Anda di halaman 1dari 11

Metode Pelaksanaan

Laston Lapis Antara Modifikasi (AC – BC Mod)


Laston Lapis Aus Modifikasi (AC – WC Mod)

A. Pemeriksaan Peralatan
> Mesin Penghampar (asphalt finisher ) meliputi :
- Kebersihan alat
- Berfungsi atau tidak berfungsinya setiap bagian penting
- Pemeliharaan dilakukan juga pada saat menghentikan suatu operasi

> Alat penggilas


Alat penggilas roda besi (tandem roller ), meliputi pemeriksaan:
- Permukaan roda besi
- Keausan atau goresan-goresan
- Scapeers
- Sistim transmisi, rem kemudi

> Alat penggilas roda karet (pneumatic tire roller ), meliputi pemeriksaan :
- Sistim transmisi, rem dan kemudi
- Tekanan angin roda, apakah sudah sesuai dengan spesifikasi
- Jumlah roda dan ukuran serta konstruksinya

> Alat Pendukung :


- Pompa dan pemanas aspal (bila diperlukan)
- Dump truck, meliputi pemeriksaan :
- Bak pengangkut Harus bersih, rata, halus

B. Penyiapan lahan penghamparan


> Penyiapan pada permukaan jalan tidak beraspal :

Pada jalan tidak beraspal, lapisan teratas sebelum dilakukan penggelaran lapisan
-
aspal beton umumnya berupa Lapis Pondasi Berbutir (Aggregate Base Course )

Lapisan pondasi tersebut harus telah diperiksa tingkat kepadatan, daya dukung
- (CBR), kerataan, kebersihan, keadaan texture permukaan, kemiringan dan
kelendutan sesuai dengan desain

Jika masih ada cacat-cacat, kerusakan atau kekurangan setempat perlu dilakukan
-
perbaikan sebelum dilapisi dengan lapis peresap pengikat (prime coat)

- Permukaan lapis pondasi berbutir ini juga harus dibersihkan dari butir-butir lepas

Segera setelah dilakukan perbaikan-perbaikan tersebut diatas permukaan yang akan


digelar dengan lapis aspal beton harus dibersihkan dari bahan-bahan lepas (debu,
- pasir), tanah liat yang melekat, kotoran dengan sapu, mesin pembersih atau
penghembus bermesin sebelum dilakukan pelapisan dengan lapis pengikat (tack
coat).
C. Penghamparan :
Mesin Penghampar dilengkapi dengan alat pemanas (heaters ) yang berfungsi untuk
memanaskan batang perata (screed ) sampai pada temperatur yang diperlukan untuk
>
meletakkan campuran sedemikian rupa tanpa menggusur atau merusak permukaan
campuran
Penghamparan campuran panas dilakukan dengan mesin penghampar (asphalt finisher )
> dapat menjamin penyelesaian (finishing ) tepat pada garis, kelandaian dan penampang
melintang sesuai dengan gambar rencana

Garis pedoman tersebut ditarik sekurang-kurangnya 200 m dan atau dipatok setiap 25 m
atau pada jalan lurus atau setiap 5 m pada tikungan (curve ). Selain garis pedoman yang
>
ditentukan sebelumnya, juga kerb atau tepi perkerasan bias juga dijadikan pedoman bagi
operator mesin penghampar sesuai dengan gambar rencana

Tebal Lapisan Hamparan :


Penentuan tebal lapisan dilakukan dengan mengatur ketinggian batang perata sedemikian
> rupa sehingga tebal campuran lepas diperoleh dengan mengalikan tebal yang diinginkan
dalam desain dengan angka 1.25

Pada pelapisan ulang jalan lama (overlay ) sering ditemui keadaan yang tidak rata dari jalan
>
lama yang dapat menyebabkan performance dari hasil pelapisan juga tidak begitu rata

Dalam keadaan yang demikian maka biasanya dalam desain telah ditentukan perlu adanya
> upaya mengadakan lapis aspal beton untuk meratakan permukaan jalan lama sebelum
digelar lapis aspal beton diatasnya

Pada penghamparan Lapis Aspal Beton ini, penyesuaian ketebalan hamparan dengan
memutar ulir pengatur ketebalan dilakukan seminimum mungkin dan sangat perlu
>
memperhatikan keadaan kerataan lapis perkerasan lama yang ada didepannya sehingga
jika ada perubahan kerataan tidak perlu dilakukan secara mendadak

