A. SYARAT-SYARAT UMUM
1. Umum
Pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia jasa dimulai sejak diterimanya Surat Perintah Mulai
Kerja dari Pengguna Jasa dengan mengacu pada ketentuan dokumen kontrak, spesifikasi teknik, serta
ketentuan lain yang di keluarkan oleh Pengguna Jasa pada saat pelaksanaan pekerjaan mulai berjalan.
Penyedia jasa memilik tanggung jawab penuh atas kualitas dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan
terhitung sejak SPMK diterima hingga serah terima akhir. Penyedia Jasa juga memiliki kewajiban serta
tanggung jawab menanggung segala resiko yang dibebankan kepada Pengguna Jasa atas tuntutan yang
berasal dari pihak ketiga baik berupa tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan, kerugian, denda,
gugatan atau tuntutan hukum, proses pemeriksaan hukum, dan biaya yang dikenakan terhadap Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) beserta instansinya yang melekat pada barang, bahan dan jasa yang digunakan atau
disediakan oleh Penyedia Jasa hingga umur konstruksi tercapai.
2. Lokasi Kerja
Secara administrasi lokasi pekerjaan berada di Kampung Raja Kecamatan Bendahara Kabupaten Aceh
Tamiang Propinsi Aceh.
Jalan akses menuju lokasi kerja ialah menggunakan akses darat dimana penyedia bebas menentukan alur
jalan mana yang memiliki jarak terdekat, efektif dan efisien menuju lokasi proyek. Penyedia Jasa wajib
melaksanakan semua peraturan dan prosedur hukum yang berlaku berkaitan dengan penggunaan jalan,
seperti perizinan dengan pihak-pihak terkait, rambu-rambu lalu lintas, kapasitas kelas jalan yang akan
dilewati, aktifitas masyarakat pengguna jalan dan bertanggung jawab atas kerusakan akibat penggunaan
tersebut.
1
Jalur akses yang digunakan oleh Penyedia Jasa harus dilaporkan kepada Pengawas
Pekerjaan/Konsultan Supervisi dan diketahui oleh Direksi Pekerjaan. Pengguna Jasa tidak bertanggung
jawab atas pemeliharaan jalan masuk atau kerusakan bangunan yang timbul selama pelaksanaan pekerjaan
yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa. Apabila Penyedia Jasa membutuhkan jalan lain yang tidak ditentukan
oleh Konsultan Supervisi dan Direksi, maka segala resiko dan pembebanan biaya ditanggung sendiri oleh
Penyedia Jasa atas tanpa mempengaruhi nilai kontrak yang telah disepakati.
5. Standar
Standar pedoman yang digunakan selama masa pelaksanaan pekerjaan konstruksi adalah mengacu pada
Standar Nasional Indonesia (SNI) atau standar lain yang secara substansi setara atau lebih tinggi dari
standar nasional. Untuk standar Analisa perhitungan mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2022 Tentang Pedoman Penyusunan Perkiraan
Biaya Pekerjaan Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Apabila terdapat pasal-pasal pekerjaan yang tidak ada dalam Standar Indonesia, maka penggunaan atas
semua bahan dan mutu pekerjaan harus memiliki kualitas bahan yang baik berdasarkan persetujuan
Pengawas Pekerjaan (Konsultan Supervisi) dan diketahui oleh Direksi Pekerjaan. Perbedaan standar
yang disyaratkan dan yang diajukan oleh Penyedia Jasa kepada Pengawas Pekerjaan (Konsutan
Supervisi) harus dijelaskan secara tertulis kepada Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan, sekurang-
kurangnya 8 (delapan) hari sebelum Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan menetapkan persetujuan
terhadap pekerjaan yang akan dilaksanakan.
