Anda di halaman 1dari 52

KONSTRUKSI PERKERASAN

1. ASPAL PRIME COAT ( LAPIS RESAP PENGIKAT )

1.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang tercakup dalam pasal dari persyaratan teknis pelaksanaan ini terdiri dari
melengkapi semua peralatan, bahan dan kerja serta melaksanakan semua kegiatan yang
berkaitan dengan penggunaan bahan aspal pada lapisan aggregate base yang disiapkan
sebelumnya untuk pemasangan lapisan beraspal berikutnya, yang tercantum pada
persyaratan kontrak serta sesuai dengan pasal dari persyaratan teknis dan gambar-
gambar yang dapat digunakan.

1.2 Bahan

Jenis asphalt untuk Prime Coat ini adalah Asphalt Cement 60/70 komposisi sesuai hasil
tes viscositas, perihal bahan-bahan dilaksanakan dengan memakai pressure distributor
yang memenuhi syarat. Pemakaian aspal jenis lain hanya dibenarkan dengan ijin Pejabat
Pembuat Komitmen / Direktorat Bandar Udara.

Dalam garis besarnya, jumlah bahan asphalt tergantung dari texture dari base course, dan
banyaknya berkisar 2 kg/m2 jika terlalu pekat dapat diijinkan menggunakan bahan
pengencer secukupnya.

Tabel 3. 1 Material Aspal untuk Prime Coat


Temperatur Aplikasi
Tipe dan Grade Spesifikasi ºF ºC
Aspal Emulsi
SS-1, SS-1h ASTM D 977 70-160 20-70
MS-2, HFMS-1 ASTM D 977 70-160 20-70
CSS-1, CSS-1h ASTM D 2397 70-160 20-70
CMS-2 ASTM D 2397 70-160 20-70
Cutback Asphalt
RC-250 ASTM D 2028 165+ 75+
RC-70 ASTM D 2028 120+ 50+
Volume harus dikoreksi dengan volume pada 60°F (15°C) sesuai dengan ASTM D 1250
untuk cutback asphalt.

1.3 Batas-Batas Cuaca

Prime Coat dapat digunakan hanya apabila permukaan yang ada tetap kering tetapi
kelembaban cukup untuk memperoleh penyebaran bahan asphalt yang merata pada
waktu suhu udara berada di atas 15°C dan tidak boleh dilaksanakan waktu angin kencang,
hujan atau akan turun hujan hujan. Persyaratan suhu dapat diabaikan hanya apabila
disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis.

1.4 Perlengkapan

Perlengkapan yang digunakan oleh Penyedia barang dan jasa harus meliputi kompresor,
sebuah distributor bahan asphalt yang otomatis serta peralatan untuk memanaskan
bahan asphalt, serta peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan untuk menyelesaikan
bagian ini, dioperasikan sedemikian hingga temperatur asphalt pada kepanasan yang
merata dapat digunakan secara seragam pada kelebaran permukaan yang berbeda-beda
dengan perbandingan yang sudah ditentukan serta terawasi dari 0.20 sampai 7.50 kg.

Perlengkapan distributor harus berisikan pula sebuah alat pengukur volume yang
seksama atau calibrated, serta sebuah termometer untuk mengukur suhu isi tangki.

1.5 Penggunaan Bahan Dari Aspal

Menjelang digunakan bahan utama, semua kotoran dan benda lainnya yang tidak
diinginkan harus disingkirkan dari permukaan dengan kompresor seperti ditentukan.

Bahan untuk priming harus digunakan dengan bantuan sebuah distributor dengan
perbandingan seperti yang disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis serta
suhu dalam tahap yang dispesifikasikan dalam persyaratan teknis pelaksanaan ini. Setelah
penggunaan ini selesai maka permukaan yang telah diberi prime coat harus dibiarkan
mengering selama 48 jam tanpa diganggu, atau selama waktu yang
diperpanjang/diperpendek menurut keperluan untuk membiarkan prime itu kering hingga
tidak akan terbawa oleh lalu-lintas peralatan, masa atau jangka waktu lain yang disetujui
oleh Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis. Kemudian permukaan itu harus dibina oleh
Penyedia barang dan jasa sampai pekerjaan lapisan berikutnya dimulai. Penyedia barang
dan jasa harus melindungi permukaan yang sudah diberi prime coat terhadap kerusakan
selama masa itu, termasuk menyediakan dan menghamparkan pasir yang diperlukan
untuk menghapus / membuang bahan aspal yang berkelebihan.

1.6 Tanggung Jawab Penyedia barang dan jasa Mengenali Aspal

Contoh-contoh bahan asphalt yang diusulkan Penyedia barang dan jasa untuk dipakai.
disertai dengan sebuah pernyataan mengenai data-data teknis dan laboratorium harus
mendapatkan persetujuan sebelum penggunaan bahan tersebut. Hanya bahan yang
didemontrasikan dengan percobaan dan hasilnya memuaskan yang dapat diterima,
Penyedia barang dan jasa harus melengkapi laporan test yang dapat diakui untuk setiap
saat pengangkutan ataupun pengaspalan ke lokasi proyek.

Laporan tersebut harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis untuk
mendapatkan ijin penggunaannya.

Surat keterangan jaminan pabrik / data sheet harus dilampirkan.

1.7 Pengukuran

Jumlah biaya untuk prime coat ditentukan dengan memperhitungkan luas dalam meter
persegi dari ukuran pada gambar-gambar yang digunakan / disetujui.

1.8 Pembayaran

Tahap pembayaran dilakukan berdasarkan prestasi kerja yang kriterianya ditetapkan


dalam kontrak yang bersangkutan.

2. ASPAL TACK COAT

2.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang tercakup dalam pasal ini tediri dari memperlengkapi semua mesin,
peralatan, bahan-bahan dan pekerja serta pelaksanaan semua kegiatan yang bertalian
dengan penggunaan bahan aspal pada lapisan aspal beton yang telah ada, yang
memenuhi persyaratan kontrak serta sesuai dengan pasal ini dan gambar-gambar yang
dapat digunakan/ disetujui.

2.2 Bahan

Jenis aspal untuk coating ini biasanya menggunakan: Asphalt Cement 60/70 perihal
bahan-bahan dilaksanakan dengan memakai pressure distributor yang memenuhi syarat.
Pemakaian aspal jenis lain hanya dibenarkan dengan ijin Konsultan Pengawas dan Direksi
Teknis. Pemakaian tack coat berkisar 1 kg/m2 dengan komposisi berdasarkan tes
viscositas aspal, namun jika terlalu pekat diijinkan menggunakan bahan pengencer
secukupnya maximal 30 bagian bensin per 100 bagian aspal.
Tabel 3. 2 Material Aspal untuk Tack Coat
Temperatur Aplikasi
Tipe dan Grade Spesifikasi ºF ºC
Aspal Emulsi *
SS-1, SS-1h ASTM D 977 70-160 20-70
MS-2, HFMS-1 ASTM D 977 70-160 20-70
CSS-1, CSS-1h ASTM D 2397 70-160 20-70
CMS-2 ASTM D 2397 70-160 20-70
Cutback Asphalt **
RC-70 ASTM D 2028 120+ 50+

Volume harus dikoreksi dengan volume pada 60°F (15°C) sesuai dengan ASTM D 1250
untuk cutback asphalt.

* Digunakan untuk pembangunan bandara baru.

** Digunakan untuk pembangunan bandara yang sudah beroperasional.

2.3 Peralatan / Perlengkapan

Perlengkapan yang digunakan oleh Penyedia barang dan jasa harus meliputi sapu listrik
atau peniup listrik (compressor), sebuah distributor bahan asphalt (sprayer) yang
otomatis serta peralatan untuk memanaskan bahan aspal, serta peralatan - peralatan
tambahan yang diperlukan untuk menyelesaikan bagian ini.

Sprayer tersebut harus beroda angin yang ukurannya sedemikian rupa sehingga muatan
yang dihasilkan di-base atau sub-base harus direncanakan, dilengkapi, dirawat serta
dioperasikan sedemikian hingga asphalt pada kepanasan yang merata dapat digunakan
secara seragam pada kelebaran permukaan dengan perbandingan yang sudah ditentukan.

Perlengkapan distributor harus berisikan pula sebuah alat pengukur volume yang
seksama atau calibrated, serta sebuah termometer untuk mengukur suhu isi tangki.

2.4 Penggunaan Bahan Aspal

Sebelum pelaksanaan tack coat, maka seluruh permukaan yang akan dilaksanakan harus
dibersihkan terlebih dahulu dengan compressor atau dengan peralatan lain yang disetujui
oleh Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis. Segala macam kotoran dan tanah liat atau
benda-benda lainnya yang tidak diinginkan harus dibersihkan dari permukaan.

Bagian permukaan yang direncanakan untuk dilaksanakan harus kering dan dalam
keadaan yang memuaskan.

Pelaksanaan pemberian tack coat dikerjakan dengan menggunakan pressure distributor


yang memenuhi syarat. Permukaan yang telah di tack coat tidak boleh terganggu sesuai
penjelasan Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis, kemungkinan adanya pengeringan
dan kerusakan dari tack coat tersebut. Permukaan ini harus dijaga sampai ada
penggelaran asphalt concrete diatasnya. Penyedia barang dan jasa harus menghindarkan
dan menjaga permukaan tersebut terhadap kerusakan-kerusakan selama waktu itu,
termasuk menyiram pasir jika terdapat tempat-tempat yang terlalu banyak bahan asphalt
untuk tack coat.
2.5 Tanggung Jawab Penyedia barang dan jasa Mengenai Bahan Aspal

Contoh-contoh bahan asphalt yang diusulkan Penyedia barang dan jasa untuk dipakai,
disertai dengan sebuah pernyataan mengenai data-data teknis dan laboratorium harus
mendapatkan persetujuan sebelum penggunaan bahan tersebut. Hanya bahan yang
didemontrasikan dengan percobaan dan hasilnya memuaskan yang dapat diterima baik,
Penyedia barang dan jasa harus melengkapi laporan test yang dapat diakui untuk setiap
saat pengangkutan ataupun pengaspalan ke lokasi proyek.

Laporan tersebut harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis untuk
mendapatkan ijin penggunaannya.

Surat keterangan jaminan pabrik / data sheet harus dilampirkan.

2.6 Pengukuran

Jumlah biaya untuk tack coat ditentukan dengan memperhitungkan luas dalam meter
persegi dari ukuran pada gambar-gambar yang digunakan / disetujui.

2.7 Pembayaran

Tahap pembayaran dilakukan berdasarkan prestasi kerja yang kriterianya ditetapkan


dalam kontrak

3. ASPAL HOTMIX

3.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang tercakup dalam pasal ini terdiri dari penyediaan pekerjaan asphalt mixing
plant, equipment dengan material serta pelaksanaan pekerjaan yang berhubungan
dengan pemasangan dan penghamparan lapisan aspal hotmix sesuai dengan tebal lapisan
sesuai dengan gambar, ketentuan dan syarat kontrak serta sesuai dengan spesifikasi ini.

3.2 Bahan

a. Aspal

Jenis aspal yang digunakan untuk pekerjaan landas pacu, taxiway dan apron sesuai
dengan kondisi iklim di Indonesia adalah AC 60/70 dengan kualitas yang sesuai
dengan spesifikasi.

Prosentasi berat aspal yang dipergunakan pada campuran aspal hotmix harus
berdasarkan hasil analisa saringan agregat dan percobaan campuran sebagaimana
yang termuat dalam Job Mix Formula yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas
dan Direksi Teknis.

Jenis spesifikasi dan suhu campuran untuk aspal Kualitas Import adalah sebagai
berikut :

Penetration grade 60 – 70
Spesification ASTM D 946
Kadar Parafin kurang dari 2 %
Mixing Temperature ditentukan berdasarkan tes viscositas atau biasanya 150° C -
160° C

Tabel 3. 3 Persyaratan Aspal Keras Pen 60/70

Spesifikasi
No Jenis Pengujian Metode Pengujian Satuan
min max

1. Penetrasi pada 25 º, 100 g, ASTM D 5-95 60 70 0,1 mm


5 detik
2. Titik Lembek ASTM D 36 - 86 48 56 ºC
3. Titik Nyala ( COC ) ASTM D 92 - 90 232 - ºC
Daktilitas pada 25 º C,
4. ASTM D 113 – 86 100 - cm
5 cm/menit
5. Berat Jenis ASTM D 70 - 82 1,01 1,06 -
6. Kelarutan dalam C2HCl3 ASTM D 2042 99 - %
7. Kehilangan berat ( TFOT ) ASTM D 1754 - 94 - 0,2 %
8. Penetrasi setelah TFOT ASTM D 5-95 80 - % asli
9. Daktilitas setelah TFOT ASTM D 36 - 86 100 - cm
10 Kadar Parafin SNI 03-3639-1994 0 2 %

Dengan memperhatikan kondisi setempat, terutama iklim / suhu untuk daerah-


daerah yang temperatur udaranya lebih rendah dari 25 º C, dapat digunakan
alternatif bahan aspal dengan nilai penetrasi yang lebih besar dari AC 60/70 dengan
persetujuan Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis.
Tabel 3. 4 Material Aspal Alternatif

Spesifikasi Grade

Penetration
Viscosity Grade
Grade Keterangan
ASTM D 3381
ASTM D 946

40-50 AC-5 AR-1000 Aspal PG 60-70 pada umumnya cocok


60-70 AC-10 AR-2000 untuk kondisi iklim tropis. Namun
85-100 AC-15 AR-4000 dimungkinkan untuk menggunakan aspal
100-120 AC-20 AR-8000 dengan spesifikasi pada table ini dengan
120-150 AC-30 memperhatikan kondisi setempat,
AC-40 terutama iklim / suhu.

b. Agregat

Agregat harus terdiri dari batu pecah, screenings, bahan lain, butiran-butiran,
material-material yang disetujui yang mempunyai sifat dan kualitas yang sama dan
memenuhi semua persyaratan bila dicampurkan dalam batas gradasi tersebut diatas.
Agregat kasar harus terdiri dari bahan yang bersifat tahan aus / keras dan bebas dari
lapisan (coatings) yang melekat dan sesuai ketentuan-ketentuan dari persyaratan
ASTM D 692-79, ASTM D 693-77. Coarse aggregate bila di test berdasarkan Los
Angeles Abrassion Test, harus tidak boleh hilang lebih dari 25 %.
Untuk bandar udara yang direncanakan menampung pesawat terbang narrow body
maka untuk coarse aggregate proses Pemecahan batu harus memenuhi syarat-syarat
(tertinggal) pada saringan No. 8 sebagai berikut:
1) Minimum 75 % dari berat butiran yang mempunyai bentuk minimum tiga muka
bidang pecah.
2) 100 % dari berat butiran dengan satu atau lebih muka bidang pecah.
3) Penelitian material sebagai berikut :
a) Sand equivalent minimum 65% diuji dengan ASTM D.2419-74
b) Kotoran organik maximum 3% bila diuji dengan ASTM C.40-79
c) Mix design aspal beton dengan metode marshall memenuhi syarat seperti
ayat 23.1. bila diuji dengan ASTM D 1559-79
d) Tidak boleh menampakkan adanya tanda-tanda bercerai-berai /
desintergration bilamana diadakan percobaan lima kali dengan Sodium
Sulphate Soundness Test mempergunakan ASTM C 88 dengan jumlah
kehilangan lebih besar dari 10 % dan bila diadakan Magnesium Sulphate
Soundness Test pada material tidak boleh lebih dari 12 %.
Bagian dari material yang tertinggal dari saringan No. 8 disebut coarse aggregate dan
bagian yang lewat saringan No. 8 disebut fine aggregate, dan material lewat saringan
No. 200 disebut sebagai filler.
Bagian dari fine aggregate, termasuk filler yang lewat saringan No. 40 harus
mempunyai plasticity Index tidak lebih dari 6%, seperti ditentukan ASTM D 424, dan
liquid limit tidak boleh lebih dari 25% bila diuji dengan ASTM D 423.

