2. Pembersihan Badan Jalan dari Pohon dan sampah (Tahap Pekerjaan Clearing & Grubbing)
Sebelum Jalan di bangun lahan perlu dibersihkan dahulu dari sampah dan pepohonan supaya
mempermudah pekerjaan pada tahap selanjutnya. Untuk membersihkan lahan dan menggali
maupun mengurug tanah dapat menggunakan excavator.
Excavator
3. Pembentukan Badan Jalan (Pekerjaan Stripping)
Pekerjaan Stripping ini dilakukan supaya bentuk badan jalan ,tinggi dan belokannya sesuai apa yang
direncanakan.
4. Pekerjaan Pemadatan Tanah (Sub Grade)
Sebelum dihampar Pondasi bawah,Tanah harus dipadatkan terlebih dahulu. Sedangkan untuk
pemadatan nya dapat menggunakan Alat Buldozer dan Vibrator Roller
Bulldozer
5. Pekerjaan Pondasi Bawah (Sub Base Course)
Selanjutnya penghamparan Material pondasi bawah berupa Batu Kali menggunakan alat transportasi
Dump Truck. Setelah itu dapat diratakan dan di padatkan dengan menggunakan alat Tandem Roller.
Tandem Roller
6. Pekerjaan Pondasi Atas (Base Course)
Penghamparan Material Pondasi Bawah berupa Macadam dan menggunakan Dump Truck dan
diratakan lagi menggunakan Tandem Roller,dan sebelum di hampar lapisan atas (ATB =Asphalt
Treated Base) membutuhkan lem pengikat antara Base Course dan ATB yaitu Prime coat,dan untuk
membersihkan debu menggunakan Air Compressor
Air Compressor
7. Pekerjaan Lapisan Atas ATB (Wearing Coarse)
Setelah di cor menggunakan Prime Coat kemudian dilakukan Pelapisan atas menggunakan material
ashpalt jenis ATB (Asphalt Treated Base) Dan pelapisannya menggunakan mesin finisher lalu di
padatkan menggunakan mesin Tandem Roller. Dan sebelum di hampar lapisan permukaan perlu di
cor tack coat (lem perekat antara ATB dengan asphalt hotmix) dan pembersihan debu dengan Air
compressor
8. Pekerjaan Lapisan Permukaan (Surface Course)
Pekerjaan selanjutnya setelah dicor tack coat adalah penghamparan lapisan permukaan
menggunakan Asphalt hotmix penghamparannya sama menggunakan mesin asphalt finisher lalu
dipadatkan mengunakan Tandem Roller.
Asphalt Finisher
9. Pekerjaan Finishing
Untuk pekerjaan Finishing dilakukan pemadatan dan Perataan jalan dengan alat berat Peneumatic
Roller.
Peneumatic Roller
10. Pekerjaan Marka Jalan
Pengerjaan marka jalan merupakan tahapan terakhir dan jalan raya sudah jadi bagus dan berkualitas
serta sudah siap digunakan.
Tahapan Pembuatan Jalan dan Pengaspalan
Berikut ini tahapan Pembuatan jalan yang benar :
1. Pekerjaan Pemetaan (Pengukuraan badan Jalan)
Tahapan pekerjaan ini dilakukan agar badan jalan sesuai dengan ukuran yang di inginkan.
2. Pekerjaan Clearing & Grubbing (Pembersihan badan Jalan dari Pohon dan sampah)
Sebelum badan Jalan di bentuk lahan perlu dibersihkan dahulu dari sampah dan
pepohonan agar tidak tidak jadi masalah di kemudian hari
Pekerjaan ini juga dinamakan pekerjaan galian dan timbunan.Pekerjaan galian adalah
pekerjaan pemotongan tanah dengan tujuan untuk memperoleh bentuk elevasi
permukaan sesuai gambar yang di rencanakan,untuk mengetahui elevasi jalan perlu
menggunakan alat ukur Theodolit, lengkapnya pekerjaan stripping dilakukan agar bentuk
badan jalan ,tinggi dan belokannya sesuai apa yang direncanakan
Sub Grade adalah tanah dasar dibagian bawah lapisan perkerasan jalan lapisan ini bisa
berupa tanah asli yang di padatkan jika tanah aslinya baik,atau tanah urugan yang di
datangkan dari tempat lain lalu dipadatkan,atau tanah yang di stabilkan dengan semen atau
kapur,yang terpenting adalah tanah harus bebas dari sampah dan rumput.
