Anda di halaman 1dari 52

Inilah Tahapan Proses Pembuatan Jalan

Raya Sampai Selesai


By HargaSatuan.com Alat kerja  0 Comments
Dalam pembangunan jalan raya sering menggunakan jalan atau berbahan Asphalt. Kemudian yang
menjadi pertanyaan bagaimana pembuatan jalan asphalt yang baik? Berikut ini tahapan Pembuatan
jalan yang benar :
1. Pertama, Pekerjaan Pemetaan dan Pengukuraan Badan Jalan
Tahapan pekerjaan ini dilakukan supaya badan jalan sesuai dengan ukuran dan menjadi patokan
anggaran pengerjaan jalan aspal.

2. Pembersihan Badan Jalan dari Pohon dan sampah (Tahap Pekerjaan Clearing & Grubbing)
Sebelum Jalan di bangun lahan perlu dibersihkan dahulu dari sampah dan pepohonan supaya
mempermudah pekerjaan pada tahap selanjutnya. Untuk membersihkan lahan dan menggali
maupun mengurug tanah dapat menggunakan excavator.

Excavator
3. Pembentukan Badan Jalan (Pekerjaan Stripping)
Pekerjaan Stripping ini dilakukan supaya bentuk badan jalan ,tinggi dan belokannya sesuai apa yang
direncanakan.
4. Pekerjaan Pemadatan Tanah (Sub Grade)
Sebelum dihampar Pondasi bawah,Tanah harus dipadatkan terlebih dahulu. Sedangkan untuk
pemadatan nya dapat menggunakan Alat Buldozer dan Vibrator Roller
Bulldozer
5. Pekerjaan Pondasi Bawah (Sub Base Course)
Selanjutnya penghamparan Material pondasi bawah berupa Batu Kali menggunakan alat transportasi
Dump Truck. Setelah itu dapat diratakan dan di padatkan dengan menggunakan alat Tandem Roller.

Tandem Roller
6. Pekerjaan Pondasi Atas (Base Course)
Penghamparan Material Pondasi Bawah berupa Macadam dan menggunakan Dump Truck dan
diratakan lagi menggunakan Tandem Roller,dan sebelum di hampar lapisan atas (ATB =Asphalt
Treated Base) membutuhkan lem pengikat antara Base Course dan ATB yaitu Prime coat,dan untuk
membersihkan debu menggunakan Air Compressor

Air Compressor
7. Pekerjaan Lapisan Atas ATB (Wearing Coarse)
Setelah di cor menggunakan Prime Coat kemudian dilakukan Pelapisan atas menggunakan material
ashpalt jenis ATB (Asphalt Treated Base) Dan pelapisannya menggunakan mesin finisher lalu di
padatkan menggunakan mesin Tandem Roller. Dan sebelum di hampar lapisan permukaan perlu di
cor tack coat (lem perekat antara ATB dengan asphalt hotmix) dan pembersihan debu dengan Air
compressor
8. Pekerjaan Lapisan Permukaan (Surface Course)
Pekerjaan selanjutnya setelah dicor tack coat adalah penghamparan lapisan permukaan
menggunakan Asphalt hotmix penghamparannya sama menggunakan mesin asphalt finisher lalu
dipadatkan mengunakan Tandem Roller.
Asphalt Finisher
9. Pekerjaan Finishing
Untuk pekerjaan Finishing dilakukan pemadatan dan Perataan jalan dengan alat berat Peneumatic
Roller.
Peneumatic Roller
10. Pekerjaan Marka Jalan 
Pengerjaan marka jalan merupakan tahapan terakhir dan jalan raya sudah jadi bagus dan berkualitas
serta sudah siap digunakan.
Tahapan Pembuatan Jalan dan Pengaspalan
Berikut ini tahapan Pembuatan jalan yang benar :
1. Pekerjaan Pemetaan (Pengukuraan badan Jalan) 
Tahapan pekerjaan ini dilakukan agar badan jalan sesuai dengan ukuran yang di inginkan.

