$1
8080'$17(.12/2*,
1$6,21$/
-O7HQHV1R.RWD0DODQJ
5(1&$1$.(5-$'$16<$5$7±6<$5$7
5.6
3HUHQFDQDDQ3HPEDQJXQDQ
580$+6$.,7
1$SIONAL
0$/$1*
%$%
3(.(5-$$10(.$1,.$/
6,67(03/80%,1*
6,67(03203$$,5%(56,+
6,67(03203$+<'5$17
3(5/(1*.$3$13/80%,1*
6,67(03(0,3$$1*$60(',6
$,5&21',7,21,1*.+868656
6,67(03(0,3$$1'$13(5$/$7$13,3$$&
6,67(0,62/$6,
6,67(0'8&7,1*
*5,//(
$&63/,7
9(17,/$6,0(.$1,.
7(67,1*$'-867,1*%$/$1&,1*
6,67(09(17,/$6,
6,67(031(80$7,&78%(
SPESIFIKASI TEKNIS
15.1
SISTEM PLUMBING
Lingkup pekerjaan ini mencakup semua pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan
dan pemasangan system pemipaan yang lengkap seperti ditentukan dan/atau
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Sistem plambing ini meliputi pemipaan distribusi internal air bersih dari 150 cm diluar
bangunan menuju kran, pemipaan sanitasi internal sampai 150 cm di luar bangunan,
berikut pengujian, penyeimbangan dan semua kebutuhan-kebutuhan lain yang
diperlukan agar system sempurna dalam segala hal dan siap untuk dioperasikan.
Pekerjaan ini juga akan meliputi penyambungan ke pipa distribusi seperti ditunjukkan
dalam Gambar kerja.
3.1.3 Bila contoh yang diserahkan berbeda dari yang ditentukan, kontraktor
harus menjelaskan perbedaan tersebut secara tertulis, dengan
permohonan pengantian, bersamaan dengan alasan penggantian,
sehingga bila diterima, tindakan yang sesuai dapat dilakukan untuk
penyesuaian. Bila konraktor mengabaikan hal ini maka Kontraktor
tidak dibebaskan dari tanggung jawab untuk menghasilkan pekerjaan
sesuai dengan ketentuan Gambar Kerja.
3.3.2 Semua bahan harus disimpan di tempat yang aman dan terlindung
dari segala kerusakan.
3.4 Ketidaksesuaian.
3.5 Jaminan.
Kontraktor harus memberikan kepada Pemilik Proyek surat jaminan yang
menyatakan bahwa sistem plambing telah bekerja dengan baik untuk jangka
waktu 1 (satu) tahun sejak tanggal penyerahan terakhir. Selama periode
tersebut Kontraktor harus memperbaiki atau mengganti kerusakan dan
membayar biaya setiap perbaikan atau penggantian.
4.1 Umum.
Semua bahan, peralatan utama dan peralatan tambahan yang akan
dipasang harus dalam keadaan baru, tidak rusak/cacat dan berkualitas baik.
4.2.1 Pipa.
Untuk distribusi air bersih dalam bangunan menggunakan pipa Poly
Propeline (PPr) kelas 10kg/cm2 atau PN 10 yang memenuhi standar
ISO 4065, ISO 4427 dan atau DIN 8075.
Diameter dan panjang pipa yang dibutuhkan harus sesuai ketentuan
dalam Gambar Kerja.
4.3.1 Pipa.
Untuk distribusi aire panas digunakan pipa PPr klas PN 20 yang
memenuhi ketentuan BS 6920 dan BS 7291 Part 1 & 2 dengan
tekanan nominal .
4.4.1 Katup/Valve.
Katup bertekanan kerja 125psi, dengan jenis katup dan diameter
sesuai Gambar Kerja, harus dibuat dari bahan kuningan dan harus
berasal dari merek yang dikenal seperti Toyo,Kitz .
Katup harus memiliki tanda tekanan kerja, diameter dan arah aliran
yang diterakan pada badan katup.
Katup dengan diameter sampai dengan 65mm harus memiliki ulir
untuk enyambungan dengan pipa, sedang katup dengan diamter
lebih besar dari 65mm harus memiliki flens yang bersatu dengan
badan katup.
4.4.2 Flensa.
Flens harus memenuhi standar ANSI B 16.5 kelas 150 jenis raised
face. Flens tipe slip-on harus memiliki diameter yang sesuai dengan
pipa atau peralatan yang akan disambung.
4.4.3 Paking.
Paking harus dari ANSI kelas 150, terbuat dari karet gulungan spiral
tebal minimal 3mm.
Diameter paking harus sesuai dengan diameter dan jenis flens yang
akan digunakan.
Jumlah pengadaan paking harus dilebihkan 10% dari jumlah yang
seharusnya diadakan.
4.5.1 Pipa.
ipa air buangan harus dari pipa PVC standar SNI 06-0084-1987
dengan kelas tekanan kerja 8kg/cm2 . Pipa harus dari jenis
sambungan solvent cement.
Diamter dan panjang pipa yang dibutuhkan harus sesuai ketentuan
dalam Gambar Kerja.
4.5.3 Perekat.
5.1 Umum.
5.1.3 Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan mutu kelas satu dan
rapi oleh teknisi-teknisi yang terlatih untuk pekerjaan tersebut dan
teknisi-teknisi ini harus disetujui Pengawas Lapangan.
5.2 Pemasangan.
5.2.1 Pemipaan.
w Semua sistem pemipaan yang akan dipasang harus dijaga tetap
bersih dan tetap teratur serta bekerja dengan baik melalui
pengujian berkala yang dilakukan Kontraktor sampai pekerjaan
diserahkan dan diterima Pemilik Proyek.
w Semua pipa harus dipasang sesuai koordinat yang ditentukan.
w Kontraktor bertanggung-jawab mengadakan bagian sambungan
yang diperlukan untuk melengkapi pemasangan. Semua
sambungan yang harus diperiksai dengan teliti untuk
memastikan bagian-bagian yang harus disediakan untuk
melengkapi pemasangan.
w Semua pemipaan yang disambung dan yang akan dihubungkan
dengan peralatan, harus dilengkapi dengan sambungan pipa atu
flensa yang sesuai seperti diebutkan dalam Spesifikasi ini.
w Pipa harus digunakan dalam panjang penuh jika memungkinkan.
w Perubahan ukuran pipa harus dilengkapi dengan alat
sambungan reducer atau increaser.
w Katup yang disediakan untuk kesempurnaan sistem kontrol
harus ditempatkan pada lokasi yang mudah dicapai dengan
ruang gerak yang cukup untuk bukaan penuh, pembongkaran,
penggantian dengan batang pengoperasian ke arah horisontal
atau vertikal.
w Setiap peralatan harus dilengkapi dengan katup penutup air
yang ditempatkan sesuai Gambar Kerja, sehingga setiap
peralatan dapat diperiksa secara terpisah tanpa mengganggu
peralatan lainnya.
w Semua sambungan peralihan antara pipa baja dan pipa PVC,
sambungan-sambungan atau belokan dan aksesori peralatan
harus dilengkapi dengan adaptor yang dibuat khusus untuk
maksud tersebut.
w Pekerjaan pemipaan yang membutuhkan penggalian dan
pengurukan harus dilaksanakan sesuai ketentuan dalam
Spesifikasi Teknis 02315.
5.3 Pembersihan dan Penyesuaian.
5.3.1 Selama pelaksanaan, Kontraktor harus menutup semua saluran/pipa,
untuk mencegah masuknya pasir, kotoran dan lainnya. Setelh selesai
pemasangan setiap system pemipaan harus dihembus langsung
dengan udara selama mungkin untuk membersihkan seluruh system
pemipaan.
5.4.2 Sistem ini harus menahan air tersebut selama 30 menit dan dalam
waktu tersebut ketinggian air tidak berubah.
5.5.2 Bila suatu bagian system pemipaan akan ditutup sebelum seluruh
pemasangan selesai, bagian tersebut harus diuji terpisah pada
tekanan yang sama dengan tekanan yang digunakan untuk seluruh
system dan disaksikan oleh Pengawas Lapangan.
5.6.1 Semua pipa, sambungan dan penumpu pipa yang terlihat harus dicat
dalam warna sesuai Skema Warna yang akan diterbitkan kemudian.
Semua pipa yang terlihat juga harus diberi tanda arah aliran.
15.2
o Situasi :
Vertical and suction
o Jenis pompa :
Bentuk rumah impeller (pump casing). Volute atau bentuk
khusus dan bentuk impeller sentrifugal.
o Effisiensi :
Harus tinggi (lebih besar dari 60%) dan luas, pada kondisi
kerja yang diminta.
3.1.2 Motor
o Jenis :
Motor listrik AC, tiga phasa squiral cage motor dan dapat
berfungsi dengan baik didalam maupun diluar ruangan.
Sedangkan temperatur udara maksimum 400 C dan
kelembaban udara relatif dapat mencapai 100% (RH 100%).
o Tingkat proteksi : IP 55 (tropicalized) /IEC 34,5/144.
o Tingkat isolasi : B atau H (IEC pulb 85).
o Tegangan : 220/380 Volt, 50 Hz
o Power Factor : Lebih dari 0,8
o Efisiensi : Lebih dari 0,9
o Putaran poros/rotor : Tidak lebih dari 1500 rpm
o Konstruksi : Sistem pendinginan udara dan
pada rotor harus balans dinamis.
o Kondisi kerja : Terhenti-henti (intermitent S2)
o Sistem start : Star Delta (Y) atau menggunakan
Auto Transformer.
3.1.3 Material
o Rumah impeller : Besi cor mutu tinggi (GG 25)
o Impeller : Ni-AL-Bronze
o Poros pompa : Baja tahan karat (AISI 316 atau
AISI 324)
o Seal poros : Gland packing (grafite asbestos)
atau mekanikal seal (karbon keramik)
o Motor Casing : Besi cor mutu tinggi atau paduan
alumunium.
3.2.1 Satu buah tangki tekan Diafragma dengan volume 300 liter
dengan ukuran sesuai dengan gambar dan ketebalan pelat 12
mm serta mampu bekerja pada tekanan kerja 8 bar untuk air
bersih.
3.2.2 Dilengkapi dengan perpipaan inlet-outlet, valve, check valve.
3.2.3 Tangki tekan harus dilengkapi dengan plat nama (name plate)
yang meliputi volume, tekanan kerja, nama pemilik, pembuat,
tahun pembuatan, dll. yang dianggap perlu.
3.2.4 Tangki tekan ( Diafragma ) harus dilengkapi dengan pipa (dan
check valve) masuk udara tekan untuk setting tekanan kerja,
dimana tekanan pompa hidup adalah 4,5 bar dan tekanan
pompa mati adalah 5,5 bar, pada volume efektif air, yakni
selisih antara switching level, sebesar 1 sampai dengan 1,5
meter kubik.
15.3
3.1 Gambar-gambar
3.1.1 Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini
merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dan sama
mengikat.
3.1.2 Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata
letak dari peralatan, sedangkan pemasangan harus dikerjakan
dengan memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada dan
mempertimbangkan juga kemudahan service/maintenance jika
peralatan-peralatan sudah dioperasikan.
3.1.3 Gambar-gambar arsitek dan struktur/sipil harus dipakai sebagai
referensi untuk pelaksanaan dan detail finishing instalasi.
3.1.4 Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan
gambar kerja dan detail kepada Konsultan pengawas untuk
dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Dengan
mengajukan gambar-gambar tersebut, Kontraktor dianggap
telah mempelajari situasi dari instalasi lain yang berhubungan
dengan instalasi ini.
3.1.5 Kontraktor instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi
terpasang yang disertai dengan operating dan maintenance
instruction serta harus diserahkan kepada Konsultan pengawas
pada saat penyerahan pertama dalam rangkap 4 (empat) terdiri
1 kalkir dan 3 blurprint, dijilid serta dilengkapi dengan daftar isi
dan data notasi.
3.2 Koordinasi
3.5 Laporan-laporan
3.14.1 Umum
4.0. BAHAN-BAHAN
Seluruh bahan dan alat yang akan dipasang harus benar-benar baru dengan
kualtias yang dapat diterima.
5.1 Perpipaan
5.1.1 Umum
Lingkup pekerjaan sistem perpipaan meliputi:
Pipa
Sambungan
Katup
Stariner
Penggantungan dan penumpu
Sleeve
Bak kontrol
Blok beton
Galian
Pengecatan
Pengakhiran
Pengujian
Peralatan bantu
c. Persyaratan Pemasang
1. Umum
1.1. Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk
menjamin kebersihan, kerapihan, ketinggian yang benar, serta
memperkecil banyaknya penyilangan.
1.2. Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar,
tidak kurang dari 50 mm diantara pipa-pipa atau dengan
bangunan dan peralatan.
1.3. Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti
sebelum dipasang, membersihkan semua kotoran, benda-benda
tajam atau runcing, serta penghalan lainnya.
1.4. Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup
yang diperlukan antara lain katup penutup, pengatur, katup balik
dan sebagainya, sesuai dengan fungsi system dan yang
diperlukan digambar.
1.5. Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus
dilengkapi dengan UNION atau FLANGE.
1.6. Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-
sambungan pada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan
fitting buatan pabrik.
1.7. Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun
kearah titik buangan. Drains dan vents harus disediakan guna
mempermudah pengisian maupun pengurasan.
1.8. Katup/valve harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan
penggantian. Pegangan katup/valve handled tidak boleh menukik.
1.9. Kecuali jika tidak terdapat dalam spesifikasi, pipe sleeves harus
disediakan dimana pipa-pipa menembus dinding-dinding, lantai,
balok, kolom atau langit-langit. Dimana pipa-pipa melalui dinding
tahan api, ruang-ruang kosong diantara sleeves dan pipa-pipa
harus dipakai dengan bahan rock-wool.
1.10. Selama pemasangan bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka
dalam perpipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan harus
ditutup dengan menggunakan caps/plugs untuk mencegah
masuknya benda-benda lain.
1.11.Semua galian, harus juga termasuk penutupan kembali serta
pemadatan.
1.12. Pekerjaan galian, harus juga termasuk penutupan kembali serta
pemadatan.
2.3. Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah sebagai
berikut :
- Diameter Batang
3. Pemasangan Katup-Katup
Katup-katup harus disediakan sesuai yang diminta dalam gambar,
spesifikasi dan untuk bagian-bagian berikut ini:
3.1. Sambungan masuk dan keluar peralatan
3.2. Sambungan ke saluran pembuangan pada titik-titik rendah.
Di ruang mesin:
4. Pemasangan strainer
Strainer harus disediakan sesuai dengan gambar, spesifikasi dan
untuk alat-alat berikut ini :
4.1. Katup-katup pengontrol
4.2. Katup-katup pengurang tekanan
5. Pemasangan Katup-katup
Katup-katup pelepasan tekanan harus disediakan ditempat-tempat
yang mungkin timbul kelebihan tekanan.
Katup-katup pengaman harus disediakan di tempat-tempat yang dekat
dengan sumber tekanan.
Katup-katup pengurangan tekanan harus disediakan ditempat-tempat
dimana tekanan pemakai lebih rendah dari tekanan suplai.
7. Penyambungan pipa-pipa
Sambungan Ulir
- Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan
sambungan ulir berlaku untuk ukuran sampai dengan 40 mm
- Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting dapat
masuk pada pipa dengan diputar tangan sebanyak 3 ulit
- Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat Henep dan
zinkwite dengan campuran minyak
- Semua sambungan pipa harus memakai pipe cutter dengan pisau
roda.
Sambungan Las
- Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las.
- Kawat las atau elektroda yang dipakai harus sesuai dengan jenis
pipa yang dilas
- Sebelum pekerjaan las dimulai Kontraktor harus mengajukan
kepada direksi contoh hasil las untuk mendapatkan persetujuan
tertulis
- Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja
sesudah mempunyai ijin tertulis dari Konsultan pengawas.
- Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus
untuk ini
Sleeves
- Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik
- Rongga antara pipa dan sleeve harus dibuat kedap air dengan
rubber sealed atau Caulk.
8. Pembersihan
Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian
dilaksanakan, pemipaan di setiap service harus dibersihkan dengan
seksama, menggunakan cara/metoda yang disetujui sampai semua
benda-benda asing disingkirkan.
d. Pengecatan
1. Umum
Barang-barang yang harus dicat adalah sebagai berikut :
- Pipa service
- Support pipa dan peralatan
- Konstruksi besi
- Flange
- Peralatan yang belum dicat dari pabrik
- Peralatan yang catnya harus diperbaharui
2. Pengecatan
Pengecatan harus dilakukan seperti berikut :
6.1 Umum
Salah satu pompa hidran pemadam kebakaran digerakkan oleh mesin
diesel (diesel driven)
6.2.4 Kapasitas
Menggunakan Kapasitas 1000 GPM
2. Indikator
- Water jacket temperature meter/silinder head temperatur
meter
- Temperatur minyak pelumas
- Manometer minyak pelumas
- Signal lamps indicating shut down by overspeed, high
waterjacket temperature, low lub oil pressure
- Signal lamp battery charger failure
- Volt meter 380/220 Volt yang dilengkapi dengan selector
switch 3 phase
- Jam meter
- DC volt meter 10 – 30 Volt
- Frekuensi meter 47-50-53 Hz
6.4 Pondasi
Mesin diesel harus disatukan/dikopel di fleksibel kopling. Mesin
tersebut harus ditumpu dengan peredam getaran yang diletakkan
diatas batang baja (base frame), dan batang baja tersebut, diletakkan
diatas lantai dasar. Kontraktor harus membuat dan menyerahkan
gambar tentang instalasi genset lebih dulu pada Direksi sebelum
pelaksanaan instalasi diesel hydrant dimulai.
6.5 Garansi
Genset harus dites di pabrik sebelum dikirim ke lokasi. Sertifikat
laporan tentang hal tersebut diatas harus diserahkan oleh pabrik pada
tenaga ahli untuk membuktikan guaranteed performance. Setelah
genset dipasang, Kontraktor harus melakukan tes di lapangan/di
lokasi.
6.6 Suku Cadang
Sesuai dengan sub bagian 9.6.2.a., suku cadang umumnya, suku
cadang genset paling sedikit (tetapi tidak dibatasi) terdiri dari beberapa
bagian yaitu:
6.6.1 Penyaring udara
6.6.2 Penyaring minyak pelumas
6.6.3 Penyaring bahan bakar
6.6.4 Piston ring set
6.6.5 Connecting rod bearing
6.6.6 Main bearing
6.6.7 Connecting rod boult
6.6.8 Top overhaule gasket
6.6.9 Valve cone
6.6.10 Valve seating
6.6.11 Valve guide
6.6.12 Nozzle
6.6.13 Injector sleeve
6.6.14 Valve gasket
6.6.15 Safety valve for oil pump
6.6.16 AVR
6.6.17 Waterpump repair kit (jika mesin diesel berpendingin air)
6.6.18 Turbo repair kit (jika mesin diesel dilengkapi turbo charger)
7.2 Kapasitas
Menggunakan kapasitas 1000 GPM
7.5 Standar
Refer to NFPA 20.
8.2 Kapasitas
Menggunakan Kapasitas 100 Lpm
8.3 Total Head
Total Hea sebesar 90 meter
8.5 Standar
Refer to NFPA 20.
Instalasi pompa distribusi ini dilengkapi dengan tangki tekan. Seluruh ukuran,
pembuatan, pengetesan dan pengoperasiannya harus mengikuti standar-
standar pressure vessel seperti ASTM, AWWA, DIN dan mendapatkan
sertifikat dari badan yang berwenang seperti Depnaker.
9.1 Dua buah tangki tekan dengan volume masing-masing 4 meter kubik
dengan ukuran sesuai dengan gambar dan ketebalan pelat 12 mm
serta mampu bekerja pada tekanan kerja 8 – 12 bar untuk air bersih,
dan satu buah dengan volume 2 meter kubik bekerja pada tekanan 10
bar untuk hidran.
9.2 Dilengkapi dengan perpipaan inlet-outlet, valve, check valve, manhole,
drain, pressure gage dan pressure switch yang dapat di set pada
tekanan kerja yang diinginkan pada range 8-12 bar.
9.3 Permukaan luar dan dalam tangki tekan harus di cat dasar dan top
coat (cat luar) epoxy yang tahan karat. Tebal lapisan cat luar minimal
400 mikron untuk bagian dalam dan 200 mikron untuk bagian luar.
Warna cat bagian luar tangki adalah abu-abu.
9.4 Tangki tekan harus dilengkapi dengan plat nama (name plate) yang
meliputi volume, tekanan kerja, nama pemilik, pembuat, tahun
pembuatan, dll. yang dianggap perlu.
9.5 Tangki tekan harus dilengkapi dengan pipa (dan check valve) masuk
udara tekan untuk setting tekanan kerja, dimana tekanan pompa hidup
adalah 4,5 bar dan tekanan pompa mati adalah 5,5 bar, pada volume
efektif air, yakni selisih antara switching level, sebesar 1 sampai
dengan 1,5 meter kubik.
9.6 Instalasi tangki tekan ini harus dilengkapi dengan pompa udara manual
(portable, operasi dengan kaki) untuk setting tekanan udara di dalam
tangki tekan dalam daerah tekanan kerja 0-10 bar.
9.7 Tangki tekan harus dites hidrostatik sebesar 1,5 kali tekanan kerja
selama waktu 2 jam penuh.
15.4
PERLENGKAPAN PLUMBING
Bagian ini mencakup semua pekerjaan sanitair dan yang berhubungan seperti
ditunjukkan dalam gambar, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan alat yang
diperlukan.
2.1.3. Wastafel
• Wastafel Meja Bahan porselen, produk dalam negeri,
lengkap dengan keran, siphon dan perlengkapan lainnya .
• Westafel Gantung Bahan porselen, produk dalam negeri
lengkap dengan keran, siphon dan perlengkapan lainnya .
3.1 Semua sambungan harus kedap air dan udara. Bahan penutup
sambungan tidak diijinkan.
Cat, vernis, dempul dan lainnya tidak diijinkan dipasang pada bidang-
bidang pertemuan sambungan sampai semua sambungan dipasang
kuat dan diuji.
Semua saluran ekspos ke perlengkapan sanitasi harus diselesaikan
sedemikian rupa sehingga tampak bersih dan rapih dan sesuai
ketentuan Gambar Kerja dan petunjuk pemasangan dari pabrik
pembuat.
3.3 Bak cuci tangan tipe dinding ahrus dipasang sedemikian rupa sehingga
puncak bagian luar alat-alat tersebut berada 800mm di atas lantai,
kecuali bila ditunjukkan lain dalam Gambar Kerja.
Bak cuci tangan tipe pemasangan di meja harus dipasang pada
ketinggian sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
3.4 Bak cuci dari bahan stainless steel harus dipasang sedemikian rupa
pada meja/kabinter seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
3.5 Urinoir harus dipasang sedemikian rupa sehingga puncak tepi bagian
depan alat ini berada 530mm diatas lantai untuk orang dewasa dan
330mm untuk anak-anak, atau sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
3.7 Pemanas air dengan tenaga listrik harus dipasang sesuai petunjuk
pemasangan dari pabrik pembuatnya, pada tempat-empat seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja, dan pekerjaan elektrikal harus
dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis 16400.
3.8 Pemasangan alat-alat sanitair lain
Kaca cermin dan tempat alat-alat pada wastafel harus dipasang
sipat datar dan diskrupkan pada dinding. Barang-barang yang akan
dipakai harus tidak bercacat sedikitpun. Floor drain harus dipasang
dengan saringannya, dan dipasang rapih. Semua sela-sela antara
floor drain dengan lantai, harus diisi dengan adukan 1 Pc : 2 Ps.
Pasangan harus sedemikian sehingga bidang atas floor drain rata
dan sebidang dengan bidang lantai.
Paper holder hanya dipasang pada toilet yang closetnya duduk.
Tempat sabun hanya dipasang pada toilet yang ada bak airnya saja.
Tinggi pemasangan pada dinding ± 100 cm di atas lantai.
15.5
Lingkup pekerjaan ini menjelaskan spesifikasi dari pipa, valve, trap, strainer
dan peralatan pipa lain serta instalasinya untuk proyek ini seperti yang
ditunjukkan pada gambar-gambar perencanaan yang harus diikuti oleh
pemborong dalam pelaksanaannya.
2.1 Umum
2.2.5 Outlet gas medis terletak pada ruangan dan berfungsi seperti
stop kontak. Apabila dibutuhkan maka perawat atau pasien
tinggal memasukan connector pada outlet gas tersebut.
8. Zone Valve
• Zone Valve terdapat di dalam Box dan memiliki Shut Off Valve dan
Pressure Gauge untuk setiap jenis gas
• Panel Box bagian depan terbuat dari plat besi dengan tebal 1.6 mm
(Backed Painting)
• Box terbuat dari plat besi dengan ketebalan 1.2 mm, Backed painting
• Pada Panel box bagian depan terdapat label nama tiap jensi gas
• Keran Pembuka/Penutup dapat menahan tekanan sampai 18 Kg/cm2
9. Pipa Tembaga
• Pipa Tembaga yang digunakan memenuhi syarat standart ASTM B819
type L
• Diameter pipa yang digunakan bervariasi antara 12mm s/d 50 mm
• Pipa tembaga tidak mengandung phosphor atau oli, kedua ujungnya
tertutup
• Fitting material seperti tube fitting terbuat dari tembaga
• Kawat las yang dipakai untuk menyambung pipa tembaga yang tebuat
dari perak.
Matrial Merk
Peralatan Sentral Gas Medis
Out Let Gas Medis
Manifold Gas Medis Phasco, Drager, Medimax
Vacum
Compressed Air
15.6
Air Condition khusus dalam judul diatas adalah Sistem Tata Udara khusus dengan
spesifikasi non standara yang mengharuskan system pendingin udara di dalam
ruangan yang continue dan terjamin.
Khusus Sistem tata udara untuk Ruang Isolasi & Air Lock adalah di desain
khusus untuk memenuhi Indoor Quality didalam ruangan memakai unit
Dedicated Outdoor Air System (DOAS) dan mengatur Kelembapan didalam
ruangan dengan Technology VRF Active Heat Pipe. dengan 3 (tiga) pipa
penghubung antara indoor unit dan outdoor unit (pipe Hot Gas, pipa Gas &
pipa Liquid).
Tekanan udara positive atau negative di dalam ruangan isolasi di kontrol oleh
Exhaust Fan yang sudah di lengkapi dengan Variable Speed Drive (VSD),
Poposional Integral Derivative (PID), Different Pressure Switch (DPS),
Different Pressure Gauge (DPG)
Konsumsi energy listrik 1 set unit tata udara Non Standart, tidak melebihi 10%
dari total cooling (misal 10 HP Cooling = 11 Kw Listrik).
d. Kelengkapan tata udara bawaan pabrik satu kesatuan, bukan modifikasi atau
penambahan termodifikasi.
Double skin thermal break dan double panel;
Fan indoor, plug-fan (dengan efficiency, sama atau lebih besar dari 70%) dan
tanpa fan belt
Box Pre filter dan Medium filter (bawaan Pabrik, terintregasi dengan indoor
unit dan bukan hasil modifikasi). Sudah di lengkapi media filternya
Evaporator Pre-cool , active heat pipe technology
Evaporator Main Cooling.
Evaporator Re-Heat , active heat pipe technology
VSD, PID, Pressure Transducer
Display digital suhu dan humidity.
Differential pressure switch (deteksi pressure Medium Filter & Hepa Filter)
Differenatial pressure transducer
Persyaratan Pelaksanaan
Instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai dengan
undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia serta
tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dari Jawatan Keselamatan Kerja.
Semua syarat-syarat penerimaan bahan-bahan, peralatan, cara-cara pemasangan
kualitas pekerjaan dan lain-lain untuk sistem instalasi ini harus sesuai dengan
Standar Internasional maupun Nasional seperti ARI, ASHRAE, SMACNA,
ASTM, NFPA, NEC, ASME dengan senantiasa mengutamakan peraturan /
standar / persyaratan nasional.
Ketentuan persyaratan nasional dan pelaksanaan harus sesuai dengan undang-
undang dan peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia, serta tidak
bertentangan, yaitu:
Dasar Hukum :
a. UUD RI. No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
b. PerMenKes No. 56 Tahun 2014, Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit;
c. KePres No. 13 Tahun 2011, Mengenai Saving Energy
d. PerMenKes No. 24 Tahun 2016, Persyaratan Tehnis Bangunan dan Prasarana
Rumah Sakit.
Semua peralatan dan mesin tata udara yang dipasang para ruangan tertentu, selain
dari persyaratan-persyaratan tersebut diatas, juga tidak boleh menyimpang dari
persyaratan yang dikeluarkan dari pabrik pembuatnya (original) serta peralatan
dan mesin tata udara yang dimaksud adalah bukan hasil modifikasi dari AC
Comercial atau AC Residential.
Pemborong
Yang dimaksud dengan pemborong dalam spesifikasi ini adalah badan pelaksana
yang telah terpilih dan memperoleh kontrak kerja untuk penyediaan dan
pemasangan instalasi peralatan utama AC ini sampai selesai.
Pemborong wajib mempelajari dan memahami semua undang-undang dan
peraturan-peraturan, persyaratan umum maupun suplementernya, persyaratan
pabrik pembuat unit-unit AC, buku dokumen pelelangan, gambar-gambar serta
petunjuk tertulis yang telah dikeluarkan.
Pemborong dapat meminta penjelasan kepada Direksi, Konsultan atau pihak yang
ditunjuk bilamana menurut pendapatnya pada dokumen pelelangan, gambar atau
hal lainnya ada yang kurang jelas.
Pemborong wajib mempelajari dan memeriksa juga pekerjaan pelaksanaan dari
pihak pemborong lain yang ikut mengerjakan proyek ini apabila pekerjaan pihak-
pihak lain dapat mempengaruhi kelancaran pekerjaannya. Bilamana sampai terjadi
gangguan maka pemborong wajib mengerjakan saran-saran perbaikan untuk
segenap pihak.
Izin
Semua izin-izin dan persyaratan yang diperlukan untuk melaksanakan instalasi ini
harus dilakukan oleh pemborong atas tanggungan dan biaya pemborong.
Semua pemeriksaan, pengujian dan lain-lain beserta keterangan resminya yang
mungkin diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini.
Pemborong harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang
dipantentkan, kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya yang diperlukan
untuk ini. Pemborong wajib menyerahkan surat pernyataan mengenai hal ini.
a. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan pada pasal ini menerangkan spesifikasi dari jenis peralatan
utama yang dapat diterima dalam proyek ini.
b. Umum
Spesifikasi berikut ini menjelaskan hanya ketentuan-ketentuan dasar saja.
Untuk ketentuan dari kapasitas dan lain-lainnya lihat gambar skedul
peralatan/unit mesin.
Pemborong harus melaksanakan pekerjaan pengadaan, pemasangan dan
pengujian (testing & balancing) dari seluruh peralatn utama yang akan
dipasang dalam proyek ini dengan lengkap dan berfungsi dengan baik
sehingga keseluruhan sistem tata udara dapat memberikan performansi yang
diinginkan.
Keseluruhan peralatan utama harus dari kualitas yang terbaik dan baru (bukan
bekas pakai).
Dalam memasukan penawaran untuk peralatan utama, pemborong harus
menyatakan dan melampirkan hal-hal berikut dengan jelas :
− Mencantumkan merk dan type unit yang ditawarkan pada BQ.
Melampirkan brosur asli dari unit yang ditawarkan dan pada brosur
tersebut diberi tanda yang menjelaskan mengenai pemilihan unit,
kapasitas daya dimensi, berat kerja, suhu dan volume air/udara dan lain-
lain spesifikasi teknik ini.
− Melampirkan pemilihan unit Split Duct, sehingga dapat dibaca dengan
jelas semua spesifikasi teknis unit-unit tersebut.
− Melampirkan format-format unit yang ditawarkan sesuai skedul dan telah
diisi secara lengkap oleh pemborong.
Setiap kekurangan dari butir diatas akan mengurangi penilaian evaluasi atas
penawaran pemborong dimana bobot hal-hal tersebut di atas sangat
menentukan dalam evaluasi penawaran.
Standar yang harus dipenuhi adalah ASHRAE, ARI STANDAR, ASTM &
UL.
3.0. LINGKUP PEKERJAAN PEMBORONG
01. Sistim tata udara terdiri atas dua bagian besar jenis pekerjaan, yaitu :
a. Pekerjaan pendinginan ruangan,
b. Pekerjaan ventilasi ruangan.
01. Setiap bagian dari bahan dan peralatan yang akan dipergunakan harus dapat
dipergunakan secara normal pada temperatur keliling tidak kurang dari 50°C
dan kelembaban relatif tidak kurang dari 90%.
03. Peralatan pendingin ruang harus merupakan hasil produksi asli dari pabrik
tanpa mengalami perubahan dalam bentuk apapun juga dan harus diuji
sesuai dengan ketentuan dalam ASHRAE.
04. Kompresor alat pendingin ruang adalah jenis Scroll dengan DC Variable
Speed Motor dengan pendinginan gas Refrigerant.
05. Motor penggerak fan adalah jenis Permanent Split Capacitor yang dilengkapi
dengan Power Factor Corrector.
06. Operasi motor hendaknya dilengkapi Time Relay untuk mencegah operasi
motor segera setelah penyalaan dan thermal overload relay.
07. Semua bagian dinding dan rangka peralatan ini hendaknya telah diproses
anti karat dan sesuai untuk pemakaian diluar bangunan / ruang. Pada bagian
dalam peralatan, harus disediakan bahan isolasi yang baik untuk mengurangi
penambahan beban terhadap mesin, sedangkan untuk bagian Condenser
harus dilengkapi dengan Anti Corrison Treatment.
08. Bagian penyaring udara adalah jenis yang dapat dicuci dan mempunyai
efisiensi penahan debu tidak kurang dari 65 % dan memberikan tahanan
pada aliran udara tidak lebih dari 2,5mm tekanan air pada kecepatan udara 2
MPS.
09. Alat pengatur operasi mesin / Remote Controller harus dilengkapi dengan
pengatur temperatur kerja dan pengatur kecepatan Fan (3 tingkat). Alat ini
harus mampu menjalankan peralatan tanpa mengaki¬batkan kompresor
bekerja.
10. Coil Condenser harus terbuat dari bahan tembaga yang dilengkapi dengan
sirip sirip yang terbuat dari bahan alumunium yang direkatkan secara meka-
nis.
11. Coil Condenser harus telah diuji terhadap kebocoran dan telah diproses
Dehidrated serta telah diisi dengan gas Refrigerant secukupnya dipabrik.
12. Fan Condenser adalah jenis propeler dengan arah pembuangan tegak keatas
atau kesamping, dimana fan ini dihubungkan langsung dengan motor
penggeraknya.
13. Motor penggerak fan adalah jenis Permanent Split Capacitor dengan
perlindungan secara Inherent dan memakai bantalan peluru yang dilumasi
secara tetap.
14. Pemborong wajib menyediakan peredam getaran pada setiap kaki sesuai
dengan petunjuk Manajemen Konstruksi.
15. Evaporator Fan untuk ceiling type atau wall adalah tipe Forward Curve
digerakkan secara langsung oleh suatu motor listrik tanpa mempergunakan
Belt.
16. Evaporator Fan untuk duct type adalah tipe Forward Curve digerakkan oleh
suatu motor listrik secara tidak langsung dengan mempergunakan Belt dan
dilengkapi dengan Flexible Pulley guna penyesuaian volume udara yang
diperlukan.
17. Fan harus dibuat sedemikian rupa sehingga merupakan suatu beban
mekanis yang balans baik secara statis maupun secara dinamis terhadap
motor penggeraknya.
18. Motor fan hendaknya diperlengkapi suatu dudukan yang dapat diatur untuk
menyesuaikan jarak antara fan dan motor.
19. Setiap bagian yang bergerak dari alat ini hendaknya diperlengkapi dengan
bantalan peluru yang dapat dilumasi dari bagian luar dengan mudah.
21. Dibagian bawah dari alat ini hendaknya mempunyai kemampuan untuk
menampung air kondensasi yang mungkin timbul dan diisolasi sedemikian
rupa sehing¬ga tidak menimbulkan kondensasi dibagian luarnya.
22. Pemborong harus melengkapi Mounting Plate untuk Fan Coil Unit
(Evaporator) dan Remote Controller.
01. Alat sirkulasi udara yang dipakai harus mampu memindahkan jumlah udara
sesuai yang tertera dalam Gambar Rencana pada tahanan aliran udara yang
sesuai.
02. Untuk semua peralatan yang berhubungan dengan udara bebas, harus
diberikan pelindung dari kawat loket dan kawat nyamuk lengkap dengan
rangka penguatnya.
03. Khusus untuk alat sirkulasi udara yang ditempatkan diatap bangunan,
Pemborong wajib mengadakan seleksi pemilihan mesin yang tidak akan
menimbulkan kebisingan melebihi batas 54 dB diukur pada jarak 1 meter.
Apabila didalam pemilihan mesin, ternyata tingkat kebisingan melebihi batas
tersebut diatas, maka Pemborong wajib memberikan bahan peredam suara.
04. Khusus untuk alat sirkulasi udara yang ditempatkan diatap / diluar bangunan,
konstruksi fan harus sesuai untuk pemasangan outdoor dengan motor
penggerak tipe TEFC.
05. Untuk setiap Fan Fresh Air dan Louvre Fresh Air di ruang AHU dilantai atap
harus dilengkapi dengan Pre Filter dari jenis washable dari filter media
(Synthetic Fibre) setebal 2" lengkap dengan box / rangka filter dari galvanized
steel U, air tight, efficiency 20-30% standard ASHRAE 57-76 amosphere dust
spot pada keadaan low velocity 300 fpm initial resistance 0,18 WG.
01. Peralatan bantu dalam terminasi kabel yang berukuran lebih besar dari 16
mm adalah sepatu kabel yang harus disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
02. Peralatan bantu untuk pemasangan kabel kedalam Panel berupa CABLE
GLAND harus disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
03. Peralatan bantu berupa Fisher dan Dynabolt dan yang sejenis harus
mempunyai kekuatan yang sebanding terhadap bebannya dan harus disetujui
oleh Manajemen Konstruksi.