Jika operator mesin penghampar bekerja dengan baik sekali mengikuti garis pedoman,
> tidak ada kerusakan mekanis pada alat tersebut dan tidak ada cacat pada campuran maka
dapat diharapkan tidak diperlukannya pekerjaan hand raking dibelakang mesin tersebut

Kerataan Hamparan :
> Penggunaan penggaruk (rake ) tidak dilakukan kecuali sangat diperlukan
Memasukkan kembali campuran yang telah mengalami segregasi dan tercecer di luar lajur
> hamparan tidak di perbolehkan karena justru akan menimbulkan keadaan tekstur
permukaan yang kasar (segregasi)
Operator mesin penghampar akan bekerja dengan baik mengikuti garis pedoman, tidak
> maka dapat diharapkan tidak diperlukannya pekerjaan hand raking di belakang mesin
tersebut
Kemiringan melintang :
Kemiringan melintang dapat dilakukan dengan mengatur screed sedemikian rupa sesuai
>
dengan kemiringan yang dikehendaki dalam desain
Pada jalan dimana lapis aspal beton digelar diatas lapis pondasi berbutir, pembentukan
> kemiringan telah dibuat sebelumnya pada lapis pondasi sehinggga bentuk kemiringan telah
terbentuk sebelumnya

Pada lapisan ulang (overlay ) jalan lama, maka perlu sekali diberi perhatian karena sering
>
kemiringan jalan lama tidak sesuai dengan kemiringan yang di kehendaki dalam desain
Pengaturan kemiringan screed harus dilakukan dengan hati-hati agar diperoleh
>
performance lapisan baru yang baik
Pada sambungan memanjang dengan lapisan telah padat (cold joint ), perlu dilakukan
>
teknik penghamparan untuk memperoleh sambungan yang rata dan tidak kasar

Material hamparan diletakkan sampai terjadi tumpang tindih dengan lapisan yang telah
> dipadatkan dengan lebar 2.5 – 3 cm dengan ketebalan 0.25 dari tebal lapisan yang
diinginkan
Untuk menghindari sambungan kasar dan tidak rata maka material kasar(coarse
>
aggregate ) dikeluarkan dari lapisan overlap tadi dengan hati-hati
Kemudian material overlap ini ditarik kembali dan diletakan persis disepanjang sambungan
> memanjang pada sisi material yang akan dipadatkan, lalu pemadatan dimulai dengan
sambungan memanjang ini
Teknik lain yang sering digunakan adalah seperti gambar di bawah ini, yaitu memotong
> dengan sekop yang ujungnya persegi dan rata material overlap yang tercecer diatas lapisan
yang telah dipadatkan persis dibelakang paver
Pada sambungan hot joint yaitu penghamparan yang dilakukan oleh dua paver bergerak
> maju secara simultan dalam jarak yang dekat, sangat perlu diperhatikan ketebalan material
hamparan dengan tepat karena tidk akan dilakukan overlap

Sambungan Melintang :
Sambungan melintang ini terjadi antara lajur yang telah dipadatkan pada hari operasi
>
sebelumnya dan lajur hamparan baru

Untuk memperoleh hasil yang baik maka diharuskan menggunakan balok sepanjang lebar
melintang dari lajur hamparan dengan tebal yang diletakan diatas lapisan lama sama
>
dengan tebal yang diinginkan untuk lapis aspal beton yang baru, kemudian digelar material
disebelah balok tadi yang berfungsi sebagai oprit bagi penggilas

Penggunaaan balok ini dilakukan pada akhir dari operasi hari berikutnya akan diperoleh
> permukaan joint dari lajur yang telah dipadatkan yang terbentuk vertical dan rata setelah
balok tersebut diangkat
> Kemudian penghamparan baru dimulai dari akhir permukaan yang rata tersebut
PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pekerjaan Hotmix dilaksanakan sesuai dengan tahapan berikut:


1. Persiapan material

Material yang akan dipakai untuk pekerjaan Hotmix terlebih dahulu dilakukan pengujian
properties masing-masing material dan kombinasinya. Dari hasil pengujian ini akan dijadikan
dasar untuk komposisi campuran Hotmix yang akan digunakan sesuai dengan persyaratan.