2. Pekerjaan Clearing & Grubbing (Pembersihan badan Jalan dari Pohon dan sampah)
Sebelum badan Jalan di bentuk lahan perlu dibersihkan dahulu dari sampah dan
pepohonan agar tidak tidak jadi masalah di kemudian hari

3. Pekerjaan Stripping (Pembentukan badan Jalan)

Pekerjaan ini juga dinamakan pekerjaan galian dan timbunan.Pekerjaan galian adalah
pekerjaan       pemotongan tanah dengan tujuan untuk memperoleh bentuk elevasi
permukaan sesuai gambar yang  di rencanakan,untuk mengetahui elevasi jalan perlu
menggunakan alat ukur Theodolit, lengkapnya pekerjaan stripping dilakukan agar bentuk
badan jalan ,tinggi dan belokannya sesuai  apa yang direncanakan

berikut struktur pekerjaan galian dan timbunan.

4. Pekerjaan Sub Grade (Pemadatan tanah)


  
Setelah badan jalan terbentuk maka tanah perlu dipadatkan inilah yang dinamakan
pekerjaan sub grade. 

Sub Grade adalah tanah dasar dibagian bawah lapisan perkerasan jalan lapisan ini bisa
berupa tanah asli yang di padatkan jika tanah aslinya baik,atau tanah urugan yang di
datangkan dari tempat lain lalu dipadatkan,atau tanah yang di stabilkan dengan semen atau
kapur,yang terpenting adalah tanah harus bebas dari sampah dan rumput.
Untuk pemadatannya menggunakan Alat Buldozer dan Vibrator Roller

5. Pekerjaan Sub Base Course (Lapis Pondasi Bawah)


Setelah lapisan sub grade memenuhi standar kepadatan pekerjaan selanjutnya adalah
penghamparan Material pondasi bawah berupa Batu Kali/Batu Limstone menggunakan alat
transportasi Dump Truck kemudian diratakan dan di padatkan dengan menggunakan alat
Tandem Roller.
Untuk ketebalan lapis pondasi Sub base course biasanya 30 cm.

Fungsi utama Lapisan sub base course adalah :


➼ Bagian kontruksi jalan yang menyebarkan beeban roda ketanah dasar.
➼ Mengurangi tebal lapisan di atasnya yang lebih mahal.
➼ Lapis peresapan agar air tidak terkumpul di pondasi .

Proses penghamparan Sub base course.


Pertamamembuat patok-patok untuk mengukur ketebalan,kemudian mendatangkan
material kelapangan lalu dibuat dulu kepalanya yaitu antara patok kanan dan patok
kiri.Setelah ada dua kepala kemudian disebarkan material pada area  antara kepala satu
dan kepala yang lain.begitu seterusnya sampai selesai. 
Sub Base course

Prinsip pemadatan dimulai dari pinggir dan area yang rendah ke ara yang lebih tinggi.untuk
perataan menggunakan Motor Grader dan pemadatannya menggunakan Tandem
Roller.jika pemadatan sudah terlihat cukup menurut pelaksana baru dapat dilanjutkan
pekerjan berikutnya.

Video proses Pemadatan dan penghamparan aspal Hotmix 

  6. Pekerjaan Base Course (Pondasi Atas)


Penghamparan Material Pondasi Bawah berupa Sirdam sama menggunakan Dump Truck
dan diratakan lagi dengan Tandem Roller,lapisan ini di buat untuk menyempurnakaan daya
dukung beban juga sebagai bantalan terhadap lapis permukaan.

Material terbaik untuk lapis pondasi atas adalah campuran 70% batu pecahan berwarna
abu keputihan ukuran 1 sampai dengan 5 cm,dan 30%  lagi campuran abu batu atau pasir.

cara penghamparaan batu Base course sama dengan penghamparan batu sub Base
course.
Setelah Base course terhampar dengan rata  barulah dilakukan pemadatan,jika pada saat
pemadatan masih terlihat rendah atau tinggi harus di tambah atau dikurangi.

