1 SPESIFIKASI TEKNIS
1. UU No.2/2017 tentang Jasa Konstruksi, Pasal 4, Butir (1) Pemerintah Pusat bertanggung
jawab atas:
a. meningkatnya kemampuan dan kapasitas usaha Jasa Konstruksi nasional;
b. terciptanya iklim usaha yang kondusif, penyelenggaraan Jasa Konstruksi yang transparan,
persaingan usaha yang sehat, serta jaminan kesetaraan hak dan kewajiban antara
Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa;
c. terselenggaranya Jasa Konstruksi yang sesuai dengan Standar Keamanan, Keselamatan,
Kesehatan, dan Keberlanjutan;
d. meningkatnya kompetensi, profesionalitas, dan produktivitas tenaga kerja konstruksi
nasional;
e. meningkatnya kualitas penggunaan material dan peralatan konstruksi serta teknologi
konstruksi dalam negeri;
f. meningkatnya partisipasi masyarakat Jasa Konstruksi; dan
g. tersedianya sistem informasi Jasa Konstruksi.
2. UU No.2/2017 tentang Jasa Konstruksi, Pasal 17, Butir (1) Kegiatan usaha Jasa Konstruksi
didukung dengan usaha rantai pasok sumber daya konstruksi; dan (2) Sumber daya konstruksi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diutamakan berasal dari produksi dalam negeri.
3. PP NO. 22/2020 tentang Peraturan Pelaksana UU NO. 2/2017,
Pasal 25,
Butir (1) Sumber daya material dan peralatan konstruksi sebagaimana dimaksud Pasal 25 ayat
(2) huruf a dan b harus:
b. menggunakan material dan peralatan yang telah lulus uji dari lembaga yang berwenang
sesuai dengan standar; dan
c. mengoptimalkan penggunaan material dan peralatan dalam negeri.
Butir (2) Sumber daya konstruksi mengutamakan produk lokal, unggulan, dan ramah
lingkungan yang terdiri atas:
a. Sumber daya material;
b. Sumber daya peralatan;
c. Sumber daya teknologi; dan
d. Sumber daya manusia.
4. Perpres No, 12 Tahun 2021:
Pasal 4: Pengadaan Barang/Jasa bertujuan untuk: b. meningkatkan penggunaan produk
dalam negeri.
Pasal 19:
Butir (1) PPK dalam menyusun spesifikasi teknis/KAK barang/jasa menggunakan:
a. produk dalam negeri;
b. produk bersertifikat dalam negeri;
Butir (3) Pemenuhan penggunaan produk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
sepanjang tersedia.
5. Permen PUPR No. 14/2020 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi
melalui Penyedia:
Pasal 21,
Butir (2) spesifikasi teknis disusun dengan ketentuan: b. sedapat mungkin menggunakan
produksi dalam negeri; dan c) semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar
nasional Indonesia.
B. KUALITAS MATERIAL
1. Penyedia Jasa menjamin bahwa semua material yang diserahkan oleh Penyedia Jasa
berdasarkan Kontrak, harus baik dan baru serta memenuhi spesifikasi teknis, kecuali bila
disyaratkan lain atau ditentukan lain oleh Direksi / Pengguna Jasa dan Konsultan Pengawas.
Direksi / Pengguna Jasa dan Konsultan Pengawas dapat meminta pada Penyedia Jasa agar
menyerahkan sertifikat pabrik mengenai material tersebut. Untuk peralatan Mekanikal dan
Elektrikal dilengkapi Sertifikat TKDN yang menyatakan bahwa kandungan dalam negeri > 40%
dan tersedianya Perwakilan Pabrikan dilokasi/Indonesia untuk menyakinkan ketersediaan suku
cadang dan maintanance, dan khusus untuk Peralatan Ukur agar dilengkapi dengan Sertifikat
Kalibrasi yang masih berlaku.
Selanjutnya Penyedia Jasa menjamin bahwa material yang diserahkan berdasarkan Kontrak
tidak mengandung cacat yang timbul karena bahan dan pengerjaan (kecuali jika disain dan
bahannya diharuskan sesuai dengan yang ditetapkan oleh Direksi / Pengguna Jasa dalam
Spesifikasi Teknis) atau oleh karena kelalaian Penyedia Jasa.
2. Direksi / Pengguna Jasa dan Konsultan Pengawas akan memberitahukan secara tertulis kepada
Penyedia Jasa apabila ada tuntutan yang timbul berdasarkan jaminan material ini, segera setelah
menerima pemberitahuan tersebut, Penyedia Jasa harus memperbaiki atau mengganti material
atau bagian material yang cacat dengan biaya yang sepenuhnya ditanggung Penyedia Jasa.
3. Jika setelah menerima pemberitahuan tersebut diatas, Penyedia Jasa lalai memperbaiki atau
mengganti material atau bagian material yang cacat dalam waktu yang wajar, maka Direksi /
Pengguna Jasa dapat mengambil tindakan perbaikan yang perlu, dengan biaya yang
sepenuhnya ditanggung Penyedia Jasa tanpa mengurangi hak-hak Direksi / Pengguna Jasa
terhadap Penyedia Jasa berdasarkan kontrak.
1. Direksi / Pengguna Jasa dan Konsultan Pengawas berwenang untuk meminta keterangan
mengenai asal barang/material yang bersangkutan.
2. Sebelum barang / material / pipa dikirim ke lapangan terlebih dahulu diadakan pemeriksaan
pabrik oleh Direksi / Pengguna jasa, untuk memeriksa barang di pabrik dan mengadakan test
kualitas pipa di pabrik. Hasil test di pabrik dituangkan dalam Berita Acara Test di Pabrik dan
diberikan Sertifikat Test Pabrik. Jika pipa memenuhi spek teknik yang telah ditetapkan maka pipa
bisa dikirim ke lapangan.
3. Direksi / Pengguna Jasa dan Konsultan Pengawas berhak dan mempunyai keleluasaan
memasuki seluruh tempat pekerjaan, termasuk bengkel yang membuat perakitan material.
Penyedia Jasa bawahan dan Penyedia Jasa harus menyediakan bahan, informasi dan bantuan
yang diperlukan dalam pemeriksaan dan pengujian, sehingga Direksi / Pengguna Jasa dan
Konsultan Pengawas dapat melakukan pemeriksaan terinci dan lengkap dengan semestinya.
4. Direksi / Pengguna Jasa dan Konsultan Pengawas berhak memeriksa dan atau menguji
barang/meterial yang akan diserahkan, apakah sesuai dengan ketentuan dalam kontrak.
5. Sebelum melakukan pemeriksaan material, Penyedia Jasa harus memberitahukannya kepada
Direksi / Pengguna Jasa dan Konsultan Pengawas, agar Direksi / Pengguna Jasa dan Konsultan
Pengawas dapat menyaksikan pemeriksaan atau pengujian barang/ material.
6. Pemeriksaan dan pengujian dapat dilakukan di tempat Penyedia Jasa/sesuai kebutuhan, di
tempat penyerahan/lapangan atau di tempat tujuan akhir barang/material. Penyedia Jasa harus
menyiapkan segala fasilitas untuk pemeriksaan tersebut di atas, dan segala biaya yang berkaitan
dengan pemeriksaan barang/material ditanggung sepenuhnya oleh Penyedia Jasa.
7. Setelah barang / material / pipa sampai di lapangan, diambil sampling pipa secara acak untuk
dilakukan test kualitas pipa pada laboratorium independent yang telah mempunyai sertifikasi
untuk melakukan test kualitas pipa. Hasil test kualitas pipa dituangkan dalam sertifikat kualitas
pipa.
8. Apabila hasil pemeriksaan barang/material tidak sesuai dengan Spesifikasi Teknis yang
ditetapkan, Direksi / Pengguna Jasa dan Konsultan Pengawas dapat menolak barang/material
tesebut dan Penyedia Jasa harus mengganti barang.material yang tidak sesuai tersebut, atau
mengadakan perbaikan yang diperlukan agar memenuhi persyaratan Spesifikasi Teknis, dengan
biaya sepenuhnya ditanggung Penyedia Jasa. Apabila ada barang/material yang ditolak oleh
Direksi / Pengguna Jasa dan Konsultan Pengawas, Penyedia Jasa diwajibkan segera
memindahkan barang/material itu keluar tempat pekerjaan atas perintah pertama Direksi /
Pengguna Jasa dan Konsultan Pengawas.
9. Apabila terdapat perselisihan paham mengenai hasil pemeriksaan barang/material, atau Direksi
/ Pengguna Jasa dan Konsultan Pengawas meragukan kualitasnya, maka Direksi / Pengguna
Jasa dan Konsultan Pengawas berhak mengirimkan contoh barang/material tersebut kepada
Laboratorium Penelitian Bahan yang dibenarkan. Biaya pemeriksaan ini sepenuhnya menjadi
tanggungan Penyedia Jasa.
1. Penyedia Jasa harus mengepak atau membungkus material untuk mencegah kerusakan
sewaktu pengangkutan sampai tempat tujuan akhir sesuai dengan standar pabrik dan/atau
petunjuk Direksi / Pengguna Jasa dan Konsultan Pengawas.
2. Bila tidak disebutkan lain, seluruh material harus diberi lapisan pelindung yang standard dengan
pabrik. Permukaan yang membutuhkan pengecatan atau pelapisan untuk mencegah korosi
harus halus dan bebas dari kotoran.
1. Sikap hati-hati harus diberikan selama pemuatan, transportasi dan pembongkaran. Setiap
kerusakan lapisan pipa harus diperbaiki sesuai dengan perintah Direksi / Pengguna Jasa dan
Konsultan Pengawas. Penanganan material harus mengikuti instruksi yang diberikan oleh
pabrik.
2. Material harus dikirim, dibongkar dan ditimbun oleh Penyedia Jasa di lokasi gudang yang ditunjuk
oleh Direksi / Pengguna Jasa dan Konsultan Pengawas. Material ditempatkan pada penyangga
yang cukup untuk memungkinkan isolasi dari tanah. Selain itu penimbunan material harus dapat
mencegah kerusakan selama penyimpanan yang lama pada kondisi tropis.
3. Segala hal terkait dengan pengangkutan, pembongkaran, dan penimbunan material harus
memperhatikan keamanannya dan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa. Hal-hal tersebut
diatas harus mendapat perijinan terlebih dahulu dari Direks/Konsultan Pengawas.
4. Pengangkutan, pembongkaran dan penyimpanan pipa HDPE. Instruksi umum penyimpanan:
- Jangan dilempar atau dibanting dari ketinggian.
- Jangan diseret.
- Lokasi penyimpanan juga harus bebas atau berada jauh dari sumber panas serta hindari
kontak dengan lem, oli dan sebagainya.
- Penyimpanan pipa Batangan.
Pipa harus disangga per 1 meter dengan landasan kayu, pipa disusun dalam tumpukan
berbentuk piramid sampai ketinggian 1 meter serta penyangga samping pipa tidak boleh
sampai tergelincir jatuh. Pipa harus disimpan dan disusun pada level kerataan tanah yang
bagus serta tutup bagian ujung pipa untuk menghindari kotoran dan benda tajam masuk
dan merusak permukaan dalam pipa.
- Penyimpanan pipa gulungan
Pipa dengan diameter kecil harus di-pallet-kan di atas tanah dengan level kerataan yang
bagus. Pipa dengan diameter kecil dapat ditumpuk dengan ketinggian maksimum 2.5
meter dan diberikan pembatas kayu pada tiap gulungan untuk mempermudah forklift
dalam melakukan penanganan. Pipa dengan diameter gulungan besar (> 180 mm) sangat
rawan terjadi kecelakaan maka dari itu prosedur penyimpanan dan penanganan harus
dilakukan dengan benar.
Pipa HDPE
Pipa Galvanis
6. Peralatan Mekanikal dan Elektrikal rentan terhadap kondisi cuaca panas, hujan debu,
benturan. Oleh karena itu penyimpanan peralatan Mekanikal dan Elektrikal agar disiapkan
ruang tersendiri dan tertutup terpisah dengan penyimpanan material lainnya
1. Barang/material yang rusak/cacat sebagai akibat apapun harus segera diganti atau diperbaiki,
sehingga dapat disetujui oleh Direksi / Pengguna Jasa dan Konsultan Pengawas.
2. Bila Direksi / Pengguna Jasa dan Konsultan Pengawas belum mengesahkan bahwa
barang/material sudah diganti atau diperbaiki oleh Penyedia Jasa, pembayaran tidak akan
dilakukan oleh Direksi / Pengguna Jasa, dan bila dalam jangka waktu tertentu,
perbaikan/penggantian barang/material yang rusak belum dilakukan, Direksi / Pengguna Jasa
dan Konsultan Pengawas berhak memerintahkan Pihak Ketiga untuk memperbaiki atau
mengganti barang/material yang cacat/rusak atas biaya Penyedia Jasa.
3. Adanya pemeriksaan oleh Direksi / Pengguna Jasa dan Konsultan Pengawas terhadap
barang/material dan perlengkapan yang disediakan oleh Penyedia Jasa di lapangan tidak akan
melepaskan tanggung jawab Penyedia Jasa. Walaupun semua barang/material yang diperlukan
seperti tercantum dalam Surat Perjanjian Kontrak sudah diperiksa, diterima dan dinilai untuk
dibayar, Penyedia Jasa harus mengganti atau memperbaiki barang/material yang ternyata rusak
atau tidak memenuhi persyaratan sampai pada saat penyerahan kedua.
4. Semua penggantian dan perbaikan tersebut diatas harus mendapat persetujuan Direksi /
Pengguna Jasa dan Konsultan Pengawas dan biayanya ditanggung oleh Penyedia Jasa.
1. Segala resiko kebakaran, kerusakan dan pencurian di lapangan atas segala material, alat,
perlengkapan dan benda-benda lain menjadi tanggungan Penyedia Jasa sepenuhnya. Penyedia
Jasa harus mempertanggungkan dalam bentuk asuransi atas segala resiko ini.
2. Yang dimaksud dengan pasal ini adalah pipa, perlengkapannya, dan pekerjaannya yang belum
diserahkan kepada Direksi / Pengguna Jasa dengan Berita Acara. Asuransi disini tidak hanya
asuransi untuk kerusakan saja, tetapi termasuk asuransi untuk resiko lainnya, seperti asuransi
kehilangan, asuransi terhadap pekerjaan yang dilaksanakan termasuk segala resiko yang terjadi
di dalamnya, dan lain sebagainya.
3. Penyedia Jasa harus menempatkan penjaga keamanan (Satpam) di lapangan, selama pekerjaan
berlangsung.
4. Penyedia Jasa harus melindungi semua material terhadap kehilangan dan kerusakan yang
disebabkan oleh kejahatan orang yang tak bertanggung jawab, sampai pada saat penyerahan
pekerjaan. Hal tersebut di atas menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa sepenuhnya.
H. PENGALIHAN.
1. Penyedia Jasa dilarang dan tidak dibenarkan untuk memindahtangankan atau menyerahkan
kepada Pihak Ketiga sebagian atau seluruh kepentingan, hak dan kewajibannya dalam Kontrak
tanpa izin tertulis dari Direksi / Pengguna Jasa.
2. Bila Penyedia Jasa malanggar pasal G butir 1. tersebut di atas, Direksi / Pengguna Jasa berhak
memutuskan Kontrak, sesuai peraturan yang berlaku dan segala akibat pemutusan Kontrak
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
1. Berkenaan dengan sebagian atau seluruh pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak, Penyedia
Jasa dilarang mengadakan sub kontrak dengan pihak lain, tanpa terlebih dahulu mendapat
persetujuan tertulis dari Direksi / Pengguna Jasa.
2. Penyedia Jasa tetap bertanggung jawab sepenuhnya atas hasil pekerjaan Penyedia Jasa
Bawahan/Sub Penyedia jasa (apabila ada).
3. Aturan sub kontrak mengikuti aturan yang berlaku.
J. PENUNDAAN PEKERJAAN.
Direksi / Pengguna Jasa dan Konsultan Pengawas dapat memberitahukan secara tertulis kepada
Penyedia Jasa mengenai penundaan sebagian atau seluruh pekerjaan yang dianggapnya perlu
kerena keadaan yang tidak menguntungkan Direksi / Pengguna Jasa, atau kerena Penyedia Jasa
tidak dapat memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam Kontrak.
Penundaan pekerjaan harus dilakukan dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari setelah Penyedia Jasa
menerima pemberitahuan Direksi / Pengguna Jasa dan Konsultan Pengawas. Penyedia Jasa tidak
dibenarkan mengajukan ganti rugi karena penundaan pekerjaan tersebut diatas.
1. Penyerahan material dan pelaksanaan jasa harus diselesaikan oleh Penyedia Jasa dalam jangka
waktu yang telah ditetapkan dalam Kontrak.
2. Apabila Penyedia Jasa terlambat dalam melaksanakan kewajiban penyerahan pekerjaan
melebihi jangka waktu kontrak yang sudah ditetapkan, maka Penyedia Jasa dapat dikenakan
salah satu dan/atau semua sanksi berikut: dibebani denda sebagai ganti rugi, penyitaan jaminan
pelaksanaan dan atau pemutusan kontrak karena kelalaian. Hal-hal yang terkait dengan
keterlambatan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan kontrak.
3. Apabila dalam jangka waktu pelaksanaan kontrak, Penyedia Jasa atau subpenyedia jasanya
mengalami gangguan dalam menepati waktu penyerahan material dan pelaksanaan jasanya,
Penyedia Jasa harus segera memberitahukan secara tertulis kepada Direksi / Pengguna Jasa
tentang adanya kelambatan, penyebab dan lamanya keterlambatan.
L. PERUBAHAN PEKERJAAN/KONTRAK.
1. Bila dipandang perlu, Direksi / Pengguna Jasa dan Konsultan Pengawas dapat mengadakan
perubahan, pekerjaan tambah atau kurang tanpa membatalkan kontrak. Perintah perubahan
tersebut diatas, akan disampaikan kepada Penyedia Jasa secara tertulis dengan uraian tentang
perubahan pekerjaan tersebut, sekaligus dengan penyesuaian harga dan waktu
penyelesaiannya. Setiap pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan perintah perubahan harus
mengikuti semua ketentuan yang tertera dalam kontrak, Jaminan pelaksanaan Penyedia Jasa
tetap mengikat dengan nilai seperti yang tercantum dalam kontrak dan perubahannya.
2. Setiap perubahan harga harus didasarkan pada aturan yang berlaku pada kontrak.
M. KERJA LEMBUR.
1. Penyedia Jasa tidak akan menerima tambahan biaya untuk kerja lembur dan tambahan jumlah
tenaga kerja, walaupun hal tersebut mungkin diperlukan dalam keadaan darurat sebagaimana
diperintahkan dengan surat oleh Direksi / Pengguna Jasa dan Konsultan Pengawas, kecuali bila
ditentukan lain dalam Kontak.
2. Biaya-biaya yang terjadi akibat adanya kerja lembur dan penambahan jumlah tenaga kerja
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa, seperti misalnya biaya pengawasan kerja lembur yang
disebabkan oleh kerja lembur.
3. Terkait dengan penyelesaian pekerjaan, Penyedia Jasa wajib melakukan kerja lembur dan
menambah jumlah tenaga kerja.
N. KEADAAN KAHAR
1. Keadaan kahar adalah keadaan sesuai dengan yang tercantum dalam kontrak.
2. Apabila terjadi keadaan kahar, Penyedia Jasa harus segera memberitahukan secara tertulis
kepada Direksi / Pengguna Jasa tentang keadaan tersebut paling lambat 14 (empat belas) hari
kalender dan dilengkapi dengan bukti keadaan kahar sesuai yang berlaku dalam kontrak.
3. Segala hal mengenai keadaan kahar telah diatur dalam kontrak.
1. Alamat resmi Penyedia Jasa adalah alamat yang dicantumkannya pada Dokumen Penawaran.
Segala petunjuk, surat dan komunikasi lainnya untuk Penyedia Jasa akan ditujukan kepada
alamat tesebut diatas dengan surat tercatat. Perubahan alamat Penyedia Jasa harus segera
diberitahukan secara tertulis kepada Direksi /Pengguna Jasa dan Konsultan Pengawas.
2. Pemberitahuan yang disampaikan oleh salah satu pihak kepada pihak lainnya sehubungan
dengan kontrak ini harus disampaikan secara tertulis atau dengan pengiriman faximile, telegram
atau telex dan ditegaskan secara tertulis ke alamat yang ditetapkan untuk keperluan itu.
3. Pemberitahuan tersebut akan berlaku sesuai dengan tanggal yang tercantum dalam surat
pemberitahuan, tetapi dalam hal penerimaan melalui tanggal tersebut, maka tanggal penerimaan
surat pemberitahuan yang mengikat.
Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus dibaca bersama dengan gambar-gambar
yang keduanya menguraikan pekerjaan yang harus dilaksanakan. Istilah pekerjaan mencakup
suplai dan instalasi seluruh peralatan dan material yang harus dipadukan dalam pelaksanaan
konstruksi serta semua tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memasang dan menjalankan
peralatan dan material tersebut. Spesifikasi pelaksanaan dan material yang disepakati harus
diterapkan.
B. LOKASI PEKERJAAN
Lokasi pekerjaan sebagaimana ditunjukkan oleh Direksi Teknis/Lapangan dan dapat dilihat pada
Gambar-gambar rencana terlampir.
1. Umum
Kontraktor harus menjaga seluruh panjang dari lokasi kegiatan dalam kondisi sedemikian
hingga lalu lintas dapat ditampung dengan aman dan karyawan Kontraktor, Direksi Pekerjaan,
dan pengguna jalan dapat dilindungi
Sebelum memulai pekerjaan apapun, Kontraktor harus menyiapkan dan mengajukan kepada
Direksi Pekerjaan, Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (RMKL) untuk
pengoperasiannya selama periode pelaksanaan. RMKL harus berdasarkan analisa aliran lalu
lintas tingkat makro dan juga mikro dan tidak hanya terfokus di daerah konstruksi.
RMKL harus dimutakhirkan secara regular berdasarkan pengalaman dan kondisi tempat
pekerjaan. RMKL harus memperhitungkan Prosedur Keselamatan. RMKL harus
memperhitungkan dan menyediakan fasilitas khusus untuk pejalan kaki dan kendaraan tidak
bermotor jika berada di sekitar daerah kerja.
Ruang lingkup dari manajemen lalu lintas mencakup aktivitas berikut namun tidak terbatas
pada:
a) Kontraktor harus menyediakan perlengkapan dan pelayanan lalu lintas untuk
mengendalikan dan melindungi karyawan Kontraktor, Direksi Pekerjaan, dan pengguna
jalan yang melalui daerah konstruksi, termasuk lokasi sumber bahan dan rute
pengangkutan, sesuai dengan seksi ini dan memenuhi detil dan lokasi yang ditunjukkan
dalam denah atau yang diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan.
b) Kontraktor harus menyediakan, memasang rambu lalu lintas yang diperlukan, barikade, rel
pengaman lentur atau kaku, lampu, sinyal, marka jalan, road barrier beton atau dari plastic
yang diisi air dan perlengkapan lalu lintas lainnya dan harus menyediakan bendera dan
petunjuk lalu lintas dengan cara lain sepanjang ZONA kerja pada setiap saat selama
Periode Pelaksanaan. Manajemen lalu lintas harus dilakukan sesuai dengan perundangan
dan peraturan yang berlaku.
c) Semua pengaturan lalu lintas yang disediakan dan dipasang oleh Kontraktor harus dikaji
oleh Direksi Pekerjaan agar sesuai dengan ukuran, lokasi, reflektifitas (daya pantul),
visibilitas (daya penglihatan), kecocokan, dan penggunaan yang sebagaimana mestinya
sesuai dengan kondisi kerja yang khusus.
d) Pada lokasi dimana secara umum kondisi jalan padat sepanjang hari, kontraktor hanya
akan diijinkan untuk menggali parit dan memasang pipa selama malam hari dari jam 20:00
PM sampai 04:00 PM pada hari berikutnya. Operasi atau kegiatan komersial normal pada
area tersebut tidak terganggu.
2. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan
a) Penutupan Jalan yang Diperbolehkan.
Daerah konstruksi dibagi dalam daerah kerja dimana daerah kerja ini dibagi lagi dalam
zona kerja. Pekerjaan diperbolehkan dilaksanakan secara simultan dengan daerah kerja
dan zona kerja dalam jumlah tertentu.
b) Implementasi Pekerjaan Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas.
Jika pada setiap saat, Direksi Pekerjaan menetapkan bahwa ketentuan yang sebagaimana
mestinya untuk pengendalian lalu lintas yang aman tidak disediakan, tidak dipelihara atau
tidak dilaksanakan sesuai lingkup dari RMKL, Direksi Pekerjaan dapat membatasi operasi
Kontraktor yang mempengaruhi situasi semacam ini sampai penyesuaian yang diperlukan
telah dilaksanakan. Direksi Pekerjaan dapat juga menangguhkan seluruh pekerjaan sampai
penyesuaian tersebut dicapai.
Bilamana keselamatan umum atau karyawan Kontraktor diabaikan secara serius dan
dengan sengaja oleh Kontraktor, Direksi Pekerjaan dapat melakukan tindakan perbaikan
yang sepadan dan memotong biaya dari hak Kontraktor sebagai kompensasi kerugian dari
jumlah yang dibayarkan kepada Kontraktor.
Semua personil paling sedikit berusia 18 tahun, dan Personil harus mengenakan baju yang
reflektif, sepatu safety boot dan helm kerja pada setiap saat selama jam kerja di dalam
daerah kerja. Dalam pelaksanaan pekerjaan harus berkoordinasi dengan pihak kepolisian.
Operasi pada malam hari harus diterangi dengan lampu dan atau sistem reflektif yang
disetujui Direksi Pekerjaan. Sistem penerangan harus ditempatkan dan dioperasikan
sedemikian agar dapat menghindarkan sorot cahaya terhadap pengguna jalan yang
mendekati lokasi tersebut. Lampu pijar tidak diperkenankan.
Kontraktor harus menyediakan personil untuk melakukan pengawasan berkesinambungan
terhadap operasi pengendalian lalu lintasnya. Personil tersebut harus tersedia baik siang
maupun malam untuk menanggapi panggilan jika ada kerusakan antara lain terhadap
barikade, lampu, rambu-rambu, baik karena vandalisme atau kecelakaan lalu lintas.
Kontraktor harus memberitahu identitas personil tersebut kepada Direksi Pekerjaan
maupun pejabat lalu lintas setempat (termasuk polisi) di tempat kerja.
c) Bahan dan Peralatan
Semua bahan dan peralatan yang disediakan untuk implementasi kegiatan-kegiatan
manajemen dan keselamatan lalu lintas harus disediakan oleh Kontraktor dan tetap menjadi
miliknya pada akhir periode kontrak.