a. Umum
Penyedia Jasa harus menyediakan semua bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk
penyelesaian pekerjaan yang tercantum dalam kontrak, semua bahan dan perlengkapan yang
merupakan bagian dari pekerjaan harus baru dan sesuai dengan standar yang diberikan dalam
spesifikasi atau standar dalam Spesifikasi Umum. Bila penyedia jasa dala m
mengusulkan penyediaan bahan dan perlengkapan tidak sesuai dengan suatu standar seperti
tersebut di atas, maka penyedia jasa harus segera memberitahukan kepada Konsultan Supervisi
untuk mendapatkan persetujuan serta diketahui oleh Direksi Pekerjaan.
b. Perlengkapan Konstruksi
Penyedia jasa harus segera menyediakan semua perlengkapan konstruksi yang diperlukan dalam
pelaksanaan dalam jumlah yang cukup. Apabila Konsultan Supervisi dan Direksi
memandang belum sesuai dengan Kontrak, maka penyedia jasa harus segera memenuhi
kekurangannya, dalam penyediaan semua perlengkapan dan peralatan harus lengkap dengan spare
parts yang cukup dan memeliharanya agar pekerjaan dapat dikerjakan dengan lancar dan baik.
c. Bahan Pengganti
Penyedia jasa harus mendatangkan bahan yang ditentukan, bila bahan tersebut tidak tersedia di
pasaran maka dapat digunakan bahan pengganti dengan mendapat ijin tertulis dari
Konsultan Supervisi dan diketahui oleh Direksi Pekerjaan. Harga satuan dalam volume pekerjaan tidak
akan disesuaikan dengan adanya pertambahan harga antara bahan yang ditentukan dengan bahan
pengganti.
d. Pemeriksaan Bahan Dan Perlengkapan
Perlengkapan dan bahan dari penyedia jasa akan dilakukan pemeriksaan sesuai dengan
ketentuan dalam Kontrak oleh Pengawas Pekerjaan dan diketahui oleh Direksi Pekerjaan:
i. Tempat produksi dan pembuatan
ii. Lapangan
Penyedia jasa harus memberikan informasi yang jelas menyangkut perlengkapan dan bahan
kepada pengguna jasa sesuai permintaan untuk tujuan pemeriksaan, dengan tidak mengurangi
tanggung jawab penyedia jasa untuk menyediakan perlengkapan dan bahan sesuai dengan
spesifikasi.
e. Spesifikasi, Sertifikat uji dan Data Yang Harus Disediakan Oleh Penyedia Jasa
Untuk mendapatkan persetujuan mobilisasi ke lokasi pekerjaan, terlebih dahulu Penyedia jasa
wajib memberikan informasi teknis kepada Konsultan Supervisi dan Direksi terkait spesifikasi
teknis seperti Sertifikat uji atau data teknis lainnya pada bahan, material, perlengkapan atau
peralatan yang digunakan. Persetujuan spesifikasi atas brosur dan data teknis yang diajukan,
tidak meringgankan penyedia jasa dari tanggung jawabnya dalam memenuhi kualitas sesuai
spesifikasi di dalam Kontrak.
Pembebanan biaya atas penyediaan bahan dan perlengkapan sudah termasuk ke dalam biaya overhead
pada analisa harga satuan pekerjaan.
Diharapakan dengan komunikasi yang baik akan membangun rasa pengertian serta kesadaran seluruh
pihak mendukung proses pelaksanaan pekerjaan. Tidak ada pembayaran tambahan, dan dalam hal ini
semua biaya sudah termasuk dalam biaya overhead pada analisa harga satuan pekerjaan.
8. Keamanan dan Pemeriksaan
1. Umum
Semua keamanan dan pemeriksaan yang menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa selama
pelaksanaan pekerjaan antara lain kesehatan, pembersihan lapangan, pembuatan pagar kerja,
keamanan bahan material, peralatan dan perlengkapan kerja hingga pencegahan kebakaran,
dibuat dan dipelihara oleh penyedia jasa berdasarkan anggaran biaya yang tersedia dan
atau biaya sendiri. Bertanggung jawab terhadap atas semua aspek keamanan dan kesehatan kerja
dengan susunan tata tertib organisasi yang disampaikan kepada Pegawas Pekerjaan (Konsultan
Supervisi) dan Direksi Pekerjaan. Tidak ada pembayaran tambahan dalam hal ini, semua biaya
sudah termasuk dalam harga Kontrak.