Setelah kelihatan rata selanjutnya dipadatkan kembali menggunakan tire Roller sambil
disiram air secukupnya.

sebelum di hampar lapisan atas (ATB =Asphalt Treated Base) atau ACB diperlukan Lapis
resap pengikat antara Base Course dan ATB yaitu Prime coat,dan untuk membersihkan
debu menggunakan Air Compressor

Fungsi prime coat diantaranya:


   ➤ Memberikan daya ikat antara lapis pondasi agregat dengan campuran Aspal.
   ➤ Mencegah lepasnya  butiran lapis Agregat jika dilewati kendaraan sebelum dilapis
aspal
   ➤ Mencegah lapis agregat  dari pengaruh cuaca.
  7. Pekerjaan Hotmix Binder Coarse  atau Lapisan Atas ATB
Setelah di cor dengan Prime Coat kemudian dilakukan Pelapisan atas menggunakan
material ashpalt jenis ATB (Asphalt Treated Base) atau AC-BC Dan pelapisannya
menggunakan mesin finisher lalu di padatkan menggunakan mesin TR.
Dan sebelum di hampar lapisan permukaan perlu di cor tack coat (lem perekat antara ATB
dengan asphalt hotmix)dan pembersihan debu dengan Air compressor

8. Pekerjaan Surface Course (Lapisan Permukaan)


Pekerjaan selanjutnya setelah dicor tack coat adalah penghamparan lapisan
permukaan menggunakan Asphalt hotmix penghamparannya sama menggunakan mesin
finisher lalu dipadatkan mengunakan Tandem Roller

9. Pekerjaan Finishing
Untuk pekerjaan Finishing dilakukan pemadatan dan Perataan jalan dengan alat
Peuneumatic Roller

Peuneumatic Roller

10. Pekerjaan Marka Jalan 


Setelah pekerjaan marka, jalan raya sudah jadi bagus dan berkualitas

Demikian tahapan-tahapan pekerjaan jalan semoga membantu,Jika anda ingin menghitung


RAB pengaspalan dengan mudah bisa mengunjungi halaman ini menghitung RAB
Pengaspalan 
CARA MUDAH MENGHITUNG RAB PENGASPALAN HOTMIX UNTUK 2000
M2
 asef hadromy     harga pengaspalan, RAB Pengaspalan     No comments   
Perhitungan RAB Pekerjaan Pengaspalan sangatlah dibutuhkan terutama bagi
yang ingin mengaspal jalan ,karena RAB sangatlah menentukan budget yang
akan di keluarkan,sehingga jika biaya pengaspalan terlalu besar bisa di koreksi
dengan menganalisa RAB

Rincian RAB Pengaspalan

Menghitung RAB tergantung spesifikasi pekerjaan,kita akan memberi contoh jika


kita ingin mengaspal jalan di mulai dengan gelar macadam jumbo/Batu pecah
dengan kondisi lahan tanah yang sudah padat atau sudah dipadatkan dengan
Volume 2000m2,spesifikasi pekerjaannya adalah:

 Mobilisasi /demobilisasi alat alat berat


 Gelar Sub basecourse berupa Macadam jumbo atau batu limstone 20cm
 Gelar Base Course 10 cm
 Cor prime coat (perekat antara Base Course dan aspal ATB
 Gelar Hotmix Jenis ATB 3cm dengan Mesin finisher
 Cor tack coating (perekat antara Aspal ATB dengan aspal Type III
Laston )
 Gelar Hotmix Type III Laston
 Pemadatan Finishing

Berikut ini rinciannya

1. Mobilisasi atau demobilisasi alat alat berat


Alat-alat yang digunakan untuk spek pengaspalan diatas diantaranya : Double
drum,Tandem Roller,Ashpalt Finisher,Peuneumatic Roller ,Dum Truck,Splayer dll
diperkirakan mobilisasasi alat tersebut sekitar 12 juta sampai 17 juta

      2. Gelar Sub Basecourse

Cara menghitung kebutuhan Batu Macadam Jumbo atau Batu Pecah adalah :
Jumlah batu =Tebal lapisan x Lebar x Panjang x Factor loss
Faktor Loss adalah faktor kehilangan akibat bongkar muat,proses pemecahan
batu dll,dan telah disepakati adalah 1/3 dari total volume.jadi untuk kebutuhan
batu dengan luas 2000 m2 dengan tebal lapisan 15/20cm adalah
( 0,15 + 0,20 :2) x 2000 x 1,3 = 455 m3
jika per m3 harganya 270.000 maka  budgetnya adalah 455 x 270.000 =
122.850.000,-
Estimasi harga tersebut belum termasuk upah pengerjaan dan Pemadatan
  
