Anda di halaman 1dari 221

RENCANA KERJA DAN SARAT-SARAT TEKNIS

PEKERJAAN INSTALASI ELECTRIKAL

1.0 PERATURAN UMUM


1.1 Umum
1.2 Peraturan pemasangan
1.3 Gambar-gambar
1.4 Koordinasi
1.5 Pelaksanaan pemasangan
1.6 Testing dan komisioning
1.7 Masa pemeliharaan dan serah terima pkerjaan
1.8 Laporan-laporan
1.9 Penaggung jawab pelaksanaan
1.10 Penambahan/pengurangan /perubahan instalasi
1.11 Ijin-ijin
1.12 Pembobokan, pengelasan dan pengeboran
1.13 Pemeriksaan rutin dan khusus
1.14 Rapat lapangan

2.0 LINGKUP PEKERJAAN

2.1 Umum
2.2 Uraian lingkup pekerjaan

3.0 KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN

3.1 Kabel Tegangan Menengah


3.2 Transformator
3.3 Panel Tegangan Rendah
3.4 Kabel Tegangan Rendah
3.5 Penangkal Petir
3.6 Lighting Fixtures
3.7 Kotak-Kontak dan Saklar
3.8 Grounding
3.9 Kabel Tray / Kabel Ladder Dan Tangga Kabel
3.10 Konduit

1
4.0 PERSARATAN TEKNIS DAN PEMASANGAN

4.1 Panel-panel
4.2 Kabel-kanel
4.3 Kontak-kontak dan saklar
4.4 Lampu penerangan
4.5 Pembumian

5.0 PENGUJIAN

5.1 Umum
5.2 Peralatan dan bahan

6.0 PRODUK
BAGIAN INSTALASI ELECTRICAL

RENCANA KERJA DAN SARAT-SARAT TEKNIS


PEKERJAAN INSTALASI ELEKTRIKAL

1.0 PERATURAN UMUM

1.1 Umum
Dokumen ini berisi spesifikasi umum instalasi listrik untuk proyek tsb diatas. Segala persyaratan
dan ketntuan instalasi listrik akan dijelaskan pada bagian-bagian berikutnya.

1.2 Peraturan pemasangan


Pemasangan instalasi ini harus memenuhi peraturan-peraturan sbb:
1. Peraturan mentri tenaga kerja dan transmigrasi No.Per 05/MEN/1982
2. NFPA
3. Peraturan yang dikeluarkan instalasi lainnya seperti PLN, PERUMTEL, DIT.Jen Bina lindung
dan perusahaan air minum
a. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) tahun 2000.
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik
c. No.023/PRT/1978 tentang Peraturan Instalasi Listrik (PIL).
d. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik

2
e. No. 024/PRT/1978 tentang Syarat-syarat Penyambungan Listrik (SPL).
f. Juga dijadikan standar pegangan antara lain adalah :
 AVE Belanda.
 VDE/DIN Jerman.
 British Standard Associates.
 IEC standard.
 JIS Japan standard.
 NFC Perancis.
 NEMA USA.

Pekerjaan instalsi ini harus dilaksanakan oleh perusahaan yang memiliki surat ijin dari instalasi yang
berwenang dan telah mengerjakannya dan suatu daftar referensi pemasangan harus dilampirkan
dalam surat penawaran.

1.3 Gambar-Gambar
1. Gambar rencana dan persaratan ini dan risalah rapat penjelasan merupakan satu kesatuan yang
saling melengkapi dan mengikat tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya
2. Gambar-gambar ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan, pemasangan harus
dikerjakan dengan memperhatikan kondisi bangunan dan kemudahan jika peralatan sudah
dioperasikan
3. Gambar-gambar arsitekdan sipil harus dipakai sbg referensi untuk pelaksanaan dan detail
finishing instalasi
4. Sebelum pekerjaan dimulai, pemborong harus mengajukan gambar kerja dan detail kepada
direksi untuk dapat disetujui terlebih dahulu
5. Pemborong harus membuat gambar instalasi terpasang yang disertai dengan operating serta
harus diserahkan kepada direksi dalam rangkap 3, dijilid dan dilengkapi data isi dan data notasi.

1.4 Koordinasi
1. Pemborong instalasi hendaknya bekerja sama dengan pemborong lainnya agar pekerjaan
berjalan lancar dan tepat waktu
2. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi instalasi yang lain
3. Apabila pelaksanaan mnghalangi instalasi yang lain, akibatnya menjadi tanggung jawab
pemborong

1.5 Pelaksanaan Pemasangan


1. Sebelum pelaksanaan pemasangan,pemborong harus menyerahkan gambar kerja dan detailnya
dalam rangkap 3 untuk disetujui.

3
2. Pemborong harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas peralatan
yang akan dipasang, dan jika ada yang salah menjadi tanggung jawab pemborong

1.6 Testing dan Comissioning


1. Pemborong harus melakukan testing dan pengukuran yang dianggap perlu untuk mengetahui
apakah instalasi dapat berfungsi dengan baik dan memenuhi semua persaratan yang diminta
2. Semua lahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk mengadakan testing merupakan tanggung
jawab pemborong

1.7 Masa pemeliharaan dan serah terima pekerjaan


1. Peralatan instalasi harus digaransi 1 tahun terhitung sejak saat penyrahan pertama
2. Masa pemeliharaan instalasi 1 tahun terhitung sejak saat penyerahan pertama
3. Selama masa pemeliharaan pemborong diwajibkan mengatasi segala kerusakan yang terjadi
tanpa ada tahanan biaya.
4. Selama masa pemeliharaan, seluruh instalasi merupakan tanggung jawab pemborong
sepenuhnya
5. Selama pemeliharaan, pemborong tidak melaksanakan teguran dari direksi atas perbaikan yang
diperlukan, maka biaya ditanggung pemborong
6. Selama pemeliharaan pemborong harus melatih petugas-petugas yang ditunjuk shg dapat
mengenali system instalasi dan dpt melaksanakan pengoperasian
7. Serah terima dilaksanakan setelah ada bukti pemeriksaan dgn hasil yang baik dan ditanda
tangani pemborong serta dilampiri surat ijin pemakaian dari jawatan keselamatan kerja dan
instalasi yang berwenang

1.8 Laporan-laporan

1.8.1 Laporan harian dan mingguan


Pemborong wajib memberikan laporan harian dan mingguan yang memberi gambaran mengenai:
- Kegiatan fisik
- Catatan dan perintah dreksi yang disampaikan secara lisan dan tertulis
- Jumlah material masuk/ditolak
- Jumlah tenaga kerja
- Keadan cuaca
- Pekerjaan/ kurang
- Photo proges lapangan

4
Laporan mingguan merupakan ringkasan laporan harian setelah ditanda tangani oleh project
manager harus diserahkan kepada direksi untuk disetujui.

1.8.2 Laporan pengetesan


Pemborong harus menyerahkan kepada direksi dalam rangkap 3
mengenai hal-hal sbb:
- Hasil pengetesan semua persaratan instalasi operasi
- Hasil pengetesan peralatan
- Hasil pengetesan kabel
- Hasil pengetesan tahanan pentanahan
- Dan lainnya yang diinstruksikan oleh Direksi / MK

1.9 Penanggung jawab pelaksanaan


1. Pemborong harus menempatkan penanggung jawab pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman
harus berada dilaangan, yang bertindak sbg wakil pemborong dan mempunyai kemampuan
memberi keputusan teknis yang bertanggung jawab dalam memberi instruklsi yang diberikan
oleh pihak direksi/ managemen konstruksi
2. Penanggung jawab harus berada ditempat pekerjaan pada saat diperlukan oleh direksi/
Pengawas
1.10 Penambahan/ pengurangan/ perubahan instalasi
1. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana, harus mendapat persetujuan tertulis dari
pihak konsultan perencana
2. Pemborong harus menyerahkan setiap gambar perubahan kepada direksi dalam rangkap 3
3. Perubahan material dan lain-lain diajukan oleh pemborong kepada direksi secara tertulis dan
pekerjaan tambah/kurang /perubahan harus disetujui direksi scr tertulis.

1.11 Ijin-ijin
Pengurusan ijin-ijin diperlukan untuk pelaksanaan instalasi serta seluruh biaya menjadi tanggung
jawab pemborong

1.12 Pembobokan, pengelasan dan pengeboran


1. Pembobokan lantai, tembok dinding diperlukan dalam pelaksanaan instalasi serta
mengembalikannya menjadi tanggung jawab instalasi ini
2. Pembobokan dilaksanakan bila ada persetujuan dari pihak direksi /konstruksi scr tertulis

5
1.13 Pemeriksaan rutin dan khusus
1. Pemeriksaan rutin harus dilakukan oleh pemborong instalasi scr periodic dan tidak kurang dari
tiap 2 minggu
2. Pemeriksaan khusus dilakukan pemborong instalasi bila ada permintaan dari pihak direksi dan
bila ada gangguan dari instalasi ini

1.14 Rapat lapangan


Wakil pemborong harus selalu hadir dalam setiap rapat proyek diatur oleh pemberi tugas/MK

2.0 LINGKUP PEKERJAAN


2.1 Umum
Pemborong harus menerangkan seluruh pekerjaan yang dijelaskan baik spesifikasi atau yang
tertera dalam gambar, dimana gambar dan peralatan sesuai dengan ketentuan pada spesifikasi ini.
Bila terdapat perbedaan merupakan kewajiban pemborong untuk mengganti bahan/ peralatan tsb
tanpa ada ketentuan biaya.

2.2 Uraian lingkup pekerjaan


Sebagai tertera dalam gambar rencana, pemborong harus mengadakan pengadaan dan
pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan baik dan siap dipergunakan . garis besar lingkup
pekerjaan sbb:
1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian instalasi penerangan, kotak kontak
2. Pengadaan pemasangan dan pengujian panel tegangan rendah
3. Pengadaan pemasangan dan pengujian instalasi kabel tegangan rendah
4. pengadaan pemasangan dan pengijian armature lampu penerangan/Garansi
5. Pengadaan pemasangan dan pengujian system pembumian
6. Pengadaan pemasangan dan pengujian daya ( Power ) dari sentral ( power House )
7. Pembuatan as built drawing
8. Mendapat pengesahan instalasi dari instansi yang berwenang
9. Pengadaan pemasangan rak kabel untuk daya dan penerangan dalam bangunan serta peralatan
bantunya
10. Pengujian Dan Penyempurnaan Instalasi Penangkal Petir
11. Mengadakan pelatihan terhadap operator dari pihak pemberi tugas

6
3.0 KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN
3.1 Kabel tegangan menengah
1. Kabel tegangan menengah berikut perlengkapannya mengikuti standart VDE/ DIN seryta
mengikuti peraturan –peraturan EIC dan PUIL serta peraturan lainnya yang berlaku di
Indonesia
2. Kabel tegangan menengah yang dipergunakan sbb:
a. - Karakteristik listrik
- Jenis kabel : lihat gambar
- Penampang kabel : lihat gambar
- Tegangan kerja antara phase dg phase 20 kv
- Frequensi : 50 Hz
- Tegangan uji AC : 30 kv
- Tegangan uji : 70 kv
b. Penghubung antara panel TM ke sisi TM dari transformator dipakai kabel dg type dan
diameter(lihat gambar)
c. Sebelum pemesanan maka kabel dan alat bantu lainnya yang akan dipergunakan harus
diajukan sertifikat pngujiannya kepada direksi
d. Pengetesan kabel tegangan menengah menggunakan pembangkit tegangan arus searah ,
dimana kabel dibebani selama 15 menit.
e. 1. (Satu) incoming, 1 (Satu) outgoing,

3.2 Transformator
Transformator yang akan dipasang dengan persaratan sbb:
1. Standard SNI
Transformator didesign, dibuat dan ditest berdasarkan pada:
IEC 76 -International
VDE/ DIN -Jerman
NEMA -USA
BS -Britis
SPLN 50/82 -Indonesia
UTE -Perancis

2. Kondisi Kerja
Transformator akan dipasang pada tempat dengan ketinggian tidak lebih dari 1000m diatas
permukaan laut dan maksimum ambient temperatur tidak melebihi 400 C

7
3. Tipe
- Oil immersed (full hermetically)

4. Rating
1. Jumlah phasa : Lihat BQ dan Gambar
2. Frekuensi : 50 Hz
3. Kapasitas : sesuai gambar
4. Bahan Kumparan : Cu-Cu
5. Pendinginan
6. Tegangan
a.Prime : 24 KV
b.Sekunder : 400 Volt
c.Kapasitas : Lihat BQ dan Gambar
7. Tapping voltage
8. Vektor group
9. Karakteristik listrik
a. Insulation class : primary voltage 24 kV
b. Basic impul voltage : primary winding
c Test voltage for 1 minute
-Primari winding : 50 kV
-Secondari winding : 1 kV
d Isolasi : klas B
e Kenaikan temperatur pada : max 0,5%
winding oil
NO load loses : max 2%
Load loses : 6%
g Impedance voltage
h Noise level : according to NEMA

3.3 Panel tegangan rendah


1. Panel tegangan rendah harus mengikuti standart IEC , PUIL. Panel Typetest Standar IEC61439.
Panel LVMDP typetest Form 3B. Panel MDP, SDP,PP, LP Typetest Form 2A
2. Panel Utama Tegangan Rendah yang disupply pada proyek ini harus memenuhi 12 design
verifikasi untuk konstruksi dan performa yang sesuai dengan standar SNI-IEC 61439-1&2
antara lain:
a. Verifikasi Konstruksi:
● Kekuatan bahan dari Kompartemen (IK)

8
● Tingkat Perlindungan Panel (IP)
● Jarak bebas dan jarak rambat
● Proteksi terhadap kejut listrik dan integritas proteksi circuit breaker
● Penggabungan perangkat switching dan komponen
● sirkuit listrik internal dan koneksi
● Terminal untuk konduktor eksternal

b. Verifikasi persyaratan kinerja/performa:


● Properti Dielektrik
● Kenaikan suhu
● Short-sirkuit menahan kekuatan
● Kompatibilitas elektromagnetik

3. Seluruh assembly termasuk housing, busbar, alat – alat pelindung harus direncanakan, dibuat,
dicoba dan dimana perlu diperbaiki sesuai dengan persyaratan.
4. Panel Utama Tegangan Rendah harus dari jenis in door type terbuat dari plat baja dan harus
dizinchromat dan mempunyai Ketahanan Mekanikal IK10 dan yang mengacu pada standard SNI-
IEC 61439-1&2.
5. Pintu dari Panel Utama Tegangan Rendah harus dilengkapi dengan master key (key RONIS n°
405)
6. Semua kompartemen dan segresi panel harus mengaju kepada standard yang ditetapkan pada SNI
IEC 61439-1 & 2.
7. Indeks Proteksi pada Panel Utama Tegangan Rendah (PUTR) harus memenuhi standard IP 54.
8. Panel Utama Tegangan Rendah harus memenuhi Form 3B (minimal) dan form 2A (minimal)
untuk Panel MDP, SDP, PP, LP berdasarkan standard SNI-IEC 61439 – 1 & 2.
9. Panel Utama Tegangan Rendah yang disupply harus mempunyai sertifikat Seismic 2G
10. Busbar Asembly.
11. .Pemasangan busbar dengan metode busbar horisontal dan vertikal.
12. Tujuan dari busbar horisontal adalah untuk memasok energi untuk semua busbar vertikal.
13. Tujuan dari busbar vertikal adalah untuk mendistribusikan energi untuk semua pengeluaran
dengan tujuan dua kali lipat.
14. Seluruh koneksi didalam kompartemen harus menggunakan bars dengan kapasitas sesuai gambar
perancangan kecuali untuk kontrol.
15. Setiap pemutus tenaga harus tersekat secara masif dengan pemutus tenaga yang lainnya.
16. Penyambungan breaker harus menggunakan bars dengan kapasitas yang ditunjuk sesuai gambar
perancangan.
17. Koneksi antara Main Bars ke distribusi bars, celah atau jarak yang diperbolehkan sebesar 50 um.
18. Kontruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen-komponen dan sebagainya harus diatur
sedemikian rupa, sehingga bila perlu dilaksanakan perbaikan-perbaikan, penyambungan-

9
penyambungan pada komponen-komponen dapat dengan mudah dilaksanakan tanpa mengganggu
komponen-komponen lainnya.
19. Setiap panel harus mempunyai 5 busbar Copper terdiri dari 3 busbar phase R-S-T, 1 busbar
neutral (N) dan 1 busbar untuk grounding (PE). Besarnya busbar harus diperhitungkan untuk
besar arus yang akan mengalir dalam busbar tersebut tanpa menyebabkan kenaikan suhu yang
lebih dari 45 – 50 0C.
20. Kapasitas dan Kemampuan Hantar Arus (KHA) busbar Neutral sama dengan KHA phasa.
21. Setiap kompartemen atau kubikal panel, komponen yang terpasang tidak diperbolehkan
melebihi batas yang telah ditentukan oleh standard SNI-IEC 61439-1&2. Batas maksimal
komponen dalam satu kompartemen yang diperbolehkan adalah :
a. komponen ACB dengan kapasitas 2500 – 4000A
b. 2 atau 3 komponen ACB dengan kapasitas 800 – 2000ª
c. 4 komponen MCCB dengan kapasitas 630A
d. 6 komponen MCCB dengan kapasitas 400A
e. 8 komponen MCCB dengan kapasitas 100 – 250A
22.Alat ukur digital yang dipergunakan adalah jenis semiflush mounting dalam kotak tahan getaran ,
untuk Amperemeter dan Voltmeter dengan ukuran 96 x 96 mm dengan skala linier dan ketelitian
1% dan bebas dari pengaruh induksi. Khusus untuk power meter harus menggunakan tipe digital
dan dapat berkomunikasi dengan Building Automation System (BAS).
23.Komponen-komponen yang dapat dipakai

a Moulded case circuit breaker


- Keterangan untuk syarat-syarat dan symbol-simbol yang digunakan dalam perincian
menggunaka standart IEC bagian 1 dan 2.
- Terdiri dari 3 kutub dan 4 kutub
- Kapasitas pemutusan 18 s/d 85 KA pada tegangan 380/415 V
- Dilengkapi dengan pemutus shunt, pelepas tegangan , saklar alarm serta mekanis motor
- System unit trip terdiri dari Thermal magnetis ,Solid state

b Miniatur circuit brake


- menurut standart IEC
- Terdiri 1 dan 3 kutub
- Breaking capacitynya antara 2,5 s/d 25 KA utk tegangan 220V
- Kurva trip B& C
- Dilengkapi dengan saklar alarm
- Jika digunakan untuk melindungi motor listrik maka digiunakan MCCB

10
c Kontaktor
- Berdasarkan standart IEC
- Terdiri dari kategori ACI –untuk beban murni > 0,95
- AC2- untuk motor slipring, starting, pluging

d Overload
- Berdasarkan IEC
- Dapat berfungsi sebagai pengaman moor listrik terhadap beban lebih dan disesuaikan
dengan arus nominal dari motor tersebut.
- Untuk star delta dan direct on line dapat dikombinasi dengan magnetic motor circuit
breaker

e Busbar support
- sesuai standart IEC dan BS support terdiri dari unipolar/ multipolar
- Isolasi support harus sesuai dengan copper
- Kapasitas dari bus- barharus sesuai dgn standart puil dan DIN 43671
- Terdiri dari 1,2.3 dan 4 pole
- spesifikasinya :
Hight dielectric strength
High mecanical strength
Tahan terhadap temperatur sesuai dengan rekomendasi

f. Isolator support
Bahan terdiri dari SMC/ DMC spesifikasi terdiri dari:
- High dielectric strength
- High mecanical withstand
- High temperatur

g. Pilot lamp, push button, selector switch


Sesuai standart IEC
- Jenis pilot lamp yang digunakan adalah y\tip transformasi
- Push button menggunakan tip flush dengan bahan chromium
- Selector switch tingkat isolasinya harus 660 V dg kapasitas termal 12A adalah 20A
dilengkapi pegangan isolasi ganda

11
h. Fuse dan fuse link
- standart BS 88
- Jenis fuse yang digunakan HRC klass Q sedang fuse carier sebagai pengaman
i. Relay
- Type relay adalah electro mekanikal dan static transistor
- Over current relay adalah jenis IDMTL
- Capasitor dari auxiliary contact relay sb harus sesuai dengan kapasitas beban

j. Curent transformator (CT)


- CT yang digunakan standart DIN 42600/IEC 15

k. Metering
- Standart IECC
- Bahan plastic ABS, dust proof, disesuaikan dengan temperatur
- Moving iron
- Mempunyai zero skala yang dapat diatur
- Klas 1.5 dari skala full

3.4. Kabel Tegangan Rendah


1. Kabel-kabel yang dipakal harus dapat dipergunakan untuk tegangan minimal 0,6 kV untuk
NYY dan NYFGbY sedangkan untuk kabel NYM dengan tegangan minimal 0,5 kV.

2. Pada prinsipnya kabel-kabel daya yang dipergunakan adalah jenis NYFGBY dan NYY,
sedangkan untuk kabel penerangan dipergunakan kabel NYM dan NYFGBY.

3. Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus dimintakan persetujuan
terlebih dahulu pada MK.

4. Penampang kabel minimum yang dapat dipakal 2,5 mm2.

3.5. Penangkal Petir


1. Untuk spit (penangkal petir Pulsar, Helita The high pulse voltage E.S.E Lightning
Conductor ) digunakan copper rod non radioaktif dengan radius 120 m dan dipasang pada
ketinggian 3 m dan titik tertinggi bangunan yang masuk dalam cover area perlindungan
penangkal petir, seperti terlihat pada gambar.
2. Unt penghantar penurun petir digunakan kabel Coaxial dengan luas penampang 70 mm2 atau
BC sesuai rekomendasi dan product yang digunakan ukuran sesuai gambar atau mengukuti

12
persyaratan Pabrikan
3. KIem penyangga harus dibuat dan bahan besi siku, sebelum dipasang harus dizinc-chromat
terlebih dahulu dan kemudian dicat besi anti karat sebariyak dua kali.
4. Untuk electrode pentanahan dipergunakan massive copper dengan diameter minimum 32
mm2 yang dibuat runcing sepanjang 0,5 m pada bagian ujung Electrode pentanahan, yang
ditanam dalam tanah minimal 12 m.
5. Nilai tahanan pentanahan maximum 5 ohm diukur setelah minima! 3 hari tidak turun hujan.
6. Sistem penangkal petir tersebut dilengkapi dengan alat pencatat sambaran petir (striking
counter)

3.6. Lighting Fixtures


A. Lighting Fixtures Recessed Mounted TL 2 X 36 W

1. Tebal plat besi untuk lighting fixtures tersebut minimum 0,4 mm.
2. Condensor yang dipasang sen pada lampu-lampu TL hams dapat memberikan koreksi factor
total minimal 0,85.
3. Tabung TL yang dapat dipakai adalah jenis WarmWhite/83 untuk lampu tipe TBS .Pihak
pemborong wajib menanyakan type yang akan digunakari. Bila pihak pemborong tidak
menanyakan hal tersebut diatas, maka pihak direksi/ manajemen konstruksi berhak
menentukannya dengan tanggungan resiko apapun pada pihak pemborong.
4. Fitting lampu dan type yang tidak menggunakan mur baut.
5. Semua lighting fictures harus dicat dengan powder coating bebas dan karat dan lecet - lecet,
dengan Id acrylic paint warna putih serta dilengkapi dengan Mirror Reflektor, contoh harus
disetujui oleh Direksi I Manajemen Konstruksi.
6. Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan effisiensi penerangan yang
maksimal, rapih kuat serta sedemikian rupa hingga pekerjaaan-pekerjaan seperti
penggantian lampu, pembersihan, pemeriksaan dan pekerjaan pemeliharaan dengan mudah
dapat dilaksanakan.
7. Pada semua lightng fixtures harus dibuatkan mur dan baut sebagai tempat terminal
pentanahan (grounding).
8. Lighting Fixtures untuk type FL harus menggunakan adjustable hanger.
9. Lampu yang dipakai dan jenis LED atau sesual gambar, contoh harus disetujul oleh
Direksi/Pengawas.

B. Lampu Tabung (Down Light )

1. Lighting fixtures harus dilengkapi dengan reflector aluminium, atau sesuai gambar.

13
2. Lamp holder menggunakan standar E-27.
3. Diameter dan kap lampu minimal lihat gambar.
4. Lampu yang dipakai dan jenis LED atau sesual gambar, contoh harus disetujul oleh
Direksi/Pengawas.

C. Lampu Emergency dan Orientasi

1. Lampu emergency yang digunakan jenisfloureSceflt (TL), lncandescefl (PL), lengkap


dengan battery dan chargemya.
2. Pada saat listrik PLN / Genset menyala charger akan mengisi battere dan lampu harus dapat
dioperasikan dan listrik PLN/ genset melalui rangkaian terpisah (satu buah lampu) dan
dapat dihidup matikan dengan switch. Bila PLN / Genset mati, lampu tetap menyala (tanpa
terputus) dan dioperasikan oleh sumber daya battery (lampu yang lain). Bila PLN/Genset
hidup battery harus diisi kembali dan semua operasi tersebut diatas harus dapat bekerja
secara otomatis.
3. Battery yang dipakai jenis drycell Nikel Cadmium dan harus sanggup menampung operasi
selama minimal 4 jam, kapasitas battery disesuaikan dengan TLD yang dipasang.
4. Tegangan input adalah 220 v, n 10% 50 Hz, I phase, diperlengkapi dengan indikator LED
dan peralatan push to Check battery.
5. Charger yang harus dapat mengisi battery pada kapasitas penuh selama 1 x 24 jam.
6. Inverternya harus tidak bekerja bila lampu dinyalakan dan sumber PLN/Genset.
7. Untuk lampu orientasi dipakal jenis flourescent (TL) dan lncandescen (PL) maintain
lengkap dengan battery chargernya atau sesuai gambar.
8. Untuk lampu exit harus disetujui oleh Direksi / Manajemeri Konstruksi.

D. Lighting Fixtures Type Outdoor

1. Lighting fixtures yang dapat digunakan, akan ditentukan sesuai gambar dan spesifikasi
teknis atau lainnya.
2. Tipe lampu yang dipakai adalah sesuai gambar.
3. Komponen - komponennya harus menggunakan condensor yang dapat memberikan koreksi
factor minimal 0,85 dipasang seri.
4. Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan effisiensi penerangan yang
maksimal, rapih kuat serta sedemikian rupa hingga pekerjaan - pekerjaan seperti penggantian
lampu, pembersihan, pemeriksaan dan pekerjaan pemeliharaan dengan mudah dapat
dilaksanakan, contoh harus disetujui oleh Direksi/ Manajemen Kosntruksi.

14
5. Untuk setiap lampu penerangan luar, ujung instalasi dan kabel haruslah dipasang suatu
Junction Box OutdoorType. Dimana Junction Box tersebut termasuk dalam lingkup
pekerjaan pemborong instalasi penerangan luar sehingga bila Supply lampu penerangan luar
dan Kontraktor yang berbeda, maka Supplier lampu langsung dapat menyambungkan kabel
penerangan lampu tersebut ke tiap-tiap Junction Box Outdoor Type yang telah disediakan
oleh pemborong instalasi kabel.

E. Adjustable Downhight Halogen 12 V. 50 Watt

1. Lighting fixtures dan bahan aluminium, bentuk seperti pada gambar.


2. Lamp holder menggunakan standar E-27.
3. Lampu yang digunakan dan jenis Halogen 12 V, 50 Watt.
4. Contoh harus disetujui oleh Direksi/Managemen konstruksi.
5. Wama harus disetujui oleh Direksi/ Managemen Konstruksi, Konsultan Interior.

F. Lampu Exit

1. Lampu exit yang digunakan adalah jenis slim type, 8 watt dengan battery backup 4 jam.
2. Lampu exit hams disetujui oleh Direksi/Manajemen Konstruksi.

G. Lampu Fluorescent

1. Surface Mounted FL 2 x 36 W lengkap dengan acrylic prismatic cover.

a. Tebal plat besi untuk lighting fixtures tersebut minimum 0,4 mm.
b. Condensor yang dipasang sen pada lampu-lampu FL harus dapat memberikan koreksi
factor total minimal 0,85.
c. Tabung TLD yang dapat dipakai adalah jenis Warm Light. Pihak pemborong wajib
menanyakan tipe yang akan digunakan. Bila pihak pemborong tidak menanyakan hal
tersebut diatas, maka pihak Direksi / MK berhak menentukannya dengan tanggungan
resiko apapun pada pihak pemborong.
d. Semua lighting fixtures harus dicat dengan powder coating bebas dan karat dan lecet-
lecet, dengan lCl acrylic paint wama putih contoh harus disetujui oleh Direksi/
Manajemen Konstruksi.
e. Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan effisiensi penerangan
yang maksimal, rapih kuat serta sedemikian rupa hingga pekerjaaan-pekerjaan seperti
penggantian lampu, pembersihan, pemeriksan dan pekerjaan pemeliharaan dengan mudah

15
dapat dilaksanakan.
f. Pada semua lightng fixtures harus dibuatkan mur dan baut sebagai tempat terminal
pentanahan (grounding).
g. Ballast yang digunakan menggunakan jenis low loss ballast.
h. Dilengkapi dengan acrylic prismatic cover.
i. Lampu yang dipakai dan jenis LED atau sesual gambar, contoh harus disetujul oleh
Direksi/Pengawas.

2. Surface Mounted TL 2 x 36 Watt


a. Tebal plat besi untuk lighting fixtures tersebut minimum 0,4 mm.
b. Condensor yang dipasang seri pada lampu-lampu TL harus dapat memberikan koreksi
factor total minimal 0,85.
c. Tabung TLD yang dapat dipakai adalah jenis Warm Light sesuai permintaan. Pihak
pemborong wajib menanyakan type yang akan digunakan. Bila pihak pemborong tidak
menanyakan hal tersebut diatas, maka pihak Direksi/Manajemen Konstruksi berhak
menentukannya dengan tanggungan resiko apapun pada pihak pemborong.
d. Semua lighting fixtures harus dicat dengan powder coating bebas dari karat dan lecet-
lecet, dengan ICI acrylic paint warna putih, contoh harus disetujui oleh Direksi /
Manajemen Konstruksi.
e. Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan effisiensi penerangan
yang maksimal, rapih kuat serta sedemikian rupa hingga pekerjaaan-pekerjaan seperti
penggantian lampu, pembersihan, pemeriksan dan pekerjaan pemeliharaan dengan mudah
dapat dilaksanakan.
f. Pada semua lightng fixtures harus dibuatkan mur dan baut sebagai tempat terminal
pentanahan (grounding).
g. Ballast yang digunakan menggunakan jenis low loss ballast.

3. Surface Mounted FLl x36W


a. Tebal plat besi untuk lighting fixtures tersebut minimum 0,4 mm.
b. Condensor yang dipasang seri pada lampu-lampu TL hams dapat memberikan koreksi
factor total minimal 0,85.
c. Tabung TLD yang dapat dipakai adalah jenis Warm Light sesuai permintaan. Pihak
pemborong wajib menanyakan type yang akan digunakan. Bila pihak pemborong tidak
menanyakan hal tersebut diatas, maka pihak direksi / manajemen konstruksi berhak
menentukannya dengan tanggungan resiko apapun pada pihak pemborong.
d. Semua lighting fixtures hams dicat dengan powder coating bebas dan karat dan lecet-
lecet, dengan Id acrylic paint warna putih, contoh harus disetujui oleh Direksi/

16
Manajemen Konstruksi.
e. Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan effisiensi penerangan
yang maksimal, rapih kuat serta sedemikian rupa hingga pekerjaaan-pekerjaan seperti
penggantian lampu, pembersihan, pemeriksan dan pekerjaan pemeliharaan dengan
mudah dapat dilaksanakan.
f. Pada semua lightng fixtures harus dibuatkan mur dan baut sebagai tempat terminal
pentanahan (grounding).
g. Ballast yang digunakan menggunakan jenis low loss ballast.
h. Lampu yang dipakai dan jenis LED atau sesual gambar, contoh harus disetujul oleh
Direksi/Pengawas.

4. Surface mounted Cover Acrilic, dng TL, 2 x 18, 1 X 36, atau 2 X 36 W


a. Tebal pat besi utk lighting fixtures minimum 0,4 mm.
b. Condensor yang dipasang si pada lampu TL harus dapat memberi koreksi factor minimal
0,7 mm.
c. Tabung TLD yg dapatdipakai adalah jenis warm light sesuai permintaan. Pemborong
wajib menanyakan type yang digunakan.
d. lighting fixturesharus dicat dgn powder coating bebas dari karat dan lecet denganICI
acrylic warna putih.
e. Konstruksi lighting fixures harus memberi efisiensi penerangan maksimal, rapi, kuat
sedemikian rupa pkrjaan spt pembersihan pe,riksaan dan pemeliharaan mudah
dilaksanakan.
f. Lighting fixtures harus dibuatkan mur dan baut sebagai tempat terminal pentanahan.
g. Ballast yang digunakan menggunakan jenis low loss ballast

5. TL balk FL 2 x 36 W
a. Tebal plat besi minimum 0,4 mm.
b. Condensor yang dipasang si pada lampu TL harus dapat mmbri koreksi factor minimal
0,7 mm.
c. Tabung TL yg dapatdipakai adalah jenis warm light sesuai permintaan. Pemborong wajib
menanyakan type yang digunakan.
d. lighting fixturesharus dicat dgn powder coating bebas dari karat dan lecet denganICI
acrylic warna putih.
e. Konstruksi lighting fixures harus memberi efisiensi penerangan maksimal, rapi, kuat
sedemikian rupa pkrjaan spt pembersihan pe,riksaan dan pemeliharaan mudah
dilaksanakan.
f. Lighting fixtures harus dibuatkan mur dan baut sebagai tempat terminal pentanahan.

17
g. Ballast yang digunakan menggunakan jenis low loss ballast
h. Lampu yang dipakai dan jenis LED atau sesual gambar, contoh harus disetujul oleh
Direksi/Pengawas.

6. lampu underwater
a. lighting fixtures terbuat dari pressure die-cast aluminium
b. kaca lampu tahan panas
c. lampu menggunakan jenis BBG, BBC, BBS, 16, 12, 24 V DC 50 Watt
d. contoh harus disetujui konsultan interior, Direksi dan managemen konstruksi
e. warna disetujui oleh konsultan interior
f. transformer 12V- 50 watt
g. lamp. Holder menggunakan jenis GU5.3

3.7 Kotak-Kontak dan Saklar


1. Kotak kontak dan saklar akan dipasang di dinding tembok bata adalah type pemasangan masuk/
inbow dan type floor mounted.
2. Kotak kontak yang dipasang mempunyai rating 15A dan mengikuti standart VDE
3. Flush box untuk tempat saklar , kotak kontak dinding dan push button hrs dipakai dari jenis
bahan metal.
4. Kotak kontak dinding yg dipsg 30 cm dr permukaan lantai dari ruang ug basah/lembab harus
jenis water tight, sedangkan untuk saklar terpasang 150 cmdari permukaaan lantai atau sesuai
gambar .

3.8 Grounding
1. Kawat grounding dapat diprgunakan kawat telanjang ( BC)
2. Besarnya kawat grounding dapat digunakan minimal berpenampang sama dengan penampang
kabel masuk
3. Electrode pentanahan untuk grounding digunakan massive copper berdiameter 32 mm dan 0,5 m
dari bagian ujung dibuat runcing
4. Nilai tahanan grounding untuk panel-panel maximum 1 ohm diukur stl tidak turun hujan slm 3
hari
5. Lihat gambar detail untuk gambar box dan terminal pembumian
6. Grounding untuk peralatan elektronik dipisah dg grounding elektrikal

18
3.9 Kabel Tray / Kabel Ladder Dan Tangga Kabel
1. Lihat gbr detail untuk kabel tray
2. Cara pemasangan kabel harus digantung pada dak beton dengan besi beton
3. Tray dibuat sedemikian rupa shg belokan sesuai dgn bending yg diperkenankan
4. Sebelum dipasang harus dizinchromate 2 kali dan dicat finising 2 x merk ICI
5. Untuk mendapat warna yang baik, bag yang satu dgn yang lain harus terhubung dan konstruksi
memakai kabel sepatu pada kedua ujungnya
6. Cable tray yg dipasang didlm shaft /pd dinding menggunakan bahan UNP-10 dan dipasang
setiap jarak 1m
7. Kabel yang dipasang diatas tray harus diklem dengan klem kabel
8. Sebelum pemasangan kabel tray harus dikoordinasi dulu dengan instalasi lainnya
9. Kabel tray arah vertical menuju panel lampu menggunakan kabel tray minimum selebar panel
lampu tsb

3.10 Konduit
Konduit instalasi penerangan yang dipakai adalah jenis PVC high impact dan metal plan conduit
dimana diameter minimum1,5 x diameter kabel

19
4.0 PERSARATAN TEKNIS PEMASANGAN
4.1 Panel-panel
1. Panel harus dipasang sesuai petunjuk dari pabrik pembuatnya dan harus rata.
2. Setiap kabel yang masuk/keluar panel harus dilengkapi engan gland dan diberi lapisan seal dari
karet.
3. Untuk panel yang dipasang diluar ruangan type free standing diberi kaki dgn jark minimal 50 cm
4. Semua panel harus ditanahkan

4.2 Kabel-Kabel
1. Semua kabel dikedua ujung diberi tanda kanel mark yang jelas
2. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diisolasi warna untuk mengidentifikasi phasanya
3. Kabel daya yg dipasang di shaft harus dipasang pada tangga kabel
4. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan
5. Untuk dgn diameter 16 mm2 /lebih harus dilengkapi dgn sepatu kabel
6. Pemasangan abel berukuran 70 mm2 harus menggunakan alat press hidraulis
7. Semua kabel harus ditanam pada kedalaman 100 cm minimum
8. Sudut pembelokan kabel feeder harus mengikuti ketentuan dari pabrik
9. Untuk kabel serabut, terminasi kabel harus menggunakan handslip
10. Semua kabel yang berada dalam trench kabel harus diletakkan dlm kabel ladder,
11. Semua kabel yang terpasang pada plafon lewat kabel try dan sudah masuk harga kabel
12. Untuk kabel feeder yg dipasang dlm trench hrs menggunakan kabel ladder
13. Pada route kabel setiap 25 m dan setiap belokan hrs ada tanda jalannya kabel
14. Kabel yg ditanam harus sedalam 60 cm dan diberi pelindung pipa galvanis medium
15. Kabel yang dipasang diatas langit-langit harus diletakkan pada trunking kabel
16. Kabel penerangan yg terletak dirak kabel tidak menggunakanPVC high impact
17. Kabel yg dipasang menembus dinding atau beton harus dibuatkan sleeve
18. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak kontak harus dalam kotak terminal yg terbuat
dari bahan yg sama konduitnya
19. Pemasangan kabel daya harus diberi cadangan kurang lebih 1 m disetiap ujungnya
20. Penyusunan konduit harus rapi dan tidak saling mnyilang
21. Penyambungan kabel untuk penerangan harus dalam kotak penyambungan
22. Kabel yg menuju/keluar dari panl tipe outdoor harus didalam pipa sleeve GIP medium
23. Kabel yg keluar dari trench harus dilindungi dengan GIP medium
24. Kabel instalasu motor didaerah utility harus dipasang dalam metal conduit
25. Kabel PVC high impact conduit yg dipsg pada slap harus diberi saddle spacer
26. Instalasi kabel yg menggunakan PVC high impact conduit tidak dibolehkan melintas diatas
balok.

20
4.3 Kotak-Kontak dan Saklar
1. Kotak-kontak dan saklar yang dipakai adalah type tanam dalam dinding dan dipasang pada
ketinggian 300 mm dari permukaan lantai
2. Kotak-kontak dipasang pada tempat yang lembab harus water tight, industrial type IP 56

4.4 Lampu penerangan


1. pemasangan lampu harus disesuaikan dengan rencana plafon dari arsitek dan disetujui MK
2. lampu tidak diperkenankan memberi beban pada rangka plafon
3. tiang lampu pada bangunan harus dipasang tegak lurus
4. lampu penerangan type fluorescent harus digantung dgn adjustable hanger
5. Flexibel conduit digunakan antara trminasi titik lampu dgn PVC high impact conduit

4.5 Pembumian
1. semua bagian system listrik harus dibumikan
2. Electrode pembumian harus ditanam sedalam minimum 12 m dan mencapai permukaam\nair
tanah
3. tahanan pembumian max. 1 ohm
4. jarak minimum dari electrode adalah 6 m dan disesuikan dengan sifat tanahnya
5. electrode pembumian menggunakan massive copper pipe penampang 1 ½ inch

21
5.0 PENGUJIAN

5.1 Umum
Sebelum semua peralatan dipasang harus diadakan pengujian scr individual parsial .dan baru bisa
dipasang sth dilengkapi sertifikat dari pabrik dan LMK/ PLN. Semua biaya untuk mendapatkan
sertifikat menjadi tanggung jawab pemborong

5.2 Peralatan dan Bahan


Peralatan dan bahan harus diuji

5.2.1 Panel-panel tegangan rendah


Panel harus dilengkapi sertifikat lulus pengujian

5.2.2 Kabel-kabel tegangan rendah


Sertifikat lulus ujian harus dari PLN tentang isolasi kabel tegangan rendah,

5.2.3 Lighting fixtures


Lighting fixtures menggunakan ballast dn kapasitor harus dilakukan pengujian/ pengukuran factor
daya

5.2.4 Motor-motor listrik


Pengukuran tahanan motor listrik harus dilakukan, merger, tes RST Amp, dan Isolasi

5.2.5 Pentanahan/ Grounding


Harus dilakukan pengukuran tahanan maximum 1ohm dan pada saat tidak hujan selama 3 hari

5.2.6 MCB, MCCB, Pembatas Kontac,


Memberikan Jaminan Produk Pabrikan dengan disertakan jaminan keaslian barang yang
dikeluarkan dari pabrikan,
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi.

22
SPESIFIKASI TEKNIK UNTUK PENGADAAN
“INDOOR METAL-ENCLOSED SWITCHGEAR “
TEGANGAN MENENGAH

1. TUJUAN
Spesifikasi teknik ini menjelaskan tentang persyaratan untuk “Indoor Metal Enclosed
Switchgear”.

2. UMUM

2.1. Persyaratan Umum


Switchgear Tegangan menengah akan ditempatkan di dalam gedung yang disediakan secara
khusus.
Switchgear harus metal-enclosed, prefabricated dan modular. Switchgear–switchgear yang
terangkai, yang mana akan di sebut setelah ini dengan sebutan Panel Hubung Bagi, adalah
terdiri dari kompartemen-kompartemen atau unit-unit.
Panel Hubung Bagi dan komponen-komponen harus dapat memenuhi kondisi operasi untuk
daerah panas dan iklim tropis yang lembab.

Peralatan yang akan disuplai memenuhi kriteria sebagai berikut:


 Desain terbuka,
 Mudah untuk memasang,
 Aman dan mudah dioperasikan,
 Desain yang kompak,
 Pemeliharaan berkurang,
 Keselamatan operator.

Panel maker harus dapat membuktikan bahwa ia memiliki pengalaman yang luas di bidang
panel tegangan menengah dan dapat memberikan keterangan bahwa panel-panel tersebut
dapat beroperasi di jaringan PLN dengan baik selama paling sedikit 3 (tiga) tahun.
Barang barang yang ditawarkan diutamakan produksi dalam negeri.
2.2. Standar
Switchgear adalah di rancang dan fabrikasi menurut persyaratan yang di tetapkan dalam
rekomendasi IEC yang terakhir dan bersesuaian, ditambah dengan edisi terakhir yang
memungkinkan di terapkannya standar standar berikut ini :
NF.C Standar (Perancis)
VDE/DIN Standar (Jerman)
BS Standar (Inggris)
NEMA Standar (Amerika Serikat)
JIS Standar (Jepang)

Dan edisi yang disebutkan di dalam spesifikasi ini. Peralatan yang memenuhi standar-standar
berwenang lainnya, yang mana menjamin kualitas yang sama atau lebih daripada standar-
standar tersebut di dalam spesifikasi ini, juga akan di terima.

Rekomendasi IEC dan standar-standar internasional yang berkaitan dengan spesifikasi yang
di hadirkan adalah di usulkan tetapi tidak terbatas pada daftar berikut :

62271-200 High-voltage switchgear and controlgear - Part 200: AC metal-enclosed


switchgear and controlgear for rated voltage above 1 kV and up to and
including 52 kV
62271-1 High-voltage switchgear and controlgear - Part 1: Common specifications
62271-103 High voltage switches for rated voltages above 1 kV and less or equal to 52
kV
62271-105 High voltage alternating current switch-fuse combinations
60255 Electrical relays
62271-100 High-voltage alternating current circuit breakers
62271-102 High-voltage alternating current disconnectors and earthing switches
61869-2 Instrument transformers - Part 1: current transformers
61869-3 Instrument transformers - Part 2: voltage transformers
60044-8 Instrument transformers - Part 8: low power current transducers
62271-206 High-voltage prefabricated switchgear and controlgear assemblies - Voltage
presence indicating systems

IEE-693 2005 IEEE Recommended Practice for Seismic Design of Substations


EN600068-3-3 1993 Environmental testing-Part 3: guidance, Seismic test methods for
equipments

2.3. Kondisi Iklim


1. Geografi
Daerah Khatulistiwa

2. Ketinggian
Kurang dari 1.000 meter di atas permukaan laut.

3. Atmosfer
Kelembaban:
- Rata-rata kelembaban relatif selama periode 24 jam, kurang dari atau sama dengan
95%,
- Rata-rata kelembaban relatif selama 1 bulan, kurang dari atau sama dengan 90%,
- tekanan uap rata-rata selama periode 24 jam, kurang dari atau sama dengan 2,2 kPa,
- tekanan uap rata selama periode 1 bulan, kurang dari atau sama dengan 1,8 kPa

Untuk kondisi ini, kondensasi mungkin kadang-kadang terjadi. Kondensasi dapat


diharapkan di mana perubahan suhu yang tiba-tiba terjadi pada periode kelembaban tinggi.
Pabrikan harus menyediakan instalasi busbar alternatif untuk menahan kondisi lingkungan
yang buruk sebagai pilihan.
Untuk menahan efek kelembaban tinggi dan kondensasi, seperti kerusakan isolasi, harap
memberikan perhatian pada rekomendasi Teknik Sipil untuk desain bangunan atau
ruangan, dengan ventilasi dan instalasi yang sesuai.

Ambient polusi udara:


- tidak ada polusi yang signifikan oleh debu, asap, korosif dan / atau gas yang mudah
terbakar, uap atau garam.

4. Suhu
Jelajah suhu : 16 ºC - 40 ºC
Suhu rata rata dalam 1 tahun : 27 ºC
Suhu rata rata dalam 1 hari : 35 ºC
2.4. Karakteristik Eletrik Tegangan Menengah

 Tegangan Pengenal…………………………………………………………… 24 kV
 Tegangan Pelayanan…………………………………………………………. 20 kV
 Frekwensi Pengenal………………………………………………………….. 50 Hz
 Tegangan ketahahan impuls standard, kering (peak)………………………… 125 kV
 Tegangan ketahanan frekwensi daya dalam 1 menit, kering (rms)………….. 50 kV
 Tegangan ketahanan pada jarak isoalsi ujung ke ujung :
- Tegangan impuls (peak)………………………………………. 145 kV
- Tegangan pada frekwensi daya 1 menit ……………………… 60 kV
 Arus Normal busbar…………………………………………………………. 630 A
 Arus ketahanan hubung singkat 1 detik………………………………………  14,5
kA
 Arus gangguan tanah maksimum untuk 1 detik……………………………… 1 kA
 Tegangan uji pada sirkit sirkit bantu…………………………………………. 2 kV
 Switchgear harus memiliki kinerja internal Arc sebesar 12,5kA/1s pada tiga
kompartemen (1-busbar & 2-switching/disconnecting, dan 3-kabel koneksi) sebagai IAC:
AFL sampai dengan dan termasuk 24KV pada arus pengenal 630A. Tegangan surja
switching pada sakelar pemutus Tenaga (PMT) harus sesuai untuk trafo trafo dengan
pendingin minyak (tanpa arrester) pada 125 kV BIL
3. DESAIN DAN KOMPOSISI

3.1. Desain Panel Hubung Bagi

A. Konstruksi
Panel hubung bagi tegangan menengah harus terdiri dari kompartemen-kompartemen
yang secara lengkap tertutup di dalam selungkup logam termasuk penutup dasarnya.
Panel hubung bagi di fabrikasi dari pelat baja dan terdiri dari kubikel kubikel yang dapat
di tukar-alihkan posisinya.
Kubikel yang dapat di tukar-alihkan harus memiliki dimensi yang standar dan dapat di
gabung secara mudah.
Plat baja yang di gunakan pada konstruksi panel harus secara sempurna datar dan
memiliki ketebalan tidak kurang dari 1,5 mm.

Selungkup dan penyekat harus di buat sedemikian kuat sehingga tumbukan mekanis
sebesar 5 Joule (setara dengan sebuah bola seberat 1,7 kg jatuh dari ketinggian 0,295 m)
tidak menyebabkan terjadinya ketidakefektifan controlgear atau mengubah derajat
proteksi yang ditentukan atau mengurangi jarak rambat atau jarak bebas (clearances) di
bawah nilai yang di tentukan.

Switchgear harus memenuhi persyaratan seismik. Ini harus sesuai dengan persyaratan
seismik sesuai IEEE 693 2005 direkomendasikan praktek desain seismik dari gardu
hingga 0.5g horisontal dan vertikal 0.4g.

B. Derajat Proteksi
Derajat proteksi atau perlindungan manusia terhadap bahaya berdekatan dengan bagian
bagian bertegangan dan bagian bagian bergerak harus memiliki minimal IP3X untuk
selungkup dan IP3X untuk dinding pemisah/penyekat.
Sebuah benda dengan diameter 2,5 mm tidak boleh masuk ke dalam panel hubung bagi.
Hal ini untuk pengaman terhadap masuknya binatang binatang kecil ke dalam
kompartemen.
C. Akses ke kompartemen-Kompartemen

C.1. Kompartemen Switchgear


Kompartemen-kompartemen ini memenuhi koneksi-koneksi kabel, isolator, sakelar
pemutus beban (LBS), sakelar pemutus tenaga (CB), sakelar pentanahan, sekering-
sekering, trafo ukur dan rele-rele.

Akses ke perlengkapan yang terpasang di dalam kompartemen-kompartemen ini


adalah dengan cara membuka pintu atau penutupnya.
Akses secara sebagian atau lengkap kedalam kompartemen switchgear oleh
operator harus dimungkinkan hanya jika seluruh perlengkapan yang terhubung ke
sirkit di luar kompartemen.
Interlock jenis mekanis harus melarang akses ke kompartemen switchgear jika
kondisi kondisi berikut tidak di penuhi :
 Sakelar (LBS,DS, dsb.) pada posisi terbuka/keluar
 Sakelar pentanahan pada posisi tertutup / masuk
 Adanya bagian bagian penghantar yang berada di luar kompartemen dalam
keadaan di bumikan
Penutupan pintu atau penutup tidak memungkinkan di lakukan kecuali sakelar
pentanahan dalam posisi masuk/tertutup.
Namun demikian, sakelar pentanahan harus memungkinkan dapat dibuka selagi
pintu dalam kondisi terbuka.