Pengaturan lalu lintas harus dibuat sedemikian hingga perlengkapan tersebut tidak boleh
merusak atau melukai kendaraan atau pengguna jalan jika tertabrak atau terjungkal dan
harus tetap stabil dan berdiri di tempat ketika diterpa angin.
d) Koordinator Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (KMKL)
Kontraktor harus menyediakan tenaga Koordinator Manajemen dan Keselamatan Lalu
Lintas (KMKL) yang memenuhi syarat dan memadai, dengan pengalaman yang sesuai
minimum 3 tahun dalam tugas-tugas semacam ini dan staf yang diperlukan (jumlah
minimum 2 orang) yang dibawahinya untuk seluruh pengendalian dari manajemen dan
keselamatan lalu lintas, termasuk koordinasi dengan pejabat lalu lintas setempat yang
bertanggung jawab sesuai yuridiksi Daerah Kerja, sedemikian hingga dapat memperkecil
halangan, resiko keselamatan dan memperlancar aliran lalu lintas yang melalui daerah
konstruksi dan melalui jalan-jalan pengalihan yang sesuai dan disetujui. Pemilihan KMKL
harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
KMKL harus secara aktif berpartisipasi dalam semua rapat reguler maupun khusus dengan
Direksi Pekerjaan. KMKL harus siap sedia pada setiap saat (24 jam per hari,7 hari per
minggu) melalui komunikasi bergerak untuk kesulitan-kesulitan, keadaan darurat, dan hal-
hal lain dari lalu lintas dan manajemen keselamatan dalam seluruh waktu dari pekerjaan.
KMKL adalah individu yang akan ditujuk oleh Direksi Pekerjaan atas semua permintaan
yang berhubungan dengan hal-hal manajemen dan keselamatan lalu lintas. KMKL
mempunyai wewenang untuk mengambil keputusan dan berkoordinasi dengan personil
Kontraktor untuk hal-hal manajemen dan keselamatan lalu lintas.
Tugas-tugas KMKL harus mencakup berikut ini:
1) Memahami persyaratan kontraktual, termasuk denah, spesifikasi, dan lingkungan di
mana pekerjaan sipil akan dilaksanakan;
2) Menginspeksi rutin terhadap kondisi dan keefektifan dari pengaturan lalu lintas yang
digunakan dalam kegiatan dan memastikan bahwa perlengkapan tersebut berfungsi
sebagaimana mestinya, bersih, dapat dilihat dan memenuhi spesifikasi, denah, serta
peraturan-peraturan setempat;
3) Meninjau dan mengantisipasi kebutuhan atas pengaturan lalu lintas yang sesuai,
memberi pendapat kepada Direksi Pekerjaan tentang hal-hal terkait, dan memastikan
bahwa RMKL telah diimplementasikan untuk pergerakan lalu lintas yang aman dan
efisien;
4) Mengkoordinasikan pemeliharaan dari pengoperasian lalu lintas dengan Direksi
Pekerjaan;
5) Melakukan rapat keselamatan lalu lintas dengan kepolisian setempat sebelum
pelaksanaan pekerjaan dan rapat berkala yang dianggap perlu atau sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Direksi Pekerjaan harus diberitahu sebelumnya
untuk menghadiri rapat-rapat ini.
e) Penutupan Jalan yang Tidak Sah
Semua penutupan dini atas jalan atau lajur di luar waktu yang ditetapkan dapat
dikategorikan sebagai penutupan jalan yang tidak sah.
Semua penutupan total jalan tanpa suatu jalan pengalihan yang pantas harus dipandang
sebagai penutupan jalan yang tidak sah dan Kontraktor harus menanggung segala tuntutan
yang timbul dari pihak ketiga.
f) Akses Menuju Daerah Kerja
Kontraktor harus menggunakan sebuah Kendaraan Penghantar ketika memasuki atau
meninggalkan daerah kerja sampai jalan tersebut dibuka untuk lalu lintas. Kontraktor harus
menyediakan fasilitas yang sama untuk Personil Direksi Pekerjaan dan Pemilik Proyek.
Manuver ini (memasuki dan meninggalkan daerah kerja) harus dilaksanakan dengan aman
sehingga memperkecil resiko terhadap para pekerja dan pengguna jalan.
g) Kejadian Khusus dan Hari Libur
Direksi Pekerjaan mencadangkan haknya untuk tidak mengijinkan penutupan jalan.
Kontraktor harus mempertimbangkan kejadian semacam ini dalam rencana kerjanya.
Bilamana terjadi Kejadian Kahar, Direksi Pekerjaan dapat juga membatalkan penutupan
jalan.
h) Penutupan Lajur/Jalan dengan Menggunakan Tanda Visual
Penutupan lajur dengan menggunakan tanda visual harus dilakukan sesuai dengan detil-
detil dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
i) Penutupan Jalan Keluar/Masuk pada Jalan Raya
Penutupan jalan keluar/masuk pada jalan raya harus dilakukan sesuai dengan detil- detil
dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
j) Penutupan Jalan Keluar/Masuk pada Jalan dalam Kota
Penutupan jalan keluar/masuk pada jalan dalam kota harus dilakukan sesuai dengan detil-
detil dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
k) Rambu-rambu untuk Pekerjaan Jalan
Kontraktor harus menyediakan rambu jalan atau perlengkapan penanganan lalu lintas.
Penyediaan dan penempatan rambu ini sekurang-kurangnya harus sesuai dengan
pedoman Perambuan Sementara untuk Pekerjaan Jalan No. Pd-T-12-2003. Kontraktor
harus menyediakan peralatan tersebut dalam waktu 48 jam dan memasang serta
memelihara peralatan tersebut selama Periode Pelaksanaan.
3. Pekerjaan Jalan Atau Jembatan Sementara
a) Umum.
Kontraktor harus menyediakan memelihara, dan membongkar semua jalan, jembatan, jalan
masuk dan sejenisnya yang diperlukan oleh Kontraktor untuk menghubungkan Kontraktor
dengan jalan umum pada saat Penyelesaian Pekerjaan.
Jalan sementara ini harus dibangun sampai diterima Direksi Pekerjaan, meskipun demikian
Kontraktor tetap harus bertanggung jawab terhadap setiap kerusakan yang terjadi atau
disebabkan oleh jalan sementara ini.
b) Lahan yang Diperlukan
Sebelum membuat jalan atau jembatan sementara, Kontraktor harus melakukan semua
pengaturan yang diperlukan, bila diperlukan termasuk pembayaran kepada pemilik tanah
yang bersangkutan atas pemakaian tanah itu dan harus memperoleh persetujuan dari
pejabat yang berwenang dan Direksi Pekerjaan. Setelah pekerjaan selesai, Kontraktor
harus membersihkan dan mengembalikan kondisi tanah itu ke kondisi semula sampai
diterima oleh Direksi Pekerjaan dan pemilik tanah yang bersangkutan.
c) Peralatan Kontraktor Lain yang Lewat
Kontraktor harus melakukan semua pengaturan agar Pekerjaan yang sudah dilak- sanakan
dapat dilewati dengan aman oleh Peralatan Konstruksi, bahan dan karyawan Kontraktor
lain yang melaksanakan pekerjaan di dekat lokasi kegiatan. Untuk keperluan ini, Kontraktor
dan Kontraktor lain yang melaksanakan pekerjaan di dekat lokasi kegiatan, harus
menyerahkan suatu jadwal transportasi yang demikian kepada Direksi Pekerjaan untuk
mendapat persetujuannya, paling sedikit 15 (lima belas) hari sebelumnya.
d) Jalan Alih Sementara atau Detour
Jalan alih sementara atau detour harus dibangun sebagaimana yang diperlukan untuk
kondisi lalu lintas yang ada, dengan memperhatikan ketentuan keselamatan dan kekuatan
struktur. Semua jalan alih yang demikian tidak boleh dibuka untuk lalu lintas umum sampai
alinyemen, pelaksanaan, drainase dan pemasangan rambu lalu lintas sementara telah
disetujui Direksi Pekerjaan. Selama digunakan untuk lalu lintas umum Kontraktor harus
memelihara pekerjaan yang telah dilaksanakan, drainase dan rambu lalu lintas sampai
diterima oleh Direksi Pekerjaan.
e) Jalan Samping (Ramp) Sementara untuk Lalu Lintas
Kontraktor harus membangun dan memelihara jembatan dan jalan samping sementara
untuk jalan masuk umum dari dan ke jalan raya pada semua tempat bilamana jalan masuk
tersebut sudah ada sebelum Pekerjaan dimulai dan pada tempat lainnya yang diperlukan
atau diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
4. Pemeliharaan Untuk Keselamatan Lalu Lintas
a) Jalan Alih Sementara dan Pengendalian Lalu Lintas
Semua jalan alih sementara dan pemasangan pengendali lalu lintas yang disiapkan oleh
PenyediaJasa selama pelaksanaan Pekerjaan harus dipelihara agar tetap aman dan dalam
kondisi pelayanan yang memenuhi ketentuan dan dapat diterima Direksi Pekerjaaan
sehingga menjamin keselamatan lalu lintas dan bagi pemakai jalan umum.
b) Pembersihan Penghalang
Selama pelaksanaan, Kontraktor harus menjamin bahwa perkerasan, bahu jalan lokasi
yang berdekatan dengan Daerah Milik Jalan harus dijaga agar bebas dari bahan
pelaksanaan, kotoran dan bahan yang tidak terpakai lainnya yang dapat mengganggu atau
membahayakan lalu lintas yang lewat. Pekerjaan juga harus dijaga agar bebas dari setiap
parkir liar atau kegiatan perdagangan kaki lima kecuali untuk daerah-daerah yang
digunakan untuk maksud tersebut
c) Perkerasan sementara.
Pada area yang dapat diakses kendaraan, semua parit galian yang telah dikembalikan
setelah pemasangan pipa air limbah harus ditutup dengan lapisan permukaan bata beton.
Hal ini akan mengijinkan lalu lintas untuk menggunakan area baru lebih cepat. Lapisan bata
paving tetap dalam posisi sampai tidak ada penurunan tanah (sub soil). Bata beton
diletakkan dalam pola pada lapisan pasir yang dipadatkan paling sedikit 0,15 m. Setelah 4
minggu, kontraktor diijinkan untuk memindahkan bata beton untuk digunakan kembali.
Hanya kemudian permukaan jalan bisa dikembalikan sesuai aslinya, contoh beton atau
aspal.
5. Pengukuran Dan Pembayaran.
Besarnya biaya Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas sudah diperhitungkan dalam
penawaran dan termasuk dalam nilai kontrak.
1. Pemasangan
Penyedia diwajibkan memasang papan nama proyek untuk memberikan informasi secara
umum kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka memudahkan identifikasi.
Dimensi/ukuran Papan Nama Proyek mengacu pada analisa harga satuan pekerjaan Papan
Nama Proyek.
Papan nama proyek diletakkan pada tempat yang mudah dilihat umum dan memuat antara
lain :
a). Nama Proyek
b). Direksi Teknis/ Lapangan
c). Lokasi Proyek
d). Jumlah Biaya (Kontrak)
e). Nama Pelaksana (Penyedia)
f). Masa pelaksanaan proyek bulan, tanggal dan tahun
2. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran untuk Papan Nama Proyek dibuat dalam harga Lump Sum yang
terdapat dalam Daftar Kuantitas item Pekerjaan Persiapan.
Harga lump sum untuk Papan Nama Proyek dibayar berdasarkan sertifikat yang dikeluarkan
oleh Direksi Pekerjaan.
Total seluruh pembayaran tidak boleh lebih besar dari harga lumpsum yang terdapat dalam
Daftar Kuantitas dan Harga.
E. PERIZINAN
1. Pelaksanaan.
Penyedia harus segera mengurus dan memperhitungkan biaya untuk membuat izin-izin yang
diperlukan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, antara lain: izin penerangan,
izin pengambilan material, izin pembuangan, izin trayek dan pemakaian jalan, izin penggunaan
bangunan serta izin-izin lain yang diperlukan sesuai dengan ketentuan/ peraturan daerah
setempat.
2. Pengukuran dan Pembayaran
Besarnya biaya perizinan sudah diperhitungkan dalam penawaran dan termasuk dalam nilai
kontrak.
1. Penyedia wajib menetapkan dan menempatkan seorang Kepala Pelaksana (Manajer Proyek)
berpendidikan S1 Teknik Lingkungan/Penyehatan/Teknik Sipil yang memiliki SKA yang cakap
untuk memimpin dan bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan pekerjaan dan memiliki
pengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dalam pelaksanaan pekerjaan sejenis.
Penetapan ini harus dikuatkan dengan surat pengangkatan resmi dari Penyedia ditujukan
kepada Direksi Teknis/Lapangan.
2. Selain Kepala Pelaksana Penyedia harus menempatkan beberapa tenaga ahli yang
diperlukan sesuai dengan lingkup pekerjaan dan memiliki SKA dan berpengalaman dalam
pelaksanaan pekerjaan sejenis sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun.
3. Selain pelaksanaan, Penyedia diwajibkan pula memberitahu secara tertulis kepada Direksi
Teknis/ Lapangan susunan Organisasi Lapangan lengkap dengan nama dan jabatannya
masing-masing.
4. Bila dikemudian hari menurut tim Direksi Teknis/Lapangan, Pelaksana kurang mampu
melaksanakan tugasnya, maka Penyedia akan diberitahu secara tertulis untuk mengganti
pelaksananya.
5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya surat pemberitahuan, Penyedia sudah
harus menunjuk pelaksana baru sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
G. KEAMANAN KERJA
1. Pelaksanaan
a. Penyedia diwajibkan menjaga keamanan terhadap barang-barang milik Proyek, Direksi
Teknis/Lapangan dan milik pihak ketiga yang ada di lapangan baik terhadap pencurian
maupun pengrusakan.
b. Untuk maksud-maksud tersebut Penyedia diharuskan membuat pagar pengamanan.
c. Bila terjadi kehilangan atau kerusakan barang-barang atau pekerjaan, tetap menjadi
tanggung jawab Penyedia dan tidak dapat diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah
atau pengunduran waktu pelaksanaan.
d. Apabila terjadi kebakaran, Penyedia bertanggung jawab atas akibatnya, untuk itu Penyedia
harus menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap pakai, ditempatkan di tempat-
tempat yang strategis dan mudah dicapai.
2. Pengukuran dan Pembayaran
Besarnya biaya Keamanan sudah diperhitungkan dalam penawaran dan termasuk dalam nilai
kontrak.
H. PENGELOLAAN LINGKUNGAN
I. UKURAN – UKURAN
Ukuran-ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran sebenarnya dan gambar tersebut adalah
gambar berskala. Jika terdapat perbedaaan antara ukuran dan gambarnya, maka Penyedia harus
segera meminta pertimbangan dan persetujuan dari Direksi Teknis/ Lapangan untuk menetapkan
mana yang benar.
1. Pelaksanaan
a. Untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan selama proyek berlangsung, Penyedia harus
memperhitungkan biaya penyediaan air bersih guna keperluan air kerja, air minum untuk
pekerja dan air kamar mandi.
b. Air yang dimaksud adalah bersih, baik yang berasal dari PAM atau sumber air, serta
pengadaan dan pemasangan pipa distribusi air tersebut bagi keperluan pelaksanaan
pekerjaan dan untuk keperluan Kantor Proyek, kantor Penyedia, kamar mandi/ WC atau
tempat-tempat lain yang dianggap perlu.
c. Penyedia juga harus menyediakan sumber tenaga listrik untuk keperluan pelaksanaan
pekerjaan, kebutuhan kantor Proyek dan penerangan proyek pada malam hari sebagai
keamanan selama proyek berlangsung selama 24 jam penuh dalam sehari.
d. Pengadaan penerangan dapat diperoleh dari sambungan PLN dan Generator Set, dan
semua perijinan untuk pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia. Pengadaan
fasilitas penerangan tersebut termasuk pengadaan dan pemasangan instalasi dan armatur,
stop kontak serta saklar/panel.
2. Pengukuran dan Pembayaran
Besarnya biaya Air Kerja, Tenaga Listrik dan Penerangan sudah diperhitungkan dalam
penawaran dan termasuk dalam nilai kontrak.
1. Penyedia wajib meneliti semua Gambar dan RKS/spesifikasi teknis termasuk tambahan dan
perubahannya yang tercantum dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
2. Bilamana ada ketidak sesuaian antara Gambar dan RKS, maka yang mengikat adalah RKS.
Bilamana suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain, maka harus berkonsultasi
dengan Direksi Teknis/Lapangan untuk dikoordinasikan dengan Konsultan Perencana.
3. Tidak dibenarkan untuk menarik keuntungan dari kesalahan-kesalahan, kekurangan-
kekurangan pada gambar atau perbedaan ketentuan antara gambar rencana dan spesifikasi
teknis. Apabila ternyata terdapat kesalahan, kekurangan, perbedaan dan hal-hal lain yang
meragukan, Penyedia harus mengajukannya kepada Direksi Teknis/Lapangan secara tertulis,
dan Direksi Teknis/ Lapangan akan mengoreksi atau menjelaskan gambar-gambar tersebut
untuk kelengkapan yang telah disebutkan dalam spesifikasi teknis. Koreksi akibat
penyimpangan keadaan lapangan terhadap gambar rencana akan ditentukan oleh Direksi
Teknis/Lapangan dan disampaikan secara tertulis kepada Penyedia.
4. Paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia harus menyerahkan
gambar kerja (shop drawing) kepada pihak Direksi Teknis/ Lapangan sebanyak 3 (tiga)
rangkap, termasuk perhitungan-perhitungan yang berhubungan dengan gambar tersebut.
5. Gambar kerja untuk semua pekerjaan harus senantiasa disimpan di lapangan. Gambar-
gambar tersebut harus berada dalam kondisi baik, dapat dibaca dan merupakan hasil revisi
terkahir. Penyedia juga harus menyiapkan gambar-gambar yang menunjukan perbedaan
antara gambar rencana dan gambar kerja. Semua biaya untuk itu menjadi tanggung jawab
Penyedia.
Pelaksanaan
1. Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan baik berupa alat-alat kecil maupun besar, harus
disediakan oleh Penyedia dalam keadaan baik dan siap pakai, sebelum pekerjaan fisik yang
bersangkutan dimulai antara lain:
Mesin pengaduk beton dan mesin penggetar
Mesin pemadat/compactor
Peralatan pengelasan dan pendukungnya.
Crane
Perlengkapan penerangan untuk keamanan dan kerja lembur.
Peralatan lainnya yang nyata-nyata diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
2. Penyedia harus menjaga ketertiban dan kelancaran selama perjalanan alat-alat berat yang
menggunakan jalanan umum agar tidak mengganggu lalu-lintas.
3. Direksi Teknis/Lapangan berhak memerintahkan untuk menambah peralatan atau menolak
peralatan yang tidak sesuai atau tidak memenuhi persyaratan.
4. Bila pekerjaan telah selesai, Penyedia diwajibkan untuk segera menyingkirkan alat alat
tersebut, memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya dan membersihkan bekas-bekasnya.
5. Disamping untuk menyediakan alat-alat yang diperlukan seperti dimaksudkan pada butir L .a
penyedia harus menyediakan alat-alat bantu sehingga dapat bekerja pada kondisi apapun,
seperti : tenda-tenda untuk bekerja pada waktu hari hujan, perancah (scafolding) pada sisi luar
bangunan atau tempat lain yang memerlukan, serta peralatan lainnya.
Pengukuran dan Pembayaran
1. Mobilisasi.
Pengukuran dan pembayaran untuk mobilisasi dibuat dalam harga Lump Sum yang terdapat
dalam Daftar Kuantitas item Pekerjaan Persiapan.
Harga lump sum untuk mobilisasi dibayar berdasarkan sertifikat yang dikeluarkan oleh Direksi
Pekerjaan bahwa mobilisasi telah lengkap untuk setiap jenis peralatan dan perlengkapan
yang diajukan kontraktor dalam penawarannya.
Perkiraan bulanan tentang kemajuan pekerjaan untuk pembayaran mobilisasi harus didukung
oleh salinan dan dokumen yang sesuai, yang menunjukkan bahwa mobilisasi untuk setiap
peralatan yang disebutkan di atas sudah lengkap dalam bulan yang direncanakan.
Total seluruh pembayaran tidak boleh lebih besar dari harga lump sum yang terdapat dalam
Daftar Kuantitas dan Harga.
2. Demobilisasi.
Pengukuran dan pembayaran untuk demobilisasi dibuat dalam harga Lump Sum yang terdapat
dalam Daftar Kuantitas item Pekerjaan Persiapan.
Harga lump sum untuk demobilisasi dibayar berdasarkan sertifikat yang dikeluarkan oleh
Direksi Pekerjaan bahwa demobilisasi telah lengkap untuk setiap jenis peralatan dan
perlengkapan yang termasuk dalam demobilisasi.
Perkiraan bulanan tentang kemajuan pekerjaan untuk pembayaran demobilisasi harus
didukung oleh salinan dan dokumen yang sesuai, yang menunjukkan bahwa demobilisasi
untuk setiap peralatan yang disebutkan di atas sudah lengkap dalam bulan yang
direncanakan.
Total seluruh pembayaran tidak boleh lebih besar dari harga lump sum yang terdapat dalam
Daftar Kuantitas dan Harga.
M. PENYEDIAAN MATERIAL
1. Penyedia harus menyediakan sendiri semua material seperti yang disebutkan dalam daftar
kuantitas (daftar rencana anggaran biaya) kecuali ditentukan lain di dalam dokumen kontrak.
2. Semua peralatan dan material yang disediakan dan pekerjaan yang dilaksanakan harus
sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen kotrak.
3. Nama produsen material dan peralatan yang digunakan, termasuk cara kerja, kemampuan,
laporan pengujian dan informasi penting lainnya mengenai hal ini harus disediakan bila diminta
untuk dipertimbangkan oleh Direksi Teknis/Lapangan. Bila menurut pendapat Direksi Teknis/
Lapangan hal-hal tersebut tidak memuaskan atau tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang
ditentukan dalam dokumen kontrak, maka harus diganti oleh Penyedia tanpa biaya tambahan.
4. Semua peralatan dan material harus disuplai dengan urutan dan waktu sedemikian rupa
sehingga dapat menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan dengan memperhitungkan
jadwal untuk pekerjaan lainnya.
1. Penyedia diharuskan untuk menyerahkan jaminan kualitas dari bahan – bahan utama yang
akan dipasang dari instansi yang berwenang untuk mengeluarkan jaminan.
2. Penyedia harus melampirkan gambar serta brosur asli dari pabrik dalam dokumen
penawarannya, yang menggambarkan ukuran dan spesifikasi teknis dari material yang
digunakan pada pemasangan pipa.
1. Contoh-contoh material harus segera ditentukan dan diambil dengan cara pengambilan contoh
menurut Acuan Normatif yang disetujui Direksi Teknis/Lapangan. Contoh-contoh harus
menggambarkan secara nyata kualitas material yang akan dipakai pada pelaksanaan
pekerjaan.
2. Contoh-contoh yang telah disetujui Direksi Teknis/ Lapangan harus disimpan terpisah dan
tidak tercampur atau terkotori yang dapat mengurangi kualitas material tersebut. Penawaran
Penyedia harus sudah termasuk biaya yang diperlukan untuk pengujian material.
3. Jika dalam pelaksanaan pekerjaan barang/ material yang disetujui sesuai dengan spesifikasi
yang ditentukan tidak tersedia di pasaran maka penyedia dapat mengajukan alternatif barang/
material dengan kualitas yang sama dengan spesifikasi yang ditentukan, dengan persetujuan
Direksi Teknis/ Lapangan.
Penyedia dengan tanggungan sendiri dan dengan diketahui Direksi Teknis/ Lapangan harus
mengusahakan langkah-langkah dan peralatan yang diperlukan untuk melindungi pekerjaan dan
bahan-bahan serta peralatan yang digunakan agar tidak rusak atau berkurang mutunya karena
pengaruh cuaca.
1. Pelaksanaan
1.1. Pengukuran
a. Penyedia harus melakukan pengukuran kembali di lapangan, dan menggambarkan
kembali sesuai kondisi real di lapangan (shop drawing).
b. Pengukuran harus dilakukan oleh tenaga ahli dalam bidangnya dan berpengalaman.
c. Hasil pengukuran harus dilaporkan kepada Direksi Teknis/ Lapangan agar dapat
ditentukan sebagai pedoman atau referensi dalam melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan gambar rencana dan persyaratan teknis.
d. Jika pada saat pengukuran terjadi keraguan, maka hal ini harus ditanyakan kepada
Direksi Teknis/ Lapangan.
1.2. Pematokan
a. Penyedia harus mengerjakan pematokan untuk menentukan posisi jalur pipa dan
peil/elevasi pipa sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan ini seluruhnya harus
mendapat persetujuan Direksi Teknis/ Lapangan terlebih dahulu sebelum memulai
pekerjaan selanjutnya. Direksi Teknis/ Lapangan dapat melakukan revisi
pemasangan patok tersebut bila dipandang perlu. Penyedia harus mengerjakan revisi
tersebut sesuai dengan petunjuk Direksi Teknis/Lapangan.
b. Sebelum memulai pekerjaan pemasangan patok, Penyedia harus memberitahukan
kepada Direksi Teknis/Lapangan sekurang-kurangnya 2 (dua) hari
sebelumnya,sehingga Direksi Teknis/Lapangan dapat mempersiapkan segala
sesuatu yangdiperlukan untuk melakukan pengawasan.
c. Pekerjaan pematokan yang telah selesai, diukur oleh Penyedia untuk
mendapatpersetujuan Direksi Teknis/Lapangan. Hanya hasil pengukuran yang telah
disetujuiDireksi Teknis/Lapangan yang dapat digunakan sebagai dasar untuk
pembayaran pekerjaan. Penyedia wajib menyediakan alat-alat ukur dengan
perlengkapannya, juru ukur serta pekerjaan lain yang diperlukan oleh Direksi
Teknis/Lapangan untuk melakukan pemeriksaan/ pengujian hasil pengukuran.
d. Semua tanda-tanda di lapangan yang diberikan oleh Direksi Teknis/ Lapangan atau
dipasang sendiri oleh Penyedia harus tetap dipelihara dan dijaga dengan baik oleh
Penyedia. Apabila ada yang rusak harus segera diganti dengan yang baru dan
meminta kembali persetujuan dari Direksi Teknis/Lapangan. Bila terdapat
penyimpangan dari gambar rencana, Penyedia harus mengajukan 3 (tiga) rangkap
gambar penampang dari daerah yang dipatok tersebut. Direksi Teknis/Lapangan
akan membubuhkan tanda tangan persetujuan dari pendapat/revisi pada satu copy
gambar tersebut dan mengembalikannya kepada Penyedia. Setelah diperbaiki
Penyedia harus mengajukan kembali gambar hasil revisinya. Gambar-gambar
tersebut harus dibuat agar memungkinkan untuk direproduksi. Semua gambar
gambar yang telah disetujui harus diserahkan kepada Direksi Teknis/ Lapangan
dalam bentuk asli dan 2 (dua) copy. Ukuran dan huruf yang digunakan pada gambar
tersebut harus sesuai dengan ketentuan Direksi Teknis/ Lapangan.