 3.Menghitung kebutuhan Bascourse

Jika ingin menghitung volume Basecourse atau Sirtu rumusnya adalah


Sirtu = ( tebal rata-rata :2) x Panjang x Lebar atau 
Sirtu = (tebal rata-rata : 2) x Luas
Contoh untuk 2000m2 dengan tebal 10/15 cm Maka kebutuhan sirtu adalah
( 0,1 + 0,15 :2) x2000m = 250 m3
jika per m3 harganya 280.000 maka  budgetnya adalah 250 x 280.000 =
70.000.000,-
Estimasi harga tersebut belum termasuk upah pengerjaan dan Pemadatan

    4.Menghitung kebutuhan Prime coat.

Sebelum menghitung kebutuhan lapis resap pengikat (Prime Coat) perlu kita
ketahui dulu koefisien liter untuk satu m2
Koefisien liter/m2 untuk prime coat berkisaar antara 0,4 liter sampai 1,3 liter
umumnya koefisien yang di ambil 0,8 lt /m2.
Jika luas area pengaspaalan adalah 2.000m2 maka kebutuhan prime coatnya
adalah:
Prime Coat =2000m2 x Koefisien (liter/m2)
                    =2000m2 x 0,8 lt =1.600 lt
Jika 1 liter harganya 21.000 maka budgetnya adalah 1600lt x 21.000 =
33.600.000
Estimasi harga tersebut belum termasuk upah pengerjaan.

    5.Menghitung kebutuhan Laston  AC-WC 3cm (Aspal Hotmix jenis AC-WC)


dan type III Laston 2cm

Untuk menghitung volume Aspal Hotmix perlu diketahui Bulk Density dari
campuran Aspal dan Agregat,menurut perhitungan lab kisaran nilai bulk density
adalah 2,3 ton /m3.

Rumus menghitung volume Aspal Hotmix adalah:


Aspal = Panjang x Lebar x tebal x berat jenis aspal (Bulk Density) atau
          = Luas x tebal x berat jenis aspal
Jika luas jalan 2000m2 dengan tebal 5cm maka kebutuhan aspalnya
2000 x 0,05 x 2,3 =230 ton
jika harga aspal per ton 1.300.000
maka  budget nya  230 x 1.300.000 = 299.000.000,-
Estimasi harga tersebut belum termasuk upah pengerjaan.

   6. Menghitung kebutuhan lapis perekat Tack Coat 2000m2

Sebelum menghitung kebutuhan lapis perekat perlu mengetahui koefisien tack


coat (liter/m2).
Koefisien tack coat (liter/m2) berkisar antara 0,15  sampai 0,5 liter,umumnya
koefisien yang diambil adalah 0,35 liter/m2.
Rumus menghitung volume tack coat adalah :
Tack Coat = Panjang x Lebar xKoefisien
                 = 2.000 x 0,35 = 700 lt 
Jika perliter harganya 17.500 maka budgetnya 700 x 17.500 = 12.250.000
Estimasi harga tersebut belum termasuk upah pengerjaan

   7.Menghitung Upah pekerjaan termasuk upah alat berat

Dalam beberapa website Ilmu Sipil banyak kita jumpai perhitungan


menggunakan koefisien (oh) atau Ongkos Harian seperti:
Pekerja biasa :0,5 OH
Tukang Batu : 0,25 OH
Kepala Tukang: 0,025OH
Mandor : 0,025 OH.
Dari mana angka-angka itu di dapat ?terrnyata dari perhitungan
pengalaman,pengamatan yang dilakukanoleh engineer yang dicatat seakurat
mungkin sehingga banyak kita temukan bermacam-macam versi .
Setelah di amati dan diteliti harga upah berkisar antara 15% sampai 20% dari
harga satuan bahan tiap-tiap pekerjaan.Untuk analisis RAB kita ambil
pertengahannya yaitu 17,5%
contoh : 1 m3 Base Course harganya 250.000,00 maka upah pengerjaannya
adalah :
250,000 x 0,175 = 43.750,-

