Anda di halaman 1dari 8

313

F. PERALATAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL (POMPA INTAKE)

F.1. Umum

 Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis ini. Apabila ada klausul dari
persyaratan ini yang dituliskan kembali dalam persyaratan teknis ini, berarti menuntut
perhatian khusus pada klausul-klausul tersebut dan bukan berarti menghilangkan
klausul - klausul lainnya dari syarat-syarat umum.
 Setiap Pelaksana Pekerjaan yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari Seluruh
Dokumen Kontrak dengan teliti untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada pekerjaan ini.
 Pelaksana Pekerjaan harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik Dalam
spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan
yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
 Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang Dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Pelaksana Pekerjaan
untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut, sehingga sesuai dengan ketentuan pada RKS
ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya

F.2. Peraturan dan Acuan

Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi atau mengacu kepada Peraturan
Daerah maupun Nasional, Keputusan Menteri, Assosiasi Profesi Internasional, Standar Nasional
maupun Internasional yang terkait. Pelaksana Pekerjaan dianggap sudah mengenal dengan baik
standard dan acuan nasional maupun internasional dari Amerika dan Australia dalam spesifikasi
ini. Adapun standar atau acuan yang dipakai, tetapi tidak terbatas, antara lain seperti dibawah ini :
 SNI-04-0227-1994 tentang Tegangan standar.
 SNI-04-0255-200 tentang Persyaratan Umum instalasi Listrik.
 SNI-03-7018-2004 tentang Sistem Pasokan Daya darurat
 SNI 04-0225- 2000, PUIL 2000.
 SNI 19-6774-2002, tata cara perencanaan paket unit IPA

F.3. Pengkabelan dan Metode Instalasi

1. Pengkabelan dan metode instalasi yaitu kabel berisolasi PVC, memenuhi ketentuan (sesuai
dengan SNI 19-6774-2002, tata cara perencanaan paket unit IPA):
a. Jenis kabel terdiri dari NYA, kabel berisolasi karet dan NYA, kabel berisolasi PVC;
b. Shaft terbuat dari baja
c. Perlengkapan Listrik :
2. Main Swicth Gear (ECI)
a. Terletak di power house dan tenaga listrik yang diperoleh dari tenaga diesel genset diatur dan
dimonitor didistribusikan melalui main switch charger, dialirkan ke panel EC2, box lampu
penerangan luar, box lampu penerangan dalam dan sekaligus untuk panel penggerak
pompa air bersih.
b. Main swicth gear ini dilengkapi dengan automatic triping device untuk under voltage, under
frequency, theonal dan single phasing. Resisting dilakukan dengan manual. Panel free
standing box yang berisi bus bar.
3. Kabel – Kabel
314

Semua kabel harus memenuhi 7.10 PUIL 2000 SNI 04-0225-2000; dan pemasangannya
harus dilindungi dengan konduit. Untuk kabel yang ditanam langsung harus dari jenis NYF GBY
sedangkan kabel yang terpasang dalam air harus jenis submerine. Rekanan harus menghitung
sendiri ukuran kabel yang dipergunakan dan sebelum dipasang harus ada persetujuan
terlebih dahulu dari petugas proyek.

F.4. Peralatan Pompa Submersible (Non-Cloging) Intake Air Baku

F.4.1. Ruang Lingkup Pekerjaan Pompa

Pekerjaan pompa dimaksud adalah pengadaan dan pemasangan pompa pada bangunan Intake
yang telah ada meliputi ruang lingkup sebagai berikut :
a. Pengadaan
b. Pengangkutan ke lapangan
c. Pemasangan di lapangan
Pekerjaan pengadaan dan pemasangan pompa intake adalah pengadaan pompa dan motornya,
panel pompa (seperti yang dipersyaratkan), kabel pompa (built in), termasuk transportasi
hingga tiba di lokasi rencana pemasangan pompa serta melakukan pemasangan pompa dengan
meletakan pompa pada pondasi / posisi yang telah disiapkan / disediakan. Pondasi, perpipaan
dan asesoris merupakan bagian dari pekerjaan sipil.