2. Pengukuran dan Pembayaran
Besarnya biaya Pengukuran dan Pematokan Jalur Pipa sudah diperhitungkan dalam
penawaran dan termasuk dalam nilai kontrak.
R. JADWAL PELAKSANAAN
1. Penyedia harus menyiapkan jadwal pelaksanaan secara detail dan harus diserahkan kepada
Direksi Teknis/ Lapangan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan suatu tahapan
pekerjaan dimulai. Program kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari Direksi Teknis/Lapangan. Jadwal pelaksanaan tersebut harus mencakup:
a. Usulan waktu untuk pengadaan, pembuatan dan suplai berbagai bagian pekerjaan.
b. Usulan waktu untuk pengadaan dan pengangkutan bagian-bagian lain ke lapangan.
c. Usulan waktu dimulainya serta rencana selesainya setiap bagian pekerjaan dan/atau
pemasangan berbagai bagian pekerjaan termasuk pengujiannya.
d. Usulan jumlah jam kerja bagi tenaga-tenaga yang disediakan oleh Penyedia.
e. Jumlah tenaga kerja yang dipakai pada setiap tahapan pekerjaan dengan disertai latar
belakang pendidikan, pengalaman serta penugasannya.
f. Jenis serta jumlah mesin-mesin dan peralatan yang akan dipakai pada pelaksanaan
pekerjaan.
g. Cara pelaksanaan pekerjaan
2. Jadwal pelaksanaan tersebut antara lain dituangkan dalam bentuk Kurva-S beserta lampiran
penjelasan.
3. Penyedia wajib memberikan salinan jadwal pelaksanaan yang telah disahkan oleh Direksi
Teknis/Lapangan dalam 5 (lima) rangkap kepada Direksi Teknis/Lapangan, dan satu salinan
harus ditempel di kantor lapangan (direksi keet) yang dilengkapi dengan grafik kemajuan
pelaksanaan pekerjaan.
4. Direksi Teknis/Lapangan akan menilai prestasi pekerjaan Penyedia berdasarkan grafik
rencana kerja dan kemajuan pelaksanaan pekerjaan tersebut.
S. METODE KERJA
U. RAPAT – RAPAT
1. Apabila dipandang perlu, Direksi Teknis/ Lapangan dapat mengadakan rapat-rapat dengan
mengundang Penyedia dan pihak-pihak tertentu yang berkaitan dengan pembahasan dan
permasalahan pelaksanaan pekerjaan. Semua hasil/ risalah rapat merupakan ketentuan yang
bersifat mengikat bagi Penyedia.
2. Keputusan rapat yang disepakati dituangkan dalam berita acara dan ditandatangani oleh
seluruh pihak yang berkepentingan.
1. Prestasi kemajuan pekerjaan ditentukan dengan jumlah prosentasi pekerjaan yang telah
diselesaikan Penyedia dan disetujui oleh Direksi Teknis/Lapangan. Prosentase pekerjaan ini
dihitung dengan membandingkan nilai volume pekerjaan yang telah diselesaikan terhadap
nilai kontrak keseluruhan.
2. Pembayaran akan dilakukan sesuai dengan prestasi kemajuan pekerjaan berdasarkan
ketentuan yang tercantum dalam kontrak.
W. PENYELESAIAN PEKERJAAN
1. Pekerjaan harus mencakup seluruh elemen yang diperlukan walaupun tidak diuraikan secara
khusus dalam spesifikasi teknis dan gambar-gambar, namun tetap diperlukan agar hasil
pelaksanaan pekerjaan dapat berfungsi dengan baik secara keseluruhan sesuai dengan
kontrak.
2. Penyedia harus menguji hasil pekerjaan setiap tahap dan/ atau secara keseluruhan sesuai
dengan ketentuan spesifikasi teknisnya. Apabila dari hasil pengujian terdapat bagian
pekerjaan yang tidak memenuhi syarat, Penyedia dengan biaya sendiri harus melaksanakan
perbaikan sampai dengan hasil pengujian ulang berhasil dan dapat diterima oleh Direksi
Teknis/ Lapangan.
X. LAPORAN – LAPORAN
Penyedia harus menyusun dan menyerahkan laporan pelaksanaan pekerjaan, yang terdiiri dari:
1. Laporan harian yang berisi laporan yang mencatat seluruh rencana dan realisasi aktivitas
pekerjaan harian. Laporan harian berisi:
a. Tugas, penempatan dan jumlah tenaga kerja di lapangan;
b. Jenis dan kuantitas bahan di lapangan;
c. Jenis, jumlah, dan kondisi peralatan di lapangan;
d. Jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;
e. Cuaca dan peristiwa alam lainnya yang mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan;
f. Hasil inspeksi/ pengawasan/ patroli K3 dan lingkungan;
g. Kejadian insiden/kecelakaan atau penyakit akibat kerja, jika ada, dan tindak lanjutnya;
h. Catatan lain yang dianggap perlu.
2. Laporan Mingguan, yang berisi terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hasil kemajuan
fisik pekerjaan mingguan, hasil inspeksi K3, mutu, dan lingkungan termasuk tindak lanjutnya,
serta catatan lain yang dianggap perlu.
3. Laporan bulanan dibuat oleh Penyedia, terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi
hasil kemajuan fisik pekerjaan bulanan, termasuk hasil pelaksanaan RK3K, program mutu dan
lingkungan.
4. Untuk kelengkapan laporan, Penyedia dan Direksi Teknis wajib membuat foto-foto dan video
dokumentasi pelaksanaan pekerjaan dan evaluasi pencapaian sasaran K3, mutu dan
lingkungan, termasuk rekomendasi untuk peningkatan kinerja K3, mutu dan lingkungan.
5. Dokumentasi pelaksanaan pekerjaan minimal pada kondisi 0%, 25%, 50%, 75% dan 100%
atau sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan Direksi Teknis/Lapangan.
6. Dalam pembuatan dokumentasi harus berisi informasi mengenai jenis pekerjaan, lokasi dan
kondisi kemajuan pekerjaan.
7. Tidak ada item tersendiri untuk pembiayaan pembuatan laporan termasuk rekaman video
proyek. Biaya pembuatan laporan sudah diperhitungkan dalam penawaran dan termasuk
dalam nilai kontrak.
Y. SHOP DRAWING
1. Penyedia wajib membuat shop drawing yang terdiri dari gambar kerja lengkap sesuai dengan
kondisi lapangan untuk semua pekerjaan serta detail khusus yang belum tercakup lengkap
dalam gambar rencana atau yang diminta Direksi Teknis/Lapangan. Shop drawing ini harus
jelas mencantumkan dan menggambarkan semua data yang diperlukan.
2. Semua dokumen gambar harus dibuat dengan menggunakan software CAD.Shop drawing
harus disetujui dahulu oleh Direksi Teknis/ Lapangan sebelum pelaksanaan pekerjaan.
3. Biaya pembuatan shop drawing sudah diperhitungkan dalam penawaran dan termasuk dalam
nilai kontrak.
Z. AS BUILT DRAWING
AA. DIREKSI KEET, STOCK YARD, GUDANG SEMEN & PERALATAN, BEDENG PEKERJA
1. Pelaksanaan.
a. Penyedia harus membuat Direksi Keet/kantor proyek tempat bagi pelaksana dan Direksi
Teknis/Lapangan bekerja, dengan luas yang memadai dan dilengkapi dengan peralatan
kantor yang dibutuhkan.
b. Penyedia juga harus menyediakan halaman/stock yard dengan luas yang cukup untuk
menyimpan material yang besar seperti alat berat dan perlatan lapangan lainnya.
c. Penyedia juga harus menyediakan gudang dengan luas yang cukup untuk menyimpan
bahan-bahan bangunan dan peralatan-peralatan agar terhindar dari gangguan cuaca dan
pencurian.
d. Penempatan kantor dan gudang harus diatur sedemikian rupa, agar mudah dijangkau dan
tidak menghalangi pelaksanaan pekerjaan.
e. Penyedia harus membuat bedeng pekerja/los kerja dan bangunan tempat untuk istirahat
(bedeng) dan tempat ibadah bagi pekerja penyedia.
f. Los kerja merupakan bangunan dengan luas yang cukup untuk tempat bekerja bagi
tukang/ pekerja Penyedia dan mempunyai kondisi yang cukup baik, terlindung dari
pengaruh cuaca yang dapat menghambat kelancaran pekerjaan.
g. Bangunan-bangunan ini harus dibongkar setelah pekerjaan selesai dilaksanakan.
h. Penyedia Jasa harus menyediakan secara penuh waktu tenaga pengamanan dan
pesuruh kantor.
i. Penyedia Jasa harus selalu menjaga bahwa kantor lapangan Direksi setiap waktu
terpelihara dengan baik berikut layanan fasilitasnya.
j. Pengukuran dan Pembayaran.
Pengukuran dan pembayaran untuk item ini sudah diperhitungkan dalam penawaran dan
termasuk dalam nilai kontrak.
1. Pelaksanaan.
a. Penyedia harus menyerahkan kepada Direksi Proyek 6 set Manual Operasi dan
Pemeliharaan (O & M) sedini mungkin,atau dalam waktu 28 hari setelah selesai
menginstal dan memasok peralatan di lapangan.
b. Manual harus mencakup diagram diagramatik peralatan yang mudah dibaca.
Penyedia dalam mempersiapkan Manual harus mempertimbangkan kekurangan
pengalaman personil pengelola dalam operasi dan pemeliharaan.
c. Manual harus mencakup seperti nama dan lokasi pabrikan, kantor perwakilan pabrik
pembuat, pemasok terdekat, daftar lengkap semua gambar yang berlaku, daftar suku
cadang, dan daftar komponen untuk setiap komponen dari salah satu item.
d. Daftar bagian komponen harus mencakup kode, nomor seri dan instruksi lainnya dan
sejauh mungkin harus dirinci untuk semua peralatan yang disediakan.
e. Pemeliharaan yang dilakukan untuk barang-barang ini harus dijelaskan secara rinci
termasuk frekuensi inspeksi dan pelumasan yang direkomendasikan.
2. Pengukuran dan Pembayaran.
Pengukuran dan pembayaran untuk penyiapan SOP dan Pelatihan sudah diperhitungkan
dalam penawaran dan termasuk dalam nilai kontrak.
1. Umum
Sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan, dilakukan terlebih dahulu koordinasi dan
sosialisasi dengan instansi atau pihak-pihak terkait. Selain koordinasi dan sosialisasi dengan
pihak terkait juga dilakukan sosialisasi kepada masyarakat sesuai rencana lokasi pekerjaan.
Setelah pelaksanaan koordinasi dan sosialisasi tersebut dilaksanakan maka diharapkan
masyarakat dapat mengerti dan sekaligus mendukung pelaksanaan pekerjaan sejak awal
hingga selesai.
Penyelenggaraan koordinasi dan sosialisasi tersebut akan dilaksanakan oleh pemilik proyek
dibantu oleh kontraktor dan konsultan pengawas.
2. Pengukuran dan Pembayaran
Besarnya biaya Sosialisasi Kepada Masyarakat sudah diperhitungkan dalam penawaran dan
termasuk dalam nilai kontrak.
1. Umum.
Dalam melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus mempertimbangkan dengan cermat
keberadaan utilitas bawah tanah seperti kabel listrik, pipa gas, kabel telpon, drainase dll,
dengan melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk memperoleh data awal
sepanjang lokasi pekerjaan dan melakukan.
Apabila dalam pelaksanaannya terdapat utilitas bawah tanah yang rusak akibat penggalian
dan utilitas tersebut tidak diketahui keberadaan sebelumnya dan dianggap penting untuk
diperbaiki atau dipindahkan (relokasi) maka Direksi Pekerjaan dapat mempertimbangkan
biaya akibat pekerjaan tersebut dengan melampirkan bukti-bukti yang dapat dipertanggung
jawabkan.
2. Pengukuran dan Pembayaran.
Besarnya biaya Pengamanan Utilitas Eksisting (bawah tanah) sudah diperhitungkan dalam
penawaran dan termasuk dalam nilai kontrak.
1. Umum.
Kontraktor harus menyerahkan rencana dan procedure pengujian, komisioning dan verifikasi
yang akan digunakan untuk menunjukkan/mendemontrasikan bahwa fasilitas terpasang,
peralatan, proses dan sistem, mampu berkinerja dengan baik secara individu maupun sebagai
bagian dari jaringan terpadu. Kontraktor harus menyampaikan rencana final kepada Direksi
Pekerjaan/Lapangan untuk review paling tidak 14 hari sebelum dimulainya pekerjaan
komisioning.
Pengujian pra-komisioning dan komisioning harus mencakup semua prosedur dan fungsi,
keselamatan, keadaan darurat serta prosedur normal.
Kontraktor harus menetapkan, dalam dokumentasi konstruksinya, daftar lengkap dari uji
komisioning yang akan dilakukan berdasar Kontrak untuk membuktikan kesesuaian dengan
Spesifikasi Teknis. Pengujian semacam itu harus mencakup seluruh sistem , tetapi tidak harus
terbatas pada: -
Uji struktur dan pipa
- Pengujian kebocoran dan tekanan
- Pengujian pemadatan untuk bahan perlapisan dan penimbunan kembali
- Pengujian bahan konstruksi (termasuk pengujian beton)
- Pengujian operasi otomatis
- Pengujian operasi manual
-Pengujian kualitas bahan.
Semua pengujian yang dilakukan harus diselesaikan untuk kepuasan Engineer sesuai dengan
program uji.
2. Pengukuran dan Pembayaran.
Pengukuran dan pembayaran untuk pra-komisioning dan komisioning dibuat dalam harga
Lump Sum yang terdapat dalam BOQ.
Harga lump sum untuk item ini dibayar berdasarkan sertifikat yang dikeluarkan oleh Direksi
Pekerjaan bahwa persiapan commissioning dan pelaksanaan commissioning telah
dilaksanakan dan berjalan lancar tidak ada kendala dan permasalahan.
Total seluruh pembayaran tidak boleh lebih besar dari harga lump sum yang terdapat dalam
BOQ.
AF. PENGECATAN
1. Ketentuan-Ketentuan Pengecatan.
Untuk mendapatkan hasil pengecatan yang baik maka pengecatan perlu memenuhi
ketentuan-ketentuan pengecatan, jika menginginkan hasil yang memuaskan.
Sedangkan ketentuan-ketentuan pengecatan mempunyai tujuan dan fungsi pengecatan yaitu:
Tujuan dan fungsi pengecatan.
a. Untuk memberikan warna yang indah.
b. Untuk melindungi dan menjaga agar benda tersebut tidak mengalami proses pelapukan
atau menjadi rusak.
c. Untuk melindungi strukturdari pengaruh negatif alam cuaca.
d. Untuk menambah ketahanan kontruksi dari pengaruh panas.
Syarat-syarat bahan cat.
Sebagai bahan bangunan, cat harus memenuhi syarat-syarat didalam penggunaannya,
antara lain adalah:
a. Cat harus kering dalam waktu 15-20 menit.
b. Pengecatan harus dapat menghasilkan lapisan yang lengket, rata, kenyal, melekat
dengan baik, tidak menyerap debu, dan harus melekat dan menutup dengan baik benda
yang dicat.
Mutu cat.
Cat didalam pasaran telah diketahui mutunya oleh para pemakai. Cat yang baik adalah cat
yang setelah dipakai :
a. Tidak menimbulkan pecah-pecah.
b. Warnanya tidak luntur.
c. Harus dapat kering maksimum 20 menit.
d. Dapat menghasilkan lapisan cat yang lengket.
e. Bila diulaskan daapt menutup dengan rata.
f. Kenyal.
g. Melekat dengan baik.
h. Tidak menyerap debu.
i. Tahan terhadap iklim.
2. Pekerjaan Pengecatan
a. Benda yang akan dicat harus dipastikan sudah kering sebelum pengecatan dilaksanakan.
b. Haluskan benda yang akan dicat menggunakan amplas.
c. Bila benda yang akan di cat adalah tembok yang masih sedikit basah, lapiskan satu lapis
isolasi vernis, tunggu sampai kering.
d. Lapiskan plamur dengan menggunakan pisau plamir (kafe), tunggu sampai kering.
e. Haluskan tembok dengan amplas sampai halus.
f. Lapiskan beberapa lapis cat tembok
g. Pengecatan tembok lama :
- Hilangkan sebagian besar cat tembok yang lama, dengan cara dikerok atau diampelas.
- Bersihkan tembok dengan air, tunggu sampai kering.
- Lapiskan plamur menggunakan kafe untuk meratakan, tunggu sampai kering.
- Haluskan dengan ampelas sampai halus.
- Lapiskan cat tembok sampai rata.
3. Pengukuran dan Pembayaran.
Pengukuran untuk pekerjaan Pengecatan diukur dalam satuan meter persegi (m²) yang
terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga Pembayaran dilakukan berdasarkan harga satuan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan hasil pekerjaan dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.
A. PEKERJAAN SIPIL
K 100 fc 8,30
K 125 fc 10,38
K 150 fc 12,45
K 175 fc 14,53
K 200 fc 16,60
K 225 fc 18,68
K 250 fc 20,75
K 275 fc 22,83
K 300 fc 24,9
K 325 fc 26,98
K 350 fc 29,05
A.3.1 MATERIAL
Sesuai dengan SNI klasifikasi dan mutu baja tulangan harus seperti yang ditunjukan pada tabel
berikut:
a. Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan, maka pada saat
pemesanan baja tulangan Penyedia harus menyerahkan sertifikat resmi dari laboratorium
resmi.
b. Batang-batang baja yang digunakan untuk tulangan harus bersih, bebas dari karat, kotoran,
material lepas, gemuk, cat, lumpur, kulit giling serta bahan lain yang melekat. Batang-batang
baja tulangan harus disimpan ditempat yang terlindung, ditumpuk dan tidak bolehmenyentuh
tanah dan dilindungi terhadap karat atau rusak karena cuaca.
c. Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan pengujian periodik minimal
4 contoh yang terdiri dari 3 benda uji untuk uji tarik, dan 1 benda uji untuk uji lengkung untuk
setiap diameter batang baja tulangan. Pengambilan contoh baja tulangan, akan ditentukan
oleh Direksi Teknis/Lapangan.
d. Semua pengujian tersebut di atas meliputi uji tarik dan lengkung, harus dilakukan di
laboratorium yang direkomendasi oleh Direksi Teknis/Lapangan dan minimal sesuai dengan
SII-0136-84. Semua biaya pengetesan tersebut ditanggung oleh Penyedia.
e. Bila baja tulangan harus disimpan, maka tempat penyimpanan yang beratap tahan air dan
diberi alas dari muka tanah atau air yang tergenang serta harus dilindungi dari kemungkinan
kerusakan dan karat.
f. Pada tahap awal pekerjaan, Penyedia harus mempersiapkan daftar tekukan (Bending
Schedule) untuk disetujui oleh Direksi Teknis/ Lapangan. Semua baja tulangan harus
ditekuk secara tepat menurut bentuk dan dimensi yang diperlihatkan dalam gambar dan
sesuai peraturan yang berlaku. Baja harus ditekuk dengan alat yang sudah disetujui oleh
Direksi Teknis/ Lapangan.
g. Tulangan tidak boleh ditekuk atau diluruskan dengan cara yang dapat menimbulkan
kerusakan. Tulangan yang mempunyai lengkungan atau tekukan yang tidak sesuai dengan
gambar tidak boleh dipakai.
h. Bila diperlukan suatu radius untuk tekukan atau lengkungan maka dikerjakan dengan
sebuah per yang mempunyai diameter 4 kali lebih besar dengan diameter batang yang
ditekuk.
i. Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimun 1 mm yang telah
dipijarkan terlebih dahulu dan tidak tersepuh seng.
A.3.2 PEMASANGAN
a. Tulangan harus dipasang dengan tepat sesuai posisi yang diperlihatkan pada gambar dan
harus ditahan jaraknya dari bekisting dengan memakai dudukan beton atau gantungan
logam menurut kebutuhan. Pada persilangan diikat dengan kawat baja pada pilar dinding
dengan diameter tidak kurang dari 2.6 mm, ujung-ujung kawat harus diarahkan kebagian
tubuh utama beton.
b. Tulangan yang untuk sementara dibiarkan menonjol keluar dari beton pada siar kontruksi
atau lainnya tidak boleh ditekuk selama pengecoran ditunda kecuali diperoleh persetujuan
dari Direksi Teknis/ Lapangan.
c. Sebelum pengecoran, seluruh tulangan harus dibersihkan dengan teliti dari beton yang
sudah mengering atau mengering sebagian yang mungkin menempel dari pengecoran
sebelumnya. Sebelum pengecoran tulangan yang sudah dipasang pada tiap pekerjaan
harus disetujui oleh Direksi Teknis/ Lapangan. Pemberitahuan kepada Direksi Teknis/
Lapangan untuk melakukan pemeriksaan harus disampaikan dalam tenggang waktu
pekerjaan. Jarak minimal dari permukaan suatu batang termasuk sengkang ke permukaan
beton terdekat dengan gambar untuk tiap bagian pekerjaan.
d. Toleransi pembuatan dan pemasangan tulangan disesuaikan dengan persyaratan SNI.
Tabel 3. Toleransi Baja Tulangan
e. Batang-batang tulangan tidak boleh dipotong jika tidak perlu dan harus ditempatkan pada
seluruh panjangnya. Apabila ini tidak memungkinkan maka potongan dapat diijinkan apabila
panjang batang yang disediakan melebihi panjang yang ditunjukkan pada gambar-gambar.
f. Sambungan-sambungan harus dibuat pada tempat-tempat dan dengan cara-cara seperti
ditunjukkan pada gambar-gambar kecuali jika dengan cara lain yang disetujui oleh Direksi
Teknis/ Lapangan. Sambungan-sambungan tidak diijinkan pada tempat-tempat yang
terdapat tegangan maksimun dan harus ditempatkan berselang-seling sehingga tidak lebih
dari 1/3 dari batang-batang yang disambung pada satu tempat
g. Pada tempat-tempat batang-batang tulangan saling melewati (overlap) satu sama lain,
maka batang-batang harus didukung sehingga batang-batang itu tidak berhubungan satu
sama lain jika ruang mengijinkan. Batang-batang itu hanya diikat dengan aman minimun
pada dua tempat persambungan.
h. Panjang sambungan harus dibuat seperti yang ditunjukkan pada Gambar Rencana.
A.4.1 PEMASANGAN
a. Penyedia harus menyerahkan kepada Direksi Teknis/ Lapangan semua perhitungan dan
gambar rencana bekistingnya untuk mendapat persetujuan bilamana diminta Direksi
Teknis/ Lapangan, sebelum pekerjaan dilapangan dimulai. Dalam hal bekisting ini,
walaupun Direksi Teknis/ Lapangan telah menyetujui untuk digunakannya suatu
rencana bekisting dari penyedia, segala sesuatunya yang diakibatkan oleh bekisting tadi
tetap sepenuhnya menjadi tanggung jawab penyedia.
b. Bekisting harus direncanakan untuk dapat memikul beban-beban konstruksi dan
getaran-getaran yang ditimbulkan oleh peralatan penggetar. Defleksi maksimum dari
Cetakan dan Acuan antara tumpuannya harus lebih kecil dari 1/400 bentang antara
tumpuan tersebut.
c. Bekisting untuk pekerjaan kolom dan lain-lain pekerjaan beton harus menggunakan
multiplek 18 mm, papan tebal minimum 2,5 cm, balok 5/7, 6/10, 8/10 dolken 8 – 12 cm
atau bahan lain yang disetujui oleh Direksi Teknis/ Lapangan.
d. Semua bekisting harus diperkuat dengan klem dari balok kecil dan harus yang kuat serta
cukup jumlahnya untuk menjaga agar tidak terjadi distorsi ketika beton dicorkan,
dipadatkan dan mengeras. Bekisting dari kayu harus dibuat dari kayu yang sudah diolah
dengan baik, semua sambungan harus cukup kencang agar tidak terjadi kebocoran.
e. Tiang penyangga baik yang vertikal/ miring harus dibuat sebaik mungkin untuk
memberikan penunjang yang dibutuhkan tanpa menimbulkan perpindahan tempat,
kerusakan dan overstress pada beberapa bagian konstruksi. Struktur dari tiang-tiang
penyangga harus ditempatkan pada posisi sedemikian rupa sehingga konstruksi
bekisting benar-benar kuat dan kaku untuk menunjang berat sendiri dari beban beban
lain yang berada diatasnya selama pelaksanaan, bila perlu Penyedia membuat
perhitungan besar lendutan dan kekuatan dari bekisting tersebut.
f. Untuk bekisting dinding vertikal diharuskan menggunakan alat (plastic cone) untuk
memastikan bahwa bekisting tersebut tidak mengalami lendutan.
g. Pembongkaran cetakan dan acuan harus dilaksanakan sedemikian rupa agar
keamanan konstruksi tetap terjamin dan disesuaikan dengan persyaratan SNI. .
h. Semua permukaan beton yang terbuka harus licin dan halus, maka bekisting harus
dilapisi dengan triplek bermutu tinggi yang sudah disetujui oleh Direksi
Teknis/Lapangan.
i. Bekisting yang sudah selesai dibuat dan sudah disiapkan untuk pengecoran beton, akan
diperiksa oleh Direksi Teknis/ Lapangan, beton tidak boleh dicor sebelum bekisting
disetujui oleh Direksi Teknis/ Lapangan. Untuk menghindari kelambatan dalam
mendapatkan persetujuan, sekurang - kurangnya 24 jam sebelumnya, penyedia harus
memberitahukan Direksi Teknis/ Lapangan.
7. Diameter Pipa
a. Diameter pipa yang dipakai sesuai dengan yang dirinci dan ditunjukkan dalam daftar
kuantitas bahan.
b. Ovalitas pipa di pabrik setelah ekstrusi namun sebelum digulung harus sesuai dengan
kelas N.
Kelas N :
- Untuk diameter luar nominal ≤ 75, toleransi sama dengan (0,008dn + 1) mm, dibulatkan
menjadi 0,1 mm, dengan angka minimum 1,2 mm.
- Untuk diameter luar nominal > 75 tetapi ≤ 250, toleransi sama dengan 0,02dn, dibulatkan
menjadi 0,1 mm.
-
Untuk diameter luar nominal > 250, toleransi sama dengan 0,035dn, dibulatkan menjadi
0,1 mm.
Garis tengah minimum sebuah drum bagi pipa yang digulung harus 18 dn dan pipa jangan
sampai menjadi kaku. Bagi pipa yang digulung, diperlukan peralatan untuk penggulungan
ulang.
8. Tekanan kerja
Pipa HDPE PN 10 Bar SDR-17 untuk pipa JDU , harus dilakukan pengetesan dilapangan
dengan cara memberikan tekanan hidrostatik 1,5 kali dari tekanan rencana (Pressure Design)
yang diijinkan. Tekanan kerja yang terjadi pada pipa min. 7,5 bar.