Rekapitulasi Perhitungan RAB Pengaspalan 2000 M2

Deskripsi pekerjaan Kebutuhan Bahan Upah Tenaga & mesin Total=B+U

Mobilisasi .... .... 14.000.000,00

Sub Basecourse 455 x 270.000 = 122.850.000 17,5% x 122.850.000=21.498.750 144.348.750,-

Base Course 250 x 280.000 = 70.000.000 17,5% x 70.000.000=12.250.000 82.250.000

Prime coat 1600 lt x 21.000 = 33.600.000 17,5% x 33.600.000=5.880.000 39.480.000

Aspal Hotmix 5cm 230 ton x 1.300.000 = 299.000.000,- 17,5% x 299.600.000=52.430.000 352.030.000

Tack coat 700  ltx 17.500 = 12.250.000 17,5% x 12.250.000=2.143.750 14.393.750

TOTAL 646.502.500

Itulah analisis perhitungan RAB Pengaspalan yang kami rangkum dari beberapa
website  ilmu sipil,perlu di ingat bahwa perhitungan ini sebagai perbandingan
saja karena dalam perhitunggan ilmu sipil pun versi nya bermacam macam,terus
harga satuan tiap daerah berbeda-beda silahkan anda menghitung sendiri,disini
kami juga tidak memasukan beberapa harga yang tidak terduga seperti keadaan
cuaca ketelatan material,jarak yang harus di tempuh,juga biaya tempat inap
sementara yang semuanya memakan biaya yang tidak sedikit.
Demikian semoga bermanfa'at untuk mendapatkan info selanjutnya silahkan
hubungi kami.

Kontak person

Volume kolom praktis 15cm x 15cm rumah


1 lantai
By Harga Satuan .com Volume  17 Comments

Mari kita hitung volume kolom praktis 15cm x 15 cm yang seringkali digunakan untuk struktur rumah
1 lantai, cara perhitunganya hampir sama dengan saat mencari jumlah kebutuhan besi dan beton
pada balok sloof 15 cm x 20 cm yang sudah kita uraikan sebelumnya. bedanya hanya terlatak pada
luas penampang saja karena ukuranya berbeda dan yang terlihat jelas adalah posisi pemasangan
sloof itu mendatar sedangkan kolom praktis dipasang dalam posisi berdiri.
 

Gambar kolom praktis 15 cm x 15 cm

Contoh perhitungan volume kolom praktis


Sebuah pembangunan rumah tinggal membutuhkan kolom praktis sebanyak 27 buah dengan
masing-masing tingginya 3 m. kolom yang digunakan terbuat dari beton bertulang ukuran 15cm x
15cm, menggunakan tulangan pokok 4 dimater 10mm dan tulangan sengkang diameter 8mm
dipasang setiap jarak 15 cm. berapa kebutuhan besi dan beton untuk menyelesaikan pekerjaan ini?

Sebelumnya kita hitung terlebih dahulu total panjang kolom praktis yang akan dikerjakan yaitu 27 bh
x 3 m = 81 m. selanjutnya kita hitung jumlah besi yang dibutuhkan. kita lihat terlebih dahulu pada
tabel besi untuk mengetahui berat per meter besi 10 dan 8 polos.

 Berat 1m besi diameter 8mm = 0,4 kg.


 Berat 1m besi diameter 10mm = 0,62 kg.
 

Kebutuhan besi pada kolom praktis


Tulangan pokok dimater 10mm sebanyak 4 buah.

 Total panjang besi yang dibutuhkan adalah 4 bh x 81 m = 324 m.


 Jika panjang 1 batang besi 11 m, maka jumlah batang yang diperlukan adalah 324m : 11 m =
29,4545 btg dibulatkan menjadi 30 btg.
 Total berat besi yang dibutuhkan adalah 324 m x 0,62 kg/m = 200,88 kg.
Tulangan sengkang diamater  8mm dipasang setiap jarak 15cm.

 Total panjang 1 buah sengkang = 0,1+0,1+0,1+0,1+0,05+0,05= 0,5 m.