F.4.2. Jenis Pompa

Pompa yang diperlukan adalah pompa submersible non-cloging untuk air yang dilengkapi
dengan close-coupled motor listrik submersible yang terkoneksi untuk dioperasikan pada 3
phase, 220-415 Volt, 50 Hz yang dilengkapi dengan kabel listrik heavy duty untuk aplikasi
terbenam. Pompa akan dipasang di bangunan intake dan harus mampu mengalirkan air baku.
Pompa harus dapat dioperasikan secara terus menerus dengan suhu air sampai dengan 40 oC
dan mampu dilakukan start/stop sebanyak maksimum 20 kali setiap jam.

F.4.3. Syarat Umum Pompa

1. Pompa Submersible harus mempunyai kurva karakteristik menurun secara fluktuasi debit
minimal dengan variasi head.
2. Desain kecepatan dari setiap pompa tidak melebihi 3500 rpm. Kemampuan motor pompa
harus melebihi konsumsi daya operasional pompa minimal 15%.
3. Aliran debit masuk dari sisi luar impeller. Desain impeller harus menjamin serat yang
panjang, potongan dan lainnya melintas bebas melalui pompa tanpa menyebabkan clogging
atau jamming.
4. Setiap pompa disediakan kabel submersible untuk suplai daya, dihubungkan ke pompa
dengan submersible joint box.
5. Instalasi pompa harus dilengkapi dengan level switch kedap air untuk start dan stop pompa.
6. Pompa disuplai termasuk dengan panel starter yang terdiri dari switch connector, HRC
fuses, contactor dan satu control otomatis yang bisa melindungi motor pompa dari kelebihan
temperature, naik/turun tegangan, ketidak seimbangan phasa, urutan phasa dan kondisi
intake yang kekeringan.
7. Setiap pompa harus dilengkapi dengan sertifikat test pabrik termasuk kurva yang
menunjukkan : head versus debit, daya versus debit, effisiensi versus debit sebagai contoh:
315

F.4.4. Syarat Teknis Pompa

Spesifikasi pompa Submersible yang diperlukan adalah sebagai berikut :


Type : Submersible Non Clogging Pump
Kapasitas : 50 Ltr/det
Head : 30 mtr
Efisiensi Pompa : 60% minimum pada beban kerja
Power motor yang tersedia : 35 kW / 3 x 380 V / 50 Hz
Putaran : 3500 rpm

Penyedia barang dalam penawarannya harus menyertakan brosur/katalog yang dapat


memberikan informasi tentang kinerja pompa dengan menunjukkan performance curve berupa:
kapasitas / debit, head, efisiensi dan daya yang diperlukan untuk pemasangan / instalasi serta
operasi dan pemeliharaan pompa.
Desain dan konstruksi pompa adalah sebagai berikut:
 Tipe pompa harus sesuai kebutuhan yang telah ditetapkan. Pompa mampu tahan terhadap air
baku/lingkungan yang korosif.
 Pompa harus desain standar pabrik, disediakan sesuai kebutuhan yang ditentukan dan
aplikasi yang telah ada di perencanaan. Semua komponen harus baru dan ada pernyataan
dari pabrikan.
 Tipe Non Clogging solids handling impeller pompa dengan maksimum ukuran partikel yang
bisa dilalui adalah 80 mm dan harus memiliki wear plate yang dapat di ganti atau
disesuaikan/disetel untuk kembali ke performansi semula.
 Pompa harus dapat digunakan baik untuk kondisi instalasi yang bersifat Temporary
maupun permanen.
 Pompa yang digunakan harus sangat “service friendly” dengan memliki kelebihan
penggunaan double shaft seal yang unik dengan desain cartridge/kompak dan dilengkapi
dengan konektor kabel. Cartridge shaft seal harus dapat di ganti dengan cepat di lapangan
tanpa membutuhkan peralatan yang special dimana kabel konektor motor dapat di cabut tanpa
membuka bagian atas motor.
316

 Pompa harus memiliki efisiensi yang tinggi dan mampu bekerja secara terus menerus
(continuous duty).
 Motor memiliki insulation class F dengan lilitan cooper sesuai yang diizinkan IEC untuk
temperature tinggi.
 Motor harus memiliki thermal sensor yang terdapat pada stator windings dan berfungsi untuk
melindungi motor dari panas yang berlebihan.
Bahan / Material konstruksi pompa :
 Pump casing : Cast
 Motor frame : Cast
 Impeller : Cast
 Pump shaft : Stainless rolled
 S Cover : Cast
 Ball bearing : SKF-FAG-NSK