Tabel 3. 5 Ketentuan Agregat Kasar

Pengujian Standar Nilai

Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan


Sodium Sulphate Soundness Test untuk surface ASTM C 88 Maks.10 %
course

Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan


Sodium Sulphate Soundness Test untuk base ASTM C 88 Maks. 12 %
course

Abrasi dengan mesin Los Angeles pada bandar


ASTM C 131 Maks. 25 %
udara dengan berat pesawat lebih dari 28 ton

Abrasi dengan mesin Los Angeles pada bandar ASTM C 131 Maks. 40 %
udara dengan berat pesawat maksimum 28 ton

Partikel Pipih ASTM D 4791 Maks 25 %

Partikel Lonjong ASTM D 4791 Maks 10 %

Fraksi agregat halus pecah mesin dan harus ditumpuk terpisah dari agregat kasar.
Kotoran organik maximum 3% bila diuji dengan ASTM C.4079. Agregat halus harus
memiliki nilai sand equivalent minimum 65 % bila diuji sesuai dengan ASTM D 2419
Agregat halus harus memenuhi ketentuan sebagaimana ditunjukkan pada.

Tabel 3. 6 Ketentuan Agregat Halus

Pengujian Standar Nilai

Material Lolos Saringan No. 200 ASTM C. 40-79 Maks. 3 %

Plasticity index ASTM D 4318 Maks 6 %

Liquiid limit ASTM D 4318 Maks 25 %


Agregat halus tidak boleh mengandung pasir alami, dan agregat halus harus memiliki
nilai sand equivalent minimum 65 % bila diuji sesuai dengan ASTM D 2419. Kotoran
organik maximum 3% bila diuji dengan ASTM C.4079.

c. Filler

Bila filler merupakan tambahan yang diperlukan pada agregat yang ada maka harus
terdiri dari abu batu pecah, Portland cement atau bahan lain yang disetujui. Material
Filler harus memenuhi persyaratan dari ASTM D 242.

d. Stockpiling Agregat

Agregat disimpan sedemikian rupa sehingga mencegah adanya segregasi dan


longsoran. Stockpiling agregat diatur sedemikian rupa hingga lapisan - lapisan tidak
melebihi satu meter, diatas dasar yang keras dan bersih dengan tidak lebih dari 5
persen kemiringan.
Coarse aggregate dan fine aggregate di tempat penimbunan dipisahkan oleh sekat
atau alat lain dengan persetujuan Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis dan
sekeliling timbunan dibuat drainase yang baik. Bagian tengah dasar dari tempat
penyimpanan agregat merupakan titik tertinggi untuk pengeringan kadar air yang
berkelebihan. Agregat yang menjadi segregasi atau kotor dengan bahan dipindahkan
atau diproses lagi, atau dipisahkan dari material berkualitas yang dapat diterima atas
biaya Penyedia barang dan jasa .

e. Gradasi Agregat

Gradasi agregat untuk aspal hotmix harus berada dalam batas - batas dalam tabel
berikut :
Tabel 3. 78 Gradasi Agregat ATB dan AC

Lolos Saringan Persentase Terhadap Berat


Saringan ASTM
ATB AC

Max. 1” Max. 3/4”

1” (25.0 mm) 100 --

¾” (19.0 mm) 76-98 100

½” (12.5 mm) 66-86 77-99

3/8” (9.5 mm) 57-77 68-88


No.4 (4.75 mm) 40-60 48-68

No. 8 (2.36 mm) 26-46 33-53

No. 16 (1.18 mm) 17-37 20-40

No. 30 (0.60 mm) 11-27 14-30

No. 50 (0.30 mm) 7-19 9-21

No. 100 (0.15 mm) 6-16 6-16

No. 200 (0.075 mm) 3-8 3-8


Asphalt percent :
Stone of gravel 5.5-7.0 5.5-7.0
Slag 5.5-7.5 6.5-9.5

1) Bituminous percent

Kadar Bitumen dari mixture diperhitungkan dari berat mixture seluruhnya, untuk
persyaratan Gradasi agregat dan kadar bitumen disamping hal - hal tersebut,
dapat pula dipakai komposisi lain sesuai dengan persyaratan Teknis yang berlaku
umum (ASTM) tebal lapisan yang dilaksanakan, serta atas persetujuan konsultan
pengawas dan Pejabat Pembuat Komitmen.

2) Gradasi

Dalam tabel tadi menunjukkan batas - batas yang akan menentukan agregat yang
dipersyaratkan untuk dapat dipakai dari sumber pengadaan.

Gradasi yang ditentukan terakhir di dalam batas yang ditetapkan dalam tabel
tersebut harus dipilih merata dari yang kasar sampai halus dan tidak boleh dari
batas terendah dari suatu sieve sampai batas tertinggi dari sieve - sieve yang
berdekatan atau sebaliknya.

Untuk mengetahui prosentasi dari seluruh material yang lolos saringan No. 200,
suatu sample dari coarse aggregate dan fine aggregate harus dicuci. Dari jumlah
material yang lolos saringan No. 200 minimum separuhnya harus lolos saringan
No. 200 dengan dry sieving.

Meskipun diatur dengan komposisi limit yang, telah ditetapkan masih perlu juga
pengawasan teliti terhadap bahan - bahan yang dipakai untuk pelaksanaan
disesuaikan dengan Job Mix Formula.
3.3 Job Mix Formula / Syarat Campuran

Tidak diperkenankan mulai pekerjaan, sebelum Penyedia barang dan jasa menyelesaikan
suatu Job mix formula yang memuaskan berdasarkan Marshall Test Method yang
disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen sesuai dengan Petunjuk dan pelaksanaan
tentang pekerjaan aspal beton yang dikeluarkan oleh Direktorat Bandar Udara
sebagaimana ditentukan dalam Marshall Method Mixtures. Penyedia barang dan jasa
harus melaporkan Formula Job Mix kepada Pejabat Pembuat Komitmen dengan
memberitahukan prosentasi yang pasti bagi tiap fraksi saringan dari pada agregat, dan
bagi aspal serta temperature yang dimaksudkan dari hasil campuran yang dihasilkan dari
mixer.

3.4 Marshall Method Mixture

a. Laporan Design Mixture

Penyedia barang dan jasa harus mengerjakan Job Mix Formula menurut metode
marshall dengan ketentuan dan batas seperti berikut :
Tabel 3. 89 Persyaratan Hasil Uji Marshall

Test Property ATB AC


Number of blows 75 75
Stability (MIN) 1800 lbs 2200 lbs
Flow (MAX) 4 mm 4 mm
Flow (MIN) 2 mm 2 mm
Voids total Mix % 3–5 3–4
Voids Filled With Bitumen % 76 – 82 76 – 82

Jika sudah melewati mixing plant hasil Marshall Design Mixture gagal membuat trial
area yang memuaskan, grading dan perbandingan susunan mixture dapat diganti
seperlunya atas persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen dan dalam ketentuan-
ketentuan bagi lapisan tersebut, untuk mendapatkan suatu mixture yang dapat
dikerjakan dengan baik dan dapat diterima sebagai permukaan / surface yang
memenuhi syarat.

Sesudah adanya persetujuan atas trial area oleh Pejabat Pembuat Komitmen, mixture
tersebut ditetapkan sebagai "Job Mix" dan kemudian menjadi approved mixture yang
disetujui.
b. Temperatur

Temperatur untuk mixing dan pemadatan pada prinsipnya didapatkan dari hasil tes
viscositas aspal, secara umum untuk AC 60/70 temperatur mixing dan pemadatan
sebagai berikut :
Mixing temperature : Aspal cement 149°C - 160°C :
Agregat 160°C-170°C. Temperature agregat tidak
boleh lebih dari 14°C diatas temperature aspal
cement.
Laying temperature : Antara 135°C - 155°C
Rolling temperature : Seperlunya untuk memperoleh field density yang
dimaksud tetapi tidak boleh kurang dari 122°C.
(sesuai hasil trial compaction).
Berikut Toleransi yang diberikan terhadap Job Mix Formula .

Tabel 3. 20 Toleransi Job Mix

Toleransi Plus atau Minus


 Agregat passing sieve No. 8 to 100 4%
 Agregat passing sieve No. 4 and large 7%
 Agregat passing sieve No. 100 and No. 200 2%
 Aspal cement 0,4 %
 Temperatures of mixing 14° C

c. Kepadatan / Density
Kepadatan dari lapisan Bituminous yang dipadatkan dari semua campuran yang
direncanakan dalam penyesuaian dengan metode marshall dapat dihubungkan
dengan "Job Mix Density", apabila tidak lebih darl 10 % berat dari jumlah agregat
telah tertahan pada saringan 1 inch.
"Job Density" dilaksanakan dengan pembuatan darl contoh - contoh "Job mix" yang
disetujui 6 standard Marshall Specimen, menentukan beratnva titik berat khusus
masing- masing dan membandingkan dengan arti nilai dari keenam. Tiap hasil yang
berbeda lebih darl 0,015 sebanyak max 2 hasil percobaan dan persyaratan maka
harus ditolak dan hasil-hasil sisa lainnya menjadi formula ditentukan sebagai berikut :

10
Absolute density =
% Agg. By weight + % Bituminous. By weight
SP.gr.agg.SP.Gr.bit
Ini semua harus tunduk pada Pejabat Pembuat Komitmen dan metode penggilasan
yang telah disetujui sebelum pencampuran mixing atau laying dilanjutkan. Density
control dari lapisan marshall method didapatkan dengan pengambilan dua contoh dari
tiap base dan surface cource paling sedikit satu kali setiap 4 jam dan tidak kurang dari
dua kali sehari, dan kepadatannya ditentukan.

Nilai rata-rata didapatkan dari dua contoh dari daerah yang sama diambil sebagai
field density dari lapisan yang dipadatkan. Field density harus sedemikian rupa
sehingga dari dua puluh deretan nilai rata – rata dimaksud, harus tidak lebih dari tiga
hasil dibawah 98 % dari Job Mix Density atau 94 % dari absolute density. Bahan yang
tidak memenuhi persyaratan harus dibuang dan diganti. Contoh-contoh boleh juga
dipakai untuk menentukan ketebalannya.

3.5 Trial Compaction

Sebelum dilaksanakan pelaksanaan pekerjaan, Penyedia barang dan jasa harus


melakukan uji pemadatan di luar area yang akan dikerjaan dengan persetujuan Pejabat
Pembuat Komitmen. Uji pemadatan dimaksudkan untuk mengetahui jumlah lintasan
optimum sehingga tercapai nilai kepadatan lapangan sesuai dengan yang disyaratkan.
Luas area untuk uji pemadatan minimal 3 m x 30 m yang dibagi menjadi 3 segmen,
dimana perbedaan tiap segmen adalah pada jumlah lintasan pemadatan. Selanjutnya dari
hasil uji pemadatan apabila sudah memenuhi persyaratan, maka dijadikan dasar dalam
pelaksanaan. Namun apabila hasil uji pemadatan tidak memenuhi persyaratan, maka uji
pemadatan dapat di ulang kembali.

Setelah "Job Mix" mendapatkan persetujuan, harus dilaksanakan uji coba/trial


compaction di daerah yang telah disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen dengan
menggunakan campuran ini untuk menetapkan method penggilasan (rolling) yang
dikehendaki untuk menghasilkan kepadatan yang di persyaratkan. Daerah percobaan
minimum seluas 3 m x 30 m. Tiga contoh harus diambil dari daerah percobaan yang
dipadatkan dan kepadatan yang dipersyaratkan untuk setiap contoh tidak kurang dari 99
% dari "Job Mix Density" atau tidak kurang dari 95 % dari Absolute density.

Apabila kepadatan lapangan / field density yang diperlukan tidak memenuhi prosedur
pemadatan yang harus disyaratkan daerah-daerah percobaan selanjutnya disediakan dan
dilakukan pengujian sampai hasil memenuhi persyaratan.
3.6 Pembatasan Berkenaan Dengan Cuaca

Setiap lapisan dapat dilaksanakan hanya apabila kondisi permukaan dalam keadaan
kering dan apabila cuaca tidak hujan.

3.7 Bituminous Batch Mixing Plant

Daerah penyimpanan yang cukup disediakan untuk masing - masing ukuran dari pada
agregat yang mempunyai ukuran berbeda harus tetap dipisahkan sampai di bawa ke cold
elevator yang menuju ke drier lapangan untuk menyimpan harus rapih dan teratur dan
Stockpiles yang terpisah mudah dicapai mendapatkan sample. Plants yang dipergunakan
untuk menyiapkan Bituminous mixture berupa batch mixing plants.
a. Persyaratan bagi semua plant
Mixing plant dan peralatan pendukung lainnya harus mempunyai kapasitas kerja
seluruhnya disesuaikan dengan scope pekerjaannya dan diatur dapat melayani
pekerjaan konstruksi bitumen yang dimaksudkan, dan peralatan tersebut harus
dikalibrasi terlebih dahulu oleh pemberi pekerjaan untuk menghasilakan kualitas
maupun kuantitas yang optimal.
1) Skala Timbangan
Skala ketetapan harus sampai 0.5 % dari pada beton yang diperlukan. Alat
penimbang / timbangan harus dipasang teguh supaya Pejabat Pembuat
Komitmen menganggap perlu Penyedia barang dan jasa harus mempunyai
minimum sepuluh mata timbangan 50 pound untuk melakukan test skala.
2) Peralatan untuk Bituminous material
Tangki - tangki untuk memanasi dan menampung material yang diinginkan
dengan cara telah ditentukan sedemikian rupa sehingga nyala api tidak sampai
menjilat tangki.
Sistem sirkulasi Bituminous material diatur agar kelancaran dan kelanjutan
pekerjaan yang terjamin baik. Diharuskan menakar dan mengadakan sampling
dalam tangki - tangki penyimpanan.
3) Pengisian Dryer
Plant harus dilengkapi dengan alat mekanis yang dengan cermat menuangkan
agregat ke dalam dryer agar hasilnya sama begitu pula temperaturnya.