05. Peralatan bantu berupa FISHER dan DYNABOLT dan yang sejenis harus
mempunyai kekuatan yang sebanding terhadap bebannya dan harus disetujui
oleh Manajemen Konstruksi.
07. Peralatan bantu dalam penyambungan kabel penerangan dan kotak kontak
biasa adalah tipe LASDOOP produksi 3 M atau legrand.
01. Semua penggantung ducting dan ducting expose harus dicat dasar dengan
zinchromate.
02. Semua pipa yang terpasang harus dicat dasar dengan zinchromate primer 2
lapis berikut penggantungnya/ penyangga, flange.
03. Ducting tanpa isolasi luar (baik dibawah ceiling maupun diatas ceiling) warna
dipilih kemudian.
05. Cat dasar, dan finishing dari merk ICI atau yang setara yang dapat disetujui.
01. Pemborong wajib melaksanakan pengujian baik untuk setiap bagian dari
sistim maupun sistim secara keseluruhan sesuai dengan permintaan
Manajemen Konstruksi.
Unit AC yang dipakai adalah unit AC produksi dalam negeri yang dirancang secara
khusus untuk ruang kritikal dan semi kritikal untuk penggunaan di Rumah Sakit.
Merk yang digunakan : LG, Mitsubishi Heavy Industri, Trane, sesuai dengan outline
spek
SPESIFIKASI TEKNIS
15.7
Lingkup pekerjaan ini menjelaskan spesifikasi dari pipa, valve, trap, strainer
dan peralatan pipa lain serta instalasinya untuk proyek ini seperti yang
ditunjukkan pada gambar-gambar perencanaan yang harus diikuti oleh
pemborong dalam pelaksanaannya.
1.1. UMUM
1.2.1. Untuk pipa AC Split Duct dari “Pipa Tembaga” . Sebagai pipa
pengembunan (drain kondensat) dipergunakan pipa PVC jenis
AW dengan diisolasi bilamana tidak dinyatakan lain. Merk
pabrik : Wavin, Rucika, Vinilon, Genova yang disetujui
sedangkan untuk pipa Refrigeran yang perlu dibuat atau dirakit
di lapangan dari jenis hard cooper type K kecuali ditentukan
lain oleh pabriknya.
1.2.2. Tidak diperkenankan mengganti bahan kecuali dengan
persetujuan tertulis dari Direksi, Lapangan / Manajemen
Konstruksi.
1.2.3. Semua pipa dan peralatan harus dapat menahan tekanan
sampai 8 kg/cm² tanpa terjadi kebocoran.
2.2. Pemborong harus memasang pipa pengembunan (drain) dari mesin Air
Conditioning sampai ke tempat pembuangan yang terdekat dalam
saluran yang tersembunyi atau tidak mengganggu.
3.2. Isolasi getaran untuk pipa refrigerant adalah jenis copper below. Pada
compressor reciprocoating, dua buah vibration eliminator digunakan
secara seri tegak lurus (right angles) Satu dengan yang lain.
4.2. Semua pipa vertikal harus ditumpu dengan klem (pipa klem) yang
bertumpu pada kontruksi bangunan. Paralel dengan dinding dan garis
kolom, lurus serta rapih.
4.3. Tidak boleh ada pipa yang ditumpu atau digantungkan pada pipa lain.
Semua pegantung untuk pipa yang terisolir tidak boleh menembus
bahan isolasi. Semua pipa dalam ruangan masih harus ditumpu
dengan penumpu yang mencegah penerusan getaran (vibration
eluminating, hanger, rubber in shear).
5.1. Semua pipa air sejuk dan pipa refrigerant harus diberi lapisan isolasi
sesuai dengan gambar dan spesifikasi. Bagian luar hendaknya dilapisi
dengan vapour barrier jacket yang dirapatkan dengan adhesive tape 3
serta surface finish sampai tidak terjadi pengembunan pada pipa.
Bahan isolasi dari Glass Wool Semirigid class D.1. koefisien
perpindahan panas konduksi 0.32 BTU-IN/SQFT.DEG.F. hr pada suhu
udara rata-rata 75 F, permeabilitas 0.1 per-in dan tidak berasap yang
mengandung racun bila dibakar. Isolasi harus dipasang sebaik
mungkin sampai tidak terjadi pengembunan pada permukaan luarnya.
5.2. Metoda isolasi pipa dan spesifikasi bahan isolasi adalah seperti yang
dinyatakan dalam bab isolasi.
SPESIFIKASI TEKNIS
15.8
PEKERJAAN ISOLASI
Lingkup dari bab ini menjelaskan kebutuhan akan isolasi secara umum.
Dikarenakan tidak semua jenis isolasi digunakan dalam tiap proyek, maka
adalah tanggung jawab pemborong untuk menentukan dari gambar
spesifikasi, job description, schedule peralatan serta dokumen tender, bagian-
bagian mana dalam spesifikasi ini yang berlaku untuk proyek ini.
2.0. UMUM
4.2 Split duct/AC Ruang OK jenis built up, isolasinya adalah sebagai
berikut : dinding, lantai dan ceiling harus di isolasi dengan vapour
sealed dari bahan cellular glass block, cork, atau polystyrofoam dengan
tebal minimum 2”, direkatkan dengan hot asphalt pada permukaan
yang terlebih split duct dilapis primer Sealer 3A atau sejenis. Isolasi
pada ceiling harus diset kedalam shuttering (form), dimasukan
angleclip dan permukaan isolasi serta keseluruhan dilapis Primer
Sealer 3A setelah slab dituangkan pada isolasi. Setelah di isolasi,
dinding dan ceiling diperkuat dengan expanded metal ukuran 1.8 lb x 1
3/8” dan diseal dengan Primer Sealer 3A serta diplester halus oleh
plester semen dan lapis masing-masing tebal ¼”.
Setelah lantai di isolasi, suatu lantai kerja dari beton tebal 3” dilapiskan
dengan kemiringan ke drain lantai. Beton tersebut diperkuat dengan
wiremesh ukuran 2 x 4”. Setelah semua difinish lengkap,
keseluruhannya dicat.
5.0. ISOLASI DUCTING Bjls
5.1.2 Semua duct udara supply dan duct udara balik untuk sistem air
conditioning dan refrigeration harus diberi lapisan isolasi sesuai
dengan gambar spesifikasi.
5.1.4 Duct yang berada dibawah atap atau pada lantai teratas harus
dilapisi isolasi dari fibre glass setebal 2” (5 cm) yang kepadatan
minimumnya satu pound per kubik feet atau dengan suatu
lapisan isolasi panas lainnya yang ekuivalent khusus untuk
instalasi air conditioning/refrigeration dengan harga koefisien
perpindahan panas konduksi maksimum 0.23 pada suhu udara
rata-rata 750 F sesuai dengan persyaratan ASTM 166 dan
tahan api (fire resistance). Duct ini hendaknya dilapisi dengan
suatu lapisan weather proof vapour barrier seperti aluminium
foil dua sisi yang tahan api dan diperkuat dengan adhesive
band serta kraft paper dengan pemasangan yang menjamin
keawetan dan tidak menimbulkan kebocoran. Untuk duct yang
tidak berada dibawah atap atau tidak pada lantai teratas, tebal
lapisan isolasi adalah 1” (2.5 cm BTU-in/hr.SQFT.deg.F)
dengan lapisan vapour barrier aluminium foil satu sisi (single
sided) yang tahan api (fire resistance) diperkuat dengan
adhesive band.
Pipa drain diisolasi, kontinyu dengan ketebalan bahan 1.5”, cara dan metoda
yang sama seperti yang dipersyaratkan pada item isolasi adalah dari drain fan
unit ke pembuangan di lantai atau ke jalur pipa pembuangan terdekat.
SPESIFIKASI TEKNIS
15.9
SYSTEM DUCTING
2.0. STANDARD
3.0. UMUM
4.0. MATERIAL
01. Semua cerobong aliran udara catu dan aliran balik harus terbuat
dari baja lapis seng sesuai dengan SII, dimana ketebalan bahan
yang dipergunakan harus mengikuti ketentuan sebagai berikut :
02. Bahan baja lapis seng yang dipergunakan adalah tipe bahan yang
lapisannya tidak dapat terkelupas dan pecah pada waktu diadakan
pembentukan cerobong.
05. Perubahan arah pada cerobong aliran udara harus dibuat dengan
tipe Long Radius Elbow dan dilengkapi sudu sudu pengarah aliran.
07. Setiap Supply Air Diffusser, Fresh Air Grille, Louver, Linier Bar
Grille, Exhaust Air Grille, Return Air Grille harus dilengkapi dengan
Multi Blade Volume Damper yang dapat diatur dan dikunci, jenis
Opposed Blade dengan bahan minimum BJLS 80 sedangkan untuk
SAR untuk FCU Guest Room harus dilengkapi dengan blade
pengarah dengan bahan BJLS 100.
08. Semua Supply Air Diffusser, Grille, Louver, Linier Bar Grille, Linier
Slot diffuser, SAR harus terbuat dari bahan Anodized Alumunium
Profil dan dilengkapi dengan bahan peredam getaran sehingga
tidak menimbulkan kebisingan lebih dari NC 35 dan dicat finish
powder coating.
10. Cerobong aliran udara yang berukuran lebih dari 24" pada sisi
terbesarnya, harus diberikan Cross kecuali pada cerobong yang
diberikan isolasi dalam.
11 Cerobong aliran udara yang ukurannya lebih besar dari 30" pada
sisi terbesarnya, harus diberikan penguat pada sisi tersebut dengan
baja siku 30x30x3mm pada setiap jarak 4 Feet, kecuali untuk
cerobong yang lebih besar dari 42" pada sisi terbesarnya, ukuran
penguat adalah 40x40x4mm setiap jarak 3 Feet dan untuk cerobong
yang lebih besar dari 84" pada sisi terbesarnya ukuran penguat
adalah 50x50x5mm pada setiap jarak 3 Feet.
14 Khusus untuk cerobong yang berada didekat Air Handling Unit sampai
jarak batas 6 meter, pada plenum supply / return pada bagian
dalamnya juga harus dilapis dengan bahan isolasi sesuai dengan
ketentuan isolasi dalam demikian juga untuk ducting supply FCU
Guest Room.
19. Allumunium Flexible round duct dari jenis 2 lapis allumunium laminate
dincapsulating dengan steel spring helix dan wire spacing 25 mm dan
fire resistance. Tekanan kerja max 10 inch H2O, sedangkan
pemasangan keperalatan memakai klem khusus (quick klem) dari
bahan plastik.
20. Seluruh ducting harus ditest kebocoran dengan asap atau dry es
dengan tekanaan pengujian sesuai tekanan kerja fan selama 30
menit.
5.0. PEMIPAAN
01 Katup operasi yang berdiameter lebih besar dari 2" harus terbuat
dari bahan cast iron body dengan sambungan jenis flange, sesuai
standard JIS atau standard lainnya bergantung pada merk katub
operasi tersebut. Merk katub operasi hendaknya dipilih dari satu
merk atau standard flange yang sama, sedangkan untuk katup
dengan diameter sampai 2" terbuat dari bahan bronz atau brass
dengan sambungan ulir tekanan kerja minimum 10 kg/cm².
10 Untuk Gate Valve dengan diameter sampai 2" dapat dipakai type
ball valve sedangkan diameter diatas 2" dipakai type Butterfly
Valve dengan Cast Iron body dan disc, EPDM seat, lever atau
Handwheel.
11 Balancing Valve harus dari type plug cock yang dilengkapi dengan
penunjuk pembukaan katup dan lubang untuk mengukur
perbedaan tekanan, untuk menentukan jumlah aliran yang
mengalir, dimana diukur dengan alat ukur digital (measuring
device) yang sudah diprogram untuk type-type balancing valve
tersebut.
04. Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti
sebelum dipasang, membersihkan semua kotoran, benda-benda
tajam / runcing serta penghalang lainnya.
08. Setiap belokan pipa harus diberi penguat agar sambungan tidak
mudah lepas apabila didalam tanah harus diberi blok-blok beton.
09. Katup (valve) dan saringan (strainer) harus mudah dicapai untuk
pemeliharaan dan penggantian. Pegangan katup (valve handled)
tidak boleh menukik.
10. Sambungan-sambungan fleksibel harus dipasang sedemikian
rupa dan angkur pipa secukupnya harus disediakan guna
mencegah tegangan pada pipa atau alat-alat yang dihubungkan
oleh gaya yang bekerja kearah memanjang.
17. Pemotongan pipa baik pada pipa baja maupun pipa PVC, harus
dilakukan dengan memakai alat pemotong khusus pipa, dimana
pada bagian bekas dilakukan pemotongan harus dibersihkan
dengan menggunakan reamer.
18. Pipa baja yang berdiameter lebih kecil dari 2½" harus
disambungkan dengan tipe persambungan ulir. Ulir pada pipa
sedemikian rupa sehingga alat bantu persambungan dapat
dipasangkan dengan memutarnya sebanyak 3 kali tanpa
mempergunakan alat. Pada persambungan ini, rongga antara ulir
pada pipa dan ulir pada alat bantu persambungan harus diisi
dengan suatu bahan pencegah kebocoran dengan Seal Tape dari
bahan Teflon.
20. Pipa baja yang berdiameter 2½" atau lebih besar harus
disambung dengan cara las dan flange. Bidang persambungan
hendaknya dibuat sedemikian rupa sehingga merupakan bidang
yang tegak lurus terhadap batang pipa. Khusus pada
persambungan las antara pipa baja galvanis dan alat bantunya,
seluruh bagian las harus diberikan lapisan anti karat dengan
Zinchromate sebanyak 2 lapis.
24. Pada pemasangan pipa yang sangat panjang dan atau didekat
katup operasi, maka Pemborong wajib mepergunakan alat bantu
berupa sambungan union bagi pipa berukuran diameter 2,5" atau
kurang dan sambungan flange bagi pipa berukuran diameter 3"
atau lebih. Sambungan seperti disebutkan dalam butir ini harus
dipergunakan dalam pemasangan pipa yang lebih panjang dari 12
meter, sedangkan untuk pipa tegak disetiap lantai dipakai
sambungan flange.
25. Pada setiap bagian dari pipa yang akan dipasangkan menembus
lantai, kolom, balok atau bagian kontruksi lainnya, Pemborong
wajib meminta persetujuan tertulis dari Manajemen Konstruksi
terlebih dahulu. Pada Bagian tersebut harus diberikan pelindung
berupa Sleeve yang terbuat dari bahan pipa baja galvanis dan
dipasang sebelum pengecoran bagian yang bersangkutan.
26. Pada pemasangan pipa yang melintas jalan, pada bagian atas
jalur pipa harus ditempatkan pelindung dari pipa beton yang kuat
menahan beban mekanis yang mungkin timbul.
30. Dalam hal pemasangan bahan dan peralatan listrik khusus dalam
pekerjaan ini, Pemborong wajib mengikuti semua ketentuan yang
berlaku dalam pekerjaan listrik.
38. Pipa refrigerant harus disangga atau digantung dengan baik untuk
mencegah lenturan dan meneruskan getaran kompressor ke
bagunan.
02. Untuk seluruh pipa dan alat bantu pipa yang berada di dalam
ruangan, ruang terbuka, ruang terbuka yang terkena hujan harus
memakai pelindung metal Jacketing dari bahan alumunium
setebal 0,6 mm, hujan tidak dapat merembes kedalam dan untuk
alat bantu pipa cara pelaksanaan pelindung dengan memakai
Jacketing sedemikian rupa sehingga mudah dilepas tanpa
merusak isolasi bila peralatan tersebut dibuka atau diservice.
03. Accesories pipa supply dan return i valve, strainer dll, harus
diisolasi dengan thermaflex dengan tebal 1" dan cara
pengisolasiannya harus sedemikian rupa sehingga tidak merusak
isolasi bila peralatan tersebut dibuka atau diservice.
04. Pada bagian seluruh pipa refrigerant dan pipa kondensasi yang
akan dipasang, pemborong hendaknya memberikan bahan
isolasi berupa Thermaflex dan berdiameter yang sesuai dengan
diameter pipanya setebal 1" dengan kepadatan 2,5 lbs/cuft, dan
konduktivitas panas 0,23 BTU.inch/ft2.h.f pada temperatur 23,9
derajat celcius.
01. Alat monitor aliran air atau Flow Switch yang dipergunakan
harus sesuai dengan diameter pipa yang terhubung dimana
kerugian tekanan aliran kerja yang melewatinya harus serendah
mungkin.
05. Alat pengatur jumlah aliran air dingin agar supaya temperatur
ruang dipertahankan sesuai set point adalah Two Way
Modulating Motorized Valve dimana sensornya adalah
thermostat dengan PI control sedangkan Controller untuk FCU
hanya dengan Two Way Motorized Valve dari control 2 posisi
dengan dilengkapi manual speed control (3 speed) yang
ditempatkan diruangan yang dikondisikan.
10. Untuk Fresh Air supply masing-masing akan melalui ducting fan,
demikian juga untuk exhaust dari toilet melaui exhaust fan
sebelum keluar ke udara luar melaui Air to Heat Exchanger dan
pada waktu system Fresh Air Fan on, maka Exhaust Fan dan Air
to Air Heat Exchanger juga on dengan interlock system secara
otomatis dan dapat dirubah secara manual. Sedangkan Fan
untuk Fresh Air dari type variable speed (inverter) yang diatur
akibat duct pressure sensor, Pressure Differential Controller
menyensor perubahan dari tekanan didalam ducting akibat
perubahan tekanan static dari filter agar supply udara fresh air
oleh fan menjadi constant volume.
11. Untuk seluruh Fresh Air yang disupply oleh Fan Fresh Air
melaui Filter sesuai yang ditetapkan dalam gambar
perencanaan.
13. Pada waktu terjadi kebakaran, unit-unit Fan, Pompa, dll mati
sedangkan Pressurized Fan jalan, semuanya itu berjalan
secara otomatis akibat adanya indikasi dari Fire Alarm dan
kontraktor VAC harus menghubungkan antara kontrol unit AC /
Fan dengan konrol Fire Alarm dengan kabel kontrolnya.
15.10
DIFFUSER, GRILLE
2.0. STANDARD.
3.0. UMUM.
4.0. MATERIAL.
Bahan diffuser, grille dan register yang dapat diterima adalah dari alumunium
anodized profile dengan ketebalan minimum 18 US Gauge.
5.0. PEMASANGAN.
5.1. Pemborong ini harus menyediakan semua duct register boxes, duct
adapters grilles, diffuser dan peralatan tambahan lainnya, sehingga
instalasi lengkap terpasang dan dapat bekerja dengan baik. Seluruh
unit diffuser, grille dan register harus mempunyai noise level criteria
tidak lebih dari NC 40.
5.2. Pemasangan diffuser dan grille harus tepat berdasarkan gambar.
Seluruh diffuser dan grille yang dipasang pada dinding tembok dan
lain-lain harus mempunyai rangka plesteran (plaster frame) agar dapat
dipasang rata dan tidak retak. Seluruh diffuser dan grille harus
dipasang rapat dan diberi karet gasket.
5.3. Seluruh adjustable volume damper yang terpasang, harus dapat diatur
dan dikunci dari luar. Untuk jenis diffuser yang digabungkan dengan
armature lampu (integrated light air troffer), Pemborong hanya
mengerjakan penyambungan ducting flexible round saja ke troffer
tersebut.
5.4. Semua diffuser harus dari jenis aspirating dan memiliki diffusing cone
minimal 4 (empat) buah. Diffuser yang dapat diterima adalah buatan
lokal.
5.5. Di belakang dan bagian dalam semua diffuser, grille dan register dicat
warna hitam enamel setelah dilapis dengan cat mual (prime coat).
6.0. DIMENSI.
6.1. Ukuran diffuser, grille dan register yang ada hendaknya disesuaikan
dengan keadaan. Ukuran dapat dirubah asalkan luas penampang
sama atau lebih besar.
6.2. Ukuran yang didapat dari register boxes atau plenum harus menunggu
ukuranukuran terakhir dari grilee yang telah disetujui Arsitek.
Penempatan yang tepat/sesungguhnya dari diffuser dan grilee harus
mendapatkan persetujuan Arsitek. Diffuser harus dipasang dengan
equalizing deflector dan damper.
SPESIFIKASI TEKNIS
15.11
SYSTEM AC SPLIT
1.1 Sistem AC yang dipakai adalah Sistem Split, VRV/VRF, kecuali untuk
area yang harus dilayani secara individual tersebut digunakan unit AC
Split / Split Duct
2.2 Peralatan yang digantung harus dipasang peredam jenis kinetic glass
fibre hanger merk kineties atau Sound Attenuator Limited.
2.3 Peralatan yang diletakan diberi landasan peredam getaran jenis kinetic
neoprene isolator merk Kinetics atau Sound Attenuator Limited .
3.1 Pekerjaan
Pemborong harus memasang pipa pembuangan air (drain) dari mesin
AC sampai ke tempat pembuangan yang terdekat dalam saluran yang
tersembunyi atau tidak mengganggu.
3.2 Bahan
Untuk pembuangan air (drain) dipergunakan pipa PVC Klas AW.
3.3 Peralatan
Pipa kondensasi drain harus diperlengkapi dengan bak kontrol, leher
angsa serta peralatan lain yang perlu. Harus diberikan lapisan isolasi
sampai sepanjang kira-kira 2 meter atau sampai dengan dimana tidak
terjadi pengembunan bagian luar pipa, isolasi harus dari bahan fibre
glass, polyurethene atau styrofoam type D.1. atau yang sejenis dari
bahan tahap api (fire resistant) setebal 1”. Bagian luar hendaknya dicat
sesuai dengan warna yang disetujui oleh Direksi lapangan.
4.1 Umum
Pemborong harus memasang condensing unit untuk split system
dengan jenis, ukuran dan kapasitas lengkap sesuai dengan spesifikasi
dan gambar. Unit ini hendaknya factory buitt dan telah diuji pabriknya
berdasarkan test yang dilakukan sesuai dengan ASHRAE standar 14-
67
4.2 Kompressor
Kompressor hendaknya dari jenis semi/heremetic didinginkan oleh gas
refrigerant dan motor yang dilindungi secara inherent
4.6 Dinding
Dinding dan rangka hendaknya telah dicat anti karat dan sesuai untuk
pemasangan di luar.
5.1 Umum
Pemborong harus memasang evaporator blower unit untuk split system
dengan jenis, ukuran dan kapasitas lengkap sesuai dengan spesifikasi
dan gambar. Unit ini hendaknya factory built dan telah diuji oleh
pabriknya. Berdasarkan test yang dilakukan sesuai dengan AMCA
Standard 210-1967,Test Code For Air Moving Devices dan ARI
Standard 410-1964 Standard For Forced Circulation Air Cooling and Air
Heating Coil.
5.2 Fan
Hendaknya dipakai fan dari jenis forward curved dan direncanakan
khusus untuk unit ini. Alas motor harus dapat menyediakan variasi
jarak antara sumbu-sumber yang dapat diatur dengan skrup-skrup. Fan
hendaknya dilengkapi dengan pulley yang dapat diatur pitchnya untuk
mengatur kecepatan fan. Semua unit fan hendaknya mempunyai
peluru dengan bantalannya yang dapat dilumasi dari luar dengan
mudah. Fan hendaknya memiliki performansi sesuai dengan ARI
standard 430-1966. Sistem fan hendaknya telah ditimbang dan
dibalance secara statis maupun dinamis di dalam rumah fan oleh
pabriknya.
5.3 Dinding
Dinding unit minimal dari plat besi ukuran 20 gauge. Semua panel atau
lubang berpintu harus dapat dengan mudah dan cepat dibuka. Rangka
hendaknya diperlengkapi dengan titik-titik penyangga yang telah
diperkuat. Dinding dan rangka hendaknya dilapisi dengan cat anti
karat. Bak pengembunan air hendaknya terletak di bawah koil
pendingin dan harus cukup besar untuk menampung segenap
pengembunan uap air dari koil pada kondisi maksimumnya.
5.5 Isolasi
Dinding unit ini hendaknya diisolasi mulai dari masuknya sampai pada
keluarnya udara pada unit. lsolasi harus cukup kuat, tebal serta berat
jenisnya harus cukup untuk menghalangi terjadinya pengembungan.
Isolasi harus tahan terhadap aliran udara dan tahan api sesuai dengan
persyaratan NFPA Standard 90-A.
6.1 Umum
Hendaknya semua pipa refrigerant dikerjakan secara hati-hati dan
sebaik mungkin. Semua bagian-bagian pipa ini harus bersih, kering
dan bebas dari debu dan kotoran. Hendaknya dipakai pipa tembaga
jenis yang dihydrated dan sealed. Sambungan hendaknya sependek
mungkin.
6.2 Sambungan
Pipa jenis hard drawn tubing harus disambung dengan perantaan
wrought copper fitting atau nonporous brass fitting. Dianjurkan dipakai
solder perak dengan dtiupkan gas mupia seperti Nitrogen kering ke
dalam pipa yang sedang disambung untuk menghindarkan
terbentuknya kerak oksida di dalam pipa.
Solder lunak semacam 50-50 tidak boleh digunakan. Solder 95-5 dapat
dipergunakan kecuali pada pipa discharge gas panas.
Pipa jenis soft drawn tubing dapat disambung dengan solder, nyala api
atau lainnya yang sesuai untuk pipa refrigerant. Bilamana precharged
refrigerant lines disediakan oleh pabrik, hendaknya diperhatikan benar-
benar instruksi pabrik.
Bila terjadi kelebihan pipa precharged hendaknya dibentuk gulungan
dan disangga pada bidang mendatar.
6.3 Konstruksi
Tekanan sistem setelah pengisian freon tidak boleh lebih dari yang
disyaratkan oleh pabriknya.
Pipa suction line refrigerant harus diisolasi dengan isolasi panas seperti
armaflex, bradflex.
15.12
2.0. UMUM.
2.1 Berikut ini adalah penjelasan secara umum mengenai ventilasi dan
ventilator, untuk spesifikasi teknis yang khusus, disesuaikan dengan
spesifikasi yang tertera pada gambar schedule mesin.
2.2 Peralatan ventilasi harus dipasang sesuai dengan yang tertera dalam
gambar dan atau yang dipersyaratkan di bawah ini. Seluruh
pemasangan ventilasi mekanik harus memenuhi persyaratan setempat,
ordonansi dan atau peraturan yang berlaku.
3.1 Seluruh fan harus mempunyai pilot light dan on/off switch pada
lokasi/panel yang tertera dalam gambar serta dapat dimonitor dan atau
diremote dari push kontrol panel di ruang kontrol yang tersedia.
3.2 Fan dengan daya 1 HP atau lebih kecil dapat berfungsi Single Phase.
3.3 Pada prinsipnya exhaust fan yang dipasang adalah exhaust fan dari
type yang umum digunakan,dimana :
• Kapasitas : Sesuai gambar rencana
• Type : Sesuai gambar rencana
• Static pressure : 0.2 - 0.5 in WG
• Merk : PANASONIC, KRUGER, KDK
• Wama : Ditentukan kemudian
Exhaust fan harus memiliki damper yang secara otomatis bekerja
dengan motor dengan kata lain bila exhaust fan dimatikan untuk
dampernya harus dapat tertutup dan sebaliknya.
Exhaust fan tidak boleh melebihi tingkat kebisingan 40 db. Cara
pemasangan dengan rangka kayu yang dibuat sedemikian rupa,
sehingga dapat dibuka/pasang kembali untuk maintenance.
4.0. DUCTING.
Seluruh ducting ventilasi mekanik yang dibutuhkan harus sesuai dengan bab
ducting (cerobong udara), baik dimensi, bentuk, maupun bahannya. Seluruh
ducting ventilasi mekanik dan tidak perlu diisolasi.
15.13
1.0. UMUM
2.1.5 Pengukurtekanan
• Manometer/pressure gauge
2.3.2 Temperatur
Pengukuran dan pengujian temperatur dan kelembaban pada
setiap ruangan, diffuser, grille, register, fresh air intake,
exhaust.
2.3.4 Listrik
• Pengukuran dan pengujian kuat arus dengan tegangan
RPM, setiap phase pada unit compressor, motor dan sistem
pengaturan listrik yang ada. Harus dibandingkan dengan
besaran/kapasitas yang direncanakan atau data pabriknya.
Seluruh hasil testing dan balancing harus dicatat dalam suat daftar isian untuk
mendapat persetujuan Konsultan.
15.14
SISTEM VENTILASI
4.1 Umum.
5.1 Umum.
5.3 Pengujian.
5.4 Pemeliharaan.
15.15
NO
MATERIAL SPESIFIKASI
.
1 jalur 2 arah, sistem transportasi
tabung untuk pengiriman /
penerimaan carrier / tabung
pengangkut.
1. Sistem
Redistribusi otomatis dari tabung
pengangkut yang kosong dengan
sistem Radio Frequency
Identification (RFID)
NO
MATERIAL SPESIFIKASI
.
Microprocessor controlled,
monitored by PTS control software
2. Kontrol
original dan berlisensi yang terinstall
dalam personal computer
SPESIFIKASI UMUM
16.0
PANDUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
1.2.5. Contoh bahan berikut brosur/data teknis semua bahan jaringan komunikasi
data dan perlengkapannya harus diserahkan kepada Konsultan MK sebelum
diadakan/didatangkan ke lokasi. Contoh dan/atau brosur/data teknis
bahan/barang/peralatan untuk pekerjaan ini harus diajukan terlebih dahulu
kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui.
1.2.6. Kontraktor wajib menyerahkan daftar bahan yang akan digunakan, seperti
disebutkan dalam Spesifikasi Teknis ini, kepada Konsultan MK untuk
diperiksa dan disetujui oleh pemberi tugas.
Daftar bahan meliputi tipe, model, nama pabrik pembuat, jumlah, ukuran dan
data lain (seperti performance dari peralatan) yang diperlukan.
Semua barang dan peralatan yang diadakan oleh Kontraktor harus disertai
dengan Surat Keterangan Keaslian Barang (Letter of Origin) dari pabrik
pembuatnya (Manufacturer) atau agen utamanya (Authorized Dealer/Agent).
1.2.7. Bahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang dimaksud di dalam
spesifikasi teknis ini dan harus dalam keadaan baru serta menggunakan
teknologi terakhir sehingga tidak terjadi diskontinyu spare part.
1.2.8. Kontraktor diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala ukuran/kapasitas
peralatan (equipment) yang akan dipasang. Apabila terdapat keragu-raguan,
Kontraktor harus segera menghubungi Manajemen Konstruksi untuk
berkonsultasi dan koordinasi.
1.2.9. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas equipment, yang sebelumnya
tidak dikonsultasikan/dikoordinasikan dengan Manajemen Konstruksi, apabila
terjadi kekeliruan maka hal tersebut menjadi beban tanggung jawab
Kontraktor.
1.2.10. Untuk itu pemilihan equipment dan material harus mendapatkan persetujuan
dari Manajemen Konstruksi, Konsultan Perencana dan Pemberi Tugas.
1.7. Ketidaksesuaian
1.7.1. Pengawas Lapangan / Manajemen Konstruksi berhak menolak setiap bahan
yang didatangkan atau dipasang yang tidak memenuhi ketentuan Gambar
Kerja dan/atau Spesifikasi Teknis ini.
1.7.2. Kontraktor harus segera memperbaiki dan/atau mengganti setiap pekerjaan
yang dinilai tidak sesuai, tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.
1.7.3. Bila bahan-bahan yang didatangkan ternyata menyimpang atau berbeda dari
yang ditentukan, Kontraktor harus membuat pernyataan tertulis yang
menjelaskan usulan penggantian berikut alasan penggantian, dengan
maksud bila diterima, akan segera diadakan penyesuaian. Bila Kontraktor
mengabaikan hal diatas, Kontraktor bertanggung jawab melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan Gambar Perencanaan.
1.7.4. Peralatan yang disebut dengan Merk dan Penggantinya
Bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, accessories dan lain-lain yang
disebut dan dipersyarakan dalam spesifikasi ini, maka Kontraktor wajib
menyediakan sesuai dengan nama/merk tersebut diatas. Penggantian dapat
dilakukan dengan persetujuan Manajemen Konstruksi, Konsultan Perencana
dan Pemberi Tugas.
1.7.5. Perlindungan Pemilik
Atas penggunaan bahan material, sistem dan lain-lain khususnya dalam
pelaksanaan konstruksi oleh Kontraktor, maka Pemilik/Pemberi Tugas
dijamin dan dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan yuridis lainnya.
1.8. Koordinasi
1.8.1. Koordinasi yang baik perlu diadakan untuk mencegah agar pekerjaan yang
satu tidak menghalangi/menghambat pekerjaan lainnya.
1.8.2. Kontraktor pekerjaan instalasi ini dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus
bekerja sama dengan Kontraktor bidang lain atau disiplin lainnya, agar
seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan jadwal waktu
yang telah ditentukan.
1.11. Laporan
1.11.1. Laporan Harian :
Kontraktor wajib membuat "Laporan Harian" & "Laporan Mingguan" yang
memberikan gambaran dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan di lapangan
secara jelas.
Laporan tersebut dibuat dalam rangkap 3 (tiga) meliputi:
1.11.1.1. Kegiatan Fisik.
1.11.1.2. Catatan dan perintah Manajemen Konstruksi yang disampaikan
secara tertulis.
1.11.1.3. Berdasarkan laporan harian, dibuat laporan Hal-hal yang
menyangkut masalah:
o Material (masuk/ditolak)
o Jumlah tenaga kerja
o Keadaan cuaca
o Pekerjaan tambah / kurang.
o dll
Mingguan dimana laporan tersebut berisi ikhtisar dan catatan prestasi atas
pekerjaan minggu lalu dan rencana pekerjaan minggu depan. Laporan ini
harus ditandatangani oleh Manager Proyek dan diserahkan kepada
Manajemen Konstruksi untuk diketahui/disetujui.
1.11.2. Laporan Pengetesan
Pemborong harus menyerahkan kepada Manajemen Konstruksi dalam rangkap 4
(empat) mengenai hal-hal sebagi berikut :
a. Hasil pengetesan seluruh komponen.
b. Hasil pengetesan peralatan-peralatan instalasi.
c. Hasil pengukuran-pengukuran dan lain-lain.
Semua pengetesan atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh Manajemen
Konstruksi, Konsultan Perencana dan Pemberi Tugas.
1.17. Penjagaan
1.17.1. Kontraktor wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus menerus
selama berlangsungnya pekerjaan atas bahan, peralatan, mesin dan alat-alat
kerja yang disimpan di tempat kerja (gudang lapangan).
1.17.2. Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas barang-barang
tersebut diatas, menjadi tanggung jawab Kontraktor.
16.1
16.2
1. Pada keadaan normal, seluruh beban dilayani oleh sumber catu daya listrik
utama yang berasal dari Jaringan Tegangan Menengah PLN (20 kV, 3 phasa,
50 Hertz).
2. Pada saat sumber catu daya utama dari PLN mengalami gangguan, secara
otomatis sebagian kebutuhan daya dilayani oleh sumber catu daya cadangan
yang berasal dari Diesel Generating Set.
3. Pada keadaan darurat (terjadi kebakaran), secara otomatis seluruh beban
dimatikan oleh signal listrik yang dikirimkan dari sentral Sistem Pengindera
Kebakaran (FACP) kecuali daya listrik untuk mencatu beban-beban khusus
seperti Electric FirePump, Fuel Pump, danperalatan bantu evakuasi.
2. Kelengkapan – kelengkapan
MVMDP dilengkapi dengan komponen-komponen panel sebagai
berikut:
a. Fuse tegangan menengah,
b. LBS dan LBS Fuse,
c. DisconnectingSwitch / Switchgear,
d. Busbar dari tembaga dengan Zincromate,
e. Saklarpembumian,
f. Terminal ukur,
g. Dudukan kabel (terminating),
h. Capasitorvoltagedivider,
i. Lampu indikator,
j. Mimic diagram,
k. Penunjuk untuk posisi saklarpembumian,
l. Singlephaseprotector.
m. Heater.
2. Busbar
a. Panel mempunyai tiga buah busbarphasa dan satu bar
atauterminal untuk pembumian yang terbuat dari tembaga dengan
ukuran masing-masing 40 x 10 mm.
b. Busbar ditempatkan pada compartement yang terpisah.
c. Busbar dipasang menggunakan isolator sehingga kokoh dan tahan
oleh gangguan mekanis akibat electrodynamicforce.
4. Peralatan Ukur.
MVMDP dilengkapi dengan peralatan ukur digital yang terdiri dari:
a. Amperemeter,
b. Voltmeter,
c. kWH-meter,
d. Trafo ukur tegangan menengah.
4.3. TransformatorDaya
4.3.1. Ketentuan Umum
1. Transformator daya yang digunakan harus memenuhi IEC standar dan
SPLN atau standard-standard lain yang diakui di negara Republik
Indonesia serta mendapat rekomendasi dari LMK.
2. Transformator yang digunakan harus mempunyai rekomendasi untuk
dipasang di daerah tropis.
3. Transformator yang digunakan harus dari jenis Trafo Kering dengan
bahan belitan dirancang dari jenis tembaga dengan isolasi jenis cat
resin.
4. Index Proteksi IP 20 dan dilengkapi dengan fan dan ANAF (Air Natural
Air Force).
4.3.2. Konstruksi
1. Inti besi harus kokoh sehingga dijamin tidak akan bergetar dan memiliki
rugi-rugi inti kecil.
2. Kumparan terbuat tembaga harus mempunyai ketahanan dielektrik dan
mekanik yang cukup kuat.
3. Selungkup (housing) terbuat dari pelat baja yang di cat dasar tahan
karat dan cat finish berwarna putih.