2. Sistim Pengawasan Keamanan
Penyedia jasa wajib mengatur dan memperhitungkan sistem pengawasan keamanan dan keadaan
organisasinya selama pelaksanaan pekerjaan. Sistim pengawasan keamanan harus dilaksanakan sesuai
dengan program yang disetujui dan berpegang pada hukum/peraturan yang berlaku di
Indonesia. Tidak ada pembayaran tambahan dalam hal ini, semua biaya sudah termasuk
dalam harga Kontrak.
a. Peraturan Kesehatan
Penyedia jasa harus mengusahakan lapangan kerja dalam keadaan bersih dan keadaan sehat
serta memperlengkapi/memelihara kemudahan untuk penggunaan tenaga yang dipekerjakan pada
suatu tempat yang telah disetujui oleh Konsultan Supervisi dan mengetahui Direksi dan oleh
penguasa setempat. Penyedia jasa hendaknya juga membuat pengumuman dan mengambil
langkah-langkah pencegahan yang perlu untuk menjaga agar lapangan kerja tetap bersih.
b. Audit oleh Pengguna Jasa
Sesuai dengan kewenangannya, Pengguna Jasa berhak melakukan audit dalam kaitannya
dengan:
i. Biaya yang dikeluarkan sebagai akibat dari pemutusan kontrak yang telah di
atur dalamSyarat-Syarat Umum Kontrak, tentang Penghentian dan Pemutusan
Kontrak.
ii. Biaya-biaya lainnya yang di klaim Penyedia Jasa dan tidak tercakup dalam Kontrak.
Penyedia Jasa wajib menyimpan dan menjaga dokumen akuntansi yang berkaitan dengan 2 (dua) hal
di atas.
a) Penyingkiran bahan dari lapangan yang menurut Pengawas Pekerjaan (konsultan supervisi) dan
Direksi Pekerjaan tidak sesuai dengan pekerjaan / Kontrak;
b) Penyingkiran dan pelaksanaan ulang suatu pekerjaan atau bagian dari padanya, yang bahan atau
mutu pekerjaannya menurut pendapat Pengawas Pekerjaan (Konsultan Supervisi) dan Direksi
Pekerjaan tidak sesuai dengan Kontrak, meskipun sebelumnya telah dilakukan pengujian, atau telah
dilakukan pembayaran angsuran, untuk pekerjaan atau bagian pekerjaan tersebut. Apabila
dalam pengujian akhir membuktikan atau menunjukkan adanya kesalahan.
c) Dalam hal terjadi kelalaian penyedia jasa dalam melaksanakan hal tersebut diatas, maka pengguna
jasa berhak mempekerjakan orang lain untuk melaksanakan perintah tersebut. Semua pengeluaran
sebagai konsekuensinya atau pertambahan biayanya harus ditanggung oleh penyedia jasa, dan
pengguna jasa dapat menahan pembayaran uang yang menjadi hak penyedia jasa, sampai penyedia jasa
membayar pengeluaran tersebut.