Untuk pemadatannya menggunakan Alat Buldozer dan Vibrator Roller
Prinsip pemadatan dimulai dari pinggir dan area yang rendah ke ara yang lebih tinggi.untuk
perataan menggunakan Motor Grader dan pemadatannya menggunakan Tandem
Roller.jika pemadatan sudah terlihat cukup menurut pelaksana baru dapat dilanjutkan
pekerjan berikutnya.
Material terbaik untuk lapis pondasi atas adalah campuran 70% batu pecahan berwarna
abu keputihan ukuran 1 sampai dengan 5 cm,dan 30% lagi campuran abu batu atau pasir.
cara penghamparaan batu Base course sama dengan penghamparan batu sub Base
course.
Setelah Base course terhampar dengan rata barulah dilakukan pemadatan,jika pada saat
pemadatan masih terlihat rendah atau tinggi harus di tambah atau dikurangi.
Setelah kelihatan rata selanjutnya dipadatkan kembali menggunakan tire Roller sambil
disiram air secukupnya.
sebelum di hampar lapisan atas (ATB =Asphalt Treated Base) atau ACB diperlukan Lapis
resap pengikat antara Base Course dan ATB yaitu Prime coat,dan untuk membersihkan
debu menggunakan Air Compressor
9. Pekerjaan Finishing
Untuk pekerjaan Finishing dilakukan pemadatan dan Perataan jalan dengan alat
Peuneumatic Roller
Peuneumatic Roller
Cara menghitung kebutuhan Batu Macadam Jumbo atau Batu Pecah adalah :
Jumlah batu =Tebal lapisan x Lebar x Panjang x Factor loss
Faktor Loss adalah faktor kehilangan akibat bongkar muat,proses pemecahan
batu dll,dan telah disepakati adalah 1/3 dari total volume.jadi untuk kebutuhan
batu dengan luas 2000 m2 dengan tebal lapisan 15/20cm adalah
( 0,15 + 0,20 :2) x 2000 x 1,3 = 455 m3
jika per m3 harganya 270.000 maka budgetnya adalah 455 x 270.000 =
122.850.000,-
Estimasi harga tersebut belum termasuk upah pengerjaan dan Pemadatan
3.Menghitung kebutuhan Bascourse
Sebelum menghitung kebutuhan lapis resap pengikat (Prime Coat) perlu kita
ketahui dulu koefisien liter untuk satu m2
Koefisien liter/m2 untuk prime coat berkisaar antara 0,4 liter sampai 1,3 liter
umumnya koefisien yang di ambil 0,8 lt /m2.
Jika luas area pengaspaalan adalah 2.000m2 maka kebutuhan prime coatnya
adalah:
Prime Coat =2000m2 x Koefisien (liter/m2)
=2000m2 x 0,8 lt =1.600 lt
Jika 1 liter harganya 21.000 maka budgetnya adalah 1600lt x 21.000 =
33.600.000
Estimasi harga tersebut belum termasuk upah pengerjaan.
Untuk menghitung volume Aspal Hotmix perlu diketahui Bulk Density dari
campuran Aspal dan Agregat,menurut perhitungan lab kisaran nilai bulk density
adalah 2,3 ton /m3.
Aspal Hotmix 5cm 230 ton x 1.300.000 = 299.000.000,- 17,5% x 299.600.000=52.430.000 352.030.000
TOTAL 646.502.500
Itulah analisis perhitungan RAB Pengaspalan yang kami rangkum dari beberapa
website ilmu sipil,perlu di ingat bahwa perhitungan ini sebagai perbandingan
saja karena dalam perhitunggan ilmu sipil pun versi nya bermacam macam,terus
harga satuan tiap daerah berbeda-beda silahkan anda menghitung sendiri,disini
kami juga tidak memasukan beberapa harga yang tidak terduga seperti keadaan
cuaca ketelatan material,jarak yang harus di tempuh,juga biaya tempat inap
sementara yang semuanya memakan biaya yang tidak sedikit.
Demikian semoga bermanfa'at untuk mendapatkan info selanjutnya silahkan
hubungi kami.
