupa semen.
Material/bahan untuk Hot mix (AC - BC) , dicampur di AMP dengan menggunakan rujukan
DMF hasil dari Pemeriksaan laboratorium, kemudian disesuaikan dengan JMF yang diperoleh
dari Gradasi Cold Bin & Hot Bin AMP.
Urutan Pekerjaan untuk Campuran HRS - Base :
Permukaan Exsisting yang akan diberi campuran AC - BC dibersihkan dgn Compressor dan
dilapisi dengan Lapis Prekat-Aspal cair, klecuali permukaan Lapis HRS - Base (L), tinggal
diberi Lapis Perrekat Aspal Cair.
2. Campuran dihampar/digelar dengan Asphalt Finisher dengan ketebalan 4 cm.
3. Dilakukan Penggilasan awal (Break down) dengan Tandem Roller.
4. Penggilasan berikut dengan Tyre Roller sesuai dengan jumlah lintasan yang ditentuikan oleh
Spek,
5. Penggilsan Terakhir dgn Tandem Roller.
Untuk faktor Keselamatan Kerja baik Pekerja maupun Pengguna lalu lintas, maka setiap
pekerjaan berlangsung harus ada petugas K3 dan rambu-rambu yang dibutuhkan dari 2 arah
jalan yang berlawanan.

 Pasangan Batu
Pemakaian Tenaga Kerja : Pekerja, Tukang, Mandor
Pemakaian Bahan : Batu Belah, Semen, Pasir
Pemakaian Alat : Concrete Mixer, Water Tanker, Alat Bantu
Prosedur Pelaksanaan :
 Sebelum pemasangan, batu dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan dalam
waktu yang cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh.
Landasan yang akan menerima setiap batu juga harus dibasahi dan selanjutnya
landasan dari adukan harus disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu
yang akan dipasang.
 Landasan dari adukan baru paling sedikit 3 cm tebalnya dipasang pada pondasi
yang disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing batu pada lapisan pertama.
Batu besar pilihan digunakan untuk lapis dasar dan pada sudut-sudut. Perhatian harus
diberikan untuk menghindarkan pengelompokkan batu yang berukuran sama.
 Batu harus dipasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang
tampak harus dipasang sejajar dengan muka dinding dari batu yang terpasang.
 Batu harus ditangani sedemikian hingga tidak menggeser atau memindahkan batu
yang telah terpasang. Peralatan yang cocok harus disediakan untuk memasang batu yang
lebih besar dari ukuran yang dapat ditangani oleh dua orang.
 Menggelindingkan atau menggulingkan batu pada pekejaan yang baru dipasang
tidak diperkenankan.
 Spesifikasi Teknis:
1) Batu
a) Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus dari jenis yang
diketahui awet. Bila perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis
atau lemah.
b) Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling
mengunci bila dipasang bersama-sama.
c) Terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, batu harus memiliki ketebalan
yang tidak kurang dari 15 cm, lebar tidak kurang dari satu setengah kali tebalnya dan
panjang yang tidak kurang dari satu setengah kali lebarnya.
2) Adukan
 Adukan haruslah adukan semen yang memenuhi kebutuhan dari dari Spesifikasi.

Anda mungkin juga menyukai