4. Bushing isolator terbuat dari porcelin.
5. Kelengkapan-kelengkapan Trafo dilengkapi dengan komponen-
komponen sebagai berikut:
a. Nameplate.
b. Alat memonitor temperatur yang dihubungkan ke:
i. Alarm system,
ii. Fancontrolsystem,
iii. Trippingsystem.
c. Kuping pengangkat,
d. Tap changer,
e. Roda,
f. Terminal pengebumian.
g. Internal fan.
c. Perlengkapan
Tranformator dilengkapi dengan:
Thermometer
RTS
Roda
Lifting eye
Elastimold bushing
Grounding
JENIS
NO SPESIFIKASI SINGKAT MERK
MATERIAL
GENERATOR SET
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi teknis ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar perencanaan,
dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan pada
spesifikasi teknis ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan
atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi teknis yang di persyaratkan pada
pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan
tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan
tambahan biaya.
e. Pengadaan dan Pemasangan Local Cotrol Panel (LCP) yang terdiri dari
peralatan/modul AMF, Automatic Synchronizing, Load Sharing/Watt Matric
Program dan interkoneksi dengan BAS melalui Mod-Bus protokol.
j. Pengadaan dan Pemasangan feeder TEGANGAN RENDAH dan kabel kontrol untuk
seluruh peralatan Diesel Genset dari genset dari Output Generator dan
“connection” ke sisi incoming LVMDP termasuk sistem pentanahannya.
l. Pengadaan dan pemasangan Peralatan Kontrol dan Peralatan Ukur bukan bawaan
genset namun terdapat dalam gambar perencanaan sebagai pendukung
beroperasinya Power system sesuai dengan pasal 8.11 dan 8.12.
x. Menyerahkan 4 set gambar “As Built Drawing” dan 1 set transparent termasuk soft
file. Serta menyerahkan Spare part dan consumable spare part Generatorset untuk
1 (satu) tahun
a. Uraian dan syarat-syarat ini menjelaskan tentang spesifikasi bahan dan cara
pemasangan pekerjaan Instalasi dan peralatan seperti tercantum dalam pasal-
pasal, lampiran-lampiran dan gambar-gambar sehingga sistem dapat beroperasi
secara baik dan sempurna.
b. Setiap lembar spesifikasi ini harus diparaf dan dicap/stempel serta dilampirkan
dalam penawaran sebagai bentuk konfirmasi bahwa peserta tender (kontraktor)
telah mengerti dan memahami dengan baik semua uraian dan hal yang
dipersyaratkan dalam buku spesifikasi ini, dan juga untuk menunjukkan bahwa
penawaran sudah mengikuti semua uraian dan syarat-syarat dalam buku
spesifikasi ini.
e. Bila suatu pernyataan diulang kembali pada spesifikasi dan/atau gambar, hal ini
adalah untuk menuntut perhatian yang lebih dan bukan berarti bahwa bagian lain
yang tidak dinyatakan ulang merupakan hal yang kurang penting.
f. Setiap material, equipment, peralatan dan perlengkapan yang tidak tampak pada
gambar, tetapi dijelaskan pada spesifikasi, atau sebaliknya, atau setiap
perlengkapan, material, peralatan yang diperlukan dalam melengkapi
penyelesaian pekerjaan ini sampai siap bekerja, meskipun tidak dijelaskan dalam
spesifikasi, harus disediakan dan dipasang oleh Kontraktor yang bersangkutan
sebagai bagian dari pekerjaannya.
h. Bila hal itu perlu untuk kelengkapan dan kesempurnaan sistim pemasangan atau
kerja atau lazim terdapat dalam praktek, agar system dapat berjalan
sebagaimana mestinya maka hal itu menjadi kewajiban Kontraktor untuk
melengkapinya sesuai dengan lingkup pekerjaan pasal 7.
i. Pemberitahuan Waktu-waktu Kritis
Kontraktor diharuskan memberitahukan saat-saat pemasangan yang kritis
kepada Management Konstruksi misalnya: saat pemasangan sleeve, pemasukan
dan penempatan genset dari luar sampai ke pondasi, bagaimana rute yang akan
ditempuh, kecukupan dari segi ruang dan kekuatan struktur, alat-alat bantu yang
akan dipasang, schedule dengan urutan kerja dan sebagainya.
4) Segala sesuatu yang tidak dijelaskan baik pada gambar maupun pada
spesifikasi, tetapi sangat diperlukan untuk melengkapi instalasi yang
dimintakan agar dapat bekerja dengan sempurna, harus disediakan dan
termasuk dalam kontrak dan disesuaikan dengan pasal 1.11
3) Penyampaian Informasi
1) Detail-detail kecil yang diperlukan tidak semuanya digambar atau ditulis dalam
spesifikasi teknis.
2) Ukuran panjang, lebar, tinggi dan elevasi dari mesin atau peralatan lainnya
yang tercantum dalam gambar, adalah ukuran yang didapat dari data-data lain
seperti gambar arsitektur, struktur atau brosur-brosur, Kontraktor wajib
menyesuaikan dengan standard pabrik yang dimiliki.
1) Apabila suatu penjelasan atau spesifikasi tidak terdapat dalam gambar tetapi
terdapat dalam spesifikasi teknis, atau sebaliknya terdapat dalam spesifikasi
teknis tetapi tidak terdapat dalam gambar maka keterangan yang manapun
berlaku.
2) Apabila terdapat pertentangan antara keduanya diambil nilai yang lebih
tinggi,lebih lengkap dan lain-lain yang bersifat lebih baik secara kuantitas
maupun kualitas (apabila perlu dikonfirmasikan dengan Perencana).
13) Peraturan dan Standar Internasional yang dikenal secara umum seperti :
1) Type NYA
- Standard : PLN / LMK dan SII
- Konstruksi : Annealed copper stranded
- Diameter : sesuai kebutuhan minimal 2,5 mm2.
- Jumlah core : Satu (single)
- Kelas tegangan : 1000 Volt dan 600/1000 Volt
- Isolasi : PVC and sheathed
- Produksi : Lihat Daftar Material
2) Type NYY
- Standard : PLN / LMK dan SII
- Konstruksi : Annealed copper stranded
- Diameter : sesuai kebutuhan
- Jumlah core : Satu (single) atau banyak (multi)
- Kelas tegangan : 1000 Volt dan 600/1000 Volt
- Isolasi : PVC and sheathed
- Produksi : Lihat Daftar Material
3) Type NYFGbY
- Standard : PLN / LMK dan SII
- Konstruksi : Annealed copper stranded
- Armour : Flat steel wire and tape
- Diameter : sesuai kebutuhan
- Jumlah core : Satu (single) atau banyak (multi)
- Kelas tegangan : 1000 Volt dan 600/1000 Volt
- Isolasi : PVC and sheathed
- Produksi : Lihat Daftar Material
7) Merek Kabel harus seragam untuk pemasangan dalam satu sistim 3-phase atau
1-Phase.
8) Merek Kabel harus seragam untuk pemasangan dalam satu deretan panel listrik
(beberapa panel yang tergabung tanpa pemisah satu sama lainnya).
9) Merek Kabel harus seragam untuk pemasangan dalam satu panel listrik.
Pemasangan
1) Seluruh ujung kabel harus diberi sepatu kabel. Bahan sepatu kabel ialah
tembaga.
2) Sepatu kabel yang berukuran 70 mm2 atau lebih harus menggunakan alat press
hidraulic yang kemudian disolder dengan timah pateri.
3) Kabel feeder didalam ruang terpasang rapih pada rak kabel atau trench tanpa
dilindungi pipa. Kabel feeder yang dipasang didalam trench harus
mempergunakan support dari besi siku tiap 50 cm.
4) Pada kedua ujung kabel harus diberi tanda yang jelas dan tidak mudah lepas,
untuk meng-identifikasi arah beban.
5) Kabel feeder didalam shaft terpasang rapih pada rak kabel tanpa dilindungi pipa.
7) Semua kabel yang masuk kedalam panel harus menggunakan kabel gland dan
bahannya harus sesuai dengan type kabel
8) Setiap ujung kabel yang akan diconnect pada, panel atau peralatan harus diberi
kelebihan panjang secukupnya untuk menghindari kemungkinan penggeseran
alat-alat tsb.
9) Identifikasi warna (colour coding) untuk kebel harus sesuai standard (PUIL).
Pengujian
Pengujian semua kabel feeder harus ditest tegangan dan tahanan isolasi yang
memenuhi persyaratan PLN/LMK.
a. Pipa Galvanis
Pipa galvanis dan fitting untuk instalasi atau sparing dibawah lantai, diluar
bangunan/ tanah, dan ruang-ruang yang mempunyai tekanan mekanis seperti
ruang trafo, ruang pompa, ruang diesel genset dan lain-lain :
1) Spesifikasi Material
a) Pipa galvanized digunakan kelas medium jenis bulat dengan luas
penampang 2.5 kali penampang luar kabel dan minimal φ 20 mm.
b) Semua pipa galvanis ini harus dilindungi dengan lapisan anti karat.
2) Pemasangan
a) Dihalaman instalasi terpasang minimal 80 centimeter dari permukaan.
b) Pipa diletakan pada lapisan pasir setebal 10 cm pada bagian bawah dan
atas pipa dan diberi pelindung batu beton diatasnya.
c) Diruang Pompa, Trafo dan Diesel genset apabila instalasi terpasang
"surfacemounted" maka harus terpasang dengan teratur rapih didinding
atau diklem pada rak kabel.
d) Untuk sleeve/sparing didalam bangunan : lubang antara pipa dengan
kabel dicor/diisi dengan bahan (Multi Cable Transit) yang sifatnya
menahan Air, Asap dan api dengan fire rating ± 2 (dua) jam.
b. Pipa UPVC
Pipa UPVC dan fitting untuk instalasi didalam bangunan dan diluar bangunan/
tanah yang tidak terdapat tekanan mekanis :
Spesifikasi Material
Pipa UPVC jenis high impact dengan luas penampang 2.5 kali luas penampang
luar kabel dan minimal φ 20 mm.
Conduit
- Type : Unplastisized Polyvinyl Chloride (UPVC) conduit
- Ukuran : minimum ¾” φ
- Produksi : Lihat daftar material
Flexible conduit
- Type : Unplastisized Polyvinyl Chloride (UPVC) conduit
- Ukuran : minimum ¾” φ
- Produksi : Lihat daftar material
Conduit accessories
- Coupling, elbow, bushing, boxes dan lain lain
- Material sesuai dengan material pipa
- Ukuran disesuaikan
accessories lainnya
- Hanger :
- Ramset atau Fischer plug
- Hanger, steel plate, steel bar atau steel frame dilengkapi dengan anti
karat serta di finish dengan di cat.
- PVC clamp and steel plate clamp complete with bolt and nuts.
c. Cable rack
1) Material
Dari bahan Galvanized steel dengan ketebalan minimum 2.0 mm
2) Pemasangan
1) Spesifikasi Material
a) Material Hanger
- Bahan besi pelat atau siku yang diklem setiap jarak 100 cm
- Gantungan ke plat beton dengan ikatan ramset atau
fischerplug
- Besi pelat dan muur baut
- Semua bahan besi harus di ”Hot dipped galvanize”
b) Rak Kabel
3) Penggunaan:
e. Gali Urug
2) Bilamana ada tabrakan dengan pipa, saluran got atau lainnya, harus dibuat
gambar detail dan cara penyelesaian yang baik untuk semua pihak dengan
mendapat persetujuan dari Managemen Konstruksi Lapangan.
4) Setelah selesai pemasangan kabel, galian harus diurug kembali dengan sirtu
sampai padat.
2) complete grounding system untuk low voltage switch gear, generator, steel
door, steel louver, piping, fuel tank, oil tank, electrical pump dan lain-lain.
3) Semua material bangunan yang bersifat konduktif seperti :Pintu besi, base
plate, plate bordes, pipa air, ducting AC dan semua Peralatan & panel-listrik
5) Spesifikasi Material
c) Pentanahan sistem
9) Untuk sistem dimana penampang kawat fasa lebih kecil dari 10 mm2 dianut
pentanahan ke kawat pengaman “P” Pada panel ini keluar 2 kawat
pentanahan yaitu “N” dan “P” , sehinggah jumlah busbar dalam panel
berjumlah 5 (lima) buah.
Sistim ini dikenal sebagai TNS system dimana Neutral dan Grounding cable
terpisah pada panel distribusi, dan akan digabung pada sistim pentanahan.
11) Pemasangan
a) Kabel Pentanahan terpasang dalam trench atau Tray kabel,
menembus dinding diatas sloof menuju bak kontrol. Instalasi
terpasang minimal 60 cm dibawah permukaan tanah.
b) Kawat pentanahan adalah dari tembaga dengan penampang 50 mm.
12) Pengujian
Tahanan tanah harus diuji sampai lebih kecil dari 1 ohm diukur dalam
keadaan tanah kering.
a. Sumber Daya
Sumber daya utama berasal dari PLN, dengan sumber daya cadangan berasal dari
Diesel Generator set dengan sistim tegangan:
2) Mematikan mesin secara otomatis bila beban telah dialihkan kembali ke PLN.
3) Dapat memberi alarm bila terjadi kegagalan dalam usaha menghidupkan mesin
diesel dan kegagalan pemindahan beban.
3) Factory Test (Dummy Load) dilakukan di Negara Asal dan disaksikan oleh
Owner Engieer. Memiliki Certivicate of Origin (C.O.D) Enggine and Altenator
From Origin Manufacture Made in Japan dan Stanford UK ditambah sertifikat
TNK1951MI
2) Harus mampu beroperasi sebagai continuous duty, untuk itu harus mampu
dibebani 10% di atas ratingnya selama 1(satu)jam di dalam 12 jam operasi
pada kecepatan nominal tanpa terjadi "overheating" pada engine maupun
altenator dan mampu beroperasi pada bebannominal terus menerus selama
24 jam.
3) Dilengkapi "starting aids" sesuai standard/ketentuan manufacturer sehingga
persyaratan tersebut di atas dapat dipenuhi.
a. Konstruksi
1) Engine harus dari jenis high speed stationery diesel enginekhusus untuk
penggerak sistem pembangkit listrik dengan kualifikasi jenis Genset masuk
Kategori G3.
2) Engine Features, harus mengikuti ketentuan berikut, Heavy duty diesel engine,
a) Jacket Water Cooled,
b) Strokes engine type.
c) Engine arrangement, harus Vee-engine untuk 6 (Enam) silinderatau yang
lebih besar.
d) Turbocharged dengan Aftercooled.
e) Replaceable cylinder liners.
f) Replaceable valve seat inserts.
g) Main bearing caps harus diikat secara cross tie
h) Erhadap crankcase.
3) Engine mounting harus dari jenis neoprene inshear.
4) Base frame boleh produk lokal dengan konstruksi sesuai dengan konstruksi
asal dari pabrik pembuat unit mesin diesel dan dilengkapi dengan surat
pernyataan dan jaminan kekuatan dari perwakilan perdagangan unit mesin
tersebut.
b. Sistem Pendingin
1) Pendinginan menggunakan sistem cylinder jacket water cooled dengan
bantuan penukar panas radiator. Sistem terintegrasi dengan mesinnya, yang
mana harus dilengkapi dengan peralatan pemipaan, fitting dan kutub untuk
menghubungkan alat-alat tersebut dengan bagian-bagian yang ditentukan.
2) Harus mampu mendinginkan bagian bagian engine secara baik.
3) Air pendingin disirkulasikan dengan cooling water pump dari jenis neoprene
impeller pump atau setara yang digerakkan langsung dariputaran poros engkol
atau melalui transmisi roda gigi, sistem dilengkapi dengan cooling water flow
control yang akan memberi peringatan bila terjadi kondisi aliran air pendingin
terhenti dan control tersebut mematikan mesin.
4) Water temperature pada sisi engine outlet tidak boleh melebihi 93 oC (200 oF).
Harus disediakan kran air (faucet) tepat di atas tutup radiator untuk pengisian
air pendingin.
5) Diesel harus dilengkapi dengan electric heater yang selalu memanaskan jacket
water selama keadaan stand by sehingga temperatur jacket water mencapai
temperatur sesuai rekomendasi pabrik.
c. Sistim pendinginan radiator dan isolasi panas pipa-pipa termasuk rangka radiator,
fleksible duct
1) Radiator
a) Harus dari heavy duty heat exchanger
b) Harus mampu untuk mengeluarkan kalor sebesar 1.8 kali dari kalor yang
dihasilkan oleh mesin diesel pada kondisi operasi normalnya.
c) Dilengkapi dengan "jacket water heater", dikontrol oleh "adjustable
thermostat", temperatur dijaga konstan 90 F-grade pada saat siap start.
d) Dilengkapi "intake-air silencer" dan exhaust-air sound attenuator.
2) Material Pipa Radiator dan flexible duct.
Untuk pipa radiator dibungkus dengan asbes dan Kontraktor harus menghitung
ulang dan mengajukan proposal diameter pipa radiator pada waktu pelelangan.
Terpal/ flexible duct dari bahan yang kuat dan tahan terhadap panas yang
dikeluarkan genset.
3) Pemasangan
Terpal antara radiator ke shaft attenuator harus terpasang rapih dan tanpa
bocor.
d. Sistem Start
1) Sistem starter menggunakan DC electric motor.
2) Sistem pengisian batere menggunakan dua cara yaitu pengisian dari altenator
mesin bila diesel dalam keadaan operasi dan sistem pengisian secara
otomatis dari battery charger.
3) Kapasitas batere harus disesuaikan untuk melakukan 12 kali cranking
masing-masing selama 10 detik, atau serendah-rendahnya adalah 400 AH
seperti dibawah ini,
a) Jenis batere : lead acid
b) Plat per cell : 29
c) Rated voltage : 24 V
d) Kapasitas : minimum 400 AH pada 80 F-grade
e) Instrumentasi : batere voltage indicator,
batere charging indicator,
electrolyt hydrometer.
f) Kelengkapan : Automatic battery charger.
h. Silencer
1) Spesifikasi Material
Untuk menjaga suara dari power plant tidak mengganggu, Kontraktor harus
menyediakan dan memasang residential / critical cilencer sebagai exhause
noise supresing.
Kontraktor harus menghitung ulang dan mengajukan proposal diameter pipa
silencer pada waktu pelelangan/tender.
Pipanya harus direncanakan sedemikian sehingga backpressure-nyatidak
melampaui batas yang telah ditentukan oleh pabrik.
2) Pemasangan
Silincer digantung atau disanggah (model gawang) memakai besi siku dan
isolator peredam sedemikian sehingga beratnya tidak membebani mesin,
demikian juga pemuaian yang diakibatkannya tidak boleh mendorong mesin.
3) Pengujian
Resindensial Silencer harus diuji sehingga diperoleh noise level 70 dB pada
jarak 3 m diluar dinding ruangan(pengujian dilakukan pada malam hari).
3) Peredam suara pada shaft dan exhaust, termasuk Exhaust fan (Sound
Attenuator).
4) Material
a) Sound Attenuator terdiri dari rangka luar, peredam suara dan splitters
atau concentric pods.
b) Rangka luar adalah plat baja yang harus digalvanized sistim celup, tebal
minimum 1.6 mm.
c) Bagian penyerap suara, harus mempunyai efisiensi yang baik, terdiri dari
bahan mineral wool, rock woll dengan kepadatan minimal 100 kg/m3 atau
Glasswool 40kg/m3.
d) Sound attenuator harus dapat mencegah keluar/masuknya serangga dan
harus tahan air dan perubahan cuaca.
7) Pemasangan
a) Sound Attenuator terpasang pada discharge shaft radiator, pada air intake
shaft dan pada exhaust fan sesuai persyaratan.
b) Pengujian
c) Pengujian harus diadakan sehingga suara yang akan keluar sesudah
attenuator tidak lebih dari 70 dB pada jarak 3 m dari sekeliling dinding luar
ruang Genset(pengukuran dilakukan pada malam hari).
4) Harus dilengkapi dengan lubricant oil pressure control yang akan memberi
peringatan bila kondisi tekanan minyak pelumas mengalami penurunan hingga
di bawah batas terendah yang diperbolehkan dan kontrol tersebut akan
menghentikan kerja mesin diesel.
5) Spesifikasi Material
d) Lubricating oil pump (prelube oil pump) harus dilengkapi dengan full flown
filter dan strainers.
e) Pompa harus mempunyai kapasitas yang cukup untuk melumasi dan
mendinginkan olie pada putaran tertentu dari mesin.
f) Dalam keadaan stand by, prelube oil pump harus bekerja otomatis pada
setiap periode tertentu sesuai rekomendasi pabrik.
6) Pemasangan
a) Pompa harus diletakkan dengan jarak yang cukup dari engine crankshaft
ke cammshaft.
b) Main tank, Fuel Transfer tank dan Overflow tank lengkap dengan alat
Bantu (accessories).
(1) Material
(b) Perlengkapan :
- Air vent valve lengkap dengan vent pipe
- Pipa pengisi dan rubber host lengkap dengan coupling
standard dan sesuai dengan ukuran coupling mobil tanki
bahan bakar.
- Harus diperlengkapi dengan peralatan bantu alarm untuk level
tinggi, meter tekanan cairan, meter pengukur level bahan
bakar (Fuel Level Indicator), valve pemipaan pada instalasi
(inlet dan outlet).
- Semua alat pengukur diletakkan sedekat mungkin dengan
tangki yang bersangkutan.
(d) Perlengkapan :
- Air vent valve lengkap dengan vent pipe
- Gelas penduga bahan bakar
- Electric Fuel Level control
- Harus diperlengkapi dengan peralatan bantu alarm untuk level
tinggi, meter tekanan cairan, valve pemipaan pada instalasi
(inlet dan outlet).
- Semua alat pengukur diletakkan sedekat mungkin dengan
tangki yang bersangkutan.
(f) Perlengkapan :
- Air vent valve lengkap dengan vent pipe
- Gelas penduga bahan bakar
- Electric Fuel Level control
- Harus diperlengkapi dengan peralatan bantualarm untuk level
tinggi, meter tekanan cairan, valve pemipaan pada instalasi
(inlet dan outlet).
- Semua alat pengukur diletakkan sedekat mungkin dengan
tangki yang bersangkutan.
(g) Pemasangan :
- Main Tankterpasang didalam tanah sesuai dengan gambar
perencanaan.
- Transfer tank terpasang ke rangka besi secara kokoh pada
ketinggian sesuai gambar.
- Overflow tank terpasang pada lantai kerja sesuai gambar.
(h) Pengujian
3) Pemasangan
Battery dan automatic battery charger harus diletakan diatas rak, dan rak
harus disupply oleh vendor. Perletakan tidak jauh dari unit genset. Material rak
harus dari bahan yang resistan terhadap asam sulfat.
4) Pengujian
Battery dan automatic battery charger harus diperiksa cocok dengan ketentuan
RKS dan brosur serta bekerja baik.
9.0. GOVERNOR
Governor, harus mudah diatur (adjustable), wajib electronic type
"Frequency regulation : Isochronous dengan variasi pembebanan, dari tanpa beban
sampai dengan beban penuh.
"Frequency drift :± 0,5 % drift untuk 60°F (33°C).
10.0. SYSTEM STARTING :
Mesin harus diperlengkapi dengan motor starter dengan kapasitas yang cukup
memutar mesin sampai jalan.Gigi penarik harus secara otomatis lepas waktu mulai
jalan.
11.0. ALTERNATOR
a. Konstruksi
1) Merupakan generator sinkron dengan rotor silinder yang dilengkapi dengan
damper cage dan reactive current compensator.
2) Direncanakan untuk daerah tropis sehingga mampu beroperasi normal diatas
suhu 35 0C dan kelembaban udara sampai 90%.
3) Alternators dari type single bearing, IP23, brushless, self ventilating, salient
pole type fitted dengan interconnected damper windings. Generator dan
excitation system harus dapat bertahan tanpa kerusakan pada kondisi :
a) 300% dari rated KVA untuk 10 seconds.
b) 150 % dari rated kVA untuk 120 seconds
b. Penguatan Medan
1) Secara excitation dari exciter yang dipasang satu as dengan rotor.
2) Catuan arus medan secara brushless, dapat dikontrol secara otomatis dari
rangkaian electronic.
c. Data Teknis
1) Daya output nominal (sesuai dengan skedul pada Gambar).
2) Tegangan output 380 V, 3 phasa dengan minimum 4 kawat dan tegangan
dapat diatur dalam batas ketepatan 5%.
3) Frequensi 50 Hz.
4) Isolasi kelas F.
5) Effisiensi diatas 90% pada variasi beban 50% hingga 110% pembebanan
nominal.
6) Urutan phasa U-V-W searah jarum jam.
7) Pengatur tegangan tidak lebih dari 1% baik pada saat alternator dingin maupun
panas, pada saat PF = 0,8 maupun PF = 1.
8) Total maximum distorsi gelombang tegangan open circuit antara fasa tidak
lebih dari 2%
9) Response pada beban penuh dan PF = 0,8 tegangan output mencapai steady
pada toleransi + 2% dapat dipenuhi dalam waktu 0,25 detik.
10) Overload secara kontinu maupun sesaat, harus dapat menahan overload
current sampai 300% selama 1,5 detik dan 150% selama 120 detik.
11) Interferensi radio pada jarak 10 M tidak lebih dari 50 Oersted.
12) Noise level pada jarak 1(satu) M tidak lebih dari 60 dB(A).
13) Pendinginan harus secara axial dengan suatu fan dan dilengkapi filter udara
dan alarm atau peralatan generator tripping dalam hal filter jenuh atau terjadi
kenaikan temperatur pada stator.
14) Exciter ditempatkan dalam arah aliran udara pendingin.
12.0. DIGITAL AUTOMATIC VOLTAGE REGULATOR
a. Definisi :
• LCP harus mampu melakukan synchronizing dalam waktu < 10 detik tiga
unit genset dapat diparalel sampai tercapai sinkronisasi.
• Komunikasi antar LCP menggunakan komunikasi digital dengan jenis
komunikasi CAN-BUS
• Dapat melakukan start stop bila PLN putus daya atau tegangan PLN turun
pada besaran yang telah ditentukan atau adanya Transformator yang
gagal bekerja, dan lain-lainnya sesuai dengan perintah/control dari IBMS
(Integrated BuildingManagement System).
1) Dasar pengaturan
b) Beban utama disupply dari PLN 100%, jika PLN Failure (mengalami gangguan)
maka beban prioritas akan digantikan pelayanannya oleh Diesel Genset.
c) Ketika Genset telah berhasil sinkronisasi, maka Beban prioritas pasokannya akan
di lepaskan pasokannya dari Catuan PLN kemudian akan diambil alih oleh
Genset yang sudah tersinkronisasi.
d) Bila PLN tidak dapat mensupply daya atau bila terjadi kondisi ”OFF” pada LCP
akan melakukan interpretasi sebagai berikut:
• Hilangnya daya akibat hilangnya tegangan listrik atau
hilangnya arus listrik.
• Naiknya Tegangan menjadi 400 Volt (Tegangan Rendah)
atau 21 KV (Tegangan Menengah)
• Turunnya Tegangan menjadi 360 Volt (Tegangan Rendah)
atau 19 KV (Tegangan Menengah)
• Naiknya Frekuensi menjadi 52,5 Hz.
• Turunnya Frekuensi menjadi 48 Hz.
• Adanya gangguan 1-phase, 2-phase, 3-phase.
Berikut di bawah ini adalah batasan-batasan kondisi operasional
genset sebagai berikut:
2) Peralatan Kontrol Sinkronisasi dengan sumber PLN pada sisi tegangan 20 KV dengan
batasan-batasan sebagai berikut :
- Daya dari genset harus diproteksi agar tidak dapat mensupply kejaringan
PLN
- Apabila kondisi sumber daya dari PLN mengalami gangguan :
- Tegangan lebih besar 10% dari 20 KV
- Tegangan kurang 10% dari 20 KV
- Frekuensi lebih besar 10% dari 50 Hz
- Frekuensi kurang 10% dari 50 Hz
b) Controls :
- Auto/off/manual switch
- Test/Alarm reset
- Push button start/stop/reset
- Switch pengatur kecepatan
d) Konstruksi
1) Panel kontrol generator merupakan floor standing indoor installation type.
2) Panel terbuat dari steel plate dengan ketebalan minimal 3 mm dicat dasar
tahan karat dan cat finish warna abu-abu.
3) Panel kontrol mempunyai pintu yang dilengkapi dengan kunci dan operating
handle yang berada pada sisi sebelah luar pintu.
4) Panel kontrol dilengkapi dengan gambar, diagram yang memperlihatkan
hubungan komponen panel kontrol dengan peralatan peralatan yang
dikontrolnya dan dilengkapi dengan lampu-lampu indikator yang ditempatkan
pada diagram tersebut di atas.
5) Panel kontrol dilengkapi dengan peralatan-peralatan proteksi seperti :
a) Reverse power,
b) Short circuit,
c) Overload,
d) Ground Fault (Earth leakage current),
e) Gangguan gangguan lainnya sesuai standard dan optional dari
pabrik yang relevan.
5) Peralatan Ukur
Pada panel kontrol disediakan peralatan-peralatan alat ukur listrik seperti :
1) AC voltmeter kelas 2,
2) AC amperemeter kelas 2,
3) Frequency meter kelas 2,
4) Multi Function Emergency duter yang dapat mengukur :
a) Volts (V)
b) Ampere (A)
c) Power factor (PF)
d) Active power (KW)
e) Apparent Power (KVAR)
f) Frequency (Hz)
g) Active power consumption (KW)
h) Apparent power consumption (KVARH)
i) Max. Demand (KW),
j) Max. Demand (KVA),
k) kWH meter dan Cosphi meter.
peredam getaran type “per” baja/ steel spring atau ruber mounting yang
direkomendasikan oleh pabrik.
Kekuatan harus sesuai dengan berat dan kuat getaran dari Diesel Generatorset.
Base plate dari besi baja type H atau sesuai standard.- Isolator harus punya
efisiensi minimal 98% , dan dilengkapi dengan sertifikasi dari pabrik pembuat.
b) Pemasangan
Terpasang diatas pondasi beton dan dibawah base plate memakai angkur
atau sesuai sistem pemasangan yang disyaratkan oleh pabrik.
3) Vibration Mounting
a) Harus darijenis 'Composite steel spring and Polychloroprene Rubber Pad'.
b) Memiliki Fabricated/cast bracket yang mendukung pegas secara lateral.
c) Memiliki kekakuan (shiffness) yang sama pada arah Horizontal maupun Vertikal.
d) Spesifikasi :
a. Height to diameter ratio tidak lebih dari 2.1,
a. Jenis open spring yang tidak bertumpu pada housing untuk stabilitas
arah lateral.
b. Pemilihan dilakukan pada kondisi putaran nominal mesin dengan
batasan defleksi pada beban penuh tidak kurang dari 50 mm atau pada
angka yang akan memberikan efisiensi peredaman 98%, dipilih yang
memberikan hasil lebih besar. Dengan ditambahkan sebesar 50% dari
operating deflection sebelum pegas habis (solid).
e) Riding clearence minimum 30 mm antara machine base dengan lantai (plinth)
pada kondisi operasi.
f) Dilengkapi dengan Accoustic Barrier antara base plate dengan lantai.
g) Dipasang pada titik-titik yang akan menghasilkan defleksi yang seragam antara
masing-masing vibration isolators.
Untuk Pipa gas buang adalah pipa hitam yang dibungkus dengan asbes
dan alluminium sheet, ukuran menurut kebutuhan sehingga temperatur
udara disekitar pipa tidak melebihi 40° C.
Kontraktor harus menghitung ulang dan mengajukan proposal diameter
pipa silencer pada waktu pelelangan/tender (dalam penawaran atau
konfirmasi design).
Pipanya harus direncanakan sedemikian sehingga backpressure-nya
tidak melampaui batas yang telah ditentukan oleh pabrik.
Sambungan antara Genset dan Pipa gas buang memakai pipa flexible
yang tahan temperatur tinggi.
b) Pemasangan
c) Pengujian
Tekanan dalam pipa silincer harus diatur sehingga cocok ketentuan
pabrik dan dapat menghasilkan daya listrik sesuai kapasitas Diesel
Generatorset.
8) Acoustic Louvers
a) Harus dipasang pada bagian terluar dari Discharge Air Attenuators.
f) Harus dari jenis Aluminium sheet Fabricated louvers.
g) Acoustic blades harus berlapis dengan acoustic dengan acoustic material dan
dilengkapi dengan Corrosion resistance wire bird quard.
h) Harus dipilih dari NAP Silentflo Flowline Acoustic Louvers.
d. Konstruksi Penunjang
2) Penyangga dan penggantung silencer dan sistem gas buang lengkap dengan peredam
getaran.
Material : Terdiri atas ramset atau Ficherflug, besi siku, diberi isolator getaran
murbaut dan lain-lain setelah itu dimeni dan dicat.
3) Klem besi, mur, baut, cheker plate untuk pipa radiator pipa bahan bakar dan lain-lain.
Material : Dari bahan besi plat dengan ukuran yang cukup untuk menahan/
menggantung pipa.
4) Pengecatan
Semua equipment dan perlengkapan instalasi yang belum dicat di pabrik sebagai cat
akhir, harus dicat minimum 3 (tiga) lapis terdiri dari 1 (satu) kali cat dasar dan 2 (dua)
kali cat akhir.
Warna cat akan ditentukan kemudian oleh Konsultan perencana.
Apabila ada peralatan yang dicat akhir di pabrik, mengalami kerusakan/kelecetan
selama transportasi dan pemasangan, harus diadakan "touch up".
5) Angkur
a) Material
Bahan berupa besi beton, besi siku atau hasil
tembakan ramset dengan kekuatan yang cukup.
Harus dilaksanakan bersama Kontraktor Sipil.
b) Pemasangan
Pemasangan angkur harus dikerjakan sebelum pengecoran dan diikat ke
besi beton.
Dapat juga dilakukan dengan tembakan ramset atau fischerplug.
relay-relay :
- over current relay
- instantaneous shorth circuit relay
- stator earth fault relay
- earth fault relay
- under voltage relay
g. Digital Metering
d. Pilot lamp, push button pada semua panel listrik dan panel-panel kontrol berupa light
emiting diode (LED).
e. Pilot lamp, push button pada semua panel listrik dan panel-panel kontrol mempunyai
indeks proteksi (IP) 65.
f. Ukuran dan rumah panel harus dapat mencakup semua peralatan dengan
penempatan yang cukup secara elektris dan fisis.
g. Bagian-bagian rumah panel terbuat/terdiri dari kompartemen sheet steel yang dilas.
Pintu swing depan, kerangka baja yang dilas dan pelat penutup, dari sheet steel
(yang dimaksud steel adalah carbon steel).
h. Diagram hubungan listrik antar Circuit Breaker pada setiap cell/kubikel panel,
maupun antar cell/kubikel panel, harus tergambar pada setiap sisi pintu panel dengan
bahan/material yang tahan lama seperti Scotlite atau yang sejenisnya. Gambar harus
menunjukan : busbar, Circuit Breaker, dan jaringan/wiring utama.
l. Pintu harus dengan engsel yang tersembunyi dan interlock dengan breaker untuk
pengaman
n. Pada tempat masuknya kabel kedalam panel harus dipasang penutup dengan baut,
yang bila dikencangkan maka kontak antara udara dalam dan udara luar terputus.
Penutup adalah dari type anti debu atau kotoran lainnya.
o. Penutup dan bagian-bagian yang dilas harus dibersihkan dengan bahan-bahan kimia
yang tepat, di treat dengan hot phospate, dicuci dan dicat primer dengan bahan
indoor light gray paint. Sesudah semua bagian terpasang, bagian luar diberi cat
pelindung yang sama.
z. Bahan terdiri dari Semua permukaan pelat baja sebelum dicat harus mendapat
pembersihan sejenis "phosphatizing treatment". Bagian dalam dan luar harus
mendapat paling sedikit satu lapis cat penahan karat.
aa. Lapisan akhir cat finish bagian luar dasarnya abu-abu.
bb. Label-label terbuat dari bahan "Trafolite" yang tersusun berlapis putih-hitam-putih dan
digrafir sesuai kebutuhan dalam Bahasa Indonesia
cc. Semua pengabelan didalam harus rapih terdiri atas kabel-kabel warna (setiap kabel
harus diberi “permanent wire markers”), dipasang memakai terminal (setiap terminal
block harus diberi marking), mudah diusut dan mudah dalam pemeliharaan.
dd. Terminal block dimana CT diterminasi harus memiliki busbar yang dilengkapi dengan
“Treaded Hole” untuk menghubungsingkatkan terminal sekunder CT saat
maintenance (relay dilepas).
c. Tembaga yang berdaya hantar tinggi, bentuk persegi panjang dipasang pada pole-
pole isolator dari bahan cast resin dengan kekuatan dan jarak yang telah
diperhitungkan untuk menahan tekanan-tekanan elektris dan mekanis pada level
hubung singkat yang ada dititik tersebut.
d. Busbar dalam panel harus disusun sebaik-baiknya sampai semua terminasi kabel
atau bar lainnya tidak menyebabkan lekukan-lekukan yang tidak wajar.
f. Rel pentanahan diperpanjang kearah deretan panel, terbuat dari tembaga dengan
kapasitas 100% rel utama.
g. Busbar material : Hard drawn high conductivity copper dengan kandungan tembaga (
Cu > 99%)
h. Dibuktikan dengan sertifikat yang menunjukkan komposisi untuk setiap jenis / ukuran
busbar. Sertifikasi dari salah satu anggota Copper Development Comite of South
East Asia.
i. Busbar Support :
Busbar harus non hygroscopic / thermoplastic serta anti traking insulator dan
harus self extinguisher
Harus individual (satu-satu) untuk setiap phasenya
Banyaknya support yang digunakan harus cukup jumlahnya untuk menahan
electrodynamic stress yang disebabkan oleh arus hubung singkat.
Harus mampu menahan peak short circuit current.
j. Busbar clearance :
k. Harus terdapat busbar horizontal dan vertikal pada setiap kubikel panel.
l. Cu BARS di cat dengan warna yang berbeda untuk setiap phase sesuai PUIL
m. Tidak diperbolehkan melakukan optimasi besaran / kapasitas busbar dengan
menggunakan sistem hantaran bercabang.
a. Voltmeter AC :
• Jenis moving iron, range 600 volt, sudut 90 derajat, kelas 2,5 hubungan
langsung.