F.4.5. Syarat Teknis Motor Listrik Pompa

Motor yang digunakan adalah 4 pole motor tipe induction, dengan desain standar NEMA B dan
squirrel cage rotor. Stator windings harus di insulasi dengan moisture resistant class H insulation
rated untuk 180oC. Motor listrik 3 phase, 380-415 Volt, 50 Hz. Spesifikasi motor listrik adalah
sebagai berikut :
Tipe : Squirrel Cage Induction Motor, NEMA B
Elektrical : 3 x 380V, 50Hz.
Power factor (cos φ 100%) : 0.8
Voltage : 3 x 80-415 V
Enclosure class (IEC 34-5) : IP 68
Insulation class (IEC 85) : Class F

F.4.6. Syarat Teknis

Kontrol Panel Pompa


Panel selain sebagai sarana untuk menghidupkan dan mematikan pompa melalui tombol manual
start-stop juga harus berfungsi sebagai alat kontrol. Komponen panel control pompa
sekurangnya-kurangnya harus terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut:
1. MCCB 3P 50 Hz
2. SELECTOR AUTO-MAN
3. RESISTOR VARIABLE
4. PUSH BUTTON
5. MOTOR PROTECTION – Dry Running, Phase Failure, Under over voltage, current
unbalance, phase failure, insulation resistance, Phase sequence, phase unbalance
6. WLC
7. VOLT METER
8. CURRENT TRAFO
9. AMPERE METER
10. FREKWENSI METER
11. ELECTRODA
12. STOPER
13. VARIABLE FREQUENCY DRIVER
14. BUSH BAR
317

15. SPARATOR
16. RELAY
17. CONTACTOR
18. PRESSURE TRANSMITTER
19. AND ACCESSORIES

F.5. Pekerjaan Pentanahan (Grounding)

 Pentanahan (sesuai dengan SNI 19-6774-2002, tata cara perencanaan paket unit IPA)
terdiri dari : Panel, transformator, generator dan elektromotor perlu pembumian. Tahanan
tanah tidak boleh dari 5 Ohm; Persyaratan harus sesuai dengan SNI 04-0225- 2000, PUIL
2000.
 Sistem pentanahan harus memenuhi peraturan yang berlaku dan persyaratan yang
ditunjukan dalam gambar / RKS.
 Seluruh panel dan peralatan harus ditanahkan. Penghantar pentanahan pada panel-panel
menggunakan BCC dengan ukuran min. 6 mm² dan max. 95 mm², penyambungan ke panel
harus menggunakan sepatu kabel (cable lug).
 Dalamnya pentanahan minimal 12 meter dan ujung elektroda pentanahan harus mencapai
permukaan air tanah, agar dicapai harga tahanan tanah (ground resistance) dibawah 2 (dua)
ohm, yang diukur setelah tidak hujan selama 3 (tiga) hari berturut-turut.
 Pengukuran Pentanahan tanah dilaksanakan oleh Pelaksana Pekerjaan setelah mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas. Pengukuran ini harus disaksikan Konsultan Pengawas.

F.6. Persyaratan Pengadaan

Mesin pompa dan motor serta panel kontrol harus dibuat oleh pabrik-pabrik yang telah dikenal
produksinya dan telah teruji penggunaannya di Indonesia. Mesin pompa dan motor yang
ditawarkan harus mempunyai pabrik atau bengkel untuk perakitan, perawatan, perbaikan dan
fasilitas pengujian yang cukup memadai di Indonesia. Bagian-bagian utama rangkaian unit
mesin pompa dan motor serta panel kontrol dibuat oleh satu pabrik apabila dibuat oleh pabrik yang
berbeda maka ada surat keterangan atau rekomendasi dari pabrik pompa yang menyatakan
kesesuaian pabrik.

F.7. Syarat Khusus Pengadaan

a. Penyedia Barang / Jasa harus mendapatkan Dukungan atau melakukan Kemitraan dengan
Pabrikan Pompa atau Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM). Surat Pernyataan Dukungan
Pabrikan atau ATPM harus bermaterai cukup.
b. Penyedia Barang / Jasa harus melampirkan dalam dokumen penawaran data teknis lengkap
dan performance curve yang dikeluarkan oleh pabrik yang menunjukkan kapasitas/debit, head,
effisiensi dan daya yang diperlukan yang disahkan oleh pabrik pembuat pompa.
c. Penyedia Barang / Jasa harus melampirkan Brosur atau Katalog Asli.