9. Kelas Pipa
a. Panjang pipa bentuk batangan lurus atau gulungan tidak boleh kurang dari persetujuan
antara pemasok dan pengguna barang dengan toleransi ± 0,05 m.
b. Diameter drum gulungan minimum harus 18 x dn.
c. Ketebalan diameter luar pipa harus mengacu kepada SNI 06-4829-2005 tentang pipa PE
untuk air minum.
d. Pipa harus memenuhi persyaratan uji hidrostatik yang diberikan sebagaimana tabel
dibawah ini.
Tabel .1 Ketahanan Hidrostatik Pipa
Catatan :
1) Hanya kegagalan rapuh yang diperhitungkan
e. Pecah karena rapuh (britle failure) pada kurang dari 165 jam adalah merupakan kegagalan.
Jika pengujian dilaksanakan pada 165 jam ternyata gagal dalam bentuk kenyal (ductile),
uji ulang supaya dilaksanakan pada tegangan yang lebih rendah. Tegangan uji yang baru,
dan waktu kegagalan minimum yang baru supaya dipilih sebagaimana tabel dibawah.
Tabel .2 Ukuran Ketebalan Dinding Pipa
10. Jenis dan Macam Sambungan
Prosedur penyambungan pipa harus dilakukan sesuai standard yang berlaku hingga menjamin
kekuatan sambungan yang diinginkan.
Kontraktor dapat mengusulkan sistem penyambungan lain bilamana diperlukan atas dasar
persetujuan pemilik pekerjaan dan pengawas pekerjaan.
a. Sambungan mekanis
Mechanical-joint: sambungan plastik, injection (20 mm-63 mm) imulded, tipe push-in
dengan O-ring dan ulir.
b. Welding (heat fusion)
- Butt welding ( 63 mm – 250 mm)
- Socket welding (20 mm – 125 m)
- Saddle welding
c. Electro welding (25 mm – 125 mm)
Las otomatis dari fitting PE yang sudah ada kumparan pemanas.
11. Fitting
a. Fitting sambungan harus sesuai dengan pipa yang akan dipasang seperti yang tercantum
dalam Bill of Quantity.
b. Semua fitting harus dari jenis injection molded atau heat process (pencetakan atau proses
panas) dan didesain dengan karakteristik dan kekuatan yang sama dengan pipa yang
disambung.
c. Semua fitting yang dapat digunakan harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pipa
yang digunakan.
d. Ascessories Dan Fitting HDPE
1. Ball Valve HDPE
- Ball Valve yang harus dipergunakan harus dari bahan HDPE untuk menghindari karat.
- Material yang dipergunakan harus PE SDR- 17, PN - 10
- Operational Pressure : 16 Bar
- Operational Temperature : 20’C
- Sistem Sambungan : Coupler Electrofusion
2. Flange HDPE
- Backing Flanges, PP/ Steel
- Material: PP (30% glass – fibre reinforced) with steel ring
- Connecting dimension : ISO 7005, EN 1092, BS 4504, DIN 2501
3. Coupler HDPE
- Removable centre stop
- Tekanan kerja: sampai 16 bar
- Material: HDPE PE SDR-17, PN -10
- Dilengkapi dengan Bar Code untuk pemasangan dengan mesin electrofusion
12. Transportasi Dan Penyimpanan Material
Semua pipa, fitting, accessories dan bahan lain harus ditangani hanya dengan peralatan yang
sesuai untuk menghindari kerusakan. Selama transportasi, penyimpanan dan pemasangan
semua pipa harus ditempatkan di atas tumpuan yang cukup untuk mencegah atau
menghindari kerusakan pada pelapisan dalam dan lapisan cat. atau alat penyambung.
Coupling dan Joints dan benda-benda lain yang sama disimpan dalam keadaan kering,
terangkat dari permukaan tanah gudang atau ruang tertutup. Gudang harus dibuat sedemikian
rupa untuk mempermudah keluar dan masuknya pipa dan pengecekkannya dengan
membedakan tumpukan penerimaan atau disimpan secara terpisah dan diberi tanda yang
jelas. Apabila barang disimpan mempunyai batas waktu penyimpanan atau memerlukan
penyimpanan yang khusus, metode penyimpanan harus disetujui oleh PPK dan sesuai dengan
petunjuk dari pabrik. Penutup ujung-ujung pipa atau pengaman lainnya tidak boleh dibuka
sampai pipa-pipa dan fitting-fitting tersebut dipasang di lapangan. Kehilangan atau kerusakan
material-material merupakan tanggung jawab Kontraktor dan harus segera dilaporkan secara
tertulis kepada PPK melalui pengawas lapangan dengan segala uraian- uraian yang
diperlukan.
Ketebalan coating hot dipped Galvanized sesuai dengan SNI 07-7033-2004 sesuai dengan tabel
berikut
Penandaan Pipa GI
Penandaan pada batang pipa, sekurang-kurangnya mencantumkan:
Nama pabrik pembuat atau merek dagang
Dimensi luar pipa
Tekanan kerja nominal
Jenis material yang digunakan
Seri pipa
Tanggal produksi
Pada pipa yang dikirim harus diberi label sesuai arahan dari PPK
Handling/Penanganan
Pipa GI yang akan diadakan/dikirim ke dalam gudang harus di beri bantalan dan di tata sesuai petunjuk
direksi/pengguna jasa serta dalam penanganan erection lapangan harus menggunakan crane/forklift.
Pengendalian bahaya dan resiko pekerjaan erection menjadi tanggung jawab penyedia jasa
sepenuhnya.
h. Gasket
Gasket harus terbuat dari karet sintetis, styrene butadiene rubber (SBR) yang divulkanisir
dicetak (molded) sesuai dengan standar JIS K 6353 atau nitrite butadiene rubber (NBR) atau
ethylene propylene diene monometer (EPDM). Karet bekas tidak diperkenankan untuk
digunakan.
i. End Rings/Ring Ujung
End rings harus dibuat dari carbon steel atau besi ductile atau besi tuang (malleable cast iron)
yang memenuhi atau lebih tinggi dari standar berikut :
Carbon Steel ASTM A 576 Grade 1020
JIS G 3101 Class 2
BS 6681 Grade 43 A
DIN 17100 RST 36
Ductile Iron dan Malleable Cast Iron
Sama dengan standar yang telah dispesifikasikan untuk Center Sleeve.
a. Pipa sudah berada di lokasi pekerjaan sebagaimana yercantum dalam kontrak dan
perubahanya
b. Sudah menyampaikan sertifikat uji mutu dari pabrikan / produsen
c. Sudah menyampaikan sertifikat garansi dari produsen / agen resmi yang ditunjuk oleh
produsen
d. Disetujui oleh PPK sesuai dengan capaian fisik yang diterima
e. Dilarang dipindahkan dari area lokasi pekerjaan , dan / atau dipindah tangankan oleh pihak
manapun
f. Keamanan penyimpanan dan resiko kerusakan merupakan tanggungjawab penyediajasa,
sampai dengan terjadi serahterima pekerjaan dari penyediajasa kepada PPK (FHO)
g. Besaran yang akan dibayarkan berkisar antara 50% sampai dengan 70% terhadap harga pipa
yang ada di lapangan .
Tidak ada pembayaran terpisah yang dilakukan untuk pekerjaan pengadaan asesories Biaya untuk
pengadaan asesories ini dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan pemasangan
asesories sesuai dengan yang terdapat dalam gambar dan Daftar Kuantitas dan Harga.
Apabila Penyedia atas kelalaiannya mendatangkan pipa berlebih dari kebutuhan yang sesungguhnya,
maka atas kelebihan tersebut tidak akan dapat dilakukan pembayaran.
b. Pipa GIP
Pengukuran pipa GIP yang didatangkan oleh Penyedia/Kontraktor diukur dalam satuan linear meter
(m) sesuai dengan panjang dan diameter nominal yang tertera pada Daftar Harga dan Kuantitas
pengadaan dan pemasangan pipa masing-masing diameter pipa, sedangkan accessories diukur dalam
satuan buah yang tertera pada Daftar Harga dan Kuantitas pengadaan dan pemasangan asesories.
Tidak ada pembayaran terpisah yang dilakukan untuk pekerjaan pengadaan pipa GIP. Biaya untuk
pengadaan pipa ini dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan pemasangan pipa GIP
sesuai dengan yang terdapat dalam gambar dan Daftar Kuantitas dan Harga.
Tidak ada pembayaran terpisah yang dilakukan untuk pekerjaan pengadaan asesories Biaya untuk
pengadaan asesories ini dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan pemasangan
asesories sesuai dengan yang terdapat dalam gambar dan Daftar Kuantitas dan Harga.
Apabila Penyedia atas kelalaiannya mendatangkan pipa berlebih dari kebutuhan yang sesungguhnya,
maka atas kelebihan tersebut tidak akan dapat dilakukan pembayaran.
B.2. PEMASANGAN PIPA
B.2.1. Pipa HDPE
1. Pelaksana pekerjaan harus mempekerjakan beberapa pekerja gali urug yang memiliki keahlian
melakukan pekerjaan boring (pengeboran) secara manual disamping pekerja gali urug biasa.
Semua pemasangan pipa dan accessories dan bangunan pelengkap termasuk dalam pekerjaan.
Ukuran-ukuran pokok dan pembagian-pembagian seluruhnya telah dinyatakan dalam gambar
pelaksanaan.
Tinggi Peil pada setiap unit pekerjaan yang memerlukan bowplank ditentukan terhadap tinggi peil
setempat yang disetujui oleh PPK.
2. Pipa yang sudah dipasang harus dicegah jangan sampai kemasukan segala macam jenis kotoran
umpamanya bekas puing-puing/ batu, alat-alat, bekas pakaian dan lain-lain kotoran yang dapat
mengganggu kebersihan dan kelancaran aliran air didalam pipa.
3. Setiap pipa yang sudah dimasukan kedalam galian harus langsung dipasang dan distel
sambungannya dan kemudian diurug dengan bahan-bahan yang disetujui Direksi Lapangan/
Teknis serta dipadatkan dengan sempurna kecuali pengurugan pada tempat-tempat sambungan
pipa harus diperiksa terlebih dahulu dan disetujui oleh Direksi Lapangan/ Teknis. Setelah diperiksa
dan disetujui oleh Direksi Lapangan/ Teknis baru diperbolehkan untuk diurug.
4. Semua ujung pipa yang terakhir yang pada saat pemasangannya berhenti, harus ditutup sehingga
kotoran maupun air buangan tidak masuk kedalam pipa. Cara-cara penutupan pada ujung pipa
tersebut harus disetujui oleh Direksi Lapangan/ Teknis.
5. Perubahan arah perletakan pipa (belokan/ tikungan) harus dilaksanakan dengan penyambung
bend/ elbow yang sesuai. Begitu pula untuk percabangan harus dengan tee cross (sesuai dengan
kebutuhan).
6. Membengkokkan atau merubah bentuk pipa dengan cara apapun tidak diperbolehkan (secara
mekanis maupun dengan cara pemanasan) tanpa persetujuan Direksi Lapangan/ Teknis.
7. Peil dari perletakan pipa serta dalamnya terhadap muka jalan/ tanah asal harus diperiksa dengan
teliti dan disaksikan dan mendapat persetujuan oleh Direksi Lapangan/ Teknis.
8. Pada waktu pemasangan pipa harus diperhatikan benar-benar mengenai kedudukan pipa agar
yang dipasang betul-betul lurus serta pada peil yang benar dan dasar pipa harus terletak rata, tidak
boleh ada benda keras yang memungkinkan rusaknya pipa dikemudian hari
9. Pada waktu pemasangan pipa, galian untuk perletakan pipa harus kering, tidak boleh ada air sama
sekali dan bagian dalam pipa harus bersih. Penyambungan pipa hanya dilakukan dalam keadaan
kering.
10. Semua pemasangan fitting penyambungan pipa seperti tee, elbow/bend dan sebagainya harus
diberi blok-blok penahan dari beton (beton K-175).
11. Setiap pekerjaan pemasangan pipa yang dihentikan pada waktu diluar jam-jam kerja, ujung-ujung
pipa yang terakhir harus ditutup rapat air untuk mencegah masuknya kotoran/benda-benda asing/
air kotor kedalam pipa. Material yang digunakan untuk tutup ujung pipa tersebut harus bersih dan
bebas dari minyak/ oli, aspal atau bahan-bahan minyak pelumas lainnya.
12. Semua ujung pipa yang terakhir dan tidak dilanjutkan lagi harus ditutup (didop/plug) dan diberi beton
penahan (beton K-175).
13. Setiap pekerjaan pemasangan pipa yang dihentikan pada waktu diluar jam-jam kerja, ujung-ujung
pipa yang terakhir harus ditutup rapat air untuk mencegah masuknya kotoran/benda-benda asing/
air kotor kedalam pipa. Material yang digunakan untuk tutup ujung pipa tersebut harus bersih dan
bebas dari minyak/ oli, aspal atau bahan-bahan minyak pelumas lainnya.
14. Semua ujung pipa yang terakhir dan tidak dilanjutkan lagi harus ditutup (didop/plug) dan diberi beton
penahan (beton K-175).
15. Penyedia jasa harus melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan pemasangan pipa sesuai
dengan dokumen pelelangan dan syarat-syarat yang tercantum dalam syarat-syarat teknis
pekerjaan ini.
a. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan
- Semua pipa dan sambungan-sambungan harus diperiksa dengan teliti terhadap retak-retak dan
kerusakan-kerusakan lainnya ketika pipa berada di atas galian, segera sebelum
pemasangannya pada posisi terakhir.
- Ujung pipa harus diperiksa secara seksama karena bagian ini yang paling mudah rusak pada
waktu pengangkutan. Pipa atau peralatan yang rusak harus diletakkan dekat galian untuk
diperiksa oleh Direksi Lapangan/Teknis, yang akan menentukan perbaikan atau dibuang.
b. Pembersihan Pipa
- Semua kotoran, gumpalan dan bahan lain yang tak berguna harus disingkirkan dari ”bell”, ujung
spigot setiap pipa dan bagian luar ujung spigot, dan sebelum pipa dipasang bagian dalam ”bell”
harus diseka sampai bersih, kering dan bebas dari lemak.
- Semua bagian dalam semua pipa yang terpasang, valve dan fitting yang telah terpasang harus
dijaga agar tetap bersih dan bebas dari benda asing dan kotoran. Tindakan pencegahan harus
berupa pengguna kain pembersih selama pemasangan dan penyumbatan kedap air semua
bukaan/ celah di setiap akhir pekerjaan setiap hari.
- Seluruh kotoran dan sisa lapisan (coating) harus dihilangkan dari akhiranakhiran bell dan spigot.
Tiap pipa, bagian luar, akhiran spigot dan bagian dalam dari bell harus dibersihkan, kering dan
bebas dari lemak dan minyak sebelum pipa dipasang.
c. Penurunan Pipa Kedalam Galian
- Peralatan seperti Crane 20-30 ton digunakan untuk memindahkan pipa dari truk.
- Semua pipa, ”Fitting, dan Valve” harus diturunkan kedalam galian satu persatu dengan
menggunakan tripod/tackle, handle crane & hoist atau dengan perkakas atau peralatan lainnya
yang sesuai, sedemikian rupa untuk mencegah kerusakan pada bahan tersebut maupun lapisan
pelindung luar dan dalamnya.
- Bahan tersebut dengan alasan apapun tidak boleh dijatuhkan atau dilemparkan kedalam galian.
- Jika terjadi kerusakan pada pipa, fitting, valve, atau perlengkapan lain dalam penanganannya,
kerusakan tersebut harus segera diberitahukan kepada Direksi Lapangan/Teknis. Direksi
Lapangan/Teknis akan menetapkan perbaikan atau penolakan bahan yang rusak tersebut.
- Pipa PE diameter kecil diproduksi dalam bentuk roll. Penurunan kedalam galiannya dapat
dengan 2 cara : baik dilepas dulu dari gulungannya baru diturunkan atau diturunkan dulu
kedalam galian dalam bentuk roll baru dilepas. Pipa PE diameter besar diproduksi dalam bentuk
batang.
- Semua pipa, ”Fitting” dan ”Valve” harus diturunkan kedalam galian satu persatu, dengan
menggunakan derek, tali/tambang, atau dengan perkakas atau peralatan lainnya yang sesuai
sedemikian rupa untuk mencegah kerusakan pada bahan tersebut maupun lapisan pelindung
luar dan dalamnnya. Bahan tersebut dengan alasan apapun tidak boleh dijatuhkan atau
dilemparkan ke dalam galian.
d. Pemotongan Pipa
- Pemotongan pipa diusahakan seminimum mungkin. Bila perlu pemotongan harus dilakukan
tegak lurus terhadap sumbu pipa dan rata. Pemotongan harus dilakukan dengan peralatan yang
sesuai dengan rekomendasi pabrik.
- Ujung potongan dan tepian yang kasar harus diperhalus dan dipotong dengan alat yang khusus
dibuat untuk keperluan tersebut. Ujung potongan serong harus sama degnan yang dibuat
dipabrik.
- Perkakas bagi keperluan pemotongan pipa dan membuat ujung potongan serong harus sesuai
denga rekomendasi pabrik. Tanda kedalaman (garis melingkar yang jelas) harus dibuat diujung
spigot pipa yang dipotong dilapangan untuk menandakan kedalaman penetrasi spigot yang
benar kedalam sambungan pipa.
16. Jenis Cara Penyambungan.
Prosedur penyambungan pipa HDPE berdasarkan prosedur yang dibuat oleh pabrikan
(Temperatur, Pressure, Holding Time, Cutting dll)
a. Cara sambungan pipa Polyetheline adalah sbb :
- Sambungan mekanis Mechanical-joint: sambungan plastik, injection( 20 mm-63 mm)
imulded, tipe push-in dengan O-ring dan ulir.
- HDPE Welding Machine (heat fusion)
Butt welding ( 63 mm – 250 mm)
Socket welding (20 mm – 125 m)
Saddle welding
- Electro welding (25 mm – 125 mm)
Las otomatis dari fitting PE yang sudah ada kumparan pemanas.
b. Cairan pembersih serta peralatan penyambungan harus disediakan oleh Penyedia barang/ jasa.
Penyedia barang/jasa harus menyerahkan data teknis dan contoh untuk persetujuan dari Direksi
Lapangan/ Teknis.
c. Penyambungan pipa-pipa dilaksanakan sesuai dengan petunjuk penyambungan pipa dari
pabrik pembuat pipa dan atau berdasarkan petunjuk-petunjuk dari Direksi Lapangan/ Teknis.
d. Penyambungan Pipa dengan sambungan mekanis:
- Pipa dimasukkan kedalam sambungan lalu mur penekannya dikencangkan.
- Penyambungan sistem mekanik lainnya juga sama seperti halnya penyambungan-
penyambungan yang biasa dilakukan.
e. Penyambungan pipa dengan Welding (heat fusion)
- Butt weldding
o Pipa diklem pada alat penekan. Kedua permukaan pipa harus dibersihkan dan diratakan
dengan pengetap.
o Setelah alat pengetap dilepaskan, plat pemanas dijepit diantara kedua permukaan pipa
dengan sedikit tekanan untuk beberapa detik.
o Kemudian plat pemanas dilepaskan. Tekan kedua pipa dengan tekanan tertentu sampai
mendapatkan lebar yang dikehendaki dari bagian yang menyatu. Hilangkan tekanan untuk
beberapa saat, setelah dingin klem dapat dibuka.
o Peralatan yang harus disediakan unutk penyambungan ini adalah:
Generator, digunakan untuk memberikan daya listrik kepada plat pemanas,
pemotong dan pompa hidrolik.
Mesin butt fusion dilengkapi dengan pengencang pipa, pemotong ,plat pemanas,
pompa hidrolik dan plat pengatur waktu.
Roda penyangga pipa.
Tenda pengelasan.
Alat pembersih, katun atau handuk, kertas (tissue).
Alat ukur sambungan.
Thermometer digital untuk memeriksa suhu plat pemanas.
Pipa dan penutupnya.
Papan landasan.
Pemotong pipa.
Thermometer temperatur udara.
Spidol,
Alat ukur waktu, Materan.
o Sebelum dimulai pengelasan, dilakukan pemeriksaan sebagai berikut :
Adanya bahan bakar yang cukup digenerator dan dalam keandalan benar-benar
berfungsi sebelum dihubungkan kemesin.
Pemakaian generator harus disesuaikan dengan kapasitas mesin welding.
Perlengkapan mesin dan pompa hidrolik berfungsi dengan baik
Heatplate (plat pemanas) dalam keadaan bersih dan lakukan pembersihan apabila
sebelumnya sudah digunakan.
Siapkan tenda untuk memberikan perlindungan selama pekerjaan dilakukan.
Perlengkapan mesin harus lengkap dan tidak rusak.
Plat pemanas harus pada temperatur yang benar (sambungan plat pada sumber
listrik dan dibiarkan selama 20 menit pada kondisi temperatur yang disarankan.
o Prosedur Penyambungan.
Tempatkan pipa pada (clamp) penjepit dimana ujung pipa berhadapan dengan
pemotong dalam posisi lurus.
Luruskan dan ratakan posisi seluruh komponen dengan roller.
Kencangkan clamp (penjepit) untuk memegang dan membulatkan
kembali pipa.
Tutup ujung pipa yang terbuka untuk mencegah pendinginan plat oleh masuknya
udara kebagian dalm pipa.
Nyalakan alat pemotong dan geserkan klem pipa perlahan sehingga ujung pipa tepat
berhadapan dengannya sampai terjadinya pemotongan permukaan pipa yang
kontinyu.Jaga alat pemotong tetap nyala sementara klem (penjepit) dibuka untuk
menghindari permukaan yang tidak rata.
Angkat alat pemotong perlahan dan hindarkan persinggungan dengan permukaan
pipa.
Bersihkan sisa potongan dari mesin dan pipa.
Periksa bahwa kedua permukaan sudah rata, jika tidak, ulangi proses pemotongan.
Dekatkan kedua pipa dan periksa tidak adanya celah antara permukaan potongan.
Buka kemudian tutup clamp dan perhatikan tekanan tarik yang
dibutuhkan untuk menggerakan pipa bersama-sama secara hidrolik.
Pindahkan lempengan panas dari tempat pelindungnya. Periksa bahwa plat tersebut
bersih dan baik suhunya.
Tempatkan plat pemanas pada mesin dan tutup clamp supaya bagian permukaan
yang akan disambung menyentuh lempengan. Gunakan sistem hidrolik dengan
menggunakan tekanan yang ditentukan sebelumnya.
Jaga tekanan yang dipakai sampai pipa mulai meleleh dan lelehannya merata 1-6
mm terbentuk tiap ujungnya.
Setelah lelehan awal muncul, tekananan sistem hidrolik harus dilepas supaya
pencatat tekanan tercatat nol dan tekanan tarik sedemikian sampai pertumbuhan
lelehan terkontrol selama waktu pemanasan.
Periksa bahwa pipa tidak bergeser posisinya di clamp dan ujung pipa harus terus
dijaga agar tetap kontak dengan plat pemanasan.
Setelah pemanasan selesai, buka clamp dan pindahkan pemanas pastikan bahwa
tidak menyentuh permukaan yang meleleh.
Segera tutup clamp (mengacu kepada perhitungan-perhitungan yang ada) dan
ratakan permukaan yang sudah meleleh bersama pada tekanan yang sudah
ditentukan sebelumnya.
Jaga tekanan yang dibutuhkan untuk waktu pendinginan minimal sesuai yang
diindikasikan pada table.
Setelah itu pipa yang sambung bisa dipindahkan dari mesin tapi tidak boleh
dipindahkan untuk periode berikutnya sama pada waktu pendinginan diatas.
Periksa sambungan untuk kebersihan dan keseragaman dan cek bahwa lelehan
sesuai dengan batasan yang ditentukan. Data semua sambungan dengan mengisi
Butt Welding QA Sheet.
f. Socket Welding
• Pipa yang dipasang untuk sambungan jenis ini umumnya mempunyai diameter 20 mm -125
mm
• Pipa dipotong tegak lurus sumbunya;
- Permukaan luar pipa dan bagian dalam socket harus dibersihkan dengan cairan pembersih
khusus;
- Jepit bagian ujung pipa yang sebelumnya telah diukur dengan mal yang sudah ditetapkan;
- Masukkan ujung pipa dalam socket pemanas dan socket sambungan ke dalam spigot
pemanas untuk beberapa detik;
- Keluarkan alat pemanas dan bagian pipa harus segera dimasukkan ke dalam socket
sambungan;
- Biarkan beberapa saat sampai dingin
g. Electro welding
Pipa yang dipasang untuk sambungan jenis ini umumnya mempunyai diameter 20 mm -
125 mm.
Las las otomatis dari fitting PE yang sudah ada kumparan pemanasnya.
Cairan pembersih serta peralatan penyambungan harus disediakan.
Kontrol box khusus dengan tegangan yang harus sama dengan tegangan dari spesifikasi
sambungan yang ditetapkan oleh produsen sambungan harus sudah disediakan.
Mula-mula kedua permukaan yang akan disambung harus dibersihkan dengan cairan
pembersih.
Sambung pipa dengan sambungan yang akan dilas;
Kemudian kabel dari Kontrol box disambung ke dalam sambungan yang tersedia.
Hidupkan Kontrol box dan secara otomatis akan berhenti sendiri bila proses
penyambungan selesai;
Sebagai kontrol material dari dalam akan ke luar dari lubang indikator pada sambungan.
h. Fitting
Semua jenis fitting dipasang sesuai dengan fungsi dan jenisnya seperti yang tercantum dalam
Bill of Quantity dan gambar, sesuai dengan jenis pipanya.
i. Thrust Blok
Thrust block berfungsi untuk meningkatkan kemampuan fitting dan aksesoris dalam
menahan pergerakan dan terbuat dari beton fc 20 MPa (≈ 200 kg/cm2) dan diletakkan
langsung pada tanah stabil dengan pondasi agregat dengan ketebalan minimum 200 mm.
Bila daya dukung tanah pada lokasi blok penahan tidak sesuai dengan rencana, maka
perkuatan daya dukung dilakukan dengan menggunakan cerucuk bambu atau dengan
cara lain yang disetujui Direksi Lapangan/ Teknis.
Bila terjadi celah antara dinding tanah galian dan lengkung luar dinding blok penahan
sebagai akibat penggalian yang melampaui ukuran yang ditetapkan, maka celah tersebut
harus diisi dengan kerikil yang dipadatkan dengan merata.
B.2.2. Pipa GIP
1. Umum
Singkatan GIP yang digunakan dalam spesifikasi dan dokumen ataupun gambar berarti Galvanized
Iron Pipe.
Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara dalam keadaan baik perkakas peralatan yang
sesuai bagi pengamanan dan pemasangan pipa, valve, dan fitting.
Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peralatan harus sesuai dan memahami
petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan direksi/pengguna jasa.