• Rangkaian memakai fuse.
• Bentuk persegi empat pasangan masuk.
1) Umum
Low Impedance
600 Volt, 3-phase, 4-Wire dengan 50% capacity integral earth bus.
20KVolt, 3-phase, 3-Wire untuk interkoneksi antar panel Tegangan Menengah
Short Circuit rating test sesuai dengan peraturan/standart UL no. 857 , IEC 439-2,
BS 5486, IEC 60439-2 ; JIS XC 8364 ; BSEN 60439-2.
Type test = by ASTA
Electrical wiring system = 3 wire atau 4 Wire
Breaking Capacity = 65 KA
Insulation Cast Resin type
2) Housing
Bahan terbuat dari ‘code gauge stell’ dan ‘aluminium’ atau Galvanized steel untuk
meredam hysteresis dan eddy-current.
Bahan finishing dari epoxy-paint atau Epoxy Powder
Housing harus “totally enclosed” dan “non-ventilated ( IP = 68 )
“Housing totally enclosed” harus berasal dari pabrik, tidak diperkenankan
membuat/mem-pabrikasi sendiri sistim “totally enclosed tersebut dengan cara
memodifikasi Busway.
3) Joint
Joint pada Busway harus terbuat dari “high strength steel bolt” (bolt type)
“Bolt” (baut) harus mempunyai petunjuk “TORSI” (Torque indication)
4) Busbar
Busbar terbuat dari “silver flashed Copper / Alluminum”, sesuai gambar
perencanaan.
Isolasi pada Busbar menggunakan Class-B dengan temperature 130 o C.
Tingkat pertambahan/kenaikan temperature (temperature rise) tidak boleh
melebihi 55 o C diatas temperature ambient pada kondisi “Full rated load”.
Susunan ‘Feeder’ dan ‘Plug’ pada Busbar Trunking menggunakan metode
“sandwich construction” sehingga tidak ada celah udara (air gap) pada busbar.
5) Voltage Drop : Pada sistim 3-phase, susut tegangan jala-jala (Line to line voltage drop)
tidak melebihi 0.15 volt per meter.
1) Instalasi telah diselenggarakan dengan baik dan semua sistem telah diuji dan bekerja
sempurna sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi dan dijamin akan tetap
bekerja dengan baik untuk waktu jangka panjang.
2) Pernyataan bahwa sistem telah bekerja dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi dan
gambar, harus dilakukan dengan Berita Acara Pemeriksaan dan sertifikat pengujian.
3) Telah menyerahkan surat jaminan.
4) Telah memenuhi syarat penyerahan gambar revisi (As Built Drawing).
5) Telah melengkapi dengan buku petunjuk kerja dan pemeliharaan, serta telah
memberikan petunjuk kepada wakil dari Pemilik Bangunan tentang cara penggunaan
peralatan-peralatan yang ada.
6) Telah mendapatkan surat pernyataan bahwa instalasi telah dilaksanakan dengan baik
dan dapat bekerja, dari instansi-instansi yang berwenang atas penggunaan instalasi
tersebut, seperti: Dinas Keselamatan Kerja, PLN, Dinas Pemadam Kebakaran dan lain-
lain.
a) As built drawing
b) Certificate dari laboratory (Hanya untuk peralatan utama seperti Generatorset,
panel control genset Transformer dan Panel 20 KV, untuk peralatan lainnya akan
ditentukan kemudian oleh PM/Engineer dan consultant)
c) Measurement report
d) Factory certificate
e) Guarantee certificate dan brochure.
f) Operation dan maintenance manual
g) Spare part untuk satu tahun operasi.
b. Semua sertifikat, instruksi dan perizinan dari instansi yang berwenang memberikan izin
penggunaan atas instalasi yang dipasang, harus diserahkan pada saat atau sebelum hari
penyelesaian pekerjaan yang ditentukan.
1) Gambar revisi (as built drawing), dengan jumlah sesuai lingkup/ scope pekerjaan.
2) Surat pemeriksaan dari LMK.
3) Laporan hasil pengukuran.
4) Sertifikat pabrik untuk peralatan utama seperti Transformator dan Panel 20 KV.
5) Sertifikat pabrik (yang masing-masing terpisah satu sama lainnya) untuk peralatan
utama Generatorset :
6) Genset Couple
d. Sertifikat pabrik harus mencantumkan nomor seri peralatan, tahun pembuatan dan nama
proyek. Tahun pembuatan/Couple diharuskan minimal tahun 2016.
e. Surat jaminan ditujukan kepada pemilik bangunan. Surat jaminan berasal dari agen tunggal
dengan melampirkan surat dukungan pabrik pembuat. Surat jaminan dan dukungan harus
mencantumkan nomor seri peralatan, tahun pembuatan dan nama proyek.
h. Setelah serah terima tahap pertama Kontraktor harus melakukan masa pemeliharaan dan
penggantian peralatan yang rusak secara cuma-cuma selama jangka waktu 90 hari
terhadap hasil pekerjaan tetap dalam keadaan bekerja sempurna.
i. Setelah penyerahan I, Kontraktor diharuskan melatih orang-orang yang ditunjuk oleh pemilih
bangunan, sehingga mahir dalam mengoperasikan, menyetel dan memelihara semua
peralatan dari instalasi yang dilaksanakan.
k. Setelah serah terima tahap II, Kontraktor harus melakukan masa jaminan dan masa
pemeliharaan terhadap instalasi dan peralatan terpasang selama jangka waktu 365 hari
termasuk melakukan dan penggantian peralatan yang rusak secara cuma-Cuma.
l. Kondisi serah terima I dan II dapat dilihat pada syarat-syarat administrasi khusus didokumen
tender paket ini.
m. Biaya untuk pekerjaan tersebut harus sudah termasuk pada kontrak pekerjaan ini. Apabila
selama masa pemeliharaan kontraktor tidak melaksanakan kewajiban, maka pekerjaan
tersebut dapat diserahkan dengan pihak lain dan biaya tetap ditanggung oleh kontraktor
yang bersangkutan.
n. Selama masa jaminan tersebut, dan atas instruksi MANAGEMEN KONSTRUKSI. Kontraktor
wajib atas biaya sendiri dengan cepat mengganti semua equipment atau peralatan atau
material yang rusak karena kualitas yang kurang baik atau karena pelaksanaan yang
kurang sempurna dan bukan karena kesalahan penggunaan selama instalasi
dipergunakan.
p. Setiap Kontraktor harus bertanggung jawab atas semua biaya yang timbul sehubungan
dengan kerusakan material, equipment dan kesalahan pembuatan, pemasangan dari
material, equipment yang disuplai oleh Kontraktor, selama masa jaminan.
1) Kontraktor harus segera mengajukan program testing & commissioning untuk semua
peralatan utama, materials, dan systems sebelum testing commissioning
dilaksanakan..
4) Test yang sama harus dilakukan di site project dengan disaksikan oleh Management
Konstruksi, perencana dan pemilik bagunan atas biaya kontraktor.
5) Pengujian seluruh sistem harus dilakukan bersama agen dan hasilnya harus baik dan
memenuhi persyaratan spesifikasi dan pabrik pembuat.
6) Kontraktor bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan pengetesan dan
mempersiapkan format pengetesan , record dan segala prosedur pengetesan untuk
mendapat persetujuan dan membuat berita acara hasil pengujian.
7) Bilamana diangap perlu maka MK atau Perencana atau pemilikgedung berhak meminta
supaya bahan-bahan instalasi atau peralatan dapat diuji di laboratorium atas
tanggungan biaya Kontraktor.
8) Manufaturing test didasarkan pada standar manufacturing dan applicable standar. Hasil
test tersebut berikut sertifikatnya harus diserahkan kepada pemilik gedung
9) Semua pelaksanaan instalasi harus sesuai dengan persyaratan PLN dan syarat-syarat
pada pasal 1 butir 1.13. Atau sesuai dengan standar pabrik.
11) Setiap instalasi yang akan ditutup harus diuji sebelum dan sesudah bagian tersebut
tertutup sehingga diperoleh hasil yang baik sesuai peraturan pada pasal 1 butir 1.13.
12) Tahanan tanah harus diuji memenuhi persyaratan yang dispesifikasikan sesuai dengan
yang tercantum dalam PUIL-2011.
13) Setiap Panel dan Instalasi selesai dilaksanakan harus diuji bahwa sambungan
terpasang dengan kencang dan tidak terjadi salah polaritas.
14) Semua perlengkapan, tenaga dan biaya untuk mengadakan pengujian baik pengujian
intern ataupun pengujian yang ditentukan oleh instansi yang berwenang memberikan
perizinan menjadi tanggungan Kontraktor.
1) Setiap bagian instalasi pemipaan harus diuji sehingga dicapai hasil baik menurut
persyaratan pada pasal 1 butir 1.13.Untuk bagian-bagian yang akan ditutup maka
instalasi didalamnya harus diuji sebelum dan sesudah bagian tersebut tertutup.
2) Setiap instalasi pemipan harus diuji tak ada yang bocor dengan pengujian tekanan
sebesar 6 atm selama 2 jam.
a. Sebelum Generatorset dikirim ke site project, terlebih dahulu harus dilakukan TEST di
workshop agen sebagai berikut:
a) Generator
(1) Visual and mechanical inspection
(2) Over speed run
(3) Measurement of cold resistance of armature and field windings
(4) Measurement of insulation resistance of stator and rotor windings
(5) Dielectric and strength test
b) Diesel Engine
c) Controls Equipment
Pengetesan beban untuk tiap-tiap gensedengan bank load (resistance bank load)
dengan power factor 0,8 atau 1 :
- 10 % --> 10 menit
- 25 % --> 10 menit
- 85 % --> 15 menit
- 100 % --> 60 menit
- 110 % --> 60 menit
- 50 % --> 15 menit
- 25 % --> 10 menit
- 10 % --> 10 menit
Selain pembebanan, hal lainnya yang harus diteliti adalah lube oil low pressure,
high water temp, high engine oil temp, overspeed, fuel oil pressure dan lain-lain
sesuai standard pabrik engine.
5) Seluruh biaya pengetesan ditanggung oleh kontraktor, dan untuk setiap pengujian/test
harus dibuatkan berita acaranya..
6) Tingkat kebisingan suara diluar ruang Genset sejauh 3 meter harus diukur dan
memenuhi persyaratan RKS yaitu tidak lebih dari 70 dB (Pengukuran dilakukan pada
malam hari).
7) Semua pengujian harus disaksikan dan disetujui oleh pemilik gedung/MK dan
Perencana dengan membuat laporan tertulis.
8) Kontraktor harus memneritahukan secara tertulis kepada pemilik gedung paling lambat
satu minggu sebelum pengujian. Kontraktor wajib menyediakan prosedur pengujian
dan diserahkan kepada perencana, pemilik gedung/MK bersamaan dengan
pemberitahuan jadwal pengujian.
ABB
2. Panel Kontrol Circuit Breaker : Scheneider
Genset Siemens
Metering Schneider
- Elektronik Fuji
ABB
16.4
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, peralatan dan bahan serta
pemasangan berikut penyerahan sistem elektrikal dalam keadaan baik dan siap
untuk dipergunakan. Pekerjaan ini mencakup tetapi tidak terbatas pada hal-hal
berikut :
3. Panel Distribusi Tegangan Rendah (LVMDP, SDP & PP/LP), seperti yang tertera
pada gambar perencanaan, kecuali ditunjuk lain. Seluruh Assembly termasuk
housing, busbar, alat – alat pelindung harus direncanakan, dibuat, dicoba dan
dimana perlu diperbaiki sesuai dengan persyaratan. Panel Distribution Tegangan
Rendah dan Panel Penerangan & Daya harus dari jenis indoor type terbuat dari
plat baja, dimana mempunyai kekuatan Mekanikal dengan IK10 dan dibuat
mengikuti standar SNI-IEC 61439-1&2
4. Form Segregasi dari Panel Distribusi Tegangan Rendah untuk Panel LVMDP dan
SDP harus Form 3B (minimum) dan untuk Panel PP dan LP harus minimum
Incoming & Outgoing Form 2B Non Type Tested mengikuti standar SNI-IEC
6139-1&2. Indeks Proteksi pada Panel Distribusi Tegangan Rendah (PDTR)
harus memenuhi standar IP 55.
5. Kontruksi harus terbuat dari rangka baja struktur yang kaku, yang bisa
mempertahankan strukturnya oleh stress mekanis pada waktu hubungan singkat.
Rangka ini secara lengkap di bungkus pada bagian bawah, atas dari sisi dengan
plat-plat.
6. Penutup harus cukup louvers untuk ventilasi dimana perlu untuk mengatasi
kenaikan suhu dari bagian-bagian yang mengalirkan arus dan bagian-bagian
yang bertegangan sesuai dengan persyaratan PUIL-2011 dan SNI-IEC 61439-
1&2 untuk peralatan yang tertutup.
8. Setiap panel yang akan di remote dari sistem BMS atau BAS harus dilengkapi
fasilitas dry contact.
1. Pada keadaan normal, seluruh beban dilayani dari catuan daya listrik utama di
Power House yang berasal dari Jaringan Tegangan Menengah PLN 20kV yang
telah dikonversi oleh Unit Trafo Distribusi menjadi bertegangan 380 V, 3 phasa,
50 Hertz.
2. Pada saat sumber catu daya utama dari PLN mengalami gangguan, secara
otomatis seluruh kebutuhan daya listrik akan dilayani oleh sumber catu daya
cadangan yang berasal dari Diesel Generating Set.
3. Pada keadaan darurat (terjadi kebakaran), secara otomatis seluruh beban pada
gedung yang mengalami kebakaran akan dimatikan oleh signal listrik yang
dikirimkan dari sentral Sistem Pengindera Kebakaran (FACP) kecuali daya
listrik untuk mencatu beban-beban khusus seperti Electric Fire Pump, Fuel Pump
lift kebakaran, peralatan bantu evakuasi.
6.0. PANEL DAYA & INSTALASI UNTUK RUANG OK & RUANG ICU
f. IEC 60364-4-44
"Low-voltage electrical installations - Protection for safety - Protection
against voltage disturbances and electromagnetic disturbances".
g. IEC 61000-6-2
"Electromagnetic compatibility (EMC) – Generic standards – Immunity for
industrial environments".
h. IEC 61000-6-3
"Electromagnetic compatibility (EMC) – Generic standards – Emission
standard for residential, commercial and light-industrial environments".
i. 2306/MENKES/PER/XI/2011
“Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia” PERSYARATAN
TEKNIS PRASARANA INSTALASI ELEKTRIKAL RUMAH SAKIT.
6.3 Rancangan Panel Elektrik untuk Kamar Operasi & Ruang ICU
Berdasarkan IEC standar, panel kamar operasi disuplay oleh 2 sumber
energy terpisah. “Suplay utama” adalah suplay yang datang langsung dari
sistem backup UPS. Sedangkan “Suplay darurat” datang dari sistem suplay
cadangan.
a. Pada saat terjadi gangguan “suplay utama”, sebuah Automatic
Changeover Switch akan memindahkan suplay dari sumber utama ke
suplay cadangan dalam waktu kurang dari 30ms. Waktu transfer dari
Utility ke Genset harus dibatasi maksimum 10 detik.
b. Total diskriminasi gangguan dikelola di sisi up-stream panel isolasi,
dengan rating Circuit Breaker lebih besar dari 63A dan kurva D, untuk
mencegah tripping akibat arus inrush.
c. Wiring harus dilaksanakan memenuhi rekomendasi PUIL 2011/IEC
60364-4-44, IEC 61000-6-2 dan IEC 61000-6-3.
d. Peralatan proteksi listrik harus dapat diakses oleh staf maintenance tanpa
resiko kontak.
e. langsung dengan bagian bertegangan. Selain itu jalur komunikasi dan
power harus melalui jalur terpisah.
f. Perambatan induksi medan elektromagnet harus dicegah dengan sistem
pemisahan secara fisik (sesuai dengan SNI-IEC 61439-1&2).
g. Setiap panel harus memiliki minimal 12 pemutus arus output untuk sistem
IT dan 3 breaker
h. output untuk sistem TNS. Tiap pemutus arus untuk output ini memiliki
kurva pemutus tipe C.
i. Panel memiliki ketahanan mekanikal IK10 sesuai standar IEC 62262
(2002).
6.4 Trafo Isolasi
Perlidungan terhadap sengatan listrik dicapai dengan pemasangan Trafo
Isolasi untuk ruang operasi. Trafo isolasi yang digunakan hendaknya
memenuhi persyaratan IEC 61558-1 and IEC 61558-2-15
System grounding sekunder sesuai dengan panduan dari IEC 60364-7-
710
Trafo satu fasa 230/230V
Insulasi trafo kelas H
Kebisingan maksimum 30dB pada jarak 1 meter
Belitan primer dan sekunder terpisah total
Terdapat faraday screen pemisah antara belitan primer dan belitan
sekunder
Sistem cooling menggunakan aliran udara alami. Tidak diperbolehkan
menggunakan kipas tambahan.
Monitoring suhu operasi trafo menggunakan bimetal strip.
Rangkaian sisi sekunder tidak memiliki common point dengan rangkaian
sisi primer, baik berupa device ataupun titik grounding.
6.5 Gawai Monitor Isolasi
a. Gawai monitor Isolasi adalah alat pemantau isolasi yang dirancang
khusus untuk grup 2 lokasi medis. Gawai monitor isolasi mengukur
insulasi ke bumi dalam jaringan IT-M (medik), kelebihan panas dan listrik
dari isolasi transformator. Gawai monitor Isolasi yang digunakan harus
sesuai dengan standar internasional: EN 61557-8, IEC EN 64-8 / 7-710
dan UNE 20615
Selain display analog, secara terpisah, setiap kamar operasi juga dilengkapi
dengan layar sentuh digital yang memuat informasi sebagai berikut :
- Monitoring status panel isolasi, level insulasi
- Monitoring suhu ruangan operasi, kelembaban, AHU status
- Monitoring level gas medik
6.7 Fault Locator
Gawai monitor insulasi harus dilengkapi dengan fault locator, yang berfungsi
untuk diagnostik gangguan insulasi dan menginformasikan pemutus arus
mana yang mengalami gangguan. Fault locator terpasang di panel.
7.2.4 Gambar Kerja Elektrikal hanya menunjukkan secara garis besar letak
dari peralatan, instalasi, jalur kabel, titik penomoran pada
sambungan-sambungan.
Pemasangan harus dilaksanakan dengan memperhatikan kondisi
setempat lapangan.
7.3.1 Semua bahan dan peralatan yang didatangkan dan akan dipasang
harus dalam keadaan baru, tidak rusak, bukan barang bekas dan
tidak bercacat dan harus dilengkapi dengan data teknis yang jelas
yang menyebutkan bahwa bahan-bahan tersebut sesuai dengan yang
telah disetujui.
7.4 Ketidaksesuaian.
7.4.2 Biaya yang ditimbulkan karena hal di atas menjadi tanggung jawab
Kontraktor sepenuhnya dan tanpa tambahan waktu.
7.5.3 Dalam hal ada perbedaan antara satu pernyataan dengan pernyataan
lain atau antara Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini, maka
Kontraktor harus menginformasikan masalah tersebut kepada
Pengawas Lapangan untuk pemecahannya.
8.1 Panel.
8.1.1 Panel harus dari tipe pemasangan sesuai petunjuk Gambar Kerja,
terdiri dari unit tertutup yang dilengkapi dengan pintu depan dan
bagian belakang panel yang dapat dibuka.
8.1.2 Kecuali ditentukan lain, rangka panel harus dibuat dari baja pelat
tebal minimal 2mm, bak untuk panel daya maupun panel penerangan
dan lainnya dengan dimensi sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
Panel harus dibuat pada rangka yang kuat dengan pengaku dan
penumpu yang dibutuhkan.
8.1.3 Setiap panel harus menggunakan cat bakar dalam warna sesuai
Skema Warna yang akan diterbitkan terpisah.
8.1.6 Tipe dan besaran komponen panel yang akan dipasang harus sesuai
dengan ketentuan dalam Gambar Kerja atau disesuaikan dengan tipe
peralatan yang digunakan.
8.1.8 Setiap pintu panel harus dilengkapi dengan lampu indicator pentunjuk
fasa serta lampu pijar yang ditempatkan di dalam panel yang
semuanya harus berasal dari kualitas terbaik. Kabel untuk lampu-
lampu tersebut harus dari jenis yang tahan terhadap hubung singkat.
8.1.9 Khusus untuk Panel LVMDP dan MDP harus Smart Panel Non Type
Test. Hal ini dilakukan untuk megetahui kapasitas arus dan tegangan
yang digunakan kemudian dapat termonitor oleh BAS
8.2 Kabel.
8.2.1 Kabel-kabel feeder untuk penanaman langsung pada 600V/1kV atau
lebih rendah, harus dari Jenis NYFGbY (SNI 04-2700-1992), dengan
ukuran yang sesuai ketentuan Gambar Kerja.
8.2.2 Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja, kabel daya dan
penerangan yang dipasang di dalam conduit untuk tegangan kerja
600V/1kV atau lebih rendah, harus dari tipe NYY (SNI 04-2701-1992)
atau NYM (SNI 04-2699-1992) seperti ditunjukkan dalam gambar
perencanaan.
8.2.3 Kecuali ditentukan lain, standar warna kabel yang digunakan adalah
sebagai berikut:
Netral : Biru
Ground : Hijau – Kuning
Fasa : Merah, Hitam, Kuning
8.2.4 Alat penyambung kabel/mof harus dari merek atau 3M yang dikenal
atau dari jenis yang sesuai dengan tipe kabel yang akan disambung.
8.3 Konduit.
8.3.1 Konduit untuk kabel-kabel yang menuju stop kontak, saklar, titik
lampu dan peralatan harus terbuat dari pipa high impact uPVC tipe
high impact dengan kode angka 332112 yang memenuhi standar IEC
/ BS-EN 61386, dengan diameter sesuai petunjuk Gambar Kerja.
8.3.2 Kabel yang ditanam dalam tanah, dibawah atau melintang jalan dan
perkerasan harus ditempatkan dalam konduit yang terbuat dari pipa
baja lapis galvanis kelas medium standar SNI 07-0039-1987 atau
pipa PVC kelas 8kg/cm2 yang memenuhi standar SNI 06-0084-1987,
dengan diameter sesuai Gambar Kerja.
8.3.3 Konduit fleksibel harus terbuat dari pipa lentur uPVC yang memenuhi
standar BS 4607, digunakan pada tempat-tempat tertentu sesuai
petunjuk dalam Gambar Kerja. Konduit fleksibel ini harus tahan
cuaca, panas, tidak mudah pecah, serta kedap air dan debu.
Rak kabel harus terbuat dari baja lembaran berlubang lapis seng/galvanis,
dengan tipe lengkap tutup, bentuk dan dimensi sesuai Gambar Kerja.
8.5 Busduct.
Busduct terbuat dari Aluminium yang dilapis tin coating dengan bahan isolasi
antar konduktor double layer polyester film (2 x 0,20mm = 0,40mm) class
B(130°C), dengan kemampuan memadamkan api sendiri ( V1 self-
extinguishing insulating material), dengan ketahanan dielectric dan
incandescent wire test sesuai IEC 60695-2-1 (CEI 50.11).
Casing busduct harus dibuat dari plat baja dengan ketebalan minimum
1,5mm dan dirakit menggunakan rivet sehingga bisa mencapai minimum IP
55
8.6.1 Stop kontak, baik tipe tunggal maupun ganda, dengan kontak
pembumian disisi-sisinya, harus dari tipe pemasangan terbenam
(lengkap dengan kotak) dan harus memenuhi standar CEE7.
Kapasitas minimal stop kontak adalah 250V 16A, tipe tunggal dan
ganda.
Stop kontak yang dipasang pada ketinggian sesuai petunjuk dalam
Gambar Kerja.
8.6.2 Saklar, baik tipe tunggal, rangkap maupun hotel, harus dari tipe
pemasangan terbenam (lengkap dengan kotak), dengan kapasitas
minimal 10A dan harus memenuhi standar BS3676.
Saklar dipasang 120 cm di atas permukaan lantai, kecuali ditentukan
lain dalam Gambar Kerja.
8.6.3 Seluruh saklar dimaksud dalam pekerjaan ini adalah harus buatan
dari Panasonic, Legrand atau Schneider model Mallia dan
pemasangannya tersambung sebagai Digital Input yang sudah
disiapakan dalam Direct Digital Control (DDC) yang telah disediakan
dalam lingkup pekerjaan IBMS. Saklar dan Stop kontak harus
memiliki opsi warna dan juga memiliki frame dengan kapasitas lebih
dari satu gang untuk kerapian dan estetika pemasangan.
8.6.4 Stop kontak dan tusuk kontak untuk peralatan harus sesuai dengan
rekomendasi dari pabrik pembuat peralatan.Stop kontak dipasang
antara 30 – 90 cm diatas permukaan lantai,kecuali ditentukan lain
dalam gambar.
8.6.5 Kecuali ditentukan lain, semua stop kontak, sklar dan sklar grid harus
berwarna putih / Ivori.
9.1 Umum.
9.2.3 Semua komponen panel harus dipasang sesuai notasi dalam Gambar
Kerja atau sesuai instruksi Konsultan Manajemen Konstruksi.
9.2.4 Seluruh panel kontrol panel daya, pemutus daya (CB), saklar
pengaman dan peralatan elektrikal lainnya, harus dubuatkan papan
nama untuk identifikasi dan petunjuk penggunaan alat tersebut.
9.2.5 Papan nama (direktori) harus dibuat dari pelat logam dengan huruf
timbul. Keseluruhan papan nama harus berukuran 1,5” (3,81cm)
tinggi dengan lebar seperlunya. Tinggi huruf 1,0” (2,54cm).
Ketebalan pelat minimal 3mm.
Papan nama harus menempel dengan kokoh dengan cara dibaut
atau dirivet.
9.2.8 Lubang penarik pada panel harus berukuran sesuai dengan ukuran
dan jumlah konduit, penghantar dan konfigurasi penghantar.
9.2.9 Pada semua jalur masuk ke panel, lubang penarik atau lubang ke luar
tanpa leher berulir, konduit harus diikat pada tempatnya dengan mur
pengunci di luar kotak dan dengan mur pengikat dan bantalan pada
bagian dalam kotak. Bantalan harus dari jenis penyekat.
9.4.6 Kabel-kabel feeder sebelum dan sesudah dipasang harus lulus uji
tahanan isolasi. Tahanan isolasi dari semua bagian yang tidak
diketanahkan baik anatara hantaran maupun antara hantaran dan
tanah, sekurang-kurangnya 1000ohm untuk setiap satu volt tegangan
nominal.
9.4.7 Kabel-kabel feeder sebelum dan sesudah dipasang harus lulus uji
kontiunitas.
JENIS
NO SPESIFIKASI SINGKAT MERK
MATERIAL
1. PQCR/AHF Terdiri dari fungsi Active Harmonic Filter untuk Circutor
kompensasi adanya harmonic arus dan Albarex
balancing arus, sedangkan kompensasi daya Schneider
reaktif menggunakan static Var generator
2. ATS Schneider
Asco
Enos
Schneider
3. Panel & Air Circuit Breaker & MCCB Siemens
Komponen LV ABB
MCB
Contactor/Relay
e. Capasitor : Built-in
14. UPS
Efisiensi > 96%
APC
Power Factor > 0,96 Salicru
Eaton.P
Thdi < 3%
Back up time 5 menit @ full load untuk back up
switching dari main line ke CDPK (Catu Daya
Pengganti Khusus)
18. Peredam Petir Benjamin Franklin dan Faraday Cage dengan Furse
Copper Tape OBO
Jumlah : sesuai gambar Critect
Head: Tembaga
Jenis penghantar : BC
16.5
SISTEM PEMBUMIAN
Lingkup pekerjaan ini harus termasuk pengadaan semua material, peralatan, tenaga
kerja dan lain-lain untuk pemasangan, pengetesan, commissioning dan pemeliharaan
yang lengkap sempurna untuk seluruh pekerjaan sistem pembumian seperti
dipersyaratkan di dalam buku ini dan ditunjukkan di dalam Gambar Perencanaan.
Dalam pekerjaan ini harus termasuk sertifikat pabrik dari pembuat peralatan dan
pekerjaan-pekerjaan lain yang tidakmungkin disebutkan secara terinci di dalam buku
ini tetapi dianggap perlu untuk keamanan dan kesempurnaan fungsi dan operasi
sistem pembumian untuk pengaman secara keseluruhan.
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi teknis ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar
perencanaan, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan
ketentuan pada spesifikasi teknis ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara
spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi teknis yang
dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti
bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini
tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
Lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Titik Grounding, pekerjaan ini meliputi pekerjaan penanaman batang
grounding,dan peralatan-peralatan bantu lain yang dibutuhkan untuk
kesempurnaan sistem.
2. Titik Kontrol (Test Box), pekerjaan ini meliputi pekerjaan sambungan grounding
untuk proses pengukuran tahanan grounding melalui test box seperti yang
disampaikan dalam gambar.
3. Penghantar Grounding, pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengkawatan grounding
antar panel ke titik kontrol yang ditarik melalui shaft/tempat yang disediakan untuk
jalur kabel listrik.
4. Terminal grounding di setiap panel,pekerjaan ini meliputi penyambungan setiap
box panel ke penghantar grounding yang telah tersambung ke titik control yang
telah disediakan.
3.0. KONSTRUKSI
1. Sistem pembumian terdiri dari grounding rod, kabel penghubung antara benda-
benda yang diketanahkan dan peralatan bantu lain yang dibutuhkan untuk
kesempurnaan sistem ini.
2. Grounding rod dari sistem pembumian terbuat dari pipa GIP dan tembaga
dengan konstruksi seperti Gambar Perencanaan.
3. Konduktor penghubung antara peralatan (yang digrounding) dengan grounding
rod terbuat dari 'bare copper conductor' atau kabel berisolasi sesuai dengan
Gambar Perencanaan.
4. Tahanan sistem pembumian sedemikian rupa sehingga tahanan sentuh yang
terjadi harus lebih kecil dari 50 Volt.
4.0. PEMASANGAN
1. Grounding rod harus ditanam langsung dalam tanah dengan bagian grounding
rod yang tertanam di dalam tanah minimum sepanjang 6 M dan masing masing
titik grounding rod mempunyai tahanan tidak lebih dari 1 Ohm.
2. Grounding rod harus ditempatkan di dalam bak kontrol yang tertutup. Tutup bak
kontrol harus mudah dibuka dan dilengkapi dengan handle. Bak kontrol ini
mempunyai fungsi sebagai tempat terminal penyambungan dan tempat
pengukuran tahanan pembumian grounding rod.Ukuran bak kontrol harus sesuai
dengan Gambar Perencanaan.
3. Hantaran pembumian harus dipasang sempurna dan cukup kuat menahan
gangguan mekanis.
4. Penyambungan bagian bagian hantaran pembumian yang tertanam di dalam
tanah harus menggunakan sambungan las sedangkan penyambungan dengan
peralatan yang diketanahkan harus menggunakan mur-baut atau sesuai dengan
Gambar Perencanaan.
5. Penyambungan hantaran pembumian dengan grounding rod harus
menggunakan mur baut berukuran M-10 sebanyak tiga titik. Penyambungan ini
dilakukan di dalam bak kontrol.
6. Ukuran hantaran pembumian harus sesuai dengan yang tercantum di dalam
Gambar Perencanaan.
7. Sistem pembumian harus terpisah dari masing-masing sistem :
a. Pembumian jaringan tegangan menengah,
b. Pembumian instalasi sistem penangkal petir,
c. Pembumian sistem tegangan rendah,
d. Pembumian sistem telepon,
e. Pembumian sistem tata suara,
f. Pembumian system pengindra kebakaran
g. Pembumian sistem Komputer.
h. Pembumian peralatan elektronik dan peralatan medis yang
memerlukannya
SPESIFIKASI TEKNIS
16.6
SISTEM PENERANGAN
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, peralatan dan bahan serta
pemasangan berikut penyerahan seluruh system penerangan dalam keadaan baik
dan siap untuk dipergunakan pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar
Kerja.
3.2.2 Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja yang satu dengan Gambar
Kerja yang lain atau antara Gambar Kerja dengan Spesifikasi Teknis,
Kontraktor harus menyampaikannya kepada Pengawas Lapangan
untuk dicarikan jalan keluarnya.
3.2.3 Gambar Kerja Elektrikal hanya menunjukkan tata letak bahan dan
peralatan, jalur kabel dan sambungan-sambungan.
Gambar Kerja ini harus diikuti dengan se-seksama mungkin.
Dalam mempersiapkan Gambar Detail Pelaksanaan, dimensi dan
ruang gerak yang digambarkan dalam Gambar Kerja Arsitektur,
Struktur dan Gambar Kerja lainnya yang berkaitan, harus diperiksa.
3.3.1 Semua bahan dan peralatan yang didatangkan dan harus dalam
keadaan baik, baru, bebas dari segala cacat, dan dilengkapi dengan
label, data teknis dan data lain yang diperlukan.
3.4 Ketidaksesuaian.
4.1 Umum.
Semua bahan penerangan harus berasal dari produk pabrikan yang dikenal
luas serta dalam keadaan baru, bebas dari segala cacat dan disetujui
Pengawas Lapangan / Manajemen Konstruksi.
4.2 Penerangan.
4.2.1 Lampu
Untuk memastikan kemampuan distribusi cahaya, semua produk
lampu yang akan dipasang harus disertai dengan perhitungan
pencahayaan dengan sampling area untuk menunjukkan kontur
isoline dari penyebaran distribusi cahaya, kurva fotometrik termasuk
Light Output Ratio – LOR, DLOR, ULOR & TLOR juga harus
disertakan.
Bahan-bahan elektrikal seperti kabel daya, conduit, saklar, soket dan lainnya
harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis 16400.
5.3 Pembersihan.
Kontraktor dari waktu ke waktu harus menjaga agar tempat kerja dan
sekitarnya bersih dari segala bahan-bahan terbuang atau kotoran yang
diakibatkan oleh pekerjaan.
Pada akhir pekerjaan, Kontraktor harus menyingkirkan semua kotoran, alat-
alat, perancah dan bahan sisa dari lokasi pekerjaan, sehingga pekerjaan
terlihat bersih dan siap untuk digunakan.
• Lampu LED memiliki intensitas cahaya 70% pada saat akhir dari
life time lampu.
• Lampu LED harus memiliki cover/diffuser yang menutupi bagian
dalam lampu, sehingga tidak menjadi sarang serangga dan
penempelan debu.
• Lampu harus berbentuk bulat dengan lensa optik berstruktur
khusus sehingga menghasilkan intensitas cahaya yang optimal
untuk mencapai illuminasi yang tinggi dan merata
SPESIFIKASI TEKNIS
16.7
FIRE ALARM
1.0. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan ini harus termasuk pengadaan semua material, peralatan, tenaga
kerja dan lain-lain untuk pemasangan, pengetesan, commissioning dan
pemeliharaan yang lengkap sempurna untuk seluruh pekerjaan sistem pengindera
kebakaran seperti dipersyaratkan di dalam buku ini dan ditunjukkan di dalam
Gambar Perencanaan. Dalam pekerjaan ini harus termasuk sertifikat pabrik dari
pembuat peralatan dan pekerjaan-pekerjaan lain yang tidak mungkin disebutkan
secara terinci di dalam buku ini tetapi dianggap perlu untuk keamanan dan
kesempurnaan fungsi dan operasi sistem pengindera kebakaran secara keseluruhan.
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi teknis ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar
perencanaan, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan
ketentuan pada spesifikasi teknis ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara
spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi teknis yang
dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti
bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini
tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
8UDLDQ/LQJNXS3HNHUMDDQ
Lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Pusat Control, Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pekerjaan Central Processing
Unit (CPU) Fire Alarm, dan peralatan-peralatan bantu lain yang dibutuhkan
untuk kesempurnaan sistem.
2. Initiating Device, Item pekerjaan ini meliputi pekerjaan Ionization Smoke
Detector, Rate of Rise and Fixed Temperature Detector, Fixed Temperature
Detector dan Manual Detector/Alarm.
3. Alarm Device, Pekerjaan ini meliputi pekerjaan Visual Alarm Devices (lampu
indikator dan lampu exit) dan Audible Alarm Device (bell).
4. Annunciator panel, Dalam pekerjaan ini harus termasuk pula batere cadangan
berikut charger-nya, kapasitas disesuaikan dengan kebutuhan peralatan dan
harus mampu bekerja dalam waktu 12 jam tanpa supply listrik DC.
5. Integrasi antara Master control Fire Alarm dengan CCTV dan Access Control
dalam konsep Integrated Security System.
2.0. INSTALASI SISTEM
4.3.1. Pusat kontrol harus mampu melakukan System Self Diagnostic, yaitu
penyampaian indikasi adanya gangguan / ketidak normalan kondisi yang
terjadi pada pusat kontrol atau sistem itu sendiri.
4.3.2. Gangguan yang dapat diindikasikan yaitu :
o Gangguan pada jaringan
o Terputusnya jalur kabel ke detector
o Terputusnya fuse untuk Alarm Bell
o Terputusnya suplai daya dari battery
4.4. Pemutusan Aliran Listrik
1. Pada saat terjadi indikasi bahaya kebakaran, maka dari pusat kontrol harus
dapat dikirim sinyal kontrol untuk pemutusan aliran listrik terhadap zone yang
memberikan indikasi kebakaran.
2. Pemutusan aliran listrik ini dilaksanakan melalui fasilitas 'Motorized Unit'
yang dipasang pada sisi incoming panel pada jaringan Distribusi Listrik.
