BAB V
PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIKAL
I.
I.1
PERATURAN PEMASANGAN
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturanperaturan sebagai berikut :
I.1.1.INSTALASI ELEKTRIKAL
a PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik) yang berlaku.
. PERDA (Peraturan Daerah) yang berlaku dan yang berkaitan
b dengan instalasi ini.
. Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berlaku dan yang berkaitan
c dengan instalasi listrik.
. SLI (Standard Listrik Indonesia) yang berlaku.
PUIPP (Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir) untuk bangunan
d yang berlaku.
. Standard penerangan buatan dalam gedung.
e Standard penerangan dekorasi dan pencahayaan sisi luar
. bangunan.
f. Standar IEC dan Standar Internasional lainnya bagi hal-hal yang
g belum diatur dalam standar/peraturan diatas.
. Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Tata cara Perencanaan
h Teknis Konversi Energi pada Bangunan Gedung.
.
i.
I.1.2.GAMBAR GAMBAR
1
.
2
.
Gambar-gambar
rencana
dan
persyaratan-persyaratan
ini
merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dan sama
mengikatnya.
Gambar-gambar sistim ini menunjukkan secara umum tata letak
dari peralatan, sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan
memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada dan mempertimbangkan juga kemudahan service maintenance jika peralatan
peralatan sudah dioperasikan.
5
.
I.1.3.
1
.
2
.
3
.
I.1.4.
1
.
2
.
I.1.5.
1
.
2
.
PELAKSANAAN PEMASANGAN
Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Pemborong
harus menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Direksi/MK
dalam rangkap 3 (tiga) untuk disetujui.
Pemborong harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala
ukuran dan kapasitas peralatan yang akan dipasang. Apabila ada
sesuatu yang diragukan, Pemborong harus segera menghubungi
Direksi/MK. Pengambilan ukuran dan/atau pemilihan kapasitas
peralatan yang salah akan menjadi tanggung jawab Pemborong.
TESTING DAN COMMISSIONING
Sebelum Testing dan Commissioning dilaksanakan pemborong
wajib mengajukan terlebih dahulu program Testing dan
Commissioning.
Pemborong instalasi ini harus melakukan semua testing dan
pengukuran yang dianggap perlu dan atau yang diminta oleh
3
.
I.1.7.LAPORAN - LAPORAN
1. Laporan Harian dan Mingguan
Pemborong wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan
yang memberikan gambaran mengenai :
-Kegiatan fisik
-Catatan dan perintah Direksi/MK yang disampaikan secara lisan
maupun secara
tertulis.
-Jumlah material masuk/ ditolak
-Jumlah tenaga kerja
-Keadaan cuaca, dan
-Pekerjaan tambah/ kurang
Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan
setelah ditanda tangani oleh Project Manager harus diserahkan
kepada Direksi/MK untuk diketahui/ disetujui.
2. Laporan Pengetesan
Pemborong instalasi ini harus menyerahkan kepada Direksi/MK dalam
rangkap 3 (tiga) mengenai hal-hal sebagai berikut :
-Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi.
-Hasil pengetesan peralatan
-Hasil pengetesan kabel
-dan lain-lainnya.
Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus
disaksikan oleh pihak Direksi/MK.
I.1.8.PENANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN
Pemborong instalasi ini harus menempatkan seorang penanggung
jawab pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman yang harus selalu
berada dilapangan, yang bertindak sebagai wakil dari Pemborong dan
mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan teknis dan
yang bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi yang
akan diberikan oleh pihak Direksi/MK.
Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada ditempat
pekerjaan pada saat diperlukan/ dikehendaki oleh pihak Direksi/MK.
I.1.9.PENAMBAHAN/PENGURANGAN/PERUBAHAN INSTALASI
CV. HARUM EKA KONSULTAN | Persyaratan Teknis Pekerjaan Elektrikal
2.
LINGKUP PEKERJAAN ELEKTRIKAL
2.1. U m u m
Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang
dijelaskan baik dalam spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam
gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata
CV. HARUM EKA KONSULTAN | Persyaratan Teknis Pekerjaan Elektrikal
c.
d.
e.
f.