4. Perbaikan Mendesak
Apabila sebagai akibat dari kecelakaan, atau kegagalan, atau peristiwa lain yang timbul
sehubungan dengan pekerjaan, atau bagian dari pekerjaan, baik selama pelaksanaan pekerjaan maupun
selama masa Pemeliharaan, menurut pendapat Pengawas Pekerjaan (Konsultan Supervisi) dan Direksi
Pekerjaan diperlukan penanggulangan segera, pembuatan pekerjaan lain atau perbaikan yang sifatnya
mendesak untuk pengamanan, maka penyedia jasa wajib melaksanakan instruksi tersebut yang secara
tertulis dikeluarkan oleh Pengawas Pekerjaan (Konsultan Supervisi) dan diketahui oleh Direksi
Pekerjaan. Apabila penyedia jasa tidak sanggup atau tidak bersedia dengan segera melaksanakan pekerjaan
atau perbaikan tersebut, pengguna jasa dapat mempekerjakan atau membayar pihak ketiga atau
pekerja - pekerjanya sendiri dengan Tidak ada pembayaran tambahan dalam pekerjaan ini, semua
biaya sudah termasuk dalam perhitungan overhead dan Keuntungan penyedia jasa.
B. SYARAT-SYARAT TEKNIS
1. Pekerjaan Persiapan
1.1. Pekerjaan Persiapan
a) Papan Proyek
i. Penyedia jasa harus membuat, memasang dan memelihara minimal 1 (satu) buah
papan proyek di Lokasi Pekerjaan. Papan tanda proyek harus menunjukkan dan memuat
nama pengguna jasa pekerjaan/proyek, nama penyedia jasanya, nama proyek,
perkiraan jumlah hari pelaksanaan, dan sumber pendanaan.
ii. Lokasi pemasangan ditentukan bersama Konsultan Supervisi dan Direksi
Pekerjaan dalam jangka waktu maksimal 14 (empat belas) hari kalender sebelum mulai
pelaksanaan pekerjaan. Jika pekerjaan telah selesai dan telah diserahterimakan, maka
papan nama proyek harus dicabut oleh penyedia jasa.
d) Dokumentasi
Semua kegiatan dilapangan harus didokumentasikan dengan lengkap dan dibuatkan album foto
disertai keterangan item pekerjaan, dan penjelasan foto. Untuk setiap item pekerjaan disusun
berdasarkan waktu sebelum pelaksanaan, pada saat pelaksanaan dan setelah selesai dilaksanakan,
dimana arah pengambilan melalui satu titik yang sama. Penyedia Jasa Konstruksi harus
menyerahkan kepada Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan foto-foto yang dibuat oleh
tukang foto yang berpengalaman. Foto-foto harus berwarna dan ditujukan sebagai
laporan/pencatatan tentang pelaksanaan yaitu pada awal pertengahan dan akhir suatu bagian
tertentu dari pekerjaan yang diperintahkan oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
Berita Acara Pembayaran dan Laporan Bulanan harus dilengkapi dengan suatu set pilihan foto-foto
yang bersangkutan dengan periode tersebut. Juga pada akhir pelaksanaan Kontrak, maka foto-foto
harus diserahkan kepada Konsultan Supervisi dan Direksi dalam album-album dengan posisi yang
beraturan.. Tiap obyek harus lengkap tahapnya yakni 0 % atau sebelum dikerjakan, 50 % atau
sedang dikerjakan dan 100 % atau selesai dikerjakan dan ditempelkan pada satu halaman. Semua
album menjadi milik Pemberi Tugas dan tanpa ijinnya tidak boleh diberikan/dipinjamkan
kepada siapapun.
e) Pembersihan lokasi
Sebelum pekerjaan dimulai, penyedia jasa wajib melakukan pembersihan daerah kerja dari
pepohonan, semak belukar, sampah, sisa-sisa bangunan, akar-akar pohon dan atau material lain
yang berada di area kerja berdasarkan petunjuk Pengawas Pekerjaan (Ko nsultan Supervisi)
f) Pengukuran Lapangan
i. Tanda dasar proyek merupakan Bench Mark yang terletak berdekatan dengan lokasi
pekerjaan. Ketinggian dari Bench Mark ini adalah didasarkan pada titik tetap utama. Bench
Mark yang lain dan titik referensi yang terlihat pada gambar yang diberikan
kepada penyedia jasa sebagai referensi.