3. Pengontrolan Peralatan Bantu Evakuasi
a. Pengontrolan Pintu Darurat,
Pintu darurat harus dilengkapi dengan electric strike dan sensor unit
sehingga dari pusat kontrol dapat dimonitor kondisi pintu tersebut,
Sedangkan pada saat terjadi kebakaran, pintu tersebut dapat dibuka secara
remote dari pusat kontrol.
b. Pengontrolan Voice Communication,
Sistem dilengkapi dengan peralatan Telepon Emergency. Pada keadaan
normal, alat komunikasi tersebut tidak bekerja; sedangkan pada saat terjadi
kebakaran, pusat kontrol akan mengaktifkan alat komunikasi tersebut.
(Peralatan ini digunakan untuk memberi petunjuk kepada Sentral Fire Alarm
tentang kondisi kebakaran melalui sarana telephone emergency.
4. Pengontrolan Peralatan Perlawanan Kebakaran
Monitor Kondisi Air pada Reservoar,
Dari pusat kontrol harus dapat dimonitor kondisi air dalam reservoar.
Pelaksanaan monitoring ini dilakukan dengan pemasangan water level control di
dalam reservoar.
5.0. PUSAT KONTROL
10.3. Kontraktor harus membuat daftar yang lengkap untuk bahan, barang, dan peralatan
yang akan digunakan, dan menyerahkannya kepada Pengawas Lapangan untuk
mendapat persetujuan dengan dilampiri brosur-brosur yang lengkap dengan data
teknis serta performance dari peralatan.
10.4. Semua barang dan peralatan yang diadakan oleh Kontraktor harus disertai dengan
Surat Keterangan Keaslian Barang (Letter of Origin) dari pabrik pembuatnya
(Manufacturer) atau agen utamanya (Authorized Dealer/Agent).
11.0. GAMBAR DETAIL PELAKSANAAN (SHOP DRAWING)
11.1. Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan sistem
elektrikal kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui.
11.2. Gambar Detail Pelaksanaan harus diserahkan sebelum pengadaan bahan agar
diperoleh cukup waktu untuk pemeriksaan dan tidak ada tambahan waktu bagi
Kontraktor bila mengabaikan hal ini.
11.3. Gambar Detail Pelaksanaan harus lengkap dan berisi detail-detail yang diperlukan.
11.4. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja yang satu dengan Gambar Kerja yang lain
atau antara Gambar Kerja dengan Spesifikasi Teknis, Kontraktor harus
melaporkannya kepada Pengawas Lapangan untuk dicarikan jalan keluarnya.
11.5. Gambar Kerja Elektrikal hanya menunjukan tata letak bahan dan peralatan, jalur
kabel dan sambungan-sambungan.
11.7. Dalam mempersiapkan Gambar Detail Pelaksanaan, dimensi dan ruang gerak yang
digambarkan dalam Gambar Kerja Arsitektur, Struktur dan Gambar Kerja lainnya
yang berkaitan, harus diperiksa.
11.8. Kontraktor harus dengan teliti memeriksa kebutuhan ruangan dengan Kontraktor lain
yang mungkin bekerja pada lokasi yang sama untuk memastikan bahwa semua
peralatan dapat dipasang pada tempat yang telah ditentukan.
13.0. KETIDAKSESUAIAN
13.1. Konsultan MK berhak menolak semua bahan yang didatangkan atau dipasang yang
tidak memenuhi ketentuan dalam Gambar Kerja dan/atau Spesifikasi Teknis.
13.2. Kontraktor harus segera memperbaiki dan/atau mengganti setiap pekerjaan yang
tidak sesuai, tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.
13.3. Bila bahan-bahan yang akan didatangkan ternyata menyimpang atau berbeda
dengan yang ditentukan, Kontraktor harus terlebih dahulu membuat pernyataan
tertulis yang menjelaskan usulan penggantian, dengan maksud bila diterima, akan
segera diadakan penyesuaian. Bila Kontraktor mengabaikan hal di atas, Kontraktor
bertanggung jawab melaksanakan pekerjaan sesuai Gambar Kerja.
14.0. BAHAN-BAHAN.
13.4. Umum
13.4.1. Detector, Manual Alarm Station, dan Alarm Bell harus berasal dari merek
yang dikenal luas seperti merek NOTIFIER, APRON,NITTAN,
SIMPLEX,NATIONAL ,Honey well, siemens
13.4.2. Sistem harus sesuai untuk daerah dengan temperatur sekeliling maksimal
40° C.
Kabel FRC :
• Mineral Insulation Betaflame
• LSOH Pyrotec
• BS 6387 : C, W, Z / IEC 60331-21 Shan Cable
• 900ºC dan 650ºC with shower
- Intercom Cable
Kabelindo
Kabelmetal
Supreme
16.8
7.2. Closed Distribution Frame (CDF) untuk terminasi OLT Fiber Optik di Ruang
Data Center.
Kotak CDF di Core Switch harus dari tipe pasangan dalam dengan kapasitas sesuai
petunjuk dalam Gambar Kerja, dan harus memiliki karakteristik minimal sebagai
berikut :
w Rumah dibuat dari reinforced polyester,
w Dilengkapi dengan pintu yang dapat dilepas untuk terminasi kabel.
w Dilengkapi dengan ventilasi pada bagian atas dan bawah untuk sirkulasi udara
dan mencegah kelembaban,
w Disetujui oleh Telkom,
• Mendukung G.652D.
• Redaman kabel per meter 1310 nm adalah max 0.36 dB dan 1550nm
adalah max 0.25 dB.
• Redaman kabel per meter 1310 nm adalah max 0.3 dB dan 1550nm
adalah max 0.2 dB.
c. Patch Cord FO
f. NVP : 66
g. Jacket : PE or LSZH
• PDU : 2 x 12 port
• PDU : 1 x 6 port
8.3. Peralatan
Koordinat tempat setiap peralatan akan ditentukan kemudian.
d. Kabel fiber optic dan kabel UTP memakai PVC high impact
conduit.
f. Kabel feeder yang dipasang pada tangga kabel atau cable ladder
harus diklem (diikat) dengan klem-klem kabel (pengikat/kabel tie).
9.0. PENGUJIAN
Pengujian terhadap sistem kerja peralatan harus dilakukan oleh pihak agen
penjualan peralatan dan pihak tersebut harus menyiapkan surat-surat jaminan
pemasangan yang baik.
b. Referensi Produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut : lihat daftar
peralatan & material.
c. Seluruh instalasi data cabling system harus disertifikasi dengan jaminan 25 tahun
untuk aplikasi.
16.9
1.0. UMUM
a. Keseluruhanperalatanutama yang membangun sound system iniharusdari merk
yang sama. Adapun merk yang boleh direferensikan adalah TOA, Bosch.
b. Kontraktor harus merupakan dealer produk atau perusahaan yang mendapatkan
Surat Dukungandari Dealer. Yang dimaksud Dealer adalah Perusahaan yang
mendapatkan Surat Penunjukan dari Distributor serta mendapatkan Surat Dukungan
dari Principal (Agen Tunggal Pemegang Merk) di Indonesia.
c. Sistem tata suara harus memenuhi standard keselamatan evakuasi sebagaimana
dipersyaratkan pada IEC 60849 standard dan EN 54.
Garis besar lingkup pekerjaan instala sisistem tata suara yang dimaksud adalah
sebagai berikut :
a. Pengadaan, pemasangan, dan pengujian peralatan sentral sistem tata suara
meliputi unit penguat sinyals uara (power amplifier) lengkap dengan unit kontrol
dan monitor serta pemasangan system dalam rak untuk peralatan sentral tata
suara.
b. Pengadaan, pemasangan, dan pengujian MDF dan kotakhubungbagi (TB) di
setiaplantai.
c. Pengadaan, pemasangan, dan pengujian kabel-kabel distribusi sistem tata suara
antara peralatan sentral dan system rak dengan kotak hubung bagi di
setiaplantai.
d. Pengadaan, pemasangan, dan pengujian ala tpengeras suara (loud speaker)
sesuai dengan gambar rencana.
e. Pengadaan, pemasangan, dan pengujian kabel-kabel pemakaian antara kotak
hubung bagi dengan alat-alat pengeras suara dan volume control di tempat yang
ditunjuk.
f. Melaksanakan matching dan balancing atassemua speaker dan system secara
keseluruhan, sedemikian rupa hingga menghasilkan kualitas suara yang prima
dan tingkat tekanan bunyi yang merata di seluruh bagian lantai bangunan.
2. Ruang lingkup pekerjaan sound system meliputi pengadaan peralatan berikut
pemasangannya. Pengadaan dan pemasangan peralatan sound system ini secara
keseluruhan terbagi menjadi 2 (dua) bagian utama yaitu :
a. Sound System untuk Back Ground Music, Paging dan Evacuation, meliputi area
selasar dan public area.
b. Sound system untuk keperluan Evacuation, meliputi semua area yang telah
dicover oleh item diatas tersebut di atas ditambah area-area yang memerlukan
ketenangan seperti Ruang Patient.
3. Pekerjaan ini dimaksudkan untuk memperkuat dan meningkatkan Kualitas suara
secara merata keseluruh area rumah sakit.
Kualitas suara tidak hanya diperkuat tetapi harus mempunyai derajat pengertian
atau kejelasan suara (intelegibility) yang tinggi, bebas dari gangguan listrik
tegangan tinggi dan sinyal pemancar pemancar baik yang ada didalam gedung itu
sendiri maupun diluar gedung seperti ORARI, KRAP dan sejenisnya.
4. Pengadaan dan pemasangan peralatan sebagai berikut :
PeralatanUtama :
a. Digital Matrix Mixer (Build inEquializer)
b. Paging Microphone w/ Chime
c. Emergency Message w/ Mic Evac
d. Speaker Selector 10Ch
e. Power Amplifier 240 Watt
f. CD/USB/ MP3 Player & Integrated Tuner FM-AM
g. Ceiling Speaker 3 Watt,
h. Wall Box Speaker 6Watt, (EVAC)
i. Volume Control 30 Watt
PeralatanPenunjang :
a. Rack 23U c/w Roof Fan, Blank Panel, accessories
b. Terminal Box Sound System
c. Change Over switch
4.0. INSTALASI
Dalampelaksanaanpekerjaan Public Address (Sound System) yang
perludiperhatikanantaralain :
1. Kabel Speaker
a. Instalasiperkabelankesemua speaker yang tersebardiseluruhgedungterdiridari :
Kabel jenis NYMHY 3 x 1,5 mm² digunakandari sub-sentralsampaidengan
Volume Control
Kabel jenis NYMHY 3 x 1.5 mm² digunakandari Volume Control
sampaidengan ceiling speaker dan dari Mixing Amplifier ke ceiling speaker.
b. Penarikankabeldarisentralkeseluruh volume control dan ceiling speaker
harusdibuatsecara group tiap-tiaplantai (1 lantaidibuat 1 group),
kecualidarisentralkeceilling speaker, penarikankabeldibuatsecaralangsungdari
Mixing Amplifier kebeberapaWall speaker secara parallel ( dalam 1 group
tersendiri ) dan menggunakankebal NYMHY 3 x 1.5 mm².
2. Kabel Microphone
Instalasikabel microphone terdiridari:
a. Kabel Microphone Stereo ( 3 core kabel ) dengankualitasterbaik dan kabel
telephone ITC 2x10x0.6 mm² (10 pairs) ditarikdari front office
sampaidengansentral.
3. Kabel Microphone Stereo ( 3 core kabel ) dengankualitasterbaik dan kabel telephone
ITC 2x2x0.6mm² ( 4 pairs ) ditarikdari front office tiap-tiaplantaisampaidengan sub
sentral.
Output Power 15 W
Power Recruitmen 220-240V
Terminal radio antenna 75ohm
Input
Unbalance, usb, sd/mmc card, CD
Frequency respose CD: 20-20.000Hz, FM 87.5-108Mhz
Dimensions 482 (W) × 250 (H) × 44 (D) mm
Weight 4 Kg
7. Ceiling Speaker 3 W
Rated Input 6W
Sound Preasure Level 90 dB (1 W, 1 m)
Frequency Response 100 Hz - 12 kHz
Speaker Component 12 cm Dynamic Speaker
External Dimension 290 (W) x 214 (H) x 150 (D) in mm
Speaker Mounting Method Wall Mounted
Material Enclosure : Wood, Grille: Cloth
Weight 2.1Kg
Accessory Paper pattern …1
Input Power 30 W
Level Control 4 steps : 0(OFF),1,2,3
Finish ABS Resin Color: Printing Black
Dimensions 70 (W) × 180 (H) × 59 (D) mm
Weight 190 g
16.10
^W^/&/<^/͗h^ZdZhE</E';h^hdͿ^/^dD
ϭ͘ hŵƵŵ͘
Ͳ ƵƐĚƵĐƚ ŚĂƌƵƐ ƚĞƌďƵĂƚ ĚĂƌŝ ďĂŚĂŶ ůůƵŵŝŶŝƵŵ ĚĞŶŐĂŶ ŬŽŶĚƵŬƚŝǀŝƚĂƐ ƚŝŶŐŐŝ ĚĂŶ ŚĂƌƵƐ ĚŝůĂƉŝƐŝ
ĚĞŶŐĂŶŬŽŶƚĂŬƚĞŵďĂŐĂĚĂůĂŵƐĞƚŝĂƉŬŽŶĞŬƐŝ;ŝŵĞƚĂůͬŽƉƉĞƌŽŶƚĂĐƚͿ͘
Ͳ ƵƐĚƵĐƚŚĂƌƵƐŵĞŵƉƵŶLJĂŝƵŬƵƌĂŶLJĂŶŐƐĂŵĂƉĂĚĂŵĂƐŝŶŐͲŵĂƐŝŶŐƉŚĂƐĞĚĂŶϭϬϬйŶĞƚƌĂůĚĂŶ
ďƵƐĚƵĐƚŚĂƌƵƐƚĞƌƚƵƚƵƉƐĞĐĂƌĂƚŽƚĂůĚĂŶĚĂƉĂƚĚŝŐƵŶĂŬĂŶƵŶƚƵŬϯƉŚĂƐĂͬϰǁŝƌĞĚĞŶŐĂŶϭϬϬй
ŶĞƚƌĂůĚĂŶϱϬйƵŶƚƵŬƉĞŶƚĂŶĂŚĂŶ͘
Ͳ ƵƐĚƵĐƚŚĂƌƵƐĚŝůĞŶŐŬĂƉŝĚĞŶŐĂŶƉĞƌůĞŶŐŬĂƉĂŶƐĞƉĞƌƚŝƚĂƉͲŽĨĨƵŶŝƚ͕ĞůďŽǁ͕ĨůĂŶŐĞĞŶĚĚĂŶůĂŝŶʹ
ůĂŝŶƐĞƐƵĂŝĚĞŶŐĂŶŬĞďƵƚƵŚĂŶĚĂůĂŵŐĂŵďĂƌƉĞƌĞŶĐĂŶĂ͘
Ͳ ƵƐĚƵĐƚ LJĂŶŐ ĚŝƐƵƉƉůLJ ƵŶƚƵŬ ƉƌŽLJĞŬ ŝŶŝ ŚĂƌƵƐ ŵĞŵƉƵŶLJĂŝ /ŶĚĞŬƐ WƌŽƚĞŬƐŝ /W ϱϰ ƵŶƚƵŬ ĂƉůŝŬĂƐŝ
ĚĂůĂŵƌƵĂŶŐĂŶĚĂŶ/WϲϱƵŶƚƵŬĂƉůŝŬĂƐŝůƵĂƌƌƵĂŶŐĂŶ͘
Ͳ ƵƐĚƵĐƚLJĂŶŐĚŝƉƌŽĚƵŬƐŝŚĂƌƵƐƐĞƐƵĂŝĚĞŶŐĂŶƐƚĂŶĚĂƌLJĂŶŐďĞƌůĂŬƵĚĂƌŝ/ϲϭϰϯϵͲϲLJĂŶŐĚŝƚĞƐƚ
ŵĞŵƉƵŶLJĂŝƐĞƚŝĨŝŬĂƚĚĂƌŝ^d/DKEĚĂŶ<D<hZ͘
Ͳ ƵƐĚƵĐƚLJĂŶŐĚŝƐƵƉƉůLJƵŶƚƵŬƉƌŽLJĞŬŝŶŝŚĂƌƵƐŵĞŵŝůŝŬŝƐĞƌƚŝĨŝŬĂƐŝ^ĞŝƐŵŝĐdĞƐƚLJĂŶŐŵĞŶLJĂƚĂŬĂŶ
ůŽůŽƐƵũŝŐĞŵƉĂƉĂĚĂŬŽŶĚŝƐŝŐĞŵƉĂƐĂŵƉĂŝnjŽŶĂϰ͘
Ͳ ƵƐĚƵĐƚ ŚĂƌƵƐ ŵĞŵŝůŝŬŝ ZŽ,^ ĞƌƚŝƚŝĐĂƚĞ LJĂŶŐ ŵĞŶLJĂƚĂŬĂŶ ďƵƐĚƵĐƚ ƚŝĚĂŬ ŵĞŶŐĂŶĚƵŶŐ ďĂŚĂŶ
ŬŝŵŝĂ LJĂŶŐ ďĞƌďĂŚĂLJĂ ĚĂŶ ƌĂŵĂŚ ůŝŶŐŬƵŶŐĂŶ LJĂŶŐ Ěŝ ŬĞůƵĂƌŬĂŶ ŽůĞŚ ŝŶƐƚŝƚƵƐŝ ŝŶĚĞƉĞŶĚĞŶƚ
ƐĞƉĞƌƚŝ/ŶƚĞƌƚĞŬ͘
Ϯ͘ >ŝŶŐŬƵŶŐĂŶ
ƵƐĚƵĐƚ ƐLJƐƚĞŵ ŚĂƌƵƐ ĚĂƉĂƚ ďĞƌŽƉĞƌĂƐŝ ƐĞĐĂƌĂ ƚĞƌƵƐ ŵĞŶĞƌƵƐ ƚĂŶƉĂ ƉĞŶƵƌƵŶĂŶ ŬĂƉĂƐŝƚĂƐ
;ĚĞƌĂƚŝŶŐͿ ƉĂĚĂ ƚĞŵƉĞƌĂƚƵƌĞ ƐĞŬĞůŝůŝŶŐ ϰϬŽ ĚĂŶ ŬĞŶĂŝŬĂŶ ƚĞŵƉĞƌĂƚƵƌĞ ƚŝĚĂŬ ůĞďŝŚ ĚĂƌŝ ϱϱŽ͘
ƵƐĚƵĐƚŚĂƌƵƐƌĂŵĂŚůŝŶŐŬƵŶŐĂŶĚĂŶĚĂƉĂƚĚŝĚĂƵƌƵůĂŶŐ͘
ϯ͘ <ŽŶƐƚƌƵŬƐŝƵƐĚƵĐƚ
Ă͘ /ƐŽůĂƐŝƉĂĚĂďƵƐĚƵĐƚďĞƌƵƉĂDz>ZƉŽůLJĞƐƚĞƌĨŝůŵůĞŵďĂƌĂŶ;ďƵŬĂŶĚŝůŝůŝƚƐĞƉĞƌƚŝŵƵŵŝͿ
ĂƚĂƵŵĞŶŐŝŶŐĂƚŬĞƚĞďĂůĂŶŶLJĂůĞďŝŚĚŝƵƚĂŵĂŶĂŬĂŶLJĂŶŐŵĞŶŐŐƵŶĂŬĂŶďĂŚĂŶƉŽůLJŽůĞĨŝŶ
ď͘ /ƐŽůĂƐŝLJĂŶŐĚŝŐƵŶĂŬĂŶŚĂƌƵƐŵŝŶŝŵƵŵŬĞůĂƐĚŝŵĂŶĂŬĞŶĂŝŬĂŶƚĞŵƉĞƌĂƚƵƌĞƐĂŵƉĂŝĚĞŶŐĂŶϱϱŽ
ĚŝĂƚĂƐƚĞŵƉĞƌĂƚƵƌĞƐĞŬĞůŝůŝŶŐĚĂŶƚĞŵƉĞƌĂƚƵƌĞŬĞƌũĂŵĂŬƐŝŵƵŵƚŝĚĂŬďŽůĞŚŵĞůĞďŝŚŝϵϱŽ͘
Đ͘ hŶƚƵŬŵĞLJĂŬŝŶŬĂŶŬĞŚĂŶĚĂůĂŶŝƐŽůĂƐŝ͕ ŵĂŬĂŚĂƌƵƐĚŝůĂŬƵŬĂŶƉĞŶŐĞƚĞƐĂŶĚĞŶŐĂŶƚĞŐĂŶŐĂŶ ƚĞƐƚ
ϭϬ͘ϬϬϬsŽůƚ͘
Ě͘ ƵƐĚƵĐƚƐŝƐƚĞŵLJĂŶŐůĞŶŐŬĂƉŚĂƌƵƐƚĞƌĚŝƌŝĚĂƌŝ͗
• ĂďůĞĞŶĚďŽdž
• ,ĂŶŐĞƌ
• WůƵŐŝŶͬ&ĞĞĚĞƌƵƐďĂƌ
• WůƵŐŝŶͬƚĂƉͲŽĨĨďŽdž
• ůďŽǁ
• KĨĨƐĞƚ
• dƌĂŶƐƉŽƌƚŝŶŐƵŶŝƚ
• ŶĚĐĂƉ
• &ŝƌĞďĂƌƌŝĞƌ
• /ŶƚĞŐƌĂůĞĂƌƚŚ
Ğ͘ ƵƐĚƵĐƚ ůƵŵŝŶŝƵŵ LJĂŶŐ ĚŝŐƵŶĂŬĂŶŚĂƌƵƐĚŝůĂƉŝƐŝ ŽůĞŚ
ƉĞƌĂŬƵŶƚƵŬŵĞŶĚĂƉĂƚŬĂŶŬĞƚĂŚĂŶĂŶƚĞƌŚĂĚĂƉŬŽƌŽƐŝĚĂŶŬŽŶƚĂŬLJĂŶŐďĂŝŬƉĂĚĂƐĂŵďƵŶŐĂŶ͘
Ĩ͘ ^ŝƐƚĞŵƉĞŶƚĂŶĂŚĂŶĚĂƉĂƚĚŝůĂŬƵŬĂŶŵĞŶŐŐƵŶĂŬĂŶďĂŐŝĂŶƌƵŵĂŚ ďƵƐĚƵĐƚ ;/ŶƚĞŐƌĂů 'ƌŽƵŶĚ ƵƐͿ
LJĂŶŐƚĞƌďƵĂƚĚĂƌŝůƵŵŝŶŝƵŵĚĞŶŐĂŶƵŬƵƌĂŶϱϬйĚĂƌŝƉŚĂƐĞĂƚĂƵŶĞƚƌĂůŶLJĂ͘ƉĂďŝůĂƌƵŵĂŚďƵƐĚƵĐƚ
ƚĞƌďƵĂƚĚĂƌŝďĞƐŝ͕ ŵĂŬĂŚĂƌƵƐĚŝƐĞĚŝĂŬĂŶ ŐƌŽƵŶĚ ďƵƐ ƚĞƌƉŝƐĂŚ LJĂŶŐ ƚĞƌďƵĂƚĚĂƌŝůƵŵŝŶŝƵŵ
;ŬŽŶĚƵŬƚŽƌƉĞŶƚĂŶĂŚĂŶLJĂŶŐƚĞƌďƵĂƚĚĂƌŝďĂũĂͬďĞƐŝƚŝĚĂŬĚŝƉĞƌŬĞŶĂŶŬĂŶͿ
Ő͘ ƵƐĚƵĐƚ LJĂŶŐ ĚŝŐƵŶĂŬĂŶƵŶƚƵŬĚŝƐƚƌŝďƵƐŝƚĞŶĂŐĂůŝƐƚƌŝŬ ;ũĞŶŝƐ ƉůƵŐ ŝŶ ĂƚĂƵ ƌŝƐĞƌͿ LJĂŶŐ
ƚĞƌĚŝƌŝĚĂƌŝďĞďĞƌĂƉĂďĂƚĂŶŐƚĞŵďĂŐĂ ;ŽƉƉĞƌ ďĂƌͿ ƵŶƚƵŬƚŝĂƉƉŚĂƐĂŶLJĂ͕ ŵŝŶŝŵƵŵ ƉĂĚĂ
ƐĞƚŝĂƉƐĂŵďƵŶŐĂŶĚĂƌŝ ďƵƐĚƵĐƚ ƚĞƌƐĞďƵƚŚĂƌƵƐƚĞƌĚĂƉĂƚ ƉĂƌĂůůĞů ďĂƌ LJĂŶŐ ŵĞŶŐŚƵďƵŶŐŬĂŶƚŝĂƉ
ŽƉƉĞƌďĂƌLJĂŶŐďĞƌĂĚĂƉĂĚĂƉŚĂƐĂLJĂŶŐƐĂŵĂ͘
Ś͘ WĞŶŐƵĂƚZƵŵĂŚ ďƵƐĚƵĐƚ ŚĂƌƵƐƚĞƌďƵĂƚĚĂƌŝďĂũĂ LJĂŶŐ ĚŝŐĂůǀĂŶŝƐĚĞŶŐĂŶŬĞƚĞďĂůĂŶ ŵŝŶŝŵƵŵ ϭ͕ϴ
ŵŵ ĚĂŶ ŚĂƌƵƐŵLJůĂƌͬƉŽůLJĞƐƚĞƌƐĞĐĂƌĂĞůĞŬƚƌŽƐƚĂƚŝƐ ĚĂŶ ŚĂƌƵƐ ůƵůƵƐ ƚĞƌŚĂĚĂƉ Ƶũŝ ^Ăůƚ WƌĂLJ
ŵŝŶŝŵƵŵϱϬϬ:Ăŵ͘
ŝ͘ džƉĂŶƐŝŽŶ :ŽŝŶƚ ŚĂƌƵƐĚŝƉĂƐĂŶŐƐĞƐƵĂŝƌĞŬŽŵĞŶĚĂƐŝƉĂďƌŝŬĂŶƵŶƚƵŬŵĞŶŐƵƌĂŶŐŝ ƐƚƌĞƐƐ ƉĂĚĂ
ƐŝƐƚĞŵĂŬŝďĂƚƉĞƌďĞĚĂĂŶŵƵĂŝĂŶƚĂƌĂďƵƐďĂƌĚĂŶƌƵŵĂŚŶLJĂ͕ƚĞƌƵƚĂŵĂƵŶƚƵŬƐŝƐƚĞŵLJĂŶŐůƵƌƵƐĚĂŶ
ƉĂŶũĂŶŐĂƚĂƵŵĞůĂůƵŝďĂŶŐƵŶĂŶůĂŝŶ͘
ϰ͘ :ŽŝŶƚŝŶŐ;^ĂŵďƵŶŐĂŶƵƐĚƵĐƚͿ
Ă͘ ^ĞŵƵĂŬŽŶĞŬƐŝ ďƵƐĚƵĐƚ ƉĂĚĂ ƐĂŵďƵŶŐĂŶ ;<ŽŶĞŬƐŝ ƉĂĚĂ ũŽŝŶƚ ĂƚĂƵ WůƵŐ /Ŷ hŶŝƚͿ
ŚĂƌƵƐŵĞŶŐŐƵŶĂŬĂŶƐŝƐƚĞŵƐŝůǀĞƌƉůĂƚĞĚŽǀĞƌ;ŽƉƉĞƌŽŶƚĂĐƚͿ͘
ď͘ ƵƐĚƵĐƚ <ŽŶĞŬƐŝ ;ƐĂŵďƵŶŐĂŶͿ
ŚĂƌƵƐŵĞŶŐŐƵŶĂŬĂŶƐĂƚƵďĂƵƚĚĞŶŐĂŶũĞŶŝƐďĂũĂĚĞŶŐĂŶŬĞŬƵĂƚĂŶƚŝŶŐŐŝ ;ƐͿ
ƵŶƚƵŬŵĞŵƉĞƌƚĂŚĂŶŬĂŶƚĞŬĂŶĂŶ LJĂŶŐ ƚĞƉĂƚŵĞůĂůƵŝ ĂƌĞĂ ƉĞƌŵƵŬĂĂŶŬŽŶƚĂŬ LJĂŶŐ ďĞƐĂƌ ĚĂŶ
ďŝƐĂĚŝďŽŶŐŬĂƌ͘hŶƚƵŬŵĞŵƉĞƌŵƵĚĂŚĂƉĂďŝůĂĂĚĂŵŽĚŝĨŝŬĂƐŝ͘
Đ͘ ƵƐĚƵĐƚ ŬŽŶĞŬƐŝ
;ƐĂŵďƵŶŐĂŶͿŚĂƌƵƐŵĞŶŐŐƵŶĂŬĂŶďĂƵƚĚĞŶŐĂŶĚĞƐĂŝŶĚƵĂďĞƌŬĞƉĂůĂƵŶƚƵŬŵĞŶƵŶũƵŬŬĂŶďŝůĂ ƚŽƌƐŝ
LJĂŶŐ ƚĞƉĂƚƚĞůĂŚĚŝƚĞƌĂƉŬĂŶ ĚĂŶ ŚĂŶLJĂŵĞŵĞƌůƵŬĂŶƐƚĂŶĚĂƌƉĂŶũĂŶŐƉĞŐĂŶŐĂŶŬƵŶĐŝ LJĂŶŐ
ĂŬĂŶĚŝĂŬƚŝĨŬĂŶĚĞŶŐĂŶďĞŶĂƌ͘
Ě͘ DĞŵƵŶŐŬŝŶŬĂŶƵŶƚƵŬŵĞŵŽĚŝĨŝŬĂƐŝƐĂƚƵƉĂŶũĂŶŐĚĂƌŝĨĞĞĚĞƌƚĂŶƉĂŵĞŶŐŐĂŶŐŐƵƉĂŶũĂŶŐĚĂƌŝĨĞĞĚĞƌ
LJĂŶŐďĞƌĚĞŬĂƚĂŶ͘
ϱ͘ <ĂƉĂƐŝƚĂƐ,ƵďƵŶŐ^ŝŶŐŬĂƚ
ƵƐĚƵĐƚ ƐĞĐĂƌĂƐŝƐƚĞŵŬĞƐĞůƵƌƵŚĂŶŚĂƌƵƐŵĂŵƉƵďĞƌƚĂŚĂŶƐĞĐĂƌĂĞůĞŬƚƌŝŬ͕ ŵĞŬĂŶŝŬ͕ ĚĂŶ ƚŚĞƌŵĂů
ƐƚƌĞƐƐƚĞƌŚĂĚĂƉƚĞƌũĂĚŝŶLJĂŐĂŶŐŐƵĂŶƐĞƐƵĂŝŬĂƉĂƐŝƚĂƐŚƵďƵŶŐƐŝŶŐŬĂƚƉĂĚĂŝŶƐƚĂůĂƐŝůŝƐƚƌŝŬLJĂŶŐƚĞůĂŚ
Ěŝ ƌĞŶĐĂŶĂŬĂŶ ;^ĞƌƚŝĨŝŬĂƚ ƚĞƐƚ ŚƵďƵŶŐƐŝŶŐŬĂƚĂƚĂƵ dLJƉĞ dĞƐƚ ĚĂƌŝ ^d /DKE ĂƚĂƵ <D
<hZŚĂƌƵƐĚŝůĂŵƉŝƌŬĂŶͿ
ϲ͘ ŬƐĞƐŽƌŝƐƵƐĚƵĐƚ^ŝƐƚĞŵ͗
ϲ͘ϭ yWE^/KE:K/Ed
ϲ͘Ϯ ^WZ/E',E'Z
ĞƌĨƵŶŐƐŝƐĞďĂŐĂŝƉĞƌĞĚĂŵŐĞƚĂƌĂŶŵŝƐĂůŶLJĂƐĂĂƚƚĞƌũĂĚŝŐĞŵƉĂďƵŵŝ LJĂŶŐ
ŵĞŶLJĞďĂďŬĂŶƉĞƌŐĞƌĂŬĂŶƐƚƌƵŬƚƵƌďĂŶŐƵŶĂŶ͘
^ƉƌŝŶŐ ŚĂŶŐĞƌ ĚŝŐƵŶĂŬĂŶƵŶƚƵŬŝŶƐƚĂůĂƐŝ ďƵƐĚƵĐƚ ƌŝƐĞƌ͕ ĚŝŵĂŶĂƉĞŶĞŵƉĂƚĂŶŶLJĂ ƉĂĚĂ ůĂŶƚĂŝ ƉĂĚĂ
ƉŽƐŝƐŝ ďƵƐĚƵĐƚ ŬĞůƵĂƌĚĂƌŝůƵďĂŶŐůĂŶƚĂŝ͘ ^ƉƌŝŶŐ ŚĂŶŐĞƌ ĚĂƉĂƚĚŝƉĂƐĂŶŐůĞďŝŚĚĂƌŝƐĂƚƵƉĂƐĂŶŐ͘
ŝĂƐĂŶLJĂĂƉĂďŝůĂŬĞƚŝŶŐŐŝĂŶůĂŶƚĂŝŵĞůĞďŝŚŝϰŵĞƚĞƌĚĂƉĂƚĚŝƚĂŵďĂŚůĂŐŝƐĂƚƵƉĂƐĂŶŐƐƉƌŝŶŐŚĂŶŐĞƌ
ϲ͘ϯ <KE<^/
ϭ͘ ^ĞŵƵĂŬŽŶĞŬƐŝ ďƵƐďĂƌ ƚƌƵŶŬŝŶŐƐŝƐƚĞŵ ;<ŽŶĞŬƐŝ ƉĂĚĂ ũŽŝŶƚ ĂƚĂƵ WůƵŐ /Ŷ hŶŝƚͿ
ŚĂƌƵƐŵĞŶŐŐƵŶĂŬĂŬŶƐŝƐƚĞŵƐŝůǀĞƌƉůĂƚĞĚŽǀĞƌ;ŽƉƉĞƌŽŶƚĂĐƚͿ
Ϯ͘ ƵƐďĂƌ dƌƵŶŬŝŶŐ<ŽŶĞŬƐŝŚĂƌƵƐŵĞŶŐŐƵŶĂŬĂŶƐĂƚƵďĂƵƚĚĞŶŐĂŶũĞŶŝƐďĂũĂĚĞŶŐĂŶŬĞŬƵĂƚĂŶƚŝŶŐŐŝ
;ƐͿ ƵŶƚƵŬŵĞŵƉĞƌƚĂŚĂŶŬĂŶƚĞŬĂŶĂŶ LJĂŶŐ ƚĞƉĂƚŵĞůĂůƵŝ ĂƌĞĂ ƉĞƌŵƵŬĂĂŶŬŽŶƚĂŬ LJĂŶŐ ďĞƐĂƌ
ĚĂŶďŝƐĂĚŝďŽŶŐŬĂƌ͘hŶƚƵŬŵĞŵƉĞƌŵƵĚĂŚĂƉĂďŝůĂĂĚĂŵŽĚŝĨŝŬĂƐŝ
ϯ͘ ĂƵƚŚĂƌƵƐĚĞŶŐĂŶĚĞƐĂŝŶĚƵĂďĞƌŬĞƉĂůĂƵŶƚƵŬŵĞŶƵŶũƵŬŬĂŶďŝůĂ ƚŽƌƐŝ LJĂŶŐ
ƚĞƉĂƚƚĞůĂŚĚŝƚĞƌĂƉŬĂŶ ĚĂŶ ŚĂŶLJĂŵĞŵĞƌůƵŬĂŶƐƚĂŶĚĂƌƉĂŶũĂŶŐƉĞŐĂŶŐĂŶŬƵŶĐŝ LJĂŶŐ
ĂŬĂŶĚŝĂŬƚŝĨŬĂŶĚĞŶŐĂŶďĞŶĂƌ͘
ϰ͘ DĞŵƵŶŐŬŝŶŬĂŶƵŶƚƵŬŵĞŵŽĚŝĨŝŬĂƐŝƐĂƚƵƉĂŶũĂŶŐĚĂƌŝ ĨĞĞĚĞƌ ƚĂŶƉĂŵĞŶŐŐĂŶŐŐƵƉĂŶũĂŶŐĚĂƌŝ
ĨĞĞĚĞƌLJĂŶŐďĞƌĚĞŬĂƚĂŶ͘
ϲ͘ϰ ,Kh^/E'
ϭ͘ ,ŽƵƐŝŶŐ ƵƐďĂƌ
dƌƵŶŬŝŶŐ^ŝƐƚĞŵŚĂƌƵƐĚŝďƵĂƚĚĂƌŝůĞŵďĂƌĂŶĂůƵŵŝŶŝƵŵĚĞŶŐĂŶďĂũĂƐĂůƵƌĂŶƐĂŵƉŝŶŐƵŶƚƵŬŬĞŬĂŬƵ
ĂŶ͘ /ŶŝŚĂƌƵƐĚŝůĞŶŐŬĂƉŝĚĞŶŐĂŶƉĞůŝŶĚƵŶŐ ĐĂƚ ĞƉŽdžLJ LJĂŶŐ ƐĞƐƵĂŝ ĚĂŶ ŚĂƌƵƐ ůƵůƵƐ ŵŝŶŝŵĂů ϭϬϬ
ũĂŵƐĞŵƉƌŽƚŐĂƌĂŵ͘ƵƐǁĂLJƚĂŶƉĂƉĞƌůŝŶĚƵŶŐĂŶĐĂƚƚŝĚĂŬĂŬĂŶĚŝƚĞƌŝŵĂ͘
Ϯ͘ ƵƐǁĂLJ ,ŽƵƐŝŶŐ ŚĂƌƵƐďĞŶĂƌͲďĞŶĂƌƚĞƌƵƌƵƉ ŶŽŶͲ
ďĞƌǀĞŶƚŝůĂƐŝƵŶƚƵŬƉĞƌůŝŶĚƵŶŐĂŶƚĞƌŚĂĚĂƉŬĞƌƵƐĂŬĂŶŵĞŬĂŶŝƐĚĂŶĂŬƵŵƵůĂƐŝĚĞďƵ͘
ϲ͘ϱ W>h'/EKWE/E'
ϲ͘ϲ dWK&&hE/d
ϭ͘ ^ĞŵƵĂ ƌĞĂŬĞƌ ƐŝƌŬƵŝƚ LJĂŶŐ ĚŝŐƵŶĂŬĂŶŚĂƌƵƐĚĂƉĂƚďĞƌŽƉĞƌĂƐŝƐĞĐĂƌĂ ŶŽƌŵĂů
ŬĞƚŝŬĂĚŝƉĂƐĂŶŐƚĞƌďĂůŝŬĂƚĂƵ Ěŝ ƐĞƚŝĂƉƐƵĚƵƚ͘ dĂƉ KĨĨ hŶŝƚ ŝŶŝ ũƵŐĂ
ŚĂƌƵƐŵĞŵŝůŝŬŝŬĞƚĞŶƚƵĂŶƵŶƚƵŬƌĞĂŬĞƌĚĂŶƌĞůĂLJ͘
Ϯ͘ dĂƉ KĨĨ hŶŝƚ ƐŝƐƚĞŵ ďƵƐďĂƌ
ƚƌƵŶŬŝŶŐŚĂƌƵƐƐĂůŝŶŐƚĞƌŬĂŝƚƵŶƚƵŬŵĞŵĂƐƚŝŬĂŶďĂŚǁĂŬŽŶƚĂŬƉĞŵďƵŵŝĂŶŚĂƌƵƐƐĞůĂůƵĂĚĂƐĞďĞůƵ
ŵŬŽŶĚƵŬƚŽƌŚŝĚƵƉĚĂŶƐĞƚŝĚĂŬŶLJĂƵŶƚƵŬŝƐƚŝƌĂŚĂƚƐĞůĂŵĂƉĞŶŐŚĂƉƵƐĂŶ͘
Ă͘ DLJĂŶŐĚŝŐƵŶĂŬĂŶĚĂůĂŵdĂƉKĨĨhŶŝƚŚĂƌƵƐƐĞƐƵĂŝĚĞŶŐĂŶ/ϲϬϵϰϳͲϮ
ϯ͘ ^ĞŵƵĂDŚĂƌƵƐŵĞŵŝůŝŬŝ͞ƌĂƚĞĚƐĞƌǀŝĐĞďƌĞĂŬŝŶŐĐĂƉĂĐŝƚLJ;/ĐƐͿ͟ĚĂƌŝŶŝůĂŝZD^Ěŝϰϭϱs
ƐĂŵĂĂƚĂƵůĞďŝŚƚŝŶŐŐŝĚĂƌŝƚŝŶŐŬĂƚŬĞƐĂůĂŚĂŶŝŶƐƚĂůĂƐŝƵŶƚƵŬŵĞůŝŶĚƵŶŐŝƐŝƐƚĞŵďƵƐďĂƌƚƌƵŶŬŝŶŐ
ϰ͘ dĂƉ ŽĨĨ ƵŶŝƚ ĚĂŶ ƐŝƐƚĞŵ ďƵƐďĂƌ
ƚƌƵŶŬŝŶŐŚĂƌƵƐƐĂůŝŶŐƚĞƌŬĂŝƚƵŶƚƵŬŵĞŵĂƐƚŝŬĂŶďĂŚǁĂƉĞƌĂŶŐŬĂƚďĞƌĂĚĂĚĂůĂŵƉŽƐŝƐŝ ΖK&&Ζ
ƐĞďĞůƵŵŝŶƐƚĂůĂƐŝĂƚĂƵƉĞŶŐŐĂŶƚŝĂŶƵŶŝƚ͘
ϱ͘ dĂƉ KĨĨ hŶŝƚ ŚĂƌƵƐŵĞŵŝůŝŬŝƉĞŶŐƵŶĐŝĂŶŽƚŽŵĂƚŝƐ LJĂŶŐ
ŵĞŶĐĞŐĂŚƉĞŶƵƚƵƉĚĂƌŝĚŝďƵŬĂƐĂĂƚƉĞƌĂŶŐŬĂƚĚĂůĂŵƉŽƐŝƐŝ ΖKEΖ ĚĂŶ
ŵĞŶĐĞŐĂŚƉĞŶƵƚƵƉĂŶĚŝƐĞŶŐĂũĂƉĞƌĂŶŐŬĂƚŬĞƚŝŬĂƉĞŶƵƚƵƉĚŝďƵŬĂ͘
ϲ͘ dĂƉ KĨĨ hŶŝƚ ŚĂƌƵƐŵĞŵŝůŝŬŝŵĞŬĂŶŝƐŵĞƵŶƚƵŬŵĞŵĂƐƚŝŬĂŶďĞŶĂƌĚŝƉĂƐĂŶŐ ƉĂĚĂ ďƵƐďĂƌ
ƚĞƌƐĞďƵƚ͘
%$%
,&7 6(&85,7<6<67(0
,17(*5$7('6(&85,7<6<67(0,66
6,67(0,379
0$67(5&/2&.