F.8. Purna Jual dan Garansi

Penyedia barang harus memberikan garansi selama 1 (satu) tahun terhitung sejak pompa
dipasang untuk kerusakan yang disebabkan karena konstruksi / kelalaian dari pabrik dan semua
biaya akan ditanggung oleh Penyedia barang. Jaminan Purna Jual dan garansi harus mendapat
dukungan tertulis dari pabrik. Setiap pompa dan motor harus dilengkapi test sertifikat pabrik
318

termasuk kurva yang menunjukkan : head versus debit, daya versus debit dan effesiensi versus
debit.

F.9. Prosedur Pemasangan Pompa dan Kontrol Panel

Prosedur standar untuk pemasangan pompa dan kontrol panel yang harus dilaksanakan Penyedia
Barang / Jasa adalah sebagai berikut :
1) Pemeriksaan dan pengangkutan unit pompa dan kontrol panel dari gudang Bagian Proyek ke
lokasi yang telah ditentukan, termasuk memuat dan membongkarnya.
2) Menyiapkan alat pokok dan alat pendukung serta material pendukung untuk pemasangan
pompa dan kontrol panel di lokasi.
3) Pemeriksaan terhadap semua komponen unit pompa dan kontrol panel sesuai dengan
packing list yang ada. Periksa terhadap adanya kemungkinan kerusakan karena pengerjaan
pabrik maupun selama pengangkutan dan bongkar muat, serta cocokkan dengan data teknis
yang ada.
4) Ukur tahanan antara terminal-terminal motor (winding resistance) dan sesuaikan dengan data
teknis motor, perbedaan sampai 5% adalah wajar/normal.
5) Ukur tahanan antara terminal motor dengan badan/body motor dan hasilnya sekitar 20 M- Ohm.
Pengukuran dilakukan dalam keadaan motor kering.
6) Unit pompa dipasang di atas pondasi dan dilengkapi dengan penahan yang dibutuhkan.
7) Melaksanakan pemasangan unit pompa sesuai dengan prosedur pemasangan dari Pabrik
Pembuat Pompa atau teknik standar yang di persyaratkan oleh pabrik pembuat pompa.

F.10. Uji Coba

1. Pengukuran-pengukuran yang dianggap perlu untuk memeriksa / mengetahui apakah


seluruh instalasi dapat berfungsi dengan baik dan memenuhi syarat. Penyedia Barang / Jasa
harus melakukan uji coba pompa sesuai dengan debit rencana pemompaan dengan interval
waktu 8 (delapan) jam operasi dilakukan terhadap :
 Debit pemompaan
 Ampere
 Voltage
 Frequensi
2. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu tersebut merupakan tanggung jawab
kontraktor termasuk peralatan khusus yang perlu untuk di testing dari seluruh sistem ini seperti
dianjurkan oleh pabrik, harus disediakan oleh Penyedia Barang / Jasa.

F.11. Pre Delivery Inspection

Penyedia Barang / Jasa harus meng-informasikan waktu kedatangan dari pompa dan kontrol panel,
dimana sebelum pompa dan kontrol panel dikirim ke lapangan harus dilakukan pemeriksaan
di pabrik pembuat untuk memastikan barang yang akan dikirim telah sesuai dengan spesifikasi
teknis yang disyaratkan. Dan apabila diperlukan dapat dilakukan test yang disaksikan oleh pemilik
pekerjaan pada workshop pabrik pembuat. Seluruh pompa yang digunakan harus memiliki test
sertifikat dari pabrik pompa sesuai dengan standar yang berlaku.
319

F.12. Pelaporan dan Dokumentasi

Penyedia Barang /Jasa harus menyusun laporan pemasangan termasuk gambar instalasi
pemasangan yang direkomendasikan, disertai dengan data pompa, hasil uji coba, dan foto-foto
pada setiap tahap pekerjaan (pemasangan).