C.2. Kompartemen Busbar


Penutup dan penyekat pada kompartemen ini terpasang kencang dan tidak dapat di
buka kecuali menggunakan peralatan (sebagai contoh pengencangan dengan sekrup
berkepala segi enam).
Modifikasi atau penggantian bagian pada busbar mensyaratkan seluruh Panel
Hubung Bagi dalam kondisi “ mati”.

D. Pengaman Operator Terhadap Gangguan Internal


Setiap overpressure disengaja karena busur internal dalam satu dari tiga (1-busbar & 2-
switching / disconnecting, dan 3-kabel koneksi) kompartemen fungsi harus tahan, dan
gas akan buang ke parit kabel atau terowongan ke atas untuk membiarkan keluar dari
ruangan listrik melalui saluran di belakang masing-masing bilik di switchboard.
Tidak ada penguatan tambahan harus diperlukan di ruang listrik.

Produsen harus memberikan laporan uji tipe untuk membuktikan kepatuhan dengan IEC
62271-200 Lampiran A untuk dua kinerja internal Arc yang berbeda;
 IAC: A-FL di 12.5kA / 1s with downstream exhaust,

E. Tuas Pengontrol (Control Levers)


Tuas pengontrol untuk sakelar pemisah/pemutus akan lebih di sukai apabila pada posisi
atas ketika sakelar berada dalam posisi ‘menutup” dan pada posisi rendah ketika sakelar
berada dalam posisi “membuka”.
Tenaga yang di butuhkan operator dalam mengoperasikan tuas harus tidak melebihi 250
N.
Arah perputaran engkol harus sedemikian sehingga tidak mentok ke tembok atau ke
pintu yang terbuka dari kompartemen yang berdampingan.
Posisi seluruh peralatan pemisah/pemutus harus secara jelas dan secara otomatis
ditunjukkan pada diagram mimik yang mana harus terdapat di muka kubikel.

F. Mekanisme Pengontrol (Control Mechanism)


Mekanisme pengontrol untuk sakelar pemidsah/pemutus, harus dari jenis pengoperasian
manual mandiri.
Pengoperasian sakelar pemisah/pemutus harus dilakukan tanpa memasuki kompartemen
switchgear.
Komponen komponen pada mekanisme kontrol atau peralatan pengunci dan komponen
komponen yang berhubungan dengannya, dirancang dan dikonstruksi sedemikian
sebagaimana untuk menyediakan suatu faktor keselamatan 3 dalam kaitannya dengan
deformasi permanen atau putusnya transmisi (bergantung materialnya) di dalam kondisi
yang paling tidak di sukai dari suatu gaya 250 N yang di terapkan pada engkol /tuas
pengontrol.
Peralatan interlocking (Saling kunci) harus memiliki faktor keselamatan yang lebih
tinggi daripada mekanisme kontrolnya.
Posisi peralatan pemisah/pemutus termasuk isolator, harus dapat di lihat dengan salah
satu cara berikut :
 Ujung kontak bergerak dalam posisi terbuka memungkinkan di lihat melalui
“jendela tembus pandang” yang tersedia di depan selungkup / pintu kubikel
 Sekat yang dapat di lihat secara jelas, dapat di sisipkan diantara kontak-kontak
tetap dan kontak-kontak bergerak
 Pemisahan dengan cara peralatan ditarik keluar
 Pembukaan kontak- kontak di perlihatkan oleh suatu peralatan penunjuk untuk
masing masing kutub atau untuk ketiga kutub bersama, bergantung pada
konstruksinya
 Perlengkapan penunjuk ini harus dihubungkan secara langsung ke kontak – kontak
bergerak dengan hubungan yang kencang sehingga tidak dapat di ubah-ubah
penyetelannya.

G. Label Informasi
Pelat informasi yang menunjukkan fungsi dari peralatan yang terdapat pada berbagai
kompartemen adalah dipasang di depan panel switchgear.
Informasi yang menunjukkan posisi buka/tutup dan arah perputaran untuk
pengoperasian buka/tutup CB,LBS, DS dan sakelar pentanahan harus ditempatkan
berdekatan dengan masing-masing sakelar yang bersangkutan sehingga mudah diketahui
oleh operator.
Pelat informasi harus ditulis dalam bahasa Indonesia.
Pelat identifikasi berukuran 110 x 40 mm di pasang dengan sekrup di depan masing
masing kubikel.

H. Dimensi
Dimensi keseluruhan dari satu unit sakelar pemutus beban (LBS) harus tidak melebihi :
 Tinggi (Height) : 1.600 mm
 Kedalaman (Depth) : 1.000 mm
 Lebar (Width) : 500 mm
Sedangkan untuk circuit breaker (tanpa LV Box ) adalah sebagai berikut :
 Tinggi (height) : 1.600 mm
 Kedalaman (Depth) : 1.300 mm
 Lebar (Width) : 750 mm
Lebar 500 mm harus di pertimbangkan bahwa ruangan cukup untuk seorang pemasang
kabel pada saat berada di dalam kubikel untuk pemasangan terminasi panel.

“Lifting Lugs” yang dapat dilepas untruk fasilitas pengangkutan kubikel, harus di
sediakan dan terpasang di atas masing masing kubikel

I. Pengecatan dan Perlindungan Terhadap Korosi


Panel Hubung Bagi sebagaimana secara keseluruhan harus memiliki konstruksi yang di
rancang untuk pemakaian di daerah panas dengan iklim tropis yang lembab, juga harus
di sediakan anti “condensation heater” pada masing masing kubikel dengan daya tidak
melebihi dari 50 W, namun mampu menjamin dalam hal mengatasi persoalan
kelembaban.
Pengerjaan terhadap seluruh pelat baja yang di gunakan harus secara hati hati di proteksi
terhadap korosi dan di cat sebelum dilakukan perakitan.
Selungkup, penutup dan dinding pemisah, harus dilapis dua kali pada pengecatan akhir.
Metoda perlindungan terhadap korosi dan pengecatan yang di ajukan, harus dijelaskan
di dalam penawaran.
Mur dan baut yang digunakan didalam konstruksi, harus sesuai dengan Standard ISO
(metrik) dan harus di proteksi terhadap karat.

J. Medium Isolasi / Pemutusan Busur Api


Medium isolasi/ pemutusan busur api harus dari jenis gas SF6 baik untuk sakelar
pemutus tenaga (CB) maupun Sakelar Pemutus Beban (LBS).
4. SPESIFIKASI KUBIKEL 20 KV

4.1. Unit Incoming Load Break Switch


 1 set busbar 630 A
 1 LBS tiga kutub 24 KV dengan kontrol manual :
- Arus Pengenal ……………………………………………………........ 630 A
- Arus ketahanan waktu singkat 1 detik …………………………………  14,5 kA
- Kapasitas Pemasukkan ……………………………………………….. 31,5 kA
- Kapasitas pemutusan beban aktif utama………………………………. 630 A
(faktor daya = 0,7 )
- Kapasitas pemutusan pengisian kabel ………………………………… 25 A
 1 Sakelar pentanahan tiga kutub dengan kontrol manual
 3 perlengkapan kontrol tegangan dengan lampu neon sebagai indikator tegangan
 Ruangan dan penahan/penjepit kabel harus di sediakan pada bagian bawah kubikel untuk
pemasangan 3 terminal inti tunggal, untuk kabel tegangan menengah yang di isolasi
dengan bahan dieletrik padat

4.2. Unit Voltage Transformer – Metering Panel


 1 set busbar 630 A
 1 Sakelar pemisah tiga kutub 24 KV dengan kontrol manual ;
- Arus pengenal ……………………………………………………….. 100 A
- Arus ketahanan waktu singkat 1 detik ……………………………  14,5 kA
- Arus ketahanan puncak ……………………………………………… 31,5 kA
 3 Sekering HRC (Kapasitas pemutus tinggi)
- Arus pengenal ………………………………………………………. 6,3 A
- Kapasitas pemutusan ………………………………………………..  14,5 kA
 3 Trafo tegangan
- Rasio ………………………………………………………… 15.000 – 20.000/ 100 V
3 3
- Burden pengenal …………………………………………………. 30 –50 VA
- Kelas Akurasi …………………………………………………….. 0,5 (IEC 61869-3)
 3 Sekering TR untuk fasa dan satu link untuk netral sirkit sekunder. Sekering – sekering
ini ditempatkan di dalam sebuah penutup
4.3 Unit Circuit Breaker Incoming / Outgoing
 1 set busbar 630 A
 2 Sakelar pemisah tiga kutub 24 KV dengan kontrol manual :
- Arus pengenal …………………………………………………….. 630 A
 1 sakelar pemutus tenaga (CB) tiga kutub 24 KV dari jenis SF6 dengan kontrol manual,
disediakan dengan tripping koil dan indikator posisi mekanis :
- Arus pengenal ……………………………………………………. 630 A
- Kapasitas pemutusan …………………………………………  14,5 kA pada 24 KV
- Kapasitas pemasukkan (peak)…………………………………... 31,5 kA
- Kapasitas pemutusan trafo beban nol ………………………… 16 A
- Kapasitas pemutusan pengisian kabel ………………………… 25 A
 2 sakelar pentanahan tiga kutub dengan kontrol manual
 3 trafo arus rasio dengan dua inti yang mana harus ditempatkan pada posisi outgoing :

Arus Primer Arus Sekunder Burden Pengenal


10 - 20 A 5-5A 1 inti 7,5 VA Cls. 0,5
1 inti 5 VA 5P10
25 - 50 A 5-5A 1 inti 10 VA Cls. 0,5
1 inti 5 VA 5P10
50 – 100 A 5-5A 1 inti 30 VA Cls. 0,5
1 inti 7,5 VA 5P15
75 – 150 A 5-5A 1 inti 30 VA Cls. 0,5
1 inti 7,5 VA 5P15
100 - 200 A 5-5A 1 inti 30 VA Cls. 0,5
1 inti 7,5 VA 5P15
200 - 400 A 5-5A 1 inti 30 VA Cls. 0,5
1 inti 7,5 VA 5P15
300 - 600 A 5-5A 1 inti 30 VA Cls. 0,5
1 inti 7,5 VA 5P15
 Kapasitas ketahanan arus lebih …………………………………………. 100 In – 1 detik

Sebagai alternatif dari blok trafo arus, direkomendasikan menggunakan LPCT dengan
range rasio yang lebar. LPCT adalah sensor magnetik yang memberikan output tegangan
yang mewakili arus utama, dan harus memenuhi karakteristik switchgear dari sisi
kemampuan hubung singkat, sesuai dengan IEC 60044-8.
Ini akan mudah diinstal, dan akan koneksi langsung (memasukkan) untuk rele proteksi
SEPAM.

Note : Pada Panel MV tipe Incoming SF6 Breaker yang tidak menggunakan metering
(Analog & Power Meter) LPCT bisa koneksi langsung dengan rele proteksi SEPAM
sehingga tidak perlu menggunakan CT type blok trafo arus. Akan tetapi jika Panel MV
Incoming tyie SF6 Breaker menggunakan Metering, maka harus menggunakan CT
type blok trafo arus.

 Rele arus lebih fasa-fasa “definite time“ gangguan tanah “definite time“ dan beban lebih
“inverse time“. Rele ini harus dapat di setting untuk karakteristik sebagai berikut :

Arus Pengenal Waktu trip


1,05 In Sesudah 60 menit
1,2 In Sesudah 60 menit
1,5 In Sesudah 2 menit
4 In Pemutus momen

Rele ini harus di catu dari trafo atas atau LPCT. Arus dan seting waktu dapat diatur
secara tersendiri. Rele harus disediakan dengan fasilitas untuk pengujian arus dan untuk
pengujian penjatuhan (current test terminal boxes).

4.3 Unit Outgoing Load Break Switch


 1 set busbar 630 A
 1 LBS tiga kutub 24 KV dengan kontrol manual :
- Arus Pengenal ……………………………………………………... 630 A
- Arus ketahanan waktu singkat 1 detik ………………………………  14,5 kA
- Kapasitas Pemasukkan ……………………………………………….. 31,5 kA
- Kapasitas pemutusan beban aktif utama………………………………. 630 A
(faktor daya = 0,7 )
- Kapasitas pemutusan pengisian kabel ………………………………… 25 A

 1 Sakelar pentanahan tiga kutub dengan kontrol manual


 3 Sekering HRC (Kapasitas pemutus tinggi/Fuse)

- Arus pengenal pada Fuse

Kapasitas Transformer Arus Pengenal /Fuse


<= 125 kVA 6.3 A
160 – 315 kVA 16 A
400 – 630 kVA 31.5 A
800 – 1000 kVA 43 A
1250 kVA 63 A
1600 – 2000 kVA 80 A
2500 kVA 100 A

- Kapasitas pemutusan ………………………………………………..  14,5 kA

 3 perlengkapan kontrol tegangan dengan lampu neon sebagai indikator tegangan


 3 Meter Arus dan trafo arus rasio yang mana harus ditempatkan pada posisi outgoing.
 1 Shunt Trip Coil dan kontak bantu
 Ruangan dan penahan/penjepit kabel harus di sediakan pada bagian bawah kubikel untuk
pemasangan 3 terminal inti tunggal, untuk kabel tegangan menengah yang di isolasi
dengan bahan dieletrik padat

5. Rele Proteksi dan Alat Pengukuran


5.1 Rele Proteksi
A. Rele-rele proteksi yang digunakan harus dari jenis “static modular” atau integrated
digital” dan harus sesuai dengan Standar IEC 255 untuk kondisi lingkungan
seperti :
 IEC 255-4, Ketahanan impuls : 5 kV
 IEC 255-22-1 Gelombang 1 Mhz : Class III
 IEC 255-22-4 Transien : Class IV
 IEC 255-22-3 Radiasi elektromagnetik : 20 V/m minimum (30 V/m
lebih baik)

B. Rele-rele proteksi harus dari jenis “flush mounting”, dan dapat ditarik keluar
(“disconnectable / withdrawable) tanpa memutuskan rangkaian arusnya.

C. Konektor rele harus dapat mengakomodasi kabel sampai dengan ukuran 2,5 mm2
untuk rangkaian kontrol dan 6 mm2 untuk rangkaian arus.

D. Kontak keluaran rele harus mampu menahan arus steady state sebesar 8 Ampere.

E. Untuk keperluan koordinasi rele, rele proteksi di sisi bawah harus dapat di
koordinasikan dengan rele proteksi di sisi atasnya.

F. Rele proteksi harus dilengkapi dengan indikator gangguan di depan relenya, dan
menunjukkan jenis gangguan yang terjadi.

G. Rele proteksi harus dilengkapi dengan “self monitoring system”, dan indikator
yang menunjukan kondisi operasi rele dalam keadaan baik atau terjadi gangguan.

Jika dibutuhkan, fasilitas kontrol dan komunikasi untuk keperluan Gardu Induk Tanpa Orang
(GITO) harus disediakan

Pemasok rele proteksi harus mempunyai sertifikat ISO 9002.

1 Karakteristik Rele Proteksi – S20


 Jenis Kurva untuk Over Current (50/51) dan Earth Fault (50N/51N) :
- Definite, Inverse, Very Inverse, Extremely Inverse, dan Ultra Inverse
- Karakteristik Over Current (50/51):
- Definite Time : 0,3 In <= Is <= 24 In (Ampere)
- IDMT : 0,3 In <= Is <= 2,4 In (Ampere)
- Step Penyetelan : 1 Ampere atau 1 digit
- Kelas Ketelitian : ±5%
- % Pick up : 93,5 % ± 5 %
- Waktu Tunda
 Definite Time : 50 mdetik sampai dengan 655 detik
 IDMT : 100 mdetik sampai dengan 12,5 detik
 Step Penyetelan : 10 mdetik
 Karakteristik Earth Fault (50N/51N)
- Definite Time : 0,05 Ino <= Iso <= 10 Ino
- IDMT : 0,05 Ino <= Iso <= Ino
- Step Penyetelan : 0,1 Ampere
- Kelas Ketelitian : ±5 %
- % Pick up : 93,5 % ± 5 % untuk Iso > 0,1 Ino

2 Alternatif - Karakteristik Rele Proteksi – S240


 Jenis Kurva untuk Over Current (50/51) dan Earth Fault (50N/51N) :
- Definite, Inverse, Very Inverse, Extremely Inverse, dan Ultra Inverse
 Karakteristik Over Current (50/51):
- Definite Time : 0,3 In <= Is <= 24 In (Ampere)
- IDMT : 0,3 In <= Is <= 2,4 In (Ampere)
- Step Penyetelan : 1 Ampere atau 1 digit
- Kelas Ketelitian : ±5%
- % Pick up : 93,5 % ± 5 %
- Waktu Tunda
 Definite Time : 50 mdetik sampai dengan 655 detik
 IDMT : 100 mdetik sampai dengan 12,5 detik
 Step Penyetelan : 10 mdetik
 Karakteristik Earth Fault (50N/51N)
- Definite Time : 0,05 Ino <= Iso <= 10 Ino
- IDMT : 0,05 Ino <= Iso <= Ino
- Step Penyetelan : 0,1 Ampere
- Kelas Ketelitian : ±5 %
- % Pick up : 93,5 % ± 5 % untuk Iso > 0,1 Ino
 Karakteristik Directional Earth Fault (67N)
- Penyetelan Arus : 0,05 Ino <= Iso <= 10 Ino
- Penyetelan Sudut : 0 0, 30 0, 45 0, 60 0, 90 0, - 45 0
- Kelas Ketelitian : ±5%
- % Pick up : 93,5 % ± 5 %
- Waktu Tunda : 50 mdetik sampai dengan 655 detik
 Step Penyetelan : 10 mdetik
 Karakteristik Recloser (79)
- Jumlah Siklus : 4 kali
- Waktu Tunda : 100 mdetik sampai dengan 655 detik
 Step penyetelan : 10 mdetik
 Karakteristik Over Voltage (59)
- Penyetelan Tegangan : 50 % Un sampai dengan 150 % Un
- Kelas Ketelitian : ±1%
- % Pick up : 97 % ± 1 %
- Waktu Tunda : 50 mdetik sampai dengan 655 detik
 Step Penyetelan : 10 mdetik

 Karakteristik Under Voltage (27)


- Penyetelan Tegangan : 5 % Un sampai dengan 100 % Un
- Kelas Ketelitian : 1.5 % Un
- Waktu Tunda : 50 mdetik sampai dengan 655 detik
 Step Penyetelan : 10 mdetik
 Karakteristik Thermal Image (49)
- Penyetelan Arus : 50 % Ib sampai dengan 200 % Ib
- Kelas Ketelitian : 1%
- Konstanta waktu T1 : 5 menit sampai dengan 120 menit
- Konstanta waktu T2 : 5 menit sampai dengan 600 menit

5.2 Alat-alat Pengukuran


Semua alat-alat pengukuran harus dari jenis digital atau yang sejenis sesuai dengan
trafo arus dan trafo tegangan yang berhubungan, dan hasil pengukuran didapat
dengan cara pengalian nilai pembacaan dengan suatu faktor tertentu tidak
diperbolehkan.
Alat-alat pengukuran harus dirancang dan tahan terhadap kondisi lingkungan di
daerah tropis dengan kelembaban yang tinggi.
Kelas ketelitian dari alat-alat pengukuran harus tidak kurang dari satu persen.
Jika di lapangan ditemukan ketelitian alat-alat pengukuran lebih dari dua persen,
maka meter tersebut akan dikembalikan kepada pemasok untuk dikalibrasi ulang
atau diganti dengan yang baru tanpa tambahan biaya ke pemilik (PLN). Semua alat
pengukuran harus dirancang untuk dihubungkan dengan sisi sekunder trafo arus
sebesar lima ampere.

Energi meter (kWh dan kVarh harus dari jenis “induction disc three phase
unbalance load”, terdiri dari tiga elemen dan terpasang pada rumah metal yang
kuat. Setiap energi meter harus dilengkapi dengan satu “cyclo meter register” yang
mempunyai tidak kurang dari tujuh nomor dengan roda (6 nomor ditambah 1 digit).

Jika alat-alat pengukuran letaknya tidak berada pada lokasi yang sama dengan
switchgearnya, fasilitas pada switchgear yang bersangkutan harus disediakan untuk
keperluan tersebut.
Jika dibutuhkan, transducer atau fasilitas yang setara harus disediakan untuk
keperluan pengukuran dan pengendalian jarak jauh.
6. Kelengkapan Kompartemen Tegangan Rendah

Setiap kubikel harus dilengkapi dengan kompartemen tegangan rendah, yang memuat
semua peralatan tegangan rendah beserta kelengkapannya, seperti rele-rele proteksi ,
peralatan-peralatan pengukuran dan blok-blok terminal.
Semua indikasi harus terlihat dari depan kubikel. Peralatan tegangan rendah
dihubungkan dengan pemutus tenaga melalui sebuah konektor tegangan rendah (Plug-in
Connector), dan dilengkapi dengan fasilitas pengunci yang mencegah pemasukan
pemutus tenaga sebelum pemutus tenaga tersebut disambungkan dengan konektornya.

Di depan panel, pada kompartemen tegangan rendah, indikasi dan alat-alat kontrol yang
harus disediakan adalah sebagai berikut :
 Tombol kontrol pemutus tenaga
 Jika diperlukan, tombol pemilih posisi lokal / remote
 Blok terminal uji pada rangkaian rele proteksi.
Blok terminal uji ini harus disediakan untuk menguji unjuk kerja dari rele proteksi.
Pada saat pengujian unjuk kerja rele proteksi, suatu konektor khusus harus disiapkan
untuk hubung singkat rangkaian sekunder trafo arus dan trafo tegangan.
 Semua kubikel harus dilengkapi dengan tiga buah neon indikator yang akan
menyala ketika tegangan fasa-fasa mencapai 13 kV. Neon indikator dihubungkan
dengan “capacitive dividers” yang terletak di dalam kabel kompartemen.
 Lampu indikasi yang menunjukan posisi dari pemutus tenaga
 Lampu warna merah untuk posisi tertutup
 Lampu warna hijau untuk posisi terbuka

Di dalam kompartemen tegangan rendah harus dilengkapi dengan :


 Blok terminal di atas setiap kubikel yang membentuk rangkaian kabel tegangan
rendah sepanjang Panel Hubung Bagi. Penghubung blok-blok terminal ini dirancang
untuk memungkinkan pemisahan diantara kubikel-kubikel tersebut.
 Jika diperlukan, untuk keperluan pengukuran dan pengendalian jarak jauh harus
disediakan blok terminal.
Luas penampang kawat tembaga yang digunakan di dalam ruang kompartemen tegangan
rendah memiliki ukuran tidak kurang dari :
 6 mm2 untuk rangkaian yang dihubungkan dengan trafo arus.
 2.5 mm2 untuk rangkaian yang dihubungkan dengan trafo tegangan
 1.5 mm2 untuk rangkaian lainnya.
Sesuai dengan IEC 695 : 22-1 kawat tembaga tegangan rendah harus diisolasi dengan
PVC yang berwarna hitam, dengan tingkat insulasi 1000 Volt.
Kedua ujung kabel yang digunakan untuk rangkaian arus, rangkaian tegangan, maupun
rangkaian kontrol harus diberi tanda, sehingga memudahkan dalam instalasi dan
pengujian.
7. Pengujian Jenis dan Pengujian rutin
Pemasok harus melengkapi penawarannya dengan sertifikat pengujian jenis sesuai dengan
standar IEC 298, dan pengujian rutin yang dilakukan di pabrik.
Jika dikehendaki PLN dapat menyaksikan pengujian rutin yang dilakukan oleh pabrik.
Sertifikat pengujian jenis untuk switchgear dan pemutus tenaga yang dimaksud antara lain
untuk :
 Pengujian ketahanan tegangan impuls standar
 Pengujian ketahanan tegangan frekwensi daya dalam 1 menit
 Pengujian kekuatan mekanis dalam operasi
 Pengujian kenaikan suhu
 Pengujian ketahanan arus hubung singkat

Pengujian jenis khusus untuk pemutus tenaga antara lain :


 Pengujian untuk kemampuan pemutusan dan penyambungan arus hubung singkat
puncak

Pengujian jenis khusus untuk sakelar pentanahan antara lain :


 Pengujian untuk kemampuan penyambungan arus hubung singkat puncak

Pengujian rutin untuk switcgear dan pemutus tenaga antara lain :


 Pengujian ketahanan tegangan frekwensi daya dalam 1 menit
 Pengujian ketahanan tegangan pada rangkaian bantu tegangan rendah
 Pengujian operasi mekanis pada pemutus tenaga dan fasilitas saling-kunci.
 Verifikasi sistem pengabelan dengan diagramnya.
 Verifikasi kontinuitas rangkaian pentanahan.
 Pencocokan kesesuaian switchgear dan pemutus tenaga dengan spesifikasinya.
8. Program Jaminan Kualitas

Pemasok harus mempunyai program yang menjamin kualitas dari peralatan yang
dihasilkan dimulai dari rancangan, pengembangan, produksi, instalasi dan pelayanan
purna jual, sehingga sesuai dengan spesifikasi ini, dan standar internasional seperti ISO
9001 atau Standar Nasional Indonesia (SNI-19-9001).
Program jaminan kualitas tersebut harus diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional,
atau oleh badan badan internasional lainnya yang telah diakui secara internasional.
Pemasok harus melampirkan sertifikat ISO 9001 tersebut dalam penawarannya.
DESAIN KELISTRIKAN KAMAR OPERASI

Spesifikasi Umum
1. Prinsip umum
Instalasi kelistrikan harus memenuhi atau melampaui persyaratan standar internasional IEC 60364-7-
710 dan atau peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 2306/MENKES/PER/XI/2011.
Ketersediaan dan kualitas daya listrik sangat penting untuk keselamatan pasien saat menjalani suatu
operasi. Instalasi listrik di Kamar Operasi harus memastikan kesinambungan perawatan sekaligus
memberikan perlindungan terhadap kemungkinan sengatan listrik dalam semua kondisi; oleh karena itu,
solusi yang diterapkan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Availability Energi. Untuk lingkungan dengan Criticality level 1 desain kelistrikan harus
memenuhi persyaratan IEC 60364-7-710. Persyaratan “outage kurang dari 0.5 detik” hendaknya
diatasi oleh UPS dengan static switch. Sedangkan “daya tahan 3 jam” dapat dipenuhi dengan
generator back-up di sisi upstream.
Suplayer harus menyediakan kalkulasi “Dependability” menggunakan metode MTBF (Mean time
between failure) dalam hal gangguan. Kinerja yang diharapkan, durasi “Unavailability” pada IT
outlet harus lebih kecil dari 0.04 menit/tahun.

b. Perlindungan terhadap sengatan listrik. Berdasarkan standard IEC 60364-7-710, solusi untuk
suplay ke grup 2 (grup 2 adalah peralatan medik yang masuk ke dalam tubuh) adalah dengan trafo
isolasi yang dilengkapi dengan gawai monitor insulasi (GMI) yang terpasang permanen.

2. Panel Elektrik untuk Kamar Operasi.


Berdasarkan IEC standar, panel kamar operasi disuplay oleh 2 sumber energy terpisah. “Suplay utama”
adalah suplay yang datang langsung dari sistem backup UPS. Sedangkan “Suplay darurat” datang dari
sistem suplay cadangan.
- Pada saat terjadi gangguan “suplay utama”, sebuah Automatic Changeover Switch harus mampu
memindahkan suplay dari sumber utama ke suplay cadangan dalam waktu kurang dari 30ms. Waktu
transfer dari Utility ke Genset harus dibatasi maksimum 10 detik.
- Total diskriminasi gangguan dikelola di sisi up-stream panel isolasi, dengan rating Circuit Breaker
lebih besar dari 63A dan kurva D, untuk mencegah tripping akibat arus inrush.
- Wiring hendaknya memenuhi rekomendasi PUIL 2011/IEC 60364-4-44, IEC 61000-6-2 dan IEC
61000-6-3.
- Peralatan proteksi listrik harus dapat diakses oleh staf maintenance tanpa resiko kontak langsung
dengan bagian bertegangan. Selain itu jalur komunikasi dan power harus melalui jalur terpisah.
- Perambatan induksi medan elektromagnet harus dicegah dengan sistem pemisahan secara fisik
(sesuai dengan SNI-IEC 61439-1&2)
- Setiap panel harus memiliki minimal 12 pemutus arus output untuk sistem IT, dan 3 breaker output
untuk sistem TNS. Tiap pemutus arus untuk output ini memiliki kurva pemutus tipe C.
- Panel memiliki ketahanan mekanikal IK10 sesuai standar IEC 62262 (2002).

3. Trafo Isolasi
Perlidungan terhadap sengatan listrik dicapai dengan pemasangan Trafo Isolasi untuk ruang operasi.
Trafo isolasi yang digunakan hendaknya memenuhi persyaratan berikut
- Trafo memenuhi persyaratan IEC 61558-2-15
- System grounding sekunder sesuai dengan panduan dari IEC 60364-7-710
- Trafo satu fasa 230/230V
- Insulasi trafo kelas H
- Kebisingan maksimum 30dB pada jarak 1 meter
- Belitan primer dan sekunder terpisah total
- Terdapat faraday screen pemisah antara belitan primer dan belitan sekunder
- Sistem cooling menggunakan aliran udara alami. Tidak diperbolehkan menggunakan kipas
tambahan.
- Monitoring suhu operasi trafo menggunakan bimetal strip.
- Rangkaian sisi sekunder tidak memiliki common point dengan rangkaian sisi primer, baik berupa
device ataupun titik grounding.

4. Gawai Monitor Isolasi


Gawai monitor Isolasi yang digunakan harus memenuhi persyaratan IEC 60364-7-710. Menggunakan
metode injeksi arus bolak-balik frekuensi rendah atau DC . Parameter impendasi sistem (dalam Ohm)
ditampilkan pada layar gawai.
- Impedans arus bolak-balik (Zi) dari gawai tersebut paling sedikit 100 kOhm.
- Voltase ukurnya harus maksimal 25 V dc;
- arus ukur tidak boleh melebihi 1 mA, juga pada keadaan hubung pendek sempurna ke bumi, dari
salah satu fase.
- Mampu menampilkan impedansi sampai dengan 10MOhm
- Harus ada isyarat bila resistansi insulasi turun sampai 50kOhm
- Waktu respon gawai dari kejadian gangguan harus kurang dari 1 detik.
- Memonitor kapasitas pemakaian dan juga suhu operasional trafo.
- Gawai dilengkapi dengan log alarm.
- Gawai telah dilengkapi dengan modul komunikasi RS485
Sesuai dengan standar IEC 60364-7-710 dan peraturan Menkes RI, untuk setiap sistem IT medik, ruang
operasi atau kumpulan ruang operasi, harus dipasang perangkat pemberi sinyal ke sebuah ruangan dan
dalam ruang itu harus selalu ada petugas. Perangkat pemberi sinyal ini harus terintegrasi dengan sistem
perangkat lunak basis data yang akan merekam semua parameter di setiap ruang operasi termasuk:
- Kondisi insulasi ruang operasi
- Kondisi pembebanan trafo isolasi
- Kondisi lingkungan pasien (suhu, kelembaban ruangan)
- Kondisi gas medik
- Waktu (durasi) operasi, dll

5. Display dan Remote control di Kamar Operasi


Remote display analog di setiap ruang operasi yang memberikan status isolasi listrik, yang terdiri dari:
- Lampu hijau : Kondisi operasi normal dan aman
- Lampu oranye : Alarm gangguan isolasi pada sistem IT.
- Lampu merah : Alarm gangguan akibat trafo overload, atau overheat, atau tripping
pemutus arus.
- Buzzer : beroperasi sinkron dengan alarm
- Tombol tekan test : tombol untuk pengetesan isolasi
- Tombol tekan alarm : untuk mematikan suara alarm, tetapi tidak untuk memutus alarm

Selain display analog, secara terpisah, setiap kamar operasi juga dilengkapi dengan layar sentuh digital
yang memuat informasi sebagai berikut
- Monitoring status panel isolasi, level insulasi
- Monitoring suhu ruangan operasi, kelembaban, AHU status
- Monitoring level gas medik
6. Fault Locator
Gawai monitor insulasi harus dilengkapi dengan fault locator, yang berfungsi untuk diagnostik
gangguan insulasi dan menginformasikan pemutus arus mana yang mengalami gangguan. Fault locator
terpasang di panel.
7. Standard yang digunakan
 IEC 61439-1 and -2
"Low-voltage switchgear and control gear assemblies - General Rules" and "Low-voltage
switchgear and control gear assemblies - Power switchgear and control gear assemblies".
 IEC 60364-7-710
"Electrical installations of buildings - Requirements for special installations or locations - Medical
locations".
 IEC 61557-8
"Electrical safety in low-voltage distribution systems up to 1000 V AC and 1500 V DC - Equipment
for testing, measuring or monitoring of protective measures - Part 8: Insulation monitoring devices
for IT systems".
 IEC 61558-2-15
"Safety of power transformers, power supply units and similar - Part 2-15: Particular requirements
for isolating transformers for the supply of medical locations".
 IEC 60364-4-44
"Low-voltage electrical installations - Protection for safety - Protection against voltage disturbances
and electromagnetic disturbances".
 IEC 61000-6-2
"Electromagnetic compatibility (EMC) – Generic standards – Immunity for industrial
environments".
 IEC 61000-6-3
"Electromagnetic compatibility (EMC) – Generic standards – Emission standard for residential,
commercial and light-industrial environments".
 2306/MENKES/PER/XI/2011
“Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia” PERSYARATAN TEKNIS PRASARANA
INSTALASI ELEKTRIKAL RUMAH SAKIT
PEKERJAAN TATA UDARA

1. IZIN - IZIN DAN PERSYARATAN - PERSYARATAN


a. Pemborong harus mempunyai pengalaman yang cukup dalam melaksanakan pekerjaan
intalasi Air Conditioning Ventilasi yang sejenis Lantai dalam bangunan bertingkat.
b. Pada dasrnya pelaksanaan pemasangan intalasi harus memenuhi peraturan-peraturan dan
standart-standart sebagai berikut :
 A.S.H.R.A.E.
 S.M.A.C.N.A.
 P.U.I.L.
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Trasmigrasi No. : Per 05/MEN/1985.
 Peraturan aslinya yang dikeluarkan oleh Instansi yang berwenang seperti Dinas
Tenaga Kerja, PLN.
 Permenkes Terbaru.
 Petunjuk dari Pabrik pembuat peralatan.

publikasi, code dan standard yang berlaku di Indonesia wajib dijadikan pedoman untuk
instalasi perlatan ini. Berikut refrensi yang berluk antara lain :

a. Peratuuran menteri kesehatan Indonesia nomor 24 tahun 2016 tentang persyaratan


teknis bangunan dan prasarana rumah sakit
b. Pedoman Teknis bangunan rumah sakit ruang operasi, kementrian kesehatan RI tahun
2012
c. HVAC Design Manual for Hospitals and Clinics
d. Pedoman Plumbing Indonesia
e. Keputusan / peratuuran mentri , gubernur dan pemerintah daerah
f. Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang
g. Petunjuk dari pabrik pembuat peralatan
Kondisi Udara Luar
Temperatur : 33 - 37°C
Relative Humidity : 75 – 80 % RH

1
Kondisi Dalam Ruangan
Ruang Temp Relative humidity
(°C) (%RH)
Ruang OK, Infectious 22 ± 1 50 ± 5
Ruang Pasien 24 ± 1 55 ± 10
Ruang Dokter / Perawat 24 ± 1 55 ± 10
Ruang poliklinik 24 ± 1 55 ± 10
Ruang tunggu 24 ± 1 55 ± 10
Ruang rapat 24 ± 1 55 ± 10
Ruang admin 24 ± 1 55 ± 10
Ruang server / control 24 ± 1 55 ± 10
Ruang teknisi 24 ± 1 55 ± 10
Main lobby/ lift lobby / corridor 24 ± 1 55 ± 10
Kantin 24 ± 1 55 ± 10
Pharmacy 24 ± 1 55 ± 10
24 ± 1 55 ± 10
24 ± 1 55 ± 10

Pengkondisiun udara ruang operasi berdasarkan criteria yang terdapat di dalam :


I. ANSI/ASHRAE/ASHE Standard 170-2008
Humidity range is 20% to 60% rh with temperatures from 68ᵒF to 75ᵒF [20.0ᵒC
to 23.9ᵒC].
II. PERMENKES RI Nomor 24 Tahun 2016
Humidity range is 40% to 60% rh with temperatures from 66.2ᵒF to 75.2ᵒF
[19.0ᵒC to 24ᵒC].

2
AHU Ruang OK mengikuti Klasifikasi ISO Cleanroom sebagai berikut
1. Outside Surgery Area (ISO 8 - ISO 14644-1 cleanroom standards, 1999)
2. Patient Reception Area (ISO 8 - ISO 14644-1 cleanroom standards, 1999)
3. Surgery Supporting Room (ISO 8 - ISO 14644-1 cleanroom standards, 1999)
4. Surgery Room (ISO 7 - ISO 14644-1 cleanroom standards, 1999)
5. Operating Theatre (ISO 5-6 - ISO 14644-1 cleanroom standards, 1999)

3
2. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah pengadaan, pemasangan,
testing semua peralatan Utama/bantu Air Conditioning sampai berjalan dengan
persyaratan teknis dibawah ini. Pada dasarnya pekerjaan yang termasuk dalam lingkup
pekerjaan ini meliputi :
a. Pengadaan pemasangan dan penyetelan saringan udara / filter.
b. Pengadaan pemasangan dan penyetelan Exhaust Fan.
c. Pengadaan pemasangan dan penyetelan alat-alat kontrol dan thermostat.
d. Pengadaan dan pemasangan panel - panel listrik AC termasuk penarikan kabel-kabel
dari panel-panel tersebut ke peralatan AC, grounding system, kontrol dan sebagainya.
e. Pengadaan dan pemasangan peredam getar untuk Indoor Unit /Condensing Unit
maupun Outdoor Unit / Fan Coil Unit.
f. Pengadaan pelaksanaan pekerjaan sipil yang ada hubungannya dengan pekerjaan
intalasi Air Conditioning seperti fondasi mesin-mesin, pembobokan dan perbaikan
dinding akibat ducting, piping.
g. Testing dan Belancing dari seluruh system Air Conditioning sampai berjalan dengan baik
.
h. Pengetesan seluruh instalasi yang telah terpasang sesuai dengan peraturan yang ada untuk
semua instalasi yang telah terpasang dan mengecek kembali ukuran-ukuran pipa yang ada
i. Mendidik para operator yang ditunjuk mengenai tata cara operasi, service dan
maintenance system.
j. Memberi gambar intalasi yang terpasang, buku petunjuk cara beroperasi, service dan
maintenance kepada pemberi tugas dan konsultan masing-masing sebanyak 4 (empat)
set.
k. Memberi garansi kepada peralatan atau mesin yang dipasang untuk intalsi system ini.
l. Pembuatan sarana penunjang system pengkondisian lainnya seperti pembuatan
peredam suara dan getaran.

4
3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Pembersihan, Pengujian dan Penyetelan
1. Selama pemasangan berjalan, pemborong harus menutup semua pipa yang terbuka
untuk mencegah masuknya tanah, debu, kotoran dan lain-lainnya.
2. Pemborong harus melakukan penyetelan semua system distribusi udara secara
merata dan baik, data penyetelan tersebut, misalnya jumlah udara keluar
diffuser dan masuk return grille, kecepatan putaran fan dan lain-lain harus
diserahkan kepada Direksi Lapangan .

b. Dudukan / Bantalan Peredam Getaran, dsb.


1. Pemborong harus membangun semua pondasi yang diperlukan untuk Out door
unit. Pemborong harus menggunakan gambar-gambar kerja yang disetujui oleh
Direksi dengan menunjukkan ukuran-ukuran dan bentuk pondasi yang akan
dipasang pada tempatnya.
2. Pemborong harus menyediakan peredam getaran (Vibration Eliminator) dan
peredam suara untuk melindungi bangunan dari suara berisik dan getaran yang
ditimbulkan oleh mesin.
3. Pemborong harus menyediakan dan memasang semua dudukan (support) atau
penggantung (hanger) untuk pipa-pipa, duct, dan alat-alat lain yang memerlukan.
Dudukan atau penggantung tersebut harus dibuat dari kontruksi yang sesuai
dengan gambar rencana yang telah disetujui Direksi Lapangan.
4. Pemborong harus menjamin bahwa semua intalasi yang dipasangkan tidak akan
menyebabkan penerusan suara dan getaran (Vibration dan noise transmision) ke
ruangan - ruangan yang dilalui. Dalam hal ini penilaian dilakukan oleh ahli atau
tenaga ahli yang ditunjuk. Pemborong bertanggung jawab juga modifikasi yang
perlu untuk memenuhi syarat tersebut.

c. Pemasangan pipa.
1. Pemborong harus menyediakan dan memasang pipa refrigerant dengan bahan dari
tembaga.
2. Semua pipa harus ditumpu / digantung terhadap konstruksi bangunan. Konstruksi
penggantung atau penumpu harus dibuat kokoh sehingga letak pipa tidak berubah
dan mengurangi transmisi Vibrasi sedikit mungkin.
3. Seluruh pipa refrigerant selain mesin AC harus dibuat lapisan isolasi sesuai
dengan spesifikasi. Bahan isolasi dari Armeflex atau sejenisnya harus yang tahan
api ( fire resistent ).

5
d. Penumpu, angker, penggantung dan lain-lain.
1. Semua pipa horizontal harus digantung (ditumpu) dengan baik, penggantung
tersebut harus dipasang pada konstruksi beton.
2. Semua pipa vertikal harus ditumpu dengan klem yang tertumpu pada konstruksi
bangunan.
3. Tidak boleh ada pipa yang ditumpu atau digantung satu sama lainnya.
4. Semua pipa - pipa dalam ruangan mesin harus ditumpu guna mencegah penerusan
getaran.

e. System Pengaruh Outomatic dan Instrumentasi.


1. Pemborong harus menyediakan dan memasang system outomatic untuk
temperatur, kelembaban, tekanan di ruang-ruang yang membutuhkan tekanan
khusus dan intalasi Air Conditioning sehingga dapat berfungsi sebagaimana
didinginkan. Alat-alat tersebut harus dibuat satu pabrik dan disetujui, alat-alat
tersebut digerakan dengan tenaga listrik.
2. Pemborong menyediakan dan memasang semua "Control Panel" yang
diperlukan untuk instalasi ini dan melakukan penyambungan-penyambungan
(Wiring) yang diperlukan sampai kepada power panel. Power Panel untuk setiap
mesin atau peralatan Air Conditioning yang membutuhkan tenaga listrik, adalah
tanggung jawab Pemborong untuk pekerjaan instalasi listriknya.
3. Instrumentasi (alat- alat ukur) untuk menga-wasi pekerjaan mesin pendingin,
merupakan peralatan intergal dari mesin pendingin tersebut, harus dipasang pada
control panelnya.

6
4. PEKERJAAN SIPIL
Pemborong harus mengerjakan dan melaksanakan pekerjaan sipil yang bersangkutan dengan
systen AC Conditioning jenis pekerjaan sipil, secara garis besar meliputi pekerjaan-
pekerjaan sbb. :
a. Dudukan mesin Air Conditioners
1. Pemborong diwajibkan melaksanakan perletakan condensing unit sesuai dengan
gambar spesifikasi. Sebelum pelaksana dan perletakan mesin-mesin unit
pemborong diwajibkan untuk membuat dudukan dari condensing + 5 Cm.
2. Peredam getaran harus dari jenis rubber Ka, shear dipasang pada ke empat ujung
base B dari condensing unit.

b. Saluran Air
Untuk membuang airpada waktu pembetulan /service maupun dari condensasi.
Pemborong diwajibkan memasang pipa air condensasi yang disalurkan ke pembuangan
air.

7
5. PENGUJIAN DAN PENGETESAN
Pemborong harus melaksanakan semua pengujian/tes dan balancing peralatan sistim air
conditioning yang disaksikan oleh pemberi tugas, konsultan, pengawas serta pihak-pihak
lain yang diperlukan kehadirannya. Jenis pekerjaan pengujian, balancing dan adjusting
instalasi ini secara garis besarnya mencakup persoalan-persoalan sbb. :

a. Pipa
Pengujian terhadap kebocoran pada pipa refrigerant dengan alat-alat halide torch
atau lainnya yang sejenis.

d. Listrik
Pengukuran dan pengujian kuat arus dengan tegangan, Rpm, setiap phase unit
kompresor, motor dan sistim pengaturan listrik yang ada harus dibandingkan dengan
besaran/kapasitas yang direncanakan atau dengan data dari pabriknya.

e. Temperatur dan kelembaban

1. Pengukuran, pengujian temperatur & kelembaban pada setiap ruangan, diffuser,


grill, reduser, fresh air intake, exhaut ON/OFF dari coil pendingin, udara keluar
dan sistim pengaturan yang ada.
2. Seluruh pengujian dilakukan setelah sistim berjalan dengan secara continue
selama 6 hari.
3. Pengukuran dan pengujian harus dilakukan pada saat udara luar pada suhu
minimal.
4. Pengukuran dan pengujian terakhir harus dilakukan setelah pengujian sistim
balance sesuai / mendekati persyaratan teknis yang direncanakan.
5. Seluruh peralatan pengujian dan pengukuran harus di tera sebelum & setelah
dipergunakan. Semua peralatan pengujian dan pengukuran serta alat bantunya
disediakan oleh pelaksana/pemborong.

8
6. SERVICE DAN MAINTENANCE
Selama masa pemeliharaan, pemborong harus :
a. Membersihkan dan memelihara minimal 1 bulan sekali
b. Mengukur dan menyetel aliran udara, suhu dan kelembaban udara, tegangan dan
Rpm mesin, tekanan mesin, dll.
c. Membersihkan, merawat, memperbaiki peralatan yang rusak dari seluruh peralatan
AC yang terpasang.
d. Membersihkan dan merawat seluruh sistim AC yang ada pada bangunan.

9
7. SYARAT PENYERAHAN PEKERJAAN
a. Penyerahan pertama pekerjaan.
Penyerahan pertama pekerjaan kepada pemberi tugas hanya dapat dilakukan jika paling
sedikit telah memenuhi syarat tehnis sbb. :
- Pemeriksaan atau testing dengan hasil baik.
- Uji coba dengan hasil baik.
- Commissioning dengan hasil baik gambar sebagai mana dilaksanakan (As Built
Drawing), Manual Operation dan pemeliharaan (3 set copy + 1 set Asli). Adapun
yang dimaksud dengan Testing, Uji coba terhadap material yang telah diuraikan.

b. Penyerahan Kedua pekerjaan


Penyerahan kedua pekerjaan kepada pemberi tugas hanya dapat dilakukan jika :
- Semua kewajiban pemborong untuk menyelesaikan pekerjaan selama masa
pemeliharaan telah dipenuhi.
- Telah menyerahkan garansi bagi produk atau peralatan yang mengharuskan
demikian, kecuali jika tidak di persyaratkan. Adapun yang dimaksud dan
ketentuan gambar sebagaimana yang dilaksanakan, manual operasi dan
pemeliharaan adalah seperti yang telah diuraikan.

c. Serah Terima pertama pekerjaan harus memenuhi syarat seperti yang dipersyaratkan
disertai dokumen-dokumen yang telah disahkan oleh Konsultan Pengawas masing -
masing sebanyak 5 rangkap, sbb. :
- Hasil baik testing.
- Hasil baik uji coba
- Hasil baik commmissioning
- Berita Acara Serah Terima Pekerjaan

10
8. VAC VRF SISTEM
1. Lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaan untuk butir ini adalah pengadaan dan pemasangan VAC VRF Sistem
yang terdiri atas Indoor unit dan Outdoor unit berikut pemipaan drain dan refrigerant dari
kedua unit tersebut. Kapasitas masing-masing unit seperti tertera pada gambar rencana
dan daftar peralatan yang melengkapi dokumen ini.

2 Umum
Spesifikasi teknis yang diuraikan berikut ini adalah sebagai kebutuhan dasar yang harus
dipenuhi. Sedangkan ketentuan-ketentuan spesifik terhadap type dan kemampuan unit
(performance) dapat dilihat pada lembar gambar “Daftar Peralatan” atau data sheet yang
menyertai dokumn ini.

3. Spesifikasi teknis
Unit memakai refrigrant R410A kapasitas unit berdasarkan kepada:
- Udara pendingin kondensor 350 C
- Temperatur ruang (24  2) 0C ; (55  10) % RH
- Temperatur Ruang OK

a. Indoor Unit untuk AC High wall, Cassete & Ducted.


Kabinet harus terbuat dari pelat yang digalvanized dengan permukaan kabinet
harus dicat dasar dan dicat luar sebanyak dua kali supaya tahan lama. Evaporator
(coil) harus terbuat dari pipa tembaga dari jenis "Cross Fin Coil Type" (Waffle
Souver Fins dan Hi-x Tube dengan effisiensi sirip-sirip allumunium yang terpasang
secara mekanis. Indoor yang terkoneksi ke outdoor mempunyai kapasitas dari 0.53 HP
hingga 10 HP serta unit ducted dapat di adjust static pressure.

b. Condensing Unit.
Kabinet harus terbuat dari pelat baja digalvanized yang tahan karat, direncakan
untuk dipasang ditempat terbuka (udara luar), permukaan kabinet harus dicat dasar
dan dicat luar sebanyak dua kali. Condensing unit harus terbuat dari tube tembaga
yang terpasang secara mekanis ke Fin alumunium yang dilapisi oleh Advance Black
Fin Technology anti korosi dengan kemampuan dalam pengujian 1500 jam dengan
5% salt spray.

11
c. Outdoor unit VRF sistem
Compressor haruslah full type hermetic DC Inverter Twin Rotary dengan effisiensi
tinggi dan dilengkapi dengan inverter control pada masing-masing kompresor.
PCB Inverter compressor harus sudah mengusung teknologi refrigerant cooling atau
pendinginan.
Masing-masing unit dilengkapi dengan factory wired panel control terhadap
overload dan pembatas arus.
Control pengaman terdiri atas high pressure switch, control circuit fuses, thermal
protectors for compressor dan fan motors, over current protection untuk inverter,auto
backup serta Memiliki keseimbangan oli secara otomatis, sehingga tidak
memerlukan pipa penyeimbang oli. Dengan mengadopsi teknologi pengembalian oli
7 tahap untuk pelumasan
Fan dari condensing unit dari jenis propeller dengan hubungan langsung dan
dilengkapi dengan multispeed operation dengan inverter DC, dengan kemampuan
maximum static pressure = 110 Pa dengan efisiensi fan tinggi dan fan outdoor unit
dilengkapi dengan DC inverter stepless fan motor.

d. BMS Control
Outdoor unit harus memiliki fasilitas integrated ke BMS system tanpa ada
penambahan interface/device lain.

e. Peralatan pengaturan
Suatu room thermostat jnis electronik yang dilngkapi dngan switch on/ off, timer
setting, pengatur putaran fan, room tempratur setting yang akan mengoprasikan unit
dengan baik

f. Perletakan outdoor unit


- Outdoor unit diletakkan diatas lantai yang dilengkapi dengan pondasi beton
tebal 10 cm
- Memakai fibration isolation (Rubber Pad) harus diajukan pada direksi untuk
mendapatkan persetujuan.

12
9. EXHAUS FAN
1. Lingkup Pekerjaan
Pengadaan dan pemasangan peralatan ventilasi (fan) untuk proyek ini seperti yang
ditunjukkan dalam gambar rncana yang melengkapi dokumen ini.