3(.(5-$$1,1)5$6758.785,&7
6,67(0.2081,.$6,7(/(321
$&&(66&21752/
%8,/',1*$8720$7,216<67(0
SPESIFIKASI TEKNIS
17.1
5. Fitur dari masing-masing aplikasi yang dikehendaki pada setiap subsitem yang
tergabung dalam Software ISS yang dimaksud akan dijelaskan secara terpisah
sesuai dengan judull topic yang sedang dibahas.
6. Software ISS yang dikehendaki mampu terintegrasi dengan Active Directory yang
terdapat dalam system IT.
1. Melalui perangkat lunak ISS akan dilakukan proses pengumpulan data dan event
dari setiap sub sistem yang sudah disiapkan dalam bentuk modul-modul software
ISS. Melalui modul-modul tersebut akan dilakukan proses capture data, tagging
kemudian recording ke dalam storage yang telah disediakan. Proses mapping
event/data dan pengolahannya menjadi laporan merupakan fungsi-fungsi
pelaporan yang disiapkan sesuai dengan skenario yang disiapkan oleh pembuat
program aplikasi. Namun demikian beberapa fungsi dasar berikut merupakan fitur
yang harus tersedia.
2. Requirement dari fungsi yang dikehendaki (namun tidak hanya terbatas pada
uraian dimaksud), dapat dijelaskan dalam beberapa uraian sebagai berikut:
Dalam hal ini masuk dan keluarnya kendaraan dari luar mau pun dari dalam
gedung dianggap sebagai suatu event.
Proses pelaksanaan perekaman event oleh Parking System ini harus
tersinkronisasi dengan perekaman event yang dilaksanakan melalui CCTV.
Dalam hal ini fungsi Parking System tidak hanya melakukan proses buka dan
tutup Barrier Gate. Namun ada tindakan verifikasi antara plat nomor
kendaraan yang dibawa dengan kartu identitas pengemudi yang membawa
kendaraan dimaksud. Bila verifikasi tersebut berhasil maka Barrier Gate akan
secara otomatis terbuka namun bila verifikasi tersebut menyatakan tidak
berhasil, maka Barrier Gate tidak bisa dibuka dan proses membukanya harus
dilakukan secara manual.
Berikut di bawah ini disampaikan uraian dari sinkronisasi yang dikehendaki:
1) Adanya masuk dan keluarnya kendaraan akan diidentifikasi dengan
nomor plat kendaraan serta kartu identitas yang dibawa oleh pengemudi
yang menjalankan kendaraan dimaksud. Ketika kendaraan tersebut akan
masuk ke dalam gedung maka akan melewati suatu barier gate terlebih
dahulu. Agar Barrier Gate tersebut dapat dibuka, maka nomor kendaraan
dan identitas pengemudi yang membawanya akan dilakukan verifikasi
terhadap data yang sudah direkam dalam system database. Dalam hal ini
setiap mobil dan pengemudi yang akan menggunakan fasilitas parkir di
lingkungan RSUD Kota Probolinggo Utara akan deregister terlebih
dahulu. Dalam hal ini kombinasi antara nomor kendaraan dengan
identitas pengemudi yang tidak teregister tidak dapat menggunakan
fasilitas parkir yang telah disediakan.
2) Unit Parking System yang dikehendaki harus dilengkapi dengan sarana
Access Control untuk verifikasi kartu identitas pengemudi dan fasilitas
mekanik untuk melakukan buka dan tutup Barrier Gate. Sedangkan Video
Surveillance dalam hal ini berfungsi untuk mengenali plat nomor melalui
fitur Lisence Plate Recognition (PLT) dan untuk mengenali wajah
pengemudi melalui fitur Face Recognition.
3) Dalam hal ini bila terjadi kesesuaian data yang disimpan dengan
database dengan data identitas plat nomor dan pengemudinya maka Unit
Parking System akan secara otomatis akan membuka Barrier Gate.
Sebaliknya bila tidak ada kesesuaian maka secara otomatis Barrier Gate
tidak dapat dibuka dan petugas keamanan akan mendatangi mobil
dimaksud untuk memberikan bantuan yang diperlukan. Kejadian tersebut
akan direkam dalam database dan dapat divisualisasikan secara grafis
dalam layar monitor.
Server yang akan digunakan untuk deployment aplikasi ISS yang dimaksud
akan menggunakan dua buah server yang dikonfigurasikan secara redundant,
seperti yang disampaikan dalam gambar berikut:
Server yang pertama akan berfungsi sebagai main server dan server yang
kedua akan berfungsi sebagai hot standby server yang sewaktu-waktu dapat
difungsikan sebagai main server secara otomatis jika server yang pertama
mengalami kegagalan (fail over).
Protokol komunikasi yang diterapkan dalam fasilitas ISS secara fisik akan
menggunakan media ethernet dari perangkat komunikasi data. Dalam hal ini seluruh
sub system yang tergabung dalam fasilitas ISS semuanya akan tergabung dalam
satu jaringan komunikasi menggunakan TCP/IP. Berikut ini adalah gambaran dari
protocol yang dimungkinkan untuk digunakan dalam fasilitas ISS yang dikehendaki:
No Item Protokol Keterangan
1 Access Control ASCII to TCP/IP, OPC
2 Video Survillance/CCTV TCP/IP, ONVIF Tergantung Merk
3 Fire Alarm BACnet/TCP-IP, OPC Tergantung Merk
4 Lighting control TCP/IP, OPC, BACNET, LON
5 Elevator control TCP/IP-RTU Tergantung Merk
6 HVAC TCP/IP, OPC, BACNET, LON
7 BAS TCP/IP, OPC, BACNET, LON
SPESIFIKASI TEKNIS
17.2
3XVDW.RQWURO
1. Pusat kontrol merupakan pusat untuk melakukan fungsi monitoring dan control
baik secara otomatis maupun secara manual, operasi otomatis dilakukan
berdasarkan suatu program yang telah ditentukan, sedangkan operasi manual
berdasarkan suatu prosedur operasi melalui unit input.
2. Peralatan utama CCTV berbasis teknologi IP (Internet Protocol) dioperasikan dari
Ruang Kontrol.
6XUYHLODQFH'HYLFHV
Peralatan untuk pendeteksian berupa kamera yang digunakan untuk mendeteksi
kejadian-kejadian diluar/dalam bangunan, di dalam ruang pemeriksaan dan di dalam
ruangan ruangan lain yang memerlukan. Surveilance Devices yang dimaksud harus
sudah menerapkan teknologi berbasiskan IP (Internet Protocol) yang diterapkan
dalam Merk CCTV yang ditawarkan.
&DNXSDQ6RIWZDUH9LGHR6XUYHLOODQFH
1. Video Surveillance System adalah sarana pengelolaan Video untuk pengawasan
secara detil / menyeluruh seperti pengawasan video secara real-time, memainkan
video yang telah direkam, pengelolaan kamera-kamera IP, NVR (Network Video
Recorder) dan media penyimpanan data.
2. Alat dasar Video Surveillance System terdiri dari NVR, IP Kamera, Workstation
dan Network Switch.
3. NVR (Network Video Recorder), digunakan sebagai media penyimpanan utama
dan dapat melakukan perekaman video selama terus menerus 24 jam sehari
selama 30 hari atau lebih.
4. NVR dapat melakukan pengelolaan perekaman dengan resolusi gambar / frame-
rate lebih rendah pada saat tidak ada kegiatan dan resolusi gambar / frame-rate
optimal pada saat ada kegiatan / gerakan di video sebagai efisiensi pengelolaan
media penyimpanan data video.
5. NVR dapat menyediakan hubungan jaringan data serta daya untuk kemudahan
instalasi dan pemeliharaan Video Surveillance System
6. NVR menyediakan dukungan keamanan maximal dengan adanya akses aman
(secured access – https) antara client dan NVR, Telnet yang di non-aktifkan serta
sistem berdasarkan Software open-source Linux.
7. NVR mempunyai spesifikasi sebagai berikut:
a. Video
Picture-in-Picture, sequential mode, multi- display
- Tampilan Mode
mode
- Compression H.264
b. Recording
Continuous/manual/ schedule recording Alarm
- Recording Mode
recording/ multiple alarm recording schedules
c. Playback
Play, pause, stop, reverse play, next/previous
- Playback Mode frame, next/previous video file, different speed
control
By date & time, timeline, event, and intelligent
- Search Mode
video analytics (IVA)
d. Security
Operation System Linux-embedded
Record of the users currently logged on and
On-line Users List
previously logged on to the NVR
Host Access Specify the connections to be allowed and
Control denied to access NVR
The right to monitor and playback each camera can
User Management
be separately, defined for each user
Detailed event logs of system warning, hard disk
Event Logs error, network disconnection, and users’ networking
service, and data access.
.HWHQWXDQ8PXP
Kondisi Operasi
01. Kemampuan Operasi
System harus mampu melakukan fungsi monitoring secara flexibel
terhadap kejadian di dalam bangunan.
Sistem harus mampu melakukan fungsi alerting dan signalling
yaitu bila terjadi kondisi yang tidak normal, maka sistem secara
otomatis akan memberikan tanda tertentu (berupa alarm).
Sistem harus mampu melakukan fungsi controlling yaitu mengoperasi-
kan semua sistem yang dikontrolnya.
Pengoperasian tersebut harus bekerja sebagai berikut :
Pengoperasian dapat dilakukan melalui Ruang Kontrol.
Dari pusat kontrol dapat melakukan control secara otomatis atau
manual terhadap kamera antara lain :
- Zoom,
- Iris.
- Pencetakan gambar kejadian secara otomatis bila alarm berbunyi.
02. Semua peralatan yang membutuhkan catu daya listrik, harus dipilih yang
sesuai dengan catu daya di Indonesia.
03. Semua peralatan yang membutuhkan catu daya listrik, harus dipilih yang
dapat bekerja secara normal dengan besaran faktor daya tidak kurang dari
0,9 atau Pemborong wajib menambahkan kapasitor.
.HWHQWXDQ7HNQLV3HUDODWDQ8WDPD
01. Pusat kontrol merupakan pusat untuk melakukan fungsi monitoring dan
control baik secara otomatis maupun secara manual,operasi otomatis
dilakukan berdasarkan suatu program yang telah ditentukan, sedangkan
operasi manual berdasarkan suatu prosedur operasi melalui unit input.
Pusat Kontrol dimaksud, terdiri dari namun tidak sebatas pada
kelengkapan-kelengkapan berikut:
1. Central Video Management System
2. Sistem kontrol dokumentasi
3. Printer
4. Personal Computer
5. Keyboard
6. Monitor colour
7. Grounding sistem, terinterkoneksi dengan grounding arus lemah.
02. Initiating devices merupakan peralatan untuk pendeteksian berupa
kamera yang digunakan untuk mendeteksi kejadian-kejadian
diluar/dalam bangunan.
Meliputi pekerjaan :
1. Pemasangan unit Kamera, dengan jenis Kamera
Kamera Indoor
Kamera Indoor Low Light
Kamera PTZ
2. Peralatan bantu :
Bracket Camera
Fixed Camera Adafter
Track Camera
Peralatan bantu lainnya untuk membantu system
.HWHQWXDQ7HNQLV3HUDODWDQ,QLWLDWLQJ'HYLFHV
01. Ketentuan Umum
a. Initiating device yang digunakan terdiri dari System Controller,
Monitor Colour, Network Video Recorder, Lens, Camera, Housing
camera mounting Bracket.
b. Sistem mempunyai tegangan kerja yang sama,
c. Perlengkapan CCTV System harus diletakkan dalam satu rack
khusus.
.HWHQWXDQ7HNQLV1HWZRUN9LGHR5HFRUGHU
a. Minimum 16 Channel Camera
b. Mempunyai port PoE
c. Siap Smartphone Aplikasi
d. Memiliki sertifikasi UL, CE, FCC & RCM sekaligus
e. HDMI & VGA output
f. Kompresi rekaman menggunakan format H.265/H.264/MJPEG
g. Kapasitas storage maksimum 2 slot HDD, dimana satu slot HDD
mampu menampung 6TB HDD
h. Display resolusi : 3840 x 2160, 1920 x 1080, 1280 x 1024, 1280 x 720,
1024 x 768
i. Memiliki minimal Mic input 1Ch
j. Temperature operasi alat +0°sampai 40°C
k. Ethernet port RJ45
l. Protocols : HTTP, HTTPS, TCP/IP, IPv4/IPv6, UpnP, RTSP, UDP,
SMTP, NTP, DHCP, DDNS/DNS, IP Filter, PPPoE & FTP
.HWHQWXDQ7HNQLV.DPHUD,QGRRU
$ 63(6,),.$6,8080
3HUV\DUDWDQ8PXP
D .DPHUD KDUXV PHUXSDNDQ SURGXN UHVPL SURGXVHQ GLUDQFDQJ XQWXN
SHQJJXQDDQLQGXVWULNRPHUVLDO
E .DPHUDKDUXVGLGDVDUNDQSDGDNRPSRQHQVWDQGDUGDQWHNQRORJLWHUEXNWL
PHQJJXQDNDQSURWRNROWHUEXNDGDQGDSDWGLSXEOLNDVLNDQ
F 6HPXD SHUDODWDQ &&79 \DQJ GLVHGLDNDQ KDUXV GLGXNXQJ ROHK PLQLPDO
VDWXWDKXQJDUDQVLSURGXVHQ
6HUWLILNDVLGDQVWDQGDU
D 6HEXDK NDPHUD KDUXV PHPSXQ\DL VHUWLILNDVL &( 8/ &6$ WDQSD
WHUNHFXDOL
E .DPHUDKDUXVPHPHQXKLVWDQGDUEHULNXW
219,)FRPSOLDQFH
- EN 50132-5-2, EIC 62676-2-3
2. Networking:
- IEEE 802.3af (Power over Ethernet)
- IPv4, IPv6, HTTP, HTPPS, FTP, DNS, DDNS, SMTP, Dropbox
F .DPHUD KDUXV PHPSXQ\DL SURWHNVL WHUKDGDS OLQJNXQJDQ GHQJDQ
WLQJNDWDQ SURWHNVL PLQLPDO ,3 SURWHNVL WHUKDGDS EHQWXUDQ VHEHVDU
PLQLPDO,.
% 63(6,),.$6,352'8.
.DPHUDKDUXVPHPSXQ\DLVSHFVVHEDJDLEHULNXW
D 'LUDQFDQJ XQWXN PHQ\HGLDNDQ YLGHR GL +'79 PLQLPDO S
[ UHVROXVL SDGD IUDPH SHU GHWLN GHQJDQ PHQJJXQDNDQ
++DWDX0RWLRQ-3(*
E %HURSHUDVL SDGD RSHQ VRXUFH SODWIRUP EHUEDVLV :LQGRZV GDQ ZHE
VHUYHUEXLOWLQ
F 'DSDW EHURSHUDVL GL VXKX DQWDUD °& VDPSDL °& °) VDPSDL
°)
G %HURSHUDVLGDODPUHQWDQJNHOHPEDEDQ5+
& 63(6,),.$6,+$5':$5(
.DPHUDKDUXVPHPSXQ\DLVSHFVVHEDJDLEHULNXW
D .DPHUDPHQJJXQDNDQOHQVDEHUNXDOLWDVWLQJJLLQFK
E 'LOHQJNDSLGHQJDQOHQVDIL[HGPPGHQJDQIXQJVLLULVRWRPDWLV
F 7HUGDSDW VORW XQWXN PHPRU\ FDUG GHQJDQ NDSDVLWDV PLFUR6'+& VDPSDL
GHQJDQ*E PLFUR6;'&VDPSDLGHQJDQ7%
' 63(6,),.$6,9,'(2
.DPHUDKDUXVPHPSXQ\DLVSHFVVHEDJDLEHULNXW
D 5HVROXVL
.DPHUD KDUXV PDPSX PHPEHULNDQ YLGHR IUDPH UDWH SHQXK UHVROXVL
PLQLPDOS+'79PHODOXLMDULQJDQ,3
5HVROXVL YLGHR \DQJ GLGXNXQJ PHOLSXWL S S S S S
SS
3) Mendukung sampai 30 FPS
b. Encoding :
1) Support Motion JPEG encoding
2) Support H.264 encoding
3) Mampu secara independen dikonfigurasi H.264 simultan dan Motion
JPEG streaming (dual streaming)
4) Support estimasi gerak dalam H.264 (motion detection).
c. Transmisi Protokol
.DPHUDKDUXVPHPSXQ\DLVSHFVVHEDJDLEHULNXW
.DPHUDKDUXVPDPSXEHUMDODQSDGDSURWRFROVHEDJDLEHULNXW
1) HTTP
2) HTTPS
3) RTP
4) FTP
5) RTSP
d. Kontrol Gambar
.DPHUDKDUXVPHPSXQ\DLVSHFVVHEDJDLEHULNXW
6XSSRUWNRQILJXUDVL2WRPDWLVGDQ0DQXDO:KLWH%DODQFH
6XSSRUWVKXWHUHOHNWURQLNRWRPDWLVDQWDUDDQG
6XSSRUW:LGH'\QDPLF5DQJH
( )81*6,21,7$68080
:(%6(59(5
D .DPHUD KDUXV EXLOWLQ ZHE VHUYHU VHKLQJJD PHPEXDW YLGHR GDQ
NRQILJXUDVL \DQJ WHUVHGLD XQWXN EHEHUDSD NOLHQ GDODP VLVWHP RSHUDVL
VWDQGDU GDQ OLQJNXQJDQ EURZVHU PHQJJXQDNDQ +773 WDQSD
PHPEXWXKNDQVRIWZDUHWDPEDKDQ
E 2SVLRQDONRPSRQHQGRZQORDGGDULNDPHUDXQWXNWXJDVWXJDVWHUWHQWX
,3$GGUHVV
D .DPHUD DNDQ PHQGXNXQJ NHGXD DODPDW ,3 WHWDS GDQ DODPDW ,3 \DQJ
GLWHWDSNDQ VHFDUD GLQDPLV GLVHGLDNDQ ROHK '\QDPLF +RVW &RQWURO
3URWRFRO'+&3
E .DPHUDVXSSRUWXQWXN,3YGDQ,3Y
) )81*6,21,7$6.(-$',$1
1. Kamera harus dilengkapi dengan fungsi kejadian yang terintegrasi,
yang bisa dipicu oleh:
D 'HWHNVLJHUDNDQ
E -DGZDO\DQJWHODKGLNRQILJXUDVL
F .DPHUD\DQJGLSXNXO
2. Respon untuk pemicu meliputi:
D 3HPEHULWDKXDQPHQJJXQDNDQ7&36073DWDX+773
E 8SORDGJDPEDUPHQJJXQDNDQ)736073DWDX+773
3. Kamera harus menyediakan setidaknya 10 detik memori untuk pra &
pasca rekaman alarm.
4. Fungsi kejadian akan dikonfigurasi melalui antarmuka web.
* '8.81*$135272.2/
.DPHUDKDUXVPDPSXPHQGXNXQJXQWXNVHWLGDNQ\D,3+773+773666/
7/6 7&3 ,&03 5763 573 8'3 ,*03 57&3 6073 )73 '+&3 83Q3
$53'16'\Q'16'URSER[62$3GDQ&+$3
,PSOHPHQWDVL6073KDUXVPHQFDNXSGXNXQJDQXQWXNRWHQWLNDVL6073
+ 78/,6$1
Kamera harus:
1. Menyediakan teks pada layar dengan dukungan untuk tanggal & waktu,
dan teks- pelanggan yang spesifik, nama kamera, setidaknya 45
karakter ASCII.
2. Untuk memastikan akurasi, kamera akan menerima sinkronisasi waktu
eksternal dari server NTP (Network Time Protocol).
3. Mempunyain kemampuan untuk menerapkan masker privasi untuk
gambar.
, .($0$1$1
Kamera harus:
1. Mendukung penggunaan HTTPS dan SSL / TLS, menyediakan
kemampuan untuk mengenkripsi dan otentikasi aman dan komunikasi
baik data administrasi dan video stream.
2. Memberikan dukungan untuk membatasi akses ke alamat IP yang telah
ditetapkan saja, yang disebut alamat IP filtering.
3. Membatasi akses ke web server built-in dengan username dan
password pada tiga tingkat yang berbeda.
4. Mendukung otentifikasi IEEE 802.1X.
- '8.81*$1$3,
1. Kamera harus didukung sepenuhnya oleh API terbuka dan diterbitkan
(Programmer Application Interface), yang akan memberikan informasi
yang diperlukan untuk integrasi fungsionalitas ke aplikasi pihak ketiga.
2. Kamera harus sesuai dengan standar jaringan video seperti yang
didefinisikan oleh organisasi ONVIF.
. ,167$/$6,'$13(0(/,+$5$$1
Kamera harus:
1. Disertakan dengan perangkat lunak manajemen berbasis Windows yang
memungkinkan penugasan dari alamat IP, upgrade firmware dan
backup konfigurasi Kamera.
2. Mendukung penggunaan alat manajemen berbasis SNMP menurut
SNMP v1, 2c & 3 / MIB-II.
3. Memungkinkan update perangkat lunak (firmware) melalui jaringan,
menggunakan FTP atau HTTP.
4. Semua pengaturan akan disimpan dalam memori non-volatile dan tidak
akan hilang selama kamera restart atau soft reset.
/ /2*3(1**81$
Kamera harus:
1. Menyediakan file log, yang berisi informasi tentang koneksi terbaru dan
akses upaya sejak me-restart unit. File harus mencakup informasi
tentang alamat IP menghubungkan dan waktu menghubungkan.
2. Menyediakan daftar koneksi dari semua viewer saat terhubung dengan
kamera. File harus mencakup informasi tentang cara menyambungkan
alamat IP, waktu menghubungkan dan jenis aliran diakses.
0 ',$*1267,..$0(5$
Kamera harus:
1. Dilengkapi dengan LED, mampu memberikan informasi status terlihat.
LED akan menunjukkan status operasional kamera dan memberikan
informasi tentang kekuatan, komunikasi dengan penerima, status
jaringan dan status kamera.
2. Dipantau oleh fungsi Watchdog, yang akan secara otomatis kembali
memulai proses atau restart unit jika kerusakan yang terdeteksi.
1 .21(.6,-$5,1*$1
Kamera harus :
Kamera harus dilengkapi dengan satu 100BASE-TX Fast Ethernet port,
menggunakan standar RJ-45 socket dan akan mendukung negosiasi auto
kecepatan jaringan (100 MBit / s dan 10 Mbit / s) dan modus transfer (full
duplex dan setengah) .
2 3(5/,1'81*$1
Kamera harus :
IP66-rating
3 32:(5
Kamera harus :
Power over Ethernet sesuai dengan IEEE 802.3af Kelas 1.
.HWHQWXDQ7HNQLV.DPHUD,QGRRU/RZ/LJKW
$ 63(6,),.$6,8080
3HUV\DUDWDQ8PXP
D .DPHUD KDUXV PHUXSDNDQ SURGXN UHVPL SURGXVHQ GLUDQFDQJ XQWXN
SHQJJXQDDQLQGXVWULNRPHUVLDO
E .DPHUDKDUXVGLGDVDUNDQSDGDNRPSRQHQVWDQGDUGDQWHNQRORJLWHUEXNWL
PHQJJXQDNDQSURWRNROWHUEXNDGDQGDSDWGLSXEOLNDVLNDQ
F 6HPXD SHUDODWDQ &&79 \DQJ GLVHGLDNDQ KDUXV GLGXNXQJ ROHK PLQLPDO
VDWXWDKXQJDUDQVLSURGXVHQ
6WDQGDU 3HUDWXUDQ
a. Kamera harus memenuhi beberapa standard dan sertifikasi sebagai
berikut :
1) Sebuah kamera harus mempunyai sertifikasi CE, FCC, UL,
cUL, RCM & CB (tanpa terkecuali)
2) Kamera akan bertemu ONVIF profil S / ONVIF profil G / ONVIF
profil Q.
b. Kamera harus ada sertifikasi EMC berikut:
1) EN 50130-4
2) EN 50130-5
3) EN 60950-1
4) IEC 62471
5) FSC part 15 Subpart B, class B
% 63(6,),.$6,352'8.
.DPHUDKDUXVPHPSXQ\DLVSHFVVHEDJDLEHULNXW
D 'LUDQFDQJ XQWXN PHQ\HGLDNDQ YLGHR GL +'79 PLQLPDO S
[ UHVROXVL SDGD IUDPH SHU GHWLN GHQJDQ PHQJJXQDNDQ
+DWDX0RWLRQ-3(*
E %HURSHUDVL SDGD RSHQ VRXUFH SODWIRUP EHUEDVLV :LQGRZV GDQ ZHE
VHUYHUEXLOWLQ
c. Kamera akan beroperasi dalam rentang suhu dari -30 ° C hingga
+70 ° C (-22 ° F sampai 158 ° F).
G %HURSHUDVLGDODPUHQWDQJNHOHPEDEDQ5+NRQGHQVDVL
& 63(6,),.$6,+$5':$5(
.DPHUDKDUXVPHPSXQ\DLVSHFVVHEDJDLEHULNXW
D .DPHUD KDUXV GLOHQJNDSL GHQJDQ VHQVRU SURJUHVVLYH VFDQ PHJDSL[HO ,5
VHQVLWLI
E .DPHUD DNDQ PHPEHULNDQ JDPEDU GDODP ZDUQD VDDW FXNXS
SHQFDKD\DDQGDQ%:WDQSDSHQFDKD\DDQVDDW,5DNWLI
F .DPHUDKDUXVGLOHQJNDSLGHQJDQOHQVD\DQJPHPSXQ\DLDXWRLULV
G 'LOHQJNDSL GHQJDQ LQIUD PHUDK PHPLOLNL MDQJNDXDQ PLQLPDO VHNLWDU
PIW
' 63(6,),.$6,9,'(2
.DPHUDKDUXVPHPSXQ\DLVSHFVVHEDJDLEHULNXW
D 5HVROXVL
.DPHUDKDUXVPDPSXPHPEHULNDQYLGHRIUDPHUDWHSHQXKUHVROXVL
PLQLPDOS+'79PHODOXLMDULQJDQ,3
5HVROXVLYLGHR\DQJGLGXNXQJPHOLSXWL
a) 400x720
b) 704x480
c) 768x432
d) 854x480
e) 1280x720
f) 1920x1080
0HQGXNXQJVDPSDL)36
E (QFRGLQJ
1) Support Motion JPEG encoding
2) Support H.264 encoding
3) Mampu secara independen dikonfigurasi H.264 simultan dan
Motion JPEG streaming (dual streaming)
4) Support estimasi gerak dalam H.264 (motion detection).
F 7UDQVPLVL3URWRNRO
.DPHUDKDUXVPHPSXQ\DLVSHFVVHEDJDLEHULNXW
D .DPHUDKDUXVPDPSXEHUMDODQSDGDSURWRFROVHEDJDLEHULNXW
(1). HTTP
(2). HTTPS
(3). RTP
(4). FTP
E .DPHUD PDPSX PHQGXNXQJ 4XDOLW\ RI 6HUYLFH 4R6 XQWXN
GDSDWPHPSULRULWDVNDQODOXOLQWDVEDQGZLWGK
d. Kontrol Gambar
.DPHUDKDUXVPHPSXQ\DLVSHFVVHEDJDLEHULNXW
6XSSRUWNRQILJXUDVL2WRPDWLVGDQ0DQXDO:KLWH%DODQFH
6XSSRUWVKXWHUVSHHGRWRPDWLVGDQPDQXDODQWDUDGDQ
6XSSRUW:LGH'\QDPLF5DQJH
( )81*6,21,7$68080
:(%6(59(5
D .DPHUD KDUXV EXLOWLQ ZHE VHUYHU VHKLQJJD PHPEXDW YLGHR GDQ
NRQILJXUDVL \DQJ WHUVHGLD XQWXN EHEHUDSD NOLHQ GDODP VLVWHP RSHUDVL
VWDQGDU GDQ OLQJNXQJDQ EURZVHU PHQJJXQDNDQ +773 WDQSD
PHPEXWXKNDQVRIWZDUHWDPEDKDQ
E 2SVLRQDO NRPSRQHQ GRZQORDG GDUL NDPHUD XQWXN WXJDVWXJDV WHUWHQWX
,3$GGUHVV
D .DPHUD DNDQ PHQGXNXQJ NHGXD DODPDW ,3 WHWDS GDQ DODPDW ,3 \DQJ
GLWHWDSNDQ VHFDUD GLQDPLV GLVHGLDNDQ ROHK '\QDPLF +RVW &RQWURO
3URWRFRO'+&3
E .DPHUDVXSSRUWXQWXN,3YGDQ,3Y
) )81*6,21,7$6.(-$',$1
1. Kamera harus dilengkapi dengan fungsi kejadian yang terintegrasi,
yang bisa dipicu oleh:
D 'HWHNVLJHUDNDQ
E -DGZDO\DQJWHODKGLNRQILJXUDVL
2. Respon untuk pemicu meliputi:
D 3HPEHULWDKXDQPHQJJXQDNDQ7&36073DWDX+773
E 8SORDGJDPEDUPHQJJXQDNDQ)736073DWDX+773
F .DPHUD KDUXV PHQ\HGLDNDQ VHWLGDNQ\D GHWLN PHPRUL XQWXN SUD
SDVFDUHNDPDQDODUP
3. Fungsi kejadian akan dikonfigurasi melalui antarmuka web.
4. Mengaktifkan IR LED saat tidak ada pencahayaan
5. Dapat Merekam ke penyimpanan local (SD Card).
* '8.81*$135272.2/
1. Kamera harus mampu mendukung untuk setidaknya IP, HTTP, HTTPS,
SSL / TLS, TCP, RTSP, RTP, UDP, IGMP, RTCP, SMTP, FTP, DHCP,
UPnP , ARP, DNS, DynDNS, Dropbox, SOAP dan CHAP.
2. Implementasi SMTP harus mencakup dukungan untuk otentikasi SMTP.
+ 78/,6$1
Kamera harus:
, .($0$1$1
Kamera harus:
- '8.81*$1$3,
. ,167$//$6,'$13(0(/,+$5$$1
Kamera harus:
/ /2*3(1**81$
Kamera harus:
1. Menyediakan file log, yang berisi informasi tentang koneksi terbaru dan
akses upaya sejak me-restart unit. File harus mencakup informasi
tentang alamat IP menghubungkan dan waktu menghubungkan.
0 ',$*1267,..$0(5$
Kamera harus:
1. Dilengkapi dengan LED, mampu memberikan informasi status terlihat.
LED akan menunjukkan status operasional kamera dan memberikan
informasi tentang kekuatan, komunikasi dengan penerima, status
jaringan dan status kamera.
2 3(5/,1'81*$1
Kamera harus :
1. Dirancang untuk penggunaan indoor
2. Wall Bracket sudah termasuk ke dalam unit.
3 32:(5
Kamera harus :
Kamera akan mendukung Power over Ethernet menurut IEEE
802.3af/802.3at Type 1
4 0(',$3(1<,03$1$1
Kamera harus :
Kamera harus mendukung penyimpanan local menggunakan micro SDHC
sampai memori 32GB / microSDXC sampai memori 2TB.
.HWHQWXDQ7HNQLV.DPHUD37=
$ 63(6,),.$6,8080
1. Persyaratan Umum
D .DPHUD KDUXV PHUXSDNDQ SURGXN UHVPL SURGXVHQ GLUDQFDQJ XQWXN
SHQJJXQDDQLQGXVWULNRPHUVLDO
E .DPHUDKDUXVGLGDVDUNDQSDGDNRPSRQHQVWDQGDUGDQWHNQRORJLWHUEXNWL
PHQJJXQDNDQSURWRNROWHUEXNDGDQGDSDWGLSXEOLNDVLNDQ
F 6HPXD SHUDODWDQ &&79 \DQJ GLVHGLDNDQ KDUXV GLGXNXQJ ROHK PLQLPDO
VDWXWDKXQJDUDQVLSURGXVHQ
2. Sertifikasi dan standar.
D NDPHUDKDUXVPHPSXQ\DLVWDQGDU(0&(1(1
E .DPHUDKDUXVPHPHQXKLEDJLDQ\DQJUHOHYDQGDULVWDQGDUYLGHREHULNXW
S
.DPHUDKDUXVPHPHQXKLVWDQGDUNRPSUHVL
- +
3. Networking:
a. IEEE 802.3af (Power over Ethernet)
b. IPv4
c. IPv6
4. Kamera harus memenuhi standar perlindungan lingkungan berikut:
a. IP66
% 63(6,),.$6,352'8.