 Jumlah sengkang yang dibutuhkan = 81 m : 0,15 m = 540 bh.
 Total panjang besi sengkang adalan 540 bh x 0,5 m = 270 m.
 Jumlah kilogram besi diameter 8mm yang diperlukan = 270 m x 0,4 kg/m = 108 kg.
 Jumlah batang jika masing-masing 11 m adalah 270 m : 11 m =24,5 batang dibulatkan
menjadi 25 btg.
Rekapitulasi kebutuhan besi

Diamater Kilo gram (kg) Batang (btg) Meter (m)

8p 108 25 270

10p 200,88 30 324

Kebutuhan beton pada kolom praktis


 Volume beton kolom praktis = panjang x lebar x tinggi.
 V = p x l x t.
 V = 0,15 m x 0,15 m x 81 m= 1,8225 m3
Jadi total beton yang dibutuhkan untuk menyelsaikan pekerjaan kolom praktis adalah 1,8225 m3.

Demikian contoh perhitungan volume besi dan beton pada kolom praktis 15 cm x 15 cm, ukur
1. Bata Ringan (Hebel)
Bata ringan adalah bata yang memiliki berat jenis lebih ringan daripada bata pada umumnya.

Bata ringan dikenal ada 2 (dua) jenis: Autoclaved Aerated Concrete (AAC) dan Cellular Lightweight
Concrete (CLC). Keduanya didasarkan pada gagasan yang sama yaitu menambahkan gelembung
udara ke dalam mortar akan mengurangi berat beton yang dihasilkan secara drastis. Perbedaan
bata ringan AAC dengan CLC dari segi proses pengeringan yaitu AAC mengalami pengeringan
dalam oven autoklaf bertekanan tinggi sedangkan bata ringan jenis CLC yang mengalami proses
pengeringan alami. CLC sering disebut juga sebagai Non-Autoclaved Aerated Concrete (NAAC).
  
                     

Sebelum menghitung kita mesti tahu dulu ukuran bata ringan itu sendiri. Ada dua jenis ukuran bata ringan
yang sering ditemukan di toko material, yaitu :

1. p x l x  t  : 60 x 7.5 x 20 cm

2. p x l x t  :  60 x 10  x  20 cm 

Maka untuk menghitung kebutuhan bata ringan dan perekatnya yaitu mortar adalah sebagai berikut : 
Tentukan dahulu luas permukaan bata ringan, yang akan menajdi permukaan dinding nantinya yaitu  60 x
20 cm (baik tebal 10 cm maupun 7.5 cm memiliki luas permukaan yang sama) Luasnya yaitu 0.6 x 0.2  =
0.12 m2. maka untuk mendapatkan kebutuhan bata ringan dalam 1 m2 adalah 1 m2/ 0.12 m2 = 8.33
buah bata ringan. 

Berarti dalam satu 1 m2 membutuhkan sebanyak 8.33 buah bata ringan.  Bagaimana dengan perekatnya. Perekat
yang umum digunakan biasanya memiliki daya sebar sebagai berikut :

ALC : 7.5 cm : kurang lebih 16 m2/40 kg (per sak)/ dengan ketebalan 3 mm


ALC : 10 cm  : kurang lebih 10 m2/40 kg (per zak)/dengan ketebalan 3 mm

Berarti kebutuhan untuk 1m 2 perekat mortar untuk ALC 7.5 cm adalah : 2.5 kg atau 0.0625 sak. sedang
untuk ALC 10 cm adalah : 4 kg/0.1 sak.
Misalkan kita ingin membuat pagar dengan panjang 8 m dan tinggi 2m, berapa kebutuhan material
tersebut. Maka kita harus menghitung terlebih dahulu luas total pagar tersebut yaitu 8 m x 2 m = 16 m2,
maka kebutuhan materialnya  adalah sebagai berikut :

Asumsinya menggunakan bata ringan ALC dengan tebal 10 cm


1. Bata ringan : kebutuhan 1m2 x total luas pagar tersebut = 8.33 buah x 16 m2 = 133.28 buah,     atau
kalau  membeli dalam kuota kubikasi adalah 133/111 = 1,198 m3 ( 1 m3 ukuran alc 10     cm adalah 111
buah)
2. Mortar : kebutuhan mortar per 1 m2 x total luas pagar tersebut = 0.1 sak x 16 m2 = 1.6 sak         mortar

Dengan perhitungan sederhana di atas kita sudah dapat menentukan kebutuhan bata ringan dan perekat yang kita
butuhkan.