4) Dryer

Plants disertai satu atau beberapa dryer selang yang selalu mengaduk agregat
selama proses heating dan drying.
Dryer harus dibuat sedemikian rupa sehingga granulars serta contentnya lebih
rendah dan mempunyai angka lebih kecil 0,5 % dan untuk menaikan granular ke
temperatur yang tetap bagi pemanasan binder. Setiap kali diadakan pencegahan
adanya temperatur yang melebihi dan selalu dihindari setiap resiko pembakaran.
5) Screens
Dalam hal ini harus disediakan plant screen yang dapat memisahkan / menyaring
semua agregat baik proporsi dan ukuran yang telah ditentukan dan mempunyai
kapasitas normal lebih besar dari kapasitas maksimum mixer screen untuk aspal
hotmix maximum 1".
6) Bins
Plant harus dilengkapi dengan storage bins yang berkapasitas cukup melayani
mixer yang sedang berkerja dengan kapasitas maximal. Bins harus diatur agar tiap
macam agregat tersimpan cukup dan terpisah.
Bila mempergunakan filler hydrated lime, harus disediakan dry storage khusus
dan plant harus dilengkapi dengan alat untuk mengisi material semacam itu ke
dalam mixer, setiap bins harus diberi penyalur keluar yang ukuran dan letaknya
akan menyebabkan menumpuknya material ke compartment atau bins yang
lainnya.
Tiap compartment harus diberi cutlot gate agar tidak bocor, gates harus terbuka
sepenuhnya dan secepatnya, bins dibuat sedemikian rupa hingga sample dapat
diambil segera.
Bins harus diberi tongkat penunjuk angka yang menunjukkan banyaknya agregat
di dalam bins pada titik seperempat bagian bawah.
7) Unit Bituminous Control
Harus diusahakan sebaik-baiknya untuk menentukan persentase aspal dan pada
campuran dengan cara menimbang ataupun mengukurnya. Harus diusahakan
mengatur banyaknya atau mengalir bahan aspal ke dalam mixer/ bacth.
8) Termometric Equipment
Sebuah termometer khusus dengan skala yang cukup harus ditempatkan di pipa
pengaliran aspal dekat pipa pengisi / charging valve dari mixer unit. Plant juga
harus dilengkapi dengan alat pengukur panas yang ditempatkan pada katup
pembuka dari dryer untuk mengetahui temperatur yang dipanasi.
Pejabat Pembuat Komitmen memerintahkan penggantian termometer yang ada
dengan alat pencatatan panas yang disetujui agar temperature campuran dapat
diatur dengan baik.
9) Dust Collector
Plant harus dilengkapi dengan suatu dust collector untuk mengalirkan atau
mengembalikan dengan teratur semua atau sebagian bahan ke dalam hot
elevator.
10) Persyaratan Keamanan
Harus disediakan tenaga yang cukup aman ke mixer platform dan sampling point
dan tangga berpagar ke bagian plant unit yang lain harus dipasang di tempat -
tempat yang diperlukan pada waktu plant bekerja. Agar Pejabat Pembuat
Komitmen mengambil sample dan dapat mengetahui data temperatur campuran,
disediakan alat yang diperlukan untuk dengan cepat mencapai atas truck.
Harus dilengkapi alat untuk mengukur skala alat penera, alat sampling dan
sejenisnya yang ditempatkan di sekitar mixer platform.
Semua gerigi, roda, rantai, gigi dan bagian bergerak lainya yang membahayakan
harus ditutup seluruhnya.
Dalam atau disekitar tempat truck memuat, setiap saat harus dijaga cukup lapang
dan terhalang, dan bersih dari ceceran berasal dari mixer platform.

b. Persyaratan bagi batching plant


1) Weight box atau hopper
Alat ini harus dilengkapi dengan alat penimbang yang teliti untuk setiap jenis
ukuran agregat dalam suatu weight box atau hopper yang cukup besarnya untuk
menampung satu bacth penuh. Pintu penutup/ gate harus rapat agar tidak
adanya material yang lolos ke mixer selama proses penimbangan.

2) Bituminous Control

Alat pengukur bahan aspal harus mempunyai ketelitian sampai dengan 0,5 %.

Bucket aspal harus kuat/kokoh dengan tutupnya dari metal dan terpisah dan
dapat dibuka. Panjang katup penuang atau bar penyemprot/ spray bar tidak
boleh kurang dari tiga perempatnya panjang mixer dan harus dapat menuang
langsung ke mixer.

Katup pembuka dan bar penyemprot/spray bar bucket aspal harus dipanasi
seperlunya.

Jika dipergunakan selubung uap, harus dialirkan dengan baik dan sambungannya
harus dibuat sedemikian rupa agar tidak mengganggu proses penimbangan.

Kapasitas bucket aspal minimum 15 % lebih berat dari pada berat aspal yang
diperlukan satu bacth. Pada plant harus dilengkapi suatu charging value yang tak
bocor, yang Cepat terbuka jika kena panas secukupnya yang ditempatkan tepat
diatas bucket aspal.

Jarum penunjuk / indicator dial dapat menunjukan minimum 15 % lebih berat


bahan aspal yang dipergunakan setiap bacth.

Alat pengontrol harus dipasang ditiap dial setting yang dengan otomatis kembali
ke tanda semula pada tiap - tiap bacth bahan aspal yang ditambahkan. Jarum
penunjuk harus dapat dilihat jelas oleh operator. Setelah periode dry mixing
selesai, pengaliran bahan aspal harus dikontrol.

Setelah secara otomatis pengaliran seluruh bahan bitumen yang dipakai dalam
satu bacth dituangkan dalam waktu lebih dari 15 detik. Besar kecilnya lubang
spray bar harus memungkinkan untuk pemakaian bahan aspal dengan merata
keseluruh ruangan mixer. Bagian pengatur aspal diantara katup pengisi dan spray
bar harus berkatup dan berlubang untuk memeriksa pengukur, bila alat pengukur
dipasang pada bucket bahan aspal.

3) Mixer
Bacth mixer harus dari type yang mengaduk secara merata /homogen sesuai job
mix tolerance. Jika mixer tidak berselubung, mixer box harus dilengkapi dengan
pelindung debu/ dust hood. formula dan bagian yang berputar maupun yang
tetap tidak boleh lebih dari 1 inch.
4) Pengawasan waktu pengadukan/control of mixing time.
Untuk mengawasi pekerjaan dalam suatu proses pengadukan / mixing cycle,
harus dipasang suatu time lock yang teliti yang akan menutup terus weight box
gate. sampai mixer gate terbuka pada waktu proses selesai satu proses.
Time lock juga menahan terus bucket bahan aspal selama periode dry mix dan
menahan mixer gate selama periode dry mix dan hot mix. Periode yang dry mix
adalah waktu antara terbukanya weight box dan tertuangnya bahan aspal.
Periode hot mix adalah waktu antara terbuangnya bahan aspal dan terbukanva
mixer gate. Timing control harus dapat disetel selama satu siklus 3 menit.
Satu batch counter sebagai bagian dari pengatur waktu harus dipasang dan
khusus untuk mencatat batch batch yang teraduk baik. Penyetelan time interval
ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis yang selanjutnya akan
mengunci kotak yang menutup pengatur waktu sampai diadakan suatu
perubahan tentang timing period.
5) Bahan Bakar
Bahan bakar yang dipergunakan batching plant dalam memproduksi campuran
aspal hotmix harus menggunakan bahan bakar minyak / tidak diperbolehkan
menggunakan bahan bakar batu bara.

3.8 Bituminous Pavers / Asphalt Finisher

Bituminous pavers harus mempunyai tenaga penggerak sendiri dan dilengkapi dengan
screed atau strike off bilamana perlu dilengkapi dengan alat pemanas dan dilengkapi
automatic level serta Alat ini harus dapat menebarkan dan meratakan lapisan - lapisan
Bituminous plant mix material sesuai tebal, kemiringan, kerataan yang ditentukan.

Alat tersebut harus mempunyai hopper yang dapat menampung kapasitas cukup
sehingga dapat mcnghasilkan pemeliharan, yang merata / homogen. Hopper harus
dilengkapi dengan sistim distribusi untuk mengatur adukan yang merata dimuka screed.

Pemasangan screed atau strike off sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan secara
effektif pekerjaan yang sempurna (tidak tearing, shoving, pouging). Asphalt Finisher harus
mampu berjalan dengan lancar sambil menghamparkan adukan memuaskan.

3.9 Rollers

Rollers harus dalam keadaan baik dapat bergerak ke muka dan ke belakang dengan
kecepatan yang dapat diatur agar adukan aspal hotmix tidak bergerak / dispavement.

Jumlah, tipe dan berat dari rollers harus cukup untuk memadatkan aspal hotmix sampai
pada kepadatan yang disyaratkan selama campuran masih dalam keadaan dapat
dikerjakan.

Rollers yang harus disediakan adalah three wheel rollers, dual tandem rollers, three axle
wheel rollers, pneumatic tire rollers. Tidak diijinkan pemakaian alat yang mengakibatkan
pecahnya agregat secara berlebihan.

3.10 Persiapan Bahan Agregat

Agregat untuk campuran hot mix harus dikeringkan dan dipanasi di plant sebelum
dimasukan ke mixer. Bila mulai dituang di mixer campuran agregat kadar airnya tidak
boleh lebih 0,5%. Air dalam agregat dihilangkan dengan memanasinya sampai tidak
terjadi penguapan.

Sebelum bahan tersebut dituangkan, agregat harus dipanaskan hingga mencapai


temperatur yang ditentukan pada Job Formula terdapat dalam Job Tolerance yang
ditetapkan. Temperatur tertinggi dan pemanasannya harus diatur agar tidak
mengakibatkan kerusakan pada agregat.

Harus diperhatikan agar agregat yang banyak mengandung calcium dan magnesium tidak
rusak karena panas. Agregat harus dipisahkan sesuai jenis ukurannya dan dimasukkan ke
bin – bin yang terpisah siap untuk dicampurkan dengan bahan aspal. Plant harus
dilengkapi dengan Peralatan mekanis yang teliti yang dengan teratur menuangkan
agregat dalam dryer sehingga siperoleh hasil yang sejenis dengan temperature yang
sama. Bila diperlukan untuk mengaduk bahan - bahan maka harus dilengkapi
Compartments feeders.

3.11 Persiapan Bituminous Mixture

Sebelum dibawa ke lokasi penghamparan, agregat harus dicampur dengan bahan aspal di
mixing plant. Campuran adukan dilaksanakan pada temperature yang ditetapkan dalam
Marshall method mixtures.

Agregat kering yang telah disiapkan tersebut diatas, harus dicampur dalam plant dengan
perbandingan yang disyaratkan untuk tiap jenis agregat yang diperlukan untuk
mendapatkan gradasi yang ditetapkan. Banyaknya agregat pada setiap bacth harus
ditentukan ditimbang dan dimasukan ke dalam mixer.

Dalam penakaran volume menurut bagian - bagiannya ukuran terbukanya katup harus
ditentukan dan katup harus dikunci pada tempatnya. Material aspal harus dicairkan
didalam ketel atau tangki pemanas yang diatur hingga pemanas seluruh isinya merata.

Jumlah material aspal pada tiap bacth atau jumlah yang ditera untuk continuous mixer
harus disetujui Pejabat Pembuat Komitmen dan ditimbang serta dituang kedalam mixer
pada temperatur yang telah ditetapkan yang bertahan pada batas terendah untuk dapat
mencampur dan menghampar secukupnya.

Untuk bacth mixer semua bahan agregat harus sudah di dalam mixer sebelum material
aspal ditambahkan kedalamnya. Temperatur yang dapat dalam batas-batas yang telah
ditentukan harus rnendapatkan persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen. Tidak
diperkenankan menuangkan agregat kedalarn mixer pada temperature lebih dari 14
derajat celcius diatas temperatur material aspal.

Pencampurannya harus berlangsung terus sampai pada waktu yang ditetapkan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen sedemikian rupa sehingga seluruh permukaan agregat
dilapisi oleh aspal.
Jangka waktu ini tergantung pada mix design dan mixing plant yang dipergunakan. Cara
menghitung mixing time dalam continous mixer adalah membagi berat isi seluruh mixer
selagi bekerja dengan berat mixer yang dihasilkan tiap detiknya.

Pugmil dead capacity in kilogram


Mixing time in seconds =
Pugmil output in kilogram persiapan

3.12 Pengangkutan Dan Penyimpanan / Delivery Aspal Hotmix

Mengangkut hot mix dari mixing plant ke tempat pelaksanaan pekerjaan harus
menggunakan truk yang baknya dari metal, kokoh, bersih dan tidak terdapat bahan
lainnya. Setiap kali dimuati harus ditutup dengan kanvas atau semacamnya yang cukup
ukuran dan tebalnya untuk menghindari debu ataupun pengaruh cuaca. Campuran aspal
hotmix harus dihamparkan pada temperature antara 140 °C - 160 °C atau sesuai dengan
hasil uji viscositas campuran aspal hotmix harus sampai di tempat pelaksanaan pada
temperatur dalam toleransi yang diijinkan dalam Job Mix Formula yang telah disetujui
serta jarak pengangkutan tidak melebihi 100 KM dari lokasi pekerjaan.