Sebelum menggunakan suatu Bench Mark dan titik referensi kecuali Bench Mark
dasar untuk setting out pekerjaan, penyedia jasa perlu melakukan pengukuran
pemeriksaan untuk kepuasan sendiri atas ketelitiannya. Pengguna Jasa tidak akan
bertanggung jawab atas ketelitian Bench Mark yang lain begitu juga dengan titik
referensinya. Penyedia jasa perlu mendirikan Bench Mark tambahan sementara untuk
kemudahannya. Setiap Bench Mark sementara yang didirikan oleh penyedia jasa,
merupakan titik rencana yang dibuat dan telah mendapat persetujuan Pengawas
Pekerjaan (Konsultan Supervisi) diketahui oleh Direksi Pekerjaan.
ii. Permukaan Tanah yang digunakan untuk tujuan pengukuran lapangan adalah permukaan
tanah asli. Apabila terjadi keraguan atas kebenaran hasil pengukuran elevasi muka tanah,
maka sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) hari sebelum mulai bekerja penyedia jasa wajib
memberitahukan kepada Pengawas Pekerjaan (Konsultan Supervisi) dan Direksi
Pekerjaan secara tertulis untuk mengajukan pengukuran elevasi profil muka tanah
kembali.
iii. Penyedia jasa bersama-sama dengan Pengawas Pekerjaan (Konsultan Supervisi) dan
diketahui oleh Direksi Pekerjaan dapat menggunakan hasil pemeriksaan setting -out
sebagai dasar penentuan kemajuan hasil kerja untuk proses pembayaran.
iv. Setting out/pengukuran harus diperiksa dan disetujui oleh Pengawas Pekerjaan
(Konsultan Supervisi) dan diketahui Direksi Pekerjaan dengan memasang patok ukur yang
dilakukan dengan ketinggian yang cukup, simetris, presisi, dapat juga disertai dengan
penyangga, cetakan profil dan lain-lain yang diperlukan untuk pemeriksaan setting out
pengukuran kemajuan pekerjaan.
v. Penyedia wajib menyediakan alat ukur, seperti: water pass atau Total Station dan rambu ukur
untuk pengukuran awal, pengukuran selama pelaksanaan dan pengukuran akhir
pekerjaan. Biaya pengukuran sudah termasuk dalam biaya umum dan keuntungan.
Pengukuran harus memenuhi hal-hal dibawah ini:
- Kedudukan dan ketinggian peil referensi ditetapkan oleh Pengawas Pekerjaan
(Konsultan supervisi) diketahui oleh Direksi Pekerjaan. Pengukuran detail seluruh
bangunan harus dilaksanakan dengan teliti dan sesuai dengan yang tercantum
dalam gambar bestek.
- Titik referensi ditentukan berdasarkan BM yang ada atau titik referensi lokal yang
sebelumnya mendapat persetujuan Pengawas Pekerjaan (Konsultan Supervisi).
- Uitzet yang dilaksanakan oleh penyedia jasa dan harus disetujui Pengawas
Pekerjaan (Konsultan Supervisi).
- Titik tetap bantu harus disiapkan oleh penyedia jasa untuk dipakai sebagai titik
utama dalam pelaksanaan dan pemeriksaan. Titik tetap bantu tidak boleh berubah
kedudukannya maupun ketinggiannya dan harus jelas dan dicat merah agar mudah
dilihat.
i. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat ukur dimana sebelum digunakan harus dapat
persetujuan dari Pengawas Pekerjaan (Konsultan Supervisi).
- Pengukuran awal mencakup:
Pengukuran profil memanjang, dengan jarak patok ke patok 10 meter untuk
bagian yang lurus, dan 5 s/d 10 meter untuk tikungan atau disesuaikan dengan
keadaan lapangan.
Pengukuran profil melintang dilaksanakan selebar dimensi ditambah 5 s/d 10
meter di kiri kanan saluran.