2. Bata Merah

                                    
Bata merah merupakan salah satu jenis bahan dasar pembangunan rumah yang sudah sangat
umum digunakan di Indonesia, dari zaman dulu hingga zaman modern seperti saat ini bata merah
memang sudah menjadi salah satu bahan wajib di dalam membangun rumah. 
Bata merah yang dimaksud adalah bata yang dibuat dari tanah yang dicetak kemudian dibakar
dengan suhu tinggi sehingga menjadi benar-benar kering, mengeras dan berwarna kemerah-
merahan. Tanah yang digunakan pun bukanlah sembarang tanah, tapi tanah yang agak liat
sehingga bisa menyatu saat proses pencetakan. Karena itulah, rumah yang dindingnya dibangun
dari material bata merah akan terasa lebih nyaman dan adem. Selain lebih kuat dan kokoh serta
tahan lama, sehingga jarang sekali terjadi keretakan dinding yang dibangun dari material bata
merah. Selain itu Material ini sangat tahan terhadap panas sehingga dapat menjadi perlindungan
tersendiri bagi bangunan Anda dari bahaya api.

 Umumnya memiliki ukuran: panjang 17-23 cm, lebar 7-11 cm, tebal 3-5 cm.
 Berat rata-rata 3 kg/biji (tergantung merek dan daerah asal pembuatannya).
 Bahan baku yang dibutuhkan untuk pasangan dinding bata merah adalah semen dan pasir
ayakan. Untuk dinding kedap air diperlukan campuran 1:2 atau 1:3 (artinya, 1 takaran semen
dipadu dengan 3 takaran pasir yang sudah diayak). Untuk dinding yang tidak harus kedap air,
dapat digunakan perbandingan 1:4 hingga 1:6
Kelebihan bata merah dengan material yang lain adalah dari segi kekuatannya,  Stabil, tidak mudah
goyah dan keras.

Untuk menghitung kebutuhan bata merah dan perekatnya, kita menggunakan analisa bahan yang biasa
digunakan para estimator. Analisa bahan ini merupakan model perhitungan analisa berdasarkan
pengalaman para insinyur lapangan. Contoh analisa untuk pemasangan bata merah sebagai berikut :

Dalam analisa di samping pengertiannya adalah bahwa dalam 1 m2 pasangan bata dengan adukan 1 : 4
maka kita membutuhkan :
1. Bata Merah :  70 buah
2. PC/Semen  :  11.5 Kg
3. Pasir            :   0.043 m3

Maka bila kita ingin membuat pagar dengan menggunakan bata merah dengan ukuran yang sama yaitu
16 m2, yaitu :

1. Bata Merah : 70 x 16 = 1120 buah


2. PC/Semen  : 11.5 x 16 = 184 kg atau 3.68 zak     (ukuran 50 kg/zak)
3. Pasir  : 0.043 x 16 = 0.688 m3

3. Batako
Selanjutnya kita akan membahas tentang batako, material dinding dari batako ini umumnya dibuat dari
campuran semen dan pasir kasar yang dicetak padat atau dipress. Selain itu ada juga yang membuatnya
dari campuran batu tras, kapur dan air. Bahkan kini juga beredar batako dari campuran semen, pasir dan
batubara. Dengan bahan pembuatan seperti yang telah disebutkan, batako memiliki kelemahan yaitu
kekuatannya lebih rendah dari bata merah, sehingga cenderung terjadi keretakan dinding, terutama jika
bagian kosong-nya tidak diisi dengan adukan spesi. Pemakaian material batako untuk dinding juga
membuat bangunan lebih hangat bahkan cenderung pengap dan panas.