Kontak person
Mari kita hitung volume kolom praktis 15cm x 15 cm yang seringkali digunakan untuk struktur rumah
1 lantai, cara perhitunganya hampir sama dengan saat mencari jumlah kebutuhan besi dan beton
pada balok sloof 15 cm x 20 cm yang sudah kita uraikan sebelumnya. bedanya hanya terlatak pada
luas penampang saja karena ukuranya berbeda dan yang terlihat jelas adalah posisi pemasangan
sloof itu mendatar sedangkan kolom praktis dipasang dalam posisi berdiri.
Sebelumnya kita hitung terlebih dahulu total panjang kolom praktis yang akan dikerjakan yaitu 27 bh
x 3 m = 81 m. selanjutnya kita hitung jumlah besi yang dibutuhkan. kita lihat terlebih dahulu pada
tabel besi untuk mengetahui berat per meter besi 10 dan 8 polos.
8p 108 25 270
Demikian contoh perhitungan volume besi dan beton pada kolom praktis 15 cm x 15 cm, ukur
1. Bata Ringan (Hebel)
Bata ringan adalah bata yang memiliki berat jenis lebih ringan daripada bata pada umumnya.
Bata ringan dikenal ada 2 (dua) jenis: Autoclaved Aerated Concrete (AAC) dan Cellular Lightweight
Concrete (CLC). Keduanya didasarkan pada gagasan yang sama yaitu menambahkan gelembung
udara ke dalam mortar akan mengurangi berat beton yang dihasilkan secara drastis. Perbedaan
bata ringan AAC dengan CLC dari segi proses pengeringan yaitu AAC mengalami pengeringan
dalam oven autoklaf bertekanan tinggi sedangkan bata ringan jenis CLC yang mengalami proses
pengeringan alami. CLC sering disebut juga sebagai Non-Autoclaved Aerated Concrete (NAAC).
Sebelum menghitung kita mesti tahu dulu ukuran bata ringan itu sendiri. Ada dua jenis ukuran bata ringan
yang sering ditemukan di toko material, yaitu :
1. p x l x t : 60 x 7.5 x 20 cm
Maka untuk menghitung kebutuhan bata ringan dan perekatnya yaitu mortar adalah sebagai berikut :
Tentukan dahulu luas permukaan bata ringan, yang akan menajdi permukaan dinding nantinya yaitu 60 x
20 cm (baik tebal 10 cm maupun 7.5 cm memiliki luas permukaan yang sama) Luasnya yaitu 0.6 x 0.2 =
0.12 m2. maka untuk mendapatkan kebutuhan bata ringan dalam 1 m2 adalah 1 m2/ 0.12 m2 = 8.33
buah bata ringan.
Berarti dalam satu 1 m2 membutuhkan sebanyak 8.33 buah bata ringan. Bagaimana dengan perekatnya. Perekat
yang umum digunakan biasanya memiliki daya sebar sebagai berikut :
Berarti kebutuhan untuk 1m 2 perekat mortar untuk ALC 7.5 cm adalah : 2.5 kg atau 0.0625 sak. sedang
untuk ALC 10 cm adalah : 4 kg/0.1 sak.
Misalkan kita ingin membuat pagar dengan panjang 8 m dan tinggi 2m, berapa kebutuhan material
tersebut. Maka kita harus menghitung terlebih dahulu luas total pagar tersebut yaitu 8 m x 2 m = 16 m2,
maka kebutuhan materialnya adalah sebagai berikut :
Dengan perhitungan sederhana di atas kita sudah dapat menentukan kebutuhan bata ringan dan perekat yang kita
butuhkan.
2. Bata Merah
Bata merah merupakan salah satu jenis bahan dasar pembangunan rumah yang sudah sangat
umum digunakan di Indonesia, dari zaman dulu hingga zaman modern seperti saat ini bata merah
memang sudah menjadi salah satu bahan wajib di dalam membangun rumah.
Bata merah yang dimaksud adalah bata yang dibuat dari tanah yang dicetak kemudian dibakar
dengan suhu tinggi sehingga menjadi benar-benar kering, mengeras dan berwarna kemerah-
merahan. Tanah yang digunakan pun bukanlah sembarang tanah, tapi tanah yang agak liat
sehingga bisa menyatu saat proses pencetakan. Karena itulah, rumah yang dindingnya dibangun
dari material bata merah akan terasa lebih nyaman dan adem. Selain lebih kuat dan kokoh serta
tahan lama, sehingga jarang sekali terjadi keretakan dinding yang dibangun dari material bata
merah. Selain itu Material ini sangat tahan terhadap panas sehingga dapat menjadi perlindungan
tersendiri bagi bangunan Anda dari bahaya api.