2. Umum
Spesifikasi teknis yang diuraikan dibawah ini adalah sebagai kebutuhan dasar yang
harus diikuti. Sedangkan ketentuan-ketentuan spesifik terhadap tipe, kemampuan
(performance) peralatandan kelengkapan lainnya dapat dilihat pada lembar gambar
rencana “Daftar Peralatan” ataupun data sheet bila dilampirkan
- Fan harus sudah mendapat sertifikat, sesuai standart yang berlaku dinegara dimana
fan tersebut dibuat untuk testing dan rating (performance) seperti sebagai contoh
AMCA standart 211-311 di Amerika
- Sound pressure level harus dilengkapi dalam DB dengan Re-10E12 watt pada
octave band mid freq 63-800hz
- Dasarnya semua fan harus mempunyai noise level yang rndah dalam operasinya
dan dalam batas-batas yang normal dan harus dilengkapi dengan Vibro Isolating
rubber.

3. Spesifikasi teknis

Exhaust Fan (Ductted & Wall Mounted). Pemborong harus menyediakan dan
memasang exhaust fan sesuai gambar spesifikasi.
a. Setiap Exhaust Fan harus dilengkapi dengan otomatic damper yang secara
otomatic membuka fan bila berputar dan menutup bila fan berhenti.
b. Semua fan harus dari jenis "Propoller, Axial Low Noise type, Centrifugal Fan Low
Noise, yang telah dibalance statis maupun dinamis.
c. Seluruh Exhaust Fan yang dipasang telah dibalance dan diuji oleh pabriknya,
hendakanya di bawah alat ini atau didekatnya dipasang saklar untuk mematikan
dan menjalankan nya.
d. Semua Exhaust Fan harus dipasang karet sekelilingnya sebagai peredam
gataran.
e. Axial Fan (low noise dengan static pressure minimal 0,6 In.WG.)
- Impeller fan dari tipe airfoil blade, adjustable pitch.
Material fan :
Casing - cold rolled steel
Impeller - alluminium diecast

13
Shaft - carbon steel
Pelumasan - grease ball bearing
- Fan lengkap dengan counter flens untuk penyambungan ke ducting
- Dilengkapi dengan accessoris bell mouth (iniet cone) bila inlet suction tidak
disambungkan ke duct (seperti ditunjukkan dalam gambar/ data sheet)
- Untuk fan dinding yang berhubungan dengan luar lengkap dengan automatic
shutter dari jenis aluminium (bila ditunjukkan dalam gambar rencana atau data
sheet)
- Untuk fan kitchen (dapur basah )harus menggunakan jenis bifurcated
fans,dengan motor totally enclosed squired cage induction type
- Untuk intake fan,bila diperkirakan akan kena air hujan/ tempias, harus
dipasang kanopy (Rain hood) lengkap dengan galvanis wire mesh.Bahan
kanopi dari galvanis sheet BJLS 80

f. Propeller Fan
- Fan dari tipe propellr untuk dinding maupun ceiling, kecuali bila dinyatakan
ceiling fan dari type centrifugal seperti ditunjukkan dalam gambar rencana/
data sheet)
- Untuk fan dinding dengan kapasitas besar dan static pressure tinggi (high
pressur fan), rangka dari fan baja yang dicat anti karat dengan impeller dari
aluminium diecast.
- Untuk intake fan, bila diperkirakan akan kena air hujan (tempias), harus
dipasang canopy (rain hood) lengkap dengan galvanis wire mesh. Bahan
canopy dari galvanis sheet BJLS 80
- Rangka untuk dudukan fan pada dinding dari besi siku /kanal C yang dicat
tahan karat dengan baut-baut yang tahan karat.

14
10. PEKERJAAN PEMIPAAN

1. Lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaan pada butir ini adalah pengadaan dan pemasangan instalasi pemipaan
lengkap dengan fitting-fitting, alat-alat bantu, dengan isolasi atau tanpa isolasi sesuai
seperti yang ditunjukkan pada gambar rencana yang melengkapi dokumen ini.

2. Umum
Seperti apa yang ditunjukkan dalam gambar rencana, jalur-jalur pipa yang tercantum
adalah gambar dasar yang menunjukkan route dan ukuran pipa. Pemborong wajib
menyesuaikan dengan keadaan setempat (shop drawing) dan dengan jalur-jalur instalasi
lainnya, berikut detail atau potongan-potongan yang diperlukan

3. Material
Pipa Refrigerant : ASTMB 280 ketebalan menyesuaikan ukuran pipa
Pipa Condensasi : Pipa PVC klas AW, 10 K, Warana Abu-abu

15
11. Pekerjaan Pemipaan
1. Lingkup pekerjaan

Lingkup pekerjaan pada butir ini adalah pengadaan dan pemasangan instalasi
pemipaan lengkap dengan fitting-fitting, alat-alat bantu, dengan isolasi atau tanpa
isolasi sesuai seperti yang ditunjukkan pada gambar rencana yang melengkapi
dokumen ini.

2. U m u m
Seperti apa yang ditunjukkan dalam gambar rencana, jalur-jalur pipa yang tercantum
adalah gambar dasar yang menunjukkan route dan ukuran pipa. Pemborong wajib
menyesuaikan dengan keadaan setempat (shop drawing) dan dengan jalur-jalur
instalasi lainnya, berikut detail atau potongan-potongan yang diperlukan

15. Pekerjaan Isolasi

Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan untuk isolasi ini adalah pengadaan dan pemasangan isolasi untuk atap,
pipa, ducting, tanki pemuaian dan peralatan yang ditentukan lengkap dengan material
lainnya yang menunjang bagi keperluan isolasi ini.

Umum
Seperti apa yang ditunjukkan dalam gambar rencana, jalur-jalur pipa yang tercantum
adalah gambar dasar yang menunjukkan route dan ukuran pipa. Pemborong wajib
menyesuaikan dengan keadaan setempat (shop drawing) dan dengan jalur-jalur instalasi
lainnya, berikut detail atau potongan-potongan yang diperlukan

1. M a t e r i a l
- Pipa Refrigerant : ASTMB 280 ketebalan menyesuaikan ukuran pipa
- Pipa Condensasi : Pipa PVC klas AW, 10 K, Warna Abu-abu
- Aluminium foil: silsalasion 436, double sided rainforced, fire resistant.
- Adhsive tape: adhesive aluminium foil, fire resistant.

Isolasi pipa
- pipa yang diisolasi adalah pipa refrigerant dan pipa condensat.
- Ketebalan isolasi pipa refrigerant adalah:
diameter s/d 3” -tebal 1”

16
diameter 4” s/d 12” -tebal 1 ¼
diameter diatas 12” -tebal 1 ½

- Ketebalan isolasi pipa condensat -tebal 1”


- Untuk pipa yang berhubungan dengan udara terbuka dan terkena hujan dan
panas matahari, seteelah diisolasi dilapisi memakai aluminium sheet dengan
ketebalan 0,8 mm.
- Untuk pipa dalam tanah setelah diisolasi dilapisi memakai aluminium sheet
dengan ketebalan 1,5 mm.
- Cara melekatkan isolasi ke pipa memakai perekat yang dianjurkan pabrik
pembuat isolasi, demikian juga dengan sambungan antara.
- Pada setiap gantungan pipa harus memakai block kayu jati selebar 2” dan
setebal sama dengan isolasi. Ukuran diameter dalam kayu tepat sama dengan
diameter luar pipa. Sambungan antara kayu dan isolasi harus rapat dan
memakai perekat
Selanjutnya pada sambungan tersebut dibalut dengan adhesive aluminium foil
tape selebar 8” atau memakai gantungan pipa yang dianjurkan pabrik pembuat
isolasi pipa.

2. Isolasi alat Bantu pipa

Semua accessoris pipa chilled water supply dan return seperti valve, strainer, dll
sejnisnya diisolasi dengan polyethelene. Cara pengisolasian sedemikian rupa sehingga
tidak merusak isolasi bila peralatan tersebut perlu untuk diperbaiki/disservice.

Isolasi peralatan.
Peralatan-peralatan yang berhubungan dngan chilled watersystem seperti pompa,
expantion tank, air eliminator diisolasi dengan polyetilene.
Cara isolasi sedemikian rupa sehingga bila ada perbaikan dari peralatan tsb. Isolasi
gampang dan mudah dibuka tanpa menimbulkan kerusakan pada isolasi.

3. Perlindungan isolasi terhadap kerusakan

Untuk pipa alat Bantu pipa (accesoris) yang diisolasi dan berada di:

- Ruang terbuka (pipa terlihat)


- Ruang terbuka yang terkena hujan.

17
Harus memakai pelindung metal jacketing dari bahan aluminium sheet tebal 0,5 mm
untuk Indoor Unit dan tebal 0,8 mm untuk ruang lainnya dengan system sambungan
yang sedemikian rupa sehingga air hujan tidak bisa merembes kedalam, atau
menggunakan fine cover.
Untuk alat Bantu pipa cara pelaksanaan pelindunga dengan metal jacketing
sedemikian rupa sehingga mudah dilepas/dibuka tanpa merusak pelindungnya, bila
ada perbaikan.

Setiap ganytungan pipa yang diisolasi,tapi tanpa memakai metal jacketing, antara
klem gantungan dan isolasi harus memakai metal dudukan (saddle) dari BJLS 80
selebar 6” dan setengah lingkaran atau penuh sesuai tipe gantungan dan yang sisi-
sisinya dilipat agar tidak tajam.

17. Pekerjaan listrik /kontrol

1. Lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaan untuk kontrol/ elektrikal ini adalah pengadaan dan pemasangan seluruh
instalasi listrik (termasuk motor listrik) Pengkabelan, panel-panel dan instrumentasi kontrol
seperti yang ditunjukkan pada gambar-gambar rencana/diagram yang melengkapi dokumen
ini.
.
1. Umum
Seperti yang dituinjukkan dalam gambar rencana, alur-jalur kabel dan perltakan panel dan
motor seperti tercantum adalah gambar dasar yang menunjukkan route lokasi panl dan
perletakan instrumen kontrol.
Pemborong wajib menyesuaikan dengan keadaan setempat(shop drawing) dan dngan jalur-
jalur instalasi lainnya berikut dtail-detail yang diprlukan untuk mendapatkan persetujuan
direksi.

Pemborong wajib mengikuti peraturn-peraturan yang berlaku yang dikeluarkan oleh:


- Perusahaan Listrik Negara (PLN)
- Lembaga Masalah Ketenangan( LMK)
- Dinas Pemadam Kebakaran
- Lembaga Pengujian Bahan
- Dinas Keselamatan Kerja
- Peraturan Umum Instalasi Listrik(PUIL)

18
2. Spesifikasi teknis

1. Peralatan listrik

a. Motor listrik
Motor Fan:
- Sama dengan AHU untuk motor yang menjadi satu paket dengan fan.
- Motor yang menjadi satu dengan fan, phasa tergantung kapasitas fan.
- Semua motor listrik yang digunakan untuk proyek ini mempunyai power factor
minimum 0,8. putaran motor maksimum 1450 rpm (untuk motor-motor tersebut
diatas) Motor -motor yang digunakan disins harus mmenuhi standard NEMA
(Amerika), B.S (Inggris), DIN (Jerman),dan JIS (jepang)

b. Panel
- Semua yang digunakan untuk panel tenaga dan panel-panel kontrol harus ari merek
yang sama yang digunakan pada instalasi listrik, penerangan seperti antara lain
buatan siemens atau yang disetujui Direksi / MK.

- Panel-panel tenaga harus dibuat dari plat besi setsbal 2mm, dilengkapi dengan
kunci atau setaraf pengecatan dengan cat dasar dan powder coating minimum 2
kali.Warna finishing ditntukan kemudian.

- Panel-panel yang bukan berasal langsung dari produk peralatan tertentu yaitu panel-
panl yang dirakit disini adalah haruslah berasal dari pembuat panel khusus, untuk
merk komponen yang dipakai.

- Tiap-tiap panel dan unit mesin harus digrouded. Tahanan pentanahan harus lebih
kecil dari 2 ohm,diukur setelah minimal tidak hujan 2 hari.

19
2. Peralatan Kontrol

a.Wiring
- Wiring untuk instalasi listrik dan kontrol harus dipasang dalam metal conduit JIS
standard

- Wiring diagram hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan AC yang bersangkutan.

- Kabel yang dipasang didalam tanah,jenis NYFbY harus dipasang sekurang-kurangnya


sedalam 75 cm dengan pasir sebagai alas dan pelindung, kemudian dilindungi dengan
batu pelindung sebelum diurug kembali.
- Pada rotekabel, tiap-tiap 50m dan setiap belokan supaya diberi tanda adanya galian
kabel dan tanda arah kabel.
- Untuk kabel yang menyberangi selokan, jalan raya/ instalasi lainnya,harus dilindungi
dengan pipa galvanis.
- Ditiap tarikan kabel tidak boleh ada sambungan.
- Jari-jari pmblokan kabel hendaknya minimum 15 kali diameter kabel.
- Menghubungkan kabel pada terminal harus menggunakan “kabel schoen”harus kabel
25 mm keatas pemasangan kabel schoen harus menggunakan timah patri lalu dipres
hydraulis.
- Ukuran-ukuran lebih kecil cukup dengan press tangan.
- Setiap kabel yang menuju terminal peralatan harus dilindungi memakai metal flexible
conduit.
- Kabel yang dipasang pada dinding luar harus memakai metal conduit dan diklem rapi
kdinding memakai klem pipa.
- Kabel-kabel yang digantung pada plat beton harus memakai klem penggantung dan
wire rod yang diramset ke beton

- Kabel yang digunakan adalah kabel buatan kabelmetal atau kabelindo.


- Semua panel stardelta dilengkapi dengan:
 Pilot lamp- red, green, white
 Ampere meter- untuk ph dengan selector phase switch
 Voltmeter

- Untuk 3 ph dengan selctor phase switch


 Disconnecting switch untuk remote star stop

20
 Pilot lamp untuk R-S-T

- Centralized Remote Star Stop


Remote star stop untuk peralatan –peralatan yang ditunjukkan pada panel diagram
ditempatkan di ruang kontrol
Panel remote harus dilengkapi untuk masing-masing peralatan dengan pilot lamp
(red, green, white) dan plat nama peralatan masing-masing peralatan dll sesuai
dengan detail drawing.

3. Pekerjaan lain-lain

1. P o n d a s I

- Semua pondasi beton yang diperlukan untuk msin-mesin pendingin, kompresor, pompa-
pompa,fan, motor listrik ,AHU, panel-panel listrik tidak termasuk dalam pekerjaan
pmborong AC.

Pemborong AC harus menyerahkan gambar layout beserta ukuran pondasi untukmasing-


masing peralatan sebelum dilaksanakan oleh pihak lain kepada MK untuk diperiksa dan
disetujui
.
Pondasi mempunyai berat kira-kira satu setengah kali berat pompa (terisi air) dan
motornya.

Pondasi peralatan-peralatan lainnya harus mengikuti ptunjuk-petunjuk/ pedoman pabrik


pembuat peralatan tersebut.

- Termasuk pekerjaan pemborong AC untuk menyediakan inertia concrete block untuk


dipasang dibawah peralatan yang ditentukan.

- Pemborong AC harus menyediakan dan memasang semua dudukan (support) atau


penggantung untuk mesin-mesin,alat-alat, pipa kabel dan duck yang diperlukan.

- Untuk mnyesuaikan dengan kondisi-kondisi setempat, dudukan-dudukan atau


penggantung-penggantung tersebut harus dibuat darikonstruksi pipa, profil, batang atau
strip sesuai dengan gambar rencana /kerja yang disetujui.semua support yang menempl
pada lantai harusmempunyai plat yang kuat pada tumpuannya pada lantai.

21
- Semua penggantung harus dipasang pada balok/ rangka baja dan harus berkonsultasi
dengan MK dan pemborong sipil.

- Pembebanan pada balok /pelat struktur yang ditimbulkan olh dudukan/penggantung tsb
hendaknya dijaga agar dapat terbagi cukup merata sehingga tidak mnimbulkan tgangan
yang tidakwajar

- Pemborong AC harus menjamin bahwa instalasi yang dipasangtidak akan menyebabkan


penerusan suara dan getaran dalam ruang-ruang yang dihuni.

- Dalam hal ini dilakukan oleh ahli/ tenaga ahliyang ditunjuk.

- Pemborong harus bertanggung jawab atas modifikasi yang perlu untuk memenuhi syarat
terseb

22
Testing Adjusting Dan Balancing

1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan adalah pelaksanan testing, adjusting dan balancing untuk seluruh
sitemtata uara dan ventilasi mekanis sehingga didapatkan bsaran-bsaran pngukuran yang
sesuai seprti terlihat dalam gambar rencana sehingga sistm btul-betul dapat berfungsi
denganbaik dan sesuai rencana.

Umum
Pelaksanaan TAB secara mendasar maksimal harus mengikuti petunjuk yang berlaku
secara umum seperti standard ASHARE dan SMACNA dngan menggunakan peralatan
yang memnuhi untuk pelaksanaan TAB tersebut.

2. Peralatan ukur

Minimal peralatan ukur seprti dibawahini harus dimilikioleh kontraktor ybs antara lain:

1. Pengukuran laju aliran udara


- Pilot tube dengan inclinen manometer
- Anometer dan sejenisnya
- Hood untu mngukur udara didiffuser
2. Pengukuran temperatur udara/ air
- Sling Phsicromatic
- Thermometer
3. Pengukuran listrik
- Voltmeter
- Ampermeter
4. Pengukuran putaran
-Tachometer
5. Pengukuran tekanan
-Baromter
6. Tool/ alat yang diprlukan dalam merubah setting /kedudukan dari peralatan balancing
7. Portable

23
3. Balancing System Distribusi Udara

Prosedur testing dan adjusting :


1. Dust dan sesuaikan putaran blower sesuai kebutuhan desain.
2. Dust dan catat motor full load ampere
3. Lakukan pengukuran dengan pitot tube (tube traverse) untuk mendapatkan cfm dan
fan sesuai desain.
4. Dust dan catat static presure pada inlet dan out let dari fan.
5. Dust dan sesuaikan cfm untuk sirkulasi udara.
6. Dust dan sesuaikan kebutuhan udara luar untuk masing masing AHU
7. Dust dan catat temperaturdb dan wb dari udara masuk keluar dari coil.
8. Sesuaikan cfm yang dibutuhkan pada cabang-cabang utama
9. Sesuaikan kebutuhan cfm untuk masingmasing zone
10. Dust dan sesuaikan masing masing difuser / grill terhadap kapasitas dalam batas %
yang diperbolehkan.

24
PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING

PERATURAN UMUM

PERATUAN DAN ACUAN

Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan sebagai berikut:
Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL)
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per.05/MEN/1982.
Keputusan Menteri P.U.No.02/KPTS/1985.
Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, seperti PLN, PERUMTEL,
Dit.Jen.Bina Lindung dari Pusat maupun Daerah
Pedoman plambing Indonesia

Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh:


Perusahaan yang memiliki Surat Ijin Instalasi dari Instansi yang berwenang dan telah biasa
mengerjakan.
Khusus untuk izin dari Instansi PLN (PAS PLN dengan kelas yang sesuai) diperkenankan bekerja
sama dengan perusahaan lain yang telah memiliki PAS PLN yang dimaksud)

GAMBAR-GAMBAR

Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu kesatuan yang saling
melengkapi dan sama mengikatnya.

Gambar-gambar sistim ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan, sedangkan
pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada dan
mempertimbangkan juga kemudahan service/maintenance jika peralatan-peralatan sudah
dioperasikan.

Gambar-gambar Arsitek dan Struktur / Sipil harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan
detail finishing instalasi.

Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar kerja dan detail kepada MK
untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Dengan mengajukan gambar-gambar tersebut,

1
Kontraktor dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi lain yang berhubungan dengan istalasi
ini.

Kontraktor instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang yang disertai dengan
operating dan Maintenance Instruction serta harus diserahkan kepad MK pada saat penyerahan
pertama dalam rangkap 4 (empat) terdiri 1 kalkir dan 3 blue print, dijilid serta dilengkapi dengan
daftar isi dan data notasi.

KOORDINASI

Kontraktor instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Kontraktor instalasi lainnya, agar seluruh
pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapakan.

Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan instalasi yang
lain.

Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibatnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

PELAKSANAAN PEMASANGAN

Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Kontraktor harus menyerahkan gambar
kerja dan detailnya kepada Direksi dlaam rangkap 3 (tiga) untuk disetujui.

Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas peralatan yang
akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan, Kontraktor harus segera menghubungi Direksi.
Pengambilan ukurarn dan/atau pemilihan kapasitas peratalatan yang salah akan menjadi tanggung
jawab Kontraktor.

TESTING DAN COMMISSIONING

Kontraktor instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran yang dianggap perlu untuk
mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi semua
persyaratan yang diminta.

2
Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan testing tersebut merupakan
tanggung jawab Kontraktor.

MASA PEMILIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN

Peralatan instalasi ini harus digaransi selama satu tahun terhitung sejak saat penyerahan pertama.
Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama enam bulan terhitung sejak saat penyerahan
pertama.

Selama masa pemeliharaan ini, Kontraktor instalasi ini diwajibkan mengatasi segala kerusakan
yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya.

Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan masih merupakan
tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.

Selama masa pemeliharaan ini, apabila Kontraktor instalasi ini tidak melaksanakan teguran dari
Direksi atas perbaikan / penggantian / penyetelan yang diperlukan, maka Direksi berhak
menyerahkan perbaikan / penggantian / penyetelan tersebut kepada pihak lain atas biaya Kontraktor
instalasi ini.

Selama masa pemeliharaan ini, Kontraktor instalasi ini harus melatih petugas-petugas yang
ditunjuk oleh Pemilik sehingga dapat mengenali sistim instalasi dan dapat melaksanakan
pemeliharaannya.

Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksankan setelah ada bukti pemeriksaan
dengan hasil yang baik yang ditanda tangani bersama oleh Kontraktor dan Direksi serta dilampiri
Surat Ijin Pemakaian dari Jawatan Keselamatan Kerja.

Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah:

Berita Acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini dalam keadaan baik, ditanda
tangani bersama Kontraktor dan M.K.
Kontraktor telah menyerahkan semua Surat Ijin Pemakaian dari Instansi Pemerintah yang
berwenang, misalnya Instansi Keselamatan Kerja, dll, hingga instalasi yang telah terpasang dapat
dipakai tanpa menyalahi peraturan instansi yang bersangkutan.
Semua gambar instalasi terpasang beserta operating, instruction, technical dan maintenance manual
rangkap 6 (enam) termasuk 1 (satu) set asli telah diserahkan kepada M.K.

3
LAPORAN-LAPORAN

Laporan Harian dan Mingguan

Kontraktor wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan yang memerikan gambaran
mengenai:
Kegiatan fisik
Catatan dan perintah Direksi yang disampaikan secara lisan maupun secara tertulis.
Jumlah material masuk / ditolak
Jumlah tenaga kerja
Keadaan cuaca, dan
Pekerjaan tambah / kurang

Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah ditanda tangani oleh
Project Manager harus diserahkan kepada Direksi untuk diketahui / disetujui.

Laporan Pengetesan

Kontraktor instalasi ini harus menyerahkan kepada Direksi laporan tertulis mengenai hal-hal
sebagai berikut:
Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi
Hasil pengetesan peralatan
Hasil pengetesan kabel
dan lain-lainnya.

Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksankan harus disaksikan oleh pihak Direksi.

PENANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN

Kontraktor instalasi ini harus menempatkan seorang penangggung jawab pelaksanaan yang ahli dan
berpengalaman yang harus selalu berada dilapangan, yang bertindak sebagai wakil dari kontraktor
dan mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan teknis dan yang bertanggung jawab
penuh dalam menerima segala instruksi yang akan diberikan oleh pihak M.K. Penanggung jawab
tersebut diatas juga harus berada ditempat pekerjaan pada saat diperlukan / dikehendaki oleh pihak
M.K.

4
PENAMBAHAN / PENGURANGAN / PERUBAHAN INSTALASI

Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan kondisi lapangan,
harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari pihak konsultan Perencana dan M.K.

Kontraktor instalasi ini harus menyerahkan setiap gamabar perubahan yang ada kepada pihak
Direksi dalam rangkap 3 (tiga).

Perubahan material, dan lain-lainnya, harus diajukan oleh Kontraktor kepada M.K. secara tertulis
dan pekerjaan tambah / kurang / perubahan yang ada harus disetujui oleh M.K. secara tertulis.

IJIN – IJIN

Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya yang
diperlukannya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

PEMBOBOKAN, PENGELASAN DAN PENGEBORAN

Pembobokan tembok, lantai dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam pelaksanaan instalasi
ini serta mengembalikannya kekondisi semula, menjadi lingkup pekerjaan instalasi ini.

Pembobokan / pengelasan / pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada persetujuan dari
pihak M.K. secara tertulis.

PEMERIKSAAN RUTIN DAN KHUSUS

Pemeriksaan rutin harus dilaksanakan oleh Kontraktor instalasi secara periodik dan tidak kurang
dari tiap dua minggu.

Pemeriksaan khusus harus dilaksankan oleh Kontraktor instalasi ini, apabila ada permintaan dari
pihak Direksi / Pemilik dan atau bila ada gangguan dalam instalasi ini.

5
RAPAT LAPANGAN

Wakil Kantraktor harus selalu hadir dalam setiap rapat proyek yang diatur oleh Pemberi Tugas.

LINGKUP PEKERJAAN MEKANIKAL

UMUM

Yang dimaksud disini dengan pekerjaan instalasi mekanikal plambing secara keseluruhan adalah
pengadaan, transportasi, pembuatan, pemasangan peralatan-peralatan bahan-bahan utama dan
pembantu serta pengujian sehingga diperoleh instalasi yang lengkap dan baik sesuai dengan
spesifikasi gambar dan bill of quantity

URAIAN PEKARJAAN
Lingkup pekerjaan secara garis besar sebagai berikut:

Sistem Air Bersih


Sistim air Panas
Sistem Air Kotor dan air Bekas
Sistem Pemadam Kebakaran
GAMBAR KERJA

Sebelum Kontraktor melaksanakan suatu bagian pekerjaan lapangan, harus menyeerahkan gambar
kerja antara lain sebagai berikut:
Denah tata ruang dan detail pemasangan dari peralatan utama perlengkapandan fixtures.
Detail denah perpipaan
Detail denah perkabelan
Detail penempatan sparing, sleeve yang menembus lantai, atap, tembok dll.
Detail lain yang diminta oleh Pemberi Tugas.

GAMBAR INSTALASI TERPASANG

Setiap tahapan penyelesaian pekerjaan, kontraktor harus memberi tanda sesuai jalur terpasang pada
Re-Kalkir gambar tender maupun gambar kerja, sehingga pada akhir penyelesaian pemasangan
sudah tersedia gambar terpasang yang mendekati keadaan sebenarnya.

6
SPESIFIKASI PERPIPAAN

UMUM

Lingkup pekerjaan sistem perpipaan meliputi:


Pipa
Sambungan
Katup
Strainer
Sambungan ekspansi
Sambungan fleksibel
Penggantung dan penumpu
Sleeve
Lubang pembersihan
Bak kontrol
Blok Beton
Galian
Pengecatan
Pengakhiran
Pengujian
Peralatan Bantu

Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter minimal dari pipa dan letak serta arah dari masing-
masing sistem pipa.

Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan/atau spesifikasi dipasang terintegrasi dengan kondisi
bangunan dan menghindari gangguan dengan bagian lainnya.

Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindungin dari kotoran, air karat dan stress sebelum,
selama dan sesudah pemasangan.

Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, selain disebut diatas harus juga terlindung dari
cahaya matahari.

Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas pabrik pembuat.

7
SPESIFIKASI BAHAN PERPIPAAN

Spesifikasi Bahan Perpipaan

KODE TEK. TEK. TEK. SPESIFIKASI


SISTEM SISTEM KER STD UJI PIPA ISOLASI
JA BAHAN BAHAN
Air Bersih dalam AB/PP-R 8 10 10 PP-R AI
gedung PN- 10
Air Bersih diluar AB/PP-R 5 10 10 PP-R IA
gedung PN-10
Kolam dekorasi AB/PP-R 3 40 10 PVC 10 IA

Hidran didalam FH/ 7 40 40 SEC. 40 IA


Gedung PK
Hidran diluar FH/ 7 10 20 PP-R PN- IB
Gedung (ditanah) PK 20
Penyiraman AB/ 5 10 15 PP-R PN- IA
tanaman CW 10
Air kotor dan air AK ABK gr 5 15 PVC AW IA
bekas Saniter 10 K
Vent VT - 5 8 PVC AW IA
5 -K
Air hujan SD/AH gr 10 15 PVC- AW IA
10 K
Minyak solar FO 3 20 30 B 20 IA
IA = tidak isolasi IB = diisolasi

Spesifikasi BSP 40
Penggunaan: Pipa Hidrant di dalam bangunan
Tekanan Standard 40 bar
URAIAN KETERANGAN
Pipa Black steel pipe, sch 40, ASTMA 53,
Sambungan /fiiting Dia. 50mm kebawah black malleable iron ANSI B
16.3 class 175 lb, screwed end.
Dia. 65mm keatas, wrought steel butt weld fitting

8
ASI B 16.9, class 175 lb.
Flange Dia. 50mm kebawah black malleable cast iron RF
class 175 lb, screwed, Dia. 65mm keatas Forged
steel RF class 175 lb, weldig joint.
Valve & Strainer Dia. 50mm kebawah, bronze atau A-metal body
calss 175 lb dengan sambungan ulir, BS 21 / ANSI
B2.1.
Dia. 65mm keatas, cast iron body class 175 lb
dengan sambungan flanges, OS&Y Type

Spesifikasi SEC 40
Penggunaan: Pipa Hidrant di luar bangunan
Tekanan Standard 40 bar
URAIAN KETERANGAN
Pipa Poliprophiline, DIN
Sambungan /fiiting Poliprophiline, DIN
Flange Dia. 50mm kebawah galvanized malleable cast iron
RF class 175 lb, screwed, Dia. 65mm keatas
Forged steel RF class 175 lb, welding joint.
Valve & Strainer Dia. 50mm kebawah, bronze atau A-metal body
calss 175 lb dengan sambungan ulir, BS 21 / JIS.
Dia. 65mm keatas, cast iron body class 175 lb
dengan sambungan flanges, OS&Y Type

Spesifikasi ABS 9
Penggunaan: Poliprophiline
Tekanan Standard 9 bar (DIN)
URAIAN KETERANGAN
Pipa Poliprophiline, DIN
Sambungan /fiiting Poliprophiline, DIN
Reducer Seperti diatas, mode concentric.
Solvent Cement Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.
Valve & Strainer Dia. 50mm kebawah, malleable cast iron body
class 125 lb dengan sambungan ulir, B21 /JIS. Dia.
65mm keatas, cast iron body class 125 lb dengan

9
sambungan flanges.

Spesifikasi PVC 5
Penggunaan: Venting
Tekanan standard 5 bar
URAIAN KETERANGAN
Pipa Polyvinyl chloride (PVC) klas 5 bar
Sambungan /fiiting PVC Injection Moulded Sanitary fitting large
radius, Solvent Cement joint type.
Reducer PVC Injection Moulded sanitary fitting concentric,
solvent Cement Joint Type.
Solvent Cement Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.

Spesifikasi PVC 10
Penggunaan: - Air kotor dan air bekas
Air Hujan
Tekanan Standard 10 bar
URAIAN KETERANGAN
Pipa Polyvinyl chloride (PVC) klas 10 bar
Sambungan /fiiting PVC Injection Moulded Sanitary fitting large radius,
Solvent Cement joint type.
Reducer PVC injection moulded sanitary fitting concentric, Solvent
Cement Joint Type.
Solvent Cement Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.

10
Valve Schedule

Isolating Regulating Check


up to 2-1/2” up to 2-1/2” up to 2-1/2”
SERVICE and and and
2” above 2” above 2” above
Cold Water Ball Butterfly Globe Buterrfly Swing Double-disc
Indoor
Cold Water Ball Butterfly Globe Buterrfly Swing Double-disc
Indoor
Hot Water Ball Butterfly Globe Buterrfly Swing Double-disc
Indoor
Hot Water Ball Butterfly Globe Buterrfly Swing Double-disc
Outdoor
Hydrant & Gate Butterfly Globe Buterrfly Swing Double-disc
Sprinkler
Fuel Oil Ball Gate Globe Globe Swing Double-disc
LPG Ball Ball Globe Globe Swing Double-disc
Raw Water Ball Butterfly Globe Buterrfly Swing Double-disc
Wate Water Ball Butterfly Globe Buterrfly Swing Double-disc
by Pump
Drain Gate Gate Globe Buterrfly Swing Double-disc

11
Persyaratan jenis peralatan
Jenis peralatan yang boleh dipegunakan disini adalah sebagai berikut:

Fungsi peralatan Ukuran & Joint W.O & G Steam

Katup penutup s/d 50 mm Ball Globe


(stop valve) screwed Butterfly Gate
Diaphargma

65 mm keatas Butterfly Globe


flanged Gate

Katup pengatur s/d 50 mm Globe Globe


(Regulating valve) screwed Butterfly
Diaphargma

65mm keatas Butterfly Globe


flange Globe

Non return valve s/d 50 mm Swing check


screwed
Globe check

65 mm keatas double swing check


flanged
disk check

Strainer “Y” typ “Bucket” type

Pressure Reducer Die and flow type

Pressure Indicator Dial dia. 100 mm Dial type

Note: W = Water, O = oil, G = Gas

12
SPESIFIKASI ISOLASI

Umum

Sistem yang harus diisolasi disini adalah sebagai berikut:


Hidran di luar bangunan

Spesifikasi IB

Penggunaan: Sistem Hidrant Luar Bangunan


Temperatur air s/d 80 C

Uraian Keterangan

Pipa dalam tanah

- bahan - PPR- PN-20 & PPR – PN 10


- pemasangan -

PERSYARATAN PEMASANGAN

Umum

Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan, kerapihan,
ketinggian yang benar, serta memperkecil banyaknya penyilangan.

Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari 50 mm diantara
pipa-pipa atau dengan bangunan & peralatan.

Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum dipasang,
membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam / runcing serta penghalang lainnya.

Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang diperlukan antara lain katup
penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya, sesuai dengan fungsi sistem dan yang diperlihatkan
digambar.

13
Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi dengan UNION atau
FLANGE.

Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan cabang pada pekerjaan
perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.

Kemiringan menurun dari pekerjaan perpipaan air kotor dan air bekas harus seperti berikut, kecuali
seperti diperlihatkan dalam gambar.

Dibagian dalam bangunan


Garis tengah 150 mm atau lebih kecil: 1«%

Dibagian luar bangunan


Garis tengah 150 mm atau lebih kecil: 1 «%
Garis tengah 200 mm atau lebih besar: 1 «%

Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun kearah titik buangan. Drains dan vents
harus disediakan guna mempermudah pengisian maupun pengurasan.

Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan penggantian.
Pegangan katup (valve handled) tidak boleh menukik.

Sambungan-sambungan fleksibel harus dipasang sedemikian rupa dan angkur pipa secukupnya
harus disediakan guna mencegah tegangan pada pipa atau alat-alat yang dihubungkan oleh gaya
yang bekerja kearah memanjang.

Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke arah pompa dengan proporsi
yang tepat pada bagian-bagian penyempitan.
Katup-katup dan fittings pada pemipaan demikian harus ukuran jalur penuh.

Pada pemasangan alat-alat pemuaian, angkur-angkur pipa dan pengarahan-pengarahan pipa hrus
secukupnya disediakan agar pemuaian serta perenggangan terjadi pada alat-alat tersebut, sesuai
dengan permintaan & persyaratan pabrik.

Kecuali jika tidak terdapat dalam spesifikasi, pipe sleeves harus disediakan dimana pipa-pipa
menembus dinding-dinding, lantai, balok, kolom atau langit-langit.

14
Dimana pipa-pipa melalui dinding tahan api, ruang-ruang kosong diantara sleeves dan pipa-pipa
harus dipakai dengan bahan rock-wool 15. Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa
yang terbuka dalam pekerjaan perpipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup
dengan menggunakan caps atau plugs untuk mencegah masuknya benda-benda lain.

Semua galian, harus juga termasuk penutupan kembali serta pemadatan.

Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.

Penggantung dan Penunjang Pipa

Perpipaan harus ditunjang atau digantung dengan hanger, brackets atau sadel dengan tepat dan
sempurna agar memungkinkan gerakan-gerakan pemuaian atau perenggangan pada jarak yang
cukup.

Penunjang atau Penggantung tambahan harus disediakan pada pipa berikut ini:
Perubahan perubahan arah
Titik percabangan.
Beban-beban terpusat karena katup, saringan dan hal-hal lain yang sejenis.

Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah sebagi berikut:

Diameter Batang

Ukuran pipa Batang

Sampai 20 mm 6 mm
25 mm s/d 50 mm 9 mm
65 mm s/d 150 mm 13 mm
200 mm s/d 300 mm 15 mm
300 mm atau lebih besar dihitung dengan faktor keamanan 5.

Gantungan ganda 1 ukuran lebih kecil dari tabel diatas Penunjang pipa lebih dihitung dengan faktor
dari 2 keamanan 5 terhadap kekuatan puncak.

15
Penggapit pipa baja yang digalvanis harus disediakan untuk pipa tegak.

Semua gantungan dan penumpu harus dicat dengan cat dasar zinchromat sebelum dipasang.

Cara pemasangan pipa air kotor dan air bekas dalam tanah.

Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup.


Pemadatan dasar galian sekaligus membuang benda-benda keras/tajam.
Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2 meter pada dasar galian dengan adukan semen.
Urugan pasir setinggi dasar pipa dan dipadatkan.
Pipa yang telah tersambung diletakkan diatas dasar pipa.
Dibuat blok beton setiap interval 2 meter.
Pengurungan bertahap dengan pasir 10 cm, tanah halus, kemudian tanah kasar.

Pemasangan Katup-katup.

Katup-katup harus disediakan sesuai yang diminta dalam gambar, spesifikasi dan untuk bagian-
bagian berikut ini:
Sambungan masuk dan keluar peralatan.
Sambungan ke saluran pembuangan pada titik-titik rendah.
Lain-lain, ukuran katup 20 mm
Ventilasi udara otomatis.
Katup kontrol aliran keatas dan kebawah.
Katup pengurang tekanan (pressure reducing valves) untuk aliran keatas dan kebawah.
Steam trap untuk aliran keatas dan kebawah.
Katup by-pass.

Pemasangan strainer.
Strainer harus disediakan sesuai gambar, spesifikasi dan untuk alat-alat berikut ini:
Katup-katup Pengontrol.
Katup-katup Pengurangan tekanan.

Pemasangan katup-katup Pelepasan Tekanan.


Katup-katup Pelepasan Tekanan harus disediakan tempat-tempat yang mungkin timbul kelebihan
tekanan

16
Pemasangan Katup-katup Pengaman
Katup-katup Pengaman harus disediakan ditempat-tempat yang dekat dengan sumber tekanan.

Pemasangan Ven Udara Otomatis.


Ven udara otomatis harus disediakan ditempat-tempat tertinggi dan kantong udara.

Pemasangan katup-katup Pengurangan Tekanan.


Katup-katup Pengurangan Tekanan harus disediakan ditempat-tempat dimana tekanan pemakai
lebih rendah dari tekanan suplai.
Pemasangan sambungan fleksibel.
Sambungan fleksibel harus disediakan untuk menghilangkan getaran dari sumber getaran.

Pemasangan Pengukur Tekanan.

Pengukuran tekanan harus disediakan ditempatkan yang perlu untuk mengukur antara lain:
Steam outlets and inlets of steam header.
Katup-katup pengurang tekanan.
Katup-katup pengontrol.
Setiap pompa
Setiap bejana tekan

Sambungan ulir

Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan ulir berlaku untuk ukuran
sampai dengan 50 mm.
Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting dapat masuk pada pipa dengan diputar
tangan sebanyak 3 ulir.
Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat Henep dan zinkwite dengan campuran minyak.
Semua pemotongan pipa harus memakai pipe cutter dengan pisau roda.
Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas cutter dengan reamer.
Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.

Sambungan solder

Sambungan solder ini berlaku antara cupper tube dan fitting.


Untuk pipa ukuran 20 mm kebawah boleh mempergunakan Soft Solder.
Untuk pipa ukuran 25 mm keatas harus mempergunakan Hard Solder.

17
Kontraktor harus mengajukan contoh bahan solder dan hasil solderan kepada pengawasan sebelum
pekerjaan perpipaan ini dimulai.
Brander pemanas yang harus dipergunakan ialah dari jenis pemanas LPG atau Acetyline. Kompor
gas tidak boleh dipergunakan.

Sambungan Las

Sistem sambungan las hanya berlaku untuk saluran bukan air minum.
Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las.
Kawat las atau elektrode yang dipakai harus sesuai dengan jenis pipa yang dilas.
*Sebelum pekerjaan las dimulai Kontraktor harus mengajukan kepada Direksi contoh hasil las
untuk mendapat persetujuan tertulis.
Tukang las harus mempunyai setifikat dan hanya boleh bekerja sesudah mempunyai surat ijin
tertulis dari Direksi / Pengawas.
Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untuk itu.
Alat las yang boleh dipergunakan adalah alat las listrik yang berkondisi baik menurut penilaian
Direksi/Pengawas.

Sambungan lem

Penyambungan antara pipa dan fitting PVC, mempergunakan lem yang sesuai dengan jenis pipa,
sesuai rekomendasi dari pabrik pipa.
Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini harus dipergunakan alat press khusus.
Selain itu pemotongan pipa harus menggunkan alat pemotong khusus agar pemotongan pipa dapat
tegak lurus terhadap batang pipa.
Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dari pabrik pipa.

Sambungan yang mudah dibuka


Sambungan ini dipergunkan pada alat-alat saniter sebagai berikut:
Antara Lavatory Faucet dan Supply Valve
Pada waste fitting dan Siphon.
Pada sambungan ini kerapatan diperoleh oleh adanya parking dan bukan seal threat.

18
Sleeves

Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut menembus konstruksi
beton.
Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan kelonggaran diluar pipa ataupun
isolasi.
Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk yang mempunyai kedap air
harus digunkan sayap.
Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan kedap air
(water proofing) harus dari jenis “Flushig Sleeves”.
Rongga antara pipa dan sleeve harus dibuat kedap air dengan rubber sealed atau “Caulk”.

Pembersihan

Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan di setiap service
harus dibersihkan dengan seksama, menggunkan cara-cara/ metoda-metoda yang disetujui sampai
semua benda-benda asing disingkirkan.

PENGUJIAN

Sistem Air Bersih


Kalau tidak dinyatakan lain, semua pemipaan harus diuji dengan tekanan air dibawah tekanan tidak
kurang dari tekanan kerja ditambah 50% dan tidak lebih tinggi lagi dalam jangka waktu 1 jam.

Kebocoran-kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus diuji kembali.

Peralatan-peralatan yang rusak akibat uji tekanan harus dilepas (diputus) dari hubungan-
hubungannnya selama uji tekanan berlangsung.

Sistem Air kotor dan air bekas

Pipa-pipa bertekanan harus diuji dengan tekanan air sebesar tekanan kerja ditambah 50% selam 1
jam.

Pipa-pipa gravitasi harus diuji dengan tekanan statis sebesar 3.0 meter diatas titik tertinggi selama 1
jam.

19
20
PENGECATAN

Umum

Barang-barang yang harus dicat adalah sebagai berikut:


pipa servis
Support pipa dan peralatan Konstruksi besi
Flens
Peralatan yang belum dicat dari pabrik
Peralatan yang catnya harus diperbarui

Persyaratan Pengecatan
Pengecatan harus dilakukan seperti berikut:
Lokasi Pengecatan Pengecatan

Pipa dan peralatan Zinchromate primer


dalam plafond 2 lapis

Pipa dan peralatan Zinchromate primer


expose 2 lapis dan cat akhir 2 lapis

Pipa besi/baja dalam tanah 2 lapis flincote & denso tape

LABEL KATUP (VALVE TAG)

Tags untuk katup harus disediakan ditempat-tempat penting guna operasi dan pemeliharaan.
Fungsi-fungsi seperti “Normally Open” atau “Normally Close” harus ditunjukkan ditags katup.
Tags untuk katup harus terbuat dari plat metal dan diikat dengan rantai atau kawat.

I. SISTEM AIR BERSIH

LINGKUP PEKERJAAN

Uraian singkat lingkup pekerjaan adalah sebagai berikut:


Perpipaan, air bersih, air panas sentral
Perkabelan
Panel listrik

21
Peralatan Instrumen dan kontrol
Penyambungan ke semua peralatan penunjang
Penyambungan ke semua peralatan pemakai
Pompa-pompa,
Valve-Valve & fitting
Filter-filter
Sumur Dalam
Roof Tank

PERPIPAAN
. Dari bak 1 di tamping dahulu di Grountank, yang kemudian transfer ke Roof tank ditampung
di Bak Ke 2, yang kemudian di distribusi ke Kran mandi unt dirawat inap atau di shower,
Kran-kran cuci ruang kusus.

LINGKUP PEKERJAAN
Uraian singkat lingkup pekerjaan dalam sistem air kotor dan air bekas disini antara lain adalah sbb:
Perpipaan
Penyambungan dengan peralatan Plambing
Bak Periksa
Manhole
Floor Drain
Clean Out
Roof Drain & Graund Tank

PERPIPAAN

1.Umum
Macam perpipaan air kotor dan air bekas adalah, Air Hujan, Air kotor dan air bekas Saniter.
Jenis pipa lihat “TABEL SPESIFIKASI PERPIPAAN”

2.Limbah Air Hujan


Perpipaan air hujan mulai dari Atap atau Canopy sampai selokan halaman atau sampai rembesan
tanah apabila belum ada selokan kota.

3. Limbah Saniter
Perpipaan Limbah Saniter mulai Alat Saniter antara lain Kloset, Urinal, Lavatory, Bathtab, Shower
dan Floor Drain, sampai halaman menuju saluran Ipal, yang sebelumnya lewat Septictank.

22
Khususnya pipa air bersih ruang rawat inap di, rumah sakit menggunakan pipa, PP-R PN 16
Pipa tanpa karat untuk menjaga kebersihan air dan mutu air, khusus air panas

BAK PERIKSA
 Bak periksa harus dipasang pada setiap perubahan arah maupun setiap jarak maksimum 40
meter pada pipa air kotor dan air bekas utama dalam tanah.
 Bak periksa harus dibuat dari konstruksi beton.
 Dasar sumur bagian dalam berukuran minimal 500 x 1000 mm serta harus dibuat beralur sesuai
fungsi saluran yaitu, lurus, cabang atau belokan.
 Bak periksa harus dilengkapi dengan tangga monyet, manhole dan pipa ven.

MANHOLE
 Manhole terdiri dari rangka dan tutup dibuat dari besi tuang serta dilapis cat bitumen.
 Rangka dan tutup harus membentuk perangkap, sehingga setelah diisi grease akan terbentuk
penahan bau.
 Diameter lubang untuk laluan orang sebesar minimum 500 mm sedangkan untuk laluan
peralatan harus sesuai dengan besaran peralatan tersebut.
 Finishing permukaan manhole harus disesuaikan dengan peruntukan lokasi.

5.5.0. FLOOR DRAIN

Floor drain yang dipergunakan disini harus jenis Bucket Trap, Water Prooved type dengan 50 mm
Water Seal. Stainless Steel
Roog drain terdiri dari:
Chromium plated broze cover and ring
PVC neck
Bitumen coated cast iron body screw outlet connection and with flange for water prooving.
Floor Drain harus mempunyai ukuran utama sbb:

Outlet diameter Cover diameter


2” 4”
3” 6”
4” 8”

23
FLOOR CLEAN OUT
Floor Clean Out yang dipergunakandisini adalah Surface Opening Water Prooved Type.
Floor Clean Out terdiri dari:
Chromium plated bronze cover and ring heavy duty type
PVC neck {pembuangan laboratorium dan rumah sakit (Rehau Raupiano}
Bitumen coated cast iron body, screw outlet connection with flange for waterprooving.
Cover and ring harus dengan sambungan ulir dilengkapi perapat karet sehingga mudah dibuka dan
ditutup.

ROOF DRAIN
Roof Drain yang dipergunakan disini harus dibuat dari Cast Iron dengan konstruksi waterproove.
Luas laluan air pada tutup roof drain ialah sebesar dua kali luas penampang pipa buangan.
Roof Drain harus terdiri atas 3 bagain sbb:
 Bitumen Coated Cast Iron body dengan waterprooved flange
 Bitumen Coated Neck for adjustable fixing.
 Bitumen Coated cover Dome type.

POMPA-POMPA DAN CENRAL WATER HEATER


Distrib Pump capasity 35-40 m³/hr Pump Fress Water suply and instalation lengkap water pipe
installled by hanging, Hanger, suport, fitting, gate valve, Valve-valve, Fexible, chek valve, and
foot valve

24
PEKERJAAN INTALASI PEMADAM KEBAKARAN

A. UMUM
1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan Instalasi Pemadam Kebakaran yang dimaksudkan disini adalah


pengadaaan dan pemasangan peralatan pencegah kebakaran.
b. Adapun Pekerjaan Instalasi Pemadam Kebakaran dalam proyek ini meliputi
pekerjaan-pekerjaan sebagai
 Instalasi Hydrant.
 Instalasi Sprinkler
 Instalasi Alat Pemadam Api Ringan (Fire Extingusher)
 Pekerjaan peralatan pendukung terkait dengan instalasi diatas.
c. Pelaksana/Pemborong bekewajiban melaksanakan pekerjaaan perizinan ke Dinas
Pemadam Kebakaran setempat atau instansi berwenang, baik itu pengesahan atau
perizinan gambar dan pemrosesan sertifikat keselamatan gedung.

2. Pekerjaan yang Berhubungan

a. Spesifikasi pekerjaan instalasi pemadam kebakaran sebagian besar sudah


disyaratkan dalam perkerjaan plambing. Dalam bab ini lebih banyak
mengisyaratkan spesifikasi pekerjaan sistim instalasi pemadam kebakaran.
b. Dalam melaksanakan pekerjaan instalasi air limbah gedung, Pelaksana/Pemborong
tetap memperhatikan pekerjaaan lain diluar pekerjaaan mekanikal. Untuk itu
Pelaksana/Pemborong juga harus memperhatikan pekerjaan yaitu :
 Pekerjaan Elektrikal
 Pekerjaan Structure
 Pekerjaan Arsitek dan Interior
 Pekerjaan Sipil dan Landscape

3. Standardisasi
Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan mekanikal mengacu pada standart-standart
dan peraturan-peraturan yang telah berlaku, meliputi. :
 SNI: Standart Nasional Indonesia.

1
 SNI 03-3987-1995, Tata Cara Perencanaan dan, Pemasangan Pemadam Api
Ringan untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan
Gedung.
 SNI 03-1745-2000, Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sistem Pipa
Tegak dan Selang untuk Pencegahan bahaya Kebakaran pada Bangunan
Gedung.
 SNI 03-3989-2000, Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sistem Sprinkler
Otomatik untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung
 SNI 03-6570-2001, Instalasi Pompa yang dipasang tetap untuk Proteksi
Kebakaran.
 SNI 19-6772-2002, Tata Cara Sistem Pemadaman Api FM-200 (Hfc 227 ca)
 NFPA : National Fire Protection Association.
 Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran Dinas Pekerjaan
Umum.
 Pedoman Plumbing Indonesia Tahun 2000
 Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1977
 Standardisasi yang berlaku pada Pekerjaan Plambing
 Peraturan Dinas Pemadam Kebakaran di daerah setempat
 Petunjuk pemasangan unit terkait.