2. Pemasangan Pipa
a. Penurunan Pipa Ke Dalam Galian
Peralatan, perkakas, dan fasilitas yang sesuai standart Direksi/pengguna jasa harus disediakan dan
digunakan oleh penyedia jasa untuk keamanan dan kenyamanan pekerjaan. Semua pipa, fitting, dan
valve harus diturunkan secara hati-hati kedalam galian, satu persatu dengan batasan diameter
memakai crane, derek, tali atau dengan mesin perkakas atau peralatan lainnya yang sesuai dengan
cara sedemikian rupa agar mencegah kerusakan terhadap bahan lapisan pelindung luar (protective
coating) serta lapisan pelindung dalam (lining). Bahan tersebut sama sekali tidak diperkenankan
dijatuhkan atau dilemparkan kedalam galian.
d. Perletakan Pipa
Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk ke dalam pipa pada saat
pipa diletakkan pada jalur.
Selama berlangsungnya peletakan, tidak boleh ada kotoran, perkakas, kain, ataupun benda-benda
lainnya ditempatkan dalam pipa.
Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap ujung pipa harus dipasang berhadapan dengan pipa
yang sebelumnya, pipa dipasang dan ditempatkan pada jalur dan ketinggian yang benar. Pipa
dimantapkan ditempatkan dengan bahan urugan yang telah disetujui dan dipadatkan dengan
ketinggian yang sama kecuali pada ujung pipa. Tindakan pencegahan perlu dilakukan untuk mencegah
tanah atau kotoran lainnya masuk ke sambungan.
Setiap saat bila pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa harus ditutup/disumbat dengan
bahan yang memadai dan dengan cara yang disetujui oleh Direksi/pengguna jasa.
e. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk menyisipkan tee, bend atau valve atau tujuan lainnya, harus dilakukan dengan
mesin potong yang sesuai dengan cara yang rapi dan baik, tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa
maupun lapisan pelindung dalamnya dan menghasilkan ujung yang halus pada sudut yang tepat
terhadap sumbu pipa.
Pemotongan pipa besi harus dikerjakan dengan mesin pemotong yang sesuai menghasilkan potongan
yang halus pada sudut yang benar atau sudut yang diminta terhadap sumbu pipa.
Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan pelindung luar maupun lapisan
pelindung pipa dalam. Ujung potongan pipa yang dipotong tersebut, harus dipotong serong (beveled)
dengan ukuran yang sama sebagaimana yang ditentukan dalam spesifikasi.
Tidak boleh ada fitting seperti bend,tee, flange dan spigot dipotong untuk pekerjaan pemasangan pipa,
sejauh tidak ada instruksi tertulis yang diberikan kepada Penyedia jasa dari Direksi/pengguna jasa.
B.2.5. Pengujian
a. Pengujian pada jalur pipa harus dilakukan setelah pemasangan pipa induk, valve, bangunan
khusus jembatan pipa, penembusan pipa (pipe driving), perlintasan pipa dan perlengkapan
lainnya, sesuai dengan standar ini.
b. Pengujian tekanan air (hydrostatic-pressure test) pada jalur pipa harus dilakukan untuk
menjamin bahwa sambungan pipa dan perlengkapannya dalam keadaan baik, kuat dan tidak
bocor serta blok-blok penahan (thrust block permanen) sanggup menahan tekanan sesuai
dengan tekanan kerja pipa.
c. Tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk pengujian tekanan air dan pengujian kebocoran, serta
peralatan meter yang diperlukan untuk penguatan tekanan dan kebocoran harus disediakan.
d. Bagian jaringan pipa yang diuji harus diisi penuh dengan air. Pengisian air dilakukan dengan
pemompaan (an electric piston type test pump) yang dilengkapi meteran air dan harus dicegah
terjadinya gelombang-gelombang tekanan, semua udara didalam pipa dilepas, serta sebuah
manometer dengan kran penutupnya harus dihubungkan pada cabang jaringan pipa yang diuji.
Apabila bagian dari pipa yang diuji tidak terdapat valve udara, tenaga ahli harus menetapkan
cara pengeluaran udara.
e. Pengujian Tekanan Air
- Sebelum pengujian tekanan air dimulai, blok-blok bantalan penahan dan semua konstruksi
pengaman dari beton harus sudah berumur Iebih dari 7 hari.
- Untuk pipa diameter 600 mm dan yang Iebih kecil, setiap bidang jalur pipa harus diisi dengan
air bersih dan diuji dengan tekanan 0,75 MPa (≈ 7,5 kg/cm2).
- Untuk pipa diameter 700 mm dan yang lebih besar, pengujian dilakukan dengan tekanan
yang sama dengan memakai test band.
- Penimbunan kembali harus diselesaikan kecuali pada bagian-bagian sambungan dimana
peralatan ini harus terlihat dan diamati pada waktu penguatan berlangsung.
- Jika penimbunan sebagian harus dilakukan karena masalah gangguan lalu lintas atau
keperluan lainnya, maka harus sesuai dengan petunjuk tenaga ahli.
- Jaringan perpipaan yang telah terpasang sepanjang lebih dari 500 m, dapat langsung
diisolasi untuk diuji secara hidrostatis dengan tekanan uji disesuaikan dengan jenis dan kelas
pipa, kecuali bila ditetapkan lain.
- Semua peralatan yang diperlukan untuk pengujian tekanan hidrostatis harus disediakan dan
terlebih dahulu harus diperiksa serta disetujui oleh tenaga ahli.
Jika hasil pengujian tekanan hidrostatis dinyatakan gagal maka harus dicari sumber
kebocoran dan lalu diperbaiki, serta lakukan uji ulang hingga memenuhi persyaratan yang
ditetapkan.
- Pada waktu dilakukan peningkatan tekanan hidrostatis pada pipa, instrumeninstrumen harus
dapat menahan tekanan uji tanpa menimbulkan kerusakan pada elemen-elemennya, kalau
tidak, atau instrumen tersebut harus diangkat selama pengujian dan diganti sementara
dengan pasak/ sumbat pipa dengan persetujuan tenaga ahli.
Pengukuran untuk pemasangan pipa HDPE diukur dalam satuan linear meter panjang (m¹)
sebagaimana terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga Pekerjaan Pemasangan Pipa.
Pembayaran dilakukan berdasarkan harga satuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dari pipa
terpasang dan diterima oleh Direksi Pekerjaan.
Pengukuran untuk pemasangan asesories diukur dalam satuan buah sebagaimana terdapat dalam
Daftar Kuantitas dan Harga Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Asesories.
Pembayaran dilakukan berdasarkan harga satuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dari asesories
terpasang dan diterima oleh Direksi Pekerjaan.
b. Pipa GIP
Pengukuran untuk pemasangan pipa GIP diukur dalam satuan linear meter panjang (m¹) sebagaimana
terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Pipa.
Pembayaran dilakukan berdasarkan harga satuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dari pipa
terpasang dan diterima oleh Direksi Pekerjaan.
Pengukuran untuk pemasangan asesories diukur dalam satuan buah sebagaimana terdapat dalam
Daftar Kuantitas dan Harga Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Asesories.
Pembayaran dilakukan berdasarkan harga satuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dari asesories
terpasang dan diterima oleh Direksi Pekerjaan.
B. METODA KERJA
Secara umum pekerjaan Horizontal Drilling terdiri atas 3 urutan pekerjaan yang saling
berkesinambungan, yaitu :
1. Pekerjaan Persiapan
a. Pekerjaan Desain. Pekerjaan ini terdiri dari tahapan sebagai berikut:
- Pengambilan data tanah : Bor log / sondir ( N-value ) dan water level, sesuai kedalaman jalur
pipa yang akan dipasang. Hal ini untuk menentukan jenis mesin horizontal yang cocok.
Kedalaman jalur pipa dari permukaan tanah disarankan minimum 1.5 - 2 kali diameter luar
pipa.
- Pengecekan jalur pipa, dimana jalur pipa harus terbebas dari existing utilitas seperti kabel,
pipa air / gas dan pondasi bangunan.
- Rencana management lalulintas. Pada tahapan pekerjaan ini kontraktor terlebih dahulu akan
membuat Rencana Manajemen Lalulintas, berupa rambu2 pengarah, pengalihan jalur, lampu
sirene, dan signalman, dll.
- Rencana lay out lapangan. Rencana lay out lapangan meliputi Pemilihan lokasi pit, dimana
lokasi pit diusahakan tidak menutupi jalan/pintu rumah orang/kantor, rencana tempat stok
pipa, rencana tempat lokasi peralatan pengeboran, rencana pembuangan tanah dan air
lumpur hasil galian.
b. Pekerjaan konstruksi pit. Pekerjaan fisik / konstruksi pit dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
- Pekerjaan pembersihan lokasi pit Lokasi dimana akan dijadikan pit awal akan dibersihkan
terlebih dahulu untuk Mempermudah pengukuran posisi dan ukuran pit.
- Pembuatan konstruksi Pit. Penggalian pit awal dengan ukuran 1.5 x 2.5 m dan kedalaman
disesuaikan dengan kedalaman pipa. Untuk mencegah kelongsoran, biasa dipasang turap
baja/plat atau papan kayu yang di perkuat dengan shoring I- beam / kanal U. Lantai kerja
dipasang plat bordes.
2. Pekerjaan Pemboran
Proses Horizontal Directional Drilling
Komponen dasar dari sistem pengeboran horizontal directional meliputi :
1) bor unit
2) pedoman system
3) cairan pemboran system
4) pipa bor dan alat downhole, termasuk potongan-reamers kembali, dan
5) cairan pemboran mencampur atau daur ulang system.
Rig HDD terhubung ke bit pemotongan oleh string bor, yang terdiri individu sendi pipa. Reamers
Kembali digunakan untuk meningkatkan diameter pilot hole dengan ukuran yang dibutuhkan untuk
menampung diameter pipa yang akan dipasang.
Cairan pengeboran, umumnya dikenal sebagai lumpur, memainkan peran penting dalam
pengeboran, reaming, dan pull back. Sistem pencampuran cairan terpisah dari pengeboran. HDD
sistem didefinisikan oleh thrust dan kekuatan pull back, dinyatakan dalam pound dan spindle torsi,
dinyatakan dalam pound (ft).
Maksimum volume cairan pengeboran mesin dapat memompa per menit, dan poros putaran per
menit. Sebuah rig HDD khas digambarkan pada Gambar 1.
Rig pengeboran HDD digunakan untuk mengebor dan rim lubang pilot dan menarik produk pipa
kembali melalui lubang.
Dril Rack
Dril Pipe Dril Bit
Track
Gambar 1
Rig HDD
a. Pilot hole
Langkah pertama dalam instalasi HDD adalah melakukan pengeboran awal dengan berhati– hati.
Untuk memberikan mata bor dan kepala bor ke permukaan di titik keluar tertentu standart sudut
yang digunakan dalam pilot hole ini sampai kedalaman yang diperlukan tercapai. Sebuah string
bor berdiameter kecil didalam tanah di titik masuk yang ditentukan dan sudut entri desain, biasanya
antara 8 dan 16 derajat.
Untuk membantu mencegah batang bor keluar dari jalur desain yang ditentukan lubang pilot hole
biasanya dimulai dengan kepala bor miring pada posisi pukul 6.
Kemudian jalur bor secara bertahap dibawa ke arah horisontal, diikuti oleh tekukan lain sebelum
mengarahkan ke titik keluar yang ditunjukan, dimana bor dibawa ke permukaan.
Diameter luar dan ketebalan dinding pipa bor memiliki keterbatasan yang mempengaruhi radius
tikungan dari bor.
Terlepas dari sistem pelacakan yang digunakan, tujuannya adalah untuk menemukan posisi yang
sebenarnya dari kepala bor karena berlangsung sepanjang pilot bor jalan.
b. Reaming
Setelah lubang pilot berhasil dibor, langkah selanjutnya adalah memperbesar lubang mata bor
dengan diameter mata bor yang sesuai dengan diameter pipa yang akan dilewatkan dalam jalur
crossing.
Sebagai contoh, jika pipa yang akan diinstal adalah 8 inci dalam diameter, lubang dapat diperbesar
sampai 12 inci atau lebih. Hal ini untuk reaming lubang untuk diameter yang lebih besar berturut-
turut. Sementara kondisi tanah yang memiliki dampak, jumlah yang diperlukan adalah reaming yang
berjalan terutama tergantung pada diameter pipa produk dan diameter pilot hole. Ini dapat
bervariasi dari tidak berjalan reaming untuk beberapa pipa berdiameter besar. Salah satu
metodenya, biasanya disebut lubang bor continue. Dalam beberapa situasi dengan diameter pipa
kecil produk atau saluran, pipa dapat ditarik langsung ke lubang bor setelah selesai. Bagaimana
pernah, dalam operasi HDD kebanyakan lubang bor harus reamed untuk memperbesar lubang
untuk mengakomodasi menarik dalam pipa produk.
Umumnya lubang bor adalah reamed untuk 11/2 kali diameter dibagi 25,4” luar dari pipa produk
maka akan dihasilkan lebihan 1,73” untuk penambahan diameter pipa produk. Setelah lubang pilot
berhasil dibor, langkah selanjutnya adalah memperbesar lubang mata bor dengan diameter mata
bor yang sesuai dengan diameter pipa yang akan dilewatkan dalam jalur crossing. Sebagai contoh,
jika pipa yang akan diinstal adalah 8 inci dalam diameter, lubang dapat diperbesar sampai 12 inci
atau lebih. Hal ini untuk reaming lubang untuk diameter yang lebih besar berturut-turut. Sementara
kondisi tanah yang memiliki dampak, jumlah yang diperlukan adalah reaming yang berjalan
terutama tergantung pada diameter pipa produk dan diameter pilot hole. Ini dapat bervariasi dari
tidak berjalan reaming untuk beberapa pipa berdiameter besar. Salah satu metodenya, biasanya
disebut lubang bor continue.
Dalam beberapa situasi dengan diameter pipa kecil produk atau saluran, pipa dapat ditarik langsung
ke lubang bor.
c. Pull Back
Setelah lubang dibor diperbesar, pipa produk dapat ditarik melalui pullback. Sebuah alat untuk
membesarkan lubang terpasang ke string bor dan kemudian terhubung ke kepala bor untuk menarik
pipa melalui gerakan putar. Gerakan putaran ini untuk mencegah setiap rotasi membesarkan
lubang ke dalam pipa string, memungkinkan untuk kelancaran tarik ke dalam lubang yang dibor.
Pipa produk harus didukung untuk operasi mundurnya. Hal ini biasanya dicapai pada rol atau
dengan beberapa jenis crane atau backhoe.
Yang perlu diperhatikan pada saat eksekusi pullback adalah memastikan bahwa produk atau
pelapisan pipa tidak rusak. Sering pada saat pulling back sambungan pipa terlepas akibat dari
beban mundurnya melampaui batas aman dari produk pipa yang digunakan. Pulling back
dioperasikan berputar dan menarik string bor dengan perputaran tinggi. Proses pulling back pipa
berlangsung terus sampai membesarkan lubang dan mengebor tanah hingga bisa dilalui oleh pipa.
Jika memungkinkan, harus ada ruang kerja yang cukup di sisi pullingback sehingga pipa produk
dapat dirakit dalam satu panjang terus menerus. Hal ini mengurangi kemungkinan bahwa pipa
mungkin terjebak selama operasi mundurnya. Sebuah skema proses mundurnya HDD ditunjukkan
pada Gambar 4.
e. Tracking
Dalam aplikasi Tracking HDD adalah kemampuan untuk menemukan posisi, kedalaman, dan
orientasi kepala pengeboran selama proses pengeboran. Kemampuan untuk secara akurat
melacak bor sangat penting untuk penyelesaian proses pengeboran yang sukses. Jalan bor dilacak
dengan mengambil pembacaan berkala kecenderungan dan azimut dari tepi string bor.
Pembacaan dicatat dengan probe yang dimasukkan ke dalam bor sedekat mungkin dengan bor.
Jenis tiga yang paling umum pelacakan alat-alat yang elektronik, kombinasi - ac magnetometer
celerometer sistem, dan sistem navigasi inersia. Sebuah sistem terdiri dari bahan yg mudah
pemancar, penerima, dan monitor jarak jauh. Sebuah pemancar bertenaga baterai diletakan dekat
perakitan lubang bawah dekat bagian depan dari string bor, itu memancarkan sinyal magnetik
kontinyu. Penerima adalah portabel, genggam unit yang mengukur kekuatan sinyal yang dikirim
oleh transmitter. Informasi yang digunakan untuk menentukan posisi kepala bor itu, kedalaman,
dan orientasi. Monitor remote adalah unit layar dipasang di rig pengeboran di depan operator. Ini
menerima dan menampilkan informasi yang diberikan oleh penerima. Hal ini digunakan untuk
menavigasi kepala pengeboran di bawah permukaan. Data direkam untuk memberkan profil asbuilt
dari jalan pengeboran. Ketika akses ke lokasi langsung di atas keselarasan bore lubang tidak
mungkin atau ketika kedalaman lubang melebihi 100 meter, jenis lain sistem navigasi harus
digunakan.
3. Pekerjaan Finishing
Pekerjaan Finishing terdiri dari :
a. Pembongkaran Konstruksi Pit dan pengurugan pit.
b. Lokasi bekas pit bisa juga dijadikan bak control / manhole, dengan cara membuat lapisan
dasar untuk meletakkan shaft precast manhole.
c. Pemadatan dan pengaspalan kembali lokasi seperti semula.
d. Pengetesan aliran air bila perlu.
2. Tes Pit
Bersamaan dengan kegiatan survai yang juga dilakukan adalah tes pit. Tes pit menyusun pengujian
untuk mengetahui utilitas atau fasilitas lain yang telah ada di sekitar lubang awal/akhir dan tingkat
resiko yang perlu dipertimbangkan agar pipa yang terpasang aman terhadap semua utilitas. Posisi
tes pit ditentukan 9 titik sondir dan 3 titik boring.
Proses tes pit dilakukan dengan menyusuri lokasi jalur pipa menggunakan alat deteksi. Setelah
diketahui adanya utilitas dan blok valve maka posisi entry HDD diambil jarak minimum 2 meter dari
utilitas yang terdekat. Lokasi tes pit dilakukan pada 3 titik lokasi.
D. PERSYARATAN KHUSUS
Perencanaan dan proses konstruksi pemasangan pipa di bawah sungai mengikuti persyaratan
khusus sebagai berikut :
1. Berdasarkan perencanaan nilai perhitungan pulling load didapatkan T total < Force maka hasil gaya
tarik mesin terhadap pipa sesuai standar.
2. Berdasarkan perencanaan jenis mesin HDD yang digunakan adalah mini rig yang sesuai dengan
besarnya berat tarikan pipa mencapai 24.984,483 lbf, hal ini sesuai dengan karakter mini ring HDD
yang mampu menarik pipa kurang dari 40.000 lbf.
3. Konstruksi HDD yang terpasang dalam keadaan baik dan tidak merusak utilitas yang ada di
sekitarnya.
4. Pengujian untuk mendapatkan kualitas pipa yang baik dan menghindari dari kebocoran dilakukan
dengan beberapa pengujian diantaranya tes radiografi, tes hidrostatis, tes pigging dalam keadaan
baik setelah mengalami beberapa repair apabila terdapat cacat konstruksi.
5. Pekerjaan HDD tidak boleh merusakan ekosistem didalam sungai juga tidak boleh menimbulkan
kerusakan terhadap tanaman-tanaman dan kontur dimana instalasi pipa berada dibawahnya.
B.6 PEKERJAAN GATE VALVE RESILIENT SEAT, NON RISING STEM
Umum
- Untuk mempercepat penyelesaian proses pekerjaan di lapangan
- Untuk meningkatkan pelayanan
- Mampu/tahan terhadap tekanan kerja pompa dan tekanan pada pipa distribusi
- Body kuat dan tahan lama
- Tahan terhadap korosi
- Mekanisme ulir (beban putar) smooth/ringan
- Ulir/skep poros berbahan Stainless steel
- Terdapat O ring EPDM pada penyekat poros agar air tidak bocor pada poros
- Seal valve dilapisi Rubber EPDM
Spesifikasi
PENGGUNAAN : Air
KONSTRUKSI MATERIAL
NO KOMPONEN MATERIAL
DIMENSI
Flanges and drilling to ISO 7005-2 (EN 1092-2:1997, DIN 2501-PN16)
DN L H D Dh Ds Jumlah F Berat Jumlah
putaran(±)
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) Lubang (mm) (kg)
Lain - lain
Dalam hal ini pihak supplier harus menyediakan :
a. Jaminan kualitas barang asli dengan kondisi 100% baru serta jaminan mutu
produksi
b. Tidak cacat produksi
c. Manual book ( buku panduan)
d. Garansi Produk 5 tahun (melampirkan surat pernyataan garansi)
e. Training singkat tentang sistem operasional dan maintenance
f. After Sales Service (garansi purna jual)
g. Membawa contoh cutting valve (pada waktu pelaksanaan)
h. Menyebutkan nomor seri yang tertera di body valve
i. Melampirkan certificate of origin (COO) dan certificate of manufacture.
MATERIALS
Body , bonnet, cowl : Ductile iron GGG-50 to DIN 1693
Coating : Electrostatically applied epoxy resin
internally and externally to DIN 30677
Washer, nut, bottom head cap screw, socket : Stainless stell 304 to BS 970
head cap screw, pin, washer, pin head mashine
screw
Seat ring, guide top, guide bottom, guide ring, : ABS (acrylonitrile butadiene styrene) is a
large orifice, small orifice polymer of very high impact strength
Plug : Plastic
DIMENSI
DN A B C D Berat
50 275 mm 220 mm 83 mm 165 mm 24 kg
80 275 mm 220 mm 83 mm 165 mm 24 kg
100 280 mm 248 mm 98 mm 195 mm 30 kg
150 344 mm 284 mm 115 mm 230 mm 44 kg
200 344 mm 284 mm 115 mm 230 mm 44 kg
Lain - lain
Instalasi ( box dan wiring)
Commissioning
Manual book (buku panduan)
Garansi produk 5 tahun (melampirkan surat pernyataan garansi)
Melampirkan certificate of origin (COO) dan certificate of manufacture (COM) produk
Tahan terhadap korosi
Memenuhi Aerokinetic Principle
After Sales Service (garansi purna jual)
Menyebutkan nomor seri yang tertera di body valve
Tidak cacat produksi
Jaminan kualitas barang asli dengan kondisi 100% baru serta jaminan mutu produksi
272
Fungsi utama pemasangan valve jenis PRV adalah untuk menurunkan pressure dari sumber
sistem tekanan yang tinggi (misalnya; yang berasal dari kompresor, pompa, tanki reservoir serta
sistem tekanan tinggi lainnya) yang didistribusikan ke suatu sistem tertentu sehingga
mendapatkan spesifikasi yang sesuai dengan kebutuhan.
Pressure Regulating Valve juga juga berfungsi sebagai keselamatan pengguna dan pengaman
peralatan dari kerusakan akibat dari tekanan aliran yang tinggi.
Pada suatu kondisi tertentu tekanan fluida di dalam area outlet ditambah dengan tekanan dari
pegas 2, akan cukup kuat untuk melawan dorongan dari pegas 1 yang memiliki ukuran lebih
besar daripada pegas 2. Sehingga kondisi demikian akan menciptakan keseimbangan yang
menyebabkan poppet valve kembali tertutup.
3. Tipe PRV
Spesifikasi type PRV :
Body : GJS 500 (Ductile Iron) ISO : N 1-74-2
PN : Flange
Connection : Flange
Coating : Epoxy Coating Internally & Externally Pilot & Tubing : SS 304
C. PEKERJAAN BAJA
C.1 Umum
C.1.1 Uraian
1. Yang dimaksud dengan Baja Struktur adalah bahan struktur jembatan baja seperti jembatan rangka
baja, gelagar baja, gelagar baja komposit termasuk elemen baja seperti gelagar, pelat, mur, ring,
diafragma yang digunakan sebagai suatu komponen struktur jembatan baja.
2. Pekerjaan yang diatur dalam bab ini mencakup struktur baja dan elemen baja dari struktur baja
komposit, yang dilaksanakan memenuhi garis, kelandaian dan dimensi yang ditunjukkan dalam
Gambar atau yang ditetapkan oleh Pengawas Pekerjaan. Pekerjaan ini terdiri atas pelaksanaan
struktur baja baru, pelebaran dan perbaikan dari struktur.
3. Pekerjaan ini juga akan mencakup penyediaan, farbikasi, pengangkutan, pemasangan, galvanisasi
dan pengecatan baja struktur sebagaimana yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini atau sebagaimana
yang ditunjukkan dalam Gambar. Baja struktur harus meliputi baha struktur, baut, pengelasan, baja
khusus dan campuran, elektroda logam dan penempaan dan pengecoran baja. Pekerjaan ini harus
juga terdiri atas setiap pelaksanaan baja tambahan yang tidak disyaratkan lain, semua sesuai dengan
Spesifikasi ini dan dengan Gambar.
4. Pekerjaan dalam bab ini Spesifikasi ini jga termasuk pemasnagan struktuur jembatan baja hasil
rancangan patent, seperti jembatan rangka (truss) baja, gelagar komposit, Bailey atau sistem
rancangan lainnya yang dibeli sebelumnya oleh Pengguna Jasa, di atas fondasi yang telah
dipersiapkan. Pekerjaan pemasnagan akan mencakup sebagaimana yang diperlukan, penanganan,
pemeriksaan, identifikasi dan penyimpanan semua bahan pokok lepas, pemasnagan landasan, pra-
perakitan, peluncuran dan penempatan posisi akhir struktur jembatan, pencocokan elemen utama
lantai jembatan dan operasi lainnya yang diperlukan untuk pemasnagan struktur jembatan rangka baja
sesuai dengan ketentuan dalam spesifikasi ini.
C.1.2 Pengendalian Mutu Baja Struktur yang Disediakan oleh Penyedia Jasa
1. Penerimaan Bahan
Bahan yang diterima harus diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan mengecek/memeriksa
bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan yang telah diterima harus sesuai dnegan
ketentuan persyaratan bahan.
2. Mutu Bahan
Mutu bahan yang dipasok, kecakapan kerja dan hasil akhir dipantau dan dikendalikan sebagaimana
yang disyaratkan dalam Standar Rujukan.
Standar Rujukan
C.1.3 Penyimpanan dan Perlindungan Bahan Baja Struktur yang disediakan Penyedia Jasa
1. Penyimpanan Bahan
Pekerjaan baha, baik fabrikasi di bengkel dan di lapangan, harus ditumpuk di atas balok pengganjal
atau landasan sedemikian rupa sehingga tidak bersentuhan dnegan tanah dan dengan suatu cara
yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. Bilamana pekerjaan baja ditumpuk dalam beberapa lapis,
maka pengganjal untuk semua lapis harus berada dalam satu garis.
2. Perlindungan Bahan
Bahan harus dilindungi dari korosi, dan kerusakan lainnya dan harus tetap bebas dari kotoran, minyak,
gemuk, dan benda-benda asing lainnya. Perlindungan korosi dapat dilakukan dengan galvanisasi dana
tau pengecatan pada permukaannya.
1. Galvanisasi
Semua elemen struktur baja termasuk elemen Gelagar Baja Komposit yaitu gelagar baja, baut,
mur, ring dan sejenisnya harus digalvanisasi dengan sistem pencelupan panas sesuai dengan
AASHTO M111M-15.