3.13 Penghamparan Dan Pelaksanaannya

a. Persiapan dan Pelaksanaan


Sebelum campuran aspal hotmix dihamparkan, maka permukaan lapisan yang ada
harus dibersihkan dari material yang terlepas dengan sweeper yang dilengkapi
blower atau sapu lidi sesuai petunjuk Pejabat Pembuat Komitmen. Hanya diijinkan
menghampar campuran aspal hotmix di atas lapisan yang kering, yang dalam
keadaan baik dan hanya pada waktu cuaca baik.
Tidak diijinkan menghampar campuran aspal hotmix bila temperatur tidak
memenuhi syarat.
Grade control antara pinggiran runway, taxiway atau shoulders harus dengan tongkat
- tongkat grade atau paku - paku baja yang dipasang pada garis sejajar dengan center
line, dan jarak tiap tongkat atau paku tersebut cukup dekat untuk merentangkan tali.
Penghamparan harus dimulai pada tempat terjauh dari mixing plant dan terus
menuju kearah mixing plant, kecuali bila diperintahkan lain oleh Pejabat Pembuat
Komitmen.
Tidak diperkenankan melewati material yang sudah dihamparkan, sampai material
dipadatkan dengan cara yang telah ditetapkan dan sudah mendingin sama dengan
temperature sekitarnya.
b. Machine Spreading

Setelah sampai ditempat pelaksanaan hotmix dimasukan/ dituang kedalam


bituminous paver dan segera dihamparkan selebar yang telah ditetapkan.
Selanjutnya digilas dengan tinggi lapisan yang merata sehingga bila pekerjaan selesai
akan memenuhi tebal yang ditetapkan dan sesuai dengan grade dan surface contour
yang ditetapkan. Kecepatan paver harus diatur agar campuran aspal hotmix tidak
melesak dan terkoyak (pulling dan tearing).

Campuran aspal hotmix harus dihamparkan memanjang dengan minimum 3 m.


Penghamparan dimulai dari sepanjang sumbu runway atau taxiway pada bagian yang
tertinggi dengan slope searah, untuk menjamin drainage yang baik, strip selebar 15
cm, didekat tempat dimana material nantinya dihamparkan tapi tidak boleh
dibiarkan tanpa digilas 2 jam sesudah dihampar. Setelah jalur pertama dipadatkan,
diikuti yang kedua kemudian dipadatkan seperti jalur hamparan yang pertama,
kecuali jika penggilasan diperlebar sampai meliputi 15 cm dari jalur terdahulu
sebelum dipadatkan.

Sekiranya jalur hamparan disampingnya atau yang kedua tidak dapat dihamparkan
dalam waktu 2 jam, 15 cm dari jalur hamparannya yang pertama tadi harus digilas.
Sesudah jalur hamparan kedua dihamparkan dan digilas harus dipasang Satu
penggaris lurus yang, panjangnya paling sedikit 3 m. Melintang sambungan
memanjang / longitudinal joint untuk memeriksa kemiringan dan contour dari
permukaan tersebut. Bidang tepi lurus dari jalur hamparan permukaan harus bersih
dari debu atau kotoran lainnya sebelum ada campuran aspal hotmix yang
dihamparkan disebelahnya.

Jika bidang permukaan sambungan telah kering dan berdebu, maka bidang
permukaan tersebut harus disikat aspal. Jika selagi pekerjaan spreading machine
perlu dialihkan dari jajaran yang berdekatan, maka tempat yang tidak terisi harus
diisi dengan campuran aspal hotmix yang baru diambil dari hopper pada spreading
machine atau dari truck. Tidak diperkenankan mengambil campuran aspal hotmix
yang sudah dihamparkan untuk mengisi jalur tersebut, ditempat - tempat yang ada
obstacle nya yang tidak dapat dihindarkan atau sulit mempergunakan mesin untuk
penghamparan dan penyelesaiannva penghamparan dapat dilakukan dengan tangan.
Jika diperkenankan menghampar dengan campuran aspal hotmix ditimbun diatas
dump sheets diluar tempat yang dihampiri dan dihamparkan merata dengan sekop
panas. Menghamparkan dalam lapisan yang tipis dan rata sampai dipenuhi lebar dan
tinggi yang ditentukan dengan menggunakan garu yang panas, hingga pada saat
pekerjaan selesai akan diperoleh tebal yang ditentukan dan menurut grade serta
surface contour yang tertera pada recana.

3.14 Pemadatan

Sesudah penghamparan yang telah mendapatkan persetujuan dari konsultan pengawas


atau Pejabat Pembuat Komitmen formula harus dipadatkan seluruhnya dan merata
dengan mesin gilas. Penggilasan dimulai segera setelah penghamparan, hingga tidak
menyebabkan displacement atau retak rambut. Pada jalur hamparan pertama
penggilasan dimulai pada kedua tepinya dan diteruskan kearah tengah jalur. Pada jalur
yang dihamparkan berikutnya, penggilasan dimulai dari sisi sebelah luar menuju ke arah
jalur yang telah selesai dipadatkan.

Selanjutnya sisi lainnya digilas dan diteruskan menuju ketengah jalur tersebut.
Pemadatan pertama / initial rolling harus dilaksanakan memanjang, dengan steel wheel
rollers berat total 8 - 10 ton. tidak boleh lebih dari 10 ton, roller harus dipadatkan
dengan lintasan berulang - ulang / panjang lintasan bolak - balik dari rollers senantiasa
harus cukup lambat untuk menghindarkan terjadinya displacement dari hotmix dengan
kecepatan max 2.5 km/ jam.

Setiap terjadi displacement akibat membaliknya arah rollers atau sebab lain, harus
dikembalikan dengan menggunakan garu, dan bila perlu dengan campuran aspal hotmix
yang baru. Bila diperlukan penggilasan arah diagonal dapat dilaksanakan atas
persetujuan konsultan pengawas dan Pejabat Pembuat Komitmen. Harus cukup tersedia
rollers untuk mengimbangi hotmix plant. Penggilasan harus kontinyu sampai semua
bekas penggilasan hilang, sampai texture permukaannya sama dengan grade
penampungannya tetap serta mencapai density yang disyaratkan. Harus dilakukan field
density test paling sedikit 2 kali sehari dan field density ditetapkan menurut ASTM.
Mencegah melekatnya aspal pada rollers maka roda-rodanya harus dibasahi dengan
teratur namun kebanyakan air maupun oli juga tidak diperbolehkan.

Rollers harus dirawat dengan baik dan dijalankan oleh pengemudi yang cakap dan
berpengalaman. Rollers harus dijalankan terus sedapat mungkin sehingga semua
bagian pavement mendapat cukup tanpa menunjukan perpindahan secepat mungkin
dimana temperatur campuran aspal hotmix masih panas, Intermediate rolling diikuti
alat pneumatic rollers dengan operaring, weight tiap ban sebesar 300 psi sampai 450 psi
dan berat total minimum 10 ton, dengan gilasan paling sedikit 8 gilasan.

Final rolling dikerjakan dengan two wheel tandem atau three axle tandem sewaktu aspal
concrete masih cukup panas untuk menghilangkan jejak dari rollers. Berat steel wheel
rollers minimum 12 ton dan digilas sampai permukaan menunjukan texture yang
uniform, rapat dan licin. Pada tempat - tempat yang tak dapat dilalui rollers, campuran
aspal hotmix harus dipadatkan sepenuhnya dengan hand stampers.

3.15 Joint

a. Umum
Mixtures pada joint harus sesuai dengan persyaratan surface dan mempunyai
texture, kepadatan, kelicinan sama dengan hagian - bagian lain yang ada. Dalam
pelaksanaan semua joint, harus diusahakan untuk menyatukan dengan jalur yang
berdekatan setinggi yang telah ditetapkan dari jalur itu.

Pelaksanaan penyambungan / joint harus dilaksanakan dengan cara memotong


kembali dari pada hasil pelaksanaan sebelumnya, sehingga menunjukan tebal lapisan
penuh dan bidang pemotongan tersebut harus disikat aspal secukupnya bila
dipandang perlu. Campuran yang baru pada joint tersebut harus digaru, dipadatkan
dengan penggilasan.

b. Transverse

Pelaksanaan jalur sedapat mungkin menerus dan hanya akan melewati bagian yang
tidak tertutup dan transverse joint jika penghamparan jalur terputus. Pada
sambungan melintang dipadatkan 2 arah (melintang dan memanjang) supaya tidak
terjadi gelombang.

c. Longitudinal Joint

Joint - joint pada longitudinal joint type hot joint, maka untuk maksud ini pemadatan
setiap jalur harus disiapkan selebar 30 cm, pada tepinya sepanjang jalur yang akan
dihubungkan dengan jalur lainnya yang berdekatan, pada daerah ini pemadatan
dilaksanakan bersama-sama jalan berikutnya yang berdekatan.

3.16 Membuat Edges / Shaping Edges

Selama permukaan dipadatkan dan diratakan, Penyedia barang dan jasa harus
melaksanakan seteliti mungkin, bagian luar dari pinggiran perkerasan sesuai
persyaratan.

Pinggiran tersebut harus dibentuk sama tinggi waktu campuran aspal hotmix masih
panas dengan garu atau besi yang rata dan dipadatkan dengan taper / penumbuk atau
dengan lain metode yang memenuhi syarat.
Pada Bandar udara yang sedang beroperasi semua penghentian penghamparan /
overlay baik memanjang maupun melintang harus diadakan tappering. Slope tappering
memanjang 1% dan slope tapering melintang 2,5% selisih tinggi perkerasan dengan
shoulder tidak boleh lebih dari 3 cm.

Tappering memanjang harus dibongkar pada saat dimulai kembali pekerjaan atau
berdasarkan petunjuk Pejabat Pembuat Komitmen terdapat metode lain.

3.17 Surface Test

Test untuk memenuhi kemiringan yang ditetapkan harus dilaksanakan oleh Penyedia
barang dan jasa segera setelah dimulainya pemadatan dan perbedaannya harus
diperbaiki dengan menyingkirkan atau menambah material dan melanjutkan menggilas.

Permukaan yang sudah selesai tidak diperkenankan berbeda lebih dari 3 mm, untuk
campuran aspal hotmix sebagai konstrusi surface course jika ditest dengan tongkat lurus
/ straight edge yang sejajar atau tegak lurus pada centre line sepanjang 3 m, setelah
penggilasan terakhir selesai, kehalusan jalur harus dites lagi. Gundukan atau lekukan
yang melebihi toleransi atau air yang menggenang dipermukaan harus segera diperbaiki
dengan membongkar dan mengganti dengan hotmix sesuai dengan petunjuk Pejabat
Pembuat Komitmen dan pembiayaannya dibebankan Penyedia barang dan jasa.

3.18 Sampling Pavement

Komposisi kepadatan dan kerapatan / density pavement ditentukan oleh Pejabat


Pembuat Komitmen, Penyedia barang dan jasa harus mengambil sample yang cukup
dari pavement yang sudah selesai dengan menggunakan core drill.

Setiap hari harus mengambil sample minimal 3 sample core drill, Penyedia barang dan
jasa harus mengganti bagian pavement yang diambil samplenya dan perbaikannya
dilaksanakan oleh Penyedia barang dan jasa tanpa memungut biaya. Jika komposisi dan
kepadatan tidak memenuhi batas-batas toleransi yang ditentukan, harus diadakan
perbaikan sedemikian rupa sehingga persyaratan terpenuhi.

Samples dari bahan aspalt dan agregat yang akan dipergunakan oleh Penyedia barang
dan jasa, serta keterangan tentang sumbernya dan sifatnya harus diserahkan dan
mendapatkan persetujuan sebelum mulai dipergunakan.

Penyedia barang dan jasa harus mempunyai data-data teknis mengenai bahan aspal
dan agregat dari pabrik / perusahaan /leveransir sesuai ketentuan yang tercantum
dalam RKS. Hanya material yang sudah terbukti ditest memuaskan untuk keperluan
tersebut dapat diterima.
Untuk memeriksa bahwa cukup tersedia peralatan yang dipergunakan, keadaan dan
bekerjanya plant, pengawasan berat atau perbandingan, jenis material, dan atau
menentukan, meneliti temperature pada waktu mempersiapkan campuran aspal
hotmix, Pejabat Pembuat Komitmen / Petugas yang ditunjuk setiap saat dapat
memasuki ke semua bagian paving plant.

3.19 Sampling dan Testing

Penyedia barang dan jasa diharuskan melakukan semua sampling dan testing yang
dianggap perlu guna menjamin tercapainva pengawasan yang teliti dari material dan
campuran aspal hotmix. Bilamana Penyedia barang dan jasa mengambil samples untuk
testing, dia diharuskan mengambil duplikasi samples itu bila diperintahkan dan
menyerahkannya kepada Pejabat Pembuat Komitmen.

Samples tersebut dipak dengan baik dan ditandai dengan terang agar mudah
dibandingkan dengan samples yang disimpan Penyedia barang dan jasa . Melakukan
sampling dan testing tiap material dan campuran aspal hotmix harus menurut ASTM
test dengan cara yang telah ditetapkan. Untuk tiap pengiriman aspal harus didapat surat
pernyataan suppliernya.

Setiap lebih kurang 4 (empat) jam dalam mixing periodes, suatu sample dari agregat
diambil dari tiap hot bin dan gradingnya ditentukan bersama combined grading.
Combined grading ini diperiksa menurut grading "Job mix" yang ditetapkan. Tambahan
sample dari bahan adukan mixed material diambil ditempat mixing setiap paling sedikit
4 (empat) jam dan sekurang-kurangnya 2 kali sehari untuk percobaan Marshall
Speciment.