B. PERSYARATAN TEKNIS

1. Persyaratan Teknis Sistim


a. Sistim Pemadam Kebakaran adalah suatu sistim yang di sediakan untuk suatu aksi
terhadap pemadaman api kebakaran. Sistim ini dijalankan oleh petugas pemadam
dan atau pelaksana pemadam dengan pengetahuan teknis dan latihan yang
memadai. Perencanaan dan Pemilihan Sistim pemadam kebakaran didasarkan atas
beberapa hal menyangkut : tingkat bahaya kebakaran, jenis kebakaran, area
pemadaman, keamanan media yang terbakar, dan lingkungan.
b. Instalasi Sistim Hidrant merupakan instalasi sistim aktif terhadap pemadaman
kebakaran dengan menggunakan air untuk memadamkan api pada bangunan
perumahan, perkantoran , industri, gedung pertemuan serta fasilitas lainnya.
Operasi Hidrant dilaksanakan petugas pemadam kebakaran atau pengguna fasilitas
hidrant dengan mengoperasikan peralatan-peralatan hidrant, seperti halnya :
Hydrant Box Indoor, Hydrant Box Outdoor, Hydrant Pillar, Siamese Connection,
dan peralatan pendukung operasi lainnya. Valve disiagakan dalam posisi stand by-

2
on dimaksudkan agar air dapat dengan cepat keluar dari hidrant box dan atau
hydrant Pillar untuk pemadaman api.
c. Instalasi Sistim Sprinkler merupakan instalasi sistim aktif terhadap pemadaman
kebakaran dengan menggunakan air untuk memadamkan Air keluar melaui
sprinkler yang biasanya dipasang di ceiling/plafon atau sisi atas ruang, jika
temperatur dalam ruang mencapai suhu tertentu. Sprinkler tersambung dengan
Pompa Sprinkler melalui pipa hydrant utama, pipa tegak , dan pipa cabang
dioperasikan pada tekanan tertentu.
d. Instalasi Sistim Fire Extinguisher atau Pemadam Api Ringan merupakan instalasi
sistim aktif terhadap pemadaman kebakaran yang relatif kecil. Secara typical alat
pemadam berbentuk tabung bulat yang dilengkapi pegangan tangan (hand-held),
berisi agent yang dapat disemprotkan saat pemadaman api.

2. Persyaratan Material
a. Material Instalasi Hydrant
 Hydrant Box Outdoor .
 Ukuran : 660 mm x 200 mm x 950 mm
 1 Roll Fire Hose 2½" x 30 M, with Machino Coupling.
 1 pcs of nozzle 2½"
 Hydrant Box Indoor.
 Ukuran : 800 mm x 180 mm x 1000 mm
 1 Roll Fire Hose 11/2” x 30 m, with Machino Coupling.
 1 pcs angle valve hydrant 1 1/2”.
 1 pcs of nozzle 1 1/2”.
 1 pcs angle valve hydrant 2 1/2”., harus dipasang sesuai dengan
Connection Pemadam Kebakaran Daerah setempat.
 1 pcs hose rack, 24 comb.
 Hydrant Pillar dan Siamese Connection.
 Hydrant Pillar yang digunakan dengan Two Way Outlet 2½ inchi
lengkap dengan tutup dan rantainya.
 Siamese Connection yang digunakan dengan Two way Outlet 2½ inchi
lengkap dengan tutup dan rantainya.
 Jenis kopling penyambung disesuaikan dengan Connection Pemadam
Kebakaran setempat.
 Pipa dan Fittings

3
 Pipa : Black Steell Pipe, Shedule 40, 20 kg/cm2. Standard : ASTM A 53
/ASTM A 120.
 Fittings :
o Untuk ukuran  15 mm s/d 50 mm : Thread connection,
Melleable Cast Iron, 20 kg/cm2. Standard : SNI, ANSI
o Untuk ukuran  65 mm s/d 300 mm : Flange connection, Steel
Butt-Weld, 20 kg/cm2. Standard : SNI, ANSI
 Material pendukung.
Material pendukung Instalasi plambing untuk pekerjaan pemadam kebakaran
seperti halnya valves, gauges, hanger dan support, kawat las, cat dan material
pendukung lainnya diisyaratkan dalam pekerjaan plambing.

b. Material Instalasi Sprinkler


 Sprinkler Head.
 Type of Sprinkler head : pendant, upright, vertical sidewall, and
horizontal sidewall
 Operating temperature : 57°C -107°C (disesuaikan dengan
spesifikasi ruangan)
 Material : Steel Iron
 Caps : metal or a metal with a teflon disk.
 Connection : Joint Screw Size PT 1/2"
 Test Pressure : 25 kgf/cm2
 Spray Quantity : 80 l/min-1kgf/cm2
 Standart : UL Listed & FM Approved
 Fire Alarm Check Valve
 Type of Fire Alarm : Fire Alarm Check Valves
 Material : Cast Iron Casing, SS Disc Retainer,
EPDM Clapper facing Disc, SS Torsion Spring
 Bell : Stainless Steel.
 Connection : Flange Connection, 3”, 4” and 6”
 Work Pressure : 12 kgf/cm2
 Standart : UL Listed & FM Approved
 Pipa dan Fittings
 Pipa : Black Steell Pipe, Shedule 40, 20 kg/cm2. Standard : ASTM A 53
/ASTM A 120.
 Fittings :

4
o Untuk ukuran  15 mm s/d 50 mm : Thread connection,
Melleable Cast Iron, 20 kg/cm2. Standard : SNI, ANSI
o Untuk ukuran  65 mm s/d 300 mm : Flange connection, Steel
Butt-Weld, 20 kg/cm2. Standard : SNI, ANSI
 Material pendukung.
Material pendukung Instalasi plambing untuk pekerjaan pemadam kebakaran
seperti halnya valves, gauges, hanger dan support, kawat las, cat dan material
pendukung lainnya diisyaratkan dalam pekerjaan plambing.

c. Material Instalasi Fire Extinguisher

 Fire Extinguisher A.
 Material : Silinder Baja
 Test Pressure : 20 bar
 Jenis Kebakaran : A ( Media terbakar : Kayu, Kain, Kertas, dsb).
 Agent : Dry Chemical
 Kapasitas : sesuai schedule

 Fire Extinguisher B dan C


 Material : Silinder Baja
 Test Pressure : 20 bar
 Jenis Kebakaran :
 B ( Media terbakar : Minyak, gas, dsb)
 C (Media terbakar : Trafo, instalasi listrik, dsb)
 Agent : Carbon Dioxide
 Kapasitas : sesuai schedule

d. System Pemadam kebakaran menyabung dng Instalasi yang sudah ada, dan
sebelum di pasang penyabangan ( Tee ) di sambung dng Gate Valve, sebelum
instalasi Hydrant & instalasi Sepringler

e. Jaringan Pipa Sepringler setelah dicabangakan dari instalasi Hydrant, dan


sebelumnya di pasang pressure reduzing Valve, di 2 (dua) tempat

5
 Valves
 Jenis/Type : Lihat Schedule
 Standart : Lihat Schedule

 Flow meter
 Jenis/Type : Ventury orifice
 Standart : Sesuai rekomendasi pabrikan

 Accessories
 Main Relief Valve : Sesuai rekomendasi pabrikan
 Safety Relief Valve : Sesuai rekomendasi pabrikan

f. Material Pendukung Instalasi.

Material Pendukung berasal dari pabrikan terkait atau material yang telah disetujui
pemilik/pemakai gedung, tanpa mengabaikan operasional alat pemadam api ringan.

3. Persyaratan Pelaksanaan pompa utama

a. Pelaksana/Pemborong pekerjaan instalasi pemadam kebakaran harus memenuhi


persyaratan yang telah diisyaratkan dalam persyaratan pelaksanaan pekerjaan
mekanikal dan sudah berpengalaman dalam pekerjaan instalasi pemadam
kebakaran. Selain itu Pelaksana/Pemborong harus melaksanakan prosedure
pelaksanaan sebagaimana Rencana Kerja, Pengajuan Material, Gambar Kerja,
Prosedure Kerja, dan Ijin- ijin pelakasanaan, As-built drawing dan K3 dalam
persyaratan pelaksanaan pekerjaan mekanikal.
b. Letak ruang pompa utama untuk pemadam kebakaran dng air ialah do bawah level
air, atau di bawah level permukaan air di GWT, pemadam.
c. Karena pungsi adalah bila terjadi tekana turun secara tiba-tiba dan pompa utama
Elektrik atau Diesel pump tidak ada udara yang terjebak di dalam pompa, atau
impeller pompa, jadi bila pompa bekerja langsung nyala dan keluar air untuk
pemadaman

4. Pekerjaan Instalasi Hydrant

6
Pelaksanaan instalasi Hydrant meliputi pemasangan Hydrant Box Indoor, Hydrant Box
Outdooor, Hydrant Pillar, Siamese Connection, instalasi pipa hydrant dan instalasi
peralatan pendukungnya. Beberapa ketentuan disyaratkan dalam pekerjaan hydrant ini
diantarnya :
a. Hydrant Box Indoor dipasang pada posisi yang telah direncanakan dengan ketinggian
ambang bawah tidak lebih dari 20 cm dari lantai.
b. Hydrant Box Outdoor dan Hydrant Pillar dipasang pada posisi yang telah
direncanakan dengan jarak radius 50 meter.
c. Pelaksanaan detail pemasangan didasarkan pada detail gambar rencana, dan mengacu
pada gambar kerja yang telah di setujui Pengawas dan atau Managemen Kontruksi.
d. Selain itu pelaksanaan pekerjaan detail pemasangan juga perlu dikoordianasikan
dengan pekerjaan arsitek (interior & exterior)tanpa mengabaikan aspek akses
operasional hydrant.

5. Pekerjaan Instalasi Sprinkler


Pelaksanaan instalasi sprinkler meliputi pemasangan sprinkler head, instalasi pipa
sprinkler, alarm check valve, pressure relief valves, safety relief valves dan instalasi
peralatan pendukungnya. Beberapa ketentuan disyaratkan dalam pekerjaan sprinkler ini
diantaranya :
a. Sprinkler dipasang pada posisi yang telah direncanakan dengan standart pemasangan
untuk klas kebakaran ringan.
b. Alarm check valve dipasang didasarkan pada gambar rencana, dan mengacu pada
gambar kerja yang telah di setujui Pengawas dan atau Managemen Kontruksi.
c. Demikian juga untuk pressure relief valves, safety relief valves dipasang didasarkan
pada gambar rencana, dan mengacu pada gambar kerja yang telah di setujui Pengawas
dan atau Managemen Kontruksi.
d. Selain itu pelaksanaan pekerjaan detail pemasangan juga perlu dikoordianasikan
dengan pekerjaan arsitek (interior & exterior) tanpa mengabaikan aspek akses
operasional sprinkler.

6. Pekerjaan Instalasi Fire Extinguisher.


Pelaksanaan instalasi Fire Extinguisher meliputi pemasangan tabung pemadam berikut
isinya (agent), bracket dan instalasi peralatan pendukungnya. Beberapa ketentuan
disyaratkan dalam pekerjaan Fire Extingusher ini diantaranya :
a. Fire Extinguisher yang terpasang dalam pekerjaan ini harus dalam keadaan baru dan
sudah terisi agent sesuai kapasitas tabungnya.

7
b. Fire Extinguisher dipasang pada penggantung atau bracket sesuai material dari
pabrikan, yang digantung di dinding dengan ketentuan sebagai berikut :

 Fire Extinguisher-CO2, dipasang maksimal 150 cm dari lantai untuk


berat maksimal 20 kg.
 Fire Extinguisher-Dry Chemical dipasang maksimal 120 cm dari lantai
dan minimal 15 cm lantai ke dasar tabung untuk berat maksimal 20 kg.

c. Pada gambar rencana, Fire Extinguisher yang tergambar disesuaikan dengan jenis
kebakaran, area kebakaran, jarak pemadaman, dan tingkat kebakaran. Jika dalam
perkembangan pelaksanaan diinginkan posisi berbeda jauh dengan gambar rencana,
Pelaksana/Pemborong harus meminta persetujuan kepada Pengawas atau
Managemen Kontruksi.

1. Testing & Commisioning


Testing dan Commisioning dalam pekerjaan pemadam kebakaran dilakukan secara
sebagian (partial) dan menyeluruh (integral). Pelaksanaan pekerjaan test dan
commissioning diajukan oleh pelaksana/kontraktor untuk mendapakan persetujuan dari
Pengawas dan atau Managemen Kontruksi. Beberapa cara pengetesan disyaratkan dalam
pekerjaan ini diantaranya :
a. Pengetesan instalasi pipa pemadam kebakaran dilaksanakan secara sebagian (partial)
dan menyeluruh (integral). Persyaratan teknis disyaratkan dalam pekerjaan plambing.
b. Pengetesan Hydrant dilaksanakan untuk setiap hydrant indoor dan hydrant pillar
terpasang. Persyaratan teknis disyaratkan sesuai standart pengetesan SNI yang telah
di setujui Pengawas dan atau Managemen Kontruksi.
c. Pengetesan sprinkler dilaksanakan secara partial dengan penentuan acak pada
sprikler terpasang. Persyaratan teknis disyaratkan sesuai standart pengetesan SNI
yang telah di setujui Pengawas dan atau Managemen Kontruksi.
d. Pengetesan pemadam api ringan dilaksanakan secara partial dengan penentuan acak
pada pemadam api terpasang yang telah di setujui Pengawas dan atau Managemen
Kontruksi.
e. Pengetesan pompa dilaksanakan secara partial dan menyeluruh oleh tenaga ahli
pabrikan. Persyaratan teknis disyaratkan sesuai standart pengetesan SNI dan atau
prosedur pengetesan dari pabrikan yang telah di setujui Pengawas dan atau
Managemen Kontruksi.

8
2. JAMINAN DAN GARANSI
Jaminan Pekerjaan.

a. Jaminan Pekerjaan merupakan jaminan pekerjaan instalasi pemadam kebakaran.


Sehingga jaminan pekerjaan merupakan jaminan keandalan operational sistim
plambing dan Pekerjaan peralatan yang dipakai dalam sistim secara keseluruhan.
b. Pelaksana/Pemborong juga harus melaksanakan pekerjaan maintenance terhadap
pekerjaan instalasi pemadam kebakaran, setelah serah terima pekerjaan selama
minimal 6 bulan atau selama kurun waktu yang telah disepakati bersama berdasarkan
peraturan pekerjaan proyek.

1. Garansi dan Spare Part

Garansi dan Spare Part instalasi pemadam kebakaran menagacu pada garansi dan
spare part yang telah dipasang pada instalasi unit instalasi pemadam kebakaran.

2. Serah Terima Pekerjaan


a. Pekerjaaan instalasi pemadam kebakaran, dinyatakan selesai jika
Pelaksana/Pemborong telah melaksanakan pemasangan instalasi, test dan telah
beroperasi dengan baik sesuai perencanaan awal.
b. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan instalasi instalasi pemadam kebakaran, harus
mendapat persetujuan Pengawas atau Managemen Kontruksi.
c.

9
PEKERJAAN INSTALASI ELEVATOR (LIFT)
& SERVICE LIFT

1.0.0. LINGKUP PEKERJAAN

Yang menjadi lingkup pekerjaan dan Pemborong lnstaIasi lift ini adalah sebagai berikut:

1. Pengadaan dan pemasangan semua material, peralatan serta perlengkapan bantu yang
diperlukan dalam pemasangan instalasi ini sesuai dengan jumlah lift yang tergambar
ataupun terurai dalam spesifikasi teknis sehingga didapatkan suatu instalasi yang baik dan
sempurna dalam pemasangannya.
2. Penyediaan dan pemasangan semua profil baja untuk tumpuan/pengikat guide rail pada sisi
lift, dan profil baja yang diperlukan untuk dudukan traction machine di R. Mesin lift.
3. Pengisian door frames, sill, dan sekitar box dan hall indikator, hall call button dengan
adukan semen (grouting).
4. Training meliputi operation, maintenance sampai dengan trouble shooting untuk tenaga-
tenaga yang ditunjuk oleh Pemilik sebanyak 4 (empat) orang.
5. Semua pengurusan izin -izin dan pihak yang berwenang sehubungan dengan pemasang
instalasi ini dan yang menyangkut biaya pengurusannya sudah harus termasuk dalam
penawaran pekerjaan ini.

1
2.2.0. PERSYARATAN TEKNIS BAHAN DAN PERALATAN

2.1.0. UMUM

Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan, dimana bahan dan peralatan
tersebut sesual dengan ketentuan pada pasal ml. Bila ternyata terdapat perbedaan antara
Spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipakai dengan spesifikasi pada pasal ini,
merupakan kewajiban Pemborong untuk mengganti bahan dan atau peralatan tersebut
sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini atau ketentuan standard lift yang berlaku
umum tanpa adanya tuntutan tambahan biaya. Barang yang diatawakan bergaransi resmi
dari pabrik asal pembuat barang tersebut.

Pada dasamya semua bahan dan peralatan harus sesuai dengan ketentuan yang tertera pada
British Standard, JIS, &ANSI Code A.17.1, safety code for elevator, and Moving Walks,
SISIR, Pedoman Pengawasan Instalasi Lift Listrik no.3 Tahun 1978, Keputusan Gubernur
Kepala Daerah DKI Jakarta no.1173 tahu 1978 dan Peraturan Daerah DKI no.3 tahun 1975
terutama tentang Operasi Elevator Kebakaran dan Fire Rating dan Lampiran No. 33
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 378/KPTS/1 987 sebagai SKBI - 3.4.53. 1987.

2.2.0. SPESIFIKASI TEKNIK


ITEM BED LIFT
SPESIFIKASI DASAR:

Quantity (set) : Sesuai Bill of Quantity


Use : BED LIFT
Capacity : 1600 Kg, 21 persons
Speed : 60 mpm, Duplex
Control : AC-VVVF
Number of stops : 6 floor & 6 stops
Service Floors : Lantal 1 s/d Lantai 6
Door type : side opening
Power supply (V/Hz) : AC 3 phase, 380 V/50 Hz., 11 Kw / Unit
Lighting supply (V/Hz) : AC 1 phase, 220 V/50 Hz
Application Codes : JIS, EC
Materials & Wirings : JIS, EC

2
DIMENSIONAL PROVISIONS:

Car internal size : 1500 (W) x 2500 mm


Hoistway Internal : 2400 (W) x 2900 (D
Door Opening Size (mm) : 1200 x 2100 mm
Pit depth (mm) : 1500mm
Overhead height (mm) : 4500 mm

Termasuk Fitur Tambahan


- Overload protection device
- Door Safety Ray
- Emergency Car Lighting with Automatic
Charger
- Interphone system
- Chime direction indication
- Earthquake device & sensor
- Operation by Emergency power source
automatic.
- Supervisory board with indicator.
- DoorSafety Edge
- False call canceling auto
- Auxiliary Car Operating Panel
- ARD (Automatic Rescue Device)
Lift Service

Quantity (set) : Sesuai Bill Of Quantity


Use : Lift Service , ( 2 Unit )
Capacity : 1000 Kg
Control : AC-VVVF
Speed : 60 mpm
Number of stops : 6 floor & 6 stops
Service Floors : Lantal 1 s/d Lantai 6
Door type : Side Opening
Car internal size : 1600 (W) x 1450 mm
Hoistway Internal : 2050 (W) x 2300 (D
Door Opening Size (mm) : 900 x 2100 mm

3
Pit depth (mm) : 1500mm
Overhead height (mm) : 2400 mm

Termasuk Fitur Tambahan


- Overload protection device
- Door Switch
- Simultaneous opening /closing door
- Inverter Control
- AST System for detection the motor trouble
- Overrun Control Switch
- Door Lock Device .
- Equipped Witch car door gate switch
- Status Display
- Arrival buzzer on car
- 10mm space between car and doorsill

2.2.1. Data Kereta Elevator

1. Rangka Kereta Elevator


- Terbuat atas profil baja yang dicat anti karat.
- Pada rangka ini terdapat paling sedikit empat buah sliding type guide shoes, dimana
dua buah terletak pada bagian atas kereta dan yang lain pada bagian bawah kereta
tepat di Guide Rail.
- Untuk semua Elevator yang terletak dibangunan, Guide Shoes yang dipakai adalah
tipe Roller.
- Setiap guide shoes harus dilengkapi dengan sistem pelumas sendin (self lubrication)
untuk mencegah cepatnya ke-ausan.
- Pada rangka bagian bawah yang merupakan tempat tumpuan Iantai kereta, harus
terdapat bantalan karet.

2. Lantai Kereta

- Terbuat dan plat baja yang dicat anti karat.


- Bagian bawahnya dilapisi dengan suatu bahan peredam suara.
- Ukuran dan kekuatan dan latai ini harus sesuai dengan kapasitas angkutnya dan

4
masing-masing lift.
3. Dinding Kereta Elevator

- Untuk dinding lift terbuat dan Stainless Steel Hairline finished.


- Dinding dalam konstruksinya harus sedemikian rupa sehingga mudah dipasang atau
dilepas sehingga memudahkan dalam perakitan di lapangan.
- Pada bagian luamya harus dilapisi dengan suatu bahan peredam suara.

4. Langit-langit Kereta Elevator


- Terbuat dan plat baja minimum setebal 2 mm yang dicat anti karat.
- Ketinggian angit-langit kereta sesuai dengan pabrikan dan peraturan yang ada dimana
terdapat pintu darurat yang hanya bisa dibuka dan atas kereta dan dilengkapi safety
switch sehingga lift tidak beroperasi selama pintu tersebut terbuka.
- Terdapat penerangan normal (ditentukan kemudian) dan untuk penerangan darurat
dengan sumber daya dan batere tipe NI-CAD dry cell lengkap dengan chargernya.
- Terdapat Exhaust Grille dengan Exhaust Fan yang diletakkan diatas kereta.
- Pada bagian atas harus dilapisi dengan suatu bahan peredam suara.

5. Pintu Kereta Elevator

- Pintu kereta dan bahan Stainless Steel Hairline Finished.


- Terdiri atas dua panel side opening dengan tinggi 2100 mm.
- Penggerak pintu kereta adalah motor listrik yang dilengkapi dengan alat pengatur
kecepatan.
- Pada bagian dalamnya harus dilapisi dengan suatu bahan peredam suara.

6. Indikator Kereta Elevator

Integrated dengan Car Operating Panel dilengkapi dengan penunjuk anah pergerakan
kereta, indikator posisi sangkar elevator dengan tipe digital disertai bunyi bel.

7. Car Operating Panel

- Terbuat dan stainless steel plate with hairline finish.


- Push button yang dipakai merupakan touch button yang menyala bila tersentuh.
- Terdiri atas peralatan sebagai benikut:

5
 Pushbutton untuk setiap lantai.
 Pushbutton untuk membuka pintu kereta.
 Pushbutton untuk emergency stop.
 On-Off switch untuk lampu penerangan.
 On-Off switch untuk exhaust fan.
 Key-switch untuk independent operation.
 Lampu tanda kelebihan penumpang yang dilengkapi dengan buzzer.
 Pushbutton untuk intercom.
 Plat nama dan pabrik pembuat lift.
 Tulisan kapasitas lift penumpang.
 Tulisan No Smoking (Dilarang Merokok).

2.2.2. Data Peralatan di Shaft dan tiap Lantai

1. Magnetic Landing Device

Untuk memberhentikan kereta elevator pada setiap lantai yang dituju dengan toleransi
maksimum sebesar 5 mm dan level lantai yang bersangkutan.

2. Landing Door

• Mempunyai type dan dimensi yang sama dengan pintu keretanya.


• Dilengkapi dengan narrow jamb.
• Terbuat dan stainless steel dengan hairline finish.
• Harus dilengkapi dengan kunci pembuka secara manual dan interlock secara
elektris dan mekanis serta dilengkapi dengan alat penutup otomatis dengan weight
closer.

3. Door Sills dan Toe Guards

Terletak di bawah pintu, terbuat dan Extruded aluminium natural color, yang
didudukkan pada beton yang telah disediakan.

4. Hall Button
• Hanya ada satu buah disetiap lantai, diantara setiap dua pintu elevator dimana:
- Untuk lantai yang paling bawah hanya terdapat satu push button untuk operasi ke

6
arah atas.
- Untuk Iantai yang paling atas hanya terdapat satu push button untuk operasi ke
arah bawah.
- Untuk lantai yang lainnya terdapat dua buah pushbutton untuk operasi ke arah atas
dan bawah.
• Pushbutton merupakan touch button yang menyala bila disentuh.
• Pada lantai dasar terdapat Fire Switch.

5. Hall Position Indicator


• Terdapat di atas pintu lantai dasar saja, dengan tipe Digital
• Harus dilengkapi dengan penunjuk arah perjalanan kereta dan gong yang hanya
menyata dan berbunyi pada saat kedatangan kereta.

6. Buffer
 Buffer yang dipakai harus dali jenis oil buffer dimana pada bagian atasnya diberikan
karet setebal 5 mm. Untuk setiap elevator dipasang buffer untuk car dan yang lain
utuk counter weight.
 Buffer ini ditempatkan di atas suatu pondasi beton yang akan disediakan oleh
pemborong pekerjaan sipil.

7. Guide Rail

 Untuk Kereta Elevator


- Rail yang dipakai harus terbuat dan profil baja T dengan lebar flange, ketinggian
dan berat nominal, sesuai standard kapasitas.
- Rail harus dipasang pada bracket pada setiap jarak 2.06 meter maksimum dengan
memakai besi siku ukuran 80 x 80 x 8 mm.
- Rail harus diklem pada bracket dengan memakai sliding slip dan mur baut 3/4,’
- Sambungan rail terbuat dan plat baja setebal I dan panjangnya 14,5” yang dipasang
dengan mur baut 3/4” sebanyak empat buah disetiap sisinya.
 Untuk Counter Weight
- Rail yang dipakai harus terbuat dan profil baja T dengan lebar flange, ketinggian
dan berat nominal sesuai standard kapasitas.
- Rail harus dipasang pad bracket pada setiap jarak 2 meter maksimum dengan

7
memakai besi siku ukuran 80 x 80 x 8 mm.
- Rail harus diklem pada bracket dengan memakai sliding slip dan mur baut 5/8”.
- Sambungan rail terbuat dan plat baja setebal 1/2” dan panjangnya 12” yang
dipasang dengan mur baut 5/8” sebanyak empat buah di setiap sisinya.

 Rail harus dilapis dengan suatu bahan anti karat dan pemegang rail harus dicat anti
karat.
 Selain ketentuan tersebut di atas, konstruksi dan rail harus memenuhi persyaratan yang
telah ditentukan dan pabrik.

8. Counter Weight
 Rangka counter weight terbuat dali profil baja.
 Isi counter weight adalah sebesar Kereta Elevator ditambah dengan 50 % dali kapasitas
beban (balancing 50%), yang terbuat dali besi cor.
 Rangka counter weight harus dicat anti karat dan isinya dilapis dengan suatu bahan anti
karat.

9. Compensating
• Terdiri dan rope yang terbuat dan kawat baja dengan Inti kawat baja yang dilengkapi
dengan rope tensioning.

• Rope tensioning berupa pulley yang diberikan beban, diletakkan di pit dan dilengkapi
dengan safety switch.

2.2.3. Data Mesin Penggerak Kereta Elevator

1. Mesin penggerak kereta elevator terdiri dan motor arus bolak balik 3 phase 380 V
dengan toleransi 10 % Volt 50 Hz.
2. Mesin penggerak ini ditempatkan di dalam dinding shaft (Machine Room less) dan di
atas suatu pondasi beton yang akan disediakan oleh pemborong sipil.

2.2.4. Control System

Setiap elevator harus mempunyai sebuah panel kontrol untuk mengoperasikan kereta
Elevator, yang sekaligus sebagai kontrol induk yang akan mengendalikan elevator di dalam
sistem kontrolnya.

8
Jenis alat kontrol yang hams dipakal adalah full electronic, micro computerized AC-VVVF
(Alternating Current Variable Voltage Variable Frequency) dengan perlengkapan remote
supervisory control panel untuk car status indikator dan maintenance.

Panel supervisory mi diletakkan di Lobby lantai I dengan kelengkapan sbb:


• Lampu indikator untuk keadaan normal power dan emergency power.
• Signal lift yang menunjukkan lift dalam keadaan trouble.
• Intercom untuk berkomunikasi dengan penumpang lift.
• Lampu indikator posisi lift dan alat/button reset.
• Key switch untuk menjalankan lift dengan emegency power.
• Key switch untuk memanggil lift car agar turun ke main floor (anti burglar switch).
• Key switch untuk menghidupkan dan mematikan lift.

2.2.5. Rope

1. Rope yang dipakai adalah kawat baja dengan inti kawat baja dan diberi tanda untuk
posisi lantai.
2. Diameter minimum dan rope yang dipakai adalah minimum sebesar 1,5 mm sebanyak 6
jalur.
3. Sistem pemasangan rope adalah 2: 1 atau I : 1 dimana ujung dan pada rope dipasangkan
pada rope end (Detch and Hitch) yang terletak pada suatu profil baja dengan dilapisi
karet setebal 25 mm dan dilengkapi safety switch dan per.

2.2.6. Safety Device

1. Pengamanan terhadap kelebihan penumpang, berupa transducer yang diletakkan di bawah


lantai kereta elevator apabila pengaman ini bekerja, maka panel kontrol akan mencegah
mesin penggerak bekerja dan menyalakan indikator serta membunyikan buzzer yang
diletakkan di car board.
2. Pengaman terhadap tidak adanya penumpang, berupa tranducer yang diletakkan di bawah
kereta elevator apabila pengaman ini bekerja, maka panel kontrol akan mencegah mesin
penggerak bekerja dan mematikan lampu penerangan dan exhaust fan. Apabila dan
penumpang masuk, maka secara otomatis lampu penerangan dan exhaust fan akan menyala
kembali.

9
3. Pengamanan terhadap kelebihan perjalanan, berupa limit switch yang terletak di shaft atau
di ruang mesin. Bila diletakkan di ruang mesin, sebagai penghubung harus dipergunakan
kawat baja dengan diameter minimum 3 mm yang diletakkan pada rangka kereta elevator
dibagian luar. Apabila pengaman mi bekerja maka panel kontrol akan mematikan mesin
penggerak dan baru dapat dijalankan kembali bila secara manual posisi kereta
dikembalikan kekedudukan normal.
Pembatasan yang ada yaitu:
- Level 6 cm di bawah level lantal terbawah, dan
- Level 10 cm di atas level lantal teratas.

4. Pengaman terhadap ketegangan rope, yang terletak pada setiap Detch and Hitch. Apabila
pengaman ini bekerja, maka panel kontrol akan mematikan mesin penggerak.
5. Pengaman terhadap kelebihan kecepatan, berupa speed governor dilengkapi dengan safety
gear yang saling dihubungkan dengan kawat baja berdiameter 5 mm.
Apabila terjadi kelebihan kecepatan, maka:
• Centrifugal switch yang ada di speed governor akan meyebabkan panel kontrol
mematikan mesin penggerak.
• Safety gear sebanyak empat buah yang terletak di bagian bawah tali pengimbang berat
dan kereta akan mengadakan pengereman di rail dan microswitch yang ada disana akan
menyebabkan panel kontrol mematikan mesin penggerak.

6. Pengaman pada pintu kereta elevator, berupa:


• lnfra red sebanyak I set yang ditempatkan dipintu akan bekerja bila jalur sinarnya
terpotong.
• Safety edges sebanyak 2 buah, akan bekerja bila tersentuh.
• Mechanical switch sebanyak 2 buah, akan bekerja apabila pintu pada saat tertutup
mengalami hambatan, akan meyebabkan panel kontrol membuka kembali pintu kereta.

7. Pengaman terhadap bahaya kebakaran :


Berupa fire switch, apabila terjadi kebakaran maka balk secara otomatis (digabung dengan
panel kontrol fire alarm system) maupun secara manual (dengan fire switch)
disampaikanlah informasi ke panel kontrol untuk membatalkan semua perintah yang ada
dan menggerakkan kereta elevator kembali ke lantal dasar (satu), yang kemudian dapat
dijalankan lagi untuk melayani pemadaman kebakaran dengan mempergunakan key-
switch.

10
8. Pengamanan terhadap hilangnya sumber daya listrik, baik dan PLN maupun dan Diesel
Genset, maka sumber daya listrik yang berasal dan battery dengan DC inverter lengkap
dengan arrestor akan menghentikan kereta elevator pada lantai terdekat dan kemudian
berhenti dengan pintu terbuka. Jenis battery yang dapat digunakan type Nicad merk
Chloride Marathon / Alcad atau Saft.

9. Pengamanan terhadap perpanjangan rope, berupa micro switch yang terletak dipemberat
pulley compensating rope. Apabila pengaman ini bekerja, maka panel kontrol akan
mencegah mesin penggerak bekerja.

10. Pengamanan terhadap kelebihan waktu perjalanan yang disebabkan karena berhentinya
kereta pada suatu lantal dimana beban kereta telah melebihi 85 % kapasitas pengaman ini
berupa transducer yang diletakkan di bawah lantai kereta.

2.2.7. Panel Kontrol Elevator


1. Panel kontrol iniadalah dan jenis wall mounted close type dengan lubang ventilasi
secukupnya.
2. Semua komponen kontrol harus dapat bekerja dengan baik pada temperatur maksimum
4OøC dan RH maksimum 95 %
3. Panel kontrol akan diletakkan di dinding shaft yang akan disediakan oleh pemborong Sipil
dan harus dilapisi karet setebal 5 mm dan hanya dapat dilayani dan depan.
4. Box panel harus terbuat dan plat baja setebal 2 mm minimum dan harus di-grounding
dengan tahanan maximum 0.5 - I Ohm dan dilengkapi dengan arrestor unit, dengan rangka
penguat dan dicat anti karat dan fire proof.
5. Semua kabel yang masuk atau keluar panel ini harus dilengkapi dengan cable gland.
6. Alat kontrol harus dilengkapi dengan suatu alat pencegah interferensi dengan gelombang
pemancar yang ada.

2.2.8. Instalasi Listrik


Pekerjaan instalasi listrik yang termasuk lingkup kerja dan pemborong instalasi ini adalah
1. Kabel feeder dan panel elevator ke panel kontrol elevator.
2. Kabel kontrol dan panel kontrol elevator ke setiap bagian yang rnemerlukannya.
3. Lampu dan switch di pit elevator.
4. Intercom dengan master station, dimasing-masing wang mesin elevator dan di ruang jaga,
R. Control engineering, dengan cabang pada masing-masing kereta. Didalam operasinya,
setiap cabang dapat memanggil master station dan setiap master station dapat memanggil

11
setiap cabang. Sumber daya untuk intercom mi diambil dan battery Nicad 12 Volt yang
dilengkapi dengan automatic charger, yang juga digunakan untuk melayani lampu
penerangan darurat.

2.2.9. lnstalasi Ventilasi Ruang Mesin


Pekerjaan instalasi ventilasi mekanis untuk ruang lift, termasuk lingkup pekerjaan
kontraktor lift. Kontraktor lift bertanggung jawab terhadap kapasitas lain yang dipasang
sehingga tercapai temp. max. di dalam ruang 38°C. Untuk louver dan udara masuk
termasuk lingkup pekerjaan kontraktor struktur.

2.2.10. Catatan
1. Motor penggenak kereta perlengkapannya harus mampu untuk 240 start/jam minimum.
2. Door sills yang dipakai adalah tipe anti slip.
3. Setiap pintu elevator di setiap lantai mampu menghambat kebakaran selama minimum 2
jam.
4. Monitor untuk supervisi yang dipakai harus dapat dipakai untuk sistem
PAL/SECAM/NTSC dapat memberikan informasi tentang :
- Car status : up, down, parked, independent failure dan lain-lain.
- Door status : open, closed.
- Car loading : jumlah penumpang.
- Traffic : hall call, car call, car to halt call.
- Lain-lain :international time, jumlah stopper trip dan lain-lain.
5. Harus disediakan sarana untuk pemasangan Emergency Paging Speaker
.

12
PEKERJAAN SENTRAL GAS MEDIS
Sentral Gas Medis disini adalah sarana distribusi kebutuhan gas di rumah sakit dari ruang
sentral berupa tanki oksigen cair ke ruang – ruang yang membutuhkannya. Sistem sentral
menggantikan cara distribusi gas konvensional yang memakai tabung yang didorong
keruangan.

Dengan sistem sentral maka pengadaan, inventory dan pengawasan terhadap tabung-tabung gas
medis dapat dilakukan dengan lebih mudah.

Pendistribusian dari sentral ke ruangan dilakukan dengan menggunakan pipa tembaga. Pada
area tertentu dipasang zone valve dan area alarm, yang berguna untuk membuka/menutup jalur
distribusi gas, area alarm berfungsi untuk memberikan tanda/alarm apabila tekanan gas pada
pipa tidak sesuai dengan yang seharusnya. Pada setiap gedung dipasang manifold oksigen
manual sebagai cadangan.

Jenis gas yang didistribusikan antara lain: Oksigen (O2), Vakum (Vac) dan Udara Tekan (UT)
Nitros Oxide (N2O)

Outlet gas medis terletak pada ruangan dan berfungsi seperti stop kontak. Apabila dibutuhkan
maka perawat atau pasien tinggal memasukan konektor pada outlet gas tersebut.

Agar tidak terjadi kesalahan pemakaian, yang dapat berakibat fatal pada pasien, maka konektor
setiap gas berbeda bentuk dan dimensinya. Dengan kata lain konektor oksigen tidak akan
pernah dapat digunakan pada outlet vakum dan sebaliknya.

1.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan Sentral Gas Medis meliputi pengadaan, pemasangan, penyetelan,


pengelasan dan pengetesan dari semua peralatan/material/mesin seperti yang
disebutkan dalam spesifikasi teknis, maupun pengadaan dan pemasangan
peralatan/material yang tidak disebutkan, akan tetapi secara umum dianggap perlu
agar dapat diperoleh sistem sentral gas medis yang baik, dimana setelah diuji,
dicoba dan disetel dengan teliti, siap untuk dipakai.
Jaringan distribusi adalah dari ruang sentral ke ruang perawatan
Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi, pipa, peralatan dan sentral gas yang
meliputi, oksigen manifold.
Melakukan testing dan commissioning
Code dan Standard yang digunakan dalam perencanaan ini adalah :NFPA 99, HTM
01 dan peraturan Departemen Kesehatan RI nomor 1439/MENKES/SK/XI/2002
tentang penggunaan gas medis pada sarana pelayanan kesehatan. Peraturan Menteri
Kesehatan RI nomor 4 tahun 2016 tentang Penggunaan Gas Medik dan Vakum Medik
pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan

1.2. Peralatan Utama


a. Sentral Vakum Medik
Sistem Vakum Medik harus dapat menghisap udara di setiap outlet vakum
sebesar – 600 mmHG di outlet terjauh dari sentral.
Mesin Vakum terdiri dari 2 unit dan bekerja secara bergantian ataupun susul
menyusul / Duplex System.
Jenis mesin Vakum yang digunakan adalah Oilfree
Kapasitas mesin : 2 X 2,2 Kw, 380VAC / 50 Hz / 3 Ph
Tanki Air : 100 liter
Tanki Vakum : 500 liter
Control Panel : 1 buah
Bacterial Filter : 2 buah

b. Sentral Compressed Air / Udara Tekan (UT)


Sistem Udara Tekan harus dapat menghasilkan udara tekan pada ruangan
bertekanan non konstan minimal 50 psi pada setiap outlet gas UT dengan
kondisi udara kering, bersih, tidak berbau dan bebas minyak.
Jenis Mesin : Oilfree
Jumlah Mesin : 2 buah
Kapasitas : 430 liter/menit setiap mesin
Tekanan Kerja : 5 – 8 bar
Sistem Kerja : Duplex
Power Consumption : 2 X 3,7 kW/3 Ph/380 V/ 50 Hz
Air Receiver Capacity : 125 L
Konsumsi Daya : 0,34 KW 220 VAC / 50 Hz
After Cooler : 1 buah
Neccessity Ventilation Capacity : 35 Nm3/min
Inlet Temperature : Max. 95ºC
Ambient Temperature : Max. 45ºC
Tekanan maksimum : 20 Kg/cm2

c. Sentral Gas Oksigen (O2).


Sistem Sentral gas oksigen harus menghasilkan tekanan 4-6 bar pada outlet
Sistem : Manual Manifold
Kapasitas : 140 Nm3/h
Jumlah tabung : 5 + 5 tabung (tanpa tabung)
Header for left and right cylinders bank
Cylinder Rack
Gate Valve pada setiap pigtail
Jumlah Pigtail : 10 buah
Shut-off Valve
Regulator tekanan.

d. Outlet Gas Medis


Outlet gas medis dipasang di dalam bedhead
Sistem Keamanan : Standar JIS atau Pin Index (berbeda untuk setiap
jenis gas)
Label Nama Gas Medis
Warna yang berbeda untuk setiap jenis gas
Sistem Perawatan : Outlet terdiri dari 2 bagian yaitu Check Part untuk
bagian yang di bagian dalam dan Terminal Part untuk
bagian luar untuk koneksi dengan asesoris seperti
Flowmeter.
Antara Check dan Terminal Part terdapat sistim Pin
Index yang berbeda setiap jenis gas untuk keamanan.
Material : Cover Outlet terbuat dari bahan aluminium
Box Outlet terbuat dari bahan besi / galvanis powder
coating.

e. Area Alarm
Area Alarm digunakan untuk memonitor tekanan pada setiap zona atau area. Jika
terdapat kebocoran di area tersebut, area alarm akan memberikan signal alarm.
Manometer : Manual Display
Material : Box besi cat powder coating
Power Supply : 220 VAC
Asesoris : Terdapat label nama gas
Test Lamp, Tombol ON/OFF, Power Lamp, Signal Lamp,
Reset Switch

f. Zone Valve
Zone valve dimaksudkan untuk control gas di setiap zona / area, jika terdapat
kebocoran di area tersebut atau ada tindakan perawatan maka gas untuk area tersebut
dapat dimatikan dari zone valve tersebut.
Zone Valve terdapat di dalam Box dan memiliki Shut Off Valve dan Pressure Gauge
untuk setiap jenis gas
Panel Box bagian depan terbuat dari plat besi dengan tebal 1.6 mm (Backed Painting)
Box terbuat dari plat besi dengan ketebalan 1.2 mm, Backed painting
Pada Panel box bagian depan terdapat label nama tiap jenis gas
Keran Pembuka/Penutup dapat menahan tekanan sampai 18 Kg/cm2

g. Pipa Tembaga
a. Pipa Tembaga yang digunakan memenuhi syarat standart ASTM B819
type L
b. Diameter pipa yang digunakan bervariasi antara 3/8 inch sampai dengan 1-3/8
inch
c. Pipa tembaga tidak mengandung phosphor atau oli, kedua ujungnya
tertutup
d. Fitting material seperti tube fitting terbuat dari tembaga
e. Kawat las yang dipakai untuk menyambung pipa tembaga yang terbuat
dari perak

h. Bed Head
Terbuat dari aluminium molding dengan tebal minimal 1,2 mm

1.3. Pekerjaan instalasi


Bracked dan gantungan pipa yang digunakan dari pipa besi, long draht atau besi siku.
Jarak maksimal antara gantungan pipa adalah 2 meter.
Penyambungan pipa dilakukan dengan fitting material dari tembaga dan di las dengan
kawat perak dan selama pengelasan di dalam pipa harus dialirkan gas Nitrogen
sebagai inert gas.
Setelah pekerjaan pengelasan selesai antara sentral dan outlet akan dilakukan flushing
menggunakan gas Nitrogen
Test kebocoran pada pipa distribusi dilakukan dengan cara preassure test dengan
tekanan sekitar 10-12 bar selama 2 (dua ) hari, tidak diperkenankan adanya tekanan
yang turun selama itu.
Non Crossing test dilakukan untuk mengecek bahwa pipa distribusi setiap jenis
adalah benar dan tidak tertukar satu sama lain

1.4. Ketentuan Umum


Tahap persiapan
Tata cara pelaksanaan yang tercantum dalam peraturan pembangunan yang sah
berlaku di Republik Indonesia ini harus ditaati, kecuali bila dibatalkan oleh Rencana
Kerja dan Syarat-syarat
Gambar Kerja / Shop Drawing
Kontraktor harus membuat gambar detail untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk
detail support/penyangga/dudukan berikut perhitungannya yang telah disetujui oleh
Konsultan MK / Pemberi Tugas
Sarana Kerja
Kontraktor diharuskan mengirim contoh bahan yang akan digunakan untuk disepakati
konsultan MK / Pemberi Tugas.
Menyerahkan daftar peralatan kerja yang digunakan sebelum dilakukan pemesanan.
Menyediakan peralatan kerja yang baik untuk pelaksanaan yang memenuhi
persyaratan keselamatan kerja.

Pemeriksaan Bahan / Material


Apabila Konsultan MK / Pemberi Tugas meragukan kualitas bahan atau alat tertentu,
maka bahan tersebut akan dikirim ke laboratorium penyelidikan bahan atas biaya
kontraktor.
Ponalakan dan Penyingkiran
Bahan yang dinyatakan tidak baik oleh konsultan MK/Pemberi Tugas, harus segera
disingkirkan dari lokasi proyek oleh kontraktor dalam waktu 1 x 24 jam.

Tahap Pelaksanaan
Kontraktor harus mematuhi peraturan keselamatan dan kesehatan kerja. Perlengkapan
keselamatan kerja yang dibutuhkan harus disediakan. Cara-cara kerja yang kurang
aman atau tidak selamat harus dihindarkan. Kontraktor harus juga memperhatikan
keselamatan kerja termasuk kesehatan para pekerja dan kebersihan lingkungan.
Perhatian diharapkan pula terhadap lokasi pemondokan pekerja di job-site, agar tidak
terlalu mengganggu waktu kerja.

Seleksi tenaga kerja


Kontraktor harus berusaha untuk mengadakan seleksi tenaga kerja, baik mengenai
keahlian ataupun kesehatannya, bagi tukang-tukang las pipa, serta kejuruan-kejuruan
lain yang dianggap perlu, harus lulus dari ujian penilaian dari MK/Pemberi Tugas.
Bilamana di kemudian hari dalam proyek ini didapati tenaga-tenaga yang ternyata
tidak cukup ahli, MK/Pemberi Tugas berhak untuk minta tenaga kerja tersebut
diganti.

Prosedur dan Cara Kerja


Kontraktor wajib melaksanakan prosedur dan cara kerja yang baik (tepat, cepat, dan
selamat). Kontraktor wajib mengkonsultasikan kedua hal tersebut kepada
MK/Pemberi Tugas, untuk dimintakan persetujuannya guna pelaksanaan. Hasil kerja
harus menunjukan “workmanship” yang baik dalam bentuk kerapian.

Uji coba Sentral Gas Medis


Uji coba harus dilakukan untuk mengetahui berjalan tidaknya mekanisme sistem yang
bersangkutan. Kontraktor harus menunjukannya dalam berbagai variasi alternative,
sejauh kemampuan mekanisme sistem sentral gas medis. Untuk jaringan pipa
dilakukan uji tekanan (pressure test) dengan mengunakan tekanan sebesar 10-12 bar
selama 2x24 jam, uji tekanan dimaksudkan selain untuk mengetahui kebocoran pada
jaringan pipa juga ditujukan untuk mengechek ketahanan dari pengelasan dan
penyambungan pipa. Test berikut yang dilaksanakan adalah non crossing test, test ini
dimaksudkan untuk mengetahui apakah jaringan pipa yang terpasang sudah sesuai
dengan gas yang diinginkan, contohnya: pipa oksigen dari sentral yang terhubung
sampai ke outlet gas oksigen di dinding ruang harus kontinyu, kesalahan dalam
penyambungan (apabila tertukar dengan pipa gas
yang lain seperti nitrous oxide), akan berakibat sangat fatal. Keseluruhan test dan
pengujian harus disaksikan oleh MK/Pemberi Tugas, yang juga berhak untuk
memerintahkan alternatif-alternatif yang dipilihnya.

1.5. Tahap Penyelesaian


Pemeriksaan / Commissioning
Pada awal dari tahap penyelesaian perlu diadakan pemeriksaan / commissioning.
Obyek Commisioning adalah membuktikan bahwa setiap peralatan sudah
berfungsi, dengan kuantitas dan kualitas yang diminta. Semua peralatan seperti
sentral, zone valve, alarm, outlet dan pipa sudah berfungsi dan bekerja dengan
bagus.
Semua kegagalan / kekurang berhasilan harus dicari penyebabnya dan diupayakan
cara-cara mengatasi. Pemeriksaan / Commissioning dilakukan oleh kontraktor, MK
dan User atau Pemberi Tugas. Perlu dibuatkan Berita Acara atas hasil-hasil
pemeriksaan / Commissioning yang telah dilakukan bersama.

Serah Terima
Akan dilaksanakan serah terima hasil pekerjaan dari Kontraktor kepada
MK/Pemberi Tugas, apabila operasional penggunaan sistem sentral gas medis
tanpa hambatan dan terukur sesuai standar produk.

As Built Drawing
Kontraktor harus membuat As Built Drawing, yaitu gambar instalasi dan sistem
yang terpasang yang sebenarnya. As Built Drawing ini harus secepatnya
diserahkan kepada MK/Pemberi Tugas untuk mendapatkan komentar/koreksi.
Kontraktor wajib mengadakan revisi terhadap as built drawing, dengan petunjuk
MK/Pemberi Tugas. As Built Drawing ini akan menjadi dokumen bagi proyek.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
INSTALASI NURSE CALL SEMI IP SYSTEM

URAIAN UMUM

Sistem Pemanggilan Perawat atau yang lebih dikenal dengan istilah Nurse Call Systems adalah suatu
rangkaian sistem komunikasi yang terpadu, independen namun dapat berkolaborasi dengan jalur
komunikasi suara dan jaringan data lain tanpa menimbulkan ketergantungan pada sistem dan jalur
komunikasi pada masing-masing jaringan itu sendiri.