2. Pengecatan
Permukaan yang akan dicat harus bersih dan bebas dari lemak, debu, produk korosi, residu garam,
dan sebagainya.
Jenis, komposisi dan tebal cat harus sesuai dengan Manual SE NO. 26/SE/M/2015 (Perlindungan
Komponen Baja Jembatan dengan Cara Pengecatan).
Apabila ditentukan lain maka sistem proteksi dapat dilakukan dengan cara pengecatan dengan
bahan cat yang telah terlebih dahulu disetujui jenis dan ketebalannya oleh Pengawas Pekerjaan di
lokasi pekerjaan. Pemasok harus memberikan lapisan pelindung awal (primer coating) yang berupa
cat dasar untuk menghindar terjadinya karat sebelum pengecatan.
3. Ketentuan-Ketentuan Pengecatan.
275
Untuk mendapatkan hasil pengecatan yang baik maka pengecatan perlu memenuhi ketentuan-
ketentuan pengecatan, jika menginginkan hasil yang memuaskan.
Pengukuran untuk pekerjaan Pengecatan diukur dalam satuan meter persegi (m²) yang terdapat
dalam Daftar Kuantitas dan Harga Pekerjaan Struktur Baja dan Atap.
Pembayaran dilakukan berdasarkan harga satuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan hasil
pekerjaan dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.
Komponen struktur jembatan yang menurut pendapat Pengawas Pekerjaan tidak dirakit dan/atau dipasang
sesuai ketentuan dari Spesifikasi ini atau dianggap tidak memenuhi ketentuan dalam hal lainnya, harus
diperbaiki sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan. Perbaikan dapat termasuk
penggantian komponen yang rusak atau hilang dan pemasangannya, pelurusan pelat yang bengkok,
perbaikan pelapisan permukaan yang rusak atau hal-hal lainnya yang dianggap perlu oleh Pengawas
Pekerjaan.
Beban pekerjaan perbaikan yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan sebagai akibat adanya
komponen yang rusak atau hilang karena kelalaian Penyedia Jasa menjadi tanggung jawab Penyedia
Jasa.
Pekerjaan baja yang rusak selama penyimpanan, penanganan atau pemasangan harus diperbaiki sampai
disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. Setiap bahan atau sambungan yang rusak sebelum diperbaiki harus
ditolak dan segera disingkirkan dari pekerjaan.
Untuk jembatan struktur baja yang disediakan oleh Pengguna Jasa, elemen struktur jembatan yang
menurut pendapat Pengawas Pekerjaan tidak dirakit dan/atau dipasang sesuai ketentuan dari SPesifikasi
ini atau dianggap tidak memenuhi ketentuan dalam hal lainnya, harus diperbaiki sebagaimana yang
diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan. Perbaikan dapat termasuk penggantian elemen yang rusak atau
hilang dan pemasangannya, pelurusan pelat yang bengkok, perbaikan lapisan permukaan yang rusak atau
hal-hal lainnya yang dianggap perlu oleh Pengawas Pekerjaan.
Bilamana pemasnagan struktur jembatan memerlukan pembongkaran atau penutupan seluruh jembatan
lama, maka program penutupan harus dikoordinasikan dengan Pengawas Pekerjaan agar pengalihan lalu
lintas (detour) atau perlengkapan alternatif lainnya dapat disediakan untuk memperkecil gangguan
terhadap lalu lintas.
277
C.2 Bahan
Kecuali ditunjukkan lain dalam Gambar, baja karbon untuk paku keeling, baut atau las harus sesuai dengan
ketentuan AASHTO M270M/M270-15.
Kecuali ditunjukkan lain dalam Gambar, baja karbon struktur untuk baut atau las harus sesuai dengan
persyaratan SNI 6764:2016 atau ASTM A36/A36M-14. Baja struktur harus memiliki mutu minimum sesuai
dengan tabel.
Tabel 10. 1 Ketentuan Kekuatan Minimum Baja Struktur
Kuat Leleh Kuat Tarik Putus
Mutu Baja Struktur
Minimum (MPa)
Grade 250 250 400
Grade 345 345 450
Grade 485 485 585
Grade 690 Tebal Pelat ≤63,5 mm 690 760
Tebal Pelat >63,5 mm 620 690
Mutu baja dan data yang berkaitan lainnya harus ditandai dengan jelas pada unit-unit yang menunjukkan
identifikasi selama fabrikasi dan pemasangan.
1. Baut dan mur harus memenuhi ketentuan dari ASTM A307-14el Mild Steel Bolts and Nuts (Grade A),
dan mempunyai kepala baut dan mur berbentuk segi enam (hexagonal).
2. Baut, Mur dan Ring dari Baka Geser Mutu Tinggi
Baut, mur dan ring dari baja mutu tinggi harus difabrikasi dari baja karbon yang dikerjakan secara
panas memenuhi ketentuan dari ASTM F3125/F3125M-15a dengan kekuatan leleh minimum 92 ksi
(634 MPa) dan 130 ksi (896 MPa) masing-masing untuk tipe A320 dan A490 dan elongasi (elongation)
minimum 14%.
Baut mutu tinggi boleh digunakan bila memenuhi ketentuan berikut:
i. Sifat mekanisnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku
ii. Diameter batang, luas tumpu kepala baut, dan mur atau penggantiannya harus lebih besar dari
nilai nominal yang ditetapkan dalam ketentuan yang berlaku. Ukuran lainnya boleh berbeda.
iii. Cara penarikan baut dan prosedur pemeriksaan untuk alat sambung boleh berbeda dari
ketentuan yang berlaku selama persyaratan gaya tarik minimum alat sambung terpenuhi dan
prosedur penarikannya dapat diperiksa.
Tabel 10. 2 Ketentuan Beban Tarik Baut untuk Tipe Critical Slip Joint
Baut dengan standar mutu yang lain dapat digunakan apabila produsen dapat memberikan data
kekuatan material (proof load dan gaya tarik putus) dan gaya tarik minimum baut.
Kunci torsi harus diverifikasi terhadap beban tarik minimum baut dengan menggunakan alat ukur.
Penggunaan metode kunci torsi harus dilakukan dengan teliti dan memerlukan perhatian yang lebih
detail. Verifikasi kunci torsi di lapangan harus dilakukan setiap hari atau:
Ketika lot dari komponen rangkaian baut (baut, ring dan mur) diganti;
Ketika lot dari komponen rangkaian baut (baut, ring dan mur) diberi pelumas kembali;
Ketika terdapat perbedaan yang signifikan pada permukaan baut, ulir, mur atau ring;
Ketika mengganti kunci torsi atau komponen utama dari kunci torsi diubah (diberi pelumas).
Pengencangan baut dapat dilakukan dengan menggunakan pedoman pemasangan baut jembatan.
3. Baut dan mur harus ditandai untuk identifikasi sesuai dengan ketentuan dari ASTM F3125/F3125M-
15a. Ukuran baut harus sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar.
Paku penghubung geser (shear connector studs) harus memenuhi ketentuan dari AASHTO M169-15 Steel
Bars, Carbon, Cold Finished, Standard Quality. Grade 1015, 1018 atau 1020, baik baja “semi-killed”
maupun “fully killed”.
Bahan untuk keperluan pengelasan yang digunakan dalam pengelasan logam dari kelas baja yang
memenuhi ketentuan dari SNI 03-6764-2002 harus memenuhi ketentuan dari AWS D1.5:2015. Diameter
kawat las (electrode) las harus sesuai dn posisi pengelasan dan ketebalan pelat.
Bilamana diperlukan, kayu untuk lantai jembatan harus memenuhi syarat minimum kelas I mutu A.
C.2 .6 Sertifikasi
Semua bahan baku atau acuan yang dipasok untuk pekerjaan, bilamana diminta oleh Pekerjaan, harus
disertai sertifikat dari pabrik pembuatnya yang menyatakan bahwa bahan tersebut telah diproduksi sesuai
dengan formula standard dan memenuhi semua ketentuan dalam pengendalian mutu dari pabrik
pembuatannya. Sertifikat harus menunjukkan semua hasil pengujian sifat-sifat fisik bahan baku dan
diserahkan kepada Pengawas Pekerjaan tanpa biaya tambahan.
Ketentuan ini harus digunakan, tetapi tidak terbatas pada produk-produk atau bagain-bagian yang di rol,
baut, bahan dan pembuatan ladasan jembatan dan galvanisasi.
Bila diperlukan Pengawas Pekerjaan dapat meminta pengujian tambahan berupa pengujian bahan,
pengujian baut, pengujian las, pengukuran dimensi, loading test dan lain-lain yang dilakukan oleh lembaga
pengujian independen.
C.2 .7 Khusus Bahan Jembatan Struktur Baja yang Disediakan oleh Pengguna Jasa
1. Umum
Semua bahan atau elemen baja untuk pemasangan struktur jembatan baja yang telah dibeli
sebelumnya oleh Pengguna Jasa dan disimpan dalam satu gudang penyimpanan berbagai peralatan
279
Pengguna Jsa atau lebih. Bahan untuk setiap struktur jembatan yang diberikan dapat baru atau pernah
dipasang sebelumnya pada lokasi lain.
Ketentuan bahan dan prosedur pemasangan untuk setiap struktur jembatan yang diberikan dapat
berbeda-beda menurut sumber sistem patent bahan yang telah dibeli sebelumnya oleh Pengguna Jasa.
Sistem tersebut dapat termasuk atau tidak termasuk elemen lantai jembatan dan dapat dipasang
dengan salah satu cara pelaksanaan kantilever berikut ini:
i. Perakitan awal seluruh elemen utama struktur jembatan termasuk beban pengimbang (counter-
balance) yang cocok, pada penyangga sementara yang telah disiapkan, dengan demikian struktur
yang terpasang dapat secara bertahap diluncurkan dari satu ujung jembatan ke ujung jembatan
lainnya.
ii. Perakitan bertahap elemen utama struktur jembatan dimulai dari struktur rangka ankur yang telah
dipersiapkan sebelumnya pada satu ujung jembatan.
2. Elemen Struktur Jembatan Rangka Baja
Elemen Struktur Jembatan Rangka Baja yang disediakan oleh Pengguna Jasa akan mencakup seluruh
elemen, sub elemen, landasan, perkakas dan peralatan yang memungkinkan Penyeddia Jasa untuk
merakit dan memasang struktur jembatan rangka baja menurut prosedur yang disarankan oleh pabrik
pembuatnya.
Bahan-bahan yang disediakan untuk jembatan akan dipasang dengan dua prosedur pokok
pemasangan jembatan akan termasuk, tapi tidak boleh dibatasi, seperti berikut ini:
i. Pemasangan dengan cara peluncuran
Seluruh panel rangka utama termasuk batang-batang penulangan jika diperlukan, semua gelagar
melintang (trasom), ikatan angin, pengaku vertical, alat penggaru, patok dan landasan sendi
bersama dengan semua perlengkapan pengaku, pengangkat, penyambung, perangkat
penyambung antar struktur rangka (linking steel), perkakas kecil untuk merakit dan komponen
peluncuran tambahan seperti rol perakitan, rol peluncur, rol pendaratan, peralatan dongkrak
hidrolik dan bahan untuk perakitan kerangka pengimbang dan ujung peluncuran (launching nose).
ii. Pemasangan dengan perakitan bertahap
Seluruh kerangka utama termasuk bagian elemen-elemen batang, diagonal, gelagar melintang,
pengaku (bracing), patok balok memanjang (stringer), pelat buhul, pelat sambung, sandaran
(railing), landasan jenis elastomer berupa karet alam atau sintetis, bersama dengan seluruh
penyambung yang diperlukan, perangkat penyambung antar struktur rangka, dongkrak hidrolik,
perkakas kecil untuk merakit dan bahan untuk perakitan struktur rangka ankur.
Tergantung pada rancangan patent dari struktur jembatan rangka baja yang akan dipasang.
Pengguna Jasa juga dapt menyediakan bahan untuk pemasangan seluruh lantai jembatan,
termasuk smeua unit lantai pra-fabrikasi, kerb, klem, baut dan perlengkapan lainnya, atau dapat
menyediakan semua balok memanjang (stringer) baja yang diperlukan, landasan dan
perlengkapan untuk pelaksanaan acuan laintai untuk penempatan laintai kayu yang akan dilintasi
kendaraan. Bilamana suatu lantai kayu untuk lintasan kendaraan disediakan, maka papan dan
kereb dari kayu akan dipasok oleh Penyedia Jasa.
3. Pemeriksaan, Pengumpulan, Pengangkutan dan Pengiriman Bahan Jembatan
Seluruh bahan yang disediakan oleh Pengguna Jasa akan diperoleh Penyedia Jasa pada satu depot
penyimpanan peralatan atau lebih yang telah ditentukan dan disebutkan dalam dokumen pemilihan.
Penyedia Jasa harus membuat seluruh pengaturan yang diperlukan untuk serah terima yang tepat
pada waktunya, pengakutan dan pengiriman yan akan ke lokasi pekerjaan atas seluruh bahan yang
disediakan oleh Pengguna Jasa. Penyedia Jsa harus memeriksa dan mengawasi kuantitas dan kondisi
seluruh bahan yang akan disediakan oleh Pemilik terhadap daftar pengapalan dari pabrik pembuatnya
sebelum menerima bahan tersebut dan harus melaporkan dan mendapatkan kepastian dari wakil
280
Pengguna Jasa di gudang penyimpanan bahan atas setiap kerusakan atau kehilangan setiap bahan
yang ditemukan. Penyedia Jasa harus menandatangani surat pengiriman begitu selesai pemeriksaan
dan pencatatan, dan selanjutnya harus bertanggung jawab atas kehilangan setiap bahan dalam
penanganannya.
Bahan yang disediakan oleh Pengguna Jasa yang akan digunakan untuk sementara selama operasi
pemasangan, seperti bahan untuk struktur rangka pemberat (anchor frame), struktur rangka
pengimbang (counter-balance frame), perancah ujung peluncuran (launching nose framework), rol
perakitan, rol peluncuran, ron pendaratan, peralatan dongkrak hidrolik dan perkakas perakitan lainnya,
harus diinventarisasikan secara terpisah pada saat diserahterimakan kepada Penyedia Jasa. Penyedia
Jasa harus mengembalikan semua bahan tersebut pada Pengguna Jasa dalam keadaan baik setelah
operasi pemasangan selesai.
kecuali kalau diizinkan oleh Pengawas Pekerjaan. Bilamana dilakukan pemanasan maka
temperatur tidak boleh lebih tinggi dari warna “merah cherry tua” yang dihasilkan/
Bilamana pemanasan telah disetujui untuk pelurusan elemen yang melengkung atau bengkok,
logam harus didinginkan selambat mungkin setelah pekerjaan pelurusan selesai. Setelah
pendinginan elesai permukaan logam harus diperiksa dengan teliti apakah terjadi keretakan akibat
pelurusan tersebut. Bahan yan gretak tidak boleh digunakan dan seluruh bahan harus diganti
sampai diterima oleh Pengawas Pekerjaan.
C.3.1 Umum
Sambungan dengan baut harus dilengkapi dengan ring, jika diperlukan, untuk menjadmin agar celah yang
mungkin timbul antar permukaan bidang yang segaris dan berdampingan tidak melampau 1 mm untuk
baut geser mutu tinggi dan 2 mm untuk jenis sambungan lainnya.
Untuk sambungan las, maka setiap penyimpangan yang tidak dikehendaki akibat kesalahan penjajaran
bagian-bagiab yang akan disambung tidak melampaui 0,15 kali ketebalan pada bagian yang lebih tipis
atau 3 mm. akan tetapi, n=baik perbedaan ketebalan yang timbul dari toleransi akibat proses rolling
maupun kombinasi toleransi akibat proses rolling dan kesalahan penjajaran yang diizinkan di atas, maka
penyimpangan yang melampaui 3 mm harus diperhalus dengan suatu kelandaian 1:4.
282
C.3.2 Pemotongan
Pemotongan harus dilaksanakan secara akurat, hati-hati dan rapi. Setiap deformasi yang terjadi akibat
pemotongan harus diluruskan kembali. Sudut tepi-tepi potongan pada elemen utama yang merupakan tepi
bebas setelah selesai dikerjakan, harus dibulatkan dengan suatu radius kira-kira 0m5 mm atau
ditumpulkan. Pengisim pelat penyambung, batang pengikat dan penngaku lateral dapat dibentuk dengan
pemotongan cara geser (shearing), tetapi setiap bagian yang tajam seperti duri akibat pemotongan harus
dibuang. Setiap kerusakan yang terjadi akibat pemotongan harus diperbaiki. Sudut-sudut ini umumnya
dibulatkan dengan suatu radius 1,0 mm.
1. Lubang untuk Baut Tidak Terbenam (counter-sunk) dan Baut Hitam (tidak termasuk toleransi rapat,
Baut Silinder (turned barrel bolt) dan Baut Geser Mutu Tinggi)
Diameter lubang tidak boleh lebih besar 2 mm dari diameter nominal baut. Semua lubang harus dibor
atau dibor kecil dahulu kemudian diperbesar atau dilubangi kecil dengan alat pons kemudian
diperbesar.
Bilamana beberapa pelat atau elemen membentuk suatu elemen majemuk, pelat-pelat tersebut harus
digabung menjadi satu dengan menggunakan klem atau baut penyetel dan lubang harus dibor sampai
seluruh ketebalan dalam satu kali operasi, atau sebagai alternatif, pada pekerjaan yang sama dan
dikerjakan berulang-ulang, pelat atau elemen dapat dilubangi secara terpisah dengan menggunakan
jig atau mal. Semua bagian tepi lubang yang tajam seperti duri akibat pelubangan harus
dihaluskan/dibuang.
2. Lubang untuk Baut Pas dan Baut Silinder
Diameter lubang harus sama dengan diameter nominal Baut Batang (shank) atau silinder (barrel),
memenuhi toleransi – 0,0 mm, dan +0,15 mm.
Bagian-bagian yang akan dihubungkan dengan baut toleransi rapat atau silinder harus digabung
menjadi satu dengan baut penyetel atau klem dan lubang harus dibor sampai seluruh ketebalan dalam
satu kali operasi dan selanjutnya diperbesar setelah perakitan. Bilamana cara ini tidak dapat dilakukan
maka bagian-bagian yang terpisah harus dibor melalui jig baja dan diperbesar jika diperlukan. Semua
bagian tepi lubang yang tajam seperti duri akibat pelubangan harus dibuang.
3. Lubang untuk Baut Geser Mutu Tinggi
Lubang harus silindris dan tegak lurus pada permukaan pelat kecuali disyaratkan lain.
Pada umumnya diameter lubang 1 mm lebih besar dari diameter nominal untuk baut sampai diameter
16 mm dan 1,5 mm lebih besar dari diameter nominal untuk baut yang lebih besar.
Jarak dari pusat lubang ke tepi pelat tergantung pada ketebalan pelat. Jarak dari pusat lubang sampai
tepi pelat hasil pemotongan cara geser harus minimum 1,7 kali diameter nominal baut, sedangkan
untuk tepi pelat yang di rol atau dipotong dengan las, harus minimum 1,5 kali diameter nominal baut.
Lubang persiapan harus di bor terlebih dahulu, kemudian bagian-bagian baja dirakit dan lubang
diperbear sampai diameter yang ditentukan. Bagian tepi lubang yang tajam seperti duri akibat
pelubangan harus dibuang dengan alat pengupas (scraper). Tepi lubang harus ditumpulkan sampai
0,5 mm. Setiap bekas tanda pad atepi permukaan bidang kontak dari ring, baut dan mur yang kasar
harus dihilangkan. Pasak pengungkit (drift) dapat dimasukkan ke dalam lubang untuk memudahkan
pengaturan posisi dari elemen-elemen baja, tetapi tenaga yang berlebihan tidak boleh digunakan
selama operasi tersebut dan perhatian khusus harus diberikan agar lubang-lubang tersebtu tidak
rusak.
283
C.3.4 Pengaku
Pengaku ujung pada gelagar dan pengaku yang dimaksudkan sebagai penunjang beban terpusat harus
mempunyai bidang kontak sepenuhnya (baik yang dirakit di pabrik, di lapangan atau baja yang dapay dilas
dan terletak di daerah tekan dari flens, dilas sebagaimana yang ditunjukkan dalam rancangan atau
disyaratkan) pada flens dimana bebas tersebut diteruskan atau dari mana diterimanya beban. Pengaku
yang tidak dimaksudkan untuk menunjang beban terpusat, kecuali ditunjukkan atau disyaratkan lain,
dipasang dengan cukup rapat untuk menahan air setelah digalvanisasi.
C.3.5 Pelaksanaan
1. Perakitan di Bengkel
Bilamana diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan maka unit-unit harus dirakit di bengkel sebelum
dikirim ke lapangan.
2. Sambungan dengan Baut Standar (selain Baut Gesr Mutu Tinggi)
Baut yang tidak dikencangkan terhadap beban tarik sebelum baut mengalami deformasi permanen
(proof load-sekitar 65% terhadap kuat leleh mutu baut) harus mempunyai mur tunggal yang dapat
mengunci sendiri. Ring serong harus digunakan di mana bidang kontak mempunyai sudut lebih dari
1:20 dengan salah satu bidang yang tegak lurus sumbu baut. Baut harus mempunyai panjang
sedemikian hingga seluruh mur dapat dimasukkan ke dalam baut tetapi panjang baut tidak boleh
melebihi 6 mm di luar mur.
Baut harus dimasukkan ke dalam lubang tanpa adanya kerusakan pada uliran. SUatu “snap” harus
digunakan untuk mencegah kerusakan kepala baut.
Kepala baut dan mur harus dikencangkan sampai rapat pada pekerjaan dengan tenaga manusi yang
menggunakan sebuah kunci yang cocok dengan panjang tidak kurang dari 380 mm untuk diameter
nominal baut 19 mm atau lebih. Kepala baut harus diketuk dengan palu saat mur sedang
dikencangkan.
Seluruh uliran baut harus berada di luar lubang. Ring harus digunakan kecuali ditentukan lain.
3. Baut Geser Mutu Tinggi
i. Umum
Kelandaian permukaan bidang kontak dengan kepala baut dan mur tidak boleh melebihi 1 : 20
terhadap suatu bidang yang tegak lurus sumbu baut. Bagian- bagian yang akan dibaut harus
dijadikan satu bilamana dirakit dan tidak boleh diberi gasket (lem paking mesin) atau setiap bahan
yang dapat didesak lainnya.
Bilamana dirakit, maka semua permukaan yang akan disambung, termasuk yang berdekatan
dengan kepala baut, mur, atau ring harus bebas kerak kecuali kerak pabrik yang keras dan juga
harus bebas dari bagian yang tajam seperti duri akibat pemotongan atau pelubangan dan benda-
benda asing lainnya, yang menghambat elemen-elemen tersebut untuk dapat duduk
sebagaimana mestinya.
ii. Penyelesaian Permukaan Bidang Kontak
Permukaan bidang kontak dan tempat-tempat yang berdekatan dengan sekeliling elemen-elemen
baja harus dibersihkan dari semua karat, kerak pabrik, cat, gemuk, cat dasar, dempul atau benda-
benda asing lainnya. Setiap bagian yang tajam seperti duri akibat pemotongan atau pelubangan,
atau kerusakan lain yang akan menghambat elemen-elemen tersebut untuk duduk sebagaimana
mestinya atau akan mempengaruhi gaya geser di antara elemen-elemen tersebut harus
dihilangkan.
Permukaan bidang kontak harus dikerjakan sampai mencapai suatu kekasaran yang cocok. Tidak
ada sambungan yang akan dibuat sampai permukaan yang akan dihubungkan telah diperiksa
dan diterima oleh Direksi Pekerjaan.
284
Kontraktor harus menyediakan setiap perkakas dan perancah yang diperlukan untuk penanganan
pekerjaan yang sebagaimana mestinya. Perlengkapan ini termasuk pengaku sementara, semua
perkakas, mesin, dan peralatan termasuk pasak pengungkit (drift) dan baut penyetel.
Perancah dan pengaku sementara harus dirancang, dibuat dan dipelihara sebagaimana mestinya agar
dapat melaksanakan pemasangan elemen-elemen dengan tenaga yang permanen.
9. Perakitan dan Pemasangan Jembatan Baja
i. Umum
Yang dimaksud dengan pemasangan jembatan pipa baja adalah pekerjaan perakitan elemen
struktur jembatan baja seperti jembatan rangka baja, gelagar baja komposit, jembatan rangka baja
semi permanen atau darurat atau yang berada dalam Kontrak pekerjaan ini.
Pekerjaan pemasangan ini akan mencakup sebagaimana yang diperlukan, penanganan, landasan,
identifikasi dan penyimpanan semua bahan elemen baja, pemasangan landasan, perakitan, dan
penempatan posisi akhir struktur jembatan baja, pencocokan elemen dan sistem lainnya yang
diperlukan untuk pemasangan struktur jembatan baja sesuai dengan ketentuan Spesifikasi ini.
Perakitan dan pemasangan struktur jembatan baja, baik dengan peluncuran maupun dengan
prosedur pelaksanaan pemasangan bertahap, harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa dengan
teliti sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh masing-masing buku petunjuk perakitan dan
pemasangan dari pabrik pembuatan jembatan dan ketentuan umum yang disyaratkan ini.
Atas permintaan Penyedia Jasa, dukungan teknis tambahan oleh personil Pengguna Jasa yang
berpengalaman, dapat dikirim ke lapangan dalam periode terbatas, untuk memberi pengarahan
kepada insinyur dan teknisi pemasangan dari Penyedia Jasa tentang prinsip-prinsip perakitan dan
pemasangan struktur jembatan baja yang disediakan oeh Pengguna Jasa.
Struktur jembatan baja yang disediakan oleh Pengguna Jasa dirancang untuk dirakit dan dipasang
di lapangan hanya dengan menggunakan baut penghubung. Pengelasan di lapangan yang tidak
diizinkan kecuali secara jelas diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
ii. Tahap Pekerjaan
Setelah Penyedia Jasa menyerahkan Gambar Kerja (Shop Drawing) untuk tiap jembatan baja yang
termasuk dalam cakupan Kontrak, Penyedia Jasa harus menjadwalkan program pekerjaan sedini
mungkin dalam Masa Pelaksana. Urutan dan waktu yang sangat terinci dari operasi pemasangan
untuk setiap jembatan harus digabungkan dalam jadwal pelaksanaan Penyedia Jasa, revisi harus
diserahkan kepada Pengawas Pekerjaan untuk mendapat persetujuan resmi sesuai dengan
ketentuan seksi 1.12 dari Spesifikasi ini.
Untuk jembatan baja yang disediakan oleh Pengguna Jasa
i. Pekerjaan Sipil
Pekerjaan sipil untuk pelaksanaan pekerjaan jembatan baja yang disediakan oleh Pengguna
Jaa dan terbuat dari pasangan batu atau beton sesuai dengan Gambar Rencana harus
dikerjakan sesuai dengan Seksi yang berkaitan dengan Spesifikasi ini. Semua pekerjaan sipil
harus selesai di tempat dan diterima oleh Pengawas Pekerjaan sebelum operasi perakitan
dimulai.
ii. Penentuan Titik Pengukuran dan Pekerjaan Sementara
Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menentukan titik pengukuran pada salah satu oprit
jembatan yang cocok untuk merakit suatu rangka pemberat untuk pengimbang di mana
pemasangan dengan cara perakitan bertahap akan dikerjakan atau bilamana pemasangan
dengan cara peluncuran, struktur jembatan rangka baja yang telah lengkap bersama dengan
struktur rangka pengimbang dan ujung peluncur.