Grading analysis dari agregat dan bitument content determination (penentuan kadar
bitumen) dilaksanakan pada material yang diambil dari sample yang sama. Hasil setiap
analisa harus diberikan kepada konsultan pengawas dan Pejabat Pembuat Komitmen
dalam 4 (empat) jam sampling dalam setiap penyesuaian yang ternyata diperlukan
harus dilaksanakan segera atas persetujuan konsultan pengawas dan Pejabat Pembuat
Komitmen. Diijinkan untuk melanjutkan, membawa mixed materials dari plant setelah
adanya adjustment dan pernyataan hasilnya diterima oleh konsultan pengawas dan
Pejabat Pembuat Komitmen.
3.20 Pengendalian Mutu

a. Umum
Penyedia barang dan jasa harus mengembangkan Program Pengendalian Mutu.
Program tersebut meliputi elemen-elemen yang berpengaruh terhadap mutu
perkerasan yang diantaranya adalah : rancangan campuran, gradasi agregat, kualitas
material, manajemen material, proporsi pencampuran dan transportasi,
penghamparan dan penyelesaian, sambungan, kompaksi, kerataan permukaan,
tenaga kerja, dan rencana penghamparan.
Penyedia barang dan jasa melaksanakan pengendalian mutu pada sampling,
pengujian, dan inspeksi selama tahap pekerjaan dan harus menunjukkan hasil yang
sesuai dengan persyaratan kontrak, dengan jumlah pengetesan minimum. Penyedia
barang dan jasa harus menunjukkan kepada Konsultan Pengawas bahwa semua
peralatan yang digunakan sudah dikalibrasi dan akan memenuhi prosedur yang
ditentukan dalam spesifikasi pengujian.

b. Pengujian Permukaan Perkerasan


1) Permukaan perkerasan harus diperiksa dengan mistar lurus sepanjang 3 meter,
yang disediakan oleh Penyedia barang dan jasa , dan harus dilaksanakan tegak
lurus dan sejajar dengan sumbu jalan sesuai dengan petunjuk Konsultan
Pengawas untuk memeriksa seluruh permukaan perkerasan.
2) Pengujian untuk memeriksa toleransi kerataan yang disyaratkan harus
dilaksanakan segera setelah pemadatan awal, penyimpangan yang terjadi harus
diperbaiki dengan membuang atau menambah bahan sebagaimana diperlukan.
Selanjutnya pemadatan dilanjutkan seperti yang dibutuhkan. Setelah
penggilasan akhir, kerataan lapisan ini harus diperiksa kembali dan setiap
ketidakrataan permukaan yang melampaui batas-batas yang disyaratkan dan
setiap lokasi yang cacat dalam tekstur, pemadatan atau komposisi harus
diperbaiki sebagaimana yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas.

c. Ketentuan Kepadatan

1) Kepadatan semua jenis campuran aspal yang telah dipadatkan, seperti yang
ditentukan dalam AASHTO T 166, tidak boleh kurang dari 98 % untuk semua
campuran aspal lainnya.
2) Cara pengambilan benda uji campuran aspal dan pemadatan benda uji di
laboratorium masing-masing harus sesuai dengan AASHTO T 168 dan SNI-06-
2489-1991 untuk ukuran butir maksimum 25 mm atau ASTM D5581 untuk
ukuran maksimum 50 mm.
3) Penyedia barang dan jasa dianggap telah memenuhi kewajibannya dalam
memadatkan campuran aspal bilamana kepadatan lapisan yang telah
dipadatkan sama atau lebih besar dari nilai-nilai yang diberikan. Bilamana rasio
kepadatan maksimum dan minimum yang ditentukan dalam serangkaian benda
uji inti pertama yang mewakili setiap lokasi yang diukur untuk pembayaran,
lebih besar dari 1,08 maka benda uji inti tersebut harus dibuang dan
serangkaian benda uji inti baru harus diambil.
Tabel 3. 9 Ketentuan Kepadatan

Batas Toleransi
Test Property
min max
Number of blows 75
Stability, minimum, pounds 1800 --
Flow 0,01 inch 2 4
Air Void Total Mix % 2 5
Surface Course Mat Density, % 96.3 101.3
Base Course Mat Density,% 95.5 101.3
Joint density, % 93.3 --

Kriteria dalam Tabel 3.21 didasarkan pada proses produksi yang memiliki
variabilitas dengan deviasi standar sebagai berikut :
Surface Course Material Density, 1,30 (%)
Base Course Material Density, 1,55 (%)
Joint Density, 2,1 (%)

d. Jumlah Pengambilan Benda Uji Campuran Aspal

1) Pengambilan Benda Uji Campuran Aspal


Pengambilan benda uji umumnya dilakukan di instalasi pencampuran aspal
AMP, tetapi Pejabat Pembuat Komitmen dapat memerintahkan pengambilan
benda uji di lokasi penghamparan bilamana terjadi segregasi yang berlebihan
selama pengangkutan dan penghamparan campuran aspal.

2) Pengendalian Proses

Frekuensi minimum pengujian yang diperlukan dari Penyedia barang dan jasa
untuk maksud pengendalian proses harus seperti yang ditunjukkan dalam Tabel
di bawah ini atau sampai dapat diterima oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
Contoh yang diambil dari penghamparan campuran aspal setiap hari harus
dengan cara yang diuraikan di atas. Enam cetakan Marshall harus dibuat dari
setiap contoh. Benda uji harus dipadatkan pada temperatur yang disyaratkan
dan dalam jumlah tumbukan yang disyaratkan. Kepadatan benda uji rata-rata
dari semua cetakan Marshall yang dibuat setiap hari akan menjadi Kepadatan
Marshall Harian.
Konsultan Pengawas harus memerintahkan Penyedia barang dan jasa untuk
mengulangi proses campuran rancangan dengan biaya Penyedia barang dan jasa
sendiri bilamana Kepadatan Marshall Harian rata-rata dari setiap produksi
selama empat hari berturut-turut berbeda lebih 1 % dari Ketentuan Kepadatan
Standar.
Untuk mengurangi kuantitas bahan terhadap resiko dari setiap rangkaian
pengujian, Penyedia barang dan jasa dapat memilih untuk mengambil contoh di
atas ruas yang lebih panjang (yaitu, pada suatu frekuensi yang lebih besar) dari
yang diperlukan.
Tabel 3. 10 Pengendalian Mutu
Pengujian Frekwensi pengujian
Aspal :
Aspal berbentuk drum ³√ Dari jumlah drum
Aspal curah Setiap tangki aspal
Jenis Pengujian aspal drum dan curah
mencakup :
Penetrasi dan Titik Lembek
Agregat :
- Abrasi dengan mesin Los Angeles 5000 m3
- Site material Gradasi agregat 500 m3
3
- Gradasi agregat dari penampung panas (hot 250 m (min. 2 pengujian per
bin) hari)
- Nilai setara pasir (sand equivalent) 250 m3
Campuran :
- Suhu di AMP dan suhu saat sampai di Setiap batch dan pengiriman
lapangan
- Gradasi dan kadar aspal 200 ton (min. 2 pengujian
per hari)
- Kepadatan, stabilitas, kelelehan, Marshall 200 ton (min. 2 pengujian
Quotient, rongga dalam campuran pd. 75 per hari)
tumbukan
- Rongga dalam campuran pd. Kepadatan Setiap 3000 ton
Membal
- Core Drill untuk uji ketebalan dan Minimal 3 sample core drill
kepadatan per hari / per 1000 m2
(diambil yang terkecil)
- Campuran Rancangan (Mix Design) Marshall Setiap perubahan
agregat/rancangan
3) Pemeriksaan dan Pengujian Rutin
Pemeriksaan dan pengujian rutin akan dilaksanakan oleh Penyedia barang dan
jasa di bawah pengawasan Konsultan Pengawas untuk menguji pekerjaan yang
sudah diselesaikan sesuai toleransi dimensi, mutu bahan, kepadatan pemadatan
dan setiap ketentuan lainnya yang disebutkan dalam Seksi ini.
Setiap bagian pekerjaan, yang menurut hasil pengujian tidak memenuhi
ketentuan yang disyaratkan harus diperbaiki sedemikian rupa sehingga setelah
diperbaiki, pekerjaan tersebut memenuhi semua ketentuan yang disyaratkan,
semua biaya pembongkaran, pembuangan, penggantian bahan maupun
perbaikan dan pengujian kembali menjadi beban Penyedia barang dan jasa .

4) Pengambilan Benda Uji Inti Lapisan Beraspal


Penyedia barang dan jasa harus menyediakan mesin bor pengambil benda uji
inti (core) yang mampu memotong benda uji inti berdiameter 4” maupun 6”
pada lapisan beraspal yang telah selesai dikerjakan minimal 3 sample dalam 1
hari produksi atau minimal 3 sample per 1000 m2 (diambil yang paling kecil)
dengan menggunakan random sampling sesuai dengan standart ASTM untuk
mengetahui ketebalan dan kepadatan campuran aspal yang telah dihamparkan
dan dipadatkan. Biaya pengambilan sample benda uji inti untuk pengendalian
proses harus sudah termasuk ke dalam harga satuan Penyedia barang dan jasa
untuk pelaksanaan perkerasan lapis beraspal dan tidak dibayar secara terpisah.

e. Pengujian Pengendalian Mutu Campuran Aspal


1) Penyedia barang dan jasa harus menyimpan catatan seluruh pengujian dan
catatan tersebut harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas tanpa
keterlambatan.
2) Penyedia barang dan jasa harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas
hasil dan catatan pengujian berikut ini, yang dilaksanakan setiap hari produksi,
beserta lokasi penghamparan yang sesuai :
a) Analisa ayakan (cara basah), paling sedikit dua contoh agregat dari
setiap penampung panas.
b) Temperatur campuran saat pengambilan contoh di instalasi pencampur
aspal (AMP) maupun di lokasi penghamparan (satu per jam).
c) Kepadatan Marshall Harian dengan detil dari semua benda uji yang
diperiksa.
d) Kepadatan hasil pemadatan di lapangan dan persentase kepadatan
lapangan relatif terhadap Kepadatan Campuran Kerja (Job Mix Density)
untuk setiap benda uji inti (core).
e) Stabilitas, kelelehan, Marshall Quotient, paling sedikit dua contoh.
f) Kadar aspal dan gradasi agregat yang ditentukan dari hasil ekstraksi
kadar aspal paling sedikit dua contoh. Bilamana cara ekstraksi
sentrifugal digunakan maka koreksi abu harus dilaksanakan seperti
yang disyaratkan SNI 03-3640-1994.
2) Pengendalian Kuantitas dengan Menimbang Campuran Aspal
Dalam pemeriksaan terhadap pengukuran kuantitas untuk pembayaran,
campuran aspal yang dihampar harus selalu dipantau dengan tiket pengiriman
campuran aspal dari rumah timbang sesuai dengan Spesifikasi ini.

3.21 Pengukuran

Jumlah besarnya biaya untuk surface course akan ditentukan dengan menghitung
jumlah meter persegi dari dimensi pada gambar - gambar yang dipergunakan / disetujui.
Untuk bahan lapisan perkuatan (misalnya AC dan ATB) jumlah meter kubik dari bahan
yang telah dihampar dan diterima, yang dihitung sebagai hasil perkalian luas lokasi dan
tebal yang diterima.
Pejabat Pembuat Komitmen dapat menyetujui atau menerima suatu ketebalan yang
kurang berdasarkan pertimbangan teknis maka pembayaran campuran aspal akan
dihitung berdasarkan luas atau volume hamparan yang dikoreksi dengan menggunakan
faktor koreksi berikut ini :

Tebal nominal yang diterima


Ct = -------------------------------------------
Tebal nominal design/rancangan

Bilamana Pejabat Pembuat Komitmen menerima setiap campuran aspal dengan kadar
aspal rata-rata yang lebih rendah dari kadar aspal yang ditetapkan dalam rumus
perbandingan campuran. Pembayaran campuran aspal akan dihitung berdasarkan luas
atau volume hamparan yang dikoreksi dengan menggunakan faktor koreksi berikut ini.
Tidak ada penyesuaian yang akan dibuat untuk kadar aspal yang dilampaui nilai yang
disyaratkan dalam rumus Perbandingan Campuran.
Kadar aspal rata-rata yang diperoleh dari hasil ekstraksi
Cb = --------------------------------------------------------------------------------------------
Kadar aspal yang ditetapkan dalam Rumus Perbandingan Campuran

Luas atau volume yang digunakan untuk pembayaran adalah:


Luas atau volume x Ct x Cb
Kuantitas yang sebagaimana ditentukan di atas harus dibayar menurut Harga Kontrak
per satuan pengukuran.

3.22 Pembayaran

Tahap pembayaran dilakukan berdasarkan prestasi kerja yang kriterianya ditetapkan


dalam kontrak yang bersangkutan berdasarkan hasil pengukuran.

PEKERJAAN TANAH

1. PEMBERSIHAN (CLEARING), PENGGUSURAN (GRUBBING) DAN PENGUPASAN (STRIPPING)

1.1 Pembersihan (Clearing)

Terdiri dari pekerjaan pembersihan dan pembuangan pohon, semak belukar dan material
lain yang tidak digunakan termasuk pemindahan pagar apabila diperlukan.

1.2 Penggusuran (Grubbing)

Tanah yang digusur dari pekerjaan jika terdapat bekas pohon, akar, tunggul-tunggul kayu
dan material lain yang tidak berguna, mengganggu, harus bongkar sampai bersih dan semua
lubang-lubang yang terjadi akibat gusuran harus ditutup dengan bahan/ material lain yang
disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen, dan dipadatkan lapis-perlapis serta diperoleh
kepadatan yang sama dengan kepadatan tanah sekitarnya.

1.3 Pengupasan Tanah Bagian Atas (Stripping Topsoil)

Semua tanah bagian teratas sampai sedalam yang diperintahkan oleh konsultan pengawas
dan Pejabat Pembuat Komitmen atau sekurang-kurangnya 20 cm harus dibuang dari
daerah-daerah yang akan direncanakan sebagai lapisan teratas.

Bila pengupasan topsoil dirasa perlu dalam perencanaan pekerjaan ini, maka pada waktu
pengangkatan stripping, topsoil agar ditempatkan di lokasi yang disetujui.
1.4 Penempatan Tanah Buangan

Semua bahan-bahan bongkaran, hasil pembersihan, pembongkaran dari lapisan teratas


harus diatur sedemikian rupa sehingga penempatannya sesuai dengan petunjuk Pejabat
Pembuat Komitmen. Apabila bekas tanaman-tanaman atau tonggak-tonggak harus dibakar,
maka pembakarannya dapat dilakukan dengan ijin Pejabat Pembuat Komitmen dan
diijinkan oleh Hukum atau Peraturan setempat, apabila diijinkan pembakaran harus
dilakukan pengawasan.

1.5 Pengukuran

Banyaknya pembersihan serta pembongkaran ditentukan dalam meter persegi, dari hasil
pembersihan serta pembongkaran yang sesungguhnya adalah yang dilaksanakan dalam
pekerjaan itu. Banyaknya tanah bagian teratas yang dikupas ditentukan dalam meter
persegi, dan hasil pengupasan sesungguhnya adalah yang dilaksanakan dalam pekerjaan itu.

Volume dari clearing dan grubbing ditunjukan dengan perencanaan atau permintaan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen akan banyaknya m2 untuk pekerjaan tanah clearing dan
grubbing.

Untuk pembersihan pohon, volume dari pohon, ditentukan menurut ukuran diameter,
ukuran cm dari pohon, akan dibayar menurut schedule dari ukuran pohon.

1.6 Pembayaran

Tahap pembayaran dilakukan berdasarkan prestasi kerja yang kriterianya ditetapkan dalam
kontrak yang bersangkutan.

Pembayaran dibuat pada harga satuan kontrak per meter-persegi untuk clearing. Harga ini
termasuk ganti-rugi penuh untuk semua material dan semua tenaga kerja, perlengkapan,
dan alat-alat , dan yang diperlukan.

