Anda di halaman 1dari 6

https://repository.its.ac.id/61098/1/03111440000092-Undergraduate_Thesis.

pdf

SPESIFIKASI PEKERJAAN ASPHALT CONCRETE (AC)

I. URAIAN UMUM
Spesifikasi ini mengatur tentang pekerjaan asphalt concrete (AC) untuk pelapisan
ulang Landasan Pacu dengan Hotmix.
II. STANDAR RUJUKAN
1. SNI 06-2489-1991-Metode Pengujian Campuran Aspal dengan Alat Marshall.
2. SNI 03-1968-1990-Metode Pengujian tentang Analisis Saringan Agregat Halus dan
Kasar.
3. SNI 7064:2014-Semen Portland Komposit
4. SNI 03-6819-2002-Spesifikasi Agregat Halus untuk Campuran Perkerasan Beraspal.
5. SNI 1969:2008-Cara Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar
6. SNI 1970:2008-Kadar Air Agregat Halus
III.SYARAT MUTU MATERIAL
1. Persyaratan Material
a. Agregat Halus
Agregat halus yang lolos ayakan no.4 (4,75 mm) harus terdiri dari partikel
pasir yang alami atau batu pecah halus lainnya yang terdapat pada SNI 03-6819-
2002.
b. Agregat Kasar
Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri dari
partikel atau pecahan batu yang keras dan awet yang dijelaskan pada spesifikasi
2010 (revisi 3). Bahan yang pecah bila berulang-ulang dibasahi dan dikeringkan
tidak boleh digunakan.
c. Bahan Fenepisi (filler)
Bahan fenepisi (filler) terdiri dari semen dan harus bebas dari benda-benda
yang harus dibuang. Filler berisi ukuran partikel yang 100%.
d. Semen
Semen yang digunakan untuk pekerjaan plesteran yaitu jenis Semen
Portland Komposit yang memenuhi Standard Nasional Indonesia atau SNI
7064:2014.
e. Sumber pasokan
Persetujuan sumber pasokan agregat, aspal dan bahan pengisi (filler) harus
disetujui terlebih dahulu oleh direksi sebelum pengiriman bahan. Setiap jenis
bahan harus diserahkan, seperti yang diperuntukkan konsultan pengawas dan
pengguna jasa, paling sedikit 60 hari sebelum usulan dimulainnya pengerjaan
pengaspalan.
f. Bahan penyatu dan anti pengupasan ditambahkan ke bahan aspal sesuai dengan
persetujuan dari konsultan pengawas dan pengguna jasa.
2. Persyaratan Bahan Campuran
IV. PROSEDUR PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Pekerjaan Pembersihan
Pekerjaan pembersihan terdiri dari pembersihan segala macam tumbuh-tumbuhan,
tanaman lain, yang tumbuh di atas permulaan Landasan Pacu, dan bahan-bahan lain
yang mengganggu dan termasuk pencabutan akar-akar, sisa-sisa konstruksi dan sisa-
sisa material dari pekerjaan pembersihan, satu dan lainnya sehubungan dengan
persiapan pelaksanaan pekerjaan berikutnya.
Pelaksanaan :
Pekerjaan pembersihan, pemotongan rumput serta dipinggir landasan pacu. Dapat
dimengerti bahwa daerah dimaan pinggiran landasan pacu existing, pekerjaan
pembersihan tidak dilakukan menurut lebar jalur tersebut, akan tetapi terbatas pada
permukaan landasan pacu dan bagian lainnya.
Pada landasan pacu rumput harus dibersihkan sampai kedalaman tidak kurang 15
cm di bawah permukaan konstruksi landasan pacu.
Pada daerah pelapisan dimana lapisan hotmix atas atau material-material yang tidak
diinginkan harus dibongkar atau harus dipadatkan semua.
Pembuangan Lapis Bongkaran
Pada daerah dimana nanti akan dilapisi kontraktor harus mengerjakan pekerjaan
pembungan kotoran ke tempat sesuai yang telah di tentukan.
2. Pekerjaan Pelapisan dan Turning Area
Pekerjaan Tack Coat AC 60/70 1,5 Kg/M2
Urutan Pelaksanaan :
a. Pengajuan contoh bahan kepada Konsultan Pengawas dan penyedia Jasa.
b. Pembuatan Job Mix design dan pengujian proporsi campuran antara aspal dan
bahan pengencernya. Yang harus dilakukan adalah pencampuran antara aspal dan
kerosin harus sesuai dengan spesifikasi dengan proporsi yang benar.
c. Pembersihan lokasi dengan disemprot dengan air comperessor.
d. Penyemprotan material prime coat/tack coat dengan kadar per m2 sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas dan Penyedia Jasa.
e. Perlindungan lokasi yang sudah di tack coat.
3. Prosedur Pekerjaan Pencampuran Bahan
a. Penyiapan aspal, bahan aspal dipanaskan dengan temperatur 145-165°C (AC 145-
165) didalam suatu tangki, dilakukan selama 3-4 jam sebelum memulai produksi.
b. Penyiapan agregat
 Setiap fraksi agregat harus disalurkan ke instalasi pencampuran aspal
melalui pemasok penampung dingin yang terpisah.
 Agregat dikeringkan dan dipanaskan pada alat pengering. Temperatur
agregat tidak melampaui 15°C di atas temperatur bahan aspal (antara 155-
175°C).
 Bila diperlukan bahan pengisi (filler) untuk memenuhi gradasi yang
disyaratkan maka bahan pengisi ditakar terpisah.
c. Penyiapan campuran
 Berat setiap fraksi agregat harus sesuai dengan Job Mix Formula.
 Seluruh agregat kering dicampur terlebih dahulu kemudian baru sejumlah
aspal yang tepat ditambahkan ke dalam agregat.
 Waktu pencampuran 45-60 detik.
 Temperatur campuran saat keluar dari alat pencampur antara 145-155°C
dan tidak boleh lebih dari 160°C.
4. Pengangkutan Kelokasi Pekerjaan
Campuran aspal panas diangkut ke lokasi pekerjaan dengan menggunakan Dump
Truck.