Semua penyangga dan kumpulan balok-balok kayu sementara dan/atau fondasi beton yang
disediakan oeleh Penyedia Jasa untuk pemasangan rol perakit, rol peluncuran, rol
pendaratan, rol pemberat (kentledge) dan penyangga struktur rangka pemberat harus
ditentukan titik pengukurannya dengan akurat dan dipasang pada garis dan elevasi yang
286
benar sebagaimana yang ditunjukkan dalam gambar pemasangan dari pabrik pembuatnya.
Perhatian khusus harus diberikan untuk memastikan bahwa seluruh rol dan penyangga
sementara terpasang pada elevasi yang benar agar sesuai dengan bidang peluncuran
yangtelah dihitung sebelumnya dan/atau karakterisktik lendutan untuk panjang bentang
jembatan yang akan dipasang.
iii. Pemasangan Landasan Jembatan
Landasan jembatan dapat berupa jenis landasan karet elastomeric atau landasan sendi yang
terpasang pada pelat landasan dan balok kisi-kisi. Tiap jenis landasan harus dipasang pada
elevasi dan posisi yang benar dan harus pada landasan yang rata dan benar di atas seluruh
bidang kontak. Untuk landasan jembatan yang dipasang di atas adukan mortar semen, tidak
boleh terdapat beban apapun yang diletakkan di atas landasan setelah adukan mortar semen
terpasang dalam periode paling sedikit 96 jam, perlengkapan yang memadai harus diberikan
untuk menjaga agar adukan mortar semen dapat dipelihara kelembabannya selama periode
ini. Adukan mortar semen harus terdiri dari satu bagaian semen Portland dan satu bagian
pasir berbutir halus.
iii. Pengaturan Lalu Lintas
Pengaturan lalu lintas harus sesuai dengan ketentuan pada Seksi 1.8 dengan ketentuan tambahan
berikut ini:
Bilamana pemasangan struktur jembatan baja memerlukan pembongkaran atau penutupan seluruh
jembatan lama, maka program penutupan harus dikoordinasikan dengan Pengawas Pekerjaan
agar pengalihan lalu lintas (detour) atau perlengkapan alternative liannya dapat disediakan untuk
memeprkecil gangguan terhadap lalu lintas.
iv. Perakitan Pekerjaan Jembatan Baja
Setiap bagian harus dirakit dengan akurat sebagaiman yang ditunjukkan dalam Gambar atau
manual pemasangan yang disediakan oleh Penyedia Jasa serta mengikuti semua tanda yang telah
diberikan. Bahan struktur baja harus dikerjakan dengan hati-hati sedemikian rupa sehingga tidak
terjadi kerusakan seperti terdapat bagian-bagian yang bengkok, patah, atau kerusakan lainnya.
Tidak boleh digunakan palu yang dapat ,melukai atau mengubah posisi elemen-elemen.
Permukaan bidang kontak dan permukan yang akan berada dalam kontak permanen harus
dibersihkan sebelum bagian-bagian tersebut dirakit.
Sebelum perakitan semua bidang kontak harus dibersihkan, bebas dari kotoran, minyak, kerak
yang lepas, bagian yang tajam seperti duri akibat pemotongan atau pelubangan, bitnik-bintik, dan
cata lainnya yang akan menghambat pemasangan yang rapat atas elemen-elemen yang dirakit.
Pada elemen struktur baja yang akan diapasang dengan cara kantilever, harus dipastikan bahwa
semua elemen struktur baja sudah tersedia dan dipasang dengan seksama sehingga akan didapat
lendutan balik (camber) yang sebagaimana mestinya sesuai dengan desain atau yang tertulis
dalam manual pemasangan. Perlu diperhatikan bahwa pada cara pemasangan dengan cara
kantilever ini, apabila telah selesai penyambungan atau perakitan pada titik buhul, maka baut pada
bagian titik buhul tersebut harus dikencangkan dengan kekencangan 100% sesuai dengan
kekencangan baut yang disyaratkan.
Setiap pengencangan baut sementara harus dibuatkan sampai bangunan Tarik telah dibaut dan
semua lubang pada titik buhul telah dijepit dan dibaut. Baut permanen ungtuk sambungan elemen-
elemen tekan tidak boleh dimasukkan atau dikencangkan sampai seluruh bentangan berayun.
Sambungan (splices) dan penyambungan di lapangan (field connection) harus mempunyai
setengah jumlah lubang yang diisi dengan baut dan pen (pin) silindris untuk pemasangan (setengah
baut dan setengah pun) sebelum dibaut dengan baut tegangan tinggi. Sambungan dan
penyambungan yang akan dilewati lalu lintas selama pemasangan, lubang baut harus telah terisi
semuanya.
287
Untuk jembatan baja yang disediakan oleh Pengguna Jasa, baut penyambungan harus dipasang
dengan panjang dan diameter sesuai dengan manual dan sebagaimana yang ditunjukkan dalam
daftar baut dari pabrik pembuat jembatan. Ring harus ditempatkan di bawa elemen-elemen (mur
atau kepala baut) yang berputar dalam pengencangan. Bilaman permukaan luar bagian yang
dibaut mempunyai kelandaian 1:20 terhadap bidang tegak lurus sumbu baut, maka ring serong
yang halus harus dipakai untuk mengatasi ketidaksejajarannya. Dalam segal ahal, hanya boleh
terdapat satu permukaan tanpa kelandaian, elemen yang diputar harus berbatasan dengan
permukaan ini.
v. Prosedur Pemasangan untuk Jembatan Rangka Baja yang Disediakan oleh Pengguna Jasa
i. Untuk jembatan yang dirakit dengan prosedur peluncuran, Penyedia Jasa harus mengambil
seluruh langkah pengamanan yang diperlukan untuk memastikan bahwa selama seluruh
tahap pemasangan struktur jembatan aman dari pergerakan bebas pada rol. Pergerakan
melintasi rol selama operasi peluncuran harus dikendalikan setiap saat.
ii. Seluruh bahan struktur rangka baja (counterweight) dan perancah sementara pekerjaan baja
atau kayu untuk rangka pendukung pengimbang harus dipasok oleh Penyedia Jasa. Beban
pada rangka pengimbang harus diletakkan dengan berta sedemikian rupa sehingga factor
keamanan untuk stabilitas yang benar seperti yang diasumsikan dalam perhitungan
pemasangan dari pabrik pembuat jembatan dan dicapai pada tiap tahap perakitan dan
pemasangan.
iii. Pelaksanaan pemasangan dengan cara peluncuran atau perakitan bertahap harus
dilaksanakan sampai struktur jembatan rangka baja terletak di atas posisi andasan akhir.
Penyedia Jasa kemudian harus memulai operasi pendongkrakan dengan menggunakan
peralatan dongkrak hidrolik dan kerangka dongkrak sampai elevasi yang cukup untuk
memungkinkan penyingkiran seluruh balok-balok kayu sementara, rol pengangga dan
penyambungan antar struktur rangka (link set) sebelum diturunkan sampai kedudukan akhir
jembatan.
iv. Operasi pendongkrakan harus dilaksanakan denga nteliti sesuai dengan prosedur
pemasangan dari pabrik pembuat jembatan dan Penyedia Jasa harus mengikuti urutan
dengan benar dari pemasangan dan penggabungan elemen-elemen khusus operasi ini.
C.5.1 Pengukuran
1. Kuantitas baja struktur yang akan diukur untuk pembayaran sebagai jumlah dalam kilogram pekerjaan
yang telah selesai di tempat dan diterima. Untuk menghitung berat nominal dari baja roll atau besi
tuang, maka bahan-bahan tersebut dianggap mempunyai berat volume 7.850 kilogram per meter kubik.
Berat logam lainnya harus sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar atau disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
Berat bahan yang dihitung harus merupakan berat nominal dari pekerjaan baja yang telah selesai
dikerjakan, terdiri dari pelat, bagian-bagian yang dirol, penghubung geser (shear connector), pengaku,
penjepit, paking, pelat sam- bungan dan semua perlengkapan, tanpa adanya kelonggaran untuk
keuntungan sampingan dan penyimpangan yang diijinkan lainnya atas berat standar atau dimensi
nominal dan termasuk berat las, fillet, baut, mur, ring, kepala paku keliling dan lapisan pelindung.
Tidak ada pengurangan yang dibuat untuk pena- kikan, lubang baut dan lubang paku keling dan
sebagainya dengan luas kurang dari 0,03 m2.
2. Pengecatan atau lapisan pelindung lainnya tidak akan dibayar, biaya pekerjaan ini dianggap telah
termasuk dalam harga penawaran untuk pekerjaan baja struktur.
288
C.5.2 Pembayaran
Kuantitas pekerjaan baja struktur akan ditentukan sebagaimana disyaratkan di atas, akan dibayar pada
Harga Penawaran per satuan pengukuran untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan
ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga dan pembayaran ini harus dianggap sebagai
kompensasi penuh untuk pemasokan, fabrikasi dan pemasangan bahan, termasuk semua tenaga kerja,
peralatan, perkakas, pengujian dan biaya tambahan lainnya yang diperlukan atau biasa untuk
penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana mestinya dalam Seksi ini.
D.1.1 Umum
Jalan yang berfungsi dalam Kontrak ini terdiri dari konstruksi berikut ini:
Jalan Kabupaten
Jalan Propinsi
Jalan harus terdiri dari lapisan berikut
Lapisan tanah dasar
Lapisan pondasi bawah
Lapisan pondasi atas
Lapisan permukaan / penutup
Antara lapisan jalan dan semua struktur
Lapisan tanah dasar (Sub-grade) berarti lapisan tanah tepat di bawah perkerasan jalan. Lapisan
perkerasan jalan dan tanah dasar harus disusun dan dipadatkan secara bertingkat, berdasarkan
kepadatan seperti yang dipersyaratkan oleh standar Australia atau standar dan spesifikasi lain yang
setara. Lapisan tanah dasar harus dipadatkan sedemikian rupa sehingga diperoleh kerapatan kering
dari 150 mm atas tanah atau pengisian tidak kurang dari 95% dari kerapatan kering maksimum yang
ditentukan oleh pengujian sesuai dengan Spesifikasi Standar Bina Marga) Jika kondisi tanah yang ada
sedemikian sehingga pemadatan langsung dari sub-grade tidak dapat dilakukan sebagaimana
ditentukan, material yang tidak sesuai harus dibuang dan diganti dengan sub-base (lapisan pondasi
bawah) granular.
D.2. Lapisan Perkerasan Jalan
D.2.1 Lapis Antara Aspal Beton (Ac-Bc) dan Lapis Aus Aspal Beton (Ac- Wc)
A. Ac-Bc
Beton aspal lapis antara (Ac-Bc) mempunyai ukuran maksimum agregat 25.4 mm. Ketentuan
Agregat kasar dan standar pengujian adalah sebagai berikut :
Kuantitas pemakaian aditif anti stripping dalam rentang 0,2% - 0,3% terhadap berat aspal,
Ketentuan Beton Aspal Lapis Pengikat (Ac-Bc) :
290
Laston
Sifat-Sifat Campuran
WC BC
Penyerapan Asal (%) Maks 1,2
Jumlah tumbukan per bidang 75
Rongga dalam campuran (%) Min 3,5
Maks 5,0
Rongga dalam agregat (VMA) (%) Min 15 14
Rongga terisi aspal (%) Min 65 63
Stabilitas Marshall (kg) Min 800
Maks -
Kelelehan (mm) Min 3
Maks -
Marshall Quetient (kg/mm) Min 250
Stabilitas Marshall sisa (%) setelah
perendaman selama 24 jam, 60°C Min 90
Rongga dalam campuran (%) pada
kepadatan membal (refusal) Min 2,5
B. Ac-Wc
Ac-Wc mempunyai ukuran butir agregat maksimum 19 mm atau ¾”.
Laston
Sifat-Sifat Campuran WC BC Base
Kelelehan (mm) Min 3 5
Marshall Quetient 300
(kg/mm) Min 250
Stabilitas Marshall sisa
(%) setelah Min 75
perendaman
selama 24dalam
Rongga jam, 60°C
campuran (%) pada Min 2,5
kepadatan
membal: (refusal)
Catatan
1. Modifikasi marshall, diameter cetakan benda uji 152,4 mm. untuk kondisi kepadatan mutlak
digunakan alat penumbuk getar agar terhindar dari kemungkinan adanya agregat yang
pecah
2. Untuk menentukan kepadatan membal (refusal), penumbuk bergetar (vibrator hamer)
disarankan digunakan untuk menghindari pecahnya butiran agregat dalam campuran.
Jika digunakan penumbukan manual jumlah tumbukan perbidang harus 600 untuk
cetakan berdiameter 6 inch dan 400 untuk cetakan berdiamter 4 inch.
3. Berat jenis efektif agregat dihitung berdasarkan pengujian bj. Maksimum agregat (Gmm
test, AASHTO T-209).
4. Direksi pekerjaan dapat menyetujui prosedur pengujian AASHTO T.283 sebagai alternatif
pengujian kepekaan kadar air. pengondisian beku cair (freeze thaw conditioning) tidak
diperlukan. Standar minimum untuk diterimanya prosedur T.283 harus 80% kuat tarik
sisa.
D.3. Pekerjaan Penambalan Jalan (ATB)
D.3.1 Metode Pelaksanaan
1. Traffic Management
Traffic Management dilakukan untuk mengatur lalu lintas yang dapat terganggu
selama proses pelaksanaan pekerjaan. Untuk melakukan pengaturan lalu lintas
selama pelaksanaan pekerjaan perlu dilakukan koordinasi dengan aparat terkait seperti
dari Pihak Kepolisian terutama Unit Lalu Lintas.
Lampu-lampu Peringatan :
Lampu-lampu Peringatan dipasang apabila pelaksanaan dilakukan pada malam hari.
Lampu- lampu peringatan dipasang dan dinyalakan sepanjang lokasi yang sedang
dilakukan proses pekerjaan.
Barrier Pengaman :
Barrier pengaman terbuat dari Plastic Cone, palang-palang terbuat dari kayu dan
papan, Police Line, dan diberi cat yang dapat memantulkan cahaya.
5. Pekerjaan Asphalt Treatet Base (ATB) Pekerjaan ini meliputi pekerjaan AC-
Base.
a. Permukaan jalan yang akan dilapis dengan asphalt hotmix dibersihkan dari kotoran
dan material lepas dengan menggunakan air compressor.
b. Kemudian diberi tanda batas (marking) dengan menggunakan kapur atau cat.
c. Penghamparan asphalt hotmix dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia.
Suhu campuran asphalt hotmix pada saat penghamparan berkisar antara 130° – 150°
C.
d. Selama pelaksanaan penghamparan, ditempatkan beberapa orang pekerja untuk
merapikan bagian hamparan yang kurang rapi dan membersihkan campuran asphalt
yang tercecer.
293
2) Agregat kasar
a) Agregat kasar untuk beton harus terdiri dari butir-butir yang kasar, tidak
berpori dan berbentuk kubus.
b) Bila ada butir-butir yang pipih jumlahnya tidak boleh melampaui 20% dari
jumlah berat seluruhnya.
c) Agregat kasar tidak boleh mengalami pembubukan hingga melebihi
50% kehilangan berat menurut test mesin Los Angeles ASTM-C 131-55.
d) Agregat kasar harus bersih dari zat-zat organis, zat- zatreaktif alkali atau
substansi yang merusak beton.
3) Agregat halus
a) Agregat halus dapat digunakan pasir alam yang berasal dari pasir lokal dan
memenuhi persyaratan sebagai agregat halus untuk campuran beton.
b) Pasir harus bersih dari bahan organis, zat-zat alkali dan substansi-substansi
yang merusak beton.
c) Pasir tidak boleh mengandung segala jenis substansi tersebut lebih dari
5%.
d) Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton.
e) Pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang tajam dan keras.
f) Cara dan penyimpanan harus sedemikian rupa agar menjamin kemudahan
pelaksanaan pekerjaan dan menjaga agar tidak terjadi kontaminasi yang
tidak dinginkan.
4) PC (Portland cement)
a) Semen yang dipakai harus dari mutu yang disyaratkan PC type I.
b) Kontraktor harus mengusahakan agar satu merk semen saja yang dipakai
untuk seluruh pekerjaan beton.
c) Semen ini harus dibawa ke tempat pekerjaan dalam zak yang tertutup oleh
pabrik dan terlindung serta harus dalam jumlah sesuai urutan
pengirimannya.
d) Penyimpanannya harus dilaksanakan dalam tempat-tempat rapat air
dengan lantai terangkat dan ditumpuk dalam urutan pengirimannya. Semen
yang rusak atau tercampur apapun tidak boleh dipakai dan harus
dikeluarkan dari lapangan.
5) Air
a) Air harus bersih dan jernih sesuai dengan persyaratan.
b) Sebelum air untuk pengecoran digunakan harus terlebih dahulu
diperiksakan pada laboratorium PAM/PDAM setempat yang disetujui
294
Program pengujian rutin pengendalian mutu bahan dilaksanakan untuk memeriksa ketidak
seragaman bahan yang dibawa ke lokasi pekerjaan. Pengujian lebih lanjut dilakukan
untuk setiap 1.000 m3 bahan yang dihasilkan,
pengujian paling sedikit meliputi tidak kurang dari:
5 pengujian indeks plastisitas,
5 pengujian gradasi partikel,
1 penentuan kepadatan kering maksimum menggunakan SNI 03- 1743-2008,
metode D.
Prengujian CBR untuk lapis pondasi Agregat Kelas S dilakukan dari waktu ke waktu
sebagaimana diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan. Kepadatan dan kadar air bahan
yang dipadatkan secara rutin diperiksa, menggunakan SNI 03-2828-2011. Dan atau Light
Weight Deflectometer (LWD) Pengujian dilakukan sampai seluruh kedalaman lapis tersebut
pada lokasi yang ditetapkan, tetapi tidak boleh berselang seling lebih dari 100 m per lajur
untuk pembangunan jalan atau penambahan lajur, dan 50 m untuk pelebaran menuju lebar
standar.
D.4. PEKERJAAN PAVING BLOCK
D.4.1 Umum
Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan pelaksanaan yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan jalan untuk paving block. Ada beberapa hal
yang terkait dalam pekerjaan ini yaitu :
a. Pembersihan lahan
b. Persiapan tanah untuk timbunan
c. Pekerjaan pemadatan
d. Pembuatan lapis pasir
e. Pemasangan paving block
D.4.2 Bahan-Bahan
D.4.2.1 Bahan Lapis Pasir untuk Paving Block
a. Sumber Bahan
Kontraktor harus mencari lokasi sumber bahan untuk lapis ini biaya dari pencarian dan
296
b. Bahan pasir tersebut harus memenuhi persyaratan gradasi limit seperti di bawah ini :
Prosentase (%) Lolos terhadap
Ukuran Tapis berat
9,25 mm 100
4,75 mm 95 - 100
2,36 80 - 100
1,18 50 - 95
600 25 - 60
300 10 - 30
150 5 - 13
75 0 - 10
c. Bahan pasir dapat berbentuk runcing lebih baik karena memberikan hasil yang stabil,
tetapi juga memerlukan pengontrolan kadar air yang lebih ketat pada saat pemadatan.
Butir pasir yang berbentuk runcing lebih baik karena membersihkan hasil yang stabil,
tetapi juga memerlukan pengontrolan kadar air lebih ketat pada saat pemedatan.
Untuk menghindarkan karakteristik pemadatan yang berbeda- beda harus diusahakan
agar sumber dari pasir tersebut adalah satu.
c. Pemadatan Awal
Alat kompaksi untuk keperluan ini harus merupakan "mechanical flat plate vibrator",
dengan karekteristik sebagai berikut :
- Plat dasar mempunyai luas : 0,25 – 0,50 m2.
- Gaya pemadatan yang dapat diberikan sebesar 1,5 ton sampai 2,0 ton
- Frekuensi getaran : 75 – 100 Hz
Paving Block harus terletak dengan mantap diatas bedding sand. Pemadatan harus
dilakukan segera setelah pemasangan paving block dengan minimal 2 passes. Jarak
antara bagian yang dipadatkan sampai bagian dimana sedang dilakukan pemasangan
block tidak boleh kurang dari 1,50 m. Adalah sangat penting untuk memadatkan bedding
sand segera setelah pemasangan block sehingga dapat dihindari berpindahnya pasir
yang masih dalam keadaan lepas karena bergeraknya block yang tidak diletakkan
dengan baik atau adanya air yang mengalir ketempat tersebut. Pemadatan harus
diulangi pada daerah selebar 1,00 m diukur dari akhir pemasangan / pemadatan
yang dilakukan pada hari sebelumnya melanjutkan dengan pekerjaan selanjutnya.
Semua block yang rusak selama pemadatan dan selama masa pemeliharaan harus
segera diganti dengan yang baru tanpa adanya biaya tambahan. Pejalan kaki boleh
menggunakan jalan concrete block ini setelah pemadatan awal sebelum
penghamparan pasir pengisi, tetapi sebaiknya setelah sambungan atau celah antar
block terisi pasir dan dipadatkan.
e. Lubang / alur pada grass block harus diisi dengan tanah subur hingga ke dasar
block, guna penanaman rumput.
D.5. PERBAIKAN BEKAS GALIAN
D.5.1 Umum
Kontraktor harus menyediakan semua peralatan, buruh, material, transportasi dan perlengkapan
yang diperlukan untuk membuat perkerasan (paving), seperti yang disyaratkan atau diperlihatkan
dalam gambar pemasangan tipikal sesuai dengan yang disyaratkan . Ada 5 macam pekerjaan
perkerasan (pavement reinstatement):
- Tipe : Inter Block Pavement
- Tipe : Concrete Floor Pavement
- Tipe : Sand Sheet Pavement
- Tipe : Berm Pavement
Pemakaian material bitumen tidak boleh dilakukan pada waktu hujan atau pada waktu permukaan
299
tanah masih basah. Tidak boleh ada material yang dipasang jika pekerjaan permukaan belum
diperiksa dan disetujui.
dipadatkan kembali dan disamakandenga npermukaan yang sudah ada, ditutup dan diisi
sesuai dengan syarat yang ditentukan dan dipadatkan. Pekerjaan perbaikan dibiarkan
mengeras. Sebelum pelaksanaan pekerjaan permukaan akhir, permukaan yang ada harus
disapu bersihdari material-material yang terletak di atasnya. Permukaan yang telah siap harus
disemprot rata dengan cut back bitumen (300/400 STV pada 40°C atau yang setara)
dipanaskan sampai mencapai temperature 150-170°C dan disemprot dengan kadar 1 liter
bitumen per meter persegi.
Segera setelah penyemprotan, permukaan harus diisi dengna lapisan batu pecah halus yang
gradasinya mencapai ukuran nominal dan digilas dengan penggilas berukuran berat kotor 6-8 ton
dengan roda yang halus/licin dan bertekanan udara. Jumlah lintasan harus dijaga minimum
sehingga dapat menekan batu jalan ke dalam lapisan bitumen.
Waktu antara penyemprotan, pemasangan lapisan [enutup dan penggilas harus
dimaksimumkan. Batu pecah halus mempunyai kadar pecah 10% misalnya 10% material halus
melalui saringan No.7 ASTM jika contoh 13 mm dipecah dalam cetakan standar di bawah beban
10 ton. Untuk type AB : jalan arteri lapisan dasar aspal diperlukan.
Penulangan harus sesuai dengan bab “Pekerjaan Beton” pada spesifikasi penulangan harus
benar-benar kokoh, berada pada posisinya selama dilakukan pengecoran dan dipasang
sedemikian rupa sehingga tulangan tidak bergeser disebabkan Karen apengecoran yang
dilaksanakan pada plat tersebut. Harga satuan harus termasuk biaya untuk bangku kerja, spacer,
kawat pengikat, pemotong dan pembuanga nmaterial sisa.
Persyaratan pekerjaan beton dimasukkan dalam spesifikasi “Pekerjaan Beton.
D.5.4 Trotoar
Trotoar Beton
Ketebalan lapisan betin minimum 70 mm. Material harus sesuai dengan kelas K175, SK SNI S-
04-1989-F.
Hanya material yang disetujui oleh Engineer yang akan digunakan untuk memperbaiki setiap
material cacat.
Segera sebelum pemulihan akhir, konstruksi dan material pemulihan sementara harus dipotong dan
dibuang di luar lokasi dan road-base dipotong jika ternyata rusak atau cacat dan diganti dan
dipadatkan seperti yang ditentukan.
Kombinasi toleransi yang diijinkan dalam level-level dari berbagai trotoar tidak akan menghasilkan
pengurangan ketebalan trotoar, tidak termasuk sub-base, dengan lebih dari 15 mm dari yang
ditentukan, dan maksimum yang diijinkan dari permukaan aus di bawah suatu Tepi lurus 3 m harus
3 mm.
D.8 Beton
Kualitas lapisan permukaan beton, harus sesuai dengan Spesifikasi Teknis untuk Pekerjaan Beton.
E.1. UMUM.
3. Memastikan seluruh alat berat dan peralatan yang digunakan memiliki sertifikasi yang masih
berlaku.
Harus dilakukan inspeksi pramobilisasi sebelum diizinkan memasuki lokasi kegiatan;
Alat harus diinspeksi oleh instansi pemerintah yang berwenang sebelum digunakan (riksa
uji);
Pastikan umur alat sesuai dengan persyaratan.
4. Memastikan perlindungan terhadap pihak ke-3 dan lingkungan sekitar sudah direncanakan
dengan aman. Seluruh area konstruksi harus tertutup jaring pengaman selama masa
konstruksi, dipastikan tidak ada potensi benda jatuh keluar area.
5. Memastikan seluruh alat berat dioperasikan oleh operator yang memiliki SIO (Surat Izin
Operasi) dan masih berlaku. Hanya operator yang memiliki SIO (Surat Izin Operasi) yang
boleh mengoperasikan alat berat.
6. Dalam kondisi berbahaya harus mampu menghentikan pekerjaan. Lapor kepada penanggung
jawab pekerjaan atau departemen terkait dan lakukan rapat persiapan (TBM) kembali.
7. Melaksanakan inspeksi alat berat dan peralatan setiap akan digunakan dan melaksanakan
inspeksi rutin K3.
8. Membuat laporan berkala Kinerja K3 dan dilaporkan kepada pihak yang berwenang dan pihak
yang berkepentingan. Laporan ke instansi pemerintah yang berwenang dan unit K3 setiap
minggu, memuat Kinerja K3, daftar alat berat dan operator, rencana, dan aktual K3.