Pembayaran dibuat pada harga satuan kontrak untuk clearing pohon. Harga ini termasuk
ganti-rugi penuh untuk semua material dan semua tenaga kerja, perlengkapan, dan alat-alat
yang diperlukan.
2. GALIAN

2.1 Umum

A. Uraian
1) Pekerjaan ini terdiri dari penggalian, penanganan, pembuangan atau penumpukan
tanah atau batu ataupun bahan-bahan lainnya dari jalan kendaraan dan sekitarnya
yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan kontrak yang diterima.

2) Pekerjaan ini biasanya diperlukan untuk pembuatan jalan air dan selokan-selokan,
pembuatan parit atau pondasi pipa, gorong-gorong, saluran-saluran atau
bangunan-bangunan lainnya, untuk pembuangan bahan-bahan yang tidak cocok
dan tanah bagian atas, untuk pekerjaan stabilisasi dan pembuangan tanah
longsoran, untuk galian bahan konstruksi atau pembuangan bahan-bahan buangan
dan pada umumnya pembentukan kembali daerah jalan, sesuai dengan spesifikasi
ini dan dalam pemenuhan yang sangat bertanggung jawab terhadap garis batas,
kelandaian dan potongan melintang yang ditunjukkan pada gambar rencana atau
seperti diperintahkan oleh konsultan pengawas dan Pejabat pembuat komitmen
/Direksi Teknis.

3) Terkecuali untuk tujuan pembayaran, persyaratan bab ini berlaku untuk semua
pekerjaan galian yang dilaksanakan dalam hubungan dengan kontrak, termasuk
pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dalam Bab-bab lain, dan semua galian di
klasifikasikan dalam satu atau dua kategori.

B. Macam pekerjaan galian

1) Galian batu terdiri dari penggalian batu-batu besar dengan volume satu meter
kubik atau lebih besar atau bahan konglomerat padat yang keras yang dalam
pendapat konsultan pengawas dan Pejabat pembuat komitmen /Direksi Teknis
tidak praktis untuk menggali tanpa menggunakan peralatan kerja. Penggalian
memerlukan peledakan (blasting) apabila diizinkan oleh penguasa setempat ,
rockbreaker atau jackhammer atau peralatan lain yang sejenisnya. Ini tidak
termasuk bahan batuan yang dalam pendapat konsultan pengawas dan Pejabat
pembuat komitmen / Direksi Teknis dapat dibuat lepas dan dipecah-pecah oleh
gandengan pembelah hidrolis atau bulldozer.

2) Semua penggalian lain akan dianggap sebagai galian biasa. Galian biasa dibedakan
menjadi dua kelompok yaitu galian biasa untuk material timbunan dan galian biasa
sebagai bahan bangunan.
Galian biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasikan sebagai
galian batu dan masih dapat dilakukan dengan penggaru (ripper) tunggal yang
ditarik oleh traktor dengan berat maksimum 15 ton dan tenaga kuda netto
maksimum 180 PK (tenaga kuda)

 Galian biasa untuk material timbunan

Bahan galian yang memenuhi persyaratan yang akan digunakan sebagai


material timbunan harus bebas dari bahan-bahan organik dalam jumlah yang
merusak, seperti daun, rumput, akar dan kotoran.

 Galian biasa sebagai bahan konstruksi

Bahan galian yang memenuhi persyaratan yang akan digunakan sebagai bahan
konstruksi harus bebas dari bahan-bahan organik dalam jumlah yang merusak,
dan dapat digunakan sebagai bahan konstruksi karena memenuhi spesifikasi ini.

C. Toleransi Ukuran

Kelandaian, garis batas dan formasi akhir setelah penggalian tidak boleh berbeda dari
yang ditentukan lebih besar 2 cm pada setiap titik, sedangkan untuk galian perkerasan
tidak boleh berbeda lebih dari 1 cm dari yang disyaratkan. Pekerjaan yang tidak
memenuhi toleransi ini harus diperbaiki sehingga diterima konsultan pengawas dan
Pejabat pembuat komitmen / Direksi Teknis. Permukaan galian tanah maupun batu
yang tidak sesuai dan terbuka terhadap aliran air permukaan harus cukup rata dan
harus memiliki cukup kemiringan untuk menjamin pengaliran air yang bebas dari
permukaan itu tanpa terjadi genangan.

D. Pemeriksaan di Lapangan

1) Untuk setiap pekerjaan galian yang dibayar di bawah Bab ini, ketinggian dan garis
batasnya harus disetujui oleh konsultan pengawas dan Pejabat pembuat komitmen
/ Direksi Teknis, sebelum Penyedia barang dan jasa memulai pekerjaan.

2) Sesudah masing-masing penggalian untuk lapis tanah dasar, formasi atau pondasi
dipadatkan, Penyedia barang dan jasa harus memberitahukan hal tersebut kepada
konsultan pengawas dan Pejabat pembuat komitmen /Direksi Teknis, dan tidak ada
bahan alas dasar atau bahan lainnya akan dipasang sampai konsultan pengawas dan
Pejabat pembuat komitmen / Direksi Teknis telah menyetujui kedalaman
penggalian dan kualitas serta kekerasan bahan pondasi.
E. Penjadwalan Pekerjaan

1) Pembuatan parit atau penggalian lainnya memotong jalan kendaraan harus


dilaksanakan dengan menggunakan pelaksanaan setengah lebar atau secara lain
diadakan perlindungan sehingga jalan tersebut dijaga tetap terbuka untuk lalu lintas
pada setiap waktu.

2) Penyedia barang dan jasa harus menyerahkan kepada konsultan pengawas dan
Pejabat pembuat komitmen / Direksi Teknis gambar rincian semua bangunan
sementara yang diusulkan untuk digunakan, seperti penyangga, penguatan,
cofferdam (bangunan sementara), dinding pemutus aliran rembesan (cut off) dan
bangunan-bangunan untuk pembelokan sementara aliran sungai serta harus
mendapatkan persetujuan konsultan pengawas dan Pejabat pembuat komitmen
/Direksi Teknis sesuai dengan gambar-gambar, sebelum melakukan pekerjaan
galian yang dimaksudkan penyedia barang dan jasa telah menyelesaikan pekerjaan
pengamanan dengan bangunan-bangunan yang diusulkan tersebut.

F. Penggunaan dan Pembuangan Bahan-bahan Galian

1) Semua bahan-bahan galian yang dapat dipakai di dalam batas-batas dan lingkup
kerja proyek, dimana mungkin akan digunakan dengan cara yang paling efektif,
untuk pembuatan formasi pematang atau untuk urugan kembali.

2) Bahan-bahan galian yang berisikan tanah-tanah organis, gambut, berisikan akar-


akar atau barang-barang tumbuhan yang banyak, dan juga tanah yang mudah
mengembang, yang menurut pendapat konsultan pengawas dan Pejabat pembuat
komitmen / Direksi Teknis akan menghalangi dalam pemadatan bahan lapisan di
atasnya atau dapat menimbulkan suatu penurunan yang tidak dikehendaki atau
kehancuran, akan diklasifikasikan sebagai tidak cocok digunakan sebagai urugan
dalam pekerjaan.

3) Setiap bahan yang melebihi kebutuhan untuk timbunan, atau setiap bahan yang
disetujui konsultan pengawas dan Direksi Teknis menjadi bahan yang tidak cocok
untuk urugan, harus dibuang dan diratakan dalam lapisan-lapisan tipis oleh
Penyedia barang dan jasa diluar jalan seperti yang diperintahkan oleh konsultan
pengawas dan Pejabat pembuat komitmen /Direksi Teknis.

4) Penyedia barang dan jasa akan bertanggung jawab untuk semua penyelenggaraan
dan biaya-biaya bagi pembuangan bahan-bahan kelebihan atau bahan tidak cocok,
termasuk pengangkutannya dan mendapatkan izin dari pemilik atau penyewa lahan
dimana buangan tersebut dilakukan.
G. Pengamanan Pekerjaan Galian

1) Selama pekerjaan penggalian, kemiringan galian yang stabil yang mampu


menyangga bangunan-bangunan, struktur atau mesin-mesin disekitarnya harus
dijaga pada seluruh waktu, serta harus dipasang penyangga dan penguat yang
memadai bila permukaan galian yang tidak ditahan dengan cara lain dapat menjadi
tidak stabil. Bila diperlukan, Penyedia barang dan jasa harus menopang struktur-
struktur disekitarnya yang mungkin menjadi tidak stabil atau menjadi berbahaya
oleh pekerjaan galian.

2) Alat-alat berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau maksud-maksud


sejenisnya, tidak diizinkan berdiri atau beroperasi lebih dekat dari 1,5 meter dari
ujung parit terbuka atau galian pondasi, terkecuali pipa-pipa atau struktur telah
selesai dipasang dan ditutup dengan paling sedikit 60 cm urugan dipadatkan.

3) Bendungan sementara, dinding pemotong aliran rembesan atau sarana-sarana lain


yang mengeluarkan air dari galian, harus didesain secara baik dan cukup kuat untuk
menjamin tidak terjadinya roboh mendadak, dimungkinkan mampu mengalirkan
secara cepat bahaya banjir pada struktur.

4) Semua galian terbuka harus dipasang rintangan yang memadai untuk menghindari
tenaga kerja atau lain-lainnya jatuh dengan tidak sengaja ke dalam galian dan setiap
galian terbuka di dalam daerah badan perkerasan atau bahu perkerasan, sebagai
tambahan harus diberi marka pada malam hari dengan drum dicat putih (atau
semacamnya) dengan lampu merah, sehingga diterima konsultan pengawas dan
Pejabat pembuat komitmen / Direksi Teknis.

5) Penyedia barang dan jasa harus bertanggung jawab untuk mengadakan


perlindungan bagi setiap pipa bawah tanah yang berfungsi, kabel-kabel, konduit
atau struktur di bawah permukaan lain yang dapat dipengaruhi dan harus
bertanggung jawab untuk biaya perbaikan setiap kerusakan yang disebabkan oleh
operasinya.

H. Perbaikan Penggalian yang Tidak Diterima

Pekerjaan galian yang tidak memenuhi kriteria toleransi yang diberikan harus diperbaiki
oleh Penyedia barang dan jasa sebagai berikut :

1) Bahan-bahan yang tersisa (karena penggalian yang tidak efisien) harus dibuang
dengan galian berikutnya.
2) Daerah yang telah terlanjur digali, atau daerah dimana telah bercerai berai atau
berjatuhan, harus diurug kembali dengan urugan pilihan atau bahan pondasi
bawah/pondasi atas yang mana yang dapat diterapkan, sehingga diterima
konsultan pengawas dan Pejabat pembuat komitmen / Direksi Teknis.

2.2 Pelaksanaan Pekerjaan

A. Prosedur Umum

1) Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan sekecil mungkin terjadi gangguan


terhadap bahan-bahan di bawah dan di luar batas galian yang ditentukan
sebelumnya.

2) Bila bahan tersebut yang nampak keluar di atas garis formasi atau tanah dasar atau
permukaan pondasi adalah dalam kondisi lepas-lepas atau lunak atau secara lain
tidak cocok dalam pendapat konsultan pengawas dan Pejabat pembuat komitmen /
Direksi Teknis, bahan itu harus dibuang seluruhnya dan diganti dengan urugan yang
cocok, seperti diperintahkan konsultan pengawas dan Pejabat pembuat komitmen /
Direksi Teknis.

3) Dimana batu, lapisan keras atau bahan tidak dapat dihancurkan lainnya ditemukan
berada di atas garis formasi untuk saluran yang dilapisi, atau penggalian permukaan
untuk perkerasan dan bahu perkerasan, atau di atas bagian dasar parit pipa atau
galian pondasi struktur, bagian tersebut harus digali terus sedalam 20 cm sampai
satu permukaan yang merata dan halus. Tidak ada runcingan-runcingan batu akan
ditinggalkan menonjol dari permukaan yang nampak keluar dan semua bahan-
bahan yang lepas-lepas harus dibuang. Profil galian yang telah ditetapkan harus
dikembalikan dengan pengurugan kembali dan dipadatkan dengan bahan pilihan
yang disetujui oleh konsultan pengawas dan Pejabat pembuat komitmen / Direksi
Teknis.

4) Setiap bahan muatan diatas harus disingkirkan dari tebing yang tidak stabil sebelum
penggalian dan talud tebing halus dipotong menurut sudut rencana talud. Untuk
tebing yang tinggi harus dibuatkan barometer pada setiap ketinggian tebing 5,0 m
yang sesuai dengan gambar standar.

5) Untuk perlindungan tebing terhadap erosi, akan dibuatkan saluran cut off (penutup
aliran rembesan) dan saluran pada kaki tebing sebagaimana ditunjukan pada
Gambar Rencana atau sebagaimana diperintahkan oleh konsultan pengawas dan
Pejabat pembuat komitmen / Direksi Teknis di lapangan. Daerah-daerah yang baru
selesai digali, secepatnya harus dilindungi juga dengan penyediaan lempengan
rumput atau tanaman-tanaman lain yang disetujui.

6) Sejauh mungkin dan seperti diperintahkan oleh konsultan pengawas dan Pejabat
pembuat komitmen / Direksi Teknis, Penyedia barang dan jasa harus menjaga
galian tersebut bebas air dan harus melengkapi dengan pompa-pompa, peralatan
dan tenaga kerja, serta membuat tempat air mengumpul, saluran sementara atau
tanggul sementara seperlunya untuk mengeluarkan atau membuang air dari
daerah-daerah disekitar galian.

B. Penggalian untuk Bahan Urugan

1) Lubang-lubang bahan galian, apakah berada dalam kawasan Proyek atau dimana
saja, harus digali sesuai dengan ketentuan-ketentuan spesifikasi ini.

2) Persetujuan untuk membuka satu daerah galian baru, atau meng-operasikan


daerah galian yang ada, harus diperoleh dari konsultan pengawas dan Pejabat
pembuat komitmen / Direksi Teknis secara tertulis sebelum suatu operasi galian
dimulai.

3) Lubang-lubang harus dibatasi apabila lubang-lubang tersebut mengganggu drainase


asli atau drainase yang didesain.

4) Di sisi daerah yang miring, lubang-lubang galian bahan diatas sisi jalan yang lebih
tinggi, harus dibuat landai dan dibuat mengalirkan air untuk membawa semua air
permukaan ke saluran tepi dan ke gorong-gorong di dekatnya tanpa terjadi
genangan.

5) Ujung dari satu lubang galian bahan tidak boleh lebih dekat dari 2 meter dari kaki
satu tanggul atau 10 meter dari bagian puncak satu galian.

6)Semua lubang galian bahan atau sumber bahan yang digunakan oleh Penyedia barang
dan jasa harus ditinggalkan dalam kondisi yang rapih dan teratur dengan sisi dan
talud yang stabil setelah pekerjaan selesai.