Titik tetap bantu tersebut terdiri dari kayu keras dengan ukuran 5/10 cm atau
diameter 10 cm dengan tinggi 50 cm di atas permukaan tanah.
c) Personil K3 yang dimiliki oleh penyedia jasa harus mengindentifikasi bahaya dari setiap
jenis proses atau tahapan kegiatan pekerjaan konstruksi, dan menetapkan spesifikasi
proses/kegiatan yang harus dilakukaan oleh penyedia.
d) Setiap jenis proses/kegiatan harus dilengkapi dengan prosedur kerja, sistem
perlindungan terhadap pekerja, perlengkapan pengamanan, rambu-rambu peringatan, dan
kewajiban pekerja menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai dengan potensi bahaya
pada proses tersebut.
e) Setiap proses/kegiatan yang berbahaya harus melalui prosedur izin kerja terlebih dahulu
dari penanggung jawab proses dan Ahli K3.
f) Setiap proses dan pekerjaan hanya boleh dilakukan oleh tenaga kerja dan/atau operator yang
telah terlatih dan telah mempunyai kompetensi untuk melaksanakan jenis pekerjaan/tugasnya,
termasuk kompetensi melaksanakan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai
pada jenis pekerjaan/tugasnya tersebut.
g) Persyaratan teknis yang harus dipenuhi penyedia dalam menyusun dan menggunakan
metode kerja dapat meliputi penggunaan alat utama dan alat bantu, perkakas, material dan
konstruksi sementara dengan urutan kerja yang sistematis, guna mempermudah pekerja
dan operator bekerja dan dapat melindungi pekerja, alat dan material dari bahaya dan
risiko kegagalan konstruksi dan kecelakaan kerja.
h) etiap identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko, sebelum diterapkan
harus ditinjau dan dievaluasi keandalan dan ketepatannya oleh Ahli K3 Konstruksi.
i) Penyedia jasa harus melengkapi kebutuhan K3 sesuai peraturan Menteri Pekerjaan
Umumdan Perumahan Rakyat Nomor : 10/PRT/M/2021 tentang Pedoman Sistem
manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
Perhitungan pembebanan biaya yang tidak terakomodir berdasarkan ketentuan harga pekerjaan
persiapan, akan dibebankan ke dalam perhitungan biaya overhead pada analisa harga satuan pekerjaan.
3. Pekerjaan Tanah
3.1. Galian tanah dengan alat
Pekerjaan galian dengan alat yang dimaksud adalah galian tanah dengan menggunakan alat berat
excavator dengan spesifikasi alat standart arm dan capacity bucket minimal setara dengan 0,9
m3. sesuai kontrak serta pengangkutan ke daerah buangan yang telah disepakati untuk tempat
pembuangan akhir atau sementara.
Metode pekerjaan dapat berubah sesuai dengan kondisi lapangan dengan persetujuan
Pengawas
Pekerjaan (Konsultan Supervisi). Pekerjaan galian harus dilaksanakan sesuai dengan
gambar pelaksanaan serta petunjuk Pengawas Pekerjaan (Konsultan Supervisi) dengan
ketentuan sebagai berikut:
a) Pelaksanaan galian dapat dimulai setelah pekerjaan pendahuluan berupa pengukuran
dan pemasangan patok-patok, dan tebas pembersihan atau tebas tebang dilaksanakan;
b) Pembuatan dimensi bangunan (lebar dan tinggi) disesuaikan dengan gambar rencana;
c) Tanah hasil galian dapat dipakai sebagai timbunan tanah sebagaimana yang di instruksikan
Pengawas Pekerjaan (Konsultan Supervisi) dan Direksi Pekerjaan;
d) Perhitungan volume pekerjaan ditentukan berdasarkan gambar rencana dikurangi
pengukuran awal (uitzetten);
e) Jenis alat yang digunakan untuk pekerjaan galian adalah excavator (standard arm)
dengan capacity bucket minimal setara dengan 0,9 m3.