Peralatan yang digunakan:


- Asphalt Mixing Plant (AMP)
- Generator Set
- Wheel Loader
- Dump Truck
- Asphalt Finisher
- Tandem Roller
- Pneumatic Tyre Roller
- Alat bantu

2. Trial Mix dan Trial Compaction


Trial Mix dilaksanakan berdasarkan analisa dari hasil tes material yaitu dari Design Mix Formula
(DMF). Trial mix dilaksanakan untuk mengadakan Trial Compaction .
Dimana dari Trial Compaction akan didapat gambaran mengenai pelaksanaan yang sebenarnya
yaitu berupa:
- Jenis alat pemadat dan kapasitasnya
- Suhu hotmix pada saat pengamparan dan pemadatan
- Tebal gembur pada saat pemadatan
- Jumlah lintasan yang diperlukan untuk memadatkan material

Staking Out
Laksanakan staking out di lapangan untuk menentukan:
1. Patok Referensi. (elevasi dan koordinat)
2. Patok Centre Line.
3. Patok Batas Penggelaran Hotmix.
Penghamparan Hotmix

Hotmix dari Asphalt Mixing Plan (AMP) diangkut dengan dump truck ke lokasi pekerjaan. Pada
saat pengangkutan temperatur Hotmix dijaga dengan jalan menutupinya dengan terpal.
Penghamparan Hotmix dilakukan dengan cara menuangkan Hotmix dari dump truck ke asphalt
finisher, selanjutnya asphalt finisher tersebut melakukan penggelaran Hot Mix.

Ketebalan dan temperatur Hotmix pada saat penggelaran disesuai dengan Design. Apabila cuaca
tidak memungkinkan (hujan) maka penghamparan akan dihentikan dan dilanjutkan kembali
setelah cuaca memungkinkan dan suhu harus tetap terjaga.

Pemadatan Hotmix
Pemadatan Hotmix terbagi dalam 3 tahap yaitu:
1. Pemadatan pertama (breakdown rolling)
2. Pemadatan kedua (intermediate rolling)
3. Pemadatan terakhir (final rolling)

o o
Pemadatan pertama dilaksanakan pada saat temperatur mencapai 155 C s/d 135 C atau sekitar
0 - 10 menit sejak Hotmix digelar. Pemadatan ini menggunakan tandem roller dengan jumlah
lintasan sesuai dengan trial compaction.

Pemadatan antara dilaksanakan pada saat temperatur mencapai 130 oC s/d 115 oC atau sekitar
10 - 20 menit sejak Hotmix digelar. Pemadatan ini menggunakan pneumatic tire roller dengan
jumlah lintasan sesuai dengan trial compaction.

Pemadatan terakhir dilaksanakan pada saat temperatur mencapai >105 oC atau sekitar 20 - 45
menit sejak Hotmix digelar. Penggelaran ini menggunakan tandem roller dengan jumlah lintasan
sesuai dengan trial compaction.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pemadatan adalah:


1. Lapis Hotmix paling atas setiap section pemadatannya dibuat sedemikian rupa sehingga memiliki
kemiringan sesuai Design.
2. Patok referensi elevasi Hotmix , centre line , batas-batas Hotmix dan patok kemiringan agar
dibuat dengan jelas, diupdate sesuai dengan elevasi Hotmix yang telah diselesaikan dan dijaga
keberadaannya untuk memudahkan pemeriksaan dan pengontrolan pekerjaan.
3. Pemadatan pada jalan lurus dimulai dari tepi perkerasan sejajar as jalan menuju ke tengah.
Pada tikungan, pemadatan dimulai dari bagian yang rendah sejajar as jalan menuju ke bagian
lebih tinggi. Pada bagian tanjakan dan turunan harus dimulai dari bagian yang rendah sejajar as
jalan menuju ke bagian yang tinggi.
4. Tandem Roller pada lintasan pertama ditempatkan di muka.
5. Pada waktu pemadatan roda Tandem Roller dibasahi (dilap) dengan air sabun/minyak solar
secukupnya.
Sambungan
1. Sambungan memanjang maupun melintang pada lapisan yang berurutan harus diatur sedemikian
rupa agar sambungan pada lapis satu tidak terletak segaris yang lainnya. Sambungan
memanjang harus diatur sedemikian rupa agar sambungan pada lapisan teratas berada di
pemisah jalur atau pemisah lajur lalu lintas.
2. Campuran aspal tidak boleh dihampar di samping campuran aspal yang telah dipadatkan
sebelumnya kecuali bilamana tepinya telah tegak lurus. Sapuan aspal sebagai lapis perekat untuk
melekatkan permukaan lama dan baru harus diberikan sesaat sebelum campuran aspal dihampar
di sebelah campuran aspal yang telah digilas sebelumnya.