Umumnya memiliki ukuran: panjang 17-23 cm, lebar 7-11 cm, tebal 3-5 cm.
Berat rata-rata 3 kg/biji (tergantung merek dan daerah asal pembuatannya).
Bahan baku yang dibutuhkan untuk pasangan dinding bata merah adalah semen dan pasir
ayakan. Untuk dinding kedap air diperlukan campuran 1:2 atau 1:3 (artinya, 1 takaran semen
dipadu dengan 3 takaran pasir yang sudah diayak). Untuk dinding yang tidak harus kedap air,
dapat digunakan perbandingan 1:4 hingga 1:6
Kelebihan bata merah dengan material yang lain adalah dari segi kekuatannya, Stabil, tidak mudah
goyah dan keras.
Untuk menghitung kebutuhan bata merah dan perekatnya, kita menggunakan analisa bahan yang biasa
digunakan para estimator. Analisa bahan ini merupakan model perhitungan analisa berdasarkan
pengalaman para insinyur lapangan. Contoh analisa untuk pemasangan bata merah sebagai berikut :
Dalam analisa di samping pengertiannya adalah bahwa dalam 1 m2 pasangan bata dengan adukan 1 : 4
maka kita membutuhkan :
1. Bata Merah : 70 buah
2. PC/Semen : 11.5 Kg
3. Pasir : 0.043 m3
Maka bila kita ingin membuat pagar dengan menggunakan bata merah dengan ukuran yang sama yaitu
16 m2, yaitu :
3. Batako
Selanjutnya kita akan membahas tentang batako, material dinding dari batako ini umumnya dibuat dari
campuran semen dan pasir kasar yang dicetak padat atau dipress. Selain itu ada juga yang membuatnya
dari campuran batu tras, kapur dan air. Bahkan kini juga beredar batako dari campuran semen, pasir dan
batubara. Dengan bahan pembuatan seperti yang telah disebutkan, batako memiliki kelemahan yaitu
kekuatannya lebih rendah dari bata merah, sehingga cenderung terjadi keretakan dinding, terutama jika
bagian kosong-nya tidak diisi dengan adukan spesi. Pemakaian material batako untuk dinding juga
membuat bangunan lebih hangat bahkan cenderung pengap dan panas.
Sama seperti bata merah, untuk menghitung batako kami juga menggunakan analisa harga satuan yang
dibuat berdasarkan pengalaman para insinyur. Berikut analisa tersebut :
Berarti dalam 1 m2 pasangan batako material yang dibutuhkan untuk membuat dinding batako adalah
seperti analisa di atas. Dengan kasus yang sama bila kita ingin membuat pagar dengan luas 16 m2,
maka kebutuhan materialnya adalah sebagai berikut :
Dari model perhitungan ketiga material tersebut anda sudah bisa menentukan kebutuhan material untuk
dinding yang sesuai dengan keinginan anda. Selamat mencoba.
www.syahrulabdullah.com
Campuran Komposisi Cor beton yang Tepat
Campuran Komposisi Cor beton, Caranya ialah untuk campuran semen nya diperlukan
perbandingan 1:2:3, misalnya bahannya untuk 1 ember semen maka dibutuhkan 2 ember
pasir dan juga 3 ember split.patokan ukurannya biasanya dolak ataupun pengki yang sering
di kenal.
Nah setelah memahami cara diatas,anda bisa melihat lagi cara lebih detilnya dibawah.!
sekarang misal kita ingin membuat dak dengan ukuran 10 m x 6m dengan tebal 10 cm
berapa kebutuhan materialnya jika ingin dibangun dengan mutu beton 1:2:3 ?
Selanjutnya sudah bisa di perkirakan berapa harga yang harus dikeluarkan untuk 42 zak
semen, 2 kubik pasir, dan 3 kubik split (tanya harga di toko material tempat kamu membeli)
Masih bingung? Anda juga bisa melihat daftar komposisi beton sesuai standard yang
berlaku di Indonesia melalui tabel dibawah ini!
Mutu Beton Semen (kg) Pasir (kg) Kerikil (kg) Air (liter) w/c ratio
Dik :Rangka atap baja untuk gudang terbuka dengan bentang = 21 m
Tinggi bangunan = 6 m