f) Pada saat kondisi tertentu dimana tiba-tiba diperlukan alat excvator dengan klasifikasi alat
jenis (long arm) untuk digunakan dalam proses penggalian, atas perintah dan Persetujuan
Pengawas Pekerjaan (Konsultan Supervisi), maka penyedia jasa diharapkan mampu
mendatangkan alat tersebut di lokasi pekerjaan. Hasil perhitungan volume pekerjaan yang di buat
oleh Penyedia jasa konstruksi diserahkan kepada Pengawas Pekerjaan (Konsultan Supervisi)
untuk diperiksa dan disetujui sebelum diserahkan kepada PPK sebagai laporan pertanggung
jawaban.
4. Pekerjaan Pemancangan
4.1. Pengadaan Tiang Pancang Steel Sheet Pile Baja
a) Prosedur pengadaan Tiang Pancang Steel Sheet Pile dilakukan menyesuaikan kebutuhan
lapangan dan atas izin persetujuan Pengawas Pekerjaan, diketahui Direksi Pekerjaan;
b) Jenis tiang pancang yang dibutuhkan adalah Steel Sheet Pile Baja dengan ukuran (400 x 125 x 13
mm)
serta memiliki standar SNI;
c) Harga penawaran yang di ajukan oleh penyedia Jasa merupakan biaya pengadaan
Tiang Pancang Steel Sheet Pile Baja dari tempat produksi hingga barang tiba di titik lokasi
pelaksanaan pekerjaan;
d) Biaya Mobilisasi tiang pancang dalam pelaksanaan pekerjaan pengadaan Tiang Pancang
Steel Sheet Pile sepenuhnya menjadi tanggung jawab penuh pihak penyedia jasa.
5. Pekerjaan Beton
Lingkup prosedur pelaksanaan pekerjaan struktur oleh penyedia jasa antara lain adalah;
5.1. Beton K-250
a) Semua pekerjaan beton yang digunakan untuk konstruksi bangunan harus sesuai
dengan spesifikasi dan kualitas mutu pekerjaan beton AHSP Peraturan menteri PUPR Nomor 1
Tahun 2022
Tentang Pedoman Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat. Semen dan agregat yang akan di pergunakan sebagai bahan campuran
pembuatan beton, terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Pengawas Pekerjaan
(Konsultan Supervisi) dan diketahui Direksi Pekerjaan sebelum dilaksanakan
pengecoran;
b) Harga satuan penawaran pada daftar harga penawaran untuk setiap uraian pekerjaan
yang mencakup semen, sudah termasuk harga pembelian, transportasi, pengiriman, penanganan,
penyimpanan, sampai semen menjadi beton. Tidak ada pembayaran tambahan untuk semen yang
tersisa, terbuang, rusak pada waktu memuat, membongkar dan menyimpan.
c) Mutu beton
i. Mutu beton harus sesuai dengan mutu yang diminta dalam Bill of Quantity dan penyedia
jasa melampirkan hasil uji mutu beton dari vendor penyedia;
ii. Mutu beton harus mengacu pada SNI;
i. Sebelum pengecoran di mulai, penyedia jasa wajib terlebih dahulu melakukan
uji laboratorium dan mendapat persetujuan Pengawas Pekerjaan (Konsultan Supervisi) dan
diketahui Direksi Pekerjaan sebelum dilaksanakan pengecoran;
ii. Penyedia Jasa dilarang melaksanakan pengecoran beton tanpa persetujuan tertulis dari
Pengguna Jasa atau pada kondisi tidak ada wakil pengguna jasa yang mengetahhui
secara langsung proses pelaksanaan pengecoran di lapangan;
iii. Untuk mendapatkan hasil pengecoran yang sempurna, agregat pada beton perlu
dipadatkan sehingga diperoleh lapisan beton yang padat, menyatu dengan sempurna.