Pengendalian Mutu dan Pemeriksaan di Lapangan


1. Kerataan Permukaan Perkerasan
Permukaan perkerasan diperiksa dengan mistar lurus sepanjang 3 m, dilaksanakan tegak lurus
dan sejajar dengan sumbu jalan. Toleransi sesuai dengan ketentuan/spesifikasi.

Pengujian untuk memeriksa toleransi kerataan yang disyaratkan dilaksanakan segera setelah
pemadatan awal, penyimpangan yang terjadi akan diperbaiki dengan membuang atau menambah
bahan sebagaimana diperlukan. Selanjutnya pemadatan dilanjutkan seperti yang dibutuhkan dan
setelah penggilasan akhir, kerataan lapisan ini akan diperiksa kembali dan setiap ketidakrataan
permukaan yang melampaui batas-batas yang disyaratkan dan setiap lokasi yang cacat dalam
tektur, pemadatan atau komposisi akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

2. Ketentuan Kepadatan
a. Kepadatan semua jenis campuran aspal yang telah dipadatkan, seperti yang ditentukan
dalam AASHTO T 166, tidak boleh kurang dari 97% Kepadatan Standar Kerja (Job
Standard Density)
b. Cara pengambilan benda uji campuran aspal dan pemadatan benda uji di laboratorium
masing-masing sesuai dengan AASHTO T 168 dan SNI 06-2489-1991 untuk ukuran butir
maksimum 25 mm atau ASTM D 5581 untuk ukuran maksimum 50 mm.

3. Jumlah Pengambilan Benda Uji Campuran Aspal


a. Pengambilan Benda Uji Campuran Aspal
Pengambilan benda uji dilakukan di instalasi pencampuran aspal dan di lokasi pekerjaan,
sesuai dengan jumlah produktifitas dari AMP.

b. Pengendalian Proses
Frekuensi pengujian yang diperlukan sebagai berikut:
1.
2. Aspal curah setiap tangki aspal.
3. Abrasi agregat setiap 5000 m3.
4. Gradasi agregat setiap 1.000 m3.
5. Gradasi hotbin setiap 250 m3.
6. Suhu hotmix setiap pengiriman.
7. Gradasi dan kadar aspal (ekstaksi) setiap 200 ton/hari.
8. Marshall Test setiap 200 ton/hari.
9. VIM pada kepadatan membal setiap 3.000 ton.
10. Benda inti Core Drill setiap 100 m atau dipilih secara acak.
11. Elevasi permukaan minimal tiga titik.

c. Pemeriksaan dan Pengujian Rutin


Pemeriksaan dan pengujian rutin akan dilaksanakan untuk pekerjaan yan sudah
diselesaikan sesuai toleransi dimensi, mutu bahan dan kepadatan pemadatan.

d. Pengambilan Benda Uji Inti Lapisan beraspal


Pengambilan benda uji inti dilaksanakan dengan menggunakan mesin bor (Core Drill
Machine) sesuai ketentuan yang disyaratkan
METODE KERJA
Laston Lapis Aus (AC-WC)

Ruang lingkup :
1. Penyiapan material untuk campuran (AC-WC)
2. Penyiapan lokasi penghamparan (AC-WC)
3. Penghamparan dan pemadatan sesuai dengan ketebalan dan elevasi yang diminta

Alat yang dipakai Bahan yang diperlukan :


Wheel Loader Dump Truck P. Tyre Roller Agr 5-10 & 10-5
AMP Asphalt Finisher Alat Bantu Agr 0-5
Genset Tandem Roller Semen
Aspal
PENANGGUNG JAWAB
NO KEGIATAN KET
GS ADKON SM PEL. SURV. GA

PLAN
1 Melakukan penjabaran rencana kerja dengan mengacu
1 1 1 1
kepada quality plan, meliputi :
- Sasaran mutu, volume. Durasi & K3
- Proses kerja, sistem, urutan tahapan dan metode dan
kapasitas
- Skedul pelaksanaan dan sumber daya