.DPHUDKDUXVPHPSXQ\DLVSHFVVHEDJDLEHULNXW
'LUDQFDQJ XQWXN PHQ\HGLDNDQ VHWLGDNQ\D WLJD GLNRQILJXUDVL VHFDUD
LQGLYLGXDO YLGHR VWUHDP VLPXOWDQ SDGD IUDPH SHU GHWLN +] DWDX
IUDPHSHUGHWLN+]GLVHPXDUHVROXVLKLQJJD[SLNVHOLQ0RWLRQ
-3(*GDQ+
6WDQGDUMDULQJDQYLGHRVHSHUWL\DQJGLGHILQLVLNDQROHKRUJDQLVDVL219,)
'LOHQJNDSL GHQJDQ IXQJVL 'D\ 1LJKW PHQ\HGLDNDQ NHFHSDWDQ WLQJJL GDQ
IXQJVLSDQWLOWGDQGLOHQJNDSLGHQJDQ[RSWLFDOGDQ[GLJLWDO]RRP
%HURSHUDVL SDGD RSHQ VRXUFH SODWIRUP EHUEDVLV ZLQGRZV GDQ ZHE VHUYHU
EXLOWLQ
'LSURGXNVLGHQJDQKRXVLQJGDQGDSDWRSHUDVLDQWDUD°&VDPSDL°&
°)VDPSDL°)GLOHQJNDSLGHQJDQSHUOLQGXQJDQ,3
%HURSHUDVLGDODPUHQWDQJNHOHPEDEDQVDPSDL5+
& 63(6,),.$6,+$5':$5(
.DPHUDKDUXVPHPSXQ\DLVSHFVVHEDJDLEHULNXW
.DPHUDPHQJJXQDNDQOHQVEHUNXDOLWDVWLQJJL,5VHQVLWLIVHQVRU&&'
'LOHQJNDSL GHQJDQ ,5FXW ILOWHU VHFDUD RWRPDWLV GDQ PDQXDO VHKLQJJD
PHQXQMDQJIXQJVLVLDQJPDODPVHFDUDPDNVLPDO
'LOHQJNDSLGHQJDQ[OHQVD]RRPGHQJDQIRNXVRWRPDWLVGDQLULVIXQJVL
0DPSX PHQDPSLONDQ JDPEDU GDODP NHDGDDQ WDQSD FDKD\D VHNDOLSXQ
GHQJDQGXNXQJDQ,5/('
' 63(6,),.$6,9,'(2
.DPHUDKDUXVPHPSXQ\DLVSHFVVHEDJDLEHULNXW
5HVROXVL
D .DPHUDKDUXVGDSDWPHPEHULNDQVHWLGDNQ\DUHVROXVLS
E 5HVROXVLYLGHR\DQJGLGXNXQJPHOLSXWL
1) 704x480
2) 1280x720
3) 1920x1080
F PHQGXNXQJVDPSDL)36
(QFRGLQJ
a. Support Motion JPEG encoding
b. Support H.264 encoding
c. Mampu secara independen dikonfigurasi H.264 simultan dan Motion
JPEG streaming (dual streaming)
d. Support estimasi gerak dalam H.264 (motion detection).
7UDQVPLVL3URWRNRO
.DPHUDKDUXVPHPSXQ\DLVSHFVVHEDJDLEHULNXW
a. Kamera harus mampu berjalan pada protocol sebagai berikut:
1) HTTP
2) HTTPS
3) RTP
4) RTSP
5) FTP
.RQWURO*DPEDU
.DPHUDKDUXVPHPSXQ\DLVSHFVVHEDJDLEHULNXW
a. Support konfigurasi Otomatis dan Manual White Balance.
b. Support shuter elektronik otomatis antara 1/25 dan 1/15.000 detik
c. Support Wide Dynamic Range.
( )81*6,21,7$68080
:(%6(59(5
a. Kamera harus built-in web server sehingga membuat video dan
konfigurasi yang tersedia untuk beberapa klien dalam sistem
operasi standar dan lingkungan browser menggunakan HTTP,
tanpa membutuhkan software tambahan.
b. Opsional komponen download dari kamera untuk tugas-tugas
tertentu
$GGUHVV
a. Kamera akan mendukung kedua alamat IP tetap dan alamat IP
yang ditetapkan secara dinamis disediakan oleh Dynamic Host
Control Protocol (DHCP).
b. Kamera support untuk IPv4 dan IPv6.
)XQJVL37=
a. Kamera mampu menyediakan setidaknya minimal 200 posisi
preset.
b. Memberikan gerakan pan terus menerus 360 ° tanpa putar balik
lagi.
) )81*6,21,7$6.(-$',$1
.DPHUDKDUXVGLOHQJNDSLGHQJDQIXQJVLNHMDGLDQ\DQJWHULQWHJUDVL\DQJELVD
GLSLFXROHK
a. Deteksi gerakan.
b. Jadwal yang telah di konfigurasi.
c. Posisi PTZ.
d. Penyimpanan lokal penuh.
5HVSRQXQWXNSHPLFXPHOLSXWL
a. Pemberitahuan, menggunakan TCP, SMTP atau HTTP.
b. Upload gambar, menggunakan FTP, SMTP atau HTTP.
c. Panggilan Preset yang telah di konfigurasi.
d. Merekam ke penyimpanan local
.DPHUD PHPSXQ\DL IXQJVL
,QWHOOLJHQW 'HIRJ
GL PDQD SHQJJXQD GDSDW
PHQJNRQILJXUDVL PRGXV DNDQ WHUXV DNWLI DWDX DNWLI VHFDUD RWRPDWLV NHWLND
YLGHR DQDO\WLFV GDODP NDPHUD PHQGHWHNVL NDEXW FDKD\D PHQDPEDK NH
JDPEDUYLGHR
* '8.81*$135272.2/
1. Kamera harus mampu mendukung untuk setidaknya IP, HTTP, HTTPS,
SSL / TLS, TCP, ICMP, RTSP, RTP, UDP, IGMP, RTCP, SMTP, FTP,
DHCP, UPnP , ARP, DNS, DynDNS, Dropbox, SOAP dan CHAP.
2. Implementasi SMTP harus mencakup dukungan untuk otentikasi SMTP.
+ 78/,6$1
Kamera harus:
0HQ\HGLDNDQWHNVSDGDOD\DUGHQJDQGXNXQJDQXQWXNWDQJJDO ZDNWXGDQ
WHNVSHODQJJDQ\DQJVSHVLILNSRVLVL37=VDDWLQLQDPDNDPHUD
8QWXN PHPDVWLNDQ DNXUDVL NDPHUD DNDQ PHQHULPD VLQNURQLVDVL ZDNWX
HNVWHUQDOGDULVHUYHU1731HWZRUN7LPH3URWRFRO
0HPSXQ\DLQNHPDPSXDQXQWXNPHQHUDSNDQPDVNHUSULYDVLXQWXNJDPEDU
, .($0$1$1
Kamera harus:
0HQGXNXQJ SHQJJXQDDQ +7736 GDQ 66/ 7/6 PHQ\HGLDNDQ NHPDPSXDQ
XQWXN PHQJHQNULSVL GDQ RWHQWLNDVL DPDQ GDQ NRPXQLNDVL EDLN GDWD
DGPLQLVWUDVLGDQYLGHRVWUHDP
0HPEHULNDQ GXNXQJDQ XQWXN PHPEDWDVL DNVHV NH DODPDW ,3 \DQJ WHODK
GLWHWDSNDQVDMD\DQJGLVHEXWDODPDW,3ILOWHULQJ
0HPEDWDVL DNVHV NH ZHE VHUYHU EXLOWLQ GHQJDQ XVHUQDPH GDQ SDVVZRUG
SDGDWLJDWLQJNDW\DQJEHUEHGD
0HQGXNXQJRWHQWLILNDVL,(((;
- '8.81*$1$3,
.DPHUD KDUXV GLGXNXQJ VHSHQXKQ\D ROHK $3, WHUEXND GDQ GLWHUELWNDQ
3URJUDPPHU$SSOLFDWLRQ,QWHUIDFH\DQJDNDQPHPEHULNDQLQIRUPDVL\DQJ
GLSHUOXNDQXQWXNLQWHJUDVLIXQJVLRQDOLWDVNHDSOLNDVLSLKDNNHWLJD
.DPHUD KDUXV VHVXDL GHQJDQ VWDQGDU MDULQJDQ YLGHR VHSHUWL \DQJ
GLGHILQLVLNDQROHKRUJDQLVDVL219,)
. ,167$//$6,'$13(0(/,+$5$$1
Kamera harus:
'LVHUWDNDQ GHQJDQ SHUDQJNDW OXQDN PDQDMHPHQ EHUEDVLV :LQGRZV \DQJ
PHPXQJNLQNDQ SHQXJDVDQ GDUL DODPDW ,3 XSJUDGH ILUPZDUH GDQ EDFNXS
NRQILJXUDVL.DPHUD
0HQGXNXQJ SHQJJXQDDQ DODW PDQDMHPHQ EHUEDVLV 6103 PHQXUXW 6103 Y
F 0,%,,
0HPXQJNLQNDQ XSGDWH SHUDQJNDW OXQDN ILUPZDUH PHODOXL MDULQJDQ
PHQJJXQDNDQ)73DWDX+773
0HPEHULNDQ NHPDPSXDQ \DQJ GDSDW GLJXQDNDQ VHEDJDL FRXQWHU SL[HO
PHQJLGHQWLILNDVLXNXUDQREMHNGDODPMXPODKSL[HO
6HPXDSHQJDWXUDQDNDQGLVLPSDQGDODPPHPRULQRQYRODWLOHGDQWLGDNDNDQ
KLODQJVHODPDNDPHUDUHVWDUWDWDXVRIWUHVHW
/ /2*3(1**81$
Kamera harus:
0HQ\HGLDNDQ ILOH ORJ \DQJ EHULVL LQIRUPDVL WHQWDQJ NRQHNVL WHUEDUX GDQ
DNVHV XSD\D VHMDN PHUHVWDUW XQLW )LOH KDUXV PHQFDNXS LQIRUPDVL WHQWDQJ
DODPDW,3PHQJKXEXQJNDQGDQZDNWXPHQJKXEXQJNDQ
0HQ\HGLDNDQ GDIWDU NRQHNVL GDUL VHPXD YLHZHU VDDW WHUKXEXQJ GHQJDQ
NDPHUD )LOH KDUXV PHQFDNXS LQIRUPDVL WHQWDQJ FDUD PHQ\DPEXQJNDQ
DODPDW,3ZDNWXPHQJKXEXQJNDQGDQMHQLVDOLUDQGLDNVHV
0 ',$*1267,..$0(5$
Kamera harus:
'LOHQJNDSL GHQJDQ /(' PDPSX PHPEHULNDQ LQIRUPDVL VWDWXV WHUOLKDW /('
DNDQ PHQXQMXNNDQ VWDWXV RSHUDVLRQDO NDPHUD GDQ PHPEHULNDQ LQIRUPDVL
WHQWDQJNHNXDWDQNRPXQLNDVLGHQJDQSHQHULPDVWDWXVMDULQJDQGDQVWDWXV
NDPHUD
'LSDQWDX ROHK IXQJVL :DWFKGRJ \DQJ DNDQ VHFDUD RWRPDWLV NHPEDOL
PHPXODLSURVHVDWDXUHVWDUWXQLWMLNDNHUXVDNDQ\DQJWHUGHWHNVL
1 .21(.6,-$5,1*$1
Kamera harus :
Kamera harus dilengkapi dengan satu 100BASE-TX Fast Ethernet port,
menggunakan standar RJ-45 socket dan akan mendukung negosiasi auto
kecepatan jaringan (100 MBit / s dan 10 Mbit / s) dan modus transfer (full
duplex dan half duplex) .
2 3(5/,1'81*$1
Kamera harus :
1. Didesain untuk penggunaan outdoor.
2. Diproduksi dengan bahan metal.
3. IP66-rating.
4. Cover transparan atau cover gelap.
3 32:(5
Kamera harus :
1. Power over Ethernet sesuai dengan IEEE 802.3af.
.HWHQWXDQ7HNQLV+RXVLQJ.DPHUD
Jenis outdoor dan indoor untuk kamera dengan variasi lensa termasuk zoom
lens. Khusus untuk outdoor tahan terhadap matahari dan air.
.HWHQWXDQ7HNQLV0RQLWRULQJ%UDFNHW
Jenis outdoor dan indoor,
.HWHQWXDQ7HNQLV,QVWDODVL
01. Persyaratan Pengerjaan
a) Kabel instalasi yang digunakan harus dari produk unit yang terpilih
dengan type cabel data terbaik.
b) Semua kabel instalasi harus dimasukkan ke dalam conduit/sparing yang
sesuai (minimal 3/4").
c) Semua instalasi harus dilengkapi dengan kabel supervisi atau harus
memenuhi instalasi CCTV system.
d) Hal ini harus diperhatikan dalam pemilihan jumlah kabel untuk setiap
titik instalasi.
.HWHQWXDQ7HNQLV3LSD3HOLQGXQJ
01. Pemborong wajib mempergunakan pipa pelindung kabel bagi semua
kabel yang diameternya berukuran lebih kecil dari 20mm, dimana
diameter dalam dari pipa pelindung kabel tidak kurang dari 150%
diameter luar kabel.
03. Apabila tidak ditentukan lain, maka Pemborong wajib memakai pipa
pelindung kabel yang terbuat dari bahan PVC khusus SUPER HIGH
IMPACT HEAVY GAUGE khusus untuk pemakaian dalam bangunan
sesuai dengan Standar BSI.
04. Pipa pelindung kabel yang dipergunakan harus tidak mempunyai sifat
sebagai berikut:
a. Tidak mudah terbakar,
b. Tidak merambatkan api,
c. Dapat memadamkan api dengan sendirinya,
d. Tidak mengeluarkan gas beracun bila terbakar,
e. Dan ketentuan ketentuan lainnya sesuai dengan persyaratan
International.
05. Pemborong wajib mempergunakan kotak percabangan yang sesuai
dengan kebutuhan dan tipe pemasangannya serta disetujui oleh
Manajemen Konstruksi.
3HUV\DUDWDQ8PXP3HODNVDQDDQ
1. Instalasi IP Camera seluruhnya harus dikerjakan oleh teknisi yang sudah
berpengalaman mengerjakan pekerjaan instalasi data.Yang dibuktikan
dengan pengalaman pekerjaan.
2. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan rencana, bilamana dirasa perlu
ada dapat diusulkan adanya perubahan tanpa pembebanan biaya
tambahan kepada Pemberi Tugas. Perubahan tadidapat dilaksanakan
setelah mendapat persetujuan dari Konsultan Manajemen Konstruksi.
3. Kontraktor harus menyerahkan daftar pekerja pelaksana dengan
kualifikasi teknisi serta nama penanggung jawabnya.
4. Dalam waktu 30 hari setelah dinyatakan sebagai pelaksana, Kontraktor
diharuskan untuk menyerahkan daftar bahan yang akan dipasang dengan
katalog,spesifikasi dari pabrik,wiring diagram,dll.
3HUV\DUDWDQ7HNQLV3HODNVDQDDQ
01. Setiap bahan dan peralatan hendaknya dipasang sesuai dengan
gambar rencana dan atau gambar revisi serta harus disetujui oleh
Manajemen Konstuksi,
02. Kotak Hubung hendaknya dipasang secara mendatar dengan dudukan
dari bahan baja siku 40x40x4 mm atau UNP 5.
03. Apabila tidak ada ketentuan lain, maka Kotak Hubung harus
ditempatkan pada ketinggian 150 cm dari permukaan lantai ruangan
yang bersangkutan.
04. Lokasi yang tepat dari semua bahan dan peralatan akan ditentukan
kemudian dilapangan oleh Manajemen Konstruksi.
07. Pemotongan pipa baik pada pipa pelindung kabel harus dilakukan
dengan memakai alat potong khusus pipa, dimana pada bagian bekas
dilakukan pemotongan harus dibersihkan dengan mempergunakan
REAMER.
10. Dalam hal pemasangan pipa yang tidak dapat di laksanakan secara
sekaligus, maka bagian ujung pipa harus ditutup sementara sesuai
dengan petunjuk Manajemen Konstruksi.
11. Kotak percabangan dari pipa pelindung kabel apabila diperlukan harus
ditempatkan pada plat lantai diatas lantai yang bersangkutan. Kotak
percabangan harus dipasang dengan mempergunakan FISHER 5
sebanyak 2 buah keplat lantai yang bersangkutan.
12. Pemborong tidak diperkenankan mengadakan penyambungan kabel
penghantar, kecuali pada terminal peralatan.
13. Dalam pemasangan kabel penghantar yang ditanam, maka ketentuan
penanaman kabel yang berlaku harus ditaati.
14. Setiap bagian dalam pekerjaan yang terbuat dari bahan baja yang tidak
terlindung harus diberikan lapisan antikarat dengan ZINCHROMATE
buatan ICI sebanyak 2 lapis.
16. Hal hal lainnya mengenai pemasangan bahan dan peralatan akan
ditentukan oleh Manajemen Konstruksi selama periode pelaksanaan
pekerjaan.
.DEHO,QVWDODVL
1. Pengawatan instalasi kabel power didalam tembok bangunan dilakukan
secara inbouw (tertanam) dengan sparing kabel menggunakan
pipa PVC high impact-heavy gauge yang memenuhi standar Sll atau di
dalam partisi antar ruang.
2. Pengawatan instalasi kabel data/signal gambar dipasang diluar tembok
bangunan dilakukan secara outbouw (ditempel pada tembok) dengan
sparing kabel menggunakan PVC high impact-heavy gauge yang
memenuhi standar Sll.
3. Kabel signal yang digunakan adalah kabel UTP Category 6 diletakan di
dalam conduit PVC heavy/high-impact yang dipasang outbouw pada
dinding atau langit-langit ruangan/selasar.
4. Tidak diperkenankan ada sambungan kabel antara kamera IP CAMERA
sampai ke switching.
5. Kabel instalasi yang digunakan harus dari produk unit yang terpilih
dengan type cabel UTP CAT 5E atau Cat 6 sesuai dengan gambar
peencanaan.
6. Semua kabel instalasi harus dimasukkan ke dalam conduit/sparing yang
sesuai (minimal 3/4").
7. Semua instalasi harus dilengkapi dengan kabel supervisi atau harus
memenuhi instalasi CCTV system.
8. Hal ini harus diperhatikan dalam pemilihan jumlah kabel untuk setiap titik
instalasi.
9. Persyaratan teknis mengenai instalasi penunjang seperti konduit, sparing,
dan lain lain sama dengan persyaratan penunjang untuk instalasi daya
listrik.
.HWHQWXDQ7HNQLV3HUDODWDQ/DLQQ\D
01. Kotak Hubung yang dipergunakan dalam pekerjaan ini terbuat dari bahan
plat baja setebal 1,20 mm dan diproses anti karat kemudian dicat dengan
cat bakar. Warna kotak hubung akan ditentukan kemudian. Kotak Hubung
hendaknya dilengkapi dengan kunci yang sama dan Pemborong wajib
menyediakan satu kunci untuk setiap Kotak Hubung.
02. Peralatan terminasi yang akan dipasangkan dalam Kotak Hubung harus
tipe Screw dan untuk terminasi ke peralatan harus tipe jack / soket, kecuali
ditentukan lain oleh Manajemen Konstruksi.
03. Pemborong wajib mempergunakan rak kabel untuk semua kabel yang
ditempatkan didalam pipa pelindung kabel atau pun tidak, bila dipasangkan
secara mendatar dan atau tegak dengan jalur kabel lebih dari enam jalur.
04. Rak kabel harus terbuat dari bahan besi yang diproses dengan Hot Rolled
Meld Steel Sheet yang diproses anti karat dengan sistem hot dip galvanized
pada kedua sisinya dilengkapi dengan penghubung yang terbuat dari bahan
yang sama dengan tinggi 100 mm, tebal 2mm dengan jarak anak tangga
minimal 300 mm
05. Konstruksi rak kabel yang dipergunakan harus sedemikian rupa sehingga
memungkinkan dibentuk dalam arah lengkung sesuai dengan keperluan di
lapangan.
06. Rak kabel harus dilengkapi dengan penggantung yang dibuat dari bahan
besi siku 40x40x4mm dibagian bawah, tiang penggantung dari bahan besi
beton berukuran diameter 10mm dan kanal baja UNP 10 pada bagian
atasnya. Tiap persambungan pada bagian penggantung ini harus dilengkapi
dengan mur disetiap sisinya.
07. Penggantung rak kabel harus ditempatkan pada setiap jarak yang tidak lebih
dari 200 cm.
09. Apabila ternyata lebar rak kabel yang dibutuhkan lebih dari 75 cm,
Manajemen Konstruksi akan menentukan konstruksinya.
10. Semua bagian baja pada rak kabel harus dilapisi oleh bahan antikarat
berupa Zinchromate buatan ICI sebanyak 2 lapis atau lebih sebelum
dipasang.
11. Pada hubungan sesama kabel kontrol, Pemborong harus memakai
LASDOOP merk 3M.
12. Pada hubungan antara pipa pelindung kabel dengan rak peralatan utama
dan kotak hubung, Pemborong wajib mempergunakan Cable Gland yang
sesuai dan disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
8.0. PENGETESAN & COMMISSIONING
.HWHQWXDQ8PXP3HQJXMLDQ+DVLO3HNHUMDDQ
01. Pemborong wajib melaksanakan pengujian baik untuk setiap bagian dari
sistem maupun untuk sistem secara keseluruhan sesuai dengan
permintaan Manajemen Konstruksi.
.HWHQWXDQ.KXVXV3HQJXMLDQ+DVLO3HNHUMDDQ
SPESIFIKASI TEKNIS
17.3
SISTEM IPTV
f. UIMS Server
Ukuran 1U
UProsesor Intel Xeon quad core
URAM 8GB DDR 4 DIMM
UHDD 500GB SATA
EthernetU Port 2x 1GB
g. UFile/Media Server
Ukuran 1U
UProsesor Intel Xeon quad core
URAM 8GB DDR 4 DIMM
UHDD 500GB SATA
EthernetU Port 2x 1GB
k. USwitch
UPort 24-port 10/100/1000Mbps
ULayer Layer 3 Switch
Manage Switch
Support Multicast
Video • MPEG-2
• H.264 (AVC)
• VC-1 (WMV9)
• MPEG-4 part 2 (DivX, XviD)
• Flash (VP6, Sorenson)
Audio • MPEG-1 (layer I/II)
• MP3
• Dolby Digital (AC-3)
• AAC (HE-AAC v2 Pro le)
• FLAC
• Vorbis
Streaming • MPEG-2 transport stream
• Multicast atau Unicast
• TS over UDP
• TS over RTP
• HTTP streaming
• RTSP (with trick play support) untuk VoD
• Teletext and subtitles
• IGMP v2 & v3
• HLS
Software integration • Minimal Operating system Linux 2.6
• Copy Protection HDCP v 1.2 (optional),
Ekioh (SVG), Webkit (HTML5)
6.2.4. Ketidaksesuaian.
6.2.4.1. Konsultan MK berhak menolak setiap bahan yang didatangkan
atau dipasang yang tidak memenuhi ketentuan Gambar
Perencanaan dan/atau Spesifikasi Teknis.
6.2.4.2. Kontraktor harus segera memperbaiki dan/atau mengganti setiap
pekerjaan yang dinilai tidak sesuai, tanpa tambahan biaya dari
Pemilik Proyek.
6.2.4.3. Bila bahan-bahan yang didatangkan ternyata menyimpang atau
berbeda dari yang ditentukan, Kontraktor harus membuat
pernyataan tertulis yang menjelaskan usulan penggantian berikut
alasan penggantian, dengan maksud bila diterima, akan segera
diadakan penyesuaian. Bila Kontraktor mengabaikan hal diatas,
Kontraktor bertanggung jawab melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan Gambar Kerja.
6.3. Bahan-Bahan
6.3.1. Umum
6.3.1.1. Semua peralatan dan bahan-bahan harus berasal dari pabrik
pembuat/produk yang telah dikenal luas dan dari kualitas terbaik
seperti disebutkan dalam Spesifikasi Teknis ini.
6.3.1.2. Semua peralatan yang terpilih untuk digunakan harus sesuai untuk
daerah tropis dengan temperatur dan keadaan sekitarnya yang
dapat mencapai 40°C dengan tingkat kelembaban menca ai 100%.
6.3.1.3. Sistem harus didesain untuk beroperasi pada 220V±6%/50Hz,
satu fasa, suplai daya AC.
NO BAHAN/PERALATAN MERK/PEMBUAT
Keterangan :
1. Di dalam Surat Penawaran, semua produk harus berasal dari agen tunggal yang
telah ditunjuk oleh Prinsipal.
2. Peserta tender harus melampirkan Diagram Sistem yang mencantumkan type /
model yang diajukan sesuai produk yang ditawarkan dengan mengacu pada
Spesifikasi Teknis ini.
SPESIFIKASI TEKNIS
17.4
MASTER CLOCK
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, peralatan dan bahan serta
perakitan, pemasangan dan pengujian berikut penyerahan sistem jam utama
(master clock system) dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan.
3.0. RUJUKAN
Spesifikasi Teknis :
• Standar Pabrik Pembuat
• Spesifikasi Teknis 16400 - Distribusi Tegangan Rendah
4.4. Ketidaksesuaian
4.5. Garansi
mengganti kerusakan yang ada dan membayar semua biaya yang diakibatkan
oleh hal ini.
5.0. BAHAN-BAHAN
5.1. Umum
Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi dan atau mendekati
persyaratan teknis sebagai berikut :
1. Umum
Semua perangkat sistem jam utama harus dalam keadaan baru,
dilengkapi sertifikat lulus uji pabrik dan petunjuk pemasangan serta
penggunaan dari pabrik pembuatnya, dari setara Seiko, MobaTime
atau yang setara yang disetujui.
Semua perangkat sistem jam utama harus memiliki karakteristik
sesuai standar pabrik pembuat dan dilengkapi dengan data-data yang
memenuhi ketentuan yang disebutkan dalam Gambar Kerja dan
Spesifikasi Teknis ini.
Sistem Master jam tersinkronisasi dengan anak jam secara
automatis dengan menggunakan kabel jaringan.
Pada perangkat anak jam tidak diperbolehkan menggunakan alamat
IP karena akan menggangu alamat jaringan data yang digunakan
oleh sistim jaringan data
5.3. Perangkat
Perangkat sistem jam utama terdiri dari:
Network time server NTP
GPS satelit penerima tipe GPS 100,
Slave clock analog (secondary clock) diameter minimal 45cm,
Dan aksesori penting lainnya untuk melengkapi sistem ini sesuai dengan
petunjuk dalam Gambar Kerja.
Network Time Server berfungsi sebagai pusat server waktu. Seluruh system
elektronik yang digunakan akan sinkronisasi dengan master clock time server
ini. Slave Clock, Display pada Hospital Automation System (HAS), Central
BAS, Central Fire Alarm, Data center, Access Kontrol, dan perangkat electro
medis lain nya diharuskan untuk sinkronisasi waktu dengan perangkat ini
sehingga waktu seragam dan akurat.
Untuk sinkronisasi dan power supply dari network time server ke menuju ke
unit clock menggunakan kabel ITC 2x1mm.
17.5
Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pemasangan semua komponen pasif dan
komponen aktif untuk menunjang bekerjanya infrastruktur Information
Communication Technology (ICT) sehingga melalui backbane ini antar gedung di
lingkungan RSUD Kota Probolinggo Utara dapat melakukan komunikasi voice, data
maupun video. Lokasi penempatan tittik-titik outlet data, telepon maupun video di
seluruh lantai pada setiap bangunan telah disiapkan dalam gambar perencanaan.
Tercakup dalam lingkup pekerjaan Infrastruktur ICT ini meliputi tetapi tidak terbatas
pada:
Pengadaan dan Pemasangan Kotak Closed Dstribution Frame (CDF) yang akan
dipasang di disetiap gedung. Dimana CDF di dalam nya akan diisi OLT (Optical
Line Terminating), CDF di gedung lainnya akan diisi oleh ONU (Optical Network
Unit) untuk penghubung peralatan komunikasi telepon, data dan CCTV yang ada
di setiap lantai per bangunan
Pengadaan dan Pemasangan Kotak CDF untuk penghubung infrastruktur ICT ke
Core Switch yang ada di Ruang Data Center/ Ruang Server.
Pengadaan dan Pemasangan Kotak CDF per gedung yang akan digunakan
untuk terminasi instalasi secara horisontal di ruang Elketronika yang ada di setiap
lantai.
Kabel Fiber Optic jenis Multi Mode untuk infrastruktur komunikasi ICT antar
Gedung.
Kabel data (UTP PoE Cat 5E atau Cat 6) dan konduit untuk distribusi ke outlet
terminal ICT di setiap lantai (Pilihan UTP CAT 5 atau CAT 6 akan ditetapkan
pada saat aanwijzing).
Pengadaan dan pemasangan outlet data yang dipasang pada dinding secara
inbow maupun di dalam outlet floor duct.
Pengujian seluruh jaringan instalasi komunikasi data.
Keterangan:
Bila ditetapkan dalam pekerjaan ini di dalamnya termasuk pengadaan peralatan aktif
seperti Hub, Router dan Switch berikut dengan perlengkapan penunjangnya, maka
untuk peralatan aktif tersebut harus diadakan buatan dari Cisco, tricomm atau
lainnya yang memenuhi persyaratan umum terkait dengan support untuk purna
jualnya.
2.0. RUJUKAN
Spesifikasi Teknis :
02315 – Galian, Ukuran Kembali dan Pemadatan.
09910 – Cat.
16400 – Distribusi Tegangan Rendah.
Katalog produk peralatan aktif yang akan dipilih
3.0. PROSEDUR UMUM
3.2.1 Dalam waktu tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari setelah Kontraktor
menerima pemberitahuan meneruskan pekerjaan kecuali apabila
ditunjuk lain oleh Pemberi Tugas/Manajemen Konstruksi, Kontraktor
diharuskan menyerahkan daftar dari material-material yang akan
digunakan. Daftar ini harus dibuat rangkap 4 (empat) yang
didalamnya tercantum nama-nama, alamat manufacture, katalog dan
menyertakan surat keterangan keaslian material dari pabrik pembuat
dan surat ketersediaan material dari distributor/pabrik pembuat yang
sudah memperhitungkan jumlah dan waktu kedatangan material serta
keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu oleh Manajemen
Konstruksi.
3.2.4 Kontraktor harus membuat daftar yang lengkap untuk bahan, barang,
dan peralatan yang akan digunakan, dan menyerahkannya kepada
Pengawas Lapangan untuk mendapat persetujuan dari pemberi
tugas, dengan dilampiri brosur-brosur yang lengkap dengan data
teknis serta performance dari peralatan.
3.4.2 Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja yang satu dengan Gambar
Kerja yang lain atau antara Gambar Kerja dengan Spesifikasi Teknis,
Kontraktor harus menyampaikannya kepada Pengawas Lapangan
untuk dicarikan jalan keluarnya.
3.6.1 Semua bahan dan peralatan yang didatangkan harus dalam keadaan
baik, baru, bebas dari segala cacat, dan dilengkapi dengan label,
data teknis dan data lain yang diperlukan.
3.6.2 Semua barang dan peralatan yang diadakan oleh Kontraktor harus
disertai dengan surat jaminan keaslian barang (Letter of Origin) dan
mempunyai jaminan serta garansi (Warranty).
3.6.3 Semua bahan dan peralatan harus disimpan dalam kemasannya
pada tempat yang aman dan terlindung dari kerusakan.
3.7 Ketidaksesuaian.
3.8 Koordinasi
3.8.1 Koordinasi yang baik perlu diadakan untuk mencegah agar pekerjaan
yang satu tidak menghalangi/menghambat pekerjaan lainnya.
3.9.4 Listrik dan Air untuk keperluan testing dan commissioning menjadi
tanggung jawab kontraktor, kecuali ditentukan lain dalam kontrak.
3.10.8 Berita Acara Serah Terima Pertama dapat diajukan oleh kontraktor
setelah menyerahkan sbb:
3.10.8.1 Operational Maintenance Manual Bookss sebanyak 4 set
(1 asli + 3 copy) lengkap dengan schedule program
maintenance
3.10.8.2 Surat penawaran kontrak service (asli + 3 copy) untuk
satu tahun pertama (bila diperlukan)
3.10.8.3 Berita acara Testing & Commissioning, dan pengetesan
lainnya (asli + 3 copy) yang disetujui dan ditandatangani
oleh Operator Gedung.
3.10.8.4 Surat keaslian barang dan country origin dari pabrik
pembuat (asli + 3 copy).
3.10.8.5 Sertifikat Pengujian Peralatan dari Pabrik (bila ada) dan
surat/sertifikat garansi (minimal satu tahun sejak dari
tanggal BAST pertama diajukan) untuk setiap peralatan
utama ( asli + 3 copy)
3.10.8.6 Surat rekomendasi dari instansi penanggulangan bahaya
kebakaran dari Dinas Pemadam Kebakaran dibawah
koordinasi paket pekerjaan Pemadam Kebakaran (asli + 3
copy).
3.10.8.7 Asbuilt Drawing dan composit drawing 4 set (asli + 3
copy) dan 4 soft copy dalam bentuk CD
3.10.8.8 Berita Acara Pelaksanaan Trainning/Pelatihan kepada
Operator Pengelola Gedung (asli + 3 copy)
3.10.8.9 Surat Jaminan “ After Sales Service” dari keagenan
peralatan yang dipasang (asli + 3 copy)
3.10.8.10 Foto – foto untuk setiap peralatan dan instalasi yang
sudah
3.10.8.11 Terpasang (asli + copy berwarna)
3.11 Laporan
3.11.1 Laporan Harian :
Kontraktor wajib membuat "Laporan Harian" & "Laporan Mingguan"
yang memberikan gambaran dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan di
lapangan secara jelas.
Laporan tersebut dibuat dalam rangkap 3 (tiga) meliputi:
3.11.1.1 Kegiatan Fisik.
3.11.1.2 Catatan dan perintah Manajemen Konstruksi yang
disampaikan secara tertulis.
3.11.1.3 Hal-hal yang menyangkut masalah:
o Material (masuk/ditolak)
o Jumlah tenaga kerja
o Keadaan cuaca
Pekerjaan tambah / kurang.
dll
Berdasarkan laporan harian, dibuat laporan mingguan dimana laporan
tersebut berisi ikhtisar dan catatan prestasi atas pekerjaan minggu
lalu dan rencana pekerjaan minggu depan. Laporan ini harus
ditandatangani oleh Manager Proyek dan diserahkan kepada
Manajemen Konstruksi untuk diketahui/disetujui.
3.15.1 Pekerjaan listrik yang termasuk pekerjaan instalasi ini adalah seluruh
sistem listrik secara lengkap, sehingga instalasi ini dapat bekerja
dengan sempurna dan aman
3.18 Penjagaan
3.18.1 Kontraktor wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus
menerus selama berlangsungnya pekerjaan atas
bahan, peralatan, mesin dan alat-alat kerja yang disimpan di tempat
kerja (gudang lapangan).
3.18.2 Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas barang-
barang tersebut diatas, menjadi tanggung jawab Kontraktor.
3.21.2 Peti PPPK dengan isinya yang selalu lengkap, guna keperluan
pertolongan pertama pada kecelakaan harus selalu ada di tempat
pekerjaan.
3.23 Pengawasan
3.23.1 Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah
dilakukan oleh Main Kontraktor, Manajemen Konstruksi, dan Pemberi
Tugas (bila diperlukan).
3.26 Training
Dalam menunjang operasi dan maintenance secara teliti dan benar/terampil,
kontraktor harus memberikan training bagi operator dan teknisi/Engineer
sampai mengerti betul untuk system yang digunakan:
1. Pemahaman sistem secara keseluruhan.
2. Pemahaman fungsi masing-masing peralatan sistem, pemahaman
penggunaan termasuk fasilitas-fasilitas tersebut.
3. Pemahaman melakukan pembuatan program atau programmer,
perubahan program, pengaman serta fasilitas yang tercakup dalam
sistem.
4.1 Umum.
Semua bahan yang didatangkan dan akan dipasang harus baru, bebas dari
segala cacat/kerusakan, kualitas terbaik dari produk yang dikenal dan sesuai
untuk daerah tropis.
4.2 Closed Distribution Frame (CDF) untuk terminasi OLT Fiber Optik di
Ruang Data Center.
Kotak CDF di Core Switch harus dari tipe pasangan dalam dengan kapasitas
sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja, dan harus memiliki karakteristik
minimal sebagai berikut :
Kotak CDF di setiap bangunan merupakan kotak terminsi kabel UTP ke ONU
dengan tipe dan kapasitas sesuai petunjuk dalam Gambar Perencanaan,
harus memiliki karakteristik minimal sebagai berikut:
w Diameter 0,6mm.
w Berisi 4 pasang UTP untuk setiap data.
w Atenuasi maksimal (dB yang hilang per 100m) :
1MHz : 1.8dB
4MHz : 3.2dB
10MHz : 5dB
16MHz : 6.2dB
20MHz : 7dB
31.25MHz : 8.8dB
62.5MHz : 12.5dB
100MHz : 16dB
w Near end crosstalk loss minimal (dB yang hilang per 100m):
1MHz : 65dB
4MHz : 55dB
10MHz : 50dB
16MHz : 47dB
20MHz : 45dB
31.25MHz : 42dB
62.5MHz : 38dB
100MHz : 35dB
4.6.1 Stop kontak / Outlet data harus dari tipe rata permukaan (flush
mounted) dengan warna netral Ivori atau sesuai arahan dari Arsitek.
4.6.2 Spesifikasi dari Outlet data yang dimaksud harus sama atau setara
dengan produk Clipsal, Legrand dan Panasonic sesuai yang telah
disetujui oleh perwakilan owner.
c. Patch Cord FO
• Patch Cord adalah buatan pabrik (factory fabrication)
• Tipe Patch Cord adalah SC/APC-SC/APC
• Panjang Patch Cord : 3mtr dan 5 mtr
• Jaket Patch Cord adalah Low Smoke Zero Halogen
• Tipe Fiber adalah G.652d
• Same brand with Fiber Optic
• Warranty End to end : 25 tahun
6.1 Umum.
6.1.1 Kontraktor harus memeriksa kebutuhan ruang dengan Kontraktor lain
untuk memastikan semua peralatan dan perlengkapannya dapat
dipasang pada tempat yang telah ditentukan.
6.1.3 Kontraktor secara teratus harus membuang kotoran dan bahan tak
terpakai agar dapat bekerja dengan aman.
6.2.1 Unit kotak CDF unit harus dipasang pada ruangan seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar Perencanaan.