iv. Pemadatan dilakukan dengan cara manual menggunakan kayu cerocok atau pada saat
kondisi tertentu dapat menggunakan alat bantu getar (vibrator);
v. Dalam kondisi tertentu seperti musim penghujan atau keadaan mendesak, untuk
mempercepat proses pengerasan pada beton, maka penyedia jasa diperkenankan untuk
menambahkan zat aditiv sebagai upaya percepatan pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
d) Pengujian Campuran
i. Pengujian Untuk Kelayakan (Workability)
Satu pengujian "slump", atau lebih sebagaimana yang diperintahkan oleh PenggunaJasa,
harus dilaksanakan pada pencampuran beton yang dihasilkan. Pengujian dianggap telah
dilaksanakan apabila salah satu dari unsur Pengawas Pekerjaan (Kosultan Supervisi) secara
langsung mengetahui hasil pengujian tersebut. Nilai slump pada setiap campuran tidak boleh
berada diluar rentang nilai slump (± 2 cm) yang disyaratkan .
ii. Pengujian Kuat Tekan
- Pengujian kuat tekan dilakukan untuk kegiatan pengecoran yang mencapai
minimum volume pekerjaan 150 M3. Setiap 150 M3 beton harus dibuat 1 set
benda uji yang terdiri dari 3 (tiga) buah benda uji yang dicor terpisah.
- Pengujian kuat tekan dilakukan berdasarkan umur beton yang dicorkan, dengan
ketentuan dimensi benda uji berbentuk silinder dengan diameter 150 mm dan
tinggi 300 mm. Benda uji harus dirawat dan di jaga kualitasnya di laboratorium
hingga waktu pelaksanaan pengujian dilakukan.
- Pengujian dilakukan pada setiap set benda uji berdasarkan klasifikasi umur beton
sesuai tabel Mutu Beton.
- Apabila dalam pengujian kuat tekan benda uji tersebut terdapat perbedaan nilai kuat
tekan yang > 5% antara dua buah benda uji dalam set tersebut, maka benda uji
ketiga dalam set tersebut harus diuji kuat tekannya. Hasil kuat tekan yang
digunakan dalam perhitungan statistik adalah hasil dari 2 buah benda uji yang
berdekatan nilainya.
- Kekuatan beton diterima dengan memuaskan bila fc karakteristik dari benda uji
lebih besar atau sama dengan fc rencana.
- Nilai hasil uji tekan satupun tidak boleh mempunyai nilai di bawah fc’. 20.36 Mpa
- Jika salah satu dari kedua syarat tersebut di atas tidak dipenuhi, maka harus diambil
langkah untuk meningkatkan rata-rata dari hasil uji kuat tekan berikutnya, dan langkah-langkah
lain untuk memastikan bahwa kapasitas daya dukung dari bangunan tidak membahayakan.
f) Besaran biaya yang di ajukan oleh penyedia jasa dianggap telah mengakomodir
seluruh kegiatan item pekerjaan Beton K-250, yang kemudian dihitung ke dalam
analisaharga satuan pekerjaan dan biaya overhead.
5.2. Pembesian
a) Bahan-bahan
i. Diameter dan ukuran besi tulangan harus sesuai dengan gambar design.
ii. Standarisasi besi yang digunakan adalah besi dengan standar SNI yang memiliki
ukuran diameter dan berat besi setara dengan JIS G3112 :
Besi Bulat-Ulir
Diameter (mm) D10 D13 D16 D19 D22 D25 D29 D32
Berat (kg/m) 0,617 1,04 1,58 2,23 2,98 3,85 5,19 6,31
Besi Bulat-Polos
Diameter (mm)
Berat (kg/m) 0,395 0,617 0,888 1,58 2,23 2,98 3,85 4,83 6,31
iii. Kawat ikat dengan kualitas baik sesuai dengan ketentuan yang telah disetujui
oleh pengawas pekerjaan (Konsultan Supervisi).