2 Memeriksa apakah semua persyaratannya / kelengkapan


2 2 2 2
yang terkait dengan proses (termasuk revisi dan
perubahannya telah di penuhi) antara lain :
- Shop drawing terkait telah di setujui oleh pemberi
tugas sebelum pekerjaan di laksanakan
- Referensi pengukuran terkait telah di setujui oleh
pemberi tugas sebelum pekerjaan di laksanakan
- Metode Kerja terkait telah di setujui oleh pemberi
tugas sebelum pekerjaan di laksanakan
- Raw Material telah disetujui oleh pemberi tugas sebelum
pekerjaan dilaksanakan

DO
3 Briefing dan koordinasi untuk memastikan rencana
3 3 3
kerja dan metode kerja di mengerti dan dilaksanakan di
lapangan

4 Mengajukan Request for Work / Inspection dan memastikan


4 4 4 4
request di setujui oleh pemberi tugas

5 Penentuan lokasi, elevasi dan kemiringan dilapangan sehingga


5 5 5 5
air diharapkan mengalir dengan lancar

6. Lokasi yang akan dihampar ditandai, baik batas batas dan


6 6
elevasinya serta disemprot dengan tack coat
(lihat metode kerja Tack Coat)

7 Mobilisasi alat-alat hotmix Asphalt Finisher, Tandem Roller,


7
Pneumatic Tyre Roller dan Alat-alat bantu lainnya ke lokasi

8 Pencampuran material dengan alat AMP sesuai dengan job mix


8
design, Suhu pencampuran maksimum di AMP yang
disyaratkan

9 Sepatu (screed) tepi dari Asphalt Finisher dipasang sesuai garis


9
ketinggian yang diperlukan pada tepi dari tempat dimana
Hotmix akan dihampar

10 Dump truck membawa Aspal panas AC-WCdari AMP


10
dan menuang ke Asphalt Finisher. Pada saat penuangan
suhu campuran AC-WC harus dijaga, yaitu menutupnya #
dengan terpal.

11 Penghamparan AC-WC dilakukan dengan cara


11
menuang material AC-WC dari Dump Truck
ke Asphalt Finisher. Selanjutnya Asphalt Finisher yang akan
menghampar dan membentuk lapisan AC-WC.
Yang harus diperhatikan pada tahap penghamparan : # #
- Screed dari Asphalt Finisher sudah dipanaskan #
- Campuran hotmix dihampar dan diratakan sesuai dg
kelandaian, elevasi serta bentuk melintang yang disyaratkan
#
a
PENANGGUNG JAWAB
NO KEGIATAN KET
GS ADKON SM PEL. SURV. GA

- Kecepatan penghamparan harus diperhatikan agar tidak terjadi a


retak permukaan, belahan atau bentuk ketidakteraturan lainya pada
permukaan.
- Tempa-tempat yang kasar atau terjadi segregasi harus segera
diperbaiki dengan bahan yang halus dan perlahan-lahan diratakan # # #
- Campuran tidak boleh terkumpul dan mendingin pada tepi-tepi
penadah atau tempat lainnya di mesin