F.13. Uji Pabrikan (FAT)

Uji Pabrikan atau Factory acceptance test (FAT) adalah pengujian penerimaan pabrikan atau
pengujian-pengujian yang dilakukan oleh pabrikan terhadap peralatan baru dan memastikan
berfungsi sesuai pesanan. FAT dilakukan di pabrikan pembuat dan disaksikan oleh perwakilan dari
pembeli dalam hal ini Kontraktor, Penyedia Jasa, dan Team Supervisi agar kulitas barang sesuai
dengan kontrak yang telah disepakati sebelum dikirim ke pemesan. Pelaksanaan pengujian
pabrikan diperlukan untuk mendapatkan data yang akurat dan terpercaya serta untuk mengetahui
performa peralatan agar tidak terjadi permasalahan di lapangan pada saat pemasangan.
Tingkat kesalahan dalam akurasi data harus dalam toleransi dan fluktuasi yang dibuat oleh pabrikan
dan SNI.

F.13.1. Tes Peralatan ME (Uji Pabrikan)

Semua mesin-mesin berikut perlengkapannya harus diperiksa dan dites di pabrik sebelum
dikirim. Setelah pemasangan mesin-mesin selesai, Kontraktor harus mengetes ulang di
lapangan/di lokasi. Semua tes harus mendapat persetujuan direksi/tenaga ahli, Kontraktor harus
bertanggung jawab tentang tes dilokasi, dan harus dapat memperlihatkan kefungsian masing-
masing peralatan pada direksi/tenaga ahli. Direksi/tenaga ahli harus diperbolehkan untuk
memeriksa semua peralatan/mesin-mesin pada saat dites. Sertifikat kalibrasi
instrumen/alat-alat ukur yang dipakai dalam pengetesan ini harus mendapat persetujuan dari
direksi/tenaga ahli. Jika selama tes di pabrik dan di lokasi, terdapat cacat maka Kontraktor
harus mengganti komponen yang cacat tersebut dan mengetes ulang.
Menunjukkan standar yang digunakan sebagai acuan dan syarat penerimaan hasil tes dan
inspeksi, contohnya :
 JIS 8302 – 1990 Tentang cara pengukuran kapasitas dengan menggunakan Pengukur
kapasitas jenis elektromagnetik.
 JIS 8301 – 2000, tentang cara dan metoda pengetesan untuk pompa rotodinamik
grade 1 & 2
 SNI 7518:2009 Tentang cara uji pompa grade 1 & 2.
 dll
Pengetesan atau uji pabrik meliputi kondisi berikut ini:
 Semua pompa digerakkan oleh motor listrik.
 Prosedur tes harus mendapat persetujuan dari Direksi/Tenaga Ahli. Menyiapkan blangko
pengetesan seperti contoh
320

No. Item inspeksi & tes Inspeksi Inpseksi Laporan


manufaktur bersama pengetesan
1. Inspeksi material O — O
2. Test tekanan hidrostatik
3. Tes balancing dinamik
4. Tes kinerja hidrolik
5. Tes operasi
6. Inspeksi visual
7. Pengecekan dimensi
8. Inspeksi pengecatan
9. Inspeksi sebelum
Keterangan :
O : bertanggung jawab/disediakan & melakukan inspeksi/tes,
— : tidak bertanggung jawab/tidak disediakan

Semua pompa dan panel harus dites pada 4 atau lebih kondisi kerja, yaitu:
- Kapasitas nol
- Kapasitas nominal
- Kapasitas maksimal yang diperbolehkan
- Kapasitas minimal yang diperbolehkan
d. Karakteristik masing-masing pompa yang harus meliputi:
- Kapasitas aliran air (debit)
- Head
- Kecepatan aliran
- Efisiensi
- Daya listrik yang diserap (Ampere, Voltage, dan Freqwensi)
- NPSH
- Temperatur
- Getaran

F.13.2. Inspeksi Visual

A. Metoda inspeksi
Inspeksi visual dilakukan untuk mengetahui kondisi struktur dan dimensi dari pompa
apakan sesuai dengan gambar yang diberikan
B. Syarat penerimaan
Kapasitas pada tinggi tekan yang diminta tidak boleh kurang dari spesifikasi, dan daya
yang diminta tidak boleh lebih pada kapasitas yang diminta.

F.13.3. Penerimaan (Acceptance)

Jika kualitas dan kuantitas hasil pengujian pabrik telah memuaskan pihak Pemberi Tugas
dalam segala aspek yang sesuai dengan spesifikasi, maka Direksi akan mengeluarkan berita
acara penerimaan hasil pengetesan dan barang bisa didatangkan ke lokasi untuk selanjutnya
dilakukan pengetesan di lapangan. sesuai dengan ketentuan yang dinyatakan di dalam
Kontrak dan Dokumen.

Anda mungkin juga menyukai