7)Penentuan Quarry dilakukan oleh Penyedia barang dan jasa minimum 3 Quarry atau
sesuai dengan volume timbunan yang dibutuhkan.
C. Pembongkaran Bangunan Sementara

1) Kecuali diperintahkan lain oleh konsultan pengawas dan Pejabat pembuat


komitmen / Direksi Teknis, semua struktur sementara seperti tanggul sementara
atau penyangga penguat, harus dibongkar oleh Penyedia barang dan jasa setelah
selesainya struktur permanen atau pekerjaan lain untuk mana galian itu telah
dilaksanakan.

2) Bahan-bahan yang dikumpulkan dari bangunan-bangunan sementara tersebut tetap


menjadi milik Penyedia barang dan jasa atau mungkin jika disetujui dianggap cocok
oleh konsultan pengawas dan Pejabat pembuat komitmen / Direksi Teknis,
disatukan ke dalam pekerjaan permanen dan dibayar dibawah item pembayaran
yang relevan dimasukkan ke dalam Daftar Penawaran.

3) Setiap bahan galian yang dapat diizinkan sementara dipasang di dalam satu jalan
air, harus dibuang dalam satu cara sehingga tidak merusak jalan air. Semua
permukaan akhir urugan yang nampak keluar harus cukup halus dan seragam, dan
mempunyai kemiringan yang cukup menjamin limpasan bebas air permukaan.

2.3 Pengukuran

Volume galian ditunjukan dengan perencanaan atau permintaan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen akan banyaknya m3 untuk pekerjaan galian.

2.4 Pembayaran

Tahap pembayaran dilakukan berdasarkan prestasi kerja yang kriterianya ditetapkan


dalam kontrak yang bersangkutan.

3. URUGAN

3.1 Umum

A. Uraian
1) Pekerjaan ini terdiri dari mendapatkan, mengangkut, penempatan dan
memadatkan tanah atas bahan berbutir yang disetujui untuk pembangunan landas
pacu, taxiway, apron, pengurugan kembali parit-parit atau galian disekeliling pipa
atau struktur serta pengurugan sampai kepada garis batas, kemiringan dan
ketinggian penampang melintang yang ditentukan atau disetujui.

2) Pekerjaan tersebut tidak termasuk pemasangan bahan filter pilihan sebagai alas
dasar untuk pipa atau saluran beton, atau sebagai bahan drainase porous yang
disediakan untuk drainase di bawah permukaan. Bahan-bahan ini dimasukkan
dalam Spesifikasi-spesifikasi ini.

B. Jenis Urugan

1) Urugan yang dicakup oleh persyaratan-persyaratan bab ini terdiri dari urugan biasa,
urugan pilihan dan urugan dari dalam.

a. Urugan biasa
 Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang berplastisitas tinggi
yang diklasifikasikan menurut SNI-03-6797-2002 atau menurut Unified Soil
Classification System (USCS). Urugan bila diuji dengan SNI 03-1744-1989, harus
memiliki nilai CBR tidak kurang dari 4 % atau tidak kurang dari 6% apabila
ditentukan oleh pemberi tugas (CBR laboratorium setelah perendaman 4)
seperti yang ditentukan oleh SNI 03-1742-1989.

 Urugan yang diklasifikasikan sebagai urugan biasa harus terdiri dari bahan galian
tanah atau bahan galian batu yang disetujui oleh Konsultan Pengawas dan
Direksi Teknis sebagai bahan yang memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam
pekerjaan mencakup semua material yang dalam klasifikasi test ASTM D 2487
dikenal sebagai GW, GP, GM, GC, SW, SP, SM dan SC.

 Bahan urugan biasa tidak boleh dari bahan galian tanah yang mempunyai sifat-
sifat sebagai berikut:

- Tanah yang mengandung organik seperti jenis tanah OL, ML, OH dan Pt
dalam sistem USCS dan tanah yang mengandung daun, rumput , akar dan
sampah.

- Tanah yang mempunyai sifat kembang susut tinggi dan sangat tinggi dalam
klasifikasi Van Der Merwe, Carter dan Bentley dengan ciri-ciri memiliki
Indeks Plastisitas (IP) lebih dari 55% atau Liquid Limit (LL) lebih besar dari
40% dan/atau memiliki kandungan mineral dominan Na-Montmorillonite.
b. Urugan pilihan

 Urugan yang diklasifikasikan sebagai urugan pilihan harus terdiri dari bahan
tanah atau batu yang memenuhi semua ketentuan untuk urugan biasa dan
sebagai tambahan harus memiliki sifat – sifat tertentu yang terkandung dari
maksud penggunaanya, seperti diperintahkan atau disetujui oleh Konsultan
Pengawas dan Direksi Pekerjaan. Dalam segala hal, seluruh urugan pilihan, bila
diuji sesuai dengan SNI 03-1744-1989, memiliki nilai CBR paling sedikit 10 %
setelah 4 hari perendaman, seperti jenis tanah GW, GP, GC, GM, SW, SP dan SM
dalam sistem Unified Soil Classification System (UCSC).

 Urugan pilihan digunakan pada kondisi tanah lunak seperti rawa-rawa, tanah
payau, atau tanah yang selalu terendam air dimana diperlukan satu tanah
urugan dengan plastisitas rendah (bahan berbutir), dan juga dimana stabilisasi
tanggul, talud yang terjal atau tanah dasar harus ditimbun sampai ketinggian
dan pemadatan yang tertentu. Urugan pilihan dari bahan sirtu atau kerikil atau
bahan berbutuir bersih lainya dengan persyaratan t  1.8 ton/m3 dan sudut
geser   20 dan Index Plastisitas maksimum 6 %.

c. Urugan dari Dalam

 Urugan dari dalam adalah urugan tanah yang bersal dari penggalian tanah di
dalam area bandar udara. Penggunaan tanah urugan dari dalam area bandar
udara dimaksudkan untuk memanfaatkan tanah galian sebagai upaya efisiensi
dan optimalisasi anggaran. Urugan dari dalam dapat digunakan untuk timbunan
di bawah area konstruksi maupun timbunan di luar konstruksi sesuai dengan
petunjuk Konsultan Pengawas atau Direksi Teknis.

 Tanah dari dalam area bandar udara dapat digunakan sebagai bahan urugan
apabila diklasifikasikan menurut SNI-03-6797-2002 atau menurut Unified Soil
Classification System (USCS). Urugan bila diuji dengan SNI 03-1744-1989, harus
memiliki nilai CBR tidak kurang dari 4 % ( CBR setelah perendaman 4 hari seperti
yang ditentukan oleh SNI 03-1742-1989.

 Bahan urugan biasa tidak boleh dari bahan galian tanah yang mempunyai sifat-
sifat sebagai berikut:
 Tanah yang mengandung organik seperti jenis tanah OL, ML, OH dan Pt
dalam sistem USCS dan tanah yang mengandung daun, rumput , akar dan
sampah.

 Tanah yang mempunyai sifat kembang susut tinggi dan sangat tinggi dalam
klasifikasi Van Der Merwe, Carter dan Bentley dengan ciri-ciri memiliki
Indeks Plastisitas (IP) lebih dari 55% atau Liquid Limit (LL) lebih besar dari
40% dan/atau memiliki kandungan mineral dominan Na-Montmorillonite.

2) Persyaratan Pemadatan untuk Urugan

a) Untuk areal dimana akan dibuat konstruksi perkerasan, semua lapisan


timbunan yang berada dibawah elevasi 1 m sampai dengan 3 m dari
permukaan subgrade harus dipadatkan sekurang kurangnya 90% terhadap
Maximum Dry Density (MDD) pada Optimum Moisture Content (OMC).
b) Semua timbunan yang lebih dari 30 cm sampai dengan kedalaman 1 meter
dibawah permukaan tanah dasar harus dipadatkan sampai 95 % MDD pada
OMC.
c) Semua timbunan di bawah struktur konstruksi sampai kedalaman 30 cm harus
dipadatkan sampai mencapai 100% MDD pada OMC.
d) Pada daerah airstrip untuk lapisan teratas setebal 150 mm harus dipakai
material timbunan tertentu yang sudah disetujui konsultan pengawas dan
Pejabat Pembuat Komitmen.

3) Toleransi Ukuran

a. Ketinggian dan kemiringan akhir pematang tanah dasar dan bahu jalan, setelah
pemadatan tidak boleh ada dua sentimeter lebih tinggi atau 2 cm lebih rendah
dari yang ditentukan atau disetujui.
b. Semua permukaan akhir urugan yang nampak keluar harus cukup halus dan
seragam, dan mempunyai kemiringan yang cukup menjamin limpasan bebas alr
permukaan.
c. Permukaan akhir talud pematang tidak boleh berbeda dari garis profil yang
ditentukan lebih dari 10 cm.
d. Timbunan tidak boleh dihampar dalam lapisan dengan tebal padat lebih dari 20
cm atau dalam lapisan dengan tebal padat kurang dari 10 cm.
4) Contoh tanah untuk urugan
Penyedia barang dan jasa harus menyerahkan kepada konsultan pengawas dan
Pejabat pembuat komitmen /Direksi Teknis hal-hal berikut ini paling sedikit 14 hari
sebelum mulai digunakannya setiap bahan sebagai urugan :

Beberapa contoh bahan yang akan digunakan untuk timbunan minimum dua
karung masing-masing 50 kg untuk satu tempat pengambilan tanah / quarry.

 Dua contoh bahan dengan berat masing-masing 50 kg, salah satu dari bahan
tersebut akan disimpan di direksi keet oleh konsultan pengawas dan Pejabat
pembuat komitmen / Direksi Teknis sebagai acuan selama jangka waktu
kontrak.

 Setiap Pindah Quarry Penyedia barang dan jasa harus melakukan pengujian
tanah kembali.

 Surat pernyataan mengenai asal dan komposisi setiap bahan yang diusulkan
sebagai bahan urugan pilihan, bersama-sama dengan hasil pemeriksaan yang
menyatakan bahwa bahan tersebut memenuhi Spesifikasi.

5) Pelaksanaan Pekerjaan

Urugan tidak boleh dilaksanakan, dipasang, dihampar atau dipadatkan selama


hujan atau kondisi basah dan pemadatan tidak dapat dikontrol.

6) Perbaikan Urugan yang Tidak Diterima atau tidak stabil

a) Urugan terakhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang ditentukan


atau disetujui atau dengan toleransi permukaan yang ditentukan dalam tabel
2.2, harus diperbaiki dengan membuat terurai permukaan tersebut, dan
membuang atau menambah bahan-bahan yang diperlukan diikuti dengan
pembentukan dan pemadatan kembali.

b) Urugan yang terlalu basah untuk pemadatan, dalam hal batas-batas kandungan
kelembutan seperti yang ditentukan dan diperintahkan oleh konsultan
pengawas dan Pejabat pembuat komitmen / Direksi Teknis, harus diperbaiki
dengan menggaruk bahan tersebut sampai kedalaman 15 cm atau seperti
penebaran urugan, masing-masing lapisan harus dipadatkan menyeluruh
dengan peralatan pemadatan yang cocok dan memadai yang disetujui oleh
konsultan pengawas dan Pejabat pembuat komitmen / Direksi Teknis sampai
kepada persyaratan-persyaratan kepadatan berikut :

 Lapisan-lapisan yang lebih dari 30 cm dibawah permukaan tanah dasar


harus dipadatkan sampai 95% kepadatan kering standar maksimum yang
ditetapkan sesuai AASHTO T99.

Untuk tanah-tanah yang berisi lebih dari 10% bahan-bahan yang tertahan
diatas saringan 19 mm, maka kepadatan kering maksimum yang didapat
harus disesuaikan untuk bahan-bahan oversize (kelewat besar) tersebut
seperti diperintahkan oleh konsultan pengawas dan Pejabat pembuat
komitmen / Direksi Teknis.

 Lapisan-lapisan di dalam 30 cm atau kurang, dibawah permukaan tanah


dasar, harus dipadatkan sampai 100% kepadatan kering standar maksimum
yang ditetapkan sesuai AASHTO T99.

0,3 = 100 % MDD pada OMC

0,3 – 1 m > 95 % MDD pada OMC

1 – 3 m > 90 % MDD pada OMC

MDD = Maximum Dry Density


OMC = Optimum Moisture Content.

 Tergantung kepada jenis pelaksanaan dan persyaratan khusus konsultan


pengawas dan Pejabat pembuat komitmen / Direksi Teknis, pengujian-
pengujian kepadatan di lapangan dengan methoda kerucut pasir harus
dilakukan di atas masing-masing lapisan urugan yang telah didapatkan,
sesuai dengan AASHTO T191 (PB. 0103-76) dan jika hasil sesuatu pengujian
menunjukan bahwa kepadatannya kurang dari kepadatan yang diminta,
Penyedia barang dan jasa harus memperbaiki pekerjaan tersebut sesuai
dengan kedalaman penuh lapisan dan dilokasi yang ditunjukkan oleh
konsultan pengawas dan Pejabat pembuat komitmen / Direksi Teknis, yang
tidak boleh berjarak lebih dari 200 m.
c) Pemadatan urugan tanah harus dilakukan hanya bila kadar air bahan tersebut
berada didalam batas 3% kurang dari kadar air optimum sampai 1% lebih dari
kadar air optimum. Kadar air optimum akan ditetapkan sebagai kadar air
dimana kepadatan kering maksimum dicapai bila tanah tersebut dipadatkan
sesuai dengan AASHTO T99.

d) Urugan timbunan harus dipadatkan dimulai pada ujung paling luar serta masuk
ketengah dalam satu cara dimana masing-masing bagian menerima desakan
pemadatan yang sama.

e) Jika bahan urugan harus ditempatkan di atas kedua sisi sebuah pipa atau
saluran beton atau struktur, pelaksanaannya harus sedemikian sehingga urugan
tersebut dibentuk sampai ketinggian yang hampir sama di atas kedua sisi
struktur.

f) Terkecuali disetujui oleh konsultan pengawas dan Pejabat pembuat komitmen /


Direksi Teknis, urugan disekitar ujung satu box culvert tidak boleh ditempatkan
lebih tinggi dari dasar dinding belakang atau kepala box culvert sampai
bangunan atas dipasang.

g) Urugan ditempat-tempat yang sulit dicapai oleh peralatan pemadatan harus


ditempatkan dalam lapisan-lapisan horisontal dengan bahan-bahan lepas
ketebalan tidak melebihi 20 cm dan dipadatkan menyeluruh menggunakan
mesin pemadat yang disetujui. Harus diberikan perhatian khusus untuk
menjamin tercapainya pemadatan yang diterima di bawah dan di samping pipa-
pipa, untuk mencegah rongga-rongga dan untuk menjamin pipa-pipa tersebut
mendapat dukungan sepenuhnya.