Sistem Komunikasi Rumah Sakit yang sangat komplit, maka diperlukan suatu sistem komunikasi
keperawatan yang komprehensif dengan berbasis komunikasi data antar jaringan atau yang lebih dikenal
dengan istilah SEMI IP Nurse Call System yang dapat menjadi saluran kebutuhan komunikasi terhadap
pelayanan pasien mulai dari staf bagian klinik, staf bagian teknik, dan bagian administrasi menejemen
yang menyalurkan sebuah system yang mana;
a. Berdiri secara independen dan tidak bergantung kepada jaringan telpon (PABX)
b. Mengoptimalkan interaksi dan perawatan secara efektif
c. Menyediakan informasi menejemen yang terpadu
d. Kemampuan peningkatan sistem dimasa depan dan ekspansi jaringan
e. Kokoh dan mempunyai daya tahan operasional yang sangat baik

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan Nurse Call Systems meliputi pengadaan, pemasangan, pemograman hingga pelatihan
pengoperasian sistem secara keseluruhan.
b. Sistem Komunikasi Rumah Sakit Umum Daerah Fatmawati soekarno Surakarta meliputi
komunikasi dalam keperawatan maupun tindakan medis lainnya, yakni pada daerah unit Gedung
Hemodialisa dan Rawat Inap Lantai 2 s/d lantai 6.
c. Perencanaan desain operasional pada masing-masing instansi unit keperawatan, pengadaan &
pemasangan seluruh instalasi mulai dari pipa conduit, kabel, dan peralatan sentral dan peralatan
pada jaringan titik panggilan. System Nurse call Rawat Inap adalah TWO WAY
COMMUNICATION.
d. Pelatihan pengoperasian dan pemeliharaan sistem jaringan komunikasi Nurse Call Semi IP
System.
e. Standar dan kode yang digunakan dalam perencanaan ini adalah sertifikat kualitas ISO
9001:2000 dan CE untuk manufaktur, penjualan, pelayanan dan pemeliharaan.
f. Standar elektronika modul harus memenuhi persyaratan CISPR22 (EN55022) untuk kelas B
elektromagnetik kepatuhan.

2. Peralatan Utama
a. Master Control Nurse Call
Media komunikasi dua arah antara Perawat dengan Pasien dan juga Perawat dengan Perawat di
Nurse Station lain. Master Control Nurse Call akan menampilkan panggilan pasien dalam bentuk
Notifikasi Suara “BED 101 CALLING” atau “BED 101 EMERGENCY CALL” dan Notifikasi
teks juga akan ditampilkan pada layar sentuh Master Control Nurse Call. Perawat harus
mengangkat gagang telepon untuk merespon panggilan pasien atau langsung menekan ikon
speaker pada layar sentuh untuk merespon panggilan prioritas dalam antrian (apabila ada).
Langkah selanjutnya yang akan muncul adalah:
 Layar Sentuh 10” akan menampilkan teks “Now talking to BED XXX” ;
 Komunikasi antara pasien dengan perawat akan mulai berjalan;
 IP Camera akan aktif (apabila ada) dan menampilkan video pasien dan area kamar
pasien di layar sentuh Master Control Nurse Call;
 Jika setingan “Call Forwading” diaktifkan di Master Control Nurse Call, maka
ketika pasien melakukan panggilan, akan langsung diarahkan ke Nurse Station
Terminal yang sudah ditentukan;
Mengangkat gagang telepon atau menekan ikon “Phone” pada layar sentuh ketika komunikasi
berjalan, maka yang akan terjadi adalah:
 Komunikasi Audio atau Video akan berhenti;
 Informasi panggilan pasien akan hilang dari layar sentuh Nurse Station
 Lampu indicator ruangan akan mati dan layar sentuh bed terminal akan kembali ke
layar informasi pasien

Perawat bisa menggunakan Master Control Nurse Call sebagai media untuk menyampaikan
pengumuman dengan menekan ikonnya di layar sentuh. Terdapat 2 tipe pengumuman, yaitu:
 Pengumuman 1 – Untuk semua patient bed terminals di area rawat inap
 Pengumuman 2 – Untuk dokter dan perawat yang memiliki the doctor dan the nurse
terminal di area rawat inap.
Sekali ikon ditekan, perawat dapat melakukan pengumuman dengan mengangkat gagang telepon
atau hands-free function atau speaker. Tekan ikon kembali atau ikon end untuk mengakhiri
pengumuman.

Master Control Nurse Call juga bisa terintegrasi dengan Card Access dan Door Control ruang
rawat inap. Pengunjung atau tamu dapat menekan tombol di pintu masuk ruang rawat inap untuk
melakukan panggilan kepada Master Control Nurse Call dan perawat akan menjawab panggilan
tersebut dengan sistem video komunikasi dua arah dan suara. Perawat dapat membuka pintu
untuk pengunjung tersebut tanpa harus meninggalkan ruangan Nurse Station. Sekalipun tidak
ada panggilan, perawat tetap bisa memonitoring pintu masuk ruang rawat inap melalui kamera.
Staff dapat membuka pintu dengan menempelkan card access di sensor pintu ruang rawat inap.

b. Bed Terminal Patient


IP Bed Terminal Patient dengan Call Handset dengan built-in microphone terinstal di Bed Head
pasien.Bed Terminal Patient juga dilengkapi tombol Emergency Call, Nurse Present dan Staff
Assist.

IP Bed Terminal Patient Memiliki ketahanan terhadap daerah dengan kelembaban tertentu,
sesuai dengan standar IP 66 / IP 67, yakni ketahanan terhadap air, debu, dan dapat
disterilisasikan.

IP Bed Terminal Patient dilengkapi fitur:


 Staff Assist Call
Ikon ini ditekan ketika perawat membutuhkan bantuan dari rekan perawat lainnya dalam
menangani panggilan darurat pasien. Ketika perawat menekan ikon ini, maka hal yang
akan terjadi adalah sebagai berikut:

 Room Light akan menyala kedip berwarna hijau


 Staff Assist Call akan muncul di layar sentuh Master Control Nurse
 Panggilan Staff Assist dapat dibatalkan langsung di Bed Terminal
 Panggilan akan muncul di layar sentuh Smart Phone APP (optional) dan
memungkinkan untuk komunikasi dua arah dengan IP Bed Terminal.
c. Room Terminal
IP Room Terminal – No Display
Room Terminal diinstal di setiap ruang rawat inap. Kabel dari Room Light (lampu kamar) dan
toilet call cord harus terkoneksi ke Room Terminal. Room Terminal ini berfungsi sebagai Nurse
Present atau sebagai media yang menandakan bahwa perawat sudah hadir di ruangan rawat inap
memenuhi panggilan darurat pasien dari ruangan toilet.

d. Emergency Call Toilet


Pasien dapat melakukan panggilan darurat dari toilet kepada perawat dengen menarik pull cord
pada Emergency Call Toilet. Ketika pasien menarik pull cord, maka hal yang akan terjadi adalah
sebagai berikut:
 Room Light akan menyala kedip berwarna merah
 Layar sentuh di Master Control Nurse akan menampilkan lokasi toilet yang
melakukan panggilan darurat
 Panggilan dapat dibatalkan dengan menarik pull cord atau menekan tombol yang
berada di tengah Emergency Call Toilet
 Panggilan akan muncul di layar sentuh Smart Phone APP (optional).

e. UTP Cable cat 6, Power AC NYM 3X2,5 mm


Nurse Call IP sistem menggunakan jaringan kabel UTP Cat 6 dengan instalasi sebagai berikut:
 Kabel dari Emergency Call Toilet dan Room Light ditarik ke Room Terminal
 Kabel dari Room Terminal dan Bed Terminal Patient ditarik ke Network Switch
 Kabel dari Network Switch ditarik ke Master Control Nurse Call
 Kabel dari Network Switch ditarik ke PC for Management dan PC for Nurse Station

3. Pekerjaan Instalasi
a. Tahap Persiapan
Tata cara pelaksanaan yang tercantum dalam peraturan pembangunan yang sah berlaku di
Republik Indonesia ini harus ditaati, kecuali bila dibatalkan oleh Rencana Kerja dan Syarat-
syarat yang diberlakukan.
b. Gambar Kerja / Shop Drawing
Kontraktor harus membuat gambar detail untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk detail
support/penyangga/dudukan berikut perhitungannya yang telah disetujui oleh Konsultan MK /
Pemberi Tugas.
c. Sarana Kerja
Kontraktor diharuskan mengirim;
 Contoh bahan yang akan digunakan untuk disepakati konsultan MK / Pemberi Tugas.
 Menyerahkan daftar peralatan kerja yang digunakan sebelum dilakukan pemesanan.
 Menyediakan peralatan kerja yang baik untuk pelaksanaan yang memenuhi persyaratan
keselamatan kerja yang berlaku
d. Pemeriksaan Bahan dan Material
Apabila Konsultan MK / Pemberi Tugas meragukan kualitas bahan atau alat tertentu, maka
bahan tersebut akan dikirim ke laboratorium penyelidikan bahan atas biaya kontraktor.
e. Ponalakan dan Penyingkiran
Bahan yang dinyatakan tidak baik oleh konsultan MK/Pemberi Tugas, harus segera disingkirkan
dari lokasi proyek oleh kontraktor dalam waktu 1 x 24 jam.
f. Tahap Pelaksanaan
Kontraktor harus mematuhi peraturan keselamatan dan kesehatan kerja. Perlengkapan
keselamatan kerja yang dibutuhkan harus disediakan. Cara-cara kerja yang kurang aman atau
tidak selamat harus dihindarkan. Kontraktor harus juga memperhatikan keselamatan kerja
termasuk kesehatan para pekerja dan kebersihan lingkungan. Perhatian diharapkan pula terhadap
lokasi pemondokan pekerja di jobsite, agar tidak terlalu mengganggu waktu kerja.
g. Seleksi tenaga kerja
Kontraktor harus berusaha untuk mengadakan seleksi tenaga kerja, baik mengenai keahlian
ataupun kesehatannya, bagi tukang-tukang las pipa, serta kejuruankejuruan lain yang dianggap
perlu, harus lulus dari ujian penilaian dari MK/Pemberi Tugas. Bilamana di kemudian hari dalam
proyek ini didapati tenaga-tenaga yang ternyata tidak cukup ahli, MK/Pemberi Tugas berhak
untuk minta tenaga kerja tersebut diganti.
h. Prosedur dan Cara Kerja
Kontraktor wajib melaksanakan prosedur dan cara kerja yang baik (tepat, cepat, dan selamat).
Kontraktor wajib mengkonsultasikan kedua hal tersebut kepada MK/Pemberi Tugas, untuk
dimintakan persetujuannya guna pelaksanaan. Hasil kerja harus menunjukan “workmanship”
yang baik dalam bentuk kerapian.
i. Pipa conduit high impact yang dapat menampung kabel tanpa mengurangi tingkat fleksibilitas
kabel bersangkutan bilamana terjadi penggantian yang diperlukan.
j. Tipe kabel dan teknik pemasangannya tersusun dengan topologi yang diperlukan menggunakan
CAT5e atau CAT 6 serta Kabel ITC berbagai tipe dan ukuran yang berlaku secara standar
nasional.
k. Uji coba Nurse Call Systems
Uji coba dilakukan pada saat semua peralatan dan pemograman sistem jaringan telah terpasang
dan mendapat aliran catu daya dari sumber listrik yang terdapat pada lokasi.

4. Tahap Penyelesaian
a. Pemeriksaan / Commissioning
Pada awal dari tahap penyelesaian perlu diadakan pemeriksaan / commissioning. Obyek
Commisioning adalah membuktikan bahwa setiap peralatan sudah berfungsi, dengan kuantitas
dan kualitas yang diminta. Semua peralatan seperti outlet danlampu signal suara sudah berfungsi
dan bekerja dengan bagus.
b. Semua kegagalan / kekurang berhasilan harus dicari penyebabnya dan diupayakan cara-cara
mengatasi. Pemeriksaan / Commissioning dilakukan oleh kontraktor, MK dan User atau Pemberi
Tugas. Perlu dibuatkan Berita Acara atas hasil-hasil pemeriksaan / Commissioning yang telah
dilakukan bersama.
c. Serah Terima
Akan dilaksanakan serah terima hasil pekerjaan dari Kontraktor kepada MK/Pemberi Tugas,
apabila operasional penggunaan sistem sentral gas medis tanpa hambatan dan terukur sesuai
standar produk.
d. As Built Drawing
Kontraktor harus membuat As Built Drawing, yaitu gambar instalasi dan sistem yang terpasang
yang sebenarnya. As Built Drawing ini harus secepatnya diserahkan kepada MK/Pemberi Tugas
untuk mendapatkan komentar/koreksi. Kontraktor wajib mengadakan revisi terhadap as built
drawing, dengan petunjuk MK/Pemberi Tugas. As Built Drawing ini akan menjadi dokumen
bagi proyek.
e. Jaminan Pemeliharaan dan garansi produk
Jaminan Pemeliharaan diberikan selama kurun waktu 90 hari kalender terhitung sejak berita
acara serah terima pekerjaan ditandatangani oleh pihak bersangkutan, serta garansi ketersediaan
barang dan suku cadang diberikan secara Cuma-Cuma atas kesalahan pabrik dalam kurun waktu
1 (satu) tahun termasuk jasa perbaikan yang dilakukan.
SISTEM CCTV (CLOSED CIRCUIT TELEVISION)

1. SYARAT PEKERJAAN

Pendahuluan

Syarat-syarat umum dan teknis pekerjaan ini ditujukan untuk Perencanaan Pembangunan
Gedung Ini

Sistem CCTV yang digunakan adalah IP (internet protocol).


Uraian persyaratan ini menjelaskan tentang detail syarat-syarat bahan dan cara pemasangan
sistem CCTV, meliputi pekerjaan secara lengkap dan sempurna, mulai dari penyediaan
bahan sampai di lapangan, upah pemasangan, penyimpanan, transportasi, pengujian,
pemeliharaan dan jaminan.

Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan sistem CCTV :

a. Melaksanakan :
o Seluruh instalasi CCTV dalam bangunan.
o Seluruh instalasi sistem CCTV.
o Seluruh instalasi pembumian pengaman.
o Seluruh instalasi :
 IR Mini Dome Network Camera
 switch hub data
 interface dengan sistem terkait dan terhubung dengan sentral server
o Pengujian, komisioning dan pelatihan serta menyerahkan buku manual operasi dan
perawatan.

b. Menyediakan dan memasang semua keperluan feeder dan pendukungnya :


 Dari sisi rak kabel dan hanger untuk feeder dan instalasi.
 Dari sisi camera ke switch hub data.
 Dari sisi switch hub data ke komputer PC.

1
c. Menyerahkan 3 (tiga) set gambar kerja (shop drawing) sistem CCTV untuk diberikan
kepada :
 Pihak Pemilik (Pemberi Tugas) sebanyak 1 (satu) set.
 Pihak Konsultan Perancang sebanyak 1 (satu) set.
 Didistribusikan ke Kontraktor yang terkait sebanyak 1 (satu) set.
 2 (dua) set gambar as built dan 1 (satu) set gambar as built (berbentuk CD).

d. Menyerahkan dokumen yang diperlukan dalam proyek ini antara lain :


 Sistem description dan prinsip operasi sistem CCTV.
 Instalasi dan instruction sistem CCTV.
 Connection diagram sistem CCTV.
 Dokumen shipping untuk peralatan CCTV pada proyek yang dikerjakan.

e. Melaksanakan pemeliharaan selama 6 (enam) bulan dan memberikan jaminan peralatan


selama 1 (satu) tahun sejak seluruh sistem yang terpasang didalam bangunan telah
dilakukan pengetesan dan berfungsi dengan baik.

Peraturan dan Standar

Sebagai dasar perancangan digunakan standar dan peraturan yang berlaku :

 KEPMENEG PU No. 10/KPTS/2000, tentang Persyaratan Teknis Pengamanan


Kebakaran pada Bangunan Gedung dan KEPMENEG PU No.11/KPTS/2000, tentang
Management Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan.
 SK Depnaker No. 17 tahun 1980 dan No. Per-02/DP/1983, tentang Instalasi Alarm
Kebakaran Otomatik.
 Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000.
 Data teknik dari produk di bidang peralatan sistem CCTV yang dibuat oleh pabrik-
pabrik dari berbagai negara dan memiliki ISO-9001.

Kontraktor dan Koordinasi

Syarat Kontraktor

a. Kontraktor harus mampu melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan


surat perjanjian kontrak, rencana kerja syarat-syarat, gambar rencana, RAB dan

2
dokumen lain yang telah disetujui bersama oleh pihak yang terkait dengan proyek ini
(Pemberi Tugas, Konsultan Perancang, Konsultan Pengawas/MK, Kontraktor).
Kontraktor wajib memeriksa ulang kembali terkait document teknis.

b. Kontraktor harus memiliki tenaga ahli dalam bidang instalasi Listrik Arus Kuat dan
Listrik Arus Lemah yang memiliki surat-surat ijin yang masih berlaku, seperti : Surat
Ijin Kerja (SIKA) Instalatir Listrik dari PLN.

Menyerahkan struktur organisasi dan CV personil yang terlibat dalam proyek ke


Konsultan Pengawas/MK. Apabila personil diragukan kemampuannya untuk menangani
pekerjaannya karena tidak sesuai dengan sifat atau bobot pekerjaan yang akan
dipikulnya, maka Kontraktor harus mengganti sesuai dengan permintaan Konsultan
Pengawas/MK dan Pemberi Tugas.

Tanggung Jawab Kontraktor

a. Kontraktor bertanggungjawab menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai dengan jadwal


pelaksanaan yang telah diajukan dan disetujui oleh Pemberi Tugas, Konsultan
Pengawas/MK, dan Kontraktor. Apabila ada ketidak sesuaian waktu penyelesaian
pekerjaan atau mengalami keterlambatan karena kelalaian Kontraktor, maka Kontraktor
wajib menyelesaikan pekerjaan tanpa ada penambahan biaya.

b. Rencana Kerja & Syarat-syarat dan Gambar-gambar rencana harus digunakan secara
bersama-sama dan menjadi satu kesatuan. Segala sesuatu yang tidak dijelaskan baik
pada gambar maupun pada spesifikasi, tetapi sangat diperlukan untuk melengkapi
instalasi yang dimintakan agar dapat bekerja dengan sempurna, harus disediakan dan
termasuk dalam kontrak yang menjadi tanggung jawab Kontraktor.

c. Kehilangan dan kerusakan terhadap bangunan di lokasi pekerjaan yang terjadi sebelum
serah terima kedua pekerjaan akibat kelalaian Kontraktor menjadi tanggung jawab
Kontraktor. Kontraktor wajib mengganti dan memperbaiki item pekerjaan tersebut
tanpa ada tambahan biaya.

3
Koordinasi dan Informasi

a. Kontraktor harus berkonsultasi dengan Konsultan Pengawas/MK tentang rencana kerja


dan detail kegiatannya, sehingga Kontraktor dan sub-Kontraktor dapat membuat jadwal
rencana kerja penyelesaian proyek secara keseluruhan.

b. Kontraktor sebelum melaksanakan pekerjaannya harus berkonsultasi dahulu dengan


Konsultan Pengawas/MK perihal metode pelaksanaan pekerjaan untuk menghindari
terjadinya kesalahan-kesalahan di lapangan.

c. Kontraktor harus memberitahukan secepatnya kepada Konsultan Pengawas/MK apabila


mengalami suatu kesulitan dalam pelaksanaannya, atau memperkirakan akan timbul
kesulitan didalam pelaksanaan dikemudian hari, baik yang menyangkut dengan
kegiatannya ataupun yang menyangkut dengan kegiatan sub-Kontraktor lain.

d. Masing-masing divisi pekerjaan (sipil/struktur, arsitektur, mekanikal dan elektrikal,


lansekap, interior) saling berkoordinasi terhadap pekerjaan yang terkait, posisi-posisi,
elevasi, termasuk pekerjaan pembobokan dinding, lantai, pembuatan shaft/sleeve dan
lain sebagainya.

e. Gambar-gambar perancangan hanya menunjukkan secara umum tentang posisi dari


peralatan-peralatan, pengkabelannya dan lain-lain. Kontraktor harus mengadakan
perubahan-perubahan yang diperlukan yang disesuaikan dengan keadaan bangunan
sebenarnya, tanpa tambahan biaya.

f. Referensi bagi pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengan pekerjaan ini adalah :


 Pembumian pengaman
 Daftar merek/produk material.
 Pekerjaan Arsitektur

4
Persetujuan

a. Jadwal pelaksanaan (Master schedule dan kurva-S) dibuat oleh Kontraktor setelah
Kontraktor menerima Surat Perintah Kerja (SPK), kemudian diajukan ke Konsultan
Pengawas/MK. Jadwal tersebut dinyatakan berlaku bila telah disetujui oleh Pemberi
Tugas, Konsultan Pengawas/MK, Kontraktor.

b. Surat pengajuan material beserta brosur dan contoh material diserahkan ke Konsultan
Pengawas/MK minimal 2 minggu sebelum jadwal diajukan gambar kerja (shop
drawing). Perubahan terhadap spesifikasi material harus mendapat persetujuan
Konsultan Perancang.

Penolakan lebih dari satu kali atas material/shop drawing/diagram skematik yang tidak
memenuhi persyaratan dalam spesifikasi/RKS ini adalah sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor, dan Kontraktor tidak berhak untuk mendapatkan
penambahan/pengunduran jadwal.

c. Gambar kerja (shop drawing) diajukan oleh Kontraktor minimal 7 hari sebelum jadwal
pelaksanaan. Gambar kerja tersebut dinyatakan berlaku dijadikan lampiran ijin
pelaksanaan bila telah disetujui Konsultan Pengawas/MK dan telah di evaluasi
Konsultan Perancang.

Gambar kerja yang dibuat berdasar gambar rencana sebagai penjelas, yang disesuaikan
dengan benda yang sebenarnya dan tempat yang tersedia, serta disesuaikan pula dengan
rancangan arsitektur dan pekerjaan sipil.

Gambar Kerja yang menunjukkan secara detail tentang pemasangan (instalasi)


peralatan-peralatan serta hubungan-hubungannya dengan pekerjaan lain.

Gambar-gambar kerja yang menunjukkan posisi-posisi elevasi, pengkabelan serta


detail-detail pemasangan peralatan pada posisinya atau pada ruangannya.

d. Pekerjaan di lapangan boleh dilaksanakan apabila telah mendapat persetujuan.


Kontraktor mengajukan surat ijin pelaksanaan pekerjaan yang dilampirkan gambar kerja
yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK.
Surat ijin pelaksanaan ini diajukan minimal 2 hari sebelum jadwal pelaksanaan di
lapangan.

5
Keterlambatan pengajuan material/shop drawing/diagram skematik sesuai dengan
yang telah ditentukan dalam spesifikasi/RKS ini adalah sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor, dan Kontraktor tidak berhak untuk mendapatkan penambahan/
pengunduran jadwal.

Jaminan Kualitas

Kontraktor harus mempunyai quality control. Seorang quality control harus mampu
berkoordinasi dengan pelaksana lapangan, aktif, tegas, bertanggung jawab penuh dalam
menerima instruksi-instruksi dari Konsultan Pengawas/MK, petunjuk dan perintah secara
langsung kepada pelaksana lapangan, mengutamakan mutu pekerjaan dengan hasil yang
rapih, baik dan benar.

6
2. SYARAT MATERIAL / PRODUK

Umum

a. Semua bahan/material sebelum dipesan, dibeli, masuk ke site project dan sebelum
dilakukan pemasangan, harus mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas dan Konsultan
Pengawas/MK.

b. Apabila pada spesifikasi teknik ini atau pada gambar disebutkan beberapa merek
tertentu atau kelas mutu (quality performance) dari material atau komponen tertentu
terutama untuk material-material listrik utama, maka Kontraktor wajib melakukan
didalam penawarannya material yang dalam taraf mutu/pabrik yang disebutkan itu.

c. Kontraktor wajib melengkapi prosedur pemasangan yang disarankan oleh pabrik


pembuat peralatan, berikut dengan brosur-brosur/katalog yang lengkap tentang ukuran-
ukuran peralatan, cara-cara pemasangan dan persyaratannya, serta diagram
pengkabelannya dari peralatan-peralatan utamanya.

Bahan / Material

Syarat-syarat dasar

a. Kontraktor harus memberikan bahan/material dari kualitas baik, baru, bukan hasil
perbaikan dan pemasangan yang rapi dan sempurna sehingga dapat berfungsi dengan
baik dan harus sesuai dengan spesifikasi/persyaratan ataupun ketentuan pabrik.

b. Ruangan yang tersedia untuk penempatan peralatan/perlengkapan instalasi sebagaimana


tampak pada gambar rencana, telah disesuaikan dengan ukuran peralatan yang
diproduksi oleh beberapa pabrik.
Kontraktor harus menawarkan, menyediakan dan memasang semua perlengkapan yang
dimaksud pada ruang yang telah disediakan.

c. Kapasitas yang tercantum baik dalam gambar atau spesifikasi merupakan kapasitas
minimum. Penyesuaian dalam pemilihan boleh dilakukan Kontraktor dengan syarat-
syarat sebagai berikut :

7
 Tidak menyebabkan pertambahan peralatan
 Sistem tidak berubah, dan menjadi lebih sulit
 Tidak meminta pertambahan ruang
 Biaya operasi dan pemeliharaan tidak menjadi mahal.
 Apabila nanti selama proyek berjalan, terjadi bahwa material yangdisebutkan pada
tabel material tidak dapat diadakan oleh Kontraktor, yang diakibatkan oleh sesuatu
alasan yang kuat dan dapat diterima oleh Konsultan Pengawas/MK, Konsultan
Perancang dan Pemberi Tugas, maka dapat dipikirkan penggantian merek/tipe
dengan suatu sanksi tertentu kepada Kontraktor

d. Dalam hal ukuran fisik harus cukup dan tidak meminta ruangan lebih besar dari pada
yang telah disediakan. Kecukupan tersebut dalam arti telah termasuk segala peralatan
pendukung yang perlu untuk operasi sampai sempurna sesuai ketentuan pabrik.

Syarat-syarat fisis

a. Bahan dan peralatan dari klasifikasi atau type yang sama sedapat mungkin diminta dari
merk atau buatan pabrik yang sama.

b. Apabila suatu unit peralatan terdiri dari bagian-bagian komponen, maka seluruh bagian-
bagiannya sebaiknya dari merk yang sama untuk menghindari kesulitan dalam hal :
 Pemeliharaan dan menjaga mutu karakteristiknya.
 Jaminan produk dan pemasangan
 Menentukan pihak yang akan bertanggung jawab apabila terjadi ketidak sesuaian
ataupun kesalahan

Komponen – Komponen

IP Dome Camera 2MP

a. Adalah 2mp Camera


b. Cocok digunakan didalam area gedung.
c. Untuk di area yang sangat terbatas.

8
d. Cocok di gunakan di area parkir
e. Cocok digunakan di area yang sangat mementingkan penampilan Interior karena dome
tidak akan merusak pemandangan.
- Lens : Fixed 2.9 mm
- Focus & iris : Fixed Aperture
- Stream Resolution : 1920 x 1080 ( primary)
- Ingress Protection : IP 67 ; IK10

LCD Monitor Color

a. Adalah merupakan alat yang menterjemahkan isyarat elektronik yang dikirim oleh
camera menjadi gambar pada sebuah layar monitor.

b. Cocok digunakan untuk memonitor suatu obyek secara terus menerus selama 24 jam
dan mempunyai tingkat radiasi yang rendah.

c. Bukan LCD monitor untuk PC computer.


 High resolution 500 TVL
 Slide control
 LCD Display
 Up front operating control
 Video input : 2
 Video output : 2
 S-Video : 1
 VGA : 1

9
Switch hub data

a. Adalah perangkat yang menerima data/ informasi analog dari kamera, selanjutnya
diproses menjadi data digital dan mengirimkannya ke komputer PC yang terhubung.

a.Memiliki beberapa port yang tersambung ke beberapa kamera dan setiap kamera diberi
pengalamatan dalam 1 grup IP local yang diatur dalam komputer PC sebagai servernya.

b. Password untuk merubah sistem setting

d. Equipment Specification
 Bandwith : 10/100/ 1000 MBPS + PoE
 Port : 24 port

Kabel UTP Cat 6 dalam PVC Conduit dia. 20mm.

Adalah sarana untuk mengirimkan gambar yang sudah diamati oleh camera untuk diterima di
switch hub
• Diameter solid conductor : 0,6 mm
• Tahanan DC : maximum 6,1 ohm
• Kapasitansi : 17 PF/Feet
• Impedansi : 100 ohm ± 15%
• Attenuation : maximum 16,5 dB
• Cross tank : minimum 29,3 dB
• ACR (Attenvation to crosslack ratio) : 17 dB

NYM 2 x 2,5 mm dalam pipa konduit uPVC dia. 20mm.

Adalah kabel power dari UPS untuk semua kamera CCTV dan yang lainnya.
• Inner conductor : 2,5 mm
• Jacket : PVC

10
Pengiriman, Penyimpanan, dan Pengamanan

a. Bahan / material yang siap kirim ke lokasi proyek harus disertai dengan surat jalan
pengiriman dan sesuai dengan spesifikasi yang telah disetujui.
Jika bahan / material yang sampai di lapangan tidak sesuai dengan surat persetujuan
material dan contoh yang telah disetujui, maka akan ditolak oleh Konsultan
Pengawas/MK dan Kontraktor bertanggung jawab untuk menggantinya, tanpa biaya
tambahan.

b. Semua bahan / material sebelum pemasangan harus dilindungi terhadap cuaca dan
dijaga selalu keadaan bersih. Semua pipa pelindung dalam tanah yang menembus keluar
dinding/pondasi batas luar bangunan, harus ditutup rapat dengan sealent untuk
mencegah masuknya air tanah termasuk ujung-ujung kabelnya juga harus diusahakan
kedap air.

c. Semua bahan / material sebelum pemasangan harus ditempatkan yang aman, dalam
gudang ruang tertutup dan tidak lembab, wajib dikontrol oleh petugas keamanan
Kontraktor dan diperiksa bahan / material tidak ada kerusakan, ditukar ataupun hilang.
Bila terjadi hal tersebut maka Kontraktor wajib mengganti yang sesuai dengan semula
tanpa ada biaya tambahan.

Jaminan Material

a. Garansi bahan / material adalah jaminan atas bahan / material yang dipasang dalam
pekerjaan, yang berlaku dalam jangka waktu tertentu, yang dinyatakan dalam surat
garansi; dan dikeluarkan oleh Pabrik pembuat alat atau produsen bahan itu. Garansi
dapat juga dikeluarkan oleh Kontraktor, jika Kontraktor sebagai agen tunggal dari
Pabrik alat atau bahan tersebut. Didalam surat garansi itu harus dicantumkan jelas
kewajiban Pabrik atau Kontraktor jika terjadi kerusakan terhadap bahan / material yang
dipasang pada pekerjaan, paling sedikit berisi kesanggupan Produsen yang diwakili
Kontraktor untuk memperbaiki atau mengganti bagian yang rusak, jika kerusakan itu
akibat yang wajar dan memenuhi ketentuan dalam persyaratan garansi.

b. Jangka Waktu Garansi bahan / material ditetapkan selama 360 (tiga ratus enam puluh)
hari kalender, terhitung sejak Uji Coba dinyatakan berhasil.

11
3. SYARAT PELAKSANAAN

Umum

Perancangan pemasangan Camera CCTV sudah berdasarkan :

 Letak strategis area yang diawasi camera.


 Keamanan seluruh area yang diawasi.
 Kemudahan memonitor area seluruh gedung baik diluar maupun didalam area gedung.

Persiapan

1. Gambar Kerja (shop drawing)


Kontraktor harus mengirimkan gambar kerja sebelum instalasi dipasang sesuai sub
bab. 1.5. pasal c. Gambar kerja yang dapat dilaksanakan dilapangan adalah gambar
yang sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK.

2. Pekerjaan telah dikoordinasikan antar pihak proyek yang terkait dan persiapan sebagai
berikut : Ruangan, pondasi/ dudukan peralatan, bahan/material sudah berada di
lapangan. Struktur untuk shaft/sleeve sudah pasti penempatan dan dimensinya.

Penerapan / Pemasangan

1. Unit camera ditempatkan sesuai fungsi dan kemudahan perawatan (lihat gambar
perancangan).

2. Penempatan sentral monitor CCTV harus ditempatkan di ruang


kontrol/operator/security yang dijaga 24 jam.

3. Camera ditempatkan sesuai gambar perancangan.

4. Sentral peralatan CCTV ditempatkan dalam rak di Ruang Kontrol/Operator/Security


yang dilengkapi dengan meja operator untuk meletakan monitor. Pembuatan meja
operator sudah dikoordinasikan dengan interior meja operator dibuat oleh Kontraktor
CCTV atas gambar perancangan Interior.

12
5. Monitor diletakan di atas meja kontrol / operator, rak kabinet peralatan CCTV
diletakan dibawahnya operator. Semua kabel yang masuk / keluar kotak hubung ini
harus melalui kabel gland serta memakai konduit flexibe.

Instalasi

Kabel dan Pipa Konduit

 Semua kabel yang dipasang mendatar harus dipasang di trunking kabel didalam pipa
konduit uPVC dia. 20 mm.

 Semua kabel yang dipasang di shaft secara vertikal harus dipasang pada tangga kabel
didalam pipa konduit uPVC dia. 20 mm.

 Pipa konduit harus diklem ke struktur bangunan dengan sadle klem.

 Semua kabel data dan power yang terpasang tidak boleh ada sambungan.

 Semua kabel yang masuk & keluar dari trunking kabel harus menggunakan pipa konduit
flexibel uPVC dia. 20 mm.

Trunking Kabel dan Tangga Kabel

- Kabel tray harus terbuat dari hot dip galvanized finishing lebarnya sesuai dengan
gambar rencana, penyangga terbuat dari bahan besi siku yang di hot dip galvanis.

- Ketebalan plat kabel tray 2 mm (diluar hot dip galvanis). Ketebalan hot dip galvanis =
60 – 70 micron. Jarak hanger ke hanger untuk kabel tray 1 m.

- Trunking kabel dan tangga kabel harus dipasang horisontal dan satu garis vertical
dilengkapi dengan cover atau penutup.

- Tangga kabel dipasang ke dinding shaft dengan memakai 3 (tiga) buah dynabolt
berukuran 1/2” x 2” pada jarak 75 cm.

13
- Trunking kabel digantung dilantai dengan dynabolt berukuran 1/2” x 2”.
Jarak trunking kabel elektrikal dengan elektronik minimal 300 mm.

Inspeksi dan Pengujian

1. Sebelum dilaksanakan pengujian, semua penyambungan harus diperiksa tersambung


dengan mantap, kencang dan tidak terjadi kesalahan sambung atau kesalahan polaritas.

2. Kontraktor harus melakukan serangkaian pengujian-pengujian untuk


mendemonstrasikan bahwa bekerjanya semua peralatan dan material yang telah selesai
terpasang memang benar-benar memenuhi persyaratan yang disebutkan di dalam
spesifikasi teknis ini dan standar / referensi yang digunakan.

3. Kontraktor harus menyediakan semua peralatan dan personil yang perlu untuk
melakukan pengujian.

4. Kontraktor harus menyerahkan jadwal waktu tentang kapan akan diselenggarakannya


dan cara-cara pengujian tersebut 14 (empat belas) hari sebelumnya kepada Konsultan
Pengawas/MK.

5. Pengetesan dilakukan oleh pihak PLN bekerja sama dengan Kontraktor, disaksikan
bersama dengan Pemberi Tugas.

6. Hasil pengetesan harus tertulis dan disaksikan oleh Direksi.

Pengamanan dan Pembersihan

Selama masa pelaksanaan dan pemeliharaan Kontraktor diwajibkan :

1. Mengusahakan daerah kerja mereka selalu dalam keadaan bersih dan rapih selama
konstruksi. Pada saat pelaksanaan pekerjaan selesai, Kontraktor harus memeriksa
keseluruhan pekerjaan, meninggalkan pekerjaan dalam keadaan rapih, bersih dan siap
pakai

2. Semua bahan dan peralatan sebelum dan sesudah pemasangan harus dilindungi
terhadap cuaca dan harus dijaga selalu dalam keadaan bersih, semua ujung-ujung

14
konduit dan bagian-bagian peralatan yang tetap tidak dihubungkan, harus disumbat
atau ditutup untuk mencegah masuknya benda/kotoran.

3. Menyelesaikan dan memperbaiki kekurangan-kekurangan pekerjaan.

4. Memelihara dan merawat peralatan yang dipasang secara berkala sesuai dengan
persyaratan pabrik

5. Menjaga hasil pekerjaan termasuk instalasi dalam keadaan baik, utuh dan tidak rusak
ataupun hilang.

6. Kubikel-kubikel dan ruang peralatan diberi kunci pengaman dan posisi peletakan kunci
harus jelas.

Material Perawatan
Pelatihan dan Petunjuk Pemeliharaan

1. Kontraktor bertanggung jawab untuk mendidik operator yang ditunjuk Pemilik, sampai
yang bersangkutan terbukti sanggup menjalankan/ mengoperasikan seluruh sistem
dengan baik, segala sesuatunya atas biaya Kontraktor.

2. Kontraktor juga harus menyerahkan 3 set buku yang berisi petunjuk operasi dan
perawatan dari seluruh instalasi dan peralatan kepada Pemberi Tugas paling lambat 30
hari kalender setelah serah terima pertama.

15
Syarat Penyerahan Pekerjaan

Serah terima pertama

Pekerjaan dikatakan selesai apabila :

1) Instalasi telah diselenggarakan dengan baik dan semua sistem telah diuji dan bekerja
sempurna sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi dan dijamin akan tetap bekerja
dengan baik untuk waktu jangka panjang. Pernyataan bahwa sistem telah bekerja
dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi dan gambar, harus dilakukan dengan Berita
Acara Pemeriksaan dan sertifikat pengujian.

2) Telah menyerahkan surat jaminan.

3) Telah memenuhi syarat penyerahan gambar revisi.

4) Telah melengkapi dengan buku petunjuk kerja dan pemeliharaan, serta telah
memberikan petunjuk kepada wakil dari Pemilik Bangunan tentang cara penggunaan
peralatan-peralatan yang ada.

5) Telah mendapatkan surat pernyataan bahwa instalasi telah dilaksanakan dengan baik
dan dapat bekerja, dari instansi-instansi yang berwenang atas penggunaan instalasi
tersebut, seperti : Dinas Keselamatan Kerja, PLN, Dinas Pemadam Kebakaran dan lain-
lain.

6) Telah mendapatkan surat pernyataan dari Manajemen Konstruksi bahwa instalasi telah
dilaksanakan dengan baik dan sistem bekerja dengan sempurna.

7) Telah memenuhi semua persyaratan yang tercantum dalam kontrak.


 As build drawing
 Certificate dari laboratory (Hanya untuk peralatan utama jika ada dan untuk
peralatan laiinya akan ditentukan kemudian oleh PM/Engineer dan consultant)
 Measurement report
 Factory certificate
 Guarantee certificate dan brochure.
 Operation dan maintenance manual

16
 Spare part untuk satu tahun operasi.

8) Semua sertifikat, instruksi dan perizinan dari instansi yang berwenang memberikan izin
penggunaan atas instalasi yang dipasang, harus diserahkan pada saat atau sebelum hari
penyelesaian pekerjaan yang ditentukan.

9) Penyerahan dilakukan dengan Berita Acara proyek disertai lampiran-lampiran sebagai


berikut :
a. Gambar revisi (as build drawing), dengan jumlah sesuai lingkup/ scope pekerjaan.
b. Surat pemeriksaan dari LMK.
c. Laporan hasil pengujian.
d. Sertifikat pabrik untuk peralatan utama seperti Panel Tegangan Rendah, Panel
Kapasitor, Armature lampu-lampu dan kabel.
e. Khusus untuk panel tegangan rendah, sertifikat harus ditandatangani oleh personil
yang bertanggung jawab dari pabrik panel sesuai dengan yang diatur pada pasal 8
butir 8.10.5.
f. Surat jaminan ditujukan kepada pemilik bangunan dan mencantumkan nama
proyek.
g. Brosur asli, petunjuk operasi dan petunjuk pemeliharaan.
h. sertifikat instalasi dari instansi yang terkait

17
Serah terima kedua

Pada saat serah terima kedua :

 Semua peralatan dalam kondisi bersih.


 Ruangan panel dalam kondisi bersih
 Semua peralatan dalam kondisi siap operasi

a. Setelah serah terima tahap II, Kontraktor harus melakukan masa jaminan terhadap
instalasi dan peralatan terpasang selama jangka waktu 365 hari

b. Biaya untuk pekerjaan tersebut harus sudah termasuk pada kontrak pekerjaan ini.
Apabila selama masa pemeliharaan Kontraktor tidak melaksanakan kewajiban, maka
pekerjaan tersebut dapat diserahkan dengan pihak lain dan biaya tetap ditanggung oleh
Kontraktor yang bersangkutan.

Selama masa jaminan tersebut, dan atas instruksi Manajemen Konstruksi Kontraktor
wajib atas biaya sendiri dengan cepat mengganti semua equipment atau peralatan atau
material yang rusak karena kualitas yang kurang baik atau karena pelaksanaan yang
kurang sempurna dan bukan karena kesalahan penggunaan selama instalasi
dipergunakan.

Semua perlengkapan,tenaga dan biaya sehubungan dengan perbaikan-perbaikan tersebut


adalah tanggung jawab Kontraktor.
Setiap Kontraktor harus bertanggung jawab atas semua biaya yang timbul sehubungan
dengan kerusakan material, equipment dan kesalahan pembuatan, pemasangan dari
material, equipment yang disuplai oleh Kontraktor, selama masa jaminan.

18
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIK
PELAKSANAAN PEKERJAAN TATA SUARA (SOUND SYSTEM)

I. PERSYARATAN UMUM.

I.1. Keseluruhan peralatan utama yang membangun sound system ini harus dari merk yang sama.
I.2. Kontraktor harus merupakan dealer produk atau perusahaan yang mendapatkan Surat
Dukungan dari Dealer. Yang dimaksud Dealer adalah Perusahaan yang mendapatkan Surat
Penunjukan dari Distributor serta mendapatkan Surat Dukungan dari Principal (Agen
Tunggal Pemegang Merk) di Indonesia.
I.3. Sistem tata suara harus memenuhi standard keselamatan evakuasi sebagaimana
dipersyaratkan pada IEC 60849 standard.

II. RUANG LINGKUP PEKERJAAN.


Sebagaimana yang tertera dalam gambar rencana, Kontraktor pekerjaan Sistem Tata Suara
ini harus mengadakan dan memasang, serta nantinya menyerahkan seluruh hasil pekerjaan
dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan.
Garis besar lingkup pekerjaan instalasi sistem tata suara yang dimaksud adalah sebagai
berikut :
1) Pengadaan, pemasangan, dan pengujian peralatan sentral sistem tata suara meliputi
unit penguat sinyal suara (booster amplifier) lengkap dengan unit kontrol dan monitor
serta pemasangan sistem dalam rak untuk peralatan sentral tata suara.
2) Pengadaan, pemasangan, dan pengujian MDF dan kotak hubung bagi (TB) di setiap
lantai.
3) Pengadaan, pemasangan, dan pengujian kabel-kabel distribusi sistem tata suara antara
peralatan sentral dan sistem rak dengan kotak hubung bagi di setiap lantai.
4) Pengadaan, pemasangan, dan pengujian alat pengeras suara (loud speaker) sesuai
dengan gambar rencana.
5) Pengadaan, pemasangan, dan pengujian kabel-kabel pemakaian antara kotak hubung
bagi dengan alat-alat pengeras suara dan volume control di tempat yang ditunjuk.
6) Melaksanakan matching dan balancing atas semua speaker dan sistem secara
keseluruhan, sedemikian rupa hingga menghasilkan kualitas suara yang prima dan
tingkat tekanan bunyi yang merata di seluruh bagian lantai bangunan.

1
II.1. Ruang lingkup pekerjaan sound system meliputi pengadaan peralatan berikut
pemasangannya.
Pengadaan dan pemasangan peralatan sound system ini secara keseluruhan terbagi menjadi 2
(dua) bagian utama yaitu :
a. Sound System untuk Back Ground Music, Paging dan Evacuation, meliputi area selasar
dan public area.
b. Sound system untuk keperluan Evacuation, meliputi semua area yang telah dicover oleh
item II.1.a tersebut di atas ditambah area-area yang memerlukan ketenangan seperti
Ruang Patient.

II.2. Pekerjaan ini dimaksudkan untuk memperkuat dan meningkatkan Kualitas suara secara
merata ke seluruh area rumah sakit.
Kualitas suara tidak hanya diperkuat tetapi harus mempunyai derajat pengertian atau
kejelasan suara (intelegibility) yang tinggi, bebas dari gangguan listrik tegangan tinggi dan
sinyal pemancar pemancar baik yang ada didalam gedung itu sendiri maupun diluar gedung
seperti ORARI, KRAP dan sejenisnya.

II.3. Pengadaan dan pemasangan peralatan sebagai berikut :


Peralatan Utama :
1) System Pre-Amplifier, 240 Watt
2) Call Station w/ 6 Zones Selector
3) Booster Amplifier 240 Watt
4) Telephone – PA Coupler
5) CD-MP3 Palyer & integrate Tuner FM-AM
6) Cardioid Column Speakers
7) Ceiling Speaker, metal grill for EVAC ONLY
8) Horn Loudspeaker
9) Volume Control 5-30 Watt
10) Volume Control
11) Firedome Speaker
Peralatan Penunjang :
1) Rack 19” c/w Roof Fan, Blank Panel, accessories
2) Terminal Box Sound System
3) Change Over switch
4) Kabel Feeder 4 x 2.5mm2
5) Instalasi

2
III. KEMAMPUAN PERALATAN.
Sound system yang ditawarkan, haruslah memiliki kemampuan minimal sebagai berikut :
III.1. Sound system berbasis microprocessor (microprocessor based).
Perubahan setting dan konfigurasi dapat dilakukan secara cepat dan mudah tanpa perlu
merubah perkabelan.
Selain itu system mampu melakukan supervisi dan kontrol sebagai berikut :
- Full system supervision.
- Loudspeaker line supervision.
- Emergency microphone supervision.
- Message manager supervision.

III.2. Bilamana pada supervisi diketemukan adanya kerusakan pada system amplifier, secara
otomatis system dapat melakukan penggantian ke spare amplifier (amplifier cadangan).
III.3. Sistem dilengkapi dengan had-held emergency microphone yang terintegrasi pada front
panel.
III.4. Digital pre-recorded messages sampai dengan 255 messages dan system pengaturan dengan
Digital message management.
III.5. Tingkat Kekerasan dan Kualitas Suara harus dapat diatur secara group dan terpusat dari
sentral untuk menyesuaikan dengan keadaan ruang sehingga menghasilkan kualitas suara
sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan.
III.6. Sound system yang dipasang harus dapat berfungsi dengan baik untuk distribusi suara secara
merata pada area (zone) yang dipilih dan tidak mengganggu zone lainnya.
Misalnya dilakukan pilihan untuk zone 1 dan 2, maka zone 3 dan 4 tidak boleh ikut berbunyi.
Pemilihan zone dilakukan melalui selector yang terintegrasi pada microphone call station.
III.7. Sistem tata suara yang akan dipasang memiliki sistem prioritas otomatis untuk layanan
dengan urutan prioritas terendah sampai tertinggi sebagai berikut :
7) Back Ground Music ke semua ruangan / lantai yang dilengkapi speaker.
8) Paging dengan Attention Chime untuk penyampaian berita, dengan sistem 6 zones.
9) Emergency Call dengan Pre-Recorded Announcement, yang dapat di-trigger dari
Emergency Push-button ataupun Master Control Fire Alarm. Emergency Call
merupakan prioritas tertinggi, merupakan All Call (ke semua speaker) dan dilakukan
by-pass terhadap volume control.
System priority yang dapat diprogram sampai dengan 16 level, dimana microphone dengan priority
lebih tinggi dapat melakukan over-ride ke microphone dengan priority lebih rendah (namun
tidak sebaliknya), dengan pengaturan urutan prioritas sebagai berikut :
- Emergency Microphone.
- Microphone General PA.

3
- Microphone R Serbaguna lantai 1.
III.8. Selain untuk keperluan back ground music, announcement / paging dan mengumandangkan
adzan, peralatan harus dilengkapi dengan system evakuasi untuk hal-hal yang bersifat
darurat.
Sinyal dari MCFA secara otomatis dapat mengaktifkan digital programmable pre-recorded
message module.
III.9. Paging maupun Evacuation dapat dilakukan melalui extension PABX dengan sarana
Telephone Coupler.