3.3. Transformator
Transformator yang akan dipasang agar memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
1. Standard
Transformator di-design, dibuat dan ditest berdasarkan pada :
-
IEC 76 : International
VDE/DIN : Jerman
NEMA : U S A
BS : British
SPLN 50/82 : Indonesia
UTE : Perancis
2. Kondisi kerja
Transformator ini akan dipasang pada tempat dengan ketinggian tidak lebih
dari 1.000 m diatas permukaan dan maksimum mempunyai ambient
temperature tidak melebihi 40C.
3. Tipe
Oil immersed/in door use
4. Rating
a. Jumlah phase : 3
b. Frekwensi : 50 Hz
c. Kapasitas : sesuai gambar
d. Bahan kumparan : copper
e. Pendinginan : Oil Type
f. Tegangan
1. Primer : 20.000 V
2. Sekunder : 380/220 V
g. Tapping voltage : 2 x 2,5 %
h. Vektor group : Dyn 5
i. Karakteristik
1. Insulation class : primary voltage 24 kV
CV. HARUM EKA KONSULTAN | Persyaratan Teknis Pekerjaan Elektrikal
10
11
12
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
3.12.
13
Grounding
1. Kawat grounding dapat dipergunakan kawat telanjang (BCC = Bare
Copper Conductor).
2. Besarnya kawat grounding yang dapat digunakan minimal
berpenampang sama dengan penampang kabel masuk (incoming
feeder) untuk penampang kabel lebih kecil dari 50 mm2, atau sesuai
gambar sistem pembumian.
3. Elektrode pentanahan untuk grounding digunakan pipa galvanized
minimum berdiameter 1 " diujung pipa tersebut diberi/dipasang
copper rod sepanjang 0,5 m. Electrode pentanahan yang dipantek
dalam tanah minimal sedalam 12 m atau sampai menyentuh
permukaan air tanah.
4. Nilai tahanan grounding system untuk panel panel adalah
maximum 5 ohm, diukur setelah tidak turun hujan selama 3 hari
berturut-turut.
Grounding untuk peralatan elektrikal harus dipisahkan dengan
grounding peralatan elektronik.
5. Lihat gambar detail untuk Box dan terminal pembumian.
3.14.
3.15.
Konduit
14
4.1. Panel-Panel
1. Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik
pembuatnya dan harus rata (horizontal).
2. Setiap kabel yang masuk/keluar dari panel harus dilengkapi dengan
gland dari karet atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan
yang tajam.
3. Semua panel harus ditanahkan.
4. 2. Kabel-Kabel
1. Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel
mark yang jelas dan tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan
arah beban.
2. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna
untuk mengindentifikasikan phasanya sesuai dengan PUIL.
3. Kabel daya yang dipasang di shaft harus dipasang pada tangga
kabel, diklem dan disusun yang rapi.
4. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan,
kecuali pada kabel penerangan.
5. Untuk kabel dengan diameter 16 mm2 atau lebih harus dilengkapi
dengan sepatu kabel untuk terminasinya.
6. Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm2 atau lebih harus
memper-gunakan alat pres hidraulis yang kemudian disolder
dengan timah pateri.
7. Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 80 cm minimum,
dimana sebelum kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal
15 cm dan diatasnya diamankan dengan batu bata sebagai
pelindungnya. Lebar galian minimum adalah 40 cm yang
disesuaikan dengan jumlah kabel.
8. Untuk kabel feeder yang dipasang di dalam trench harus
mempergunakan kabel support, minumum setiap 50 cm.
9. Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belokan harus ada tanda
arah jalannya kabel.
10. Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau
instalasi lainnya harus ditanam lebih dalam dari 50 cm dan
diberikan pelindung pipa galvanis dengan diameter minimum 2,5
kali penampang kabel.
CV. HARUM EKA KONSULTAN | Persyaratan Teknis Pekerjaan Elektrikal
15
16
PENGUJIAN
5. 1. U m u m
Sebelum semua peralatan utama dari sistim dipasang, harus diadakan
pengujian secara individual. Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah
dilengkapi dengan sertifikat pengujian yang baik dari pabrik yang
bersangkutan dan LMK/PLN serta instansi lain yang berwenang. Setelah
peralatan tersebut dipasang, harus diadakan pengujian secara menyeluruh
dari sistim, untuk menjamin bahwa sistem berfungsi dengan baik. Semua
biaya untuk mendapatkan sertifikat lulus pengujian dan peralatan untuk
pengujian yang perlu disediakan oleh Pemborong menjadi tanggung jawab
Pemborong sendiri.
17
18