3.2 Pengendalian Mutu

a. Test Laboratorium

Test untuk kondisi kualitas bahan urugan harus dilaksanakan kedua-duanya untuk
sumber pengadaan dan test ditempat seperti diperintahkan konsultan pengawas dan
Pejabat pembuat komitmen / Direksi Teknis, untuk dapat memenuhi persyaratan-
persyaratan Spesifikasi ini. Test Laboratorium berikut ini dijadikan rujukan (referensi).
Tabel 2. 1 Test Laboratorium Bahan Urugan

Test Judul Singkat

ASTM D 421 Dry preparation dari sample tanah

ASTM D 422 Particle size analysis

ASTM D 427 Shrinkage factors

ASTM D 854 Specific Gravity tanah

ASTM D1557 Moisture-Density relation (metoda D)

ASTM D1883 Bearing Ratio of laboratory compacted

ASTM D2217 Wet preparation dari sample tanah

ASTM D2487 Classification of soils

ASTM D4318 Liquid Limit, Plastic Limit and Plasticity of soils

Test Lapangan

ASTM D1556 In-situ density, sand cone

ASTM D2167 In-situ density, rubber balloon

b. Pengendalian Lapangan
Test Pengendalian Lapangan berikut ini harus dilaksanakan untuk memenuhi
persyaratan Spesifikasi. Penyedia barang dan jasa harus menyediakan semua bantuan
yang diperlukan dalam bentuk tenaga kerja, pengangkutan dan pengujian

Tabel 2. 2 Persyaratan Pengendalian Lapangan

Test Pengendalian Prosedur


a. Pengujian kepadatan urugan padat di  Untuk menentukan hubungan kepadatan dan
lapangan (Test Sand cone) kadar air pemasangan.
(AASHTO T 191)  Harus dilaksanakan setiap layer/lapis atau
(SNI 03-1976-1990) setiap 1000 m3 bahan timbunan sampai
kedalaman penuh.
 Urugan ditempatkan dalam lapisan di bawah
formasi konstruksi, harus diuji setiap 200 m2.
 Untuk urugan kembali di sekeliling struktur
atau di dalam parit gorong-gorong, paling
sedikit satu test untuk setiap bagian urugan
kembali selesai dipasang.
b. Penentuan CBR Lapangan Urugan  Dengan menggunakan alat CBR lapangan, di
Padat lokasi yang diminta oleh Konsultan Pengawas
dan Teknis dan dilakukan setiap 1000 m2.
Test Pengendalian Prosedur
c. Pengujian Permukaan (Surface Test)  Permukaan harus diuji untuk kerataan serta
ketepatan kemiringan Jika perlu bagian yang
kurang rata maupun kemiringan atau
ketinggian kurang tepat maka tanahnya harus
dibuang, ditimbun kembali, dipadatkan lagi,
sampai diperoleh kerataan, kemiringan dan
ketinggian yang diperlukan.
 Permukaan yang sudah selesai tidak boleh
selisih lebih dari 12 mm jika ditest dengan
tongkat lurus panjang 3 meter yang
dilaksanakan sejajar tegak lurus dengan garis
tengah.

c. Percobaan Pemadatan

1) Sebelum pekerjaan pemadatan tanah dilakukan, Penyedia barang dan jasa harus
melaksanakan percobaan pemadatan dengan setiap material yang akan dipakai
untuk timbunan baik itu material dari luar maupun dari hasil ekskavasi. Penyedia
barang dan jasa harus menyerahkan metoda kerja pemadatan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen untuk mendapatkan persetujuan tentang cara kerja yang akan
dilaksanakan.

2) Percobaan pemadatan merupakan suatu demonstrasi pekerjaan oleh Penyedia


barang dan jasa untuk mendapatkan persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen
tentang metoda yang diusulkan. Bilamana dalam demonstrasi tersebut kualitas
yang dipersyaratkan tidak dapat dicapai, konsultan pengawas dan Pejabat Pembuat
Komitmen berhak memerintahkan Penyedia barang dan jasa untuk mengulanginya.
Pekerjaan percobaan ini tidak dibayar.

3) Percobaan pemadatan termasuk tes laboratorium dan tes lapangan sesuai yang
disyaratkan. Penyedia barang dan jasa harus menyampaikan semua hasil tes kepada
konsultan pengawas dan Pejabat Pembuat Komitmen.

4) Prosedur percobaan meliputi areal percobaan dengan luas tidak kurang dari 30
meter x 15 meter pada lokasi yang telah disetujui oleh konsultan pengawas dan
Pejabat Pembuat Komitmen, dengan ketebalan yang sama tetapi dengan kadar air
yang berbeda dengan :

 Sekurang kurangnya 10 lintasan dengan pneumatic tyred dengan berat yang


akan ditentukan kemudian oleh konsultan pengawas dan Pejabat Pembuat
Komitmen pada saat percobaan.
 Sekurang kurangnya 10 lintasan menggunakan peralatan lain sesuai petunjuk
konsultan pengawas dan Pejabat Pembuat Komitmen.

 Metoda lain yang diusulkan Penyedia barang dan jasa untuk dapat mencapai
persyaratan.

5) Dengan cara tersebut pemadatan maksimum yang dapat dicapai dengan kadar air
dan peralatan tertentu. Untuk keperluan ini mungkin subgrade perlu disiram
dengan air selama beberapa jam sebelum pekerjan percobaan pemadatan
dilaksanakan.

6) Menindak lanjuti pemadatan percobaan, Penyedia barang dan jasa harus


menyampaikan kepada konsultan pengawas dan Pejabat Pembuat Komitmen
usulan metoda pemadatan untuk setiap jenis material yang akan dipakai dalam
pekerjaan. Usulan Penyedia barang dan jasa harus mencakup juga jumlah dan tipe
peralatan, berat dan tekanan roda bila dipakai pneumatic tired roller, cara
memperoleh kadar air yang diperlukan, jumlah lintasan dan tebal hamparan
sebelum dipadatkan.

7) Bila Pejabat Pembuat Komitmen berpendapat bahwa hasil pemadatan percobaan


telah sesuai dengan yang dipersyaratkan, maka Pejabat Pembuat Komitmen akan
memberikan persetujuan terhadap metoda yang diusulkan Penyedia barang dan
jasa . Bila Pejabat Pembuat Komitmen tidak menyetujui usulan Penyedia barang
dan jasa maka Penyedia barang dan jasa harus menyerahkan secara tertulis
amandemen usulan untuk pemadatan dan bila diperlukan mengadakan percobaan
ulang.

8) Selanjutnya dalam pelaksanaan pekerjaan pemadatan Penyedia barang dan jasa


harus tetap mengikuti prosedur yang telah disetujui oleh konsultan pengawas dan
Pejabat Pembuat Komitmen untuk setiap material yang akan dipadatkan dan hasil
pemadatan harus memenuhi persyaratan.

9) Meskipun metoda dan rencana Penyedia barang dan jasa telah disetujui konsultan
pengawas dan Pejabat Pembuat Komitmen, Penyedia barang dan jasa harus
bertanggung jawab penuh terhadap pekerjaan tanah sesuai dengan gambar dan
persyaratan yang telah ditentukan.

3.3 Pengukuran

Volume urugan ditunjukkan dengan perencanaan atau permintaan oleh Pejabat


Pembuat Komitmen akan banyaknya m3 untuk pekerjaan urugan.
3.4 Pembayaran

Tahap pembayaran dilakukan berdasarkan prestasi kerja yang kriterianya ditetapkan


dalam kontrak yang bersangkutan.

4. PENYIAPAN TANAH DASAR

4.1 Umum

A. Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari menyiapkan tanah dasar yang langsung terletak di bawah
konstruksi landasan, dalam keadaan siap menerima struktur perkerasan atau bahu
landasan. Tanah dasar tersebut meluas sampai lebar penuh dasar konstruksi seperti
ditunjukkan pada gambar, dan dapat dibentuk di atas timbunan biasa, timbunan
pilihan, galian batu atau diatas bahan filter porous.

B. Toleransi Ukuran

1) Kemiringan dan ketinggian akhir setelah pemadatan, tidak boleh berbeda satu
sentimeter lebih tinggi atau lebih rendah dari pada yang ditetapkan atau diatur di
lapangan dan disetujui oleh konsultan pengawas dan Direksi Teknis.

2) Permukaan akhir tanah dasar akan dibuat miring melintang jalan seperti yang
ditetapkan atau ditunjukkan pada gambar dan dibuat cukup rata serta seragam
untuk menjamin limpasan air permukaan yang bebas.

C. Penjadwalan Pekerjaan

1) Sebelum pelaksanaan pekerjaan semua pekerjaan drainase (Gorong-gorong, pipa


porous dan bangunan-bangunan kecil lainnya) yang diletakkan di bawah tanah
dasar atau disebelah tanah dasar harus diselesaikan dan dapat berfungsi dengan
baik sehingga dapat menyediakan drainase yang efektif bagi limpasan air
permukaan dari tanah dasar selama hujan ataupun sebagian hasil banjir dari daerah
sekitarnya.

2) Penyiapan tanah dasar apabila telah memenuhi spesifikasi harus diikuti dengan
penghamparan lapis pondasi bawah apabila jarak pelaksanaan terlalu jauh
dikhawatirkan tanah dasar menjadi rusak, luas pekerjaan penyiapan tanah dasar
harus dibatasi sehingga daerah tersebut masih dapat dipelihara dengan peralatan
yang ada. Penyedia barang dan jasa harus mengatur penyiapan tanah dasar dengan
material perkerasan lapisan selanjutnya.
D. Pengendalian Lalu Lintas

1) Pengendalian lalu lintas harus dilakukan oleh Penyedia barang dan jasa sesuai
dengan persyaratan umum kontrak, dan sampai disetujui oleh konsultan pengawas
dan Direksi Teknis.

2) Penyedia barang dan jasa harus bertanggung jawab terhadap semua konsekwensi
lalu lintas yang diizinkan lewat di atas tanah dasar, selama pelaksanaan pekerjaan
dan Penyedia barang dan jasa harus melarang lalu lintas tersebut bilamana
mungkin dengan menyediakan satu jalan pengalihan atau pembangunan setengah
lebar jalan.

E. Perbaikan Penyiapan Tanah Dasar yang Tidak Diterima

1) Persyaratan yang ditetapkan dalam Seksi "Galian", dan Seksi "Urugan", harus
diterapkan untuk semua penyiapan tanah dasar dimana hal – hal tersebut sangat
relevan (berkaitan).

2) Penyedia barang dan jasa akan memperbaiki atas biaya Penyedia barang dan jasa
sampai disetujui konsultan pengawas dan Direksi Teknis, setiap alur bekas roda,
gundukan dan kerusakan-kerusakan lain yang diakibatkan oleh lalu lintas atau
tenaga kerja Penyedia barang dan jasa atas tanah dasar yang sudah selesai.

3) Penyedia barang dan jasa akan memperbaiki sebagaimana diperintahkan konsultan


pengawas dan Direksi Teknis, setiap kemerosotan tanah dasar disebabkan oleh
kekeringan dan retak-retak, atau dari kebanjiran ataupun kasus alami lainnya.
Pekerjaan tersebut akan dimasukkan untuk pembayaran di bawah bab ini,
terkecuali konsultan pengawas dan Direksi Teknis menganggap kerusakan-
kerusakan tersebut disebabkan oleh kelalaian Penyedia barang dan jasa.

4.2 Bahan-Bahan

Bahan tanah dasar dan kualitasnya harus sesuai dengan persyaratan yang berkaitan
untuk timbunan biasa, timbunan pilihan atau galian tanah dasar yang ada. Bahan-bahan
yang digunakan dalam masing-masing keadaan harus seperti diperintahkan konsultan
pengawas dan Direksi Teknis, dan harus dipasang seperti yang ditetapkan pada Bab
sebelumnya.
4.3 Pelaksanaan Pekerjaan

A. Penyiapan Lapangan untuk tanah dasar dari mulai alat berat dan alat bantu lainnya
serta tenaga kerja telah siap, patok elevasi dan batas telah terpasang untuk acuan area
pekerjaan yang akan dikerjakan.

B. Penggalian dan pengurugan untuk tanah dasar harus seperti yang ditetapkan pada sub
bab sebelumnya dalam spesifikasi ini.

Penyedia barang dan jasa harus menyediakan dan menggunakan mal logam dan mistar
logam untuk memeriksa punggung atau kemiringan melintang. Bilamana diminta oleh
konsultan pengawas dan Direksi Teknis ketinggian lapangan harus diperiksa dengan alat
survai ketinggian.

C. Pemadatan Tanah Dasar

Pemadatan lapisan tanah di bawah permukaan tanah dasar harus dilaksanakan sesuai
dengan persyaratan spesifikasi yang diberikan pada Sub Bab sebelumnya.

Spesifikasi-spesifikasi ini :

1) Lapisan-lapisan yang lebih dari 30 cm di bawah permukaan tanah dasar harus


dipadatkan sampai 95% kepadatan kering maksimum yang ditetapkan sesuai
dengan AASHTO T99.

2) Lapisan-lapisan yang berada pada 30 cm atau kurang, dan sampai permukaan tanah
dasar harus dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum.

4.4 Pengendalian Mutu

Pengujian-pengujian kualitas untuk kepadatan di lapangan dan daya dukung harus


dilakukan untuk setiap 200 m2 sesuai dengan persyaratan spesifikasi sebelumnya yaitu
dengan uji sand cone test untuk mendapatkan tingkat kepadatan dilapangan. CBR
minimum untuk tanah dasar sesuai gambar rencana yang disesuaikan dengan lokasi
landasan. Bilamana hal ini tidak dapat dicapai, maka perlu diperbaiki material yang ada
dengan merubah ketebalan, menambah jumlah lintasan atau meningkatkan berat alat
pemadat, atau perbaikan tanah dasar bawah / bahan timbunan pilihan sampai
ketebalan yang diperintahkan oleh konsultan pengawas dan Direksi Teknis.
4.5 Pengukuran

Banyaknya galian dan / atau timbunan yang harus dibayar adalah jumlah meter persegi
yang diukur dari posisi aslinya dan jumlah biaya harus diperhitungkan dari agreed cross
section.

4.6 Pembayaran

Tahap pembayaran dilakukan berdasarkan prestasi kerja yang kriterianya ditetapkan


dalam kontrak yang bersangkutan.

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


KANTOR UPBU NAMROLE

TTD

STENLY NAMARUBESSY
NIP. 198802282011011006

Anda mungkin juga menyukai