IV. SPESIFIKASI KHUSUS SPEAKER.


V. SPESIFIKASI PERALATAN.
1) System Pre-Amplifier
Electrical
 Mains voltage 230 Vac/115 Vac, ±15%, 50/60 Hz
 Max mains power consumption 50 VA
 Battery voltage 24 Vdc, +20%/-10%
 Max battery current 1A
 Max mains inrush current 1.5 A @ 230 Vac / 3 A @ 115 Vac
Performance
 Frequency response 50 Hz – 20 kHz (+1/-3 dB)
 Distortion <0.5%
 Call channel Bass control: -6/+6 dB @ 160 Hz
 Treble control: 0/+12 dB @ 5 kHz
 BGM channel Bass control: 0/+20 dB @ 100 Hz
 Treble control: 0/+18 dB @ 15 kHz
 Channel separation >65 dB @ 1 kHz
 Priority mute >50 dB
Inputs
 Call station inputs(8-pin DIN, balanced, for LBB 1941/00 and/or LBB 1946/00)
– Sensitivity 1 V
– Data RS485, 1200, N, 8, 1, 0
 Mic/Line input (3-pin XLR/5-pin DIN, balanced)
– Sensitivity 1 mV (microphone), 200 mV (line)
– Impedance >1 kOhm (microphone),>5 kOhm (line)
– S/N (flat at max volume) >63 dB (microphone), >70 dB (line)
– S/N (flat at min volume/muted) >75 dB
– CMRR >40 dB (50 Hz – 20 kHz)

4
– Headroom >25 dB
– Speech filter -3 dB @ 315 Hz, high-pass, 6 dB/oct
– Phantom power supply 16 V via 1.2 kOhm, in microphone mode only
 BGM input (Cinch, unbalanced, stereo converted to mono)
– Sensitivity 500 mV (CD), 200 mV (aux, tape)
– Impedance 22 kOhm
– S/N (flat at max volume) >70 dB
– S/N (flat at min volume/muted) >80 dB
– Headroom >25 Db

 PC input (Cinch, unbalanced, stereo converted to mono)


– Sensitivity 1 V
– Impedance 22 kOhm
– S/N >70 dB
 Emergency/telephone (Screw, balanced)
– Sensitivity 100 mV – 1 V adjustable
– Impedance >10 kOhm
– VOX threshold 50 mV
– S/N >65 dB
Outputs
 Master output (3-pin XLR, balanced)
– Nominal level 1 V
– Impedance <100 Ohm
 Tape output (Cinch, 2 x mono)
– Nominal level 350 mV
– Impedance 3.3 kOhm
 Headphone output (6.3mm jack stereo, signal mono)
– Nominal level 3 V
– Impedance <100 Ohm
Control
 RS232 (9-pin D-sub)
 Baudrate 19k2, N, 8, 1, 0
 Trigger inputs (Screw)
 Activation contact closure
Relays
 Zone output relay contacts 100 V, 2 A

5
 Zone override relay contacts 100 V audio for 3-wire override, 24 Vdc for 4-wire
override
 Call Active relay contacts 100 V, 2 A
 DC supply output voltage 24 V, 250 mA max
Enviromental Conditions
 Operating temperature range -10 to +550C
 Storage temperature range -40 to +700C
 Relative humidity <95%
General
 EMC emission acc. to EN 55103-1
 EMC immunity acc. to EN 55103-2
 Dimensions 100 x 430 x 270 mm(19" wide, 2U high)
 Weight approx. 5 kg
 19" mounting brackets included

2) Call Station w/ 6 Zones Selector


Electrical
 Power supply
– Voltage range 18 – 24 V
– Current consumption <30 mA
Performance
 Nominal sensitivity 85 dB SPL (gain preset 0 dB)
 Nominal output level 700 mV
 Maximum input sound level 110 dB SPL
 Gain preset +6/0/-15 dB
 Limiter treshold 2 V
 Compression ratio limiter 1:20
 Distortion <0.6% (maximum input)
 Equivalent input noise level 25 dB SPLA
 Frequency response 100 Hz – 16 kHz
 Speech filter -3 dB @ 315 Hz, high-pass, 6 dB/oct
 Output impedance 200 Ohm
 Selections
– Chimes 18 different combinations
– Priorities 2 different priorities
Environmental Conditions
 Operating temperature range -10 to +550C

6
 Storage temperature range -40 to +700C
 Relative humidity <95%
General
 EMC emission acc. to EN 55103-1
 EMC immunity acc. to EN 55103-2
 Dimensions
– 40 x 100 x 235 mm (base)
– 390 mm stem length (with microphone)
 Cable length 5 m
 Weight approx. 1 kg

O
NDITIONS
3) Booster Amplifier 240 Watt
Electrical
 Mains voltage
230 Vac/240 Vac, ±10%, 50/60 Hz
110 Vac, ±10%, 50/60 Hz
 Max mains power consumption 400 VA
 Max mains inrush current
16 A
17 32 A
 Battery voltage 24 Vdc, +20%/-10%
 Max battery current 12 A
Performance
 Frequency response 50 Hz – 20 kHz (+1/-3 dB, @ -10 dB ref. rated output)
 Distortion <1% @ rated output power, 1 kHz
 S/N (flat at max volume)>80 Db
Inputs
 Line input (3-pin XLR, 6.3mm phone jack, balanced)
– Sensitivity 1 V
– Impedance 20 kOhm
– CMRR >25 dB (50 Hz-20 kHz)
 100V input (Screw, unbalanced)
– Sensitivity 100 V
– Impedance 330 kOhm

7
Outputs
 Line loopthrough output (3-pin XLR, 6.3mm phone jack, balanced)
– Nominal level 1 V
– Impedance direct connection to line input
 Max/rated output power
– 70/100V output 200 W/240 W
– 8Ohm output 80/160 V (240 W)
– Output power @ 24 V
– battery operation -1 dB ref. rated power
Enviromental Conditions
 Operating temperature range -10 to +550C
 Storage temperature range -40 to +700C
 Relative humidity <95%

General
 EMC emission acc. to EN 55103-1
 EMC immunity acc. to EN 55103-2
 Acoustic noise level of fan <45 dB SPL @ 1 m
 Dimensions 100 x 430 x 270 mm (19" wide, 2U high, with feet)
 Weight approx. 10.5 kg
 19" mounting brackets includedUTS
4) Telephone – PA Coupler
Dimensions 65x120x40/2.6x4.7x1.6
Weight, net, in kg/lb: 0.100/0.2
Environmental conditions, category: T2
IP code: 42
Approval: CE
Supply voltage : 36 V d.c.
 At the station, idle <10 V d.c. 0 V d.c.
 At the station, in operation 18 - 36 V d.c. 15 V d.c.
Current consumption 24-36 V d.c./18-30 V a.c. 24-36 V d.c./18-30 V a.c.
 At the station, idle <0.3 mA 0 V 0 V
 At the station, in operation 27 mA 6-10 mA 6-10 mA
Output power (continuous/peak): 6 W in
Cabling:
 Extension line 2-wire

8
 Power line 2-wire
5) CD-MP3 Player & integrate Tuner FM-AM
Electrical
 Mains voltage 230/115 VAC, ±15%, 50/60 Hz.
 Max mains power consumption 25 VA.
 Max mains inrush current 1.5 A @ 230 Vac / 3 A @ 115 Vac.
Tuner
 Tuning range
– FM : 87.5 - 108 MHz (EUROPE, 50 kHz)
87.5 - 108 MHz (ASIA/AMERICA, 100 kHz)
– AM : 531 - 1602 kHz (EUROPE, 9 kHz)
530 - 1610 kHz (ASIA/AMERICA, 10 kHz)
 Sensivity
– FM : 2 µV (26 dB S/N)
– AM : 30 µV (20 dB S/N)

 Performance
– Frequency response 30 Hz - 15 kHz (+1/-3 dB, FM).
– Distortion <1%
– S/N >63 dB (1 m V, FM)
CD/Player
 Audio CD
– Frequency response 20 Hz - 20 kHz (+1/-3 dB)
– Distortion <0.1%
– S/N >80 dB
General
 Data buffer (shock protection) 8 Mbyte
 Lifetime >10.000 CD play cycles
 Memory for track selection 999 tracks (MP3), 99 tracks (audio CD)
Outputs
– Tuner output (Cinch, 2x mono)
Nominal level 200 mV
– CD-player output (Cinch, 2x mono)
Nominal level 500 mV
– Mixed output (Cinch, 2x mono)
Nominal level 200 mV

9
Enviromental Conditions
– Operating temperature range +5 to +55°C
– Storage temperature range -25 to +55°C
– Relative humidity <95%
General
– EMC emission acc. to EN 55103-1
– EMC immunity acc. to EN 55103-2
– Safety acc. to EN 60065
– Dimensions 100 x 430 x 270 mm (19" wide, 2U high)
– Weight approx. 4.2 kg
– 19” mounting brackets included
6) Ceiling Speaker 6 Watt, metal grill for EVAC ONLY
 Max. power 9 W
 Rated power (PHC) 6 W (6 - 3 - 1.5 W)
 Sound pressure level at 6 W/1 W (at 1 kHz, 1 m) 99 dB/91 dB (SPL)
 Effective frequency range (-10 dB) 70 Hz to 18 kHz
 Opening angle (at 1 kHz/4 kHz, -6 dB) 160°/55°
 Rated voltage 100 V
 Rated impedance 1667 W
 Speaker size 6"
 Magnet weight 5.3 oz
 Ambient temperature range -15 to +50 °C (5 to 122 °F)
 Safety acc. to EN 60065
 Ball-proof acc. to DIN 18032-3
 Connection 2-pole push connector
 Dimensions (dia x max. depth) 199 x 89 mm (7.8 x 3.5 in)
 Mounting cut-out dia. 172 mm (6.5 in)
 Colour White (RAL 9010)
 Weight 990 g (2.2 lb)
7) Volume Control 100 Watt
 Rated power 100 W
 Input voltage 100 V
 Attenuation steps 10 x 2 dB + off
 Frequency response (-1 dB) 50 Hz to 20 kHz
 THD < 0.5%
 Current consumption 10 mA at 24 V DC
 Connection screw terminals

10
 Colour off-white RAL 9010
 Dimension (W x H) 87 x 147 x 61.5(D) mm
 Weight 512 g (incl. surface mounting box)L

2. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN


1) Semua kabel yang keluar dari rak peralatan ini harus melalui kabel gland dan
memakai flexible conduit.
2) Kotak hubung bagi ditempatkan di tempat yang sesuai dengan gambar rencana di
setiap lantai pada ketinggian 150 cm di atas muka lantai dan diklem ke dinding dengan
dynabolt 1/2" x 2" sebanyak 4 buah. Semua kabel yang masuk/keluar kotak hubung ini
harus melalui kabel gland.
3) Semua kabel yang digunakan harus ditempatkan dalam Conduit high impact,
sedangkan semua kabel distribusi harus diklem pada tangga kabel yang dipasang di
shaft dengan memakai dynabolt 1/2" x 2" sebanyak 4 buah pada setiap jarak 75 cm.
Conduit harus diklem pada struktur bangunan dengan saddle klem.
4) Semua alat pengeras suara (loudspeaker) harus dipasang pada tempat-tempat yang
sesuai seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana, di mana koordinat yang tepat
akan dapat ditentukan lebih lanjut dalam shop drawing oleh Kontraktor sesudah
dipadukan dengan perlengkapan lain yang ada. Bagi penempatan speaker yang belum
jelas akan ditentukan kemudian di lapangan.

5) Untuk semua pekerjaan yang bersifat elektrikal, Kontraktor terikat pada persyaratan
dan ketentuan sesuai dengan peraturan yang berlaku, yakni PUIL 2000.
3. PENGUJIAN
1) Semua peralatan dalam sistem tata suara ini harus diuji oleh perusahaan pemegang
keagenan peralatan tersebut dengan disaksikan oleh MK / Direksi.
2) Sebelum melakukan pengujian, Kontraktor wajib memberitahu MK / Direksi terlebih
dahulu. Setiap pengujian yang dilakukan tanpa disaksikan oleh MK / Direksi akan
dinyatakan tidak sah dan harus diulang kembali.
3) Pengujian dapat dilakukan per bagian pekerjaan, namun akhirnya tetap dilakukan
pengujian sekaligus secara keseluruhan.
4) Semua biaya yang diperlukan untuk dapat dilakukannya pengujian, baik untuk daya
listrik dan peralatan bantu serta peralatan ukur, sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
5) Apabila terdapat ketidaksempurnaan ataupun kegagalan dalam pengujian, maka
Kontraktor wajib memperbaikinya dengan biaya yang sepenuhnya menjadi
tanggungan Kontraktor.

11
6) Apabila karena perbaikan yang dilakukan menyebabkan kerusakan pada bagian paket
pekerjaan Kontraktor lain, maka biaya perbaikannya tetap menjadi tanggung jawab
Kontraktor sistem tata Suara.
7) Pengujian terutama juga dilakukan terhadap jaringan listrik/pengkabelannya, dengan
persyaratan yang sesuai untuk instalasi elektrikal. Pengujian terhadap pentanahan juga
akan dilakukan.

4. GARANSI DAN PEMELIHARAAN


1) Setelah selesai pengujian dan dinyatakan baik, Kontraktor (c.q. perusahaan pemegang
keagenan) harus menyerahkan surat jaminan untuk masa waktu sedikitnya 12 (dua
belas) bulan atas kesempurnaan bekerjanya sistem dan penggantian suku cadang
selama masa garansi tersebut serta pemeliharaan.
2) Kontraktor wajib menyerahkan semua dokumen, baik berbentuk brosur, manual,
daftar dan keterangan peralatan serta nama/alamat/nomor telepon agen/dealer
peralatan yang dipakai
3) Buku petunjuk untuk mengoperasikan peralatan sistem tata suara tersebut haruslah
dibuat lengkap dan dalam bahasa Indonesia yang jelas.

5. LAIN – LAIN
1) Bila ada hal-hal yang tidak tercantum dalam gambar kerja dan RKS sehingga
meragukan Kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan, maka Kontraktor harus
menanyakan kepada MK / Direksi segera untuk mendapatkan penjelasan dan
keputusan.

2) Kontraktor tidak dapat melepaskan diri dari tanggungjawab pelaksanaan apabila ada
hal-hal yang oleh Kontraktor dianggap meragukan atau tidak jelas, baik dalam gambar
maupun dalam RKS.
3) Apabila terdapat perbedaan spesifikasi bahan / material, maka yang dipakai adalah
spesifikasi bahan / material yang tertinggi / terbaik menurut perencana. Oleh sebab itu
Kontraktor diharuskan menginformasikan perbedaan ini kepada Perencana untuk
dimintakan persetujuan sebelum kontrak kerja ditandatangani. Tidak ada tambahan
biaya akibat perbedaan ini, apabila diketahui setelah kontrak ditandatangani.
4) Dalam pelaksanaan seluruh sistem harus berjalan dengan baik. Kelalaian Kontraktor
yang mengakibatkan sistem tidak berjalan dengan baik sepenuhnya menjadi
tanggungjawab Kontraktor.

12
V. PEMASANGAN :
1. Speaker menara harus ditempatkan pada bracket yang dilengkapi proteksi terhadap
interferensi gelombang elektro – mekanik (EMC protection).
2. Perkabelan speaker menggunakan jenis kabel NYMHY 2 x 1,5 mm.
3. Interkoneksi Controller ke masing-masing router dan perkabelan call station
menggunakan jenis kabel Shielded Twisted Pairs (STP) Cat 5E. Harus dihindari
sambungan kabel dalam satu bentang kabel jenis ini.
Perkabelan didalam atau yang menempel pada dinding harus dimasukkan dalam pipa conduit
Clipsal / EGA. Sedangkan yang didalam tanah menggunakan pelindung pipa Galvaniz

6. PESAWAT TELEPON
a. Pesawat Cabang Analog minimum memiliki kelengkapan : Message Waiting Indicator,
Data Port, Tombol-tombol Recall, Mute, Pause, Last Number Redial, selectable ringing
volume 3 level, selectable ringing melodi 4 macam, programmable flashing duration,
tone/pulse dialling, model desk-top namun dapat dipakai wall-mounting.
b. Pesawat Cabang Digital minimum memiliki semua kelengkapan yang terdapat pada
pesawat cabang analog ditambah 1x20 character display, Handsfree, Loudspeaker, 2-
direction navigation key, Direct Access to Mail-Box, 6 programmbale shortcut keys.
Kotak Terminal Telepon secara umum mempunyai syarat - syarat yang sama seperti
MDF.
1) Kabel Telepon
Tipe kabel yang digunakan meliputi :
a) lnstalasi dalam : PVC. Kabel untuk instalasi dalam ( lihat gambar )
b) Instalasi Luar : PVC. Kabel berlapis baja untuk instalasi bawah tanah
(penguburan langsung)
Sebuah nomor untuk tiap-tiap kabel harus sesuai dengan gambar.

7. PEMASANGAN KABEL TELEPON


1) Umum
a) Sistem penyambungan didalam main distribution frame dan junction box harus
mempergunakan sistem slip (solderless) dengan alat connection / disconnection.
(Reference: Krone).
b) Penyambungan kabel didalam junction box harus mempergunakan sistem slip
solderless,
c) Kabel yang masuk keluar ke/dari MDF, junction box harus memakai kabel gland
dan tanda untuk mengindentifikasikan route kabel dan nomor pesawat dengan
memakai "cable marking".

13
d) Kotak hubung MDF; junction box dan terminal box harus dibuat dari plat baja
dengan tebal minimum 2 mm dan dilapisi dengan grey colour baked acrylic paint.
e) Semua kotak hubung harus mendapat grounding dengan hambatan minimum 1
ohm.
f) Jarak antara grounding instalasi telepon dengan grounding instalasi listrik
paling dekat 10 m, sedangkan dengan grounding penangkal petir paling dekat 20
m.
2) Kabel
a) Kabel feeder yang digunakan adalah jenis indoor telephone cable, dengan
kapasitas sesuai gambar rencana.
b) Kabel distribusi dari junction box tiap-tiap outlet memakai indoor telephone
cable sebanyak 2 pair diameter core 0,6 mm ( 1 pair dipakai untuk
cadangar/spare), dan dimasukkan dalam konduit.
c) Semua kabel yang dipasang diatas langit-langit harus diletakkan pada suatu
trunking kabel/Tray.
d) Semua kabel yang dipasang di shaft secara vertikal harus dipasang pada tangga
kabel.
e) Semua kabel yang dipasang diatas trunking kabel harus didalam conduit.
f) Semua outlet kabel yang penempatan instalasinya hanya sampai diceiling saja,
hanis memiiiki spare panjang minimum 10m dari titik instalasi outlet pada
gambar rencana.
g) Isolasi antara urat-urat kabel, dan isolasi antara urat kabel terhadap ground
minimum 20 M ohm.
3) Trunking dan tangga kabel
a) Trunking kabel dan tangga kabel harus dipasang horizontal dan satu garis
vertical.
b) Tangga kabel dipasang kedinding shaft dengan memakai 3 buah dynabolt
berukuran 1l2" x 2" pada jarak 75 cm
4) Conduit
a) Konduit harus diklem ke struktur bangunan dergan sadle klem. Jenis konduit
yang bisa dipakai adalah PVC conduit dengan diameter dalam minimum 1.5 x
diameter kabel.

b) Khusus ruang-ruang tanpa ceiling seperti area parkir, dimana pemasangannya


bersifat outbow memakai konduit khusus.
c) Untuk pemakaian konduit didalam ruang yang memiliki ceiling (tidak
tampak/INBOW) cukup memakai konduit biasa.

14
5) Pemasangan kabel dalam
Semua kabel dalam akan dipasang dengan menggunakan saluran PVC High Impact
Conduit BS 6099 Fire Retardant dengan diameter dalam min 1.5 kali diameter kabel
dan minimum diameter dalam 19 mm. Untuk keperluan maintenance, wama PVC
High Impact conduit yang dipasang untuk instalasi telepon hanus berbeda dengan
PVC High Impact yang dipasang untuk instalasi listrik (wama putih atau hitam ).
6) Pemasangan kabel luar.
Secara umum pemasangan kabel luar harus sesuai dengan standard yang dapat
digunakan dan disetujui oleh engineer.
Secara langsung kabel dikubur harus dilindungi dengan batu bata yang didesain
khusus untuk pemasangan kabel telepon bawah tanah.
Batu bata diatas, wama merah plastik dengan ketebalan dan lebar yang sesuai
harus dipasang dengan tanda peringatan yang diperlihatkan pada pemasangan
kabel telepon di bawah.
Tanda kabel harus juga dipasang sepanjang rute kabel, sebaiknya pada setiap
perubahan arah.

8. OUTLET TELEPON
Outlet telepon harus dipasang secara spesifik dan diperlihatkan dalam gambar
bagiannya harus disempurnakan dengan unit yang mendukung penggunaan.
Tipe outlet telepon dan unit yang mendukung penggunaan harus sesuai dengan syarat -
syarat desain interior.

9. PERCOBAAN DAN PENGGUNAAN


Selama waktu perkembangan dan melengkapi instalasi, sistem telepon harus diuji coba
dan digunakan, sehingga operasi berjalan dengan baik.
Uji coba dan penggunaan sistem harus sesuai dengan standard PT. Telkom dan disetujui
oleh pembuat peralatan sistem telepon.
Pada kelengkapan semua pekerjaan dan setelah melengkapi semua peroobaan, kontraktor
harus menyediakan teknisi terampil yang diperlukan dan penolong untuk pengoperasian
dan perawatan semua sistem dan peralatan untuk periode kurang dari dua minggu sampai
sistem beroperasi dengan baik.

10. TANGGUNG JAWAB DAN JAMINAN KONTRAKTOR


Semua pekerjaan, peralatan dan material harus dijamin kualitasnya dan mencegah semua
kerusakan untuk periode yang ditunjukkan dalam kontrak.

15
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mendapatkan izin yang mana dibutuhkan
untuk pengoperasian sistem telepon.

Kontraktor harus bertahggung jawab untuk semua biaya dengan beberapa izin yang
ditetapkan hukum disesuaikan dengan pekerjaan dan beberapa kerusakan dari material
yang kurang baik, peralatan dan pembuatan.

Kontraktor harus rnemasukkan biaya untuk pelatihan operator yang disediakan oleh klien.

16
SISTEM LAN (LOCAL AREA NETWORK)

1. SYARAT PEKERJAAN

Pendahuluan

Syarat-syarat umum dan teknis pekerjaan ini ditujukan untuk Perencanaan Pembangunan
Gedung ini

Pekerjaan sistem LAN data meliputi pengadaan semua pengkabelan dimulai dari distribution
switch hingga outlet-outlet data, tenaga kerja, pemasangan, pengujian dan perbaikan selama
masa pemeliharaan dan training bagi calon operator dan bagian maintenace, sehingga seluruh
sistem LAN dapat beroperasi dengan baik dan benar

Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang tercakup dalam Spesifikasi Teknis ini meliputi hal-hal berikut tetapi tidak
terbatas pada :

a. Pengadaan dan pemasangan jaringan kabel data mulai dari distribution switch menuju
access switch. Sedangkan core switch dan servernya ikut eksisting.
b. Instalasi kabel data, pengadaan dan pemasangan outlet data RJ-45 untuk komputer.
c. Pekerjaan-pekerjaan lainnya yang menunjang pekerjaan tersebut diatas seperti : rak
kabel, marking kabel dan lain-lain pekerjaan penunjang agar sistem LAN dapat bekerja
dengan baik dan benar yang disetujui Konsultan Pengawas/MK.
d. Melaksanakan pengujian dan komisioning untuk seluruh sistem LAN dan seluruh
peralatan yang terpasang.
e. Mengadakan pelatihan bagi personal yang akan menggunakan/ mengoperasikan sistem
LAN tersebut.

1
Peraturan dan Standar

Sebagai dasar perancangan digunakan standar dan peraturan yang berlaku :

a. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL-2000).


b. Institute of Electrical and Electronic Engineers (IEEE).
c. International Standards Organisation (ISO).
d. Spesifikasi Teknis Elektrikal.

Kontraktor dan Koordinasi

Syarat Kontraktor

a. Kontraktor harus mampu melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan


surat perjanjian kontrak, rencana kerja syarat-syarat, gambar rencana, RAB dan
dokumen lain yang telah disetujui bersama oleh pihak yang terkait dengan proyek ini
(Pemberi Tugas, Konsultan Perancang, Konsultan Pengawas/MK, Kontraktor).
b. Kontraktor harus memiliki tenaga ahli dalam bidang instalasi Listrik Arus Kuat dan
Listrik Arus Lemah yang memiliki surat-surat ijin yang masih berlaku, seperti : Surat
Ijin Kerja (SIKA) Instalatir Listrik dari PLN.

Menyerahkan struktur organisasi dan CV personil yang terlibat dalam proyek ke


Konsultan Pengawas/MK. Apabila personil diragukan kemampuannya untuk menangani
pekerjaannya karena tidak sesuai dengan sifat atau bobot pekerjaan yang akan
dipikulnya, maka Kontraktor harus mengganti sesuai dengan permintaan Konsultan
Pengawas/MK dan Pemberi Tugas.

Tanggung Jawab Kontraktor

a. Kontraktor bertanggungjawab menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai dengan jadwal


pelaksanaan yang telah diajukan dan disetujui oleh Pemberi Tugas, Konsultan
Pengawas/MK, dan Kontraktor. Apabila ada ketidak sesuaian waktu penyelesaian
pekerjaan atau mengalami keterlambatan karena kelalaian Kontraktor, maka Kontraktor
wajib menyelesaikan pekerjaan tanpa ada penambahan biaya.

2
b. Rencana Kerja & Syarat-syarat dan Gambar-gambar rencana harus digunakan secara
bersama-sama dan menjadi satu kesatuan. Segala sesuatu yang tidak dijelaskan baik
pada gambar maupun pada spesifikasi, tetapi sangat diperlukan untuk melengkapi
instalasi yang dimintakan agar dapat bekerja dengan sempurna, harus disediakan dan
termasuk dalam kontrak yang menjadi tanggung jawab Kontraktor.

c. Kehilangan dan kerusakan terhadap bangunan di lokasi pekerjaan yang terjadi sebelum
serah terima kedua pekerjaan akibat kelalaian Kontraktor menjadi tanggung jawab
Kontraktor. Kontraktor wajib mengganti dan memperbaiki item pekerjaan tersebut
tanpa ada tambahan biaya.

Koordinasi dan Informasi

a. Kontraktor harus berkonsultasi dengan Konsultan Pengawas/MK tentang rencana kerja


dan detail kegiatannya, sehingga Kontraktor dan sub-Kontraktor dapat membuat jadwal
rencana kerja penyelesaian proyek secara keseluruhan.

b. Kontraktor sebelum melaksanakan pekerjaannya harus berkonsultasi dahulu dengan


Konsultan Pengawas/MK perihal metode pelaksanaan pekerjaan untuk menghindari
terjadinya kesalahan-kesalahan di lapangan.

c. Kontraktor harus memberitahukan secepatnya kepada Konsultan Pengawas/MK apabila


mengalami suatu kesulitan dalam pelaksanaannya, atau memperkirakan akan timbul
kesulitan didalam pelaksanaan dikemudian hari, baik yang menyangkut dengan
kegiatannya ataupun yang menyangkut dengan kegiatan sub-Kontraktor lain.

d. Masing-masing divisi pekerjaan (sipil/struktur, arsitektur, mekanikal dan elektrikal)


saling berkoordinasi terhadap pekerjaan yang terkait, posisi-posisi, elevasi, termasuk
pekerjaan pembobokan dinding, lantai, pembuatan shaft/sleeve dan lain sebagainya.

e. Gambar-gambar perancangan hanya menunjukkan secara umum tentang posisi dari


peralatan-peralatan, pengkabelannya dan lain-lain. Kontraktor harus mengadakan
perubahan-perubahan yang diperlukan yang disesuaikan dengan keadaan bangunan
sebenarnya, tanpa tambahan biaya.

f. Referensi bagi pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengan pekerjaan ini adalah :


a. Pembumian pengaman

3
b. Daftar merek/produk material.
c. Pekerjaan Arsitektur
d. Informasi dari Pemilik Gedung

Persetujuan

a. Jadwal pelaksanaan (Master schedule dan kurva-S) dibuat oleh Kontraktor setelah
Kontraktor menerima Surat Perintah Kerja (SPK), kemudian diajukan ke Konsultan
Pengawas/MK. Jadwal tersebut dinyatakan berlaku bila telah disetujui oleh Pemberi
Tugas, Konsultan Pengawas/MK, Kontraktor.

b. Surat pengajuan material beserta brosur dan contoh material diserahkan ke Konsultan
Pengawas/MK minimal 2 minggu sebelum jadwal diajukan gambar kerja (shop
drawing). Perubahan terhadap spesifikasi material harus mendapat persetujuan
Konsultan Perancang.

Penolakan lebih dari satu kali atas material/shop drawing/diagram skematik yang tidak
memenuhi persyaratan dalam spesifikasi/RKS ini adalah sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor, dan Kontraktor tidak berhak untuk mendapatkan
penambahan/pengunduran jadwal.

c. Gambar kerja (shop drawing) diajukan oleh Kontraktor minimal 7 hari sebelum jadwal
pelaksanaan. Gambar kerja tersebut dinyatakan berlaku dijadikan lampiran ijin
pelaksanaan bila telah disetujui Konsultan Pengawas/MK dan telah di evaluasi
Konsultan Perancang.

Gambar kerja yang dibuat berdasar gambar rencana sebagai penjelas, yang disesuaikan
dengan benda yang sebenarnya dan tempat yang tersedia, serta disesuaikan pula dengan
rancangan arsitektur dan pekerjaan sipil.

Gambar Kerja yang menunjukkan secara detail tentang pemasangan (instalasi)


peralatan-peralatan serta hubungan-hubungannya dengan pekerjaan lain.

Gambar-gambar kerja yang menunjukkan posisi-posisi elevasi, pengkabelan serta


detail-detail pemasangan peralatan pada posisinya atau pada ruangannya.

4
d. Pekerjaan di lapangan boleh dilaksanakan apabila telah mendapat persetujuan.
Kontraktor mengajukan surat ijin pelaksanaan pekerjaan yang dilampirkan gambar kerja
yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK.

Surat ijin pelaksanaan ini diajukan minimal 2 hari sebelum jadwal pelaksanaan di
lapangan.

Keterlambatan pengajuan material/shop drawing/diagram skematik sesuai dengan yang


telah ditentukan dalam spesifikasi/RKS ini adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor, dan Kontraktor tidak berhak untuk mendapatkan penambahan/ pengunduran
jadwal.

Jaminan Kualitas

Kontraktor harus mempunyai quality control. Seorang quality control harus mampu
berkoordinasi dengan pelaksana lapangan, aktif, tegas, bertanggung jawab penuh dalam
menerima instruksi-instruksi dari Konsultan Pengawas/MK, petunjuk dan perintah secara
langsung kepada pelaksana lapangan, mengutamakan mutu pekerjaan dengan hasil yang
rapih, baik dan benar.

5
2. SYARAT MATERIAL / PRODUK

Umum

a. Untuk semua material yang ditawarkan, Kontraktor wajib mengisi daftar material yang
menyebutkan: merek, tipe, model, kelas, lengkap dengan brosur/katalog yang
dilampirkan pada waktu tender.

Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-komponen yang berupa barang-
barang seperti tertera pada daftar merek/produk material.

b. Semua bahan/material sebelum dipesan, dibeli, masuk ke site project dan sebelum
dilakukan pemasangan, harus mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas dan Konsultan
Pengawas/MK.

c. Apabila pada spesifikasi teknik ini atau pada gambar disebutkan beberapa merek
tertentu atau kelas mutu (quality performance) dari material atau komponen tertentu
terutama untuk material-material listrik utama, maka Kontraktor wajib melakukan
didalam penawarannya material yang dalam taraf mutu/pabrik yang disebutkan itu.

d. Kontraktor wajib melengkapi prosedur pemasangan yang disarankan oleh pabrik


pembuat peralatan, berikut dengan brosur-brosur/katalog yang lengkap tentang ukuran-
ukuran peralatan, cara-cara pemasangan dan persyaratannya, serta diagram
pengkabelannya dari peralatan-peralatan utamanya.

6
Bahan / Material

Syarat-syarat dasar

a. Kontraktor harus memberikan bahan/material dari kualitas baik, baru, bukan hasil
perbaikan dan pemasangan yang rapi dan sempurna sehingga dapat berfungsi dengan
baik dan harus sesuai dengan spesifikasi/persyaratan ataupun ketentuan pabrik.

b. Ruangan yang tersedia untuk penempatan peralatan/perlengkapan instalasi sebagaimana


tampak pada gambar rencana, telah disesuaikan dengan ukuran peralatan yang
diproduksi oleh beberapa pabrik.

Kontraktor harus menawarkan, menyediakan dan memasang semua perlengkapan yang


dimaksud pada ruang yang telah disediakan.

c. Kapasitas yang tercantum baik dalam gambar atau spesifikasi merupakan kapasitas
minimum. Penyesuaian dalam pemilihan boleh dilakukan Kontraktor dengan syarat-
syarat sebagai berikut :
 Tidak menyebabkan pertambahan peralatan
 Sistem tidak berubah, dan menjadi lebih sulit
 Tidak meminta pertambahan ruang
 Biaya operasi dan pemeliharaan tidak menjadi mahal.
 Apabila nanti selama proyek berjalan, terjadi bahwa material yangdisebutkan pada
tabel material tidak dapat diadakan oleh Kontraktor, yang diakibatkan oleh sesuatu
alasan yang kuat dan dapat diterima oleh Konsultan Pengawas/MK, Konsultan
Perancang dan Pemberi Tugas, maka dapat dipikirkan penggantian merek/tipe
dengan suatu sanksi tertentu kepada Kontraktor

e. Dalam hal ukuran fisis harus cukup dan tidak meminta ruangan lebih besar dari pada
yang telah disediakan. Kecukupan tersebut dalam arti telah termasuk segala peralatan
pendukung yang perlu untuk operasi sampai sempurna sesuai ketentuan pabrik.

Syarat-syarat fisis

a. Bahan dan peralatan dari klasifikasi atau type yang sama sedapat mungkin diminta dari
merk atau buatan pabrik yang sama.

7
b. Apabila suatu unit peralatan terdiri dari bagian-bagian komponen, maka seluruh bagian-
bagiannya sebaiknya dari merk yang sama untuk menghindari kesulitan dalam hal :
 Pemeliharaan dan menjaga mutu karakteristiknya.
 Jaminan produk dan pemasangan
 Menentukan pihak yang akan bertanggung jawab apabila terjadi ketidak sesuaian
ataupun kesalahan

Komponen – Komponen

Kabel Data

Semua komunikasi data pada sistem jaringan komputer harus menggunakan kabel data tipe
UTP cable 4 pairs category 6.
Kabel distribusi data UTP kategori 6 mempunyai karakteristik pada pengukuran frekuensi
100 MHz, sebagai berikut :

• Diameter solid conductor : 0,6 mm


• Tahanan DC : maximum 6,1 ohm
• Kapasitansi : 17 PF/Feet
• Impedansi : 100 ohm ± 15%
• Attenuation : maximum 16,5 dB
• Cross tank : minimum 29,3 dB
• ACR (Attenvation to crosslack ratio) : 17 dB
 Access switch
 Distribution switch
 Kabel jaringan Fiber Optic

8
Pengiriman, Penyimpanan, dan Pengamanan

a. Bahan / material yang siap kirim ke lokasi proyek harus disertai dengan surat jalan
pengiriman dan sesuai dengan spesifikasi yang telah disetujui.

Jika bahan / material yang sampai di lapangan tidak sesuai dengan surat persetujuan
material dan contoh yang telah disetujui, maka akan ditolak oleh Konsultan
Pengawas/MK dan Kontraktor bertanggung jawab untuk menggantinya, tanpa biaya
tambahan.

b. Semua bahan / material sebelum pemasangan harus dilindungi terhadap cuaca dan
dijaga selalu keadaan bersih. Semua pipa pelindung dalam tanah yang menembus keluar
dinding/pondasi batas luar bangunan, harus ditutup rapat dengan sealent untuk
mencegah masuknya air tanah termasuk ujung-ujung kabelnya juga harus diusahakan
kedap air.

c. Semua bahan / material sebelum pemasangan harus ditempatkan yang aman, dalam
gudang ruang tertutup dan tidak lembab, wajib dikontrol oleh petugas keamanan
Kontraktor dan diperiksa bahan / material tidak ada kerusakan, ditukar ataupun hilang.
Bila terjadi hal tersebut maka Kontraktor wajib mengganti yang sesuai dengan semula
tanpa ada biaya tambahan.

Jaminan Material

a. Garansi bahan / material adalah jaminan atas bahan / material yang dipasang dalam
pekerjaan, yang berlaku dalam jangka waktu tertentu, yang dinyatakan dalam surat
garansi; dan dikeluarkan oleh Pabrik pembuat alat atau produsen bahan itu. Garansi
dapat juga dikeluarkan oleh Kontraktor, jika Kontraktor sebagai agen tunggal dari
Pabrik alat atau bahan tersebut. Didalam surat garansi itu harus dicantumkan jelas
kewajiban Pabrik atau Kontraktor jika terjadi kerusakan terhadap bahan / material yang
dipasang pada pekerjaan, paling sedikit berisi kesanggupan Produsen yang diwakili
Kontraktor untuk memperbaiki atau mengganti bagian yang rusak, jika kerusakan itu
akibat yang wajar dan memenuhi ketentuan dalam persyaratan garansi.

b. Jangka Waktu Garansi bahan / material ditetapkan selama 360 (tiga ratus enam puluh)
hari kalender, terhitung sejak Uji Coba dinyatakan berhasil.

9
3. SYARAT PELAKSANAAN

Umum

Pekerjaan yang dilaksanakan adalah sesuai dengan lingkup pekerjaan yang dimaksud dalam
sub bab.1.2 dan untuk pelaksanaannya jika tidak secara explisit dinyatakan di dalam RKS ini
harus mengikuti standard yang dimaksud dalam sub bab.1.3.

Persiapan

1. Gambar Kerja (shop drawing)


Kontraktor harus mengirimkan gambar kerja sebelum instalasi dipasang sesuai sub bab.
1.5. pasal c. Gambar kerja yang dapat dilaksanakan dilapangan adalah gambar yang
sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK.

2. Pekerjaan telah dikoordinasikan antar pihak proyek yang terkait dan persiapan sebagai
berikut : Ruangan, pondasi/ dudukan peralatan, bahan/material sudah berada di
lapangan. Struktur untuk shaft/sleeve sudah pasti penempatan dan dimensinya.

Penerapan / Pemasangan

a. Pemasangan harus sesuai petunjuk pada gambar kerja dan detail sebagai petunjuk saja.
Penyesuaian letak dan cara pemasangan harus di lapangan, karena keadaan lokasi
sebenarnya yang kemudian dituangkan dalam gambar kerja yang disetujui oleh Direksi.
Konduktor dan semua alat bantunya harus kokoh secara listrik maupun mekanik.

Instalasi

a. Terminal dan Mur Baut.

Semua terminal cabang dan disekrup dengan menggunakan mur baut ring dari bahan
tembaga atau mur baut yang divernikel (stainless) dengan ring tembaga harus terpasang
kuat dan tidak mudah lepas.

b. Klem-klem pemasangan pada bahan/peralatan terpasang kuat dan tidak lepas

10
c. Penempatan kabel-kabel pada rak kabel dan tersusun rapih

Inspeksi dan Pengujian

1. Sebelum dilaksanakan pengujian, semua penyambungan harus diperiksa tersambung


dengan mantap, kencang dan tidak terjadi kesalahan sambung atau kesalahan polaritas.

2. Kontraktor harus melakukan serangkaian pengujian-pengujian untuk


mendemonstrasikan bahwa bekerjanya semua peralatan dan material yang telah selesai
terpasang memang benar-benar memenuhi persyaratan yang disebutkan di dalam
spesifikasi teknis ini dan standar / referensi yang digunakan.

3. Kontraktor harus menyediakan semua peralatan dan personil yang perlu untuk
melakukan pengujian.

4. Kontraktor harus menyerahkan jadwal waktu tentang kapan akan diselenggarakannya


dan cara-cara pengujian tersebut 14 (empat belas) hari sebelumnya kepada Konsultan
Pengawas/MK.

5. Hasil pengetesan harus tertulis dan disaksikan oleh Direksi.

Pengamanan dan Pembersihan

Selama masa pelaksanaan dan pemeliharaan Kontraktor diwajibkan :


1. Mengusahakan daerah kerja mereka selalu dalam keadaan bersih dan rapih selama
konstruksi. Pada saat pelaksanaan pekerjaan selesai, Kontraktor harus memeriksa
keseluruhan pekerjaan, meninggalkan pekerjaan dalam keadaan rapih, bersih dan siap
pakai

2. Semua bahan dan peralatan sebelum dan sesudah pemasangan harus dilindungi
terhadap cuaca dan harus dijaga selalu dalam keadaan bersih, semua ujung-ujung
konduit dan bagian-bagian peralatan yang tetap tidak dihubungkan, harus disumbat
atau ditutup untuk mencegah masuknya benda/kotoran.

3. Menyelesaikan dan memperbaiki kekurangan-kekurangan pekerjaan.

11
4. Memelihara dan merawat peralatan yang dipasang secara berkala sesuai dengan
persyaratan pabrik

5. Menjaga hasil pekerjaan termasuk instalasi dalam keadaan baik, utuh dan tidak rusak
ataupun hilang.

6. Kubikel-kubikel dan ruang peralatan diberi kunci pengaman dan posisi peletakan kunci
harus jelas.

Material Perawatan

Kontraktor bertanggungjawab menyediakan spare part komponen dan material selama masih
dalam masa perawatan.

Pelatihan dan Petunjuk Pemeliharaan

1. Kontraktor bertanggung jawab untuk mendidik operator yang ditunjuk Pemilik, sampai
yang bersangkutan terbukti sanggup menjalankan/ mengoperasikan seluruh sistem
dengan baik, segala sesuatunya atas biaya Kontraktor.

2. Kontraktor juga harus menyerahkan 3 set buku yang berisi petunjuk operasi dan
perawatan dari seluruh instalasi dan peralatan kepada Pemberi Tugas paling lambat 30
hari kalender setelah serah terima pertama.

12
Syarat Penyerahan Pekerjaan

Serah terima pertama

Pekerjaan dikatakan selesai apabila :

1) Instalasi telah diselenggarakan dengan baik dan semua sistem telah diuji dan bekerja
sempurna sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi dan dijamin akan tetap bekerja
dengan baik untuk waktu jangka panjang. Pernyataan bahwa sistem telah bekerja
dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi dan gambar, harus dilakukan dengan Berita
Acara Pemeriksaan dan sertifikat pengujian.

2) Telah menyerahkan surat jaminan.

3) Telah memenuhi syarat penyerahan gambar revisi.

4) Telah melengkapi dengan buku petunjuk kerja dan pemeliharaan, serta telah
memberikan petunjuk kepada wakil dari Pemilik Bangunan tentang cara penggunaan
peralatan-peralatan yang ada.

5) Telah mendapatkan surat pernyataan bahwa instalasi telah dilaksanakan dengan baik
dan dapat bekerja

6) Telah mendapatkan surat pernyataan dari Manajemen Konstruksi bahwa instalasi telah
dilaksanakan dengan baik dan sistem bekerja dengan sempurna.

7) Telah memenuhi semua persyaratan yang tercantum dalam kontrak.


 As build drawing
 Measurement report
 Factory certificate
 Guarantee certificate dan brochure.
 Operation dan maintenance manual
 Spare part untuk satu tahun operasi.

13
8) Semua sertifikat, instruksi dan perizinan dari instansi yang berwenang memberikan izin
penggunaan atas instalasi yang dipasang, harus diserahkan pada saat atau sebelum hari
penyelesaian pekerjaan yang ditentukan.

9) Penyerahan dilakukan dengan Berita Acara proyek disertai lampiran-lampiran sebagai


berikut :

a. Gambar revisi (as build drawing), dengan jumlah sesuai lingkup/ scope pekerjaan.
b. Surat pemeriksaan dari LMK.
c. Laporan hasil pengujian.
d. Surat jaminan ditujukan kepada pemilik bangunan dan mencantumkan nama
proyek.
e. Brosur asli, petunjuk operasi dan petunjuk pemeliharaan.
f. sertifikat instalasi dari instansi yang terkait

Serah terima kedua

Pada saat serah terima kedua :

 Semua peralatan dalam kondisi bersih.


 Ruangan panel dalam kondisi bersih
 Semua peralatan dalam kondisi siap operasi

a. Setelah serah terima tahap II, Kontraktor harus melakukan masa jaminan terhadap
instalasi dan peralatan terpasang selama jangka waktu 365 hari

b. Biaya untuk pekerjaan tersebut harus sudah termasuk pada kontrak pekerjaan ini.
Apabila selama masa pemeliharaan Kontraktor tidak melaksanakan kewajiban, maka
pekerjaan tersebut dapat diserahkan dengan pihak lain dan biaya tetap ditanggung oleh
Kontraktor yang bersangkutan.

Selama masa jaminan tersebut, dan atas instruksi Manajemen Konstruksi Kontraktor
wajib atas biaya sendiri dengan cepat mengganti semua equipment atau peralatan atau
material yang rusak karena kualitas yang kurang baik atau karena pelaksanaan yang
kurang sempurna dan bukan karena kesalahan penggunaan selama instalasi
dipergunakan.

14
Semua perlengkapan,tenaga dan biaya sehubungan dengan perbaikan-perbaikan tersebut
adalah tanggung jawab Kontraktor.

Setiap Kontraktor harus bertanggung jawab atas semua biaya yang timbul sehubungan
dengan kerusakan material, equipment dan kesalahan pembuatan, pemasangan dari
material, equipment yang disuplai oleh Kontraktor, selama masa jaminan.

15
SISTEM PROTEKSI PETIR

1. SYARAT PEKERJAAN

Pendahuluan

Syarat-syarat umum dan teknis pekerjaan ini ditujukan untuk Perencanaan Pembangunan
Gedung ini.
Sistem proteksi petir yang dirancang adalah system Elektrostatis ( radius mengikuti BQ )

Lingkup Pekerjaan

Bagian ini meliputi penyediaan, pengujian dan perbaikan selama masa pemeliharaan dari
sistem proteksi petir yang lengkap sesuai dengan spesifikasi teknik ini, serta pengurusan ijin
dari badan yang berwenang (Departemen Tenaga Kerja).

Peraturan dan Standar

Sebagai dasar perancangan digunakan standar dan peraturan yang berlaku :


a) Pertimbangan-pertimbangan Pra Rancangan Teknik Elektrikal.
b) Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000), SNI 04-0225-2000.
c) IEC 62-305
d) Peraturan-Peraturan lain yang terkait.

Kontraktor dan Koordinasi

Syarat Kontraktor

a. Kontraktor harus mampu melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaannya sesuai


dengan surat perjanjian kontrak, rencana kerja syarat-syarat, gambar rencana, RAB dan
dokumen lain yang telah disetujui bersama oleh pihak yang terkait dengan proyek ini
(Pemberi Tugas, Konsultan Perancang, Konsultan Pengawas/MK, Kontraktor).

b. Kontraktor harus mempunyai Tenaga Ahli Elektrikal yang berpengalaman.

1
c. Kontraktor harus sudah berpengalaman di dalam pemasangan proteksi petir ini,
dibuktikan dengan memberikan daftar proyek-proyek yang sudah pernah dikerjakan.

Tanggung Jawab Kontraktor

a.Kontraktor bertanggungjawab menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai dengan jadwal


pelaksanaan yang telah diajukan dan disetujui oleh Pemberi Tugas, Konsultan
Pengawas/MK, dan Kontraktor. Apabila ada ketidak sesuaian waktu penyelesaian
pekerjaan atau mengalami keterlambatan karena kelalaian Kontraktor, maka Kontraktor
wajib menyelesaikan pekerjaan tanpa ada penambahan biaya.

b. Rencana Kerja & Syarat-syarat dan Gambar-gambar rencana harus digunakan secara
bersama-sama dan menjadi satu kesatuan. Segala sesuatu yang tidak dijelaskan baik
pada gambar maupun pada spesifikasi, tetapi sangat diperlukan untuk melengkapi
instalasi yang dimintakan agar dapat bekerja dengan sempurna, harus disediakan dan
termasuk dalam kontrak yang menjadi tanggung jawab Kontraktor.

c.Kehilangan dan kerusakan terhadap bangunan di lokasi pekerjaan yang terjadi sebelum
serah terima kedua pekerjaan akibat kelalaian Kontraktor menjadi tanggung jawab
Kontraktor. Kontraktor wajib mengganti dan memperbaiki item pekerjaan tersebut
tanpa ada tambahan biaya.

Koordinasi dan Informasi

a.Kontraktor sebelum melaksanakan pekerjaannya harus berkonsultasi dahulu dengan


Konsultan Pengawas/MK perihal metode pelaksanaan pekerjaan untuk menghindari
terjadinya kesalahan-kesalahan di lapangan.

b. Kontraktor harus memberitahukan secepatnya kepada Konsultan Pengawas/MK apabila


mengalami suatu kesulitan dalam pelaksanaannya, atau memperkirakan akan timbul
kesulitan didalam pelaksanaan dikemudian hari, baik yang menyangkut dengan
kegiatannya ataupun yang menyangkut dengan kegiatan sub-Kontraktor lain.

c.Masing-masing divisi pekerjaan (sipil/struktur, arsitektur, mekanikal dan elektrikal) saling


berkoordinasi terhadap pekerjaan yang terkait, posisi-posisi, elevasi, termasuk
pekerjaan pembobokan dinding, lantai, pembuatan shaft/sleeve dan lain sebagainya.

2
d. Gambar-gambar perancangan hanya menunjukkan secara umum tentang posisi dari
peralatan-peralatan, pengkabelannya dan lain-lain. Kontraktor harus mengadakan
perubahan-perubahan yang diperlukan yang disesuaikan dengan keadaan bangunan
sebenarnya, tanpa tambahan biaya.

e.Referensi bagi pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengan pekerjaan ini adalah :


a. Daftar merek/produk material.
b. Pekerjaan arsitektur

Persetujuan

a.Surat pengajuan material beserta brosur dan contoh material diserahkan ke Konsultan
Pengawas/MK minimal 2 minggu sebelum jadwal diajukan gambar kerja (shop
drawing). Perubahan terhadap spesifikasi material harus mendapat persetujuan
Konsultan Perancang.

Penolakan lebih dari satu kali atas material/shop drawing/diagram skematik yang tidak
memenuhi persyaratan dalam spesifikasi/RKS ini adalah sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor, dan Kontraktor tidak berhak untuk mendapatkan
penambahan/pengunduran jadwal.
b. Gambar kerja (shop drawing) diajukan oleh Kontraktor minimal 7 hari sebelum jadwal
pelaksanaan. Gambar kerja tersebut dinyatakan berlaku dijadikan lampiran ijin
pelaksanaan bila telah disetujui Konsultan Pengawas/MK dan telah di evaluasi
Konsultan Perancang.

Gambar kerja yang dibuat berdasar gambar rencana sebagai penjelas, yang disesuaikan
dengan benda yang sebenarnya dan tempat yang tersedia, serta disesuaikan pula dengan
rancangan arsitektur dan pekerjaan sipil.

Gambar Kerja yang menunjukkan secara detail tentang pemasangan (instalasi)


peralatan-peralatan serta hubungan-hubungannya dengan pekerjaan lain.

Gambar-gambar kerja yang menunjukkan posisi-posisi elevasi, pengkabelan serta


detail-detail pemasangan peralatan pada posisinya atau pada ruangannya.

3
c. Pekerjaan di lapangan boleh dilaksanakan apabila telah mendapat persetujuan.
Kontraktor mengajukan surat ijin pelaksanaan pekerjaan yang dilampirkan gambar
kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK.
Surat ijin pelaksanaan ini diajukan minimal 2 hari sebelum jadwal pelaksanaan di
lapangan.
Keterlambatan pengajuan material/shop drawing/diagram skematik sesuai dengan yang
telah ditentukan dalam spesifikasi/RKS ini adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor, dan Kontraktor tidak berhak untuk mendapatkan penambahan/
pengunduran jadwal.

Jaminan Kualitas

Kontraktor harus mempunyai quality control. Seorang quality control harus mampu
berkoordinasi dengan pelaksana lapangan, aktif, tegas, bertanggung jawab penuh dalam
menerima instruksi-instruksi dari Konsultan Pengawas/MK, petunjuk dan perintah secara
langsung kepada pelaksana lapangan, mengutamakan mutu pekerjaan dengan hasil yang
rapih, baik dan benar.

4
2. SYARAT MATERIAL / PRODUK

Umum

a.Untuk semua material yang ditawarkan, Kontraktor wajib mengisi daftar material yang
menyebutkan: merek, tipe, model, kelas, lengkap dengan brosur/katalog yang
dilampirkan pada waktu tender.

Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-komponen yang berupa barang-
barang seperti tertera pada daftar merek/produk material.

b. Semua bahan/material sebelum dipesan, dibeli, masuk ke site project dan sebelum
dilakukan pemasangan, harus mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas dan Konsultan
Pengawas/MK.
c.Apabila pada spesifikasi teknik ini atau pada gambar disebutkan beberapa merek tertentu
atau kelas mutu (quality performance) dari material atau komponen tertentu terutama
untuk material-material listrik utama, maka Kontraktor wajib melakukan didalam
penawarannya material yang dalam taraf mutu/pabrik yang disebutkan itu.

d. Kontraktor wajib melengkapi prosedur pemasangan yang disarankan oleh pabrik


pembuat peralatan, berikut dengan brosur-brosur/katalog yang lengkap tentang ukuran-
ukuran peralatan, cara-cara pemasangan dan persyaratannya, serta diagram
pengkabelannya dari peralatan-peralatan utamanya.

Bahan / Material

Syarat-syarat dasar

a.Kontraktor harus memberikan bahan/material dari kualitas baik, baru, bukan hasil
perbaikan dan pemasangan yang rapi dan sempurna sehingga dapat berfungsi dengan
baik dan harus sesuai dengan spesifikasi/persyaratan ataupun ketentuan pabrik.

b. Dalam hal ukuran fisis harus cukup dan tidak meminta ruangan lebih besar dari pada
yang telah disediakan. Kecukupan tersebut dalam arti telah termasuk segala peralatan
pendukung yang perlu untuk operasi sampai sempurna sesuai ketentuan pabrik.

5
Syarat-syarat fisis

a.Bahan dan peralatan dari klasifikasi atau type yang sama sedapat mungkin diminta dari
merk atau buatan pabrik yang sama.

b. Apabila suatu unit peralatan terdiri dari bagian-bagian komponen, maka seluruh
bagian-bagiannya sebaiknya dari merk yang sama untuk menghindari kesulitan dalam
hal :
 Pemeliharaan dan menjaga mutu karakteristiknya.
 Jaminan produk dan pemasangan
 Menentukan pihak yang akan bertanggung jawab apabila terjadi ketidak sesuaian
ataupun kesalahan

Komponen – Komponen

Terminasi Udara :

Terminal udara khusus untuk sistem proteksi petir eksternal, yang dimaksudkan untuk
menetralisir awan bermuatan disekitar bangunan gedung dan menangkap sambaran petir bila
terjadi petir.