303
9. Penyedia Jasa wajib menyediakan APD adalah alat pelindung diri yang memenuhi standard
dan harus dipakai oleh pekerja pada semua pekerjaan sesuai dengan jenis pekerjaannya.
Dalam Pekerjaan Sistem Penyediaan Air Bersih secara Umum peralatan APD yang umunya
digunakan adalah sebagai Berikut:
- Topi pelindung (safety helmet) harus sesuai standar ANSIZ.89.1-201 atau standar SNI
- Pelindung Telinga
- Pelindung jatuh dari ketinggian sesuai dengan standar ANSI Z.359.1-2016 atau standar
SNI
Peralatan ini harus diganti apabila rusak dan habis masa pakainya
Selain perlengkapan APD di atas, Penyedia juga wajib membuat daftar dan menyediakan Alat
Pengaman Kerja (APK) sesuai dengan kondisi kerja:
2. Rambu-rambu kerja seperti traffic cone, pita penghalang (barricade tape), lampu pengaman
di jalan (traffic warning lamp) yang digunakan pada pekerjaan galian pada crossing jalan
atau bahu jalan
Safety net
3. Bendera K3, bendera merah putih dan bendera perusahaan pada lokasi strategis sesuai
dengan Kepmenaker 1135 tahun 1987
306
5. Rambu-rambu K3
307
No Simbol Keterangan
1
Dilarang Masuk
2
Rambu Penyempitan Jalan
3
Rambu Galian
4
Traffic cone
5
Barikade
7
Lampu Rotary
8
Rambu Peringatan Hati-Hati
309
No Simbol Keterangan
9
10
Safety Line
11
Rambu Pejalan Kaki
12
Flag Man
(1) Obat P3K yang disediakan adalah obat yang diperlukan untuk pertolongan pertama
diantaranya anti infeksi, perban, kasa, kapas, tabung oksigen dsbnya
(2) Memastikan dan melaksanakan RK3K yang sudah dibuat sudah sesuai dengan
peraturan Indonesia dan Internasional yang berlaku
(3) Memastikan perlindungan terhadap pekerja (BPJS atau asuransi ketenagakerjaan
lainnya)
(4) Memastikan alat pelindung diri dan alat pelindung kerja yang digunakan sesuai dengan
peraturan yang berlaku di Indonesia dan peraturan internasional
(5) Memastikan seluruh alat berat dan peralatan yang diigunakan memiliki sertifikat yang
masih berlaku (Surat Ijin Kelaikan Alat)
(6) Memastikan operator memiliki SIO (Surat Ijin Operator) dan masih berlaku
(7) Melaksanakan safety induction dan safety briefing kepada seluruh pekerja sebelum
melaksanakan pekerjaan konstruksi
(8) Melaksanakan inspeksi alat atau peralatan yang digunakan dan melaksanakan inspeksi
rutin K3
(9) Membuat laporan kinerja K3 secara berkala dan dilaporkan kepada supervisor K3 dan
pemberi tugas
(10) Menyediakan akses yang aman bagi pelaksana dan pengawas dalam pelaksanaan
pekerjaan dan pengawasan serta untuk warga yang terganggu oleh galian perpipaan
(11) Material yang digunakan adalah plat besi atau beton yang cukup kuat untuk bisa dilalui
oleh motor. Ukuran plat disesuaikan dengan kebutuhan lapangan. Pemasangan plat ini
ditempatkan pada lokasi-lokasi yang menjadi akses masuk bagi publik, seperti:
Mulut gang
Akses masuk rumah warga atau pertokoan
Persimpangan jalan kecil
10. Papan Informasi K3
Semua proyek harus membuat papan informasi K3 yang berisi kinerja K3 dan informasi K3
lainnya, papan informasi pekerjaan dan potensi bahaya pada setiap lokasi kerja, memasang
rambu dan banner sesuai dengan potensi bahaya pada lokasi kerja.
310
Papan informasi ditempatkan di dua sisi yaitu pada bagian depan proyek dan bagian belakang
proyek. Pada bagian depan proyek dengan rincian sebagai berikut:
a. Bagian Depan
Statistik kecelakaan kerja, FR, SR, safe manhour, total manhour, LTI terakhir;
Pekerjaan hari ini dan JSA;
Pekerjaan hari ini, penggunaan alat berat, lisensi dan nama penanggung jawab;
Alur proses prosedur kerja aman setiap item pekerjaan;
Sisa waktu pelaksanaan proyek dan progress;
Alur proses tanggap darurat dan no. telepon penting;
b. Bagian Belakang
Monitoring izin kerja dan dokumen dan asuransi BPJS Proyek.
Material yang digunakan adalah jaring pengaman (polinet). Dipasang di seluruh perancah
yang digunakan sebagai platform (perancah tetap)/kemungkinan ada material yang jatuh
atau material yang terbawa angin dari dalam bangunan. Ukuran jaring disesuaikan dengan
kebutuhan lapangan. Pada area-area yang menjadi akses masuk, harus dibuat kanopi yang
melindungi pekerja dari kejatuhan benda dari area perancah. Pemasangan jaring
pengaman ini ditempatkan pada lokasi-lokasi seperti:
Perancah Eksternal
Jaring Vertikal pada Bekisting Atas
Jaring Vertikal pada Area Lift
Jaring Pengaman di Perimeter Bangunan
Jaring Pengaman di Terminal Material
311
Material yang digunakan adalah plat besi atau beton yang cukup kuat untuk bisa dilalui oleh
motor. Ukuran plat disesuaikan dengan kebutuhan lapangan. Pemasangan plat ini
ditempatkan pada lokasi-lokasi yang menjadi akses masuk bagi publik, seperti:
Mulut gang
Akses masuk rumah warga atau pertokoan
Persimpangan jalan kecil
12. Pelaporan
a. Penyedia melapor ke Dinas Tenaga Kerja dan Jamsostek setempat sesuai ketentuan yang
berlaku.
b. Penyedia wajib membuat Laporan Rutin Kegiatan P2K3 ke Dinas Tenaga Kerja setempat
dan tembusannya disampaikan kepada PPK.
c. Penyedia wajib melaksanakan Audit Internal K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
d. Penyedia wajib membuat rangkuman aktifitas pelaksanaan SMK3K bidang pekerjaan
umum sebagai bagian dari dokumen serah terima kegiatan pada akhir pekerjaan.
e. Penyedia wajib melaporkan kepada PPK dan Dinas Tenaga Kerja setempat tentang
kejadian berbahaya, kecelakaan kerja konstruksi dan penyakit akibat kerja kosntruksi yang
telah terjadi pada kegiatan yang dilaksanakan.
f. Penyedia wajib menindaklanjuti surat peringatan yang diterima dari PPK.
13. Penyedia bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja apabila
tidak menyelenggarakan SMK3 Konstruksi Bidang PU sesuai dengan RK3K;
Mengacu pada Instruksi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No 02/IN/M/2020
Tentang Protokol Pencegahan Penyebaran CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID 19) Dalam
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, maka penyedia jasa diharuskan :
A. Membentuk Satgas Pencegahan COVID 19 bersama Pengguna Jasa
B. Menyediakan fasilitas pencegahan COVID 19 dilapangan antara lain :
a. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan ruang klinik kesehatan di lapangan
yang dilengkapi dengan sarana kesehatan yang memadai, antara lain tabung oksigen,
pengukur suhu badan nir-sentuh (thermoscan), pengukur tekanan darah, obat-obatan dan
petugas medis;
b. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib memiliki kerjasama operasional perlindungan
kesehatan dan pencegahan COVID 19 dengan rumah sakit dan/atau pusat kesehatan
masyarakat terdekat untuk tindakan darurat (emergency);
c. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan fasilitas tambahan antara lain:
pencuci tangan ( air, sabun dan hand sanitizer), tisu, masker dikantor dan dilapangan bagi
seluruh pekerja dan tamu; dan
d. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan vaksin, vitamin dan nutrisi
tambahan guna peningkatan imunitas pekerja.
C. Mengukur suhu semua orang setiap pagi, siang dan sore.
312
D. Membuat kerjasama penanganan suspect covid 19 dengan rumah sakit dan puskemas
setempat.
E. Menghentikan sementara pekerjaan jika terindikasi ada tenaga kerja yang terpapar covid 19
bersama Pengguna Jasa.
F. Melakukan tindakan isolasi dan penyemprotan disinfektan sarana dan prasarana kantor dan
lapangan.
Perlengkapan APD harus disediakan oleh Penyedia Jasa sesuai dengan Instruksi Menteri Pekerjaan
Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor: 02/IN/M/2020 Tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Corona
virus Disease 2019 (Covid – 19) dalam penyelengaraan Jasa Konstruksi. Dapat dilihat pada Lampiran 3.
Spesifikasi Teknis perlengkapan APD harus sesuai dengan ketentuan dalam Standar Pelindung Diri (APD)
dalam manajemen penanganan Covid – 19 yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat
Kesehatan, Kementerian Kesehatan, bulan April 2020. Dapat dilihat pada Lampiran 4.
E.3. PEMBAYARAN
Pengukuran dan pembayaran untuk Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dibuat dalam harga Lump
Sum yang terdapat dalam Daftar Kuantitas Peralatan APD dan K3.
Total seluruh pembayaran tidak boleh lebih besar dari harga lump sum yang terdapat dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.
F.1. Umum
Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis ini. Apabila ada klausul dari
persyaratan ini yang dituliskan kembali dalam persyaratan teknis ini, berarti menuntut
perhatian khusus pada klausul-klausul tersebut dan bukan berarti menghilangkan
klausul - klausul lainnya dari syarat-syarat umum.
Setiap Pelaksana Pekerjaan yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari Seluruh
Dokumen Kontrak dengan teliti untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada pekerjaan ini.
Pelaksana Pekerjaan harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik Dalam
spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan
yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang Dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Pelaksana Pekerjaan
untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut, sehingga sesuai dengan ketentuan pada RKS
ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi atau mengacu kepada Peraturan
Daerah maupun Nasional, Keputusan Menteri, Assosiasi Profesi Internasional, Standar Nasional
maupun Internasional yang terkait. Pelaksana Pekerjaan dianggap sudah mengenal dengan baik
standard dan acuan nasional maupun internasional dari Amerika dan Australia dalam spesifikasi
ini. Adapun standar atau acuan yang dipakai, tetapi tidak terbatas, antara lain seperti dibawah ini :
SNI-04-0227-1994 tentang Tegangan standar.
SNI-04-0255-200 tentang Persyaratan Umum instalasi Listrik.
SNI-03-7018-2004 tentang Sistem Pasokan Daya darurat
SNI 04-0225- 2000, PUIL 2000.
SNI 19-6774-2002, tata cara perencanaan paket unit IPA
1. Pengkabelan dan metode instalasi yaitu kabel berisolasi PVC, memenuhi ketentuan (sesuai
dengan SNI 19-6774-2002, tata cara perencanaan paket unit IPA):
a. Jenis kabel terdiri dari NYA, kabel berisolasi karet dan NYA, kabel berisolasi PVC;
b. Shaft terbuat dari baja
c. Perlengkapan Listrik :
2. Main Swicth Gear (ECI)
a. Terletak di power house dan tenaga listrik yang diperoleh dari tenaga diesel genset diatur dan
dimonitor didistribusikan melalui main switch charger, dialirkan ke panel EC2, box lampu
penerangan luar, box lampu penerangan dalam dan sekaligus untuk panel penggerak
pompa air bersih.
b. Main swicth gear ini dilengkapi dengan automatic triping device untuk under voltage, under
frequency, theonal dan single phasing. Resisting dilakukan dengan manual. Panel free
standing box yang berisi bus bar.
3. Kabel – Kabel
314
Semua kabel harus memenuhi 7.10 PUIL 2000 SNI 04-0225-2000; dan pemasangannya
harus dilindungi dengan konduit. Untuk kabel yang ditanam langsung harus dari jenis NYF GBY
sedangkan kabel yang terpasang dalam air harus jenis submerine. Rekanan harus menghitung
sendiri ukuran kabel yang dipergunakan dan sebelum dipasang harus ada persetujuan
terlebih dahulu dari petugas proyek.
Pekerjaan pompa dimaksud adalah pengadaan dan pemasangan pompa pada bangunan Intake
yang telah ada meliputi ruang lingkup sebagai berikut :
a. Pengadaan
b. Pengangkutan ke lapangan
c. Pemasangan di lapangan
Pekerjaan pengadaan dan pemasangan pompa intake adalah pengadaan pompa dan motornya,
panel pompa (seperti yang dipersyaratkan), kabel pompa (built in), termasuk transportasi
hingga tiba di lokasi rencana pemasangan pompa serta melakukan pemasangan pompa dengan
meletakan pompa pada pondasi / posisi yang telah disiapkan / disediakan. Pondasi, perpipaan
dan asesoris merupakan bagian dari pekerjaan sipil.
Pompa yang diperlukan adalah pompa submersible non-cloging untuk air yang dilengkapi
dengan close-coupled motor listrik submersible yang terkoneksi untuk dioperasikan pada 3
phase, 220-415 Volt, 50 Hz yang dilengkapi dengan kabel listrik heavy duty untuk aplikasi
terbenam. Pompa akan dipasang di bangunan intake dan harus mampu mengalirkan air baku.
Pompa harus dapat dioperasikan secara terus menerus dengan suhu air sampai dengan 40 oC
dan mampu dilakukan start/stop sebanyak maksimum 20 kali setiap jam.
1. Pompa Submersible harus mempunyai kurva karakteristik menurun secara fluktuasi debit
minimal dengan variasi head.
2. Desain kecepatan dari setiap pompa tidak melebihi 3500 rpm. Kemampuan motor pompa
harus melebihi konsumsi daya operasional pompa minimal 15%.
3. Aliran debit masuk dari sisi luar impeller. Desain impeller harus menjamin serat yang
panjang, potongan dan lainnya melintas bebas melalui pompa tanpa menyebabkan clogging
atau jamming.
4. Setiap pompa disediakan kabel submersible untuk suplai daya, dihubungkan ke pompa
dengan submersible joint box.
5. Instalasi pompa harus dilengkapi dengan level switch kedap air untuk start dan stop pompa.
6. Pompa disuplai termasuk dengan panel starter yang terdiri dari switch connector, HRC
fuses, contactor dan satu control otomatis yang bisa melindungi motor pompa dari kelebihan
temperature, naik/turun tegangan, ketidak seimbangan phasa, urutan phasa dan kondisi
intake yang kekeringan.
7. Setiap pompa harus dilengkapi dengan sertifikat test pabrik termasuk kurva yang
menunjukkan : head versus debit, daya versus debit, effisiensi versus debit sebagai contoh:
315
Pompa harus memiliki efisiensi yang tinggi dan mampu bekerja secara terus menerus
(continuous duty).
Motor memiliki insulation class F dengan lilitan cooper sesuai yang diizinkan IEC untuk
temperature tinggi.
Motor harus memiliki thermal sensor yang terdapat pada stator windings dan berfungsi untuk
melindungi motor dari panas yang berlebihan.
Bahan / Material konstruksi pompa :
Pump casing : Cast
Motor frame : Cast
Impeller : Cast
Pump shaft : Stainless rolled
S Cover : Cast
Ball bearing : SKF-FAG-NSK
Motor yang digunakan adalah 4 pole motor tipe induction, dengan desain standar NEMA B dan
squirrel cage rotor. Stator windings harus di insulasi dengan moisture resistant class H insulation
rated untuk 180oC. Motor listrik 3 phase, 380-415 Volt, 50 Hz. Spesifikasi motor listrik adalah
sebagai berikut :
Tipe : Squirrel Cage Induction Motor, NEMA B
Elektrical : 3 x 380V, 50Hz.
Power factor (cos φ 100%) : 0.8
Voltage : 3 x 80-415 V
Enclosure class (IEC 34-5) : IP 68
Insulation class (IEC 85) : Class F
15. SPARATOR
16. RELAY
17. CONTACTOR
18. PRESSURE TRANSMITTER
19. AND ACCESSORIES
Pentanahan (sesuai dengan SNI 19-6774-2002, tata cara perencanaan paket unit IPA)
terdiri dari : Panel, transformator, generator dan elektromotor perlu pembumian. Tahanan
tanah tidak boleh dari 5 Ohm; Persyaratan harus sesuai dengan SNI 04-0225- 2000, PUIL
2000.
Sistem pentanahan harus memenuhi peraturan yang berlaku dan persyaratan yang
ditunjukan dalam gambar / RKS.
Seluruh panel dan peralatan harus ditanahkan. Penghantar pentanahan pada panel-panel
menggunakan BCC dengan ukuran min. 6 mm² dan max. 95 mm², penyambungan ke panel
harus menggunakan sepatu kabel (cable lug).
Dalamnya pentanahan minimal 12 meter dan ujung elektroda pentanahan harus mencapai
permukaan air tanah, agar dicapai harga tahanan tanah (ground resistance) dibawah 2 (dua)
ohm, yang diukur setelah tidak hujan selama 3 (tiga) hari berturut-turut.
Pengukuran Pentanahan tanah dilaksanakan oleh Pelaksana Pekerjaan setelah mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas. Pengukuran ini harus disaksikan Konsultan Pengawas.
Mesin pompa dan motor serta panel kontrol harus dibuat oleh pabrik-pabrik yang telah dikenal
produksinya dan telah teruji penggunaannya di Indonesia. Mesin pompa dan motor yang
ditawarkan harus mempunyai pabrik atau bengkel untuk perakitan, perawatan, perbaikan dan
fasilitas pengujian yang cukup memadai di Indonesia. Bagian-bagian utama rangkaian unit
mesin pompa dan motor serta panel kontrol dibuat oleh satu pabrik apabila dibuat oleh pabrik yang
berbeda maka ada surat keterangan atau rekomendasi dari pabrik pompa yang menyatakan
kesesuaian pabrik.
a. Penyedia Barang / Jasa harus mendapatkan Dukungan atau melakukan Kemitraan dengan
Pabrikan Pompa atau Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM). Surat Pernyataan Dukungan
Pabrikan atau ATPM harus bermaterai cukup.
b. Penyedia Barang / Jasa harus melampirkan dalam dokumen penawaran data teknis lengkap
dan performance curve yang dikeluarkan oleh pabrik yang menunjukkan kapasitas/debit, head,
effisiensi dan daya yang diperlukan yang disahkan oleh pabrik pembuat pompa.
c. Penyedia Barang / Jasa harus melampirkan Brosur atau Katalog Asli.
Penyedia barang harus memberikan garansi selama 1 (satu) tahun terhitung sejak pompa
dipasang untuk kerusakan yang disebabkan karena konstruksi / kelalaian dari pabrik dan semua
biaya akan ditanggung oleh Penyedia barang. Jaminan Purna Jual dan garansi harus mendapat
dukungan tertulis dari pabrik. Setiap pompa dan motor harus dilengkapi test sertifikat pabrik
318
termasuk kurva yang menunjukkan : head versus debit, daya versus debit dan effesiensi versus
debit.
Prosedur standar untuk pemasangan pompa dan kontrol panel yang harus dilaksanakan Penyedia
Barang / Jasa adalah sebagai berikut :
1) Pemeriksaan dan pengangkutan unit pompa dan kontrol panel dari gudang Bagian Proyek ke
lokasi yang telah ditentukan, termasuk memuat dan membongkarnya.
2) Menyiapkan alat pokok dan alat pendukung serta material pendukung untuk pemasangan
pompa dan kontrol panel di lokasi.
3) Pemeriksaan terhadap semua komponen unit pompa dan kontrol panel sesuai dengan
packing list yang ada. Periksa terhadap adanya kemungkinan kerusakan karena pengerjaan
pabrik maupun selama pengangkutan dan bongkar muat, serta cocokkan dengan data teknis
yang ada.
4) Ukur tahanan antara terminal-terminal motor (winding resistance) dan sesuaikan dengan data
teknis motor, perbedaan sampai 5% adalah wajar/normal.
5) Ukur tahanan antara terminal motor dengan badan/body motor dan hasilnya sekitar 20 M- Ohm.
Pengukuran dilakukan dalam keadaan motor kering.
6) Unit pompa dipasang di atas pondasi dan dilengkapi dengan penahan yang dibutuhkan.
7) Melaksanakan pemasangan unit pompa sesuai dengan prosedur pemasangan dari Pabrik
Pembuat Pompa atau teknik standar yang di persyaratkan oleh pabrik pembuat pompa.
Penyedia Barang / Jasa harus meng-informasikan waktu kedatangan dari pompa dan kontrol panel,
dimana sebelum pompa dan kontrol panel dikirim ke lapangan harus dilakukan pemeriksaan
di pabrik pembuat untuk memastikan barang yang akan dikirim telah sesuai dengan spesifikasi
teknis yang disyaratkan. Dan apabila diperlukan dapat dilakukan test yang disaksikan oleh pemilik
pekerjaan pada workshop pabrik pembuat. Seluruh pompa yang digunakan harus memiliki test
sertifikat dari pabrik pompa sesuai dengan standar yang berlaku.
319
Penyedia Barang /Jasa harus menyusun laporan pemasangan termasuk gambar instalasi
pemasangan yang direkomendasikan, disertai dengan data pompa, hasil uji coba, dan foto-foto
pada setiap tahap pekerjaan (pemasangan).
Uji Pabrikan atau Factory acceptance test (FAT) adalah pengujian penerimaan pabrikan atau
pengujian-pengujian yang dilakukan oleh pabrikan terhadap peralatan baru dan memastikan
berfungsi sesuai pesanan. FAT dilakukan di pabrikan pembuat dan disaksikan oleh perwakilan dari
pembeli dalam hal ini Kontraktor, Penyedia Jasa, dan Team Supervisi agar kulitas barang sesuai
dengan kontrak yang telah disepakati sebelum dikirim ke pemesan. Pelaksanaan pengujian
pabrikan diperlukan untuk mendapatkan data yang akurat dan terpercaya serta untuk mengetahui
performa peralatan agar tidak terjadi permasalahan di lapangan pada saat pemasangan.
Tingkat kesalahan dalam akurasi data harus dalam toleransi dan fluktuasi yang dibuat oleh pabrikan
dan SNI.
Semua mesin-mesin berikut perlengkapannya harus diperiksa dan dites di pabrik sebelum
dikirim. Setelah pemasangan mesin-mesin selesai, Kontraktor harus mengetes ulang di
lapangan/di lokasi. Semua tes harus mendapat persetujuan direksi/tenaga ahli, Kontraktor harus
bertanggung jawab tentang tes dilokasi, dan harus dapat memperlihatkan kefungsian masing-
masing peralatan pada direksi/tenaga ahli. Direksi/tenaga ahli harus diperbolehkan untuk
memeriksa semua peralatan/mesin-mesin pada saat dites. Sertifikat kalibrasi
instrumen/alat-alat ukur yang dipakai dalam pengetesan ini harus mendapat persetujuan dari
direksi/tenaga ahli. Jika selama tes di pabrik dan di lokasi, terdapat cacat maka Kontraktor
harus mengganti komponen yang cacat tersebut dan mengetes ulang.
Menunjukkan standar yang digunakan sebagai acuan dan syarat penerimaan hasil tes dan
inspeksi, contohnya :
JIS 8302 – 1990 Tentang cara pengukuran kapasitas dengan menggunakan Pengukur
kapasitas jenis elektromagnetik.
JIS 8301 – 2000, tentang cara dan metoda pengetesan untuk pompa rotodinamik
grade 1 & 2
SNI 7518:2009 Tentang cara uji pompa grade 1 & 2.
dll
Pengetesan atau uji pabrik meliputi kondisi berikut ini:
Semua pompa digerakkan oleh motor listrik.
Prosedur tes harus mendapat persetujuan dari Direksi/Tenaga Ahli. Menyiapkan blangko
pengetesan seperti contoh
320
Semua pompa dan panel harus dites pada 4 atau lebih kondisi kerja, yaitu:
- Kapasitas nol
- Kapasitas nominal
- Kapasitas maksimal yang diperbolehkan
- Kapasitas minimal yang diperbolehkan
d. Karakteristik masing-masing pompa yang harus meliputi:
- Kapasitas aliran air (debit)
- Head
- Kecepatan aliran
- Efisiensi
- Daya listrik yang diserap (Ampere, Voltage, dan Freqwensi)
- NPSH
- Temperatur
- Getaran
A. Metoda inspeksi
Inspeksi visual dilakukan untuk mengetahui kondisi struktur dan dimensi dari pompa
apakan sesuai dengan gambar yang diberikan
B. Syarat penerimaan
Kapasitas pada tinggi tekan yang diminta tidak boleh kurang dari spesifikasi, dan daya
yang diminta tidak boleh lebih pada kapasitas yang diminta.
Jika kualitas dan kuantitas hasil pengujian pabrik telah memuaskan pihak Pemberi Tugas
dalam segala aspek yang sesuai dengan spesifikasi, maka Direksi akan mengeluarkan berita
acara penerimaan hasil pengetesan dan barang bisa didatangkan ke lokasi untuk selanjutnya
dilakukan pengetesan di lapangan. sesuai dengan ketentuan yang dinyatakan di dalam
Kontrak dan Dokumen.
321
G.1 UMUM
Kontraktor harus menyediakan semua tenaga kerja, bahan, peralatan dan biaya yang diperlukan
untuk memasang dan melengkapi pekerjaan mekanikal seperti yang ditunjukkan dalam Gambar
dan/atau sebagaimana ditentukan oleh spesifikasi.
Pekerjaan mekanikal yang dimaksud oleh spesifikasi ini adalah pekerjaan-pekerjaan mekanikal
yang harus sesuai dalam segala hal untuk pelayanan yang tertera dalam Pekerjaan. Kontraktor
wajib menyediakan semua tenaga kerja, bahan dan peralatan, dan melakukan pekerjaan yang
tersirat sebagai hal yang berkaitan dengan Pekerjaan tanpa biaya tambahan.
m3 harus terdapat pada alat pengukur dengan angka yang ditampilkan. Water meter dan Data
Logger dalam satu produk pabrikan
Penyedia Barang /Jasa harus menyusun laporan pemasangan termasuk gambar instalasi
pemasangan yang direkomendasikan, disertai dengan data Electromagnetic Flowmeter dan Data
Logger, hasil uji coba, dan foto-foto pada setiap tahap pekerjaan (pemasangan).
G.6. PEMBAYARAN
Kuantitas pekerjaan Electromagnetic Flowmeter dan Data Logger akan ditentukan sebagaimana
disyaratkan di atas, akan dibayar pada Harga Penawaran per satuan unit untuk Mata Pembayaran
yang terdaftar dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga dan pembayaran ini harus dianggap
sebagai kompensasi penuh untuk pemasokan, fabrikasi dan pemasangan bahan, termasuk semua
tenaga kerja, peralatan, perkakas, pengujian dan biaya tambahan lainnya yang diperlukan atau
biasa untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana mestinya dalam Seksi ini.
Total seluruh pembayaran tidak boleh lebih besar dari harga satuan yang terdapat dalam Daftar
Kuantitas dan Harga
Untuk pekerjaan pengetesan dan commisioning dilakukan oleh Penyedia Jasa. Semua biaya
ditanggung oleh Penyedia Jasa.