a. Temperatur campuran aspal panas saat dituang ke Dump Truck antara 135-155°C.
b. Setiap truck yang telah dimuati harus ditimbang, dicatat berat kotor, berat kosong
dan berat bersih.
5. Prosedur Pelaksanaan di Lapangan
a. Penghamparan Campuran
 Sebelum memasang lapis AC, permukaan harus kering dan dibersihkan
dari semua batu serta bahan-bahan lain yang harus dibuang, dan harus
ditabur dengan prime coat(lapis pengikat) pada satu tingkat pemakaian 1,4
kg/m2. AC harus dilabur dengan tack coat (lapis perekat) yang
disemprotkan dengan tingkat pemakaian 0,5 kg/m2.
 Lapis resap pengikat atau lapis perekat harus diterapkan sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan.
 Temperatur pemasokan di alat penghampar antara 120-150°
 Sebelum memulai penghamparan, sepatu (screed) alat penghampar harus
dipasangkan.
 Campuran aspal harus dihampar dan diratakan sesuai dengan kelandaian,
elevasi, serta bentuk penampang melintang yang disyaratkan.
 Penampang alat penghampar tidak boleh dikosongkan, tetapi temperature
sisa campuran aspal harus dijaga.
 Kecepatan penghamparan harus sesuai dengan pengujian lapangan dan
disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Pengguna Jasa.
Gambar : Alat Penghampar Hotmix

6. Pemadatan Campuran Aspal


Pemadatan dilakuan dengan cara penggilasan yang terdiri dari 3 tahap yang
berbeda,yaitu :
 Pengilasan awal, bertujuan untuk mengatur atau mengarahkan butiran-butiran
bahan yang dipadatkan pada posisi yang cukup baik dan membentuk
permukaan lapisan sesuai dengan yang disyaratkan. Alat yang digunakan
pemadat roda baja tanpa penggetar. Temperature pemadatan 110-125℃ (AC
110-100℃) dan dilakukan 1-10 menit setelah penghamparan.
 Pengilasan kedua, bertujuan untuk meningkatkan kepadatan yang telah
dicapai pada pengilasan awal dan memperkokoh bentuk permukaan lapisan
yang dipadatkan. Alat yang digunakan pemadat roda karet. Temperature
pemadatan 95-110°C (AC 100-80°C), dan dilakukan 10-20 menit setelah
penghamparan.
 Pengilasan akhir, bertujuan untuk mendapatkan bentuk permukaan lapisan
yang dipadatkan. Alat yang digunakan pemadat roda baja tanpa penggetar.
Temperatur pemadatan 80-95°C, dan dilakukan 20-45 menit setelah
penghamparan.
Gambar : Bomag Heavy Tandem Roller untuk pemadatan

Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapis merata padat yang awet, pondasi
atas atau lapisan atas pelindung aspal beton yang terdiri dari agregat dan
material aspal dicampur di pusat pencampu (Asphalt Mixing Plant), serta
menghampar dan memadatkan campuran tersebut di atas lapis pondasi
atau permukaan yang telah disiapkan sesuai dengan peran, penampang
memanjang dan melintangnya atau sesuai dengan yang diperintahkan
direksi tekni.
Beberapa campuran dirancang menggunakan prosedur khusus, untuk
menjamin bahwa asumsi rancangan yang berkenaan dengan kadar bitumen
effektif minimum, rongga udara, stabilitas, fleksibilitas dan ketebalan film
aspal benar-benar terpenuhi.
V. SATUAN PENGUKURAN VOLUME PEKERJAAN DAN PROSEDUR
PENGUKURAN
1. Satuan Pengukuran
Satuan pengukuran pekerjaan adalah M3.
2. Cara Pengukuran Untuk Menghitung Volume.
Satuan pekerjaan adalah M3. Perhitungan volume dilakukan dengan

Anda mungkin juga menyukai