Penghantar / konduktor penyalur :

Terdiri dari dua macam, yaitu penghantar horizontal yang menghubungkan secara listrik
antara terminal udara dan penghantar / konduktor penyalur vertikal (down conductor) yang
menghubungkan secara listrik antara terminal udara dan elektroda pembumian.

Proteksi petir ini harus menjamin dapat mentransfer dengan aman energi kilat dari "terminal
udara" ke bumi. Untuk sistem tersebut digunakan jenis kabel yang sesuai dengan
rekomendasi dari pabrik pembuat terminal udara.

Titik Pengujian :

Titik pengujian digunakan untuk menghitung jumlah sambaran yang telah terjadi pada
sistem proteksi petir tersebut.

Sistem Pembumian :

6
Terminal pembumian, terletak di dalam bak kontrol yang dilengkapi dengan elektroda
pembumian, bak kontrol diperlukan untuk pengujian tahanan pembumian secara berkala.

Pengiriman, Penyimpanan, dan Pengamanan

a.Bahan / material yang siap kirim ke lokasi proyek harus disertai dengan surat jalan
pengiriman dan sesuai dengan spesifikasi yang telah disetujui.

Jika bahan / material yang sampai di lapangan tidak sesuai dengan surat persetujuan
material dan contoh yang telah disetujui, maka akan ditolak oleh Konsultan
Pengawas/MK dan Kontraktor bertanggung jawab untuk menggantinya, tanpa biaya
tambahan.

b. Semua bahan / material sebelum pemasangan harus dilindungi terhadap cuaca dan
dijaga selalu keadaan bersih. Semua pipa pelindung dalam tanah yang menembus
keluar dinding/pondasi batas luar bangunan, harus ditutup rapat dengan sealent untuk
mencegah masuknya air tanah termasuk ujung-ujung kabelnya juga harus diusahakan
kedap air.

c.Semua bahan / material sebelum pemasangan harus ditempatkan yang aman, dalam
gudang ruang tertutup dan tidak lembab, wajib dikontrol oleh petugas keamanan
Kontraktor dan diperiksa bahan / material tidak ada kerusakan, ditukar ataupun hilang.
Bila terjadi hal tersebut maka Kontraktor wajib mengganti yang sesuai dengan semula
tanpa ada biaya tambahan.

Jaminan Material

a.Garansi bahan / material adalah jaminan atas bahan / material yang dipasang dalam
pekerjaan, yang berlaku dalam jangka waktu tertentu, yang dinyatakan dalam surat
garansi; dan dikeluarkan oleh Pabrik pembuat alat. Garansi dapat juga dikeluarkan
oleh Kontraktor, jika Kontraktor sebagai agen tunggal dari Pabrik alat atau bahan
tersebut. Didalam surat garansi itu harus dicantumkan jelas kewajiban Pabrik atau
Kontraktor jika terjadi kerusakan terhadap bahan / material yang dipasang pada
pekerjaan, paling sedikit berisi kesanggupan Produsen yang diwakili Kontraktor untuk

7
memperbaiki atau mengganti bagian yang rusak, jika kerusakan itu akibat yang wajar
dan memenuhi ketentuan dalam persyaratan garansi.
b. Jangka Waktu Garansi bahan / material ditetapkan selama 360 (tiga ratus enam puluh)
hari kalender, terhitung sejak Uji Coba dinyatakan berhasil.

8
3. SYARAT PELAKSANAAN

Umum

Pekerjaan yang dilaksanakan adalah sesuai dengan lingkup pekerjaan yang dimaksud dalam
sub bab.1.2 dan untuk pelaksanaannya jika tidak secara explisit dinyatakan di dalam RKS
ini harus mengikuti standard yang dimaksud dalam sub bab.1.3.

Persiapan

1. Gambar Kerja (shop drawing)


Kontraktor harus mengirimkan gambar kerja sebelum instalasi dipasang sesuai sub
bab. 1.5. pasal c. Gambar kerja yang dapat dilaksanakan dilapangan adalah gambar
yang sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK.

2. Pekerjaan telah dikoordinasikan antar pihak proyek yang terkait dan persiapan sebagai
berikut : Ruangan, pondasi/ dudukan peralatan, bahan/material sudah berada di
lapangan. Struktur untuk shaft/sleeve sudah pasti penempatan dan dimensinya.

Penerapan / Pemasangan

a.Pemasangan harus sesuai petunjuk pada gambar kerja dan detail sebagai petunjuk saja.
Penyesuaian letak dan cara pemasangan harus di lapangan, karena keadaan lokasi
sebenarnya yang kemudian dituangkan dalam gambar kerja yang disetujui oleh Direksi.
Konduktor dan semua alat bantunya harus kokoh secara listrik maupun mekanik.

b. Batang proteksi dipasang pada atap bangunan dengan memakai baut angker atau klem.
Pemasangan harus cukup kuat untuk menahan gaya-gaya mekanis pada saat timbulnya
sambaran petir.

c.Pemegang konduktor/klem harus terbuat dari bahan yang sama dengan konduktor untuk
mencegah terjadinya elektrolisa jika terkena air.

d. Sambungan - sambungan :
o Sambungan yang diperlukan haruslah menjamin kontak yang baik dan tidak
mudah terlepas.

9
o Sambungan sedapat mungkin mengurangi kerugian-kerugian tipis akibat adanya
sambungan .

e.Pelindung mekanis :
Penghantar pembumian harus dilindungi terhadap kerusakan mekanis dengan pipa
uPVC tipe high impact.

f. Elektroda pembumian :
Elektroda pembumian, terbuat dari Copper Rod pejal dengan diameter tidak kurang
dari 20 mm dan panjang sekurang-kurangnya 6.000 mm dan harus dimasukkan ke
dalam tanah secara vertikal dan harus diperoleh tahanan pembumian setinggi-tingginya
5 Ohm.

g. Sistem proteksi petir akan diperiksa oleh Konsultan Pengawas/MK untuk memastikan
dipenuhinya spesifikasi teknis ini. Semua bagian dari instalasi ini harus diperiksa oleh
Konsultan Pengawas/MK terlebih dahulu sebelum ditutup atau tersembunyi. Setiap
bagian yang tidak sesuai dengan syarat - syarat spesifikasi teknis dan gambar-gambar
harus segera diganti, tanpa biaya tambahan pada Pemilik Proyek.

Inspeksi dan Pengujian

1. Sebelum dilaksanakan pengujian, semua penyambungan harus diperiksa tersambung


dengan mantap, kencang dan tidak terjadi kesalahan sambung atau kesalahan
polaritas.

2. Kontraktor harus melakukan serangkaian pengujian-pengujian untuk


mendemonstrasikan bahwa bekerjanya semua peralatan dan material yang telah selesai
terpasang memang benar-benar memenuhi persyaratan yang disebutkan di dalam
spesifikasi teknis ini dan standar / referensi yang digunakan.

3. Kontraktor harus menyediakan semua peralatan dan personil yang perlu untuk
melakukan pengujian.

4. Kontraktor harus menyerahkan jadwal waktu tentang kapan akan diselenggarakannya


dan cara-cara pengujian tersebut 14 (empat belas) hari sebelumnya kepada Konsultan
Pengawas/MK.

10
5. Untuk mengetahui baik atau tidaknya sistem proteksi petir yang dipasang, maka harus
diadakan pengujian terhadap instalasi sistem maupun pembumiannya.

Pengujian yang harus dilakukan :


 Pengujian tahanan pembumian.
 Ukuran tahanan dari pembumian dengan menggunakan metoda standar.
 Pengujian kontinyuitas.

6. Hasil pengetesan harus tertulis dan disaksikan oleh Direksi.

Pengamanan dan Pembersihan

Selama masa pelaksanaan dan pemeliharaan Kontraktor diwajibkan :

1. Mengusahakan daerah kerja mereka selalu dalam keadaan bersih dan rapih selama
konstruksi. Pada saat pelaksanaan pekerjaan selesai, Kontraktor harus memeriksa
keseluruhan pekerjaan, meninggalkan pekerjaan dalam keadaan rapih, bersih dan siap
pakai
2. Semua bahan dan peralatan sebelum dan sesudah pemasangan harus dilindungi
terhadap cuaca dan harus dijaga selalu dalam keadaan bersih, semua ujung-ujung
konduit dan bagian-bagian peralatan yang tetap tidak dihubungkan, harus disumbat
atau ditutup untuk mencegah masuknya benda/kotoran.

3. Menyelesaikan dan memperbaiki kekurangan-kekurangan pekerjaan.

4. Memelihara dan merawat peralatan yang dipasang secara berkala sesuai dengan
persyaratan pabrik

5. Menjaga hasil pekerjaan termasuk instalasi dalam keadaan baik, utuh dan tidak rusak
ataupun hilang.

6. Bak kontrol pentanahan diberi pengaman agar terhindar dari kerusakan.

11
Syarat Penyerahan Pekerjaan

Serah terima pertama

Pekerjaan dikatakan selesai apabila :

1) Instalasi telah diselenggarakan dengan baik dan semua sistem telah diuji dan bekerja
sempurna sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi dan dijamin akan tetap bekerja
dengan baik untuk waktu jangka panjang. Pernyataan bahwa sistem telah bekerja
dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi dan gambar, harus dilakukan dengan Berita
Acara Pemeriksaan dan sertifikat pengujian.

2) Telah memenuhi syarat penyerahan gambar revisi.

3) Telah mendapatkan surat pernyataan bahwa instalasi telah dilaksanakan dengan baik
dan dapat bekerja, dari instansi-instansi yang berwenang atas penggunaan instalasi
tersebut, seperti : Dinas Keselamatan Kerja, Dinas Tenaga Kerja.

4) Telah mendapatkan surat pernyataan dari Manajemen Konstruksi bahwa instalasi telah
dilaksanakan dengan baik dan sistem bekerja dengan sempurna.

5) Telah memenuhi semua persyaratan yang tercantum dalam kontrak.


 As build drawing
 Measurement report
 Guarantee certificate dan brochure.
 Spare part untuk satu tahun operasi.

6) Semua sertifikat, instruksi dan perizinan dari instansi yang berwenang memberikan izin
penggunaan atas instalasi yang dipasang, harus diserahkan pada saat atau sebelum hari
penyelesaian pekerjaan yang ditentukan.

7) Penyerahan dilakukan dengan Berita Acara proyek disertai lampiran-lampiran sebagai


berikut:
a. Gambar revisi (as build drawing), dengan jumlah sesuai lingkup/ scope pekerjaan.
b. Surat pemeriksaan dari LMK.
c. Laporan hasil pengujian.

12
d. Surat jaminan ditujukan kepada pemilik bangunan dan mencantumkan nama
proyek.
e. sertifikat instalasi dari instansi yang terkait

Serah terima kedua

Pada saat serah terima kedua :

 Semua peralatan, instalasi dan bak kontrol dalam kondisi bersih.


 Semua peralatan dalam kondisi siap operasi

a.Setelah serah terima tahap II, Kontraktor harus melakukan masa jaminan terhadap instalasi
dan peralatan terpasang selama jangka waktu 365 hari

b. Biaya untuk pekerjaan tersebut harus sudah termasuk pada kontrak pekerjaan ini.
Apabila selama masa pemeliharaan Kontraktor tidak melaksanakan kewajiban, maka
pekerjaan tersebut dapat diserahkan dengan pihak lain dan biaya tetap ditanggung oleh
Kontraktor yang bersangkutan.

Selama masa jaminan tersebut, dan atas instruksi Manajemen Konstruksi Kontraktor
wajib atas biaya sendiri dengan cepat mengganti semua equipment atau peralatan atau
material yang rusak karena kualitas yang kurang baik atau karena pelaksanaan yang
kurang sempurna dan bukan karena kesalahan penggunaan selama instalasi
dipergunakan.

Semua perlengkapan,tenaga dan biaya sehubungan dengan perbaikan-perbaikan


tersebut adalah tanggung jawab Kontraktor.

Setiap Kontraktor harus bertanggung jawab atas semua biaya yang timbul sehubungan
dengan kerusakan material, equipment dan kesalahan pembuatan, pemasangan dari
material, equipment yang disuplai oleh Kontraktor, selama masa jaminan.

13
URAIAN TEKNIS SISTEM FIRE ALARM.

5.1. UMUM
Sistem fire alarm pada masing-masing bangunan menggunakan Master Control Fire Alarm
(MCFA) type Full Addressable dan diharuskan diletakkan di ruang operator yang berfungsi
24 jam sedangkan panel annunciator di ruang keamanan / security.
Master control Fire alarm (MCFA) dapat menunjukkan address /alamat asal lokasi
kebakaran dan dapat melakukan tindakan mereset (cancel) alarm tersebut bila hanya terjadi
“fault alarm “ atau alarm palsu .
Remote Display atau Annunciatorakan diletakan di area lobby / receptionist.
Sistem dilengkapi dengan penggunaan Smoke Detector, Heat Detector, Manual Pull
Station dan Horn Strobe.
Persyaratan yang diperlukan untuk sistem fire alarm ini adalah:
a. Detektor Panas
 Dipasang untuk ruangan dengan ketinggian tidak melebihi 6 meter.
 Dilengkapi dengan sensor suhu minimal pada 57oC dan rate of rise 8oC per menit
 Luas daerah yang dideteksi sebesar 25-35 o C
 Jarak pemasangan antar detektor tidak melebihi 6 meter.
 Memiliki fungsi dual alarm level dengan setingan 57 - 88oC
 Memiliki fungsi dual pre alarm level dengan setingan antara 21 - 88oC
 Memiliki fitur Flame Enhance yang memberikan kecepatan waktu respon dalam
element detektor
 Operator harus dapat mengakses setiap detector secara langsung untuk melihat
status, type perangkat, present sensitivity, fungsi dirty.
b. Detektor asap tipe photo elektrik
 Digunakan pada ruangan dengan ketinggian lebih tinggi dari 6 meter
 luas daerah yang dapat dilindungi sebesar 60-75 m2 pada ketinggian
 Jarak pemasangan antara detektor tidak melebihi 9 m.
 Jarak antara detektor dengan dinding tidak melebihi 6 m.
 Memiliki fungsi dual alarm level dengan setingan antara 1.2 – 3.6% obs/ft
 Memiliki fungsi dual pre alarm level dengan setingan antara 0.5 – 4% obs/ft
Dengan adanya Fire alarm ini, maka pendeteksian dini dapat dilakukan secara otomatis
terhadap setiap kejadian atau sumber kebakaran.
Sistem kontrol dirancang per bagian lantai ruang atau zone untuk memudahkan
pendeteksian awal (asal api).
Pendeteksian diruangan akan pula meng 'initiate' strobe dan horn di ruang kontrol, alarm
di dalam ruangan serta indikator di depan ruangan yang bersangkutan dan di panel kontrol.
Cara kerja sistem ini adalah:
Apabila salah satu detector bekerja maka akan mengaktifkan horn strobe didaerah tersebut
atau bila sangat membahayakan akan diikuti general alarm total dengan menekan tombol
Drill di MCFA dan secara serentak mengaktifkan :
a. Semua Horn Strobe di setiap lantai.
b. Terkoneksi ke PUTR untuk menshut down power listrik.

5.2. LINGKUP PEKERJAAN.


Meliputi pengadaan bahan, peralatan, pemasangan, penyambungan, pengujian dan
pemeliharaan, izin-izin tenaga teknis dan tenaga ahli.
Dalam lingkup termasuk seluruh pekerjaan yang tertera didalam gambar dan spesifikasi
teknis, maupun tambahan- tambahan lainnya, sehingga sistem siap dioperasikan dan dapat
beroperasi secara baik.
Pekerjaan tersebut terdiri dari pengadaan dan pemasangan :
a. Pengadaan dan pemasangan satu sistem fire alarm ( Semi Addressable Fire Alarm
System ) dengan battery dan charger, grounding dan Accesories.
b. Pengadaan dan pemasangan Central Fire Alarm (MCFA) full Addressable lengkap
dengan indikasi lokasi, display, LED, tombol set dan reset.
c. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kontrol untuk Panel LVMDP, system tata
suara.
Pengadaan dan pemasangan termination box fire alarm.
d. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai jenis detector, manual pull
station, horn strobe, auxiliari contact dan relay.
e. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai jenis kabel utama dan kabel
distribusi.
f. Pengadaan testing dan commissioning.
g. Pekerjaan-pekerjaan lainnya yang menunjang sistem ini agar dapat beroperasi dengan
baik.
h. Memberukan pelatihan dan garansi

5.3. STANDARD DAN PERATURAN INSTALASI


Dasar dan standard serta peraturan perencanaan instalasi yang dipergunakan yang harus
diikuti oleh kontraktor adalah sebagai berikut :
a. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.378/KPTS/1987,tentang Pedoman
b. Pemasangan sistem deteksi alarm kebakaran untuk Pencegahan Bahaya
c. Kebakaran pada bangunan dan gedung.
d. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.02/KPTS/1985 ,tentang Ketentuan
e. Pencegahan Penanggulangan Kebakaran pada gedung.
f. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL)tahun 2000.
g. Peraturan Dinas Kebakaran daerah setempat .
h. Standard NFPA 72.
i. UL 268, UL 864, UL 521
j. Factory Mutual (FM) Approval
k. Menunjukan Certificate of Origin by Chamber of Commerce / di legalisir oleh notary
public negara pengirim.

5.4. SISTEM OPERASI


a. Master control panel yang terpasang wall mounted dimana setiap kejadian kebakaran
pada setiap detector / ruangan dapat diketahui melalui tanda audio visual pada lokasi
yang bersangkutan dan bunyi buzzer pada control panel. Horn Strobe dapat di
nonaktifkan dengan menekan tombol silence.
b. Untuk pengecekan Signal Loop dapat dilakukan dari kontrol panel secara manual
dengan melihat value dari loop terpasang. Sistem Loop yang digunakan adalah standar
class B sehingga bila terjadi kerusakan dapat segera diatasi. Signal Loop harus
diberikan proteksi berupa penyekat (isolator) yang tertanam didalam perangkat
addressable.
c. Tiap area dilengkapi dengan manual pull station yang digunakan untuk mengaktifkan
system fire alarm secara manual, penggunaan secara dual action yaitu buka cover
perlindung dan tekan call point.

5.5. KARAKTERISTIK PERALATAN.


A. Master Control Fire Alarm
Panel kontrol utama ini harus type full addressable digital peer to peer yang terdiri dari
CPU Mikroprosessor, PSU. CPU dapat berhubungan dengan peralatan – peralatan
kontrol berikut ini untuk membentuk sebuah sistem yang kompak berbasis eclipse:
modul – modul ( seperti zone modul, signal modul dan kontrol modul ) fire alarm,
printer, annunciator dan peralatan kontrol lainnya. Standar untuk MCFA ialah UL
Listed, FM Approved, MEA.
MCFA harus memiliki fungsi – fungsi berikut ini:
 Control panel harus memiliki fungsi Auto-configuration yang bisa membaca
seluruh perangkat addressable signaling loop
 Setiap perangkat dapat langsung berikan alamat melalui control panel, pc
configuration atau infrared (IR) tool
 Memiliki jumlah event record sampai 3200 log
 Memiliki kapasitas addressable device minimal 254 per loop
 Memiliki perangkat IP Networking Module untuk bisa berkomunikasi dengan
MCFA di beda gedung.
 Supervisi terhadap seluruh zone modul dan signal modul baik dari sisi kabel putus
(open circuit) maupun kabel hubung singkat (short circuit)
 Mendeteksi detektor yang aktif dan menampilkan lokasi dari kondisi alarm
tersebut
 Mengoperasikan secara manual (ON/OFF) dari masing – masing alamat modul dan
detektor yang telah diprogram
 Tampilan pada panel harus menggunakan Liquid Crystal Display Alphanumerik
dan LED indikator dengan kode warna yang berbeda serta tombol – tombol operasi
untuk mengontrol sistem fire alarm
B. Ketentuan Bahan & Peralatan
1. Conventional Photoelectric Smoke Detector (Light scattering principle)
Nominal Voltage : 24 VDC
Standby Current : 481µA max
Alarm Current : 2 mA max (Leds On)
Ambient Temperature : 0 to 49 C
Led Indicator : Dual Light LED
Approvals : UL / CE Standard

2. Conventional ROR Heat Detector


Nominal Voltage : 24 VDC
Standby Current : 215µA max
Alarm Current : 2 mA max (Leds On)
Area Temperature : -20 to 66 C
Led Indicator : Dual LED
Approvals : UL / CE Standard

3. Conventional Manual Pull Station


Type : Dual Action dilengkapi
dengan handle Push in Pull
Down
Nominal Voltage : 24 VDC
Standby Current : 370µA max
Alarm Current : 2 mA max (Leds On)
Area Temperature : 0 to 49 C
Lock Reset : Key
Approvals : UL Standar

4. Horn Strobe
Nominal Voltage : 24 VDC
Sound : 90 dBA
Approvals : CE Standar

5. Addressable Relay Module


Nominal Voltage : 15 – 30 VDC
Standby Current : 500µA max
Alarm Current : 2 mA max (Leds On)
Short Circuit Current : Dry Contact Input: 30µA
Contact Relay : Dual Form-C Dry Relay
Approvals : UL S3705, FM, CSFM

6. Addressable Control Module


Nominal Voltage : 15 – 30 VDC
Standby Current : 500µA max
Alarm Current : 2 mA max (Leds On)
Short Circuit Current : Dry Contact Input: 30µA
NAC : 24VDC
Approvals : UL S3705, FM, CSFM

7. Addressable Zone Interface Module


Nominal Voltage : 15 – 30 VDC
Standby Current : 630µA max
Alarm Current : 2 mA max (Leds On)
Max IDC Circuit Resistance : 70 ohms
IDC type : Class A and B
Approvals : UL S2203, FM Approved

8. Addressable Mini Monitor Module


Nominal Voltage : 15 – 30 VDC
Standby Current : 630µA max
Alarm Current : 2 mA max (Leds On)
Max IDC Circuit Resistance : 70 ohms
IDC type : Class A and B
Approvals : UL, FM Approved
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

PEKERJAAN SEWAGE TREATMENT PLANT

A. UMUM

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan Sewage Treatment Plant yang dimaksudkan disini adalah pengadaaan
dan pemasangan tanki pengolah air limbah gedung berupa air kotor dan atau air
bekas. Lingkup pekerjaan ini juga beserta pengadaaan dan pemasangan peralatan
dan alat-alat bantu pendukung instalasi.

b. Pekerjaan dudukan/pondasi dan atau penutup beton yang melindungi tanki


pengolah air limbah merupakan pekerjaan structure spesifikasi detail pekerjaan
disyaratkan dalam bab pekerjaan structure.

2. Pekerjaan yang Berhubungan


a. Didalam melaksanakan Pekerjaan Instalasi Sewage Treatment Plant,
Pengawas/Pemborong harus juga memperhatikan pekerjaan mekanikal yang
berhubungan dengan instalasi plambing dan instalasi sistim air bekas dan air kotor.

b. Selain itu Pengawas/Pemborong juga harus memperhatikan pekerjaan lain yang


terkait diluar Pekerjaan Mekanikal, yaitu :
 Pekerjaan Elektrikal
 Pekerjaan Structure
 Pekerjaan Arsitek
 Pekerjaan Sipil dan Landscape

1
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

3. Standardisasi.
Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan tanki air bersih mengacu pada standart-
standart dan peraturan-peraturan yang telah berlaku, meliputi. :

 SNI : Standart Nasional Indonesia


 Kep. Men. Lingkungan Hidup No.111 Th 2003, ttg Pedoman Mengenai
Syarat dan Tata Cara Perijinan sertaPedoman Kajian Pembuangan Air
Limbah ke Air atau Sumber Air
 Kep. Men. Lingkungan Hidup No.112 Th 2003, ttg Baku Mutu Air
Limbah Domestik
 AMDAL : Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
 Petunjuk pemasangan unit dari pabrikan.

2
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

B. PERSYARATAN TEKNIS

1. Persyaratan Teknis Sistim

a. Prinsip kerja Sewage Water Treatment ini adalah lapisan biofilm yang melekat
pada medium akan menguraikan senyawa-senyawa polutan yang ada di dalam air
limbah misalnya BOD, COD, ammonia, phosphor dan lainnya. Pada saat
bersamaan dengan menggunakan oksigen yang terlarut di dalam air senyawa
polutan tersebut akan diuraikan oleh mikro-organisme menjadi biomasa. Dalam hal
ini suplai oksigen oleh blower dan dilewatkan melalui diffuser yand ada dibagian
dasar air.

b. Secara skematik proses diatas dibawah ini dijelaskan sebagai berikut :

Blower equal.

Air Limbah masuk  Tangki Anaerobik 1 Equalisasi aliran Tangki Anaerobic 2

Tangki Bio Filter Air hasil olahanKhlorinasi Air Limbah keluar

Blower aerasi Backwash

Blower Backwash
( lihat gambar rencana)

c. Dalam Tanki Anaerobic dihasilkan lebih sedikit lumpur dimana proses anaerobic
dapat segera menggunakan CO2 yang ada sebagai penerima electron, energi yang
dihasilkan bakteri anaerobic relatif rendah. Sebagian besar energi didapat dari
pemecahan subtrat yang menghasilkan methan (CH4) Dibawah kondisi aerobik 50
% dari karbon organic dirubah menjadi biomassa, sedangkan dalam proses
anaerobic hanya 5 % dari karbon organic yang dirubah biomassa.

3
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

d. Proses Equalization ini berfungsi untuk menyetarakan debit aliran air agar dalam
proses mikrobiologis tidak terjadi fluktuasi aliran yang akan berakibat kurang
optimalnya proses biologis oleh mikro-organisme.

e. Pada dasarnya fungsi serta manfaat tangki ini hampir sama dengan tangki
anaerobic 1, yang membedakan hanyalah bahwa pada tangki ini terjadi proses
biologis yang lebih komplek, yakni kumpulan mikroorganisme, umumnya bakteri,
terlibat dalam transformasi senyawa komplek organic menjadi metan.

f. Dalam proses pengolahan air limbah organic secara biologis aerobic, senyawa
komplek organik akan terurai oleh aktifitas mikroorganisme aerob.
Mikroorganisme tersebut dalam aktifitasnya memerlukan Oksigen atau udara
untuk memecah senyawa organic yang komplek menjadi CO2 (karbon
dioksida)dan air serta ammonium, selanjutnya ammonium akan diubah menjadi
nitrat dan H2S akan dioksidasi menjadi sulfat. Untuk proses Bio-filter , pengolahan
limbah organik dipakai Styrene Foam ( diameter 3-4mm), sebagai media bio.
Tangki ini terisi oleh Styrene Foam dengan diameter 3-4 mm sebanayk 60% dari
total efektif volume tangki. Air limbah mengalir dari bawah ke atas ( Down Up
Flow) menembus kumpulan rapat styrene foam yang disuplai udara sebagai
diffuser. Selama air bersentuhan dengan permukaan media styrene foam terjadi
proses biologis dimana proses tersebut bisa mengurangi kadar BOD dan SS.
g. Tanki Backwash berfungsi sebagai tanki yang membantu untuk pencucian media
aerobic / stereoform dengan cara : tanki ini di beri tekanan udara melalui blower
sehingga air yang ada di tanki ini akan keluar ke tanki biofiltration setelah tanki
backwash kosong dan udara tidak mampu untuk menekan air kembali, maka air
akan kembali dengan tiba-tiba sehingga memecah koloni/kumpulan stereoform
kembali ke tanki backwash bersama kotoran yang menempel distereoform dan
diteruskan ke tanki anaerobic 1.

h. Proses Khlorinasi menempatkan chlorine sebagai disinfectant untuk membantu


membunuh bactery – bactery pathogen dari air hasil olahan sebelum dikeluarkan
ke lingkungan.

i. Dengan pengolahan limbah diaatas diharapkan air limbah keluar yang merupakan
air hasil olahan yang sudah memenuhi standard baku mutu dan ramah lingkungan.

4
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

Setelah melalui proses pengolahan selama 24 jam, hasil air pengolahan


mempunyai parameter analisa air sebagai berikut :
 BOD 5 hari : 20 ppm (mg/1)
 Suspended solid : 10 ppm (mg/l).

2. Persyaratan Material

a. Material Tanki Pengolah Limbah.


Tanki An Aerobic dan Bio Filter bisa dalam satu tanki, namun dibagi dalam
beberapa kompartemen. Atau bisa terpisah satu dengan yang lain.
 Material : Fibre Glass
 Buffle : Fibre Glass.
 Kapasitas total pengolahan : sesuai schedule
 Kapasitas tanki An Aerobic 1 : sesuai ketentuan pabrikan
 Kapasitas tanki An Aerobic 2 : sesuai ketentuan pabrikan
 Kapasitas tanki Bio Filtration : sesuai ketentuan pabrikan

b. Pipa dan Fittings

c. Chlorination system
 Type : Liquid Chlorinator.
 Kapasitas : sesuai ketentuan pabrikan

d. Efluent Pump.
 Type : Sewage Submersible Pump, Non cloging centrifugal
pump.
 Material : Stainless Steel
 Kapasitas : sesuai ketentuan pabrikan disesuaikan dengan kapasitas
pengolahan
 Head : sesuai ketentuan pabrikan disesuaikan dengan kondisi
lapangan
 Kelengkapan : Pompa dilengkapi pengangkat pompa (Rel, Rantai,
Kopling), instalasi pipa, check valve, gate valve, overload protection dan
water level control.

5
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

e. Blower.
 Type : Root Blower.
 Material : Cast Iron Casing, Brass Root Blower.
 Kapasitas : sesuai ketentuan pabrikan disesuaikan dengan kapasitas
pengolahan dan operai backwash.
 Static Pressure : sesuai ketentuan pabrikan
 Kelengkapan : Blower dilengkapi instalasi pipa, check valve, gate valve
(pengatur distribusi udara) overload protection

f. Panel Kontrol.
 Type : Outdoor Panel
 Material : Fabricated Steel Panel, Powder Coating
 System : Dalam control panel, telah dirangkai secara lengkap dan
berisi antara lain : circuit breakers, program timer, contactor, relays, control
switches, indicating light alarm, relays, terminal block dan sebagai terintgarasi
dalam suatu circuit yang secara khusus dikendalikan melalui suatu program
PLC. Untuk itu proses berjalan secara otomatis dan bisa termonitor dengan
baik. Pada kondisi tertentu : critical function, malfunction, dan overload
system. Program control dapat memberikan sinyal alarm dan menghentikan
proses treatment.

3. Persyaratan Pelaksanaan.

a. Pelaksana/Pemborong pekerjaan instalasi tanki air bersih harus memenuhi


persyaratan yang telah diisyaratkan dalam persyaratan pelaksanaan pekerjaan
mekanikal dan sudah berpengalaman dalam pekerjaan instalasi tanki air bersih
sejenis. Selain itu Pelaksana/Pemborong harus melaksanakan prosedure
pelaksanaan sebagaimana Rencana Kerja, Pengajuan Material, Gambar Kerja,
Prosedure Kerja, dan Ijin- ijin pelakasanaan, As-built drawing dan K3 dalam
persyaratan pelaksanaan pekerjaan mekanikal.

b. Pemasangan Unit Pengolah Limbah


 Pemasangan Sewage Treatment Plant (STP) mengacu pada gambar rencana
dan gambar prinsip dari pabrikan. Pelaksana/Pemborong mengusulkan gambar
kerja (shop drawings) yang menerangkan posisi/letak STP, peralatan-

6
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

peralatannya, dan detail pemasangan berdasarkan Unit yang akan dipasang,


untuk mendapat persetujuan dari Pengawas atau Managemen Kontruksi.
 Prosedur detail pemasangan unit berpedoman pada prosedure pabrikan.
Pelaksana/Pemborong mengusulkan prosedur tersebut untuk mendapat
persetujuan dari Pengawas atau Managemen Kontruksi.
 Unit STP dipasang bawah tanah(underground) berada pada pondasi tertentu
dipasang secara tetap/fix, dan dilindungi oleh kontruksi strukutur dari beban
tanah sekitar. Pemasangan unit ini berkaitan dengan pekerjaan structur.
 Jika pemasangan Unit STP ada di lokasi unit fungsional lainnya (jalan,
pedestrian, dan sebagainya), perlu ditambahkan struktur tambahan seperti slab
beton, cement mortar, fence, dan sebagainya sehingga dapat melindungi unit
STP dari beban luar, atau gangguan operasional yang lain.

c. Testing dan Commisioning.


 Pelaksanaan Testing & Commisioning terdiri dari pelakasanaan system atau
proses pengolahan limbah, dan hasil analisa pengolahan limbah.
 Test & Commisioning dilaksanakan Pelaksana/Pemborong dengan menunjuk
spesialis unit STP yang terpasang.
 Prosedur pelaksanaan berdasarkan standart pelaksanaan test & comisioning
dari pabrikan dan telah mendapat persetujuan dari Pengawas atau Managemen
Kontruksi.
 Air hasil pengolahan diambil samples untuk dianalisa laboratorium oleh
instansi yang berwenang, atau instansi yang telah disetujui bersama oleh
Pengawas atau Managemen Kontruksi dan Pemilik gedung.Hasil Analisa harus
sesuai persyaratan diatas, jika terjadi kegagalan dilakukan test &
commisioning kembali.

7
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

C. JAMINAN DAN GARANSI

1. Jaminan Pekerjaan.
a. Jaminan Pekerjaan berlaku untuk Material yang terpasang dalam Pekerjaan
Sewage Treatment Plant . Material harus berasal oleh Pabrik untuk merek material
atau agen resmi yang dtunjuk oleh pabrik tersebut. Pabrik dan atau agen resmi
tersebut harus berdomisili di Indonesia.

b. Pelaksana/Pemborong harus menjamin keseluruhan Pekerjaan Sewage Treatment


Plant beserta peralatan pendukungnya. Jaminan ini tertuang dalam Berita Acara
Jaminan Pekerjaan yang disetujui oleh Pengawas atau Managemen Kontruksi.

c. Pelaksana/Pemborong juga harus melaksanakan pekerjaan maintenance terhadap


peralatan utama dan peralatan pembantu sistim instalasi Sewage Treatment Plant
setelah serah terima pekerjaan selama minimal 6 bulan atau selama kurun waktu
yang telah disepakati bersama berdasarkan peraturan pekerjaan proyek.

2. Garansi dan Spare Part


a. Pelaksana/Pemborong harus menyerahkan Garansi Unit Sewage Treatment Plant
dan peralatan bantu selama 1 tahun yang diberikan oleh penyedia/supplier material
pendukung lainnya kelengkapan dokumen serah terima pekerjaan.

b. Pelaksana harus menyerahkan Surat Jaminan "After Sales Service" dari agen
tunggal atau dari distributor yang berdomisili di Indonesia yang ditunjuk oleh
pabrik.

3. Serah Terima Pekerjaan


a. Serah Terima Pekerjaan Sewage Treatment Plant merupakan bagian dari Serah
Terima Pekerjaan Mekanikal secara keseluruhan di pekerjaan/proyek ini. Prosedur
Serah Terima Pekerjaan Mekanikal harus menyesuikan dengan peraturan yang
berlaku di pekerjaan/proyek ini.

b. Pelaksana/Pemborong harus membuat Berita Acara Serah Terima Pekerjaan


Sewage Treatment Plant dengan persetujuan Pengawas Mekanikal atau
Managemen Kontruksi.

8
GARIS BESAR RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

PEKERJAAN : Pembangunan Gedung Baru RSUD Ibu Fatmawati Soekarno


LOKASI : Kota Surakarta
TAHUN ANGGARAN : 2023

A. PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PLUMBING

No JENIS PEKERJAAN KETERANGAN MATERIAL/MERK

1 Elektrikal Komponen Panel ACB, MCCB, Kontaktor, dan Asesories Schneider, Siemens, GE
Kapasitor Schneider, Epcos, Shizuki
Active Harmonic Filter Schneider, Epcos, Danfoss

Panel Distribusi Cap.Bank Schneider, Siemens, GE


LVMDP
Sub Distribution Panel, Power Panel, Lighting Panel

Box panel Melampirkan sertifikat lisensi dari Pabrikan/Prinsipal Nata Ultima Enggal, Powertek, Trias

Panel OT (Trafo Isolasi Medik) Panel Typetest Standar IEC61439 dan IEC 60364-7-710 Schneider, Bender, Socomec
Panel Floor Standing lengkap dengan trafo isolasi, gawai monitor, dan fault locator

Box Panel OT Melampirkan sertifikat lisensi dari Pabrikan/Prinsipal Nata Ultima Enggal, Powertek, Trias
Melampirkan sertifikat TKDN minimal 30%

Lampu Lampu TL LED 1 x 18 w GMS Wall Mounted With Acrilic Cover c/w battrey & charger Phillip,Osram ,GE
Lampu TL LED 1 x 18 w Bulk Type
Lampu TL LED 1 x 18 w Bulk Type c/w Battery
Lampu TL LED 3 x 10 w TKI c/w Cover Acrilic
Lampu TL LED 3 x 10 w TKI c/w Cover Acrilic + Battery
Lampu TL LED 3 x 10 w TKI c/w Cover Acrilic Dimmable
Lampu TL LED 4 x 10 w TKI c/w Cover Acrilic
Lampu TL LED 4 x 10 w TKI c/w Cover Acrilic + Battery
Lampu Down Light LED, 12 W c/w Cover
Lampu Down Light LED, 12 W c/w Cover + Battery
Lampu Down Light LED, 12 W c/w Cover Dimmable
Lampu Down Light LED, 12 W c/w Cover Dimmable + Battery
Lampu Down Light LED, 8 W c/w Cover
Lampu Down Light LED, 8 W c/w Cover Dimmable
Lampu TL LED 1 x 18 Watt,TKI Type c/w Cover Acrilic
Lampu TL LED 1 x 18 Watt,TKI Type c/w Cover Acrilic + Battery
Lampu TL LED 2 x 18 Watt,TKI Type c/w Cover Acrilic
Lampu TL LED 1 x 18 Watt,Wheater Proof,Out bow
Lampu Wall LED 5 Watt,Out door Type
Exit lamp LED 3 w, c/w Battery & chargger
Lampu TL LED 1 x 10 w Wall Mounted c/w Cover Acrilic
Lampu Down Light LED, 12 W Out bow Type
Lampu TL LED 2 x 18 Watt, c/w Aluminium Louvre Dimmable
Lampu Indikator Merah
Lampu Sorot LED 75 w
Lampu Taman LED 15 Watt
Armature Lampu Scarto , Opple , Inlite
Trafo CU - CU , type hermetically sealed oil filled -50 Hz 2.000 Kva, 20 Kv ( vector menyesuaikan Lokasi ) B&D , Trafindo
Stopkontak , Saklar Panasonic, Schneider , Legrand/ Berker, MK
Kabel Tray Hot deep Galvanized TSA, Noby, Tristar
Kabel FRC Mineral Insulated, Mica Tape , Operating Temperature 110 degree , LS0H ( Low Smoke Zero Halogen ) Pyrotec, Radox, Vitalink
Conduit High Impact dia.20mm Ega, Boss
UPS Backup time 15 min.Online UPS, Transfer time 0 m/s APC , Siemens, Yosiga
TRUE ON LINE SINWAVE DOUBLE CONVERTION (VFI)
Include Galvanic Isolation Inverter Output (Built-In Factory)
IGBT Rectifier
Input : 380/400/415 ±25% (Voltage Range)
Frequency Input 40-70Hz Auto-sensing
Power Factor : 0,9
Output : 380/400/415±1% , 220 (200-244 settable on display)
Frequency Output 50/60Hz
Thdi Output : ≤2%
Wave form : Sinwave
Kabel NYY, NYFGHY, NYM, NYA, N2SXY Kabelindo, Kabel Metal, Supreme

2 Tata Udara Unit AC VRF central VRF , Hermatic DC Inverter Twin Rotary, Min EER 3,8 Toshiba, Daikin , Carier
PCB : PCB Inverter refrigerant cooling, PCB Compressor Independent
Heat Exchanger : Cooper Tube
Fin :Black Fin
Safety Divice : Refrigerant Circuit (Liquid and Gas shut off Valve), High Pressure Switch, Control Circuit
Fuses, Thermal Protector for Compressor and Fan Motord, Over Current Protector for Inverter, Sub Cooling
For Oil Management, 7 Step Oil Management, Auto Backup System
Fan Motor : DC Inverter stepless Fan (Max 110 Pa)
Fan Indoor : Direct Drive Centrifugal (220 - 240 Volt AC, 1 phase, 50 Hz)
Pipa Unit Ac : de-oxidized phosphorus seamless copper pipe (Standard JIS H300 - C1220T)
Outdoor Casing : Wheatherproof, Baked Enamel
No JENIS PEKERJAAN KETERANGAN MATERIAL/MERK

Ceiling Exhaust Fan Kap 200 Cmh Conexa,Nikotra,Kruger


Exhaust Fan & Presszurized fan Conexa , Nicotra , Kruger
Pipa Refrigerant ASTM B280 Denji, Kembla , Mueller
Pipa drain PVC AW 10 K Power, Rucika , Maspion
pipa Conduit High impact dia.20mm Ega , Boss
Ducting PIR Density ± 52 Kg/m³ TDI, TD Duct,Firstdcut
FlexibleRound Duct isolasi & Non Isolasi Polar Masterflex , Defa Angkasa
Ducting BJLS BJLS 0,8 Lokfom, TACI ,Fumira
Isolasi min T19 - T25 mm Armaflex, Insuflex
Filter Pre Filter, Medium Filter, Hepa Filter Farindo, AAF
Ornamen (Grill , Diffuser, Volume Dumper ) Finising Powder Coating AMT , Hachindo , PMT, Polar

Fixture Fire Alarm , detector, Manual push Point ,


3 Fire Alarm Horn strobe Full Adressible FIKE, Honeywell, Nohmi
Conduit High Impact dia.20mm Ega ,Boss,
Kabel Supreme , Kabelindo, Kabel Metal
Kabel FRC Mineral Insulated, Mica Tape , Operating Temperature 110 degree , LS0H ( Low Smoke Zero Halogen ) Pyrotec, Radox, Vitalink

4 Plumbing Pipa PPR PN-10 BE ,TORO25, Agrusan


PN-20

Pipa PVC AW 10K Standard warna Abu-abu Power, Rucika , Maspion


Valve Conex,MICO, APC
Pompa Booster Pompa Booster Kap. 3 x 28 m3/h ( Package Booster Pump) Ebara, Wilo, Turbosan , Torishima
Total Head 27-30 m
Vertical Multisellular pump

Pompa Transfer Roof Tank Kap. 2 x 32m3/h Ebara, Wilo, Turbosan , Torishima
Total Head 55-60 m
Horizontal Vertical Inline Multistage

Pompa Transfer Filter Kap. 2 x 450 lpm Ebara, Wilo, Turbosan , Torishima
Total Head 25-30 m
Vertical Multiselluler

Pompa Sampit+ Gridder Kap. 150 L/M Ebara, Wilo, Turbosan , Torishima
Total Head 40 m

Pompa Deepweell Kap. 150 L/M Ebara, Wilo, Turbosan , Torishima


Total Head 100 m
Submersible hole pump

Roofttank Kap. 30 m3, FRP Globalindo Persada, Biotank , Daikiaxis

5 Heat Pump water heater Unit Heat Pump Heating Capacity : 42,2 Kw Hicop, Daikin , Gree
Power Input : 9,18 Kw
Refrigerant : R 410APower Supply : 380 / 3 /50
Pompa Sirkulasi ( Include )
Hot Water Storage Tank 3000 Litre Menyesuaikan Pabrikan Unit Heat Pump
waorking / Test Pressure : 4 bar / 6 bar
Stailess Steel SUS 304
Sheel / Dome : 3mm / 4 mm
Heat Insulation : high Density Polyurethane 50 mm
skin : Zuncallum, Ketebalan 0,5 mm
Finosing Outer Skin : Finned Silver Coated
Acessories : temperature Gauge , Safety Valve , Air Vent , Magnesium Anode
Hot Water Return Pump 100 Lpm / 25 m Ebara, Wilo, Turbosan , Torishima
2,2 Kw / # Ph
Operation 1 onduty & 1 Standby

Pipa Buangan Lab. PP Vulcathene, Magnaplast

6 CCTV Camera IP Dome Camera 2 Mp Avigilon, Sony, SPC, HIKvision ,Honeywell


Switch 10/100/1000 + POE, SFP Unifi , Aruba , Cisco , TP Link , D- link
Kabel UTP cat 6 Belden, MMC, Systimax
Conduit High Impact dia.20mm Ega ,Boss,
`
7 MATV Outlet TV Panasonic, Schneider , Legrand/ Berker, MK
Kabel Coaxial Supreme , Kabelindo, Kabel Metal
Antena Parabola Venus, Indovision

8 Data Outlet Data Panasonic, Schneider , Legrand/ Berker, MK


Kabel UTP cat 6 Belden, MMC, Systimax
Conduit High Impact dia.20mm Ega ,Boss,
Rack 6U, 4 U Indorack
No JENIS PEKERJAAN KETERANGAN MATERIAL/MERK

9 Telepon Outlet Telepon Panasonic, Schneider , Legrand/ Berker, MK


Pesawatt Telepon Panasonic, Siemens, Phillips
Kabel Supreme , Kabelindo, Kabel Metal

10 Nurse Call Master Control Nurse Call 10 " Color LCD Touch Screen Bitcare,Tunstal,Schrack Seconet
Resolution 1024 x 600 Pixel
Video Display 1080pixel
Input Power 12VDC 6 Watt
Conection System Lan
Bed Terminal Semi IP Bitcare,Tunstal,Schrack Seconet
Room Terminal Full IP Bitcare,Tunstal,Schrack Seconet
Pull Cord Bitcare,Tunstal,Schrack Seconet
Room Light Bitcare,Tunstal,Schrack Seconet
Emergency Button For Toilet Semi IP Bitcare,Tunstal,Schrack Seconet
Switch D-link, TP- Link
Kabel UTP Cat 6 MMC, Belden , Systamax

11 Gas Medis Oxygen Manifold Manifold Manual Oxygen 2 x 20 Cly Lokal

Manifold N2O 2x2 Tabung Capacity 2 x 2 Cylinder Lokal


Maximum Cylinder Pressure 150 Kg/cm2
Maximum Pipeline Pressure : 5 Kg/cm2

Medical Vacuum : Duplex, Oilfree Vacuum Type Beker , Elmo , Gentech

: Kapasitas Pompa : 850 litre / mnt


: Tekanan Maksimum : 500 mmHg - 600 mm Hg
: Vacuum Gauge dan aksesories lainnya

Receiver Tank :
Bahan : Galvanized
Kapasitas : 500 Litre
Tekanan Maximum 5 bar
include : Separator tank , Valve switch , Automatic Water supply/return , Gauge,Panel control , Filter Bakteri

Medical Air Compressed : 2 set (Duplex) system, Oilfree Hitachi, , Atlascopco,gentech


: Kapasitas 430 litre/menit per compressor
: daya motor 2 x 3,7 Kwh / 600L
: 2x 3,7 kW/380 V/3 ph/50 Hz
: Reciever Tank
: Air Regulator
: Safety Valve Low Pressure
: Panel Control
: Kapasitas Air Dryer 1,08 Nm3/min pada Inlet Temperatur 32ᵒC
: After Cooler capacity : 2,2 Nm3/min
: Filter : Main Filter 0,1 micron , Pre Filter 0,01 Micron , Adsorbent Filter 0,1 Micron , Line Filter 0,01 micron

Area Alarm Local


: Material : Box Besi Cat Powder Coating + acrylic
: Power Supply : 220 VAC
: Digital alarm

Zone Valve Type 2 & 3 Jalur Manual : Wall mounted for concealed piping with monitoring gauge Local
: Steel 1.6t powder coated paint finish
: Steel 1.6t powder coated paint finish
: Oxygen-15 kg/cm2
: Vacuum-760 mmHg
: acrylic
: 20 kg/cm2/ball valve

Gas Control Alarm Panel, Tipe 2 , 3 dan 4 gas : Wall mounted for concealed piping Local
: Steel 1.2t baked painting
: Steel 1.6t baked painting w/ color
: 110/220 V AC, 24V DC
: For high/low pressure alarm of 2 Gases
: 1 pc for each gas

Medical Gas Outlet : Pin Index CENTRAL UNI, Lovtec, Gentech , Komindo

: Max Press. 100 Psi


: Brass , ABS
: Oxygen – Putih
: Comp. Air – Hitam
: Vacuum – Kuning
Warna disesuaikan sesuai standar dan peraturan yang ada

Pipa Refrigent ASTM B819 Type L Denji , Brasco , Kembla


Valve Kitz., Sanwa
Bed Head Standar Aluminium Extrusion Molding, LED minimal 8 watt 1 saklar lampu Jumlah Sesuai dengan gambar lokal
Bed Head ICU Aluminium Extrusion Molding, LED minimal 8 watt , 12 stop kontak 1 saklar lokal
No JENIS PEKERJAAN KETERANGAN MATERIAL/MERK

12 Tata Suara System Amplifier w/5ch Selector Honeywell , Bosche ,Toa Ori Galva
Monitor Panel
Evac Voice Announcement Board /CF card
Remote Microphone w/ Keypade zone
CD/MMC/USB Player w/FM Turner
Paging Microphone w/chime
Ceiling speaker 3 Watt
Horn Speaker 15 Watt
Attenuator
Firedome Speaker 5 W c/w metal case
Kabel Supreme, Kabelindo ,Kabel Metal

13 Hydrant dan Sprinkler Pompa Diesel Kap 750 GPM Ebara, Wilo, Turbosan , Torishima
Total Head : 115 m
2750-3000 RPM
Horizontal Splitcase

Pompa Elektrik Kap 750 GPM


Total Head : 115 m Turbosan , Groundfoss, Wilo, Torishima
Centrifugal Endsuction pump
2750 - 3000 Rpm
90 Kw / 380 -415 / 3 ph

Pompa Jockey Kap : 15 gpm Turbosan , Groundfoss, Wilo, Torishima


head : 129
RPM : 2750 -3000 RPM
Vertical Inline Multistage
3 Kw / 380 -415 / 3 ph

Pipa BS SCH40 Bakrie, KS, Spinda


Valve Brass / Cast Iron Conex,MICO, Honeywell
Indoor Hydrant Box Indoor Hydrant Box type B Ocean Fire, Yamato
: Size : 75 x 125 x 18
: Material : Mild Steel Plate
: Pain Finish : Powder Coating
: include : fire hose , Hydrant Valve , Nozle , Hose Rack
Outdoor Hydrant Box
: Size : 66 x 95 x 20
: Material : Mild Steel Plate
: Pain Finish : Powder Coating
: include : fire hose , Hydrant Valve , Nozle , Hose Rack
Fire Extinguisher kapasitas : Type CO / ABC Ocean Fire, Yamato
Head Sprinkler : Orifice Size : 1/2 " Ocean Fire, Yamato
: K- Factor 5.6 Imp
: Max Working Pressure : 175 PSI (1200 Kpa )
: Min Operating Press : 7 PSI ( 48 Kpa)
: Glas Blub Temperatur : 68ᵒ
Pillar Hydrant 16K Ocean Fire, Yamato
Siamese Conection Ocean Fire, Yamato

14 Bed Lift & Lift Service Bed Lift Speed 60 MPM,Duplex, 6 Stop/6 Opening Mitsubishi, Japan Elevator , Toshiba , Hyundai

1600 Kg
No. of Passengger (person) 21person
Door Size 1200 (W) x 2100 (H)
Door Opening Type Side Opening
VVVF
Inside Car Dimension : 1500 ( W) x 2500 ( D)
Stop : 6 Stop ( lantai 1 - 6 )

Lift Service Kapasitar 1000 Kg Mitsubishi, Japan Elevator , Toshiba , Hyundai


Trevel 6 Stop 6 open
Door Size 900 ( W ) x 2100 ( H )
VVVF
Centre Opening
Stop : 6 Stop ( lantai 1 - 6 )

15 Penangkal Petir Head R120 Nimbus, Kurn

16 Reverse Osmosis Peralatan Mesin RO Kap: 2,5m3/ jam Globalindo Persada, Biotank , Fransarytirta
Mesin Pompa Feeder
Material : SS 304
Multi Catridge
Size : 20 Ich
Material : PP
Filter Catridge / Spoon 20"
Size 20 Inch
Material PolyPropelene
Housing Membrane RO 80 - 40
Material : SS 304
Size : 4"
No JENIS PEKERJAAN KETERANGAN MATERIAL/MERK

Membrane RO Brackish Water


Size : 40-40
Material : Polyamide Thin Film Composite
Filtered Equipment Filter Tank Sand / Carbon Manual Valve Side Mounted
Tank size : 14 x 72 Inch
Material : FRP
Inlet / Outlet : 25 Inch
Opening : Top 4 Inch
Pressure : 3.5 Bar
Max Pressure : 7 bar
Operational : 7 bar
Operational Valve : Manual valve Top Mounted
Softener Tank Tank Size : 14 x 72 Inch
Material : FRP
Opening : Top 4 Inch
Pressure : 3.5 bar
Max Pressure : 7 Bar
Operational Valve : Manual Vlave Top Mounted
Product Tank : Stainless Steel 1000 L

17 IPAL Kap . 100 m3/ hari Bioaeration Filter System Globalindo Persada, Biotank , Fransarytirta
Peralatan Sistim STP Screen For Grease trap
Material : SS-304
Great Chamber & Accessories
Fine Screen : SS 304
Bars Screen : SS 304
Equalizing System
Air Seal Diffuser
Type : Coase & Fine Bubble
Diameter : 1/2" x 4
Aeration System
Air Blower For Aeration & accessories
Tyoe : LT-65
Kapasitas : 4.13 m3
Pressure : 4000 mmAq
Power : 4.30 , 380 , 3 phase , 50 hz
Media Bio Ractor
Model : Tube Setler
Support set : Siku 40 x 40 & 50 x 50
Air seal Diffuser
Type : Coarse & Fine Buble
Diameter : 1/2" x 4
Sedimentation System Air Lift Pump
Kapasitas Min. 0,6 m3 min lumpur nonactif
Material : Full PVC
Type : air Pressure 4000 mmAq
Scum Skimmer
Model : Floating Automatic Water Level
Material : Full PVC
Center Weir
Material : FRP
Scum Bufle
Material FRP
Media Bio Filter
Dia : 1000 x 600 x 600
Disinfection System Box Chlorine
Type : Manual
Material : PVC
Effluent System Model : Submersible
kapasitas : 0,5 m3
Head : 9 m
Daya : 0,75 Kw
Operation : Parallel Alternate

18 WTP Chlorine Dosing Pump Type : Single Diaphragm Globalindo Persada, Biotank , Fransarytirta
Capacity : 18 Litre / Jam
Material : hypalon
Power : 30 W , 280 V , 1 Phs
Accessories.: Chemical Mixer 0,5 Hp, Static Mixer , PVC 3" x 1200mm, Chemical Tank Cap 500 ltr
Filter Pump Type : Centrifugal
Capacity : 27 m3/h
Head : 40 m
Material : Cast iron
Power : 5,5 Kw , 380 V , 50 Hz
Multimedia Filter Material : FRP
Dimension : Ø36 " x 72 "
Operation : manual Backwash
Pressure : 5 Bars
Filter media : Silica Sand
Support media : Gravel
Filter Media : manganese
No JENIS PEKERJAAN KETERANGAN MATERIAL/MERK

Carbon Filter Material : FRP


Capacity : 27 m3/h
Dimension : Ø36 " x 72 "
Opertaion : Manual Backwash
Pressure : 5 bars
Piping Size : 2,5"
Filter : Granular Actived Carbon
Support Media : Silica And Gravel
Softener Filter Material : FRP
Capacity : 27 m3/h
Dimension : Ø36 " x 72 "
Operation : Manual Backwash
Pressure : 5 bars
Piping Size : 2,5"
Filter Media : Softener
Support Media : Silica And Gravel
Flow Meter Type : Electromagnetic
Flow Range : 0-20 m3/ h

19 Rooftank FRP / Panel Kap : 30 m3 Globalindo Persada, Biotank , Fransarytirta

18 Greasetrap Portable kap 30 litre , 50 litre , 100 litre ( Stainless Steel ) Globalindo Persada, Biotank , Fransarytirta
OUTLINE SPESIFIKASI RUANG OK 1 / M.O.T

PEKERJAAN : Modular Operating Theatre Ruang OK RSUD Ibu Fatmawati, Surakarta


LOKASI : Surakarta
TAHUN : 2023

NO URAIAN PEKERJAAN Merk


A. PEKERJAAN PEMBANGUNAN MOT X-Ray & Sistem Tata Udara Berteknologi Plasma Air Purification System (Standar ISO 6 / Kelas 1000).