6.2.2 Setiap kotak CDF harus diberikan cadangan titik terminalsi harus
memiliki cadangan sekurang-kurangnya 20% dari total kapasitas.
6.2.3 Kabel yang akan ditanam di dalam bagian bangunan (di lantai atau di
dinding) harus ditempatkan di dalam konduit tahan karat seperti
disebutkan dalam Spesifikasi Teknis 16400.
6.2.6 Soket telepon dan data harus ditempatkan pada lokasi yang
ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk dari Pengawas
Lapangan.
6.3 Peralatan
Koordinat tempat setiap peralatan akan ditentukan kemudian.
6.3.1 Kabel Konduit
a. Semua kabel yang dipasang mendatar harus dipasang Trunking
Kabel.
b. Semua kabel yang dipasang di shaft secara vertikal harus di
pasang pada tangga kabel.
c. Konduit harus diklem ke struktur bangunan dengan sadle klem
dan warna sesuai spesifikasi.
d. Kabel fiber optic dan kabel UTP memakai PVC high impact
conduit.
e. Kabel data tidak boleh ada sambungan.
f. Instalasi yang berada pada plan room menggunakan Steel
Conduit.
6.3.3 PENGUJIAN
Pengujian terhadap sistem kerja peralatan harus dilakukan oleh
pihak agen penjualan peralatan dan pihak tersebut harus
menyiapkan surat-surat jaminan pemasangan yang baik.
6.4.1 Kabel tanah (Serat Optik) harus ditanam pada kedalaman minimal 80
cm dan diberi penutup lapisan pasir halus (bebas batuan) tebal
minimal 20 cm, dan diatasnya ditutup dengan batu bata.
6.4.2 Kabel-kabel yang ditanam melintang jalan harus ditempatkan dalam
konduit.
6.4.3 Inti kabel harus disambung dengan cara las.
6.4.4 Semua penyambungan kabel tanah harus dilakukan dengan alat
penyambung yang disetujui seperti 3M, Raychem atau yang setara,
dengan tipe dan ukuran yang sesuai dengan jenis kabel yang akan
disambung.
6.4.5 Kontraktor harus membuat diagram jalur kabel yang akan dipasang.
6.4.6 Setiap jalur kabel harus diberi tanda kabel yang jelas, sedang untuk
setiap sambungan harus diberi tanda khusus.
6.5.2 Konduit kabel serat optik harus diberi cat dalam warna sesuai Skema
Warna yang akan diberikan kemudian.
Bahan cat dan cara pengerjaannya harus sesuai ketentuan dalam
Spesifikasi Teknis tentang Cat.
6.6.3 Hasil pengujian harus dicatat oleh Kontraktor dan diserahkan secara
resmi kepada Pengawas Lapangan sebelum serah terima pekerjaan.
6.6.4 Waktu pelaksanaan pengujian dan uji penampilan akan ditentukan
oleh Pengawas Lapangan.
7.1 Umum.
Yang dimaksud dengan sistem pembumian untuk pengaman adalah
pembumian dari badan-badan peralatan ICT atau benda-benda di
sekitar yang bersifat konduktif dimana pada keadaan normal benda-
benda tersebut tidak bertegangan, tetapi dalam keadaan gangguan
seperti hubung singkat phasa ke badan peralatan kemungkinan benda-
benda tersebut menjadi bertegangan.
Sistem pembumian ini bertujuan untuk keamanan/keselamatan manusia
dari bahaya tegangan sentuh pada saat terjadinya gangguan.
Semua badan peralatan atau benda-benda di sekitar peralatan yang
bersifat konduktif harus dihubungkan dengan sistem pembumian ini.
Ketentuan ketentuan lain harus sesuai dengan PUIL-2011, SPLN
dan standard lain yang diakui di Negara Republik Indonesia.
7.2 Konstruksi
Sistem pembumian terdiri dari grounding rod, kabel penghubung antara
benda-benda yang diketanahkan dan peralatan bantu lain yang
dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem ini.
Grounding rod dari sistem pembumian terbuat dari pipa GIP dan
tembaga dengan konstruksi seperti Gambar Perencanaan.
Konduktor penghubung antara peralatan (yang digrounding) dengan
grounding rod terbuat dari 'bare copper conductor' atau kabel berisolasi
sesuai dengan Gambar Perencanaan.
Tahanan sistem pembumian sedemikian rupa sehingga tahanan sentuh
yang terjadi harus lebih kecil dari 50 Volt.
Untuk keperluan pembumian ruangan Data Center dalam gedung
Perpustakaan harus disiapkan titik grounding khusus yang memiliki nilai
tahanan pentanahan tidak melebihi dari angka 0.2 Ohm.
7.3 Pemasangan.
Grounding rod harus ditanam langsung dalam tanah dengan bagian
grounding rod yang tertanam di dalam tanah minimum sepanjang 6 M
dan masing masing titik grounding rod mempunyai tahanan tidak lebih
dari 0.2 Ohm atau sesuai dengan rekomendasi produk yang
diajukan.
Grounding rod harus ditempatkan di dalam bak kontrol yang tertutup.
Tutup bak kontrol harus mudah dibuka dan dilengkapi dengan handle.
Bak kontrol ini mempunyai fungsi sebagai tempat terminal penyam-
bungan dan tempat pengukuran tahanan pembumian grounding
rod.Ukuran bak kontrol harus sesuai dengan Gambar Perencanaan.
Hantaran pembumian harus dipasang sempurna dan cukup kuat
menahan gangguan mekanis.
Penyambungan bagian bagian hantaran pembumian yang tertanam di
dalam tanah harus menggunakan sambungan las sedangkan
penyambungan dengan peralatan yang diketanahkan harus
menggunakan mur-baut atau sesuai dengan Gambar Perencanaan.
Penyambungan hantaran pembumian dengan grounding rod harus
menggunakan mur baut berukuran M-10 sebanyak tiga titik.
Penyambungan ini dilakukan di dalam bak kontrol.
Ukuran hantaran pembumian harus sesuai dengan yang tercantum di
dalam Gambar Perencanaan.
Sistem pembumian harus terpisah dari masing-masing sistem :
a. Pembumian jaringan tegangan tinggi,
b. Pembumian instalasi sistem penangkal petir,
c. Pembumian sistem tegangan rendah,
d. Pembumian sistem telepon,
e. Pembumian sistem tata suara,
f. Pmbumian system pengindra kebakaran
g. Pembumian sistem Komputer.
SPESIFIKASI TEKNIS
17.6
a. TB terbuat dari bahan metal yang dilapisi dengan bahan galvanis (anti korosi).
b. Jenis penyambungan = solderless terminal.
c. TB dipasang di dinding dengan memakai Dynabolt ½” x 2” sebanyak 4 buah
pada ketinggian ± 1500 m.
d. TB harus dilengkapi dengan plat pentanahan, arrester dan perlindungan over
voltage.
1.6. Kabel
Instalasi telepon menggunakan kabel UTP Cat 5E dengan spesifikasi :
a. Kabel Unshielded Twisted Pair Cat 5E :
• Max. capacitance unbalance = 330 PF/100 m
• Max. DC resistance = 9,38 ohm/100 m.
• Max. DC resistance unbalance = 5,0 %
• Gauge = 24 AWG
• Outside diameter = 14,12 mm
• Operating temp. range = -20oC to 60oC
2.2. Kabel
a. Semua kabel yang dipasang mendatar harus dipasang di trunking kabel.
b. Semua kabel yang dipasang di shaft secara vertikal harus dipasang
pada tangga kabel.
2.4. Konduit
• Konduit harus diklem ke struktur bangunan dengan sadle klem dengan
ukuran sesuai gambar perencanaan dfan warna conduit sadle klem
sesuai spesifkasi.
• Tidak boleh ada sambungan pada install kabel telepon.
• Instalasi yang berada pada plan room menggunakan Steel Conduit.
3.0. PENGUJIAN
Instalasi ini harus mendapatkan sertifikat pengujian yang baik dari pabrik pembuat.
5. CABLE TELEPHONE :
Cat5e 1. Systimax US
Riser 2. Panduit US
3. Datwyler Europe
SPESIFIKASI TEKNIS
17.7
Access Control System (ACS) yang dimaksud merupakan sistem yang akan
digunakan untuk mengatur akses masuk melalui pintu-pintu, gerbang atau gerbang
halang (barrier) untuk mengamankan area-area fasilitas yang termasuk dalam
kategori medium maupun high security zone. Sistem Access Control juga harus
menyediakan kemampuan untuk mengambil gambar pemegang kartu akses dan
memproduksi kartu akses yang digunakan untuk akses masuk.
Dengan adanya Access Control System (ACS) , maka proses pengontrolan dan
pemantauan terhadap buka tutupnya seluruh pintu dapat dilakukan secara otomatis
dan bersifat real time.
1. Secara konsep security pemantaun keluar masuknya orang dari dalam dan
ke luar gedung diikuti secara seksama melalui pemantauan Access Control
Unit yang dipasang di setiap pintu, gerbang atau gerbang halang (barrier)
yang dimaksudkan untuk mengaman area-area dalam kategori medium
maupun kategori high security zone.
2. Otomatis recording dair ACS diikuti dengan kebutuhan integrasi dengan
system lainnya telah dituangkan dalam konsep ISS (Integrated Security
System) seperti system CCTV, system Fire Alarm dan Parking System.
3. Mengatur zona security sesuai dengan tingkat keamanan yang dikehendaki
melalui penerapan kombinasi akses ganda menggunakan Keypad atau
biometric.
4. Dapat digunakan untuk melakukan pemantauan Check Point Security melalui
Card Reader yang akan dikunjungi petugas keamanan dalam tugasnya
melakukan patroli terjadwal berdasarkan konsep Walman Tour Guard
System.
5. Dapat menyimpan report mengenai alarm, jam kerja, dan point-point yang
dikontrol pada database.
Sistem Access Control yang dikehendaki menggunakan controller dengan type yang
sudah mendukung sistem jaringan ethernet TCP/IP. Jumlah point yang diminta
sesuai yang tertera dalam schedule point Access Control termasuk spare point pada
masing-masing lantai.
Deskripsi Sistem
1. Fungsi utama Access Control System (ACS) dimaksudkan untuk mengatur akses
masuk melalui pintu-pintu, gerbang atau gerbang halang (barrier) untuk
mengamankan area-area fasilitas yang termasuk dalam kategori medium maupun
high security zone. Sistem yang dikehendaki juga harus menyediakan kemampuan
untuk mengambil gambar pemegang kartu akses dan memproduksi kartu akses yang
digunakan untuk akses masuk.
2. Sistem yang ditawarkan harus menerapkan basisdata tunggal untuk
mengintegrasikan fungsi kontrol akses dan fungsi badging. Integrasi ini harus
tersedia di bawah satu lingkungan operasi.
3. Sistem harus menyediakan kemampuan multi-tasking yang memudahkan pengguna
menjalankan beberapa aplikasi secara bersamaan. Perangkat lunak aplikasi ACS
harus dirancang khusus dan berjalan pada sistem operasi Windows edisi terakhir
baik versi 32 bit atau 64 bit. Dalam arti kata perangkat lunak aplikasi ACS yang
ditawarkan bukan merupakan perangkat lunak aplikasi hasil porting dari rancangan
menggunakan system operasi lainnya.
4. ACS yang ditawarkan harus mampu untuk berjalan berhubungan dengan aplikasi
Windows lainnya seperti MS Word dan Excel yang mana secara bersamaan mampu
menampilkan akses on-line alarm sekuriti dan informasi monitoring.
5. Semua modul, fitur, dan fungsi aplikasi sistem ACS harus dihasilkan dari source
code tunggal. Selain itu, sorce code harus dirancang menggunakan teknik
pengembangan perangkat lunak berorientasi obyek. Dalam hal ini tidak boleh ada
pemisahan source code untuk pembuatan perangkat lunak aplikasi Sistem Kontrol
Akses dan ID badging.
6. Fitur-fitur dan fungsi yang dikehendaki oleh pemilik (Owner) harus dikembangkan
dan ditetapkan menjadi satu kesatuan dalam perangkan lunak aplikasi ACS. Dalam
hal ini Penyedia ACS harus bekerja sama dengan pemilik untuk mengembangkan
dan mengkonfigurasi system yang dikehendaki.
Instalasi Sistem
1. Access Control System harus didesain, diinstalasi, dites dan di-service oleh tenaga
yang telah dilatih dari pabrik. Dibuktikan dengan adanya sertifikat dari pabrik.
2. Semua material yang disuplai oleh penyedia ACS harus baru dan harus sesuai
dengan spesifikasi dan rekomendasi pabrik dalam versi keluaran terakhir dalam
segala hal kecuali dinyatakan lain.
3. Penyedia ACS harus mensuplai model terakhir yang tersedia untuk semua
perlengkapan barang. Kecuali dinyatakan lain di dalam spesifikasi ini, semua
perangkat elektronik harus merupakan produk standar, tidak boleh model produksi
yang tidak diubah.
4. Penyedia ACS harus mendapat dukungan dari distributor resmi yang ada di
Indonesia.
5. Produk persamaan tidak boleh menjadi pengganti atas produk yang telah disetujui
sebelumnya kecuali Pemberi Tugas telah menyetujui permintaan tertulis dari
Penyedia Access Control System. Semua permintaan atas perangkat pengganti
harus mencerminkan deskripsi lengkap atas perangkat pengganti yang diajukan,
termasuk deskripsi teknis pabrikan, gambar-gambar berikut dengan unjuk kerja
teknisnya.
6. Penyedia ACS harus bertanggung jawab untuk menyediakan lengkap dan siap
dioperasikan atas subsistem, termasuk tetapi tidak terbatas pada semua perangkat
keras, perangkat lunak, kawat, kabel, conduit dan kotak, koneksi power circuit,
terminal block, tenaga kerja, manajemen, engineering, training, testing, penyesuaian
relokasi dan koneksi ke NIC dan perangkat ACS.
Konfigurasi Sistem
1. Konfigurasi ACS yang dimaksud terangkum dalam satu kesatuan konfigurasi hardware
dan software Integrated Security System (ISS) yang dikehendaki dalam pekerjaan ini.
2. Sistem yang dikehendaki harus sudah dirancang menggunakan protocol TCP/IP dan
lebih disukai sistem yang sudah menerapkan teknologi berbasiskan Microsoft Windows.
3. Untuk menjamin integritas dan keamanan transfer data, enkripsi antara Server dan
masing-masing Client dapat dikonfigurasi menggunakan IPSec atau SSL.
4. Model konfigurasi yang diterapkan adalah system arsitektur terdistribusi meskipun
pemasangannya tersentralisasi. Dalam hal ini peralatan Access Control yang dipasang
di setiap pintu (terdiri dari Card Reader, Electromagnetik Lock, Magnetic Sensor, Exit
Button dan Emergency Button) akan dikendalikan melalui Door Modul Interface (DMI)
yang terdapat dalam Control Unit Access Control (CUAC) yang ada di Ruang Switch di
setiap lantai.
5. Susunan Konfigurasi dari CUAC dan modul DMI di dalamnya disusun melalui suatu Box
yang diberi nama Box Panel Controller (BPC).
6. Konfigurasi CUAC di setiap lantai akan disambungkan melalui infrastruktur IT
menggunakan Distribution Switch di ruang Switch yang ada di setiap lantai untuk
tersambung ke Server ISS yang ada di ruang Data Center.
7. Untuk pengendalian operasi Access Control akan dilakukan melalui modul ACS yang
tergabung dalam satu kesatuan dengan Software ISS.
8. Perekaman seluruh data transaksi hasil pencatatan Access Control Unit dakan ilakukan
di dalam server yang tersimpan di ruang Data Center sedangan pelaksanaan
pengendaliannya akan dilakukan melalui Work Station yang ada di Ruang Monitor di
lantai dasar.
Keterangan:
Functional Requirement dalam tabel diatas hanya merupakan Requirement acuan. Dalam
hal ini Requirement tersebut harus disesuaikan dengan Fitur yang disediakan
oleh pabrik sehingga akan memudahkan dalam memberikan sejauh mana fitur tersebut
dipenuhi dalam produk yang ditawarkan.
Fitur Konfigurasi
Berikut di bawah ini adalah gambaran dari fitur konfigurasi yang diminta, ditulis dalam
bentuk Functional Requirement.
Vendor yang berminat untuk mengajukan penawaran ini diminta untuk membuat
Requirement Usulan sesuai fitur pada produk yang ditawarkan dengan susunan materi
seperti yang dituliskan dalam kolom Deskripsi.
5 CUAC yang diusulkan CUAC yang ditawarkan harus dapat diprogram secara
sifatnya harus Fully penuh untuk digunakan dalam berbagai aplikasi
programmable untuk sesuai kebutuhan. Misal dalam satu CUAC dapat
implementasi implementasi diterapkan untuk implementasi pintu yang
layanan yang berbeda. berkebutuhan khusus.
application
6 Bila CUAC offline atau tidak Vendor harus mengajukan usulan tentang
bisa beroperasi normal, DMI kemampuan DMI dalam menangani masalah ini.
tetap dapat beroperasi.
KONFIGURASI SISTEM
Dari sisi logic konfigurasi Sistem Access Control yang dikehendaki secara garis besarnya
dibagi dalam tiga level hirarki sebagai berikut:
Management Level
Field Controller Level
Field Devices Level
3 Field Devices Level (DMI) Diisi dengan deskripsi maupun gambar untuk
Merupakan level untuk interface Card memberikan konfigurasi di tingkat Field
Reader, Exit Button, Magnetic Sensor Devices.
dan Electromagnetic Lock yang Ͳ Penggambaran penyambungan Field
terpasang di setiap pintu serta Card Devices (berupa actuator maupun
Reader untuk sarana Check Point sensor) yang akan disambungkan ke
dalam Watchman Tour & Guard setiap pintu
System. Ͳ Deskripsi Spesifikasi dari Field Level
Devices yang akan dikontrol dan
dimonitor melalui Sistem Access Control
2. Keseluruhan komponen Aktif dari Controller Unit dan Door Modul Interface tersebut
dikemas dalam suatu Casing yang diberi nama dengan Controller Panel Box (CPB).
3. Di dalam panel Box Controller (CBP) tersebut sudah di sediakan catu daya terpusat 12
volt atau 24 volt, yang didapat dari konversi tegangan AC 220 volt dari PP-UPS yang
ada di setiap lantai.
Arsitektur Terdistribusi
1. Sistem Access Control yang dirancang dipilih dengan teknologi yang sudah menerapkan
arsitektur terdistribusi. Dengan pengertian seluruh keputusan akses (seperti bisa
tidaknya seseorang akses ke pintu) dibuat secara lokal dari CUAC. Seluruh keputusan
untuk memungkinkan dilakukannya akses dilakukan melalui CUAC yang ada di setiap
lantai.
3. Bekerjanya CUAC sebagai bagian dari sistem Access Control harus dikonfigurasi
melalui modul ACS dalam Software ISS yang telah diinstal dalam Server ISS di ruang
Data Center.
4. CUAC harus dapat beroperasi pada mode stand-alone dan peer-to-peer. Dalam hal
terjadinya putus komunikasi. CUAC harus terus lanjut membuat keputusan
dibolehkan/ditolaknya akses dan memelihara catatan kejadian. Catatan kejadiannya
harus disimpan di memori lokal dan kemudian ter-upload secara otomatis pada saat
komunikasi telah tersambung kembali.
5. ACS harus mampu berkomunikasi dengan ACS lainnya untuk mendistribusi lokasi
pemegang kartu dan menjalankan jadwal dan kejadian alarm.
6. Fasilitas Auto Discovery. Melalui fasilitas ini dimungkinkan untuk setiap CUAC secara
otomatis menemukan semua CUAC yang terhubung ke dalam jaringan Ethernet yang
sama.
7. Fasilitas anti passback. System harus mampu bekerja anti passback secara soft, hard,
workgroup anti passback. Fitur ini harus dapat tetap beroperasi walaupun CUAC tidak
berkomunikasi dengan server.
8. Fitur anti passback harus dapat bekerja secara peer to peer antara CUAC untuk global
anti passback.
9. Fasilitas interlocking. System dapat mengkonfigurasi fasilitas interlocking. Jadi bila satu
pintu terbuka di dalam suatu area tertentu, pintu lain dalam area tersebut tidak dapat
dibuka.
Komunikasi Ethernet
1. Controller Unit Access Control (CUAC) yang ada di setiap lantai tersambung ke Server
ISS di ruang Data Center menggunakan sambungan Ethernet dalam Infrastruktur IT
yang ada di setiap lantai.
2. CUAC harus berkomunikasi dengan Setral ACS melalui sambungan komunikasi WAN /
LAN yang diterapkan dalam gedung ini.
2. CUAC harus juga menyediakan fungsi tambahan men-dial ke Server ISS untuk
mengkomunikasikan kejadian alarm, dan kejadian yang dianggap cukup fatal lainnya
atas aktivitas ini. Seluruh transaksi lainnya yang terjadi pada ACS yang berjauhan harus
disimpan di dalam buffer internalnya sendiri sampai buffer tersebut mencapai kapasitas
80% atau server meminta isi buffer tersebut, yang mana pada saat tersebut CUAC akan
meng-upload seluruh isi transaksi dari buffer nya.
3. Dalam hal jalur komunikasi utama terputus dengan sistem host, CUAC harus mampu
mengaktivasi metode komunikasi alternatif. Metode alternatif ini akan diaktivasi secara
otomatis dan memastikan bahwa seluruh kejadian penting dan pesan alarm diterukan ke
host.
Memori internal
1. CUAC harus dilengkapi dengan dengan memori internal jenis non-volatile memory.
Memori ini akan memungkinkan seluruh program, ijin akses, jadwal waktu dan data
tanggal-jam sekarang yang disimpan di dalam memori CUAC tetap bertahan selama
periode matinya tenaga listrik.
2. Tujuannya penggunaan memori internal jenis non-volatile memory ini adalah untuk
memastikan CUAC kembali beroperasi secara penuh setelah kejadian mati listrik total.
Dalam hal ini tambahan, memori CUAC tidak membutuhkan koneksi batere untuk
menyimpan informasi sistem secara permanen.
Memori tambahan
1. CUAC akan mendukung instalasi untuk kartu memori tambahan.
2. Kartu memori tambahan ini akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas CUAC
secara keseluruhan dan memungkinkan backup data terprogram dan transaksi secara
lokal untuk pemulihan segera setelah matinya pasokan listrik.
3. Perangkat ini juga harus mampu mengeluarkan suara nada pada saat alarm pertama
kali dihidupkan atau pada saat memasuki akses area yang sedang armed untuk
memberikan peringatan kepada pengguna bahwa alarm akan segera berbunyi.
Diagnostik
Setiap CUAC dan modul perangkat keras lainnya harus dilengkapi dengan sejumlah LED
(Light Emitting Diodes) yang menginformasikan status kontroler atau modul, dan dapat
digunakan sebagai indikator diagnostik visual. LED diagnostik tersebut setidakanya memberi
informasi sebagai berikut :
Komunikasi
Status input (monitor point)
Status output (control point)
Power
Daftar Istilah
ACS Access Control System, meliputi seluruh jaringan kontrol akses dan
jaringan Security Systemn, termasuk Server, Workstations dan
Intelligent field atau kontroler sistem.
BPC Box Panel Controller, merupakan kotak panel sebagai Casing untuk
pengemasan konfigurasi CUAC dan modul DMI. Di dalam Casing
tersebut sudah terdapat converter untuk merubah pasokan daya dari
PP-UPS yang ada di ruang panel menjadi tegangan 12 volt atau 24
volt sesuai kebutuhan Access Control.
CUAC Controller Unit Access Control, merupakan sarana control unit
tersentralisasi untuk pengendalian operasi dari setiap Door Modul
Interfac (DMI) yang ada dalam Box Panel Controller (BPC) di setiap
lantai.
DMI Door Modul Interface, merupakan sarana antarmuka sebagai
penghubung field devices yang terpasang di setiap pintu dengan
CUAC.
SPESIFIKASI TEKNIS
17.8
3.0. RUJUKAN
Spesifikasi Teknis :
• 16400 – Distribusi Tegangan Rendah.
• Katalog produk peralatan aktif yang dipilih.
1. Umum
a. Sistem harus mampu mengamati menampilkan dan merekam
(record) semua fungsi VAC (Ventilation and Air Conditioning ),
Instalasi Listrik, dan Mekanik yang ada dalam gedung baik secara
terpusat maupun tersebar agar bisa beroperasi dengan aman, handal
dan effektif.
b. Sistem kemudian akan memantau parameter yang diperlukan, input
analog dan digital, atau kontrol analog dan digital output sesuai dengan
fungsi dan aplikasinya. Untuk program applikasinya ditulis dalam high
level language yang dikonfigurasikan dalam suatu network.
2. Deskripsi Sistem
a. Building Automation System (BAS) harus dapat dihubungkan langsung
dengan sub layanan dalam bangunan seperti AC dan Ventilasi
Mekanik, Sanitasi, Listrik, generator, Pompa Air, dll di seluruh
bangunan. Sistem kemudian akan memantau parameter yang
diperlukan, input analog dan digital, dan kontrol analog dan digital
output sesuai dengan program dalam menjalankan meralatan sesuai
dengan fungsi atau aplikasinya.
3. Sistem Arsitektur
a. Building Automation System (BAS) minimal harus menggabungkan
Direct Digital Controller (DDC) berdasarkan komunikasi peer-to-peer
atau konsep distributed intelligence tanpa perlu master control atau
satu kontroler global. Setiap sistem yang menggunakan konfigurasi
master-slave atau kontroler global yang tidak dapat diterima.
b. Direct Digital Controller (DDC) akan menggunakan teknologi jaringan
Ethernet dan TCP/IP untuk komunikasi yang memungkinkan
pertukaran data yang cepat minimal 10 Mb/s.
c. Berdasarkan distributed intelligence, setiap masing-masing Digital
Controller minimum akan dapat memiliki fungsi sebagai berikut:
1) Individual input/output point scanning, processing and control.
2) Memiliki Arithmetic Operation, Proportional Integral Derivative (PID)
control, dll pada masing-masing controller
3) Deteksi Alarm dan Logging Alarm hingga 50 alarm log
4) Waktu dan penjadwalan dengan jumlah tak terbatas beralih per hari
dengan durasi 24 jam
5) Ethernet communications interface and control
6) Built-in web browser, yang memberikan pilihan untuk menampilkan
halaman web pengguna tertentu tanpa perlu software tambahan,
serta untuk memungkinkan akses dengan mudah ke peralatan
ponsel.
Komputer workstation dan Direct Digital Controller (DDC) akan berada
pada platform pengalamatan Ethernet yang sama menggunakan
jaringan TCP / IP untuk arsitektur sistem ini. Namun kontroler harus
mampu melakukan semua monitoring dan kontrol tindakan secara
independen dari work station operator.
4. Sistem Hardware
a. Setiap Direct Digital Controller (DDC) mempunyai mikroprosesor MHz
66 dengan 16 MB SDRAM dan 8 MB Flash memori sehingga tidak
diperlukan baterai. Pada saat terjadi kegagalan power, kontroller harus
mempunyai kemampuan auto re-start sehingga prosesor akan
otomatis restart tanpa perlu intervensi dari luar pada saat power
kembali normal.
b. Direct Digital Controller (DDC) harus menggunakan komunikasi peer-
to-peer langsung dengan kontroler digital lainnya dan sentral
workstation dengan kecepatan minimal 10 Mbps yang menggunakan
platform Ethernet untuk berbagi data dan pertukaran informasi.
Dengan demikian data dari satu controller dapat dibagi ke seluruh
controller lainnya.
c. Setiap Direct Digital Controller (DDC) harus dirancang sedemikian rupa
dan mempunyai jenis-jenis I/O module yang bervariatif yang terhubung
ke controller dalam bentuk modular sehingga point Digital Input (DI),
Digital Output (DO), Output Analog (AO) dan Input Analog (AI) poin
harus dihubungkan ke modul masing-masing. Ini untuk memberikan
konfigurasi titik kontrol fleksibel dan biaya pengganti yang efektif.
Kerusakan dari satu atau beberapa titik kontrol tidak akan membuat
penggantian seluruh kontroler. Oleh karena itu kontroler yang
mempunyai I/O module dengan jumlah input/output fixed poin tidak
akan diterima.
d. DDC mempunyai desain modular yang memungkinkan ekspansi masa
depan melalui I/O module tambahan atau modul output tambahan
sesuai dasar kebutuhan tanpa mengganti atau mengubah controller itu
sendiri. Semua point analog input harus dari jenis yang universal
sehingga mampu menangani arus, tegangan, termistor atau input
digital (kontak membuka atau menutup) dalam jenis input apapun. Hal
ini untuk mengurangi suku cadang untuk berbagai jenis modul input.
1) Analog Input, minimum harus dapat mendukung ;
4 to 20 mA
0 to 10V
PT1000
2) Digital Input, minimum harus dapat mendukung ;
Normally Open
Normally Close
3) Analog Output, minimum harus dapat mendukung ;
0 to 10V
4) Digital Output, minimum harus dapat mendukung ;
Normally Open
Normally Close
e. Direct Digital Controller (DDC) masing-masing harus memiliki indikator
LED visual yang individu untuk indikasi terus menerus untuk parameter
berikut :
1) Power supply – LED HIJAU (Power)
2) Kerusakan Kontroller – LED MERAH (Watchdog).
3) Komunikasi Connection - LED HIJAU (OK)
4) Kesalahan koneksi I/O module - LED MERAH (I/O Bus)
5) Komunikasi – LED KUNING (Rx) - berkedip saat menerima atau
transfer data
3) Software Configuration
Direct Digital Controller (DDC) harus cukup fleksibel untuk
dikonfigurasi menggunakan perangkat lunak aplikasi untuk
memenuhi berbagai layanan dan aplikasi peralatan 'melalui fitur
algoritma, minimal tetapi tidak terbatas pada hal berikut:
b. Bila sebuah point analog memberikan "High Alarm Limit" lebih daripada
periode "Warning Delay", maka pesan Warning yang ditentukan oleh
operator akan merupakan output pada alarm printer yang
disediakan dan pada file PC di setiap operator workstation.
c. Jika sebuah point analog keluar sebagai "High Alarm Limit" atau "Low
Alarm Limit", maka pesan alarm ini akan dikirim ke file PC operator
workstation dan alarm printer, karena pesan alarm ini perlu diketahui
operator.
d. Jika point binary dikeluarkan sebagai alarm, maka pesan alarm ini
akan dikirim ke file PC operator workstation, karena pesan alarm ini
juga perlu diketahui oleh operator.
e. Setiap alarm dapat ditampilkan dan dicetak dengan pesan text yang
tidak kurang dari 65 karakter.
q. Bila point kembali Normal, alarm printer juga dapat membuat print
reportnya.
6. Point History
d. Point History yang disimpan dalam Direct Digital Controller (DDC) akan
dapat ditampilkan pada operator workstation.
7. Graphic Engineering
a. Grafik dapat dibuat dari salah satu bentuk dibawah ini :
Scanned photograph
Imported autocad file
Simbol-simbol
b. Paket grafik dapat dilengkapi dengan simbol-simbol air conditioning
standar dan simbol-simbol listrik yang dapat dimport dalam beberapa
grafik.
8. Summary
1. Umum
a. Sistem ini harus mampu memantau dan me-record semua fungsi
instalasi listrik dan mekanik yang ada dalam gedung agar bisa
beroperasi dengan baik dan effektif. Sistem harus berbentuk module
agar dimungkinkan untuk pengembangan tanpa harus membuang
peralatan yang sudah ada.
b. Pekerjaan Instalasi BAS harus menjadi sebuah system yang mutakhir,
terdistribusi, terkomputerisasi, dan bersifat intelligence konsep tanpa
menggunakan satu controller master atau global controller. Setiap
Direct Digital Controller (DDC) dapat beroperasi baik dalam kondisi
mandiri (stand alone) atau operasi jaringan. Controller yang kembali ke
dalam keadaan default pada saat kehilangan jaringan komunikasi
dengan controller lain atau server tidak akan diterima.
c. Sistem control peralatan harus dapat bekerja mandiri dari workstation
sehingga system akan tetap bekerja dan beroprasi ketika terjadi
kegagalan pada workstation.
d. Masing-masing Controller mempunyai fasilitas Web Page Monitoring
yang di akses melalui Web Browser melalui jaringan TCP/IP (misal :
intranet atau internet) dengan menggunakan IP address atau host
name dari masing-masing DDC Controller dan dilengkapi oleh
password pengaman (jika pengguna ditetapkan dalam controller).
6. Sistem Hardware
a. Integrated Bulding Management System (BAS) harus terdiri dari
workstation berbasis PC terpusat dan Direct Digital Controller (DDC)
dengan desain modular yang mempunyai kemampuan pemrosesan
terdistribusi, dan memungkinkan untuk ekspansi masa depan dari
kedua input/output poin serta pengolahan kontrol dan fungsi.
b. Sistem perangkat keras atau komponen harus dapat diandalkan,
mudah dipasang dan dengan desain modular. Sistem akan
memungkinkan ekspansi 20% tanpa redundansi, yaitu dengan
penambahan module tanpa perlu penggantian komponen. Hal ini harus
sama sekali tidak akan membahayakan fungsi sistem atau kecepatan
operasi.
c. Sistem ini juga akan berkemampuan dan memungkinkan lebih dari
13.000 controller dihubungkan dalam satu jaringan untuk memenuhi
kebutuhan pengembangan di masa depan.
d. Konfigurasi strategi dan data file disimpan dalam memori non-volatile
(Flash) sehingga baterai tidak diperlukan. Sistem yang menggunakan
back up baterai dan dibutuhkan maintenance penggantian baterai
dalam kurun waktu tertentu tidak diijinkan karena dapat mengakibatkan
kegagalan system dan kehilangan file data apabila terjadi
keterlambatan penggatian baterai.
7. Sistem Keamanan
a. Sistem BAS harus menyediakan proteksi password terhadap akses
yang tidak sah. Sistem ini harus mampu menetapkan minimal 10
pengguna yang berbeda dengan setiap password yang mengandung
setidaknya 20 karakteristik alfanumerik.
b. Sistem ini akan memungkinkan setidaknya 10 tingkat akses yang
berbeda di masing-masing tingkat dan hak akses dapat set oleh user
sesuai dengan fleksibilitas aplikasi serta kapasitas user. Sistem
dengan tingkat akses yang telah ditentukan tidak dapat set oleh user
tidak akan diterima. Pilihan otomatis sign-off juga harus disediakan.
Akses yang dilindungi sandi diatur pada dua system yaitu operator
workstation dan controller
8. Kondisi operasi
Komponen Building Automation System (BAS) dapat beroperasi dalam
kisaran lingkungan berikut:
Temperature : 0 DegC to 45 DegC
Humidity : 0%RH to 90%RH non condensing
1. Umum
Peralatan BAS terdiri dari unit-unit sebagai berikut:
a. Central Data Console meliputi Central Processing Unit, Operator
Terminal, Printer Data, Colour Display Unit, Printer Alarm di ruang
control.
b. Remote Control Unit (RCU) dan Modul Input/Output di setiap lantai
gedung.
c. Switch, relay, Actuator, Contactor dan Kabel/Konduit.
h. Volume Damper.
Aktuator Volume Damper digunakan untuk pengaturan laju aliran udara
pada system AC.
Torsi output 5, 10, 15 NM atau disesuaikan.
Control signal 4 -20mA atau 0-10DV
Feedback signal 4 -20mA atau 0-10DV
Power Supply 24V
Material Flame Resistant ABS
Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi dan atau mendekati
persyaratan teknis diatas sebagai berikut:
1. PC Works Station
2. IP WEB Controller
Memiliki fungsi Kontrol yang terintegrasi, schedule, supervisi, Monitoring,
data logging, alarm, historical, management jaringan. Memiliki koneksi
Internet, dapat berjalan dan menampilkan view melalui Web base.
4. IO Module DDC
I/O module untuk controller memiliki terminal input/output dan ditempatkan
pada panel BAS tiap gedung setiap lantai.
OK Room Control dan Monitoring ini juga harus dapat melakukan kontrol/
remote sebagai berikut:
1. Stopwatch : digunakan untuk mengukur lamanya
proses operasi, dimana terdapat 2 pilihan
pengaturan waktu yaitu waktu dihitung
mundur atau maju.
2. Set Point : digunakan untuk mengatur nilai
temperature yang diinginkan
3. Used/Unused : digunakan untuk memulai proses operasi,
tombol ini akan mengaktifkan konfigurasi
AHU OK, outdoor VRV pada mode Use/
Unused.
Layout tampilan harus didesain dengan mempertimbangkan kemudahan
penggunaan oleh user. Warna dan tata letak menu dibuat sedemikian
rupa sehingga graphic user interface dalam display menarik dan nyaman
dilihat.
LCD display ini dipasang dengan sudut yang kecil, atau rata dengan
dinding ruangan, untuk menghidari debu menempel pada perangkat.
Ukuran display pada ruang OK adalah 21.5”, untuk Nurse Station adalah
32’
6. Kabel
Kabel yang antara IP Web Controller ke PC Workstation menggunakan
Jaringan LAN, dari IP Web Controller ke I/O Module DDC menggunakan
kabel STP 20 AWG, dan kabel dari I/O module ke point I/O digital
menggunakan ITC kabel 0,6mm.
Koneksi ke perangkat metering yang terpasang panel/utility berjalan dalam
platform Modbus dan menggunakan kabel STP 2 core 18 AWG.
Koneksi ke Outdoor AC berjalan dalam platform Bacnet dan
menggunakan kabel STP 2 core 20 AWG.
1. Semua peralatan dalam Sistem BAS ini harus diuji oleh perusahaan
pemegang keagenan peralatan tersebut dimana perusahaan tersebut
harus memberikan surat jaminan atas bekerjanya sistem setelah hasil
pengujian adalah baik.
2. Kontraktor menjamin dengan masa pemeliharaan selama masa 6 (enam)
bulan untuk instalasi dan jaminan peralatan selama masa 1 (satu) tahun
setelah masa pemeliharaan.