Sama seperti bata merah, untuk menghitung batako kami juga menggunakan analisa harga satuan yang
dibuat berdasarkan pengalaman para insinyur. Berikut analisa tersebut :

Dalam 1 m2 pasangan dinding batako dibutuhkan sebagai berikut :

Material                  Satuan              Volume 1 m2


Batako                    buah                        13
PC/Cement              Kg                           1.6
Pasir pasang           m3                           0.05

Berarti dalam 1 m2 pasangan batako material yang dibutuhkan untuk membuat dinding batako adalah
seperti analisa di atas. Dengan kasus yang sama  bila kita ingin membuat pagar dengan luas 16 m2,
maka kebutuhan materialnya adalah sebagai berikut :

Batako          =    12.5 buah x 16 m2  = 200 buah


PC/cement   =    1.6 kg x 16 m2  =  25.6 kg atau 0.512  zak
Pasir             =     0.05 m3 x 16 m2 =  0.8 m3

Dari model perhitungan ketiga material tersebut anda sudah bisa menentukan kebutuhan material untuk
dinding yang sesuai dengan keinginan anda. Selamat mencoba.

Untuk Solusi Property dan Konstruksi anda klik

www.syahrulabdullah.com
Campuran Komposisi Cor beton yang Tepat

Faisal Ardi bangunan 7/14/2013 12:25:00 PM

Campuran Komposisi Cor beton, Caranya ialah untuk campuran semen nya diperlukan
perbandingan 1:2:3, misalnya bahannya untuk 1 ember semen maka dibutuhkan 2 ember
pasir dan juga 3 ember split.patokan ukurannya biasanya dolak ataupun pengki yang sering
di kenal.

Nah setelah memahami cara diatas,anda bisa melihat lagi cara lebih detilnya dibawah.!

 sekarang misal kita ingin membuat dak dengan ukuran 10 m x 6m dengan tebal 10 cm
berapa kebutuhan materialnya jika ingin dibangun dengan mutu beton 1:2:3 ?

-Volume beton yang akan dibangun adalah 10x6x0.1 = 6 m3


-Total campuran tersebut adalah 1+2+3 = 6, itu berarti 1/6 adalah semen, 2/6 adalah Pasir,
dan 3/6 adalah split.
- Maka kebutuhan semen : 6 m3 x 1/6 = 1 m3 ; Pasir : 6 m3 x 2/6 = 2m3 ; Split : 6 m3 x 3/6
= 3 m3
- 1 m3 semen adalah 1 : 0,024 = 41.6 = 42 zak semen

Selanjutnya sudah bisa di perkirakan berapa harga yang harus dikeluarkan untuk 42 zak
semen, 2 kubik pasir, dan 3 kubik split (tanya harga di toko material tempat kamu membeli)
Masih bingung? Anda juga bisa melihat daftar komposisi beton sesuai standard yang
berlaku di Indonesia melalui tabel dibawah ini!

Mutu Beton Semen (kg) Pasir (kg) Kerikil (kg) Air (liter) w/c ratio

7.4 MPa (K 100) 247 869 999 215 0.87

9.8 MPa (K 125) 276 828 1012 215 0.78

12.2 MPa (K 150) 299 799 1017 215 0.72

14.5 MPa (K 175) 326 760 1029 215 0.66

16.9 MPa (K 200) 352 731 1031 215 0.61

19.3 MPa (K 225) 371 698 1047 215 0.58

21.7 MPa (K 250) 384 692 1039 215 0.56

24.0 MPa (K 275) 406 684 1026 215 0.53

26.4 MPa (K 300) 413 681 1021 215 0.52

28.8 MPa (K 325) 439 670 1006 215 0.49

31.2 MPa (K 350) 448 667 1000 215 0.48


CONTOH PERHITUNGAN ANALISIS KERANGKA
KUDA-KUDA BAJA
By  DUNIA SIPIL on Wednesday, October 22, 2014

Dik :Rangka atap baja untuk gudang terbuka dengan bentang = 21 m

Panjang = 36 m dengan jarak antar kolom = 6 m

Atap menggunakan asbes

Tinggi bangunan = 6 m

Sudut kemiringan atap = 20°

Dit : Perencanaan gudang tersebut


Download Contohnya disini

Anda mungkin juga menyukai