I Modular Operating Theatre ( MOT ) R. OK : 7000 x 7000 x 3000


1 Wall Panel System Type: PIR (polyisocyanurate) Anti Bakterial 50 mm Subzero
Spesifikasi :
- Bahan inti: PIR (Polyisocyanurate)
- Panjang Panel : 3 meter (*efektif)
- Lebar Panel : 1.16 meter (*efektif)
- Kepadatan: 42-45 Kg/m3
- Konduktivitas termal: 0.0197 W/m.K
- Peringkat api / Tahan Api: Class 0
- Pengurangan suara: Rata-rata 22.99 desible
- Suhu kerja: - 60 derajat Celcius s/d +40 derajat Celcius
- Ketebalan: 50 mm
- Kulit baja: Bluescope - Kirana
- Ketebalan logam dasar: 0.45 mikron
- Ketebalan lapisan total: 0.5 mikron
- Lembaran logam: Antibacterial
- Warna: putih pucat (Off white)
- Sistem: sistem slip join
Melampirkan sertifikat TKDN dengan bobot TKDN minimal 44%.
2 Ceiling Panel System Type: PIR (polyisocyanurate) Anti Bakterial 50 mm Subzero
Spesifikasi :
- Bahan inti: PIR (Polyisocyanurate)
- Panjang Panel : Kustom (*maksimal 12 meter)
- Lebar Panel : 1.16 meter (*efektif)
- Kepadatan: 42-45 Kg/m3
- Konduktivitas termal: 0.0197 W/m.K
- Peringkat api / Tahan Api: Class 0
- Pengurangan suara: Rata-rata 22.99 desible
- Suhu kerja: - 60 derajat Celcius s/d +40 derajat Celcius
- Ketebalan: 50 mm
- Kulit baja: Bluescope - Kirana
- Ketebalan logam dasar: 0.45 mikron
- Ketebalan lapisan total: 0.5 mikron
- Lembaran logam: Antibacterial
- Warna: putih pucat (Off white)
- Sistem: sistem slip join
Melampirkan sertifikat TKDN dengan bobot TKDN minimal 44%.
3 Base Damper Stainless Uk. 20cm Tebal 1,2mm Lokal
4 Silicon Sealent + Extrution + Accessories (T-Line, L-line, Straight/Curve Crip ) Hangerbolt, Joint Fixing Bar) Lokal
- Accessories : Aim Cursing dan Consumable
5 Timbal ( PB ) :
- Timbal (PB) 2mm - Dinding Lokal
6 Peripheral light LED white Phillips
Cleanroom, ceiling recess-mounted peripheral lights
Spesifikasi :
- Fitur : LED white
- LED white light : 40 watt
- Total luminous flux output : min 3600 lm
- Dimension (LxW) : 1200mm x 30mm
- Temperatur warna 6500 K
7 X-RAY film viewer
Deskripsi:
X-RAY film viewer dipasang pada panel dinding dengan cara dibenamkan dan rata permukaan.
Spesifikasi :
- Tipe : LED
- Jumlah bingkai : minimal 2 buah
8 Automatic Hermetic Single Sliding door (1600 mm) dilapis Pb 2 mm Demax
Spesifikasi :
- Track rail aluminium 3.20 cm
- DC motor 24 V untuk drive.
- Menggunakan Demax kontrol micro komputer
- Hanger assemble
- Tail Wheel
- Belt
- Cover aluminium 320
- Safety beam sensor
- Dilengkapi sensor kaki dan sensor tangan
- Frame pintu terbuat dari stainless steel SUS 304
- Daun pintu terbuat dari stainless steel SUS 304
- Dilengkapi kaca jendela (tampered) ukuran : 300 x 300 mm lapis Pb
- Ukuran bukaan pintu 1600 x 2100 mm
- Dilengkapi dengan stopper for air tight pressure
9 Automatic Hinge door (900 mm) dilapis timbal 2 mm. Demax
Spesifikasi :
- Menggunakan Demax digital motor computer processor
- Dilengkapi sensor kaki dan tangan.
- Frame pintu terbuat dari stainless steel SUS 304
- Daun pintu terbuat dari stainless steel SUS 304
- Dilengkapi kaca jendela (tampered) ukuran : 300 x 300 mm lapis Pb
A. PEKERJAAN PEMBANGUNAN MOT X-Ray & Sistem Tata Udara Berteknologi Plasma Air Purification System (Standar ISO 6 / Kelas 1000).
- Ukuran bukaan pintu 900 x 2100 mm
- Sistem kedap hermetic
10 Passbox lapis timbal 2 mm.
Spesifikasi :
- Inter Size : 600*600*500mm
- Out Size : 750*700*560mm
- Material : SUS 304
- Base : SUS 304 base plate
- Window : Colourless Transparent Glass lapis Pb
- Door system : Double doors with Interloock Door System
- Terdapat UV light
11 Lemari Alat SS Hairline SUS 304 ukuran 1200 x 2000 x 400mm.
12 Vinyl Flooring. Polystyl
Spesifikasi :
- Tipe : Homogeneous single layered vinyl flooring
- Ketebalan 2 mm
- PUR Reinforced
- Anti Static, Anti gesek, tidak berpori, anti bakteri, tahan bahan kimia dan mudah dibersihkan.
13 Outlet Gas medis terintegrasi pada panel dinding modular Beacon Medaes
Deskripsi :
- Panel gas medis yang terintegrasi dengan sistem panel dinding ruang operasi modular.
Spesifikasi :
- Sistem elemen terdiri dari :
- Wall Outlet Oxygen (O), pin index, push type
- Wall Outlet Oxygen (O) Emergency , pin index, push type
- Wall Outlet Vacuum (V), pin index, push type, slide base
- Wall Outlet Compressed Air 4 Bar (A), pin index, push type, slide base
- Wall Outlet Nitrous Oxide (N), pin index, push type
- Wall Outlet Carbon Dioxide (C), pin index, push type
- Anesthetic Gas Scavening System (Ag)
14 Power socket & grounding Schneider
Deskripsi :
- Panel colokan listrik yang terintegrasi dengan sistem panel dinding ruang operasi modular.
Spesifikasi :
- Sistem elemen terdiri dari : 9x soket listrik
15 Ceiling Pendant BEN-Q
Spesifikasi:
Features
The economical models, equipped with single or double arms, are used widely for numerous requirements.
Designed with complete isolation, the pendant tower can easily meet sterile requirements in tower can easily meet sterile requirements in surgery rooms.
- Type : Double Arm
Gas Outlet Type :Datex Ohmeda
O2 :2pcs
N20 :2pcs
Co2 :2pcs
Air :2pcs
Vacum :2pcs
Cantilever And Base Rotation : 340°
Double Arm Rotation Radius 1 : 1600 mm (900 mm + 700 mm ) mm
Base length : 1000 mm mm
Electric socket : 10pcs
Ground terminal : 2pcs
Large object platform : 3pcs
Drawer: 1pcs
Infusion stand : 1pcs
Large basket: 1pcs
Network connect : 1pcs
Phone Connect : 1pcs
NET Load of Pendant : 180 Kgpcs
16 Sistem integrasi Teknologi M.OR.E (OT Touch Control Panel) DANMEDICS
Deskripsi:
- Perangkat sentral untuk menyediakan semua kontrol yang diperlukan sinyal, alarm dan informasi yang diperlukan dalam ruang operasi. Dengan perangkat sentral
Spesifikasi :
a. Fitur utama
- Aktif Panel Kontrol Ruang Operasi berukuran 1.325 x 700 mm
- Tinjauan terpusat informasi status ruang operasi
- Memenuhi norma keselamatan listrik untuk sistem tegangan tinggi dan rendah
- Permukaan kontrol panel terbuat dari acrylic glass berwarna hitam, permukaan rata, tidak berpori dan mudah dibersihkan
- Body Panel MOT terbuat dari Stainless Steel dan berwarna natural stainless steel (Brushed grain)
- Memiliki pintu akses depan untuk servis dan pemeliharaan.
b. Sistem Module terdiri dari:
- Module normal time, operation time, anaesthesia time module.
- Terdapat nurse call & telephone system / background music module.
- Terdapat Air Conditioning system module berfungsi untuk operasional dan setting AC (Air Conditioning) serta monitoring suhu dan kelembaban didalam ruang operasi
- Terdapat multi kontrol panel untuk kontrol lampu penerangan / lampu operasi / auxillary switch for x-ray viewer, writing desk, AGSS Control, dll.
- Terdapat medical gas alarms module.
- Terdapat MODBUS interface yang terhubung ke indoor AHU (Air Handling Unit).
- Terdapat Fire Alarm signalization interface
- Terdapat Medical Gas Alarm interface (High/Low pressure)
- Terdapat ISDN Telephone interface
- Terdapat Music interface for external sources

II SISTEM TATA UDARA RUANG OPERASI BERTEKNOLOGI PLASMA ACTIVE AIR PURIFICATION SYSTEM (STANDARD ISO 6)
Pekerjaan Tata Udara Daikin VRV
Pengadaan dan pemasangan sistem lengkap
Unit AHU Ruang Operasi (OK)
Pengadaan dan Pemasangan unit AHU lengkap dengan gantungan/hanger/support dan akseories lainnya :
Unit VRV / VRF AHU sudah dilengkapi :
- Pre Filter
- Medium Filter
- Return Plenum Box
A. PEKERJAAN PEMBANGUNAN MOT X-Ray & Sistem Tata Udara Berteknologi Plasma Air Purification System (Standar ISO 6 / Kelas 1000).
- Electric Heater
- Pressure Differential Monitor
Spesifikasi:
- Supply Air Volume Flow Rate = 6.500 M3/h
- Model Double Deck
- Kapasitas : 152.800 BtuH
Outdoor unit kapasitas 150.000 BtuH

Peralatan Utama Fan


Pengadaan dan Pemasangan fan lengkap dengan hanger/support/gantungan dan aksesories lainnya
Exhaust Fan ntuk tekanan positif

Pekerjaan Pemipaan
Pengadaan dan Pemasangan pipa + isolasi lengkap gantungan/hanger/support dan akseories lainnya termasuk testing dan commissioning :
Pengadaan dan Pemasangan Pipa Drain dengan bahan PVC + isolasi : lengkap dengan hanger dan aksesories pendukung lainnya.

Pekerjaan Ducting, Grille


Ducting Supply & Return w. PIR Aluminium Panel
Return Air Grille (RAG)
Bahan : Stainless Steel
- 300 mm x 370 mm
- 370 mm x 370 mm

Laminar Air Flow Plenum Box


Specification:
Ceiling Module Type for ISO 6 Cleaness standard
Dimension (LxWxH) = 2400 x 1800 mm
Made of , 1.2mm c/w powder coating and perforated grill SUS 304
HEPA Filter (610 x 1220 x 69 mm) eff. 99,9999% (H14 as per EN1822), AL Frame
Perfect tightness is guaranteed by an epoxy seal between filters and holding structure

Volume Dumper (VD)


Bahan : Stainless Steel

Pekerjaan Sensor - Sensor


- Room Temperature & Humidity sensor (1 pcs), Diff pressure sensor (1pcs), Diff pressure switch (1 pcs).

Aksesories : Diff Pressure Gauge (1 pcs), Saklar on/off AC (1 pcs), display HMI 7 in untuk monitoring AC dipasang diluar ruang operasi (1 pcs).

Pengkabelan unit AC dan unit fan dari P.AC-OK ke AHU-OK.

Panel Kontrol AC terintegrasi OT TOUCH CONTROL PANEL MOT (Untuk mengoperasionalkan secara otomatis fungsi sistem tata udara)

Plasma Air Purification System


Combination of PHI and REME Technology utilizing LED creating 2x faster cleaning ions while providing mercury-free and ozone-free outputs.
Eliminates surface and airborne 2x faster:
- Microbials
- Harmful Gases
- Particulates (Dust, Pollens and Asthma causing Allergens).
Specification:
- Technology : REME-LED
- Power Supply : 120 / 208 / 240 VAC 50 / 60 Hz
- Volts : 24 VAC / DC
- Amps : 0.7 A
- Watts : 17 W
- Tonnage : 2.5 - 16.25
- CFM's : 250 - 6500
- Instalation : in Duct
- Material : Aluminum / polymers
- Dimensions : 11" Probe / 6.5" x 7.5" plate
- Ship Weight : 0 lbs
- Hydro-Peroxides :< .02 PPM (Ozone Free)

Testing & Commissioning Peralatan dan Instalasi


OUTLINE SPESIFIKASI RUANG OK 2 / M.O.T

PEKERJAAN : Modular Operating Theatre Ruang OK RSUD Ibu Fatmawati, Surakarta


LOKASI : Surakarta
TAHUN : 2023

NO URAIAN PEKERJAAN Merk


A. PEKERJAAN PEMBANGUNAN MOT & Sistem Tata Udara Berteknologi Plasma Air Purification System (Standar ISO 6 / Kelas 1000).
I Modular Operating Theatre ( MOT ) R. OK :7000 x 6000 x 3000
1 Wall Panel System Type: PIR (polyisocyanurate) Anti Bakterial 50 mm Subzero
Spesifikasi :
- Bahan inti: PIR (Polyisocyanurate)
- Panjang Panel : 3 meter (*efektif)
- Lebar Panel : 1.16 meter (*efektif)
- Kepadatan: 42-45 Kg/m3
- Konduktivitas termal: 0.0197 W/m.K
- Peringkat api / Tahan Api: Class 0
- Pengurangan suara: Rata-rata 22.99 desible
- Suhu kerja: - 60 derajat Celcius s/d +40 derajat Celcius
- Ketebalan: 50 mm
- Kulit baja: Bluescope - Kirana
- Ketebalan logam dasar: 0.45 mikron
- Ketebalan lapisan total: 0.5 mikron
- Lembaran logam: Antibacterial
- Warna: putih pucat (Off white)
- Sistem: sistem slip join
Melampirkan sertifikat TKDN dengan bobot TKDN minimal 44%.
2 Ceiling Panel System Type: PIR (polyisocyanurate) Anti Bakterial 50 mm Subzero
Spesifikasi :
- Bahan inti: PIR (Polyisocyanurate)
- Panjang Panel : Kustom (*maksimal 12 meter)
- Lebar Panel : 1.16 meter (*efektif)
- Kepadatan: 42-45 Kg/m3
- Konduktivitas termal: 0.0197 W/m.K
- Peringkat api / Tahan Api: Class 0
- Pengurangan suara: Rata-rata 22.99 desible
- Suhu kerja: - 60 derajat Celcius s/d +40 derajat Celcius
- Ketebalan: 50 mm
- Kulit baja: Bluescope - Kirana
- Ketebalan logam dasar: 0.45 mikron
- Ketebalan lapisan total: 0.5 mikron
- Lembaran logam: Antibacterial
- Warna: putih pucat (Off white)
- Sistem: sistem slip join
Melampirkan sertifikat TKDN dengan bobot TKDN minimal 44%.
3 Base Damper Stainless Uk. 20cm Tebal 1,2mm Lokal
4 Silicon Sealent + Extrution + Accessories (T-Line, L-line, Straight/Curve Crip ) Hangerbolt, Joint Fixing Bar) Lokal
- Accessories : Aim Cursing dan Consumable
5 Peripheral light LED white Phillips
Cleanroom, ceiling recess-mounted peripheral lights
Spesifikasi :
- Fitur : LED white
- LED white light : 40 watt
- Total luminous flux output : min 3600 lm
- Dimension (LxW) : 1200mm x 30mm
- Temperatur warna 6500 K
6 X-RAY film viewer
Deskripsi:
X-RAY film viewer dipasang pada panel dinding dengan cara dibenamkan dan rata permukaan.
Spesifikasi :
- Tipe : LED
- Jumlah bingkai : minimal 2 buah
7 Automatic Hermetic Single Sliding door (1600 mm) Demax
Spesifikasi :
- Track rail aluminium 3.20 cm
- DC motor 24 V untuk drive.
- Menggunakan Demax kontrol micro komputer
- Hanger assemble
- Tail Wheel
- Belt
- Cover aluminium 320
- Safety beam sensor
- Dilengkapi sensor kaki dan sensor tangan
- Frame pintu terbuat dari stainless steel SUS 304
- Daun pintu terbuat dari stainless steel SUS 304
- Dilengkapi kaca jendela (tampered) ukuran : 300 x 300 mm
- Ukuran bukaan pintu 1600 x 2100 mm
- Dilengkapi dengan stopper for air tight pressure
8 Automatic Hinge door (900 mm) Demax
Spesifikasi :
- Menggunakan Demax digital motor computer processor
- Dilengkapi sensor kaki dan tangan.
- Frame pintu terbuat dari stainless steel SUS 304
- Daun pintu terbuat dari stainless steel SUS 304
- Dilengkapi kaca jendela (tampered) ukuran : 300 x 300 mm
- Ukuran bukaan pintu 900 x 2100 mm
- Sistem kedap hermetic
9 Passbox DANMEDICS
Spesifikasi :
- Inter Size : 600*600*500mm
- Out Size : 750*700*560mm
- Material : SUS 304
- Base : SUS 304 base plate
- Window : Colourless Transparent Glass lapis Pb
- Door system : Double doors with Interloock Door System
NO URAIAN PEKERJAAN Merk
-PEKERJAAN
Terdapat UVPEMBANGUNAN
light MOT & Sistem Tata Udara Berteknologi Plasma Air Purification System (Standar ISO 6 / Kelas 1000).
10 Lemari Alat SS Hairline SUS 304 ukuran 1200 x 2000 x 400mm. DANMEDICS
11 Vinyl Flooring. Polystyl
Spesifikasi :
- Tipe : Homogeneous single layered vinyl flooring
- Ketebalan 2 mm
- PUR Reinforced
- Anti Static, Anti gesek, tidak berpori, anti bakteri, tahan bahan kimia dan mudah dibersihkan.
12 Outlet Gas medis terintegrasi pada panel dinding modular Beacon Medaes
Deskripsi :
- Panel gas medis yang terintegrasi dengan sistem panel dinding ruang operasi modular.
Spesifikasi :
- Sistem elemen terdiri dari :
- Wall Outlet Oxygen (O), pin index, push type
- Wall Outlet Oxygen (O) Emergency , pin index, push type
- Wall Outlet Vacuum (V), pin index, push type, slide base
- Wall Outlet Compressed Air 4 Bar (A), pin index, push type, slide base
- Wall Outlet Nitrous Oxide (N), pin index, push type
- Wall Outlet Carbon Dioxide (C), pin index, push type
- Anesthetic Gas Scavening System (Ag)
13 Power socket & grounding Schneider
Deskripsi :
- Panel colokan listrik yang terintegrasi dengan sistem panel dinding ruang operasi modular.
Spesifikasi :
- Sistem elemen terdiri dari : 9x soket listrik
14 Ceiling Pendant BEN-Q
Spesifikasi:
Features
The economical models, equipped with single or double arms, are used widely for numerous requirements.
Designed with complete isolation, the pendant tower can easily meet sterile requirements in tower can easily meet sterile requirements in surgery rooms.
- Type : Double Arm
Gas Outlet Type :Datex Ohmeda
O2 :2pcs
N20 :2pcs
Co2 :2pcs
Air :2pcs
Vacum :2pcs
Cantilever And Base Rotation : 340°
Double Arm Rotation Radius 1 : 1600 mm (900 mm + 700 mm ) mm
Base length : 1000 mm mm
Electric socket : 10pcs
Ground terminal : 2pcs
Large object platform : 3pcs
Drawer: 1pcs
Infusion stand : 1pcs
Large basket: 1pcs
Network connect : 1pcs
Phone Connect : 1pcs
NET Load of Pendant : 180 Kgpcs
15 Sistem integrasi Teknologi M.OR.E (OT Touch Control Panel) DANMEDICS
Deskripsi:
- Perangkat sentral untuk menyediakan semua kontrol yang diperlukan sinyal, alarm dan informasi yang diperlukan dalam ruang operasi. Dengan perangkat sentral
Spesifikasi :
a. Fitur utama
- Aktif Panel Kontrol Ruang Operasi berukuran 1.325 x 700 mm
- Tinjauan terpusat informasi status ruang operasi
- Memenuhi norma keselamatan listrik untuk sistem tegangan tinggi dan rendah
- Permukaan kontrol panel terbuat dari acrylic glass berwarna hitam, permukaan rata, tidak berpori dan mudah dibersihkan
- Body Panel MOT terbuat dari Stainless Steel dan berwarna natural stainless steel (Brushed grain)
- Memiliki pintu akses depan untuk servis dan pemeliharaan.
b. Sistem Module terdiri dari:
- Module normal time, operation time, anaesthesia time module.
- Terdapat nurse call & telephone system / background music module.
- Terdapat Air Conditioning system module berfungsi untuk operasional dan setting AC (Air Conditioning) serta monitoring suhu dan kelembaban didalam ruang operasi
- Terdapat multi kontrol panel untuk kontrol lampu penerangan / lampu operasi / auxillary switch for x-ray viewer, writing desk, AGSS Control, dll.
- Terdapat medical gas alarms module.
- Terdapat MODBUS interface yang terhubung ke indoor AHU (Air Handling Unit).
- Terdapat Fire Alarm signalization interface
- Terdapat Medical Gas Alarm interface (High/Low pressure)
- Terdapat ISDN Telephone interface
- Terdapat Music interface for external sources

II SISTEM TATA UDARA RUANG OPERASI BERTEKNOLOGI PLASMA ACTIVE AIR PURIFICATION SYSTEM (STANDARD ISO 6)
Pekerjaan Tata Udara Daikin VRV
Pengadaan dan pemasangan sistem lengkap
Unit AHU Ruang Operasi (OK)
Pengadaan dan Pemasangan unit AHU lengkap dengan gantungan/hanger/support dan akseories lainnya :
Unit VRV / VRF AHU sudah dilengkapi :
- Pre Filter
- Medium Filter
- Return Plenum Box
- Electric Heater
- Pressure Differential Monitor
Spesifikasi:
- Supply Air Volume Flow Rate = 6.500 M3/h
- Model Double Deck
- Kapasitas : 152.800 BtuH
Outdoor unit kapasitas 150.000 BtuH

Peralatan Utama Fan


Pengadaan dan Pemasangan fan lengkap dengan hanger/support/gantungan dan aksesories lainnya
Exhaust Fan ntuk tekanan positif

Pekerjaan Pemipaan
Pengadaan dan Pemasangan pipa + isolasi lengkap gantungan/hanger/support dan akseories lainnya termasuk testing dan commissioning :
Pengadaan dan Pemasangan Pipa Drain dengan bahan PVC + isolasi : lengkap dengan hanger dan aksesories pendukung lainnya.

Pekerjaan Ducting, Grille


Ducting Supply & Return w. PIR Aluminium Panel
Return Air Grille (RAG)
NO URAIAN PEKERJAAN Merk
PEKERJAAN
Bahan PEMBANGUNAN
: Stainless Steel MOT & Sistem Tata Udara Berteknologi Plasma Air Purification System (Standar ISO 6 / Kelas 1000).
- 300 mm x 370 mm
- 370 mm x 370 mm

Laminar Air Flow Plenum Box


Specification:
Ceiling Module Type for ISO 6 Cleaness standard
Dimension (LxWxH) = 2400 x 1800 mm
Made of , 1.2mm c/w powder coating and perforated grill SUS 304
HEPA Filter (610 x 1220 x 69 mm) eff. 99,9999% (H14 as per EN1822), AL Frame
Perfect tightness is guaranteed by an epoxy seal between filters and holding structure

Volume Dumper (VD)


Bahan : Stainless Steel

Pekerjaan Sensor - Sensor


- Room Temperature & Humidity sensor (1 pcs), Diff pressure sensor (1pcs), Diff pressure switch (1 pcs).

Aksesories : Diff Pressure Gauge (1 pcs), Saklar on/off AC (1 pcs), display HMI 7 in untuk monitoring AC dipasang diluar ruang operasi (1 pcs).

Pengkabelan unit AC dan unit fan dari P.AC-OK ke AHU-OK.

Panel Kontrol AC terintegrasi OT TOUCH CONTROL PANEL MOT (Untuk mengoperasionalkan secara otomatis fungsi sistem tata udara)

Plasma Air Purification System


Combination of PHI and REME Technology utilizing LED creating 2x faster cleaning ions while providing mercury-free and ozone-free outputs.
Eliminates surface and airborne 2x faster:
- Microbials
- Harmful Gases
- Particulates (Dust, Pollens and Asthma causing Allergens).
Specification:
- Technology : REME-LED
- Power Supply : 120 / 208 / 240 VAC 50 / 60 Hz
- Volts : 24 VAC / DC
- Amps : 0.7 A
- Watts : 17 W
- Tonnage : 2.5 - 16.25
- CFM's : 250 - 6500
- Instalation : in Duct
- Material : Aluminum / polymers
- Dimensions : 11" Probe / 6.5" x 7.5" plate
- Ship Weight : 0 lbs
- Hydro-Peroxides :< .02 PPM (Ozone Free)

Testing & Commissioning Peralatan dan Instalasi


OUTLINE SPESIFIKASI RUANG OK 3 / M.O.T

PEKERJAAN : Modular Operating Theatre Ruang OK RSUD Ibu Fatmawati, Surakarta


LOKASI : Surakarta
TAHUN : 2023

NO URAIAN PEKERJAAN Merk

A. PEKERJAAN PEMBANGUNAN MOT & Sistem Tata Udara Berteknologi Plasma Air Purification System (Standar ISO 6 / Kelas 1000).

I Modular Operating Theatre ( MOT ) R. OK :7000 x 6000 x 3000


1 Wall Panel System Type: PIR (polyisocyanurate) Anti Bakterial 50 mm Subzero
Spesifikasi :
- Bahan inti: PIR (Polyisocyanurate)
- Panjang Panel : 3 meter (*efektif)
- Lebar Panel : 1.16 meter (*efektif)
3
- Kepadatan: 42-45 Kg/m
- Konduktivitas termal: 0.0197 W/m.K
- Peringkat api / Tahan Api: Class 0
- Pengurangan suara: Rata-rata 22.99 desible
- Suhu kerja: - 60 derajat Celcius s/d +40 derajat Celcius
- Ketebalan: 50 mm
- Kulit baja: Bluescope - Kirana
- Ketebalan logam dasar: 0.45 mikron
- Ketebalan lapisan total: 0.5 mikron
- Lembaran logam: Antibacterial
- Warna: putih pucat (Off white)
- Sistem: sistem slip join
Melampirkan sertifikat TKDN dengan bobot TKDN minimal 44%.
2 Ceiling Panel System Type: PIR (polyisocyanurate) Anti Bakterial 50 mm Subzero
Spesifikasi :
- Bahan inti: PIR (Polyisocyanurate)
- Panjang Panel : Kustom (*maksimal 12 meter)
- Lebar Panel : 1.16 meter (*efektif)
3
- Kepadatan: 42-45 Kg/m
- Konduktivitas termal: 0.0197 W/m.K
- Peringkat api / Tahan Api: Class 0
- Pengurangan suara: Rata-rata 22.99 desible
- Suhu kerja: - 60 derajat Celcius s/d +40 derajat Celcius
- Ketebalan: 50 mm
- Kulit baja: Bluescope - Kirana
- Ketebalan logam dasar: 0.45 mikron
- Ketebalan lapisan total: 0.5 mikron
- Lembaran logam: Antibacterial
- Warna: putih pucat (Off white)
- Sistem: sistem slip join
Melampirkan sertifikat TKDN dengan bobot TKDN minimal 44%.
3 Base Damper Stainless Uk. 20cm Tebal 1,2mm Lokal
4 Silicon Sealent + Extrution + Accessories (T-Line, L-line, Straight/Curve Crip ) Hangerbolt, Joint Fixing Bar) Lokal
- Accessories : Aim Cursing dan Consumable
5 Peripheral light LED white Phillips
Cleanroom, ceiling recess-mounted peripheral lights
Spesifikasi :
- Fitur : LED white
- LED white light : 40 watt
- Total luminous flux output : min 3600 lm
- Dimension (LxW) : 1200mm x 30mm
- Temperatur warna 6500 K
6 X-RAY film viewer
Deskripsi:
X-RAY film viewer dipasang pada panel dinding dengan cara dibenamkan dan rata permukaan.
Spesifikasi :
- Tipe : LED
- Jumlah bingkai : minimal 2 buah
7 Automatic Hermetic Single Sliding door (1600 mm) Demax
Spesifikasi :
- Track rail aluminium 3.20 cm
- DC motor 24 V untuk drive.
- Menggunakan Demax kontrol micro komputer
- Hanger assemble
- Tail Wheel
- Belt
- Cover aluminium 320
- Safety beam sensor
- Dilengkapi sensor kaki dan sensor tangan
- Frame pintu terbuat dari stainless steel SUS 304
- Daun pintu terbuat dari stainless steel SUS 304
- Dilengkapi kaca jendela (tampered) ukuran : 300 x 300 mm
- Ukuran bukaan pintu 1600 x 2100 mm
- Dilengkapi dengan stopper for air tight pressure
8 Passbox DANMEDICS
Spesifikasi :
- Inter Size : 600*600*500mm
- Out Size : 750*700*560mm
- Material : SUS 304
- Base : SUS 304 base plate
- Window : Colourless Transparent Glass lapis Pb
- Door system : Double doors with Interloock Door System
- Terdapat UV light
9 Lemari Alat SS Hairline SUS 304 ukuran 1200 x 2000 x 400mm. DANMEDICS
10 Vinyl Flooring. Polystyl
Spesifikasi :
- Tipe : Homogeneous single layered vinyl flooring
- Ketebalan 2 mm
- PUR Reinforced
- Anti Static, Anti gesek, tidak berpori, anti bakteri, tahan bahan kimia dan mudah dibersihkan.
NO URAIAN PEKERJAAN Merk

11 Outlet Gas medis terintegrasi pada panel dinding modular Beacon Medaes
Deskripsi :
- Panel gas medis yang terintegrasi dengan sistem panel dinding ruang operasi modular.
Spesifikasi :
- Sistem elemen terdiri dari :
- Wall Outlet Oxygen (O), pin index, push type
- Wall Outlet Oxygen (O) Emergency , pin index, push type
- Wall Outlet Vacuum (V), pin index, push type, slide base
- Wall Outlet Compressed Air 4 Bar (A), pin index, push type, slide base
- Wall Outlet Nitrous Oxide (N), pin index, push type
- Wall Outlet Carbon Dioxide (C), pin index, push type
- Anesthetic Gas Scavening System (Ag)
12 Power socket & grounding Schneider
Deskripsi :
- Panel colokan listrik yang terintegrasi dengan sistem panel dinding ruang operasi modular.
Spesifikasi :
- Sistem elemen terdiri dari : 9x soket listrik
13 Ceiling Pendant BEN-Q
Spesifikasi:
Features
The economical models, equipped with single or double arms, are used widely for numerous requirements.
Designed with complete isolation, the pendant tower can easily meet sterile requirements in tower can easily meet sterile requirements in surgery rooms.
- Type : Double Arm
Gas Outlet Type :Datex Ohmeda
O2 :2pcs
N20 :2pcs
Co2 :2pcs
Air :2pcs
Vacum :2pcs
Cantilever And Base Rotation : 340°
Double Arm Rotation Radius 1 : 1600 mm (900 mm + 700 mm ) mm
Base length : 1000 mm mm
Electric socket : 10pcs
Ground terminal : 2pcs
Large object platform : 3pcs
Drawer: 1pcs
Infusion stand : 1pcs
Large basket: 1pcs
Network connect : 1pcs
Phone Connect : 1pcs
NET Load of Pendant : 180 Kgpcs

II SISTEM TATA UDARA RUANG OPERASI BERTEKNOLOGI PLASMA ACTIVE AIR PURIFICATION SYSTEM (STANDARD ISO 6)
Pekerjaan Tata Udara Daikin VRV
Pengadaan dan pemasangan sistem lengkap
Unit AHU Ruang Operasi (OK)
Pengadaan dan Pemasangan unit AHU lengkap dengan gantungan/hanger/support dan akseories lainnya :
Unit VRV / VRF AHU ORIGINAL PABRIKAN sudah dilengkapi :
- Pre Filter
- Medium Filter
- Return Plenum Box
- Electric Heater
- Pressure Differential Monitor
Spesifikasi:
- Supply Air Volume Flow Rate = 6.500 M3/h
- Model Double Deck
- Kapasitas : 152.800 BtuH
Outdoor unit kapasitas 150.000 BtuH

Peralatan Utama Fan


Pengadaan dan Pemasangan fan lengkap dengan hanger/support/gantungan dan aksesories lainnya
Exhaust Fan ntuk tekanan positif

Pekerjaan Pemipaan
Pengadaan dan Pemasangan pipa + isolasi lengkap gantungan/hanger/support dan akseories lainnya termasuk testing dan commissioning :
Pengadaan dan Pemasangan Pipa Drain dengan bahan PVC + isolasi : lengkap dengan hanger dan aksesories pendukung lainnya.

Pekerjaan Ducting, Grille


Ducting Supply & Return w. PIR Aluminium Panel
Return Air Grille (RAG)
Bahan : Stainless Steel
- 300 mm x 370 mm
- 370 mm x 370 mm

Laminar Air Flow Plenum Box


Specification:
Ceiling Module Type for ISO 6 Cleaness standard
Dimension (LxWxH) = 2400 x 1800 mm
Made of , 1.2mm c/w powder coating and perforated grill SUS 304
HEPA Filter (610 x 1220 x 69 mm) eff. 99,9999% (H14 as per EN1822), AL Frame
Perfect tightness is guaranteed by an epoxy seal between filters and holding structure

Volume Dumper (VD)


Bahan : Stainless Steel

Pekerjaan Sensor - Sensor


- Room Temperature & Humidity sensor (1 pcs), Diff pressure sensor (1pcs), Diff pressure switch (1 pcs).

Aksesories : Diff Pressure Gauge (1 pcs), Saklar on/off AC (1 pcs), display HMI 7 in untuk monitoring AC dipasang diluar ruang operasi (1 pcs).

Pengkabelan unit AC dan unit fan dari P.AC-OK ke AHU-OK.

Panel Kontrol AC terintegrasi OT TOUCH CONTROL PANEL MOT (Untuk mengoperasionalkan secara otomatis fungsi sistem tata udara)

Plasma Air Purification System


NO URAIAN PEKERJAAN Merk

Combination of PHI and REME Technology utilizing LED creating 2x faster cleaning ions while providing mercury-free and ozone-free outputs.
Eliminates surface and airborne 2x faster:
- Microbials
- Harmful Gases
- Particulates (Dust, Pollens and Asthma causing Allergens).
Specification:
- Technology : REME-LED
- Power Supply : 120 / 208 / 240 VAC 50 / 60 Hz

- Volts : 24 VAC / DC

- Amps : 0.7 A

- Watts : 17 W
- Tonnage : 2.5 - 16.25
- CFM's : 250 - 6500
- Instalation : in Duct
- Material : Aluminum / polymers
- Dimensions : 11" Probe / 6.5" x 7.5" plate
- Ship Weight : 0 lbs
- Hydro-Peroxides :< .02 PPM (Ozone Free)

Testing & Commissioning Peralatan dan Instalasi


OUTLINE SPESIFIKASI RUANG OK 4 / M.O.T

PEKERJAAN : Modular Operating Theatre Ruang OK RSUD Ibu Fatmawati, Surakarta


LOKASI : Surakarta
TAHUN : 2023

NO URAIAN PEKERJAAN Merk

A. PEKERJAAN PEMBANGUNAN MOT & Sistem Tata Udara Berteknologi Plasma Air Purification System (Standar ISO 6 / Kelas 1000).

I Modular Operating Theatre ( MOT ) R. OK :7000 x 6000 x 3000


1 Wall Panel System Type: PIR (polyisocyanurate) Anti Bakterial 50 mm Subzero
Spesifikasi :
- Bahan inti: PIR (Polyisocyanurate)
- Panjang Panel : 3 meter (*efektif)
- Lebar Panel : 1.16 meter (*efektif)
3
- Kepadatan: 42-45 Kg/m
- Konduktivitas termal: 0.0197 W/m.K
- Peringkat api / Tahan Api: Class 0
- Pengurangan suara: Rata-rata 22.99 desible
- Suhu kerja: - 60 derajat Celcius s/d +40 derajat Celcius
- Ketebalan: 50 mm
- Kulit baja: Bluescope - Kirana
- Ketebalan logam dasar: 0.45 mikron
- Ketebalan lapisan total: 0.5 mikron
- Lembaran logam: Antibacterial
- Warna: putih pucat (Off white)
- Sistem: sistem slip join
Melampirkan sertifikat TKDN dengan bobot TKDN minimal 44%.
2 Ceiling Panel System Type: PIR (polyisocyanurate) Anti Bakterial 50 mm Subzero
Spesifikasi :
- Bahan inti: PIR (Polyisocyanurate)
- Panjang Panel : Kustom (*maksimal 12 meter)
- Lebar Panel : 1.16 meter (*efektif)
3
- Kepadatan: 42-45 Kg/m
- Konduktivitas termal: 0.0197 W/m.K
- Peringkat api / Tahan Api: Class 0
- Pengurangan suara: Rata-rata 22.99 desible
- Suhu kerja: - 60 derajat Celcius s/d +40 derajat Celcius
- Ketebalan: 50 mm
- Kulit baja: Bluescope - Kirana
- Ketebalan logam dasar: 0.45 mikron
- Ketebalan lapisan total: 0.5 mikron
- Lembaran logam: Antibacterial
- Warna: putih pucat (Off white)
- Sistem: sistem slip join
Melampirkan sertifikat TKDN dengan bobot TKDN minimal 44%.
3 Base Damper Stainless Uk. 20cm Tebal 1,2mm Lokal
4 Silicon Sealent + Extrution + Accessories (T-Line, L-line, Straight/Curve Crip ) Hangerbolt, Joint Fixing Bar) Lokal
- Accessories : Aim Cursing dan Consumable
5 Peripheral light LED white Phillips
Cleanroom, ceiling recess-mounted peripheral lights
Spesifikasi :
- Fitur : LED white
- LED white light : 40 watt
- Total luminous flux output : min 3600 lm
- Dimension (LxW) : 1200mm x 30mm
- Temperatur warna 6500 K
6 X-RAY film viewer
Deskripsi:
X-RAY film viewer dipasang pada panel dinding dengan cara dibenamkan dan rata permukaan.
Spesifikasi :
- Tipe : LED
- Jumlah bingkai : minimal 2 buah
7 Automatic Hermetic Single Sliding door (1600 mm) Demax
Spesifikasi :
- Track rail aluminium 3.20 cm
- DC motor 24 V untuk drive.
- Menggunakan Demax kontrol micro komputer
- Hanger assemble
- Tail Wheel
- Belt
- Cover aluminium 320
- Safety beam sensor
- Dilengkapi sensor kaki dan sensor tangan
- Frame pintu terbuat dari stainless steel SUS 304
- Daun pintu terbuat dari stainless steel SUS 304
- Dilengkapi kaca jendela (tampered) ukuran : 300 x 300 mm
- Ukuran bukaan pintu 1600 x 2100 mm
- Dilengkapi dengan stopper for air tight pressure
8 Automatic Hinge door (900 mm) Demax
Spesifikasi :
- Menggunakan Demax digital motor computer processor
- Dilengkapi sensor kaki dan tangan.
- Frame pintu terbuat dari stainless steel SUS 304
- Daun pintu terbuat dari stainless steel SUS 304
- Dilengkapi kaca jendela (tampered) ukuran : 300 x 300 mm
- Ukuran bukaan pintu 900 x 2100 mm
- Sistem kedap hermetic
9 Passbox DANMEDICS
Spesifikasi :
- Inter Size : 600*600*500mm
- Out Size : 750*700*560mm
- Material : SUS 304
- Base : SUS 304 base plate
- Window : Colourless Transparent Glass lapis Pb
NO URAIAN PEKERJAAN Merk

- Door system : Double doors with Interloock Door System


- Terdapat UV light
10 Lemari Alat SS Hairline SUS 304 ukuran 1200 x 2000 x 400mm. DANMEDICS
11 Vinyl Flooring. Polystyl
Spesifikasi :
- Tipe : Homogeneous single layered vinyl flooring
- Ketebalan 2 mm
- PUR Reinforced
- Anti Static, Anti gesek, tidak berpori, anti bakteri, tahan bahan kimia dan mudah dibersihkan.
12 Outlet Gas medis terintegrasi pada panel dinding modular Beacon Medaes
Deskripsi :
- Panel gas medis yang terintegrasi dengan sistem panel dinding ruang operasi modular.
Spesifikasi :
- Sistem elemen terdiri dari :
- Wall Outlet Oxygen (O), pin index, push type
- Wall Outlet Oxygen (O) Emergency , pin index, push type
- Wall Outlet Vacuum (V), pin index, push type, slide base
- Wall Outlet Compressed Air 4 Bar (A), pin index, push type, slide base
- Wall Outlet Nitrous Oxide (N), pin index, push type
- Wall Outlet Carbon Dioxide (C), pin index, push type
- Anesthetic Gas Scavening System (Ag)
13 Power socket & grounding Schneider
Deskripsi :
- Panel colokan listrik yang terintegrasi dengan sistem panel dinding ruang operasi modular.
Spesifikasi :
- Sistem elemen terdiri dari : 9x soket listrik
14 Ceiling Pendant BEN-Q
Spesifikasi:
Features
The economical models, equipped with single or double arms, are used widely for numerous requirements.
Designed with complete isolation, the pendant tower can easily meet sterile requirements in tower can easily meet sterile requirements in surgery rooms.
- Type : Double Arm
Gas Outlet Type :Datex Ohmeda
O2 :2pcs
N20 :2pcs
Co2 :2pcs
Air :2pcs
Vacum :2pcs
Cantilever And Base Rotation : 340°
Double Arm Rotation Radius 1 : 1600 mm (900 mm + 700 mm ) mm
Base length : 1000 mm mm
Electric socket : 10pcs
Ground terminal : 2pcs
Large object platform : 3pcs
Drawer: 1pcs
Infusion stand : 1pcs
Large basket: 1pcs
Network connect : 1pcs
Phone Connect : 1pcs
NET Load of Pendant : 180 Kgpcs

II SISTEM TATA UDARA RUANG OPERASI BERTEKNOLOGI PLASMA ACTIVE AIR PURIFICATION SYSTEM (STANDARD ISO 6)
Pekerjaan Tata Udara Daikin VRV
Pengadaan dan pemasangan sistem lengkap
Unit AHU Ruang Operasi (OK)
Pengadaan dan Pemasangan unit AHU lengkap dengan gantungan/hanger/support dan akseories lainnya :
Unit VRV / VRF AHU ORIGINAL PABRIKAN sudah dilengkapi :
- Pre Filter
- Medium Filter
- Return Plenum Box
- Electric Heater
- Pressure Differential Monitor
Spesifikasi:
- Supply Air Volume Flow Rate = 6.500 M3/h
- Model Double Deck
- Kapasitas : 152.800 BtuH
Outdoor unit kapasitas 150.000 BtuH

Peralatan Utama Fan


Pengadaan dan Pemasangan fan lengkap dengan hanger/support/gantungan dan aksesories lainnya
Exhaust Fan ntuk tekanan positif

Pekerjaan Pemipaan
Pengadaan dan Pemasangan pipa + isolasi lengkap gantungan/hanger/support dan akseories lainnya termasuk testing dan commissioning :
Pengadaan dan Pemasangan Pipa Drain dengan bahan PVC + isolasi : lengkap dengan hanger dan aksesories pendukung lainnya.

Pekerjaan Ducting, Grille


Ducting Supply & Return w. PIR Aluminium Panel
Return Air Grille (RAG)
Bahan : Stainless Steel
- 300 mm x 370 mm
- 370 mm x 370 mm

Laminar Air Flow Plenum Box


Specification:
Ceiling Module Type for ISO 6 Cleaness standard
Dimension (LxWxH) = 2400 x 1800 mm
Made of , 1.2mm c/w powder coating and perforated grill SUS 304
HEPA Filter (610 x 1220 x 69 mm) eff. 99,9999% (H14 as per EN1822), AL Frame
Perfect tightness is guaranteed by an epoxy seal between filters and holding structure

Volume Dumper (VD)


Bahan : Stainless Steel

Pekerjaan Sensor - Sensor


NO URAIAN PEKERJAAN Merk

- Room Temperature & Humidity sensor (1 pcs), Diff pressure sensor (1pcs), Diff pressure switch (1 pcs).

Aksesories : Diff Pressure Gauge (1 pcs), Saklar on/off AC (1 pcs), display HMI 7 in untuk monitoring AC dipasang diluar ruang operasi (1 pcs).

Pengkabelan unit AC dan unit fan dari P.AC-OK ke AHU-OK.

Panel Kontrol AC terintegrasi OT TOUCH CONTROL PANEL MOT (Untuk mengoperasionalkan secara otomatis fungsi sistem tata udara)

Plasma Air Purification System


Combination of PHI and REME Technology utilizing LED creating 2x faster cleaning ions while providing mercury-free and ozone-free outputs.
Eliminates surface and airborne 2x faster:
- Microbials
- Harmful Gases
- Particulates (Dust, Pollens and Asthma causing Allergens).
Specification:
- Technology : REME-LED
- Power Supply : 120 / 208 / 240 VAC 50 / 60 Hz

- Volts : 24 VAC / DC

- Amps : 0.7 A

- Watts : 17 W
- Tonnage : 2.5 - 16.25
- CFM's : 250 - 6500
- Instalation : in Duct
- Material : Aluminum / polymers
- Dimensions : 11" Probe / 6.5" x 7.5" plate
- Ship Weight : 0 lbs
- Hydro-Peroxides :< .02 PPM (Ozone Free)

Testing & Commissioning Peralatan dan Instalasi

Anda mungkin juga menyukai