12 Pemadatan :
12 12
- Pemadatan awal (break down rolling) dilakukan dengan tandem
roller setelah penghamparan pertama pada suhu yg di syaratkan
Pengecekan elevasi dilakukan segera setelah break down rolling
dan kesalahan yang terjadi segera diperbaiki. # # #
- Pemadatan sekunder (intermediate rolling) dilakukan dengan
Pneumatik Tyre Roller setelah penghamparan pada suhu mencapai
yang disyaratkan
- Pemadatan akhir (Finish Rolling) dilakukan dengan Tandem Roller
setelah penghamparan pada suhu yang disyaratkan dan dilakukan #
sampai bekas bekas roda pemadat hilang
- Mesin gilas breakdown rolling harus beroperasi dengan roda
penggerak berada didaerah mesin penghampar.
- Penggilas sekunder harus mengikuti sedekat mungkin dengan
penggilasan breakdown rolling dan harus dilakukan sewaktu
campuran masih berada pada batasan temperatur. Pemadatan
akhir harus dilakukan sewaktu material masih berada dalam kondisi
yang masih dapat dikerjakan untuk menghilangkan bekas penggilasan
- Sambungan melintang harus digilas pertama kalo dan dalam # # # #
penggilasan awal harus digilas kearah melintang. Untuk sambungan
memanjang, gilasan pertama harus dilakukan sepanjang sambungan
memanjang tersebut.
- Pada sambungan memanjang, penggilasan harus dimulai kearah
memanjang dan selanjutnya pada tepi luar dan sejajar dengan
sumbu jalan kearah tenngah jalan, kecuali pada super elevasi, pada
tikungan harus dimulai pada bagian rendah dan bergerak ke arah
bagian yang tinggi.
- Pada sambungan memanjang, mesin gilas breakdown harus # # #
terlebih dahulu pindah jalur yang telah dihampar sebelumnya
sehingga tidak lebih dari 15 cm dari roda penggerak akan menggilas
tepi yang belum dipadatkan. Mesin gilas harus mengeser posisinya
sedikit demi sedikit melewati sambungan dengan beberapa lintasan
sampai tercapai sambungan yang terpadatkan dengan rapi.
- Arah dari penggilasan harus berlangsung secara tiba-tiba
- Penggilasan harus berlangsung secara menerus
- Roda mesin gilas harus dibasahi secara menerus, tetapi air yang
berlebihan tidak diijinkan.
- Peralatan berat tidak diperbolehkan berada diatas lapisan yang,
baru selsai, sampai lapisan ersebut telah betul-betul telah mendingin
dan mengeras
- Lapisan yang telah terkena tumpahan minyak harus dibongkar # # #
dan diganti
- Permukaan campuran setelah pemadatan harus rata dan sesuai
dengan bentuk dan ketinggian dalam batas batas toleransi
- Sewaktu permukaan sedang dipadatkan dan diselsaikan, Pelaksana
harus memotong tepi-tepi perkerasan agar bergaris rapi
# # # #

CHECK
13 a. Lakukan pemeriksaan mutu, waktu dan bandingkan
13 13 13 13
parameter lainnya dengan parameter pada QC Table.
b. Check elevasi dan kemiringan dan kerataan pasangan #
dan bandingkan dengan rencana.
c. Check ketebalan sesuai shop drawing
d. Check kepadatan minimal 98% kepadatan lab
# # #
b

14 Lakukan pemantuan dan elevasi terhadap kinerja


14 14 14
proses kerja dan bandingkan dengan rencana kerja yang
telah dibuat, meliputi : # #
- Time movement, untuk menghitung kapasitas,
produktivitas, efektifitas, dan efisiensi sistem dan
metode kerja yang digunakan
- Evaluasi volume pekerjaan
- Evaluasi metode kerja
- Evaluasi sumber daya
c
- Evaluasi program kerja
PENANGGUNG JAWAB
NO KEGIATAN KET
GS ADKON SM PEL. SURV. GA

c c

15 ACTION
Lakukan tindakan perbaikan produk sesuai dengan #
15 15 15
prosedur pengendalian ketidaksesuaian (Control of
non Comformance). Bila hasil pemeriksaan (No. 15)
menunjukkan mutu produk di bawah standart, bisa di
lakukan langkah sebagai berikut :
- Dikerjakan ulang #
- Diterima dengan atau tanpa perbaikan melalui konsesi
- Ditolak

16 Lakukan tindakan perbaikan kinerja proses bila kinerja # # #


16
proses tidak memenuhi sasaran mutu, durasi, keselamatan
dan kesehatan kerja meliputi :
- Sistem, tahapan, urutan dan metode kerja di QP
- Updating QP sesuai dengan kebutuhan proyek dan
hasil evaluasi no. 11 dan no. 12 #

17 Proses kembali ke butir no. 1 untuk memastikan QP di


17
laksanakan proses demi proses sampai pekerjaan selesai
sesuai dengan rencana dan spesifikasi teknis yang ada
FLOW CHART
Laston Lapis Aus (AC-WC)

ACWC

Pemeriksaan Properties Aspal Pemeriksaan Properties Agregate

Design Mix Formula

Trial AMP

Trial Mix

No
Trial
Compaction

Yes

Produksi
Base Camp
Lokasi
Pengiriman Material Hot
Persiapan Lapangan Mix (ACWC Asb)

Ukur Suhu No Reject


Penghamparan

Yes

Penghamparan
ACWC Asb

Ukur elevasi No
gembur

Yes

Pemadatan
ACWC Asb

Cek No
Reject
Kepadatan

Yes

No Ukur elevasi
padat

Yes

Test Core No
Drill Repair

Yes

End

Anda mungkin juga menyukai